laporan pp 3

19
LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PROSES PEMASAKAN (SCOURING) KAIN KAPAS MENGGUNAKAN METODA EXHAUST (PERENDAMAN, SUHU TINGGI), PAD STEAM KELOMPOK 2 Mia Sari Oktaviani (12020081) Fitri Holidah (12020082) Fitrina Sari (12020085) Yoga Firmansyah (12020098) Group : K4 Dosen : R.R. Wiwiek E.M. S.S.T., M.T. Asisten Dosen : Ikhwanul Muslim S.S.T. Priatna Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2013 Pengumpulan Laporan : 25 Oktober 2013

Upload: yoga-firmansyah

Post on 09-Aug-2015

31 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pp 3

LAPORAN

PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN

PROSES PEMASAKAN (SCOURING) KAIN KAPAS

MENGGUNAKAN METODA EXHAUST (PERENDAMAN, SUHU

TINGGI), PAD STEAM

KELOMPOK 2

Mia Sari Oktaviani (12020081)

Fitri Holidah (12020082)

Fitrina Sari (12020085)

Yoga Firmansyah (12020098)

Group : K4

Dosen : R.R. Wiwiek E.M. S.S.T., M.T.

Asisten Dosen : Ikhwanul Muslim S.S.T.

Priatna

Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2013

Pengumpulan Laporan : 25 Oktober 2013

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2013

Page 2: Laporan pp 3

Proses Pemasakan (Scouring) Kain Kapas Menggunakan Metoda Exhaust

(Perendaman, Suhu Tinggi), Pad Steam

I. Maksud dan Tujuan Praktikum

Memahami tujuan dan mekanisme penghilangan kanji pada bahan selulosa.

Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses pemasakan.

Menguasai cara proses pemasakan dengan berbagai metoda.

Membandingkan mekanisme pemasakan dengan metode Exhaust (Perendaman, suhu

tinggi) dan metode Pad Steam.

II. Teori Dasar

Pemasakan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian dari

komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran

yang  tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat dapat

dihilangkan, sehingga  proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan

dan sebagainya dapat berhasil dengan baik.

Pada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti

natrium hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium

carbonat  dan sabun, amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik)

dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen).

Ditinjau dari sistem yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan

menjadi 2 macam, yaitu pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya

pemasakan dengan bak, mesin jigger, mesin haspel, mesin clapbau, mesin kier ketel dan

pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya pemasakan dengan mesin J-Box, L-

Box.

Sedangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan, proses pemasakan

dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan misalnya menggunakan bak,

mesin jigger, haspel, Clapbau, J-Box dan L-Box dan pemasakan dengan tekanan,

misalnya menggunakan mesin kier ketel, jigger tertutup.

Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :

Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.

Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.

Page 3: Laporan pp 3

Mineral-mineral dilarutkan

Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.

Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.

Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.

Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada

meisn-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat.

Proses pemasakan (scouring) hanya dilakukan untuk serat - serat alam karena

serat sintetik relatif sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik

hanya untuk menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan

adalah untuk menghilangkan zat2 yang berupa kotoran dariserat nerupa minyak, malam,

protein dan debu.

Pada dasarnya proses pemasakan terbagi pada 2 tahap :

1. Tahap Saponifikasi ( Boiling Off )Tahap ini untuk menghilangkan zat zat hidrofobik

yang menghalangi proses selanjutnya seperti pektin, wax, protein, abu dan kotoran

organik lainnya.

2. Tahap Pemasakan ( Scouring )

Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa

penyabunan.Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhioleh kesadahn

air dan kandungan mineral.

Page 4: Laporan pp 3

Jadi dalam proses pemasakan kita memerlukan soda kostik ( NaOH) ntuk

saponifikasi, scouring agent ( deterjen) sebagai pembasah, pendispersi dan pengemulsi

kotoran hasil reaksi serta squestering agent untuk melunakkan air proses pemasakan.

Logam alkali tanah ( Ca, Mg) dan logam beraty ( Fe, Cu) dalam bahan atau dalam

air akan membenruk ikatan komplek dengan NaOH sehinmgga mengurangi efektifitas

kerja sabun. Juga Hidroksil dan pektin dapat terikat dalam garam2 dalam air membentuk

endapan dan endapan pektin brikatan dengan kapas melalui ikatan hydrogenbertujuan

untuk menghilangkan “kotoran-kotoran” serat kapas yang berupa : minyak, lilin (wax) ,

debu, knitting oil (oli rajut ), dan kotoran lain yang menempel pada kain. Kotoran serat

ini dapat menghalangi penyerapan serat pada proses selanjutnya.

Pada prinsipnya proses pemasakan serat kapas adalah dengan mendidihkan bahan

tekstil dengan larutan natrium hidroksida / soda kostik ( NaOH ) dengan konsentrasi

tertentu selama waktu dan temperatur tertentu.

