laporan pengamatan perilaku rusa timor (cervus timorensis)

35
LAPORAN ETOLOGI PENGAMATAN PERILAKU HEWAN ‘PERILAKU RUSA TIMOR (Cervus Timorensis)’ Anggota : Pungki Akmalitasari (13304241001) Nurma Fauziana (13304241003) Fariha Suci Rahmasari (13304241005) Aldila Kemas Agusta (13304241007) Asih Rahayu (13304241008)

Upload: asih-rahayu

Post on 17-Jan-2017

576 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

LAPORAN ETOLOGI

PENGAMATAN PERILAKU HEWAN

‘PERILAKU RUSA TIMOR (Cervus Timorensis)’

Anggota :

Pungki Akmalitasari (13304241001)

Nurma Fauziana (13304241003)

Fariha Suci Rahmasari (13304241005)

Aldila Kemas Agusta (13304241007)

Asih Rahayu (13304241008)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

ABSTRAK

Tujuan dalam pengamatan ini adalah untuk mengamati aktivitas perilaku Rusa Timor

(Cervus Timorensis). Pengamatan Rusa Timor (Cervus Timorensis) di lakukan di

penangkaran Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Data dalam pengamatan di peroleh

dengan cara pengamatan langsung di lokasi penangkaran. Metode sampling waktu ini

digunakan untuk merekam kegiatan perilaku suatu pengamatan yang diulang setiap lima

menit, pengamatan tersebut dilakukan sampai lima menit ke 24. Dalam pengamatan di ambil

4 ekor rusa yaitu rusa jantan, rusa betina, rusa kecil tidak bertanduk,dan rusa mengandung.

Data yang diambil meliputi aktivitas perilaku yaitu makan, minum, berbaring, berdiri,

berjalan, berlari, bersuara, defekasi, dan urinasi.

Page 3: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Rusa timor (Cervus Timorensis) merupakan salah satu dari empat spesies rusa

asli Indonesia, yakni rusa sambar, rusa bawean, dan muncak. Satwa ini mempunyai

ukuran tubuh yang kecil, tungkai pendek, ekor panjang, dahi cekung, gigi seri relatif

besar, dan bulu atau rambut berwarna coklat kekuning-kuningan. Rusa jantan

memiliki ranggah yang relatif besar, ramping, panjang dan bercabang. Cabang yang

pertama mengarah ke depan, cabang belakang kedua terletak pada satu garis dengan

cabang belakang pertama, cabang belakang kedua lebih panjang dari cabang depan

kedua, cabang belakang kedua kiri dan kanan terlihat sejajar.

Rusa timor merupakan satwa asli Indonesia. Menurut Bemmel (1949) rusa

timor berasal dari Jawa, Kepulauan Sunda Kecil dan Malaka. Namun demikian

kalangan ahli lainnya menyatakan bahwa rusa timor hanya berasal dari Jawa dan Bali

(IUCN 2008). Dalam perkembangannya, rusa timor menyebar luas sampai ke bagian

timur wilayah Indonesia seiring dengan perpindahan manusia. Luasnya penyebaran

rusa timor terlihat dari banyaknya sub spesies yang dimiliki, yakni 8 sub-spesies.

Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm

dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. C. timorensis mempunyai berat

badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada di penangkaran mampu

memiliki bobot sekitar 140 kg.

II. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis aktivitas keseharian rusa timor ( Cervus Timorensis ).

2. Untuk mengetahui perilaku rusa timor ( Cervus Timorensis ) yang dominan.

III. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari praktikum lapangan ini adalah mendapatkan

gambaran jenis aktivitas dan perilaku yang dominan keseharian rusa timor’

IV. Dasar Teori

A. Tingkah Laku Hewan

Perilaku satwa liar merupakan gerak gerik satwa liar untuk memenuhi

rangsangan dalam tubuhnya dengan memanfaatkan rangsangan yang diperoleh

Page 4: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

dari lingkungannya Tingkah laku hewan adalah ekspresi hewan yang ditimbulkan

oleh semua faktor yang mempengaruhinya, baik faktor dari dalam maupun dari

luar yang berasal dari lingkungannya (Susanto, 1980)). Intinya tingkah laku dapat

diartikan sebagai gerak-gerik organism, sehingga perilaku merupakan perubahan

gerak termasuk perubahan dari bergerak menjadi tidak bergerak sama sekali atau

membeku, dan perilaku hewan merupakan gerak-gerik hewan sebagai respon

terhadap rangsangan dalam tubuhnya dengan memanfaatkan kondisi

lingkungannya

Untuk menentukan tingkah laku hewan, perlu diketahui pola tingkah laku.

