analisa glukosa alpukat
TRANSCRIPT
1
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA DALAM BIJI ALPUKAT
( Persea americana mill ) TERHADAP KANDUNGAN SIRUP GLUKOSA
MELALUI PROSES HIDROLISIS DENGAN HCL 3 %
SKRIPSI
ERMAIZA
050802006
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
2
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA DALAM BIJI ALPUKAT
( Persea americana mill ) TERHADAP KANDUNGAN SIRUP GLUKOSA
MELALUI PROSES HIDROLISIS DENGAN HCL 3 %
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat gelar Sarjana Sains
ERMAIZA
050802006
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
3
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA DALAM BIJI ALPUKAT (Persea Americana mill) TERHADAP KANDUNGAN SIRUP GLUKOSA MELALUI PROSES HIDROLISIS
DENGAN HCl 3 % Kategori : SKRIPSI Nama : ERMAIZA Nomor Induk mahasiswa : 050802006 Program Studi : SARJANA (S1) KIMIA Departemen : KIMIA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di
Medan, November 2009
Komisi pembimbimg Pembimbing II Pembimbimg I (Dr.RumondangBulan,MS) (Prof.DR.R.A.Harlinah S.P.W,MSc) NIP.131459466 NIP.130175778 Diketahui /disetujui oleh Departemen kimia FMIPA USU Ketua, (Dr.Rumondang Bulan,MS)
4
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
PERNYATAAN
PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA DALAM BIJI ALPUKAT
( Persea americana mill ) TERHADAP KANDUNGAN SIRUP GLOKOSA
MELALUI PROSES HIDROLISIS DENGAN HCL 3 %
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, November 2009 ERMAIZA 050802006
5
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang,dengan limpahan karunia-Nya skripsi ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Prof.DR.R.A.Harlinah S.P.W.MSc dan Dr Rumondang Bulan,MS selaku dosen pembimbing pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini.Panduan ringkas,padat dan professional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan tugas ini.Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr.Rumondang Bulan,MS dan Drs.Firman Sebayang MS,Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara,semua dosen pada Departemen Kimia FMIPA USU,pegawai di FMIPA USU,dan rekan-rekan kuliah.Akhirnya,tidak terlupakan kepada kedua orangtua saya,saudara,sahabat dan rekan-rekan kuliah yang selama ini memberikan bantuan,dorongan dan doa yang sangat saya perlukan.Semoga Tuhan yang Maha Esa akan membalasnya.
6
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh dua jenis polisakarida dalam biji alpukat terhadap kandungan sirup glukosa melalui proses hidrolisis menggunakan HCl 3 %. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana. Sampel berupa amilum yang diisolasi dari biji alpukat dan selulosa dari kulit biji alpukat. Amilum dan selulosa kemudian dihidrolisis dengan HCl 3% untuk menghasilkan sirup glukosa. Kadar glukosa dianalisa dengan metode Nelson-Somogyi dan dihitung dengan analisis regresi. Dari hasil penelitian diperoleh sirup glukosa dari amilum dan selulosa biji alpukat dengan kadar glukosa sebesar 18,91 % dan 11,24 %
7
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
THE INFLUENCE OF TWO POLYSACCAHARIDES FROM THE SEED OF ADVOCAD (Persea Americana mill) TOWARD THE CONTENT OF GLUCOSE
SYRUP ON HIDROLYZE WITH HCl 3 %
A research on the influence of two polysaccaharides from the seed of advocad (Persea americana mill ) toward the content of glucose syrup on hydrolyze with HCl 3 % has been done. Sample has gotton with simple random sampling. The starch was isolated from the seed of advocad and cellulose was isolated from the skin of advocad seed. The starch and cellulose were hydrolyzed by HCl 3 % to produce glucose syrup.The content of glucose was analyzed by Nelson Somogyi method and calculated by regression analysis. The results of analysis shows that the content of glucose from the starch and cellulose from the seed of advocad were 18.91 % and 11.24 %
8
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
DAFTAR ISI
Persetujuan iii
Pernyataan iv
Penghargaan v
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xii
Daftar gambar xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Pembatasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 3
1.7 Lokasi Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Alpukat 4
2.2 Buah Alpukat 5
2.3 Amilum 7
2.4 Gelatinisasi Amilum 8
9
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
2.5. Hidrolisis Amilum 9
2.5.1.Hidrolisis Amilum secara kimiawi 9
2.5.2.Hidrolisis Amilum secara enzimatis 9
2.6. Hidrolisis Selulosa 12
2.6.1.Hidrolisis Selulosa secara kimiawi 13
2.6.2.Hidrolisis Selulosa secara enzimatis 14
2.7 Sirup glukosa 15
2.8.Metode Analisis Kuantitatif Glukosa 16
2.7.1.Metode Nelson-Somogyi 16
2.7.2.Metode Lane-Eynon 16
2.7.3.Metode Shaffer Somogyi 17
2.7.4.Metode Anthrone 17
2.7.5.Metode Munson- Walker 17
2.9.Spektrofotometer UV-Visibel 18
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan 19
3.1.1 Alat-Alat Penelitian 19
3.1.2 Bahan-Bahan Penelitian 20
3.2 Prosedur Penelitian 21
3.2.1 Pengambilan Sampel 21
3.2.2 Pembuatan Reagen 21
3.2.2.1 Pembuatan larutan H2SO4 1,25 % 21
3.2.2.2 Pembuatan larutan NaOH 1,25 % 21
3.2.2.3 Pembuatan larutan Glukosa 20 mg/100 ml 21
3.2.2.4 Pembuatan Pereaksi Nelson 22
3.2.2.5 Pembuatan larutan Arsenomolibdat 22
3.2.2.6.Pembuatan Pereaksi Benedict 22
3.2.2.7. Pembuatan larutan NaOH 3 % 22
3.2.2.8. Pembuatan larutan HCl 3 % 22
10
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
3.2.3 Cara Kerja
3.2.3.1.Isolasi Amilum Dari Biji Alpukat 22
3.2.3.2.Isolasi Selulosa Dari Kulit Biji Alpukat 23
3.2.3.3.Analisa Kadar Serat Kasar Dari Kulit Biji Alpukat 23
3.2.3.4.Hidrolisis Sampel Serta Uji Gula Reduksi 23
3.2.3.5.Pengukuran Panjang gelombang maksimum Larutan 24
Glukosa Standar
3.2.3.6.Penyiapan Kurva Standar Glukosa 24
3.2.3.7 Analisis Kandungan Glukosa Hasil Hidrolisis Sampel 24
3.3 Bagan Penelitian
3.3.1. Isolasi Amilum Biji Alpukat 25
3.3.2. Isolasi Selulosa Dari Kulit Biji Alpukat 26
3.3.3. Analisa Kadar Serat Kasar Dari Kulit Biji Alpukat 27
3.3.4. Hidrolisis Sampel Serta Uji Gula Reduksi 28
3.3.5 Analisis Kandungan Glukosa Hasil Hidrolisis 29
Sampel
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 30
4.1.1. Perhitungan Kadar Amilum Biji Alpukat 30
4.1.2. Perhitungan Kadar Serat kasar kulit Biji Alpukat 31
4.1.3. Pengolahan Data Pengukuran Absorbansi Glukosa 32
Hasil Hidrolisis Amilum Biji Alpukat
4.1.4. Pengolahan Data Pengukuran Absorbansi Glukosa 33
Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Biji Alpukat
4.1.5. Perhitungan Kadar Glukosa Hasil hidrolisis 35
Amilum Dan Selulosa Biji Alpukat
4.2.Pembahasan 41
11
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 43
5.2 Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 46
12
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1.Data hasil perhitungan kadar amilum biji alpukat 47
Tabel 4.2.Data hasil perhitungan kadar serat kasar kulit biji alpukat 47
Tabel 4.3.Data absorbansi larutan glukosa standar pada berbagai kosentrasi 48
pada maks = 714 nm
Tabel 4.4.Data hasil perhitungan kadar gula reduksi berdasarkan absorbansi 48
glukosa hasil hidrolisis amilum biji alpukat
Tabel 4.5.Data hasil perhitungan kadar gula reduksi berdasarkan absorbansi 49
glukosa hasil hidrolisis selulosa kulit biji alpukat
Tabel 5 . Harga erf (t) atau ert (hx ) dari harga t 50
13
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gambar Buah dan Biji Alpukat 4 Gambar 2.3.1. Struktur Molekul Amilosa 7 Gambar 2.3.2. Struktur Molekul Amilopektin 8 Gambar 2.6. Struktur Molekul Selulosa 12 Gambar 2.6.1.1.Mekanisme Hidrolisis Selulosa 14 Gambar 4 Kurva Absorbansi Larutan Glukosa Standar pada 51 Berbagai Kosentrasi pada maks = 714 nm
14
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan .Iklim di Indonesia
memungkinkan jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang.Salah satunya adalah
Alpukat (Persea Americana mill). Alpukat merupakan salah satu jenis buah yang dapat
tumbuh ditempat yang memiliki ketinggian dan curah hujan bervariasi.
