makalah askep blefaritis 08-05-15

34
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu alat indera kita yang sangat berfungsi untuk melihat yaitu indera penglihatan. Salah satu struktur mata ialah kelopak mata, bagian dimana kelopak mata berfungsi sebagai alat pelindung mata yang paling baik. Kelopak mata melindungi mata dengan cara melakukan penutupan mata apabila terjadi rangsangan dari luar, membasahi mata. Otot yang bekerja dalam menggerakkan bola mata adalah Muskular Orbikularis Okuli dan Muskular Levator Palpebra sedangkan kelenjar yang terdapat pada kelopak mata ada dua yaitu kelenjar yang ada didepan (Kelenjar Zeis dan Kelenjar Moll) dan kelenjar yang ada dibelakang (Kelenjar Meibom). Apabila kelopak mata tidak dapat berfungsi dengan baik berarti ada kelainan/masalah pada kelopak mata salah satunya adalah Blefaritis. Blefaritis merupakan radang berat pada kelopak mata yang biasanya terutama pada tepi kelopak dan pangkal bulu mata yang dapat bersifat mudah menular dan tidak menulr, adanya kelainan pada 1

Upload: wahyuoferaharlingharnowo

Post on 18-Dec-2015

315 views

Category:

Documents


79 download

DESCRIPTION

ADS

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGSalah satu alat indera kita yang sangat berfungsi untuk melihat yaitu indera penglihatan. Salah satu struktur mata ialah kelopak mata, bagian dimana kelopak mata berfungsi sebagai alat pelindung mata yang paling baik. Kelopak mata melindungi mata dengan cara melakukan penutupan mata apabila terjadi rangsangan dari luar, membasahi mata. Otot yang bekerja dalam menggerakkan bola mata adalah Muskular Orbikularis Okuli dan Muskular Levator Palpebra sedangkan kelenjar yang terdapat pada kelopak mata ada dua yaitu kelenjar yang ada didepan (Kelenjar Zeis dan Kelenjar Moll) dan kelenjar yang ada dibelakang (Kelenjar Meibom).Apabila kelopak mata tidak dapat berfungsi dengan baik berarti ada kelainan/masalah pada kelopak mata salah satunya adalah Blefaritis. Blefaritis merupakan radang berat pada kelopak mata yang biasanya terutama pada tepi kelopak dan pangkal bulu mata yang dapat bersifat mudah menular dan tidak menulr, adanya kelainan pada kelopak mata sering terdapat pada orang pekerja, orang yang tidak menjaga kebersihan, dan atau alergi. (Suddarth, 2001).Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini karena mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak ditangani dengan serius maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini.

Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5%berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritismenurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadipada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus,sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. Jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka. Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah sehingga terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok. (Potter & Perry, 2005).Disini kelompok merasa tertarik untuk mengangkat masalah ini untuk mengetahui konsep dasar penyakit Blefaritis sehingga akan mempermudah dalam mengaplikasikannya dalam tindakan keperawatan.B. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada kelainan yang terjadi pada mata : Blefaritis

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit blefaritisb. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan keperawatan blefaritisC. Ruang lingkup penulisan

Dalam konsep dasar kelainan pada kelopak mata, terdapat berbagai macam kelainan yang terjadi. Pada makalah ini kelompok hanya akan berfokus pada blefaritis.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif yaitu melalui studi kepustakaan dengan memelajari buku-buku dan sumber lainnya untuk mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan judul makalah ini.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari III bab yang disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II: landasan teoritis yang terdiri dari anatomi fisiologi, konsep dasar penyakit blefaritis, dan asuhan keperawatan blefaritis.BAB III: Kesimpulan dan saranDAFTAR PUSTAKABAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi Fisiologi

