laporan pengamatan telur

22
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA DAN PROSES PANGAN PENGAMATAN TELUR BEBEK DAN PEMBUATAN TELUR ASIN Disusun Oleh: Kelompok 2 Aprilisa Siwi Lestari 2013340003 Lina Anisah 2013340005 An Nisa Ramadhan L. 2013340040 Siti Fara J. 2013340051 Puteri Maulani 2013340056 Suci Sari Ramadhani 2014349117 Rachmat Darmawan 2013340078 Jurusan Teknologi Pangan

Upload: anisahlina

Post on 15-Jan-2016

137 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan praktikum rekayasa pengolahan pangan telur bebek/itik

TRANSCRIPT

Page 1: laporan pengamatan telur

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA DAN PROSES PANGAN

PENGAMATAN TELUR BEBEK DAN PEMBUATAN TELUR ASIN

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Aprilisa Siwi Lestari 2013340003

Lina Anisah 2013340005

An Nisa Ramadhan L. 2013340040

Siti Fara J. 2013340051

Puteri Maulani 2013340056

Suci Sari Ramadhani 2014349117

Rachmat Darmawan 2013340078

Jurusan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Universitas Sahid Jakarta

2015

Page 2: laporan pengamatan telur

PENGAMATAN TELUR BEBEK DAN PEMBUATAN TELUR ASIN

( 13Mei 2015)

A. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui sifat fisik dari telur bebek utuh, meliputi warna, tekstur kulit, diameter dan

panjang telur utuh, bobot telur utuh, pemeriksaan telur utuh dengan candling, dan

pemeriksaan isi telur

2. Untuk mengetahui struktur fisik telur bebek

3. Untuk mengetahui cara pembuatan telur asin

4. Untuk mengetahui pembuatan telur asin dengan dua perlakuan

B. Latar Belakang

Telur merupakan salah satu produk unggas yang memiliki kandungan gizi lengkap yaitu

karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Telur yang banyak dikonsumsi adalah telur

bebek, telur ayam dan telur puyuh. Di Indonesia jumlah telur yang tersedia sangat banyak yaitu

sebesar 1,378 ton. Sumbangan telur terbesar adalah dari jenis ayam petelur dengan total 69,57%.

Telur ayam buras dan telur itik menyumbang masing-masing 12,16% dan 18,26%, tetapi dalam

kenyataannya telur–telur busuk sebelum dimanfaatkan atau dikonsumsi karena kurangnya masa

simpan dari telur-telur tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pembusukan telur yaitu

dengan membuat telur asin.

Telur asin merupakan teknologi hasil peternakan yang peminatnya cukup banyak.

Sebagian besar telur asin dibuat dari telur bebek. Hal ini disebabkan telur bebek mempunyai

pori-pori yang besar sehingga baik untuk telur asin. Dengan pengasinan telur bebek menjadi

tidak amis dan masa simpan telur lebih lama. Semakin lama waktu pengasinan akan semakin

tahan lama masa simpan telur.

Page 3: laporan pengamatan telur

Telur asin dapat dibuat dengan cara merendam menggunakan media garam. Media garam

merupakan campuran antara garam, serbuk batu bata merah, sedikit kapur dan air. Garam

berfungsi sebagai pencipta rasa asin sekaligus sebagai bahan pengawet karena garam mampu

menyerap air dari dalam telur. Garam akan masuk ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur

menuju ke putih telur, lalu ke kuning telur. Garam akan menarik air yang dikandung telur.

Garam juga terdapat ion chlor yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dalam

telur, sehingga menyebabkan telur menjadi awet karena bakteri yang terkandung dalam telur

mati. Kualitas telur asin dapat dilihat berdasarkan penilaian sifat organoleptik. Penilaian

organoleptik merupakan penilaian dengan panca indra manusia terhadap sifat pangan dengan

indra penglihatan, perasa, pembau, peraba dan pendengaran. Organoleptik yang diujikan pada

penelitian ini meliputi tekstur, warna, aroma dan rasa.

Telur bebek dapat dibuat telur asin dengan media yang bermacam–macam antara lain

serbuk batu bata merah, abu pelepah kelapa dan lumpur sawah. Media yang sering digunakan

untuk membuat telur asin yaitu serbuk batu bata merah dan abu pelepah kelapa, lumpur sawah

kurang dimanfaatkan dalam pembuatan telur asin.

