panduan praktikum biokimia 13

Upload: daniel-bryant

Post on 10-Oct-2015

203 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 1

    ATURAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Secara umum penulisan laporan praktek terbagi menjadi 3 bagian,

    pendahuluan, isi dan penutup. Aturan baku pada penulisan Laporan Praktek adalah :

    Pendahuluan 1. Halaman Judul (kover)

    Halaman judul satu halaman penuh yang menunjukkan judul laporan praktek, logo STIKES Muhammadiyah Gombong, nama dan nomor mahasiswa, waktu, nama pembimbing, nama laboratorium, institusi, kota serta tahun. Contoh :

    LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI GOLONGAN DARAH

    Disusun Oleh : Nama : Khoirun Nisa NIM : 10 05001 Program Studi : D III Keperawatan Hari/Tanggal/Jam : Rabu / 30 Maret 2013/ 14.00 Asisten Pembimbing : Fatimah Az Zahra, M.Si LABORATORIUM BIOKIMIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

    GOMBONG 2013

    a. Penulisan judul diawali dengan Laporan Praktikum dan diikuti nama

    mata kuliah praktek dilanjutkan dengan judul acara praktek. b. Gambar logo STIKES Muhammadiyah Gombong dengan ukuran

    diameter 5,5 cm c. Identitas mahasiswa dan waktu yang dicantumkan meliputi nama,

    NIM, Program Studi, hari, tanggal dan jam. d. Nama laboratorium diikuti dengan nama Institusi, Kota dan tahun.

    2. Halaman Pengesahan Halaman pengesahan memerlukan satu halaman penuh dituliskan seperti poin a dan c pada halaman judul dan diikuti dengan kota, tanggal, nama assisten pembimbing, contoh :

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 2

    LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI GOLONGAN DARAH Disusun Oleh : Nama : Khoirun Nisa NIM : 10003007 Program Studi : D III Keperawatan Hari/Tanggal/Jam : Rabu / 30 Maret 2013/ 14.00

    Gombong, 31 Maret 2013

    Menyetujui Asisten Pembimbing, Fatimah Az Zahra, M.Si.

    3. Prakata merupakan pengantar penyusun laporan (mahasiswa) mengenai acara yang dipraktekkan, klarifikasi, ucapan terimakasih dan memerlukan satu halaman tersendiri dan tidak berisi informasi ilmu.

    4. Daftar Isi memuat petunjuk halaman setiap bab, sub bab dan memerlukan satu halaman tersendiri.

    Isi Laporan

    Isi laporan meliputi sub bab - sub bab yang disusun berurutan tanpa harus berganti halaman bila tempat masih memungkinkan. Adapun urutan-urutannya sebagai berikut :

    1. Judul Acara, dituliskan paling atas bagian tengah kertas, setelah diberi jarak 2 spasi diikuti :

    2. Tujuan Percobaan, tujuan percobaan diambil dari buku panduan praktikum sesuai dengan acara yang dilaporkan dan ditulis mulai dari batas paling kiri.

    3. Dasar Teori, berisi penjabaran teori-teori yang mendukung jalannya praktikum. Teori yang dijabarkan diambil dari pustaka yang mendukung (sumber pustaka harus dituliskan) dan buku catatan kuliah tidak boleh menjadi sumber pustaka, persamaan matematis harus diberi nomor di belakangnya dan diberi kurung.

    4. Alat dan Bahan, semua peralatan dan bahan yang digunakan ditulis. 5. Prosedur Kerja, dituliskan sesuai yang dipraktekkan dan disertai gambar

    rangkaian alat utama. Penulisan prosedur kerja tidak boleh menggunakan kalimat perintah.

    6. Data Percobaan, bila data lebih dari 3 dituliskan dalam bentuk tabel. 7. Perhitungan dan Pembahasan, berisi pengolahan data yang diperoleh, bila

    perhitungan dilakukan berulang dan sama maka dibuat satu buah contoh perhitungan, perhitungan yang lain dimasukkan dalam tabel. Pembahasan mengupas hasil yang diperoleh dan hubungannya dengan teori yang ada.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 3

    Penutup

    Penutup laporan meliputi simpulan, daftar pustaka dan lampiran.

    1. Simpulan, berisi korelasi hasil percobaan dengan tujuan yang ingin dicapai. Penulisan menggunakan nomor dan kalimat yang digunakan harus singkat tetapi jelas.

    2. Daftar Pustaka, berisi daftar literatur yang digunakan ditulis urut abjad penulis tanpa menggunakan nomor urut, ketentuan yang lain:

    Mulai baris kedua dan seterusnya ditulis masuk 6 karakter.

    Edisi pertama tidak perlu ditulis, mulai edisi kedua ditulis.

    Urutan penulisan : o Buku : nama penulis, tahun publikasi, judul buku, volum, edisi,

    halaman, penerbit, kota. o Jurnal : nama penulis, tahun publikasi, judul tulisan, judul

    jurnal dalam singkatan resmi, volum, halaman. o Website : nama penulis, tahun publikasi, judul tulisan,

    alamat website, waktu mengunduh (tanggal dan jam). contoh :

    1. Sastrohamidjojo, H., 2001, Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, p.p. 3-95, 142-148, 227-244, 246-256.

    2. Sukmariah dan Kamianti, 1990, Kimia Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta, p.p. 7-96, 97-146, 163-175, 203-220.

    3. Sukardjo, 1997, Biokimia, Rineka Cipta, Jakarta, p.p. 190-219. 4. Respati, 1980, Pengantar Kimia Organik, Aksara Baru, Jakarta, p.p. 10-

    158. 5. Vogel, A.I., 1960, Text-Book of Macro and Semimicro Qualitative

    Inorganic Analysis, 4 th. ed., Longmans, London, p.p.6-10, 99-105,134-140.

    6. Betanursanti, I., 2008, Kimia Organik, www.sttm.ac.id/content/kimia_organik, diunduh pada 7 Januari 2009 pukul 17.07

    3. Lampiran, berisi data pendukung praktek dan laporan sementara yang telah

    disetujui asisten pembimbing.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 4

    PENGENALAN MACAM-MACAM ALAT LABORATORIUM KIMIA

    Gambar 1. Macam-macam alat laboratorium Kimia (The Golden Book of Chemistry

    Experiments)

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 5

    PENGENALAN ASAM, BASA, GARAM, & PENGARUH SIFAT BAHAN TERHADAP

    ASAM LAMBUNG DAN EMPEDU

    Pendahuluan

    Kedokteran Timur, manusia dipandang sebagai suatu kesatuan badan dan jiwa,

    keduanya saling mempengaruhi termasuk dalam penyembuhan penyakit. Tubuh

    manusia merupakan suatu sistem energi yang berkeseimbangan. Orang yang sakit

    bila terdapat ketidakseimbangan energi atau sistem holistiknya sehingga muncul

    keluhan-keluhan tertentu.

    Komposisi makanan mempengaruhi :

    keefektivan pencernaan

    asam basa tubuh

    pH darah dalam tubuh manusia ada pada kisaran 7,35 7,45 kondisi cenderung basa.

    Agar selalu dalam keadaan yang normal dan berkeseimbangan perlu diatur pola

    konsumsi makanan yang memenuhi dan mendukung sedikit kearah basa. Buah dan

    sayur adalah makanan yang mengandung mineral cenderung bersifat basa, protein

    dan lemak cenderung bersifat asam. Diperlukan menu sehat lewat komposisi

    alamiah, menyeimbangkan makanan pembentuk asam dan basa. Jika terlalu banyak

    konsumsi makanan bersifat asam maka badan akan cenderung bersifat asam. Ini

    bakal menyebabkan sakit.

    Gejala keseimbangan tubuh terganggu :

    cepat lelah

    sering sakit kepala

    pusing-pusing

    meriang

    suka mengantuk

    kulit kusam

    jerawatan

    Kompetensi Dasar

    Kompetensi dasar mahasiswa setelah mengikuti kegiatan praktikum ini dapat :

    (1)Mengenal dan membedakan bahan konsumsi yang bersifat asam, basa, dan

    garam. (2) Mengenal efek asam lambung dan empedu pada bahan konsumsi

    berdasarkan pengukuran pH.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 6

    Pada akhir kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat membuat laporan hasil analisis

    penggolongan bahan konsumsi menjadi asam, basa, garam serta pengaruhnya pada

    penambahan asam lambung serta empedu.

