laporan problem based learning

33
Laporan Problem Based Learning Kasus Mahasiswa yang Pucat, Lemah dan Kelaparan Juanita Liusiani 102009055 Fakultas kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna utara no. 6, Jakarta www.ukrida.ac.id

Upload: fila-delvia

Post on 29-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Laporan Problem Based LearningKasus Mahasiswa yang Pucat, Lemah dan Kelaparan

Juanita Liusiani

102009055

Fakultas kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna utara no. 6, Jakartawww.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Paling sedikit terdapat 4 peptida yang mempunyai aktivitas hormonal disekresi oleh pulau langerhans pankreas. Dua diantara hormon ini adalah insulin dan glukagon yang mempunyai fungsi penting dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Insulin bersifat anabolik, dan glukagon bersifat katabolik. 1

Hormon insulin dan glukagon mempunyai sistem kerja yang berlawanan. Hormon insulin dapat menyebabkan hiperglikemi yang defisiensinya dapat berupa diabetes melitus dan glukagon dapat menyebabkan hipoglikemi seperti pada saat kita kelaparan. 1

Yang akan dibahas dalam kasus ini adalah kerja glukagon yang dapat menyebabkan hipoglikemi atau terjadi penghambatan glukosa didalam darah, yang bila terjadi peningkatan glukagon, maka hal ini dapat memperburuk diabetes melitus.1

Selain hormon glukagon, yang dapat di bahas dari kasus ini adalah metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Tetapi yang paling utama dibahas dalam makalah ini adalah metabolisme karbohidrat karena pada kasus kelaparan ini, yang paling berperan adalah karbohidrat, baru setelah itu metabolisme lemak, kemudian metabolisme protein.

Selain itu, asupan gizi juga berperan dalam kasus ini. Asupan gizi antara lain komposisi makanan untuk karbohidrat, protein, dan lemak. Serta gizi tambahan yang dapat berupa air, mineral dan vitamin.

Pengaruh hormon

Hormon dalam pankreas ada 2 jenis, yaitu hormon insulin dan hormon glukagon. Kedua hormon ini bekerja berlawanan. Insulin bekerja untuk meningkatkan pemasukkan glukosa kedalam sel sehingga dapat menyebabkan hiperglikemi atau banyaknya pembentukkan glukosa didalam darah. Sedangkan glukagon dapat menyebabkan hipoglikemi yang menghambat pemasukkan glukosa didalam sel.

Hormon yang berhubungan dengan kasus ini adalah hormon glukagon. Glukagon manusia merupakan polipeptida linear dengan berat molekul 3485. Ia mengandung 29 asam amino dan mempunyai struktur yang sama dengan glukagon babi.1

Kerja pada glukagon bersifat glikogenolitik, glukoneogenetik dan lipolitik. Ia meningkatkan gula darah sebab ia merangsang adenilat siklase dalam sel-sel hati. Adenilat siklase cenderung mengaktifkan fosforilase dan oleh karena itu meningkatkan pemecahan glikogen. Glukagon tidak menyebabkan glikogenolisis dalam otot, tetapi ia meningkatkan glukoneogenesis dari asam amino yang tersedia didalam hati dan meningkatkan kecepatan metabolismenya.1

Glukagon merupakan hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans sewaktu kadar glukosa menurun. Efek lain dari glukagon adalah apabila konsentrasi glukagon meningkat sampai di atas nilai normalnya dalam darah. Mungkin yang paling penting dari glukagon adalah glukagon mengaktifkan lipase sel lemak, sehingga menyediakan persediaan asam lemak yang dipakai sebagai sumber energi dalam tubuh.2

Pada waktu melakukan kerja fisik yang melelahkan konsentrasi glukagon dalam darah seringkali meningkat sebanyak empat sampai lima kali lipat. Efek yang menguntungkan dari glukagon adalah mencegah menurunnya kadar glukosa dalam darah. Pada orang normal, besarnya konsentrasi glukosa dalam darah sangat sempit. Pada orang yang berpuasa kadar glukosa dalam darah ini biasanya antara 80-90 mg per 100ml darah yang waktu di ukur sebelum makan pagi. Konsentrasi ini meningkat setelah makan menjadi 120-140 mg per 100 ml. Sebaliknya pada waktu kelaparan, fungsi glukoneogenesis dari hati menyediakan glukosa yang dibutuhkan untuk mempertahankan glukosa darah sewaktu puasa.2

Kelaparan

Walaupun jaringan lebih mengutamakan penggunaan karbohidrat untuk energi daripada lemak maupun protein, jumlah cadangan karbohidrat yang biasa disimpan oleh tubuh hanya beberapa ratus gram. (terutama glikogen didalam hati dan otot), cadangan ini menyediakan energi yang dibutuhkan untuk tubuh barangkali hanya untuk setengah hari. Oleh sebab itu, kecuali untuk beberapa jam pertama kelaparan, efek yang utama adalah penyusutan progresif jaringan lemak dan protein. Karena lemak merupakan sumber utama energi.2

