laporan praktikum pengenalan alat dan teknik sterilisasi, pembuatan media, dan teknik isolasi.docx

54
LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA, DAN TEKNIK ISOLASI Disusun oleh : 1. Erlin Aprilia 13312241004 2. Wahyu Marliyani 13312241005 3. Endah Setyorini 13312241010 4. Sopa Saniah 13312241011 5. Lutfi Rahmawati Nurhadi 13312241028 6. Imamah 13312241040 Kelas: IPA A 2013 Kelompok V PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: wahyu-marliyani

Post on 28-Dec-2015

1.566 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II

PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK STERILISASI,

PEMBUATAN MEDIA, DAN TEKNIK ISOLASI

Disusun oleh :

1. Erlin Aprilia 13312241004

2. Wahyu Marliyani 13312241005

3. Endah Setyorini 13312241010

4. Sopa Saniah 13312241011

5. Lutfi Rahmawati Nurhadi 13312241028

6. Imamah 13312241040

Kelas: IPA A 2013

Kelompok V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK STERILISASI, PEMBUATAN

MEDIA, DAN TEKNIK ISOLASI

A. Tujuan

Sesudah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa agar dapat:

1. Mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, dan

teknik sterilisasi.

2. Mengenalkkan cara isolasi mikroba.

3. Mengamati perbedaan morfologi bakteri dan jamur.

B. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba yang meliputi

bakteri, jamur benang, khamir, ganggang biru, protozoa, virus, mikoplasma, dan

pleuropneumonia (PPO), yang menyerupai Pleuropneumonia Like Organism

(PLO).

Mikrobiologi yang banyak diketahui orang memiliki dua arti, yaitu sebagai

ilmu dasar dan ilmu aplikasi. Sebagai ilmu dasar yaitu sebagai alat peneliitian,

mempelajari proses hidup (sel mikroba memiliki kesamaan karakter biokimia

dengan multisel). Sebagai ilmu aplikasi yaitu berperan pada bidang sains,

kedokteran, pertanian dan industri.

Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam

populasi campuran. Dapat dikatakan sangat jarang apabila mikroba dijumpai

sebagai suatu spesies tunggal di alam. Semua metode mikrobiologi yang

digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk

penelaah ciri-ciri kultural, morfologis, maupun serologis, memerlukan suatu

populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Pengenalan alat dan sterilisasi merupakan hal mendasar yang harus kita

ketahui karena penting dalam melaksanakan kegiatan mikrobiologi selanjutnya,

seperti teknik isolasi. Pengetahuan dari pengenalan alat sampai isolasi mikroba

sangat penting sehingga melalui percobaan ini praktikan melakukan percobaan

pengenalan alat dan teknik sterilisasi, pembuatan media dan teknik isolasi.

2

Page 3: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

C. Dasar Teori

Alat-Alat Pada Percobaan Mikroorganisme

1. Alat-alat gelas/kaca

a. Gelas soda, alat-alat ini bersifat lunak sehingga sering dinamakan soft glass.

b. Tabung reaksi, digunakan untuk mereaksikan berbagai macam reaksi kimia,

namun dalam mikrobiologi digunakan untuk membuat biakan (kultur)

organisme.

c. Erlenmeyer, berfungsi untuk titrasi analisis kimia.

d. Labu ukur, berfungsi untuk membuat larutan baku.

e. Autoclave, merupakan salah satu jenis bejana tekan yang banyak digunakan

dalam bidang kimia dan alat-alat kedokteran. Dalam bidang kimia dan

piranti kedokteran, autoclave berfungsi untuk mensterilkan piranti dari

kuman / bakteri dengan menggunakan panas dan tekanan uap air dan

temperatur sterilisasi mencapai 121 0C (Neil A. Campbell, 2003 : 291).

f. Laminar air flow,digunakan untuk mensterilisasi udara dari pengganggu saat

memasukkan bakteri ke dalam media.

g. Inkubator, berfungsi untuk menginkubasi bakteri pada suhu tertentu.

h. Water bath, berfungsi untuk masa inkubasi saat reaksi aglutinnasi dan

menjaga media agar tetap cair sebelum dituang.

i. Sentrifuge, berfungsi untuk mengendapkan atau memekatkan sel

mikroorganisme sehingga dapat dipisahkan antara medium dan selnya yang

mengendap.

j. Thermal cycler, berfungsi untuk memperbanyak DNA

k. Mikroskop, merupakan alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang

ukurannya tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.

l. Freezer, untuk menyimpan bahan yang mudah rusak apabila diletakkan di

suhu ruangan.

m. Mikro pipet, digunakan untuk memindahkan cairan atau sampel dengan

volume yang sangat kecil.

n. Cawan petri, berfungsi sebagai tempat media perkembangbiakan bakteri

sehingga media (agar) dapat diletakkan dalam wadah ini juga.

3

Page 4: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

o. Jarum inokulasi, igunakan untuk pemindahan bakteri dari satu media ke

media lain.

p. Pembakar bunsen.

Teknik Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau

substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi

dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan

setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas – gas seperti formaldehide, etilenoksida,

atau betapriolakton oleh bermacam – macam larutan kimia, oleh sinar lembayung

ultra atau sinar gamma (Koes Irianto, 2007 : 83).

Bahan apapun peralatan yang dipergunakan di dalam bidang mikrobiologi

harus dalam keadaan steril. Artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak

didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang akan

mengganggu/merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan proses yang

sedang dikerjakan (Unus Suriawiria, 1986 : 65).

Steril akan didapatkan melalui sterilisasi, sedang cara strerilisasi yang

umum dilakukan adalah :

1. Sterilisasi Secara Fisik

Sterilisasi secara fisik, misal dengan pemanasan, penggunaan sinar

bergelombang pendek seperti sinar – x, sinar gamma, sinar ultra – violet, dan

sebagainya (Unus Suriawiria, 1986 : 65).

Sterilisasi secara fisik dengan menggunakan udara panas atau uap air

panas dengan tekanan tinggi, misalnya dengan penggunaan autoclave dengan

temperatur 121o C dengan tekanan 15 lbs. Waktu yang diperlukan tergantung

banyak sedikitnya bahan atau medium yang distreilkan, umumnya berkisar antara

15 sampai 20 menit (Ni Putu Ristiati, 2000: 104).

