paparan dan pengukuran epid kesling

22
A. Pendahuluan Lingkungan merupakan tempat berinteraksinya mahluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia dalam melakukan kehidupan sosialnya memerlukan tempat yang nyaman untuk melangsungkan proses sosial tersebut. Hewan dan tumbuhan juga membutuhkan hal yang sama dengan manusia. Untuk itu, lingkungan yang bersih dan nyaman dapat meningkatkan kulalitas kehidupan setiap mahluk di muka bumi ini. Di era modern seperti saat ini, mempertahankan dan menjaga kondisi lingkungan agar tetap dalam konsisi baik merupakan tentangan yang sulit dikarenakan oleh kemajuan teknologi yang semakin pesat. Kemajuan teknologi mengakibatkan kerusakan lingkungan, dimana meningkatnya jumlah bahan-bahan pencemar lingkungan yang menimbulkan berbagai dampak dan resiko yang sangat merugikan, antara lain punahnya spesies, meledaknya jumlah hama, gangguan keseimbangan ekosistem, kesuburan tanah berkurang, keracunan dan penyakit yang semakin meningkat, pemekatan hayati hingga menimbulkan efek rumah kaca. (Andiyani, 2012) Pencemaran lingkungan terjadi diakibatkan oleh sikap orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungan disekitar mereka. Ketidakpedulian mereka menjadikan lingkungan terpapar oleh bahan-bahan pencemar yang 1

Upload: budiman-lasimpala

Post on 09-Jul-2016

46 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

A. Pendahuluan

Lingkungan merupakan tempat berinteraksinya mahluk hidup seperti

manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia dalam melakukan kehidupan

sosialnya memerlukan tempat yang nyaman untuk melangsungkan proses

sosial tersebut. Hewan dan tumbuhan juga membutuhkan hal yang sama

dengan manusia. Untuk itu, lingkungan yang bersih dan nyaman dapat

meningkatkan kulalitas kehidupan setiap mahluk di muka bumi ini.

Di era modern seperti saat ini, mempertahankan dan menjaga kondisi

lingkungan agar tetap dalam konsisi baik merupakan tentangan yang sulit

dikarenakan oleh kemajuan teknologi yang semakin pesat. Kemajuan teknologi

mengakibatkan kerusakan lingkungan, dimana meningkatnya jumlah bahan-

bahan pencemar lingkungan yang menimbulkan berbagai dampak dan resiko

yang sangat merugikan, antara lain punahnya spesies, meledaknya jumlah

hama, gangguan keseimbangan ekosistem, kesuburan tanah berkurang,

keracunan dan penyakit yang semakin meningkat, pemekatan hayati hingga

menimbulkan efek rumah kaca. (Andiyani, 2012)

Pencemaran lingkungan terjadi diakibatkan oleh sikap orang-orang yang

tidak peduli dengan lingkungan disekitar mereka. Ketidakpedulian mereka

menjadikan lingkungan terpapar oleh bahan-bahan pencemar yang hampir

sebagian besar dihasilkan oleh aktivitas manusia. Paparan bahan-bahan

pencemar ke lingkungan mengakibatkan terjadinya pencemaran udara, air dan

tanah. Untuk mengetahui seberapa besar pencemaran lingkungan tersebut

bedampak bagi kelangsungan mahluk hidup khususnya manusia maka

diperlukan adanya pengukuran paparan pencemaran lingkungan. Batasan

terhadap bahan-bahan pencemar di lingkungan sangat diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungan kehidupan.

B. Teori

1. Paparan Pencemaran Lingkungan

Kontaminasi ataupun paparan bahan-bahan berbahaya dapat merusak

kualitas lingkungan baik lingkungan air, udara dan tanah. Paparan yang

1

Page 2: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

berlangsung dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang akan

tetap mempengaruhi kualitas lingkungan dan dapat membahayakan ekosistem

di dalamnnya. Berikut dibawah ini adalah macam-macam paparan yang

mengakibatkan pencemaran lingkungan.

1) Paparan di Lingkungan Udara

Pencemaran udara merupakan konsekuensi dari meningkatnya

berbagai macam industri dan jenis alat transportasi yang berpengaruh

terhadap kualitas udara ambien. Penurunan kualitas udara ambien ditandai

dengan meningkatnya parameter udara yang di keluarkan oleh industri dan

kendaraan bermotor. Gas-gas yang memapar atau mengkontaminasi

lingkungan udara yakni, antara lain adalah sebagai berikut (Setyawati,

2011):

a. Gas Carbon Monoksida (CO)

Karbonmonoksida dapat berasal dari alam dan akibat aktifitas

manusia. Karbonmonoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan,

oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik

alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang

menggunakan bahan bakar bensin. Selain itu asap rokok juga

mengandung CO. Kandungan CO yang melebihi batas akan memberikan

efek negatif bagi kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya dan

lingkungan sekitarnya.

