laporan pendahuluan demam thypoid.docx

43
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM THYPOID LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM THYPOID A. PENGERTIAN Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Thyposa,Salmonella Parathypi A,B,dan C. B. ETIOLOGI Etiologi demam thypoid dan demam parathypoid adalah salmonella thypi,salmonella parathypi A,salmonella thypi B dan salmonella thypi C. C. PATOGENESIS Kuman salmonella thypi masuk ke dalam tubuh melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar.Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke dalam usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peteri di ileum terminalis yang mengalami perforasi.Di tempat ini komplikasi dengan perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi,kuman salmonellla

Upload: afrilia-via-rosa-patras

Post on 17-Sep-2015

39 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM THYPOID LAPORAN PENDAHULUANDEMAM THYPOIDA. PENGERTIANDemam thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Thyposa,Salmonella Parathypi A,B,dan C.B. ETIOLOGIEtiologi demam thypoid dan demam parathypoid adalah salmonella thypi,salmonella parathypi A,salmonella thypi B dan salmonella thypi C.C. PATOGENESISKuman salmonella thypi masuk ke dalam tubuh melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar.Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke dalam usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peteri di ileum terminalis yang mengalami perforasi.Di tempat ini komplikasi dengan perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi,kuman salmonellla thypi kemudian menembus kelamina propra terus masuk ke aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentrial dan juga mengalami hipertropi.Setelah melewati kelenjar limfe ini,salmonella thypi masuk ke dalam darah melalui ductus thuracius.Kuman-kuman salmonella thyposa lain bersarang diplaque peteri limfa,hati.Salmonella thyposa berperan pada patogenesis,salmonella thyposa merangsang sintesis dan pelepasan zat patogen oleh leukosit pada jaringan meradang.D. MANIFESTASI KLINIK1. Masa tunas demam thypoid berlangsung 10-14 hari.2. Minggu I : Keluhan dan gejala-gejala dengfan penyakit infeksi akut pada umumnya demam,nyeri kepala,pusing,nyeri otot,anoreksia,mual,muntah,konstipasi/diare,perasaan tidak enak di perut,batuk dan epistaksis,pada pemeriksaan hanya didapatkan peningkatan suhu badan.3. Minggu II : Gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,bradikardi relatif,lidah khas (kotor di tengah,tepi dan ujung merah dan tremor),hepatomegali,splenomegali,gangguan mental berupa samnolen,strupor,koma,delirion/psikos.E. KOMPLIKASIKomplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :1. Komplikasi intestinala. Perdarahan usus,ditemukan pada pemeriksaan tinja.Jika perdarahan banyak terjadi melena,dapat disertai nyerib. Perforasi usus : timbul pada minggu ketiga dan terjadi pada bagian distal ileumc. Ileus paralitik2. Komplikasi ekstraintestinala. Komplikasi kardiovaskuler Kegagalan sirkulasi perifer (sumbatan sepsis),miokarditis,trombosit.b. Komplikasi darah :Anemia hemaulitik,trombosmopenia dan atau disseminuted intravaskuler coaguction (D : C) dan sindrom uremia hemotolik c. Komplikasi paru : pneumonia,empiema,dan pleuritisd. Komplikasi hepar dan kantong empedu : hepatitis dan kolesistesis e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,plelonefritis,dan pennefritisf. Komplikasi tulang : osteomelitis,periostitis,spondilitis dan artritisg. Komplikasi neuropsikiatrik : Deurium,meningismus,meningitis,pouneuritis perifer,sindrom guillan-barre,psikosis dan sindrom kototonsa.F. TEST DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan leukositPada kebanyakan kasus demem thypoid,jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada dalam batas-batas normal,malahan kadang-kadang terdapat leukositosis,walaupun tidak ada komplikasi ataupun infeksi sekunder.Oleh karena itu,pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam thypoid.2. Pemeriksaan SGOT/SGPTSGOT dan SGPT seringkali meningkat,tetapi kembaloi ke normal setelah sembuhnya demam thypoid.Peningkatan SGOT dan SGPT tidak memerlukan pengobatan.3. Biakan darahBiakan darah (+) memastikan thypoid tetapi biakan darah (-) tidak memungkinkan demam thypoid.Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor : Tekhnik pemeriksaan laboratoriumHasil pemeriksaan satu lab berbeda dengan yang lain,dan berbeda dari waktu ke waktu.Hal ini disebabkan oleh perbedaan tekhnik dan media biakan yang digunakan. Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakitPada demam thypoid biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu I penyakit dan berkurang pada minggu berikutnya.Pada waktu kambuh biakan bisa (+) lagi. Vaksinasi di masa lampauVaksinasi terhadap demam thypoid di masa lampau menimbulakan antibodi pada darah pasien.Antibodi ini dapat menekan bakterimia sehingga mungkin biakan darah negatif. Uji widalUji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglunitinin).Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum pasien demam thypoid.Juga pada orang yang pernah ketularan salmonella dan pada orang yang pernah di vaksinasi demam thypoid.Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah digunakan dan diolah laboratorium.Tujuan uji wiadal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum pasien yang di duga menderita demam thypoid.G. PENATALAKSANAAN MEDISPengobatan demam thypoid terdiri atas 3 bagian yaitu :1. Perawatan Tirah baring absolut sampai minimal tujuh hari dari bebas demam atau dari 14 hari.Tujuan dari tirah baring adalah untuk menjaga tidak terjadinya komplikasi perdarahan di usus (perforasi).Mobilisasi klien dilakukan secara bertahap sesuai dengan pulihnya kekuatan klien.2. Diet Diet lunak : makanan harus mengandung cukup cairan,kalori dan tinggi protein Pemberian makanan pada dini hari yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa.3. Obat-obatanPROSES KEPERAWATANA. Data Dasar Asuhan Keperawatan1. Peningkatan suhu tubuh2. Kelelahan3. Nafsu makan menurun4. Perut kembung,konstipasi5. Nyeri abdomen,mual,muntah,sakit kepala6. Lidah kotorB. Asuhan Keperawatan1. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d invasi kuman ke dalam usus halusTujuan : - Badan teraba tidak panas lagi- Suhu tubuh normal (36-37C)- Ekspresi wajah ceriaIntervensi : Observasi TTV terutama suhu tubuh tiap 2 jamRasional : Pada pasien thypoid ,TTV dapat meningkat secara tiba-tiba khususnya suhu tubuh Kompres air hangatRasional : Terjadi dilatasi pembuluh darah dan pori-pori kulit sehingga panas tubuh dapat menurun Anjurkan klien banyak minum air putihRasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerapRasional : Dapat mengurangi rasa gerah dan mempercepat proses pertukaran udara disekitarnya Atur ventilasi ruanganRasional : Suhu ruangan yang rendah dan suhu tubuh yang meningkat menyebabkan terjadinya konveksi Penatalaksanaan pemberian obatRasional : Untuk menurunkan suhu tubuh klien2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d proses infeksi pada usus halusTujuan : - Porsi makan dihabiskan- Klien mengatakan nafsu makan meningkat- Tidak ada mual dan muntahIntervensi : Kaji pola makan tiap hariRasional : Mengetahui kebutuhan nutrisi klien Berikan makanan lunakRasional : Mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban yang tinggi pada usus Anjurkan menjaga kebersihan oral/mulutRasional : Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut/lidah,dan dapat meningkatkan nafsu makan Berikan makanan dalam porsi kecil tapi seringRasional : Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan mencegah mual dan muntah3. Gangguan istirahat tidur b/d peningkatan suhu tubuhTujuan : - Konjungtiva tidak pucat- Klien nampak segar- Klien tidur 6-8 jam- Klien mengatakan tidurnya nyenyak/pulasIntervensi : Kaji pola istirahat klienRasional : Untuk mengetahui pola istirahat klien sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya Anjurkan tekhnik distraksi sebelum tidur seperti nonton TV,membaca bukuRasional : Dapat mengalihkan perhatian dari rasa ketidaknyamanan sehingga klien dapat tidur pulas Ciptakan lingkungan yang tenang/nyaman untuk istirahat dengan membatasi pengunjungRasional : Menurunkan stimulasi nyeri Berikan HE pada klien dan keluarga tentang pentingnya istirahat cukup (6-8 jam)Rasional : Memberikan motivasi klien untuk meningkatkan istirahat tidur4. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan mukosa ususTujuan : - Klien tidak nampak meringis- Ekspresi wajah ceriaIntervensi : Kaji tingkat nyeri klienRasional : Mengetahui karakteristik nyeri dan sebagai indikator dalam intervensi selanjutnya. Observasi TTV klienRasional : Nyeri adalah rangsangan sensori yang dapat mempengaruhi TTV terutama nadi dan suhu tubuh Anjurkan tekhnik relaksasi napas dalamRasional : Dapat mengurangi nyeri Kolaborasi pemberian analgetikRasional : Dapat menghambat rangsangan nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart.2002.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah,Edisi 8.EGC.Jakarta. Doenges,Marylin,E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Penerbit EGC.Jakarta. Markel E.K,Vaye M.1981.Medikal Parasitologi.Citra Aditya Bakti.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NnM DENGAN MASALAH KDMGANGGUAN POLA ISTIRAHAT / TIDURDI RUANG BAJI ADA RSUDLABUANG BAJI

