lp hiv tb
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 LP HIV TB
1/30
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN HIV DENGAN
TUBERCULOSIS PARU (TBC)
OLEH :
WILMA NURILLA R. P. D
135070209111048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RAWI!A"A
MALANG
2015
-
7/23/2019 LP HIV TB
2/30
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PEN"AKIT TUER#ULOSIS
PARU $T#%
A. K&'()* D+(+, P)'-+/
1. D)/'/(/
Mycobacterium tuberculosiskebanyakan mengenai struktur alveolar paru.
Presentasi klinis penyakit ini bervariasi berkisar asimtomatik dengan
hanya menunujukkan tes kulit positif sampai meliputi pemeriksaan
laboratorium atau diagnostik.
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru. ( Smeltzer, !!"# $%&).
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. (Pri'e, !!$ # %$).
br. ". Paru-paru pada klien TB
2. P)'-)+ F+&, P,)/(*&(/(/
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
berbentuk batang (basil) yang bernama Mycobacterium tuberculosis.
Sebagian besar struktur organisme ini terdiri atas asam lemak (lipid) yang
membuat mikobakterium lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan
terhadap gangguan kimia dan fisik. M. tuberculosis hominismerupakan
penyebab sebagian besar kasus tuber'ulosis. ikobakterium ini tahan
hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun*tahun dalam lemari es). +al ini terjadi karena kuman berada
dalam sifat dormant. ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali
-
7/23/2019 LP HIV TB
3/30
dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob.
Sifat ini menunjukkan bah-a kuman lebih menyenangi jaringan yang
tinggi kandungan oksigennya. alam hal ini tekanan bagian apikal paru*
paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini
merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
a'am*ma'am jenis Micobacterium tubercolusae complexadalah#
a. M. tuberculosae
b. arian /sian
'. arian /fri'an 0
d. arian /fri'an 00
e. M. Bovis
1elompok kuman y'oba'teria 2ther Than TB (2TT, atypi'al adalah#
a. M. kansasi
b. M. avium
c. M. intra cellular
d. M. scrofulaceum
e. M.malmacerse
f. M. xenopi (/min, !!3#4%%)
3. P+&/(/&&6/ P)'-+/
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (. Tb).
Tempat masuk kuman M. Tuberkulosis adalah saluran pernapasan,
saluran pern'ernaan (0), dan luka terbuka pada kulit. 1ebanyakan
infeksi TB terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi doplet yang
mengandung kuman*kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi. Saluran pen'ernaan merupakan tempat masuk utama bagi
jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.
0nfeksi dimulai dengan inhalasi droplet nuklei yang mengandung . Tb yang
tidak dapat ditangkap oleh sistem pertahanan mukosilier bronkus dan masuk
ke alveoli.
i dalam alveoli kuman ditangkap makrofag alveoli, kuman akan
bermultiplikasi hingga men'apai jumlah tertentu yang akan mengaktivasi sel
limfosit T. /ntigen kuman dipresentasikan oleh Major histocompatibility
complex class 0 (+5 0) ke sel 5% dan oleh +5 00 ke sel 5&. Sel 5&
-
7/23/2019 LP HIV TB
4/30
terdiri atas Th" dan Th yang masing*masing menghasilkan sitokin yang
berperan dalam sistem imunitas. 6espon imunitas pada infeksi . Tb meliputi
cell mediated immunity (50) dan delayed type hypersensitivity (T+), kedua
respon imunitas tersebut bertujuan untuk melokalisir infeksi dan membunuh
. Tb.
/lveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul pneumonia
akut. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar
getang bening regional. akrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi
lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel
epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. 6eaksi ini biasanya membutuhkan
-aktu "!*! hari.
Pada individu normal terjadi keseimbangan yang rentan antara imunitas host
dan . Tb. Sel 5& dan makrofag sangat berperan dalam respon imunitas
terhadap . Tb. 0nfeksi +0 menyebabkan depresi dan disfungsi progresif sel
5& dan defek pada fungsi makrofag. /kibatnya pasien +0 mempunyai risiko
tinggi untuk reaktivasi TB laten menjadi TB aktif dan peningkatan risiko
terinfeksi baru TB. Pada infeksi +0 lanjut kadar 5& sangat rendah sehingga
terjadi gangguan respon imunitas baik 50 dan T+, akibatnya replikasi .