    Penyajian

    Suatu zat atau larutan dikatakan asam bila berasa masam, terkena kulit terasa pedih

    (menyengat), contoh : Jeruk atau asam sitrat (H2CO3), accu atau asam sulfat (H2SO4),

    asam lambung (HCl) dan asam cuka atau asam asetat (CH3COOH). Sedangkan zat

    atau larutan disebut basa bila berasa pahit, terasa licin bila terkena kulit, contoh :

    baking soda atau natrium bikarbonat (Na2CO3), ammonia atau NH3, drain cleaner

    (pembersih saluran)atau ion hidroksida (OH-). Bila asam bereaksi dengan basa akan

    terjadi reaksi penetralan, contoh : antasid-Mg(OH)2 (obat maag) ketika bereaksi

    dengan asam lambung (HCl) :

    Mg(OH)2 + HCl MgCl + H2O

    Basa + asam garam + air

    Batasan normal pH dalam cairan ekstrasel yaitu dalam darah beredar adalah 7,35-

    7,45. Artinya dalam darah hanya ada sedikit sekali ion H+ bebas (36-44

    nanoekivalen/L), meskipun setiap hari diproduksi kira-kira 100meq asam tetap dan

    13000-20000 mmol CO2. Agar pH dapat dipertahankan dalam batas-batas normal

    yang sempit itu harus ada buffer-buffer yang menyangga asam-asam yang telah

    dibentuk dan juga langkah-langkah untuk membuang asam dari tubuh sehingga

    tercapai eliminasi asam.

    Garam adalah suatu asam dan suatu basa yang bereaksi membentuk suatu molekul

    garam dan bercampur dengan molekul air. Contoh :

    NaOH + HCl NaCl + H2O.

    Batasan normal pH dalam cairan ekstrasel yaitu dalam darah beredar adalah 7,35-

    7,45. Artinya dalam darah hanya ada sedikit sekali ion H+ bebas (36-44

    nanoekivalen/L), meskipun setiap hari diproduksi kira-kira 100meq asam tetap dan

    13000-20000 mmol CO2. Agar pH dapat dipertahankan dalam batas-batas normal

    yang sempit itu harus ada buffer-buffer yang menyangga asam-asam yang telah

    dibentuk dan juga langkah-langkah untuk membuang asam dari tubuh sehingga

    tercapai eliminasi asam.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 7

    Gambar 2. Skala pH dan konsentrasi ion hidronium Sumber: http://www.cogitoec.com Bahan

    1. Aneka macam bahan konsumsi seperti: karbohidrat (nasi, jagung, ubi,

    singkong), protein (tahu, tempe, telur, kacang-kacangan), sayur (daun papaya,

    bayam, kangkung, wortel, tomat, kol, labu, taoge, bawang, mentimun), buah (jeruk,

    apel, pisang), teh, kopi, susu, coca cola, fanta, rokok, bir, dan akua minum

    2. Kertas indikator universal

    3. HCl 0,1 N

    4. Cairan empedu

    5. Akuades

    6. Kertas saring

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Rak tabung reaksi

    3. Pipet tetes

    4. Mortar

    5. Corong

    6. Gelas kimia

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 8

    Pelaksanaan Praktikum

    1. Bahan-bahan konsumsi yang berbentuk padatan digerus

    menggunakan mortar sampai halus lalu ditambahkan akuades sampai

    volumnya 5 mL, saring menggunakan kertas saring lalu masukkan ke

    dalam tabung reaksi beri label dan ukur pH menggunakan kertas indikator

    dan catat.

    2. Bahan cair dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai volumnya 5

    mL, beri label dan ukur pH menggunakan kertas indikator dan catat.

    3. Ukur pH HCl 0,1 N dan pH cairan empedu menggunakan kertas

    indikator

    4. Pada masing-masing tabung reaksi tambahkan 2 mL larutan HCl 0,1 N,

    kocok diamkan 5 menit lalu ukur pH menggunakan kertas indikator dan

    catat.

    5. Tambahkan juga ke dalam setiap tabung reaksi 1 mL larutan empedu,

    kocok dan diamkan 5 menit ukur pH menggunakan kertas indikator dan

    catat.

    Pertanyaan

    1. Bahan-bahan apakah yang tergolong dalam asam, basa, atau garam?

    2. Bagaimana cara membedakan sesuatu bahan ke dalam golongan asam,

    basa, atau garam?

    3. Bagaimana pengaruh penambahan HCl (asam lambung) ke dalam bahan

    yang bersifat asam, basa, dan garam?

    4. Bagaimana pengaruh penambahan cairan empedu ke dalam bahan yang

    bersifat asam, basa, dan garam?

    Referensi

    Anne E. Frahm & David J Frahm, Menemukan Alergi Makanan, Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.

    Agus Mustofa, 2005, Mengapa Kita Diwajibkan Berpuasa? Padma, Sidoarjo.

    Ida Betanursanti, 2004, pH Larutan Buffer, Kimia, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

    Spirit of this day

    Everyone is trying to accomplish something big, not realizing that life is made up of little things.

    ~ Frank Clark

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 9

    PENGENALAN DAN UJI PEMANIS DAN PEWARNA BUATAN

    Pendahuluan

    Menurut badan POM disinyalir banyak produk makanan, terutama produk industri

    rumah tangga yang mengandung pemanis buatan (siklamat dan sakarin) sebagai

    bahan campuran gula maupun pengganti gula. Hasil kajian terbatas badan POM di

    beberapa SD di Malang Jawa Timur menemukan adanya konsumsi pada level yang

    tidak aman pada penggunaan bahan pemanis buatan sakarin dan siklamat. ( Kompas

    CyberMedia Februari 2007 ).

    Badan penelitian POM menemukan dari sampel penelitian bahwa 50% dari makanan

    jajanan tidak aman. Apa sajakah itu dan aditif apa yang jadi biangnya? Berikut adalah

    temuan Depkes tahun 1996.

    Sirup, kerupuk, agar agar, jeli, kue basah atau makanan jajanan lainnya biasanya

    banyak memakai zat pewarna yang berbahaya, seperti rhodamin B, methanyl yellow

    dan amaranth. Demikian juga siklamat dan sakarin sebagai pemanis buatan, sering

    digunakan dalam makanan jajanan secara berlebihan atau melampaui ambang batas

    maksimum yang diperbolehkan.

    Tahu dan mie basah juga masih banyak pula diawetkan dengan menggunakan

    formalin. Rhodamin B, zat pewarna yang sebenarnya untuk tekstil, bukan untuk

    makanan juga masih banyak digunakan. Bahkan Suriawiria menemukan 86,2 % mie

    basah yang beredar di pasar dan swalayan memakai formalin. Juga 50 % terasi

    menggunakan pemerah rhodamin B.

    Pembuatan sirup, limun,, es campur sering menggunakan amaranth secara

    berlebihan, sedangkan saos sering menggunakan aurarnin. Rhodamin B juga dipakai

    untuk sirup, limun, saos, es mambo, bakpau, es cendol, es kelapa. Sedangkan

    methanyl yellow digunakan untuk sirup, limun, pisang goreng, manisan mangga /

    kedondong dan boraks untuk mie bakso, kerupuk, tahu, batagor, pangsit.

    Kompetensi Dasar

    Kompetensi Dasar kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat: (1) Mengenal macam-

    macam pemanis buatan (2) Melakukan uji kualitatif kandungan siklamat pada aneka

    jajanan (3) Melakukan uji kualitatif pewarna sintetis untuk makanan atau minuman.

    Setelah menempuh kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat membuat laporan

    analisis makanan atau minuman yang mengandung siklamat dan pewarna sintetis.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 10

    Bahan

    1. Macam-macam jenis makanan atau minuman

    2. NaOH 1:20

    3. HCl 13%

    4. PP

    5. FeCl3 1 N

    6. Kertas saring

    7. Spiritus

    8. Korek api

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Rak tabung reaksi

    3. Pipet tetes

    4. Pipet ukur

    5. Penjepit tabung reaksi

    6. Pemanas Bunsen

    7. Gelas piala

    8. Pengaduk gelas

    9. Sendok the/sendok obat

    Pelaksanaan Praktikum

    a. Pemanis buatan

    1. Ambil bahan yang akan diuji kadar pemanis buatan sebanyak sendok the

    atau 2,5 mL masukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 2,5 mL NaOH

    1:20.

