laporan pendahuluan tb paru

12
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN TB PARU DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI 11111111111111111 Di susun Oleh : Nama : Fitria Umi Kasanah NIM : P17420613058 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

Upload: fitria

Post on 05-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

lp tb paru

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN

TB PARU DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Di susun Oleh :Nama : Fitria Umi Kasanah

NIM : P17420613058POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

2014A. DEFINISITB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003). Kuman TB berbentuk batang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang disebut pula Basil Tahan Asam (BTA).B. PATOFISIOLOGIKetika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkolosis. Penularan bakteri lewat udara disebut dengan air-borne infection. Bakteri yang terisap akan melewati pertahanan mukosilier saluran pernapasan dan masuk hingga alveoli. Pada titik lokasi di mana terjadi implantasi bakteri, bakteri akan menggandakan diri (multiplying). Bakteri tuberkolosis dan fokus ini disebut fokus primer atau lesi primer (fokus Ghon). Reaksi juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang bersama dengan fokus primer disebut sebagai kompleks primer. Dalam waktu 3-6 minggu, inang yang baru terkena infeksi akan menjadi sensitif terhadap tes tuberkulin atau tes Mantoux.

C. ETIOLOGIPenyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

D. PATHWAYS

E. PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN a. Manajemen kesehatan

Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.b. Aktivitas dan latihanBiasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang dialami.

c. EliminasiPasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.

d. NutrisiKemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat nafsu makan yang kurang / malaise.

e. KognitifDaya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.f. Konsep diri

Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami gangguan konsep dirig. Sexual reproduksi

Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kelamin. Kebanyakan pasien tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuhh. Rasa nyaman dan aman

Kenyamanan pasien saat berada di rumah sakit

i. Istirahat dan tidurIstirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam harij. Perilaku dan hubungan social budaya

Interaksi pasien dengan orang sekitar dan lingkungan

k. Nilai dan kepercayaan

Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkospasmea. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.

b. Berikan terapi O2c. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam

d. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

e. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

f. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

g. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

h. Monitor status hemodinamik

i. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

j. Monitor respirasi dan status O2

k. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret

2. Gangguan pertukaran gas

a. Monitor TTV

b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasic. Lakukan fisioterapi dada jika perlud. Keluarkan sekret dengan batuk atau suctione. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahanf. Monitor respirasi dan status O2g. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostals

h. Monitor suara nafas, seperti dengkuri. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot

j. Observasi sianosis khususnya membrane mukosa Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh

a. Kaji adanya alergi makanan

b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasienc. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

d. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

e. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah

f. Monitor lingkungan selama makan

g. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan

h. Monitor turgor kulit

i. Monitor kekeringan, rambut kusam, total

j. protein, Hb dan kadar Ht

k. Monitor mual dan muntah

l. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

m. Monitor intake nuntrisi

n. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi

o. Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.

p. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makanq. Anjurkan banyak minum

r. Pertahankan terapi IV line4. Resiko infeksi b.d organism purulen

a. Pertahankan teknik aseptif

b. Batasi pengunjung bila perlu

c. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

d. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

e. Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum

f. Tingkatkan intake nutrisi

g. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

h. Pertahankan teknik isolasi i. Inspeksi kulit dan membran mukosa j. Monitor adanya luka

k. Dorong istirahat

l. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

m. Kaji suhu badan pada pasien setiap 4 jam

5. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan b.d informasi kurang/ tidak akurat

a. Jelaskan patofisiologi dari penyakit yang diderita

b. Jelaskan tanda dan gejala yang bisa muncul

c. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan tepat

d. Diskusikan gaya hidup yang diperlukan untuk mencegah kambuh penyakit yang dirasakan6. Hipertermi

a. Monitor suhu sesering mungkin

b. Monitor warna dan suhu kulit

c. Monitor tekanan darah, nadi dan RR

d. Monitor penurunan tingkat kesadaran

e. Monitor WBC, Hb, dan Hct

f. Monitor intake dan output

g. Berikan anti piretik:

h. Berikan cairan intravena

i. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

j. Tingkatkan sirkulasi udara

k. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

l. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

m. Catat adanya fluktuasi tekanan darahn. Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membran mukosa)

EVALUASI1. Bersihan jalan nafas efektif tidak ada secret2. Tidak terjadi gangguan pertukaran gas

3. Intake dan output nutrisi seimbang

4. Tidak mengalami infeksi

5. Memiliki pengetahuan tentang kondisi dan perawatan sekarang

6. Suhu tubuh kembali normal

DAFTAR PUSTAKAPerry Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Ed. 2 Vol. 2. Jakarta: EGC.

Booker Crish. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC

Nurul Wahit. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 2014. Jakarta: EGC