laporan penetapan kadar air tanah

Upload: risma

Post on 02-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    1/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk tanah,

    termasuk komponen-komponen tanah dan unsur-unsur penyusun tanah. Salah satu

    unsur penyusun tanah yang paling penting adalah air. Tanah pada kedalaman

    tertentu selalu dijenuhi air yang disebut dengan air tanah. Air tanah sangat

    mempengaruhi kesuburan tanah, khususnya dalam pertumbuhan dan

    perkembangan tanaman yang tumbuh pada sebidang tanah (Sutedjo, 2005).Air tanah memiliki kadar yang berbeda-beda pada setiap lapisan atau

    horizon tanah, tergantung pada jenis tanah yang ada di setiap lapisan tersebut. Air

    tanah selalu mengalir dalam bentuk fase cair, hanya sebagian kecil saja yang

    dalam bentuk uap. Aliran air kemungkinan melalui perkolasi air bebas (aliran

    jenuh) karena gaya gravitasi atau ikatan air (aliran tak jenuh).

    Kadar air tanah di setiap wilayah akan berbeda satu sama lain, untuk

    wilayah kering akan mempunyai kadar air tanah yang lebih rendah, sedangkan

    untuk wilayah basah mempunyai kadar air yang lebih tinggi. Kadar air tanah juga

    dipengaruhi oleh evapotranspirasi dan presipitasi sehingga kadar air antara lapisan

    satu dengan yang lain pasti berbeda (Sutanto, 2005).

    Dalam praktikum kali ini, dilakukan pengukuran kadar air tanah pada

    setiap horison tanah untuk mengetahui kadar air tanah mutlak di setiap horison

    tanah tersebut. Pengukuran kadar air tanah mutlak ini dilakukan dengan cara

    mencari serta menghitung berat basah dan berat kering tanah pada setiap lapisan

    (horison) lalu dilanjutkan dengan perhitungan persentase kadar air mutlak untuk

    setiap horison tanah.

    1.2Tujuan Praktikum

    - Untuk mengetahui pengertian air tanah

    - Untuk mengetahui persentase kadar air tanah pada setiap horison tanah

    - Untuk mengetahui peranan air di dalam tanah

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    2/18

    - Untuk mengetahui faktor penyebab perbedaan kadar air tanah pada setiap

    horison

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    3/18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Masalah stabilitas karena daya dukung tanah yang rendah seringkali pada

    tanah dasar timbul apabila perkerasan jalan tanpa perkerasan (jalan tanah)

    didirikan di atas tanah lempung dengan sifat kembang kusut yang tinggi atau

    tanah lempung eksfansif umumnya, tanah jenis ini memiliki kekuatan memikul

    beban yang rendah, terutama apabila tanah tersebut mengembang. Pada pekerjaan

    stabilisasi tanah di mana bahan kimia digunakan sebagai bahan stabilisasi,

    kekuatan tanah setelah mengembang ini seharusnya dijadikan dasar utama

    penentuan jenis dan atau kadar bahan stabilisasi.

    Cara ini sama sekali berlainan dengan kebiasaan stabilisasi selama ini

    yang hanya menggunakan harga plastisitas tanah sebagai faktor penentu jenis dan

    kadar bahan stabilisasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

    antara pengembangan, kepadatan tanah setelah mengembang dan kokoh tekan

    pada tanah dengan sifat kembang-susut yang tinggi yang di padatkan dan di

    stabilisasi dengan kapur. Tanah asli dengan PI sekitar 60% dicampur dengan 3%,

    6%, 9%, 12%, dan 15% kapur (Anonim, 2007).

    Lima benda uji dari masing-masing campuran dipadatkan dan kemudian

    direndam pada alat odometer. Serangkaian beban surcharge, 0.00, 0.12S, 0.2S,

    0.50, dan 1.00 kg/cm2, dipasang di atas benda uji tersebut selanjutnya setelah

    jenuh air, pengebangan, kepadatan, dan kokoh tekan benda uji dapat ditentukan.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara kepadatan tanah setelah

    mengembang dengan harga logaritmik kokoh tekadnya adalah linier. Hubungan

    tersebut bervariasi sesuai dengan kenaikan kadar kapur. Setelah terjadi

    pengembangan, kokoh tekan benda uji yang dipadatkan pada kadar air optimum

    dan sisi basah kadar air optimum adalah kurang lebih sama kokoh tekan yang

    lebih rendah terjadi pada benda uji yang dipadatkan pada kadar air sisi kering.

