lp hiv tb

Upload: bayu-purnomo

Post on 19-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    1/30

    ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN HIV DENGAN

    TUBERCULOSIS PARU (TBC)

    OLEH :

    WILMA NURILLA R. P. D

    135070209111048

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS RAWI!A"A

    MALANG

    2015

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    2/30

    ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PEN"AKIT TUER#ULOSIS

    PARU $T#%

    A. K&'()* D+(+, P)'-+/

    1. D)/'/(/

    Mycobacterium tuberculosiskebanyakan mengenai struktur alveolar paru.

    Presentasi klinis penyakit ini bervariasi berkisar asimtomatik dengan

    hanya menunujukkan tes kulit positif sampai meliputi pemeriksaan

    laboratorium atau diagnostik.

    Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama

    menyerang parenkim paru. ( Smeltzer, !!"# $%&).

    Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi menular yang

    disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. (Pri'e, !!$ # %$).

    br. ". Paru-paru pada klien TB

    2. P)'-)+ F+&, P,)/(*&(/(/

    Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

    berbentuk batang (basil) yang bernama Mycobacterium tuberculosis.

    Sebagian besar struktur organisme ini terdiri atas asam lemak (lipid) yang

    membuat mikobakterium lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan

    terhadap gangguan kimia dan fisik. M. tuberculosis hominismerupakan

    penyebab sebagian besar kasus tuber'ulosis. ikobakterium ini tahan

    hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan

    bertahun*tahun dalam lemari es). +al ini terjadi karena kuman berada

    dalam sifat dormant. ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    3/30

    dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob.

    Sifat ini menunjukkan bah-a kuman lebih menyenangi jaringan yang

    tinggi kandungan oksigennya. alam hal ini tekanan bagian apikal paru*

    paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini

    merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.

    a'am*ma'am jenis Micobacterium tubercolusae complexadalah#

    a. M. tuberculosae

    b. arian /sian

    '. arian /fri'an 0

    d. arian /fri'an 00

    e. M. Bovis

    1elompok kuman y'oba'teria 2ther Than TB (2TT, atypi'al adalah#

    a. M. kansasi

    b. M. avium

    c. M. intra cellular

    d. M. scrofulaceum

    e. M.malmacerse

    f. M. xenopi (/min, !!3#4%%)

    3. P+&/(/&&6/ P)'-+/

    Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (. Tb).

    Tempat masuk kuman M. Tuberkulosis adalah saluran pernapasan,

    saluran pern'ernaan (0), dan luka terbuka pada kulit. 1ebanyakan

    infeksi TB terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi doplet yang

    mengandung kuman*kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang

    terinfeksi. Saluran pen'ernaan merupakan tempat masuk utama bagi

    jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.

    0nfeksi dimulai dengan inhalasi droplet nuklei yang mengandung . Tb yang

    tidak dapat ditangkap oleh sistem pertahanan mukosilier bronkus dan masuk

    ke alveoli.

    i dalam alveoli kuman ditangkap makrofag alveoli, kuman akan

    bermultiplikasi hingga men'apai jumlah tertentu yang akan mengaktivasi sel

    limfosit T. /ntigen kuman dipresentasikan oleh Major histocompatibility

    complex class 0 (+5 0) ke sel 5% dan oleh +5 00 ke sel 5&. Sel 5&

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    4/30

    terdiri atas Th" dan Th yang masing*masing menghasilkan sitokin yang

    berperan dalam sistem imunitas. 6espon imunitas pada infeksi . Tb meliputi

    cell mediated immunity (50) dan delayed type hypersensitivity (T+), kedua

    respon imunitas tersebut bertujuan untuk melokalisir infeksi dan membunuh

    . Tb.

    /lveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul pneumonia

    akut. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar

    getang bening regional. akrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi

    lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel

    epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. 6eaksi ini biasanya membutuhkan

    -aktu "!*! hari.

