laporan pratikum kadar glukosa

Upload: handyatama

Post on 02-Jun-2018

1.465 views

Category:

Documents


109 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    1/11

    LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA

    PENENTUAN KADAR GLUKOSA

    Disusun Oleh:

    I NYOMAN HANDYATAMA

    Kelompok

    Poppy Nurhayati

    Ihsan Fauzi

    Henda Manurdin

    LABORATORIUM BIOKIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS AL-GHIFARI

    BANDUNG

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    2/11

    BAB I

    TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN

    1.1Tujuan Percobaan

    Menentukan kadar glucosa dengan menggunakan titrasi iodimetri

    1.2Prinsip Percobaan

    Iod bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat

    pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator. ion I-siap memberikan elektron

    dengan adanya zat penangkap elektron, sehingga I-bertindak sebagai zat

    perduksi.

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    3/11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Pengertian Titrasi Iodometri

    Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan

    iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat

    digunakan untuk menetapkan senyawa - senyawa yang mempunyai

    potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium iodide atau

    senyawasenyawa yang bersifat oksidator.

    Berbeda dengantitrasi iodimetri yang mereaksikan sample dengan

    iodium (langsung), maka pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator

    direduksi dengan kalium iodida (KI) berlebihan dan akan menghasilkan

    iodium (I2) yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium

    thiosulfat (Na2S2O3). Banyaknya volume Natrium Thiosulfat yang

    digunakan sebagai titran setara dengan banyaknya sampel.Pada titrasi iodometri perlu diawasi pHnya. Larutan harus dijaga

    supaya pHnya lebih kecil dari 8 karena dalam lingkungan yang alkalis

    iodium bereaksi dengan hidroksida membentuk iodida dan hipoiodit dan

    selanjutnya terurai menjadi iodida dan iodat yang akan mengoksidasi

    tiosulfat menjadi sulfat, sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif. Adanya

    konsentrasi asam yang kuat dapat menaikkan oksidasi potensial anion

    yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah sehingga direduksi

    sempurna oleh iodida. Dengan pengaturan pH yang tepat dari larutan maka

    dapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari senyawa.

    Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses

    iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai

    pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan

    penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar

    http://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodimetri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodimetri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.html
  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    4/11

    primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama

    (Day & Underwood, 2001)

    Ion iodida adalah agen pereduksi lemah dan akan mereduksi agen

    oksidasi yang kuat. Ini tidak digunakan sebagai titran terutama karena

    kurangnya sistem indikator visual yang tepat, serta faktor-faktor lain

    seperti kecepatan reaksi. Ketika kelebihan iodida ditambahkan ke dalam

    larutan agen pengoksidasi, iodium diproduksi dalam jumlah yang setara

    dengan saat ini agen pengoksidasi. Iodium ini bisa dititrasi dengan agen

    pereduksi, dan hasilnya akan sama seperti jika agen pengoksidasi yang

    dititrasi secara langsung. agen titrasi yang digunakan adalah natrium

    tiosulfat.

    Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada

    25oC), tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida.

    Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium

    murni dan pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan

    dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang

    ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium. Akan

    tetapi biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer,

    As2O3yang paling biasa digunakan (Day & Underwood, 2001).

    Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga iodium

    dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna

    ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai

    karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan

    untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan

    suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari

    kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap

    iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada

    larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day &

    Underwood, 2001).

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    5/11

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam titrasi iodometri dan

    iodimetri :

    1.

    Oksigen error, terjadi jika dalam larutan asam, maka oksigen dari

    udara akan mengoksidasi iodide menjadi iod (kesalahan makin

    besar dengan meningkatnya asam)

    2.

    Reaksi iodometri dilakukan dalam suasana asam sedikit basa (pH

    9) thio sulfat menjadi ion sulfat

    (Perdana, 2009).

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    6/11

    BAB III

    Prosedur Percobaan

    3.1Prosedur Percobaan

    1. Timbang 100 mg glukosa, kemudian glukosa dilarutkan dengan 50

    ml aquadest.

    2. Masukkan 25 ml larutan iodium 0,1 N kedalam larutan glukosa

    3. Masukkan 10 Natrium karbonat sebanyak 10 ml.

    4.

    Simpan larutan sampel selama 30 menit pada tempat gelap.

    5. Setelah 30 menit, larutan sampel ditambahkan 15 HCl encer.

    6. Masukkan larutan iodid kedalam larutan sampel

    7.

    Larutan sampel ditrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N

    hingga kuning lemah.

    8. Masukkan indikator kanjin ke dalam larutan sampel.

    9.

