laporan sterilisasi alat dan bahan pada pengujian mikrobiologi

22
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI (STERILISASI ALAT DAN BAHAN PADA PENGUJIAN MIKROBIOLOGI) DISUSUN OLEH KELOMPOK D1 10060310105 Siti Aminah 10060310106 Irma Yunita Aryani 10060310107 Selly Nurul Ulfah 10060310108 Haniva Humanisya 10060310109 Tara Verina ASISTEN KELOMPOK: Firman Ardiansyah, S. Si.

Upload: sabilanajah

Post on 26-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI(STERILISASI ALAT DAN BAHAN PADA

PENGUJIAN MIKROBIOLOGI)

DISUSUN OLEH KELOMPOK D1

10060310105 Siti Aminah

10060310106 Irma Yunita Aryani

10060310107 Selly Nurul Ulfah

10060310108 Haniva Humanisya

10060310109 Tara Verina

ASISTEN KELOMPOK:

Firman Ardiansyah, S. Si.

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT C/DPROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPAUNISBA

2011

Page 2: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

I. Tujuan

1. Dapat memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk alat

dan bahan yang digunakan pada pengujian mikrobiologi serta mampu menyiapakan dan

membuat media steril untuk pengujian mikrobiologi.

2. Dapat mengamati hasil dari proses sterilisasi alat dan bahan pada pengujian

mikrobiologi.

II. Teori Dasar

Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup

yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi mencakup studi

tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi), khamir dan jamur (mikologi); protozoa

(protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk

dimasukkan ke dalam kelompok tersebut di atas.

Sebelum melakukan percobaan dengan mikroorganisme atau mikroba, diperlukan

proses dekontaminasi (proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga

objek aman untuk ditangani) terlebih dahulu untuk meminimalisir organisme yang aktif dari

suatu sistem bakteri atau virus. Ada beberapa metode dekontaminasi yaitu : Sterilisasi,

Desinfeksi, dan Sanitasi. Mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga

untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan (Madigan, MT. Brock Biology of

Microorganisms : 2)

Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam

melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara

sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media.

Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan.

Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme

yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh, atau suatu proses untuk membunuh semua

jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad

renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang

paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992) atau pemusnahan atau eliminasi

semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri, yang sangat resisten (Levinson W.

Page 3: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York: The McGraw-

Hill Companies, Inc).

Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :

1. Sterilisasi uap (panas lembap)

Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena

dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter

sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring

dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi.

(Validation of Pharmaceutical Processes : 151)

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun

tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.

Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke

dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Sterilisasi ini dilakukan dengan autoklaf.

Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit dan

menggunakan tekanan 15 psi (2 atm). Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh

secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap

jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering

yaitu :

· Suhu

· Panas tersembunyi yang berlimpah

· Kemapuan untuk membentuk kondensasi air

· Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi

(The Art of Compounding : 407)

Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan menggunakan

autoklaf:

- harus ditunggu selama bekerja

- hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann temperatur dan

tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan meletus

dan gelas-gelas dapat pecah).

Page 4: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

2. Sterilisasi panas kering

Sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas yang

tidak memiliki skala/ukuran misalnya: petri, tabung gelas, botol pipet, kemudian alat-

alat bedah, dan bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi

dengan uap destilasi dalam udara panas-oven, seperti minyak lemak, paraffin,

petrolatum cair, gliserin, propilen glikol, serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan

beberapa obat yang lain (The Art of Compounding : 404).

Sterilisasi ini dilakukan dengan oven pensteril. Prinsipnya adalah protein mikroba

pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh

oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Suhu yang digunakan ini,

terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik.

Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini

berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang

terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu

pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan.

Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan

uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu

yang lebih panjang. Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160°C

paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam.

3. Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)

Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini

menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan

mikroorganisme tersebut. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya

akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Filter biasanya terbuat

dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus karena virus

tidak akan tersaring dengan metode ini.

Kegunaan:

- Untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya Urea

Broth ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.

- Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis

Faktor- faktor dari filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan antara bahan dari

filter dengan bakteri dari larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan

Page 5: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan bahan lain

(Validation of Pharmaceutical Processes : 151).

4. Sterilisasi kimia

Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh

mikroorganisme dan sporanya. Sterilisasi yang digunakan dalam bidang farmasi untuk

mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir

jalur sterilisasi. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisa

difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi atau cahaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi

gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri

tergantung pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi

melalui bahan pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan,

persyaratan desain khusus pada bahan pengemas (Pharmaceutical Technology : 281).

Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen

oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida,

kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi,

makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi

gugus –SH, -OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga

protein mengalami kerusakan dan mikroba mati.

Gas Etilen Oksida : Efektif membunuh semua jenis mikroba, virus, fungi,

kelemahannya mudah terbakar dan hanya untuk suhu kurang dari 60OC.

Gas Ozon : Membunuh pathogen, salah satunya prion (penginfeksi protein)

Gas Klorin : Membunuh spora bakteri

Formaldehid : Sterilisasi vaksin

H2O2 : Membunuh patogen.

5. Sterilisasi dengan radiasi

Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi elektromagnetik dan radiasi

partikel. Metode strerilisasi ini digunakan untuk sterilisasi radiasi pada obat-obat

rumah sakit dan laboratorium. Bagaimanapun banyak prosedur sterilisasi industri

manggunakan radiasi (Remington’s Pharmaceutical Sciences : 1476).

Page 6: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

Elektron dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan produk-

produk pilihan dengan suatu proses berkesinambungan (Teori dan Praktek Farmasi

Industri : 1276).

Jenis radiasi termasuk bagian dari spektrum elektromagnetik, misalnya : sinar

ultraviolet, sinar gamma (untuk peralatan kesehatan yang hanya 1x pakai), sinar x

(untuk peralatan medis) dan juga sinar katoda elektro kecepatan tinggi (untuk

peralatan medis).

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari

inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau

produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang

digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil

(sinar α dan β).

Metode yang paling umum digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian

mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (panas lembap) dan metode sterilisasi panas

kering.

Media merupakan bahan nutrisi yang disiapkan unutk pertumbuhan mikroba. Agar-

agar merupakan kompleks merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut dan

digunakan untuk pemadat pada makanan. Keunggulan agar yaitu mencair pada suhuy yang

sama dengan air, namun tetap dalam keadaan cair sampain suhu 400C (Suryanto dan Munir,

2006).

Macam-Macam Media Pertumbuhan :

1. Medium berdasarkan sifat fisik

Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin

media menjadi padat.

Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga

menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat

dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media

tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri

yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan

membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair

maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk

mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi

Page 7: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga

diharuskan tumbuh merata diseluruh media.

Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya

adalah NB (Nutrient Broth), LB(Lactose Broth).

2. Medium berdasarkan komposisi

Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan

takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara

pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan

ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara

detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.

Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat

diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,

misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

3. Medium berdasarkan tujuan

Media untuk isolasi

Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,

misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.

Media selektif/penghambat

Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga

media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang

pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium

yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan

menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4%

untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.

Media diperkaya (enrichment)

Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk

pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum,

kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri

yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana

untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood

Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.

Media untuk peremajaan kultur

Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur

Page 8: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.

Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu

mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji

kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.

Media untuk karakterisasi bakteri

Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba.

Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia.

Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.

Media diferensial

Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar

karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron

Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran

koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.

Syarat media yang akan digunakan itu harus mengandung zat hara untuk mikroba,

mempunyai tegangan osmosis, tegangan pemukaan, pH, dan lingkungan yg sesuai, tidak

toxic, harus steril (Syafa'atin Ani, DRA. 2010. Panduan Laboratorium Mikrobiologi. Bandung).

Pada praktikum ini, media yang dipergunakan adalah media berupa Nutrient agar dan

Nutrient broth.