Sterilisasi secara fisik pada intinya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

secara kering dan secara basah. Sterilisasi secara kering dapat secara langsung

pemanasan dengan mempergunakan udara panas. Yang mempergunakan udara

panas alatnya disebut hot air sterilizer, dipergunakan untuk menyeterilkan alat-alat

4

Page 5: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

yang tahan panas, misalnya alat-alat dari gelas, pipet, dan lain-lain. Dengan alat

ini, temperatur digunakan bersuhu 110o – 180o C, lamanya 2 jam (Jeneng Tarigan,

1988: 305).

a. Sterilisasi Kering

Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,

1) Pemijaran, diterapkan pada ose ujung-ujung pinset, dan sudip (spatula)

logam.

2) Jilatan Api (Flaming), diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung

biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Benda-benda ini dijilatkan pada api

bunzen tanpa membiarkannya memijar. Dapat juga dilakukan dengan

mencelupkannya ke dalam spiritus bakar, kemudian dibakar. Tetapi cara

ini tidak menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk sterilisasi. Cara ini

sering diterapkan terhadap permukaan baskom dan mortir.

3) Tanur Uap Panas (Hot-Air Oven), digunakan suhu 160o- 165o selama 1

jam. Cara ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering terbuat dari kaca

seperti tabung reaksi, pinggan petri, labu, pipet, pinset, skalpel, gunting,

kapas hapus tenggorok,, alat suntik dari kaca. Juga diterapkan terhadap

bahan-bahan kering  dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk (talk,

dermatol), lemak minyak. Penyusupan panas ke dalam bahan-bahan ini

berjalan lambat sekali karena itu harus disterikan dalam jumlah sedikit dan

dalam lapisan tipis tidak lebih dari 0,5 cm dalam pinggan petri. Kadang-

kadang dilakukan sterilisasi pada suhu 170oC selama 2 jam (Koes Irianto,

2007: 86).

b. Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah ada 2 macam yaitu yang menggunakan tekanan lebih

besar dan yang tidak menggunakan tekanan. Yang menggunakan tekanan alatnya

disebut autoclave dan alat-alat yang disterilkan dengan autoclave  ialah media-

media, alat-alat, dari gelas dan untuk cairan yang tahan pada temperatur tinggi.

Untuk alat ini biasa digunakan tekanan 2 atmosfer dengan suhu 121,6o selama 25-

30 menit. Alat sterilisasi basah yang tidak menggunakan tekanan adalah Arnold

5

Page 6: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Steam Sterilizer digunakan untuk sterilisasi media-media atau cairan yang tidak

tahan panas (Jeneng Tarigan, 1988: 305-306).

Gambar 1. Autoclave

Sumber: http://www. slamsmart.blogdetik.com

2. Sterilisasi secara Kemis (Kimiawi)

Banyak bahan untuk pembuatan media biakan terlalu peka terhadap panas

untuk disterilisasi di dalam  autoclave. Untuk bahan demikian, metode sterilisasi

kimiawi yang dapat diandalkan akan bermanfaat sekali. Syarat utama sebagai

bahan untuk sterilisasi ialah bahwa zat kimia itu harus mudah menguap dan

bersifat racun, sehingga dapat segera dihilangkan dari benda yang akan

disterilisasi setelah perlakuan (Roger Y. Strainer, 1982: 44).

Senyawa kimia yang banyak digunakan adalah larutan CuSO4, AgNO3,

HgCl2, dan ZnO serta alkohol dengan kadar antara 50-75% karena cepat

menyebabkan koagulasi protein mikroba. Larutan garam seperti NaCl (9%), KCl

(11%), dan KNO3 (10%) dapat dipergunakan karena tekanan osmotiknya yaitu

dehidrasi protein pada substrat. Sedang asam kuat dan basa kuat dapat digunakan

karena dapat menghidrolisis isi sel mikroba. Larutan KMnO4 (10%) dan HCl

(1,1%) dapat mengoksidasi substrat. Sedang larutan CuSO4 digunakan untuk

algisida. Khlor dan senyawa khlor digunakan sebagai desinfektan terutama pada

tempat penyimpanan air. Juga  larutan formalin atau formaldehida dengan kadar

antara 4-20% (Ni Putu Ristiati, 2000: 104).

3. Sterilisasi secara Mekanik

6

Page 7: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi maupun tekanan

tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, sterilisasinya harus dilakukan

secara mekanik, misalnya dengan saringan. Di dalam bidang mikroba,

penyaringan secara fisik yang paling banyak digunakan ialah dengan filter khusus,

misal filter Berkefeld, filter Chamberland, filter Seitz. Jenis filter mana yang mau

dipergunakan, tergantung kepada tujuan penyaringan dan benda yang akan

disaring. Pada saat ini yang paling banyak digunakan adalah filter Chamberland

dan Berkefeld yang mempunyai ukuran porositas filter V (viel atau kasar), N

(normal), dan W (weing atau halus).

Media

Media adalah pembenihan atau substrat atau makanan untuk

menumbuhkan dan mengembangbiakkan suatu mikroorganisme. Media yang

baik, dengan pemeliharaan mikroorganisme ialah yang mengandung unsure-unsur

makanan yang diperlukan. Bahan-bahan yang disediakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme disebut kultur media. Sedangkan mikroorganisme yang tumbuh

dan berkembang biak pada suatu kultur media disebut kultur (Suarsini,2000:14).

Media merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang

digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Selain digunakan untuk

menumbuhkan mikroba, media juga digunakan untuk isolasi, menguji sifat-sifat

fisiologi, perhitungan, dan perbanyakan mikroba. Pertumbuhan mikroorganisme

dapat tumbuh dengan baik apabila memenuhi persyaratan, antara lain :

a. Medium harus mengandung semua nutrien yang mudah digunakan oleh

mikroorganisme.

b. Medium harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH

yang sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme.

c. Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme.

d. Medium harus steril sebelum digunakan, supaya mikroorganisme dapat

tumbuh dengan baik.

e. Media pertumbuhan mikroorganisme harus diatur pH-nya.

7

Page 8: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

(Suyitno, 2012 : 35-36)

Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan sifat fisiknya antara lain:

1. Media padat, yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah

dingin media menjadi padat.

2. Media setengah padat, yaitu media yang mengandung agar 0,3%

sampai0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak begitu

cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba

dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran

sempurna jika tergoyang.