    Kondisi basah kering yang berulang-ulang akan semakin menurunkan kepadatan

    dan juga kokoh tekan tanah. Berdasarkan kekuatan tanah setelah mengembang

    bebas, apabila tanah dengan harga PI sekitar 60% digunakan sebagai jalan tanah

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    4/18

    yang dilewati kendaraan sejenis truck berat dengan muatan berlebihan, kadar

    kapur yang diperlukan adalah minimal 12%.

    Tinggi hujan di bawah evapotranspirasi merupakan bulan kering (musim

    kemarau). Evapotranspirasi aktual mengikuti sebaran hujan, karena kejadian

    transpirasi berkaitan dengan ketersediaan air tanah pada daerah perakaran. Jika

    terjadi peurunan kadar air tanah maka terjadi tahanan untuk proses

    evapotranspirasi. Selain itu pada musim kering kerapatan tanaman sudah

    berkurang atau sudah panen, dengan demikian transpirasi juga berkurang. Surplus

    sebesar 264 mm/tahun merupakan jumlah hujan dikurangi jumlah

    evapotranspirasi terjadi pada bulan Januari sampai Maret. Surplus tersebut

    sebagian berbentuk aliran permukaan dan masuk ke sungai. Sebaliknya defisit

    kadar air tanah terjadi pada bulan Mei sampai November. Defisit terjadi karena

    jumlah hujan lebih kecil dari evapotranspirasi potensial, meskipun demikian

    cadangan air dalam tanah memungkinkan untuk kebutuhan tanaman, selama kadar

    air tanah pada kapasitas lapang.

    Kadar air tanah (KAT) di wilayah yang mempunyai musim kering akan

    mengalami penurunan. Air tanah dimanfaatkan untuk evapotranspirai (ETA) maka

    apabila air tanah tidak disuplai oleh hujan mengalami defisit dan kondisi

    demikian disebut musim kemarau.(Anonim, 2007).

    Faktor yang Menyebabkan Bahan Organik Tanah

    Di antara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik

    dan nitrogen tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur

    tanah dan drainase.Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N.

    Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di bagian atas setebal 20 cm (15-20%).

    Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal ini disebabkan

    akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di lapisan atas (Anonim, 2008b).

    Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Tanah

    Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan

    sifat polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya

    berkaitan dengan partikel tanah dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    5/18

    mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi

    tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/atmosfer.

    Warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini meningkatkan penyerapan

    energi radiasi matahari yang kemudian mempengaruhi suhu tanah.

    Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya

    Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.

    Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu

    memperbaiki struktur tanah. Peranan bahan organik dalam pembentukan agregat

    yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan

    organik. Hal ini berlangsung melalui mekanisme :

    Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme

    tanah, di antarnya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh

    mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia

    atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat,

    sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.

    Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan

    aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat

    dapat terjadi dalam tanah.

    Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada

    senyawa organik yang berbentuk rantai panjang.

    Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif

    liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara

    basa dan ikatan hidrogen.

    Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif

    liat dengan bagian positif dari senyawa organik berbentuk rantai polimer

    (Anonim, 2008a).

    Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah

    Meningkatkan daya serap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar

    setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik.

    Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh

    kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    6/18

    jerap suatu tnah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik

    dikarenakan pelaukan bahan organik akan menghasilkan humus (koloid organik)

    yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur hara dan air sehingga dapat

    dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air yang

    diberikan ke dalam tanah. Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk

    menahan unsur-unsur hara.

    Mulsa (Penutup Tanah)

    Mulsa atau penutup tanah sangat penting dan berpengaruh positif terhadap

    tanah maupun tanaman. Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah,

    mulsa yang paling baik adalah mulsa yang berasal dari limbah pertanian seperti

    jerami padi, seresah dan ilalang, tidak dari plastik. Selain fungsinya untuk

    menjaga kelembaban tanah, setelah mulsa membusuk akan berguna sebagai pupuk

    organik yang memperbaiki struktur dan tekstur tanah.

    Tanah yang tidak menggunakan mulsa akan mudah terkena erosi bila

    terkena air hujan dan pecah-pecah apabila terlalu banyak penguapan. Seperti telah

    diketahui bahwa erosi akan memperburuk kesuburan tanah dan menghambat

    pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta tanaman menjadi mudah roboh.

