laporan ppoa penyakit yang disebabkan oleh jamur by ayu nov.docx

44
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR (FUNGAL DISEASE) (Laporan Praktikum Parasit dan Penyakit Organisme Akuatik) Oleh Kelompok 8 Ayu Novitasari 1314111010

Upload: ratna-suri

Post on 04-Jan-2016

337 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR (FUNGAL DISEASE)(Laporan Praktikum Parasit dan Penyakit Organisme Akuatik)

Oleh

Kelompok 8

Ayu Novitasari1314111010

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2015

Page 2: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum :Penyakit yang disebabkan oleh jamur (Fungal disease)

Tanggal Praktikum :Senin 20 April 2015 dan Selasa 21 April 2015

Tempat Praktikum :Gedung K Laboratorium Budidaya Perairan/Perikanann

Nama :Ayu Novitasari

NPM :1314111010

Jurusan :Budidaya Perairan

Fakultas :Pertanian

Universitas :Universitas Lampung

Kelompok :08 (Delapan)

Bandar Lampung, 23 April 2015 Mengetahui, Asdos

M. Nurul Fajri NPM. 1214111044

Page 3: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Diantara tumbuhan rendah (bercahaya), maka golongan ganggang dan golongan jamur merupakan kelanjutan daripada golongan bakteri. Apakah golongan itu langsung menjadi golongan bakteri atau golongan jamur yang menjadi kelanjutan langsung dari bakteri. Hal ini sangat sukar ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menentukan suatu golongan bakteri, yaitu ordo chlamydobacterials, yang dapat dipandang sebagai yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang, hal mana dapat diketahui dari sifat-sifatnya mengenai adanya lapisan lendir yang mengelubungi tubuh organism tersebut akan tetapi pembiakkannya dengan menggunakan konidia itu lebih menggenangkan pada sifat jamur.

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju. Pengetahuan manusia akan beberapa hal pun bertambah. Hal ini yang mendasari para peneliti melakukan penelitian terhadap beberapa jenis makhluk hidup yang berukuran kecil atau biasa disebut dengan mikroorganisme dengan ketersediaan peralatan teknologi yang memadai. Salah satu jenis kehidupan yang diamati adalah jamur (fungi). Jamur adalah organism yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi atau jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak tubuhnya berbentuk benang disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk miselium.

Fungi tidak memiliki banyak jenis, menurut kompleksitas tubuhnya dibagi menjadi empat divisi, yaitu zyang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi atau jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak tubuhnya berbentuk benang disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk miselium. Fungi tidak memiliki banyak jenis, menurut kompleksitas tubuhnya dibagi menjadi empat divisi, yaitu Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina.

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Mengetahui definisi jamur dan media Jamur2. Mengetahui siklus jamur3. Mengetahui ikan yang terkena jamur

Page 4: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Jamur

Penampilan fungi atau cendawan tidak asing lagi bagi kita semua. Kita telah melihat pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju; pertumbuhan berwarna putih seperti bulu pada roti, dan selai basi; jamur di lapangan dan di hutan. Kesemua ini merupakan tubuh berbagai cendawan. Jadi cendawan mempunyai berbagai macam penampilan, bergantung pada spesiesnya. Telaah mengenai cendawan disebut mikologi. Cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Kapang bersifat filamentous, sedangkan khamir biasanya uniseluler (Pelczar, 1988).

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah , dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita bilaman mereka membusukkan kayu, makanan, dan bahan-bahan lain. Cendawan saprofit juga penting dalam fermentasi industry, misalnya pembuatan bir, minuman anggur, dan produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan pemasakkan beberapa keju juga bergantung pada kegiatan cendawan

Beberapa fungi, meskipun saprofik, dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur di situ sebagai parasit. Sebagai parasit, mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Akian tetapi diantara sekitar 500.000 spesies cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. Kematian karena infeksi oleh cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh diagnosis yang terlambat atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karena tidak ketersediaannya antibiotik-antibiotik nontosik yang secara medis tepat guna. Banyak cendawan patogenik, misalnya Hitoplasma capsulatum, yang menyebabkan hitoplasmosis (infeki mikosis pada system retikulumendotelium yang meliputi banyak organ), dapat juga hidup sebagai saprofit. Fungi seperti itu menunjukkan dimorfisme, artinya mereka dapat ada dalam bentuk benang (filamen) seperti halnya kapang. Fase khamir timbul bilaman organisme itu hidup sebagai parasit atau pathogen dalam jaringan, sedangkan  bentuk kapang bila organisme itu merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium laboratorium.

Page 5: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

Identifikasi di laboratorium untuk cendawan-cendawan patogenik acapkali tergantung kepada dapat  tidaknya dimorfisme ini dipertunjukka . Jamur adalah kelompok organisme eukariotik, dan dimasukkan kelompok eukariotik karena sel-selnya sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu:

Merupakan kelompok organisme eukariotik Bentuk tubuhnya ada yang uniseluler dan multiseluler Tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof Tersusun atas komponen dasar yg disebut hifa Memiliki dinding sel yang yang tersusun atas senyawa kitin Dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Hidup di tempat lembap, basah dan banyak mengandung protein

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.

Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

Jamur berbiak secara vegetatif dan generatif  dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah :

1. Spora biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium, dan sporanya disebut sporangiospora.

2. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut  konidiosfor.

3. Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut  klamidiospora (spora yang berkulit tebal)

Page 6: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

4. Jika bagian-bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian-bagian itu disebut artospora (serupa batu bata), oidiospora atau oidia (serupa telur) saja.

Fungi dapat ditemukan pada arena substrat, baik dilingkungan darat , perairan, maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetatifnya yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah terlihat pada substrat yang membusuk (kayu lapuk, buah-buahan yang terlalu masak, makanan yang membusuk). Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna (merah, hitam, jingga, kuning, krem, putih, abu-abu , coklat, kebiru -biruan, dan sebagainya) pada daun, batang, kertas, tekstil, kulit dan lain-lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena langsung dapat dilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetatif yang menyerap makanan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikrosokop.

Spora kapang berproduksi secara aseksual dengan menghasilkan arthokonidia, blastokonidia, klamisdospora, konidia, sporangiospora, dan secara seksual dengan menghasilkan akospora, basidiospora dan zigospora.

Rizhoid adalah bentuk hifa vegetatif mirip akar dari tumbuhan yang dapat bercabang-cabang seperti jari-jari pada tangan, tetapi dapat juga berbentuk sangat sederhana, yaitu hanya seperti jari tunggal. Perhatikan letak dari rhizoid pada hifa, apakah langsung berhadapan dengan sporangiosfor atau terdapat pada stolon.

Karakteristik fungi jamur adalah sebagai berikut ;

1. Kandungan air. Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan dibanding khamir atau bakteri. Namun demikian, batasan (pendekatan) kandungan air totol pada makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan, dan dikatakan bahwa kandungan air dibawah 14-15 % pada biji-bijian atau makanan kering dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.

2. Suhu. Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25OC-30OC, namun beberapa tumbuh baik pada suhu 25OC-37OC atau lebih, misalnya pada spesies Aspergilis.s.p

3. Kebutuhan oksigen dan derajat keasaman. Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval PH yang luas (PH 2.0-8.5), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada konidia asam.

