laporan tic fraktur

6
LAPORAN TIC ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL DI RUANG BEDAH ORTHOPEDI KEMUNING Lt.2 RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 Gerry Rahmawan 2201121500 Sani Oktorina M 2201121500 Nurnila Novi Arifi 2201121501 Euis Fitriana Dewi 2201121500 Oky Octaviani 2201121500 Gusti Ayu Radhitia 2201121500 Peronika Sari 2201121500 Nurul Iklima 2201121500 Ajeng Gustiani 2201121500 Toayah Indah Sari 2201121500 Lathifathul Khoiriah 2201121500 Dini Yulia 2201121500 Christable Vania L 2201121500 Izqir Rahma Cipta 2201121500 Della Dwifa Rani 2201121500 PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX

Upload: euis-fitriana-dewi-wijaya

Post on 27-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

task

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tic Fraktur

LAPORAN TIC

ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

MUSKULOSKELETAL DI RUANG BEDAH ORTHOPEDI KEMUNING Lt.2

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Gerry Rahmawan 2201121500

Sani Oktorina M 2201121500

Nurnila Novi Arifi 2201121501

Euis Fitriana Dewi 2201121500

Oky Octaviani 2201121500

Gusti Ayu Radhitia 2201121500

Peronika Sari 2201121500

Nurul Iklima 2201121500

Ajeng Gustiani 2201121500

Toayah Indah Sari 2201121500

Lathifathul Khoiriah 2201121500

Dini Yulia 2201121500

Christable Vania L 2201121500

Izqir Rahma Cipta 2201121500

Della Dwifa Rani 2201121500

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2015

Page 2: Laporan Tic Fraktur

Kasus (fraktur)

Tn. E 23 tahun mengalami kecelakaan pada tanggal 2 Desember dan langsung di bawa ke rumah sakit terdekat, karena keterbatasan alat klien dibawa ke rumah sakir daerah dan dilakukan perawatan selama 5 hari. Klien di diagnosa dengan open fracture of the right tibia plateau communitive displaced grade IIIA. Klien direncanakan dilakukan pembedahan dan dirujuk ke rumah sakit Hasan Sadikin. Pada tanggal 9 Desember klien dilakukan debridemen. Pada saat pengkajian dilakukan klien mengeluh nyeri jika kaki kanannya tidak sengaja digerakkan. Klien direncanakan dilakukan pemasangan ORIF.

Terapi tanggal 17 Desember 2015

Immobilisasi ekstremitas bawah kanan NaCl 0.9 % 20 gtt Cefazolin 1 gram (2x1 IV) Ranitidine 50mg (2x1 IV) Tramadol 100mg (2x1 IV)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan SatuanHEMATOLOGIPT-INRMasa prothrombin (PT) 13.4 11~15 DetikINR 1.04 0.81~1.2APTT 27.4 21~ 41 DetikHematologi 14 parameterHemoglobin 11.0 13.5~17.5 g/dLHematokrit 33 40~52 %Eritrosit 3.82 4.5~ 6.5 Juta/uLLeukosit 12.500 4400 ~ 11300 mm/3Trombosit 509.000 150000 ~ 450000 mm/3Index EritrositMCV 85.9 80 ~ 100 fLMCH 28.8 26 ~ 34 PgMCHC 33.5 32 ~ 36 %Hitung Jenis LeukositBasofil 0 0,1~ 1 %Eosinofil 1 1 ~ 6 %Batang 1 3 ~ 5 %Segmen 78 40 ~ 70 %Limfosit 13 30 ~ 45 %Monosit 7 2 ~ 10 %Laju endap darah 74 0~ 15 mm/jamKIMIA KLINIKAlbumin 3.3 3.5 ~ 5.2 g/dLAST (SGOT) 52 <37 U/L 370CALT (SGPT) 90 <41 U/L 370CProtein total 6.3 6.6 ~ 8.7 g/dLUreum 23 15 ~ 50 mg/dLKreatinin 0.60 0.7 ~ 1.2 mg/dL

Page 3: Laporan Tic Fraktur

Pada tanggal 18 Desember klien dilakukan tindakan pemasangan ORIF. Pada saat dilakukan perawatan luka POD 2, terdapat keluaran puss. Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 20 desember 2015 didapatkan hasil

