aryan andra adryanata (laporan sterilisasi)

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif. Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu, pembersihan, sinar matahari, sinar ultraviolet, sinar-x, dan sinar- gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu, pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih, pemansan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air yang ditekan, dan cara sterilisasi benda- benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan (filtrasi), dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan).

Upload: andra-aryan

Post on 25-Oct-2015

167 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme

yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan

pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan

salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media

yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.

Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.

Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu, pembersihan, sinar matahari, sinar ultraviolet,

sinar-x, dan sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi

dengan pemanasan yaitu, pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas

(dry heat oven), merendam dalam air mendidih, pemansan dengan uap air yang

mengalir, dengan uap air yang ditekan, dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan

suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan

penyaringan (filtrasi), dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan).

Sterilisasi adalah proses atau cara kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti

medium pertumbuhan mikroba ataupun peralatan laboratorium dari semua bentuk

kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang

ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang

dapat berkembang biak. Sterilisasi harus bisa membunuh jasad renik yang tahan panas

seperti spora bakteri. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara

yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam

media dapat dilakuan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan

perhitungan sejumlah mikroba yang dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media,

maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat.

Page 2: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Oleh karena itu, bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal

teknik sterilisasi pembuatan media serta teknik penanaman, hal ini semua merupakan

dasar-dasar kerja dalam laboratorium biologi.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam sterilisasi

b. Mengetahui pengertian dan tujuan sterilisasi alat dan bahan

c. Mengetahui syarat-syarat dalam pembuatan media

Page 3: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan disinfeksi sangat diperlukan untuk

melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi dan

disinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-cara dan

beberapa bahan seperti digunakan berabad yang lalu.

Dibawah ini beberapa istilah yang banyak dipakai dalam menjelaskan efek dari

beberapa bahan kimia dan fisik terhadap mikroorganisme:

1. Sterilisasi adalah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan

mikroorganisme, termasuk spora.

2. Desinfeksi adalah proses mematikan sebagian dari mikroorganisme patogen.

3. Bahan Bakterisid adalah bahan yang merusak bakteri.

4. Bahan Germisid atau Desinfektansi adalah bahan yang dapat mematikan

mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.

5. Bahan Bakteristatik adalah bahan yang mencegah terjadinya multiplikasi

pertumbuhan bakteri.

6. Antiseptik adalah bahan yang dipakai untuk mencegah sepsis atau purifikasi dengan

membunuh mikroorganisme atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

Biasanya bahan ini digunakan untuk dipakai pada jaringan hidup.

7. Dekontaminasi adalah proses menghilangkan sebagian mikroba dari benda atau kulit

untuk menghilangkan kontaminasi.

Pembasmian mikroorganisme mendasari metode kerja mikrobiologi dan pengawetan

bahan makanan. Pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau stadium

istirahatnya disebut sterilisasi. Kalau sesuatu larutan tidak steril atau yang sudah

ditanami kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh mikroorganisme, peristiwa ini disebut

kontaminasi atau pencemaran.

Page 4: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Pentingnya penggunaan alat-alat laboratorium yang bersih dapat lebih ditekankan lagi.

Semua alat kaca haruslah dalam keadaan bersih. Cara membersihkan tabung reaksi yaitu

dengan menggunakan air aquadest setelah itu dikeringkan dengan menggunakan lap

halus tetapi cara melapnya hanya bagian luarnya saja (Hadiotomo, 1985).

 

Steril akan didapatkan melalui sterilisasi, sedang cara sterilisasi yang utama adalah:

1. Sterilisasi secara fisik, misalnya dengan pemanasan, penggunaan sinar

bergelombang pendek seperti sinar X, sinar gamma, sinar ultra violet dan

sebagainya.

2. Sterilisasi secara kimiawi, misalnya dengan penggunaan desenfeksi larutan alkohol,

larutan formalin, larutan AMC (campuran asam khlorida dengan garam Hg) dan

sebagainya.

3. Sterilisasi secara mekanik, misalnya dengan menggunakan saringan atau filter.

Sterilisasi bisa dilakukan secara kimiawi dan fisik. Berdasarkan mekanisme kerjanya zat

anti-mikroba, maka sterilisasi kimiawi bisa diklasifikasikan atas 3 golongan, yaitu:

1.        Golongan zat yang menyebabkan kerusakan membran sel.

2.        Golongan zat yang menyebabkan denaturasi protein.

3.        Golongan zat yang mampu mengubah grup protein dan asam amino yang

fungsional.

