macam2 variabel

21
1. Macam2 variabel a. Variable bebas (independent variable) : variable yg diduga sbg penyebab timbulnya variable lain b. Variable tergantung (dependent variable) : variable yg timbul sbg akibat langsung dr manipulasi & pengaruh variable bebas, dlm penelitian variable tergantung diamati & diukur utk mengetahui pengaruh dr variable bebas c. Variable moderator (variable bebas kedua) : variable yg dipilih, diukur, diamati, & dimanipulasi oleh peneliti krn diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variable bebas & variable tergantung. d. Variable control : variable yg dikontrol peneliti utk menetralkan pengaruhnya thd variable tergantung e. Variable antara (intervening variable ) : faktor yg sec teoritik mempengaruhi hubungan variable bebas & variable tergantung, variable ini tdk dpt diamati, & diukur, namun pengaruhnya dpt disimpulkan dr hubungan yg ada antara variable bebas & variable tergantung (Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka) 2. Hal2 yang perlu diperhatikan dalam penulisan tinjauan pustaka a. Kumpulkan kepustakaan yg diperkirakan ada hubungan atau relevan dgn masalah penelitian b. Periksa sumber pendahuluan/abstrak dr karangan tadi c. Mulai membaca dgn cermat & kritis utk penelitian d. Membuat catatan yg diperlukan e. Mencatat hal2 penting yg dibaca dr kepustakaan terpilih f. Tuliskan pd kertas td judul karangan, nama pengarang, volume, no halaman, & kata kunci katangan tsb g. Catatlah hal2 yg relevan h. Melalui penalaran deduktif & induktif biasanya kan ditemukan jawaban sementara/hipotesa dr masalah penelitian (Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

Upload: brandy-jones

Post on 07-Aug-2015

127 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Macam2 variabel

1. Macam2 variabel

a. Variable bebas (independent variable) : variable yg diduga sbg penyebab timbulnya variable lainb. Variable tergantung (dependent variable) : variable yg timbul sbg akibat langsung

dr manipulasi & pengaruh variable bebas, dlm penelitian variable tergantung diamati & diukur utk mengetahui pengaruh dr variable bebas

c. Variable moderator (variable bebas kedua) : variable yg dipilih, diukur, diamati, & dimanipulasi oleh peneliti krn diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variable bebas & variable tergantung.

d. Variable control : variable yg dikontrol peneliti utk menetralkan pengaruhnya thd variable tergantung

e. Variable antara (intervening variable ) : faktor yg sec teoritik mempengaruhi hubungan variable bebas & variable tergantung, variable ini tdk dpt diamati, & diukur, namun pengaruhnya dpt disimpulkan dr hubungan yg ada antara variable bebas & variable tergantung

(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

2. Hal2 yang perlu diperhatikan dalam penulisan tinjauan pustakaa. Kumpulkan kepustakaan yg diperkirakan ada hubungan atau relevan dgn masalah

penelitianb. Periksa sumber pendahuluan/abstrak dr karangan tadic. Mulai membaca dgn cermat & kritis utk penelitiand. Membuat catatan yg diperlukane. Mencatat hal2 penting yg dibaca dr kepustakaan terpilihf. Tuliskan pd kertas td judul karangan, nama pengarang, volume, no halaman, & kata

kunci katangan tsbg. Catatlah hal2 yg relevanh. Melalui penalaran deduktif & induktif biasanya kan ditemukan jawaban

sementara/hipotesa dr masalah penelitian(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

3. Definisi kerangka teori

KERANGKA TEORI

1. Apa saja isi kerangka teoriMembuat skema sederhana yang menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian

Skema sederhana yang dibuat kemudian dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja faktor-faktor yang timbul

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Page 2: Macam2 variabel

Pernyataan pembuka, pengkajian teori ilmiah yang akan digunakan dalam penelitian.

Inventarisasi teori – teori yang relevan. Pemilihan teori yang akan menjadi dasar disusunnya kerangka konsep pilihan.

(Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 2, Prof. DR. Dr.sudigdo sastroasmoro, Sp.A(K))

2. Bagaimana cara menyusun kerangka teori1) Menetapkan variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah berapa jumlah variabel yang

diteliti, dan apa nama setiap variabel.2) Membaca buku-buku dan hasil penelitian.3) Deskripsi teori dan hasil penelitian, dalam hal ini berisikan definisi terhadap masing-

masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu, betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak.