4. Kebutuhan makanan (Nutrisi). Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam-macam makanan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki bermacam-macam enzim hidrolit, yaitu amilase, pektinose, proteinose, dan lipase.

Jamur adalah kelompok organisme eukariota, dan dimasukkan kelompok ini karena sel-selnya sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk tubuhnya ada uniseluler dan multiseluler. Tidak memiliki klorofil , cara hidupnya adalah hidup sebagai tumbuhan heterotrof, memiliki

Page 7: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

dinding sel yang disebut kitin, dan dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik. Jamur ada yang tergolong mikrobia ada juga yang tidak. Jamur yang tergolong mikrobia contohnya adalah khamir dan jamur benang atau molds. Khamir  adalah jamur yang tumbuh dalam bentuk uniseluler dan biasanya memperbanyak diri dengan cara tunas. Jamur ini tersebar di alam, dapat ditemukan di tanah, debu, serta buah, dan daun pada banyak tanaman. Nampak seperti permukaan buih atau sedimen tebal pada jus buah dan cairan saccharine ( Waluyo, 2005).

Contoh jamur yang kedua adalah jamur benang atau molds. Molds adalah jamur berfilamen yang bersifat parasit dan berkembak biak dengan spora seksual dan aseksual. Merupakan suatu kelompok heterogenis yang besar dari suatu tumbuhan, seperti organisme yang membentuk subdivisi Thallophyta. Contoh molds adalah Rhizopus sp, Penicillium sp, Aspergillus sp, dan Monilia sp. Salah satu makhluk hidup yang memiliki daya reproduksi tinggi adalah fungi. Fungi merupakan kelompok mikrobia eukariotik heterotrofik yang tersebar luas di alam dan bersifat saprofit. Pembagian fungi didasarkan atas sifat khas struktur dan cara reproduksinya, yaitu Zigomycetes, Ascomycetes, Basydiomycetes, dan Deutromycetes (Kimball, J.W. 1983.)

Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebarnya dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang dalam hal ukuran dan bentuk-bentuk sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Tubuh atau talus suatu kapang pada dasar nya terdiri dari sua bagian, yaitu miselium dan spora (sel resisten, istirahat, atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa gilamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10 µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang berdiameter 1 µm.

Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu:

1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.

2. Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari ruang ke ruang yang lainnya. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membran sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.

3. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.

Page 8: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

Miselium dapat vegetatif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium somatik menembus ke dalam medium untuk mendapat zat makanan. Miselium reproduksi bertangung jawab untuk pembentukkan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Miselium suatu kapang deapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur (Cambell, N. A. 2003)

Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaahan ilmiah dasar, terutama yang berkaitan dengan morfogenesis (proses terorganisasinaya sel-sel menjadi struktur jaringan). Mereka akan menjadi semakin penting di dalam proses-proses komersial untuk menyediakan produk-produk yang bermanfaat, termasuk antibiotik seperti penisilin. Namun terdapat kebutuhan yang lebih banyak akan bahan-bahan antifungi, sejajar dengan bahan antibakteri, yang daya racunnya lebih rendah namun lebih efektif untuk penyakit-penyakit mikotik. Adanya kesadaran yang lebih tinggi mengenai mikotoksin dan toksisitasnya akan memerlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap serangan kapang pada produk-produk pangan.

Ada beberapa klasifikasi jamur, yaitu:

1.  AcrasiomycetesJamur ini merupakan kelompok jamur lendir selular, yang hidup bebas di dalam tanah, biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk vegetatifnya berupa sel berinti satu yang amoeboid, seperti protozoa uniselular atau merupakan amoeba haploid, dan disebut juga pseudoplasmodium. Ciri-ciri sel jamur ini adalah dapat bergerak diatas media padat (pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, misalnya dengan memakan bakteri. Sifatnya yang mirip fungi adalah adanya stadium badan buah, dan terbentuknya spora. Struktur spora seperti bentuk kista dari amoeba. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari berkecambahnya spora, kemudian sel memperbanyak diri membentuk pseudoplasmodium, selanjutnya sel-sel beragregasi dan akan membentuk badan buah, akhirnya terbentuk sporokarp yang menghasilkan spora kembali. Contoh jamur ini adalah Dictyostelium mucoroides dan D. discoideum.

2.  MyxomycetesJamur ini merupakan jamur lendir sejati. Jamur ini dapat ditemukan pada kayu terombak, guguran daun, kulit kayu, dan kayu. Bentuk vegetatifnya disebut plasmodium. Cara makan dengan fagositosis. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari sel vegetatif haploid hasil perkecambahan spora. Sel tersebut setelah menggandakan diri akan mengadakan plasmogami dan kariogami yang menghasilkan sel diploid. Sel diploid yang berkembang menjadi plasmodium yang selnya multinukleat tetapi uniselular, selanjutnya membentuk badan buah yang berbentuk sporangium. Sporangium tersebut menghasilkan spora haploid. Contoh jamur ini adalah Lycogala epidendron, Cribraria rufa , dan Fuligo septica.

3.  PhychomycetesJamur ini termasuk jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel vegetatif multinukleat, atau disebut thalus soenositik. Secara vegetatif dapat

Page 9: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

memperbanyak diri dengan potongan-potongan hifa, dan menghasilkan spora aseksual dalam sporangium (sporangiospora). Perkembang biakan secara generatif dengan membentuk spora seksual. Berdasarkan cara terbentuknya spora dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (a)  Oospora, hasil peleburan antara gamet-gamet yang tidak sama besarnya(b)  Zygospora, hasil peleburan gamet-gamet yang sama besarnya. Berdasarkan tipe sporanya maka jamur ini juga dapat dikelompokkan dalam Oomycetes dan Zygomycetes. Zoopagales. Jamur yang penting dari kelompok Mucorales adalah Mucor sp. dan Rhizopus sp. Rhizopus nigricans adalah jamur roti, R. oryzae, R. olygosporus, dan R. stolonifer adalah jamur yang biasa digunakan pada fermentasi tempe

4.  AscomycetesCiri jamur ini mempunyai hifa bersepta, dan dapat membentuk konidiofor. Secara vegetatif dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan pada beberapa jenis dapat menghasilkan konidia secara aseksual. Fase konidi jamur ini disebut juga fase imperfect. Fungi yang hanya dalam bentuk fase imperfect disebut fungi imperfecti (Deuteromycetes). Secara generatif dapat membentuk badan buah yang disebut askokarp, yang di dalamnya terdapat askus (kantong) yang menghasilkan askospora. Askospora merupakan hasil kariogami dan meiosis. Pembentukan askospora ada 4 cara, yaitu:1. Konjugasi langsung seperti pada khamir.2. Pembelahan sel miselium.3. Peleburan sel-sel kelamin kemudian oogonium menjadi askus.4. Dari hifa askogen timbul organ-organ tertentu yang mengandung inti rang      rangkap.

