laporan riset pemasaran

Upload: eun-hyo-kim

Post on 14-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

none

TRANSCRIPT

LAPORAN RISET PEMASARAN PRODUK PERTANIAN BUAH BIT (Beta vulgarisL.)Di Dusun Kembangan, Cangar

Oleh :Fanita Widyah Alviana(115040200111044)Theresia Yuli P (115040200111079)Ummu Machmudah (115040201111350)Wahyu Ningtyas (115040213111019)Virdausi Nuzula (115040200111099)Viona Megasari(115040201111001)Viro Yunarti (115040201111127)Ulin Nikmatur R (115040201111151)Vivin Tri K. (115040201111150)Veby Anggraeni(115040207111026)Tulus Supriatin (115040201111237)Joshua S.(115040201111092)Kelas : O (AB)AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2013DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN31.1 Latar Belakang31.2 Tujuan Riset Pemasaran4II. METODOLOGI52.1 Waktu dan Tempat Riset52.2 Sumber Data52.3 Pengambilan Sampel52.4 Pendekatan Riset62.5 Instrument Riset62.6 Metode Kontak6III.HASIL DAN PEMBAHASAN73.1 Analisa Hasil Riset Pasar73.2 Analisa Saluran Pemasaran (Marketting channel)83.3 Analisa Finansial............................................................................................................11IV.PENUTUP134.1 Kesimpulan134.2 Saran..............................................................................................................................13DAFTAR PUSTAKA14

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan saling menciptakan sebuah penawaran dan saling bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dalam proses ini kedua belah pihak saling diuntungkan karena terjadi sebuah kesepakatan. Penawaran yang ditawarkan bisa beraneka ragam diantaranya sandang, pangan, papan, ataupun kebutuhan tambahan yang lainnya.Manajemen pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang maupun jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi kebutuhan, tujuan pelanggan dan suatu organisasi yang dimana manajemen pemasaran mempunyai tugas yaitu mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisi permintaan untuk membantuperusahaan mencapai sasarannya.Didalam pemasaran produk tidak selamanya akan berjalan dengan lancar sesuai keinginan perusahaan. Banyak permasalahan yang timbul dimana hal ini dalam bentuk keluhan, komentar, kritik, saran atau masukan dari konsumen. Berbagai masukan yang membangun akan sangat membantu produsen dalam mengembangkan produk dan meningkatkan pangsa pasarnya. Permasalahan produk meliputi banyak aspek seperti kualitasproduk (bentuk, rasa, warna, tekstur, aroma, kenampakan), harga, kemasan,ukuran produk dan ukuran kemasan, kemudahan penggunaan/mengkonsumsi dan sebagainya, dimana berbagai permasalahan tersebut tidak akan dapat diselesaikan secara sendiri oleh perusahaan namun perlu bantuan konsumen terutama konsumen eksternal. Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk diperlukan suatu penelitian yang dinamakan riset pemasaran. Perusahaan memiliki wawasan terhadap pasar, diantaranya kosep berwawasan produksi, konsep berwawasan produk, konsep berwawasan menjual dan konsep berwawasan pemasaran. Konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan memiliki harga yang murah. Satu lagi tanaman unik yang sangat bermanfaat bagi manusia, yaitu buah bit. Buah bit yang juga dikenal dengan nama akar bit atau bit merah merupakan salah satu varietasBeta Vulgaris. Tanaman ini berupa akar, mirip umbi-umbian yang berwarna merah dan paling sering ditemui di Amerika Utara dan Inggris, namun juga dapat ditemui di Indonesia, biasanya dijual di supermarket-supermarket.Di Indonesia bit merupakan tanaman sayuran, meski di beberapa negara termasuk tanaman industri dan merupakan sumber gula yang penting. Di Indonesia pengusahaan bit sebagai bahan baku gula baru dalam tahap inisiasi. Petani umumnya memproduksi bit saat ada permintaan khusus dari pasar. Prospek pasar bit dipandang kurang menguntungkan bagi petani karena permintaannya yang tidak pasti, begitu pula dengan harganya yang fluktuatif. Selain itu, petani tidak terlalu mengenal akses pasar sehingga hanya mampu menjual produksinya pada tengkulak. Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai aspek pemasaran terhadap nilai jual produk pertanian buah bit.

1.2 Tujuan Riset PemasaranTujuan dari riset pemasaran pengaruh permintaan pasar terhadap nilai jual produk pertanian buah bit ini adalah :1. Mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan konsumen terhadap produk pertanian buah bit melalui riset pasar.2. Mengetahui kelayakan usaha tani buah bit berdasarkan alur pemasaran dan analisis finansial.

II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat Riset Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal Rabu, 6 November 2013, pukul 13.0016.00 WIB di Desa Kembangan, Cangar dan pada hari Jumat 8 November 2013, pukul 14.00-16.00 di Malang.