5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini melakukan perbandingan antara teori satu dengan teori lainnya, dan hasil penelitian yang satu dengan penelitian yang lain.

6) Sintesis/kesimpulan yang sifatnya sementara. Dari hasil sintesis atau kesimpulan dari tiap variabel, selanjutnya dipadukan hasil sintesis/kesimpulan tersebut dan kemudian membentuk kerangka berpikir.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

KERANGKA KONSEP

1. Apa saja isi kerangka konsepKerangka konsep

Adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti

Konsep adalah suatu abstraksi yang di bentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variabel2. dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur.

Contoh:Ekonomi keluarga adalah suatu konsep,untuk mengukur konsep ekonomi,dapat melalui variebel pendapatan atau pengeluaran keluarga.Tingkat sosial adalah merupakan konsep ,maka untuk mengukur tingkat sosial seseorang dapat melalui variebel-variebel,dan pekerjaan misalnya.

Page 3: Macam2 variabel

(Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta)

4. Apa hubungan tinjauan pustakan dan kerangka teori5. Tujuan tinjauan pustaka6. Apa saja bagian yang terdapat dalam bab27. Syarat2 pembuatan hipotesis8. Jenis2 hipotesis9. Apa saja yg dijabarkan dalam definisi operasionalDEFINISI OPERASIONAL

☻Manfaat

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variable-variabel yang

diamati atau diteliti

Untuk mengarahkan kepad pengukuran tau pengamatan terhdap variabel-

variabel yng bersangkutan serta pengembangan instrumen ( alat ukur )

( Metodologi Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmodjo )

Mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable-variabel yang

bersangkutan

(Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta).

Untuk memberikan persepsi yang sama pada semua orang mengenai apa yang dimaksud dengan variabel-variabel.

Berguna pada peneliti lain yang ingin mengulang penelitian tersebut. Untuk menemukan instrumen alat-alat ukur apa yang digunakan dalam

penelitian.Panduan Penelitian, Dr. B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M. Hum

☻Tujuan

Agar tidak ada makna ganda dalam istilah yang digunakan dalam penelitian

(Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael. 2002. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis edisi ke 2. CV Sagung Seto)

☻Tekhnik penyusunan

Page 4: Macam2 variabel

o Definisi operasional dapat dirumuskan berdasarkan proses apa yang harus

dilakukan agar variabel yang didefinisikan itu terjadi.

o Definisi operasional dibuat berdasarkan bagaimana cara kerja variabel yang

bersangkutan, yaitu apa yang menjadi sifat dinamiknya. Sifat dinamik manusia

ditunjukan dalam bentuk perilaku, oleh karena itu operasionalisasi dengan cara

ini menggambarkan tipe manusia berdasarkan perilaku yang nyata dan dapat

diamati yang berkaitan dengan tipe atau keadaan orang yang bersangkutan.

Dapat dikatakan mendefinisikan variabel secara operasional ialah memeriksa

(mendeskripsikan) variabel penelitian sedemikian rupa sehingga bersifat :

- Spesifik ( tidak berinterpretasi ganda)

- Terukur (observable atau measurable)

10. Apa tujuan dan fungsi hipotesis

HIPOTESIS

1. Jenis-jenis hipotesisA. Berdasarkan bentuk rumusannya

1) Hipotesis kerja/alternatif/riset/H1

Yaitu hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yg akan dilakukan.

Hipotesis ini mengekspresikan macam hubungan antar variabel, yg secara klasik biasanya dirumuskan sbg :

“Apabila.....,maka.....”, atau

“Ada hubungan antara.....dengan...”, atau

“Ada perbedaan antara...dengan...”,

Tidak disarankan untuk terlalu mengikuti formulasi hipotesis yg klasik tsb, karena rumusan hipotesis amat tergantung pada 2 hal yaitu rumusan permasalahan yg dihadapi dan model kerangka teoritik yg dikembangkan untuk menyusun hipotesis tsb.

