laporan pendahuluan fraktur femur dian

30
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS “FRAKTUR FEMUR” DI RUANG ANGSOKA 1 RSUP SANGLAH OLEH : PUTU JANA YANTI PUTRI P07120214028 D IV KEPERAWATAN TINGKAT 2 SEMESTER III KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

Upload: dharma-partana

Post on 12-Jul-2016

193 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

hghdaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakj yffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ifqyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy fyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyuqsiiiii shhdskkkkkk qkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkgkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkqui

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS

“FRAKTUR FEMUR”

DI RUANG ANGSOKA 1 RSUP SANGLAH

OLEH :

PUTU JANA YANTI PUTRI

P07120214028

D IV KEPERAWATAN TINGKAT 2 SEMESTER III

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 2: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS

“FRAKTUR FEMUR”

DI RUANG ANGSOKA 1 RSUP SANGLAH

A. Pengertian

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur dapat

dibagi menjadi :

1. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya

megalami pergeseran (bergeser dari posisi normal).

2. Fraktur tidak komplit (inkomplit) adalah patah yang hanya terjadi pada

sebagian dari garis tengah tulang.

3. Fraktur tertutup (closed) adalah hilangnya atau terputusnya kontinuitas

jaringan tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan

dunia luar. Atau bila jaringan kulit yang berada diatasnya/ sekitar patah tulang

masih utuh.

4. Fraktur terbuka (open/compound) adalah hilangnya atau terputusnya jaringan

tulang dimana fragmen-fragmen tulang pernah atau sedang berhubungan

dengan dunia luar. Fraktur terbuka dapat dibagi atas tiga derajat, yaitu :

a) Derajat I

(1) Luka < 1 cm

(2) Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk

(3) Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau koinutif ringan

(4) Kontaminasi minimal

b) Derajat II

(1) Laserasi > 1 cm

(2) Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse

Page 3: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

(3) Fraktur kominutif sedang

(4) Kontaminasi sedang

c) Derajat III

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot,

dan neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III

terbagi atas :

(1) IIIA :Fragmen tulang masih dibungkus jaringan lunak

(2) IIIB :Fragmen tulang tak dibungkus jaringan lunak terdapat

pelepasan lapisan periosteum, fraktur kontinuitif

(3) IIIC : Trauma pada arteri yang membutuhkan perbaikan agar bagian

distal dapat diperthankan, terjadi kerusakan jaringan lunak hebat.

Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa

terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan

biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat

menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh

dalam syok kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang,

osteoporosis. Ada 2 tipe dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler; merupakan femur yang terjadi di dalam tulang sendi,

panggul dan kapsula.

a. Melalui kepala femur (capital fraktur)

b. Hanya di bawah kepala femur

c. Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler

a. Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih

besar/yang lebih kecil atau pada daerah intertrokhanter.

b. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di

bawah trokhanter kecil.

Page 4: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

B. Etiologi

1. Traumatik

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan, yang

dapat berupa pukulan, penghancuran penekukan, penarikan berlebihan. Bila

terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan

jaringan lunaknya pun juga rusak.

2. Kelelahan atau tekanan berulang-ulang

Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain

akibat tekanan yang berulang-ulang. Keadaan ini paling banyak ditemukan

pada tibia fibula, terutama pada atlit atau penari.

3. Kelemahan dan abnormal pada tulang (patologis)

Fraktur dapat terjadi pada tekanan yang normal jika tulang itu lemah atau

tulang itu sangat rapuh. Fraktur patologik dalam hal ini kerusakan tulang

akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan

fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut :

a. Tumor tulang (jinak atau ganas): pertumbuhan jaringan baru yang tidak

terkendali dan progresif.

b. Infeksi seperti osteomielitis: dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau

dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit

nyeri.

c. Rakhitis: suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D

yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh

defisiensi diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi

Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.

C. Manifestasi Klinis

1. Nyeri

Terjadi karena adanya spasme otot tekanan dari patahan tulang atu kerusakan

jaringan sekitarnya.

2. Bengkak

Page 5: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

Bengkak muncul dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah

fraktur dan ekstravasi daerah jaringan sekitarnya.

3. Memar

Terjadi karena adanya ekstravasi jaringan sekitar fraktur.

4. Spasme otot

Merupakan kontraksi involunter yang terjadi disekitar fraktur.