Sterilisasi fisik bisa diklasifikasikan sebagai:

1.        Sterilisasi dengan panas.

2.        Sterilisasi dengan pembekuan.

3.        Sterilisasi dengan radiasi.

4.        Sterilisasi dengan ultrasonik dan vibrasi sonik.

5.        Sterilisasi dengan cara filtrasi.

Sterilisasi secara kimia, dapat dilakukan dengan cara sterilisasi gas digunakan dalam

pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas

dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi  adalah fenomena

permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh (Sutedjo, 1996).

Page 5: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran

dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar.

Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi mikroorganisme termasuk sel-

sel spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam ruang atau chamber sterilisasi.

Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti etilen klorohidrin yang menghasilkan ion

klorida dalam bahan-bahan. Digunakan untuk sterilisasi ala-alat medis dan baju-baju

medis, bahan-bahan seperti pipet sekali pakai dan cawan petri yang digunakan dalam

laboratorium mikrobiologi. Residu etilen oksida adalah bahan yang toksik yang harus

dihilangkan dari bahan-bahan yang disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat

dilakukan dengan mengubah suhu lebih tinggi dari suhu kamar. Juga perlu dilakukan

perlindungan terhadap personil dari efek berbahaya gas ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas,

suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung

pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan

pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain

khusus pada bahan pengemas (Sutedjo, 1996).

Mekanisme aksi etilen oksida dianggap efek letal terhadap mikroorganisme  dengan

mengalkilasi metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses reproduksi.

Alkilasi ini barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif pada gugus

sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi-etil metabolit

yang tidak diubah dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme

ini mati tanpa reproduksi.

Sterilisasi Secara Fisika , dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemanasan Kering

a. Udara Panas Oven

Page 6: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi

dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak,

paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan

ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi  panas kering adalah

metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.

Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang

sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam

sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan

penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan.

Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh

oleh suhu sampai 121oC (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah

pemanasan sampai 45 menit). Untuk alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak

cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau

bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.

Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini

berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang

terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu

pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat

sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12 menit adalah

efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai

170°C selama 1 - 4 jam. Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara

panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.

b. Minyak dan penangas lain

Bahan kimia  dapat disterilisasi dengan mencelupkannya dalam penangas yang berisi

minyak mineral pada suhu 1620oC. Larutan jenuh panas dari natrium atau ammonium

klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang

Page 7: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk

menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.

c. Pemijaran langsung

Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter

logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting,

jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung

seperti Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini.

2. Panas lembab

a.  Uap bertekanan

Stelisisasi dengan menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf. Ini

merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena dapat

diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi

seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali

dalam satu siklus yang divalidasi.

b. Uap panas pada 100oC

Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air

mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan

dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur.

c. Pemanasan dengan bakterisida

Pemanasan ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap panas pada 100oC. adanya

bakterisida sangat meningkatkan efektivitas metode ini. Metode ini digunakan untuk

larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa diterapkan

pada autoklaf.

Page 8: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

d. Air mendidih

Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi

jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-

benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah

sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi

menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1

- 2% Na-carbonat atau 2 - 3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi

bahan-bahan logam.

3. Cara Bukan Panas

a. Sinar ultraviolet

Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di

udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh

mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan

secara eksklusif pada 253,7 nm.

b. Aksi letal

Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan

mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan

tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktifannya. Ketika eksitasi dan perubahan

aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau

metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh

utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan

lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang.

c. Radiasi pengion

Page 9: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop

radioaktif  seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan

mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar

gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebabkan kerusakan mekanik,

namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari, mekanik elektron

akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang dipercepat adalah

kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam (Winarno. 2004)

Ada banyak pilihan cara sterilisai yang berbeda, namun yang penting adalah bagaimana

menetapakan bahwa produk akhirnya dinyatakan sudah steril dan aman digunakan.

Suatu produk dapa disterilkan melalui cara sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau

dengan cara aseptic (aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan untuk

mendapatkan produk steril yaitu :

1. Terminal Sterilization (sterilisasi akhir) metode sterilisasi akhir menurut PDA

Technical Manograph (2005) dibagi menjadi dua yaitu :

a. Overkill Methood adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasa

b. n dengan uap panas pada 121oC, selama 15 menit yang mampu membeikan minimal

reuksi setingkat log 12 dari mikroorganisme-mikroorganisme yang memiliki nilai 0

minimal 1 menit. Kita bisa menggunakan metode overkill untuk bahan yang tahan

panas seperti zat anorganik. Metode merupakan pilihan utama karena kelebihannya

lebih efisien, cepat dan aman.