Lumpur sawah atau tanah sawah merupakan tanah yang digunakan untuk bertanam padi

sawah, baik secara terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

Tanah sawah berasal dari tanah kering yang dialiri kemudian disawahkan sehingga menyebabkan

perubahan sifat tanah, baik sifat morfologi, fisiologi dan mikrobiologi.

Perendaman dengan lumpur sawah dapat mengakibatkan telur asin tersebut mengandung banyak

bakteri. Menurut Suzuki (1969), bahwa bakteri yang terdapat dalam tanah sawah atau lumpur

sawah adalah Microbacteria, Bacilus dan Pseudomonas. Bakteri ini berasal dari permukaan akar

tanaman padi, populasi bakteri akan meningkat jika mengalami penambahan bahan organik.

Sedangkan telur asin dengan perendaman dengan menggunakan serbuk batu bata merah dan abu

pelepah kelapa kemungkinan jumlah bakteri lebih sedikit. Hal ini disebabkan serbuk batu bata

merah sudah mengalami proses pembakaran, sehingga bakteri mati pada saat proses pembakaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ruriyawati Listyorini tahun 2010, bahwa

telur yang diasinkan dengan serbuk batu bata merah dapat menghilangkan bau amis dan

Page 4: laporan pengamatan telur

memperpanjang masa simpan telur, karena dengan pengasinan dapat menekan pertumbuhan

mikroorganisme dalam telur sehingga menekan terjadinya pembusukan.

C. Teori Dasar

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan

dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,

bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita

sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan, antara lain

kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan,

daging, ayam, tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh

banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain

itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan.

Hampir semua orang membutuhkan telur (Anonim, 2005).

Bagian-bagian telur beserta fungsinya, yaitu:

1. Cangkang

Fungsi cangkang adalah untuk melindungi telur atau embrio dari luar sehingga

embrio tetap aman.

2. Membran Dalam

Berfungsi untuk membungkus albumen dan yolk yang ada di dalamnya

3. Membran Luar

Berfungsi untuk menjaga telur bagian dalam dari guncangan serta menjaga telur

agar tetap kuat

4. Putih Telur (Albumen)

Cadangan makanan bagi embrio sewaktu berkembang dalam cangkang telurnya

Page 5: laporan pengamatan telur

5. Kuning Telur (Yolk)

Embrio atau calon bayi yang bakalan berkembang dan menetas

6. Kalaza

Menjaga posisi kuning telur dan keping lembaga

7. Keping Germinal

Sel embrio yang nantinya menjadi satu individu

8. Rongga Udara (Air Cell)

Tempat oksigen masuk agar calon bayi di dalam telur tetap bisa bernafas

Jenis dan Manfaat Telur

1. Jenis Telur

Banyak jenis telur unggas yang dapat kita jumpai di sekitar kita. Secara umum,

ada 5 macam telur unggas yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu telur

ayam kampung, ayam ras, itik atau bebek, entok, dan puyuh.

a. Telur ayam kampung, umumnya berwarna putih atau putih kecokelatan, dengan berat

berkisar antara 25 gr – 35 gr per butir.

b. Telur ayam negeri atau ras, umumnya berwarna cokelat pastel hingga cokelat merah,

dengan berat berkisar anatara 50 gr – 70 gr per butir.

c. Telur itik atau bebek, umunya berwarna biru hijau, dengan berat berkisar antara 60 gr

– 70 gr per butir.

d. Telur entok, umumnya berwarna putih, dengan berat berkisar antara 70 gr– 80 gr per

butir.

Page 6: laporan pengamatan telur

e. Telur puyuh, umumnya berwarna putih bertotol-totol cokelat kehitaman, dengan berat

± 10 gr per butir.

2. Manfaat Telur

Telur dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai macam keperluan, antara lain

adalah sebagai bahan penambah cita rasa (masakan, kerupuk); bahan pengembang (roti,

kerupuk); bahan pengempuk (gorengan); bahan pengental (sup); bahan perekat atau

pengikat (masakan perkedel, kue kering); bahan penambah unsur gizi; bahan atau zat

pembentuk emulsi; bahan penstabil suspensi dan bahan penggumpal (coagulant) 

(Sarwono, B, 1985).