5. Gangguan fungsi

Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur,nyeri atau spasme otot,

paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.

6. Mobilisasi abnormal

Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian yang pada kondisi normalnya

tidak terjadi pergerakan.

7. Krepitasi

Merupakan rasa gemeretak yang terjadi saat tulang digerakkan.

8. Deformitas

Abnormal posisi tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan

pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, dan

menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.

Page 6: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

Fraktur

Diskontinuitas tulang Pergeseran frakmen tulang Nyeri akut

Perubahan jaringan sekitar

Pergeseran frakmen tulang

Deformitas

Ggn fungsi ekstremitas

Hambatan mobilitas fisik

Laserasi kulit

Spasme otot

Peningkatan tek kapiler

Pelepasan histamin

Protein plasma hilang

Edema

Penekanan pembuluh darah

Kerusakan frakmen tulang

Tek sumsun tulang lebih tinggi dari kapiler

Melepaskan katekolamin

Metabolisme asam lemak

Bergabung dengan trombosit

Emboli

Menyumbat pembuluh darah

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Kerusakan integritas kulit resiko infeksi

Putus vena/ arteri

Perdarahan

Kehilangan volume cairan

Resiko syok hipovolemik

D. Pohon Masalah

Page 7: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi atau luasnya fraktur atau trauma.

2. X-Ray

3. Scan tulang, tomogram, scan CT / MRI Scans: memperlihatkan fraktur; juga

dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan tulang.

4. Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

5. CCT kalau banyak kerusakan otot.

6. Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau

menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma

multipel). Peningkatan jumlah SDP adalah respon stress normal setelah

trauma.

7. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.

8. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi

multiple atau cedera hati.

F. Penatalaksanaan

Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan pengembalian

fungsi dan kekuatan.

1. Rekognisi (Pengenalan )

Riwayat kecelakaan, derajat keparahan, harus jelas untuk menentukan

diagnosa dan tindakan selanjutnya. Contoh, pada tempat fraktur tungkai akan

terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang nyata dapat

menentukan diskontinuitas integritas rangka.

2. Reduksi fraktur (setting tulang)

Mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis.

Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke

posisinya dengan manipulasi dan traksi manual. Reduksi terbuka dilakukan

dengan pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi alat fiksasi interna

(ORIF) dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam

untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan

tulang yang solid terjadi.

Page 8: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

3. Retensi (Imobilisasi fraktur)

Setelah fraktur direduksi fragmen tulang harus diimobilisasi atau

dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi

penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna (OREF)

meliputi : pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu pin, dan tehnik gips atau

fiksator ekterna. Implan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna (ORIF)

yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur yang

dilakukan dengan pembedahan.

4. Rehabilitasi (Mempertahankan dan mengembalikan fungsi)

Segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak.

Latihan isometric dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi

disuse dan meningkatkan aliran darah. Partisipasi dalam aktivitas hidup

sehari-hari diusahakan untuk memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri.

G. Pengkajian Keperawatan

Pada pengkajian fokus yang perlu di perhatikan pada pasien fraktur merujuk

pada teori menurut Doenges (2002) dan Muttaqin (2008) ada berbagai macam

meliputi:

Pengumpulan Data :

1. Identitas Klien

Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, kebangsaan, suku,

pendidikan, no register, diagnosa medis.

2. Keluhan Utama

Biasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat beraktivitas /

mobilisasi pada daerah fraktur tersebut.

3. Riwayat Penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang

Kaji kronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah tulang kruris,

pertolongan apa yang di dapatkan, apakah sudah berobat ke dukun patah

Page 9: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

tulang. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan,

perawat dapat mengetahui luka kecelakaan yang lainya.

b. Riwayat penyakit dahulu

Pada beberapa keadaan, klien yang pernah berobat ke dukun patah tulang

sebelumnya sering mengalami mal-union. Penyakit tertentu seperti kanker

tulang atau menyebabkan fraktur patologis sehingga tulang sulit

menyambung. Selain itu, klien diabetes dengan luka di kaki sangat

beresiko mengalami osteomielitis akut dan kronik serta penyakit diabetes

menghambat penyembuhan tulang.

c. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan patah tulang cruris adalah

salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti osteoporosis yang

sering terjadi pada beberapa keturunan dan kanker tulang yang cenderung

diturunkan secara genetik.