Sedangkan pola tingkah laku (behaviour patterns) dapat didefinisikan: kumpulan

dari bagian-bagian perilaku yang mempunyai sebuah fungsi tertentu. Di alam, hal

ini terutama ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan, tetapi dapat juga

dibentuk karena latihan dan belajar. Faktor dari satwa itu sendiri (endogenous

factor) yang lebih menentukan tingkah laku hewan. Untuk mengontrol dan

mengembangkan tingkah laku hewan, ditentukan oleh kondisi refleks hewan yang

disebabkan oleh peranan dari lingkungan atau rangsangan dari luar menentukan.

Selanjutnya, hewan tersebut akan mengembangkan sendiri tingkah lakunya

(Susanto, 1980).

B. Deskripsi Rusa Timor

Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm

dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Cervus timorensis mempunyai

berat badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada di penangkaran

mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Rusa jantan memiliki tanduk (ranggah)

yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan saat umur 8

bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna yang ditandai dengan

terdapatnya 3 ujung runcing. Tubuhnya ditumbuhi oleh rambut berwarna coklat

kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan

ekor berwarna putih (Gembiraloka.com)

Klasifikasi :

Rusa Timor (Cervus timorensis) di klasifikasikan dalam kindom sebagai berikut:

Filum : Kordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Page 5: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

Sub Ordo : Ruminansia

Famili : Cervidae

Genus : Cervus

Spesies : Cervus timorensis.

C. Bioekologi Rusa Timor

Rusa timor (Cervus timorensis Blainville, 1822) merupakan salah satu dari

empat spesies rusa asli Indonesia, yakni rusa sambar, rusa bawean, dan muncak.

Satwa ini mempunyai ukuran tubuh yang kecil, tungkai pendek, ekor panjang, dahi

cekung, gigi seri relatif besar, dan bulu atau rambut berwarna coklat kekuning-

kuningan. Rusa jantan memiliki ranggah yang relatif besar, ramping, panjang dan

bercabang. Cabang yang pertama mengarah ke depan, cabang belakang kedua

terletak pada satu garis dengan cabang belakang pertama, cabang belakang kedua

lebih panjang dari cabang depan kedua, cabang belakang kedua kiri dan kanan

terlihat sejajar (Schroder 1976).

Rusa timor merupakan satwa asli Indonesia. Menurut Bemmel (1949) rusa

timor berasal dari Jawa, Kepulauan Sunda Kecil dan Malaka. Namun demikian

kalangan ahli lainnya menyatakan bahwa rusa timor hanya berasal dari Jawa dan

Bali (IUCN 2008). Dalam perkembangannya, rusa timor menyebar luas sampai ke

bagian timur wilayah Indonesia seiring dengan perpindahan manusia. Luasnya

penyebaran rusa timor terlihat dari banyaknya sub spesies yang dimiliki, yakni 8

sub-spesies. Menurut Bemmel (1949), penamaan sub-spesies ini didasarkan atas

daerah penyebarannya, yakni:

a. Cervus t. russa, terdapat di Jawa dan Kalimantan (S.E. Borneo).

b. Cervus t. laronesiotes, terdapat di Pulau Peucang.

c. Cervus t. renschi, terdapat di Bali.

d. Cervus t. timorensis, terdapat di Timor, Roti, Semau, Pulau Kambing, Alor,

Pantar, Pulau Rusa.

e. Cervus t. macassaricus, terdapat di Sulawesi, Banggai, Selayar.

f. Cervus t. jonga, terdapat di Pulau Buton dan Pulau Muna.

g. Cervus t. moluccensis, terdapat di Ternate, Mareh, Moti, Halmahera, Bacan,

Parapotan, Buru, Seram dan Ambon.

h. Cervus t. florensiensis, terdapat di Lombok, Sumbawa, Rinca, Komodo, Flores,

Adonara, Solor dan Sumba.

Page 6: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

Berdasarkan kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor termasuk

dalam kategori rentan (vulnerable). Sebelumnya rusa timor berstatus resiko

rendah/kurang perhatian (lower risk/least concern) sejak tahun 1996. Perubahan

status ini disebabkan total populasi asli rusa timor di daerah penyebaran aslinya

diperkirakan kurang dari 10.000 individu dewasa, dengan perkiraan penurunan

sekurangnya 10% selama tiga generasi sebagai akibat dari hilangnya habitat,

degradasi habitat, dan perburuan (IUCN 2008).

