praktikum biokimia

29
I. No Praktikum : 3 II. Tanggal Praktikum : 18 September 2014 III. Judul Praktikum : Reaksi Uji Protein IV. Tujuan Praktikum : Untuk menguji kandungan yang tedapat dalam protein V. Alat dan Bahan : Alat : - Pipet tetes - Rak tabung reaksi - Tabung reaksi - Beker gelas - Gelas ukur Bahan : - Larutan (NH 4 ) 2 SO 4 - Putih Telur 1% - 5% - Reagen millon - Larutan Ikan 1% - 5% - Kuning Telur 1% - 5 % - H 2 O - Asam asetat 1 M - Reagen untuk uji biuret VI. Dasar Teori Protein adalah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Protein memainkan berbagai peran dalam sistem biologis. Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup, ada yang bertindak sebagai Praktikum Biokimia Page 1

Upload: susiie-welewele

Post on 23-Jul-2015

260 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: praktikum biokimia

I. No Praktikum : 3

II. Tanggal Praktikum : 18 September 2014

III. Judul Praktikum : Reaksi Uji Protein

IV. Tujuan Praktikum : Untuk menguji kandungan yang tedapat dalam protein

V. Alat dan Bahan :

Alat :

- Pipet tetes - Rak tabung reaksi

- Tabung reaksi - Beker gelas

- Gelas ukur

Bahan :

- Larutan (NH4)2SO4 - Putih Telur 1% - 5%

- Reagen millon - Larutan Ikan 1% - 5%

- Kuning Telur 1% - 5 % - H2O

- Asam asetat 1 M - Reagen untuk uji biuret

VI. Dasar Teori

Protein adalah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang

berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Protein

memainkan berbagai peran dalam sistem biologis. Beberapa protein merupakan

komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain

mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup, ada yang

bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk

mempertahankan hidup.

Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan  basa.

Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan

menggumpal (terkoagulasi). Proses koagulasi protein timbul seiring dengan  proses

denaturasi. Denaturasi merupakan perubahan bentuk protein, yaitu keadaan suatu

protein kehilangan fungsi biologisnya dan terjadi perubahan atau modifikasi terhadap

struktur sekunder, tersier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya  pemecahan

ikatan-ikatan kovalen.

Praktikum Biokimia Page 1

Page 2: praktikum biokimia

Protein yang terdenaturasi akan  berkurang kelarutannya. Lapisan molekul

bagian dalam yang bersifat hidrofobik akan keluar sedangkan bagian hidrofilik akan

terlipat ke dalam. Pelipatan atau  pembalikkan akan terjadi bila protein mendekati pH

isoelektrik lalu protein akan menggumpal dan mengendap. Titik Isoelektrik (TI) adalah

keadaan dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan

negatifnya sama, sehingga tidak  bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada

pH isoelektrik (pI), suatu  protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan

listriknya nol.

Pada denaturasi ringan yang disebabkan oleh penambahan salah satu reagensia,

ada kemungkinan rantai peptida yang telah terbentang menjadi terlipat kembali

sehingga bentuk protein menyerupai semula, yang disebut renaturasi. Renaturasi adalah

proses pembentukan kembali struktur untai ganda dari keadaan terdenaturasi. Renaturasi

merupakan suatu proses yang dapat terjadi secara in vivo maupun in vitro. Albumin

merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-

60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri dari rantai polipeptida tunggal

dengan berat molekul 66.4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino.

Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan dislufida yang menghubungkan asam-

asam amino yang mengandung sulfur. Molekul albumin  berbentuk elips sehingga

bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkkatkan viskositas plasma dan terlarut

sempurna.

Protein merupakan makromolekul turunan polipeptida. Protein mempunyai

molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Protein tersusun dari atom –

atom C, H, O dan N di tambah dengan beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-

atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun

hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis protein.

Secara kimia dibedakan antara protein sederhana dan protein kompleks yang

mengandung zat-zat makanan tambahan seperti karbohidrat, lipid atau asam nukleat.

Pada protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan approprotein dan keseluruhannya

dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan.

Protein mempunyai berbagai fungsi diantaranya: merupakan katalis biokimia (enzim),

alat pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh, pertahanan tubuh,

perambatan impuls syaraf dan pengendali pertumbuhan.

Praktikum Biokimia Page 2

Page 3: praktikum biokimia

Struktur protein dapat dilihat sebagai hierarki yaitu berupa struktur primer

(tingkat satu), struktur sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener

(tingkat empat). Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:

hidrolisis protein dengan asam kuat.