    2. Uapkan larutan di atas pemanas Bunsen dengan dijepit dan hati-hati

    digerak-gerakkan di atas api sampai kering.

    3. Setelah residu dingin larutkan dalam 2 mL HCl 13% dan ditambahkan

    setetes FeCl3 1 N.

    4. Bila larutan berwarna violet berarti positif menggunakan sakarin.

    b. Pewarna

    1. Kertas saring 20 x 20 cm

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 11

    2. Pada jarak 2 cm dari tepi ditetesi bahan makanan atau minuman yang

    berwarna

    3. Dalam gelas piala diisi air setinggi 1 cm-1,5 cm dari dasar gelas, letakkan

    kertas saring

    4. Setelah air merembes sampai bagian kertas, angkat dan keringkan.

    5. Lipat kertas menjadi 2 lalu lipat lagi menjadi tiga bagian

    6. Pewarna sintetis tetap pada tempatnya sedangkan pewarna makanan

    merata.

    Pertanyaan

    1. Jelaskan macam-macam pemanis buatan dan pengaruhnya pada kesehatan

    tubuh

    2. Apa perbedaan penggunaan pewarna tekstil dan pewarna makanan?

    3. Apakah pewarna tekstil bila digunakan sebagai pewarna makanan akan

    berpengaruh pada kesehatan? Jelaskan!

    Referensi

    1. Winarno,F.C. dan Sulistyowati Rahayu, S., 1994, Bahan Tambahan untuk

    Makanan dan Kontaminan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

    2. Ida Betanursanti dan Widyastuti, 2007, Save and Care Our Generation,

    Laporan Pengabdian Masyarakat, STT Muhammadiyah Kebumen.

    3. Food Additives, http://www.cspinet.org/reports/chemcuisin.mht

    Spirit of this day

    Bukan titik yang menyebabkan tinta melainkan tinta yang menyebabkan titik. Bikan cantik yang menyebabkan

    cinta melainkan cintalah yang menyebabkan cantik (Parlindungan Marpaung)

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 12

    UJI GOLONGAN DARAH

    Pendahuluan

    Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan interseluler disebut

    juga plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat seperti sel darah. Volum

    darah secara keseluruhan kira-kira seperduabelas berat badan atau sekitar 5 liter. 55

    persennya adalah cairan, selebihnya (45 %) adalah sel darah. Angka ini yang

    dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volum sel darah yang dipadatkan berkisar

    antara 40 sampai 47.

    Golongan Darah

    Landstreiner menemukan penggolongan darah menjadi ABO berdasarkan adanya

    agglutinin dalam darah. Empat golongan utama yang ditemukan adalah:

    1. Golongan AB

    2. Golongan A

    3. Golongan B

    4. Golongan O

    Selain itu adapula faktor Rhesus (Rh) dalam darah yang penting diketahui pada bayi

    yang baru lahir kalau terjadi ketidakcocokan antara darah bayi dan darah ibunya.

    Gambar 3. Antigen pada masing-masing golongan darah

    Dipandang dari donor darah:

    Golongan AB dapat memberi darah pada golongan AB

    Golongan A kepada golongan A dan AB

    Golongan B kepada golongan B dan AB

    Golongan O adalah donor untuk semua golongan

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 13

    Resipien

    Golongan AB adalah resipien umum

    Golongan A dapat menerima dari golongan A dan O

    Golongan B dapat menerima dari golongan B dan O

    Golongan O dapat menerima dari golongan O

    Sebaiknya transfuse dilakukan dengan golongan darah yang sama dan hanya dalam

    keadaan terpaksa dapat diberikan donor dari golongan universal.

    Gambar 4. ABO sistem golongan darah

    Kompetensi Dasar

    Kompetensi Dasar kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat: (1) Mengenal macam-

    macam golongan darah (2) Melakukan uji kualitatif golongan darah (3) Melakukan

    uji kualitatif golongan Rhesus.

    Bahan

    1. Darah salah seorang

    praktikan

    2. Vial anti A

    3. Vial anti B

    4. Vial O.

    5. Rhesus

    6. Kapas

    7. Alcohol

    Alat

    1. Jarum suntik

    2. Deck glass

    3. Pengaduk gelas

    4. kom

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 14

    Pelaksanaan Praktikum

    1. Siapkan tiga buah deck glass

    2. Ambil darah salah seorang praktikan menggunakan jarum suntik

    sebanyak 3 tetes masing-masing diteteskan pada deck glass. jangan

    lupa sebelum dan sesudah mengambil darah kulit yang akan disuntik

    disterilkan dulu menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol.

    3. Deck glass 1: tetesi dengan vial anti A aduk, bila terjadi penggumpalan

    maka golongan darah adalah A.

    4. Deck glass 2: tetesi dengan vial anti B aduk, bila terjadi penggumpalan

    maka golongan darah adalah B.

    5. Deck glass 3: dengan vial control aduk, bila tidak terjadi penggumpaan

    maka golongan darah adalah O.

    6. Bila penggumpalan terjadi pada baik vial anti A dan vial anti B maka

    golongan darah adalah AB.

    Pertanyaan

    1. Jelaskan macam-macam karakter golongan darah

    2. Apa pengaruh pada kesehatan tubuh bila sampai terjadi transfusi yang tidak

    sesuai dengan golongan darah antara donor dan resipien? Jelaskan

    3. Jelaskan apakah pengaruh Rhesus pada golongan darah?

    Referensi

    1. Evelyn Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia,

    Jakarta

    2. Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E. dialih bahasakan oleh Iyan Darmawan, Kapita

    Selekta Haematology

    3. Haanen, C.H. et al. 1980. Pengantar Ilmu Penyakit Darah, Bina Cipta

    Bandung.

    4. Ida Betanursanti, 2010, Biokimia, STIKES Muhammadiyah Gombong.

    Spirit of this day

    Menerima kekeliruan bisa menimbulkan rasa sakit yang paling dalam, namun seiring rasa sakit itu justru

    dapat menjadi daya dorong untuk melesat ke angkasa.-Krishnamurti

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 15

    MENGHITUNG HEMOGLOBIN

    Pendahuluan

    Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya

    gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di

    dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-

    paru ke jaringan-jaringan tubuh.

    Menghitung Hemoglobin

    Hemoglobin ditemukan dalam sel darah merah bikonkaf dan kombinasinya dengan

    molekul oksigen yang membentuk campuran tidak stabil oksi-hemoglobin yang

    berwarna merah cerah. Uji hemoglobin berikatan dengan uji hematokrit, uji

    selebihnya untuk mengetahui ada tidaknya ketidakteraturan pada darah. Implikasi

    uji hemoglobin adalah sinkronisasi dengan jumlah sel darah merah. Jumlah normal

    sel darah merah adalah 12-16 gram hemoglobin per desiliter darah pada wanita dan

    14-18 gram hemoglobin per desiliter darah pada pria. Dalam berbagai bentuk anemi

    jumlah hemoglobin dalam darah berkurang. Dalam beberapa bentuk anemi parah,

    kadar itu bisa di bawah 30 persen atau 5 g setiap 100 mL. Karena hemoglobin

    mengandung besi yang diperlukan untuk bergabung dengan oksigen, maka dapat

    dimengerti bahwa pasien semacam itu memperlihatkan gejala kekurangan oksigen

    seperti napas pendek. Ini merupakan salah satu gejala awal anemi kekurangan zat

    besi.

    Gambar 5. Hematokrit darah Kompetensi Dasar

    Kompetensi Dasar kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat: (1) Mengenal cara

    menghitung hemoglobin (2) Melakukan uji kuantitatif hemoglobin darah.

    Bahan 1. Kertas Hemoglobin

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 16

    2. Darah dari dua orang

    praktikan/ kelompok

    3. Kapas

    4. Alkohol

    Alat

    1. Kom

    2. Jarum suntik

    Pelaksanaan Praktikum

    1. Sterilkan kulit praktikan yang akan diambil darahnya. Ambil darah dua tetes

    lalu ratakan pada kertas hemoglobin

    2. Setarakan dengan indikator yang tersedia

    3. Tentukan jumlah hemoglobin

    Pertanyaan

    1. Apakah yang berpengaruh pada kuantitas hemoglobin seseorang?

    2. Apakah pengaruh hemoglobin pada metabolisme tubuh?

    3. Apakah mungkin seseorang kekurangan atau kelebihan hemoglobin dari

    keadaan normalnya? Jelaskan!