    Titrasi larutan sampel hingga warna biru hilang sehingga

    menghasilkan titrat berwarna bening.

    3.2Alat Dan Bahan

    Alat :

    1. Buret

    2. Erlenmeyer

    3.

    Gelas ukur

    4. Labu ukur

    5.

    Timbangan

    Bahan :

    1. HCl encer 0,1 N

    2. Indikator kanji

    3. Larutan Iodi

    4. Larutan natrium karbonat

    5. Larutan natrium thiosulfat

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    7/11

    BAB IV

    HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

    4.1Hasil Percobaan

    Larutan glukosa yang sudah didiamkan selama 30 menit

    ditambahkan 15 HCl dan 15 ml larutan iodid kemudian dititrasi dengan

    larutan natrium thiosulfat sehingga membentuk larutan kuning lemah.

    Larutan tersebut kemudian ditambahkan indikator kanji dan dititrasi

    dengan larutan natrium thiosulfat sehingga menghasilkan larutan sampel

    yang berwarna bening.

    Dari hasil titrasi diperoleh :

    NOVolume Larutan

    sampel

    Volume Natrium thiosulfat

    Volume

    awal

    Volume

    akhir

    Volume

    terpakai

    1 25 ml 0 ml 10 ml 10 ml

    2 25 ml 10 ml 20 ml 10 ml3 25 ml 20 ml 30 ml 10 ml

    4 Rata-rata 10 ml

    Maka nilai normalitas dari sampel adalah :

    Maka kadar glukosa dalam sampel adalah

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    8/11

    4.2Pembahasan

    Titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana oksidator yang

    dianalisis kemudian direaksikan dengan ion Iodida berlebih dalam keadaan

    yang sesuai yang selanjutnya Iodium dibebaskan secara kuantatif dan

    dititrasi dengan larutan standar atau asam. Titrasi Iodometri ini termasuk

    golongan titrasi redoks dimana mengacu pada transfer electron. (Anonim)

    Pada percobaan ini larutan glukosa ditambahkan dengan larutan

    iodid dan larutan natrium karbonat dan didiamkan selama 30 menit.

    Penambahan natrium karbonat bertujuan agar larutan sampel mennjadikan

    pH basa antara 7-10. Larutan glukosa kemudian ditambahkan larutan HCl

    encer sebanyak 15 ml hal ini bertujuan agar membuat larutan menjadi

    suasana asam. Kemudian ditambahkan dengan larutan iodid sebanyak 15

    ml. Larutan sampel dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat hingga

    larutan tersebut berubah warna dari coklat pekat menjadi kuning lemah.

    Persamaan reaksi iodin yang dititrasi dengan larutan baku natrium

    thiosulfat :

    2S2O32-+ I2 S4O6

    2-+ 2I

    Kemudian larutan sampel ditambah dengan indikator kanji.

    Amylum tidak mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi

    dengan air, membentuk kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi

    dengan iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi.

    Penambahan amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning

    pucat dan dapat menimbulkan titik akhir titrasi yang tiba-tiba. Titik akhir

    titrasi ditandai dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan

    menjadi bening. Namun pada percobaan ini larutan tidak menghasilkan

    warna biru ketika direaksikan dengan indikator kanji hal ini dapat

    disebabkan karena indikator yang digunakan tidak bereaksi dengan iodid

    sehingga tidak menghasilkan warna biru. Kemudian larutan dititrasi

    hingga menghasilkan larutan warna bening. (Anonim)

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    9/11

    Dari hasil percobaan ini diperoleh volume total titrasi sebanyak 30

    ml dengan nilai normalitas dari sampel sebesar 0,4 N dan kadar glukosa

    dalam sampel sebesar 0,09 %.

  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    10/11

    BAB V

    KESIMPULAN

    Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan

    iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat

    digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai

    potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau

    senyawa-senyawa yang bersifat oksidator

    Dari hasil titrasi diperoleh nilai nirmalitas dari sampel sebesar 0,4N dengan kadar glukosa dalam sampel sebesar 0,09 %.

    Titik akhir titrasi dilakukan ketika larutan sampel dari warna biru

    berubah warna menjadi larutan bening.

    http://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-redoks.html
  • 8/10/2019 Laporan Pratikum Kadar Glukosa

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    http://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodometri.html.

    Day, R.A & A.L.Underwood. 2001. Analisis kimia Kuantitatif, diterjemahkan

    oleh iis Sopyan. Erlangga.Jakarta.

    Perdana, D. 2010. Analisa Bilangan Iod pada Minyak Nyamplung.

    id.wikipedia.org/wiki/Iodometri

    http://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodometri.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodometri.html