laporan praktikum cryptogame-klorofil jadi

19
LAPORAN PRAKTIKUM CRYPTOGAME MENGHITUNG JUMLAH DAN KADAR KLOROFIL MIKROALGA JENIS Closterium sp.. Disusun Oleh: Nama : Rifki Muhammad Iqbal NIM : 1211702067 Kelompok : III (Tiga) Semester/ Kelas : IV B Tanggal Praktikum : 09 Maret 2013 Tanggal Pengumpulan : 16 Maret 2013 Dosen : M. Rizal Maulana Hasby, S.Si. JURUSAN BIOLOGI

Upload: rifki-muhammad-iqbal

Post on 18-Dec-2014

258 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

LAPORAN PRAKTIKUM CRYPTOGAME

MENGHITUNG JUMLAH DAN KADAR KLOROFIL

MIKROALGA JENIS Closterium sp..

Disusun Oleh:

Nama : Rifki Muhammad Iqbal

NIM : 1211702067

Kelompok : III (Tiga)

Semester/ Kelas : IV B

Tanggal Praktikum : 09 Maret 2013

Tanggal Pengumpulan : 16 Maret 2013

Dosen : M. Rizal Maulana Hasby, S.Si.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

Page 2: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

MENGHITUNG JUMLAH DAN KADAR KLOROFIL

MIKROALGA JENIS Closterium sp.

I. Tujuan

- Mengetahui pengaruh media terhadap jumlah sel Closterium sp.

- Mengetahui struktur tubuh (bentuk) Closterium sp.

- Mahasiswa memiliki keterampilan menghitung jumlah sel mikroalga.

- Mahasiswa mengetahui pengaruh media terhadap kandungan klorofil mikroalga

- Mahasiswa memiliki keterampilan menghitung jumlah sel mikroalga

-

II. Dasar Teori

Mikroalga adalah salah satu organisme yang dapat tumbuh pada rentang kondisi

yang luas dipermukaan bumi. Mikroalga biasanya ditemukan pada tempat-tempat yang

lembab atau benda-benda yang sering terkena air dan banyak hidup pada lingkungan berair

pada lingkungan dipermukaan bumi. Mikroalga dapat hidup disemua tempat yang memiliki

cukup sinar matahari, air dan karbondioksida. (Ana, 2005).

Mikroalga merupakan tanaman yang paling efisien dalam menangkap dan

memanfaatkan energi matahari dan CO2 untuk keperluan fotosintesis. Hal ini menyebabkan

mikroalga memiliki waktu pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan tanaman darat,

yaitu mulai hitungan hari sampai beberapa minggu. Banyak sekali manfaat dari mikroalga

hijau ini yang dapat digunakan untuk kepentingan manusia, antara lain sebagai bahan

makanan, pakan ternak, obat-obatan, campuran pupuk, dan sumber bahan bakar. (Ana, 2005).

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen

inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang

disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.

Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,

namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang

disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.

Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,

tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh

kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari

ataupun penguapan air yang berlebihan (Salisbury, 2000).

Klorofil sebagaimana dikenal pada umumnya berperan dalam proses fotosintesis.

Dalam proses ini, ada tiga fungsi utama dari klorofil yaitu dengan memanfaatkan energi

matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi

Page 3: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

ekosistem secara keseluruhan. Kekuatan mesin fotosintetik ini luar biasa hebat, produk yang

dihasilkannya mampu memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia (Gardiner,

1991).

Makin pekat suatu larutan zat yang berwarna, makin banyak menyerap cahaya,

sehingga kelihatan makin gelap, adanya hubungan antara penyerapan cahaya dengan

konsentrasi larutan, merupakan prinsip dasar dari kegunaan spektofotometer. Konsentrasi

suatu larutan zat berwarna dapat pula diketahui dengan mudah, berdasarkan harga

absorbansinya (OD = Optical Density), karena konsentrasi berhubungan secara linear dengan

OD. Selain itu, dengan menggunakan apektofotometer spektronik 21 D dapat pula tebaca

langsung konsentrasi suatu larutan yang diukur (Ismail. 2011).

Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk

menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan

di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya, dan oleh

karena itu maka asimilasi zat karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya kita katakan,

bahwa fotosintesis atau asimilasi zat karbon itu suatu proses, dimana zat-zat anorganik H2O

dan CO2 oleh korofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar.

(Dwidjoseputro, 1994). Pengubahan energi sinar menjadi energi kimia (karbohidrat) dan

kemudian pengubahan energi kimia ini menjadi energy kerja pada peristiwa pernapasan dalam

tubuh tumbuhan, hewan, atau manusia itu merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia

ini. (Dwidjoseputro, 1994).

Menurut Dwidjoseputro (1994), lazimnya peristiwa fotosintesis dinyatakan dengan

persamaan reaksi kimia sebagai berikut (Dwidjoseputro, 1994): 6 CO2 + 6 H2O C6 H12 O6 +

6 O2. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada klorofil dan ada cukup cahaya.

Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya

kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang

terkandung di dalamnya disebut grana. Menurut Dwidjoseputro (1994), pada tanaman tinggi

ada 2 macam klorofil, yaitu:

Klorofil a : C55 H72 O5 N4 Mg (berwarna hijau tua) dan

Klorofil b : C55 H70 O6 N4 Mg (berwarna hijau muda)

Rumus bangunnya berupa satu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai

inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), dimana

intinya bukan Mg, melainkan Fe. Pada klorofil terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil

yang terlepas menjadi fitol C20 H39 OH, jika terkena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim

klorofilase. Fitol itu lipofil (suka akan lemak), sedang sisanya disebut rangka porfin, sifatnya

hidrofil (suka akan air) (Dwidjoseputro, 1994).

Page 4: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

III. Alat dan Bahan dan Cara Kerja

A. Pengukuran Jumlah Sel Mikroalga

Alat dan Bahan

Alat Bahan

- Rak kultur - Isolat alga Closterium sp.

- Botol kultur - Media basal bold

- Selang

- Aerator

- Lampu TL 40 watt

- Haemacytometer

- Lux meter

- Pipet tetes

Prosedur Kerja

Media Basal Bold

Closterium sp.

Selang Kultur

Pencahayaan Lampu TL

Data Hasil

Dibuat sesuai dengan panduan Bischoft 1963

Dipasang pada aerator kemudian masukkan pada botol kultur

Diatur maksimal 5000 lux

Diinokulasikan sebanyak 10% pada media dam diisolat selama

1 minggu kemudian hitung jumlah sel/hari menggunakan

haemacytometer dibawah mikroskop

Page 5: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

B. Pengukuran Kadar Klorofil Mikroalga

Alat dan Bahan

Alat Bahan

Spektrofotometer Kultur mikroalga

Centrifuge Aseton 90% atau Ethanol 96%

Gelas ukur

Tabung reaksi

Glass bead

Prosedur Kerja

Suspensi

Supernatan

Divortek selama 20 menit dan disentrifugasi kembali dengan kecepatan yang

sama dan waktu yang sama.

Diukur, lalu diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang

645nm dan 663 nm dan hitung kadar klorofil tersebut dengan rumus

berdasarkan Arnon (1979).

10 ml sampel kultur mikroalga

Supernatan dan Endapan

Diambil dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

Hasil Perhitungan

Supernatan dibuang dan endapan diambil, lalu ditambahkan aseton 90% atau

etanol 96% sehingga volume akhir menjadi 10 ml dan masukkan beberapa

butir glass bead

Page 6: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

IV. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pertumbuhan Sel Coelastrum

Rumus Kerapatan = N x104.

Ket : N = Jumlah sel

Hari ke-

Jumlah Pertumbuhan

SelKerapatan

Aerator Kontrol Aerator Kontrol

1 - - - -

2 - - - -

3 - - - -

4 137 73 K = 1370000 sel/ml K = 730000 sel/ml

5 165 29 K = 1650000 sel/ml K = 290000 sel/ml

6 418 255 K = 4180000 sel/ml K= 2550000 sel/ml

Page 7: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

Tabel 2. Kandungan Klorofil Coelastrum sp.