Di Indonesia, rusa timor termasuk jenis yang dilindungi berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

dan Satwa. Namun demikian, rusa dapat dimanfaatkan melalui penangkaran

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang

Perburuan Satwaliar, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Pada tahun 1928-an, oleh pemerintah kolonal Belanda beberapa ekor rusa

timor dibawa ke luar habitat aslinya termasuk ke Papua. Rusa timor yang dibawa ke

Papua merupakan sub spesies dari rusa timor yang berasal dari Maluku (Rusa

timorensis moluccenssis Muller 1836). Pada habitat yang baru, rusa timor

berkembangbiak dengan pesat bahkan menjadi hama bagi penduduk di sekitarnya.

Semiadi (2006) mengatakan rusa timor di Kalimantan, berasal dari anak jenis rusa

timor di Nusa Tenggara Timur yang dibawa oleh tentara dari Timor Timur pada

tahun 1980-an.

D. Perilaku Rusa Timor (Cervus timorensis)

Tingkah laku hewan adalah ekspresi suatu hewan yang ditimbulkan oleh

semua faktor yang mempengaruhinya, baik faktor dari dalam maupun dari luar yang

berasal dari lingkungannya. Untuk praktisnya, tingkah laku dapat diartikan sebagai

gerak-gerik organisme. Sehingga perilaku merupakan perubahan gerak termasuk

perubahan dari bergerak menjadi tidak bergerak sama sekali atau membeku, dan

perilaku hewan merupakan gerak-gerik hewan sebagai respon terhadap rangsangan

dalam tubuhnya dengan memanfaatkan kondisi lingkungannya.

Satwa liar memiliki berbagai perilaku dan proses fisiologi untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Dalam mempertahankan hidup, rusa

melakukan kegiatan-kegiatan yang agresif, melakukan persaingan, dan bekerjsama

untuk mendapat makanan, perlindungan, pasangan untuk kawin, reproduksi dan

sebagainya. Semua jenis rusa secara alami memiliki sifat yang selalu waspada. Pada

Page 7: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

saat rusa terganggu, biasanya mata dan telinga tertuju pada sumber gangguan.

Semakin Rusa merasa terancam atau terganggu, maka kaki depan terlihat

dihentakkan ke tanah, bulu di sekujur tubuh berdiri, dan diakhiri dengan

mengeluarkan suara lengkingan sambil terus melarikan diri. Pada saat ketakutan,

rusa timor akan lebih suka melarikan diri dengan sikap kepala yang menyeruduk.

Rusa timor merupakan jenis hewan nocturnal (aktif pada malam hari).

terkadang mereka juga aktif pada siang hari, tergantung kondisi lingkungan dan

predator nya. Rusa jantan bersifat agresif, sedangkan betinanya tidak. Rusa jantan

akan berebut pasangan dengan pejantan lain saat musim kawin dengan mengadu

tanduk mereka. Yang terkuatlah yang akan mendapatkan betina dan kawin. Rusa

menandai daerah teritorinya dengan menggosok-gosokkan tanduk atau badannya

pada pohon, terkadang mereka juga mengencingi suatu pohon untuk menandai batas

teritorinya (Gembiraloka.com).

E. Tingkah Laku Makan (Ingestive)

Secara umum baik rusa timor jantan maupun betina melakukan aktivitas

ingestive (makan-minum) lebih banyak pada pagi dan sore hari, sedangkan pada

siang hari lebih banyak waktu digunakan untuk istirahat. Secara relatif ada

perbedaan alokasi waktu yang digunakan untuk aktivitas harian diantara rusa jantan

dan betina. Untuk aktivitas makan, terlihat rusa betina relatif menggunakan waktu

lebih lama dibanding rusa jantan baik pagi maupun sore hari, begitu pula untuk

aktivitas lainnya (Ishak, 1996).

Pada waktu merumput ini rusa akan lebih memilih hijauan yang paling

disukai disekitar areal tempat habitat rusa sampai batas tertentu, kemudian akan

kembali ketempat semula memilih jenis hijauan lainya. Rusa timor menyukai

hijauan berdaun lunak dan basah serta bagian yang muda seperti jenis legum dan

rumput-rumputan. Saat merumput terdapat rusa yang menjadi ketua rombongan

yaitu betina tua. Hal ini dikarenakan rusa betian lebih tanggap dalam memilih

rumput. Betina juga lebih tanggap terhadap bahaya luar dengan memberi tanda atau

isyarat kepada anggotanya dengan mengeluarkan suara atau berhenti sejenak

merumput. Jika telah aman betina akan menuntun kembali dalam merumput

(Wirdateti,et al.2000).