3. Media cair, yaitu media yang tidak mengandung media agar.

Selain itu juga terdapat jenis media lain berdasarkan fungsinya diantaranya:

1. Media diperkaya, yaitu media yang ditambah zat-zat tertentu sehingga

dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme heterotrof tertentu.

2. Media selektif, yaitu media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat

selekif untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme lain.

3. Media diferensial, yaitu media yang ditamabah reagensia atau zat kimia

tertentu yang menyebabkan suatu mikroorganisme membentuk

pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat

membedakan tipe-tipenya.

4. Media penguji, untuk menguji asam amino, antibiotika, dan sebagainya.

5. Media untuk perhitungan jumlah jamur.   

(Suyitno,2010:36)

Banyak bahan-bahan atau benda-benda yang mengandung berbagai macam

bacteria, misalnya nanah (pus), dahak, urine, dan lain-lain. Suatu kultur yang

mengandung lebih dari satu jenis mikroba, disebut kultur campuran (mixed

culture). Apabila kultur ini ditumbuhkan pada media padat akan selalu

menunjukkan berjenis-jenis koloni dari mikrobia. Apabila kita ingin mempelajari

satu jenis mikrobia tertentu dari suatu kultur campuran, maka kita dapat

mengambilnya dengan sebuah jarum steril yang disentuhkan pada bagian koloni

yang akan diselidiki dan sampel tersebut dipindahkan ke suatu media yang steril

agar tidak kena kontaminasi dengan mikroba lain. Mikrobanya akan tumbuh

8

Page 9: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

dengan baik pada kultur murni, yaitu suatu kultur yang hanya dapat ditumbuhi

oleh satu macam atau jenis mikroba saja (Jeneng Tarigan, 1988: 119).

Secara alami, mikroorganisme di alam ditemukan dalam populasi

campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam

keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faali,

maka mikroorganisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Hal ini berarti

bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam

mikroorganisme.

Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan

menggunakan bahan cair atau bahan padat. Pada mulanya digunakan gelatin

sebagai bahan padat. Gelatin terdiri dari protein sehingga dapat dicerna atau

dicairkan oleh mikroorganisme. Bahan pemadat yang kemudian ditemukan adalah

agar, yang merupakan polisakarida dari rumput laut. Agar dapat mencair pada

suhu 1000C, sedangkan pada suhu 440C masih dalam bentuk cair. Suhu ini masih

memungkinkan mikroorganisme dapat tumbuh, sehingga prinsip ini dipakai untuk

mengisolasi bakteri dengan agar tuang. Pada umumnya mikroorganisme tidak

dapat mencerna atau mencairkan agar.

Teknik Isolasi

Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain

yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Mengisolasi mikroba dengan cara

menumbuhkan (menanam) dalam medium padat. Hal ini karena dalam medium

padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada tempatnya. Sel

mikroba yang tertangkap pada mendium padat pada beberapa tempat yang

terpisah, maka sel atau kumpulan sel mikroba yang hidup akan berkembang

menjadi suatu koloni yang terpisah.

Bila kita menggunakan medium cair, maka sel-sel mikroba sulit

dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tempatnya tidak tetap. Tetapi

kita dapat mengisolasi mikroba dalam medium cair dengan cara pengenceran.

Kemudian kita tumbuhkan dalam medium padat dan dibiarkan membentuk koloni.

Selanjutnya sel-sel mikroba tersebut diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau

9

Page 10: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

cawan Petri yang terpisah. Isolasi dapat dilakukan dengan cara penggoresan dan

cara penaburan. (Lud Waluyo, 2008: 177-178)

Pekerjaan memindahkan mikrobe dari medium lama ke medium yang baru

harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua

alat-alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi (penanaman)

itu benar-benar steril; hal ini untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya

mikroorganisme yang tidak kita inginkan.

Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi dan isolasi mikrobe adalah

sebagai berikut:

1. Menyiapkan ruangan.

Ruangan tempat inokulasi hatus bersih dan bebas angina. Dinding ruangan

yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Pada waktu mengadakan

inokulasi, baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah.

Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan dalam suatu kotak berkaca (ent-kas). Di

labolatorium untuk membuka vaksin, serum, dan sebagainya, udara yang masuk

ke dalam ruangan dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra-ungu.

2. Pemindahan dengan kawat inokulasi.

Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikrom; ujung kawat

boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu

ujung kawat ini dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala

api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut

tabung tempat pemiaraan itu dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Setelah

pengambilan inokulum (sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi

kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawakan inokulum

tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau

tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.

3. Pemindahan dengan pipet.

Cara ini dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau

penyelidikan susu. Untuk itu diambillah 1 ml contoh (sampel) untuk diencerkan

dengan 99 ml air murni yang disterilkan. Dalam pengenceran ini tergantung dari

keadaan air atau susu yang diselidiki. Kemudian diambil 1 ml dari enceran ini

10

Page 11: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

untuk dicampuradukkan dengan medium agar-agar yang masih dalam keadaan

cair. Lalu agar-agar yang masih encer ini dituangkan di cawan petri. Setelah agar-

agar membeku, maka cawan petri yang berisi piaraan baru itu disimpan dalam

tempat yang aman, misalnya di dalam inkubator. Penyimpanan cawan dilakukan

secara terbalik, yakni permukaan medium menghadap ke bawah, hal ini untuk

menghindari tetesnya air yang mungkin melekat pada dinding dalam tutup cawan.