Tanaman alpukat memiliki banyak manfaat ,selain bermanfaat bagi tubuh juga
sangat besar sumbangannya terhadap pelestarian alam.Daunnya yang rimbun dan tahan
terhadap tiupan angin, banyak dimanfaatkan dalam penghijauan yang biasanya ditanam
di pinggir-pinggir tebing.Daerah yang banyak ditanami pohon alpukat memiliki
peluang untuk dijadikan peternakan lebah karena madu dan sari bunga alpukat sangat
digemari oleh lebah. ( Indriani,Y.H,1992).
Biji alpukat mengandung amilum dan juga mengandung asam kaprat, asam
miristat,asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat.
Sedangkan kulit bijinya yang berwarna coklat kemerahan mengandung selulosa.
(http ://agroindonesia.com/agnews/alpukat)
Dua jenis polisakarida yang terdapat dalam biji alpukat yaitu amilum dan
selulosa dapat dihidrolisis secara kimiawi dengan menngunakan HCl 3 % untuk
menghasilkan sirup glukosa.
Di Indonesia, sirup glukosa dari biji alpukat belum dikembangkan. Adapun
yang sudah dimanfaatkan sebagai sirup glukosa adalah ampas kelapa, jagung, kentang,
ubi kayu, dan sagu. Sirup glukosa telah banyak digunakan untuk kepentingan
15
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
komersial,antara lain untuk campuran gula jawa, untuk bahan baku pembuatan etanol,
pembuatan selai, campuran minuman ringan ( soft drink ), dan industri permen.
1.2.Permasalahan
Di Indonesia ,khususnya di kota Medan, pada dasarnya masyarakat belum
memanfaatkan biji alpukat dan hanya dibuang sebagai limbah. Produksi buah alpukat di
Sumatera Utara tahun 2007 mencapai 21.451 Ton dan jumlah limbah biji alpukat yang
dihasilkan mencapai 4.933,73 Ton. (http ://agroindonesia.com/agnews/alpukat)
Oleh karena itu timbul permasalahan bagaimana pengembangan kearah pemanfaatan
biji alpukat.Dalam hal ini penulis ingin mengetahui pengaruh dua jenis polisakarida
dari biji alpukat untuk pembuatan sirup glukosa serta membandingkan kadar
glukosanya
1.3.Pembatasan masalah
Karena luasnya permasalahan dalam pemanfaatan biji alpukat,maka penelitian dibatasi
sebagai berikut :
1. Perolehan sampel dibatasi hanya biji alpukat lokal yang diperoleh dari penjual
juice buah di Pajak USU.
2. Varietas buah alpukat yang digunakan adalah alpukat hijau panjang dan merah
bundar
3. Jenis polisakarida yang digunakan adalah amilum dan selulosa dari biji alpukat
4. Hidrolisis amilum dan selulosa dari biji alpukat menggunakan HCl 3 %
5. Penentuan kadar glukosa dengan cara Spektrofotometri metode Nelson-
Somogy
1.4.Tujuan penelitian
16
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan amilum dan selulosa dari biji alpukat
untuk pembuatan sirup glukosa melalui proses hidrolisis dengan HCl 3 % serta
membandingkan kadar glukosanya.
1.5.Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
• Untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah biji alpukat
• Dapat memberi sumbangan bagi industri etanol, industri pembuatan gula
merah,industri permen,industri pembutan selai dan industri minuman ringan
(soft drink ) dengan alternatif biji alpukat sebagai penghasil sirup glukosa
1.6.Metodologi penelitian
Penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan lima kali perulangan. Sampel
berupa biji alpukat ( Persea americana mill ) yang diperoleh secara acak dari satu
lokasi yaitu Pajak USU. Amilum dan selulosa dari biji alpukat dihidrolisis
menggunakan HCl 3% sehingga menghasilkan sirup glukosa dan kadar glukosanya
ditentukan dengan metode Nelson-Somogyi menggunakan Spektrofotometer pada
panjang gelombang 714 nm.
1.7.Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia /KBM (Kimia Bahan Makanan) ,
Laboratorium Polimer FMIPA USU dan Laboratorium Kimia Analitik Kuantitatif
FARMASI USU.
17
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tumbuhan alpukat
Tumbuhan alpukat yang berkembang di Indonesia kebanyakan berasal dari Amerika
Tengah dan sedikit dari Guatemala.Tumbuhan ini mulai ada di Indonesia sekitar abad
ke-18. Tumbuhan alpukat memiliki tinggi lebih dari 20 meter.Di Indonesia tumbuhan
alpukat tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1.500 m atau lebih,dengan iklim
basah merata sepanjang tahun dan daerah beriklim kering.( Bagakalie.M.1997).
Buah alpukat memliliki daging buah berwarna kuning atau kuning kehijauan,
tidak manis namun beraroma. Buah ini biasanya ditanam untuk diambil dagingnya
sebagai juice buah. Buah tersebut mengandung asam amino, kalsium, posfor, besi
belerang dan vitamin A,B,C. ( Indriani,Y.H,1992).
Jenis buah alpukat yang terdapat di Sumatera utara adalah buah alpukat hijau
panjang dan buah alpukat merah bundar .Produksi buah alpukat di Sumatera Utara
tahun 2007 mencapai 21.451 Ton. Jumlah limbah biji alpukat yang dihasilkan tiap
tahun adalah 4.933,73 Ton.
18
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Gambar 2.1. Buah dan Biji Alpukat
(http ://agroindonesia.com/agnews/alpukat)
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tumbuhan alpukat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae ( berbiji tertutup )
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana mill
Kulit batang dan daunnya memiliki aroma sedap,mengandung minyak aromatik
yang banyak digunakan untuk pembuatan parfum,obat-obatan atau aromaterapi.Berat
buahnnya bervariasi antara 100 g- 3.800 g ,bentuknya beragam,ada yang bulat, bulat
lonjong,dan bulat agak meruncing pada tangkai.Buah alpukat merupakan buah
berlemak dengan komposisi nutrisi dan energi yang tinggi.Selain itu,buah alpukat
memiliki sifat yang unik yaitu buah tidak akan masak di pohon.(Bagakalie,M,1997)
2.2.Buah Alpukat
Penampilan buah alpukat begitu beragam,ada yang hijau panjang,merah bulat,hijau
bulat atau merah panjang.Daging buahnya ada yang kuning seperti mentega dan ada
19
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
yang putih seperti susu,bahkan cenderung kelabu.Buah alpukat yang banyak disukai
adalah yang berdaging tebal,halus,tidak pahit,dan tidak berserat.
Adapun varietas buah alpukat antara lain :
a. Buah alpukat hijau bundar
Berat buah sekitar 0,23 kg.Bentuknya bulat.Pangkalnya tumpul.Buah yang muda
berwarna hijau tua,sedangkan buah yang tua berwarna hijau,tetapi warnanya
lebih muda dan agak kusam daripada buah yang muda. Kulitnya agak
kasar.Daging buah tebal dan berwarna kehijauan atau kuning seperti
mentega.Diameter buah sekitar 7,5 cm dan panjang 9 cm.
b. Buah alpukat hijau panjang
Berat buah sekitar 0,38 kg.Kulitnya berwarna hijau dan licin.Daging buah tebal
dan rasanya gurih.Diameter buah sekitar 6,5 cm dan panjang sekitar 11,5 cm.
c. Buah alpukat jenis lain
Jenis lain yang banyak ditanam di Indonesia diantaranya adalah buah alpukat
merah panjang dan buah alpukat merah bundar.Jenis ini cukup disukai. Daging
buah keduannya kuning seperti mentega. Adapun jenis yang kurang komersial
ialah buah alpukat fuerte yang mirip buah alpukat hijau panjang tetapi ukurannya
lebih besar .( Indriani,Y.H,1992 )
Buah alpukat berbiji dikotil,sehingga termasuk dalam kelas
Dicotyledoneae.Kepingan ini mudah terlihat apabila kulit bijinya dilepas.Pada saat
buah masih muda,kulit biji ini menempel pada daging buahnya.Bila buah telah tua,biji
akan terlepas dengan sendirinya.Umumnya sifat ini dijadikan salah satu tanda
kematangan buah alpukat.