    Pada individu normal terjadi keseimbangan yang rentan antara imunitas host

    dan . Tb. Sel 5& dan makrofag sangat berperan dalam respon imunitas

    terhadap . Tb. 0nfeksi +0 menyebabkan depresi dan disfungsi progresif sel

    5& dan defek pada fungsi makrofag. /kibatnya pasien +0 mempunyai risiko

    tinggi untuk reaktivasi TB laten menjadi TB aktif dan peningkatan risiko

    terinfeksi baru TB. Pada infeksi +0 lanjut kadar 5& sangat rendah sehingga

    terjadi gangguan respon imunitas baik 50 dan T+, akibatnya replikasi .

    Tb meluas tanpa disertai pembentukan granuloma, nekrosis perkejuan

    maupun kavitas. 0ni menyebabkan diagnosis TB lebih sulit karena gambaran

    radiologisnya tidak seperti umumnya penderita TB tanpa +0. TB diseminata

    atau TB ekstra paru sering terjadi tetapi kelainan TB paru masih merupakan

    kelainan TB yang lebih sering terjadi. Status +0 negatif meningkatkan risiko

    berkembangnya TB $*"!7, sedangkan status +0 positif meningkatkan risiko

    berkembangnya TB $!7. ibandingkan individu yang tidak terinfeksi +0,

    individu dengan +0 mempunyai risiko "! kali lebih besar untuk

    berkembangnya TB.

    alam perjalanannya penyakit TB dapat menimbulkan nekrosis pada bagian

    sentral lesi yang memberikan gambaran relative padat dan seperti keju

    disebut nekrosis kaseosa. aerah yang mengalami nekrosis kaseosa

    dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan

    fibrolas menimbulkan respon yang berbeda. 8aringan granulasi menjadi

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    5/30

    lebih fibrosa membentuk jaringan parut kolagenosa yang akhirnya akan

    membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.

    9esi primer paru disebut fokus Ghondan gabungan terserangnya kelenjar

    getah bening regional dan lesi primer disebut kompleks Ghon. 1ompleks

    hon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang yang

    sehat yang kebetulan menjalani pemeriksaan radiogram rutin. :amun,

    kebanyakan infeksi TB paru tidak terlihat se'ara klinis atau dengan

    radiografi.

    6espons lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pen'airan,

    yaitu bahan 'air lepas ke dalam bronkus yang berhubungan dan

    menimbulkan kavitas. Bahan tuber'ular yang dilepaskan dari dinding

    kavitas akan masuk ke dalam per'abangan trakeobronkial. Proses ini

    dapat berulang, atau basil dapat terba-a sampai ke laring, telinga tengah

    atau usus.

    ;alaupun peradangan dapat mereda, kavitas yang ke'il dapat menutup

    dan meninggalkan jaringan parut fibrosis. Bila peradangan mereda, lumen

    bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat

    dengan taut bronkus dan rongga. Bahan perkejuan dapat mengental dan

    tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung, sehingga kavitas

    penuh dengan bahan perkijuan dan lesi mirip dengan kapsul yang tidak

    terlepas. 1eadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam -aktu lama

    atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat

    peradangan aktif.

    Penyakit ini dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.

    2rganisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan men'apai aliran

    darah dalam jumlah ke'il yang kadang*kadang dapat menimbulkan lesi

    pada berbagai organ lain. 8enis penyebaran ini dikenal sebagai

    penyebaran lomfo hematogen yang biasanya sem buh sendiri.(Pri'e,

    !!$#%$*%$

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    6/30

    4. G)++ K/'/(

    Penyakit tuber'ulosis sering dijuluki =the great imitator> yaitu suatu

    penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain

    yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada

    sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan

    bahkan kadang*kadang asimtomatik.

    ambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi golongan, gejala

    respiratorik dan gejala sistemik.

    ". ejala 6espiratorik

    a) Batuk

    ejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang

    paling sering dikeluhkan. ula*mula bersifat non produktif

    kemudian berdahak bahkan ber'ampur darah bila sudah ada

    kerusakan jaringan.

    b) Batuk darah

    arah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin

    tampak berupa garis atau ber'ak*ber'ak darak, gumpalan

    darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk

    darak terjadi karena pe'ahnya pembuluh darah. Berat

    ringannya batuk darah tergantung dari besar ke'ilnya

    pembuluh darah yang pe'ah.