Terhadap kesehatan, gas CO merupakan gas yang berbahaya untuk

tubuh karena daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 240 kali dari daya ikat

CO terhadap O2. Apabila gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan

mulai terjadi gejala antara lain pusing kepala (HbCO 10%), mual dan

sesak nafas (HbCO 20%), gangguan penglihatan dan konsentrasi

menurun (HbCO 30%) tidak sadar, koma (HbCO 40-50%) dan apabila

berlanjut akan dapat menyebabkan kematian. Pada paparan menahun

akan menunjukkan gejala gangguan syaraf, infark otak, infark jantung

dan kematian bayi dalam kandungan.

2

Page 3: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

b. Gas Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfuroksida (SOx) terdiri dari sulfurdioksida (SO2) dan

sulfurtrioksida (SO3). Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar,

sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi

dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfat atau

H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan)

benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses

perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.

Dua pertiga jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan

hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga

bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat

dalam bentuk H2S dan oksida. Pencemaran SOx di udara terutama

berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada kegiatan industri,

transportasi, dan lain sebagainya.

Secara garis besar efek terhadap kesehatan, akan mengganggu alat

pernafasan dan mata. Pada paparan kronis terhadap saluran pernafasan

dapat menyebabkan terjadinya bronchitis, chronic obstructive pulmonary

disease (COPD) dan edema paru. Sedangkan efek terhadap mata adalah

iritasi mata yang bisa menyebabkan keluarnya air mata dan mata menjadi

memerah dan terasa pedas.

Efek terhadap lingkungan dapat dilihat pada atmosfer. Apabila

kadar di atmosfer cukup tinggi dan ada hujan maka kemungkinan akan

terjadi hujan asam yang bersifat lokal. Pada kondisi kelembaban udara

tinggi maka gas SO2 akan bersifat korosive terhadap cat gedung.

c. Gas Nitrogen Dioksida (NO2)

Pencemaran gas NOx di udara terutama berasal dari gas buangan

hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri stasioner

atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami. Yang

menjadi masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan

manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat tertentu.

Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk

3

Page 4: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari

pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan

bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar

emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas,

dan bensin.

Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman

dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi

tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan

pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini

terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan

menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen

sehinggga menjadi gas NO2 (Pohan, 2002). Percobaan pada manusia

menyatakan bahwa kadar NO2 sebsar 250 μg/m3 dan 500 μg/m3 dapat

mengganggu fungsi saluran pernafasan pada penderita asma dan orang

sehat.

Pencemaran oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-

bintik pada permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan

nekrosis (kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu.

Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai

temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis.

Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan, pengaruh yang

membahayakan seperti misalnya meningkatnya kepekaan terhadap

radang saluran pernafasan, dapat terjadi setelah mendapat pajanan

sebesar 100 μg/m3.

d. Ozone (O3)

Penipisan ozon disebabkan penggunaan unsur-unsur yang memiliki

stabilitas yang sangat tinggi berupa zat-zat kimia, unsur-unsur bahan

pendingin seperti: ODS (ozone-depleting substances),

chlorofluorocarbons (CFCs), hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), halons,

methyl bromide, carbon tetrachloride, dan methyl chloroform. Zat

Kloroflorokarbon atau Chlorofluorocarbon (CFC) mengandung klorin

4

Page 5: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

(chlorine), florin (fluorine) dan karbon (carbon). Semua zat tersebut

dihasilkan dari alat-alat rumah tangga yang digunakan sehari-hari

misalnya lemari pendingin, pestisida, kosmetik (hair spray) dan lain

sebagainya.

Evaluasi tentang dampak ozon dan oksidan lainnya terhadap

kesehatan yang dilakukan oleh WHO task group menyatakan pemajanan

oksidan fotokimia pada kadar 200-500 μg/m³ dalam waktu singkat dapat

merusak fungsi paru-paru anak, meningkat frekuensi serangan asma dan

iritasi mata, serta menurunkan kinerja para olaragawan.