Tb meluas tanpa disertai pembentukan granuloma, nekrosis perkejuan
maupun kavitas. 0ni menyebabkan diagnosis TB lebih sulit karena gambaran
radiologisnya tidak seperti umumnya penderita TB tanpa +0. TB diseminata
atau TB ekstra paru sering terjadi tetapi kelainan TB paru masih merupakan
kelainan TB yang lebih sering terjadi. Status +0 negatif meningkatkan risiko
berkembangnya TB $*"!7, sedangkan status +0 positif meningkatkan risiko
berkembangnya TB $!7. ibandingkan individu yang tidak terinfeksi +0,
individu dengan +0 mempunyai risiko "! kali lebih besar untuk
berkembangnya TB.
alam perjalanannya penyakit TB dapat menimbulkan nekrosis pada bagian
sentral lesi yang memberikan gambaran relative padat dan seperti keju
disebut nekrosis kaseosa. aerah yang mengalami nekrosis kaseosa
dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan
fibrolas menimbulkan respon yang berbeda. 8aringan granulasi menjadi
-
7/23/2019 LP HIV TB
5/30
lebih fibrosa membentuk jaringan parut kolagenosa yang akhirnya akan
membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
9esi primer paru disebut fokus Ghondan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer disebut kompleks Ghon. 1ompleks
hon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang yang
sehat yang kebetulan menjalani pemeriksaan radiogram rutin. :amun,
kebanyakan infeksi TB paru tidak terlihat se'ara klinis atau dengan
radiografi.
6espons lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pen'airan,
yaitu bahan 'air lepas ke dalam bronkus yang berhubungan dan
menimbulkan kavitas. Bahan tuber'ular yang dilepaskan dari dinding
kavitas akan masuk ke dalam per'abangan trakeobronkial. Proses ini
dapat berulang, atau basil dapat terba-a sampai ke laring, telinga tengah
atau usus.
;alaupun peradangan dapat mereda, kavitas yang ke'il dapat menutup
dan meninggalkan jaringan parut fibrosis. Bila peradangan mereda, lumen
bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat
dengan taut bronkus dan rongga. Bahan perkejuan dapat mengental dan
tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung, sehingga kavitas
penuh dengan bahan perkijuan dan lesi mirip dengan kapsul yang tidak
terlepas. 1eadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam -aktu lama
atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat
peradangan aktif.
Penyakit ini dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.
2rganisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan men'apai aliran
darah dalam jumlah ke'il yang kadang*kadang dapat menimbulkan lesi
pada berbagai organ lain. 8enis penyebaran ini dikenal sebagai
penyebaran lomfo hematogen yang biasanya sem buh sendiri.(Pri'e,
!!$#%$*%$
-
7/23/2019 LP HIV TB
6/30
4. G)++ K/'/(
Penyakit tuber'ulosis sering dijuluki =the great imitator> yaitu suatu
penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain
yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada
sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan
bahkan kadang*kadang asimtomatik.
ambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi golongan, gejala
respiratorik dan gejala sistemik.
". ejala 6espiratorik
a) Batuk
ejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang
paling sering dikeluhkan. ula*mula bersifat non produktif
kemudian berdahak bahkan ber'ampur darah bila sudah ada
kerusakan jaringan.
b) Batuk darah
arah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin
tampak berupa garis atau ber'ak*ber'ak darak, gumpalan
darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk
darak terjadi karena pe'ahnya pembuluh darah. Berat
ringannya batuk darah tergantung dari besar ke'ilnya
pembuluh darah yang pe'ah.
') Sesak nafas
ejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
atau karena ada hal*hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothora?, anemia dan lain*lain.
d) :yeri dada
:yeri dada pada Tuber'ulosis paru termasuk nyeri pleuritik
yang ringan. ejala ini timbul apabila sistem persarafan di
pleura terkena.