Dikenal 2 macam hipotesis kerja, yaitu hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor. Istilah ekor disini menggambarkan macam hubungan antar variabel yg dimaksud, satu ekor berarti hubungan sudah jelas arahnya, sedang dua ekor hubungan belum jelas arahnya.

Contoh :

Page 5: Macam2 variabel

“Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa” (satu ekor)

“Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibanding uban orang desa” (dua ekor)

“Makin banyak pabrik didirikan di suatu daerah makin tinggi angka diarenya” (satu ekor)

“Ada hubungan antara tinggi angka diare dengan laju industrialisasi” (dua ekor)

Jenis hipotesis kerja ini ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis tsb. Apabila dasar teori cukup kuat untuk menduga adanya arah perbedaan atau hubungan tsb, maka disusunlah hipotesis satu ekor, tapi bila landasan teorinya kurang kuat mendukung kejelasan arah tsb, maka rumuskanlah hipotesis dua ekor. Jenis hipotesis kerja ini akan mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pada analisis hasil.

2) Hipotesis nihil/nol/H0

Adalah kebalikan dari hipotesis kerja, sehingga rumusannya secara klasik ialah :

“Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara...dengan....”

Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik. Oleh karena diketahui, bahwa semua analisis statistik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil, dan dengan demikian analisis ini hanya dapat membuktikan benar atau tidaknya hipotesis nihil tsb.

Bagan berikut akan lebih menjelaskan lagi hubungan (perbedaan antara hipotesis nihil dengan hipotesis kerja).

Pernyataan statistika

H.K: ada hub antara kecerdasan (X) H1 : rxy # 0

Dengan kemampuan meneliti (Y)

H.N : tidak ada hub antara kecerdasan (X) H0 : rxy # 0 dengan kemampuan meneliti (Y)

3) Hipotesis tandinganAdalah hipotesis dari variabel2 “luar” yaitu variabel tandingan bagi variabel pengaruh yg ada dalam hipotesisi kerja. Katakanlah misalnya, kita mempunyai hipotesis kerja “Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”, maka hipotesis tandingannya adalah “Faktor2 XYZ (dst) akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”.

Page 6: Macam2 variabel

Peneliti dapat mengontrol atau membuktikan ketidakbenaran hipotesis tandingan, dengan jalan membuat desain atau rancangan penelitian yg adekuat. Sebagaimana halnya hipotesis nihil, hipotesis tandingan hanya ada dalam alam pikiran peneliti, atas dasar mana rancangan penelitian disusun.

Bagan berikut menggambarkan hubungan antara hipotesisi kerja dengan hipotesis nihil dan hipotesis tandingan

.

(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)

B. Berdasarkan ruang lingkupnya1. Hipotesis mayor

Adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian.

2. Hipotesis minoradalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor.

Contoh :

Hipotesis mayor:

“Banyaknya makan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan “

Hipotesis minor :

1) “Banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan”.2) “Banyaknya makan kue berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan”.3) “Banyaknya makan buah-buahan berpengaruh terhadap tingkat

kekenyangan”.Dalam contoh ini dari sebuah hipotesis mayor dapat dijabarkan menjadi tiga buah hipotesis minor, dan tiga buah itupun sebenarnya belum tuntas habis.

(MANAJEMEN PENELITIAN, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto)

C. Berdasarkan tingkat abstraksi1) Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia

empiris.Banyak diantara pernyataan yang bersifat umum itu telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh “orang banyak”. Misalnya “Orang Minangkabau banyak merantau sedangkan orang Jawa sangat terikat kepada kampung halamannya”.

Page 7: Macam2 variabel

Namun, apa yang diketahui oleh orang banyak belum tentu benar. Pada hipotesis ini hanya mengumpulkan fakta2 yang telah ada tanpa mengujinya kembali kebenarannya.

2) Hipotesis yang berkenaan dengan model idealDunia kenyataan ini sangat kompleks dan untuk mempelajarinya metode atau tipe ide2 meupakan alat yang sangat membantu. Misalnya tipe introvert dan ekstrovert sangat membantu dalam memahami manusia dalam hubungannya dengan dunia luar. Sikap otoriter, demokratis, dan laissezfaire sangat berguna untuk menggambarkan misalnya hubungan pendidikan dengan anak.

3) Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel.Hipotesis ini lebih abstrak daripada kedua jenis hipotesis sebelumnya. Disini harus dianalisis variabel2 yg dianggap mempengaruhi gejala tertentu dan kemudian diselidiki hingga manakah perubahan dalam variabel yg satu membawa perubahan pada variabel yang lain.

(METODE RESEARCH PENELITIAN ILMIAH. Prof.Dr. S. Nasution, MA)

2. Syarat-syarat hipotesis yang baiko Hipotesis harus menyatakan hubungan

o Ini berarti, bahwa hipotesis merupakan pertanyaan terkaan tentang hubungan antar variabel. Hipotesis mengandung dua atau lebih variabel yang dapat diukur ataupun secara potensialdapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan.

o Hipotesis harus sesuai dengan faktao Ini berarti bahwa hipotesis harus terang, konsep dan variabel harus jelas.

Hipotesis harus dapat dimengerti dan tidak mengandung hal-hal yang bersifat metafisis.

o Hipotesis harus sesuai dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan

o Ini berarti, bahwa hipotesis harus tumbuh dan ada hubungan dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan.

o Hipotesis harus dapat diujio Ini berarti hipotesis, baik nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun dengan

menggunakan alat-alat statistik dapat diuji.o Hipotesis harus sederhana

o Ini berarti, hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk spesifik/khas untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman pengertian.

o Hipotesis harus dapat menerangkan faktao Ini berarti, bahwa hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang menerangkan

hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

Page 8: Macam2 variabel

Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda. Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak semata-mata datang dengan

sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.

Menyetakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas; kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor risiko dengan analisis multivariat. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis.

Memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris; suatu hipotesis meskipun mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat disebut memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.

Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Disisi lain rumusannya juga harus longgar, sehingga membuka kemungkinan untuk dilakukan generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau bermakna ganda, harus dihindarkan.

Dikemukakan a-priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian, sebelum datanya terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti melihat data, yang disebut sebagai Hipotesis a-posteriori atau post-hoc hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang mempunyai konsekuensi di dalam uji hipotesis (kemungkinan bahwa kenamaan yang diperoleh disebabkan semata-mata oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I menjadi makin besar dengan makin bertambahnya hipotesis). Sedangkan ahli menyebut prosedur ini sebagai fihsing expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh “curang”, bagai seorang yang menebak lotere setelah nomor loterenya diundi.

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

3. Bagaimana cara menyusun hipotesis yang baiko Susunlah berbagai masalah penelitian dan kemudian pilihkan beberapa yang rasanya

berhubungan satu sama lain, disinilah hipotesis akan timbul.o Buatlah daftar tipe-tipe atau kelompok-kelompok keterangan utama untuk menjawab

satu masalah tertentu, kemudian coba jawab pertanyaan paling penting mana yang dapat dijawab kelak.

o Susunlah variabel-variabel penting yang dapat dipakai untuk menganalisis satu masalah tertentu dan kemudian coba jawab mana pertanyaan paling penting dapat dijawab, kalau variabel-variabel tersebut telah benar-benar terkumpul.

o Susunlah daftar lembaga-lembaga yang ada dan cobalah jawab mana masalah yang belum juga terpecahkan, walaupun lembaga-lembaga tersebut telah berjalan sebagaimana mestinya.

o Pilihlah daftar-daftar masalah teoritik, mana yang paling relevan untuk dipakai sebagai langkah kerja penelitian. Ini berarti teori digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan hipotesis.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

Page 9: Macam2 variabel

4. Kriteria formulasi hipotesis yang baiko Spesifiko Konkreto Observable (dapat diamati / di ukur)o Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan dalam bentuk

kalimat tanya.o Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.o Hipotesis harus dapat diujio Hipotesis harus sederhana dan terbatas

(Metodologi Penelitian Kesehatan Dr Soekidjo Notoatmodjo)

Rumusan berupa kalimat deklaratif yang menjawab permasalahan pnelitian. Rumusan mengekspresikan macam-macam hubungan antara dua variabel atau lebih. Mengandung istilah operasional, yaitu yang memungkinkan untuk dilakukan

pembuktian secara empirik. Secara praktis, kelayakan pembuktian empirik ditentukan oleh :a. Keterukuran variabel (Measurable)b. Keterujian korelasi (Provable)