Rumus = Klorofil A = (12,7 A663) – (2,7 A645)Klorofil B = ( 22,9 A663) – (4,7 A645)Klorofiltotal (A + B) = (20,2 A645) + ( 8,0 A633)

Aerator

I645 = 0,315

663 = 0,583

A = (12,7 x 0, 583) – (2,7 x 0,315) = 7,4 –0,85 = 6,55 A = A 1+ A 2

2=6,55+8,36

2=14,91

2=¿

7,45 mg/lB = (22,9 x 0,583) – (4,7 x 0,315) = 13,35 – 1,48 = 11,87

T = ( 20,2 x 0,315) + (8,0 x 0,583) = 6,36 + 4,66 = 11,02 B = B 1+B 2

2=11,87+15,12

2=27

2 = 13,5

mg/l

II645 = 0,348

663 = 0,732

A = (12,7 x 0,732) – ( 2,7 x 0,348) = 9,3 –0,94 =8,36

B = (22,9 x0,732) – ( 4,7 x 0,348) = 16,76 – 1,64 = 15,12 T=T 1+T 272

=11,02+12,882

=24,082

=¿ 12,04

mg/lT = (20,2 x 0,348) + ( 8,0 x 0,732) = 7,03 + 5,85 = 12,88

Kontrol

I645 = 0,206

663 = 0,93

A = (12,7 x 0,93) – (2,7 x 0,206) = 11,81–0,55 = 11,26 A = A 1+ A 2

2=11,26+1,96

2=13,22

2=¿ 6,61

mg/lB = (22,9 x 0,93) – (4,7 x 0,206) = 21,3 – 0.96 = 20,34

T = ( 20,2 x0,206) + (8,0 x 0,93) = 4,16 + 7,44 = 11,6B =

B 1+B 22

=20,34+3,582

=23,922

= 11,96 mg/l

II645 = 0,29

663 = 0,216

A = (12,7 x0,216) – ( 2,7 x 0,29) = 2,74 –0,78 = 1,96

B = (22,9 x0,216) – (4,7 x 0,29) =4,94 – 1,36 = 3,58T =

T 1+T 22

=11,6+7,5782

=19,172

=¿9,59 mg/lT = (20,2 x 0,29 + ( 8,0 x 0,216) = 5,85+1,728 = 7,578

Page 8: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

V. Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu tentang penghitungan jumlah dan pengukuran kadar klorofil

dari jenis mikroalga Coelastrum sp. Pertumbuhan mikroalga pada umumnya membutuhkan 3

faktor yaitu sinar matahari, nutrisi, dan CO2. Adapun upaya untuk meningkatkan produksi

biomasa mikroalga dapat dilakukan dengan memanipulasi faktor lingkungan seperti bentuk

wadah kultur dan media. Media yang umum digunakan yaitu media sintetik dan alami. Media

sintetik terdiri dari senyawa-senyawa kimia yang komposisi dan jumlahnya sudah ditentukan.

Salahsatunya dengan Medium basal bold (MBB), medium inilah yang digunakan pada

praktikum ini. MBB merupakan medium sintetik yang umum digunakan pada kultur

mikroalga.

Pada praktikum ini dibuat 2 perlakuan yaitu dengan aerator dan tanpa aerator

(kontrol). Untuk aerator dipasang selang kultur yang kemudian dimasukkan ke dalam botol

kultur. Selanjutnya pencahayaan diatur maksimal 5000 lux. Kemudian diinokulasikan

Coelastrum sp. pada kedua media tersebut (kontrol dan aerator), dan dikultur selama 1

minggu. Selanjutnnya dilakukan perhitungan terhadap jumlah selnya dengan menggunakan

haemocytometer yaitu dengan cara meneteskan kultur sel Coelastrum sp. yang akan dihitung

jumlah selnya sebanyak 1 tetes ke masing-masing dua bagian haemocytometer. Tutup dengan

menggunakan cover glass. Kemudian dilihat di bawah mikroskop dan difokuskan hingga

terlihat kisi-kisi tempat perhitungan sel. Adapun penghitungan jumlah selnya hanya dilihat

pada 4 kotak besar.

