laporan praktikum biokimia nita.doc

28
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA “DIGESTI DAN ABSORBSI” DISUSUN OLEH: Anita Sari 41090006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Upload: anita-sari

Post on 15-Nov-2015

265 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

DIGESTI DAN ABSORBSI

DISUSUN OLEH:

Anita Sari41090006PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

2011BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sistem pencernaan makhluk hidup termasuk manusia tidak akan berfungsi jika tidak memiliki enzim-enzim yang mempermudah fungsi kerja organ-organ pencernaan untuk memecah, mengisolasi dan menyerap nutrisi dari makanan yang masuk. Enzim pencernaan manusia mempunyai sifat-sifat enzim pada umumnya. Di antaranya berfungsi mempercepat reaksi (katalisator), baik reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi penyusunan (anabolisme). Enzim merupakan polimer biologik yang mengatalisis lebih dari satu proses dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang. Sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai peristiwa fisiologik, enzim memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Pemecahan makanan untuk memasok energi serta unsur-unsur kimia pembangunan tubuh (building blocks); perakitan building blocks tersebut menjadi protein, membran sel, serta DNA yang mengkodekan informasi genetik; dan akhirnya penggunaan energi untuk menghasilkan gerakan sel, semua ini dimungkinkan dengan adanya kerja enzim-enzim yang terkoordinasi secara cermat. Sementara dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan berlangsung dalam cara yang tersusun rapi serta teratur dan homeostatis tetap dipertahankan, homeostatis dapat mengalami gangguan berat pada keadaan patologis. Makanan yang masuk ke dalam mulut biasanya masih berbentuk potongan atau keratan yang mempunyai ukuran relatif besar dan tidak dapat diserap langsung oleh dinding usus. Oleh karena itu sebelum siap diserap oleh dinding usus makanan tersebut harus melewati sistem pencernaan makanan yang terdiri atas beberapa organ tubuh, yaitu mulut, lambung, dan usus dengan bantuan pankreas dan empedu. Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan dikunyah. Selama penghancuran secara mekanis ini berlangsung, kelenjar yang ada di sekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau ludah. Tiga kelenjar saliva yaitu kelenjar sublingual, kelenjar submaksilar, dan kelenjar parotid. Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah lidah bagian depan. Kelenjar submaksilar terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam. Kelenjar parotid ialah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atau mulut di depan telinga .

Di samping beragam fungsi pada metabolisme intermediet, hatidengan memproduksi getah empedu memegang peranan penting pada proses pencernaan. Kandung empedu menyimpan getah empedu yang diproduksi dalam hati di antara waktu-waktu makan. Selama pencernaan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengalirkan getah empedu secara cepat ke dalam duodenum melalui duktus koledokus. Getah pancreas bercampur dengan getah empedu karena keduanya mengalir ke dalam duktus koledokus sesaat sebelum memasuki duodenum.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui keberadaan dan mekanisme kerja enzim

2. Untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

3. Untuk mempelajari pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

4. Untuk mengetahui sifat fisik air liur

5. Untuk mengetahui komponen biomolekul dalam air liur

6. Untuk mempelajari keberadaan pigmen empedu

7. Untuk mempelajari keberadaan asam empedu

8. Untuk membuktikan empedu bersifat sebagai emulgator

BAB II

DASAR TEORI

ENZIM

Beberapa reaksi kimia dalam tubuh mahluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi karena adanya suatu zat yang membantu proses tersebut. Bila zat ini tidak ada ada maka proses proses tersebut akan terjadi lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Zat tersebut dikenal denganEnzim. Enzim adalah bio katalisator , yang artinya dapat mempercepat reaksi reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia.

Menurut kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam ragi. Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa molekul molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandunglogam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik.Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya: vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin).

Enzim biasa juga disebut sebagai suatu protein yang mempunyai struktur tiga dimensi yang mampu mengkatalisis reaksi-reaksi biologis. Untuk mengaktifkan kerja enzim dibutuhkan adanya kofaktor, seperti ion logam, koenzim atau spesies yang lain. Enzim menaikan laju reaksi karena enzim dapat menurunkan energi aktifasi substrat yang terlibat dalam reaksi. Enzim bekerja optimal dalam kondisi yang optimal, diatas kondisi optimal aktifitas katalis enzim akan berkurang, demikian pua dibawah kondisi optimal aktivitas katalitiknya akan menjadi kurang optimal.