2.2 Sumber Dataa. Data PrimerMerupakan data yang langsung diambil dari sasaran penelitian (didapat dari sumber pertama) baik individu maupun perseorangan yaitu hasil kuesioner atau wawancara petani responden yang ada di Cangar.

b. Data SekunderMerupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk table/diagram dan digunakan peneliti untuk diproses lebih lanjut dan data yang berasal dari literatur/media baik cetak maupun elektronik seperti buku dan internet, dapat berupa dasar teori atau data-data lain yang mendukung.

2.3 Pengambilan Sampela. Unit Pengambilan Sampel Sample dari penelitian ini adalah petani responden di daerah Cangar dan responden (konsumen) di Malang.

a. Ukuran SampelBanyaknya sampel yang dijadikan responden adalah 3 orang petani dan 25 orang konsumen.

b. Prosedur Pengambilan SampelSampel petani responden diambil dari 3 petani bit dengan luas lahan terbesar di wilayah Cangar. Sedangkan Sampel/responden konsumen diambil secara acak, siapapun konsumen yang ada dipasar terutama orang yang mempunyai peluang besar untuk dijadikan responden.

2.4 Pendekatan RisetPendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan survey di Caangar(wilayah produsen) dan di Malang (Wilayah Konsumen).

2.5 Instrument RisetInstrument yang digunakan untuk melakukan penelitian ini berupa kuesioner/angket, yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut melalui wawancara lisan berdasarkan instrument tertulis.

2.6 Metode KontakKomunikasi yang terjadi dilakukan secara langsung kepada responden pada saat pembagian/penyebaran angket/kuesioner.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Hasil Riset Pasar

Tabel 1. Hasil Analisa Data Riset PemasaranNoIndikator PertanyaanPersentase Jawaban (%)

Ya/ Pernah/SeringTidak/Tidak Pernah/ Tidak seringAbstain

1Pengetahuan tentang produk buah bit40%60%-

2Pembelian buah bit (Pernah/tidak)40%60%-

3Intensitas Pembelian Buah bit20%80 %-

4Kebutuhan buah bit24%76%-

5Pengetahuan Manfaat Bit16%84%-

6Menyukai bit yang dikemas bagus92%8%-

7Kecocokan harga bit terhadap kepuasan konsumen56%44%-

Sumber : Hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa Pengetahuan konsumen tentang produk bit masih kurang. 60 % dari konsumen responden belum mengetahui tentang buah bit. Oleh, karena itu hanya 40% yang menyatakan pernah membeli produk buah bit. Kecenderungan konsumen yang tidak sering membeli buah bit menyebabkan permintaan di pasar turun. Hanya 20 % saja dari seluruh responden yang mengetahui bit sering melakukan pembelian bit. 24% konsumen responden menyatakan membutuhkan buah bit baik sebagai masakan (acar, hiasan) maupun sebagai obat.16 % responden telah mengetahui manfaat bit yang beragam. Untuk masalah kualitas dan kemasan, 92% konsumen menyukai produk bit yang dikemas bagus dan rapi dan dijual di swalayan. Sedangkan 8% nya lebih suka membeli bit di pasar tradisional dengan alasan lebih murah harganya. Sehingga, hanya 56% dari konsumen yang tidak keberatan dengan harga bit di pasar swalayan, sisanya yang 44% merasa harga bit terlalu mahal.Berdasarkan uraian fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa potensi pasar produk bit sangat sulit akibat permintaan dan minat konsumen yang masih tergolong rendah. Padahal, permintaan konsumen adalah kunci sukses untuk memenuhi tujuan pemasaran. Assauri (1999) mendefinisikankan pemasaran sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Konsumen sasaran harus dipertimbangkan kebutuhannya. Pemasaran akan efektif dan efisien apabila konsumen sasaran tepat. Yaitu konsumen yang diprediksikan membutuhkan produk dalam jumlah besar. Kendala kedua adalah pengembangan bit sendiri di Indonesia masih dalam tahap inisiasi untuk menjadi produk industri bahan baku gula. Akses pasar dan sosialisasi secara luas perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman petani akan peluang pasar bit.Karena konsumen dalam negeri sangat sedikit, produk bit bisa memasuki perdagangan internasional melalui ekspor. Hal tersebut karena permintaan produk bit di luar negeri lebih tinggi, misalnya ekspor bit ke Singapura.