Adanya bahan-bahan seperti CFC dan lain sebagainya maka dapat

mengakibatkan penipisian ozon yang merupakan pelindung bumi. Efek

yang terjadi adalah pemanasan global yang dapat mengakibatkan

perubahan iklim, perubahan habitat hidupan liar, kegagalan panen

pertanian, kenaikan muka air laut, mencairnya daerah kutub.

e. Gas HidroCarbon (HC)

Hidrokarbon dapat berasal dari proses industri yang diemisikan ke

udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC

merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara

langsung, sedangkan oksidan fotokimia merupakan polutan sekunder

yang dihasilkan di atmosfir dari hasil reaksi-reaksi yang melibatkan

polutan primer. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran

dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna,

pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 %

berupa HC. Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Gas

tersebut mempunyai sifat garcinogenic yaitu dapat memicu terjadinya

kanker terutama kanker darah.

f. Partikulat

Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan

juga dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas

hidup yang lebih baik. Pencemaran partikel yang berasal dari alam

5

Page 6: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

contohnya adalah Debu tanah/pasir halus yang terbang terbawa oleh

angin kencang.

Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibat

letusan gunung, semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas

bumi di daerah pegunungan, sumber pencemaran partikel akibat ulah

manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batu bara, proses

industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi.

g. Timah Hitam (Pb)

Pencemaran Pb disebabkan oleh pembakaran Pb-alkil sebagai zat

aditif pada bahan bakar kendaraan bermotor. Penambangan dan

peleburan batuan Pb di beberapa wilayah sering menimbulkan masalah

pencemaran. Penggunaan pipa air yang mengandung Pb di rumah tangga

terutama pada daerah yang kesadahan airnya rendah (lunak) dapat

menjadi sumber pemajanan Pb pada manusia. Demikian juga di daerah

dengan banyak rumah tua yang masih menggunakan cat yang

mengandung Pb dapat menjadi sumber pemajanan Pb.

h. Amonia

Gas ammonia merupakan salah satu gas pencemar udara yang

dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme seperti

dalam proses pembuatan kompos, dalam industri peternakan, dan

pengolahan sampah kota. Ammonia juga dapat berasal dari sumber

antrophogenik (akibat aktifitas manusia) seperti industri pupuk urea,

industri asam nitrat dan dari kilang minyak.

2) Paparan di Lingkungan Air

Adapun bahan – bahan pencemar atau komponen pencemar air yang

menyebabkan paparan di lingkungan air antara lain yaitu (Anonim, Tanpa

tahun):

a. Bahan buangan padat/butiran

Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna.

Larutan pekat dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari

ke dalam air, fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen

6

Page 7: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

terlarut berkurang dan akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme

dalam air. Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan

dasar air, menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur

ikan di dasar air, sehingga jumlah ikan berkurang. Pembentukan kolidal

yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan menghalangi sinar

matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen berkurang sehingga

mempengaruhi kehidupan di dalam air.

b. Bahan buangan organik

Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh

mikroorganisme. Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan

tumbuh bakteri patogen yang merugikan. Limbah ini dapat diproses

menjadi pupuk atau kompos

c. Bahan buangan anorganik

Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi

oleh mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan jumlahn ion logam

dalam air. limbah ini berasal dari industri yang melibatkan unsur logam

Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada industri kimia,

elektronika, elektroplating.

Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan

korosi pada alat besi, menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses

seperti tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa penyalur. Ion logam Pb, As,

Hg bersifat racun sehingg air tidak dapat untuk diminum

d. Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik)

Jika bahan mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi

menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk sehingga air

mengandung mikroorganisme dan bakteri patogen.

e. Bahan buangan cairan berminyak

Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air.

jika mengandung senyawa volatil akan menguap. Terdegradasi oleh

mikroorganisme dalam waktu lama. Bahan ini mengganggu karena,

menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air, menghalangi sinar

7

Page 8: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

matahari sehingga fotosintesis terganggu, ikan dipermukaan dan burung

air terganggu (bulu burung lengket dan tidak bisa mengembang, serta air

tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzema

dan senyawa toulena.

f. Bahan buangan zat kimia

i) Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini

menggangu lingkungan karena. menaikan pH air (jika memakai bahan

non-pospat menaikan pH menjadi 10,5-11), bahan antiseptik yang

ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu mikroorganisme,

dan sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.

ii) Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak

dapat/sulit terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun).

Insektisida sering dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga

permukaan air akan tertutupi minyak.

iii) Zat pewarana. Bersifat racun dan cicarcinogenik

(merangsang/penyebab tumbuhnya kanker) dan dapat mempengaruhi

kandungan oksigen dan pH dalam air. zat warna mengandung

senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.

iv) Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk

air minum. Sebagai pengganti Cr untuk bbahan penyamak dipakai

enzym. Bersama lemak dan sisa kulit, enzym akan didegradasi

menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (hasil

peruraian protein dan asam amino). Populasi mikroorganisme akan

bertambah dan memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen

yang berbahaya.

v) Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang

(pertanian, peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan,

industri) akan terbawa air ke lingkungan. Akibat radiasi dapat

merusak sel tubuh dan genetik.