Kelompok mata (palpebra) yang terdapat di bagian depan mata, merupakan lipatan muskulofibrosa yang dapat digerakkan (dibuka dan ditutup) untuk melindungi dan meratakan air mata ke permukaan bola mata serta mengontrol banyaknya sinar yang masuk ke dalam bola mata. Palpebra terbentuk dari dua liatan kulit yang mudah bergerak, yaitu dataran kulit di bagian depan dan dataran konjungtiva di bagian belakang. Masing-masing palpebra juga mempunyai pars orbitalis dan pars palpebralis. Palpebra superior pars orbital meluas dari alis untuk menutup bagian atas orbita, dan pars palpebralis yang menutup bagian atas bola mata. Palpebra inferior pars orbital meluas dari pipi untuk menutup bagian bawah bola mata. (Wilson, 2011)Disepanjang tepi kelopak, terdapat banyak kelenjar sebasea, sebagian disertai duktus yang bersambung kefolikel rambut bulu mata dan sebagian bersambung ketepi kelopak mata diantara rambut. Kelenjar tarsal (kelenjar meibomian) adalah kelenjar sebasea yang diubah sedemikian rupa dan melekat pada lempeng tarsal disertai duktus yang bersambung kebagian dalam tepi kelopak mata yang bebas. Kelenjar ini menyekresikan materi minyak yang tersebar dikonjungtiva dengan kedipan, yang memperlambat evaporasi air mata. Fungsi kelopak dan bulu mata adalah melindungi mata dari cedera penutupan refleks kelopak saat konjungtiva atau bulu mata bersentuhan dan saat objek mendekat, atau saat cahaya terang menyinari mata. (refleks kornea) berkedip dengan interval sekitar 3-7 detik untuk menyebarkan air mata dan sekresi minyak disepanjang kornea yang bertujuan mencegah kekeringan. (Wilson, 2011)Terdapat dua otot yang bekerja untuk membuka dan menutup palpebra yaitu muskulus levator palpebra, yang merupakan otot serat melintang (volunter) yang dipersarafi oleh saraf Okulomotorius (N III) dan bekerja untuk menaikan palpebra superior. Otot kedua adalah muskulus orbikularis okuli yang diinervasi oleh saraf fasil (N VII) dan bekerja menutup palpebra. Pars Palpebralis digunakan untuk menutup secara halus dan pars orbital digunakan untuk menutup secara erat (rapat). (Wilson, 2011)Palpebra mempunyai fungsi :

1. Dalam keadaan menutup kelopak mata melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi.

2. Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.

3. Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata.

4. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang terdapat pada permukaan bola mata.B. Konsep Dasar Penyakit Blefaritis1. Pengertian

Blefaritis merupakan inflamasi kronis kelopak mata yang umum terjadi. Kadang dikaikan dengan infeksi stafilokokus kronis. Kondisi ini menyebabkan debris skuamosa, inflamasi tepi kelopak mata, kulit, dan folikel bulu mata (blefaritis anterior). Kelenjar Meibon dapat terkena secara tersendiri (penyakit kelenjar Meibon atau blefaritis posterior) (Bruce James, Chris Chew, Antho Bron. 2005)

Blefaritis merupakan radang berat pada kelopak yang biasanya terutama pada tepi kelopak dan pangkal bulu mata yang dapat bersifat mudah menular dan tidak menular. (Iiyas, 2004).

Blefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo palpebra yang umum. Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi atau elergi terhadap obat kosmetik. Blefaritis dapat berjalan akut atau kronis. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis ataupun keratitis. Umumnya gangguan ini disebabkan oleh seborea (nonuseratif) atau oleh infeksi stafilokokus (ulseratif), atau oleh keduanya. (Tamsuri, 2010).Blefaritis merupakan peradangan bilateral sub akut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra). Ciri khasnya bersifat remisi dan eksaserbasi. Gejala utama berupa iritasi (kemerahan,edema), perasaan seperti terbakar dan gatal pada tepian palpebra disertai pembentukan skuama dan krusta. Kondisi ini makin berat jika klien banyak merokok atau mengerjakan pekerjaan dekat seperti membaca sampai malam atau terlalu lama. (Istiqomah, 2004).

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Blefaritis merupakan inflamasi kelopak mata yang dapat bersifat akut ataupun kronik dengan gejala utama berupa iritasi (kemerahan, edema), perasaan seperti terbakar dan gatal pada tepian palpebra disertai pembentukan skuama dan krusta.