    ') Sesak nafas

    ejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas

    atau karena ada hal*hal yang menyertai seperti efusi pleura,

    pneumothora?, anemia dan lain*lain.

    d) :yeri dada

    :yeri dada pada Tuber'ulosis paru termasuk nyeri pleuritik

    yang ringan. ejala ini timbul apabila sistem persarafan di

    pleura terkena.

    . ejala Sistemik

    a) emam

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    7/30

    erupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada

    sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan

    makin lama makin panjang serangannya.

    b) ejala sistemik lain

    ejala sistemik lain ialah berkeringat pada malam hari, sakit

    kepala, anoreksia, penurunan berat badan, keletihan, dan

    malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa

    minggu*bulan.

    5. P)),/(++' F/(/

    0nspeksi

    1onjungtiva mata pu'at karena anemia, malaise, badan kurus@ berat

    badan menurun. Bila mengenai pleura, paru yang sakit terlihat agak

    tertinggal dalam pernapasan. 66 meningkat (A& ?@menit). /danya

    dyspnea, sianosis, distensi abdomen, batuk dan barrel 'hest.

    Perkusi

    Terdengar suara redup terutama pada apeks paru, bila terdapat

    kavitas yang 'ukup besar, perkusi memberikan suara hipersonar dan

    timpani. Bila mengenai pleura, perkusi memberikan suara pekak.

    /uskultasi

    Terdengar suara napas bron'hial. /kan didapatkan suara napas

    tambahan berupa rhon'i basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila

    infiltrasi ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napas menjadi

    vesikuler melemah. Bila terdapat kavitas yang 'ukup besar,

    auskultasi memberikan suara amforik. Bila mengenai pleura,

    auskultasi memberikan suara napas yang lemah sampai tidak

    terdengar sama sekali.

    Palpasi

    badan teraba hangat (demam), denyut nadi meningkat (A"!!?@menit),

    turgor kulit menurun, fremitus raba meningkat disisi yang sakit.

    (/min, !!3 # 44!*44")

    . P)),/(++' D/+6'&(/ P)''+'6

    a. Pemeriksaan 9aboratorium

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    8/30

    1ultur Sputum # Positif untuk Mycobacterium tuberculosispada tahap

    aktif penyakit.Pemeriksaan dapat memperkirakan jumlah basil tahan asam

    ( /B) yang terdapat pada sediaan. Sediaan yang positifmemberikan petunjuk a-al untuk menekankan diagnosa, tetapi

    suatu sediaan yang negative tidak menyingkirkan kemungkinan

    adanya infeksi penyakit. Pemeriksaan biakan harus dilakukan

    pada semua biakan. ikrobakteri akan tumbuh lambat dan

    membutuhkan suatu sediaan kompleks. 1oloni matur akan

    ber-arna krem atau kekuningan, seperti kulit dan bentuknya

    seperti kembang kol. 8umlah seke'il "! bakteri@ml media

    konsentrasi yang telah diolah dapat dideteksi oleh media biakan

    ini (Pri'e,!!$#%$3).

    Ciehl*:eelsen (pemakaian asam 'epat pada gelas ka'a untuk

    usapan 'airan darah) # Positif untuk basil asam*'epat.

    Tes kulit (antou?, potongan ollmer) # 6eaksi positif (area indurasi

    "! mm atau lebih besar, terjadi &%*3 jam setelah injeksi intradermal

    antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi

    tidak se'ara berarti menunjukkan penyakit aktif. 6eaksi bermakna

    pada pasien yang se'ara klinik sakit berarti bah-a TB aktif tidak

    dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang

    berbeda.

    Tes mantou? adalah dengan menyuntikan tuber'ulin (PP)

    sebanyak !," ml mengandung $ unit (TD) tuber'ulin se'ara

    intrakutan pada sepertiga atas permukaan volar atau dorsal

    lengan ba-ah setelah kulit dibesihkan dengan lalkohol. Dntuk

    memperoleh reaksi kulit yang maksimal diperlukan -aktu antara

    &% sampai 3 jam sesudah penyuntikan dan reaksi harus diba'adalam peiode tersebut. 0nterpretasi tes kulit menunjukan adanya

    beberapa tipe reaksi #

    0ndurasi E $ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok

    berikut #

    a) 2rang dengan +0 positif.

    b) Baru saja kontak dengan orang yang menderita TB.

