laporan pendahuluan personal hygiene

16
Konsep Dasar Personal Higiene I. Definisi/Pengertian Higiene personal berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. Tujuan perawatan personal Hygiene adalah : a. Meningkatkan derajat kesehatan orang b. Memelihara kebersihan diri seseorang c. Memperbaiki personal Hygiene yang kurang. d. Pencegahan penyakit. e. Meningkatkan percaya diri seseorang. f. Menciptakan keindahan. Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene : 1. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Ganggua fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. 2. Dampak psikologis Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai 1

Upload: kadek-dea-w

Post on 17-Jul-2016

249 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

Konsep Dasar Personal Higiene

I. Definisi/Pengertian

Higiene personal berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan

dan hygiene berarti sehat. Higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya

seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh

kesejahteraan fisik dan psikologis.

Tujuan perawatan personal Hygiene adalah :

a.       Meningkatkan derajat kesehatan orang

b.      Memelihara kebersihan diri seseorang

c.       Memperbaiki personal Hygiene yang kurang.

d.      Pencegahan penyakit.

e.       Meningkatkan percaya diri seseorang.

f.       Menciptakan keindahan.

Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene :

1.      Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik. Ganggua fisik yang sering terjadi adalah

gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan

telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2.      Dampak psikologis

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

II. Epidemiologi/insiden kasus

Defisit hygiene personal dapat terjadi pada setiap orang mulai dari lahir sampai mati

(dari lahir-70 tahun) karena ketidakmampuan melakukan aktivitas sendiri, kurangnya

pengetahuan dan banyak faktor lain yang mempengaruhi.

III. Penyebab/etiologi

1.      Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri

1

Page 2: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

2.      Kurangnya Pengetahuan dan Informasi

3.      Keterbatasan Biaya

4.      Lingkungan yang Tidak Mendukung

5.      Tidak ada nya Fasilitas yang memadai

IV. Faktor predisposisi

Menurut Tarwoto Wartonah faktor-faktor yang mempengaruhi personal Hygiene

adalah :

1. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap

kebersihannya.

2. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3. Status sosioekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes

Melitus, ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

5. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan

diri seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7. Kondisi Fisik

Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

perlu bantuan untuk melakukannya.

2

Page 3: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep dalam buku

KDM menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi personal Hygiene

adalah :

1. Budaya

Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu

sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.

2. Status sosial-ekonomi

Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang

memadai. Itu semua membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan

individu akan berpengaruh pada kemampuannya mempertahankan personal hygiene

yang baik.

3. Agama

Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan

sehari-hari. Agama Islam miasalnya, umat Islam selalu diperintah untuk menjaga

kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan

mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi

kelangsunganhidup.

4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu

Kedewasaan seseorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang tersebut, salah

satunya adalah pengetahuan yang baik. Pengetahuan itu penting dalam meningkatkan

status individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi

dengan bersih setiap hari.

5. Status kesehatan

Kondisi sakit ataucedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan

perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tingkat kesehatan individu.

Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya akan jatuh sakit.

6. Kebiasaan

Ini ada kaitanya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk

tertentu dalam melakukan perawatan diri misalnya menggunakan shower, sabun

padat, sabun cair, shampo, dll. (Taylor, 1989)

7. Cacat jasmani atau mental bawaan

Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk

melakukan perawatan diri secara mandiri.

3

Page 4: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

V. Klasifikasi

Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal hygiene yaitu :

1.      Perawatan kulit kepala dan rambut.

2.      Perawatan mata.

3.      Perawatan hidung.

4.      Perawatan telinga.

5.      Perawatan kuku kaki dan tangan.

6.      Perawatan genetalia.

7.      Perawatan kulit seluruh tubuh.

8.      Perawatan tubuh secara keseluruhan.

Sedangkan menurut KDM Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin,

S.Kep, sama dengan macam personal hygiene menurut KDM Tarwoto Wartonah

hanya saja ditambah dengan perawatan gigi dan mulut.

VI. Gejala klinis

Tanda-tanda :

1. Fisik

a. Badan bau, pakaian kotor

b. Rambut dan kulit kotor

c. Kuku panjang dan kotor

d. Gigi kotor, mulut bau

e. Penampilan tidak rapi

2. Psikologis

a. Malas, tidak ada inisiatif

b. Menarik diri, isolasi

c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

3. Sosial

4

Page 5: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

a. Interaksi kurang

b. Kegiatan kurang

c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,

buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak dapat

berpakaian sendiri.

VII. Pemeriksaan fisik

A. Rambut

a. Amati kondisi rambut :

b. Keadaan kesuburan rambut

c. Keadaan rambut yang mudah rontok

d. Keadaan rambut yang kusam

e. Keadaan tekstur

B. Kepala

a. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.

b. Botak/alopesia

c. Ketombe

d. Berkutu

e. Adakah eritema

f. Kebersihan

C. Mata

a. Amati adanya tanda-tanda ikterus,

b. konjungtiva pucat,

c. sekret pada kelopak mata,

d. kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

D. Hidung

a. Kaji kebersihan hidung,

b. kaji adanya sinusitis,

c. perdarahan hidung,

d. tanda-tanda pilek,

e. tanda-tanda alergi,

f. adakah perubahan penciuman, dan

5

Page 6: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

g. bagaimana membran mukosa.

E. Mulut

a. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya.

b. Perhatikan adanya lesi,

c. tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

F. Gigi

a. Amati adanya tanda-tanda karang gigi,

b. karies,

c. gigi pecah-pecah,

d. tidak lengkap atau gigi palsu.