Pengawasan mutu telur dapat dilakukan terhadap keadaan fisik, kesegaran isi telur,

pemeriksaan kerusakan dan pengukuran komposisi fisik. Keadaan fisik dari telur mencakup

hal ukuran (berat, panjang, dan lebar), warna (biru, hijau, biru kehijauan), kondisi kulit telur

(tipis dan tebal), rupa (bulat dan lonjong) dan kebersihan kulit telur. Kesegaran isi telur

merupakan kondisi dimana bagian kuning telur dan putih telur yang kental berada dalam

keadaan membukit bila telur dipecahkan dan isinya diletakkan di atas permukaan datar yang

halus, misalnya kaca. Penetapan kesegaran isi telur dapat dilakukan dengan metode subyektif

(candling) dan cara obyektif (memecah telur), untuk menentukan kondisi telur baru atau

lama.

Secara subyektif mutu telur utuh dapat dinilai dengan cara candling, yaitu dengan

meletakkan telur dalam jalur sorotan sinar (matahari atau lampu listrik) yang kuat, sehingga

memungkinkan pemeriksaan kulit dan bagian dalam telur. Di tingkat pengecer umumnya

dilakukan dengan cara peneropongan dengan sumber cahaya matahari atau lampu pijar.

Dengan cara ini adanya keretakan kulit telur dapat ditemukan, juga posisi kuning telur,

ukuran dan dan posisi kantung udara, bintik-bintik darah, kerusakan oleh mikroorganisme

dan pertumbuhan jamur. Kelemahan cara ini adalah hanya dapat mengetahui kerusakan yang

menonjol saja dan dalam jumlah besar cara ini tidak praktis.

Page 7: laporan pengamatan telur

Metode obyektif dilakukan dengan cara memecahkan telur dan menumpahkan isinya

pada bidang datar dan licin (biasanya kaca), kemudian dilakukan pengukuran Indeks Kuning

Telur (Yolk Index), Indeks Putih Telur (Albumin Index) dan Haugh Unit.

Indeks Kuning Telur (IKT) adalah perbandingan tinggi kuning telur dengan garis

tengah kuning telur. Telur segar mempunyai Indeks Kuning Telur 0,33 - 0,50 dengan rata-

rata 0,42. Semakin tua atau lama umur telur (sejak ditelurkan unggas) Indeks Kuning telur

menurun karena penambahan ukuran kuning telur akibat perpindahan air (dari putih ke

kuning telur). Standar untuk indeks kuning telur adalah sebagai berikut : 0,22 = jelek; 0,39 =

rata-rata, dan 0,45 = tinggi.

Indeks Putih Telur adalah perbandingan tinggi putih telur (albumin) kental dengan

rata-rata garis tengahnya. Pengukuran dilakukan setelah kuning telur dipisahkan dengan hati-

hati. Telur yang baru mempunyai Indeks Putih Telur antara 0,050 - 0,174, tetapi biasanya

berkisar antara 0,090 dan 0,120. Indeks Putih Telur menurun selama penyimpanan, karena

pemecahan ovomucin yang dipercepat oleh naiknya pH. Telur dengan mutu yang baik

mempunyai HU minimal 72. Telur yang tidak layak dikonsumsi mempunyai HU kurang dari

30.

Pemeriksaan terhadap kerusakan juga merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk penilaian mutu telur. Cacat atau kerusakan pada telur antara lain adanya

bintik-bintik hitam pada permukaan kulit, retak (kulit pecah), adanya bercak darah jika

diamati dengan candling, adanya cacing, pertumbuhan janin, perubahan ukuran kantung

udara, dan adanya kebusukan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran komposisi fisik

adalah menentukan persentase kulit, putih telur dan kuning telur terhadap tulur utuh.

Selain terhadap telur utuh, pengujian mutu dapat juga dilakukan terhadap produk-

produk olahan telur. Pengujian mutu terhadap telur selain telur utuh antara lain

1. Kandungan padatan pada produk-produk cairan telur dan telur beku (biasanya diukur

dengan refraktometer). Derajat pemisahan putih telurdan kuning telur akan

mempengaruhi kandungan padatan didalamnya.