    Sedangkan kondisi tanah yang pecah-pecah akan berpengaruh buruk pada

    perakaran tanaman berupa putusnya akar.

    Dengan adanya mulsa, air hujan yang jatuh akan meresap ke bawah

    sehingga tidak terjadi aliran pemukaan. Selanjutnya dengan penguapan yang

    sedikit, air tanah tetap tersedia bagi tanaman. Karena mulsa berguna untuk

    mengurangi penguapan, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah, dan sebagai

    sumber penambah hara setelah menjadi pupuk hijau, lahan pertanaman yang

    menggunakan mulsa akan menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya (Anonim,

    2008b).

    Asam Humus (Humic Acid)

    Asam humus merupakan senyawa kompleks bersifat koloid yang berasal

    dari bahan-bahan organik yang tahan terhadap dekomposisi dan sel-sel

    mikroorganisme yang sudah terurai, terbentuk pada akhir dekomposisi lanjut,

    berwarna coklat atau coklat kelam.

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    7/18

    Asam humus mempunyai kemampuan mengabsorpsi air mencapai 80-90%,

    sedangkan lempung silikat hanya 15-20%, selain itu dapat juga meningkatkan

    granulasi tanah dengan baik dan di dalamnya terdapat unsur hara baik makro

    maupun mikro serta trace mineral lainnya yang dibutuhkan untuk perkembangan

    tumbuhan. Selain itu asam humus juga mempnyai kemampuan untuk mengikat

    vitamin dan zat-zat pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah

    sehingga sangat bermafaat untuk tumbuhan tingkat tinggi, meningkatkan kapasitas

    tukar kation (KTK), perbaikan struktur tanah, memacu perkembangan berbagai

    kelompok mikroba yang menguntungkan dan lain-lain.

    Bila reaksi dari penambahan bahan organik berjalan sempurna, akan

    didapatkan senyawa-senyawa yang sederhana seperti air, udara, dan sebagainya.

    Bila bahan organik segar dimasukkan ke dalam tanah, senyawa-senyawa yang

    terkandung dalam bahan organik tersebut dilapuk secara simultan namun dengan

    laju yang berbeda-beda.

    Peningkatan porositas tanah ditentukan oleh ukuran dan padatan tanah

    yang dapat meningkatjan aerasi, kandungan air, dan menentukan perbandingan

    tata udara dan tata air yang baik. Pori-pori akan membentuk jaringan dalam tanah

    dalam bentuk tiga dimensi. Udara dalam ruang pori tanah umumnya didominasi

    oleh gas-gas O2, N2 dan CO2. Hal ini penting bagi pernafasan mikroorganisme

    tanah dan akar tanaman, dan mempengaruhi jumlah mikroba aerobik dan

    anaerobik tanah.

    Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang,

    daun yang gugur, yang dikebalikan ke tanah (Anonim, 2008c).

    Air Tanah

    Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut dengan air

    tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah dangkal dan air

    tanah dalam. Air tanah dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai

    pengaruh besar terhadap proses pembentukan tanah. Melalui profil, kedalaman air

    tanah dapat diduga berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami

    periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan luar

    lainnya (Sutanto, 2005).

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    8/18

    Pengaruh air tanah terhadap profil diamati berdasarkan gejala hidromorfik,

    seperti identitas bercak (motling) dan gejala gleisasi. Di atas muka air terdapat

    mintakat (zona) yang selalu jenuh air karena kenaikan kapiler. Kenaikan kapiler

    dapat mencapai beberapa sentimeter sampai beberapa meter di atas muka air

    tanah.

    Apabila evaportranspirasi < presipitasi : air tanah naik

    Apabila presipitasi < evapotranspirasi : air tanah turun

    1.

    Air Tanah Permanen

    Profil dengan air permanen, kenampakan profil sebagai berikut.

    a) Mintakat tanpa bercak-bercak.

    Aras (level) tertinggi permukaan air.

    b) Mintakat dengan bercak-bercak Fe berwarna merah

    Aras terendah permukaan air.

    c) Mintakat reduksi (tanah jenuh air permanen).