Natrium Agar (NA) merupakan suatu karbohidrat kompleks yang diperoleh dari algae

marin tertentu, diolah untuk membuang substansi yang tidak dikehendaki. Natrium agar

digunakan sebagai bahan pemadat media, agar yang lebur dalam larutan cair akan

membentuk gel bila suhu dikurangi sampai di bawah 45°C. Agar tidak merupakan sumber

nutrien dari bakteri. Medium (NA) berdasarkan kimianya merupakan medium non

sintetik/semi alamiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat.

Pada saat penyimpanan, media nutrient agar tidak boleh dibekukan. Hal ini dilakukan untuk

menghindari kondensasi dan menetes ke permukaan agar yang dapat memfasilitasi

pergerakan organisme dalam koloni (Serendip, 2005).

Bahan-bahan untuk NA: ekstrak khamir 3 gram, pepton 5 gram, NaCl 5 gram, agar-agar 15

gram, air suling 1 L (Anonim, 2006).

Sedangkan Nutrien Broth (NB) merupakan gabungan ekstrak daging sapi (sumber

karbohidrat) dan pepton (untuk menumbuhkan mikroba). Ekstrak daging sapi merupakan

suatu ekstrak jaringan yang empuk, dikonsentrasikan menjadi pasta. Ekstrak daging sapi

mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air, meliputi karbohidrat,

senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air, dan garam-garaman. Pepton

Page 9: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

merupakan produk yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung protein seperti

aging, kasein, dan gelatin. Pencernaan bahan-bahan protein dicapai dengan asam atau

enzim, banyak pepton yang berbeda-beda (bergantung pada protein yang digunakan dan

metode pencernaannya) tersedia untuk digunakan dalam media bakteriologis. Pepton

berbeda-beda dalam kemampuannya untuk menunjang pertumbuhan bakteri. Pepton

adalah sumber utama nitrogen organik, dapat pula mengandung vitamin dan kadang-kadang

karbohidrat, bergantung kepada jenis bahan berkandungan protein yang dicernakan.

(Pelczar, Michael J, Jr dan E.C.S.Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi (Terjemahan).

Jakarta : Universitas Indonesia)

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama

dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.

1. Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.

2. Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.

3. 3. Atur pH sampai 7,0.

4. 4. Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.

5. 5. Sterilisasi dengan autoklaf.

Fungsi pepton adalah protein dan banyak mengandung N2. Beef ext berisi garam mineral dan

lainnya, agar-agar sebagai zat pengentalnya.

(Dwidjoseputro D. Prof.Dr. 1964. Dasar-dasar mikrobiologi. Malang : Djambatan)

Perbedaan Natrium Agar (NA) dan Nutrien Broth (NB) adalah NA ada pengentalnya

yaitu agar, dan media NA digunakan untuk umum tidak untuk mikroba yang spesifik,

sedangkan NB tidak ada pengentalnya dan digunakan untuk bakteri yang spesifik.

(Syafa'atin Ani, DRA. 2010. Panduan Laboratorium Mikrobiologi. Bandung)

III. Alat dan Bahan

III. 1. Alat

- Autoklaf

- Oven

- Erlenmeyer

- Tabung reaksi

- Cawan petri

- Botol media

Page 10: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

- Gelas ukur

- Labu takar

- Kaki tiga

- Kasa asbes

- Gunting

- Kertas label

- Benang kasur

- Alumunium foil

- Kapas

- Batang pengaduk

- Spatel

III. 2. Bahan

- Nutrient Agar (NA)

- Nutrient Broth (NB)

IV. Prosedur Kerja dan Data Pengamatan

No

.