Berdasarkan bentuknya dapat dibedakan 3 macam askus, yaitu:1.      Cleistothecium, bentuknya bulat, kasar dan tidak mempunyai lubang khusus

untuk jalan keluarnya spora.2.      Perithecium, bentuk bulat seperti labu, mempunyai osteol untuk jalan

keluarnya spora.3.      Apothecium, bentuk seperti cawan atau mangkuk, bagian permukaan terdiri

atas himenium yang mengandung askus-askus dalam lapisan palisade, dari lapisan tersebut dapat dilepaskan askospora. Contoh jamur ini yang penting adalah genus Aspergillus dan Penicillium. Jamur ini umumnya dapat menghasilkan pigmen hitam, coklat, merah, dan hijau.

Pigmen tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur tersebut. Jamur ini umumnya dapat merombak bahan organik seperti kayu, buah, kulit, dan sisa-sisa tanaman. Spesies seperti P. roqueforti dan P. camemberti dapat digunakan untuk flavour (aroma). Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum untuk produksi antibiotik penisilin. Jamur Aspergillus niger untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillus oryzae dan Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.

5.  BasidiomycetesCiri khusus jamur ini yaitu mempunyai basidium yang berbentuk seperti gada, tidak bersekat, dan mengandung 4 basidiospora di ujungnya. Pada jamur tertentu

Page 10: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

mempunyai hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah. Hymenium terdapat pada mushroom, maka disebut juga Hymenomycetes. Hymenium terdiri dari basidia, hifa steril, parafisa, dan cysts. Basidia berasal dari hifa dikariotik, sel ujungnya membesar, inti ikut membesar, 2 inti melebur menghasilkan 1 inti diploid, kemudian membelah reduksi menjadi 4 inti haploid yang menjadi inti basidiospora. Tipe kelamin basidiospora terdiri atas 2 negatif dan 2 positif. Contoh jamur ini adalah Pleurotus sp (Jamur Tiram), Cyantus sp., dan khamir Sporobolomyces sp.

6.  DeuteromycetesSemua jamur yang tidak mempunyai bentuk (fase) seksual dimasukkan ke dalam kelas Deuteromycetes. Jamur ini merupakan bentuk konidial dari klas Ascomycetes, dengan askus tidak bertutup atau hilang karena evolusi. Jamur ini juga tidak lengkap secara seksual, atau disebut paraseksual. Proses plasmogami, kariogami dan meiosis ada tetapi tidak terjadi pada lokasi tertentu dari badan vegetatif, atau tidak terjadi pada fase perkembangan tertentu. Miseliumnya bersifat homokariotik. Contoh jamur ini adalah beberapa spesies Aspergillus, Penicillium, dan Monilia.

Adapun perbedaan jamur dan bakteri. Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang bersel satu, tetapi sebagian besar bersel  banyak, inti sel sudah memiliki membrane inti (eukariotik). Dinding sel tersusun atas zat kitin. Tubuh jamur tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hidup di tempat kaya akan zat organik, lembab, dan kurang cahaya. Reproduksi aseksual melalui pembelahan dan secara seksual melalui peleburan inti sel dari dua sel induk. Sedangkan bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membrane inti sel. Organisme ini masuk ke dalam domain prokariota. Organisme uniseluler. Hidup bebas atau parasit, ada juga yang hidup di lingkungan ekstrim. Dinding selnya mengandung peptigokligen. Mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Mengalami inovulasi, yaitu perubahan bentuk yang yang disebabkan fakta makanan, suhu, lingkungan. Bakteri juga pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur. Perkembangbiakan dengan cara aseksual (pembelahan biner) dan paraseksual dengan konjugasi, transformasi, dan transduksi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi, yaitu:

1. Substrat, merupakan sumber nutrien utama bagi jamur2. Kelembaban, fungsi tingkat rendah memerlukan lingkungan dengan

kelembaban nisbi 90%, sedangkan kapang memerlukan lingkungan dengan nisbi 80%

3. Suhu, secara umum pertumbuhan untuk kebanyakan fungi 25o – 30o C. Beberapa jenis juga tumbuh baik pada suhu (-5)o – (-10)o C

4. Derajat keasaman (pH), pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurangi suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH di bawah 7,0

5. Senyawa kimia, merupakan pengaman bagi dirinya terhadap serangan organisme lain.

Page 11: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

6. Intensitas cahaya, umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat terhadap pembentukkan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur (Willoughby LG, Roberts RJ. 1994)

2.2 Macam-Macam Media Jamur

Mikroorganisme merupakan salah satu makluk hidup yang dapat hidup pada ekosistem maupun dalam tubuh makluk hidup lainnya. Mikroorganisme terdapat beberapa yang menguntungkan bagi makluk hidup lainnya tetapi ada juga yang dapat merugikan bagi makluk hidup lainnya. Menurut habitatnya mikrooganisme ada yang hidup di udara, tanah, tubuh makluk hidup, dan ada juga yang hidup di air. Sedangkan menurut kebutuhan oksigennya mikroorganisme ada yang aerob (membutuhkan oksigen) maupun ada juga yang anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Mikroba tanah yang bersifat anaerob biasanya terletak pada lumpur yang tergenang air dan tidak ada oksigen yang cukup (Hirschhorn HH. 1989).

Mikroorganisme yang banyak didikaji sekarang ini karena peranannya besar bagi kehidupan adalah bakteri dan fungi Fungi adalah mikroorhanisme yang bersifat eukaritik yang biasanya  berbentuk filamen dan lebih besar daripada bakteri. Peran fungi yang lain adalah memulai sebagai reservoar nutrien ke bentuk biomassa mikrobial. Jamur membantu mengikat agregat tanah. Jamur mendekomposisi  nutrien dalam bentuk senyawa organik (Sachlan, M. 2002).

Mikroorganisme yang berada di alam dapat diidentifikasi karakteristiknya dengan terlebih dahulu melalukan isolasi. Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan anrata lain metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop.

Isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. Isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yangmengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung. Isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer (Martins ML, Dias MT, Fujimoto RY, Onaka EM, Nomura DT. 1999)

Isolasi mikrobia pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.  Pertumbuhan  bakteri lebih banyak dijumpai pada intensitas pengenceran 10-8, sedangkan pertumbuhan fungi banyak dijumpai pada intensitas pengenceran 10-4  (Noga EJ. 1996).

Page 12: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

Proses isolasi fungi dilakukan memakai medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang terdiri dari kentang 20%, dektrosa 2% dan agar 2%. Media  dibuat pH 5,0 untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi oleh bakteri pada saat isolasi. Fungi lebih tahan terhadap pH suasana asam jika dibandingkan dengan bakteri atau aktinomycetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap mikroba yang sedang diisolasi.

Isolasi mikrobia merupakan aktivitas memisahkan suatu jenis mikrobia dari jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies . Media PDA merupakan media yang digunakan untuk membiakkan mikrobia berupa jamur. PDA sesuai bagi pertumbuhan jamur dikarenakan pada PDA terdapat kandungan ekstrak kentang yang merupakan sumber karbon bagi pertumbuhan jamur. Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir.

Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka. Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram.

Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri. Pada media ini bagian jamur tersebut akan beregenerasi atau berkembang sel-selnya membentuk hifa-hifa / benang-benang halus. Hifa akan menebal sehingga membentuk misellium berwarna putih. Tidak semua misellium jamur berwarna putih, tetapi pada umumnya misellium jamur budidaya berwarna putih.