Piaraan yang diperoleh dengan jalan seperti tersebut di atas, terkenal dengan nama

piaraan adukan. Dengan cara ini bakteri yang diinokulasi tadi dapat menyebar luas

keseluruh medium. Bakteri yang aerob maupun anaerob dapat tumbuh di situ, dan

banyaknya banyaknya koloni dapat dihitung dengan mudah. (Lud Waluyo, 2008:

178-180)

Di alam bebas tidak ada mikrobe yang hidup tersendiri terlepas dari

spesies yang lain. Sering kali mikrobe patogen kedapatan secara bersama-sama,

dengan mikrobe satroba (sakrobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja

diperlukan bagaimana memperoleh suatu bakteri murni, tetapi juga bagaimana

memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan

mikrobe haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar

terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme (Lud

Waluyo, 2008: 180)

Untuk mengadakan isolasi mikroba dari suatu media dapat digunakan

beberapa perangkat prosedur antara lain adalah :

Metode taburan (pour plate method)/cara penuangan

Metode sebaran (spread plate method)/ cara pengenceran

Metode goresan (streak plate method)/ cara penggesekan

(Jeneng Tarigan, 1988: 119)

1. Metode taburan (pour plate method)/cara penuangan

Penggunaan media padat dalam teknik isolasi bakteri dalam kultur murni,

merupakan suatu prosedur yang baik dan sederhana. Dalam metode taburan ini,

suspensi bakteri dalam cairan dicampur dengan “agar” yang sudah dileburkan

pada suhu kira-kira 500C. Kemudian agarnya dituangkan ke dalam piring petri,

dibiarkan mendingin supaya membeku dan diinkubasikan. Dalam metode ini

11

Page 12: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

bakteri akan tumbuh membentuk koloni di bawah atau di atas permukaan agar.

Koloni ini diambil 1 ose (1 loop) dan disuspensikan lagi pada media dalam piring

petri yang steril dan cara ini dilakukan sampai beberapa kali, sehingga pada satu

piring petri hanya terdapat satu jenis mikroba (Jeneng Tarigan, 1988: 119).

Prinsip melakukan pengenceran adalah menurunkan jumlah

mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan satu sel dalam suatu

tabung. (Lud Waluyo, 2008: 181)

Gambar 2. Metode cawan tuang

Sumber: http://www.suka-suka-surya.blogspot.com

2. Metode sebaran (spread plate method)/ cara pengenceran

Untuk anaerob yang lebih peka terhadap oksigen, lebih disukai modifikasi

metode biakan kocok pengenceran. Sebuah tabung berisi agar cair lagi dingin

diinokulasikan dan dicampurkan, dan kira-kira sepersepuluh dari isinya

dipindahkan ke tabung kedua, lalau dicampurkan dan digunakan untuk

menginokulasikan tabung ketiga dengan cara yang sama. Setelah 6-10 kali

dipersiapkan pengenceran yang berturut-turut, tabung itu dengan cepat

didinginkan dan ditutup rapat dengan menuangkan selapis minyak ter dan paraffin

yang steril pada permukaannya, jadi mencegah masuknya udara pada gumpalan

agar dank arena itu tidak mudah dicapai untuk dipindahkan. (Roger Y. Stainer,

1982: 36)

3. Metode goresan (streak plate method)/ cara penggesekan

Cara gores pada umumnya merupakan metode semai yang paling berguna.

Dawai bengkok yang steril dicelupkan ke dalam suspensi organisme yang

diencerkan, lalu dibuat serangkaian goresan sejajar yang tidak saling menutupi di

atas permukaan agar yang telah padat inokulum menjadi makin encer dengan

setiap goresan yang berturut-turut, sehingga biarpun goresan pertama

12

Page 13: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

menghasilkan pertumbuhan yang rapat, koloni yang terisolasi dengan baik tumbuh

di sepanjang garis yang lebih kemudian digoreskan (Roger Y. Stainer, 1982: 35).

Ada beberapa teknik penggesekan, yakni:

a. Goresan T

Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar

dasar cawan petri.

Inokulasi daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.

Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.

Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah II

Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali.

Prosedur di atas diulangi untuk daerah III.

b. Goresan kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar

dibagi menjadi 4.

c. Goresan radian

Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.

Pijarkan sekelit dan dinginkan kembali.

Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus dimulai dari bagian

pinggir lempengan.

Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus di atas goresan

sebelumnya.

Pijarkan ose

d. Goresan sinambung

Ambil satu masa ose suspensi dan goreskan setengah permukaan

lempengan agar.

Jangan pijarkan ose, putar lempengan 1800, gunakan sisi mata ose yang

sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.

13

Page 14: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Gambar 3. Macam-macam Goresan

Sumber: http://www.belajarbiokimia.com

Bakteri

Bakteri berasal dari kata lain “bacterium” (jamak, bacteria) yang berarti

sekelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangat kecil dan kebanyakan

uni selluler. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar,

yaitu

1. Kokus (coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan

mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

a. Micrococcus (kecil dan tunggal)

b. Diplococcus (berganda tunggal)

c. Tetracoccus (berganda empat dan membentuk bujur sangkar)

d. Sarcina (bergerombol membentuk kubus)

e. Staphylococcus (bergerombol)

f. Streptococcus (bergandengan membentuk rantai)

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder

14

Page 15: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

a. Diplobacillus (bergandengan dua-dua)

b. Streptobacillus (bergandengan membentuk rantai)

3. Spiril (Seirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung

a. Vibrio (bentuk koma/lengkung kurang dari setengah lingkaran)

b. Spiral (lengkung lebih dari setengah lingkaran)

Gambar 4. Macam-macam bakteri

Sumber: http://www.zonabiokita.blogspot.com

Secara harfiah, morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Morfologi makroskopik (collonial morphology). Karakteristik koloni :

pengamatan pada media agar.

2. Morfologi mikroskopis. Karakterisktik koloni : pengamatan dibawah

mikroskop.

Fungi (Kapang)

Pada umumnya fungi dibagi menjadi dua yaitu khamir dan kapang.

Kapang memiliki ciri-ciri tubuh berupa tallus dan terdiri dari dua bagian yakni

miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang

dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 µm. Bentuk umum jamur biasanya adalah

seperti paying. Kapang lendir (Mycomycetes) merupakan sekumpulan

15

Page 16: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

mikroorganisme renik mempunyai ciri-ciri serta daur hidup morfogenetik

(berubah bentuk) seperti amoeba.

Gambar 5. Macam-macam jamur

Sumber: http://www.bectbexty.com

Perbedaan Morfologi Bakteri dan Jamur

Berikut ini merupakan tabel perbedaan baakteri dan jamur, yaitu sebagai

berikut:

Fungi/jamur Prokariota/bakteri

Eukariotik Prokariotik

Membran inti Tidak memiliki membran inti

Kromosom ganda Kromosom tunggal

Mitokondria, organelHanya sedikit memiliki struktur

internal

Tipe dinding sel (selulosa, kitin) Dinding sel: peptidoglikan

Dua tipe ribosom: 705 dan 805 Tipe ribosom hanya 705

Multiseluler Biasanya uniseluler

Reproduksi seksual Hampir semua reproduksi aseksual

Diameter sel > 5µm Diameter sel < 5µm

Structural diversity Metabolic diversity

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikrobia (bakteri dan jamur)

adalah sebagai berikut :

16

Page 17: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

1. Substrat, yaitu merupakan sumber nutrient utama. Nutrient-nutrien baru dapat

dimanfaatkan sesudah mereka mengekskresikan enzim-enzim ektra seluler

yang dapat mengurai senyawa-senyawa konplek menjadi senyawa yang lebih

sederhana.