Protein mengalami tiga fase penyusutan yang berbeda-beda. Mula-mula menyusut cepat, lalu penyusutan agak lambat dan akhirnya penyusutan cepat lagi sesaat sebelum mati. Penyusutan cepat pertama disebabkan oleh penggunaan secara mudah protein yang sudah dimobilisasi untuk metabolisme langsung atau konversi protein menjadi glukosa, dan kemudian menjadi glukosa terutama oleh otak. Setelah cadangan protein berkurang pada fase awal kelaparan, maka sisa protein ini menjadi sulit untuk dikeluarkan. Pada waktu ini juga glukoneogenesis menjadi menurun menjadi sepertiga atau seperlima daripada awal, dan penyusutan protein menjadi sangat berkurang. Persediaan glukosa yang berkurang kemudian menyebabkan serangkai kejadian yang mengarah pada penggunaan lemak yang berlebihan dan konversi dari pemecahan lemak menjadi benda keton.2

Akhirnya cadangan lemak juga hampir semua menyusut dan sumber energi satu-satunya yang tersisa adalah protein. Pada masa itu protein sekali lagi mengalami penyusutan cepat. Karena protein juga penting untuk mempertahankan fungsi selular, maka kematian dapat terjadi jika protein telah menyusut sampai sekitar setengah dari kadar normal.2Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat mempunyai fungsi yaitu :3

Sebagai bahan bakar, yaitu sebagai sumber energi utama untuk sel hidup.

Sebagai cadangan energi

Menghasilkan senyawa intermediet amphibolik

Digunakan untuk sintesis glikosaminoglikans, bahan khas seperti laktosa dan senyawa non karbohidrat.

Metabolisme karbohidrat terdiri dari metabolisme utama yang terdiri dari glikolisis embden meyerhor, oksidasi piruvat yang merupakan asetil co-a, siklus asam sitrat, glikogenolisis, glikogenesis, HMP shunt, dan glukoneogenesis. Selain itu ada juga metabolisme minor dalam karbohidrat yaitu jalan metabolisme uronat, metabolisme fruktosa, metabolisme galaktosa, dan metabolisme glukosamin.3Glikolisis embden meyerhof (EM) menguraikan glukosa menjadi piruvat dalam keadaan aerob, dan di ubah menjadi laktat oada keadaan anaerob dengan tujuan untuk menghasilkan energi. Glikolisis EM terjadi di sitosol. Jumlah ATP yang dihasilkan oleh kondisi aerob adalah 8 ATP sedangkan pada kondisi anaerob adalah 2 ATP. Didalam eritrosit, glikolisis terjadi secara anaerob karena eritrosit tidak mempunyai mitokondria, oleh karena itu, eritrosit tidak dapat di ubah menjadi asetil co-a tetapi langsung di ubah menjadi laktat.3

Oksidasi piruvat menjadi asetil co-a terjadi di mitokondria. Dalam oksidasi piruvat terdapat enzim yaitu piruvat DH (dehidrogenase) yang dapat meningkat pada saat makan, berhenti pada saat lapar, meningkat bila banyak piruvat dan dihambat oleh peningkatan asetil co-a. Hambatan pada piruvat DH dapat menyebabkan lactic asidosis misalnya arsenat atau ion merkuri, defisiensi tiamin, defisiensi piruvat DH, DM dan OR berat.3

SAS atau siklus asam sitrat merupakan jalur akhir dari metabolisme bermacam zat. Terjadi dimitokondria, yang di awali dengan oksidasi asetil co-a membentuk suatu siklus. Asetil co-a dapat diperoleh dari oksidasi karbohidrat, lemak, dan asam amino. 1 mol asetil co-a pada SAS menghasilkan 12 ATP dengan 11 ATP berasal dari rantrai pernapasan.3

HMP shunt merupakan jalan lain untuk oksidasi glukosa, melalui NADP sebagai reseptor H, terjadi disitosol dan tidak menghasilkan energi. NADP di gunakan untuk sintesis lemak dan kolesterol. Selain itu HMP shunt juga berfungsi sebagai sintesis hormon steroid, sintesis asam amino dan sintesis hormon tiroid. HMP shunt ini menyediakan glutation tereduksi.3

Dalam metabolisme karbohidrat juga terdapat :3 Glikogenesis

Adalah pembentukkan glikogen dari glukosa, dan juga berfungsi sebagai penyediaan energi cadangan terutama di hati dan di otot. Glikogenesis akan meningkat pada saat makan dan akan menurun pada saat lapar. Dalam glikogenesis ada 2 rantai yaitu rantai lurus dengan ikatan glikosidik alfa 1-4 dan ikatan bercabang dengan alfa 1-6. Glikogenesis terutama terdapat di hati, yaitu sekitar 6% dan diotot sekitar 0,7%, tetapi walaupun begitu tetapi masa otot lebih besar daripada masa hati. Fungsi glikogen otot adalah sebagai sumber glukosa untuk glikolisis di otot. Fungsi glikogen di hati adalah sebagai simpanan glukosa untuk penyediaan darah. Proses pembentukan glikogen ada 3 enzim, yaitu enzim UDP-glukosa pirofosforilase, enzim glikogen sintase, dan enzim percabangan ( branching enzyme).