    2. Air Tanah Temporer

    Profil yang terbentuk adalah sebagai berikut.

    a)

    Mintakat tanpa bercak-bercak

    b)

    Mintakat dengan bercak-bercak Fe warna merah (mintakat fluktuasi muka

    air tanah).

    c) Lapisan kedap air (penyebab stagnasi air), sering dijumpai bersama

    bercak-bercak.

    Tanah yang menunjukkan gejala gleisasi akibat pengaruh fluktuasi air

    tanah disebut tanah pseudoglei. Gejala ini umumnya terjadi pada kondisi iklim,

    presipitasi > 500 mm, rerata temperatur tahunan < 120C; dan profil tanah yang

    mempunyai horizon dengan lapisan kedap air (Sutanto, 2005).

    Ada dua macam tanah pseudoglei :

    1. Pseudoglei primer: lapisan kedap air karena proses sedimentasi (berasal dari

    proses geologi)

    2. Pseudoglei sekunder: lapisan kedap air karena proses pembentukan tanah.

    Contoh: tanah dengan cadas olah, cadas frigipan, duripan.

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    9/18

    Gerakan Air Tanah

    Air mengalir dalam bentuk fase cair, hanya sebagian kecil saja yang dalam

    bentuk uap. Aliran air kemungkinan melalui perkolasi air bebas (aliran jenuh)

    karena gaya gravitasi atau ikatan air (aliran tak jenuh).

    1.

    Air

    Aliran Gaya gravitasi akan menarik air secara vertikal ke bawah, tekanan

    tanah beroperasi ke seluruh arah dalam keadaan tanah lembap dan kering. Air

    bebas bergerak karena gaya gravitasi dan ikatan air karena potensial matriks.

    Gerakan air tanah dibedakan menjadi beberapa macam. Infiltrasi adalah

    masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah. Perkolasi adalah gerakan air

    di dalam tanah atau pengatusan air menuju air tanah atau menuju tanah bawahan.

    Kenaikan kapiler adalah kenaikan air dari muka air tanah bebas karena perbedaan

    teknan antara muka air tanah dan lapisan tanah di atasnya yang kering.

    2. Limpasan Permukaan (Run Off)

    Konsekuensi terjadinya limpasan permukaan (Run off) adalah partikel

    tanah terangkut dalam entuk suspensi dari tempat yang lebih tinggi ke tempat

    yang lebih rendah. Bahan terangkut (sedimen) diendapkan di bagian cekungan

    (lembah) (Sutanto, 2005).

    PENGUAPAN AR TANAH

    Gerakan-gerakan air dalam tubuh tanah tentunya akan memungkinkan

    hilangnya sejumlah air dari sistem tanah. Kehilangan dapat melalui atau selama

    berlangsungnya drainase dan evapotraspirasi. Di tempat-tempat yang basah dan

    jenuh air berlangsung kehilangan melalui tanaman dan permukaan tanah

    (evapotranspirasi) karena pengaruh tariknya sinar matahari, temperatur udara,

    keadaan awan, angin serta kelembaban udara (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2005).

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    10/18

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    11/18

    BAB III

    METODE KERJA

    3.1 Waktu dan Tempat

    Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 29

    November 2013 pada pukul 09.30-12.30 WITA di Kawasan Kebun Raya Unmul

    Samarinda dan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Metematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

    3.2 Alat

    - Neraca analitik

    - Spatula

    - Oven

    - Alat tulis

    - Tissue

    - Gelas aqua

    - Plastik klip

    -

    Cangkul

    - Meteran

    - Ember kecil

    - Meteran

    - Kantong plastik

    - Cetok semen

    - Kertas label

    3.3 Bahan

    - Aquades

    - Kertas pH

    - Sampel tanah yang diambil dari lokasi pengamatan di Kebun Raya Unmul

    Samarinda

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    12/18

    3.4 Cara Kerja

    1.

    Dilakukan pengambilan sampel tanah pada setiap horison dengan

    menggunakan sendok semen

    2. Dimasukkan setiap sampel tanah dari masing-masing horison ke dalam

    kantong plastik lalu diberi label

    3. Dibawa seluruh sampel tanah ke Laboratorium untuk dilakukan

    perhitungan kadar air mutlak

    4.