    Referensi

    1. Evelyn Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia,

    Jakarta

    2. Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E. dialih bahasakan oleh Iyan Darmawan, Kapita

    Selekta Haematology

    3. Haanen, C.H. et al. 1980. Pengantar Ilmu Penyakit Darah, Bina Cipta

    Bandung.

    4. Ida Betanursanti, 2010, Biokimia, STIKES Muhammadiyah Gombong.

    Spirit of this day

    Dream as if youll live forever, live as if youll die today.~ James Dean

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 17

    UJI ASAM URAT

    Pendahuluan

    Pada manusia katabolit akhir purin adalah asam urat. Produk purin dari purin

    nukleosida fosforilase, yaitu guanine dan hipoxantin diubah menjadi asam urat

    melalui xantin dengan katalis enzim guanase dan xantin oksidase. Xantin oksidase

    sangat aktif dalam hati, usus halus, dan ginjal. Asam urat dapat dibentuk dari asam

    nukleat oleh flora bakteri usus. Asam urat diangkut oleh darah ke ginjal dan fungsi

    renal yang filtrasi, absorpsi, dan sekresi semua berpengaruh pada ekskresi asam

    urat. Jika intake purin rendah, ekskresi asam urat sehari adalah 0,5 g. Bila intake

    normal jumlah menjadi 1 g. Bahan makanan yang mengandung banyak purin adalah

    daging organ dalam, kacang-kacangan, dan ragi.

    Ekskresi asam urat bukan saja ditentukan oleh aliran darah dalam glomeruli dan

    proses filtrasi tetapi juga oleh fungsi sel-sel epitel. Asam urat sukar larut dalam air.

    Batu urat mudah terbentuk dalam urin dengan konsentrasi urat tinggi, pasien-pasien

    yang kadar urat dalam darahnya tinggi menimbun zat itu dalam jaringan lunak,

    khusus dalam sendi-sendi.

    Tingginya produksi asam urat serta efisiensi ekskresi oleh ginjal berpengaruh pada

    kadar asam urat dalam serum. Produksi asam urat meningkat bila turn over sel-sel

    secara masal menyebabkan perombakan asam nukleat atau jika metabolism purin

    abnormal. Ekskresi asam urat menurun pada asidemia, atau kadar laktat serta

    alkohol tinggi. Diuretika jenis thiazide dan aspirin dalam dosis rendah menyebabkan

    berkurangnya ekskresi tubular.

    Kompetensi Dasar

    Kompetensi Dasar kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat: (1) Mengenal cara uji

    asam urat (2) Melakukan uji kuantitatif kadar asam urat dalam darah.

    Bahan

    1. Strip asam urat

    2. Darah dari seorang

    praktikan/ kelompok

    3. Kapas

    4. Alkohol

    Alat

    1. Kom

    2. Kit asam urat

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 18

    Pelaksanaan Praktikum

    1. Nyalakan kit asam urat

    2. Sterilkan kulit praktikan yang akan diambil darahnya. Ambil darah teteskan

    pada strip asam urat

    3. Tunggu beberapa saat kalau sudah stabil baca kadar asam urat

    4. Catat dan diskusikan

    Pertanyaan

    1. Bagaimana asam urat bisa dihasilkan dalam metabolism tubuh manusia?

    Jelaskan

    2. Apakah pengaruh asam urat pada metabolisme?

    3. Apakah ada cara untuk menurunkan atau meningkatkan kadar asam urat di

    dalam darah?

    Referensi

    1. Evelyn Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia,

    Jakarta

    2. Widmann, F.K.,M.D. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium,

    edisi 9, EGC, Jakarta

    3. Martin, D.W., Mayes, P.A., and Rodwell, V.W., 1983, Biokimia, edisi 19,

    EGC, Jakarta

    4. Ida Betanursanti, 2010, Biokimia, STIKES Muhammadiyah Gombong.

    Spirit of this day

    Tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dhadapi, tidak ada langkah yang terlalu panjang untuk

    dijalani, dan tidak ada orang yang terlalu sulit untuk dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap

    peristiwa yang terjadi dengan hati yang jernih dan kepala dingin~Parlindungan Marpaung

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 19

    UJI GULA DARAH

    Pendahuluan

    Jenis-jenis zat yang diangkut oleh darah berperan dalam darah serta mencerminkan

    proses-proses metabolik tidak terhingga banyaknya, tetapi relative sedikit

    diantaranya yang diukur pada pemeriksaan rutin. Ada yang ditetapkan guna

    mendapatkan informasi mengenai organ atau proses tertentu dan ada juga yang

    menggambarkan akibat menyeluruh dari banyak peristiwa metabolik.

    Sebagai hasil pertengahan, metabolism glukosa menyusun asam piruvat, asam

    laktat, dan asetil koenzim A (acetyl co-A). Jika glukosa dioksidasi total, terjadi CO2,

    air, dan energi yang disimpan sebagai fosfat berenergi tinggi. Kalau glukosa tidak

    langsung dirombak, ia dapat disimpan dalam hati atau otot dalam bentuk glikogen,

    satu polimer yang tersusun dari banyak molekul glukosa. Hati sanggup mengubah

    glukosa yang tidak terpakai, melalui senyawa-senyawa pertengahan menjadi asam

    lemak yang disimpan sebagi trigliserida atau menjadi asam amino untuk membentuk

    protein. Hati berperan dalam menentukan apakah glukosa langsung dipakai selaku

    bahan bakar atau disimpan, atau digunakan untuk tujuan structural. Bila banyaknya

    glukosa atau glikogen tidak cukup untuk menutupi kebutuhan energi, hati dapat

    mensintesis glukosa dari asam lemak atau dari asam amino yang berasal dari

    protein.

    Penetapan Glukosa

    Mengukur kadar glukosa dikenal dengan dua macam teknik. Cara pertama dengan

    mereduksi molekul glukosa yang tidak spesifik dan cara kedua cara enzimatik. Nilai

    yang ditemukan dengan cara reduksi adalah 5-15 mg/dL lebih tinggi dari yang

    didapat dengan cara-cara enzimatik, karena selain glukosa terdapat zat-zat lain yang

    mereduksi di dalam darah. Darah yang berisi sangat banyak leukosit mungkin secara

    artificial menurunkan kadar glukosa. Pada suhu lemari es kadar glukosa dalam serum

    tetap sama sampai 24 jam tanpa kontaminasi bacterial dapat bertahan lebih lama

    dari itu. Dalam keadaan puasa, kadar glukosa dalam darah arteri, vena, dan kapiler

    sama tingginya; setelah makan kadar dalam darah vena lebih rendah kapiler. Kadar

    gula puasa memberikan kesan paling baik tentang homeostatis secara menyeluruh,

    penetapan paling sering dilakukan dengan sampel puasa. Nilai postprandial 2 jam

    setelah bersantap atau setelah beban glukosa mencerminkan respon metabolik.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 20

    Kompetensi Dasar

    Kompetensi Dasar kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat: (1) Mengenal cara uji

    glukosa darah (2) Melakukan uji kuantitatif kadar glukosa dalam darah.

    Bahan

    1. Strip gula darah

    2. Darah dari seorang praktikan/

    kelompok

    3. Kapas

    4. Alkohol

    Alat

    1. Kom

    2. Kit asam urat

    Pelaksanaan Praktikum

    1. Nyalakan kit gula darah

    2. Sterilkan kulit praktikan yang akan diambil darahnya. Ambil darah teteskan

    pada strip gula darah

    3. Tunggu beberapa saat kalau sudah stabil baca kadar glukosa darah

    4. Catat dan diskusikan

    Pertanyaan

    1. Jelaskan bagaimana cara metabolisme glukosa sehingga dapat diukur dari

    darah?

    2. Apakah pengaruh glukosa pada metabolisme?

    3. Apakah ada cara untuk menurunkan atau meningkatkan kadar glukosa di

    dalam darah?