    ') 2rang dengan perubahan fibroti' pada radigrafi dada yang

    sesuai dengan gambaran TB lama yang sudah sembuh.

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    9/30

    d) Pasien yang menjalani tranplanstasi organ dan pasien

    yang mengalami penekanan imunitas ( menerima setara

    dengan E "$ mg@hari prednisone selama E" bulan).

    0ndurasi E "! mm diklasifikasikan positif dalam kelompok

    berikut #

    a) Baru tiba ( F $ tahun ) dari :egara yang berprevalensi

    tinggi.

    b) Pemakai obat*obat yang disuntikkan.

    ') Penduduk dan pekerja yang berkumpul pada lingkungan

    yang berisiko tinggi. Penjara, rumah*rumah pera-atan,

    panti jompo, fasilitas yang disiapkan untuk pasien dengan

    /0S, dan penampungan untuk tuna -isma

    d) Penga-ai laboratorium mikrobakteriologi.

    e) 2rang dengan keadaan klinis pada daerah mereka yang

    berisioko tinggi.

    f) /nak di ba-a usia & tahun atau anak*anak dan remaja

    yang terpajan orang de-asa kelompok risiko tinggi.

    0ndurasi E "$ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok

    berikut #

    a) 2rang dengan fa'tor risiko TB.

    b) Target program*program tes kulit seharusnya hanya

    dilakukan di anatara kelompok risiko tinggi.

    (Pri'e,!!$#%$$)

    Dji tuber'ulin # enggunakan standar tuberkulin "#"!.!!!@$ TD

    PP*S intrakutan yang diba'a &%*3 jam dengan indurasi A $ mm.

    Dji tuberkulin negatif belum dapat menyingkirkan TB. alse negatif

    pada pemeriksaan uji tuberkulin sering ditemukan pada pasien+0 dan kejadiannya meningkat sebanding dengan peningkatan

    imunosupresi.

    +istologi atau 5ulture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine

    dan 5S, biopsi kulit) # positif untuk Mycobacterium tuberculosis

    Pemeriksaan arah #

    a) +b dapat ditemukan menurun. /nemia bila penyakit berjalan

    menahun

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    10/30

    b) 9G meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai

    tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan.

    ') / # mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa

    kerusakan paru.

    Biopsi jarum pada jaringan paru (Needle Biopsi of un! Tissue)# Positif

    untuk granuloma TBH adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.

    Glektrolit # apat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya

    infeksiH 'ontoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi

    air dapat ditemukan pada TB paru kronis luas.

    Tes antibody serum# Skrining "uman #mmunodeficiency $irus

    (+0) dan G90S/. +asil tes positif, tapi bukan merupakan

    diagnosa. 8ika seseorang terinfeksi "uman #mmunodeficiency$irus (+0), maka system imun akan bereaksi dengan

    memproduksi antibody terhadap virus tersebut. /ntibody terbentuk

    dalam < I " minggu setelah infeksi, atau bisa sampai J I "

    bulan. +al ini menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi

    a-alnya tidak memperlihatkan hasil tes positif. Tapi antibody

    ternyata tidak efektif, kemampuan mendeteksi antibody "uman

    #mmunodeficiency $irus (+0) dalam darah memungkinkan

    skrining produk darah dan memudahkan evaluasi diagnosti'. limfosit 5&

    8umlah 5& # en'erminkan status imunitas pasien. Penderita

    +0@/0S perlu diperiksa jumlah 5& karena infeksi +0

    menyerang sistem ini. +asil pemeriksaan jumlah 5& berguna

    untuk menentukan pengobatan TB*+0@/0S selanjutnya.

    Tes blot %estern# engkonfirmasi diagnosa +uman

    0mmunodefi'ien'y irus (+0)

    Sel T& helper# 0ndikator system imun (jumlah K!!)

    T % ( sel supresor sitopatik )# 6asio terbalik ( # " ) atau lebihbesar dari sel suppressor pada sel helper ( T% ke T& )

    mengindikasikan supresi imun.