Glikogenolisis

Adalah proses pemecahan glikogen menjadi glukosa. Terjadi di hati dan juga di otot. Di hati jika glikogenolisis meningkat, maka akan meningkatkan glukosa darah juga. Di otot, glikogenolisis jika keadaan aerob akan menjadi piruvat, dan pada keadaan anaerob akan menjadi laktat seperti kerja fisik dan OR. Enzim yang berperan adalah fosforilase, glukan transferase, dan debranching enzyme. Glukoneogenesis

Adalah reaksi pembentukkan karbohidrat dari senyawa yang bukan karbohidrat. Tujuan dari glukoneogenesis ini adalah untuk menyediakan glukosa di dalam tubuh kita bila kekurangan, misalnya pada saat keadaan letih dan puasa. Glukoneogenesis ini terjadi di hati dan di ginjal. Pada proses ini melibatkan kebalikan dari sebagian besar glikolisis EM, SAS dan beberapa reaksi.

Metabolisme lemak

Fungsi lemak dalam tubuh adalah:4

Sumber atau cadangan energi

Komponen membran

Bahan baku hormon

Surfaktan

Asam lemak esensial

Komponen lipoprotein

Insulator suhu dan listrik

Oksidasi asam lemak dibagi menjadi 5 bagian yaitu :4

Oksidasi beta asam lemak

Terjadi di dalam mitokondria, merupakan proses aerobik sehingga perlu O2. Senyawa asalnya adalah asil co-a yang memerlukan NAD dan FAD. Menghasilkan ATP melalui rantai pernapasan, dan hasil akhirnya asetil co-a dan propionil Co-a.

Oksidasi beta asam lemak di peroksisom

Digunakan untuk oksidasi asam lemak rantai panjang, yang tidak menghasilkan ATP. Oksidasi ini juga menghasilkan oktanoil co-a dan asetil co-a. Aktifasi awal oleh asil co-a sintase.

Oksidasi alfa asam lemakTerdapat pada jaringan otak dan oksidasi ini tidak menghasilkan ATP dan aktivasi asil co-a. Pada oksidasi ini terdapat penyakit refsum yaitu gangguan oksidasi alfa, terjadi gangguan saraf.

Oksidasi omega asam lemak

Dapat terjadi di hepar, dan dikatalisis oleh sitokrom P-450, serta memerlukan NADPH dan menghasilkan asam dikarboksilat.

Oksidasi beta asam lemak tidak jenuh.

Memerlukan enzim tambahan untuk menghilangkan ikatan rangkap dengan pengurangan jumlah ATP : 2 ATP setiap 1 ikatan rangkap karena meniadakan reaksi kedua pada oksidasi beta yang menghasilkan FADH2. Produk sama dengan oksidasi beta asam lemak jenuh, tetapi dengan jumlah ATP yang berbeda. Metabolisme protein

Fungsi umum protein adalah :3 Komponen membran sel

Komponen intrasel

Komponen organ atau jaringan

Enzim

Hormon

Transporter

Reseptor

Sistem imun humoral dan seluler

Komponen [ada proses replikasi dan sintesis protein

Channel ion

Sumber energi

Kontraksi otot

Katabolisme protein dan nitrogen dari asam amino adalah protein di tubuh mempunyai masa turn over atau pergantian dan dalam keseimbangan dinamik. Protein dan asam amino tidak di timbun dan disimpan dalam tubuh. Tempat utama katabolisme protein intrasel adalah lisosom (turn over panjang dan tidak memerlukan ATP). Protein berhubungan dengan urea. Semakin banyak mengkonsumsi protein, maka semakin banyak atau rentan terjadi pembentukkan urea yang semakin banyak.3

Biosintesis urea terjadi melalui 4 tahap :3

transaminasi

Deaminasi oksidatif

transport amonia

sintesis urea

Kelenjar adrenal

Setelah mempelajari metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Disini akan di bahas mengenai kelenjar adrenal yang nanti juga akan berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak ini.

Kelenjar adrenal mempunyai berat sekitar 4 gram, yang terletak di kutub superior dari kedua ginjal. Tiap kelenjar terdiri atas dua bagian yang berbeda, yakni medulla adrenal dan korteks adrenal. Medulla adrenal merupakan 20 persen bagian kelenjar yang terletak di pusat kelenjar, dan secara fungsional berkaitan dengan sistem saraf simpatis, yang juga mengsekresi hormon epinefrin dan nore epinefrin sebagai respons terhadap rangsangan simpatis. Selanjutnya hormon-hormon ini akan menyebabkan efek yang hampir sama dengan perangsangan langsung pada saraf-saraf simpatis diseluruh bagian tubuh.2

Korteks adrenal mengsekresi kelompok hormon yang berbeda sama sekali yaitu kortikosteroid. Hormon ini seluruhnya disintesis dari kolesterol steroid dan semuanya mempunyai rumus kimia yang sama. Akan tetapi mempunyai perbedaan yang sangat sedikit dalam struktur molekulnya memberikan beberapa fungsi yang penting berbeda.2

