tiga variabel pembelajaran

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif [kedewasaan], baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai seorang hamba [abd] dihadapan Khaliq-nya dan sebagai “pemelihara” [khalifah] pada semesta [Tafsir, 1994]. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapakn peserta didik [generasi penerus] dengan kemampuan dan keahlian [skill] yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat [lingkungan], sebagai tujuan akhir dari pendidikan. Tujuan akhir pendidikan dalam Islam, sebagai proses pembentukan diri peserta didik [manusia] agar sesuai dengan fitrah keberadaannya [al-Attas, 1984]. Hal ini meniscayakan adanya kebebasan gerak bagi setiap elemen dalam dunia pendidikan - terutama peserta didik -- untuk mengembangkan diri dan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Pada masa kejayaan Islam, pendidikan 1

Upload: dahlia-tambajong

Post on 31-Jul-2015

865 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tiga variabel pembelajaran

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan

manusia menuju taklif [kedewasaan], baik secara akal, mental maupun moral,

untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai seorang hamba

[abd] dihadapan Khaliq-nya dan sebagai “pemelihara” [khalifah] pada semesta

[Tafsir, 1994]. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapakn

peserta didik [generasi penerus] dengan kemampuan dan keahlian [skill] yang

diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah

masyarakat [lingkungan], sebagai tujuan akhir dari pendidikan.

Tujuan akhir pendidikan dalam Islam, sebagai proses pembentukan diri

peserta didik [manusia] agar sesuai dengan fitrah keberadaannya [al-Attas, 1984].

Hal ini meniscayakan adanya kebebasan gerak bagi setiap elemen dalam dunia

pendidikan - terutama peserta didik -- untuk mengembangkan diri dan potensi

yang dimilikinya secara maksimal. Pada masa kejayaan Islam, pendidikan telah

mampu menjalankan perannya sebagai wadah pemberdayaan peserta didik,

namun seiring dengan kemunduran dunia Islam, dunia pendidikan Islam pun turut

mengalami kemunduran. Bahkan dalam paradigma pun terjadi pergeseran dari

paradigma aktif-progresif menjadi pasid-defensif. Akibatnya, pendidikan Islam

mengalami proses 'isolasi diri' dan termarginalkan dari lingkungan di mana ia

berada.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah yang akan

diangkat menjadi pembahasan makalah ini yaitu : Bagaimana Tiga Variabel

Pembelajaran?

1

Page 2: tiga variabel pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Taksonomi Variabel Pembelajaran

Banyak upaya yang dilakukan ilmuan pembelajaran dalam

mengklasifikasi variabel dalam pembelajaran. Pengelompokan atau taksonomi

dapat diartikan sebagai salah satu metode klasifikasi tujuan instruksional secara

berjenjang dan progresif ke tingkat yang lebih tinggi.

Menurut Reigeluth dan Merill (dalam Sudana Degeng, 1989:12)

klasifikasi variabel-variabel pembelajaran ini dimodifikasi menjad tiga variabel

yaitu sebagai berikut :

1. Variabel kondisi pembelajaran

2. Variabel metode pembelajaran

3. Variabel hasil pembelajaran 

B. Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai faktor yang

mempengaruhi efek penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil

pembelajaran. Kondisi pembelajaran dapat juga dikatakan dengan keadaan riil

dilapangan atau keadaan pada saat terjadinya proses pembelajaran. Ondisi

pembelajaran selalu berubah-ubah, hal ini tergantung pada situasi anak didik,

kondisi kelas, materi pembelajaran.

Variabel yang termasuk kedalam kondisi pembelajaran yaitu variabel-

variabel yang mempengaruhi penggunaan variabel metode yaitu :

1. Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi

Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu kepada hasil

pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil pembelajaran yang

diharapkan, berarti tujuan pembelajaran ditetapkan lebih dulu, dan

berikutnya semua upaya pengajaran diarahkan untuk mencapai tujuan ini.

2

Page 3: tiga variabel pembelajaran

Tujuan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, sejalan dengan 2

jenis strategi pengorganisasi pengajaran yang ada (strategi dan mikro) yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus.

Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu

bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam

mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karakteristik setiap bidang studi

sangatlah berbeda-beda. Oleh karena berbedanya karakter satu bidang studi

dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan strategi dan media

yang berbeda pula. Disinilah peranan seorang guru dalam mengorganisasi

pelajaran, pemilihan media dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.

2. Kendala dan Karakteristik Bidang Studi

Ada dua variabel yang mempengaruhi pemilihan strategi

penyampaian, yaitu : karakteristik bidang studi dan kendala. Karakteristik

bidang studi perlu menjadi pertimangan khusus ketika memilih media

pengajaran yang akan digunakan menyampaikan pembelajaran. Terutama

dikaitkan dengan tingkat kecermatan suatu media dalam menyampaikan

pembelajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu media, serta

pengaruh motivasional yang mampu ditimbulkannya.

Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti

media, waktu, personalia, dan uang. Kendala sering kali ditemukan seorang

pendidik dalam menjalani kegiatan belajar dan pembelajaran. Terkadang

guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan

media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting. Karena

dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat

dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga

kita artikan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyalurkan pesan atau informasi. Apa bila dikaitkan dengan kegiatan

pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang

3

Page 4: tiga variabel pembelajaran

digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari

pengajar ke peserta didik.

Namun perlu kita ingat, bahwa peranan media tidak akan telrihat bila

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal

acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan

lagi sebagia alat bantu pengajaran, akan tetapi sebagai penghambat dalam

pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Selain itu kencala yang sering terjadi di lapangan adalah faktor

keuangan. Seorang guru dituntut untuk mengunakan media dalam proses

belajar mengajar. Aka tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana

untuk mengadakan media  tersebut. Dan dari pihak sekolah tidak dapat

memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut penulis, media yang

digunakan tidak harus mahal, yang penting media tersebut dapat

menghantarkan siswa pada tujua pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memanfaatkan media

belajar dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan yang

sangat sederhana. Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan,

maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemanfaatan media perlu

dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat

mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguh-

sungguh oleh guru.

3. Karakteristik Siswa/Siswi Belajar

Karakteristik siswa-siswi belajar adalah aspek-aspek atau kualitas

perseorangan siswa seperti bakat, motivasi belajar dan kemampuan awal

(hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik si-belajar akan

berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan

bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi

pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan si-belajar.

4

Page 5: tiga variabel pembelajaran

Karakter siswa yang bermacam-macam menuntut guru untuk strategi dalam

pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. Bagaimanapun juga, tingkat

tertentu, mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap

variabel metode, disamping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan

pembelajaran.

C. Metode Pembelajaran

Menurut Yamin Martinis, (2007) metode pembelajaran adalah cara

melakukan atau penyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan

isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penggunaan

metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.

Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah

pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru

perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah

bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang

pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.

Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena

mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan ada kelemahannya.

Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar

mengajar yang membosankan bagi peserta didik. Proses pembelajaran akan

tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Kondisi seperti ini

sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan

kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak dirugikan. Ini

berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik

dalam kegiatan belajar mengajar. Variabel-variabel metode pembelajaran

diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :

- Strategi pengorganisasian

- Strategi penyampaian

- Strategi pengelolaan

5

Page 6: tiga variabel pembelajaran

Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang

studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu

tindakan seperti pemilihan isi penataan isi format dan lainnya yang setingkat

dengan itu.

Stratetgi mengorganisasi isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Buderson,

dan Merrill sebagai struktural strategi, yang mengacu paca cara untuk membuat

urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan

prinsip yang berkaitan. Sqeuencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi

bidang studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada

pembelajar keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur atau prinsip yang

terjandung dalam suatu bidang studi.

Pengorganisasian pengajaran secara khusus, merupakan fase yang amat

penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik

dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi pembelajar, yaitu dengan

menunjukkan bagaimana topik-dopi itu terkait dengan keseluruhan isi bidang

studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan pembelajar memiliki retensi yang

lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang telah dipelajari. Sequencing,

atau penataan urutan juga penting, karena diperlukan dalam pembuatan sintesis.

Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu

dan yang lebih penting, karena pada hakekatnya semua isi bidang studi memiliki

prasyarat belajar mebnurut Gagne (dalam Sudana Dengeng, 1989:84).

Penggarapan strategi pengorganisasi pengajaran tidak bisa dipisahkan dari

karakteristik struktur isi bidang studi. Ini disebabkan oleh karena struktur isi

bidang studi memiliki implikasi yang amat penting bagi upaya pembuatan urutan

dan sintesis antar si suatu bidang studi. Strukitur bidang studi berupa struktur

belajar atau hirarkhi belajar, struktur prosedural, struktur konseptual, dan struktur

teoritik.

Sedangkan strategi penyampaikan adalah metode untuk menyampaikan

pembelajaran kepada siswa untuk menerima serta merespon masukan yang

6

Page 7: tiga variabel pembelajaran

berasal dari siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik

mampu berkonsentrasi lebih lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang

diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang

lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap tahap

pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaa anak didik

terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang

bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana yang dijelaskan

diatass, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu

jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap

bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk

sekelompok anak didik yang lain mereka lebih menyerap bahan pelajaran bila

guru menggunakan metode demonstrasi atau metode yang lainnya.

Menghadapi kasus yang seperti ini maka seorang guru dituntut untuk

menggunakan metode yang bervariasi dalam melaksanakan pembelajaran.

Dengan menggunakan metode yang bervariasi diharapkan semua siswa dapat

mengikuti pelajaran dan mencapai tujuan kompetensi yang telah ditetapkan oleh

guru.

Strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi

antara si belajar dan variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi

pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode

yang berurusan dengan  bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan

variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan

keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang

digunakan selama proses pembelajaran.

7

Page 8: tiga variabel pembelajaran

D. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai

indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang

berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)

yaitu:

-         Keefektifan

-         Efisiensi

-         Daya tarik

Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian isi

belajar. Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan

keefektifan pembelajaran yaitu

- Kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan

“tingkat kesalahan”,

- Kecepatan untuk kerja,

- Tingkat alih belajar

- Tingkat retensi apa yang dipelajari.

Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara kesefektifan

dan jumlah waktu yang dipakai si belajar atau jumlah biaya pembelajaran yang

digunakan.

Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati

kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali

kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya

akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya, pengukuran kecenderungan

siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses

pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.

Dari tiga variabel diatas kita dapat mengukur keberhasilan kita dalam

mengajar, apakah pembelajaran kita sudah efektif, efisien dan memiliki daya

tarik. Ciri pembelajaran yang baik apabila pembelajaan tersebut efektif, artinya si

belajar telah mencapai tujuan dari apa yang disampaikan oleh guru. Kemudian

8

Page 9: tiga variabel pembelajaran

efisien, sudahkah waktu yang ditentukan mencukupi dalam penyampaian materi

pembelajaran, dan apakah biaya yang diperlukan dalam pembelajaran tadi sesuai

dengan apa yang telah direncanakan. Selanjutnya adakah pembelajaran yang

disampaikan memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa, apabila pembelajaran

tersebut memberikan kesan kepada siswa dan siswa cenderung untuk mencinai

pembelajaran itu, berati kita telah berhasil dalam melaksanakan pembelajaran.

9

Page 10: tiga variabel pembelajaran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Variabel pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :

1. Variabel kondisi pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhi efek

metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Reigeluth dan Merrill

mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :

- Tujuan ndan karakteristik bidang studi

- Kendala dan karakteristik bidang studi

- Karakteristik siswa

2. Variabel metode pembelajaran, yaitu : cara-cara yang berbeda untuk mencapai

hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel

metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga, yaitu :

- Strategi pengorganisasian

- Strategi penyampaian

- Strategi pengelolaan

3. Variabel hasil pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan sebagai

indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi

yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran juga diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu :

- Keeektifan

- Efisien

- Daya tarik

Variabel kondisi dan metode adalah variabel bebas dan parameter kedua

variabel ini berinteraksi untuk menghasilkan efek pada variabel hasil

pembelajaran, sebagai variabel tergantung. Efek ini bisa berupa efek yang sengaja

dirancang; karena itu ia merupakan efek yang diinginkan, dan bisa juga berupa

efek nyata sebagai hasil penggunaan metode pengajaran tertentu. Bila acuan

10

Page 11: tiga variabel pembelajaran

pembelajaran adalah pada efek atau hasil pengajaran yang diinginkan, maka hasil

ini harus ditetapkan lebih dulu sebelum menetapkan metode pembelajaran. Jadi,

metode pembelajaran nyang dipilih adalah metode yang optimal untuk mencapai

hasil yang telah ditetapkan. Langkah akan terbalik, apabila acuan pengajaran

adalah pada efek atau hasil pengajaran yang nyata. Metode pengajaran yang akan

dipakai ditetapkan lebih dulu, kemudian garu mengamati hasil pengajaran sebagia

akibat dari penggunaan metode itu dibawah kondisi pengajaran yang ada.

B. Saran

Dari pembahasan tentang taksonomi Variabel Pembelajaran maka

disarankan kepada pendidik untuk melaksanakan variabel-variabel tersebut sesuai

dengan pengklasifikasian variabel, sehingga dalam kegiatan pembelajaran

seorang pendidik mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada

pembelajaran.

11

Page 12: tiga variabel pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud.

Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta : Gaung

Persada Press.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sardiman A.M. 2001. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

12

Page 13: tiga variabel pembelajaran

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pembinaan Supervisi

Pendidikan” tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi

motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Oktober 2011

Penulis

13i

Page 14: tiga variabel pembelajaran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFATR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Peranan Dan Objek Supervisi Pendidkan.............................................2

B. Prinsip – Prinsip Supervisi Pendidikan.................................................4

C. Tekhnik Supervisi Pendidikan..............................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................11

B. Kritik dan Saran ...................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................iii

14

iii

ii

Page 15: tiga variabel pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Soetopo Hendiyat, Drs & Soemanto Wasty, Drs, Kepemimpinan Dan Supervisi

Pendidikan, Bumi Aksara, Malang, 1982

Burhannudin, Analisis Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan,

Bumi Aksara, Jakarta, 1944

Popham James W & Baker. L. Eva, Tekhnik Mengajar Secara Sistematis, Rineka

Cipta, Jakarta, 2008

Rohani Ahmad, drs, & Abu Ahmadi dkk, Administrasi Pendidikan Sekolah. Bumi

Aksara, Jakarta, 1994

Abrasyi, A, 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan. Cet.II. Jakarta : Bulan Bintang.

Abdulkadir, E. Kastomo, 1994.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Tasikmalaya :

Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_adp_0605641_chapter2.pdf

15iii

Page 16: tiga variabel pembelajaran

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

PEMBINAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

16

Disusun Oleh:Conny Indra Wahyu

Wevi Julianti

Dosen :

Masrifah Hidayani.,S.Ag.,M.PdMasrifah Hidayani.,S.Ag.,M.Pd

JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERIKOTA BENGKULU

2011