pratikum 3 netmask

23
LAPORAN PRATIKUM INSTALLASI DAN JARINGAN KOMPUTER NETMASK Oleh : IRNA GUSTI 1207590

Upload: irna-gusti

Post on 28-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pratikum 3 Netmask

LAPORAN

PRATIKUM INSTALLASI DAN JARINGAN KOMPUTER

NETMASK

Oleh :

IRNA GUSTI1207590

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2013

Page 2: Pratikum 3 Netmask

A. Teori Pendukung

1. Protokol Jaringan / IP Address.

IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-

tiap komputer dalam jaringan. Format IP Address adalah bilangan 32 bit yang tiap

bitnya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa bentuk

‘biner’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan

biner). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang disebut dengan ‘dotted

decimal’.

IP Address dibagi kedalam lima kelas, yakni :

Kelas A

Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh

Bit Pertama : 0

Panjang NedID : 8 bit (bit pertama)

Range NetID : 00000000 – 01111111 = 0 – 127

Panjang HostID : 24 bit (bit selanjutnya)

Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x

Jumlah Network : 126 alamat network (0 dan 127 dicadangkan)

Jumlah host : 16.777.214 host

Diskripsi : Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar

Kelas B

Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh

Bit Pertama : 10

Panjang NedID : 16 bit (bit pertama)

Range NetID : 10000000 – 10111111 = 128 – 191

Panjang HostID : 16 bit (bit selanjutnya)

Range IP : 128.0.x.x – 191.255.x.x

Jumlah Network : 16.384 alamat network

Jumlah host : 65.532 host

Diskripsi : Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sedang

Page 3: Pratikum 3 Netmask

Kelas C

Format : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh

Bit Pertama : 110

Panjang NedID : 24 bit (bit pertama)

Range NetID : 11000000 – 11011111 = 192 – 223

Panjang HostID : 8 bit (bit selanjutnya)

Range IP : 192.0.0.x – 223.255.255.x

Jumlah Network : 2.097.152 alamat network

Jumlah host : 254 host

Diskripsi : Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host sedikit

Kelas D

Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm

Bit Pertama : 1110

Panjang NedID : 28 bit

Byte inisial : 224-247

Diskripsi : Dialokasikan untuk keperluan multitasking (RFC 1112)

Kelas E

Format : 1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr

Bit Pertama : 1111

Panjang NedID : 28 bit

Byte inisial : 248-255

Diskripsi : Dicadangkan untuk keperluan eksperimental

2. Pengalokasian IP Address

IP Adress terdiri dari dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network id

berfungsi sebagai identitas dari sebuah network sedangkan host id adalah sebuah

identitas dari sebuah host. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses

memilih network id dan host id yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya

konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP

address seefisien mungkin.

Page 4: Pratikum 3 Netmask

Aturan mengenai pengalamatan IP Address adalah sebagai berikut:

1. Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan

dalam keperluan ‘loop back’ yaitu IP address yang digunakan komputer untuk

menunukan dirinya sendiri.

2. Network address adalah alamat network paling pertama didalam sebuah

network/jaringan dan tidak bisa digunakan (kondisi bit diset seluruhnya 0),

kecuali dalam kondisi tertentu dimana yang dimaksudkan kondisi tertentu ini

adalah dimana host dipaksa menggunakan full routing sebelum menuju host

selanjutnya, jadi host akan dipaksa untuk melakukan komunikasi terlebih dahulu

ke router sebelum bisa berkomunikasi dengan host lainnya

3. Broadcast address adalah alamat ip terakhir dari sebuah network dan tidak bisa

digunakan (kondisi bit diset seluruhnya 0) sesuai dengan namanya broadcast

address, ip ini digunakan untuk melakukan broadcasting ke semua host didalam

jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini

didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.

4. Host ID harus bersifat unik didalam suatu workstation.

3. SUBET MASK

Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka bine 32 bit yang digunakan

utuk membedakan network identifier dan host identifier, menunjukan letak suatu

host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. Bit-bit subnet mask yang

didefinisikan adalah sebagai berikut :

1. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.

2. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan

sebuah subnet mask meskipun berada didalam sebuah jaringan dengan satu segmen

saja, baik subnet maskdefault (yang digunakan ketika emakai network identifier

berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikostumisasi (yang digunakan ketika

membuat sebuah subnet atau supersubnet) harus dikonfihurasikan di dalam setiap

node TCP/IP.\

Terdapat dua metode yang digunakan untuk mempresentasikan subnet mask, yaitu :

1. Notasi Desimal Bertitik

Page 5: Pratikum 3 Netmask

2. Notasi Panjang Prefix Jaringan.

Notasi Desimal Bertitik (Dotted decimal notation).

Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desima bertitik (dotted

decimal notation), seperti IP address, dimana bit diset sebagai network identifier dan

host identifier lalu dikonversikan ke dalam notasi desimal bertitik. Namu perlu dicatat

meskipun dipresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah

alamat IP.

Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas pada IP Address dan digunakan di dalam

jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Formatnya adalah :

Alamat IP www.xxx.yyy.zzz

Subnet Mask www.xxx.yyy.zzz

Kelas Alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal)

Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0

Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0

Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.0.0.0

Tabel 1 notasi desimal bertitik

Notasi Panjang Prefiks (Prefix length).

Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang

berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk

mempresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan

network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network

prefix , notasi ini disebut juga dengan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR).

Studi kasus.

Diberikan dua buah IP addres kelas B, Notasi pertama IP address 131.107.164.26/16

notasi kedua IP address 131.107.164.26/24, kedua jaringan tersebut tidak berada

didalam ruang alamat yang sama. Network id notasi pertama memiliki range IP yang

Page 6: Pratikum 3 Netmask

valid mulai dari 131.107.0.1 – 131.107.255.254 sedangkan netword id pada notasi

kedua memiliki alalmat IP yang valid mulai 131.107.164.1 - 131.107.164.254.

Classless Inter-Domain Routing

Subnet Mask Frefix

Length

Subnet Mask Frefix

Length

Subnet Mask Frefix

Length

255.255.0.0 /8 255.255.255.0 /16 255.255.255.255 /24

255.128.0.0 /9 255.255.128.0 /17 255.255.255.128 /25

255.192.0.0 /10 255.255.192.0 /18 255.255.255.192 /26

255.224.0.0 /11 255.255.224.0 /19 255.255.255.224 /27

255.240.0.0 /12 255.255.240.0 /20 255.255.255.240 /28

255.248.0.0 /13 255.255.248.0 /21 255.255.255.248 /29

255.252.0.0 /14 255.255.252.0 /22 255.255.255.252 /30

255.254.0.0 /15 255.255.254.0 /23

Tabel 2. CIDR

3.1 Menentukan Network Address, Host Valid dan Broadcast Address

Untuk menentukan alamat network dan broadcast address maupun host yang valid dari

sebuah alamat IP dengan menggunakan subnetmask tertentu, dapat dilakukan dengan

menggunakan sebuah operasi aritmatika logika perbandingan And (And Comparation),

dimana dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true jika dua item bernilai true

dan menjadi false jika salah satunya bernilai false atau keduanya false. Dua hal yang

diperbandingkan adalah prinsip bit-bit dalam IP address yang bernilai biner 1 dan 0.

Contoh : IP Address 131.107.164.26/20

IP Address 10000011.01101011.10100100.00011010 (131.107.164.026)

Subnet Mask 11111111.11111111.11110000.00000000 (255.255.240.000)

----------------------------------------------------------------------------------------------- AND

Network ID 10000011.01101011.10100000.00000000 (131.107.160.000)

Broadcast ID 10000011.01101011.10100000.11111111 (131.107.160.255)

Host Pertama 10000011.01101011.10100001.11111111 (131.107.161.000)

Host Terakhir 10000011.01101011.10100000.11111110 (131.107.160.254)

Page 7: Pratikum 3 Netmask

Blok Subnet 2n = 24 = 16 blok Subnet Id (0,16,32, ….. 160,176,192, …240)

Host Valid 2y – 2 = 212 – 2 = 4098 – 2 = 4096 Alamat host yang valid.

3.2 Variable Length Subnet Mask (VLSM)

Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap

(Fixed length subnetting), yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host

yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti

itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan

lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.

Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host

yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan

tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebi banyak

alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan

segmen jaringan yanng dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan

penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekrusif

untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari

network identifier yang sama. Teknik ini disebut variable-length subnetiting. Sub-sub

jaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask disebut sebagai

variable-length subnet mask (VLSM).

Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, rute yang ditujukan

ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang

asli.

Teknik variable-length subnetting membentuk analisis yang lebih terhadap segmen

jaringan dan jumlah host per segmen. Dengan menggunakan teknik ini bit network

harus bersifat tetap dan subnetpun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.

VLSM memungkinkan pembagian IP address secara rekrusif, contoh :

192.168.0.0/27

192.168.0.0/24 192.168.32/27

Page 8: Pratikum 3 Netmask

192.168.0.0/16 192.168.1.0/24 ….

192.168.2.0/24

….B. Tujuan Pratikum

Setelah menjalani serangkaian kegiatan pratikum peserta pratikum diharapkan dapat :

1. Menjelaskan fungsi dan peranan protokol dan jaringan komputer.

2. Mengimplimentasikan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan

3. Menjelaskan fungsi Subnetting pada jaringan komputer

4. Mengimplimentasikan teknik Subnetting pada jaringan komputer.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan pratikum kali ini adalah :

1. PC

2. LAN Card

3. Switch

4. Kabel Straigh-trought

D. Langkah kerja pratikum (Kelompok B)

Percobaan pertama

1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC.