2. Klasifikasi Blefaritis ( Istiqomah, 2004)Blefaritis mempunyai 2 bentuk yaitu :a. Blefaritis UlseratifBlefaritis ulseratif atau stafilokok adalah infeksi yang terjadi pada kelopak mata. Penyebabnya Staphylococcous aureus atau stafilokokus epidermidis. Pada kasus ini bulu mata rontok dan tidak diganti oleh yang baru karena ada destruksi folikel rambut. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata. Jika sisik dilepaskan tampak ulkus-ulkus kecil disepanjang /tepian palpebra. Palpebra merah ( mata bertepi merah). Apabila menetap akan menyebabkan distorsi permanen dan folikel-folikel rambut dan akhirnya akan terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau ke arah bola mata (trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea. Infeksi ini dapat juga timbul oleh karena kesehatan atau kebersihan yang buruk dan malnutrisi.b. Blefaritis SeboreikBlefaritis Seboreik atau non-ulseratif adalah inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata kelenjar bulu mata. Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusporum ovale. Pada kasus ini bulu mata cepat jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut. Pada pangkal bulu mata tidak tampak krusta tetapi didapatkan skuama (sisik berminyak), tidak terjadi ulserasi dan tepian palpebra tidak begitu merah. Seborea/ketombe di kepala, alis mata atau telinga seringkali menyertai blefaritis seboreik. Sering terlihat pada anak-anak dan remaja. Kondisi dapat diperberat dengan menggosok atau mengucek palpebra.3. Etiologi Blefaritis (Iiyas, 2004)Adapun penyebab terjadinya penyakit blefaritis adalah :a. Sering terdapat pada pekerja dan orang yang tidak menjaga kebersihan.b. Radang pada saluran kelenjar meibom.c. Infeksi kuman staphylococ pada tepi kelopak. d. Alergi4 Tanda dan Gejala Blefaritis (Iiyas, 2004)Blefaritis biasanya mengenai kedua bola mata dengan tanda dan gejala a. Mata gatal.b. Mata merah. c. Rasa kelilipand. Mata berair.e. Kerompeng ditepi kelopak .f. Bulu mata rontok. g. Penglihatan kadang-kadang terganggu.5. Patofisiologi ( Istiqomah, 2004)Blefaritis merupakan radang berat pada kelopak mata yang biasanya terutama pada tepi kelopak dan bulu mata yang dapat bersifat mudah menular. Ciri khasnya bersifat remisi dan eksaserbasi. Gejala utama berupa iritasi (kemerahan, edema), persaan seperti terbakar dan gatal pada tepian palpebra disertai pembentukan skuama. Terdapat dua klasifikasi blefaritis ulseratif dan blefaritis seboreik.Blefaritis ulseratif atau stafilokok adalah infeksi yang terjadi pada kelopak mata. Penyebabnya Staphylococcous aureus atau stafilokokus epidermidis. Pada kasus ini bulu mata rontok dan tidak diganti oleh yang baru karena ada destruksi folikel rambut. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata. Jika sisik dilepaskan tampak ulkus-ulkus kecil disepanjang /tepian palpebra. Palpebra merah ( mata bertepi merah). Apabila menetap akan menyebabkan distorsi permanen dan folikel-folikel rambut dan akhirnya akan terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau ke arah bola mata (trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea. Infeksi ini dapat juga timbul oleh karena kesehatan atau kebersihan yang buruk dan malnutrisi.Blefaritis Seboreik atau non-ulseratif adalah inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata kelenjar bulu mata. Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusporum ovale. Pada kasus ini bulu mata cepat jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut. Pada pangkal bulu mata tidak tampak krusta tetapi didapatkan skuama (sisik berminyak), tidak terjadi ulserasi dan tepian palpebra tidak begitu merah. Seborea/ketombe di kepala, alis mata atau telinga seringkali menyertai blefaritis seboreik. Sering terlihat pada anak-anak dan remaja. Kondisi dapat diperberat dengan menggosok atau mengucek palpebra.5. Pathway

