lp ckr.docx

Upload: dwiagusyulianto

Post on 01-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    1/48

    LAPORAN PENDAHULUAN

    STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

    CKR, VULNUS AMPUTATUM

    Di Ruang Menur RSUD Dr. R Goeeng Taroena!i"raa Pur"a#ingga

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    2/48

    O#e$%

    D&a$ A&u R, S.Ke'.

    PROGRAM PRO(ESI NERS

    )URUSAN KEPERAWATAN

    (AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU*ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS )ENDERAL SOEDIRMAN

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    3/48

    "i dunia diperkirakan sebanyak #,2 juta ji$a nya$a melayang setiap

    tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan sekitar 0,3%0,&'

    mengalami cedera kepala! "i ndonesia diperkirakan lebih dari )0'

    pengendara kendaraan mengalami resiko kecelakaan! #)' diantaranya

    mengalami cedera kepala dan kecederaan permanen, tingginya angka

    kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari makin mudahnya orang untuk

    memiliki kendaraan bermotor dan kecelakaan manusia!(*hell, 200)

    "ari data +*" "r + -oeteng .aroenadibrata /urbalingga khususnya

    di ruang "ahlia, terdapat pasien yang menderita cedera kepala ringan (C+,

    oleh dasar itulah penulis ingin membahas lebih jauh tentang penyakit C+!

    +. Tu/uan

    a! .ujuan umumntuk mengetahui asuhan kepera$atan pada pasien C+ di ruang

    "ahlia +*" dr! -oeteng .aroenadibrata /urbalingga!

    b .ujuan husus

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    4/48

    Cedera kepala ringan kehilangan kesadaran sesaat setelah traumatik, pasien

    bangun, orientasi baik, tidak ada defisit neurologis (*atya 5egara, #44):

    #22!

    *edangkan 1ulnus antutatum adalah 6uka potong, pancung dengan

    penyebab benda tajam ukuran besarberat, gergaji! 6uka membentuk

    lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong! /erdarahan hebat, resiko

    infeksi tinggi, terdapat gejala pathom limb!

    +. Eio#ogi

    /enyebab cedera kepala adalah karena adanya trauma rudapaksa yang

    dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu:

    a. .rauma primer

    .erjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi dan

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    5/48

    sehingga dapat menimbulkan perdarahan,baik perdarahan intracranial

    maupun perdarahan ekstrakranial!

    /erdarahan intrakranial dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

    ., akibat yang ditimbulkan yaitu sakit kepala hebat dan menekan pusat

    reflek muntah di medulla yang mengakibatkan terjadinya muntah proyektil

    sehingga tidak terjadi keseimbangan antara intake dengan output! *elain itu

    peningkatan . juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran

    dan aliran darah otak menurun! 8ika aliran darah otak menurun maka akan

    terjadi hipoksia yang menyebabkan disfungsi serebral sehingga koordinasi

    motorik terganggu!

    "isamping itu hipoksia juga dapat menyebabkan terjadinya sesak

    nafas! /endarahan ekstrakranial dibagi menjadi dua yaitu perdarahan

    terbuka dan tertutup! /erdarahan terbuka (robek dan lecet merangsang

    pelepasan mediator histamin, bradikinin,prostaglandin yang merangsang

    stimulus nyeri kemudian diteruskan ner1us aferen ke spinoptalamus menuju

    ke kortek serebri sampai ner1us eferen sehingga akan timbul rasa nyeri! 8ika

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    6/48

    ". /erubahan tingkah laku, seperti : cepat marah, gelisah, bingung, kacau

    mental

    4. *akit kepala

    !. Mual dan muntah

    e. /erubahan pola pernafasan : nafas kuat dalam, cheyne stokes, henti

    nafas

    1. /erubahan motorik dan sensorik fokal : kelemahan progresif,

    parastesia

    g. /erubahan pupil : dilatasi

    $. /ostur abnormal : rigiditas dekortikasi, rigiditas desebrasi!

    5. Ko6'#ia2i

    emunduran pada kondisi pasien mungkin karena perluasan

    hematoma intrakranial, edema serebral progresif, dan herniasi otak

    a. Edema serebral dan herniasi9dema serebral adalah penyebab paling umum peningkatan

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    7/48

    /asien cedera kepala dapat mengalami paralysis saraf fokal

    seperti anosmia (tidak dapat mencium bau bauan atau abnormalitas

    gerakan mata, dan defisit neurologik seperti afasia, defek memori, dan

    kejang post traumatic atau epilepsy! /asien mengalami sisa penurunan

    psikologis organic (mela$an, emosi labil tidak punya malu, emosi

    agresif dan konsekuensi gangguan!