. ejala Sistemik
a) emam
-
7/23/2019 LP HIV TB
7/30
erupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada
sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan
makin lama makin panjang serangannya.
b) ejala sistemik lain
ejala sistemik lain ialah berkeringat pada malam hari, sakit
kepala, anoreksia, penurunan berat badan, keletihan, dan
malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa
minggu*bulan.
5. P)),/(++' F/(/
0nspeksi
1onjungtiva mata pu'at karena anemia, malaise, badan kurus@ berat
badan menurun. Bila mengenai pleura, paru yang sakit terlihat agak
tertinggal dalam pernapasan. 66 meningkat (A& ?@menit). /danya
dyspnea, sianosis, distensi abdomen, batuk dan barrel 'hest.
Perkusi
Terdengar suara redup terutama pada apeks paru, bila terdapat
kavitas yang 'ukup besar, perkusi memberikan suara hipersonar dan
timpani. Bila mengenai pleura, perkusi memberikan suara pekak.
/uskultasi
Terdengar suara napas bron'hial. /kan didapatkan suara napas
tambahan berupa rhon'i basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila
infiltrasi ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napas menjadi
vesikuler melemah. Bila terdapat kavitas yang 'ukup besar,
auskultasi memberikan suara amforik. Bila mengenai pleura,
auskultasi memberikan suara napas yang lemah sampai tidak
terdengar sama sekali.
Palpasi
badan teraba hangat (demam), denyut nadi meningkat (A"!!?@menit),
turgor kulit menurun, fremitus raba meningkat disisi yang sakit.
(/min, !!3 # 44!*44")
. P)),/(++' D/+6'&(/ P)''+'6
a. Pemeriksaan 9aboratorium
-
7/23/2019 LP HIV TB
8/30
1ultur Sputum # Positif untuk Mycobacterium tuberculosispada tahap
aktif penyakit.Pemeriksaan dapat memperkirakan jumlah basil tahan asam
( /B) yang terdapat pada sediaan. Sediaan yang positifmemberikan petunjuk a-al untuk menekankan diagnosa, tetapi
suatu sediaan yang negative tidak menyingkirkan kemungkinan
adanya infeksi penyakit. Pemeriksaan biakan harus dilakukan
pada semua biakan. ikrobakteri akan tumbuh lambat dan
membutuhkan suatu sediaan kompleks. 1oloni matur akan
ber-arna krem atau kekuningan, seperti kulit dan bentuknya
seperti kembang kol. 8umlah seke'il "! bakteri@ml media
konsentrasi yang telah diolah dapat dideteksi oleh media biakan
ini (Pri'e,!!$#%$3).
Ciehl*:eelsen (pemakaian asam 'epat pada gelas ka'a untuk
usapan 'airan darah) # Positif untuk basil asam*'epat.
Tes kulit (antou?, potongan ollmer) # 6eaksi positif (area indurasi
"! mm atau lebih besar, terjadi &%*3 jam setelah injeksi intradermal
antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi
tidak se'ara berarti menunjukkan penyakit aktif. 6eaksi bermakna
pada pasien yang se'ara klinik sakit berarti bah-a TB aktif tidak
dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang
berbeda.
Tes mantou? adalah dengan menyuntikan tuber'ulin (PP)
sebanyak !," ml mengandung $ unit (TD) tuber'ulin se'ara
intrakutan pada sepertiga atas permukaan volar atau dorsal
lengan ba-ah setelah kulit dibesihkan dengan lalkohol. Dntuk
memperoleh reaksi kulit yang maksimal diperlukan -aktu antara
&% sampai 3 jam sesudah penyuntikan dan reaksi harus diba'adalam peiode tersebut. 0nterpretasi tes kulit menunjukan adanya
beberapa tipe reaksi #
0ndurasi E $ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut #
a) 2rang dengan +0 positif.
b) Baru saja kontak dengan orang yang menderita TB.