Media tanam yang umum digunakan dalam isolasi jamur yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar). Bentuk media ini seperti agar-agar makanan karena memang komposisinya terdiri dari agar. Selain media PDA proses isolasi biasa dipakai juga media MEA (Malt Extract Agar).

Inti dari media yaitu untuk menumbuhkan eksplan (bahan tanam). Seperti contohnya media PSA (Potato Sucrose Agar). Media PDA lebih banyak digunakan di skala laboratorium saint sedangkan media PSA digunakan secara teknis oleh para petani jamur budidaya.

Media PDA memiliki unsur dan kandungan haranya murni, banyaknya tepat dan steril. sedangkan media PSA tergantung dari cara membuat dan jenis kentang yang digunakan, sebab jenis kentang yang berbeda memiliki kandungan unsur yang berbeda pula. selain itu dipengaruhi oleh tempat kentang itu tumbuh dan cara budidayanya (Hashemi KSM, Sadeghpour HM, Gholampour AI. 2012).

Page 13: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

Perbedaan yang mencolok dari PDA dan PSA yaitu penggunaan gula. PDA menggunakan gula dextrose berantai tunggal (monosakarida) sedangkan PSA menggunakan gula sucrose (gula pasir) berantai ganda (disakarida). Secara umum, media kultur jamur budidaya harus memiliki sifat:

1. Mengandung zat hara yang mudah digunakan oleh jamur budidaya2. Mempunyai tekanan osmosis dan tegangan permukaan3. pH sesuai dengan keinginan jamur / cendawan.4. Tidak mengandung zat-zat penghambat pertumbuhan5. Harus dalam keadaan steril sebelum digunakan

Berdasarkan syarat-syarat di atas, anda dapat berkreasi membuat media tanam untuk isolasi jamur budidaya. Penggunaan kentang dapat anda ganti dengan tomat, jagung, ubi kayu atau air kelapa. Sedangkan gulanya anda gunakan saja yang mudah didapat di pasaran dan harganya murah yaitu gula pasir.

Media PSA merupakan media umum yang kaya seperti halnya PDA. Sejauh ini PSA bisa digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam jamur/kapang atau fungi, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp, Gonoderma sp, Pleurotus sp, Trichoderma sp, Pholiota sp, Agraily sp, Phanerochaete chrysosporium, Murcor sp, Rhizopus sp, dan yeast. Media PDA (Potato Dextrosa agar) merupakan medium semi sintetik. Mediamerupakan tempat dimana tejadi perkembangan organisme. Organisme menyerapkarbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah bercampur. Halinilah yang menyebabkan mengapa kentang harus di potong dadu, agar karbohidrat di kentang dapat keluar dan menyatu dengan air sehngga menjadikaldu. Semakin kecil permukaan, maka semakin besar daya osmosisnya.Syarat media yang baik adalah:

Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad renik Mengandung oksigen tersedia yang dibutuhkan Mengandung kelembaban tertentu Ph media harus sesuai- Suhu media harus cocok  Media harus steril Media harus terlindung dari kontaminasiMedia biakan merupakan suatu

zat yang digunakan untuk menumbuhkan jasadrenik di laboraturium.

6.3 Siklus Hidup Jamur

Jamur memiliki siklus hidup yang beragam, mulai dari yang sangat sederhana sampai yang sangat kompleks. Cara berkembang dan organ seksualitas dalam jamur juga memiliki bentuk yang beragam. Tujuh contoh berikut menggambarkan beberapa keragaman dalam siklus hidup jamur, dimulai dengan siklus hidup yang relatif sederhana. Harap menyadari bahwa masing-masing kelompok utama jamur memiliki keanekaragaman siklus hidup di luar yang tercantum di sini.

Berikut ini adalah ke tujuh contoh siklus hidup pada jamur.

Page 14: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

1. Jamur aseksual uniseluler. Contoh: Candida albicans (askomiset) adalah patogen hewan aseksual. Reproduksinya adalah dengan tunas dari sel ragi.

2. Jamur seksual uniseluler. Contoh: Chytriomyces hyalinus (chytridiomycete) adalah jamur air yang tumbuh pada kitin seperti pada eksoskeleton serangga air. Jamur ini menghasilkan sel diploid tunggal yang segera mengalami meosis. Zoospora bersel tunggal mengabadikan fase haploid (Afrianto dan Liviawaty. 1992)

3. Jamur aseksual filamen. Contoh: oxysporum Fusarium (askomiset) dan termasuk taksa banyak patogen tanaman yang paling serius. Reproduksi dan penyebaran adalah melalui konidia (Anderson R.C. 2000).

4. Jamur berfilamen dengan reproduksi seksual dan aseksual, tetapi tidak ada tubuh buah multiseluler. Contoh: Rhizopus stolonifer (zygomycete) adalah umum, cepat tumbuh cetakan hitam roti, stroberi dan makanan lainnya, yang memiliki hifa non-septate. Spora aseksual diproduksi di sporangia. Reproduksi seksual melibatkan fusi hifa haploid, dan produksi sel diploid tunggal, zygospore, yang mengalami meosis pada perkecambahan untuk mendaur ulang pada fase haploid (Budiman., Edi. 2009)

5. Jamur berfilamen dengan reproduksi seksual dan tubuh buah multiseluler. Contoh: Agaricus bisporus (basidiomycete) adalah tombol yang umum jamur. Spora seksual yang dihasilkan menimbulkan miselia primer (haploid), untuk membentuk miselium sekunder. Karyogami (fusi inti) tertunda, sehingga miselium sekunder dikatakan dikaryotic, atau hanya dikaryon . Dikaryon menghasilkan koneksi penjepit diagnostik pada septa. Ketika kondisi memungkinkan, dikaryon menghasilkan tubuh buah multiseluler. Para meiosporangia berbentuk yang disebut basidia. Karyogami terjadi di basidia dan segera diikuti oleh meosis dan produksi spora. Seperti dalam jamur lain yang dibahas, hanya ada satu sel diploid tunggal dalam siklus hidupnya (Isti Koes haryani, dkk(2001))

6. Jamur berfilamen dengan reproduksi seksual dan aseksual. Contoh: Peziza vesiculosa (askomiset) menghasilkan tubuh buah multiseluler berbentuk cangkir, di mana reproduksi seksual terjadi. Para meosporangia adalah berbentuk sel kantung disebut ASCI. Seperti dalam Basidiomycetes, karyogami dan meosis terjadi pada ASCI. Ascospores haploid berkecambah membentuk miselia primer, yang dapat menghasilkan struktur reproduksi aseksual mikroskopis. Bentuk aseksual telah diberi nama sendiri, Oedocephalum. Konidia yang dihasilkan pada tahap Oedocephalum dapat mendaur ulang fase haploid. Fusi miselia primer menghasilkan dikaryon, yang menimbulkan tubuh berbuah, seperti dalam Basidiomycetes. Dalam jamur dengan fase seksual dan aseksual, fase seksual disebut teleomorph dan fase aseksual disebut anamorph. Ini juga disebut fase meosporic dan mitosporic (Kordi .2004)