Prosedur Hasil

Warna Media Kekeruhan Ada tidaknya koloni

bakteri/jamur

1. Pada persiapan dan sterilisasi

alat, alat-alat yang akan

disterilisasi dicuci bersih dan

dikeringkan. Semua alat-alat

yang memiliki mulut (seperti

tabung reaksi, erlenmeyer,

botol media, gelas ukur, labu

takar, pipet) ditutup dengan

kapas. Pertama-tama diambil

kain kasa dan diletakkan di atas

mulut setiap alat, kemudian

diambil sepotong kapas dan

dilipat kedua ujungnya sehingga

Orange Jernih Tidak ada koloni

bakteri/jamur

Page 11: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

berbentuk segi empat (besarnya

tergantung besar mulut). Kapas

digulung hingga membentuk

silinder yang cukup padat,

dimasukkan ke dalam mulut alat

dan diikat dengan benang

kasur. Untuk erlenmeyer, gelas

ukur, labu takar ditutup lagi

dengan aluminium foil dan

diikat kembali dengan benang

kasur. Untuk tabung reaksi,

kesepuluh tabung reaksi

dikumpulkan dan dibungkus

dengan kertas putih, diikat

dengan benang kasur. Untuk

cawan petri, di bungkus

seluruhny dngan kertas putih.

uUntuk pipet ukur, dimasukkan

kapas di mulut pipet engan

ujung yang lainnya dibungkus

aluminium foil dan dibungkus

seluruhnya dengan kertas

bersih. Semua alat pada

percobaan ini dikelompokkan

secara umum ke dalam alat-alat

yang presisi, disterilkan dengan

autoklaf pada suhu 121°C,

selama 15-20 menit. Setelah

disterilisasi, alat-alat kemudian

dikeluarkan dan di diamkan

pada suhu kamar.

2. Pada pembuatan dan sterilisasi

media serta larutan pengencer,

komposisi yang dibutuhkan

Kuning Jernih Tidak ada koloni

bakteri/jamur

Page 12: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

untuk membuat media

diperhatikan. Nutrien agar

ditimbang sebanyak 5 gram

untuk pembuatan 250 ml,

nutrien Broth ditimbang 1,69

gram untuk pembuatan 130 ml.

Masing-masing media yang

telah ditimbang dimasukkan ke

dalam erlenmeyer yang sudah

diberi etiket. Ditambahkan

aakuades, lalu dipanaskan di

atas nyala api bunsen sambil

diaduk sampai larutan tidak

keruh lagi/jernih. Di diamkan di

suhu ruangan dan ditunggu

sampai dingin. Setelah dingin,

diletakkan kain kasa di atas

mulut erlenmeyer, kemudian di

gulung-gulung kapas hingga

padat dan masuk ke alam mulut

erlenmeyer dan di ikat

menggunakan benang kasur.

Kemudian dilapisi kembali

dengan aluminium foil dan

diikat dengan benang kasur.

Disterilisadi dengan autoklaf

121°C, selama 15-20 menit. Di

keluarkan dari autoklaf dan

disimpan pada suhu kamar.

Awalnya NA berbentuk padatan, granul, berwarna coklat muda. NB berbentuk serbuk

halus berwarna coklat muda dan berbau menyengat. Pada NB tidak dilakukan pemanasan

karena tidak mengandung agar dan mudah dilarutkan, sedangkan NA mengandung agar, jadi

sulit larut dan harus dipanaskan agar terlebih dahulu supaya merata. Kemudian pada NB

Page 13: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

setelah diaduk menggunakan stirrer, larutannya menjadi jernih karena sudah homogen, dan

pada NA digunakan tambahan pemanasan agar cepat larut.

V. Perhitungan

Ketentuan : 20 gram NA dalam 1000 ml

Keterangan : NA yang ditimbang 5,0018 gram (untuk pembuatan 250 ml)

20 gram X

1000 ml 250 ml

1000 X = 5000

X = 5 gram

Ketentuan : 13 gram NB dalam 1000 ml

Keterangan : NB yang ditimbang 1,6925 gram (untuk pembuatan 130 ml)

13 gram X

1000 ml 130 ml

1000 X = 1690

X = 1,69 gram

VI. Pembahasan

Hasil yang diperoleh adalah pada NA maupun NB keduanya tidak ditumbuhi koloni

bakteri/jamur. NA berubah warna menjadi orange dan bebentuk agar (padat) sedangkan NB

berwarna kuning dan larutannya jernih sekali.