20
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Biji alpukat mempunyai bentuk yang berbeda-beda untuk setiap jenis.Walaupun
demikian semua biji alpukat mempunyai kesamaan,yaitu bagian bawahnya agak rata
dan kemudian membulat atau melonjong.Ukuran biji tiap jenis alpukat tidak terlalu
berbeda,sekitar 5,5 cm x 4 cm dengan diameter 4 cm.
Sel-sel pada bakal buah akan membentuk jaringan daging dan kulit buah yang
disebut perikarp (pericarpium ). Jaringan perikarp ini tersusun oleh tiga lapis jaringan
yaitu jaringan eksokarp, jaringan mesokarp, dan jaringan endokarp. Jaringan endokarp
merupakan lapisan paling dalam dari perikarp. Jaringan ini tersusun oleh beberapa sel
parenkim yang lebih kecil dan agak melekat ke kulit biji . Biji alpukat tersusun dari
jaringan parenkim yang mengandung sel-sel minyak dan pati .( Bagakalie,M,1997)
2.3. Amilum
Amilum ( zat tepung ) adalah homopolimer dari monosakarida yang tersususn dari
unsur karbon,hidrogen,dan oksigen dengan rumus kimia ( C6H10O5)n dan terdiri dari
dua komponen yaitu sekitar 20 % amilosa dan 80 % amilopektin.
(Fessenden. R. J., Fessenden.J.S.1999 )
Amilum banyak terdapat pada bagian tanaman,terutama ditempat-tempat
penyimpanan cadangan makanan seperti didalam akar,didalam umbi dan didalam biji-
bijian.
Amilum terdiri dari dua bagian yaitu amilosa dan amilopektin.Amilosa lebih
mudah larut didalam air.Beberapa tanaman tertentu mempunyai lebih banyak amilosa
dari amilopektin,tetapi beberapa tanaman yang lain mempunyai lebih banyak
amilopektin dari amilosa.
Baik amilosa maupun amilopektin terdiri atas satuan-satuan α-D-glukosa,akan
tetapi rantai amilopektin lebih panjang dan bercabang.Amilosa mempunyai rantai lurus
dan tidak bercabang.( Dwidjoseputro,D,1994 )
21
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Gambar 2.3.1. struktur molekul amilosa
(http.Food info.net/uk/qa/FP48.htm)
Amilopektin adalah suatu polisakarida mempunyai berat molekul jauh lebih
besar dari amilosa, mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih tiap molekul. Rumus
molekul amilopektin pada dasarnya sama dengan amilosa tapi pada atom karbon nomor
6 terdapat ikatan cabang α 1-6-glikosidik.Panjang satuan linear amilopektin dalam pati
sekitar 20-30 satuan unit glukosa dan molekulnya kira-kira mempunyai 10 cabang.
(Fessenden. R.J., Fessenden. J.S.1999 )
Gambar 2.3.2.struktur molekul amilopektin
(http.Food info.net/uk/qa/FP48.htm)
2.4.Gelatinisasi Amilum
22
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Amilum merupakan butiran atau granula yang berwarna putih mengkilat,tidak berbau
dan tidak mempunyai rasa. Sifat amilum tidak larut dalam air dingin namun suspensi
amilum dipanaskan akan terjadi gelatinasi setelah mencapai suhu tertentu ( suhu
gelatinasi). Hal ini disebabkan oleh pemanasan energi kinetik molekul-molekul air yang
menjadi lebih kuat dari pada daya tarik menarik antara molekul amilum dalam
granula,sehingga air dapat masuk ke dalam amilum tersebut dan amilum akan
mengembang .
Granula amilum dapat mengembang dan pecah sehingga tidak dapat kembali
kekondisi semula.Perubahan sifat inilah yang disebut gelatinasi. Suhu pada saat granula
amilum pecah disebut suhu gelatinasi. Suhu gelatinasi tergantung pada kosentrasi
suspensi amilum ,semakin tinggi kosentarasi supensi amilum,suhu gelatinasi makin
lambat tercapai.(Harsanto.B.1999)
2.5.Hidrolisis Amilum
Hidrolisis lengkap amilosa menghasilkan hanya D-glukosa.Hidrolisis parsial
menghasilkan maltosa.Amilosa polimer linear dari α- D-glukosa yang satu dengan yang
lain dihubungkan dengan ikatan α 1-4 glikosidik dan terdiri dari kira-kira 250-500 unit
glukosa tiap molekul amilosa.
Hidrolisis lengkap amilopektin hanya menghasilkan D-glukosa.Namun
hidrolisis tidak lengkap menghasilkan suatu campuran disakarida maltosa dan
isomaltosa yang keduanya berasal dari percabangan α 1-6 glikosidik.
(Fessenden. R.J., Fessenden. J.S.1999 )
2.5.1.Hidrolisis amilum secara kimiawi
Hidrolisis secara kimia dalam suasana asam merupakan reaksi degradasi yang paling
khas terhadap glikosida-glikosida yang terikat secara glikosidik seperti disakarida,
23
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
oligosakarida, dan polisakarida. Hidrolisis amilum secara kimia dapat dilakukan dengan
asam.Asam yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam klorida atau asam
perklorat.
2.5.2.Hidrolisis amilum secara enzimatis
Suatu ciri khas sel hidup adalah terjadinya proses metabolisme yang dikatalisis oleh
suatu protein yang disebut Enzim.Enzim adalah suatu katalisator protein yang
mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam sistem biologis. Enzim
berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas.
Seperti protein pada umumnya,enzim dapat mengalami denaturasi oleh berbagai
faktor seperti perubahan pH yang menyolok,temperatur,pelarut organik,urea dan dapat
dihambat oleh inhibitor enzim. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
adalah kosentrasi enzim, substrat, suhu, pH, dan inhibitor.(Sawon.K,1990 )
Amilase merupakan enzim yang berfungsi memecah amilum dan glikogen.
Amilase pertama kali ditemukan pada gandum oleh Kirchoff pada tahun 1811. Amilase
banyak ditemukan pada jaringan tumbuh-tumbuhan, air liur dan getah pankreas.
Amilase pada getah pankreas dinamakan amilopepsin, dalam air liur dinamakan ptialin
dan dalam tumbuh-tumbuhan dinamakan maltamilase sedangkan dalam sel ragi
dinamakan glukoamilase. ( Lehninger,A.L.1988 )
Amilase dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu :
1. α-amilase
Cara kerja α-amilase terjadi melalui 2 tahap utama. Pertama, degradasi amilosa
menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi ini terjadi sangat
cepat.Yang kedua ,relatif lambat yaitu pembentukan maltosa sebagai hasil akhir dan
terjadi secara tak acak. Keduanya merupakan kerja enzim α-amilase pada molekul
amilosa saja.( Winarno.F.G.1996 )
24
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Kerja α-amilase pada molekul amilopektin akan menghasilkan maltosa dan
dekstrin, yaitu oligosakarida yang terdiri dari 2 sampai 6 unit glukosa yang semuanya
mengandung ikatan α 1-6-glikosidik. ( Deman .S.1980 )
2. β-amilase
β –amilase (β 1-4 glukan maltohidrolase ) terdapat pada berbagai tanaman,tetapi tidak
terdapat pada mammalia dan mikroba. Secara murni telah dapat diisolasi dari ubi jalar
dan kacang kedelai. β –amilase memecah ikatan β 1-4 glikosidik pada amilum dan
glikogen dengan cara membalikkan konfigurasi karbon anomeri ( C1 ) glukosa dari α
menjadi β
Adanya perubahan konfigurasi dari α ke β, maka amilase tersebut disebut β –
amilase. Enzim β–amylase tidak dapat memecahkan ikatan α 1-6 glikosidik yang
terdapat pada amilopektin.Degradasi amilopektin dengan β–amilase tidak pernah
sempurna,biasanya hanya dapat menghasilkan 50-60 % maltosa . ( Winarno.F.G.1996 )
β-amilase dapat memutuskan ikatan α 1-4 glikosidik tapi tidak mampu
memutuskan α 1-6 glikosidik. Jika amilosa mengalami hidrolisis oleh enzim β-
amilase,maka amilosa pecah menjadi disakarida maltosa.Sebaliknya jika amilopektin
dihidrolisis oleh β-amilase akan dihasilkan maltosa dan dekstrin.Dekstrin masih
merupakan oligomer-oligomer glukosa.Hal ini disebabkan karena masih utuhnya ikatan
α 1-6 glikosidik. ( Dwidjoseputro,D,1994 )
Dibawah ini diberikan diagram pemecahan amilosa dan amilopektin :
25
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
β-amilase maltase
Amilosa maltosa 2 molekul α-D-glukosa
β-amilase
Amilopektin maltosa + dekstrin ( Dwidjoseputro,D,1994 )
3.Glukoamilase
Glukoamilase memecah amilum dan hasil reaksinya hanya glukosa,sehingga dapat
dibedakan daripada α-amilase dan β-amilase.Secara komersial diproduksi dari
Aspergillus dan Rhizopus ,dapat memecah ikatan α 1-4 glikosidik dan α 1-6
glikosik.Dengan pengaruh enzim Glukoamilase posisi α dapat diubah menjadi β, pH
optimal 4-5 dan suhu optimal 50-600C. (Winarno.F.G.1996 )
2.6. Selulosa
Selulosa merupakan homopolisakarida linear tidak bercabang,terdiri dari 10.000 atau
lebih unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4-glikosidik
.(Lehninger,A.L,1988)
Gambar 2.6.struktur molekul selulosa
26
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Selulosa lebih sukar diuraikan dan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
memberi bentuk atau struktur pada tanaman ,tidak larut dalam air dingin maupun air
panas,tidak dapat dicerna oleh pencernaan manusia sehingga tidak dapat menghasilkan
energi .Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi dan kulit kacang
dan pada hampir semua buah-buahan dan sayur -sayuran.(Winarno,F.G,1995 )
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman dan
hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni dialam melainkan berikatan dengan
lignin dan hemiselulosa membentuk lignoselulosa..( Lynd.L.R.2002)
Lignin merupakan polimer dengan struktur aromatik yang terbentuk melalui
unit – unit penilpropan yang berhubungan secara bersama oleh beberapa jenis ikatan
yang berbeda. Lignin sulit didegradasi karena punya struktur yang kompleks dan
heterogen yang berikatan dengan hemiselulosa dan selulosa dalam jaringan tanaman.