c. Bioburden Strilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat

dan terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin dibeberapa lokasi jalur

produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilisasi

yang dipersyaratkan SAL 10-6. Kita menggunakan metode umumnya untuk bahan

yang dapat mengalami degradasi kandungan bila terlalu panas terlalu tinggi seperti

za organik (Stefanus, 2006)

2. Aseptic Processing

Page 10: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Aseptic Processing adalah metode pembuatan produk steril menggunakan saringan

dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasikan

dan diisikan kedalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara,

material, peralatan dan petugas telah terkontrol sedemikian rupa sehingga kontaminasi

mirkoba tetap ada pada level yang dapat diterima (aceptable) dam calane zone (grade A

dan B) (Stefanus. 2006).

Page 11: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pertama ini melakukan perubahan tentang peralatan dan sterilisasi yang

dilaksanakan pada hari rabu, 24 Oktober 2012 pada pukul 15.30 – 17.30 WITA di

Laboratorium Rekayasa Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman,

Samarinda

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat

1. Cawan petri

2. Hot plate

3. Labu Erlenmeyer

4. Oven

5. Magnetik stirer

6. Pipet hisap

7. Spatula

8. Batang Pengaduk

9. Timbangan

3.2.2 Bahan-bahan

1. Alumunium Foil

2. Akuades

3. Tissue

4. Ekstrak daging

5. Ekstrak kentang

Page 12: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

6. Sabun Cuci

7. Serbet

8. Kertas Label

3.3 Cara kerja

3.1 Sterilisasi

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan disterilkan berdasarkan kegunaan dan

kondisinya.

2. Dicuci dan dibersihkan alat yang ingin disteilkan dan dikeringkan

3. Dibungkus setiap alat dengan aluminium foil (usahakan kertas tidak

rusak/berlubang) sampai tidak ada udara yang masuk sesuai dengan cara yang

diberikan oleh pembimbing praktikum

4. Dimasukkan setiap alat ke dalam wadah logam dngan suhu dan dimasukkan ke

dalam oven dengan suhu 105oC sedang 3 jam untuk sterilisasi panas-kering

5. Dikeluarkan peralatan dari dalam oven dan dimasukkan ke dalam sterilizer selama 1

jam untuk sterilisasi ke-dua.

3.4 Pembuatan Media

1. Dimasukkan ekstrak daging ke dalam labu erlenmeyer 200 ml

2. Diletakkan labu erlenmeyer di atas hot plate, dan dimasukkan magnetik stirer ke

dalamnya.

3. Dipanaskan labu erlenmeyer sampai mendidih

4. Setelah mendidih diangkat magnetik stirer dan dimasukkan lab erlenmeyer ke dalam

oven untuk sterilisasi.

Page 13: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1. Tabel Alat dan Fungsi

No

.

Alat dan Bahan Fungsi

1. Oven Tempat untuk sterilisasi pertama untuk mensterilkan

cawan petri dan tabung reaksi (sterilisasi panas kering)

2. Magnetic Sterilizer Tempat untuk sterilisasi kedua untuk mensterilkan

cawan petri dan tabung reaksi

3. Labu erlenmeyer Wadah untuk pembuatan NA

4. Tabung reaksi Alat utama yang disterilkan

5. Cawan petri Alat utama yang disterilkan

6. Hot plate Tempat untuk pemanasan larutan NA

7. Neraca analitik Untuk menimbang agar dan pepton

8. Spatula Untuk mengambil beberapa gram agar dan pepton

9. Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan

10. Aquadest Larutan untuk membersihkan alat dan larutan untuk

mengohomogenkan larutan NA

11. Pepton Bahan untuk membuat media NA merupakan hasil

hidrolisis dari protein yg dapat larut dalam air

12. NA Bahan utama dalam praktikum pembuatan media

mengandung ekstrak beef, pepton, dan agar

13. Tisu Untuk membersihkan alat setelah dicuci

14. Alkohol Untuk membersihkan tangan sebelum mencuci alat

15. Sabun cuci Untuk membersihkan dan menghilangkan bakteri pada

alat saat dicuci

16. Agar Serbuk (bahan utama) yg digunakan dalam praktikum

Page 14: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

pembuatan media

17. Aluminium foil Sebagai penutup labu erlenmeyer, pembungkus cawan

petri dan tabung reaksi

18. Stirer Untuk mengaduk secara otomatis larutan yang ada

didalam labu erlenmeyer

19. Gelas ukur Untuk mengukur larutan sebelum dimasukkan kedalam

labu erlenmeyer

20. Cawan porselen Sebagai wadah serbuk pepton dan agar

21. Serbet ( lap kain ) Untuk membersihkan alat-alat setelah dicuci

22. Kertas label Untuk memberikan tanda pada alat yang dimasukkan

kedalam oven

4.2 Tabel pembuatan media

No. Media Massa (komposisi)

1.