Ilustrasi yang terjadi pada proses pemasakan (scouring process): Soda kostik

mengekstraksi pektin , wax , protein, abu dan kotoran organik lainnya dengan jalan

saponifikasi dan diemulsikan menjadi bentuk yang larut dalam air dengan bantuan

detergen / sabun yang mempunyai daya pendispersi yang kuat. Proses pemasakan /

scouring ini sangat diperlukan untuk mendapatkan daya serap kain yang baik.

Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi

bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat

yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh

bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak,

minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran

dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya

serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.

Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli,

serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek

detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan.

Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan dengan

proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran

yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-serat alam), sedangkan untuk

bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses

simultan.

Page 5: Laporan pp 3

III. Alat dan Bahan

Metoda Exhaust

Beaker gelas 500 ml 1 buah

Pengaduk kaca 1 buah

Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set

Timbangan digital

Kain kapas/cotton ukuran 25x25

Zat sesuai resep

Mesin padder

Termometer

Mesin HTHP

Metoda Pad-Steam

Beaker gelas 500 ml 1 buah

Pengaduk kaca 1 buah

Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set

Timbangan digital

Kainkapas/cotton ukuran 25x25

Zat sesuai resep

Mesin Padder

Termometer

Mesin stenter

Mesin Steam

IV. Diagram Alir Proses dan Skema Proses

Page 6: Laporan pp 3

Timbang Kain

Steaming

Persiapan Larutan

Timbang Kain

Test Daya Serap Test Daya Serap

Persiapan Larutan

Buat Larutan Sesuai Resep

Buat Larutan Sesuai Resep

2. Cara Suhu Tinggi 3. Cara Pad Steam Cara Exhaust(perendaman)

Timbang Kain

Test Daya Serap

Persiapan Larutan

Buat Larutan Sesuai Resep

Proses Pemasakan Proses PemasakanMesin HTHP

Rendam Proses Kain

Cuci Panas, Cuci Dingin

Pengeringan

Evaluasi Test Daya Serap

a. Diagram Alir Proses

b. Skema Proses Exhaust

Page 7: Laporan pp 3

100 °C

30 °C

30 °C

10’ 20’ 50’ 60’

c. Skema Proses Suhu Tinggi

130 °C

30 °C

10’ 20’ 50’ 60’