2. Kelembaban, factor ini penting untuk pentumbuhan mikrobia karena pada

umumnya mikrobia hidup pada lingkungan dengan kelembapah yang rendah.

3. Suhu, factor ini sangat penting untuk pertumbuhan mikrobia karena biasanya

pada suhu tinggi bakteri dan jamur akan sulit tumbuh karena enzim-enzim di

dalam tubuhnya mengalami kerusakan. Sehingga umumnya mereka hidup

pada suhu yang rendah.

4. Derajat keasaman lingkungan (pH), untuk mikrobia bakteri dan jamur biasa

tumbuh pada pH yang rendah, umumnya jamur dan bakteri tumbuh dengan

baik pada pH di bawah 7.

17

Page 18: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Autoclave

2. Petridish

3. Tabung reaksi

4. Erlenmeyer

5. Ose

6. Drigalisky

7. Pembakar bunsen

8. Tisu

9. Mikroskop

10. Object glass dan cover glass

11. Pipet tetes

12. Kamera

13. Bekerglass

Bahan-bahan :

1. Alkohol

2. Mikroba di tempat sampah

3. Media agar

4. Glukosa

5. MSG

E. Langkah Kerja

1. Pembuatan Media

Mensterilisasikan dengan autoklaf.

Setelah media memadat, menyimpan media dalam keadaan terbalik

Menuangkan media dalam petridis

Memasukkan air 1000 ml ke dalam panci dan menambahkan agar serta glukosa, kemudian dipanaskan dan diaduk sampai homogen

18

Page 19: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

2. Teknik Sterilisasi

19

Page 20: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

3. Teknik Isolasi dengan Mikroba Biakan

Membuka baut-baut dan mengeluarkan isi autoclave.

Menunggu sampai jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol, jika alarm tanda selesai berbunyi yang berarti menunjukkan bahwa tekanan dalam kompartemen turun hingga sama

dengan tekanan udara di lingkungan.

Menutup klep pengaman.

Menunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman.

Menyalakan autoclave dan mengatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121˚C.

Menutup autoclave dengan rapat lalu mengencangkan baut pengaman  dengan cara memutar baut yang berada di atas autoclave tersebut secara bersamaan pada masing-masing sisi agar

tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave.

Meletakkan petridish berisi media pada posisi terbalik yaitu sisi petridish yang ada medianya berada di atas.

Memasukkan alat-alat dan media kultur jaringan tumbuhan yang akan disterilkan ke dalam bejana autoclave

Memasukkan ansang ke dalam autoclave.

Memasukkan aquadest ke dalam bejana autoclave sampai batas yang ditentukan (tanda batas terdapat di dalam bejana autoclave).

Membungkus petridish yang berisi media dengan kertas payung. Untuk media miring dalam tabung reaksi, tabung reaksi yang berisi media sudah ditutup dengan kapas dan dibungkus

dengan kertas payung, kemudian beberapa tabung media ini diikat dijadikan satu.

Membungkus alat yang akan disterilisasi dengan kertas payung (petridish, tabung reaksi, scalpel, erlenmeyer). Untuk erlenmeyer bagian tutupnya dibungkus dengan alumunium foil

dan tabung reaksi dengan kapas.

20

Page 21: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

4. Teknik Isolasi dengan Mikroba Alami

Setelah lebih dari 24 jam, mengeluarkan petridis dan mengamati hasilnya.

Menginkubasi secara terbalik pada suhu optimum selama 24-48 jam

Menutup petridis dengan cepat

Menempelkan dapat menggunakan teknik T streak, dan continous streak

Menempelkan jarum ose pada jamur lalu dengan cepat memasukkan pada petridis yang berisi media dan menempelkan jarum ose pada media tersebut

Membuka petridis yang berisi biakan mikroba

Membakar jarum ose hingga membara kemudian mendiamkan selama 30 detik

Meletakkan petridis, pembakar spiritus, dan petridis yang berisi biakan mikroba

Mensterilkan tempat yang akan digunakan untuk penanaman dengan alkohol, termasuk tangan praktikan

Menyiapkan petridis yang berisi media yang sudah disterilkan

Mengamati bakteri dan jamur yang tumbuh secara makroskopis

Menyimpan pada meja praktikum, melakukan pengamatan pertumbuhan bakteri dan jamur pada praktikum selanjutnya

Menginkubasikan secara terbalik pada temperatur optimum selama 24-48 jam

Meletakkan petridish di tempat sampah dan membukanya 15 menit lalu menutup kembali

Mengambil media dalam petridish yang telah dibuat

21

Page 22: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

F. Data Hasil Pengamatan

No. Nama Alat Gambar Literatur Gambar Hasil

Pengamatan

Ini tabel hasil pengamatannya terserah kamu bentuknya

gimana....aku bingung

G. Pembahasan

Paraktikum pada percobaan yang berjudul “Pengenalan Alat dan Teknik

Sterilisasi, Pembuatan Media, dan Teknik Isolasi” yang telah dilakukan pada

tanggal 17 April 2014 sampai 26 April 2014, di Laboratorium Biologi Dasar

FMIPA UNY, memiliki tujuan agar setelah melakukan percobaan mahasiswa

dapat mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi,

dan teknik sterilisasi., mengenalkkan cara isolasi mikroba serta mengamati

perbedaan morfologi bakteri dan jamur.

1. Pengenalan Alat dan Teknik sterilisasi

Pada percobaan tentang pengenalan alat-alat dalam laboratorium

mikrobiologi dan teknik sterilisasi. Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang

mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik. Yang disebut

mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel

sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan

mikroskop.

Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan ini pun harus

disterilisasikan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada

mikroorganisme lain, yang tidak diinginkan, tumbuh dalam media tersebut,

sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan

dalam media tersebut.