2.

NA (Nutrient Agar)

PDA (Potato Dextrose

Agar)

- Ekstrak daging 200 Ml

- Pepton 1 gr

- Agar 3 gr

- Ekstrak kentang

- Dextrose

- Agar

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kita melakukan sterilisasi dengan metode pemanasan kering

yaitu dengan menggunkan oven (Hot Air Sterilizer), hal pertama yang harus dilakukan

adalah menyiapkan alat-alat percobaan, kemudian mencuci semua alat-alat praktikum

tersebut dengan sabun hingga bersih, lalu bilas alat tersebut dengan akuades, kemudian

keringkan dengan tisu, setelah kering cawan petri bagian bawah dan tutupnya

ditangkupkan kemudian bungkus dengan alumunium foil dan untuk alat seperti tabung

reaksi cukup tutup lubang pada tabung tersebut dengan alumunium foil, usahakan alat

dibungkus dengan rapat. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak

Page 15: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat

terbuat dari karca. Kemudian masukkan alat kedalam oven selama 3 jam dengan suhu

105,5°C.

Sterilisasi kering adalah sterilisasi dengan udara panas dan alat yang digunakan adalah

oven (hot air sterilizer). Cara ini umum dilakukan untuk mensterilkan peralatan gelas.

Sterilisasi menggunakan oven udara panas membutuhkan suhu yang lebih tinggi dan

waktu yang lebih lama, dibandingkan dengan menggunakan autoclave dalam

pemusnahan spora bakteri, oven cenderung membentuk titik-titik panas dan dingin

didalamnya, yang mengakibatkan ada beberapa instrumen tertentu yang tidak mencapai

suhu yang diperlukan. Sementara ada instrumen yang menerima panas lebih besar dari

yang seharusnya, sehingga dapat menyebabkan kerusakan instrumen.

Inkubator adalah suatu unit/suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk menyimpan

organisme guna tujuan tertentu. Pada prinsipnya sama dengan oven, hanya terdapat

sedikit perbedaan yaitu pada inkubator terdapat 2 pintu sedangkan pada oven hanya 1

pintu. Berfungsi untuk menginkubasi mikroba yang diinginkan pada suhu optimum

pertumbuhannya. Prinsip kerjanya adalah menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan.

Oven digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi misalnya

cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini umumnya

dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan bantuan panas dari

pijaran api atau listrik.

Ozon sterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak berskala. Ozon sterilizer

terdiri dari dua bagian, yaitu bagian bawah dan bagian atas, prinsip kerja ozon sterilizer

bagian atas adalah membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon itu dapat

merusak mekanisme dari mikroba, sehingga sel protein pada mikroba mengalami

oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada mikroba, karena

ozon (O3) itu sendiri bersifat racun, sedangkan fungsi dari bagian bawah ozon sterilizer

(elektra) adalah mensterilkan medium menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi,

yang cara kerjanya hampir sama dengan oven.

Page 16: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Autoclave yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Alat

ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi manometer dan klep bahaya.

Autoclave dipakai untuk sterilisasi medium atau larutan atau alat-alat yang tidak tahan

suhu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan bantuan uap. Autoclave sendiri

memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan menggunakan autoclave adalah waktu

yang digunakan singkat, dapat digunakan untuk sterilisasi. Hampir semua alat efek

destruksi dapat diprediksi, waktu dan temperatur dapat diatur, selain itu dapat mencapai

suhu yang lebih tinggi daripada air mendidih sehingga dapat membunuh tidak hanya

bakteri tetapi juga spora bakteri yang ketahanan tubuhnya kuat. Autoclave ini digunakan

dalam industri untuk menyembuhkan beberapa produk selama manufaktur. Sedangkan

kelemahan autoclave adalah ada tetesan uap air yang memungkinkan kerusakan pada

media tertentu, konsumsi energinya besar, tidak biasa untuk bahan sensitif panas dan

dapat sangat berbahaya terhadap penggunaannya karena tekanan yang sangat besar yang

menyebabkan cidera.