Hormon adrenokortikal yang utama yaitu mineralokortikoid dan glukokortikoid yang disekresikan oleh korteks adrenal. Selain hormon ini, korteks adrenal juga mengsekresi hormon seks atau kelamin terutama hormon adrogen yang mirip dengan hormon kelamin pria testoteron. Mineralokortikoid masuk kedalam zona glomerulosa yang merupakan zona yang paling luar, glukokortikoid merupakan zona fasikulata yang merupakan zona terbesar yang terletak di tengah. Hormon adrogen terletak pada zona retikularis yang merupakan zona yang paling dalam.2,3

Sebenarnya pada zona fasikulata dan zona retikularis ini di tempati oleh kedua hormon yang sama. Di dalam zona fasikulata juga terdapat hormon adrogen dan didalam zona retikularis juga terdapat hormon glukokortikoid. Hanya saja pada zona fasikulata, hormon adrogen mempunyai peran yang kecil, sama seperti halnya hormon glukokortikoid mempunyai peranan yang kecil pada zona retikularis.3

Mineralokortikoid atau yang bisa disebut sebagai aldosteron ini mempengaruhi keseimbangan mineral atau elektrolit. Sedangkan pada glukokortikoid ini penting dalam metabolisme glukosa, protein dan lemak. Selain itu, glukokortikoid ini juga berperan sebagai antiinflamasi, anti imunitas dan anti alergi. Dan glukokortikoid ini juga berperan untuk meningkatkan kadar gula dalam darah. Kalau pada hormon seks, pada zona fasikulata dan zona retikularis ini menghasilkan androgen dan progesteron.3

fungsi mineralokortikoid itu adalah bila adrenokortikal sama sekali tidak disekresi, maka biasanya akan menyebabkan kematian dalam waktu 3 hari sampai 2 minggu kecuali bila penderita mendapatkan pengobatan dengan garam berlebihan atau dengan penyuntikkan mineralokortikoid. Tanpa mineralokortikoid, maka besarnya konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraselular meningkat secara bermakna, sedangkan konsentrasi natrium dan klorida sangat berkurang. Penderita akan segera mengalami penurunan curah jantung, yang akan berlanjut menjadi keadaan seperti renjatan yang disusul dengan kematian. Seluruh rangkaian ini dapat di cegah dengan pemberian aldosteron atau dengan beberapa mineralokortikoid lainnya. Oleh karena itu mineralokortikoid disebut atau dianggap sebagai penyelamat nyawa dari hormon adrenokortikal. Glukokortikoid sama pentingnya, mampu membuat seseorang untuk menolak efek destruktif dari stress mental dan fisik yang dialami seseorang dalam kehidupannya.2

sedikitnya 90 persen dari aktivitas mineralokortikoid yang disekresi oleh adrenokortikal terdapat didalam aldosteron, namun kortisol yang merupakan glukokortikoid utama yang disekresi oleh korteks adrenal, juga mempunyai sejumlah aktivitas mineralokortikoid yang bermakna. Steroid adrenal lain yang sedikit disekresi dan yang mempunyai efek mineralokortikoid adalah kortikosteron, yang selain mempunyai efek utama glukokortikoid tetapi juga mempunyai beberapa efek mineralokortikoid juga.2

setelah tadi dibahas mengenai fungsi dari mineralokortikoid, sekarang yang akan dibahas adalah mengenai fungsi dari glukokortikoid. Walaupun hormon mineralokortikoid dapat menyelamatkan hidup seekor hewan yang sudah di buang kelenjar adrenalnya, hewan itu masih jauh dari normal. Sebaliknya sistem metabolisme hewan tersebut untuk penggunaan protein, karbohidrat, dan lemak tetap sangat kacau. Oleh karena itu seperti halnya hormon mineralokortikoid, hormon glukokortikoid mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam memperpanjang hidup seekor hewan. Sedikitnya 95 persen aktivitas glukokortikoid dari bahan sekresi adrenokortikal merupakan hasil dari sekresi kortisol yang dikenal juga sebagai hidrokortison.2

kortison juga mempunyai efek dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang dimana metabolisme-metabolisme tersebut juga di bahas di atas. Efek-efeknya adalah :2

terhadap metabolisme karbohidrat.Dalam metabolisme karbohidrat, dapat 3 efek kortison, yaitu :

perangsangan glukoneogenesis

sejauh ini, efek metabolik yang paling terkenal dari kortison dan glukokortikoid lainnya terhadap metabolisme adalah kemampuan kedua hormon ini untuk merangsang proses glukoneogenesis oleh hati, sering kali meningkatkan kecepatan glukoneogenesis, keadaan ini terutama disebabkan oleh dua efek kortisol tersebut. Pertama, kortisol meningkatkan semua enzim yang di butuhkan untuk mengubah asam-asam amino untuk di ubah menjadi glukosa dalam sel-sel hati.hal ini di hasilkan dari efek glukokortikoid untuk menghasilkan transkripsi DNA didalam inti sel hati dalam cara yang sama dengan fungsi aldosteron di dalam sel-sel tubulus ginjal. Kedua, kortisol menyebabkan pengangkutan asam-asam amino dari jaringan ekstrahepatik terutama di otot. Akibatnya, semakin banyak asam amino yang tersedia di dalam plasma untuk masuk kedalam proses glukoneogenesis dalam hati yang dapat meningkatkan pembentukkan glukosa dalam darah. penurunan pemakaian glukosa oleh sel