Sifat-sifat protein berbeda-beda saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dan

pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Kelarutan protein akan berkurang bila

kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus

terjadi karena pengendapan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi

antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Garam anorganik

lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.

Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (--OH) dapat bereaksi dengan

larutan merkuri nitrat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna merah. Dalam

suasana basa, Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan menghasilkan

warna violet. Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan mengalami

koagulasi. Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya bekisar 4-4,5 protein

mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan), kelarutan

protein sangat menurun atau mengendap. Pada temperatur diatas 600C kelarutan protein

akan berkurang karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein

meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur

sekunder, tersier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi.

Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan

mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein

berkurang, dan juga karena lkohol berkompetisi dengan protein terhadap air. Ada empat

tingkat stuktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kwartener. Dan

protein digolongkan dalam golongan besar, yaitu :

1. Protein sederhana : protein fiber dan protein globular

2. Protein gabungan : mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan nucleoprotein

Sifat – sifat protein :

1. Ionisasi : protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai

muatan positif dan negatif

2. Denaturasi : perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang

tidak menentu.

Praktikum Biokimia Page 3

Page 4: praktikum biokimia

3. Viskositas : suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau

kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.

4. Kristalisasi : sering dilakukan dengan jalan penambahangaram aminosulfat atau

NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya.

5. Sistem koloid : protein mempunyai molekul besar dan karenanya larutan protein

bersifat koloid

VII. Prosedur Percobaan

1. Pengendapan dengan garam

Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini

dilakukan dengan, pertama tambahkan sedikit garam tersebut. Aduk hingga

melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinyu

sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian

disaring, uji kelarutan dari endapan didalam air. Uji endapan dengan reagen

millon dan filtrate dengan uji biuret.

2. Uji koagulasi

Tambahkan 2 tetes CH3COOH 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan

tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang

pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen

millon.

Praktikum Biokimia Page 4

Page 5: praktikum biokimia

VIII. Hasil Pengamatan

1. Uji Pengendapan dengan Garam

Percobaan Hasil Pengamatan

a. Larutan kuning telur

Larutan kuning telur 1% +

(NH4)2SO4

Endapan kuning telur 1% +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur + H2O

(bening tidak berwarna)

Filtrat kuning telur + reagen

biuret

Larutan menjadi jenuh

Warna larutan berubah menjadi

endapan merah bata

Endapan kuning telur larut

dalam air dan warna larutan tetap

kuning.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan kuning telur 2% +

(NH4)2SO4

Endapan kuning telur 2% +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur + H2O

(bening tidak berwarna)

Filtrat kuning telur + reagen

biuret

Larutan menjadi jenuh

Warna larutan berubah menjadi

endapan merah bata.

Endapan kuning telur larut

dalam air dan warna larutan tetap

kuning.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan kuning telur 3% +

(NH4)2SO4

Endapan kuning telur 3%+

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur + H2O

Larutan menjadi jenuh

Warna larutan berubah menjadi

endapan merah bata.

Praktikum Biokimia Page 5

Page 6: praktikum biokimia

(bening tidak berwarna)

Filtrat kuning telur + reagen

biuret

Endapan kuning telur larut

dalam air dan warna larutan tetap

kuning.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan kuning telur 4% +

(NH4)2SO4

Endapan kuning telur 4% +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur + H2O

(bening tidak berwarna)

Filtrat kuning telur + reagen

biuret

Larutan menjadi jenuh

Warna larutan berubah menjadi

endapan merah bata.

Endapan kuning telur larut

dalam air dan warna larutan tetap

kuning.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan kuning telur 5% +

(NH4)2SO4

Endapan kuning telur 5% +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur + H2O

(bening tidak berwarna)

Filtrat kuning telur + reagen

biuret

Larutan menjadi jenuh

Warna larutan berubah menjadi

endapan merah bata.

Endapan kuning telur larut

dalam air dan warna larutan tetap

kuning.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

b. Larutan putih telur

Larutan putih telur 1% +

(NH4)2SO4

Endapan Putih telur 1% (putih)

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

Praktikum Biokimia Page 6

Page 7: praktikum biokimia

+ reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan Putih telur (putih) +

H2O (bening tidak berwarna)

Filtrat Putih telur (bening) +

reagen biuret

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan putih telur 2% +

(NH4)2SO4

Endapan Putih telur 2% (putih)

+ reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan Putih telur (putih) +

H2O (bening tidak berwarna)

Filtrat Putih telur (bening) +

reagen biuret

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan putih telur 4% +

(NH4)2SO4

Endapan Putih telur 3% (putih)

+ reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan Putih telur (putih) +

H2O (bening tidak berwarna)