Semua enzim pada hakekatnya adalah protein. Beberapa diantaranya mempunyai struktur agak sederhana, sedangkan sebagian besar lainnya memiliki struktur rumit. Oleh karena enzim adalah protein, maka interaksi antara enzim dengan molekul lain, sama halnya dengan protein ditentukan oleh asam amino-asam amino yang ada dalam permukaan yang berhubungan dengan medium. Sifat-sifat permukaan enzim dipengaruhi oleh larutan disekitarnya. Gugus-gugus fungional enzim menggambarkan sifat asam-basa dan kelarutannya. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kerja enzim, factor-faktor tersebut antara lain :

a. temperatur

Karena enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka terhadap temperature. Temperature yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperature yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. Pada umumnya temperatur optimum enzim adalah 30 400C.Kebanyakan enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun sampai 00c , namun enzim tidak rusak, bila suhu normal maka enzim akan aktif kembali . enzim tahan pada suhu rendah, namun rusak diatas suhu 500c.

b. Perubahan pH Enzim juga sangat terpengaruh oleh pH. Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif berkombinasi dengan substratnya. pH optimum yang diperlukan berbeda beda tergantung jenis enzimnya.

c. Konsentrasi enzim dan substrat Agar reaksi berjalan optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan zubstrat harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat bahkan ada substrat yang tidak terkatalisasi . semakin banyak enzim, reaksi akan semakin cepat.

SALIVA Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut salivia (ludah atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi.

Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa, asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium dan Natrium.

Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :

1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan

2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan

3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman

4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer

5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah

6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva

7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh.

8. membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)

Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya bisa dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang penyakit. Macam-macam kelenjar ludah :1.Kelenjar ludah utama / mayor / besar-besarKelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari :

Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula

Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus mandibula

Kelenjar Sublingualis , terletak dibawah lidah

Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.

Kelenjar Parotis Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara prossesus mastoideus dan ramus mandibula.

Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapan molar 2 atas.

Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat

Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase.

Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus dan lobulus

Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar) bercbang-cabang (compound tubulo alveolar gland)

Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan

Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket

Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri dari epitel berlapis semu.

Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis dengan sel-sel epitel berlapis silindris

Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus intralobularis. Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus Pfluger yang mempunyai epitel selapis silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan garis-garis basal

Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan percabangan

Duktus Pfluger agak pendek

Sel-selnya pipih dan memanjang

Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak yang berhubungan dengan kumpulan lemak bichat (Fat depat of bichat). Juga pada jaringan tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan pembuluh darah

Kelenjar submandibularis (submaksilaris) Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan mempunyai duktus ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum lidah , dibelakang gigi seri bawah.

Merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak

Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri dari jaringan ikat padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi beberapa lobulus

Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus bercabang-cabang (compound tubulo alveolar gland)

Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula sel-selnya

Bentuk sinus kebanyakan memanjang

Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket

Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila dibandingkan glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang

Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis dan menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih mudah dicari

Kelenjar sublingualis Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar

Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar (duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus

Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum lidah

Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki septa-septa jaringan ikat yang jelas/tebal

Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-cabang (compound tubuloalveolar gland)

Merupakan kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah mukus murni

Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis

Duktus Pfluger sangat pendek

Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat sukar ditemukan

Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai glandula parotis

2. Kelenjar ludah tambahan / minor / kecil-kecilKebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus seromukus

Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus

Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus

Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal lidah, dnegan asinus-asinus murni serus

Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mukus

Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior

Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus .

EMPEDU Kandung empedu menyimpan getah empedu yang diproduksi dalam hati di antara waktu-waktu makan. Selama pencernaan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengalirkan getah empedu secara cepat ke dalam duodenum melalui duktus koledokus. Getah pancreas bercampur dengan getah empedu karena keduanya mengalir ke dalam duktus koledokus sesaat sebelum memasuki duodenum.Sifat Getah Empedu :1. Emulsifikasi

Garam empedu mempunyai kemampuan cukup besar untuk menurunkan tegangan permukaan. Kemampuan ini membuat getah empedu mampu mengemulsikan lemak di dalam usus dan melarutkan asam lemak di dalam usus dan melarutkan asam lemak serta sabun yang tak larut air. Keberadaan getah empedu di dalam usus merupakan faktor pelengkap (adjunct) penting dalam menyelesaikan proses pencernaan serta absorpsi lemak, di samping absorpsi vitamin A, D, E serta K yang bersifat larut lemak. Jika pencernaan lemak terganggu, bahan makanan lain menjadi kurang terserap karena lemak bertugas membungkus partikel makanan dan menghalangi kerja enzim pada partikel tersebut. Pada keadaan ini, kerja bakteri usus akan menimbulkan putrefaksi serta produksi gas yang cukup tinggi.

2. Netralisasi Asam

Disamping fungsinya pada proses emulsifikasi, getah empedu, dengan pH sedikit di atas 7, menetralkan kimus asam dari lambung dan menyiapkan untuk proses pencernaan di dalam usus.