kortisol juga menyebabkan penurunan kecepatan pemakaian sel-sel glukosa oleh tubuh, walaupun penyebab keturunan ini belum di ketahui, sebagian besar ahli fisiologi percaya bahwasuatu tempat terletak diantara tempat masuknya glukosa kedalam sel dan tempat pecahnya kortisol yang terakhir, secara langsung memperlambat kecepatan pemakaian glukosa.

peningkatan konsentrasi glukosa darah dan diabetes adrenal

peningkatan kecepatan glukoneogenesis dan berkurangnya kecepatan pemakaian glukosa oleh sel-sel dapat meningkatkan konsentrasi glukosa di dalam darah, adakalanya peningkatan konsentrasi ini cukup besar yang merupakan suatu keadaan yang di sebut diabetes adrenal.

Terhadap metabolisme protein

Dalam metabolisme protein mempunyai 2 efek :

Pengurangan protein sel

Salah satu efek utama dari kortisol terhadap sistem metabolisme tubuh adalah kemampuannya untuk mengurangi penyimpanan protein di seluruh tubuh kecuali protein dalam hati. Keadaan ini di sebabkan oleh berkurangnya sintesis protein dan meningkatnya katabolisme protein yang sudah ada di dalam sel. Kedua efek ini mungkin sebagai akibat dari berkurangnya pengangkutan asam amino kedalam jaringan ektrahepatik. Bila kelebihan kortisol sangat banyak, otot dapat menjadi begitu lemah sehingga orang tersebut tidak dapat berdiri dari posisi jongkok. Dan fungsi imunitad dari jaringan limfoid dapat di turunkan hingga sedikit kurang dari normal. Bersamaan dengan berkurangnya protein di seluruh tubuh, ternyata protein di hati malah meningkat. Lebih lanjut, protein plasma juga akan meningkat. Peningkatan ini merupakan pengecualian untuk pengurangan protein yang terjadi pada bagian tubuh yang lain. Diyakini bahwa perbedaan ini di hasilkan oleh suatu efek kemungkinan dari kortisol yang meningkatkan pengangkutan asam amino ke sel hati dan peningkatan jumlah-jumlah enzim yang di butuhkan untuk sintesis protein. Peningkatan asam amino darah

Penelitian akhir-akhir ini pada jaringan yang di isolasi menunjukkan bahwa kortisol menekan pengangkutan asam amino kedalam sel-sel otot dan mungkin juga kedalam sel-sel ekstrahepatik lainnya. Berkurangnya asam amino yang di angkut kedalam sel-sel ekstrahepatik akan mengurangi konsentrasi asam amino intraselular dan akibatnya akan mengurangi sintesis protein. Namun katabolisme yang terjadi di dalam sel terus melepaskan asam amino dari protein yang sudah ada, dan asam amino ini akan berdifusi keluar dari sel-sel untuk meningkatkan konsentrasi asam amino di dalam plasma. Oleh karena itu asam amino memobilisasi asam amino dari jaringan nonhepatik dan dalam melakukannya juga akan mengurangi protein di dalam jaringan.

Terhadap metabolisme lemak.

Dalam metabolisme lemak ada 2 efek : Mobilisasi asam lemak

Dengan pola yang sangat mirip dengan pola yang di pakai oleh kortisol untuk meningkatkan mobilisasi asam amino dari otot, kortisol ini juga meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak. Peristiwa ini akan meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma yang juga akan meningkatkan pemakaian untuk energi. Kortisol juga sepertinya mempunyai efek lanmgsung untuk meningkatkan oksidasi asam lemak di dalam sel. Hal ini mungkin disebabkan karena penurunan kadar glukosa di dalam lemak. Peningkatan mobilisasi lemak oleh kortisol di gabungkan dengan peningkatan oksidasi asam lemak di dalam sel membantu menggeser sistem metabolisme sel pada saat kelaparan atau stress yang lain dari penggunaan glukosa untuk energi menjadi penggunaan asam lemak.