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

Praktikum Biokimia Page 7

Page 8: praktikum biokimia

Filtrat Putih telur (bening) +

reagen biuret

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan putih telur 4% +

(NH4)2SO4

Endapan Putih telur 4% (putih)

+ reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan Putih telur (putih) +

H2O (bening tidak berwarna)

Filtrat Putih telur (bening) +

reagen biuret

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan putih telur 5% +

(NH4)2SO4

Endapan Putih telur 5% (putih)

+ reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan Putih telur (putih) +

H2O (bening tidak berwarna)

Filtrat Putih telur (bening) +

reagen biuret

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

c. Larutan ikan

Larutan putih telur 1% +

(NH4)2SO4

Endapan ikan 1%+ reagen

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

Praktikum Biokimia Page 8

Page 9: praktikum biokimia

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan + H2O (bening

tidak berwarna)

Filtrat ikan + reagen biuret

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan putih telur 2% +

(NH4)2SO4

Endapan ikan 2% + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan + H2O (bening

tidak berwarna)

Filtrat ikan + reagen biuret

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan putih telur 3% +

(NH4)2SO4

Endapan ikan 3% + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan + H2O (bening

tidak berwarna)

Filtrat ikan + reagen biuret

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Praktikum Biokimia Page 9

Page 10: praktikum biokimia

Larutan putih telur 4% +

(NH4)2SO4

Endapan ikan 4% + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan + H2O (bening

tidak berwarna)

Filtrat ikan + reagen biuret

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia.

Larutan putih telur 5% +

(NH4)2SO4

Endapan ikan 5% + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan + H2O (bening

tidak berwarna)

Filtrat ikan + reagen biuret

Larutan menjadi jenuh

Endapan larut dalam reagen

millon dan warna larutan

berubah menjadi merah bata dan

terdapat gelatin.

Endapan putih telur larut dalam

air dan warna larutan menjadi

putih keruh.

Larutan berubah warna menjadi

biru prusia

Praktikum Biokimia Page 10

Page 11: praktikum biokimia

2. Uji koagulasi

a. Kuning telur

Kuning telur 1% (kuning

bening) + larutan CH3COOH

(bening tidak berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

air (bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan larut dalam air tetapi tidak

berubah warna.

Kuning telur 2% (kuning

bening) + larutan CH3COOH

(bening tidak berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

air (bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan larut dalam air tetapi tidak

berubah warna.

Kuning telur 3% (kuning

bening) + larutan CH3COOH

(bening tidak berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

air (bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan larut dalam air tetapi tidak

berubah warna.

Praktikum Biokimia Page 11

Page 12: praktikum biokimia

Kuning telur 4% (kuning

bening) + larutan CH3COOH

(bening tidak berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

air (bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Gumpalan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Gumpalan larut dalam air tetapi

tidak berubah warna.

Kuning telur 5% (kuning

bening) + larutan CH3COOH

(bening tidak berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan kuning telur (putih) +

air (bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan larut dalam air tetapi tidak

berubah warna.

b. Putih telur

Putih telur 1% (kuning bening)

+ larutan CH3COOH (bening

tidak berwarna)

Endapan putih telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan putih telur (putih) + air

(bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

Putih telur 2% (kuning bening)

+ larutan CH3COOH (bening

tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

Praktikum Biokimia Page 12

Page 13: praktikum biokimia

Endapan putih telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan putih telur (putih) + air

(bening tidak berwarna)

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

Putih telur 3%(kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Endapan putih telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan putih telur (putih) + air

(bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Gumpalan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

Putih telur 4%(kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Endapan putih telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan putih telur (putih) + air

(bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

Putih telur 5%(kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk gumpalan berwarna

Praktikum Biokimia Page 13

Page 14: praktikum biokimia

Endapan putih telur (putih) +

reagen millon (bening tidak

berwarna)

Endapan putih telur (putih) + air

(bening tidak berwarna)

putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

c. Ikan

Ikan 1%(kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Endapan ikan (putih) + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan putih telur (putih) + air

(bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

Ikan 2%(kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Endapan ikan (putih) + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan (putih) + air

(bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

Ikan 3%(kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Endapan ikan (putih) + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk endapan berwarna putih.

Endapan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

Praktikum Biokimia Page 14

Page 15: praktikum biokimia

Endapan ikan (putih) + air

(bening tidak berwarna)

menjadi merah bata.

Endapan tidak larut dalam air

Ikan 4%(kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Endapan ikan (putih) + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan (putih) + air

(bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk gumpalan berwarna

putih.

Gumpalan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Gumpalan larut dalam air tetapi

tidak berubah warna.