Page 8: laporan pengamatan telur

2. Pengujian aktivitas -amilase untuk menguji kecukupan perlakuan panas (pasteurisasi).

Jika pasteurisasi cukup, produk telur tersebut tidak menunjukan adanya aktivitas alfa-

amilase.

3. Pengujian kelarutan produk-produk telur kering.

4. Pengujian kandungan mikroba

D. Alat dan Bahan

1. Pengamatan Telur Bebek

Bahan

Telur bebek

Alat

Jangka sorong

Timbangan

Cawan Petri

Alat Cadling

Mikrometer Sekrup

Penggaris dan gelas pipa

2. Pembuatan telur asin

E. Formulasi

F. Perlakuan

Page 9: laporan pengamatan telur

G. Hasil Pengamatan

1. Pengamatan Fisik Telur Utuh

Pengamata

n Fisik

Kelompok 1

(Telur Ayam

Kampung)

Kelompok 2

(Telur Bebek)

Kelompok 3

(Telur

Puyuh)

Kelompok 4

(Telur Ayam

Negeri)

Warna Putih Hijau telur

asin (normal)

Putih bercak

coklat

Coklat mocca

(normal)

Tekstur permukaan Halus Halus dan

tidak ada retak

Halus Halus

Diameter 4,3 cm 4,1 cm 2,6 cm 4,35 cm

Panjang 5,46 cm 5,2 cm 3,16 cm 6,90 cm

Berat telur utuh 45 gram 60 gram 0,45 gram 64 ram

2. Pemeriksaan Telur Utuh dengan Candling

Pemeriksaan dengan

Candling

Kelompok 1

(Telur Ayam

Kampung)

Kelompok 2

(Telur Bebek)

Kelompok 3

(Telur Puyuh)

Kelompok 4

(Telur Ayam

Negeri)

Keretakan Sedikit retak Tidak retak Sedikit retak di

atas permukaan

kulit

Tidak retak

Rongga udara Terdapat

rongga udara

Terdapat

rongga udara

Tidak terdapat

rongga udara

Terdapat

rongga udara

Kebersihan Kurang bersih,

agak bau

Kurang bersih

(terdapat

kotoran)

Bersih Kurang bersih

Page 10: laporan pengamatan telur

3. Pemeriksaan Isi Telur

a. Pemeriksaan Subyektif

Tampak atas

Page 11: laporan pengamatan telur

b. Pemeriksaan Obyektif

Pemeriksaan

Obyektif

Kelompok 1

(Telur Ayam

Kampung)

Kelompok 2

(Telur Bebek)

Kelompok 3

(Telur Puyuh)

Kelompok 4

(Telur Ayam

Negeri)

Tinggi putih

telur

0,5 cm 0,5 cm 1 cm 0,48 cm

Tinggi kuning

telur

1,6 cm 1 cm 3 cm 0,43 cm

Diameter

putih telur

9,5 cm (9,5 –

3,8 = 5,7 cm)

8,3 cm (8,3 –

4,2 = 4,1 cm)

8 cm (8 – 3,8 =

4,2 cm)

9,90 cm (9,90 –

4,34 = 5,56 cm)

Diameter

kuning telur

3,8 cm 4,2 cm 3,8 cm 4,34 cm

Tebal kulit

telur

- 0,22 cm - -

Indeks kuning

telur

0,42 cm 0,238 cm 0,78 cm 0,01 cm

Nilai Z 0,13 cm/gr 0,056 cm/gr 22,2 cm/gr 0,028 cm/gr

Indeks putih

telur

0,087 cm 0,060 cm 0,24 cm 0,048

Unit Haugh - 42,31 - 46,42

Page 12: laporan pengamatan telur

Indeks kuning telur = = = 0,238 cm

Nilai Z = = = = 0,056 cm/gr

Indeks putih telur = = = 0,060 cm

Unit Haugh = -

=

= 69,89 – 1158,4 42

= 69,89 – 27,58

= 42,31

Page 13: laporan pengamatan telur

H. Pembahasan

Pada praktikum yang kami lakukan, point pertama adalah pengamatan fisik telur utuh

meliputi warna, tekstur kulit, diameter dan panjang telur utuh, bobot telur utuh, pemeriksaan

telur utuh dengan candling, dan pemeriksaan isi telur. Warna telur bebek yang kami amati

berwarna hijau telur asin normal dengan tekstur permukaan halus tidak ada retak sesuai