    P& ( Protein pembungkus +uman 0mmunodefi'ien'yirus (+0)#

    Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi

    infeksi

    1adar 0g# eningkat, terutama 0g /, 0g , 0g yang normal atau

    mendekati normal

    6eaksi rantai polimerase# endeteksi :/ virus dalam jumlah

    sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    11/30

    Pasien TB yang perlu dilakukan pemeriksaan +0 adalah pasien

    yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi +0, hasil pengobatan 2/T

    yang tidak memuaskan ('ontoh# TB kronik), multi drug resistan'e

    (6) TB. emikian juga bila di fasilitas kesehatan menemukan

    pasien terinfeksi +0@/0S perlu dibuktikan ada tidaknya TB paru.

    engan adanya kerjasama yang baik antara program TB dan

    program +0@/0S dapat menurunkan beban pasien TB*

    +0@/0S. Setiap pemeriksaan +0 harus disertai konseling

    sebelum dan sesudah pemeriksaan, oleh karena itu diperlukan

    5T ($oluntary &ounsellin! Test) dan P0T5 (Provider #nitiated

    Testin! and &ounsellin!) di setiap pelayanan kesehatan.

    b. 6adiologi oto thora? # 0nfiltrasi lesi a-al pada area paru oleh simpanan

    kalsium lesi yang sembuh primer atau efusi 'airan. Perubahan

    mengindikasikan TB yang lebih berat dapat men'akup area

    berlubang dan fibrous. Pada foto thora? tampak pada sisi yang

    sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.

    Bron'hografi # merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat

    kerusakan bron'hus atau kerusakan paru karena TB.

    ambaran radiologi lain yang sering menyertai TB5 paru adalah

    penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks

    (bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).'. Pemeriksaan fungsi paru

    Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio

    udara residu# kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen

    sekunder terhadap infiltrasi parenkim@fibrosis, kehilangan jaringan

    paru dan penyakit pleural.

    7. D/+6'&(/( K,/),/+ D/+6'&(/(

    a) /namnesis dan pemeriksaan fisik

    b) 9aboratorium darah rutin (9G normal atau meningkat,

    limfositosis)

    ') oto thora? P/ dan lateral. ambaran foto thoraks yang

    menunjang diagnosis TB, yaitu #

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    12/30

    o Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen

    api'al lobus ba-ah

    o Bayangan bera-an (patchy'atau berber'ak (nodular)

    o /danya kavitas, tunggal atau ganda

    o 1elainan bilateral, terutama dilapangan atas paru

    o /danya kalsifikasi

    o Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu

    kemudian

    o Bayangan milier

    d) Pemeriksaan sputum BT/

    Pemeriksaan sputum BT/ memastikan diagnosis TB paru, namun

    pemeriksaan ini tidak sensitive karena hanya

    yang dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini.

    e) Tes P/P (Perksidase /nti Peroksidase)

    erupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen

    imunoperoksidase staining untuk menentukan adanya 0g spesifik

    terhadap basil TB

    f) Tes antou?@Tuberkulin

    g) Tehnik Polymerase &hain (eactionh' Bection )ickinson )ia!nostic #nstrument *ystem

    eteksi !ro%th index berdasarkan 52 yang dihasilkan dari

    metabolisme asam lemak oleh . tuber'ulosis

    i' +n,yme inked #mmunosorbent ssay

    eteksi respon humoral, berupa proses antigen*antibodi yang

    terjadi. Pelaksanaannya rumit dan antibodi dapat menetap dalam

    -aktu lama sehingga menimbulkan masalah.

    j) L522T

    eteksi antibody memakai antigen lipoarabinomannan yang

    direkatkan pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik,

    kemudian di'elupkan dalam serum pasien. Bila terdapat antibody

    spesifik dalam jumlah memadai maka -arna sisir akan berubah.

    (ansjoer, "444 # &3*&3

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    13/30

    iagnosis TB paru pada orang de-asa dapat ditegakkan dengan

    ditemukannya BT/ pada pemeriksaan dahak se'ara mikroskopis. +asil

    pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BT/

    hasilnya positif. Bila hanya " spesimen yang positif perlu diadakan

    pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan

    spesimen SPS diulang. 1alau hasil rontgen mendukung TB, maka

    penderita diidagnosis sebagai penderita TB BT/ positif. 1alau hasil

    rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.