2. Hubungkan dengan workstation dengan kabel straight melalui switch.

3. Lakukan pengalamatan IP Address yang sudah ditetukan pada kelompok B untuk

membangun LAN.

4. Konfigurasi IP Address dan subnet mask masing-masing PC, seperti gambar.

Page 9: Pratikum 3 Netmask

Gambar 1. Membangun LAN Kelompok B bagian pertama

5. Lakukan uji koneksi masing-masing PC dengan command ping, lalu tabulasikan.

Gambar 2 Konfigurasi IP address pada komputer ke-dua

Gambar 3. Ping pada salah satu komputer di LAN kelompok B

Page 10: Pratikum 3 Netmask

Gambar 4. Ping pada salah satu komputer di LAN kelompok B

6. Setelah dilakukan konfigurasi pada LAN tersebut dan telah dilakukan uji koneksi

dengan comand ping, maka akan diperoleh:

No

.

Uji koneksi PingRespon

Dari Ke

1. 192.168.1.132 192.168.1.131 Reply from 192.168.1.131 : bytes = 32

time<1ms TTL = 128

192.168.1.133 Reply from 192.168.1.133 : bytes = 32

time<1ms TTL = 128

192.168.1.134 Reply from 192.168.1.134 : bytes = 32

time<1ms TTL = 128

192.168.1.135 Reply from 192.168.1.135 : bytes = 32

time<1ms TTL = 128

192.168.1.136 Reply from 192.168.1.136 : bytes = 32

time<1ms TTL = 128

Tabel 3. Tabulasi hasil comand ping dari komputer kedua

7. Untuk melihat informasi PC yang terhubung kedalam sebuah jaringan kelompok

B dapat menggunakan perintah comand net view.

8. Kesimpulan dari percobaan diatas adalah :

a. Seluruh node terhubung secara client-server dengan media jaringan kabel

yang saling berhubungan dengan switch.

b. Seluruh host dalam satu lingkup LAN seperti percobaan diatas akan saling

terkoneksi satu sama lain dan dapat berkomunikasi jika mempunyai subnet

mask yang sama.

c. Netmask berfungsi sebagai pembeda Ned Id dan Host Id

d. Netmask dapat menentukan jumlah host yang valid dalam suatu lingkup

workstation, terlihat pada percobaan diatas.

Page 11: Pratikum 3 Netmask

e. Untuk melihat komputer yang terkoneksi dapat menggunakan perintah

comand line net view.

f. Untuk uji koneksi dapat menggunakan perintah comand line ping.

Percobaan kedua

1. Lakukan penggabungan antara segmen jaringan kelompok A dan kelompok B

2. Lakukan perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga

terbentuk jaringan seperti gambar berikut :

Gambar 5. Segmen LAN A (kiri), Segmen LAN B (kanan)

3. Lakukan uji koneksi keseluruh node menggunakan command ping, tabulasikan

4. Kesimpulan dari percobaan diatas adalah :

a. Segmen LAN A adalah anggota workstation A dan sebaliknya

b. Didalam segmen LAN A seluruh node dapat berkoneksi satu sama lain hal

ini dikarenakan masih dalam satu subnetmask

c. Didalam segmen LAN B seluruh node dapat berkoneksi satu sama lain hal

ini dikarenakan masih dalam satu subnetmask

Page 12: Pratikum 3 Netmask

d. LAN A tidak dapat berkoneksi dengan LAN B, dikarenakan walaupun

mereka berada didalam satu netmasking namun berbeda segmen jaringan, ini

dampak dari network identifier yang sebelumnya telah disubnetkan kembali.

e. Teknik subnetting dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak

segmen yang akan dibuat dan berapa jumlah host dalam setiap segmennya.

Percobaan 3

1. Lakukan perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga

terbentuk jaringan seperti gambar berikut :

Gambar 6. Konfigurasi percobaan 3

2. Lakukan tes koneksi dari dari node ke seluruh node dalam workstation, tabulasi.

NoUji Koneksi (Ping)

Respondari Ke

1 132.92.123.2/16 132.92.123.1/16 Reply from 132.92.123.1/16

132.92.123.3/16 Reply from 132.92.123.3/16

132.92.122.1/16 Destiation host uncredible

132.92.122.2/16 Destiation host uncredible

132.92.123.4/24 Reply from 132.92.123.4/24

Page 13: Pratikum 3 Netmask

132.92.123.5/24 Reply from 132.92.123.5/24

132.92.122.4/24 Reply from 132.92.122.4/24

132.92.122.5/24 Reply from 132.92.122.5/24

Tabel 4. Percobaan 3

3. Dapat disimpulkan dari percobaan diatas, bahwa :

a. PC07, PC08, PC09 dalam satu segmen jaringan.