    Di Laboratorium Tanah, disiapkan empat buah becker glass dengan kode-

    kode tertentu

    5. Ditimbang berat kosong masing-masing becker glass yang telah

    disterilisasi lalu dicatat dalam tabel hasil pengamatan

    6. Dimasukkan masing-masing sampel tanah ke dalam becker glass lalu

    ditimbang berat basah setiap sampel tanah dari masing-masing horison

    seberat 10 gram

    7. Dimasukkan seluruh becker glass yang berisi sampel tanah ke dalam oven

    untuk dikeringkan selama 24 jam

    8.

    Setelah dikeringkan selama 24 jam, ditimbang berat kering tanah + berat

    becker glass dengan menggunakan neraca analitik dan dicatat hasil yang

    diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan

    9. Ditentukan berat kering tanah dengan cara mengurangkan berat kering

    tanah + berat becker glass dengan berat kosong becker glass yang telah

    ditimbang sebelumnya

    10.Dilakukan perhitungan persentase kadar air mutlak tanah untuk masing-

    masing sampel tanah

    11.Dicatat seluruh hasil perhitungan ke dalam tabel hasil pengamatan dengan

    baik dan lengkap

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    13/18

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    4.1.1 Tabel Hasil Perhitungan Persentase Kadar Air Tanah Mutlak pada

    Setiap Horison Tanah

    Horison

    Tanah

    Kedalaman

    Horison

    Tanah

    (cm)

    Kode

    Becker

    Glass

    Berat

    Kosong

    BeckerGlass (gr)

    Berat

    Basah

    Tanah(gr)

    Berat

    Kering

    Tanah(gr)

    Persentase

    Kadar Air

    Tanah

    (%)

    A1 11 290 19,97 10 8,1 19

    A2 39 94 20,58 10 8,46 15,4

    B1 35 116 19,69 10 8,33 16,7

    B2 35 324 19,09 10 8,22 17,8

    Persentase (%) kadar air tanah =

    x 100%

    Keterangan:

    A = Berat basah tanah

    B = Berat kering tanah

    4.2 Pembahasan

    Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat

    dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah

    dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap

    proses pembentukan tanah. Melalui profil, kedalaman air tanah dapat diduga

    berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami periode naik turun

    sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan luar lainnya. Air

    mampunyai arti yang sangat penting berdasarkan dua gatra utama, yaitu gatra

    ekologi dan gatra pedologi. Dalam gatra ekologi, air diperlukan dalam

    pertumbuhan tanaman dan pengangkutan unsur hara dalam bentuk larutan.

    Sedangkan dalam gatra pedologi, air merupakan faktor penting dalam semua

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    14/18

    proses pedogenesis seperti pelapukan, pengayaan humus, mobilitas unsur,

    pelindian, translokasi, dan perpindahan.

    Neraca air di dalam tanah ditentukan berdasarkan curah hujan efektif,

    termasuk intersepsi oleh tajuk tanaman, kehilangan melalui kondensasi,

    kehilangan bentuk aliran, infiltrasi, kapasitas retensi air, serta kehilangan

    transpirasi melalui tanaman dan evaporasi dari permukaan tanah (Sutanto, 2005).

    Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa setiap lapisan atau

    horison tanah mempunyai kadar air yang berbeda-beda. Pada horison tanah A1,

    diketahui bahwa persentase kadar air tanah yang diperoleh adalah 19 %. Pada

    horison tanah A2 diperoleh persentase kadar air tanah sebesar 15,4 %, horison

    tanah B1 mempunyai persentase kadar air tanah sebesar 16,7 %. Dan pada horison

    tanah B2 didapatkan persentase kadar air tanah sebesar 17,8 %.

    Perbedaan kadar air pada setiap lapisan tanah ini dipengaruhi oleh tekstur

    tanah dan evaporasi air tanah. Pada horison tanah A1, diketahui bahwa tekstur

    tanahnya adalah lempung berpasir (kasar). Tanah yang memiliki tekstur tanah

    lempung mempunyai kapasitas pengikatan air yang tinggi karena luas permukaan

    lempung lebih besar dibandingkan dengan luas permukaan pasir sehingga saat air

    masuk ke dalam tanah, air akan diikat dengan kuat oleh tanah. Oleh karena itulah

    persentase kadar air tanah pada horison A1 lebih besar dibandingkan dengan

    persentase kadar air tanah untuk horison yang lain. Untuk horison A2, diketahui

    bahwa horison ini memiliki tekstur tanah berliat berpasir (agak halus). Horison A2

    memiliki persentase kadar air yang paling kecil, dibandingkan dengan persentase

    kadar air untuk horison A1, B1, dan B2, yaitu 15,4 %. Tekstur tanah pada horison

    A2 yang lebih banyak mengandung lempung dan liat serta kondisi drainase yang

    baik pada tanah tersebut seharusnya menyebabkan kapasitas pengikatan air yang

    tinggi, namun pada pengamatan justru diperoleh persentase kadar air tanah yang

    paling kecil. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya proses penguapan atau

    evaporasi air tanah yang lebih tinggi pada horison tersebut karena kondisi tanah

    yang terbuka dan juga intensitas penyinaran matahari yang lebih besar.