G. Telinga

a. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga,

b. lesi,

c. infeksi, atau

d. perubahan daya pendengaran.

H. Kulit

a. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.

b. Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

I. Kuku tangan dan kaki

a. Amati bentuk dan kebersihan kuku.

b. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

J. Genetalia

a. Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.

b. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis.

c. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.

K. Tubuh secara umum

a. Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum.

b. Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

VIII. Pemeriksaan diagnostik/Penunjang :

IX. Prognosis

Rentan terhadap penyakit karena kuman-kuman menumpuk dibadan yang merupakan

sumber penyakit.

6

Page 7: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

Kurang percaya diri akibat timbulnya bau badan yang menyengat dari metabolisme

kuman.

X. Therapy/tindakan penanganan

Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat merawat

diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien

a. Bina hubungan saling percaya

b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri

c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri

d. Membimbing dan mendorong klien merawat diri

2. Bantu klien merawat diri

a. Ajarkan ketrampilan secara bertahap

b. Buat kegiatan harian setiap hari

c. Ingatkan setiap kegiatan

d. Beri pujian serta kegiatan yang positif

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju, dll)

b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien

4. Sikap keluarga

a. Sabar dan selalu siap membantu

b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri

c. Tidak mencela atau menghina

5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri

7

Page 8: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

a. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa kebersihan diri

penting dijaga.

XI. Penatalaksanaan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana

yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu, baik

faktor pendukung maupun faktor penghambat.

b. Pemeriksaan fisik

a. Rambut

i. Amati kondisi rambut :

ii. Keadaan kesuburan rambut

iii. Keadaan rambut yang mudah rontok

iv. Keadaan rambut yang kusam

v. Keadaan tekstur

b. Kepala

i. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.

ii. Botak/alopesia

iii. Ketombe

iv. Berkutu

v. Adakah eritema

vi. Kebersihan

c. Mata

Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata,

kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

d. Hidung

Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek,

tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan bagaimana membran mukosa.

e. Mulut

8

Page 9: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-

tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

f. Gigi

Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau

gigi palsu.

g. Telinga

Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan

daya pendengaran.

h. Kulit

Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan

adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

i. Kuku tangan dan kaki

Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

i. Genetalia

Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan pola

pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.

j. Tubuh secara umum

Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya kelainan pada

kulit atau bentuk tubuh.

II. Diagnosa keperawatan yang muncul

Menurut nanda 2003, diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan

masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut diagnosa

tersebut terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu :

  Defisit perawatan diri : makan

  Defisit perawatan diri : mandi/hygiene

  Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias

  Defisit perawatan diri : eliminasi.

III. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi

Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan hygiene personal harus

meliputi beberapa pertimbangan, yaitu hal-hal yang disukai klien, kesehatan klien

serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan

9

Page 10: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

waktu yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga

yang tersedia. Berikut merupakan contoh rencana tindakan dan rasionalisasi dengan

diagnosis Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene.

Diagnosis : Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene

Yang berhubungan dengan :

Kurangnya koordinasi, sekunder akibat (sebutkan)

Kelemahan otot sekunder akibat (sebutkan)

Paralisis sebagian atau total, sekunder akibat (sebutkan)

Keadaan koma

Gangguan fisual, sekunder akibat (sebutkan)

Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstrimitas

Peralatan eksternal

Kelelahan dan nyeri pasca oprasi

Defisit kognitif

Nyeri

*Kriteria hasil :

Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai

dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang dicapai meski

dengan keterbatasan yang dimiliki.

Indikator :

         Mengungkapkan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan tubuh

         Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan adaptif

         Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi

Intervensi umum

  Kaji faktor penyebab defisit personal hygiene

  Beri kesempatan klien untuk beradaptasi kembali dengan aktivitas perawatan diri

  Lakukan intervesi umum untuk klien dengan ketidakmampuan untuk mandi

         Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan.

         Jaga suhu kamar mandi tetap hangat, cari tahu suhu air yang disukai individu.

         Berikan privasi selama mandi.

         Observasi kondisi kulit selama mandi.

10

Page 11: Laporan Pendahuluan Personal Hygiene

         Letakan seluruh peralatan mandi di tempat yang mudah dijangkau.

         Untuk klien dengan gangguan pengelihatan, letakan seluruh peralatan di dalam

lapang pandang klien atau pada tempat yang paling sesuai untuk klien.

         Berikan pengaman di kamar mandi (keset, pegangan)

         Jika klien mampu secara fisik , anjurkan ia untuk menggunkan bak mandi atau

shower , tergantung apa yang digunakan di rumah ( klien harus berlatih di rumah sakit

untuk persiapan pulang ke rumah).

         Berikan peralatan adaktif sesuai kebutuhan (misal spons dengan tangkai yang

panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi, semprotan shower yang dapat di

pegang ).

         Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki atau puntung guna

melihat integritas kulit. Mandikan bagian puntung 2 kali sehari dan yakinkan bagian

tersebut kering sebelum dibungkus atau dipasangkan prostesis.

         Berikan obat pereda nyeri yang bisa mempengaruhi kemampuan untuk mandi sendiri.

  Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi.

Rasional :

Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan perasaan

ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatnya kemampuan

merawat diri, harga diri akan meningkat ( Maherebal, 1998).

XII. Evaluasi

Dx 1 : kotor berkurang dan terkontrol

Dx 2 : pasien mampu melakukan kegiatan/aktivitas fisik walaupun masih dibantu.

11