    4. omplikasi lain secara traumatik:

    # nfeksi sitemik (pneumonia, *, sepsis2 nfeksi bedah neurologi (infeksi luka, osteomielitis, meningitis,

    1entikulitis, abses otak

    3 sifikasi heterotropik (nyeri tulang pada sendi sendi; /eningkatan .

    &

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    8/48

    Menunjukkan anomaly sirkulasi serebral seperti : perubahan jaringan

    otak sekunder menjadi edema, perdarahan dan trauma!

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    9/48

    8. Pa$9a&

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    10/48

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    11/48

    :. Penga/ian

    a! /engumpulan data klien baik subyektif maupun obyektif pada

    gangguan sistem persyarafan sehubungan dengan cedera kepala

    tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri dan adanya komplikasi

    pada organ 1ital lainnya!

    b! dentitas klien dan keluarga ( penanngungja$ab : nama, umur, jenis

    kelamin, agama, suku bangsa, status perka$inan, alamat golongandarah, penghasilan, hubungan klien dengan penanggungja$ab

    c! +i$ayat kesehatan

    .ingkat kesadaran -C* ? #&, con1ulsi, muntah, takipnea, sakit

    kepala, $ajah simetris atau tidak, lemah, luka di kepala, paralise,

    akumulasi secret pada saluran pernapasan, adanya li@uor dari hidung

    dan telinga serta kejang!d! +i$ayat penyakit dahulu barulah diketahui dengan baik yang

    berhubungan dengan sistem persyarafan maupun penyakit sistem A

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    12/48

    ; 9liminasi

    " : bab bak inkontinensia disfungsi!

    & Makanan cairan

    "* : Mual, muntah, perubahan selera makan

    " : Muntah (mungkin proyektil, gangguan menelan (batuk,

    disfagia!

    5euro sensori

    "* : ehilangan kesadaran sementara, 1ertigo, tinitus,

    kehilangan pendengaran, perubahan penglihatan, diplopia,

    gangguan pengecapan pembauan

    " : /erubahan kesadara, koma!

    7 5yeri rasa nyaman

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    13/48

    " : Braktur dislokasi, gangguan penglihatan, gangguan +M,

    tonus otot hilang kekuatan paralysis, demam,perubahan regulasi

    temperatur tubuh!

    #0 ntensitas social

    " : >fasia, distarsia

    ;. Diagno2a Ke'era9aan &ang Mungin Mun4u#

    a. /erfusi jaringan tidak efektif (spesifik serebral berhubungan dengan

    aliran arteri dan atau 1ena terputus

    ". 5yeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

    4.

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    14/48

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    15/48

    -. Ren4ana Ke'era9aan

    No

    .

    Diagno2a

    e'era9aanTu/uan !an rieria $a2i# Iner

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    16/48

    trasi, dan orientasi

    3! lien mampu mem%proses informasi

    ;! lien mampu mem%buat keputusan de%

    ngan benar

    &! .ingkat kesadaran klien membaik

    kepala ele1asi 30%

    ;0dengan leher dalam

    posisi netral

    i! Minimalkan stimulus dari

    lingkungan

    j! eri jarak antar tindakan

    kepera$atan untuk

    meminimalkan peningkatan

    .

    k! elola obat obat untuk

    mempertahankan . dalam

    batas spesifik

    Monioring Neuro#ogi2

    a! Monitor ukuran,

    kesimetrisan, reaksi dan

    bentuk pupil

    b! Monitor tingkat kesadaran

    klien

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    17/48

    c! Monitor tanda%tanda 1ital

    d! Monitor keluhan nyeri

    kepala, mual, dan muntah

    e! Monitor respon klien

    terhadap pengobatan

    f!

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    18/48

    humidifier

    e! eri penjelasan kepada klien

    tentang pentingnya

    pemberian oksigen

    f! bser1asi tanda%tanda

    hipo1entilasi

    g! Monitor respon klien

    terhadap pemberian oksigen

    h! >njurkan klien untuk tetap

    memakai oksigen selama

    akti1itas dan tidur

    2! 5yeri akut b!d

    dengan agen

    injuri fisik,

    NOC%

    #!