F. Tingkah Laku Sosial

Pada kondisi alam rusa timor merupakan hewan yang hidup berkelompok,

aktif pada siang dan malam hari. Jumlah kelompok rusa dapat mencapai ratusan ekor

Page 8: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

apabila musim kawin. Rusa timor sangat sensitive pada keadaan. Tingkah laku

investigative merupakan tingkah laku waspada terhadap gangguan yang

mencurigakan, ditandai dengan menegakkan kepala tanpa bersuara serta

memandang lurus kesatu arah yang dianggap berbahaya. Rusa betina lebih tanggap

terhadap bahaya dan memberikan isyarat pada lainnya . Tingkah laku sosial rusa

timor lainnya adalah sulitnya mendekati rusa jantan apabila ranggah sudah matang.

Dalam hal ini rusa jantan menjadi lebih galak dan liar, jika didekati selalu ingin

menyerang. Pada musim kawin rusa liar akan bergabung dengan rusa yang

dipelihara. Rusa jantan akan beriringan dengan betina serta mengelilingi betina.

Untuk mendapatkan betina, rusa jantan berkelahi sampai muncul pemenang, dan

yang lemah akan tersingkir. Perkelahian berlangsung 3 jam, tergantung banyaknya

saingan. Setelah perkawinan selesai, maka rusa-rusa tersebut akan berkumpul dan

bermain seperti semula ( Wirdateti et.al.2000).

G. Tingkah Laku Harian Lainnya

Aktivitas istirahat biasanya dilakukan sebagai aktivitas yang menyelingi

aktivitas makan, yang dilakukan dengan berbaring di bawah pohon, semak atau

hutan sambil memamahbiak. Aktivitas ini juga dilakukan untuk berteduh dan

berlindung dari teriknya sinar matahari pada siang hari, untuk menjaga kestabilan

suhu tubuh. Aktivitas bergerak (movement) biasa dilakukan rusa untuk berpindah

dari satu tempat ke tempat lain, umumnya dari satu areal vegetasi ke areal vegetasi

lainnya untuk mencari makan, atau untuk mencari tempat berlindung yang lebih

aman akibat ada gangguan. Aktivitas membersihkan diri (grooming) biasanya

dilakukan antar induk betina dengan anak rusa, antara jantan dengan betina atau

bahkan dilakukannya sendiri disela-sela aktivitas makan dan istirahat. Grooming

biasa dilakukan rusa dengan cara menjilat-jilat bagian tubuhnya untuk

menghilangkan kotoran yang melekat di bagian tubuhnya ( Burhanudin Masy’ud

et.al. 2007).

H. Habitat Rusa

Habitat adalah suatu kawasan yang terdiri dari komponen fisik maupun

abiotik yang merupakan suatu kesatuan yang dipergunakan sebagai tempat hidup

serta berkembang biaknya satwa liar. Habitat dapat juga diartikan sebagai suatu

kesatuan tempat yang memiliki fungsi-fungsi bagi satwa untuk mendapatkan pakan,

air, perlindungan, tempat bermain dan berkembang biak. Kondisi habitat harus

mencakup luas dan kualitas yang sesuai dengan tuntutan hidup marga satwa. Habitat

Page 9: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

yang sesuai untuk satu jenis belum tentu sesuai dengan jenis yang lain karena setiap

satwa menghendaki kondisi habitat yang berbeda-beda. Rusa adalah satwa liar yang

memerlukan air setiap harinya untuk mandi dan berkubang (Susanto, 1980).

Habitat yang disukai rusa timor adalah hutan yang terbuka, padang rumput,

savana, semak, bahkan sering dijumpai juga pada aliran sungai (sumber air) dan

daerah yang berawa (Garsetiasih 1996). Hoogerwerf (1970), Semiadi dan Nugraha

(2004) serta IUCN (2008) mengatakan, apabila berada di padang rumput rusa

termasuk grasser sedangkan pada areal semak dan hutan, rusa merupakan browser.

Sebagai satwa herbivora, rusa timor mengkonsumsi berbagai jenis rumput, herba dan

buah-buahan yang jatuh atau berserakan di permukaan tanah. Rusa timor di SM

Pulau Menipo di NTT, memanfaatkan tegakan lontar dan hutan bakau sebagai

tempat beristirahat (Sutrisno 1993). Cover merupakan komponen habitat yang

mampu memberikan perlindungan dari cuaca, predator atau kondisi yang lebih baik

dan menguntungkan. Vegetasi merupakan cover penting dalam kehidupan satwa,

karena bukan hanya pakan saja yang termasuk didalamnya tetapi perlindungan

terhadap cuaca dan predator juga merupakan bagian dari vegetasi.

Page 10: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

V. Metode Praktikum

1. Waktu Pelaksanaan

Hari : Jumat

Tanggal : Mei 2015

Tempat : Kebun Binatang Gembiraloka

Metode : Sampling

2. Alat dan Bahan

- Alat tulis (bolpoin)

- Lembar kegiatan pengamatan dengan metode sampling

- Kamera

3. Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan seperti lembar kegiatan metode sampling, kamera dan

bolpoin.

