laporan sgd 4 lbm 7 blok 12

13
LAPORAN SGD 4 BLOK 12 LBM 7 CHIL DISEASES - PREVENTIF KARIES PADA ANAK Febrianto D 112080018 Maharani R. P 31101200268 Rahma Tria Kusuma 31101200291 Rizal Prakoso et!o ". 31101200293 Rizki #ntan $ah!u 31101200288 Donna Karan # 311012002%2 M. &abeel $il'an 31101200321 &a'ia Putri Dara!ani 311012002(2 )ar'ita *i+e,ani Mul!a 311012002%8 De,! D-i Fa arrani 31101200300 /milia D-i 311012002% FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Upload: rizal-prakoso

Post on 04-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan SGD LBM 7 BLOK 12

TRANSCRIPT

LAPORAN SGD 4 BLOK 12 LBM 7 CHIL DISEASES - PREVENTIF KARIES PADA ANAK

Febrianto D 112080018 Maharani R. P 31101200268 Rahma Tria Kusuma 31101200291Rizal Prakoso Setyo U. 31101200293 Rizki Intan Wahyu 31101200288 Donna Karan I 31101200252 M. Nabeel Wildan 31101200321 Nadia Putri Darayani 31101200272 Hardita Bicevani Mulya 31101200258 Devy Dwi Fajarrani 31101200300 Emilia Dwi 31101200254 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG2012/2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.,Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan hasil SGD 4 Child Disease Preventif Karies Pada Anak. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah dilaksanakan. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada drg. Kusuma pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan laporan ini ini.Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi kita bersama.Penyusun

(Sekertaris)

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGKaries gigi merupakan penyakit pada gigi yang banyak dijumpai, di Indonesia prevalensi karies pada anak sekolah dasar hampir 6080 % (Dep.Kes.1960), sementara di AS 93 % dari populasi mempunyai lesi karies (Massler, Ludwick & Schour 1952). Karies gigi adalah suatu penyakit dari jaringan kapur (kalsium) gigi, ditandai dengan kerusakan jaringan gigi, yang dimulai pada permukaan gigi dalam area predileksinya yaitu pit, fisur, kontak proksimal dan secara progresif menyerang ke arah pulpa. Kerusakan gigi termasuk di dalamnya dekalsifikasi dari bahan-bahan anorganik dan desintegrasi dari bahan-bahan anorganik dari jaringan gigi.Dekalsifikasi disebabkan oleh asam yang dihasilkan dari reaksi antara bakteri asidogenik dengan gula (karbohidrat). Bakteri asidogenik misalnya laktobasilus, asidurik streptokoki, streptokokus mutans.

Faktor yang berperan mempengaruhi aktifitas karies gigi yaitu :_ Host (gigi)_ Karbohidrat_ Mikroorganisme _ merupakan faktor paling aktif_ WaktuFaktor-faktor yang turut mengambil bagian dalam pembentukan karies :1. Kurangnya perhatian terhadap kebersihan mulut dapat mempermudahperkembangan karies.2. Susunan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan jarang memakan makanan yang berserat yang dapat membersihkan gigi.

PREDISPOSISI1. Konfigurasi anatomis yaitu pit, fisur yang dalam.2. Bentuk anatomis gigi yang mempunyai sifat self cleansing yaituembrasur dan sepertiga servikal.3. Posisi gigi pada lengkung gigi, hubungannya terhadap kelenjar ludah,mudah tidaknya dibersihkan dengan sikat gigi4. Kebiasaan mengunyah yang salah. Sisi yang tidak berfungsi akancepat mengendapkan sisa-sisa makanan.5. Gigi yang terhambat pertumbuhannya, misal impacted.

Bentuk anatomis gigi sulung dan letaknya pada lengkung gigimenentukan kerentanannya terhadap serangan karies. Gigi molar jauh lebihrentan terhadap karies dibandingkan gigi lain. Hasil penelitian menunjukkan gigimolar satu tetap merupakan gigi yang mudah terserang karies dengan presentase 66 88 % diantara semua gigi pada anak-anak.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Tindakan yang dilakukan dokter ?2. Preventif karies yang dapat dilakukan individual tanpa harus dilakukan dokter gigi ?3. Kriteria anak-anak yang punya resiko tinggi karies ?4. Penanganan setelah terjadi karies ?5. Bahan yang digunakan untuk fissure sealant ?6. Tujuan dan manfaat preventive karies ?7. Mengapa pada gigi bagian belakang anak tersebut banyak debris ?8. Macam-macam tindakan preventif karies ?