8

Page 9: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

3) Paparan Pencemaran Tanah

Babarapa pemaparan yang dapat terjadi di lingkungan tanah sehingga

menyebabkan sumber penyakit hingga kehilangan kemampuannya dalam

mempertahankan kondisi ekosistem, yaitu antara lain (Hidayati, 2012):

a. Limbah rumah tangga.

Limbah rumah tangga yang paling berpengaruh terhadap tanah

adalah sampah. Tanah yang mengandung sampah diatasnya akan menjadi

tempat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Pencemaran

oleh mikroorganisme dan polutan lainnya dari sampah akan mengurangi

kualitas air tanah.air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat dari

perubahan fisiknya, misalnya bau, warna dan rasa, bahkan terdapat

lapisan minyak. Beberapa jenis sampah seperti plastik dan logam sulit

terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.

b. Limbah pertanian

Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia

pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan penggangu

(herbisida) dapat mencemari tanah.

Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat

bertahan lama di dalam tanah. Residu pestisida dan herbisida

membahayakan kehidupan organisme tanah.

Senyawa organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT

(Dikloro Difenil Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang

sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah

terganggu. Tanah yang tercemar pupuk kimiawi, pestisida, dan herbisida

dapat mencemari sungai karena zat – zat tersebut dapat terbawa air hujan

atau erosi.

Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan tanah

menjadi masam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas

tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya dan akhirnya

mati. Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat

dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan terbawa

9

Page 10: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

oleh air hujan, akhirnya mengendap di tanah. Pemggunaan bahan-bahan

kimiawi secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakn tekstur

tanah, tanah mengeras dan akan retak-retak pada musim kemarau.

c. Pertambangan

Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan

pencemaran tanah. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat

penggunaan merkuri (Hg) dari proses pemisahan emas dari bijinya.

Merkuri tegolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat

mematikan tumbuhan, organisme tanah dan kesehatan manusia.

2. Pengukuran Paparan di Lingkungan

a. Pengukuran paparan di lingkungan udara

Ada atau tidak adanya pencemaran udara dapat diketahui dari hasil

pengukuran berbagai parameter pencemaran yang diperiksa/ diukur secara

rutin oleh berbagai stasion pemantau udara di berbagai wilayah di beberapa

kota besar di Indonesia. Parameter tersebut adalah CO, NOx, SO2,

partikulat, hidrokarbon (HK), dan jelaga. Awalnya stasion sedemikian

direncanakan untuk mengukur secara kontinyu, namun demikian, kerusakan

peralatan dan kurangnya dana, seringkali data kualitas udara menjadi tidak

lengkap.

Selain stasion pemantau udara, industri ada juga yang melakukan

pemantauan diri dan melaporkannya berapa banyak dan zat apa saja yang

dimasukkan ke dalam udara sebagai gas buang. Data ini dapat pula

dimanfaatkan oleh peneliti bila diperlukan, dengan mengingat keunggulan

dan kelemahannya. Pelaporan sedemikian saat ini belum berjalan baik.

Dalam epidemiologi terdapat strategi pengumpulan dan kualitas udara

melalui efek yag terjadi pada kesehatan masyarakat, sebagai berikut

(Setyawati, 2011):

1) Pengukuran zat yang memberi efek iritasi. Perlu dilakukan dengan

resolusi waktu yang tinggi, kosentrasi peak lebih relevan daripada

10

Page 11: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

kosentrasi berbeban waktu (Time Weight Avarage (TWA)

concentration).

2) Pengukuran zat yang bersifat narkotik juga memerlukan resolusi waktu

yang tinggi/ kontinu bila dimungkinkan, terutama bila mengukur

lingkungan kerja, dan kosentrasi zat narkotik tinggi.

3) Agent sistematik, termasuk teratogen, agent yang toksik, merusak hati,

ginjal, system saraf, dan system pembuatan darah, perlu diukur dengan

resolusi waktu, dan mengacu pada waktu luruh biologis (biological half

life) atau metabolit pada organ target. Bagi teratogen, paparan pada

waktu hamil, sangat menentukan terjadinya cacat bawah pada janin dan

bayi.

4) Karsinogen, termasuk mutagen: periode inkubasi sangat lama, bisa

tahunan atau puluhan tahun. Oleh karena itu seringkali penilaian

dilakukan secara retrospektif, dan bersifat kualitatif. Informasi tentang

kosentrasi peak perlu diketahui, karena meyebabkan beban yang berlebih

(overload) pada system detoksikasi, yang berakibat timbulnya metabolit

yang karsinonogenik dan/ atau mutagenik.