Berdasarka hasil pengamatan diperoleh pertumbuhan sel Coelastrum sp.pada hari

ke-4 yaitu sebanyak 73 untuk kontrol dan 137 untuk aerator. Hari ke-5 diperoleh jumlah sel

sebanyak 165 untuk aerator dan 29 untuk kontrol. Sedangkan pada hari terakhir diperoleh sel

sebanyak 418 untuk aerator dan 255 untuk kontrol.Angka-angka tersebut merupakan jumlah

dari keempat kotak yang diamati. Sehingga diperoleh nilai kerapatan untuk masing-masing

perlakuan yaitu hari ke-4 diperoleh nilai kerapatan sebesar 1370000 sel/ml untuk aerator dan

730000 sel/ml untuk kontrol. Hari ke-5 diperoleh nilai kerapatan sebesar 1650000 sel/ml

untuk aerator dan 290000 sel/ml untuk kontrol. Hari ke-6 diperoleh nilai kerapatan sebesar

4180000 sel/ml untuk aerator dan 550000 sel/ml untuk kontrol. Nilai kerapatan ini

menunjukkan populasi sel per satuan luas. Kepadatan sel dipengaruhi oleh beberapa fakor

yaitu temperatur, aerasi, cahaya, dan pH (Boyd, 2004).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan dengan aerator dihasilkan jumlah sel

lebih banyak dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan dengan aerator ini berfungsi untuk

menggerakkan air di dalam labu erlenmeyer yang berisi kultur alga sehingga akan menambah

luas permukaan gas CO2 dengan air. Dengan cara ini diharapkan semakin banyak gas CO2

Page 9: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

yang akan terserap oleh air sehingga pertumbuahn mikroalga di dalamnya akan lebih

maksimal. Penggunaan karbondioksida pada kultivasi mikroalga memberikan pengaruh yang

baik bagi pertumbuhan dan kelimpahan sel mikroalga. Hal ini dapat dilihat dari kelimpahan

sel mikroalga pada setiap harinya yang selalu mengalami kelimpahan tertinggi bila

dibandingkan dengan kultivasi tanpa aerasi (kontrol).

Menurut Benemann (1997), penggunaan karbondioksida pada kultivasimikroalga

memiliki beberapa keuntungan yaitu mikroalgadapat tumbuh sangat cepat dan mikroalga

tidak membutuhkan tempat atau lahanyang sangat luas untuk tumbuh. Untuk organisme

seperti mikroalga,karbondioksida merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi

pertumbuhandan metabolisme mikroalga Selain CO2 faktor lainnya yaitu cahaya, nutrien,

salinitas dan suhu. Faktor faktor tersebut merupakan faktor penting dalam pertumbuhan

mikroalga khususnya untuk proses fotosintesis.

Berikut adalahkurva pertumbuahn sel mikroalga Coelastrumsp.

Berdasarkangrafik di atas dapat terlihat fase pertumbuhan dari mikroalga. Dari

grafik tersebut terlihat bahwa pertumbuhan mikroalga Coelastrumsp. tergolong cepat. Pada

praktikum ini hanya teramati dari mulai hari ke-3, sedangkan hari ke-1 dan ke-2 tidak

teramati. Hal ini disebabkan karena pada hari tersebut hanya terlihat sel- sel mikroalganya

saja dengan jumlah yang sedikit dan tidak terlihat adanya kisi-kisi tempat perhitungan sel

sehingga kami sulit untuk menghitungnya.

Berdasarkan literatur bahwa terdapat lima fase pertumbuhan mikroalga yang

terdiri dari fase lag (adaptasi atau istirahat), fase eksponensial, fase penurunan kecepatan

pertumbuhan (deklinasi), fase stationer dan fase kematian. Fase lag merupakan fase adaptasi.

Pada fase ini mikroalga masih mengalami proses adaptasi sehingga belum terjadi proses

1 2 3 4 5 60

50000010000001500000200000025000003000000350000040000004500000

Pertumbuhan Sel Coelastrum sp.

Aerator

Kontrol

Umur kultivasi ( hari )

Kep

adat

an s

el (

sel/m

l)

Page 10: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

pembalahan sel. Karena Fase eksponensial merupakan fase dimana fase ini dimulai dengan

pembelahan sel dengan laju pertumbuhan yang meningkat secara intensif. Bila kondisi

kultivasi optimum maka laju pertumbuhan pada fase ini dapat mencapai nilai maksimum.