I. DATA BIOGRAFIA. BiodataNama : Nn.MUsia : 19 tahunJenis kelamin : PerempuanAlamat : Jln.Mannuruki 1 No.4 RT/01 TamalateSuku : MakassarStatus : -Agama : IslamPekerjaan : MahasiswiDiagnosa medik : ThypoidNo RM : 053218Tgl masuk RS : 14 Januari 2007 Tgl pengkajian : 15 Januari 2007B. Penanggung JawabNama : Tn.MUsia : 58 tahunJenis kelamin : laki-lakiPekerjaan : PNSHubungan dengan klien : Orangtua

II. RIWAYAT KELUHAN Keluhan utama : demam

Alasan masuk RS :Klien mengalami demam tinggi sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS,demamnya biasa tinggi pada waktu siang atau malam hari.Demam klien ini disertai sakit kepala dan nyeri tulang tapi skalanya ringan.Kemudian keluarga membawa klien untuk memeriksakan diri di dokter dan dianjurkan untuk rawat inap di RSUD Labuang Baji pada tanggal 14 Januari 2007.III. RIWAYAT KESEHATAN Riwayat kesehatan sekarangRiwayat penyakit :Provoavtive : Klien dan keluarga mengatakan ini disebabkan karena demam yang dirasakan saat ini.Quality : Klien mengatakan keluhan ini disertai sakit kepala dan kurang nafsu makanRegion : Keluhan dirasakan klien diseluruh tubuhSerenity : Keluhan dirasakan terus menerusTiming : Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS sampai sekarang.Bertambah berat bila beraktivitas dan berkurang bila di kompres,istirahat dan minum obat. Riwayat kesehatan sekarang- Penyakit yang pernah dialami yaitu influenza- Klien tidak ada riwayat alergi baik makanan/minuman maupun obat-obatan- Klien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya- Tidak pernah mengalami kecelakaan