5) Agent Pneumoconiosis: rata-rata kosentrasi deposisi bulanan atau

tahunan sangat relevan bagi agent penyakit ini, karena bersifat kronis dan

memerlukan periode inkubasi panjang.

6) Agent asthma, bronkhitis, emfisema; perlu diketahui kosentrasi TWA di

ruang kerja (8 jam) dan di udara ambient (24 jam), sample diambil di

zona pernapasan, dan kosentrasi peak sangat penting dalam penilaian

terhadap penyakit tersebut.

7) Agent dengan efek lebih dari satu misalnya, Benzena: kosentrasi tinggi,

bersifat narkotik; kosentrasi rendah bersifat karsinogenik. Cadmium: Cd-

oksida memberi efek local pada saluran pernapasan, dan efek pada ginjal

dan tulang secara sistemaik. Hg metalik: pada kosentrasi tinggi, setelah

absorpsi, memberi efek langsung pada saluran pernapasan dan otak

(SSP). Bila paparan lama dan kosentrasi rendah akan memberi efek pada

otak saja. Toluen di-iso-sianat (TDI), dan Formaldehida, menimbulkan

11

Page 12: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

iritasi pada paparan jangka pendek, dan kosentrasi tinggi; bila paparan

lama dan kosentrasi rendah, akan menimbulkan sensitasi.\

b. Pengukuran paparan di lingkungan air

1) Pengukuran secara kimiawi

a) Pengukuran BOD

Bahan pencemaran organik contohnya daun, bangkai,

karbohidrat, dan protein akan diuraikan oleh mikroba air. mikroba

memerlukan oksigen untuk menguraikan zat-zat organik tersebut.

Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara

oksigen terlarut pada air sampel setelah air disimpan selama 5 hari

pada suhu 200C. Karenanya BOD ditulis secara lengkap. Oksigen

terlarut awal diibaratkan kadar oksigen kadar oksigen maksimal yang

dapat larut ke dalam air. biasanya kadar oksigen dalam air diperkaya

terlebih dahulu diperkaya terlebih dahulu dengan oksigen agar

maksimal. Setelah disimpan selama 5 hari diperkirakan bakteri telah

berbiak dan menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Maka akan

diperoleh selisih antara oksigen awal dan oksigen akhir (Awan dkk,

2011).

b) Pengukuran pH

Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki

rentang pH 6,5-8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih

rendah dari 6,5 atau lebih dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya

menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan

kondisi air menjadi alkali (basa). Jadi perubahan pH air tergantung

pada macam bahan pencemarannya. pH air dapat diukur dengan

menggunakan kertas lakmus dengan melihat perubahan warna. Atau

dapat diukur dengan menggunakan pH meter (Awan dkk, 2011).

12

Page 13: Paparan Dan Pengukuran Epid Kesling

2) Pengukuran secara biologis

Pengukuran Pencemaran air secara biologis menggunakan hewan-

hewan air sebagai petunjuknya (indikator). Ini disebabkan hewan-hewan

air memiliki kepekaan yang berbeda terhadap bahan pencemar.

Kehadiran atau ketidakhadiran hewan-hewan tersebut dapat dijadikan

petunjuk tingkat pencemaran airnya.

Sebagai contoh Planaria merupakan cacing pipih yang peka

terhadap pencemaran. Cacing tersebut hidup di air yang jernih dan

banyak oksigen. Jika air tercemar, Planaria sulit ditemukan. Jadi Planari

dapat dijadikan indikator biologis tingkat pencemaran air. Jika air sungai

banyak mengandung Planaria berarti air sungai tersebut belum tercemar.

Jika tingkat pencemarannya semakin tinggi, populasi Planaria semakin

mengecil dan akhirnya tidak ditemukan Planaria.

c. Pengukuran paparan di lingkungan tanah

1) Fisik

Secara fisik untuk menunjukan kualitas tanah, antara lain, warna

tanah, kedalaman lapisan tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur

tanah, dan endapan pada tanah. Berebagi polutan dapat menurunkan

sifat-sifat fisik tanah sehingga menurunkan kualitasnya (Riadi, 2014).

2) Kimia

Nilai pH, sanitasi, kandungan senyawa kimia organik, fosfor,

nitrogen, logam berat, dan radioaktif merupakan pengukuran untuk

menentukan tingkat polusi tanah (Riadi, 2014)

3) Biologi

Cacing tanah merupakan salah satu penentu biologi pada

pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah

dapat ,meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah. Populasi cacing

tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, pH, sanitasi, aerasi dan

tekstur tanah (Riadi, 2014).

13