6. Pemeriksaan Diagnostik ( Iiyas, 2004)Pemeriksaan dilakukan secara umum dengan menggunakan cara atau alat sebagai berikut :a. Lampu celah (slitlamp)Lampu celah adalah alat yang terutama digunakan dokter mata yang terdiri atas sumber lampu kecil dengan mikroskop. Berguna untuk memeriksa penyakit, kelainan pada kelopak dan bola mata yang tidak dilihat dengan mata keranjangb. Pemeriksaan Digital Biometri Ruler atau DBRDBR adalah alat untuk mengukur panjangnya jaringan yang pada mata digunakan untuk mengukur bola mata dan kelopak mata.Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah ada katarak dan kelainan pada kelopak mata dengan menanamkan lensa intraokuler.7. Penatalaksanaana. Medik Terapi meliputi pembersihan secara cermat setiap hari batas tepi kelopak menggunakan aplikator berujung kapas, syampo niniritatif seperti sympo bayi tidak pedih dimata, air dan gosokan lembut. Dapat diberikan kompres hangat pada kedua mata. Menggunakan teknik aseptik, pasien atau perawat dapat mengangkat kusta dengan waslap dan memeberikan antibiotika dan steroid topikal. Pendidikan pasien merupakan elemen yang penting untuk keberhasilan penanganan rawat jalan ini. (Suddarth, 2001).b. Keperawatan (Iiyas, 2004)Perawatan utama yang harus dilakukan adalah dengan Personal Hygiene Mata yang dilakukan selama 3 x 24 jam dengan cara :1) Perbaiki kebersihan atau hygiene.2) Bersihkan tepi kelopak dengan shampo bayi.3) Kompres hangat4) Beri air mata buatan atau 5) Bersihkan sapu tangan dengan air hangat 6) Tutup mata dan letakan selampai panas pada kelopak selama lima menit7) Ulangi beberapa kali dalam sehari.C. Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gangguan Penglihatan : Blefaritis1. Pengkajian ( Istiqomah, 2004 )a). AnamnesisKlien mengeluh mata lengket terutama pada pagi hari karena banyak sisik atau granulasi, mata terasa panas, gatal pada konjungtiva, tak tahan cahaya (fotopobia), mudah capai bila kerja dekat.b) Pemeriksaan

Pada blefaritis seboreik, terdapat sisik yang berwarna putih, penebalan palpebra yang disertai madarosis. Jika sisik diangkat, terdapat dasar kulit yang tidak begitu merah tetapi tidak terdapat ulserasi. Pada blefaritis ulseratif, terdapat krusta kekuning-kuningan yang melengketkan bulu mata. Jika diangkat terdapat ulkus-ulkus kecil dan mudah berdarah disekeliling bulu mata.2. Diagnosa Keperawatana) Nyeri b.d inflamasi akibat infeksi bakteri.b) Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan visualc) Ansietas b.d gangguan penglihatan, kerusakan kelopak mata .d) Defisit pengetahuan b.d kurang informasi tentang penyakit.

3. Perencanaan Keperawatan

No.Diagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensi dan Rasional

1Nyeri berhubungan dengan inflamasi akibat infeksi bakteriNOC : Pain level and Pain ControlKriteria Hasil :

a. Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri dan mampu menggunakan teknik non farmakologik untuk mengurangi nyeri)b. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi)c. Klien menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangNIC : Pain management1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (PQRST)

Rasional : mengetahui skala nyeri yang dirasakan pasien

2. Kontrol lingkungan pasien yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan

Rasional : memberikan kenyamanan bagi pasien

3. Ajarkan tentang teknik non farmakologik seperti teknik nafas dalam

Rasional : mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan pasien

4. Tingkatkan istirahat

Rasional : manajemen nyeri pasien

5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Rasional : mengevaluasi hasil tindakan dan menentukan intervensi lanjutan

2Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan visualNOC: Risk Control

Kriteria Hasil:

a. klien terbebas dari cidera

b. menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

c. mampu mengenali perubahan status kesehatanNIC:

Environment Management (Manajemen Lingkungan)