7. Patogen tumbuhan dengan reproduksi seksual dan aseksual pada beberapa host. Contoh: Puccinia graminis (karat barberry gandum; basidiomycete). Basidiospora seksual dihasilkan dengan menginfeksi Barberries. Spermogonium adalah struktur reproduksi yang dihasilkan pada permukaan atas daun barberry. Spermogonium menghasilkan Spermatia bersel tunggal dan hifa reseptif. Kontak hifa Spermatia menerima dan bergabung membentuk dikaryon. Dikaryon menghasilkan struktur

Page 15: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

reproduksi aseksual, aecium, di bawah daun barberry. Esiospora dikaryotic menginfeksi gandum. miselium Dikaryotic pada gandum menghasilkan struktur reproduksi yang disebut uredinium, yang menghasilkan aseksual, urediniospora dikaryotic yang dapat menginfeksi ulang gandum. Akhirnya, dikaryon pada gandum menghasilkan struktur reproduksi disebut Telia. Teliospora diproduksi secara aseksual dan struktur overwintering dikaryotic. Pada musim semi, inti dalam teliospora (karyogami), menghasilkan basidium, menjalani meosis, dan menghasilkan basidiospora yang menginfeksi barberry. Total ada dua host, empat jenis struktur penghasil spora, dan satu sel diploid dalam siklus hidupnya!

6.4 Jamur yang Menyerang Ikan

Beberapa jenis jamur telah digolongkan sebagai patogen berbahaya karena berpotensi sebagai parasit yang sifat dan daya serangnya dapat mengakibatkan kematian ikan, namun hingga saat ini belum terdeteksi keberadaannya di wilayah Indonesia. Jenis-jenis jamur tersebut adalah Ichthyophonus hofferi (sand paper disease), Branchiomyces sanguinis dan Branchiomyco Demigrans (Branchiomycosis), Aphanomyces invandans (Epizootic Ulcerative Syndrome) dan A.astaci (Crayfish Plaque) (Erazo-Pagador, G. E. (2001)).

Jenis jamur yang umum dikenal menyerang ikan-ikan peliharaan adalah jamur Saprolegnia sp , Achlya rasemosa, Aphanomyces stellatus, Branchiomyces dll. Di Indonesia pada umumnya ikan-ikan Labirinthici seperti ikan gurame, ikan sepat dan ikan dari family Cyprinidae misalnya ikan Catla catla, Cyprinus carpio apabila terdapat luka pada tubuhnya maka akan ditumbuhi oleh jamur. Selain itu juga terdapat beberapa jenis jamur yang biasanya menyerang udang yang masih berukuran larva yaitu jenis Lagenidium sp, dan Sirolphidium sp (Wisnu Nurcahyo (2001)).

Jamur adalah jasad yang berbentuk benang, multiseluler, tidak berklorofil dan belum mempunyai deferensiasi dalam jaringan. Ada pula yang terdiri atas satu sel. Sedangkan jamur umumnya tidak berwarna, sel-selnya mempunyai membrane yang terdiri dari kitin dan bukan selulosa. Struktur jamur sangat variatif, beberapa jenis jamur terdiri atas satu sel seperti ragi (yeast) dan sebagian lagi terdiri atas lebih dari satu sel yang bergabung menjadi satu membentuk filament panjang atau hypha.

Hypha jamur bercabang ke segala arah dan kumpulan hypha disebut mycelium atau thallus. Hypha dibedakan menjadi dua yaitu (1) bersepta (septate) yang menyerupai buku-buku pada batang bambu, dan (2) tidak bersepta (aseptate). Hypha aseptate sebenarnya juga bersepta, namun karena sangat halus dan rapi sehingga tidak terlihat adanya pembatas. Hypha juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu (1) hypha vegetatif/somatik yang menempel di substrat, mampu mengekskresi enzim sebagai pelarut substrat sehingga senyawa komplek dapat terurai untuk diserap. (2) Hypha fertil, keluar dari hypha vegetatif dan berfungsi dalam proses reproduksi (Lavilla-Pitogo, C.R., M.C. L. Baticados, E.R. Cruz-Lacierda and L.D. de la Pena, 1990)

Page 16: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

SaprolegniaSaprolegnia merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes. Dalam akuarium, jamur ini kerap dipakai sebagai nama umum untuk serangan jamur yang menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan. Pada kenyataannya banyak genus dari Oomycetes yang dapat menyebabkan infeksi jamur pada ikan, diantaranya adalah Achyla.

Saprolegnia atau dikenal juga sebagai "water molds" dapat menyerang ikan dan juga telur ikan. Mereka umum dijumpai pada air tawar maupun air payau. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0 - 35 °C, dengan selang pertumbuhan optimal 15 - 30 °C. Pada umumnya, Saprolegnia akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi. Kehadiran Saproglegnia sering pula disertai dengan kahadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksternal lainnyaTanda-tanda penyakitKehadiran Saprolegnia biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Apabila anda sempat melihatnya di bawah mikroskop maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-cabang (Klinger RE, Floyd RF. 2009)

Pencegahan dan PerawatanSerangan Saprolegnia dapat dihindari dengan melakukan perawatan yang baik terhadap kondisi akuarium, terutama dengan menjaga kualitas air selalu dalam kondisi optimal, hindari pemeliharaan ikan dengan kepadatan tinggi untuk mencegah terjadinya luka, dan selalu menjaga ikan agar mendapat gizi yang memadai. Apabila gejala serangan Saprolegnia ditemukan, segera lakukan evaluasi kualitas air akuarium anda dan lakukan koreksi yang diperlukan. Apabila kondisi serangan pada ikan parah, lakukan pengobatan. Selain dengan fungisida khusus ikan, perlakuan dengan PK, formalin dan povidone iodine dapat pula mengobati serangan Saprolegnia.BranchiomycosisBranchiomyces demigrans atau "Gill Rot (busuk insang)" disebabkan oleh jamur Branchiomyces sanguinis dan Branchiomyces demigrans . Spesies jamur ini biasanya dijumpai pada ikan yang mengalami stres lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5), kandungan oksigen rendah atau pertumbuhan algae yang berlebih dalam akuarium, Branchiomyces sp.tumbuh pada temperatur 14 - 35°C , pertumbuhan optimal biasanya terjadi pada selang suhu 25 - 31°C. Penyebab utama infeksi biasanya adalah spora jamur yang terbawa air dan kotoran pada dasar akuarium.