3. Ekskresi

Getah empedu merupakan vehikulum penting bagi ekskresi asam empedu dan kolesterol, tetapi juga berfungsi mengeluarkan sejumlah besar obat, toksin, pigmen empedu, dan berbagai substansi anorganik, seperti tembaga, seng, dan air raksa.

BAB III

METODOLOGI

A. Saliva

Alat dan Bahan

Saliva sebanyak 20 ml

Larutan biuret

Larutan Molisch

Asam asetat encer

Kertas saring

H2SO4 pekat

Tabung reaksi

pH meter

pipet ukur

pipet tetes

cara kerja

ukur pH air liur dengan pH meter dan catat sebagai pH awal

siapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah, lalu beri label A dan B. kemudian masukkan 2ml saliva pada masing-masing tabung reaksitambahkan 5 tetes larutan Biuret pada tabung A, campur perlahan, lalu amati perubahan warna yang terjadi

tambahkan 5 tetes larutan Molisch pada tabung B, campur perlahan kemudian tambahkan 2 ml H2SO4 pekat secara perlahan melalui dinding tabung dan amati perubahannya.

Sarin sisa saliva dan masukkan sebanyak 2 ml pada tabung reaksi, tambahkan 2 tetes asam asetat encer. Campur rata dengan vortex, perhatikan endapan yang terbentuk.

B. Empedu

Uji Gmelin

Alat dan Bahan

Larutan empedu encer

Larutan asam nitrat (HNO3) pekat

Tabung reaksi

Pipet volumentrik

Cara Kerja

Siapkan tabung reaksi kemudian masukkan 3 ml HNO3 pekat kedalam tabung reaksi

Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan 3 ml larutan empedu encer dengan pipet secara hati-hati melalui dinding tabung sehingga kedua larutan tersebut tidak tercampur

Perhatikan warna yang terbentuk pada perbatasan antara kedua cairan

Uji Pettenkofer

Alat dan Bahan

Larutan sukrosa 5%

Asam sulfat (H2SO4) dalam beuret

Tabung reaksi

Pipet volumentrik

Pipet tetesCara Kerja

Siapkan tabung reaksi, lalu masukkan 5 ml larutan empedu encer ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 5 tetes larutan sukrosa

Miringkan tabung reaksi, lalu tambahkan 3 ml larutan sulfat pekat secara hat-hati melalui dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan cairan

Perhatikan cincin yang terbentuk pada perbatasan antara kedua lapisan.

Fungsi empedu sebagai emulgator

Alat dan Bahan

Larutan empedu encer

Minyak goreng

Air suling

Tabung reaksi

Cara Kerja

Siapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah dan diberi label. Masukkan 3 ml aquadest pada tabung A. dan masukkan 3 ml larutan empedu encer pada tabung B

Tambahkan 1 tets minyak pada kedua tabung

Kocok kedua tabung, lalu amati perubahan yang terjadi seperti terbentuknya emulsi dan catatC. ENZIM

Alat dan Bahan

Amilum 2%

Saliva

Tabung reaksi

Incubator / waterbach

Larutan HCl

H20

benedict Reagen warna

Cara Kerja

Siapkan empat tabung reaksi dan diberi label A1, B1, C1, D1. Tabung A1, B1, C1 diisi dengan 2 ml saliva. Sedangkan tabung D1 diisi dengan 2 ml H20.Siapkan larutan amilum segar 5 ml dalam tabung dan siapkan tabung untuk 5 ml amilum yang akan direbus.

Tambahkan 2ml HCl pada tabung B1. lalu tabung C1 dipanaskan diatas lampu spritus.Siaapkan lagi empat tabung, dan beri label A2, B2, C2, D2. Masing-masing diisi dengan separuh dari isi tabung A1, B1, C1, D1. Bagi sama rata.

Pada tabung yang pertama ditambah dengan amilum segar. Sedangkan tabung kedua ditambah dengan amilum matang.Masukkan dalam waterbath 370C selama 5 menit

Teteskan masing-masing 1 tetes tiap larutan pada papan penguji, lalu tetesi dengan 1 tetes reagen warna. Amati perubahan yang terjadi.

Tetesi masing-masing larutan yang tersisa pada tabung dengan larutan benedict. Amati perubahan yang terjadi.

Lalu rebus semua tabung selama kurang lebih 5 menit. Amati perubahan warna yang terjadi.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Saliva Pada percobaan dengan mengukur pH, dihasilkan pH saliva awal 7. Kisaran pH saliva normal adalah 5,6 7,6 dan biasanya mendekati 6,8. Amilase saliva mulai tidak aktif pada pH 4,0. Oleh karena itu, setelah makanan ditelan dan masuk ke dalam lambung, proses hidrolisis oleh enzim amilase saliva tidak berjalan lebih lama lagi. Pada percobaan Biuret diperoleh hasil, warna 2ml saliva yang dicampur dengan larutan biuret menjadi biru keunguan. Hal ini menunjukkan adanya protein.