') 2rang dengan perubahan fibroti' pada radigrafi dada yang
sesuai dengan gambaran TB lama yang sudah sembuh.
-
7/23/2019 LP HIV TB
9/30
d) Pasien yang menjalani tranplanstasi organ dan pasien
yang mengalami penekanan imunitas ( menerima setara
dengan E "$ mg@hari prednisone selama E" bulan).
0ndurasi E "! mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut #
a) Baru tiba ( F $ tahun ) dari :egara yang berprevalensi
tinggi.
b) Pemakai obat*obat yang disuntikkan.
') Penduduk dan pekerja yang berkumpul pada lingkungan
yang berisiko tinggi. Penjara, rumah*rumah pera-atan,
panti jompo, fasilitas yang disiapkan untuk pasien dengan
/0S, dan penampungan untuk tuna -isma
d) Penga-ai laboratorium mikrobakteriologi.
e) 2rang dengan keadaan klinis pada daerah mereka yang
berisioko tinggi.
f) /nak di ba-a usia & tahun atau anak*anak dan remaja
yang terpajan orang de-asa kelompok risiko tinggi.
0ndurasi E "$ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut #
a) 2rang dengan fa'tor risiko TB.
b) Target program*program tes kulit seharusnya hanya
dilakukan di anatara kelompok risiko tinggi.
(Pri'e,!!$#%$$)
Dji tuber'ulin # enggunakan standar tuberkulin "#"!.!!!@$ TD
PP*S intrakutan yang diba'a &%*3 jam dengan indurasi A $ mm.
Dji tuberkulin negatif belum dapat menyingkirkan TB. alse negatif
pada pemeriksaan uji tuberkulin sering ditemukan pada pasien+0 dan kejadiannya meningkat sebanding dengan peningkatan
imunosupresi.
+istologi atau 5ulture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine
dan 5S, biopsi kulit) # positif untuk Mycobacterium tuberculosis
Pemeriksaan arah #
a) +b dapat ditemukan menurun. /nemia bila penyakit berjalan
menahun
-
7/23/2019 LP HIV TB
10/30
b) 9G meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai
tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan.
') / # mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa
kerusakan paru.
Biopsi jarum pada jaringan paru (Needle Biopsi of un! Tissue)# Positif
untuk granuloma TBH adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.
Glektrolit # apat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya
infeksiH 'ontoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi
air dapat ditemukan pada TB paru kronis luas.
Tes antibody serum# Skrining "uman #mmunodeficiency $irus
(+0) dan G90S/. +asil tes positif, tapi bukan merupakan
diagnosa. 8ika seseorang terinfeksi "uman #mmunodeficiency$irus (+0), maka system imun akan bereaksi dengan
memproduksi antibody terhadap virus tersebut. /ntibody terbentuk
dalam < I " minggu setelah infeksi, atau bisa sampai J I "
bulan. +al ini menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi
a-alnya tidak memperlihatkan hasil tes positif. Tapi antibody
ternyata tidak efektif, kemampuan mendeteksi antibody "uman
#mmunodeficiency $irus (+0) dalam darah memungkinkan
skrining produk darah dan memudahkan evaluasi diagnosti'. limfosit 5&
8umlah 5& # en'erminkan status imunitas pasien. Penderita
+0@/0S perlu diperiksa jumlah 5& karena infeksi +0
menyerang sistem ini. +asil pemeriksaan jumlah 5& berguna
untuk menentukan pengobatan TB*+0@/0S selanjutnya.
Tes blot %estern# engkonfirmasi diagnosa +uman
0mmunodefi'ien'y irus (+0)
Sel T& helper# 0ndikator system imun (jumlah K!!)
T % ( sel supresor sitopatik )# 6asio terbalik ( # " ) atau lebihbesar dari sel suppressor pada sel helper ( T% ke T& )
mengindikasikan supresi imun.
