tb paru pada anak dengan pendekatan diagnosis holistik

58
TB PARU PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN DIAGNOSIS HOLISTIK DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU 13 APRIL – 15 MEI 2015 Disusun oleh : Baharuddin Wahyu Usman 1102009052 Pembimbing: dr. SUGMA AGUNG PURBOWO, MARS, DipIDK dr. DINI WIDIANTI, MKK KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2015

Upload: baharuddin-wahyu-usman

Post on 17-Sep-2015

122 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

diagnosis holistik

TRANSCRIPT

TB PARU PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN DIAGNOSIS HOLISTIK DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU 13 APRIL 15 MEI 2015

TB PARU PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN DIAGNOSIS HOLISTIK DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU 13 APRIL 15 MEI 2015Disusun oleh : Baharuddin Wahyu Usman 1102009052

Pembimbing:dr. SUGMA AGUNG PURBOWO, MARS, DipIDKdr. DINI WIDIANTI, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGABAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIJAKARTA 2015IDENTITASNama : An. Muh YusufJenis kelamin: Laki - lakiUmur: 2 tahunStatus: Belum MenikahAlamat : Jl. Johar Baru Utara III RT 14 / RW 3 No. 23, Kecamatan Johar Baru, Jakarta PusatPendidikan: Belum sekolahAgama: IslamSuku bangsa: JawaPuskesmas: Puskesmas Kecamatan Johar BaruTanggal berobat: 16 April 2015

ANAMNESISAlloanamnesa yang dilakukan pada tanggal 16 April 2015:Keluhan Utama- Batuk

Keluhan Tambahan- Pilek dan demam

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien diantar oleh ibunya ke Puskesmas Kecamatan Johar Baru karena dirujuk oleh Puskesmas Johar Baru II dengan diagnosa TB. Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 3 bulan yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Pasien juga sering mengalami pilek yang hilang timbul sejak 2 bulan belakang ini. Keluhan demam yang tidak jelas, tidak begitu tinggi dan hilang timbul juga dirasakan pasien sejak 1 bulan belakangan ini. Keluhan sesak nafas, mual dan muntah disangkal oleh pasien.Keluhan turut disertai dengan nafsu makan yang berkurang. Ibu pasien mengatakan dalam 1 bulan terakhir, pasien kira-kira telah mengalami penurunan berat badan sekitar 2 kilogram.. BAK dan BAB lancar dan tidak ada kelainan.Menurut ibu pasien, mereka memiliki tetangga yang menderita penyakit TB dan tidak mendapatkan pengobatan. Pasien sering berkunjung ke rumah tetangga tersebut untuk bermain bersama anaknya.Karena keluhan yang dirasakan pasien, ibu pasien membawa anaknya ke Puskesmas Johar Baru II. Kemudian oleh dokter Puskesmas Johar Baru II, pasien disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan foto toraks dan mantoux test. Dan dari hasil pemeriksaan, pasien kemudian didiagnosis mengidap penyakit Tuberkulosis Paru. Oleh karena itu pasien dirujuk untuk mendapatkan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwaya penyakit yang sama sebelumnya disangkalRiwayat penyakit TB disangkalRiwayat penyakit asma disangkalRiwayat alergi makanan disangkalRiwayat alergi obat disangkalRIWAYAT PENYAKIT KELUARGAPada tahun 2013, kakak pasien yang bernama Bilal menjalani pengobatan TB paru selama 6 bulan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, dan dinyatakan sembuh.Riwayat hipertensi disangkalRiwayat diabetes mellitus disangkalRiwayat asma disangkalRiwayat alergi makanan disangkalRiwayat penyakit jantung disangkalRiwayat penyakit kuning disangkaRIWAYAT KEHAMILANPasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Selama kehamilan pasien, ibu rutin memeriksa kehamilan ke bidan dan dinyatakan janin dalam keadaan sehat. Tidak terdapat riwayat sakit kuning, menggunakan obat-obatan ataupun jamu-jamuan ketika hamil.RIWAYAT PERSALINANPasien lahir dari ibu P2A0 bayi lahir spontan letak kepala tunggal, saat usia kehamilan 37 minggu, ditolong oleh bidan, ketuban pecah sebelum waktunya tidak ada, ketuban berwarna jernih, berat badan lahir 3200 gram, panjang lahir 51cm dan langsung menangis tidak tampak kuning, pucat, kebiruan, dan demam.