    Untuk horison B1 dan B2, diketahui bahwa persentase kadar air tanah

    yang diperoleh masing-masing adalah 16,7 % dan 17,8 %. Tekstur tanah pada

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    15/18

    horison B1 dan B2 adalah liat berpasir (halus). Adanya tekstur tanah yang berpasir

    pada kedua horison tanah tersebut disebabkan karena adanya konkrasi, yaitu hasil

    oksidasi reduksi logam-logam sehingga menyerupai pasir tetapi sesungguhnya

    bukan merupakan pasir. Kandungan liat yang banyak terdapat pada horison B1

    dan B2 pada dasarnya menyebabkan tanah memiliki kemampuan yang tinggi

    dalam mengikat air tetapi hanya saja tidak sebesar kemampuan tanah pada horison

    A1 dalam mengikat air sehingga persentase kadar air tanahnya juga lebih kecil

    dibandingkan dengan persentase kadar air tanah pada horison A1 tetapi lebih

    besar dibandingkan dengan persentase kadar air tanah pada horison A2.

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    16/18

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat diperoleh kesimpulan

    sebagai berikut:

    - Air tanah merupakan air yang terdapat di dalam tanah, baik di bagian yang

    dangkal maupun yang memang berada di bagian dalam tanah.

    - Persentase kadar air tanah pada setiap horison adalah berbeda. Pada

    horison A1 persentase kadar air tanah yang diperoleh adalah 19 %,

    persentase kadar air tanah pada horison A2 sebesar 15,4 %. Sedangkan

    persentase kadar air tanah pada horison B1 dan B2 masing-masing adalah

    16,7 % dan 17,8 %.

    - Air tanah memiliki peranan ekologi maupun pedologi. Dalam hal ekologi,

    air tanah diperlukan dalam pertumbuhan tanaman dan pengangkutan unsur

    hara dalam bentuk larutan. Sedangkan dalam hal pedologi, air merupakan

    faktor penting dalam semua proses pedogenesis seperti pelapukan,

    pengayaan humus, mobilitas unsur, pelindian, translokasi, dan

    perpindahan.

    - Faktor penyebab perbedaan persentase kadar air tanah pada setiap horison

    adalah tekstur tanah dan evaporasi air tanah. Tekstur tanah yang kasar dan

    banyak mengandung pasir lebih sulit dalam menahan air karena luas

    permukaan pasir yang lebih kecil dan ikatan antar partikel tanah tidak

    terlalu kuat. Sedangkan untuk tanah yang lebih halus dan banyakmengandung liat akan lebih mudah dalam menahan air karena luas

    permukaan liat yang lebih besar dan ikatan antar partikel tanah jauh lebih

    kuat.

    5.2 Saran

    Disarankan agar pada praktikum yang akan datang dapat dilakukan

    pengukuran kadar air tanah pada kawasan yang berada di daerah puncak dan yang

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    17/18

    berada di daerah lembah sehingga dapat diketahui perbedaan kadar air tanah pada

    kawasan tersebut dan faktor-faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut.

  • 8/10/2019 Laporan Penetapan Kadar Air Tanah

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim . 2007.Kadar Air Tanah. Http://dighid.ITB.ac.id//gdl. Diakses tanggal 30

    Desember 2013.

    Anonim. 2008a. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Air Tanah.

    Http://kmitfaperta.ugm.ac.id//Artikel Bagian Organik. Diakses tanggal

    30 Desember 2013.

    Anonim. 2008b

    . Humus Tanah. Http://www.tania.com. Diakses tanggal 30

    Desember 2013.

    Sutanto, R. 2005.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius: Yogyakarta.

    Sutedjo, M. K. 2005.Pengantar Ilmu Tanah.PT Rineka Cipta: Jakarta.