Lebih dari 30 % tanaman tersusun dari lignin. Lignin memberikan bentuk yang kokoh
dan memberikan proteksi terhadapa serangga dan patogen. ( Perez.J.J.2002)
Lignin berikatan dengan hemiselulosa melalui ikatan kovalen namun ikatan
yang terjadi antara selulosa dan lignin belum diketahui secara lengkap. Adanya lignin
disekeliling selulosa merupakan hambatan utama dalam menghidrolisis selulosa.
Selulosa terproteksi dari degradasi dengan adanya lignin. Selulosa tidak dapat
dihidrolisis kecuali lignin dilarutkan dan dihilangkan.( Lynd.L.R.2002)
2.6.1. Hidrolisis selulosa
Hidrolisis lengkap dengan HCl hanya menghasilkan D-glukosa.Disakarida yang
terisolasi dari selulosa yang terhidrolisis sebagian adalah selobiosa,yang dapat
dihidrolisis lebih lanjut menjadi D-glukosa dengan suatu katalis asam atau enzim.
27
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
( Fengel.D.1995 )
.
2.6.1.1.Hidrolisis selulosa secara kimiawi
Hidrolisis selulosa dengan asam berlangsung bertahap melalui reaksi sebagai berikut :
Selulosa selubiosa glukosa
Dalam hal ini asam (asam sulfat,asam klorida,dan asam perklorat)
menghidrolisis selulosa menjadi glukosa secara acak artinya tidak ada pola tertentu
dalam pemutusan ikatan glokosidik yang terdapat dalam selulosa.
Dasar mekanisme molekuler hidrolisis dalam suasana asam dapat dilihat dalam
gambar di bawah ini :
Gambar 2.6.1.1.mekanisme hidrolisis selulosa
Hidrolisis dalam suasana asam ,akhirnya menghasilkan pemecahan ikatan
glikosidik,berlangsung dalam tiga tahap. Dalam tahap pertama,proton yang bertindak
sebagai katalisator asam berinteraksi cepat dengan oksigen glikosida yang
28
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
menghubungkan dua unit gula(I),membentuk asam konjugat (II).Langkah ini diikuti
dengan pemecahan yang lambat dari Ikatan C-O,yang menghasilkan zat antara kation
karbonium siklis (III).Protonasi dapat juga terjadi pada oksigen cincin
(II'),menghasilkan pembukaan cincin dan kation karbonium non siklis (III').tidak ada
kepastian ion karbonium mana yang paling mungkin dibentuk .Mungkin kedua
modifikasi protonasi terjadi dengan kemungkinan terbesar pada kation siklis.Akhirnya
kation karbonium mulai mengadisi molekul air dengan cepat,membentuk hasil akhir
yang stabil dan melepaskan proton. ( Wijayanti,L.2005)
2.6.1.2 Hidrolisis selulosa secara enzimatis
Reese at al (1950 ) menyatakan bahwa hidrolisis selulosa diawali dengan tahap aktivasi
dan diikuti serangkaian reaksi hidrolisa sebagai berikut :
c1 Cx β- glukosidase
selulosa selulosa reaktif selubiosa glukosa
aktivasi disebabkan oleh enzim non hidrolisa yang disebut C1.Hidrolisa dari selulosa
reaktif dilakukan oleh enzim hidrolisa Cx,sedangkan mikroorganisme yang hanya
menguraikan selulosa akan kekurangan enzim C1 tapi akan menghasilkan enzim Cx.
Enzim-enzim selobiohidrolase,endoglukonase dan β-glukosidase merupakan enzim
penghidrolisa selulosa (Fogarty,W.M,1983 )
2.7. Sirup Glukosa
Sirup glukosa pertama kali digunakan sebagai pengganti gula yang dibuat dengan
mereaksikan amilum dan selulosa dengan asam. Mula-mula, polisakarida dihidrolisis
29
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
menjadi oligosakarida, disakarida, dan hasil akhirnya berupa monosakarida yaitu
glukosa. Proses hidrolisis berakhir ketika semua polisakarida telah diubah menjadi
glukosa. Sirup glukosa dikenal juga dengan nama glukosa konfektioner atau glukosa
cair.
Sirup glukosa merupakan suatu larutan diperoleh dari proses hidrolisis dengan
bantuan katalis. Sirup glukosa adalah salah satu produk bahan pemanis makanan dan
minuman yang berbentuk cairan, tidak berbau dan tidak berwarna tetapi memiliki rasa
manis yang tinggi.Sirup glukosa atau gula cair mengandung D-glukosa, maltosa, dan
polimer D-glukosa melalui proses hidrolisis. .(Cakebread.S.1975)
Bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan sirup glukosa adalah
tapioka, pati umbi-umbian, sagu, jagung,dan serat. Sirup glukosa dapat dibuat dengan
cara hidrolisis asam atau secara enzimatis.
Industri makanan dan minuman memiliki kecenderunagn untuk menggunakan
sirup glukosa. Hal ini didasari oleh beberapa kelebihan sirup glukosa dibandingkan
sukrosa,diantaranya sirup glukosa tidak mengkristal seperti halnya sukrosa jika
dilakukan pemanasan pada suhu tinggi.
Sirup glukosa telah dimanfaatkan oleh industri permen, minuman ringan (soft
drink ), biskuit, dan sebagainya. Pada pembuatan produk es krim, glukosa dapat
meningkatkan kehalusan tekstur dan menekan titik beku dan untuk kue dapat menjaga
kue tetap segar dalam waktu lama dan mengurangi keretakan. Untuk permen, glukosa
lebih disenangi karena dapat mencegah kerusakan mikrobiologis, dan memperbaiki
tekstur. (Dziedzic,S.Z.1984)
2.8. Metode Analisa kuantitatif Glukosa
30
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
2.8.1.Metode Nelson –Somogyi
Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan
pereaksi tembaga arseno molibdat.Kupri mula-mula direduksi menjadi bentuk kupro
dengan pemanasan larutan gula.Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan
arseno –molibdat menjadi molibdenum berwarna biru yang menunjukan ukuran
kosentrasi gula dengan menbandingkannya dengan larutan standar,kosentrasi gula
dalam sampel dapat ditentukan .Reaksi warna yang terbentuk dapat menetukan
kosentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.(Sudarmadji.S.1984)
2.8.2.Metode Lane-Eynon
Penetapan gula pereduksi dengan metode ini dilakukan secara volumetrik.Biasanya
digunakan untuk penentuan laktosa (anhidrat atau monohidrat) glukosa,fruktosa,
maltosa (anhidrat atau monohidrat ) dan lainnya.Penetapan gula pereduksi dengan
metode ini didasarkan atas pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang
dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi tembaga basa yang diketahui volumenya.Titik
akhir titrasi ditunjukan dengan metilen biru yang warnanya akan hilang karena
kelebihan gula pereduksi diatas jumlah yang dibutuhkan untuk mereduksi tembaga
2.8.3.Metode Shaffer-Somogyi
Metode ini dapat diterapkan untuk segala jenis bahan pangan.Terutama berguna untuk
menetapkan sampel yang mengandung sedikitr gula peruduksi.Gula pereduksi akan
mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Cu+ akan dioksidasi oleh I2 (yang terbentuk dari hasil
oksidasi KI oleh KIO3 dalam asam) menjadi Cu2+ kembali.Kelebihan I2 dititrasi dengan
Na2S2O3 .Dengan menggunakan blanko,maka kadar gula pereduksi dalam sampel dapat
ditentukan.