    Referensi

    1. Evelyn Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta

    2. Widmann, F.K.,M.D. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, EGC, Jakarta

    3. Martin, D.W., Mayes, P.A., and Rodwell, V.W., 1983, Biokimia, edisi 19, EGC, Jakarta

    4. Ida Betanursanti, 2010, Biokimia, STIKES Muhammadiyah Gombong.

    Spirit of this day

    Pikulan yang berat memang melelahkan, namun sesungguhnya akan menguatkan otot pundak kita agar lebih

    kuat mengangkat beban yang lebih berat ~ Krishnamukti

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 21

    UJI KOLESTEROL

    Pendahuluan

    Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hydrogen yang tidak larut dalam air,

    tetapi larut dalam pelarut organic. Pada manusia lemak netral tersusun dari asam

    lemak yang membentuk ester dengan gliserol, sejenis alkohol; bagian terbesar dari

    lemak netral mengandung tiga asam lemak dan diberi nama trigliserida. Jaringan

    lemak mengandung simpanan trigliserida yang merupakan cadangan lipida yang

    dapat segera digunakan. Lipida majemuk penting sebagai pembentuk dinding sel;

    contoh dari lipida majemuk adalah fosfolipid dan glikolipid. Sterolsterol berfungsi

    structural dan menjadi sebagian dari hormone dan metabolit-metabolit lain. Contoh

    sterol yang penting adalah kolesterol.

    Kolesterol adalah suatu bahan lipid yang terjadi secara alamiah dalam tubuh

    manusia. Kolesterol membentuk bagian dinding yang melingkari sel tubuh di setiap

    jaringan dan organ tubuh. Kolesterol juga diperlukan untuk membuat beberapa jenis

    hormone penting. Bila kadar kolesterol dalam darah meningkat akan cenderung

    menumpuk pada dindng arteri pembuluh darah. Keadaan itu yang disebut

    aterosklerosis. Penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah akan

    menghambat aliran darah sehingga menyebabkan serangan jantung dan perdarahan

    otak.

    Kompetensi Dasar

    Kompetensi Dasar kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat: (1) Mengenal cara uji

    kolesterol (2) Melakukan uji kuantitatif kadar kolesterol dalam darah.

    Bahan

    1. Strip kolesterol

    2. Darah dari seorang

    praktikan/ kelompok

    3. Kapas

    4. Alkohol

    Alat

    1. Kom

    2. Kit asam urat

    Pelaksanaan Praktikum

    1. Nyalakan kit kolesterol

    2. Sterilkan kulit praktikan yang akan diambil darahnya. Ambil darah

    teteskan pada strip kolesterol

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 22

    3. Tunggu beberapa saat kalau sudah stabil baca kadar kolesterol

    4. Catat dan diskusikan

    Pertanyaan

    1. Bagaimana kolesterol bisa dihasilkan dalam metabolisme tubuh manusia?

    Jelaskan

    4. Apakah pengaruh kolesterol pada metabolisme?

    5. Apakah ada cara untuk menurunkan atau meningkatkan kadar kolesterol di

    dalam darah?

    Referensi

    1. Evelyn Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta

    2. Widmann, F.K.,M.D. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, EGC, Jakarta

    3. Martin, D.W., Mayes, P.A., and Rodwell, V.W., 1983, Biokimia, edisi 19, EGC, Jakarta

    4. Ida Betanursanti, 2010, Biokimia, STIKES Muhammadiyah Gombong.

    Spirit of this day

    Ada dua tipe orang yang akan berkata kepada anda bahwa anda tidak mampu membuat perubahan, yaitu

    mereka yang takut mencoba dan mereka yang takut melihat anda akan berhasil ~ Ray Goforth

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 23

    CAIRAN TUBUH

    Pendahuluan

    Air liur (saliva) disekresi oleh tiga pasang kelenjar besar yaitu parotis,

    submaksilaris, dan sublingualis. Air liur parotis merupakan cairan hipotonis

    yang sangat encer dengan konsentrasi zat padat yang rendah; air liur

    submaksilaris dapat kental maupun encer tergantung pada rangsang

    simpatis dan parasimpatis; air liur sublingualis mengandung banyak musin.

    Selain itu air liur juga disekresi oleh beberapa kelenjar kecil dalam mukosa

    mulut seperti labialis, lingualis, bukal, dan palatal. Sekresi air liur dari

    kelenjar ke dalam mulut dapat disebabkan oleh rangsangan local dalam

    mulut atau oleh perangsangan pusat akibat rangsang psikis atau somatis.

    Air liur dalam rongga mulut berfungsi sebagai pelicin dan untuk membasahi

    makanan saat dikunyah sehingga mudah ditelan. Air liur juga merupakan

    tempat ekskresi obat-obat tertentu seperti alkohol dan morfin.

    Air liur mengandung 99,5%. Sekitar dua pertiga dari bahan terlarut dalam air

    liur merupakan bahan organic dan sepertiganya adalah bahan anorganik

    Komponen anorganik air liur antara lain adalah natrium, kalium, kalsium,

    magnesium, fosfat, dan bikarbonat. Sedang kandungan organik air liur

    terutama terdiri atas musin dan enzim amilase; bahan organik lain yang juga

    terdapat dalam jumlah sedikit adalah urea, kolesterol, hormon-hormon

    tertentu, dll. Saliva juga mengandung berbagai macam sel seperti sel epitel

    mukosa mulut, leukosit, dan bakteri.

    pH air liur berkisar antara 5,6 hingga 7,6 biasanya pH liur mendekati 6,8.

    Pada saat makan, pH air liur meningkat dan setelah makan pH akan turun.

    Air liur yang berasal dari kelenjar parotis mengadung sejumlah besar enzim

    antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase.

    Namun yang penting untuk proses fisiologis tubuh adalah amylase dan

    lisozim.

    Amylase air liur disebut juga ptyalin. Amylase bekerja mengkatalisis

    pemecahan pati menjadi dekstrin (amilodekstrin, eritrodekstrin, dan

    akrodekstrin), dan maltose dengan hidrolisis ikatan glikosidik -(1,4) pati.

    Enzim ini tidak aktif pada pH 4 atau lebih rendah sehingga pencernaan

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 24

    makanan oleh air liur terhenti segera setelah makanan tersebut berada

    dalam suasana asam di lambung.

    a. Penetapan pH Saliva

    Kompetensi Dasar

    Untuk mempelajari sifat dan susunan saliva.

    Tujuan

    Menetapkan pH saliva sewaktu

    Dasar

    Pada kisaran pH tertentu suatu indikator akan memberikan perubahan warna sesuai

    dengan kadar H+ dalam larutan yang diperiksa.

    Bahan

    1. Air liur yang tidak disaring

    2. Indikator universal

    Alat

    1. Tabung reaksi 5 buah

    2. Rak tabung reaksi

    Pelaksanaan

    1. Celupkan sepotong indikator universal ke dalam saliva yang tidak disaring di

    dalam tabung reaksi.

    2. Cocokkan warna pada indikator tersebut dengan standar warna pH indikator

    tersebut. Tentukan pH saliva

    b. Uji Biuret

    Kompetensi Dasar

    Membuktikan adanya senyawa dengan ikatan peptida (protein) dalam air liur secara

    kualitatif.

    Dasar

    Biuret adalah senyawa dengan 2 ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan

    urea. Reaaksi yang terjadi seperti berikut ini.

    2 H2N C NH2 H2N C NH C NH2 + NH3 (amonia) ll ll ll

    O O O (2 mol urea ) (biuret) Gambar 1. Reaksi urea pada uji biuret

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 25

    Reaksi biuret ialah reaksi terhadap adanya paling sedikit 2 ikatan peptida.

    Pereaksi biuret (larutan CuSO4 alkalis) terdiri atas larutan NaOH dan larutan

    CuSO4. Cu pada larutan alkalis bereaksi dengan protein membentuk suatu

    kompleks koordinasi antara ion Cu2+ dengan gugus CO dan NH pada ikatan

    peptida. Kompleks tersebut memberi warna lembayung.

    Semua zat dengan 2 atau lebih ikatan peptide memberi positif. Zat-zat lain

    yang mengandung gugus karbamil (-CONH) seperti CSBH2,-C(NH)NH2 atau

    CH2NH2 juga memberi reaksi yang sama.