3.2 Analisa Saluran Pemasaran (Marketting channel)

Bagan Saluran Pemasaran Produk Pertanian Bit CangarSumber : Hasil Riset PasarTabel 2. Perkembangan harga petani bit dari petani ke konsumen periode minimum revenueHarga dari PetaniHarga dari PerantaraHarga petaniharga konsumen

Rp. 5000Tengkulak Rp.6000Rp.1000

AgenRp.6500Rp.1500

PengecerRp.7000Rp.2000

KonsumenRp.7500Rp.2500

Sumber : Hasil Riset PasarBanyak produsen yang mampu menghasilkan suatu produk sendiri namun tidak banyak dari mereka yang melakukan penjualan langsung ke konsumen akhir, pertimbangan biaya biasanya menjadi faktor atau alasan terkuat mengapa para produsen tidak langsung menjual produknya langsung ke konsumen akhir. Diantara produsen dan konsumen perantara yang menyalurkan produk di antara mereka. Perantara ini sering disebut saluran pemasaran. Saluran pemasaran adalah organisasi yang saling tergantung dan tercakup dalam proses membuat produk dan jasa tersedia untuk dipakai konsumen.Menurut kottler ada 2 strategi yang digunakan dalam saluran pemasaran antara lain : strategi dorong (push strategy) dan strategi tarik (pull strategy).a. Strategi DorongStrategi dorong pada dasarnya berusaha membujuk perantara agar mau memasarkan produknya dengan memberikan fasilitas-fasilitas tertentu misalnya : pemotongan yang tinggi dalam pembelian produk. Strategi ini cocok digunakan untuk produk dengan loyalitas rendah strategi ini juga sesuai untuk memasarkan produk baru namun dengan biaya produksi yang terbatas, sehingga mencoba menggunakan saluran pemasaran yang sudah berpengalaman dalam memasarkan berbagai produk.

b. Strategi TarikStrategi tarik pada dasarnya yaitu mencakup pengusaha produsen yang menggunakan iklan dan media untuk membujuk para konsumen bertanya kepada perantara dengan demikian akan menarik para perantara untuk melakukan pembelian. Strategi ini cocok digunakan jika loyalitas merek tampak tinggi sehingga konsumen berperan dalam penjualan.Berdasarkan dat hasil wawancara yang diperoleh dari petani responden, dapat diidentifikasi bahwa saluran pemasaran termasuk menggunakan strategi dorong (push strategy).Pada dasarnya saluran pemasaran perlu digunakan agar supaya suatu perusahaan mempunyai efektifitas dan efisiensi tinggi karena dengan saluran pemasaran dapat menekan biaya-biaya seperti distribusi, penyimpanan, jangkauan pasar dst. Ada beberapa faktor mengapa saluran pemasaran mempunyai keuntungan-keuntungan (a)Banyak perusahaan yang tidak memiliki sumber keuangan yang memadai untuk melakukan pemasaran langsung(b) Dalam beberapa kasus pemasaran langsung tidak dapat digunakan dan (c) Para produsen yang memang mendirikan saluran pemasarannya sendiri akan lebih mendapatkan laba yang sangat besar.Berdasarkan tingkat saluran, petani cangar menerapkan saluran tingkat tiga dimana produsen yang menjual produknya melaui Tiga perantara produsen-pedagang besar-agen-pengecer-konsumen akhir.Strategi distribusi adalah hal yang perlu dipikirkan secara tetap sesuai dengan tujuan perusahaan mengenahi produknya. Berikut tiga strategi pemasaran yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam melakukan distribusi. Distribusi yang dilakukan petani bit di Cangar tergolong distribusi intensif, yaitu Strategi distribusi ini dalam prakteknya yaitu distribusi menggunakan sebanyak mungkin perantara dengan harapan perputaran produk cepat dan cepat sampai ketangan konsumen.Untuk mengetahui analisis pemasaran bit, petani menggunakan strategi tertentu untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Harga yang diterima petani sampai ke tangan konsumen tidak seimbang(Tabel 2). Perkembangan harga dan besamya margin saluran pemasaran dari petani hinggake konsumen merupakan penyebabnya. Menurut Khol dan Uhl dalam Astin Akitasan (2004) mendefinisikan marjin pemasaran merupakan rasio antara nilai tambah yang diperoleh pelaku pemasaran tertentu dan harga yang dibayarkan oleh konsumen.Berdasarkan saluaran pemasaran tersebut dapat diketahui bahwa margin antara harga dari petani dan harga jual pada konsumen semakin tinggi di setiap tingkat saluran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kecilnya margin tata pemasaran antara lain banyaknya lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran produk tersebut, atau panjang produk yang dilalui untuk mencapai pasar. Menurut Rashit dan Caudry dalam Basirun dkk (1991) mengumumkan bahwa ada dua unsur yang mempengaruhi margin pemasaran , yaitu:1) biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan fungsi tata niaga seperti mengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengepakan, pengangkutan dan lain-lain, 2) besar keuntungan dari pasar-pasar perantara atau keuntungan pedagang perantara. Selanjutnya Buse dan Brandow dalam Basirun dkk (1991) telah melakukan penelitian tentang hubungan antara volume, biaya dan harga terdapat margin dengan menggunakan ordinary square regrestion. Dimana dari hasil ketiga variable yang diteliti memperlihatkan pengaruh yang signifikan terhadap margin tata niaga pemasaran.3.3 Analisa Finansial