Fase deklinasi merupakan fase yang ditandai oleh pembelahan sel tetap terjadi, namun tidak

seintensif pada fase sebelumnya sehingga laju pertumbuhannya pun menjadi menurun

dibandingkan fase sebelumnya. Fase stasioner merupakan fase yang ditandai oleh laju

reproduksi dan laju kematian relatif sama sehingga peningkatan jumlah sel tidak lagi terjadi

atau tetap sama dengan sebelumnya (stasioner). Fase kematian merupakan fase yang ditandai

dengan angka kematian yang lebih besar dari pada angka pertumbuhannya sehingga terjadilah

penurunan jumlah kelimpahan sel dalam wadah kultivasi (Kabinawa, 2001).

Berdasarkan literatur tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada hari ke-1 – ke-3

termasuk fase lag, dengan adanya jumlah sel mikrolaga yang sangat sedikit menunjukkan

bahwa pada hari itu sel mikroalga masih beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga

jumlahnya sedikit. Sedangkan pada hari ke-4 – ke-6 merupakan fase eksponensial, karena dari

hari ke-4 hingga hari ke-6 terjadi peningkatan jumlah sel yang signifikan. Dimana sel-sel

mengalami pertumbuhan 2 kali lipat, karena sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan. Pada

fase ini terjadi aktivitas fotosintesis yang sangat tinggi yang berguna untuk pembentukan

protein dan komponen-komponen penyusun plasma sel yang dibutuhkan dalam pertumbuhan.

Meningkatnya aktivitas fotosintesis menyebabkan meningkatnya kandungan klorofil dalam

sel.

Setelah dilakukan penghitungan jumlahsel, selanjutnya yaitu pengukuran kadar

klorofil. Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat

digunakan untuk melakukan proses fotosintesis.Dalam proses fotosintesis ini terdapat 3 fungsi

utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi

karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Pengukuran

klorofil ini berfungsi untuk mengetahui ukuran kelimpahan atau ketersediaan mikroalga dan

ukuran fotosintesis suatu perairan.

Pada pengukuran kadar klorofil ini digunakan beberapa alat yaitu

spektrofotometer, centrifuge, gelas ukur, tabung reaksi dan glass bead. Sedangkan bahan yang

digunakan yaitu masih dari kultur mikroalga yang sama yaitu Coelastrum sp. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu,mikroalga yang telah ditumbuhkan sebelumnya

masing-masing(aerator dan kontrol) diambil sebanyak 8 ml ke dalam tabung sentrifugasi,

kemudian sampel tersebut disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 3000rpm. Lalu

dibuang supernatannya dan diambil endapannya. Kemudian ditambahkan etanol 90% hingga

volum akhir menjadi 10 ml. Dimasukkan beberapa butirglass bead(diambil dari bubuk cover

Page 11: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

glas) dan dikocok selama 10 menit sebagai pengganti dari vorteks, lalu disentrifugasi kembali

dengan kecepatan dan waktu yang sama. Kemudian supernatan diukur lalu dimasukkan ke

dalam kuvet untuk diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 645 dan

663 nm. Setiap sampel dilakukan dua pengukuran, sehingga didapat 4 hasil yaitu dua untuk

kontrol dan dua lagi untuk aerator.

Berdasarkaan hasil pengukuran diperoleh hasil untuk masing-masing- yaitu

aerator 1, diperoleh 0,315 pada panjang gelombang cahaya 645 dan 0,583 pada panjang

gelombang 663. Aerator 2 diperoleh hasil 0,348 pada gelombang cahaya 645 dan 0,732 pada

gelombang cahaya 663.Sedangkan untuk kontrol diperoleh kontrol 1 dengan hasil 0,206 pada

gelombang cahaya 645 dan 0,93 pada gelombang cahaya 663. Kontrol 2 diperoleh hasil 0,29

pada gelombang cahaya 645 dan 0,216 pada delombang cahaya 663. Dari ke-4 sampel

tersebut, masing-masing dihitung kadar klorofilnya dengan menggunakan rumus untuk

klorofil A, klorofil B dan total (A dan B). Hasil yang didapat dirata-ratakan sesuai dengan

jenis klorofilnya, sehingga diperoleh hasil rata-rata dari masing-masing klorofil untuk kedua

perlakuan yaitu kontrol dan aerator. Diperoleh hasil akhir untuk aerator yaitu klorofil A

=7,45, klorofil B = 13,5, dan klorofil total (A dan B) = 12,04. Sedangkan untuk kontrol

diperoleh klorofil A = 6,61, klorofil B = 11,96, dan klorofil total = 9,59. Berikut adalah grafik

pengaruh media terhadap kadar klorofil mikroalga Coelastrum sp.