dengan teori yang kami dapatkan bahwa warna telur itik atau bebek yang baik umunya

berwarna biru hijau dengan tekstur dan permukaan yang halus. Diameter telur utuh bebek

yang kami amati berukuran 4,1 cm dengan panjang 5,2 dan berat 60 gram. Hal tersebut juga

sesuai dengan teori yang kami dapatkan bahwa berat telur itik/bebek yang baik adalah

beriksar 60 – 70 gram per butir. Dalam praktikum ini, kami juga berbagi atau sharing data

pengamatan dari kelompok lain meliputi telur ayam kampung, telur puyuh dan telur ayam

negeri. Telur ayam kampung berwarna putih dengan tekstur halus yang memiliki diameter

4,3 cm, panjang 5,46 cm dan berat 45 gram. Telur puyuh berwarna putih bercak coklat

dengan tekstur halus yang memiliki diameter 2,6 cm, panjang 3,16 cm dan berat 0,45 gram.

Telur ayam negeri berwarna coklat mocca dengan tekstur halu yang memiliki diameter 4,35

cm, panjang 6,90 cm dan berat 64 gram. Berat telur ayam kampung sebesar 45 gram dapat

disimpulkan bahwa telur ayam kampung ini memiliki kualitas yang sangat baik karena

berbeda dengan telur ayam kampung pada umumnya yang bila dibandingkan dengan teori,

berat umumnya berkisar antara 25 gr – 35 gr per butir.

Point kedua dari praktikum yang kami lakukan adalah pemeriksaan telur utuh dengan

candling. Hasil dari pengamatan ini di dapatkan bahwa telur bebek yang kami amati memiliki

keadaan kulit yang tidak retak, memiliki rongga udara yang cukup besar dan keadaan kulit

yang kurang bersih (kotor). Bila dikaitkan denga teori yang kami dapatkan, keadaan kulit

yang tidak retak mengindikasikan bahwa telur dalam kondisi yang baik dan sesuai dengan

SNI tetapi di dalam teori juga dijelaskan bahwa rongga udara yang cukup besar

mengindikasikan telur bebek yang kami amati kualitasnya kurang baik. Karena kualitas telur

bebek yang baik umumnya memiliki rongga udara yang kecil atau sedikit. Keadaan kulit

Page 14: laporan pengamatan telur

yang kurang bersih atau terdapat sedikit kotoran juga tidak mempengaruhi kualitas telur

bebek. Dalam data kelompok yang kami dapatkan, kelompok 1 (telur ayam kampung )

memiliki keadaan kulit yang sedikit retak, memiliki rongga udara dan kurang bersih atau

agak bau. Kelompok 3 ( telur puyuh ) memiliki keadaan kulit sedikit retak di atas permukaan

kulit, tidak terdapat rongga udara dan kulit yang bersih. Kelompok 4 ( telur ayam negeri )

memiliki keadaan kulit yang tidak retak, terdapat rongga udara dan kulit yang kurang bersih.

Point ketiga dari praktikum yang kami lakukan adalah pemeriksaan isi telur.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menimbang telur bebek utuh dan memecahkannya di atas

cawan. Lalu dilakukan pengamatan subyektif terhadap kondisi putih telur, tebal dan kuning

telur serta gambar keseluruhan isi telur. Hasil yang kami dapatkan dari tampak atas dan

tampak samping, menunjukkan bahwa isi telur (putih telur dan kuning telur) dalam kondisi

yang baik. Selanjutnya, kami melakukan pengamatan obyektif dengan memisahkan putih

telur dan kuning telur, lalu dilakukan pengukuran terhadap tinggi dan diameter. Hasil

pengamatan yang kami dapatkan untuk ukuran tinggi putih telur yaitu 0,5 cm dan tinggi

kuning telur yaitu 1 cm.diameter putih telur 8,3 dan diameter kuning telur 4,2cm dengan

tebal 0,22 cm. Kemudian kami menghitung indeks kuning telur sebesar 0,238 cm hal ini

tidak sesuai dengan teori yang kami dapatkan bahwa telur segar mempunyai Indeks Kuning