Tanda-tanda PenyakitBranchiomyces sanguinis dan B. demigrans pada umumnya menyerang insang ikan. Ikan yang terjangkit akan menunjukkan gejala bernafas dengan tersengal-sengal dipermukaan air dan malas. Insang tampak mengeras dan berwarna

Page 17: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

pucat, khususnya pada daerah yang terjangkit. Pengamatan dibawah mikroskop akan sangat membantu mengenali serangan jamur ini. Apabila bagian jaringan yang terserang mati dan lepas, maka spora jamur akan ikut terbebas dan masuk kedalam air sehingga akan memungkinkan untuk menyerang ikan lainnya.Pencegahan dan PerawatanUsaha pencegahan merupakan cara yang sangat disarankan untuk mengontrol serangan jamur ini. Pengelolaan lingkungan akuarium yang baik akan menciptakan kondisi yang tidak disukai oleh jamur tersebut untuk tumbuh.Apabila penyakit telah terlanjur berjangkit, segera lakukan isolasi. Formalin dan Copper Sulfat diketahui dapat mencegah kematian akibat infekasi Branchiomycosis. Akuarium yang terjangkit hendaknya segera dikuras, dan dikeringkan serta lakukakan tindakan sterilisasi. Apabila hal ini menyerang ikan dalam kolam, keringkan kolam dan berikan perlakuan dengan kalsium oksida.IcthyophonusIcthyophonus disebabkan oleh jamur Icthyophonus hoferi. Jamur ini tumbuh baik pada air tawar maupun air asin (laut). Meskipun demikian, biasanya serangan jamur ini hanya akan terjadi pada air dingin 2 - 20° C. Penyebaran Icthyophonus berlangsung melalu kista yang terbawa kotoran ikan atau akibat kanibalisme terhadap ikan yang terjangkit (Jati, Wijaya.2007)Tanda-tanda penyakitSebaran penyakit biasanya berlangsung melalui pencernaan, yaitu melalui spora yang termakan. Oleh karena itu, ikan yang terserang ringan sampai sedang biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit. Pada kasus serangan berat, kulit ikan tampak berubah kasar seperti amplas. Hal ini disebabkan terjadinya infeksi dibagian bawah kulit dan jaringan otot. Ikan dapat pula menunjukkan gejala pembengkokan tulang. Bagian dalam ikan akan pada umumnya tampak membengkak disertai dengan luka-luka berwarna kelabu-putih. Pencegahan dan PerawatanTidak ada pengobatan yang bisa dilakukan terhadap penyakit ini, ikan biasanya akan menjadi carrier sepanjang hidupnya. Pencegahan adalah satu-satunya cara untuk menghindari serangan penyakitIcthyophonus. Pencegahan dapat dilakukan dengan tidak memberikan ikan mentah atau produk ikan mentah pada ikan, kecuali diyakini bahwa pakan ini terbebas dari Icthyophonus hoferi. Memasak terlebih dahulu pakan tersebuti dapat membantu menghilangkan jamur infektif yang terkandung. Apabila Icthyophonus ditemukan pada ikan anda, maka disarankan untuk segera memusnahkan ikan tersebut. Selanjutnya lakukan sterilisasi pada akuarium yang bersangkutan, termasuk filter dan peralatan lainnya. Apabila hal ini menyerang ikan dalam kolam, dan kolam memiliki dasar pasir atau lumpur maka akan diperlukan pengeringan kolam selama berbulan-bulan untuk menghilangkan jamur tersebut.

Anti Jamur (Fungisida)Berbagai produk anti jamur untuk akurium relatif banyak ditemukan di toko-toko akuarium. Pada umumnya produk ini merupakan produk untuk

Page 18: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

pengobatan dengan perlakuan perendaman dalam jangka panjang. Beberapa anti jamur tersebut juga dapat digunakan untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan. Beberapa anti jamur yang mengandung phenoxyethanold apat pula digunakan untuk mengobati infeksi bakteri eksternal. 

Metil biru merupakan salah satu bahan kimia yang umum digunakan sebagai anti jamur. Selain itu, garam juga diketahui efektif dalam mengobati akibat serangan jamur. Gentian Violet diketahui sangat membantu dalam mengatasi serangan jamur melalui pengobatan lokal di daerah yang terinfeksi jamur ringan.

Penggunaan anti jamur sebagai kuratif rutin, atau sebagai profilaktik sebaiknya dihindarkan. Penggunaan anti jamur dalam jangka panjang dan secara terus menerus dapat menimbulkan efek yang berbahaya. Olah karena itu, penggunaan anti jamur ini untuk hal-hal yang tidak perlu atau hal-hal yang sebenarnya dapat dihindari sebaiknya tidak dilakukan.

6.5 Gejala Klinis Ikan Terserang Jamur

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh jasad penyakit. Penyakit infeksi (parasite) yaitu penyakit yang disebabkan oleh jasad hidup penyebab penyakit atau pathogen. Jasad pathogen dapat berupa parasit, jamur, bakteri, virus, protozoa, udang renik, cacing dan berbagai mikroorganisme lainnya. Beberapa penyakit infeksi yang sering menyerang gurami adalah sebagai berikut

a.       Penyakit  jamur

Penyakit  jamur pada ikan umumnya disebabkan oleh saprolegnia sp. Dan Achyla sp. Mikroorganisme ini sering terlihat seperti benang yang tumbuh dibagian dalam atau luar tubuh dan berwarna putih hamper semua jenis ikan, baik telur, baik benih dan ikan dewasa dapat terserah jamur . serangan jamur ini sebenarnya tidak diklasifikasikan kedalam kelompok penyakit, tetapi  merupak  infeksi sekunder  akibat adanya luka fisik pada tubuh ikan atau telur yang tidak dibuahi. Jenis ikan yang dapat terinfeksi oleh penyakit  ini adalah hamper semua  jenis  ikan air tawar (Supriyadi H. 2004)

Gejala

Ikan yang terinfeksi  jamur ditandai adanya benang-benang halus (hype) seperti kapas menempel pada telur atau tubuh ikan yang terluka. Benang-benang halus ini bernama hype berwarna putih dan kadang-kadang  juga berwarna putih kecoklatan. Jamur tersebut umumnya menempel pada bagian tubuh ikan yang  yang terluka dan telur yang mati

Jamur atau kumpulan benang tersebut biasanya terlihat dikepala, mata, tutup insang, sirip dan telur ikan. Ikan yang terkena jamur  ini akan menyebabkan kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang dan akhirnya kurus. Lejmahnya daya tahan tubuh membuka peluang kehadiran penyakit lain yang dapat menyebabkan kematian.

Page 19: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

Factor pemicu

Infeksi penyakit ini antara lain disebabkan adanya ikan yang terluka. Ikan terluka akibat penangan yang kurang baik saat pemanenan atau pengangkutan. Ikan yang terluka sangat mudah sekali terserang jamur. Factor pemicu lainnya karena kepadatan ikan yang tinggi, suhu rendah/turun, ikan stress, lingkungan yang berbahan tinggi, serta akibat kandungan O2 dalam air yang terlalu rendah. Telur-telur ikan yang kurang baik mutunya atau telur yang tidak terbuahi oleh sperma lebih mudah tersearng jamur ini. Kepadatan telur yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit ini (Lawrence E. 2000)

Penularan penyakit tersebut melalui air dan kontak langsung dengan ikan yang  terinfeksi. Jamur sehingga penularan jamur melalui spora di dalam air kolam kemudian menempel pada tubuh ikan sebagai inang. Jika pada tubuh ikan ada lukanya maka spora tersebut dan berkembang menjadi   jamur. Jamur ini dalam waktu relative cepat akan menyebar ke seluruh ikan di kolam.