Satu orang praktikan melakukan dokumentasi dengan memotret kegiatan rusa

tersebut ketika sedang makan-minum, berdiri, berlari, berjalan, bersuara, dan saat

urinasi maupun defekasi.

Mengisi lembar kegiatan pengamatan pada setiap interval 5 menit pada kolom

sesuai dengan kegiatan rusa yang sedang berlangsung saat makan-minum, berjalan,

berlari, dsb.

Empat orang praktikan mengamati empat rusa antara lain rusa betina mengandung,

rusa jantan, rusa jantan kecil, rusa betina.

Empat orang praktikan mengamati empat rusa antara lain rusa betina mengandung,

Page 11: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

BAB II

ISI

I. Hasil Pengamatan

Species : Rusa Timor

Species ID : Jantan

Waktu mulai : 09.35 WIB

Waktu selesai : 11.35 WIB

Waktu

(menit)

Perilaku Yang Diamati

Makan-

minum

(A)

Berbaring

(B)

Berdiri

(C)

Berjalan

(D)

Berlari

(E)

Bersuar

a (F)

Defekasi

(G)

Urinasi

(H)

5 V

10 V

15 V

20 V V

25 V

30 V

35 V

40 V

45 V

50 V

55 V

1:00 V V V

5 V

10 V

15 V

20 V

25 V V V V

30 V

35 V V

40 V

Page 12: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

45 V

50 V V

55 V

2:00 V

Species : Rusa Timor

Species ID : Betina

Waktu mulai : 09.35 WIB

Waktu selesai : 11.35 WIB

Waktu

(menit)

Perilaku Yang Diamati

Makan-

minum

(A)

Berbaring

(B)

Berdiri

(C)

Berjalan

(D)

Berlari

(E)

Bersuar

a (F)

Defekasi

(G)

Urinasi

(H)

5 V

10 V

15 V

20 V

25 V

30 V

35 V

40 V

45 V V

50 V

55 V

1:00 V V

5 V

10 V

15 V

20 V V

25 V V V V

30 V

35 V

Page 13: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

40 V

45 V

50 V

55 V V

2:00 V

Species : Rusa Timor

Species ID : Kecil Tidak Bertanduk

Waktu mulai : 09.35 WIB

Waktu selesai : 11.35 WIB

Waktu

(menit)

Perilaku Yang Diamati

Makan-

minum

(A)

Berbaring

(B)

Berdiri

(C)

Berjalan

(D)

Berlari

(E)

Bersuar

a (F)

Defekasi

(G)

Urinasi

(H)

5 V

10 V V

15 V V

20 V

25 V

30 V V

35 V V V

40 V V V V

45 V V V

50 V V

55 V V

1:00 V V V

5 V V V

10 V V V

15 V V V

20 V

25 V V

30 V V V V

35 V V

Page 14: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

40 V V

45 V V

50 V V

55 V V V

2:00 V

Spesies : Rusa Timor

Spesies ID : Betina mengandung

Waktu mulai : 09.35 WIB

Waktu selesai : 11.35 WIB

Waktu

(menit)

PERILAKU YANG DIAMATI

Makan –

Minum

(A)

Berbaring

(B)

Berdiri

(C)

Berjalan

(D)

Berlari

(E)

Bersuara

(F)

Urinasi –

Defekasi

(G)

5 ✔

10 ✔

15 ✔

20 ✔

25 ✔

30 ✔

35 ✔

40 ✔

45 ✔

50 ✔

55 ✔

1:00 ✔

5 ✔ ✔

10 ✔ ✔

15 ✔ ✔

20 ✔ ✔ ✔ ✔

25 ✔ ✔

30 ✔ ✔ ✔

35 ✔ ✔

Page 15: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

40 ✔ ✔

45 ✔ ✔

50 ✔

55 ✔

2:00 ✔

II. Pembahasan

Praktikum etologi yang dilakukan merupakan pengamatan perilaku harian Rusa

Timor ( Cervus tomorensis). Pengamatan dilakukan di Kebun Binatang Gembira Loka pada

hari Jumat, 1 Mei 2015 pukul 09.00 – 12.00 WIB. Pengamatan yang dilakukan

menggunakan teknik scan sampling dimana praktikum menggunakan 4 individu Rusa

Timor sebagai objek pengamatan. Rusa tersebut adalah rusa jantan, rusa betina, rusa muda

((kecil tidak bertanduk) dan rusa gemuk (hamil). Dalam kegiatan ini, praktikan mengamati

perilaku harian Rusa Timor yaitu perilaku makan – minum, berbaring, berdiri, berjalan,

berlari, bersuara, urinasi dan defekasi.