31
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
2.8.4.Metode Anthrone
Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis bahan makanan. Anthrone
(9,10- dihidro-9-oxanthracena ) merupakan hasil reduksi anthraquinone. Anthrone
bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan
warna biru kehijauan yang khas
2.8.5.Metode Munson Walker
Penentuan gula reduksi berdasarkan atas banyaknya endapan Cu2O yang
terbentuk,kemudian dengan melihat tabel Hadmond dapat diketahui jumlah gula
pereduksinya.Jumlah Cu2O ditentukan secara gravimetris ,yaitu dengan menimbang
larutan endapan Cu2O yang terbentuk .Dapat juga ditentukan secara volumetrik yaitu
dengan titrasi menggunakan larutan Na-tiosulfat atau K-permanganat.
(Apriyanto.A.1989)
2.9. Spektrofotometer UV-Visibel
Spektrometri adalah pengukuran absorbansi selektif radiasi elektromagnetik yang
dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa kimia.Sedangkan
spektrofotometri merupakan suatu metode yang sangat penting dalam analisis kimia
kualitatif dan kuantitatif. Banyak kelebihan yang dimilikinya, antara lain :
a. Dapat digunakan secara luas dalam pengukuran secara kualitatif dan
kuantitatif untuk senyawa-senyawa organik maupun senyawa anorganik
32
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
b. Kepekaan tinggi,karena dapat mengukur dalam satuan ppm (part per
million), bahkan ppb (part per billion) sehingga dapat mengukur komponen
trace (renik)
c. Sangat selektif bila suatu komponen x akan diperiksa dalam suatu campuran,
dengan cara mengatur panjang gelombang cahaya dimana hanya komponen x
yang akan mengabsorbsi cahaya tersebut.Lebih teliti karena hanya
mempunyai persen kesalahan 1-3 % bahkan dengan teknik tertentu dapat
mengurangi persen kesalahan sampai 1/10 (Day.R.A., Underwood,A.L.1983)
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1.Alat dan Bahan
3.1.1.Alat-alat Penelitian
33
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini beserta spesifikasi dan mereknya
ditampilkan dalam tabel 3.1.1.
Tabel 3.1.1.Alat-alat penelitian
Nama Alat Spesifikasi Merek
Neraca Analitik (presisi ± 0,0001) Mettler Toledo
Termometer 0-100oC Fisher
Oven 30-200oC Gallenkamp
Spektrofotometer - Genesys 20
Alat soklet - Pyrex
Desikator - -
Indikator Universal - Merck
Ayakan 80 mesh - Fisher
Tanur 1100oC Gallenkamp
Crusibel - -
3.1.2.Bahan-Bahan Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini beserta spesifikasi dan
mereknya ditampilkan dalam tabel 3.1.2.
Tabel 3.1.2.Bahan-bahan penelitian
Nama Bahan Spesifikasi Merek
34
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Biji Alpukat - -
HCl (p) p.a 37 % E.Merck
C2H5OH p.a E.Merck
NaOH p.a E.Merck
K-Na-C4H4O6.4H2 O p.a hidrat E.Merck
NaHCO3 p.a E.Merck
Na2SO4 p.a E.Merck
Na2HAsO4 .7H2 O p.a hidrat E.Merck
N-heksana p.a E.Merck
C6H12O6 p.a E.Merck
(NH4)2 HAsO4 .7H2 O p.a hidrat E.Merck
CuSO4.5H2O p.a hidrat E.Merck
H2SO4 (p) p.a 96 % E.Merck
3.2.Prosedur Penelitian
3.2.1.Pengambilan Sampel
Sampel berupa biji alpukat yang diperoleh dari 1 lokasi yaitu pajak USU dengan
Spesies Persea americana mill.
3.2.2.Pembuatan Reagen
35
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
3.2.2.1.Pembuatan H 2SO4 1,25%
Kedalam labu ukur 500 ml,dilarutkan 6,5 ml larutan H2SO4 (p) dan diencerkan
dengan akuades sampai garis tanda
3.2.2.2.Pembuatan NaOH 1,25 %
K edalam labu ukur 250 ml dilarutkan 3,125 g Kristal NaOH kemudian diencerkan
dengan akuades sampai garis tanda.
3.2.2.3.Larutan Glukosa 20 mg/100 ml
Sebanyak 20 mg glukosa anhidrat dilarutkan dengan akuades dalam labu takar
100 ml sampai garis tanda dan dikocok sampai homogen
3.2.2.4.Larutan pereaksi Nelson
1. Nelson A :
Sebanyak 12,5001 g natrium karbonat anhidrat,12,5001 g Rochelle (K-Na-
Tartrat),10 g Natrium bikarbonat dan 100 g Natrium Sulfat anhidrat
dilarutkan dalam 300 ml akuades dan diencerkan sampai 500 ml.
2. Nelson B :
Sebanyak 7,5002 g CuSO4 .5H2O dilarutkan dalam 50 ml akuades dan
ditambahkan 1 tetes Asam sulfat pekat. Pereaksi nelson dibuat dengan cara
mencampur 25 bagian Nelson A dan 1 bagian Nelson b,Pencampuran
dilakukan setiap kali digunakan.
3.2.2.5.Larutan Arsenomolibdat
Sebanyak 25 g ammonium molibdat dilarutkan dalam 450 ml akuades dan
ditambahkan 25 ml H2SO4.Dilarutkan pada tempat yang lain 3 g Na2AsO4.7H2O
dalam 25 ml akuades kemudian dituangkan larutan ini kedalam larutan yang
pertama.Disimpan dalam botol berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37oC
36
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
selama 24 jam. Larutan pereaksi ini dapat digunakan setelah masa inkubasi dan
berwarna kuning
3.2.2.6.Pembuatan pereaksi Benedict
Dengan bantuan pemanasan,dilarutkan 173 g Na-sitrat dan 100 g Na2CO3 dalam
800 ml air.Disaring lalu diencerkan sampai volume larutan 850 ml (larutan I ).
Dilarutkan 17,3001 g CuSO4 .5H2O dalam 100 ml air (dipanaskan bila perlu).
Bila larutan diatas sudah dingin maka perlahan-lahan ditanbahkan kedalam
larutan I,kemudian diencerkan dengan akudes sampai 1 Liter.