4. Pola kesehatan fungsional

a. Aktifitas/ Istirahat

Keterbatasan/ kehilangan pada fungsi di bagian yang terkena (mungkin

segera, fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan

jaringan, nyeri).

b. Sirkulasi

1) Hipertensi ( kadang – kadang terlihat sebagai respon nyeri atau

ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah)

2) Takikardia (respon stresss, hipovolemi)

3) Penurunan / tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera,pengisian

kapiler lambat, pusat pada bagian yang terkena.

4) Pembangkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera.

c. Neurosensori

1) Hilangnya gerakan / sensasi, spasme otot

2) Kebas/ kesemutan (parestesia)

Page 10: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

3) Deformitas local: angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi

(bunyi berderit) Spasme otot, terlihat kelemahan/ hilang fungsi.

4) Angitasi (mungkin badan nyeri/ ansietas atau trauma lain)

d. Nyeri / kenyamanan

1) Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area

jaringan / kerusakan tulang pada imobilisasi ), tidak ada nyeri akibat

kerusakan syaraf .

2) Spasme / kram otot (setelah imobilisasi)

e. Keamanan

1) Laserasi kulit, avulse jaringan, pendarahan, perubahan warna

2) Pembengkakan local (dapat meningkat secara bertahap atau tibatiba).

f. Pola hubungan dan peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat

karena klien harus menjalani rawat inap.

g. Pola persepsi dan konsep diri

Dampak yang timbul dari klien fraktur adalah timbul ketakutan dan

kecacatan akibat fraktur yang dialaminya, rasa cemas, rasa ketidak

mampuan untuk melakukan aktifitasnya secara normal dan pandangan

terhadap dirinya yang salah.

h. Pola sensori dan kognitif

Daya raba pasien fraktur berkurang terutama pada bagian distal fraktur,

sedangkan indra yang lain dan kognitif tidak mengalami gangguan. Selain

itu juga timbul nyeri akibat fraktur.

i. Pola nilai dan keyakinan

Klien fraktur tidak dapat beribadah dengan baik, terutama frekuensi dan

konsentrasi dalam ibadah. Hal ini disebabkan oel nyeri dan keterbatasan

gerak yang di alami klien.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi, cari apakah terdapat :

Page 11: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

1) Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi,

dan pemendekan.

2) Fuction laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur cruris tidak

bisa berjalan.

3) Pada fraktur terbuka lihat adanya kerusakan jaringan

4) Lihat adanya pembengkakan.

5) Lihat juga perbedaan ukuran panjang drai tulang

b. Palpasi, apakah terdapat nyeri tekan, cek capillary refill

Gerakan untuk mencari :

1) Krepitasi, terasabila fraktur digerakkan (baiknya tidak dilakukan

karena akan menambah trauma)

2) Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif

3) Seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang tidak

mampu dilakukan, range of motion, dan kekuatan.

H. Diagnosis

1. Nyeri akut

2. Kerusakan integritas kulit

3. Hambatan mobilitas fisik

4. Resiko infeksi

5. Resiko syok (hipovolemik)

6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

7. Defisit perawatan diri

I. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)

Intervensi (NIC)

1. Nyeri akut NOC :1. Pain level2. Pain control3. Comfort level

NIC :1. Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, furasi,

Page 12: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

Kriteria Hasil

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyer, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dnegan menggunakan manajemen nyeri

3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

5. Tanda vital dalam rentang normal

6. Tidak mengalami gangguan tidur

frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Bantu pasien dan keluarga untuk mrncari dan menemukan dukungan

4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu rungan, pencahayaan dan kebisingan

5. Kurangi faktor presipitasi nyeri

6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi : napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin

8. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

9. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik

2. Kerusakan integritas kulit

NOC

1. Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

2. Hemodyalis Akses

Kriteria Hasil :

1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,

NIC

Pressure Management

1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

4. Monitor kulit akan adanya kemerahan

Page 13: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

temperature, hidrasi,pigmentasi)

2. Tidak ada luka/ lesi pada kulit

3. Perfusi jaringan baik

4. Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami

5. Oleskan lotion atau minyak /baby oil pada daerah yang tertekan

6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

7. Monitor status nutrisi pasien

8. Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat

Insision site care

1. Bersihkan, pantau,dan tingkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan , klip atau straples

2. Monitor proses kesembuhan area insisi

3. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi

4. Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril

5. Gunakan preparat antiseptic, sesuai program

6. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut ) sesuai program.