Kegemukan akibat kortisol

Walaupun kortisol dapat menyebabkan timbulnya mobilisasi asam lemak secukupnya dari jaringan lemak, banyak penderita yang mengalami sekresi berlebihan kortisol, yang mengalami kegemukan yang khas. Dengan penumpukan lemak yang berlebihan di daerah dada dan di daerah kepalanya sehingga badannya seperti sapi yang di sebut dengan moon face, ada yang mengatakan bahwa kegemukan ini di sebabkan oleh perangsangan asupan makanan secara berlebihan sehingga pada beberapa jaringan tubuh, pembentukkan lemak berlangsung lebih cepat daripada mobilisasi dan oksidasinya.Komposisi gizi seimbang

Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai komposisi gizi, maka yang perlu di ketahui terlebih dahulu ialah menyusun dan menilai hidangan. Menyusun dan menilai hidangan merupakan pengetahuan dan keterampilan dasar yang di perlukan oleh semua orrang, terutama mereka yang bertanggung jawab atas penyusunan dan penyediaan makanan baik bagi keluarga maupun bagi berbagai institusi seperti asrama, wisma, dan sebagainya yang menyediakan makanan bagi sekelompok orang.5

Tentu cara orang awam menilai dan menyusun hidangan makanan akan sangat berbeda dengan seorang ahli gizi yang telah mendapatkan pendidikan ilmiah dan keterampilan khusus tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan.

Penyusunan dan penyediaan makanan harus di sesuaikan dengan kebutuhan kalori seseorang. Untuk dapat mengetahui kalori seseorang, maka di perlukan tabel kalori, yaitu sebagai berikut :5

Tabel. 1 menghitung kebutuhan energi metoda singkat

Kelompok umur (tahun)Kebutuhan kalori

Laki-lakiperempuan

13-15 tahun0.97 x M x A1.13 x M x A

16-19 tahun1.02 x M x A1.05 x M x A

20-39 tahun1.00 x M x A1.00 x M x A

40-49 tahun 0.95 x M x A0.95 x M x A

50-59 tahun0.90 x M x A0.90 x M x A

60-69 tahun0.80 xM x A0.80 x M x A

Lebih dari 70 tahun0.70 x M x A0.70 x M x A

Laki-laki M : berat badan x 46 kaloriPerempuan M : berat badan x 40 kalori

Nilai kerja : Ringan = 0.90

Kerja sedang = 1.00

Kerja berat = 1.17

Setelah mengetahui kebutuhan kalori seseorang, sekarang kita harus mengetahui kandungan makanan yang baik dan sehat. Kandungan makanan yang baik dan sehat adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Dan kandungan tambahan makanan tambahannya adalah vitamin dan mineral.

Karbohidrat

Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda meski terdapat persamaan- persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur carbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat yang terasa manis, biasa di sebut gula. Molekul dasar dari karbohidrat di sebut monosakarida. Dua monosakarida dapat saling terikat membentuk disakarida dan tiga monisakarida yang saling terikat yang di sebut sebagai trisakarida. Ikatan monosakarida yang lebih dari tiga di sebut polisakarida. 6Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, hanya sedikit yang masuk kedalam golongan hewani. Di dalam tumbuhan, karbohidrat mempunyai dua fungsi utama, ialah sebagai simpanan energi dan sebagai penguat struktur tumbuhan tersebut. Yang merupakan sebagai sumber energi utama adalah zat tepung dan zat gula. Timbunan zat tepung terdapat di dalam daging, dalam buah, atau di dalam cairan tumbuhan di dalam batang.6

Karbohidrat penguat struktur tumbuhan terdapat sebagai selulosa di dalam dinding sel. Perbedaan khas antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah bahwa pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang mengandung selulosa sedangkan pada sel hewan tidak mempunyai dinding sel melainkan terdapat selaput sel yang terdiri dari protoplasma yang mengalami modifikasi.6Serat-serat kayu pada batang tumbuhan mempunyai dinding sel yang tebal yang di perkuat oleh selulosa. Meskipun pohon telah mati, dinding serat kayu ini masih tetap dapat bertahan dan menyebabkan batang kayu bertahan lama.

Karbohidrat nabati di dalam makanan manusia berasal dari timbunan yaitu biji, batang, dan akar. Sumber yang kaya akan karbohidrat umumnya termasuk bahan makanan pokok.6

Bahan makanan pokok merupakan sumber utama karbohidrat karena selain tinggi kadar amilumnya juga dapat di makan dalam jumlah besar oleh seseorang tanpa menimbulkan keluhan. Bahan makanan pokok di Indonesia dapat berupa beras, akar dan umbi serta ekstra tepung seperti sagu. Kacang-kacangan dapat mengandung banyak karbohidrat tetapi biasanya tidak sanggup di konsumsi dalam jumlah besar karena memberikan keluhan-keluhan seperti banyak kentut, rasa berat di perut dan sebagainya. Buah-buahan juga banyak yang tinggi kandungannya akan karbohidrat seperti pisang, nangka, durian, sawo dan sebagainya.