Page 17: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Gambar 4.1

Autoclave

Langkah-langkah yang dilakukan untuk sterilisasi peralatan adalah setiap alat yang

akan disterilisasikan dipisahkan sesuai dengan kegunaan dan kondisinya kemudian

setiap alat dibersihkan dengan air dan sabun sunlight kemudian dibilas dengan

aquadest setelah itu dikeringkan dan dibungkus dengan alumunium foil, lalu alat-alat

dimasukkan ke wadah logam dan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105°C

selama 3 jam untuk sterilisasi panas kering. Setelah itu alat-alat ini dimasukkan

kedalam autoclave dan dilanjutkan dengan pengoperasian autoclave yang di

beritahukan oleh pembimbing praktikum dan langkah terakhir peralatan dikeluarkan

dari oven dan dimasukkan ke dalam sterilizer selama 1 jam untuk sterilisasi ke 2.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan media adalah yang pertama buat

masing-masing ekstrak daging sapi 500 ml dan ekstrak kentang 500 ml,ditimbang

komponen media dengan menggunakan neraca analitik dengan volume yang telah

ditentukan, untuk pepton sebanyak 2 gram dan Agar sebanyak 3 gram kemudian

masukan ekstrak daging sapi 200 ml kedalam labu erlenmeyer dan dipanaskan di atas

hot plate lalu dimasukkan pepton dan Agar yang sudah ditimbang ke dalam ekstrak

daging sapi yang sudah dipanaskan lalu dimasukkan magnetic stirrer yang berfungsi

untuk menimbulkan gelembung udara, setelah itu tunggu sampai mendidih setelah

mendidih dimatikan hot plate lalu labu erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan

langkah yang terakhir adalah memasukkan ke dalam medical sterilizer selama 24 jam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi adalah antara lain, sebagai

berikut :

a. Ketentuan relatife udara saat sterilisasi

b. Suhu saat sterilisasi dilakukan

c. Konsentrasi gas

d. Kemampuan penetrasi gas

Page 18: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Kendala yang terjadi pada saat praktikum berlangsung antara lain adalah beberapa alat

yang belum lengkap yaitu tongkat magnetik kemudian cawan petri yang kurang

sehingga masing-masing kelompok tidak optimal dalam melakukan praktikum.

Kemudian alat seperti autoclave seharusnya pada saat praktikum sudah ada sehingga

alat yang akan disterilkan tidak lagi menggunakan oven yang tidak sesuai dengan

modul atau prosedur kerja.

Faktor kesalahan pada saat pembuatan media adalah pada saat memasukkan agar dan

pepton ke dalam labu erlenmeyer yang mengenai dinding labu karena seharusnya tidak

boleh mengenai dinding labu erlenmeyer dan pada saat selesai pengaduk stirer diambil

dengan spatula karena harusnya diambil dengan tongkat magnetik. Sehingga menjadi

sukar diambil dan membuat labu erlenmeyer terbuka lebih lama.

Penggunaan alumunium foil berfungsi cukup efektif untuk menghalangi masuknya

mikroba kedalam tabung atau labu erlenmeyer agar terhindar dari kontaminasi mikroba

dan menjaga agar kesterilannya tetap terjaga.

Page 19: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Metode sterilisasi ada beberapa macam, diantaranya sterilisasi dengan pemijaran,

sterilisai dengan udara panas(oven), sterilisasi dengan uap panas, dan sterilisasi

dengan uap bertekanan(autoclave)

b. Sterilisasi merupakan suatu usaha membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari

segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba yang bertujuan memisahkan

kegiatan mikroba lainnya atau untuk memelihara mikroba secara biakan murni

c. Dalam pembuatan media yang harus diperhatikan adalah susunan makanan, tekanan

osmosis, kesamaan (pH), temperature dan sterilisasi.

5.2 Saran

Diharapkan alat praktikum yang lengkap dan memadai dalam percobaan sterilisasi agar

praktikan mengerti dalam penggunaan alat maupun metode sterilisasi lainnya,

contohnya dengan adanya autoclave

Page 20: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadioetomo, Ratna Sri. 1983. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Jakarta :

PT. Gramedia

2. Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit Andi

3. Sutedjo. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rineka Cipta

4. Winarno. 2004. Sterilisasi Pangan. Bogor : M-Brio Press

Page 21: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

LAMPIRAN

Sterilisasi alat dengan menggunakan alumunium foil

Sterilisasi menggunakan alumunium foil

Page 22: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Agar Pepton

Bahan - bahan Pembuatan Media

Page 23: Aryan Andra Adryanata (Laporan Sterilisasi)

Pembuatan Media NA ( Nutrient Agar )