Ikan 5% (kuning bening) +

larutan CH3COOH (bening tidak

berwarna)

Endapan ikan (putih) + reagen

millon (bening tidak berwarna)

Endapan ikan (putih) + air

(bening tidak berwarna)

Larutan tidak berubah warna dan

setelah dipanaskan selama 5 menit

dalam air panas, larutan berubah

berbentuk gumpalan berwarna

putih.

Gumpalan tidak larut dalam reagen

millon tetapi berubah warna

menjadi merah bata.

Gumpalan larut dalam air tetapi

tidak berubah warna.

Praktikum Biokimia Page 15

Page 16: praktikum biokimia

IX. Persamaan Reaksi

1. Uji Pengendapan Dengan Garam

Reaksi endapan dengan Reagen Millon

Reagen Millon menunjukkan uji positif terhadap tyrosin, reaksi nya sebagai

berikut :

Reaksi uji Biuret terhadap filtrat

Praktikum Biokimia Page 16

Page 17: praktikum biokimia

2. Uji Koagulasi

Reaksi dengan air

Air (H2O)

H H

R – C – COO- R – C – COO- + H+ (suasana asam) N+H3 NH2

Atau

H H

R – C – COO- + H+ R – C – COOH (suasana basa) N+H3 NH2

Praktikum Biokimia Page 17

H2O

H2O

Page 18: praktikum biokimia

X. Pembahasan

Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji

pengendapan dengan garam dan uji koagulasi.

Pada percobaan uji pengendapan dengan garam terbentuk larutan jenuh,

kemudian endapan dibagi 2 untuk uji millon dan uji air sedangkan filtratnya untuk uji

biuret. Pada saat ditetsekan reagen millon dan dipanaskan hasil yang diperoleh yaitu

endapan yang bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari

garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan

protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan

terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses

dehidrasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah

mengendap. Untuk endapan dilakukan uji millon dan menghasilkan larutan dengan

endapan merah, hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah larutan merkuro dan

merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein,

akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada

dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri

dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan

memberikan uji positif. Pada saat endapan ditambahkan dengan air (aquadest) maka

larutan akan larut dalam air. Sedangkan pada ssat diberi reagen biuret filtratnya berubah

wwarna menjadi biru pursia.

Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein

ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi

penggumpalan atau terbentuk endapan. Penggumpalan / endapan ini dapat juga terjadi

karena pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan

menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan

diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan menghasilkan larutan bening dan

endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan positif

terhadap uji millon. Pada pemanasan 40 derajat protein sudah mengalami koagulasi.

Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion

logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein,

sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

Praktikum Biokimia Page 18

Page 19: praktikum biokimia

XI. Kesimpulan

1. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-

ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian

protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

2. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan garam merupakan hasil dari

garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat

kelarutan protein.

3. Pada uji pengendapan dengan garam pada saat di beri reagen millon dan

dipanaskan akan mneghasilkan larutan bening dan endapan merah bata.

4. Pada uji pengendapan dengan garam, pada saat penambahan uji biuret pada

filtrat akan menghasilkan warna biru pursia.

5. Endapan tidak larut dalam air pada uji koagulasi, sedangkan endapan larut pada

uji pengendapan dengan garam.

Praktikum Biokimia Page 19

Page 20: praktikum biokimia

Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Reaksi Uji protein. http://memofarmasi.blogspot.com/2010/12/reaksi-

uji-protein.html. Diakses tanggal 19 September 2014

Hadi, Abdul. 2013. Pengertian, Fungsi dan Struktur Protein. http://softilmu.blogspot .

com /2013/07/pengertian-dan-fungsi-protein.html. Diakses tanggal 05

September 2014.

Hidayah, lutfiyatul . 2013. Pengamatan Koagulasi dan Pengendapan Protein.

http://c31120065.blogspot.com/2013/06/pengamatan-koagulasi-dan-

pengendapan.html. Diakses tanggal 19 September 2014

Nuraini, Hanis. 2013. Laporan Praktikum Biokimia Koagulasi dan Pengendapan

Protein.http://c-31120062.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-koagulasi-

dan.html . Diakses tanggal 19 september 2014

Samuel, Joksan. 2013. Pengertian Protein Uji Biuret. http://joksansamuel.blogspot.com

/2013/05/pengertian-protein-uji-biuret.html. Diakses tanggal 05 September

2014.

Ukhtiadi. 2013. Reaksi Uji Protein. http://sitiaminahfkip.wordpress.com/2013/08/28/

reaksi-uji-protein/. Diakses tanggal 05 September 2014.

Praktikum Biokimia Page 20