    *etelah dilakukan asuhan kepera$atan selama 3 E

    2; jam, klien dapat :

    Mana/e6en n&eri

    a! aji keluhan nyeri, lokasi,

    karakteristik, onsetdurasi,frekuensi, kualitas, dan

    beratnya nyeri

    b! bser1asi respon

    ketidaknyamanan secara

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    19/48

    #! Mengontrol nyeri, de%ngan indikator:

    #! Mengenal faktor%faktor penyebab

    2! Mengenal onset nyeri

    3! .indakan pertolong%an non farmakologi

    ;! Menggunakan anal%getik

    &! Melaporkan gejala%gejala nyeri kepada

    tim kesehatan

    ! 5yeri terkontrol

    2! Menunjukkan tingkat nyeri, dengan indikator:

    #! Melaporkan nyeri

    2! Brekuensi nyeri

    3! 6amanya episode nyeri

    ;! 9kspresi nyeriF $a%jah

    &! /erubahan respirasi rate! /erubahan tekanan darah

    7! ehilangan nafsu makan

    .ingkat kenyamanan, dengan indicator : lien

    1erbal dan non 1erbal

    c! /astikan klien menerima

    pera$atan analgetik dg

    tepat!

    d! -unakan strategi

    komunikasi yang efektif

    untuk mengetahui respon

    penerimaan klien terhadap

    nyeri

    e! 91aluasi keefektifan

    penggunaan kontrol nyeri

    f! Monitoring perubahan nyeri

    baik aktual maupun

    potensial

    g! *ediakan lingkungan yang

    nyaman

    h! urangi faktor%faktor yang

    dapat menambah ungkapannyeri

    i! >jarkan penggunaan tehnik

    relaksasi sebelum atau

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    20/48

    melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat

    tercukupi

    sesudah nyeri berlangsung

    j! olaborasi dengan tim

    kesehatan lain untuk

    memilih tindakan selain

    obat untuk meringankan

    nyeri

    k! .ingkatkan istirahat yang

    adekuat untuk meringankan

    nyeri!

    Penge#o#aan ana#gei

    #! /eriksa perintah medis

    tentang obat, dosis G

    frekuensi obat analgetik2! /eriksa ri$ayat alergi klien

    3! /ilih obat berdasarkan tipe

    dan beratnya nyeri

    ;! /ilih cara pemberian H atau

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    21/48

    M untuk pengobatan, jika

    mungkin

    &! Monitor 1ital sign sebelum

    dan sesudah pemberian

    analgetik

    ! elola jad$al pemberian

    analgetik yang sesuai

    7! 91aluasi efektifitas dosis

    analgetik, obser1asi tanda

    dan gejala efek samping,

    misal depresi pernafasan,

    mual dan muntah, mulut

    kering, G konstipasi

    )! olaborasi dgn dokter untuk

    obat, dosis G cara

    pemberian yg diindikasikan

    4! .entukan lokasi nyeri,

    karakteristik, kualitas, dankeparahan sebelum

    pengobatan

    #0! erikan obat dengan prinsip

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    22/48

    & benar

    ##! "okumentasikan respon dari

    analgetik dan efek yang

    tidak diinginkan

    3! 5C :

    #! bser1asi keadaan luka

    ( diameter luka, adanya pus

    dan darah

    2! 6akukan pera$atan luka,

    ganti perban luka klien3! /ertahankan linen tetap

    bersih dan tidak mengkerut

    ;! >njurkan klien untuk

    mengganti bajunya minimal# E sehari

    &! olaborasi dalam

    penggunaan obat topikal

    Mencegah infeksi yang

    terjadi dan melakukan

    pera$atan agar luka tetap

    dalam kondisi baik

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    23/48

    sesuai indikasi

    DA(TAR PUSTAKA

    Carpenito, 6ynda 8uall (2000, uku saku diagnosa kepera$atan, edisi ), alih ahasa Monica 9ster, 8akarta, 9-C

    *yamsuhidayat! 2003!Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2! 8akarta:9-C

    jenispenyakit!blogspot!com200)#2penyakit%abses!html,diakses tanggal 20 5o1ember 20#2

    5>5">, 200&,Nursing diagnoses definition dan classification, ! ! *aunders, /hiladelpia!

    runner G *uddarth, 2002,Buku ajar keperawatan medikal bedah, alih bahasa: aluyo >gung!, Iasmin >sih!, 8uli!, uncara!, !