Percobaan Molish, 2 ml saliva yang ditambahkan dengan 5 tetes larutan Molish dan 2 ml H2SO4 terbentuk dua warna yaitu bagian atas keruh dan bawah bening yang dibatasi dengan cincin berwarna hijau dan ungu. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa oleh asam sulfat pekat. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish.Pada percobaan dimana 2 ml saliva yang disaring ditambahkan dengan 2 tetes asam asetat diperoleh hasil adanya endapan berwarna putih. air liur disini mengandung enzim amilase, amilase yang direaksikan dengan asam asetat encer akan membentuk endapan putih, asam asetat encer mempunyai kemampuan mengikat air dari gugus pengikat air,sehingga kelarutan amilum akan berkurang dan akan mengendap.

B. Empedu

Pada uji Gmelin, empedu encer ditambahkan dengan HNO3 diperoleh hasil bermacam-macam warna yaitu bagian atas berwarna biru muda, bagian tengah berwarna kuning, dan bagian bawah berwarna bening. Perubahan warna ini terjadi karena HNO3 berfungsi sebagai zat pengoksidasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pigmen empedu yang dioksidasi oleh berbagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan yang berwarna Pada uji pettenkofer, larutan empedu encer yang ditambah dengan larutan sukrosa dan asam sulfat akan diperoleh hasil bermacam-macam warna yaitu, bagian atas hijau, bagian tengah berupa cincin yang berwarna ungu dan kuning, dan bagian bawah bening. Perubahan warna yang terjadi tersebut disebabkan karena oksidasi pigmen tersebut. Percobaan fungsi empedu sebagai emulgator, Dari hasil pengamatan tabung pertama aquadest yang ditetesi minyak, larutannya tidak bercampur, hal ini disebabkan karena air dan minyak mempunyai perbedaan massa jenis yang sangat besar, sehingga aquadest dan minyak tidak dapat bercampur. Sedangkan pada tabung kedua, larutan empedu encer yang ditetesi minyak terdapat butiran minyak bertambah banyak dan kecil ukurannya semakin lama minyak dan air saling bercampur, dalam hal ini cairan empedu berfungsi sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak. Minyak merupakan ester asam lemak jenuh. Pada proses pembentukan emulsi ini bagian yang hidrofob atau tidak suka air masuk kedalam lemak, sedangakan ujung yang bermuatan negatif ada dibagian luar. Oleh karena adanya gaya tolak muatan listrik negatif ini, maka akan terbentuk butiran-butiran minyak yang bertambah banyak menjadi partikel-partikel kecil.

C. Enzim

Amilum Segar

Tabung A1Tabung B1Tabung C1Tabung D1

Reagen warnaKuning tuaCoklat tuaKuning mudaCoklat muda

benedictEndapan biruEndapan biruEndapan biruEndapan coklat

Amilum matang Tabung A2Tabung B2Tabung C2Tabung D2

Reagen warnakuningBiru tuaBiru tuaBiru tua

BenedictEndapan jinggaEndapan biruEndapan biruEndapan biru

BAB VKESIMPULAN

Enzim Adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistim biologic. Hampir semua reaksi kimia dalam sistim biologis dikatalis oleh enzim. Sisnteis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian nesar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa merusak fungsinya. Saliva atau ludah merupakan campuran dari beberapa sekresi kelenjar ludah. Sekresi normal saliva sehari berkisar antara 800 1500 ml. Pada umumnya saliva merupakan cairan viskus, tidak berwarna yang mengandung air, mukoprotein, immunoglobulis, karbohidrat komponen-komponen organis seperti, Ca, P, Na, Mg, Cl, Fe, dan J. Selain itu saliva mengandung enzim amilase yaitu ptialin Garam empedu mempunyai kemampuan cukup besar untuk menurunkan tegangan permukaan. Kemampuan ini membuat getah empedu mampu mengemulsikan lemak di dalam usus dan melarutkan asam lemak di dalam usus dan melarutkan asam lemak serta sabun yang tak larut air.DAFTAR PUSTAKA

1. Lehinger AL. 1998. Dasar-Dasar Biokimia 1. Thenawijaya M, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.2. Thenawijaya Maggy, 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid Satu. Erlangga; Jakarta3. Mongomeri, Rex. 1993. Biokimia Jilid I. Universitas Gajah Mada; Jakarta4. Haskell R and Gayford J.J , Penyakit Mulut. Jakarta:1991

5. Murray, Robert K. et. al. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

6. Ganong, W. F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.