BAB IIPEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN

TINDAKAN YANG DILAKUKAN DOKTER

Tindakan atau penanganan yang harus dilakukan pada karies gigi adalah penambalan. Patut diperhatikan oleh orangtua, bila karies gigi dibiarkan saja dan tidak mendapat penanganan cepat, dapat menyebabkan pembengkakan pada wilayah gigi yaitu abses periodontal. Kondisi ini ditandai dengan adanya nanah di dalam gusi. Lambat laun si nanah menembus jaringan tulang. Bila sudah pada tahap ini, maka penanganan yang dilakukan adalah pencabutan gigi karena jaringannya sudah rusak. Khusus untuk gigi susu, agar ruang untuk munculnya gigi tetap terjaga hendaknya dipasang space maintenance yang sekaligus juga berfungsi sebagai pembimbing bagi munculnya gigi tetap. Pencabutan gigi susu yang terlalu cepat bisa menyebab gigi tetap akan kehilangan penunjuk sehingga dapat menyebabkan gigi tetap tumbuh tidak beraturan.Orangtua tak perlu khawatir pencabutan gigi akan menyebabkan trauma pada anak, karena berkat kemajuan teknologi, saat ini untuk pencabutan gigi yang masih kuat dapat dilakukan pembiusan lokal dengan alat suntik yang mempunyai jarum sangat kecil, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Apalagi bila sebelum disuntik dioleskan anestesi topical (penghilang rasa sakit yang bekerja di permukaan kuiit). Alat suntik yang bernama citoject itu berbentuk seperti pulpen.SELF PREVENTIFE :Tindakan pencegahan primerTindakan pencegahan primer adalah suatu bentuk prosedur pencegahan yang dilakukan sebelum gejala klinik dari suatu penyakit timbul dengan kata lain pencegahansebelum terjadinya penyakit. Tindakan pencegahan primer ini meliputi:

Modifikasi kebiasaan anakModifikasi kebiasaan anak bertujuan untuk merubah kebiasaan anak yang salah mengenai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga dapat mendukung prosedur pemeliharaan dan pencegahan karies.

Pendidikan kesehatan gigiPendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet dan konsumsi gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih ditekankan pada anak yang berisiko karies tinggi. Pemberian informasi ini sebaiknya bersifat individual dan dilakukan secara terus menerus kepada ibu dan anak. Dalam pemberian informasi, latar belakang ibu baik tingkat ekonomi, sosial, budaya dan tingkat pendidikannya harus disesuaikan sedangkan pada anak yang menjadi pertimbangan adalah umur dan daya intelegensi serta kemampuan fisik anak. Informasi ini harus menimbulkan motivasi dan tanggung jawab anak untuk memelihara kesehatan mulutnya. Pendidikan kesehatan gigi ibu dan anak dapat dilakukan melalui puskesmas, rumah sakit maupun di praktek dokter gigi.

Kebersihan mulutPenyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur. Anak di bawah umur 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus menerus. Penyikatan gigi anak mulai dilakukansejak erupsi gigi pertama anak dan tatacara penyikatan gigi harus ditetapkan ketika molar susu telah erupsi.