1. Perilaku makan – minum

Perilaku makan – minum merupakan aktivitas dimana rusa memamah biak

serta memasukkan makanan dan minuman ke dalam mulut mereka. Di tempat

pengamatan terdapat dua jenis makanan yaitu rumput dan ransum (dedak). Berikut

adalah grafik perilaku makan – minum Rusa Timor :

Page 16: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk) Gemuk0

20

40

60

80

100

120

Perilaku Makan-minum

Perilaku Makan-minum

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa rusa gemuk (hamil) melakukan

aktivitas makan – minum yang paling tinggi, diikuti oleh rusa jantan, rusa betina, dan

rusa muda. Jenis makanan yang paling banyak dimakan oleh empat rusa tersebut

adalah rumput sedangkan ransum (dedak) hanya sebagai makanan pendamping. Hal

ini sesuai dengan riset yang telah dilakukan oleh Wulandari (2011), yang menyatakan

bahwa rata –rata rusa mengkonsumsi rumput sebanyak 20,9 kg per hari, sedangkan

ransum (dedak) hanya 2,4 kg per hari.

Menurut Takatsuki (1980), perilaku makan seekor rusa akan berbeda

berdasarkan komposisi pakan dan perbedaan tipe habitat. Pakan utama rusa adalah

rumput dan daun –daunan yang mengandung protein dan energi. Sedangkan ransum

( dedak) ditambahkan pada makanan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi rusa

tersebut. Rusa gemuk (hamil) paling banyak melakukan aktivitas makan – minum

karena individu tersebut harus memenuhi kebutuhan gizi untuk janin yang ada pada

rahim induk tersebut.

Ukuran tubuh mempengaruhi aktivitas makan – minum. Pada rusa dewasa,

proses metabolisme sel tubuhnya berjalan lebih tinggi sehingga untuk dapat

memenuhi kebutuhan sel tubuh dalam bermetabolisme rusa dewasa lebih banyak

makan. Kapasitas lambung rusa juga berperngaruh pada tingginya perilaku makan.

Semakin dewasa kapasitas lambung rusa akan semakin besar sehingga jumlah

makanan yang dikonsumsi lebih banyak.

Page 17: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

2. Perilaku berbaring

Perilaku berbaring merupakan aktivitas beristirahat dengan duduk – duduk

dan berbaring pada tanah atau di bawah pohon yang teduh. Aktivitas isritahat dengan

berbaring ini biasanya dilakukan sebagai aktivitas yang menyelingi aktivitas makan,

yang dilakukan dengan berbaring dibawah pohon, semak, dan hutan sambil

memamahbiak. Berikut ini adalah grafik perilaku berbaring yang dilakukan oleh

empat individu Rusa Timor yang telah diamati :

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk) Gemuk0

2

4

6

8

10

12

14

Perilaku Berbaring

Perilaku Berbaring

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa rusa dewasa (rusa jantan, rusa betina,

dan rusa gemuk/hamil) melakukan aktivitas berbaring yang tertinggi, sedangkan rusa

muda melakukan aktivitas berbaring dengan intensitas yang rendah.

Menurut Masy’ud (2007), aktivitas berbaring dilakukan untuk berteduh dan

berlindung dari teriknya sinar matahari pada siang hari, dan untuk menjaga kestabilan

suhu tubuh. Pada saat dilakukan pengamatan, aktivitas berisitirahat dengan berbaring

dan duduk banyak dilakukan pada siang hari dimana saat itu sedang hujan. Hal itu

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Masy’ud dimana aktivitas beristirahat

dengan berbaring dilakukan untuk menlindungi diri dari cuaca dan menstabilkan suhu

tubuh.

3. Perilaku berdiri

Perilaku berdiri merupakan aktivitas dimana rusa berdiam diri di

tempatnya. Perilaku ini biasanya dilakukan rusa jika ada sesuatu yang mencurigakan

Page 18: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

bagi rusa seperti gerakan, bau, dan suara yang muncul akibat aktivitas manusia atau

hal – hal lain. Berikut adalah grafik perilaku berdiri Rusa Timor :

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk) Gemuk0

10

20

30

40

50

60

70

Perilaku Berdiri

Perilaku Berdiri

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa persentase tertinggi perilaku berdiri

dilakukan oleh rusa muda, kemudian diikuti oleh rusa betina, rusa gemuk (hamil) dan

yang terakhir adalah rusa jantan.