    Bahan

    1. Saliva yang tidak disaring

    2. Larutan NaOH 10 %

    3. Larutan CuSO4

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Pipet volume

    3. Pipet tetes

    Pelaksanaan

    1. Masukan 2 mL air yangtidak disaring ke dalam tabung reaksi

    2. Tambahkan 2 mol NaOH 10%. Campur dengan baik.

    3. Tambahkan setetes larutan CuSO4, Campurlah dengan baik.Bila belum

    terbentuk warna lembayung tambahkan lagi setetes CuSO4 hingga

    maksimum 10 tetes.

    c. Uji Molisch

    Kompetensi Dasar

    Membuktikan adanya karbohidrat dalam saliva secara kualitatif.

    Dasar Teori

    Reaksi ini disebabkan oleh daya dehidrasi asam anorganik pekat terhadap

    karbohidrat, membentuk furfural atau turunannya, seperti hidroksi metilfurfural.

    Pereaksi molisch yang terdiri atas a-naftol akan bereaksi dengan furfural

    membentuk senyawa berwarna ungu.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 26

    Bahan

    1. Air liur yang tidak disaring

    2. Pereaksi Molisch

    3. H2SO4

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Rak tabung reaksi

    3. Pipet volum

    4. Pipet tetes

    Pelaksanaan

    1. Masukkan 2 mL air liur yang tidak disaring ke dalam tabung reaksi

    2. Tambahkanlah 2 mL asam sulfat pekat dari buret diteteskan melalui

    dinding tabung reaksi sehingga tidak bercampur langsung. Reaksi positif

    ditandai dengan pembentukan cincin berwarna ungu pada bidang batas

    antara kedua lapisan cairan.

    CHO CHOH O + H2SO4 C +3 H2O CHOH H O CHOH (furfural) CH2OH (pentosa) Gambar 2. Reaksi dehidrasi pentosa

    CHO CHOH O CHOH + H2SO4 H2C C + H2O CHOH HO O H CHOH (5-hidroksimetilfurfural) CH2OH (heksosa) Gambar 3. Reaksi dehidrasi heksosa

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 27

    Referensi

    Vita Kurniati, 2000, Praktikum Cairan Tubuh, Penuntun Praktikum Biokimia,

    Widya Medika, Jakarta.

    Spirit of this day

    Love life and life will love you back. Love people and they will love you back.

    ~ Arthur Rubinstein

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 28

    EMPEDU

    Pendahuluan

    Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan sementara dalam kandung empedu

    sebelum dikeluarkan ke duodenum. Diperkirakan hati menghasilkan 500-1000 mL

    empedu perhari.

    Empedu manusia berwarna kuning keemasan, namun bila dibiarkan pada udara

    terbuka maka warnanya akan berubah menjadi hijau, biru, dan coklat karena pigmen

    empedu teroksidasi. Empedu bereaksi alkalis (pH 7,8 sampai 8,6). Kandungan

    empedu yang penting antara lain adalah garam-garam empedu, pigmen-pigmen

    empedu, lesitin, kolesterol, dan garam-garam anorganik. Empedu tidak

    mengandung protein kecuali musin yang diekskresi oleh dinding kandung empedu

    dan sejumlah kecil enzim seperti fosfatase alkali.

    Empedu merupakan campuran hasil sekresi dan ekskresi. Bahan-bahan yang

    disekresi misalnya garam-garam empedu, sedangkan yang diekskresi misalnya

    pigmen empedu dan kolesterol. Asam-asam empedu utama dalam empedu manusia

    adalah asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Asam empedu mengaktifkan lipase

    dan mempengaruhi emulsifikasi lipid yang diperlukan untuk hidrolisis dan absorpsi

    lipid. Selain itu asam empedu juga penting untuk penyerapan kolesterol dan

    pembentukan ester kolesterol.

    Garam-garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak serta vitamin-

    vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K). Aktivitas ini terjadi melalui 2 cara:

    1. Garam empedu menurunkan tegangan permukaan dan meningkatkan

    emulsifikasi lemak sehingga mudah dicernakan oleh lipase;

    2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang

    lebih mudah larut dan diserap.

    Pigmen-pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme hemoglobin

    yang berasal dari penghancuran sel-sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial

    dari hati, limpa, dan sum-sum tulang. Pigmen empedu yang utama adalah biliverdin,

    yang berwarna hijau dan bilirubin yang berwarna jingga /kuning coklat. Oksidasi

    pigmen empedu oleh berbagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan

    berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijau hingga biru), mesobilirubin (kuning), dan

    mesobilisianin (biru hingga ungu).

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 29

    Tujuan Praktikum

    Untuk mempelajari sifat-sifat dan susunan empedu

    a. Sifat Empedu

    Tujuan

    Mengetahui warna, bau, konsistensi dan pH empedu.

    Bahan dan alat

    1. Empedu kental

    2. Kertas Indikator

    Alat

    1. Gelas kimia

    2. Batang pengaduk

    Pelaksanaan

    1. Masukkan cairan empedu ke dalam gelas kimia.

    2. Perhatikan warna, bau, dan konsistensinya.

    3. Ukur pH empedu menggunakan kertas indikator universal.

    b. Uji Gmelin

    Kompetensi Dasar

    Membuktikan adanya pigmen empedu.

    Dasar

    Penambahan asam nitrat pada pigmen empedu akan menghasilkan

    senyawa hasil oksidasi yang berwarna.

    Bahan

    1. Larutan empedu encer

    2. Larutan asam nitrat (HNO3) pekat

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Pipet volume

    Pelaksanaan

    1. Masukan 3 mL HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 30

    2. Miringkan tabung reaksi, Lalu denganpipet alirkan secara hati-hati 3mL

    larutkan empedu encer melalui dinding tabung sehingga kedua larutan

    tersebut tidak bercampur.

    3. Perhatikan wana-warna yang terbentukpada perbatasan antara kedua

    cairan.

    c. Uji Pettenkofer

    Tujuan

    Membuktikan adanya asam empedu.

    Dasar

    Asam-asam empedu yang terdapat dalam empedu terutama sebagai garam

    empedu, merupakan turunan senyawa aromatic kompleks. Asam empedu bereaksi

    dengan furfural (yang terbentuk pada penambahan asam pekat dan karbohidrat)

    membentuk turunan yang berwarna.

    Bahan

    1. Larutan asem empedu encer.

    2. Larutan sukrosa 5%

    3. Asam sulfat pekat (H2SO4) dalam buret.

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Pipet volume

    3. Pipet tetes.

    Pelaksanaan

    1. Masukan 5mL larutan empedu kedalam tabung reaksi.

    2. Tambahkan 5 tetes larutan sukrosa 5%

    3. Miringkan tabung reaksi lalu alirkan dengan hati-hati 3mL asam sulfat pekat

    melalui dinding tabung sehingga terbentuk pada perbatasan antara kedua lapisan.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 31

    d. Fungsi Empedu sebagai Emulgator

    Kompetensi Dasar

    Membuktikan empedu bersifat emulgator (bahan yang menstabilkan emulsi).

    Dasar

    Emulsi adalah suatu suspensi metastabil yang terbentuk dari 2 atau lebih zat cair

    yang tidak dapat larut satu sama lain. Untuk menstabilkan emulasi dibutuhkan

    komponen ketiga yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase

    cairan. Garam empedu dapat merendahkan tegangan permukaan sehingga ia

    berperan pada proses emulsifikasi lemak dalam usus.

    Bahan

    1. Larutan empedu encer.

    2. Minyak goreng.

    3. Air suling

    Alat

    1. Tabung reaksi.

    2. Pipet volum

    3. Pipet tetes

    Pelaksanaan

    1. Sediakan 2 tabung reaksi. Pada masing-masing tabung masukan 3 mL

    air suling.

    2. Pada kedua tabung tambahkan1 tetes minyak.

    3. Pada tabung kedua tambahkan 3 mL larutan empedu encer.

    4. Kocok kedua tabung. Catat dan perhatikan apakah terbentuk emulasi

    yang stabil.