Telur 0,33 - 0,50 cm dengan rata-rata 0,42 cm dapat disimpulkan bahwa telur yang kami

amati kualitasnya jelek ( >0,22<0,39 ) karena menurut standar yang ada di dalam teori,

standar untuk indeks kuning telur adalah sebagai berikut : 0,22 = jelek; 0,39 = rata-rata, dan

0,45 = tinggi. kualitasnya menurun karena semakin tua atau lama umur telur (sejak ditelurkan

unggas). Indeks Kuning telur juga menurun yang disebabkan oleh penambahan ukuran

kuning telur akibat perpindahan air (dari putih ke kuning telur). Dalam perhitungan nilai Z

didapatkan hasil 0,056 cm/gram dan indeks putih telur sebesar 0,060 cm. kami melakukan

perhitungan indeks putih telur dengan membandingan tinggi putih telur (albumin) kental

dengan rata-rata garis tengahnya. Menurut teori yang kami dapatkan, telur yang baru atau

masih segar mempunyai Indeks Putih Telur antara 0,050 - 0,174 yang menandakan bahwa

telur bebek yang kami amati sebesar 0,060 cm masih baru. Unit haugh sebesar 42,31 yang

dapat disimpulkan bahwa telur bebek yang kami amati mutunya jelek tetapi masih layak

untuk dikonsumsi karena dalam teori yang kami dapatkan telur dengan mutu yang baik

mempunyai HU minimal 72. Telur yang tidak layak dikonsumsi mempunyai HU kurang dari

Page 15: laporan pengamatan telur

30. Dalam data kelompok yang kami dapatkan, kelompok satu memiliki ukuran tinggi putih

telur yaitu 0,5 cm dan tinggi kuning telur yaitu 1,6 cm. Diameter putih telur 5,7 cm dan

diameter kuning telur 3,8 cm, indeks kuning telur sebesar 0,42 cm dengan nilai Z 0,13 cm/gr

cm dan indeks putih telur 0,087 cm. Kelompok tiga memiliki ukuran tinggi putih telur yaitu 1

cm dan tinggi kuning telur yaitu 3 cm. Diameter putih 4,2 cm dan diameter kuning telur 3,8

cm, indeks kuning telur sebesar 0,78cm dengan nilai Z 22,2 cm/gr dan indeks putih telur 0,24

cm. kelompok empat memiliki ukuran tinggi putih telur yaitu 0,48 cm dan tinggi kuning telur

yaitu 0,43 cm. Diameter putih 5,56 cm dan diameter kuning telur 4,34 cm, indeks kuning

telur sebesar 0,01 cm dengan nilai Z 0,028 cm/gr, indeks putih telur 0,048 cm dan unit

haugh sebesar 46,42.

I. Kesimpulan

Pada praktikum pengamatan telur bebek kami melakukan pengamatan meliputi

pengamatan fisik telur utuh meliputi warna, tekstur kulit, diameter dan panjang telur utuh,

bobot telur utuh, pemeriksaan telur utuh dengan candling, dan pemeriksaan isi telur. Hasil

pengamatan yang kami lakukan yaitu diameter telur utuh bebek berukuran 4,1 cm dengan

panjang 5,2 dan berat 60 gram. Memiliki keadaan kulit yang tidak retak, memiliki rongga

udara yang cukup besar, dan keadaan kulit yang kurang bersih (kotor). Tinggi putih telur

yaitu 0,5 cm dan tinggi kuning telur yaitu 1 cm.diameter putih telur 8,3 dan diameter kuning

telur 4,2cm dengan tebal 0,22 cm. Dari semua hasil pengamatan yang kami dapatkan dapat

disimpulkan bahawa telur bebek yang kami amati mutunya rendah tetapi masih layak untuk

dikonsumsi

Page 16: laporan pengamatan telur

Daftar Pustaka

http://indahnyaberbagiinformasi.blogspot.com/2013/03/contoh-laporan-penelitian-telur-

ayamdan.html (diakses tanggal 23 Mei 2015)

http://rikadamayantiftpuj2011.blogspot.com/2012/05/laporan-telur.html (diakses tanggal 23 Mei

2015)

http://www.academia.edu/11417234/LAPORAN_PRAKTIKUM_KARAKTERISTIK_TELUR

(diakses tanggal 23 Mei 2015)

http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/TEKNOLOGI-PENGOLAHAN-

TELUR.pdf (diakses pada tanggal 24 Mei 2015)