Menurut Masy’ud (2007), perilaku berdiri ditandai dengan sikap

menghentikan aktivitas yang dilakukannya kemudian diam beberapa saat sambil

menunjukkan sikap waspada memperhatikan sumber yang mencurigakan atau yang

mengganggu tersebut. Sikap waspada dan curiga tersebut juga biasa ditunjukkan

apabila ada gangguan pada saat sedang berpindah tempat, yakni diam sesaat untuk

memastikan gangguan atau ada tidaknya ancaman untuk kemudian bergerak kembali

ke tempat yang aman.

Rusa muda melakukan aktivitas berdiri paling tinggi dibanding rusa – rusa

yang lain. Hal ini diduga karena waktu hidup yang masih pendek ( usia hidup masih

muda) sehingga rusa muda tersebut masih dalam masa beradaptasi dengan lingkungan

Kebun Binatang Gembira Loka yang sering dipenuhi pengunjung serta aktivitas

hewan – hewan yang lain . Suara serta aktivitas pengunjung dan hewan lain masih

dianggap sebagai ancaman atau gangguan bagi rusa muda sehingga individu tersebut

lebih waspada dan sering melakukan aktivitas berdiri.

4. Perilaku berjalan

Page 19: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

Perilaku berjalan merupakan aktivitas rusa berpidah tempat dari tempat

sumber makanan menuju tempat beristirahat (berbaring) atau sebaliknya. Berikut ini

adalah grafik perilaku berjalan Rusa Timor :

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk) Gemuk0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Perilaku Berjalan

Perilaku Berjalan

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa perilaku bergerak dengan berjalan

paling banyak dilakukan oleh rusa gemuk (hamil), kemudian diikuti oleh rusa muda,

rusa jantan dan yang paling rendah adalah rusa betina.

Menurut Wulandari (2007), perilaku bergerak dengan berjalan biasa

dilakukan rusa untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, umumnya dari

satu areal vegetasi ke areal vegetasi lainnya untuk mencari makan, atau untuk mencari

tempat berlindung yang lebih aman akibat adanya gangguan.

Perilaku begerak dengan berjalan paling banyak dilakukan oleh rusa gemuk

(hamil) dan rusa muda. Kondisi tersebut sesuai dengan teori yang telah dikemukakan.

Rusa gemuk (hamil) memerlukan lebih banyak asupan makanan karena individu

tersebut harus memebuhi kebutuhan gizi dan energi janin yang ada pada rahimnya,

sehingga rusa gemuk banyak melakukan aktivitas berjalan mengelilingi area kandang

untuk mencari makan berupa rumput dan dedaunan. Sedangkan pada rusa muda,

individu tersebut banyak melakukan aktivitas berjalan diduga sebagai suatu respon

dari proses adaptasi terhadap lingkungan, aktivitas hewan lain, serta gerakan

pengunjung Kebun Binatang Gembira Loka. Rusa muda masih menganggap suara dan

gerakan dari hewan serta pengunjung kebun binatang sebagai sebuah ancaman

Page 20: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

gangguan, serta individu tersebut cenderung banyak berjalan menuju area yang lebih

aman dan jauh dari jangkauan manusia dan hewan lain.

5. Perilaku Berlari

Aktivitas berlari adalah salah satu contoh perilaku bergerak dari Rusa

Timor selain berjalan dan mendatangi pakan (untuk makan). Aktivitas berlari pada

Rusa Timor dapat diartikan sebagai suatu aktivitas berpindah tempat dengan

menggunakan keempat tungkai yang dilakukan dengan irama yang lebih cepat dari

aktivitas berjalan. Dalam interval waktu pengamatan yang telah ditentukan, ada rusa

timor yang berlari, namun ada juga yang sama sekali tidak berlari. Hasil analisis

menunjukkan rata-rata frekuensi relatif dari perilaku berlari yang dilakukan oleh rusa

timor berbeda-beda setiap individunya, yaitu rusa jantan, rusa betina dan rusa kecil

(tidak bertanduk) 0% (tidak berlari sama sekali selama interval waktu pengamatan).

Sedangkan rusa gemuk melakukan aktivitas berlari (4,17%).

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk) Gemuk0

0.51

1.52

2.53

3.54

4.5

Perilaku Berlari

Aktivitas berlari dilakukan rusa gemuk ketika akan makan atau minum.

Menurut Novriyanti (2011), aktivitas berjalan/berlari menuju tempat pakan atau

minum dipengaruhi oleh suhu lingkungan yang cukup tinggi dan sebagai salah satu

bentuk adaptasi tingkah laku terhadap perubahan suhu pada pagi, siang, dan sore hari

serta suatu mekanisme untuk mengimbangkan suhu tubuh dengan lingkungan.