Alat-alat sterilisasi yang dikenalkan meliputi Autoclave, oven, petridisc,

bekerglass, tabung reaksi, erlenmeyer, ose, drigalsky, pipet tetes, dan lampu

22

Page 23: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

spritus. Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering,

dimana oven berfungsi mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Prinsip

dari oven ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara

panas kering. Namun pada percobaan ini yang praktikan gunakan hanya autoclave

saja.

a. Autoclave

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan

yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.

Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan

suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda

adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi

yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Autoclave berfungsi

mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas. Dimana uap air

panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu

protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba.

Saat penggunaan autoclave penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang

bertekanan tinggi masuk kedalam atau bereduksi ke alat.

Bagian-bagian dari autoclave adalah sebagai berikut :

Sumber: Sumber: http://www. slamsmart.blogdetik.com

Keterangan :

1. Tombol pengatur waktu mundur

(timer)

2. Katup pengeluaran uap

3. pengukur tekanan

4. kelep pengaman

5. Tombol on-off

23

Page 24: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

6. Termometer

7. Lempeng sumber panas

8. Aquades (H2O)

9. Sekrup pengaman

10. Batas penambahan air

Penggunaan autoclave, sebelum melakukan sterilisasi mengecek

dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang

ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Air yag

digunakanadalah air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak

dan karat.setelah itu memasukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi

botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. Setelah semua alat

yang ingin disterilisasikan dimasukkan autoclave maka autoclave di tutup

dengan rapat lalu mengencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang

keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman tidak dikencangkan terlebih

dahulu. Selanjutnya menyalakan autoclave, dan  timer diatur dengan

waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC. Menunggu samapai air

mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan

terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup

(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Menarik supaya katup

pengeluaran uap tertutup dan uap yang ada pada autoclave tidak keluar.

Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm. Jika

alarm tanda selesai berbunyi, maka tekanan dalam kompartemen ditunggu

turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada

preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman

dibuka dan isi dalam autoclave dikeluarkan dengan hati-hati.

b. Cawan Petri (Petri Dish)

Sumber:

http://www.harpactirinae.blogspot.com

24

Page 25: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi)

mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan

cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai

macam ukuran, ada yang biasa dengan diameter 5 cm dan cawan tersebut

dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan yang

berdiameter 9 cm dapat menampung media sebanyak 10 ml.

c. Tabung Reaksi

Sumber:

http://

onelaboratorytaeching.blogspot.com

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji

biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Selain itu tabung reaksi juga

dapat digunakan dalam bermacam-macam kegiatan seperti mencampur

atau memanaskan larutan dalam jumlah kecil. Tabung reaksi dapat diisi

media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup

metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke

tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu

media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk

membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu

luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak

terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut

tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.

d. Labu Erlenmeyer

25

Page 26: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Sumber:

http://sulaiman-analis.blogspot.com

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu

Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-

bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam

kultur cair. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang

dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml,

dan 1000 ml. Untuk ukuran yang 50 – 2000 ml, digunakan untuk

menyimpan larutan atau zat kimia, memanaskan zat cair, untuk

menampung destilat dan sebagainya. Bila berisi larutan yang steril maka

labu harus ditutup.

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium,

memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini

dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan

kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoclave.

e. Bunsen/ lampu spritus

Bunsen/ lampu spritus adalah  untuk sterilisasi sistem panas yang

tinggi. Alat ini digunakan untuk memanaskan dan untuk mensterilisasikan

mikroba. Bunsen/ lampu spritus juga digunakan untuk, mengamankan

praktikan pada saat melakukan penanaman medium.

f. Inokulasi Ose

Inokulasi ose adalah alat untuk menyebarkan bakteri pada media

agar. Inokulasi Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores,. Alat ini

terdiri dari ose lurus untuk menanam dan ose bulat untuk menggores yang

biasanya berbentuk zig-zag.

g. Beker gelas

26

Page 27: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Beker gelas merupakan alat yang memiliki banyak fungsi, salah

satunya adalah untuk menampung larutan atau dalam praktikum ini dapat

digunakan dalam perebusan agar, yang nantinya akan digunakan dalam

pembuatan media.

h. Gelas ukur

Gelas ukur berguna untuk mengukur banyaknya larutan yang akan

digunakan dalam praktikum ini. Misalnya dalam mengukur volume

akuades yang digunakan untuk melarutkan agar dalam praktek pembuatan

media. Fungsi dari beker gelas hampir sama dengan tabung erlenmeyer

tapi, beker gelas tidak dapat menghomogenkan larutan secara sempurna,

karena bentuk mulutnya tidak seperti pada mulut tabung erlenmeyer. Gelas

ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Gelas ukur

yang berukuran 5 – 2000 ml, digunakan untuk mengukur larutan atau zat

cair yang akan diperlukan sesuai dengan kebutuhan.

i. Penyaring

Alat untuk menyaring bahan media, biasanya dikombinasikan dengan kapas.

j. Timbangan elektrik

Alat yang digunakan untuk menimbang bahan pembuatan ekstrak

k. Lup inokulasi

Alat terbuat dari kawat yang digunakan untuk pembuat goresan pada media.

l. Pipet

Alat yang digunakan untuk mengambil larutan atau  untuk menambahkan larutan

dalam jumlah tetes atau sedikit.

Alat-alat lain yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi

misalnya: Drigalsky, Laminar flow, Oven, Tabung Durham, dan lain-lain.

Alat-alat diatas adalah alat yang akan digunakan dalam praktikum

pembuatan media dan penanaman bakteri dan jamur. Alat-alat tersebut jika

belum steril, maka tidak dapat digunakan dalam praktikum ini.

Tujuan dari sterilisasi adalah agar alat-alat terhindar dari

kontaminan yang tidak diinginkan dan agar tidak mengganggu

pertumbuhan mikroorganisme. Selain teknik sterilisasi dikenal juga teknik

27

Page 28: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

aseptis yang sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang

memerlukan ketelitian dan keakuratan.

Sterilisasi merupakan hal yang penting dalam melakukan aktivitas

laboratorium. karena mikroba kontaminan akan tumbuh bila tidak

dilakukan sterilisasi. Dan hasil yang seharusnya diperoleh dari percobaan

menggunakan kultur murni akan menyimpang bila tidak dilakukan

sterilisasi. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu

penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; dan

penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan

glutaraldehida alkalin). Pada percobaan yang dilakukan, praktikan

menggunakan alat pemanas bertekanan tinggi yang disebut autoclave. 