b. PC01, PC02, PC03 dalam satu segmen jaringan.

c. PC 10, PC11, PC12 dalam satu segmen jaringan.

d. PC04, PC05, PC06 dalam satu segmen jaringan.

e. PC07, PC08, PC09 dan PC01, PC02, PC03 tidak dapat berkomunikasi

karena sudah berbeda segmen jaringan walaupun maskingnya sama

f. PC07, PC08, PC09 dan PC 10, PC11, PC12 dapat saling berkomunikasi

karena PC 10, PC11, PC12 diperoleh dari mengsubnetkan kembali subnet

mask dari masking /16 dengan kata lain mereka masih dalam satu bagian

area subnet yang sama.

g. PC07, PC08, PC09 dan PC04, PC05, PC06 dapat saling berkomunikasi

karena PC04, PC05, PC06 diperoleh dari mengsubnetkan kembali subnet

mask dari masking /16 dengan kata lain mereka masih dalam satu bagian

area subnet yang sama.

h. PC04, PC05, PC06 dan PC 10, PC11, PC12 tidak dapat berkomunikasi

karena sudah berbeda segmen jaringan walaupun maskingnya sama,

perhatikan gambar tes koneksi dibawah ini dari IP Address 132.92.132.2/16.

Page 14: Pratikum 3 Netmask

Gambar 7. Ping dari 132.92.132.2/16 ke 132.92.132.1/16

Gambar 8. Ping dari 132.92.132.2/16 ke 132.92.123.5/24

Gambar 9. Ping dari 132.92.132.2/16 ke 132.92.122.3/16

Page 15: Pratikum 3 Netmask

Gambar 10. Ping dari 132.92.132.2/16 ke 132.92.122.4/24

E. Analisis Pratikum

1. Pada percobaan pertama seluruh node dalam satu lingkup LAN akan saling

terkoneksi satu sama lain dan dapat berkomunikasi jika mempunyai subnet mask

yang sama.

2. Pada percobaan kedua mengacu pada percobaan pertama didalam segmen LAN B

seluruh node dapat berkoneksi satu sama lain hal ini dikarenakan masih dalam

satu subnetmask

3. Lalu masih pada percobaan kedua LAN A tidak dapat berkoneksi dengan LAN B,

dikarenakan walaupun mereka berada didalam satu netmasking namun berbeda

segmen jaringan, ini dampak dari network identifier yang sebelumnya telah

disubnetkan kembali.

4. Pada percobaan ketiga PC07, PC08, PC09 dan PC01, PC02, PC03 tidak dapat

berkomunikasi karena sudah berbeda segmen jaringan walaupun maskingnya

sama

5. Pada percobaan ketiga PC07, PC08, PC09 dan PC 10, PC11, PC12 dapat saling

berkomunikasi karena PC 10, PC11, PC12 diperoleh dari mengsubnetkan kembali

subnet mask dari masking /16 dengan kata lain mereka masih dalam satu bagian

area subnet yang sama.

6. Pada percobaan ketiga PC07, PC08, PC09 dan PC04, PC05, PC06 dapat saling

berkomunikasi karena PC04, PC05, PC06 diperoleh dari mengsubnetkan kembali

subnet mask dari masking /16 dengan kata lain mereka masih dalam satu bagian

area subnet yang sama.

Page 16: Pratikum 3 Netmask

F. Kesimpulan Pratikum

1. IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-

tiap komputer dalam jaringan.

2. Subnet mask merupakan deretaan angka biner sebanyak 32 bit yang merupakan

pembeda antara porsi network id dan host id dari sebuah IP address

3. Secara keseluruhan netmask berfungsi untuk menentukan berapa banyak segmen

jaringan yang akan diciptakan dan jumlah host pada setiap segmen jaringan

4. Dengan menggunakan subnet mask, memanajemen pengalamatan IP terjadi

dengan demikian secara tidak langsung telah menciptakan keamanan jaringan.

G. Evaluasi

1. Menganalisa percobaan pertama dimana telah dijelaskan pada analisis pratikum

2. Menganalisa percobaan kedua dimana telah dijelaskan pada analisis pratikum

3. Menganalisa percobaan ketiga dimana telah dijelaskan pada analisis pratikum

4. Menjelaskan manfaat dan kegunaan subnetting pada jaringan komputer

a. Pembeda antara Network Id dengan Host Id

b. Menentukan jumlah host yang valid

c. Untuk membentuk sub-sub jaringan baru

d. Sebagai keamanan jaringan

e. Secara keseluruhan digunakan untuk menentukan berapa banyak segmen

(subnet bagian) jaringan yang akan diciptakan dan berapa jumlah host per

segmen (subnet bagian).