d. Skema Proses Pad-Steam

V. Resep dan Perhitungan Resep

a. Resep

Exhaust HTHP Pad-Steam

1 2 3 4 5

NaOH flake (g/l) : 5 10 5 5 10

Zat Pembasah (ml/L) : 2 2 2 2 2

Na2CO3 (g/l) : 1 1 1 - -

Zat Anti Sadah (ml/L) : 1 1 1 1 1

Page 8: Laporan pp 3

Waktu Peram : 8 10

Vlot : 1:20 WPU 80%

Suhu Larutan °C : 100 100 130 105 105

Waktu (menit) : 30 30 30 10 10

b. Perhitungan Resep Exhaust

Resep 1

NaOH =5

1000x 126,4

= 0,632 gram

Zat Pembasah =2

1000 x 126,4

= 0,2528 ml

Na2CO3 =1

1000x 126,4

= 0,1264 ml

Anti Sadah =1

1000x 126,4

= 0,1264 ml

Resep 2

NaOH =10

1000x 123,4

= 1,234 gram

Zat Pembasah =2

1000x 123,4

= 0,2468 ml

Na2CO3 =1

1000x 123,4

= 0,1234 ml

Anti Sadah =1

1000x 123,4

= 0,1234 ml

c. Perhitungan Resep Suhu Tinggi

Page 9: Laporan pp 3

NaOH =5

100x 200

= 10 gram

Zat Pembasah =2

1000x 113,2

= 0,2264 ml

Na2CO3 =1

1000x 113,2

= 0,1132 ml

Anti Sadah =1

1000x 113,2

= 0,1132 ml

d. Perhitungan Resep Pad Steam

NaOH =5

1000x 100

= 0,5 gram

Zat Pembasah =2

1000x 100

= 0,2 ml

Anti Sadah =1

1000x 100

= 1 ml

VI. Percobaan

Metoda Exhaust Resep 1 : Mia Sari Oktaviani

Metoda Exhaust Resep 2 : Fitri Holidah

Metoda Exhaust (HTHP) Resep 3 : Yoga Firmansyah

Metoda Pad-Steam : Fitrina Sari

1. Daya serap kain

Blanko : >60 sekon

Metoda Exhaust

Resep 1 : 5sekon

Resep 2 : 5,5 sekon

Resep 3 : 1 sekon

Page 10: Laporan pp 3

Metoda Pad-Steam

2,58 sekon

2. Berat kain

Metoda Exhaust

Resep 1

% =Berat awal−Berat akhir

Berat awalx 100 %

=6,32−5,59

6,32x 100 %

= 11,5 %

Resep 2

% =Berat awal−Berat akhir

Berat awalx 100 %

=6,17−5,62

6,17x 100 %

= 8,91 %

Resep 3

% =Berat awal−Berat akhir

Berat awalx 100 %

=5,66−4,87

5,66x 100 %

= 13,95 %

Metoda Pad-Steam

% =Berat awal−Berat akhir

Berat awalx 100 %

=8,46−7,86

8,46x 100 %

= 7,09 %

Page 11: Laporan pp 3

Kain Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram) %

Blanko - - -

Exhaust 1 6,32 5,59 11,5

Exhaust 2 6,17 5,62 8,91

Exhaust 3 5,66 4,87 13,95

Pad-Steam 8,46 7,86 7,09

3. Kain sesudah pemasakan

Page 12: Laporan pp 3

Kain Contoh Kain

Blanko

Metoda

Exhaust 1

Metoda

Exhaust 2

Metoda

Exhaust

(HTHP) 3

Metoda Pad-

Steam

VII. Diskusi

Page 13: Laporan pp 3

Setelah melakukan percobaan terdapat beberapa hal yang dapat diteliti dan di

diskusikan, diantaranya :

Proses Pemasakan kapas ditujukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak,

malam, dengan cara penyabunan dengan menggunakan larutan alkali (NaOH) pada suhu

mendidih atau tinggi. Hasil proses pemasakan diharapkan memberikan bahan yang

mempunyai sifat lebih lemas dan mempunyai daya serap yang lebih baik, tapi warna alam

tidak bisa dihilangkan dengan cara pemasakan. Penyabunan tersebut akan menyebabkan

kotoran seperti lemak, minyak, dan sejenisnya yang tidak larut menjadi sabun yang larut

dalam air dan memiliki sifat detergent untuk membantu penghilangan kotoran dan zat

lain yang tidak larut. Alkali akan membuat serat kapas menggembung dan meningkatkan

kerja zat aktif permukaan.

Pada saat dilakukan praktikum ada beberapa permasalahan dan hasil yang dapat

didiskusikan, yaitu :

a. Perbedaan kain sebelum dan sesudah proses pemasakan lebih tidak signifikan pada

proses exhaust perendaman dan pad steam, hanya pada proses exhaust suhu tinggi

saja yang memiliki perbedaan signifikan. Kain yang telah dilakukan pemasakan oleh

proses HTHP memiliki daya serap yang sangat baik dari sebelumnya. Selain itu,

setelah dilakukan tes kanji hasil yang didapat juga berbeda dengan percobaan

sebelumnya. Kain yang ditetesi kanji lama kelamaan hilang dan tidak meninggalkan

bekas.

b. Kain yang dilakukan proses pemasakan metoda exhaust perendaman dan pad steam

juga memiliki daya serap yang lebih baik.

c. Pengaruh mesin steam pada proses pad-steam adalah untuk mengukus kain

sehingga kanji dapat terlepas dari kain karena pada suhu panas, sedangkan

kanji dari serat alam memiliki kekuatan yang tidak begitu kuat sehingga saat

dimasukkan pada mesin steam kanji mudah terlepas dari serat kain.

d. Pengaruh stenter pada metoda pad-steam adalah untuk mengeringkan kain dengan

waktu cepat.

e. Pengaruh mesin drying pada metoda exhaust suhu tinggi adalah untuk memberikan

sifat pada kain supaya kain menyerap larutan dengan baik.

Setelah diamati hasil dari proses exhaust menggunakan NaOH resep ke 1

dan ke 2 daya serap yang dihasilkan lebih cepat menyerap yang ke 2 dikarenakan

NaOH sebagai penambah daya serap. Tetapi, bila NaOH digunakan berlebih akan

Page 14: Laporan pp 3

mempengaruhi daya serap kain tersebut. Jika dibandingkan dengan menggunakan

H2O2daya serap yang dihasilkan dengan menggunakan NaOH jauh lebih cepat, namun

secara garis besar hasil terbaik didapat pada proses metoda exhaust dengan hasil kain

yang lebih putih.

VIII. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah di lakukan maka diperoleh hasil :

Persen pengurangan berat :

PadExhaust :

Resep 1 = 11,5 %

Resep 2 = 8,91 %

Resep 3 = 13,95 %

Pad-Steam = 7,09 %

Berat awal kain :

Pad Exhaust :

Resep 1 = 6,32 gram

Resep 2 = 6,17 gram

Resep 3 = 5,66 gram

Pad-Steam = 8,46 gram

Berat akhir kain :

Pad Exhaust :

Resep 1 = 5,59 gram

Resep 2 = 5,62 gram

Resep 3 = 4,87 gram

Pad-Steam = 7,86 gram

Daya Serap :

Sebelum proses desizing =>60 sekon

Pad Exhaust :

Resep 1 = 5 sekon

Resep 2 = 5,5 sekon

Page 15: Laporan pp 3

Resep 3 = 1 sekon

Pad-Steam = 2,58 sekon

IX. Daftar Pustaka

_____ . Proses pemasakan ( Scouring Process ). Dikutip 18 oktober 2013. (online) dari

http://tool-free.blogspot.com/2012/11/proses-pemasakan-scouring-process.html Muhammad

salafuddin. Diunggah Sabtu 07.19, 17 November 2012.

Soebardi, Haryanti Rahayu, S.Teks., M.T. . 2003. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan

Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.