3.2.2.7.Pembuatan larutan NaOH 3%
Sebanyak 3 g NaOH dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 100 ml sampai
garis tanda lalu dikocok sampai homogen
3.2.2.8.Pembuatan larutan HCl 3%
Sebanyak 80,1 ml larutan HCl 37 % dimasukan ke dalam labu takar 1000 ml
kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dikocok sampai
homogen
3.2.3.Cara kerja
3.2.3.1.Isolasi amilum dari biji alpukat
Sebanyak 900 g biji alpukat dihaluskan dan ditimbang sebanyak 750
g.Ditambahkan300 ml akuades sambil diaduk kemudian disaring. Filtrat yang
diperoleh dimasukan kedalam labu takar 500 ml dan diencerkan sampai garis
tanda.Dimasukan 500 ml filtrat tersebut kedalam gelas beaker dan ditambahkan
200 ml akuades dan diaduk,kemudian didekantasi sebanyak 3 kali.Residu yang
diperoleh ditambahkan 20 ml akuades dan 100 ml alkohol 96 % ,didiamkan dan
kemudian disaring.Dikeringkan residu pada suhu 40oC selama 1 jam dan
37
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
ditimbang.Ditambahkan 300 ml n-heksan dan diekstraksi dengan alat soklet
selama 2 jam.Dikeringkan pada suhu 60oC selama 1 jam dan ditimbang
3.2.3.2. Isolasi selulosa dari kulit biji alpukat
750 g kulit biji alpukat dikeringkan pada suhu 11O0C,dihaluskan dan diayak
dengan ayakan 80 mesh.168 g kulit biji alpukat halus ditambahkan 100 ml n-
heksan lalu disokletasi selama 60 menit.Residu ditambahkan 200 ml H2SO4
1,25 % direfluks selama 30 menit lalu disaring.Residu dicuci dengan akuades
panas sampai netral.Residu ditambahkan 200 ml NaOH 1,25 % dan direfluks
selama 60 menit.Residu dicucidengan akuades panas sampai netral.Dikeringkan
dioven pada suhu 1100C selama 1 jam Kemudian ditanur suhu 6000C selama 3
jam lalu ditimbang hingga beratnya konstan
3.2.3.3. Analisa kandungan serat kasar dari kulit biji alpukat
5,0010 g kulit biji alpukat yang telah dihilangkan lemaknya ditambahkan 100
ml H2SO4 1,25 % direfluks selama 30 menit dan disaring.Residu dicuci dengan
akuades panas sampai netral.Residu ditambahkan 100 ml NaOH 1,25 % dan
direfluks selama 60 menit.Residu dicuci dengan akuades panas sampai
netral.Dikeringkan dioven pada suhu 1100C selama 1 jam Kemudian ditanur
suhu 6000C selama 3 jam lalu ditimbang hingga beratnya konstan
3.2.3.4.Hidrolisis sampel serta uji gula reduksi
Sebanyak 0,5002 g amilum dan 0,5002 g selulosa biji alpukat masing-masing
dimasukan kedalam labu erlenmeyer kemudian ditambah 10 ml akuades lalu
dipanaskan pada suhu 72-900C .Lalu ditanbahkan 10 ml HCl 3 % dan
dihidrolisis di penangas air selama 2 jam lalu didinginkan.Ditambah NaOH 3 %
hingga pH netral lalu disaring. Sebanyak 1 ml filtrat dimasukan kedalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan 5 ml larutan Benedict dan dipanaskan sampai
terbentuk endapan merah bata.
3.2.3.5.Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan glukosa standar
38
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Sebanyak 20 mg glukosa dan dilarutkan dengan akuades sampai volume 100 ml
(larutan glukosa 0,2 mg/ml).dipipet 25 ml larutan lalu diencerkan dengan
akuades sampai volume 100 ml (larutan glukosa 0,05 mg/ml).Dipipet 1 ml
larutan glukosa 0,05 mg/ml kedalam tabung reaksi,lalu ditambahkan 1 ml
pereaksi Nelson lalu ditutup dengan kapas dan dipanaskan pada waterbath
sampai mendidih selama 30 menit lalu didinginkan.Lalu ditambahkan 1 ml
Larutan arsenomolibdat lalu dikocok hingga semua endapan larut.Ditambahkan
7 ml akuades lalu dikocok hingga homogen.Diukur serapan panjang gelombang
pada 500-800 nm (diperoleh panjang gelombang maksimum )
3.2.3.6.Penyiapan kurva standar glukosa
Disiapkan larutan glukosa standar dalam beberapa tabung reaksi dengan
kosentarasi bertingkat dari 0,02 – 0,20 mg/ml.Ditambahkan 1 ml larutan Nelson
kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan didinginkan.
Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat lalu dikocok.ditambahkan 7 ml
akuades lalu dikocok hingga homogen.Diukur serapannya pada panjang
gelombang 714 nm.Dibuat kurva standar yang menunjukan hubungan antara
kosentarsi gula standar dan absorbansi
3.2.3.7.Analisa kandungan glukosa hasil hidrolisis sampel
Sebanyak 1 ml filtrat hasil hidrolisis amilum biji alpukat diencerkan dalam labu
ukur 50 ml dan diambil 1 ml untuk dianalisa.Ditambahkan 1 ml larutan Nelson
kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan didinginkan.
Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat lalu dikocok.Ditambahkan 7 ml
akuades lalu dikocok hingga homogen.Diukur serapannya pada panjang
gelombang 714 nm sehingga dapat dihitung kadar gula reduksinya.Diulangi
perlakuan yang sama untuk filtrat hasil hidrolisis selulosa kulit biji alpukat
3.3.Bagan Penelitian
39
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
3.3.1. Isolasi amilum dari biji alpukat Dihaluskan Ditimbang sebanyak 750 g Ditambah 300 ml akuades Disaring Dimasukan kedalam labu takar 500 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda Dimasukan kedalam gelas beaker Ditambah 200 ml akuades Didiamkan Didekantasi Diulangi sebanyak 3 kali
Dikeringkan dioven pada suhu 400C selama 1 jam Ditimbang
Ditambah 300 ml n-heksana Diekstraksi dengan alat soklet selama 2 jam Dikeringkan dioven pada suhu 600C selama 1 jam Ditimbang Diulangi prosedur yang sama sebanyak 5 kali 3.3.2.Isolasi selulosa dari kulit biji alpukat
residu
900 g biji alpukat
500 ml filtrat
40,2165 g residu
290 ml filtrat
filtrat
Hasil
31,4536 g residu
40
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Dikeringkan pada suhu 1100C Dihaluskan Diayak dengan ayakan 80 mesh Ditimbang Ditambah 200 ml n-heksan Disokletasi selama 60 menit Ditambah 200 ml H2SO4 1,25% Direfluks selama 30 menit Disaring
Dicuci dengan akuades panas sampai pH netral Ditambah 200 ml NaOH 1,25 % Direfluks selama 60 menit Disaring
Dicuci dengan akuades panas hingga pH netral Dikeringkan pada suhu 1100C Ditimbang
Ditanur pada suhu 6000C selama 3 jam Ditimbang Diulangi prosedur yang sama sebanyak 5 kali
750 g kulit biji alpukat
168 g Kulit biji alpukat
Kulit biji alpukat halus
filtrat 92,2125 g residu
filtrat 83,3280 g residu
filtrat 76,9507 g residu
69,7549 g residu
Hasil
41
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
3.3.4.Analisa kadar serat kasar dari kulit biji alpukat Ditambah 100 ml H2SO4 1,25 % Direfluks selama 30 menit Disaring
Dicuci dengan akuades panas sampai pH netral Ditambah 100 ml NaOH 1,25 % Direfluks selama 60 menit Disaring
Dicuci dengan akuades panas sampai pH netral Dikeringkan pada suhu 1100C Ditimbang
Ditanur pada suhu 6000C selama 3 jam Ditimbang Diulangi prosedur yang sama sebanyak 5 kali
filtrat 4,3053 g residu
filtrat 3,1123 g residu
2,0053 g residu
Hasil
5,0010 g kulit biji alpukat yang telah dihilangkan lemaknya
42
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
3.3.5.Hidrolisa sampel serta uji gula reduksinya
0
Ditambahkan 5 ml akuades sambil diaduk Dipanaskan di penangas air pada suhu 72-900C Ditambah 10 ml HCl 3% Ditutup dengan aluminium foil Dihidrolisis di penangas air mendidih selama 2 jam Dinetralkan dengan NaOH 3% Disaring Dipipet 1 ml filtrat kedalam tabung reaksi Ditambahkan 5 ml larutan Benedict secara kualitatif Dipanaskan dipenangas air Diulangi prosedur yang sama sebanyak 5 kali dan untuk selulosa biji alpukat sebanyak 5 kali
0,5000 g amilum
Campuran sampel dan air
Sampel terhidrolisis
residu 21 ml Filtrat
Endapan merah bata
43
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
3.3.6.Analisa kandungan glukosa hasil hidrolisis Dimasukan kedalam labu takar 250 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda Dipipet sebanyak 1 ml Dimasukan kedalam tabung reaksi Ditambahkan 1 ml pereaksi Nelson Ditutup dengan kapas Dipanaskan dipenangas air pada suhu 1000C selama 30 menit Didinginkan dibawah air mengalir