    Referensi

    Vita Kurniati, 2000, Praktikum Cairan Tubuh, Penuntun Praktikum Biokimia,

    Widya Medika, Jakarta

    Spirit of this day

    Kita tidak akan menemukan yang kita idamkan, jika kita bekerja dan berjalan di jalan yang tidak

    menyediakan yang kita idamkan.~Mario Teguh

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 32

    PROTEIN

    Pendahuluan

    Protein merupakan komponen utama bagi kehidupan. Banyak zat penting yang

    terdiri dari protein baik itu sebagian ataupun keseluruhannya seperti hemoglobin,

    enzim, hormon, virus, dan sebagainya. Protein termasuk makromolekul atau polimer

    dan satuan monomernya adalah asam -amino. Struktur tiga dimensi dan beberapa

    sifat biologi ditentukan oleh:

    1. Jumlah dan macam asam -amino yang ada.

    2. Urutan terikatnya satu dengan yang lain dari asam -amino

    3. Hubungan antara asam amino dalam ruang.

    Di alam terdapat kira-kira 300 macam asam -amino, namun yang terdapat dalam

    protein hanya 10% dan memiliki konfigurasi L.

    Rumus umum:

    Sumber protein terutama pada hewan dan sedikit pada tumbuhan, misalnya pada

    benih, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sebagainya. Unsur-unsur penyusun protein

    adalah C, H, O, N, dan beberapa mengandung S serta P.. kadar dari masing-masing

    unsur dalam kisaran berikut ini.

    C : 51- 55% H : 6,3 7,3%

    N : 15 18% S : 0,0 2,5%

    Pembagian Protein Berdasarkan Kelarutannya

    1. Albumin

    Larut dalam H2O dan larutan-larutan garam. Contoh : albumin, serum, laktalbumin

    2. Globulin

    Sedikit larut dalam H2O, larut dalam larutan garam encer, bergumpal bila disetengah

    jenuhkan dengan ammonium sulfat. Contoh: serum globulin, telur globulin

    3. Prolamina

    Larut dalam etanol 70-80%, tak larut dalam etanol absolute dan air, kaya dengan

    arginin.

    COOH H2N CH R

    Gambar 4. asam L.-amino

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 33

    4. Histon

    Larut dalam larutan-larutan garam, kaya akan lisin. Dalam sel bergabung dengan

    asam nukleat menjadi nukleoprotein.

    5. Glutelin

    Larut dalam pelarut asam atau basa.

    6. Skleroprotein

    Tidak larut dalam air atau larutan-larutan garam, kaya dengan Glisin,

    Alanina, dan Prolin.

    Pembagian:

    Kolagen : dalam H2O 100% gelatin, terdapat dalam jaringan ikat urat

    tulang.

    Elastin : terdapat dalam jaringan elastik seperti pada pembuluh darah

    Keratin : terdapat pada rambut, wol, kuku, kulit dan banyak

    mengandung sistina.

    a. Pengujian Protein dalam Telur

    Kompetensi Dasar

    Mengetahui adanya kandungan albumin pada telur, kelarutan protein, dan

    bahan-bahan yang terkandung dalam albumin.

    Bahan yang Digunakan:

    1. Telur ayam mentah

    2. Akuades

    3. Etanol(alkohol) 95%

    4. NaOH 10%

    5. NaHSO4 0,1 N

    6. KNO3 0,1 N

    7. Ammonia

    8. Kloroform

    9. Spiritus

    10. Koin putih (Rp 500,-)

    11. Korek api

    Alat-alat:

    1. Beaker gelas 100 mL 2

    buah

    2. Tabung reaksi 3 buah

    3. Pipet tetes

    4. Kasa bunsen

    5. Penjepit tabung reaksi

    6. Pemanas Bunsen

    7. Wajan kecil

    8. Kaki tiga

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 34

    Pelaksanaan percobaan

    b. Uji Albumin

    a. Pecahlah telur dan pisahkan antara putih telur dan kuning telur ke

    dalam 2 buah beaker gelas yang berbeda.

    b. Ambil 5 mL ( 100 tetes) putih telur dan masukkan ke dalam tabung

    reaksi

    c. Tambahkan 5 mL (100 tetes) alkohol, lalu kocok, amati apa yang

    terjadi.

    b.Denaturasi Protein

    Kocok putih telur, lalu ambil 5 mL dan masukkan ke dalam 5 mL akuades yang telah

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Jepit tabung reaksi lalu panaskan sampai

    mendidih, amati apa yang terjadi.

    c.Uji Kandungan Albumin

    a. Ambil sejumlah putih telur yang telah menggumpal dan masukkan ke dalam

    tabung reaksi.

    b. Tambahkan 5 mL NaOH 10% dan panaskan.

    c. Tuangkan larutan dalam tabung reaksi yang telah dipanaskan di atas koin,

    amati apa yang terjadi.

    d. Tempatkan sejumlah putih telur yang telah menggumpal di atas logam dan

    panaskan, amati apa yang terjadi.

    e. Pemanasan terus dilanjutkan, amati apa yang terjadi.

    d. Uji Padatan Protein

    a. Ke dalam tabung reaksi masukkan sendok NaHSO4 0,1 N

    dan 5 mL akuades.

    b. Tambahkan sejumlah gumpalan putih telur lalu panaskan. Albumin akan

    berwarna kuning.

    c. Tambahkan beberapa tetes ammonia, amati apa yang terjadi.

    e.Grease Spot Test & Uji Albumin

    a. Kocok 5 mL kuning telur dengan 5 mL kloroform

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 35

    b. Tuangkan sebagian larutan di atas kertas, biarkan kloroform menguap, amati

    apa yang terjadi

    c. Panaskan sisa larutan, amati apa yang terjadi.

    Referensi

    Riawan, S., 1990, Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta Brent, R., 1960, The Golden Book of Chemistry Experiments, Golden Press, New York. Spirit of this day

    Seorang yang pandai dan rajin, tetapi yang sedang sakit keras, dan sudah berbaring lemah di ranjang

    penantian akhir kehidupannya tidak memiliki perbedaan dari seorang muda yang sehat, cerdas, dan

    berbakat, tetapi yang tidak berupaya mengalahkan kemalasannya.~Mario Teguh

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 36

    U R I N

    Pendahuluan

    Urin dibentuk oleh ginjal dalam menjalankan fungsinya pada sistem homeostatik.

    Sifat dan susunan urin dipengaruhi oleh faktor fisiologis (misalnya: masukan diet,

    berbagai proses dalam tubuh, suhu lingkungan, stress mental dan fisik), dan

    patologis (seperti pada gangguan metabolism misalnya diabetes mellitus dan pada

    penyakit ginjal misalnya glomerulo nefritis). Oleh karena itu, pemeriksaan urin

    berguna untuk menunjang diagnosis suatu penyakit. Pada penyakit-penyakit

    tertentu dalam urin dapat ditemukan zat-zat patologik antara lain glukosa, protein,

    dan zat keton.

    Salah satu komponen urin adalah indikan yang merupakan bagian terpenting dari

    sulfat eterial urin. Indikan berasal dari pembusukan triptofan dalam usus. Triptofan

    oleh bakteri usus diubah menjadi indol yang kemudian mengalami penyerapan

    kembali ke dalam darah dan dibawa ke hati. Di dalam hati indol akan mengalami

    oksidasi dan konjugasi menjadi indoksil sulfat (indikan). Jumlah indikan dalam urin

    menggambarkan proses pembusukan di dalam usus.

    Berat jenis urin normal 1,003-1,030 tergantung pada jumlah zat-zat yang larut dan

    volum urin. Sifat dan susunan urin setiap 24 jam tidak banyak berubah, tetapi antara

    urin sewaktu sepanjang hari dapat berbeda bermakna. Oleh karena itu, sampel urin

    perlu dipilih sesuai tujuan pemeriksaan. Misalnya untuk analisis kuantitatif biasanya

    digunakan sampel urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Apabila sampel urin

    dibiarkan tanpa pengawet, sifat dan susunan urin dapat berubah, misalnya menjadi

    lebih asam dan bila urin tersebut mengandung gula konsentrasi gula yang terdapat

    di dalamnya dapat berkurang akibat aktivitas bakteri sehingga mempengaruhi hasil

    pemeriksaan. Oleh karena itu, pengawetan urin menjadi penting apabila tidak

    segera dilakukan pemeriksaan seperti pada pengumpulan sampel urin 24 jam.