Kondisi kebun binatang memang cukup panas, mengingat saat itu pengamatan

dilakukan siang hari sekitar pukul 09.35 sampai 11.35 WIB.

Aktivitas bersuara jarang dilakukan rusa timor. Saat pengamatan hanya

terdengar satu atau dua kali suara rusa timor. Hasil analisis menunjukkan rata-rata

Page 21: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

frekuensi relatif aktivitas bersuara yang dilakukan oleh rusa timor jantan dan rusa

gemuk 0%, sedangkan rusa betina dan rusa kecil (tidak bertanduk) 4,17%.

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk)

Gemuk0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Perilaku Bersuara

Aktivitas defekasi dan urinasi jarang dilakukan oleh rusa timor. Hasil

pengamatan menunjukkan tidak semua spesies atau individu melakukan defekasi atau

urinasi. Kadang ada individu yang melakukan defekasi atau urinasi saja, atau

keduanya, namun tidak secara bersamaan.

Page 22: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk) Gemuk0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Defekasi

Hasil analisis menunjukkan rata-rata frekuensi relatif defekasi yang

dilakukan oleh rusa timor jantan, betina, kecil (tidak bertanduk) dan gemuk adalah

4,17%. Feses yang terlihat saat defekasi berbentuk bulat. Saat pengamatan dilakukan,

ketika rusa timor sedang berkumpul makan bersama, tampak ada satu rusa yang

berhenti makan, kemudian menjauh sedikit dari kerumunan makan, lalu berdiri saja

dan melakukan defekasi. Setelah cukup, ia akan kembali masuk kerumunan untuk

makan. Begitupula saat urinasi, mereka akan keluar dari kerumunan makan, menjauh

sedikit, baru kemudian melakukan urinasi. Hasil analisis menunjukkan rata-rata

frekuensi relatif urinasi yang dilakukan oleh rusa timor jantan, kecil (tidak bertanduk),

dan rusa gemuk sama yaitu 4,17%. Sedangkan rusa betina 0%.

Page 23: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

Jantan Betina Kecil (tdk bertanduk) Gemuk0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Urinasi

Page 24: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. jenis aktivitas keseharian rusa timor ( Cervus Timorensis ) yaitu:

makan-minum, minum, berbaring, berdiri, berjalan, berlari, bersuara, defekasi dan

urinasi.

2. perilaku atau jenis aktifitas rusa timor yang dominan adalah aktifitas makan. Jenis

makanan yang paling banyak dimakan adalah rumput sedangkan ransum (dedak)

hanya sebagai makanan pendamping.

Page 25: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)

Daftar Pustaka

Burhanuddin Masy’ud, Ricky Wijaya dan Irawan Budi Santoso. 2007. Pola

Distribusi, Populasi, dan Aktivitas Harian Rusa Timor (Cervus timorensis)

di Taman Nasional Bali Barat.

Garsetiasih R. 1996. Studi habitat dan pemanfaatannya bagi rusa (Cervus

timorensis) di Taman Wisata Alam Pulau Menipo Nusa Tenggara Timur

[tesis]. Program Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Hoogerwerf A. 1970. Ujung Kulon: the land of the last Javan Rhinos. Part V. The

Javan Deer. Leiden E. J. Brill.

Ishak M. 1996. Analisis Pola Penggunaan Waktu Populasi Rusa Jawa (Cervus

timorensis) Menurut Jenis Kelamin dan Kelas Umur di Pulau Rinca Taman

Nasional Komodo. Skripsi Bogor, Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan,

Fakultas Kehutanan IPB.

[IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Reserves. 2008.

The Redlist of Threathened Species. http://www.iucnredlist.org.

Novriyanti. (2011). Kajian manajemen penangkaran, tingkat konsumsi, palatabilitas

pakan, dan aktivitas harian trenggiling (Manis javanica) di penangkaran

UD. Multi Jaya Abadi (Skripsi). Depatemen Konservasi Sumberdaya Hutan

dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Semiadi G, RTP Nugraha. 2004. Panduan pemeliharaan rusa tropis. Pusat

Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor.

Susanto, M. 1980. Habitat dan Tingkah Laku Satwa Liar. Kerjasama antara

Training School for Animal Management (ATA, 1980) dan Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Wirdateti dan Muhammad Mansyur. 2000. Pengamatan Tingkah Laku Rusa Timor

(Cervus timorensis) di PT Kuala Tembaga. Jurnal Penelitian Animal

Production Vol. 7 : 121-126.

http://gembiralokazoo.com/collection/rusa-timor.html#sthash.o5Wi3H8m.dpuf

Page 26: Laporan pengamatan perilaku rusa timor (Cervus Timorensis)