Menurut kelompok kami dari kelima metode sterilisasi yang sudah dijelaskan tadi,

yang paling efektif adalah sterilisasi uap air panas (panas lembap). Karena selain dapat

hampir semua alat bisa disterilisasi dengan cara tersebut, metode ini juga hanya

membutuhkan waktu sterilisasi yang singkat sekaligus lebih cepat dari metode lainnya, pada

sterilisasi ini hanya dibutuhkan waktu 15- 20 menit pada derajat 121 C. Selain itu dalam segi

biaya pun lebih murah dari pada metode sterilisasi yang lain, seperti sterilisasi dengan cara

radiasi dan sterilisasi kimia membutuhkan dana yang lebih besar. Serta sterilisasi tersebut

untuk sterilisasi secara besar-besaran, seperti sterilisasi di industri.

Page 14: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

VII. Kesimpulan (Jawaban dari Tujuan)

1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh suatu kesimpulan, dimana

sterilisasi merupakan suatu proses pemusnahan mikroba yang tidak kita inginkan dengan

cara membunuh mikroorganisme tersebut.

2. Metode sterilisasi dapat menggunakan cara pemanasan, menggunakan bahan kimia,

penyaringan serta radiasi. Pemanasan dapat terbagi menjadi 2 meliputi pemanasan

basah dengan uap air panas dan autoklaf, sedangkan pemanasan kering dengan cara

dibakar serta uap panas.

3. Tahapan pembuatan medium tumbuh mikroba meliputi pencampuran semua bahan

yang digunakan, yang kemudian dengan proses sterilisasi basah (autoklaf) dan terakhir

menginkubasi medium tersebut palng sedikit 2 x 24 jam.

4. Medium NA pada tahap akhir berwarna kuning, sedangkan medium PDA berwarna

kuning pucat. Medium NA berguna untuk menumbuhkan bakteri dan medium PDA

berguna untuk menumbuhkan fungi.

Page 15: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

VIII. Daftar Pustaka

1. Agalloco, James. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version).

USA : Informa Healthcare Inc.

2. Gennaro, A.R. 1990. Remington’s Pharmaceutical Sciences 18 th Edition.

Pennsylvania : Mack Publishing Company.

3. Glenn L. Jenkins et.all. 1957. Scoville’s : The Art of Compounding. New York : MC-

Graw Hill Book Companies.

4. Leon Lachmann et.all. 1998. Teori dan Praktek Farmasi Industri (Terjemahan).

Jakarta : UI-Press.

5. Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth

Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

6. Madigan, MT. Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-Edisi ke-12). San

Francisco: Pearson Benjamin Cummings. hlm. 2.

7. Parrott, Eugene L. 1974 . Pharmaceutical Technology. Minneapolis : Burgess

Publishing Company.

8. Pelczar, Michael J, Jr dan E.C.S.Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi (Terjemahan).

Jakarta : Universitas Indonesia.

METODE STERILISASI http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/03/15/metode-sterilisasi/

2009 rgmaisyah

Prosedur Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) http://www.ojimori.com/2011/07/09/prosedur-pembuatan-media-nutrient-agar-na/ Ojimori News

Sterilisasi Alat dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

http://nikku92.wordpress.com/2010/10/21/sterilisasi-alat-dan-bahan-pada-pengujian-

mikrobiologi/ 2010 nikku92

Banyu. 2010. Fermentasi.http://banyublogz.blogspot.com/2010_01_01_archive.htmlDiakses tanggal 10 Oktober 2010

Hadioetomo, R.S. 1993. M ikrob iologi Dasar dalam P raktik : Teknik danP rosedur Dasar Lab o rato rium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kusnadi, Peristiwati, Ammi Syulasmi, Widi Purwianingsih, & DianaRochintaniawati. 2003. Mikrobiologi.

Page 16: Laporan Sterilisasi Alat Dan Bahan Pada Pengujian Mikrobiologi

Lay, B.W & S. Hastowo. 1992.M ikro b io lo gi. Rajawali Pers, Jakarta.

Suriawirnia, U. 1995. P engantar B io lo gi Umum . Angkasa, Bandung.

Volk & Wheeler. 1993.M ikro b io lo gi dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Waluyo, L. 2005.M ikro b io lo gi Umum. UMM Press, Malang