3. Hambatan mobilitas fisik

NOC

1. Joint movement : Active

2. Mobility Level3. Self care : ADLs4. Transfer performance

NIC

Exercise therapy : ambulation

1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat

Page 14: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

Kriteria hasil :

1. Klien meningkat dalam aktivitas fisik

2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

3. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

4. Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi

latihan2. Ajarkan pasien dan keluarga

tentang teknik ambulasi3. Kaji kemampuan pasien

dalam mobilisasi4. Latih pasien dengan

pemenuhan kebutuhan ADLs ps

5. Berikan alat bantu jika klien memerlukan

6. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

7. Latih pasien dengan teknik ROM

4. Resiko infeksi NOC

1. Immune Status2. Knowledge :

Infection Control3. Risk Control

Kriteria Hasil :

1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya

3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

Infection Control

1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

2. Pertahankan teknik isolasi3. Batasi pengunjung bila

perlu4. Instruksikan pada

pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung

5. Gunakan sabun antimikroba untuk mencuci tangan

6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai pelindung

8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

9. Gunakan kateter intermiten untuk

Page 15: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

4. Jumlah leukosit dalam batas normal

5. Menunjukkan perilaku hidup sehat

menurunkan infeksi kandung kencing

10. Berikan terapi antibiotik bila perlu Infection Protection

11. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

12. Monitor hitung granulosit, WBC

13. Monitor kerentanan terhadap infeksi

14. Pertahankan teknik asepsis pada pasien berisiko

15. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep

16. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

17. Ajarkan cara menghindari infeksi

5. Resiko syok (hipovolemik)

NOC

1. Syok Prevention2. Syok Management

Kriteria Hasil :

1. Nadi dalam batas yang diharapkan

2. Irama jantung dalam batas yang diharapkan

3. Frekuensi napas dalam batas yang diharapkan

4. Irama pernapasan dalam batas yang diharapkan

5. Natrium serum dbn6. Kalium serum dbn7. Klorida serum dbn8. Kalsium serum dbn

Syok prevention

1. Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler refill.

2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan

3. Monitor suhu dan pernapasan

4. Monitor input dan output5. Pantau nilai labor : HB, HT,

AGD dan elektrolit6. Monitor hermodinamik

invasi yang sesuai7. Monitor tanda dan gejala

asites8. Monitor tanda awal syok9. Lihat dan pelihara kepatenan

jalan nafas

Page 16: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

9. Magnesium serum dbn

10. PH darah serum dbnHidrasi

1. Indicator2. Mata cekung tidak

ditemukan3. Demam tidak

ditemukan4. TD dbn5. Hematokrit dbn

10. Berikan cairan IV dan atau oral yang tepat

11. Berikan vasodilator yang tepat

12. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya syok

13. Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala syok

Syok management

1. Monitor fungsi neurologis2. Monitor fungsi renal (e.g

BUN dan Cr Lavel)3. Monitor tekanan nadi4. Monitor status cairan, input

output5. Catat gas darah arteri dan

oksigen di jaringan6. Monitor EKG7. Gambar gas darah arteri dan

memonitor jaringan oksigenasi

8. Monitor gejala gagal pernapasan (misalnya, rendah PaO2 peningkatan PaCO2 tingkat, kelelahan otot pernapasan)

9. Monitor nilai laboratorium (misalnya, CBC dengan diferensial) koagulasi profil, ABC, tingkat laktat, budaya, dan profil kimia)

6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

NOC1. Circulation Status2. Tissue Perfusion :

Cerebral

Kriteria Hasil :1. Mendemonstrasikan

status sirkulasi yang ditandai dengan :

NIC

Peripheral Sensation Management1. Monitor adanya daerah2. tertentu yang hanya peka3. terhadap panas/dingin/4. tajam/tumpul5. Monitor adanya paratese

Page 17: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

a. Tekanan sistoldan diastoldalam rentangyang diharapkan

b. Tidak ada orto-statik hipertensi

c. Tidak adatanda-tandapeningkatan

6. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi

7. Gunakan sarung tangan8. untuk proteksi9. Batasi gerakan pada kepala,

leher, dan punggung10. Monitor kemampuan BAB11. Kolaborasi pemberian

analgetik12. Monitor adanya

tromboplebitis13. Diskusikan mengenai

penyebab perubahan sensasi7. Defisit perawatan

diriNOC1. Activity intolerance2. Mobility: physical

impaired3. Self care deficit

hygiene4. Self care deficit

toileting5. Self care: dressing6. Ambulation

Kriteria hasil :