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan dengan aerator diperoleh

jumlah klorofil yang lebih banyak dibandingkan dengan kontrol, baik itu klorofil A, klorofil

B, maupun klorofil total.Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah sel didalam

kultur tersebut maka kandungan klorofil akan semakin meningkat. Sebagaimana telah

dijelaskan sebelumnya bahwa seiring dengan kenaikan jumlah sel maka akan meningkatkan

aktivitas fotosintesis sehingga menyebabkan meningkatnya kandungan klorofil dalam sel.

Sedangkan klorofil jenis B selalu diperoleh jumlah terbanyak dari kedua jenis perlakuan

9.59

12.04

Pengaruh Media terhadap Kadar Klorofil Coelastrum sp.

Kontrol Aerator2

Page 12: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

tersebut. Artinya bahwa klorofil B mendominasi sel coelastrum sp. sebagaimana literatur

bahwa klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat dengan

rumus kimianya C55 H70 O6 N4 Mg. Pendapat APHA (1982) juga menyatakan bahwa dalam

proses fotosintesis ada beberapa jenis klorofil yang berperan. Klorofil pada alga planktonik

(fitoplankton) dan juga terdapat di beberapa alga yang hidup didalam tanah terbagi dalam tiga

jenis yaituklorofil -a, klorofil -b dan klorofil -c.Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap

cahaya bagian merah dan ungu spektrum. Grafik tersebut hanya menunjukkan klorofil total,

karena bisa mewakili secara keseluruhan.

VI. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa Coelastrum

sp. merupakan anggota dari divisi chlorophyta, dimana anggotanya mempunyai klorofil atau

zat hijau daun sehingga dapat berfotosintesis. Coelastrum sp merupakan organism uniseluler,

hidup secara berkoloni, mempunyai klorofil, hidup secara autotrof, tidak berflagel sehingga

tidak bisa bergerak, merupakan produsen primer, penyedia oksigen nomer 1.

Media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroalga ini. MBB merupakan

salah satu media sintetik yang umum digunakan pada kultur mikroalga. Pada

pertumbuhannya mikroalga umumnya membu tuhkan 3 faktor yaitu matahari, nutrisi

dan CO2.Perlakuan dengan aerator dapat memperluas permukaan gas CO2 dengan air,

sehingga pertumbuahn mikroalga di dalamnya akan lebih maksimal. seiring dengan kenaikan

jumlah sel maka akan meningkatkan aktivitas fotosintesis sehingga menyebabkan

meningkatnya kandungan klorofil dalam sel.

Pertumbuhan sel Coelastrum sp. terus mengalami peningkatan dari hari ke-4

sampai ke -6 (Fase ekponensial), dan jumlah sel terbanyak diperoleh pada kondisi aerator.

Klorofil terbanyak juga diperoleh pada kondisi aerator dengan jumlah klorofil total yaitu

12,04 mg/l, sedangkan pada kontrol diperoleh klorofil dengan jumlah 9,59 mg/l.

Page 13: Laporan Praktikum Cryptogame-klorofil Jadi

DAFTAR PUSTAKA

Ana. 2005. Perhitungan Kadar Klorofil. (http://digilib.its.ac.id/public/ITS). [diakses pada 22

Maret 2013].

Dwidjoseputro.1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Jakarta : Jakarta.

Gardiner, Franklin P; dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas

Indonesia UI Press : Jakarta.

Ika Susanti Hendriyani dan Nintya Setiari. 2009. Kandungan Klorofil Dan Pertumbuhan

Kacang Panjang (Vigna Sinensis) Pada Tingkat Penyediaan Air Yang Berbeda.

Artikel penelitian. J. Sains & Mat. Vol. 17 No. 3, Juli 2009: 145-150.

Ismail. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA UNM :

Makassar.

Salisbury, Frank B, dkk. 2000. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB Bandung.