KRITERIA ANAK RENTAN KARIES GIGIPada umumnya anak mempunyai risiko terkena karies. Penilaian risiko karies terbagi atas risiko karies tinggi, sedang dan rendah berdasarkan indikator yang meliputikondisi klinis, karakteristik lingkungan dan kondisi kesehatan umum. Penilaian ini harus dilakukan untuk setiap anak sebagai tindakan dasar rutin untuk menentukan tindakan pencegahan dan perawatan serta menentukan jadwal kunjungan berkala. Tindakan pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi meliputi modifikasikebiasaan anak (kebersihan mulut dan diet konsumsi gula) dan perlindungan gigi (penggunaan silen, fluor dan klorheksidin). Pada anak di bawah umur 5 tahun, usaha untuk melakukan pencegahan primer diberikan kepada ibu seperti meningkatkan pengetahuan ibu tentang menjaga kebersihan mulut anak, pola makan anak yang baik dan benar serta tindakan perlindungan terhadap gigi anak yang dapat diberikan. Hal ini berhubungan karena kemampuan anak terbatas dan anak lebih dekat kepada ibunya. Pada anak 6 tahun ke atas, dokter gigi harus lebih menekankan kepada anak mengenai tanggung jawabnya untuk memelihara kesehatan mulut. Tindakan pencegahan yang dilakukan harus melihat indikator mana sebagai penyebab utama. Bila kontrol plak yang tidak baik sebagai penyebab utama, dokter gigi harus lebih menekankan pada modifikasi anak mengenai kebersihan mulut (menyikat gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi mengandung fluor sedikitnya 1000 ppm), bila karena kebiasaan diet yang salah, maka pengaturan diet lebih ditekankan (pembatasan konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, menggunakan bahan pengganti gula seperti xylitol atausorbitol). Bila morfologi gigi lebih rentan terhadap karies, seperti pit dan fissure yang dalam, enamel hipoplasia maka perlindungan terhadap gigi seperti penggunaan silen, fluor dan flossing klorheksidin lebih ditekankan. Untuk mengevaluasi tingkat risiko anak dilakukan kunjungan berkala, 3 atau 4 bulan sekali untuk melihat keberhasilan tindakan pencegahan yang dilakukan serta penilaian tingkat risiko karies anak.

PENANGANAN SETELAH KARIESPerlindungan terhadap gigiPerlindungan terhadap gigi dapat dilakukan dengan cara, yaitu sealant dan penggunaan fluor dan khlorheksidin alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5% kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnis dilakukan pada anak umur 6 tahun ke atas karena anak di bawah umur 6 tahun belum dapat meludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnis dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel. Sediaan fluor lainnya adalah dalam bentuk gel dan larutan seperti larutan 2.2% NaF, SnF2 , gel APF.KlorheksidinKlorheksiden merupakan antimikroba yang digunakansebagai obat kumur, pasta gigi, permen karet, varnis dan dalam bentuk gel. Flossing empat kali setahun dengan gelklorheksidin yang dilakukan oleh dokter gigi menunjukkan penurunan karies approximal yang signifikan. Demikian juga pada anak berisiko karies tinggi hal ini dapat digunakan untuk melengkapi penggunaan silen di bagian

FISSURE SEALANT Indikasi pit dan fissure sealanta. Gigi posterior sulung dan permanen yang mempunyai pit dan fisura dalam dan sempitb. Pada pemeriksaan klinis atau radiografi tidak terdapat karies interpoximal yang perlu direstorasic. Pasien yang memiliki karies tinggi pada gigi sulung dengan diperkiraan gigi permanent akan kariesd. Gigi dimana antagonisnya terdapat karies yang mempunyai bentuk morfologi hampir samae. Gigi posterior dimana terdapat karies oklusal pada gigi sebelahnya

Bahan fissure sealant :1. - Monomer : Bisphenol Glicydil Methacrylate (Bis-GMA)2. - Katalis : Benzoin Methyl Ether

Sifat Bahan Sealanta) Aplikasi mudah dan tahan lama b) Tidak toxis dan iritasi --> biokompatibilitas baik c) Pengkerutan polimerisasi kecil d) Tidak mudah larut e) Penyerapan air rendah f) Mempunyai koefisien termal ekspansi sama dengan struktur gigig) Viskositas rendah --> mudah penetrasi kedalam pit dan fisura