RIWAYAT IMUNISASIImunisasiJumlahHepatitis BI, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)BCGI (usia 1 bulan)DPTI, II, III (usia 2, 3, 4 bulan)PolioI, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)CampakI (usia 9 bulan)ANAMNESIS PERTUMBUHANSaat ini pasien memiliki berat badan 11 kilogram dengan panjang badan 75 cm. Menurut persentil NCHS, dengan perhitungan BB/TB, BB/U, maupun TB/U, penderita terhitung memiliki status gizi kurang. Menurut ibu pasien pertumbuhan kurang dibandingkan teman seumurannya. Berat badan sulit untuk naik, dan 1 bulan terakhir beratnya turun sebanyak 2 kg.ANAMNESIS PERKEMBANGAN

RIWAYAT SOSIAL EKONOMIBiaya hidup pasien dan anggota keluarga diperoleh dari penghasilan ayah pasien yang bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik, dengan penghasilan sebanyak Rp. 1.200.000 per bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dengan lauk seadanya. Sedangkan sebagian sisanya disisihkan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya seperti biaya berobat ke dokter, biaya untuk ketika anak masuk sekolah, dan lainlain.RIWAYAT KEBIASAANIbu pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan untuk anaknya, seperti es dan chiki yang biasa dibeli di warung atau pinggir jalan. Ibu pasien juga mengaku bahwa anaknya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, ia lebih suka memilih makan mie instant.PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum: tampak sakit ringanVital SignTekanan darah: tidak diukurNadi: 84 x/menitRespirasi: 20 x/menitSuhu: 36,80C (axilla)

Status GiziBerat badan: 11 kgTinggi badan: 75 cmBB/TB: 11/17 x 100% = 64% (status gizi kurang)BB/U: 11/15 x 100% = 73 (status gizi kurang)Status GeneralisKepala: bentuk oval, simetrisRambut: hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabutMata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) pupil bulat, isokorHidung: septum tidak deviasi, terdapat sekretTelinga: terdapat sedikit serumenMulut: bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1 Leher : pembesaran KGB (-),trakea di tengahParu-paru Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri Palpasi: fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiriPerkusi: sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)Auskultasi: vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-)JantungInspeksi: iktus kordis tidak terlihatPalpasi: iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra

PerkusiBatas jantung kanan: ICS IV linea sternalis dextraBatas jantung kiri: ICS V linea midklavikula sinistraBatas pinggang jantung: ICS III linea parasternalis sinistraAuskultasi: bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)AbdomenInspeksi: simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)Auskultasi: bising usus normalPalpasi: nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-) hepatomegali (-), splenomegali (-) Perkusi: timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)Genitalia: tidak diperiksa Ekstremitas: akral hangat, edema (-), sianosis (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan mantoux test : (+),dilakukan pada tanggal 14 April 2015Pemeriksaan radiologi (Ro. Paru), dilakukan pada tanggal 14 April 2015Kesan : KP aktif

BERKAS KELUARGAProfil KeluargaKarakteristik KeluargaIdentitas Kepala Keluarga: Tn. AdeIdentitas Pasangan: Ny. ArumStruktur Komposisi Keluarga: Keluarga inti

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal serumah

No.NamaStatus keluargaGenderUsiaPendidikanPekerjaanKeterangan1.AdeKepala keluargaL22 thSMABuruh Pabrik-2.ArumIstriP20 thSMPIRT-3.BilalAnak ke-1L4 thBelum sekolahTidak bekerjaRiwayat TB paru (+)4.Muh YusufAnak ke-2L2 thBelum sekolahPelajarTB paru(pasien)Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