Diaduk hingga homogen Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat Diaduk hingga endapan larut
Ditambahkan 7 ml aquades Diaduk hingga homogen Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 714 nm
Diulangi prosedur yang sama sebanyak 5 kali dan untuk filtrat hasil hidrolisis selulosa biji alpukat sebanyak 5 kali
21 ml Filtrat hasil hidrolisis amilum biji alpukat
1 ml larutan glukosa sampel
Larutan dengan endapan merah bata Larutan dengan endapan merah bata
Larutan berwarna biru
hasil
44
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1.Perhitungan Kadar Amilum Biji Alpukat
Perhitungan kadar amilum biji alpukat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
kadar amilum =
=
= 6,25 %
Dari data perhitungan kadar amilum diperoleh
V = kadar amilum
V1 = 6,25 %
V2 = 6,55 %
V3 = 6,48 %
V4 = 6,53 %
V5 = 6,35 %
( Hasil pengukuran kadar amilum selengkapnya terdapat pada tabel 4.1)
=
45
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
= 6,43 %
4.1.2.Perhitungan Kadar Serat Kasar Kulit Biji Alpukat
Perhitungan kadar serat kasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
Dimana :
B = Berat sampel setelah pengeringan 1100C
S = Berat sampel setelah pengeringan 5500C
BS = Berat sampel mula-mula
Maka kadar serat kasarnya adalah :
x 100 % = X 100 %
= 31,46 %
S = kadar serat kasar
S1 = 31,46%
S2 = 31,20 %
S3 = 31,75 %
S4 = 31,34 %
S5 = 31,19 %
( Hasil pengukuran kadar serat kasar selengkapnya terdapat pada tabel 4.2)
=
46
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
= 31,38 %
4.1.3.Pengolahan Data Pengukuran Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Amilum
Biji Alpukat
Pengolahan data pengukuran absorbansi glukosa hasil hidrolisis amilum biji
alpukat dilakukan secara statistik dengan metode Chauvenet Criterion Test (CCT) yang
diambil dari data absorbansi pada tabel 4.3
Untuk melakukan CCT perlu harga ht dan hh dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
A = absorbansi
A1 = 0,9401
A2 = 0,9312
A3 = 0,9417
A4 = 0,9320
A5 = 0,9325
Maka
A1' = A1 – = 0,9401-0,9355 = 0,0046
A2' = A2 – = 0,9312-0,9355 = -0,0043
A3' = A3 – = 0,9417-0,9355 = 0,0062
A4' = A4 – = 0,9320-0,9355 = -0,0035
A5' = A5 – = 0,9325-0,9355 = -0,0030
47
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
S2 = = 2,4835 × 10 -5
S = 0,0049
Maka erf ht 0.9000
ht = 1,1858 ( diperoleh dari tabel 5 )
untuk A1 = 0,0046
maka ht = = 257,7826
sedangkan h hitung adalah
= 147,3139
Karena ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat
diterima,data pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan
4.1.4.Pengolahan Data Pengukuran Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa
Biji Alpukat
Pengolahan data pengukuran absorbansi glukosa hasil hidrolisis selulosa biji
alpukat dilakukan secara statistik dengan metode Chauvenet Criterion Test (CCT) yang
diambil dari data absorbansi pada tabel 4.4
48
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
A = absorbansi
A1 = 0,6321
A2 = 0,6203
A3 = 0,6225
A4 = 0,6307
A5 = 0,6215
Maka
A1' = A1 – = 0,6321-0,6254 = 0,0067
A2' = A2 – = 0,6203-0,6254 = -0,0051
A3' = A3 – = 0,6225-0,6254 = -0,0029
A4' = A4 – = 0,6307-0,6254 = 0,0053
A5' = A5 – = 0,6215-0,6254 = -0,0039
S2 = = 3,0652 × 10 -5
S = 0,0055
Maka erf ht 0.9000
ht = 1,1858 ( diperoleh dari tabel 5 )
untuk A1 = 0,0067
49
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
maka ht = = 176,9850
sedangkan h hitung adalah
= 147,3139
Karena ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat diterima,data
pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan
4.1.5.Perhitungan Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Amilum dan Selulosa Biji
Alpukat
Untuk menghitung kadar glukosa hasil hidrolisis amilum dan selulosa biji
alpukat terlebih dahulu harus dicari persamaan garis regresi larutan glukosa standar dari
berbagai kosentrasi
Tabel 4.4.Larutan Glukosa Standar Pada Berbagai Kosentrasi
No Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 0,02 0,1893 0,0004 0,0358 0,0037
2 0,04 0,2145 0,0016 0,0460 0,0085
3 0,06 0,2575 0,0036 0,0612 0,0148
4 0,08 0,3001 0,0064 0,0961 0,0248
5 0,10 0,3525 0,0100 0,1105 0,0332
6 0,12 0,3921 0,0144 0,1384 0,0446
7 0,14 0,4505 0,0196 0,1931 0,0615
8 0,16 0,5062 0,0256 0,2562 0,0809
50
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
9 0,18 0,5540 0,0324 0,2973 0,0979
10 0,20 0,5861 0,0400 0,3435 0,1172
1,10 3,7421 0,1540 1,5781 0,4749
=
= 0,1633
=
= 2,0536
Maka persamaan garis regresinya
Y = a X + b
Dimana : a = slope
b = intersep
Y = 0,1633X + 2,0536
Dimana X = Kadar glukosa (mg/ml)
51
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Y = Absorbansi dari pengukuran serapan glukosa
Setelah diperoleh harga x kemudian disubstitusikan kedalam rumus :
Kadar gula reduksi = 100 %
Dimana : X = kosentrasi glukosa dari perhitungan regresi
V = volume labu takar (ml)
S = berat sampel kering (mg)
Contoh :
Absorbansi suatu pengukuran adalah 0,9401 dengan volume labu takar 250 ml dan
berat sampel kering 0,5000 g ,maka :
0,9401 = 0,1633X + 2,0536
X =
X = 0,3838
Kadar gula reduksi =
= 19,19 %
52
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Hasil pengukuran kadar gula reduksi hasil hidrolisis amilum selengkapnya terdapat
pada tabel 4.4
Data dari perhitungan kadar gula reduksi hasil hidrolisis amilum diperoleh :
V = kadar gula reduksi
V1 = 19,19 %
V2 = 18,63 %
V3 = 19,23 %
V4 = 18,71 %
V5 = 18,74 %
=
=
Maka :
V1 ' = V1 - = 0,2800
V2 ' = V2- 18,63 = -0,2200
V3 ' = V3 - 19,23 = 0,3200
V4 ' = V4 - 18,71 -0,2000
V5 ' = V5 - =18,74 -0,1700
53
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
S2 = = 0,0745
S = 0,2729
maka erf 0.9000
1,1858 (diperoleh dari tabel 5 )
Untuk V1 = 0,2800
Maka ht = = 4,2350
Sedangkan h hitung adalah
2,5900
Karena 4,2350 > 2,5900 ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat diterima,data
pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan
Data dari perhitungan kadar gula reduksi hasil hidrolisis amilum diperoleh :
Hasil pengukuran kadar gula reduksi hasil hidrolisis selulosa selengkapnya terdapat
pada tabel 4.5
V1 = 11,41 %
V2 = 11,12 %
V3 = 11,18 %
54
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
V4 = 11,38 %
V5 = 11,15 %
=
Maka :
V1 ' = V1 - = 0,1700
V2 ' = V2- 11,12 = -0,1200
V3 ' = V3 - 11,18 = -0,0600
V4 ' = V4 - 11,38 0,1400
V5 ' = V5 - =11,15 -0,0900
S2 = = 0,0186
S = 0,1363
Maka erf 0.9000
1,1858 (diperoleh dari tabel 5 )
Untuk V1 = 0,1700
55
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Maka ht = = 6,9752
Sedangkan h hitung adalah
2,5900
Karena 6,9752 > 2,5900 ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat diterima,data
pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan
4.2.Pembahasan
Hidrolisis amilum dan selulosa dapat dilakukan oleh asam atau enzim.Jika amilum dan
selulosa dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil dengan tahapan yang berbeda tapi hasil akhirnya sama yaitu glukosa
Dari hasil hidrolisis amilum dan selulosa dari biji alpukat menggunakan HCl
3% dihasilkan sirup glukosa. Setelah diidentifikasi secara kualitatif dengan reagen
Benedict menunjukan hasil positif mengandung glukosa (gula reduksi ) dengan
terbentuknya endapan merah bata. Selanjutnya sirup glukosa ditentukan kandungan
glukosanya dengan metode Nelson Somogyi menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 714 nm.
Dari penelitian ini, diperoleh kadar amilum sebesar 6,43 % untuk 750 g origin
atau 403,1120 g kering biji alpukat.Kadar serat kasar kulit biji alpukat diperoleh
sebesar 30,23 % untuk 5,0010 g kering kulit biji alpukat .Kadar glukosa dari hasil
hidrolisis amilum dan selulosa biji alpukat sebesar 18,91 % dan 11,24 % .Hal tersebut
menunjukan bahwa amilum dan selulosa dari biji alpukat dapat menjadi salah satu
alternatif yang dapat dimanfaatkan menjadi sirup glukosa.