Dalam percobaan ini, hal-hal yang harus diperhatikan oleh

praktikan yaitu sebagai berikut:

Udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang sterilisator karena sterilisasi

bergantung pada uap.

Tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak

terperangkap di dasarnya karena semua bagian bahan yang disterilkan harus

terkenai uap.

Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap uap.

Suhu harus mencapai suhu 121 oC selama 15 menit agar panas dapat stabil.

2. Membuat Media

Dalam percobaan kedua ini yaitu bertopik pada pembuatan media

kultur. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang

terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan

mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan

nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun

komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat

mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi

media pertumbuhannya. Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan

media antara lain:

28

Page 29: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Bahan dasar

a. Air (H2O) sebagai pelarut

b. Pemadat media.

Untuk memadatkan media maka dapat menggunakan Agar, gelatin dan

silica gel. Namun dalam praktikum ini bahan yang digunakan adalah agar

karena agar sulit didegredasika oleh mikroorganisme pada umumnya dan

dapat mencair pada suhu > 45o.

Nutrisi atau zat makanan

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk

metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur

mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.

Bahan tambahan

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium

dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa)

ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik

hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat

pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.

Media yang digunakan pada percobaan ini adalah MGA

(Monosodium Glutamat Agar) ini bener enggak singkatannya....aku lupa,

kalau salah tolong kebawahnya diedit namanya. Sebelum pembuatan

media, alat-alat yang akan digunakan dalam pembuatan media harus dalam

keadaan steril. Caranya, pertama, ujung Erlenmeyer ditutup menggunakan

kapas hingga rapat. Kemudian Erlenmeyer dan petridish dibungkus

menggunakan kertas payung dan pada labu Erlenmeyer yang dibungkus

mengunakan kertas payung hanyalah bagian tutupnya saja. Setelah

semuanya ditutup menggunakan kertas dengan rapat, kemudian semua

peralatan dimasukkan ke dalam autoclave (Automatic Steam Sterilisation).

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan

bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2

atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh

29

Page 30: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per

square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk

121oC.

Autoclave yang digunakan terbuat dari aluminium. Hal tersebut

dikarenakan aluminium tidak mudah berkarat dan dapat mempertahankan

panas secara stabil.

Pertama-tama autoclave diisi dengan air sampai batas, tetapi pada

waktu praktek air yang digunakan hanya sekitar ¼ dari volume autoclave,

lalu angsang diletakkan di dasar autoclave. Kemudian bejana dari

autoclave diletakkan di dalam autoclave. Setelah itu satu per satu tabung

reaksi, erlenmeyer, dan petridish yang telah dibungkus menggunakan

kertas payung dimasukkan ke dalam bejana.

Sembari menunggu suhu dari autoclave naik seperti yang

diinginkan, praktikan ditemani oleh laboran merebus agar yang telah

dilarutkan dengan air dan dicampur dengan ekstrak kentang. Hal tersebut

dilakukan dengan perebusan sampai mendidih supaya agar dapat benar-

benar larut dan homogen. Setelah agar-agar mendidih kemudian agar

dituang di dalam erlenmeyer, dan dimasukkan dalam autoclave.

Setelah semua tabung reaksi, erlenmeyer, petridish, dan agar

dimasukkan ke dalam autoclave, maka autoclave ditutup dengan tepat,

jangan sampai ada celah sedikitpun. Praktikan harus memastikan bahwa

semuanya sudah benar-benar tertutup dengan rapat. Kemudian autoclave

dikunci dengan cara memutar baut yang ada di samping atas autoclave.

Praktikan menunggu sampai suhu autoclave mencapai suhu 1210C, atau

sekitar 250o F. Kemudian alat pembuang uap yang berada di atas autoclave

dibuka dan dibiarkan terbuka sampai proses sterilisasi selesai. Tujuan dari

pembukaan ini yaitu agar uap pada autoclave hilang atau keluar.

Pemasangan autoclave harus benar agar pemanasan dapat berlangsung

dengan baik, karena apabila bocor sedikit pemanasan tidak akan dapat

berlangsung.

30

Page 31: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Berikut adalah cara pembuatan media MGA yang dilakukan dalam

percobaan:

Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna putih keruh,

setelah disterilisasi dalam autoclave medium berwarna. Setelah

didinginkan beberapa saat, medium dapat ditanami bakteri.

3. Teknik Isolasi

Kegiatan ketiga dari praktikum ini adalah melaksanakan isolasi

mikroorganisme. Mula-mula praktikan mengambil agar kaldu nutrien pada

petri dish yang telah dibuat. Dalam percobaan ini praktikan melakukan

isolasi dengan mikroba alami dan mikroba hasil biakan.

Pada percobaan dengan menggunakan mikroba alami, mula-mula

praktikan menentukan tempat untuk menangkap mikroba. Praktikan

memilih tempat sampah yang berada didepan Laboratorium Biologi Dasar,

dan kemudian memasukkan petri dish tersebut kedalam tempat sampah

selama 20 menit. Setelah 20 menit, praktikan menutup petridish dan

membawanya masuk ke laboratorium mikrobilogi. Petri dish kemudian

diletakkan dimeja laboratorium mikrobiologi yang telah dibersihkan

menggunakan alkohol. Petri dish kemudian didiamkan selama 24 jam atau

2x24 jam. Praktikan harus meletakkan petri dish dalam keadaan terbalik.

Dalam percobaan dengan menggunakan mikroba buatan, langkah

pertama yang dilakukan praktikan yaitu menyiapkan petridis yang berisi

media yang sudah disterilkan, kemudian mensterilkan tempat yang akan

digunakan untuk penanaman dengan alkohol, termasuk tangan praktikan.

Setelah itu, eletakkan petridis, pembakar spiritus, dan petridis yang berisi

biakan mikroba. Langkah selanjutnya praktikan membakar jarum ose

hingga membara kemudian mendiamkan selama 30 detik dan membuka

petridis yang berisi biakan mikroba kemudian menempelkan jarum ose

pada jamur lalu dengan cepat memasukkan pada petridis yang berisi media

dan menempelkan jarum ose pada media tersebut. Menempelkan dapat

menggunakan teknik T streak, dan continous streak. Setelah itu, menutup

31

Page 32: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

petridis dengan cepat. Menginkubasi secara terbalik pada suhu optimum

selama 24-48 jam. Setelah lebih dari 24 jam, mengeluarkan petridis dan

mengamati hasilnya.