    /pabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain,

    misalnya biakan. Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik

    spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau /moksisilin) selama " *

    minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap

    men'urigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS #

    1alau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BT/ positif.

    1alau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemriksaan foto rontgen dada,

    untuk mendukung diagnosis TB.

    Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB

    BT/ negatif rontgen positif.

    Bila hasil ropntgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.

    8. T;),+*- T/'++' P)'+'6+'+'

    Penatalaksanaan TB paru dengan infeksi +0 pada dasarnya sama

    dengan infeksi tanpa +0 saat pemberian obat pada ko*infeksi TB5*+0

    harus memperhatikan jumlah 5& yang sesuai

    8umlah 5&

    (per mmulnus< ka)i:

    !uas !uka : ".

    arna dasar luka: ".

    #edalaman : .....

    !ain-lain : ... ...

    Masala, #epera&atan: ?-@

    FIVEINTERVENSI

    Monitoring Jantung : %inus +radikardi %inus Takikardi

    %aturasi 2 :

    #ateter $rine : da Tidak

    Pemasangan NT : da< arna airan !ambung : ... ... Tidak

    Pemeriksaan !aboratorium : *asil D menun)ukkan sidosis Respiratorik

    !ain-lain: ... ...

    Masala, #epera&atan:

    1. Ker#sakan Pert#karan (as

    GIVECOMFORT

    N0eri :da Tidak

    Problem : ... ...Aualitas/ Auantitas : ... ...Regio : ... ...%kala : ... ...

    Timing : ... ...!ain-lain : ... ...

    Masala, #epera&atan: -

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    18/30

    (H1)SAMPLE

    #elu,an $tama : %esak Na(as dan lemas

    Ri&a0at Pen0akit : #eluarga mengatakan klien menderita Tuberkulosis

    se)ak seta,un 0ang lalu. #lien dikatakan rutin 4ontrol

    ke puskesmas dan suda, mengkonsumsi T. #lien

    diba&a ke ruma, sakit karena sesak na(as 0ang

    dikelu,kan semakin memberat dan penurunan

    kesadaran

    %ign/ Tanda e)ala : klien tampak kesulitan berna(as serta tampak gelisa,is dan Perineum : Tidak tampak de(ormitas< tidak teraba krepitasi

    =kstremitas : =kstremitas teraba dingin< tampak pu4at< RT ;2dtk

    Masala, #epera&atan: ?-@

    INSPEKSIBACK/POSTERIORSURFACE Je)as : da Tidak

    De(ormitas : da Tidak

    Tenderness : da Tidak

    repitasi : da Tidak

    !aserasi : da Tidak

    !ain-lain : ... ...

    Masala, #epera&atan: -

    2. Diagn"sa Ke)era*atan

  • 7/23/2019 LP HIV TB

    19/30

    1@ +ersi,an )alan na(as tidak e(ekti( ber,ubungan dengan sekresi 0ang

    kental atau sekresi 0ang berlebi,an sekunder akibat T+.

    2@ #etidake(ekti(an pola napas ber,ubungan dengan penurunan ekspansi

    paru sekunder akibat penumpukan 4airan.

    3@ #ekurangan olume airan ber,ubungan dengan peningkatan

    metabolisme tubu, sekunder akibat tuberkulosis.

    C@ #etidake(ekti(an per(usi )aringan serebral ber,ubungan dengan

    penurunan aliran dara, ke serebral.

    8@ #erusakan pertukaran gas ber,ubungan dengan penurunan kapasitas

    di(usi paru.

    a+ Peren,anaan Pera*atan

    N". D- Ke)era*atan T#j#an Interensi Rasi"na

    1. +ersi,an )alan na(as

    tidak e(ekti(

    ber,ubungan dengan

    sekresi 0ang kental

    atau sekresi 0ang

    berlebi,an sekunder

    akibat T+.

    %etela, diberikan

    asu,an

    kepera&atan

    selama ... 6 2C )am

    di,arapkan

    bersi,an )alan

    napas klien e(ekti(

    dengan out4ome

    - klien mampu

    mengeluarkan

    sekret

    - klien dapat

    batuk e(ekti(

    - bun0i na(as

    normal< tidak

    ada ron4,i