    Pengawetan urin dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dipilih sesuai dengan

    tujuan pemeriksaan. Pada praktikum ini digunakan sampel urin 24 jam dengan zat

    kimia toluene sebagai pengawet. Pengumpulan sampel urin dilakukan sebagai

    berikut. Pada waktu yang telah ditentukan, misalnya pukul 06.00 urin segar pertama

    dibuang dan urin selanjutnya ditampung pada penampungan berisi kurang lebih 10-

    15 mL toluene sampai dengan pada waktu yang sama keesokan harinya.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 37

    Kompetensi Dasar

    Membedakan urin normal dan urin patologis.

    a. Jumlah Zat Padat dalam Urin

    Tujuan

    Menetapkan jumlah zat padat total dalam urin normal.

    Dasar

    Jumlah zat padat total dalam urin ditentukan oleh volum dan berat jenisnya.

    Bahan

    Urin normal 24 jam

    Alat

    1. Gelas ukur

    2. Corong pemisah

    3. Pipet tetes

    4. Thermometer

    5. Urinometer

    Pelaksanaan

    1. Tetapkanlah volum urin (mL) menggunakan gelas ukur. (Toluen yang

    terdapat di permukaan gelas ukur pindahkan ke gelas kimia memakai pipet

    tetes atau pisahkan melalui corong pemisah).

    2. Catatlah suhu urin.

    3. Isi gelas ukur dengan 25-50 mL urin, masukkan urinometer. Letakkalah

    urinometer sedemikian rupa sehingga urinometer tidak menyentuh dinding

    gelas ukur dan catatlah berat jenis yang ditunjukkan oleh urinometer. Baca

    batas permukaan urin pada permukaan urinometer.

    4. Apabila suhu urin tidak sama dengan suhu tera, tambahkan 0,001

    pada angka yang dinyatakan oleh urinometer untuk setiap 3 oC di atas suhu

    tera atau dikurangi 0,001 untuk setiap 3oC di bawah suhu tera.

    5. Simpanlah urin kembali dengan memakai pengawet toluene.

    b. Uji Benedict

    Kompetensi Dasar

    Menetapkan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif.

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 38

    Dasar

    Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas mereduksi ion kupri dalam

    suasana alkalis menjadi kuprooksida yang tidak larut dan berwarna merah.

    Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar gula yang terdapat

    di dalam urin.

    Bahan

    1. Urin normal 24 jam dan urin yang mengandung glukosa 0,3%, 1%, & 5%

    2. Larutan Benedict

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Pipet Mohr 10 mL

    3. Pipet tetes

    4. Penangas air/ pemanas

    5. Stopwatch

    Pelaksanaan

    1. Campurlah dalam tabung reaksi 2,5 mL larutan benedict dengan 4 tetes urin.

    2. Panaskan tabung tadi selama 5 menit dalam penangas air mendidih atau

    didihkan langsung selama 2 menit memakai pemanas.

    3. Dinginkan perlahan-lahan.

    4. Perhatikan endapan atau warna yang terbentuk.

    Warna Penilaian Konsentrasi

    Biru/hijau keruh - - Hijau/hijau kekuningan +1 2%

    CuSO4 + 2 NaOH Cu(OH)2 + NaSO4 Putih kebiru-biruan Gula pereduksi 2 Cu(OH)2 2 CuOH + H2O + O Pemanasan (diambil oleh gula & Produk-produknya) Cu2O + H2O Merah bata Gambar 5. Reaksi oksidasi-reduksi pada uji Benedict

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 39

    c. Uji Heller

    Kompetensi Dasar

    Memeriksa adanya protein dalam urin

    Dasar

    Protein dalam urin mengalami denaturasi oleh asam nitrat pekat yang

    tampak sebagai cincin putih pada perbatasan kedua cairan.

    Bahan

    1. Urin normal 24 jam dan urin patologis

    2. Asam nitrat pekat

    Alat

    1. Buret

    2. Pipet tetes

    3. Pipet Mohr

    4. Tabung reaksi

    Pelaksanaan

    1. Masukkanlah 3 mL asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi perlahan

    lahan melalui dinding tabung yang dimiringkan.

    2. Tambahkan 3mL urin menggunakan pipet Mohr melalui dinding

    tabung sehingga kedua cairan tidak langsung bercampur.

    3. Perhatikan cincin putih yang terbentuk pada perbatasan kedua cairan.

    Adanya urea, asam urat, dan garamnya dapat menghasilkan cincin putih,

    tetapi dapat dibedakan dengan memakai urin yang telah diencerkan 3-4 kali

    sehingga pengaruhnya dapat dihilangkan.

    Referensi

    Wilmar Musram, 2000, Praktikum Urin, Penuntun Praktikum Biokimia, Widya

    Medika, Jakarta.

    Spirit of this day

    Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik~

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 40

    LAPORAN SEMENTARA HASIL PENGENALAN ASAM, BASA, GARAM, DAN BUFFER

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    No. Jenis pH Keterangan

    Jawaban Pertanyaan:

    Simpulan :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 41

    LAPORAN SEMENTARA HASIL UJI GOLONGAN DARAH

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU :

    ..

    PEMBIMBING : ..

    No. NAMA JENIS

    KELAMIN

    USIA ANTI

    A

    ANTI

    B

    ANTI AB GOLONGAN

    DARAH

    Jawaban Pertanyaan:

    Simpulan :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 42

    LAPORAN SEMENTARA HASIL UJI GLUKOSA DARAH

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    No. Jenis Kelamin Kadar Glukosa Keterangan

    Jawaban Pertanyaan:

    Simpulan :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 43

    LAPORAN SEMENTARA HASIL UJI ASAM URAT

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    No. Jenis Kelamin Kadar Asam Urat Keterangan

    Jawaban Pertanyaan:

    Simpulan :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 44

    LAPORAN SEMENTARA HASIL UJI KOLESTEROL

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    No. Jenis Kelamin Kadar Kolesterol Keterangan

    Jawaban Pertanyaan:

    Simpulan :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 45

    LAPORAN SEMENTARA HASIL UJI HEMOGLOBIN

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    No. Jenis Kelamin Hemoglobin Keterangan

    Jawaban Pertanyaan:

    Simpulan :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 46

    LAPORAN SEMENTARA HASIL PERCOBAAN

    U R I N

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    1. JUMLAH ZAT PADAT DALAM URIN

    Perlakuan Hasil

    Volum , mL

    Suhu tera, oC

    Suhu urin, oC

    Berat jenis (kerapatan) urin

    Nilai koreksi

    Berat jenis (kerapatan) urin real

    Koefisien Long 2,66

    Zat padat total urin (g/mL)

    [2 angka terakhir berat jenis x

    2,66]

    SIMPULAN :

    2. UJI BENEDICT

    Bahan Uji Warna Nilai Konsentrasi

    Urin normal

    Urin berglukosa 0,3%

    Urin berglukosa 1%

    Urin berglukosa 5%

    SIMPULAN :

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 47

    .

    Pertanyaan : Selain glukosa, apakah fruktosa, galaktosa, sukrosa, laktosa, dan

    maltosa juga akan memberi hasil yang positif pada uji Benedict? Mengapa?

    Jawaban :

    3. UJI HELLER

    Uji Heller Cincin Putih

    Urin normal

    Urin patologis

    SIMPULAN :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 48

    LAPORAN HASIL PERCOBAAN

    P R O T E I N

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    Perlakuan Putih telur Kuning telur

    Uji Albumin

    Denaturasi

    Uji kandungan albumin

    Uji padatan protein

    Grease spot test

    SIMPULAN :

    Pertanyaan : Apakah fungsi sukrosa pada uji Pettenkofer?

    Jawaban :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 49

    LAPORAN SEMENTARA HASIL PERCOBAAN

    E M P E D U

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    Sifat empedu Warna : Bau :

    Konsistensi : pH :

    Uji Gmelin Hasil

    Uji Pettenkofer Hasil

    Empedu sebagai emulgator

    Tabung 1 Tabung 2

    Hasil

    SIMPULAN :

    .

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .

  • Panduan Praktikum Biokimia 2013 Ida Betanursanti 50

    LAPORAN SEMENTARA HASIL PERCOBAAN CAIRAN TUBUH

    S A L I V A

    NAMA : ..

    NIM : ..

    KELOMPOK : ..

    HARI/TANGGAL : ..

    WAKTU : ..

    PEMBIMBING : ..

    Perlakuan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

    pH

    Uji Biuret

    Uji Molisch

    Hasil (warna,

    bentuk)

    SIMPULAN :

    Gombong, 20

    Mengetahui, Praktikan,

    Asisten Pembimbing

    .