    Made aryasa, 9-C, 8akarta!

    http://jenispenyakit.blogspot.com/2008/12/penyakit-abses.htmlhttp://jenispenyakit.blogspot.com/2008/12/penyakit-abses.htmlhttp://jenispenyakit.blogspot.com/2008/12/penyakit-abses.html
  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    24/48

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    25/48

    Rencana Tindakan Keperawatan Pada Cedera Kepala

    1) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah

    (hemoragi, hematoma) edema cerebral penurunan T! sistemik"hipoksia (hipo#olemia,disritmia jantung)

    Tujuan$

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    26/48

    Mempertahankan tingkat kesadaran biasa/perbaikan, kognisi, dan fungsimotorik/sensorik.

    Kriteria hasil$

    Tanda vital stabil dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK

    %nter#ensi $

    1. Tentukan faktor-faktor yang menyebabkan koma/penurunan perfusi jaringan otak dan

    potensial peningkatan TIK.

    asional ! "enurunan tanda/gejala neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah

    serangan a#al, menunjukkan perlunya pasien dira#at di pera#atan intensif.

    $. "antau /%atat status neurologis se%ara teratur dan bandingkan dengan nilai standar &'(.

    asional ! Mengkaji tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan bermanfaat dalam

    menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan ((".

    ). *valuasi keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap %ahaya.

    asional ! eaksi pupil diatur oleh saraf %ranial okulomotor +III berguna untuk menentukan

    apakah batang otak masih baik. kuran/ kesamaan ditentukan oleh keseimbangan antara

    persarafan simpatis dan parasimpatis. espon terhadap %ahaya men%erminkan fungsi yang

    terkombinasi dari saraf kranial optikus +II dan okulomotor +III.

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    27/48

    . "antau tanda-tanda vital! T, nadi, frekuensi nafas, suhu.

    asional ! "eningkatan T sistemik yang diikuti oleh penurunan T diastolik +nadi yang

    membesar merupakan tanda terjadinya peningkatan TIK, jika diikuti oleh penurunankesadaran. 0ipovolemia/hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan/iskhemia %erebral.

    emam dapat men%erminkan kerusakan pada hipotalamus. "eningkatan kebutuhan

    metabolisme dan konsumsi oksigen terjadi +terutama saat demam dan menggigil yang

    selanjutnya menyebabkan peningkatan TIK.

    . "antau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa.

    asional ! 2ermanfaat sebagai indikator dari %airan total tubuh yang terintegrasi dengan

    perfusi jaringan. Iskemia/trauma serebral dapat mengakibatkan diabetes insipidus. &angguanini dapat mengarahkan pada masalah hipotermia atau pelebaran pembuluh darah yang

    akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap tekanan serebral.

    3. Turunkan stimulasi eksternal dan berikan kenyamanan, seperti lingkungan yang tenang.

    asional ! Memberikan efek ketenangan, menurunkan reaksi fisiologis tubuh dan

    meningkatkan istirahat untuk mempertahankan atau menurunkan TIK.

    4. 2antu pasien untuk menghindari /membatasi batuk, muntah, mengejan.

    asional ! 5ktivitas ini akan meningkatkan tekanan intrathorak dan intraabdomen yang dapatmeningkatkan TIK.

    6. Tinggikan kepala pasien 1- derajad sesuai indikasi/yang dapat ditoleransi.

    asional ! Meningkatkan aliran balik vena dari kepala sehingga akan mengurangi kongesti

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    28/48

    dan oedema atau resiko terjadinya peningkatan TIK.

    7. 2atasi pemberian %airan sesuai indikasi.

    asional ! "embatasan %airan diperlukan untuk menurunkan edema serebral, meminimalkanfluktuasi aliran vaskuler T dan TIK.

    18. 2erikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

    asional ! Menurunkan hipoksemia, yang mana dapat meningkatkan vasodilatasi dan volume

    darah serebral yang meningkatkan TIK.