Status kepemilikan rumah: milik sendiri Daerah perumahan: padatKarakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulanLuas rumah: 4 x 5 m2Keluarga tinggal di rumah dengan status kepemilikan milik sendiri yang terletak di lingkungan padat penduduk. Rumah tersebut kurang cukup nyaman untuk ditempati oleh seluruh anggota keluarga serta tidak memenuhi syarat-syarat rumah sehat.Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orangLuas halaman rumah: tidak adaBertingkat/tidak bertingkat: tidak bertingkatLantai rumah terbuat dari: keramik & semenDinding rumah terbuat dari: tembokJamban keluarga: adaTempat bermain: tidak adaPenerangan listrik: 600 wattAir bersih: ada (PAM)Tempat pembuangan sampah: adaKEPEMILIKAN BARANG - BARANGKeluarga Tn. Ade memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya antara lain yaitu, satu buah televisi berwarna, satu buah radio, dua buah kipas angin yang masing masing terletak di ruang keluarga dan di kamar tidur, serta satu buah kompor gas. Keluarga Tn. Ade juga memiliki satu buah sepeda motor yang biasa digunakan oleh Tn. Ade untuk bekerja.DENAH RUMAH

Penilaian Perilaku Kesehatan KeluargaTempat BerobatJika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, Ny. Arum selalu membawanya berobat ke Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Selain karena harganya yang terjangkau, juga karena tempatnya yang tidak jauh dari rumah, sehingga dapat ditempuh hanya dengan naik angkutan umum.Pada tahun 2013, An. Bilal didiagnosis mengidap penyakit tuberkulosis paru. Diagnosis tersebut didapatkan ketika An. Bilal dibawa berobat oleh ibunya ke Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Pada saat itu, An. Bilal rutin berobat untuk penyakitnya selama 6 bulan dan kemudian dinyatakan sembuh.

Balita: KMSKeluarga Tn. Ade memiliki 2 orang balita, yaitu An. Bilal dan An. Muh Yusuf. An. Bilal saat ini berusia 4 tahun, dan sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap hingga campak, berat badan saat ini 20 kg. Sedangkan, An. Muh Yusuf saat ini masih berusia 2 tahun dengan berat badan 11 kg. An. Muh Yusuf juga sudah mendapat imunisasi yang lengkap hingga campak.

Asuransi/Jaminan KesehatanKeluarga Tn. Ade tergolong keluarga dengan status ekonomi rendah, namun keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun jaminan kesehatan. Oleh karena itu seluruh biaya pengobatan harus ditanggung dengan biaya sendiri.

Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)FaktorKeteranganKesimpulanCara mencapai pusat pelayanan kesehatanAngkutan UmumAn. Muh Yusuf berobat ke puskesmas diantar oleh orang tuanya dengan menggunakan angkutan umum. Menurut keluarganya tarif berobat di puskesmas cukup terjangkau, yaitu hanya Rp. 2000 dan kualitas pelayanannya pun dinilai memuaskan.Tarif pelayanan kesehatanTerjangkauKualitas pelayanan kesehatanMemuaskanPOLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGAKebiasaan MakanKeluarga Tn. Ade makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Biasanya mereka makan pada pagi, siang dan malam hari. Akan tetapi, keluarga Tn. Ade hampir selalu melewatkan sarapan pagi.Makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. Ade dimasak sendiri oleh Ny. Arum. Terkadang mereka juga membeli makanan yang ada di sekitar rumahnya. An. Bilal dan An. Muh Yusuf memiliki kebiasaan jajan sembarangan, seperti membeli es dan chiki di pinggir jalan atau warung di dekat rumahnya.Keluarga Tn. Ade biasa makan di sembarang ruangan karena mereka tidak memiliki ruang makan khusus. Mereka juga kurang membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.Penerapan Pola Gizi SeimbangAdapun menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Ade yang sering dimasak oleh Ny. Arum antara lain nasi, sayur-sayuran, tahu, tempe, telur, dan ikan. Sedangkan, untuk An. Muh Yusuf hingga saat ini masih menerima ASI yang dikombinasikan dengan susu formula. POLA DUKUNGAN KELUARGAFaktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam KeluargaIbu pasien senantiasa memberikan dukungan kepada An. Muh Yusuf agar dapat sembuh dari penyakitnya dengan cara:Mengantar An. Muh Yusuf berobat ke dokter untuk kontrol penyakit serta jika terdapat keluhan. Mengingatkan An. Muh Yusuf untuk minum obat dari dokter secara rutin.Menasehati An. Muh Yusuf agar lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuranMemberikan pengertian kepada An. Muh Yusuf bahwa untuk sembuh dari penyakit ini harus sabar, tidak putus asa dan harus selalu teratur minum obat agar dapat sembuh.Mengingatkan An. Muh Yusuf untuk selalu berdoa agar diberi kesembuhan oleh Allah.

Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam KeluargaKeluarga dari An. Muh Yusuf tidak memiliki biaya untuk berobat ke dokter yang lebih ahli dan melakukan pemeriksaan yang lebih akurat.Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita oleh An. Muh Yusuf, sehingga mereka tidak dapat mencegah faktor-faktor yang dapat memperburuk atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan berulangnya penyakit.Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk hidup sehat, seperti tidak membiasakan diri untuk berolah raga, sarapan pagi, dan makan dengan makanan yang bergizi seimbang ataupun yang memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna. Selain itu, terdapat anggota keluarga yang sering merokok di dalam rumah, yaitu Tn. Ade.Keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Ventilasi udara yang sangat kurang, sehingga membuat sirkulasi udara di dalam rumah tidak baik.Padatnya jumlah anggota keluarga yang menempati 1 ruangan, yaitu 4 orang anggota keluarga yang tidur bersama dalam 1 buah kamar tidur.Keadaan lingkungan rumah yang padat dan adanya tetangga yang menderita TB paru yang sering kontak dengan anggota keluarga Tn. Ade.

GENOGRAMBentuk KeluargaBentuk keluarga ini termasuk ke dalam keluarga tradisional, yaitu keluarga yang terbentuk sesuai atau tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama. Dari sekian banyak jenis bentuk keluarga tradisional, maka keluarga ini termasuk ke dalam keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari ayah Tn. Ade dan Ibu Ny. Arum, dan Kedua anak yang tinggal bersama dalam satu rumah.Tahapan Siklus KeluargaMenurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. Ade berada pada tahapan siklus keluarga yang ketiga, yaitu keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimulai ketika keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia antara 30 bulan sampai dengan 6 tahun dan biasanya tahap ini berlangsung rata rata 3,5 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahapan ini yaitu:Menjadi orang tua yang baikMenyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan membesarkan balita, dan pengaturan serta pengembangan sosialisasi balita.Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