1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

Rasional : menghindarkan pasien dari cidera

2. identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik

Rasional : menyesuaikan pengamanan sesuai kondisi pasien

3. menghindarkan lingkungan yang berbahaya

Rasional : menghilangkan faktor bahaya bagi pasien

4. memasang side rail tempat tidur

Rasional : pengaman untuk pasien

5. menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

Rasional : menjaga pasien dari cidera

3.Ansietas berhubungan dengan penglihatan, kerusakan kelopak mataNOC: Anxiety ControlKriteria hasil:a. mampu mengungkapkan gejala dari ansietasb. mengidentifikasi,mengungkapkan dan mendemonstrasikan teknik untuk mengontrol ansietasc. mengungkapkan penurunan atau hilangnya subjek yang menjadi sumber ansietas1. Orientasikan klien pada lingkungan yang baruRasional: Membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan keamanan2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya Rasional: Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi ansietas

3. Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan. Rasional: Mengurangi ansietas klien

4. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

NOC: Kow lwdge : disease process

Kow ledge : health Behavior

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil: Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnyaNIC : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanBlefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo palpebra yang umum. Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi atau elergi terhadap obat kosmetik. Blefaritis dapat berjalan akut atau kronis. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis ataupun keratitis. Umumnya gangguan ini disebabkan oleh seborea (nonuseratif) atau oleh infeksi stafilokokus (ulseratif), atau oleh keduanya. (Tamsuri, 2010).

Kesimpulan kelompok Blefaritis adalah radang pada kelopak mata yang sering mengenai kelopak mata dan tepi kelopak mata. Blefaritis ditandai dengan pembentukkan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang di sukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal di temukan di kulit.

B. Saran

Dengan pembuatan makalah ini di harapkan mahasiswa lebih gampang mempelajari terapan ilmu keperawatan khususnya pada sistem sensori persepsi mengenai Asuhan Keperawatan blefaritis sehingga di harapkan kita lebih dapat menjaga kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita dapat terhindar dari penyakit mata blefaritis.DAFTAR PUSTAKADamayanti, Mukrifah,S.Kep.,Ns. 2008 . Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. PT. Refika Aditama. Bandung H.Sidarta Ilyas. 2004. Ilmu Keperawatan Mata. CV. Sagung Seto. Jakarta

Istiqomah, Indriana.2004. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.Jakarta:EGC

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC

Tamsuri, Anas.2012.Klien Gangguan Mata & Penglihatan.Jakarta:EGC

Wilson.dkk.2011. Dasar-dasar Anatomi & Fisiologi. Jakarta: Salemba MedikWilkinson.dkk.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed .9.Jakarta: EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN ( BLEFARITIS )

DOSEN PEMBIMBING:Ns. Fauzan Alfikri S.KepKELOMPOK 4ABDU RAHMAN

ADITYA LARAS PUTRA

NOVI ASUPIYANTI

NAUFAL RAFIF F.

SYARIFAH AFIZAH

PROGRAM STUDI S1 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK 2015KATA PENGANTARSegala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunianya kami dapat mengerjakan makalah Sistem Sensori Persepsi. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Asuhan Keperawatan Anak dan Orangtua dengan Gangguan Penglihatan : Blefaritis. Dan kami juga mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada Bapak Ns.Fauzan Alfikri. S.Kep. selaku dosen pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, kami mengalami beberapa kesulitan, namun karena bantuan dan kerja sama dengan dosen pembimbing, serta teman-teman sekelompok akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih. Jika ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pontianak, Mei 2015

Penyusun

Infeksi Stafilokokus

Blefaritis seboreik

Ulkus kecil kecil dan mudah berdarah

Pelepasan lapisan tanduk di kulit & daerah bulu mata

Blefaritis Useratif

Inflamasi kelenjar di daerah bulu mata

Pangkal Rambut

Destruksi folikel rambut

Bulu mata cepat jatuh & tidak diganti dengan yang baru

Pelepasan krusta warna kuning kering

Perlu perawatan khusus

Trikiasis

Gangguan folikel rambut

Menggesek Kornea

Gangguan kornea

Gatal

Melengketkan bulu mata

Disfungsi kelenjar meibom

Kurang Pengetahuan

Bulu mata jatuh

Risiko cedera

Hordeolumm

Chalazion

(Sumber: Istiqomah, 2004)

Cemas

Gangguan rasa nyaman

Skuama/sisik

1