Laporan Laba Rugi Usaha Tani Bit Cangar Milik Pak Marsudi (P. Marsudi, salah satu Petani Responden dengan Luas Lahan 300 m2)USAHATANI BIT CANGARPerhitungan Rugi-LabaSatu periode tanam (3-4 bulan)

Pendapatan :

Pendapatan jual bit : - Maximum Revenue Rp. 1.000.000- Minimum Revenue Rp. 6.000.000

Jumlah Pendapatan- Maximum Revenue Rp. 1.000.000- Minimum Revenue Rp. 6.000.000

Rata-rata Revenue Rp.3.500.000

Beban :

-Beban biaya produksi Rp.1.300.000-Beban biaya transportasi Rp. 500.000-Beban biaya overhead lahan Rp. 100.000-Beban lain-lain Rp. 30.000 +

Jumlah Beban Rp.1.930.000 -Laba Bersih Rp.1.570.000

Usaha agribisnis dianggap layak apabila secara finansial menguntungkan, dan penilaian kelayakan usaha biasanya dilakukan dengan analisis finansial.Produsen harus mampu menjual barang yang dihasilkan semaksimal mungkin agar di dapat laba sesuai yang diinginkan tersebut. Apabila perusahaan menghubungkan antara biaya-biaya yang dikeluarkan, laba yang diperoleh dan volume penjualan akan didapatkan suatu analisa yang disebut sebagai cost, profit, dan volume analisis. Dengan adanya analisis ini akan diperoleh besarnya laba atau keuntungan yang akan diperoleh dan harus diperhatikan besarnya komponen biaya produksi dan harga (Sutrisno, 2009).Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.Laporan keuangan yang berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.Laporan laba rugi adalah salah satu bentuk laporan keuangan yang menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.Berdasarkan laporan laba rugi petani bit di Cangar, dapat dikatakan bahwa usahataninya mengalami kerugian pada tingkat harga minimum revenue (penerimaan harga minimal) sebesar Rp.930.000. Sedangkan pada tingkat harga maximum revenue (penerimaan harga maksimal), petani mendapatkan laba bersih sebesar Rp.4.070.000. Jika diambil dari average revenue (Biaya penerimaan rata-rata), maka laba bersih petani sebesar Rp. 1.570.000. Dalam perhitungan ekonomi, maka perhitungan biaya dilakukan pada kondisi terburuk (tingkat penerimaan terendah) untuk memprediksikan risiko. Artinya, usahatani yang dijalankan petani bit di Cangar belum efektif dan efisien. Dilihat dari kondisi finansialnya, Usahatani belum bisa dikatakan layak secara finansial. petani kurang menerapkan manajemen dalam usaha taninya. Kerugian tersebut bisa disebabkan petani tidak melakukan perencanaan yang tepat (salah satu unsur manajemen). Perhitungan biaya petani hanya sebatas perhitungan biaya produksi. Petani tidak memperhitungkan adanya biaya overhead lahan, biaya transportasi, biaya penyusutan alat dan biaya lain-lain, sehingga belum bisa menganalisis kerugiannya sendiri.

IV.PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil riset pasar dan analisa data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :

Tingkat penerimaan konsumen terhadap produk bit masih rendah karena rata-rata konsumen tidak mengetahui dan kurang berminat terhadap produk Bit, terutama karena kebutuhan akan bit yang rendah dan ketidaktahuan akan manfaat bit.

Saluran pemasaran bit yang melalui 3 perantara menyebabkan adanya ketidakefektifan pada margin saluran pemasaran karena terdapat Gap cukup besar antara harga dari petani dan harga jual kepada konsumen.

Usahatani bit belum memenuhi kelayakan finansial dan rawan risiko.

4.2 Saran

Petani diharapkan mampu menerapkan prinsip manajemen khususnya manajemen produksi dan manajemen pemasaran pada usahataninya untuk menekan risiko kerugian melalui serangkaian tindakan yang terpadu dan tepat sasaran sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri,1999. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada: JakartaIkatan Akuntan Indonesia(Indonesian Institute of Accountants);Ikatan Akuntan Indonesia.October 2007 April2009 (1year 7 months) Jakarta, Indonesia.Kottler Phillip.2008.Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi 12.Indeks. Erlangga : JakartaMaulidah Silvana.2012. Manajemen Agribisnis.Universitas Brawijaya Press.S.Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan (Edisi 4). Penerbit: LibertySutrisno, Edy.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama.Prenada2