    11. 2erikan obat sesuai indikasi, misal! diuretik, steroid, antikonvulsan, analgetik, sedatif,

    antipiretik.

    asional ! iuretik digunakan pada fase akut untuk menurunkan air dari sel otak,menurunkan edema otak dan TIK,. (teroid menurunkan inflamasi, yang selanjutnya

    menurunkan edema jaringan. 5ntikonvulsan untuk mengatasi dan men%egah terjadinya

    aktifitas kejang. 5nalgesik untuk menghilangkan nyeri . (edatif digunakan untuk

    mengendalikan kegelisahan, agitasi. 5ntipiretik menurunkan atau mengendalikan demam

    yang mempunyai pengaruh meningkatkan metabolisme serebral atau peningkatan kebutuhan

    terhadap oksigen.

    &) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakanneuro#askuler (cedera pada pusat pernapasan otak)' Kerusakan persepsi atau kognitif'

    bstruksi trakeobronkhial'

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    29/48

    Tujuan$

    mempertahankan pola pernapasan efektif.

    Kriteria e#aluasi$

    bebas sianosis, &5 dalam batas normal

    %nter#ensi$

    1. "antau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan. 'atat ketidakteraturan pernapasan.

    asional ! "erubahan dapat menandakan a#itan komplikasi pulmonal atau menandakan

    lokasi/luasnya keterlibatan otak. "ernapasan lambat, periode apnea dapat menandakan

    perlunya ventilasi mekanis.

    $. "antau dan %atat kompetensi reflek gag/menelan dan kemampuan pasien untuk

    melindungi jalan napas sendiri. "asang jalan napas sesuai indikasi.

    asional ! Kemampuan memobilisasi atau membersihkan sekresi penting untuk

    pemeliharaan jalan napas. Kehilangan refleks menelan atau batuk menandakan perlunaya

    jalan napas buatan atau intubasi.

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    30/48

    ). 5ngkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miirng sesuai indikasi.

    asional ! ntuk memudahkan ekspansi paru/ventilasi paru dan menurunkan adanya

    kemungkinan lidah jatuh yang menyumbat jalan napas.

    . 5njurkan pasien untuk melakukan napas dalam yang efektif bila pasien sadar.

    asional ! Men%egah/menurunkan atelektasis.

    . 9akukan penghisapan dengan ekstra hati-hati, jangan lebih dari 18-1 detik. 'atat

    karakter, #arna dan kekeruhan dari sekret.

    asional ! "enghisapan biasanya dibutuhkan jika pasien koma atau dalam keadaan

    imobilisasi dan tidak dapat membersihkan jalan napasnya sendiri. "enghisapan pada trakhea

    yang lebih dalam harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena hal tersebut dapat

    menyebabkan atau meningkatkan hipoksia yang menimbulkan vasokonstriksi yang pada

    akhirnya akan berpengaruh %ukup besar pada perfusi jaringan.

    3. 5uskultasi suara napas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanya suara tambahan yangtidak normal misal! ronkhi, #hee:ing, krekel.

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    31/48

    asional ! ntuk mengidentifikasi adanya masalah paru seperti atelektasis, kongesti, atau

    obstruksi jalan napas yang membahayakan oksigenasi %erebral dan/atau menandakan

    terjadinya infeksi paru.

    4. "antau analisa gas darah, tekanan oksimetri

    asional ! Menentukan ke%ukupan pernapasan, keseimbangan asam basa dan kebutuhan

    akan terapi.

    6. 9akukan ronsen thoraks ulang.

    asional ! Melihat kembali keadaan ventilasi dan tanda-tandakomplikasi yang berkembang

    misal! atelektasi atau bronkopneumoni.

    7. 2erikan oksigen.

    asional ! Memaksimalkan oksigen pada darah arteri dan membantu dalam pen%egahan

    hipoksia. ;ika pusat pernapasan tertekan, mungkin diperlukan ventilasi mekanik.

    18. 9akukan fisioterapi dada jika ada indikasi.

    asional !

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    32/48

    ) Resiko tinggi terhadap infeksi b'd jaringan trauma, kulit rusak, prosedur in#asif'

    Penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh' Kekurangan nutrisi' Respon inflamasi

    tertekan (penggunaan steroid)' Perubahan integritas sistem tertutup (kebocoran C**)Tujuan$

    Mempertahankan normotermia, bebas tanda-tanda infeksi.

    Kriteria e#aluasi$

    Men%apai penyembuhan luka tepat #aktu.