Family map

Fungsi KeluargaBiologisSecara aspek biologis keluarga Tn. Ade telah menjalankan fungsinya dengan baik. Karena Tn. Ade dan Ny. Arum telah memiliki dua orang anak yang terdiri 2 anak laki-laki.PsikologisSecara psikologis keluarga tersebut saling menyayangi satu sama lain. Tn. Ade dan Ny. Arum sangat menyayangi dan menghormati sesama anggota keluarga.SosialTn. Ade dan Ny. Arum sudah mulai mengajarkan norma-norma agama dan sopan santun terhadap orang lain sejak kecil kepada anak-anaknya, untuk saling mengerti antara sesama saudara kandung.EkonomiTn. Ade bekerja sebagai buruh pabrik dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sedangkan Ny. Arum cukup membantu pekerjaan rumah tangga sehari-harinya. Keluarga tersebut juga menyisihkan sebagian pendapatannya untuk keperluan sekolah anak - anaknya.PendidikanTn. Ade dan Ny. Arum mulai mengajarkan anak-anaknya agar mendapatkan pendidikan dari usia dini di sekolah.DINAMIKA KELUARGAMasalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama karena Tn. Ade sibuk dengan pekerjaannya sebagai buruh pabrikWalaupun Tn. Ade tidak selalu ada bersama keluarga namun beliau selalu memberikan perhatian kepada pasien sebagai istrinya maupun anaknya mengenai kesehatan keluarganya seperti mengingatkan untuk segera berobat jikalau sakit.Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik.FOOD RECALLHariMakananSenin13 April 2015Pagi (1 porsi nasi tim, 1 butir telur rebus, air putih)Siang (1 porsi nasi putih dihancurkan, 1 potong tahu goreng, sayur bayam, air putih)Malam (1/2 porsi nasi goreng, air putih)Selasa 14 April 2015Pagi (1 porsi nasi uduk,1 butir telur rebus, 1 gelas susu)Siang (1 porsi nasi putih dihancurkan, 1 potong tahu dan tempe goreng, 1 potong paha ayam goreng)Malam (1 porsi mie instan)Rabu15 April 2015Pagi (1 porsi mie instan, 1 gelas susu)Siang (1 porsi nasi putih, telur dadar, sayur bayam)Malam (1 porsi nasi putih, telur dadar, sayur bayam)ANASLISIS MAKANANSenin 13 April 2015 ( Nilai kalori yang di konsumsi per hari = 942 kal )1 porsi nasi tim: 270 kal1 butir telur rebus: 77 kal1 porsi nasi putih di hancurkan: 204 kal1 potong tahu goreng: 35 kal1 porsi sayur bayam: 23 kal porsi nasi goreng: 333 kalSelasa 14 April 2015 ( Nilai kalori yang di konsumsi per hari = 1451 kal )1 porsi nasi uduk: 232 kal1 gelas susu: 122 kal1 butir telur rebus: 77 kal1 porsi nasi putih di hancurkan: 204 kal1 potong tahu goreng: 35 kal1 potong tempe goreng:170 kal1 potong paha ayam goreng: 211 kal1 porsi mie instan: 400 kalRabu 15 April 2015 ( Nilai kalori yang di konsumsi per hari = 1172 kal ) 1 porsi mie instan: 400 kal1 gelas susu: 122 kal2 porsi nasi putih: 408 kal2 potong Telur dadar: 196 kal2 porsi sayur bayam: 46 kal

Penentuan berat badan ideal untuk anak balita (1-5 tahn) secara sederhana dapat menggunakan rumus BBI = (usia dalam tahun x 2) + 8BBI = ( 2 x 2 ) + 8 = 12 KgKebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus : Keb. energi = 1000 + (100 x usia dalam tahun)= 1000 + (100 x 2 )= 1200 Kal / hari

Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam KeluargaKeadaan sosial ekonomi yang rendah.Keadaan rumah pasien yang tidak layak dimana tidak memenuhi syarat rumah sehat, seperti kurangnya ketersediaan ventilasi udara. Padatnya jumlah anggota keluarga yang menempati 1 ruangan, yaitu 4 orang anggota keluarga yang tidur bersama dalam 1 buah kamar tidur.Keadaan lingkungan perumahan yang padat, serta terdapatnya salah satu tetangga yang menderita penyakit tuberkulosis paru dan tidak mendapat pengobatan yang sering melakukan kontak terhadap An. Muh Yusuf serta anggota keluarga yang lain.DIAGNOSIS HOLISTIKASPEK PERSONALPasien datang berobat ke puskesmas karena dorongan dari orang tua yang menginginkan anaknya untuk sembuh dari penyakitnya. Orang tua pasien mengkhawatirkan penyakit yang diderita pasien akan dapat mengganggu tumbuh kembang dari anaknya. Dengan datangnya pasien ke puskesmas, orang tua pasien berharap pasien dapat sembuh sempurna dari penyakit yang dideritanya.ASPEK KLINIKUntuk menegakkan diagnosa tuberkulosis paru pada anak dapat digunakan scoring TB yang berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjangDari hasil scoring TB didapatkan scoring 8 (TB + jika scoring 6), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:Diagnosis Kerja: Tuberkulosis paruDiagnosis Banding: -