56
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Berdasarkan penelitian terdahulu, kadar glukosa dari hasil hidrolisis onggok
adalah 12,50 %. (Zahra. F.1998). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis pati sagu adalah
17,33 % (Sari.A.2003.). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis pati pulp coklat adalah
17,37 % (Munandar.A.2006). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis rumput gajah adalah
12,53 % (Wijayanti.L.2005). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis kulit ubi kayu adalah
14,24 % (Herlina.T.2009). Kelima peneliti tersebut menggunakan metode penentuan
kadar glukosa yang sama dengan metode dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian diperoleh kadar glukosa dari hasil hidrolisis amilum biji
alpukat lebih tinggi dibandingkan hasil hidrolisis selulosa kulit biji alpukat. Hal ini
dikarenakan selulosa secara alami diikat oleh hemiselulosa dan dilindungi oleh lignin
sehingga sulit untuk dihirolisis. Selain itu, Na0H 1,25 % yang digunakan belum dapat
mendegradasi lignin secara sempurna pada kulit biji alpukat.
Degradasi lignin pada lignoselulosa akan mempengaruhi jumlah selulosa yang
terurai menjadi gula pereduksi.Semakin tinggi lignin yang terdegradasi ,maka semakin
mudah selulosa terurai membentuk gula pereduksi selama hidrolisis. Oleh karena itu
selulosa lebih sulit didegradasi dan dikonversi dibandingkan dengan amilum
( Lynd.L.R.2002).
.
57
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dua jenis polisakarida yaitu amilum dan
selulosa yang terdapat dalam biji alpukat dapat dimanfaatkan menjadi sirup glukosa.
Kadar glukosa yang diperoleh dari hasil hidrolisis amilum dan selulosa untuk sirup
glukosa tersebut adalah 18,91 % dan 11,24 %. Dari Hasil tersebut menunjukan bahwa
amilum biji alpukat lebih ekonomis untuk dimanfaatkan sebagai sirup glukosa.
5.2.Saran
Kepada peneliti selanjutnya, disarankan mengvariasikan kadar NaOH untuk
delignifikasi kulit biji alpukat agar kandungan sirup glukosa yang dihasilkan lebih
maksimal
58
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto. A. 1989. Analisa Pangan. Bogor : IPB Press.
Bagakalie. M. 1997. Alpukat, Budidaya dan Pemanfaatannya. Kanisius :Yogyakarta.
Cakebread. S. 1975. Sugar And Chocolate Confectionery. Oxford University
Press : London.
Day. R. A.,Underwood. A. L. 1999. Analisa Kimia kuantitatif. Edisi Keempat.
Erlangga : Jakarta
Deman. S. 1980. Principle of Food Chemistry. Avi Book : New York
Dziedzic, S. Z. 1984. Glucose Syrup, Science & Technology. Elsevier Applied Science
Publisher : New York.
Fengel,D. 1995. Kayu,Kimia,Ultrastruktrur,Reaksi-Reaksi. Gadjah Mada Press :
Yogyakarta.
Fessenden. R.J., Fessenden. J.S.1999. Kimia Organik. Edisi ketiga. Jilid kedua
Erlangga : Jakarta.
Fogarty, W.M. 1983. Microbial Enzyme and Biotechnology.Applied Sciences
Publishing : London.
Harlinah. S. P. W. 2003. Pemanfaatan Sampah Ampas Kelapa Menjadi Sirup Glukosa
59
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Secara Hidrolisis Oleh HCl. Pusat Studi Bioteknologi Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
Harsanto. B. 1999. Budidaya dan pengolahan Sagu. Kanisius :Yogyakarta.
Herlina.T.2009.Pengaruh Lama Fermentasi dan Kosentrasi Starter Kadar Alkohol
Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Kulit Ubi kayu (manihot esculanta
crant) Dengan HCl 3 % Menggunakan Saccharomyces cereviciae.
Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan
http://agroindonesia.com/agnews/alpukat. Diakses tanggal 11 november 2008.
http:// Food_info.net/uk/qa/FP48.htm. Diakses tanggal 6 Maret 2009.
Indriani. Y. H. 1992 . Alpukat. Swadaya : Jakarta.
Lehninger. A. L. 1988. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga : Jakarta.
Lynd L.R.2002. Microbial Cellulose Utilization Fundamental & Biotechnology.
Applied Science Publishers : London
Munandar. A. 2006. Pengaruh temperatur dan Durasi Inkubasi Kadar Alkohol
Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Pati Pulp Coklat (Theobroma
cacao L) Dengan HCl 3 % Menggunakan Saccharomyces cereviciae.
Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan
Perez. J. J. 2002. Biodegradation and Biological Treatment of Cellulose,Hemicelulose
and Lignin. Longman Inc : New York.
Sari. A. 2003. Pengaruh Lama Fermentasi oleh Saccharomyces cereviciae Terhadap
Kadar Alkohol Hasil Hidrolisis Pati Sagu (Metroxylon sp ) dengan HCl 3 %.
Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan
Sawon. K. 1990. Pengaruh Kosentrasi Ragi Roti dan Lamanya Fermentasi Terhadap
Produksi Alkohol dari Molase . Skripsi S-1. Jurusan Kimia.
FMIPA USU : Medan .
Sudarmadji. S. 1984. Analisa Bahan Makanana dan Pertanian. Liberty :Yogyakarta
Supranto. J. 2003. Metode Riset. Edisi Revisi Ketujuh. Rineka Cipta : Jakarta.
60
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Wijayanti,L.2005. Pengaruh Temperatur dan Durasi Inkubasi Kadar Alkohol
Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Rumput gajah (Pennisetum
purperum) Dengan HCl 3 % Menggunakan Saccharomyces cereviciae.
Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan
Winarno. F. G. 1995. Pengantar Teknologi Pangan . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Winarno. F. G. 1996. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Zahra. F. 1998. Pengaruh Kosentrasi Ragi Tape dan lama Fermentasi Hasil Hidrolisis
Onggok Terhadap Kadar Alkohol. Skripsi S-1. Jurusan Kimia.
FMIPA USU : Medan
LAMPIRAN
61
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Tabel 4.1.Data Hasil Perhitungan Kadar Amilum Biji Alpukat
Perulangan Berat amilum
(g)
Kadar amilum
(%)
Rata-rata
I 25,2065 6,25
II 26,4231 6,55
III 26,1312 6,48 6,43 %
IV 26,3315 6,53
V 25,6115 6,35
Tabel 4.2.Data Hasil Perhitungan Kadar Serat Kasar Kulit Biji Alpukat
62
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Perulangan Berat abu
(g)
Kadar Serat
Kasar (%)
Rata-rata
I 0,4319 31,46
II 0,4517 31,20
III 0,3554 31,75 31,38 %
IV 0,4035 31,34
V 0,5714 31,19
Tabel 4.3.Data Absorbansi Larutan Glukosa Standar Pada Berbagai Kosentrasi
pada maks = 714 nm
kosentrasi Glukosa ( mg/ml ) Absorbansi
0,02 0,1893
0,04 0,2145
0,06 0,2575
0,08 0,3001
0,10 0,3525
0,12 0,3921
0,14 0,4505
0,16 0,5062
0,18 0,5540
0,20 0,5861
63
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
Tabel 4. 4.Data Hasil Perhitungan Kadar Gula Reduksi Berdasarkan Absorbansi
Glukosa Hasil Hidrolisis Amilum Biji Alpukat
No Absorbansi Kadar gula reduksi ( % ) Rata-rata
1 0,9401 19,19
2 0,9312 18,63
3 0,9417 19,23 18,91 %
4 0,9320 18,71
5 0,9325 18,74
Tabel 4. 5.Data Hasil Perhitungan Kadar Gula Reduksi Berdasarkan Absorbansi
Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Biji Alpukat
No Absorbansi Kadar gula reduksi ( % ) Rata-rata
1 0,6321 11,41
2 0,6203 11,12
3 0,6225 11,18 11,24 %
4 0,6307 11,38
5 0,6215 11,15
64
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
0,10,150,2
0,250,3
0,350,4
0,450,5
0,550,6
0,65
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2 0,22
Abso
rban
si
Konsentrasi Glukosa (mg/ml)
kurva absorbansi larutan glukosa standar pada berbagai kosentrasi pada = 714 nm
65
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.
66
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.