    %nter#ensi $

    1. 2erikan pera#atan aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik %u%i tangan yang baik.

    asional ! 'ara pertama untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial.$. =bservasi daerah kulit yang mengalami kerusakan, daerah yang terpasang alat invasi,

    %atat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi.

    asional ! eteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan

    dengan segera dan pen%egahan terhadap komplikasi selanjutnya.

    ). "antau suhu tubuh se%ara teratur, %atat adanya demam, menggigil, diaforesis dan

    perubahan fungsi mental +penurunan kesadaran.

    asional ! apat mengindikasikan perkembangan sepsis yang selanjutnya memerlukanevaluasi atau tindakan dengan segera.

    . 5njurkan untuk melakukan napas dalam, latihan pengeluaran sekret paru se%ara terus

    menerus. =bservasi karakteristik sputum.

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    33/48

    asional ! "eningkatan mobilisasi dan pembersihan sekresi paru untuk menurunkan resiko

    terjadinya pneumonia, atelektasis.

    . 2erikan antibiotik sesuai indikasi.asional ! Terapi profilatik dapat digunakan pada pasien yang mengalami trauma, kebo%oran

    '(( atau setelah dilakukan pembedahan untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi

    nosokomial.

    !aftar Pustaka

    5bdul 0afid +1767, Strategi Dasar Penanganan Cidera Otak. "K2 Ilmu 2edah >I ?

    Traumatologi , (urabaya.

    oenges M.*. +$888, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan

    Pendokumentasian Perawatan Pasien. *disi ) . *&'. ;akarta.

    (jamsuhidajat, .

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    34/48

    9ongB 2' and "hipps

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    35/48

    C. Iner

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    36/48

    3! 6akukan pengisapan lendir

    dengan hati%hati selama #0%

    #& menit! Catat sifat, $arna

    dan bau secret!

    ;! erikan posisi miring atau

    telentang setiap dua jam!

    &! /ertahankan masukan

    cairan sesuai dengan

    kemampuan klien!

    ! erikan bronkodilator H

    dan aerosol sesuai indikasi!

    hati untuk menghindari

    terjadinya iritasi saluran!

    /osisi miring dapat

    membantu keluarnya secret

    dan mencegah aspirasi!

    Membantu mengencerkan

    secret, meningkatkan

    pengeluaran secret!

    Meningkatkan 1entilasi dan

    membuang secret serta

    relaksasi otot halus!

    /erubahan menandakan

    komplikasi pada paru atau

    menandakan luasnya

    keterlibatan otak!

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    37/48

    *etelah dilakukan

    asuhan kepera$atan

    selama 3E2; jam,

    diharapkan klien

    mempunyai pola

    pernafasn yang efektif

    dengan < :

    a! /ola nafas normal

    b! .idak ada pernafasan

    cuping hidung

    c! /ergerakan dada

    simetris

    #! /antau frekuensi, irama dan

    kedalaman pernafasan! Catat

    ketidakteraturan pernafasan!

    2! .inggikan kepala tempat

    tidur sesuai indikasi!

    3! >njurkan klien untuk

    bernafas dalam dan batuk

    efektif!

    ;! erikan terapi 2tambahan!

    &! /antau analisa gas darah,

    tekanan oksimetri!

    #! aji status neurologi bd

    tanda%tanda peningkatan

    ntuk membantu ekspansi

    paru dan menurunkan adanya

    kemungkinan lidah jatuh

    menutupi jalan nafas

    Mencegah atau menurunkan

    atelektasis

    Memaksimalkan 2pada

    darah arteri dan membantu

    dalam mencegah hipoksia!

    Menentukan kecukupan

    pernafasan, keseimbangan

    asam basa!

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    38/48

    2!

    *etelah dilakukan

    asuhan kepera$atan

    selama 3E2; jam,diharapkan klien

    mempunyai perfusi

    jaringan adekuat dengan

    criteria hasil :

    a! .ingkat kesadaran

    normal

    b! ..H normal

    . terutama C-*

    2! Monitor ..H : .", denyut

    nadi, suhu, menimal setiap

    jam sampai klien stabil!

    tanda%tanda peningkatan .

    sehingga dapat menentukan

    arah tindakan selanjutnyaserta

    manfaat untuk menentukan

    lokasi, perluasan dan

    perkembangan kerusakan **/!

    "apat mendeteksi secara dini

    tanda%tanda peningkatan .,

    misalnya hilangnyaautoregulasi dapat mengikuti

    kerusakan 1askularisasi

    selenral local nafas yang tidak

    teratur dapat menunjukkan

    lokasi adanya gangguan

    serebral!