Karbohidrat yang tidak dapat di cerna tidak menghasilkan energi, jadi tidak memberikan iuran kepada nilai energi seluruh susunan hidangan. Selulosa, galaktan, dan pentosan tidak dapat di cerna jadi tidak termasuk kelompok penghasil energi sehingga tidak usah di khawatirkan akan menambah gemuk badan. Namun demikian jenis karbohidrat ini masih berguna bagi tubuh, yaitu memberikan rasa kenyang dan melancarkan pembuangan tinja. Semua hidangan yang mengandung karbohidrat yang tidak di cerna dalam jumlah sangat rendah mungkin memberikan kesulitan pembuangan tinja dan terjadi sembelit.6Di dalam tubuh karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi. Dari tiga sumber utama energi yaitu karbohidrat, lemak, dan protein, karbohidrat merupakan sumber energi yang paling murah. Karbohidrat yang tidak dapat di cerna memberikan volume kepada isi usus, dan rangsangan mekanis yang terjadi, merangsang gerak peristaltik yang melancarkan aliran bubur makanan melalui saluran pencernaan serta memudahkan pembuangan tinja.6

Karbohidrat juga merupakan bagian dari struktur sel dalam bentuk glikoprotein. Reseptor selular yang terdapat pada permukaan membrana sel adalah suatu glikoprotein dan salah satu di antaranya merupakan reseptor bagi hormon.

Simpanan energi dalam otot dan hati terdapat sebagai glikogen, salah satu bentuk karbohidrat yang mudah di mobilisasi bila badan memerlukan banyak energi. Cadangan karbohidrat itu tidak begitu besar sehingga cepat menjadi susut.6Kebutuhan tubuh akan karbohidrat di perhitungkan akan fungsinya sebagai penghasil energi. Jadi yang menjadi pangkal perhitungan adalah jumlah kalori yang di perlukan tubuh. Kalori ini terutama di hasilkan oleh karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan akan protein di tentukan dengan tegas, sehingga kalori yang di hasilakn olehnya dapat pula ditentukan dengan tegas, dengan mengingat bahwa satu gram protein menghasilkan empat kalori. Bila kebutuhan tubuh akan energi di kurangi oleh hasil energi dari protein maka dapat di ketahui energi yang masih harus di berikan oleh lemak dan karbohidrat.6

Kebutuhan tubuh akan lemak di perhitungkan lebih dahulu, karena harus memenuhi persyaratan akan kebutuhan bagi asam lemak essensial. Angka bagi kebutuhan lemak sebenarnya belum di ketahui dengan tepat tetapi masih di perkirakan.Di Indonesia sekitar 70-80% bahkan mungkin lebih dari 80% dari seluruh energi untuk keperluan tubuh berasal dari karbohidrat. Semakin rendah tingkat ekonominya, semakin tinggilah persentase energi tersebut berasal dari karbohidrat, karena energi dari karbohidrat termasuk biaya yang paling murah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam tingkat ekonominya menunjuk pergeseran sumber energi ini dari arah protein dan lemak.

Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan dengan protein. Nama protein berasal dari kata yunani proteobs yang artinya yang pertama atau yang terpenting. Di dalam sel protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat di ekstraksi tanpa menyebabkan disintegrasi tersebut. Protein metabolik ikut serta dalam reaksi-reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi atau sintesa protein baru.6Molekul protein mengandung unsur C, H, O dan unsur khusus yang terdapat di dalam protein dan tidak terdapat dalam molekul karbohidrat dan lemak ialah nitrogen. Bahkan dalam analisa makanan di anggap bahwa semua N berasal dari protein, suatu hal yang tidak benar.6

Dalam klasifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, jantung, paru, dan jeroan. Yang terakhir terdiri atas babat dan iso. Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik karena mengandung sedikit lemak, tetapi ada yang alergis terhadap beberapa sumber protein laut ini. Jenis kelompok sumber protein ini mengandung sedikit lemak sehingga baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak. Ada yang mengatakan bahwa kerang-kerangan mengandung banyak kolesterol, sehingga tidak baik untuk di pergunakan dalam diet yang harus rendah kolesterol.6Ayam dan jenis burung lain serta telurnya juga merupakan sumber protein hewani berkualitas baik. Harus di perhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak kolesterol sehingga sebaiknya di tinggalkan pada diet rendah kolesterol.

Fungsi protein di dalam tubuh sangat erat hubungannya dengan hayat hidup sel. Dapat dikatakan bahwa setiap gerak hidup sel selalu bersangkutan dengan fungsi protein. Telah diuraikan bahwa di dalam sel terdapat protein struktural dan protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari mikrostruktur sel, misalnya merupakan bagian dari struktur membran, cytoplasma, dan organel selular lainnya.6Dalam penyuluhan dan pendidikan gizi, di tekankan fungsi protein sebagai zat pembangun. Setelah itu protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang mati dan aus sebagai protein struktural. Sebagai badan-badan anti, protein juga berfungsi dalam mekanisma pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk kedalam milieu interieru tubuh.6Sebagai zat-zat pengatur, protein mengatur metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Boleh di katakan bahwa semua proses metabolik di atur dan di langsungkan atas pengaturan enzim sedangkan aktivitas enzim di atur lagi oleh hormon agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang satu dengan yang lainnya. Tidak boleh lupa bahwa protein adalah salah satu sumber utama energi bersama-sama dengan karbohidrat dan lemak, tetapi energi yang berasal dari protein termasuk mahal, sehingga tidaklah ekonomis bila sebagian besar energi yang di perlukan oleh tubuh di sediakan dalam bentuk protein.6Mengingat berbagai fungsi protein yang sangat penting di atas, sudah selayaknya bila kepada protein ini di berikan perhatiandan tempat penting khusus bagi penyediaan pagan baik anak-anak maupun orang tua.

Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur carbon, hidrogen, dan oksigen yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu, seperti pretoleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak padat pada suhu kamar di sebut lemak atau gaji sedangkan yang bersifat cair pada suhu kamar di sebut minyak.6

Fungsi lemak dalam makanan memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah, terutama pada makanan yang di goreng, memberikan kandungan kalori tinggi dan memberikan sifat empuk pada kue yang di bakar. Dalam tubuh, lemak berfungsi terutama sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang di timbun di tempat-tempat tertentu. Jaringan lemak juga berfungsi sebagai bantalan organ-organ tubuh tertentu yang memberikan fiksasi organ tersebut seperti biji mata dan ginjal. Jaringan di bawah kulit melindungi tubuh dari hawa dingin, sedangkan pada wanita memberikan contours khas feminin seperti jaringan lemak di daerah gluteal dan di daerah bahu dan dada.6Di bawah ini di ketahui kandungan dalam lemak, karbohidrat, dan protein yang baik bagi tubuh (dalam persen) :6

Tabel 2. Nilai untuk berbagai bahan makananBahan makanan (zat gizi)Jenis dalam %

karbohidrat6-7 %

lemak4-14 %

protein30-40 %

hidangan campuran10-17 %

Setelah membahas tentang kandungan makanan yang utama yaitu karbohidrat, protein, dan lemak, maka sekarang di bahas mengenai sumber tambahan yang di perlukan bagi tubuh, yaitu vitamin dan mineral.

Vitamin

Dalam definisi ini tersirat bahwa vitamin di perlukan tubuh dalam jumlah-jumlah kecil dan harus datang dari luar tubuh, karena tidak dapat di sintesa di dalam tubuh sendiri. Dengan semakin dalamnya pengetahuan tentang vitamin, terdapat hal-hal yang tidak sepenuhnya sesuai dengan definisi seperti tersebut di atas. Pernyataan jumlah sedikit, ternyata sangat relatif karena ada vitamin yang di perlukan hanya dalam jumlah mikrogram tetapi ada juga yang terdapat dalam miligram. Juga tentang tidak dapat di sintesis di dalam tubuh dari zat yang pendahulu yang di sebut provitamin. Definisi yang tercantum di atas masih tetap di pergunakan tetapi patut di perhatikan bahwa perumusan itu tidaklah tepat benar hanya merupakan suatu garis besar.5

Fungsi vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin-vitamin kelompok B. Enzim merupakan katalisator organik yang menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang di hasilkan yang di sebut dengan apoenzim.5Vitamin yang di perlukan tubuh mempunyai dua bagian, yaitu vitamin yang larut dalam lemak, dan vitamin yang tidak larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K yang masing-masing mempunyai fungsi. Fungsi vitamin A adalah untuk proses melihat, metabolisma umum, dalam reproduksi. Fungsi vitamin D adalah sebagai prohormon. Vitamin E berfungsi sebagai perlindungan sel terhadap daya destruktif peroksida yang terdapat dalam dua tingkat, yang pertama adalah kesanggupan vitamin E sebagai antidioksidan alami yang kuat untuk meniadakan efek ikatan peroksida yang setiap saat terjadi di dalam sel jaringan sebagai hasil metabolisma. Fungsi vitamin K adalah untuk proses sintesa prothrombine yang di perlukan untuk pembekuan darah. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C yang berfungsi sebagai antidioksidans. Vitamin B1, vitamin B2 yang berfungsi untuk komponen di dalam Co-enzim, niasin.5Penutup

berdasarkan kasus yang telah di bahas yaitu mengenai seseorang yang kelaparan karena 2 hari tidak makan, maka dapat di simpulkan bahwa kasus ini berhubungan dengan glukagon yang dapat menyebabkan hipoglikemi atau kekurangan glukosa di dalam darah. Hal ini dapat di sebabkan karena tidak adanya asupan karbohidrat sebagai sumber utama sebagai pembentukkan energi, serta tidak ada pemasukkan protein dan lemak. Oleh karena itu, maka protein dan lemak di dalam tubuh yang merupakan sumber cadangan energi di pecah.

Selain itu juga di bahas mengenai komposisi dari gizi agar mendapatkan gizi yang seimbang dan juga dapat mengetahui berapa kalori yang di butuhkan oleh tubuh seseorang per harinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganong William F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran; 2002.p. 301-3.2. Guyton and hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran; 2001.p. 1204-11, 1231-3.

3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran; 2001.p. 578-9, 604-9.

4. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran; 2009.p. 321-7.5. Achmad Djaeni. Ilmu gizi. Edisi 2. Jakarta: Dian rakyat; 2008.p. 1, 25.

6. Achmad Djaeni. Ilmu gizi. Edisi 1. Jakarta: Dian rakyat; 2008.p. 31-44, 53-61, 91-5, 101-2, 107-11, 220.