P& ( Protein pembungkus +uman 0mmunodefi'ien'yirus (+0)#
Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi
infeksi
1adar 0g# eningkat, terutama 0g /, 0g , 0g yang normal atau
mendekati normal
6eaksi rantai polimerase# endeteksi :/ virus dalam jumlah
sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
-
7/23/2019 LP HIV TB
11/30
Pasien TB yang perlu dilakukan pemeriksaan +0 adalah pasien
yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi +0, hasil pengobatan 2/T
yang tidak memuaskan ('ontoh# TB kronik), multi drug resistan'e
(6) TB. emikian juga bila di fasilitas kesehatan menemukan
pasien terinfeksi +0@/0S perlu dibuktikan ada tidaknya TB paru.
engan adanya kerjasama yang baik antara program TB dan
program +0@/0S dapat menurunkan beban pasien TB*
+0@/0S. Setiap pemeriksaan +0 harus disertai konseling
sebelum dan sesudah pemeriksaan, oleh karena itu diperlukan
5T ($oluntary &ounsellin! Test) dan P0T5 (Provider #nitiated
Testin! and &ounsellin!) di setiap pelayanan kesehatan.
b. 6adiologi oto thora? # 0nfiltrasi lesi a-al pada area paru oleh simpanan
kalsium lesi yang sembuh primer atau efusi 'airan. Perubahan
mengindikasikan TB yang lebih berat dapat men'akup area
berlubang dan fibrous. Pada foto thora? tampak pada sisi yang
sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
Bron'hografi # merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat
kerusakan bron'hus atau kerusakan paru karena TB.
ambaran radiologi lain yang sering menyertai TB5 paru adalah
penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks
(bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).'. Pemeriksaan fungsi paru
Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu# kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen
sekunder terhadap infiltrasi parenkim@fibrosis, kehilangan jaringan
paru dan penyakit pleural.
7. D/+6'&(/( K,/),/+ D/+6'&(/(
a) /namnesis dan pemeriksaan fisik
b) 9aboratorium darah rutin (9G normal atau meningkat,
limfositosis)
') oto thora? P/ dan lateral. ambaran foto thoraks yang
menunjang diagnosis TB, yaitu #
-
7/23/2019 LP HIV TB
12/30
o Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen
api'al lobus ba-ah
o Bayangan bera-an (patchy'atau berber'ak (nodular)
o /danya kavitas, tunggal atau ganda
o 1elainan bilateral, terutama dilapangan atas paru
o /danya kalsifikasi
o Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu
kemudian
o Bayangan milier
d) Pemeriksaan sputum BT/
Pemeriksaan sputum BT/ memastikan diagnosis TB paru, namun
pemeriksaan ini tidak sensitive karena hanya
yang dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini.
e) Tes P/P (Perksidase /nti Peroksidase)
erupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen
imunoperoksidase staining untuk menentukan adanya 0g spesifik
terhadap basil TB
f) Tes antou?@Tuberkulin
g) Tehnik Polymerase &hain (eactionh' Bection )ickinson )ia!nostic #nstrument *ystem
eteksi !ro%th index berdasarkan 52 yang dihasilkan dari
metabolisme asam lemak oleh . tuber'ulosis
i' +n,yme inked #mmunosorbent ssay
eteksi respon humoral, berupa proses antigen*antibodi yang
terjadi. Pelaksanaannya rumit dan antibodi dapat menetap dalam
-aktu lama sehingga menimbulkan masalah.
j) L522T
eteksi antibody memakai antigen lipoarabinomannan yang
direkatkan pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik,
kemudian di'elupkan dalam serum pasien. Bila terdapat antibody
spesifik dalam jumlah memadai maka -arna sisir akan berubah.
(ansjoer, "444 # &3*&3
-
7/23/2019 LP HIV TB
13/30
iagnosis TB paru pada orang de-asa dapat ditegakkan dengan
ditemukannya BT/ pada pemeriksaan dahak se'ara mikroskopis. +asil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BT/
hasilnya positif. Bila hanya " spesimen yang positif perlu diadakan
pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan
spesimen SPS diulang. 1alau hasil rontgen mendukung TB, maka
penderita diidagnosis sebagai penderita TB BT/ positif. 1alau hasil
rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.
/pabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain,
misalnya biakan. Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik
spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau /moksisilin) selama " *
minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap
men'urigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS #
1alau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BT/ positif.
1alau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemriksaan foto rontgen dada,
untuk mendukung diagnosis TB.
Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB
BT/ negatif rontgen positif.
Bila hasil ropntgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.
8. T;),+*- T/'++' P)'+'6+'+'
Penatalaksanaan TB paru dengan infeksi +0 pada dasarnya sama
dengan infeksi tanpa +0 saat pemberian obat pada ko*infeksi TB5*+0
harus memperhatikan jumlah 5& yang sesuai
8umlah 5&
(per mmulnus< ka)i:
!uas !uka : ".
arna dasar luka: ".
#edalaman : .....
!ain-lain : ... ...
Masala, #epera&atan: ?-@
FIVEINTERVENSI
Monitoring Jantung : %inus +radikardi %inus Takikardi
%aturasi 2 :
#ateter $rine : da Tidak
Pemasangan NT : da< arna airan !ambung : ... ... Tidak
Pemeriksaan !aboratorium : *asil D menun)ukkan sidosis Respiratorik
!ain-lain: ... ...
Masala, #epera&atan:
1. Ker#sakan Pert#karan (as
GIVECOMFORT
N0eri :da Tidak
Problem : ... ...Aualitas/ Auantitas : ... ...Regio : ... ...%kala : ... ...
Timing : ... ...!ain-lain : ... ...
Masala, #epera&atan: -
-
7/23/2019 LP HIV TB
18/30
(H1)SAMPLE
#elu,an $tama : %esak Na(as dan lemas
Ri&a0at Pen0akit : #eluarga mengatakan klien menderita Tuberkulosis
se)ak seta,un 0ang lalu. #lien dikatakan rutin 4ontrol
ke puskesmas dan suda, mengkonsumsi T. #lien
diba&a ke ruma, sakit karena sesak na(as 0ang
dikelu,kan semakin memberat dan penurunan
kesadaran
%ign/ Tanda e)ala : klien tampak kesulitan berna(as serta tampak gelisa,is dan Perineum : Tidak tampak de(ormitas< tidak teraba krepitasi
=kstremitas : =kstremitas teraba dingin< tampak pu4at< RT ;2dtk
Masala, #epera&atan: ?-@
INSPEKSIBACK/POSTERIORSURFACE Je)as : da Tidak
De(ormitas : da Tidak
Tenderness : da Tidak
repitasi : da Tidak
!aserasi : da Tidak
!ain-lain : ... ...
Masala, #epera&atan: -
2. Diagn"sa Ke)era*atan
-
7/23/2019 LP HIV TB
19/30
1@ +ersi,an )alan na(as tidak e(ekti( ber,ubungan dengan sekresi 0ang
kental atau sekresi 0ang berlebi,an sekunder akibat T+.
2@ #etidake(ekti(an pola napas ber,ubungan dengan penurunan ekspansi
paru sekunder akibat penumpukan 4airan.
3@ #ekurangan olume airan ber,ubungan dengan peningkatan
metabolisme tubu, sekunder akibat tuberkulosis.
C@ #etidake(ekti(an per(usi )aringan serebral ber,ubungan dengan
penurunan aliran dara, ke serebral.
8@ #erusakan pertukaran gas ber,ubungan dengan penurunan kapasitas
di(usi paru.
a+ Peren,anaan Pera*atan
N". D- Ke)era*atan T#j#an Interensi Rasi"na
1. +ersi,an )alan na(as
tidak e(ekti(
ber,ubungan dengan
sekresi 0ang kental
atau sekresi 0ang
berlebi,an sekunder
akibat T+.
%etela, diberikan
asu,an
kepera&atan
selama ... 6 2C )am
di,arapkan
bersi,an )alan
napas klien e(ekti(
dengan out4ome
- klien mampu
mengeluarkan
sekret
- klien dapat
batuk e(ekti(
- bun0i na(as
normal< tidak
ada ron4,i