    /osisi kepala dengan sudut

    #&%;& derajat dari kaki akan

    meningkatkan dan

    memperlancaraliran balik

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    39/48

    3! .inggikan posisi kepala

    dengan sudut #&%;& derajat

    tanpa bantal dan posisi

    netral!

    1ena kepala sehingga

    mengurangi kongesti

    cerebrum, dan mencegah

    penekanan pada syaraf

    medulla spinalis yang

    menambah .!

    "emam menendakan adanya

    gangguan hipotalamus :

    peningkatan kebutuhanmetabolic kan meningkatkan

    .!

    Mencegah kelibahan cairan

    yang dapat menambah edema

    serebri sehingga terjadipeningkatan .!

    Mengurangi hipokremia yang

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    40/48

    3!

    ;! Monitor suhu dan atur suhu

    lingkungan sesuai indikasi!

    atasi pemakaian selimut

    dan kompres bila demam!

    &! Monitor asupan dan

    keluaran setiap delapan jam

    sekali!

    ! erikan 2tambahan sesuai

    indikasi!

    dapat meningkatkan

    1asoditoksi cerebri, 1olume

    darah dan .!

    -liserol merupakan cairan

    hipertonis yang berguna untuk

    menarik cairan dari

    intraseluler! 6asiE untuk

    meningkatkan ekskresi

    natrium dan air yang bergunauntuk mengurangi edema

    otak!

    nformasi yang penting untuk

    keamanan klien, semua sistem

    sensori dapat terpengaruhdengan adanya perubahan

    yang melibatkan kemampuan

    untuk menerima dan berespon

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    41/48

    7! erikan obat%obat

    antiedema seperti manito,

    gliserol dan lasiE sesuai

    indikasi

    #! aji respon sensori

    terhadap panas atau dingin,

    raba atau sentuhan! Catat

    perubahan%perubahan yangterjadi!

    sesuai stimulus!

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    42/48

    *etelah dilakukan

    asuhan kepera$atan

    selama 3E2; jam,

    diharapkan klien

    mengalami perubahan

    persepsi sensori dengan

    < :

    a! .ingkat kesadaran

    normal!

    2! aji persepsi klien, baik

    respon balik dan koneksi

    kemampuan klien

    berorientasi terhadap orang,

    $aktu dan tempat!

    3! erikan stimulus yang

    berarti saat penurunan

    kesadaran!

    ;! erikan keamanan klien

    dengan pengamanan sisi

    tempat tidur, bantu latihan

    jalan dan lindungi dari

    keterampilan!

    Mengetahui tingkat cedera

    dan menentukan pilihan

    inter1ensi, implementasi dan

    e1aluasi terapi

    >gar mengetahui perubahan

    yang terjadi pada pemeriksaan

    .", nadi, pernafasan dan suhu

    Menurunkan gerakan yang

    dapat meningkatkan nyeri

    ntuk mengurangi rasa nyeri

    dan memfokuskan perhatian

    pasien

    Memberikan kenyamanan

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    43/48

    b! Bungsi alat%alat indera

    baik

    c! lien kooperatif

    kembali dan dapat

    berorientasi pada orang,

    $aktu dan tempat!

    cedera!

    #! .entukan ri$ayat nyeri,

    lokasi, intensitas, keluhan

    atau durasi

    2! Monitor ..H

    3! uat posisi kepala lebih

    tinggi

    pasien terhadap nyeri tersebut

    Mengurangi rasa nyeri dan

    membantu keadaan pasien

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    44/48

    *etelah dilakukan

    asuhan kepera$atan

    selama 3E2; jam, nyeriberkurang

    terkendali dengan < :

    a! /elaporan nyeri

    terkontrol

    b! lien tenang, tidak

    geliah

    c! lien dapat cukup

    istirahat

    ;! >jarkan latiahan teknikrelaksasi seperti latihan

    nafas dalam

    &! urangi stimulus yang tidak

    menyenangkan dari luas dan

    berikan tindakan yang

    menyenangkan seperti

    massase

    ! olaborasi dalam

    pemberikan obat analgetik

    sesuai indikasi

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    45/48

    ;!

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    46/48

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    47/48

  • 8/9/2019 LP CKR.docx

    48/48

    &!