Berkaitan dengan teori yang telah mapan atau hasil penelitian sebelumnya. Mempunyai cakupan yang “cukupan”, tidak terlalu umum atau luas, juga tidak

terlalusempit atau spesifik. Cakupan yang terlalu luas atau umum akan menyulitkan peneliti sendiri dalam upaya pembuktiannya, sebaliknya cakupan yang terlalu sempit atau terlalu spesifik akan membatasi peneliti dalam melakukan generalisasi atau implikasi hasil penelitian yang diperoleh

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan, 2003, Dr, Ahmad Watik Pratiknya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada)

5. Kegunaan hipotesiso Memberikan tuntutan kepada peneliti kearah mana penelitian itu dilakukan o Merupakan alat untuk melokalisasikan fenomena-fenomena dan menuntun cara

identifikasi variable-variabel yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian.o Memberi petunjuk prosedur yang mana atau rancangan pnelitian mana yang akan

dipilih.atau lebih merupakan petunjuk bagi penetapan populasi subyek penelitian,bagaimana perancangan sampelnya,alat dan penukur yang mana yang tepat untuk dipilih.

o Memberi ptunjuk bagi cara pengolahan dan cara analisis hasil penelitian.(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan, 2003, Dr, Ahmad Watik Pratiknya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada)

memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data membantu mengarahkan dalam mengidentifikasikan variabel2 yang akan diteliti.

(Metodologi Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

Page 10: Macam2 variabel

6. Unsur yang mendasari hipotesisa. Teori yg telah mapan, yg berkaitan dengan permasalahan penelitian yg dihadapib. Fakta empirik atau informasi yg diketahui dari penelitian terdahuluc. Konsep atau teori “imajinatif” peneliti sendiri (asumsi), yg dimunculkan dalam

rangka melengkapi teori dan fakta empirik di atas agar dapat menjawab permasalahan penelitian yg dihadapi.Ketiga hal diatas dirangkai secara logis dan sistematis oleh peneliti, shg hipotesis yg dihasilkan “masuk akal” dan mempunyai dasar yg kuat. Untuk pengembangan landasan teoritik ini kemampuan analisis peneliti, termasuk didalamnya cara berpikir deduktif, akan amat sistematik, baik yg diwujudkan secara lisan maupun tulisan, merupakan hal yg amat membantu kemampuan metodologik peneliti.

(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)

11. Bagaimana membuat keterkaitan antara variable dalam tinjauan pustakao Macam – macam hubungan antar variabel?

Korelasi asimetris: Korelasi antara dua variabel,dengan satu variabel (variabel bebas) bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel tergantung)

Korelasi simetris: Korelasi terjadi bila antara dua variabel ada hubungan,tetapi tidak ada mekanisme pengaruh mempengaruhi,masing-masing bersifat mandiri.

Terjadi karena:

1. Kebetulan2. Sama-sama merupakan akibat dari faktor(variabel bebas)yang sama3. Indikator dari konsep yang sama Korelasi timbal balik: Korelasi antara dua variabel yang antara keduanya

saling pengaruh mempengaruhiDasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Watik Pratiknya

korelasi simetris terjadi apabila antar dua variable ada hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh mempengaruhi, masing-masing bersifat mandiri. Korelasi simetris terjadi karena: kebetulan, sama-sama merupakan akibat dari factor (variable bebas) yang sama, indicator dari konsep yang sama.

Korelasi asimetris ialah korelasi antara dua variable, dengan satu variable (variable bebas) bersifat mempengaruhi variable yang lain (variable tergantung).