Pencegahan

Pencegahan penyakit ini yaitu (a) penanganan ikan secara baik terutama sewaktu pemanenan dan pasca panen/pengangkutan; (b) hindari padat penebaran benih atau telur  yang  terlalu padat; (c) melakukan penggantian air secara berkala; (d) pemberian pakan yang tepat, baik secara kualitas dan kuantitasnya. Selain itu, menghindari suhu air media yang dingin/rendah, karena pada suhu air yang rendah biasanya jamur akan tumbuh pesat. Serta melakukan perbaikan atau menjaga kualitas air kolam tetap baik (Espeland,S, Hansen PE. (2004)

Pada telur , pengendalian dilakukan dengan cara membuang telur-telur  yang  tidak dibuahi. Jika telur yang terjangkit  jamur  tidak segera dibuang akan menulari lainnya. Hindari padat penebaran telur yang terlalu padat. Pencegahan lainnya, pada air media penetasan 1-2  hari sebelum digunakan diberi methilene blue sebanyak 1 ppm sambil diberi aerasi (Willoughby LG, Roberts RJ. 1994)

Pengobatan

 Ikan yang terinfeksi  dapat ditanggulangi dengan cara pemberian garam dapur sebanyak  400 gr/m3 ke kolam. Pada saat pengobatan saluran air yang masuk  dan keluar kolam ditutup. Perlakuan itu dilakukan selam 3 hari berturut –turut dan dilanjutkan setiap bulan (Yuasa K, Panigoro N, Bahnan EB, Kholidin. 2003)

Pengobatan lain dengan perendaman ikan yang sakit dalam larutan methilene blue (MB) sebanyak  1 mg/liter selama 1 jam. Atau dosis 0,1-0,5 mg/liter selama  12-24 jam. Alernatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 100-200 ppm selama 2 jam.

Page 20: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

III. METODELOGI

III.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanaknnya praktikum ini yaitu pada hari Senin, tanggal 20 April 2015 di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

III.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: ikan sampel yang terinfeksi jamur, alat bedah, tissue, kaca preparat, dan mikroskop.

III.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini antara lain:

a. Sampel ikan yang menunjukkan terinfeksi jamur diambil.b. Tingkah laku ikan yang terinfeksi jamur diamati, baik gejala eksternal maupun

internal.c. Sampel jamur yang menempel pada tubuh ikan diambil.d. Kemudian sampel tersebut diletakkan di kaca preparet dengan ditetesi dengan

methylen blue, kemudian diamati di bawah mikroskop.e. Sampel jamur yang tampak dimikroskop kemudian diamati dan difoto.

Page 21: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil

KelJenis Ikan

OrganGejala Klinis

Bentuk hifaDeskripsi

jamurGambar

7Ikan

Komet

Sirip Punggu

ng (dorsal)

-Terdapat benjolan bewarna putih keabua-abuan di sirip dorsal.-pergerakan ikan pasif

Memanjang seperti

benang-benang halus

berpencar-pencar

Merupakan jamur yang berfilamen,

yang memperoleh makanan

karena bersifat parasit

8Ikan Nila

Sisik

-terdapat benjolan bewarna abu-abu di sisik-gerakan pasif

Memanjang seperti

benang-benang halus

berpencar

Merupakan jamur yang berfilamen,

yang memperoleh makanan

karena bersifat parasit

9Ikan

KometOpercul

lum

-terdapat bercak warna yang timbul di operculum-gerak ikan pasif-warna operculum pucat

Seperti benang

halus yang panjang

Jamur yang bersifat

parasit dan berfilamen

Page 22: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

10Ikan

LohanSisik

-terdapat bagian sisik yang berbeda yang bewarna lebih gelap dan timbul-gerakan ikan pasif

Seperti benang yang

halus memanjang

sepeti benang

Jamur membentuk

hifa dan terlihat serabut

IV.2 Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilakukan yaitu pada kelompok 7 memiliki jenis ikan komet yang terdapat jamur di bagian sirip punggung (dorsal) dan memiliki gejala klinis yaitu Terdapat benjolan bewarna putih keabua-abuan di sirip dan pada dorsal pergerakan ikan pasif. Dengan diskripsi jamur yaitu Merupakan jamur yang berfilamen, yang memperoleh makanan karena bersifat parasit. Dan bentuk hifa yaitu Memanjang seperti benang-benang halus berpencar-pencar. Pada kelompok 8 dengan praktikum ikan nila, pada bagian sisik yang berjamur. Gejala klinis nya yaitu terdapat benjolan bewarna abu-abu di sisik dan gerakan pasif. Dan bentuk hifa yaitu Memanjang seperti benang-benang halus berpencar. Diskripsi jamur yaitu Merupakan jamur yang berfilamen, yang memperoleh makanan karena bersifat parasit.

Pada kelompok 9 dengan menggunakan ikan komet dan organ yang terinfeksi jamur yaitu pada operculum nya dengan gejala klinis yaitu terdapat bercak warna yang timbul di operculum, gerak ikan pasif dan warna operculum pucat. Bentuk hifa nya yaitu Seperti benang halus yang panjang, dan diskripsi jamur yaitu Jamur yang bersifat parasit dan berfilamen. Pada kelompok 10 yaitu dengan menggunakan ikan lohan, infeksi jamur pada organ sisik dengan gejala klinis yaitu terdapat bagian sisik yang berbeda yang bewarna lebih gelap dan timbul dan gerakan ikan pasif. Bentuk hifanya yaitu Seperti benang yang halus memanjang sepeti benang. Dan diskripsi jamurnya media jamur membentuk hifa dan spora yang tumbuh dipermukaan media. Hifa tersebut bila dilihat seperti benang-benang yang menjulur ke atas dari permukaan media, kemudian diujung dari benang tersebut terdapat spora dari jamur itu sendiri, sehingg permukaan koloni pada media biakan terlihat berserabut.

Cara kerja dalam praktikum ini yaitu menyiapkan ikan yang terkena jamur dengan gejala klinis pada umumnya yaitu pergerakan pasif (lambat), tersapat benolan putih/ abu-abu, berenang tidak seimbang, warna pucat, sirip dan sisik tergores tidak sempurna. Setelah itu ikan diamati gejala klinisnya dan dicatat. Kemudian menyiapkan jarum ose yang sebelumnya telah disterilisasikan, dan streak bagian jamur yang ada pada ikan. Selanjutnya goreskan pada mdia PDA yang telah disiapkan. Tutup dengan kertas buram dan inkubasi selama 24 jam.

Setelah inkubasi, diamati morfologi jamur yang tumbuh. Kemudian menyiapkan jarum ose yang telah disterilisasikan dan di gores pada jamur yang tumbuh di

Page 23: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

media PDA ke kaca preparat. Selanjutnya ditetesi metalin blue dan diamati dibawah mikroskop. Selanjutnya foto dan catat setiap penampakan yang terlihat.

Siklus hidup jamur yaitu Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi. Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:

Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus

HIV, karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh. Infeksi Awal Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular).

Patogen intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut: patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria). patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria.

Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan

Page 24: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

gejala-gejala lokal maupun sistemik. Terpuruknya mekanisme sistem kekebalan Pada tahapan umum sebuah infeksi, antigen selalu akan memicu sistem kekebalan turunan, dan kemudian sistem kekebalan tiruan pada saat akut. Tetapi lintasan infeksi tidak selalu demikian, sistem kekebalan dapat gagal memadamkan infeksi, karena terjadi fokus infeksi berupa: subversi sistem kekebalan oleh patogen kelainan bawaan yang disebabkan gen tidak terkendalinya mekanisme sistem kekebalan Perambatan perkembangan patogen bergantung pada kemampuan replikasi di dalam inangnya dan kemudian menyebar ke dalam inang yang baru dengan proses infeksi. Untuk itu, patogen diharuskan untuk  berkembangbiak tanpa memicu sistem kekebalan, atau dengan kata lain, patogen diharuskan untuk tidak menggerogoti inangnya terlalu cepat.  Patogen yang dapat bertahan hanya patogen yang telah mengembangkan mekanisme untuk menghindari terpicunya sistem kekebalan.

Kuman (apakah itu bakteri, virus, protozoa maupun jamur) mempunyai mekanisme dalam menyerang sel inangnya. Secara ringkas kuman tersebut bisa menginfeksi melalui 4 tahap yaitu: -Adhesi (menempel) -Kolonisasi (berbiak) -Penetrasi (masuk ke tubuh) - Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil berbiak)

Faktor penyebab kegagalan yaitu kesalahan pada praktikan yang kurang teliti dalam praktikum misalnya pada pembawaan ikan sampel, yang dibawa ikan yang sehat bukan ikan yang berjamur. Kemungkinan kesalahan juga terdapat pada saat menggoreskan jamur yang ada pada ikan ke media kurang teliti dan kurang terambil jamur yang seharusnya dan pada pengamatan mikroskup yang kurang benar dan teliti.

Media yang digunakan yaitu PDA. Media tanam yang umum digunakan dalam isolasi jamur yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar). Bentuk media ini seperti agar-agar makanan karena memang komposisinya terdiri dari agar. Selain media PDA proses isolasi biasa dipakai juga media MEA (Malt Extract Agar).

Media PDA memiliki unsur dan kandungan haranya murni, banyaknya tepat dan steril. sedangkan media PSA tergantung dari cara membuat dan jenis kentang yang digunakan, sebab jenis kentang yang berbeda memiliki kandungan unsur yang berbeda pula. selain itu dipengaruhi oleh tempat kentang itu tumbuh dan cara budidayanya.

Page 25: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didaat dalam praktikum ini yaitu:1. Jamur adalah kelompok organisme eukariota, dan dimasukkan kelompok

ini karena sel-selnya sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk tubuhnya ada uniseluler dan multiseluler. Tidak memiliki klorofil , cara hidupnya adalah hidup sebagai tumbuhan heterotrof, memiliki dinding sel yang disebut kitin, dan dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Media tanam yang umum digunakan dalam isolasi jamur yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar). Bentuk media ini seperti agar-agar makanan karena memang komposisinya terdiri dari agar. Selain media PDA proses isolasi biasa dipakai juga media MEA (Malt Extract Agar).

2. Siklus hidup jamur yaitu Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

3. Umumnya gejala klinisnnya yaitu pergerakan pasif (lambat), tersapat benolan putih/ abu-abu, berenang tidak seimbang, warna pucat, sirip dan sisik tergores tidak sempurna.

V.2 Saran

Adapun saran dalam praktikum ini yaitu praktikan kurang teliti dalam pratikum sehingga membutuhkan arahan dari asdos agar kesalahan kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir.

Page 26: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawaty. 1992. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Penerbit kanisius. Yogyakarta.

Anderson R.C. 2000.Nematode Parasit of Vertebrates: Their Development and .2nd edision CAB. International. UK. P.650.

Budiman., Edi. 2009. Monogeniasis:http: fpk.unair.ac.id/. Diakses pada April 2013.

Cambell, N. A. 2003. Biologi Edisi kelima-Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Erazo-Pagador, G. E. (2001). Environmental and other non-infectious diseases.. Aquaculture Department, Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC/AQD).

Espeland,S, Hansen PE. (2004). Prevention of Saprolegnia on rainbow  trout eggs. Faroe Islands Univ. 

Hashemi KSM, Sadeghpour HM, Gholampour AI. 2012. Isolation of saprolegnia and the influence of root ethanolic extract of Ruta graveolens on Saprolegnia. Spp growth. International Journal of Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics, Vol 2(1). Hal: 64-68

Hirschhorn HH. 1989. Hand Book of Fish Disease. TFH Publications:USA

Isti Koes haryani, dkk(2001): Manual for Fish Disease Diagnosis-II,Gondol Research, Research Institute for Mariculture andJICA.

Jati, Wijaya.2007.Aktif Biologi kelas X.Ganeca Exact:Jakarata

Kimball, J.W. 1983.Biologi Jilid 3 Edisi 5. Jakarta. Erlangga

Klinger RE, Floyd RF. 2009. Introduction to Freshwater Fish Parasites 1. University of Florida IFAS Extension; CIR716.

Kordi .2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. C.V. Aneka. Solo. Kusumamihardja S. 1989. Diktat Parasitologi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Yanong RPE. 2002. Nematode (Roundworm) Infection in Fish. Sirkular 911:33570-3434.

Page 27: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

Lavilla-Pitogo, C.R., M.C. L. Baticados, E.R. Cruz-Lacierda and L.D. de la Pena, 1990. Occurrence of luminous bacterial disease of Penaeus monodon larvae in the Philippines. Aquaculture, 91: 1-13.

Lawrence E. 2000. Hendersons Dictionary of Biological terms 12 th ed. England : Prentice Hall.

Martins ML, Dias MT, Fujimoto RY, Onaka EM, Nomura DT. 1999. Hematological alteration of Leporinus macrocephalus (Osteichtyes: Anostomidae) naturally infected by Goezia leporini (Nematoda: Anisakidae) in fish pond. Arq. Bras Med Vet Zootec 56(5):640-646.

Noga EJ. 1996. Fish Disease: Diagnosis and Treatment 1st ed. Iowa State Press: A Blackwell Publishing Company. Iowa:USA

Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit UI Press. Jakarta.

Sachlan, M. 2002. Planktonlogi. Correspondensi Course Center. Jakarta.

Supriyadi H. 2004. Penyakit Infeksi dan Non Infeksi. Dalam: Pelatihan Dasar Karantina Ikan Tingkat Ahli dan Terampil. Pusat Karantina Ikan. Agustus 2004. Jakarta

Yuasa K, Panigoro N, Bahnan EB, Kholidin. 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan.  Tehnik Diagnosa Penyakit Ikan Budidaya air Tawar di Indonesia. Balai  Budidaya Air Tawar Jambi dan Japan International Cooperation Agency.  Jambi.

Willoughby LG, Roberts RJ. 1994. Improved methodology for isolation of the Aphanomyces fungal pathogen of epizootic ulcerative syndrome (EUS) in Asian fish. Journal of Fish Disease, Vol 17. Hal: 541-543

Waluyo, Lud, 2005.Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah : Malang.

Wisnu Nurcahyo (2001): Teknik Deteksi Parasit Pada Ikan, Pusat StudiBioteknologi UGM

Page 28: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

LAMPIRAN

Page 29: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

SIKLUS HIDUP JAMUR

Page 30: LAPORAN PPOA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR BY AYU NOV.docx

CARA KERJA KELOMPOK 8