1. Perawatan diri ostomi: tindakan pribadi mempertahankan ostomi untuk eliminasi

2. Perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) mampu untuk melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau dengan alat bantu

3. Perawatan diri mandi: mampu

NICSelf-care assistance: bthing/hygiene1. Pertimbangkan budaya

pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri

2. Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri

3. Tempat handuk, sabun, deodorant, alat pencukur, dan aksesoris lainnya yang dibutuhkan di samping tempat tidur atau di kamar mandi

4. Memfasilitasi pasien menyikat gigi dengan sesuai

5. Memfasilitasi pasien mandi6. Memantau pembersihan

kuku menurut kemampuan perawatan diri pasien

7. Memantau integritas kulit pasien

Self-care assistance: toileting1. Pertimbangkan budaya

pasien ketika

Page 18: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu

4. Perawatan diri hygiene: mampu untuk mempertahankan kebersihan dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu

5. Perawatan diri hygiene oral: mampu untuk merawat mulut dan gigi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu

6. Mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi

7. Mampu duduk dan turun dari kloset

8. Mengenali dan mengetahui kebutuhan bantuan untuk eliminasi

9. Mampu untuk mengenakan pakaian dan berhias sendiri secara mandiri atau tanpa alat bantu

10. Menggunakan pakaian secara rapi

mempromosikan aktivitas perawatan diri

2. Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri

3. Lepaskan pakaian yang penting untuk memungkinkan penghapusan

4. Membantu pasien ke toilet/commode/bedpan/fraktur pan/ urinoir pada selang waktu tertentu

5. Pertimbangkan respon pasien terhadap kurangnya privasi

6. Menyediakan privasi selama eliminasi

7. Menyiram toilet/membersihkan penghapusan alat (commode, pispot)

8. Menyediakan alat bantu (misalnya, kateter eksternal atau urinal)

9. Memantau integritas kulit pasien

Self care assistance: dressing/grooming1. Pantau tingkat kekuatan dan

toleransi aktivitas2. Pantau peningkatan dan

penurunan kemampuan untuk berpakaian dan melakukan perawatan rambut

3. Sediakan pakaian pasien pada tempat yang mudah dijangkau (di samping tempat tidur)

4. Fasilitasi pasien untuk

Page 19: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

dan bersih11. Mampu melepas

pakaian, kaus kaki dan sepatu

12. Menunjukkan rambut yang rapi dan bersih

13. Menggunakan tata rias

menyisir rambut, bila memungkinkan

5. Dukung kemandirian dalam berpakaian, berhias, bantu pasien jika diperlukan

6. Pertahankan privasi saat pasien berpakaian

7. Bantu pasien untuk menaikkan, mengancingkan, dan meresleting pakaian, jika diperlukan

8. Gunakan alat bantu tambahan (missal sendok, pengait kancing, dan penarik resleting) untuk menarik pakaian jika diperlukan

9. Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri

10. Gunakan terapi fisik dan okupasi sebagai sumber dalam perencanaan tindakan pasien dalam perawatan pasien dengan alat bantu

J. Implementasi

Pelaksanaan atau implementasi merupakan realisasi dari rangkaian dan

penetuan diagnosa keperawatan. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana

tindakan disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.

K. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan pada pasien fraktur disesuaikan dengan criteria

hasil yang telah ditentukan pada intervensi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Laporan Pendahuluan Fraktur Femur Dian

Baughman, Diane C.2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku untuk Brunner

dan Suddarth. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Volume 3.

Jakarta : EGC.

Heather, Herdman. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-

2014. Jakarta: EGC.

Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction.

Pratama, Henry. 2014. BAB I Pendahuluan Perkembangan.

https://www.academia.edu/10033682/BAB_I_PENDHAULUAN_Perkemba

ngan. Diakses pada Sabtu, 24 Oktober 2015 pukul 19.00 WITA.

Wahyu, Fajar. 2013. Laporam Pendahuluan.

https://www.academia.edu/7017209/LAPORAN_PENDAHULUA

N.Diakses pada Sabtu, 24 Oktober 2015 pukul 19.00 WITA.