Korelasi timbale balik ialah korelasi antara dua variable, yang anta keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

(Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad Watik Pratiknya)

Page 11: Macam2 variabel

DAFTAR PUSTAKA

1. Aturan baku penulisan daftar pustaka1. Pencatatan keterangan tentang sumber

Dalam mencatat sumber kepustakaan biasanya mengikuti urutan-urutan sebagai berikut :

a. Nama pengarang,. Apabila tidak ada nama pengarang, dicantumkan nama badan atau instansi yang menerbitkan atau editornya.

b. Judul sumber (nama buku, artikel, atau manuskrip yang lain).c. Bila artikel atau judul tersebut diambil dari koran atau majalah berkala, tuliskan

udul, kemudian nama koran atau majalah yang memuatnya, erta volume atau edisi atau nomor penerbitan, tanggal, bulan, dan tahunnya.

d. Nama penerbit (untuk buku atau karangan lain yang diterbitkan)e. Tempat penerbitan.f. Tahun terbitan.g. Apabila suatu buku terdiri dari beberapa jilid atau merupakan suatu seri,

dicantumkan setelah nama buku itu nomor jilid atau serinya.h. Bila perlu dicantumkan nomor halaman yang dipelajari atau dikutip.

2 Menuliskan sesuai dengan aslinya (mengutip) atau meringkas informasi yang dianggap penting, yang akan dijadikan bahan penunjang teoritis, serta nomor halaman dimana informasi itu diperoleh.

2. Menyusun informasi yang diperoleh dari suatu buku sesuai dengan urutan halaman dengan urutan nomor kecil ke nomor besar.

3. Bila berbagai informasi atau keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber sudah dicatat, maka segala informasi yang dicatat tersebut disusun menurut urutan alfabetis nama pengarang.

4. Segala macam catatan tersebut sebaiknya dibuat dalam kertas lepas dan dimasukkan ke dalam snelhecter map atau map folio, sehingga memudahkan untuk menyusun atau mencari kemali informasi tersebut sewaktu diperlukan.

(Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta)

Penyusunan

daftar pustaka diatur sebagai berikut:

a. Urutan ke bawah. Penyusunan daftar pustaka ke bawah disesuaikan

dengan urutan abjad nama terakhir penulis pertama,

b. Urutan Ke kanan.

1. Untuk majalah : nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama

majalah (ditulis dengan singkatan resminya), jilid (dan nomor jika

perlu), dan nomor halaman yang diacu,

2. Untuk buku : nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (bila

Page 12: Macam2 variabel

ada), edisi ke, nama penerbit, dan kota (utama), penerbit,

3. Untuk sumber yang lain digunakan cara yang lazim.

Catatan :

Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan,

termasuk huruf (initial) nama depan, nama tengah clan

seterusnya, dan tidak diperkenankan menampilkan dkk. Atau

et.al.

www.s3fk.ugm.ac.id

2. Macam-macam sumber pustakao Buku yang diterbitkano Barbagai jenis penerbitan berkala, seperti majalah, jurnal, buletin, brosur, dsb.o Berbagai harian atau surat kabaro Karangan atau makalah ilmiah yang tidak diterbitkan, seperti makalah, skripsi, thesis,

dan disertasi.o Laporan – laporan penelitiano Laporan – laporan dari instansi resmi(Metodologi Penelitian Kesehatan Dr Soekidjo Notoatmodjo)

1. Tekhnis penulisan

a) system nomor tiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan

penunjukannya pertama kali di dalam naskah. Nomor terletak di antara tanda

kurung mengikuti nama penulis atau pada akhir pernyataan atau kalimat.

Rujukan > 1 nomor2 yang bersangkutan dipisahkan oleh koma. Rujukan > 2

Tanda garis atau penghubung nomor pertama dan nomor terakhir

Contoh:

- Bangunan molekul DNA berbentuk heliks ganda dilaporkan oleh Watson

& Crick (2)

- DNA mempunyai bangunan molekul berbentuk heliks ganda (2)

b) System nama dan tahun (Harvard) Disusun secara alfabetik sesuai nama

penulis, diikuti oleh penulisan tahun atau dengan mencantumkan nama penulis

dan tahun penerbitan diantara tanda kurung atau pada akhir kalimat.

Contoh:

Page 13: Macam2 variabel

- Pauling (1979) melaporkan manfaat vitamin C dosis tinggi…

- Vit C dosis tinggi dilaporkan bermanfaat menghambat pertumbuhan sel

tumor (Pauling, 1979)

c) Sistem kombinasi alphabet dan nomor (H&N) disusun secara alfabetik

berdasrkan nama penulis dan diberi nomor berurutan, Ditunjukkan dengan

mencantumkan nomor atau penulis atau keduanya (diantara tanda kurung)

d) Sistem Vancouver menggunakan system nomor disertai penyeragaman cara

penulisannya, dengan cara menunjukkan di dalam naskah dan pemberian

urutan nomor sesuai dengan munculnya yang pertama kali didalam naskah.

Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai dengan 6, bila >6

tiga penulis pertama disebutkan dan diikuti dengan et al

Tjokronegoro, Arjatmo dan Baraas Faisal.1986. Teknik Penulisan Makalah

Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan.FK UI

Cara menyusun daftar pustaka?

a. Sistem nomor : setiap rujukan diberi nomor sesuai urutan penunjukan dalam makalah,yg diletakkan diantara tanda kurung, baik dibelakang nama penulis, akhir pernyataan , atau akhir kalimatmisal : 1. Lo SG. Serum antirabies pada pasien ensefalitis di indonesia.

Majalah kedokteran indonesia

2. Lie KT. Diagnosa poliomyelitis dengan biakan jaringan. Majalah kedokteran indonesia

b. Sistem nama dan tahun (havard) : daftar rujukn ditulis sec alfabetis berdasarkan nama penulis , dg meletakkan nama keluarga didepan.Misal :

abnormalities of the male tract have only recently been defined in autopsy material (kaplan et al., 1968 ; Oppenheimer and Esterly, 1969)

c. Sistem kombinasi alfabet dan nomor : antara nama keluarga dan nama diri diberi tanda koma , antara nama2 penulis diberi tanda titik koma, dan pada akhir nama penulis diberi tanda titik dua, kemudian diikuti judul makalah, lalu diikuti nama majalah yg disingkat menurut aturan yg berlaku, diberi tanda titik, diikuti volume majalah kemudian titik dua, hal pertama sampai terakhir, akhirnya ditulis tahun dalam tanda kurung

d. misal : bucher, T. ; Pfleiderer, G. : Pyruvate kinase from muscle; in colowick, Kaplan, Methods in enzymology, vol. 1, p. 323 (Academic press, New york 1972).

e. Sistem vancouver : cara ini disepakati oleh para editor majalah ilmiah berbahasa inggris yg terkenal dalam pertemuan di vancouver british columbia,

Page 14: Macam2 variabel

USA, bulan januari 1978. tujuanya adalah menyeragamkan atau membakukan tata cara penulisan makalah ilmiah diseluruh dunia.Misal :

Eisen HN. Immunology : an introduction to molecular and cellular principles of the immune response. 5th ed. New York : Harper and Row, 1974. p. 406.

(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, ED.2, PROF.DR.Dr. SUDIGDO SASTROASMORO,Sp.A(K), PROF.Dr. SOFYAN ISMAEL,Sp.A (K).

Dalam mencatat sumber pustaka, biasanya mengikuti urut2an berikut :

Nama pengarang. apabila tidak ada nama pengarang, dicantumkan nama

badan atau instansi yang menerbitkan atau yang mengeditor.

Nama penulis lebih dari suku kata penulisannya adalah nama akhir diikuti

koma ,singkatan nama depan , tengah dst yang semuanya diikuti titik atau

nama akhir diikuti suku kata nama tengah dan seterusnya.

Nama penulis dalam adaftar pustaka semua nama penulis harus dicantumkan.

Nama yang diikuti dengan singkatan dianggap bahwa singkatan itu jadi satu

kesatuan dengan suku kata yang ada didepannya.

Derajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.

Judul sumber ( judul buku, artikel dll)

Bila aretikel tersebut berasl dari koran atau majalah berkala , tulis judul

kemusian nama koran atau majalah yang memuat ,serta volume atau edisi atau

nomor Penebitan , tanggal, bulan, tahun.

Nama penerbit ( untuk buku dan karangan yang diterbitakan)

Tempat penerbitan

Tahun penerbitan

Apabila suatu buku terdiri dari beberapa jilid atau merupakan suatau ciri,

dicantumkan setelah nama buku itu nomor jilid atau seri

Bila perlu cantumkan nomor halaman yang dipelajari atau dikutip

(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, ED.2, PROF.DR.Dr.

SUDIGDO SASTROASMORO,Sp.A(K), PROF.Dr. SOFYAN ISMAEL,Sp.A

(K).