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan SatuanHEMATOLOGIPT-INRMasa prothrombin (PT) 11.1 9.7~13.7 DetikINR 0.98 0.84~1.15APTT 20.7 12.2~ 32.2 DetikHematologi 14 parameterHemoglobin 6.3 13.5~17.5 g/dLHematokrit 17 40~52 %Eritrosit 2.03 4.5~ 6.5 Juta/uLLeukosit 16.800 4400 ~ 11300 mm/3Trombosit 323000 150000 ~ 450000 mm/3Index EritrositMCV 85.2 80 ~ 100 fLMCH 31.0 26 ~ 34 PgMCHC 36.4 32 ~ 36 %Laju endap darah 95 0~ 15 mm/jamKIMIA KLINIKAlbumin 2.9 3.5 ~ 5.2 g/dLProtein total 5.0 6.6 ~ 8.7 g/dLUreum 19 15 ~ 50 mg/dLKreatinin 0.56 0.7 ~ 1.2 mg/dLCRP Kuantitatif 105.6 <5 mg/LNa 129 135-145 mEq/LK 3.6 3.6- 5.5 mEq/L

STEP 1

1. Debridemen : tindakan yang dilakukan untuk membersihkan luka dan membuang jaringan yang sudah mati.

2. ORIF : Open Reduction and Internal Fixation yaitu suatu cara pemasangan pen ke bagian tulang untuk mereduksi bagian yang fraktur.

3. CRP : C-reactive Protein, yaitu suatu protein yang dihasilkan oleh hati.

STEP 2

1. Mengapa pada pemeriksaan laboratorium kimia klinik klien mengalami peningkatan laju endap darah, CRP yang signifikan?

2. Bagaimana prinsip penatalaksanaan fraktur terbuka? 3. Apa indikasi dilakukan pemasangan ORIF? 4. Apa saja yang harus diperhatikan pada pasien yang akan dilakukan pemasangan

ORIF?5. Apa kontraindikasi dilakukan pemasangan ORIF?6. Apa komplikasi yang bisa terjadi pada pasien yang dipasang ORIF?

Page 4: Laporan Tic Fraktur

7. Berapa lama sebaiknya pemasangan ORIF?8. Apa saja faktor yang berpengaruh dalam proses penyembuhan fraktur?9. Kapan sebaiknya dilakukan debridement? 10. Apa saja masalah keperawatan yang dapat timbul pada pasien tersebut? 11. Apa saja komplikasi yang harus diwaspadai pada pasien yang menderita fraktur

terbuka? 12. Kenapa masih ada puss yang keluar? Seharusnya sudah masuk fase penyembuhan

tulang yang ke berapa? 13. Bagaimana urutan prioritas dari permasalahan klien tersebut ?

Step 3

1. Laju endap darah dan CRP yang meningkat menunjukan adanya infeksi di suatu organ.

2. Terdapat 4 R dalam penetalaksanaan frakur, yaitu, Recognisi, Reduksi, Retensi, dan Rehabilitasi.

3. LO4. LO5. LO6. LO7. Pen sebaiknya dilepas ketika sudah ada penyambungan tulang secara permanen. Jika

pen dipasang terlalu lama akan menimbulkan masalah kembali. Pada anak sebaiknya dilakukan pelepasan ketika sudah ada penyambungan karena akan menghambat pertumbuhan pada anak.

8. Faktor yang memengaruhi proses penyembuhan fraktur adalah usia, nutrisi, pergerakan klien, serta adanya penyakit penyerta yang menghambat penyembuhan luka seperti DM.

9. Sebaiknya dilakukan secepat mungkin karena semakin lama dilakukan debridemen resiko infeksi semakin tinggi.

10. Nyeri, infeksi, gangguan perfusi jaringan, gangguan integritas kulit, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, dan hambatan mobilitas fisik.

11. Fraktur terbuka menyebabkan resiko tinggi infeksi. Jika infeksi tidak dapat dicegah maka bisa terjadi penyebaran infeksi dan dapat menghambat proses penyembuhan tulang.

12. Karena adanya infeksi yang terjadi, sehingga menimbulkan munculnya puss. Seharusnya klien sudah memasuki tahap pentyembuhan tulang konsolidasi yaitu proses dimana kallus mulai mengeras dan mulai menyatu.

13. Resiko penyebaran infeksiGangguan perfusi jaringanKetidakseimbangan cairan dan elektrolitNyeri Hambatan mobilitas fisik. Kerusakan integritas jaringan.

Step 4LO No 3,4,5,6.