Hari kedua penanaman kultur, praktikan mengamti kembali media.

Hasilnya media agar mulai muncul bercak-bercak putih yang berukuran

kecil. Ukuran dan bentuk bercak-bercak putih tersebut masih hampir sama

dan belum tampak keberagamannya. Setelah praktikan mengamti

kemudian menggambar hasil pengamatan sebagai berikut:

Hasil percobaa:

Sumber Literatur:

www.mulyadiveterinary.blogspot.c

om

Kemudian hari berikutnya praktikan kembali mengamati media.

Hasilnya media yang semula berisi bercak-bercak putih berubah menjadi

banyak mikroba yang membentuk koloni beragam dan berwarna-warni.

Mikroba yang beragam inilah yang terdiri dari bakteri dan jamur (kapang).

Berikut ini gambar dari hasil pengamatan:

32

Page 33: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Hasil PercobaanSumber Literatur:

www.ekoyasinpm.com

Koloni dari mikrobia ini sulit dihitung karena perbedaan/ sekat

antar kooni sulit dibedakan. Secara morfologi, kamur (kapang) terlihat

bahwa membentuk koloni berwarna kehitaman, hijau, dan jingga. Selain

itu, jamur juga terlihat adanya serabut-serabut hifa berwarna putih dan

terdapat pula bercak-bercak hitam. Warna hitam pada jamur ini

disebabkan adanya spora dari jamur tersebut.

Pada media, kooni jamur (kapang) mendominasi dari pda bakteri

karena ukuran jamur yang lebih besar daripada bakteri, walaupun sama-

sama membentuk koloni. Selain itu jamur (kapang) lebih berwarna-warni

daripada bakteri. Namun, koloni jamur tidak terlihat mengkilap.

Secara morfologi bakteri terlihat sebagi bercak-bercak mengkilap

yang koloninya beragam warna dan bentuk, serta ukuran. Pada umumnya

bakteri pada kultur dapat diamati bahwa warna yang mendominasi adalah

kuning dan orange. Selain itu, ada yang berwarna putih.

Yang pembahasan bagian ini tolong ditambah ya, aku soalnya ga mengamti secara

jelas, jadi bingung mau membahas apa

33

Page 34: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dan teknik

sterilisasi antara lain autoclave, petridish, tabung reaksi, erlenmeyer, ose,

drigalsky, pembakar bunsen, mikroskop, kaca preparat, pipet tetes, dan

bekerglass.

2. Cara isolasi mikrobia :

a. Mengambil media dalam petridish

b. Meletakkan petridish di tempat sampah dan membukanya 15 menit

lalu menutup kembali

c. Menginkubasikan secara terbalik pada temperatur optimum selama

24-48 jam

d. Mengamati bakteri dan jamur yang tumbuh secara makroskopis

e. Melakukan isolasi bakteri dengan teknik spread plate

3. Perbedaan morfologi bakteri dan jamur

Bakteri Jamur

Didominasi warna merah dan

mengkilap

Didominasi warna gelap dan tidak

mengkilap

Koloni sulit diamati Koloni mudah diamati

Tidak memiliki benang-benang

halus (hifa)

Terdapat benang-benang halus

(hifa)

Tidak memiliki spora Memiliki spora

I. Daftar Pustaka

Asri Widowati dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2.

Yogyakarta:

FMIPA UNY.

Campbell, Neil A. et. al. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Dwidjoseputro. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

34

Page 35: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Jakarta: Gramedia.

Jeneng, Tarigan. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta : Ditjen Dikti.

Lim, D. 1998.  Microbiology, 2nd Edition. New York: McGrow-hill Book.

Lud Waluyo. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UPT

UMM.

Ni Putu, Ristiati. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta : Ditjen Dikti.

Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. USA: Cambrige

University

Press.

Staier, Roger Y. 1982. Dunia Mikrobe I. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.

Suyitno, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2. Yogyakarta: FMIPA

UNY.

Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.

Jakarta:

Erlangga.

Sumber gambar:

Diakses dari http://www. slamsmart.blogdetik.com pada hari Rabu 30, April 2014

pukul 13.08 WIB.

Diakses dari http://www.suka-suka-surya.blogspot.com pada hari Rabu, 30 April

2014 pukul 13.13 WIB.

Diakses dari http://www.belajarbiokimia.com pada hari Rabu, 30 April 2014

pukul

13.15 WIB.

Diakses dari http://www.zonabiokita.blogspot.com diakses pada hari Rabu, 30

April 2014 pukul 18.00 WIB.

Diakses dari http://www.harpactirinae.blogspot.com diakses pada hari Rabu, 30

April 2014 pukul 18.10 WIB.

Diakses dari http://www. slamsmart.blogdetik.com diakses pada hari Rabu, 30

April 2014 pukul 12.00 WIB.

35

Page 36: Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Teknik Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan Teknik Isolasi.docx

Diakses dari http://onelaboratorytaeching.blogspot.com diakses pada hari Rabu,

30

April 2014 pukul 12.08 WIB.

Diakses dari http://sulaiman-analis.blogspot.com diakses pada hari Rabu, 30 April

2014 pukul 13.30 WIB.

Diakses dari www.mulyadiveterinary.blogspot.com diakses pada hari Rabu, 30

April 2014 pukul 18.00 WIB.

Diakses dari www.ekoyasinpm.com diakses pada hari Rabu, 30 April 2014 pukul

18.20 WIB.

J. Jawaban Pertanyaan

1. Perbedaan morfologi bakteri dan jamur yang tumbuh secara makroskopis

Bakteri Jamur

Didominasi warna merah dan

mengkilap

Didominasi warna gelap dan tidak

mengkilap

Koloni sulit diamati Koloni mudah diamati

Tidak memiliki benang-benang

halus (hifa)

Terdapat benang-benang halus (hifa)

Tidak memiliki spora Memiliki spora

2. Tidak. Media dapat ditumbuhi bakteri dan jamur, hal ini dapat diakibatkan

keadaan praktikan atau alat yang kurang steril sehingga mengakibatkan

kontaminasi pada media.

K. Lampiran

36