TUJUAN DAN MANFAAT PREVENTIF KARIES mencegah dan mengatasi rasa sakit Mencegah kerusakan lanjut Memperbaiki estetisDidapatkan debris yang banyak pada gigi belakang anak tersebut, hal ini dikarenakan anak tersebut memiliki pit dan juga fissure yang sangat dalam, sehingga memungkinkan debris untuk terjebak dan berada di dalamnya, selain itu disebabkan pula karena metode sikat gigi yang tidak tepat sehingga tidak maksimal dalam membersihkan gigi-gigi, atau sikat gigi/ bulu sikat gigi tidak mampu menjaqngkau gigi posterior anak tersebut.MACAM-MACAM TINDAKAN PREVENTIF Primer : menghentikan proses perkembangan karies, promosi kesehatan,proteksi spesifik,hindari makanan lengket,fissure sealant . mengembalikan proses perkembangan agar tidak terjadi karies pada periode pre patogenesis. Sekunder : perawatan penyakit untuk memulihkan kesehatan jaringan, tambal Tersier : menghentikan progress dari proses, terapi space maintainer Identifikasi : untuk identifikasi adaanya lesi awal karies (white spot) ,resiko anak karies tinggi. Pencegahan : faktor yg dapat dilakukan diubah dari faktor diet (karbohidrat),faktor OH dengan pencegahan menyikat gigi rutin, aplikasi fluor dan fissure sealant Restorasi : dilakukan jika gigi karies, agar tidak berlanjut lakukan sedini mungkin dengan GIC. Secara Umum : susbtrat kontrol dr makanan yg dikonsumsi, plak dicegah dengan OH,vaksin untuk bakteri S. Mutans. Gunakan fluor Khusus: pada anak-anak dengan fissure yang dalam. DHE/ KIE : ajarkan sikat gigi yang baik, kontrol diet (frekuensi jumlah makanan 3-4hr) beri borang untuk diisi. Gunakan dental floss, digunakan untuk menghilangkan plak dari permukaan proksimal gigi yang tidak dapat dijangkau sikat gigi.

BAB III PENUTUP

B. KESIMPULANPada dasarnya, setiap anak diharuskan memiliki gigi yang sehat. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari pemahaman orang tuanya mengenai cara merawat gigi susu yang benar agar anak terhindar dari risiko karies (gigi berlubang). Selain itu, hal penting yang harus dilakukan para orang tua adalah memotivasi anaknya agar menyadari betapa pentingnya merawat kesehatan gigi, sehingga mereka akan selalu menjaga kesehatan gigi.Sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari perannya sebagai panutan yang dilihat dan dicontoh oleh anaknya. Berawal dari kebiasaan kecil yang Anda lakukan setiap hari, biasanya akan dijadikan sebagai tontonan bagi anak Anda. Sama halnya dengan kebiasaan anak Anda menonton acara kartun favoritnya, ia akan dengan mudahnya menirukan tingkah laku, gaya bicara bahkan segala perkataan dari tokoh kartun favoritnya tersebut.Betapa pentingnya orang tua untuk menyadari perannya sebagai contoh nyata bagi anaknya atas segala tindakannya setiap hari.Tidak terlepas dengan kebiasaan menyikat gigi pun bisa menjadi contoh baik bagi anak Anda. Terapkanlah kebiasaan menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.Dengan begitu, Anda pun bisa mengajak anak Anda untuk menyikat gigi bersama setelah sarapan pagi, maupun menyikat gigi pada saat menjelang tidur di malam hari. Selain sebagai kebiasaan yang bermanfaat, kegiatan menyikat gigi bersama pun akan meningkatkan keakraban dan keharmonisan antar anggota keluarga

C. KONSEP MAPPING

KARIES ANAK

PREVENTIF KARIESPIT & FISSURE DALAM

PENCEGAHAN

PENATALAKSANAANRestorasi GICRestorasi RK

Indikasi fissure sealant

DAFTAR PUSTAKAAnusavice, 2003repository.usu.ac.idAndlaw, RJ and Rock. 1992. Perawatan Gigi Anak. Alih bahasa: Agus Djaya dari A Manual of Pedodontics. Jakarta: EGCAnusavice, Kenneth J. 1994. Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGCBaum, Lloyd. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Alih bahasa oleh Prof. Dr. drg Rasinta Tarigan. Jakarta: EGCCombe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Diterjemahkan drg. Slamet Tarigan, MS, PhD. Jakarta: Balai Pustaka