SCORING TBParameter0123JumlahKontak TBTidak jelasLaporan keluarga, BTA negatif atau tidak tahu, BTA tidak jelasBTA positif2Uji TuberkulinNegatifPositif ( 10 mm, atau 5 mm pada keadaan imunosupresi)3Berat badan / keadaan giziBawah garis merah (KMS) atau BB/U 1, tidak nyeri0Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falangAda pembengkakan0Foto toraksNormal / tidak jelasKesan TB1Jumlah12ASPEK RESIKO INTERNALPenyakit TB Paru dapat dipengaruhi oleh faktor internal antara lain adalah status gizi pasien dan perilaku dari pasien sendiri. Pada pasien ini faktor yang berpengaruh adalah kebiasaan anak yang kurang sehat, seperti tidak mengkonsumsi sayur-sayuran dan kebiasaan jajan sembarangan. Kurangnya pengetahuan anak akan penyakit TB paru dan penularannya, sehingga anak sering bemain dan melakukan kontak dengan tetangganya yang merupakan penderita TB paru.ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGADi antara faktor-faktor yang dapat menghambat kesembuhan pasien yaitu, keterbatasan ekonomi keluarga dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TB paru. Sedangkan faktor yang dapat mendukung kesembuhan pasien yaitu, adanya dukungan dan motivasi dari semua anggota keluarga baik secara moral dan materi untuk kesembuhan An. Muh Yusuf.ASPEK FUNGSIONALSecara aspek fungsional, pada penyakit pasien ini, pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah.

RENCANA PENATALAKSANAANAspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiayaKeteranganAspek personalMenjelaskan bahwa TB Paru adalah penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan yang berkelanjutan & memerlukan ketekunan berobat.TB paru merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan syarat pasien selalu meminum obat yang teratur sesuai dengan yang dianjurkan dokter.untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat, orang tua harus menjadi pengawas minum obat (PMO) yang benar.Pasien dan orang tua.Pada saat di puskesmas.Pemahaman pasien dan orang tua pasien tentang penyakit yang dideritanya dan pasien mau terus berobat serta pentingnya peran orang tua sebagai PMO.Tiap kali kunjungan membayar sebesar Rp.2000 ,-Transportasi Rp. 10.000,-Aspek KlinikMemberikan obat TB paru secara rutin selama minimal 6 bulan baik yang IV maupun obat oral.Obat TB : 2RHZ /4RHVit.B complexPasien.Pada saat di puskesmas dan kunjungan ke rumah.Pasien mampu meminum obat TB paru secara teratur minimal selama 6 bulan.Tiap kali kunjungan membayar sebesar Rp.2000,- Transportasi Rp. 10.000,-AspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiayaKeteranganAspek risiko internalMenganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan selalu berolahraga dan memakan makanan bergizi seimbang.Menjelaskan kepada orang tua untuk menghindarkan anaknya kontak dengan penderita TB serta menganjurkan orang tua melakukan screening TB.Memberitahukan kepada orang tua pasien, agar tetangga yang mendertita TB disarankan untuk memeriksakan diri ke puskesmas dan mendapat pengobatan.Pasien dan keluargaPada saat di puskesmas Pasien melakukan aktivitas fisik secara rutin dan memakan makanan bergizi seimbang.Orang tua pasien screening TBTetangga pasien datang ke puskemas dan mendapatkan pengobaran.Tiap kali kunjungan membayar sebesar Rp.2000,-TransportasiRp.10.000,- Aspek psiko sosial keluargaMenganjurkan keluarga memberi dukungan kepada pasien agar selalu menjaga kesehatannya dan menasehati pasien agar tidak mudah putus asa dan bosan dalam menjalani pengobatan.Pasien dan keluarga.Pada saat kunjungan ke rumah. Keluarga memberi perhatian dan dukungan lebih kepada pasien.Transportasi Rp. 10.000,-Aspek fungsionalMenyarankan pasien untuk rajin berolahraga, seperti bermain bersama teman teman, dan lain lain.Pasien.Pada saat kunjungan ke rumah.Kualitas hidup pasien meningkat.Transportasi Rp. 10.000,-TotalRp 56.000PROGNOSISAd vitam: ad bonamAd sanationam: ad bonamAd functionam: ad bonam