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL1. Pola konsep diriKlien mengatakan bahwa penyakit yang diderita merupakan cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan bagian kehidupannya yang harus diterima dengan tabah dan sabar dalam menghadapinya.2. Pola kopingKlien ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan keluarganya.3. Pola kognitifKlien mengetahui banyak tentang penyakitnya.4. Pola interaksiKlien dapat berinteraksi dengan baik pada perawat dan keluarganya.V. RIWAYAT SPIRITUAL Sebelum sakit klien taat beribadah dan setelah sakit tidak dapat beribadah lagi karena kondisinya. Keluarga sangat mendukung dalam penyembuhan klien agar cepat berkumpul dengan keluarganya. Ibadah yang dilakukan yaitu shalat 5 waktu.VI. PEMERIKSAAN FISIKA. Keadaan umum klien : Klien nampak lemah,ekspresi wajah murung,penampilan dengan usia Sesuai.TB : 151 cm,BB : 41 kg.B. Tanda-tanda vitalTD : 110/70 mmHg N : 92 x/ menitSB : 38.7C P : 24x/menitC. Sistem Pernapasan HidungInspeksi : - Simetris kiri dan kanan- Tidak ada sekret/polip- Tidak nampak adanya pernapasan hidungPalpasi : - Tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis,maxillaris dan eithmoidalis\ LeherInspeksi : - Tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid DadaInspeksi : - Bentuk dada normal chestAuskultasi : - Suara napas vesikuler- Tidak ada bunyi napas tambahanD. Sistem Kardiovaskuler Conjungtiva anemis Bibir Nampak kering Arteri carotis teraba Peningkatan tekanan vena jugularis Bunyi jantung 1 lup terdengar pada ICS 4-5 linea sternalis kiri Bunyi jantung 2 dub terdenagr pada ICS 2-3 linea sternalis kanan Bunyi jantung lain tidak terdengarE. Sistem Pencernaan Bibir Nampak kering Tidak ada stomatitis,kemampuan menelan baik Gaster agak kembung Kemampuan bicara baikG. Sistem Indera1. Mata : - Kelopak mata agak cekung,penutupan mata sempurna- Skelera tidak ikterus,konjungtiva Nampak anemis- Pupil mata miosis jika dirangsang dengan cahaya- Tekanan bola mata lunak2. Hidung : - Tidak ada secret- Penciuman bagus- Tidak ada mimisan,oedema dan radang3. Telinga : - Tidak ada serumen- Telinga simetris kiri dan kanan- Pendengaran baik

H. Sistem Saraf1. Fungsi Serebral Status mental : Klien dapat mengingat waktu,tempat serta orang disekitarnya Kesadaran composmentis Bicara (ekspresif) : Klien dapat mengekspresikan dan mengungkapkan perasaannya(Resiptive) : Klien mampu menjawab pertantaan yang diberikan2. Fungsi Cranial Nervus I (olfaktorius) : Klien mampu membedakan jenis bau-bauan Nervus II (optikus) : Klien mampu menggerakkan bola matanya kesegala arah,penglihatan baik Nervus III,IV,VI (okulamotorius,trachialis,abducens) : Klien dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah,klien dapat membuka mata secara spontan,pupil isokor terhadap cahaya Nervus V (trigeminus) : Klien mampu merasakan rangsangan pada wajahnya Nervus VII (facialis) : Gerakan otot wajah tidak mengalami gangguan,klien bias menggerakkan ke kiri dan kanan Nervus VIII (vestibulokhelehiaris) : Pendengaran klien berfungsi dengan baik Nervus IX (glosofaringeus) : Klien mampu membedakn manis dan pahit Nervus X (vagus) : Kemampuan klien menelan baik Nervus XI (aksesorius spinal) : Gerakan otot lemah tetapi mampu menggerakkan kaki dan tangannya Nervus XII (hipoglassus) : Lidah klien bias digerakkan kesegala arah3. Fungsi Motorik Massa otot : Tidak ada gangguan pada fungsi motorik Tonus otot : Klien mampu menggerakkan ototnya walaupun lemah Kekuatan otot : Kekuatan otot masih lemahI. Sistem Muskuskeletal Bentuk kepala mesochepal Tidak ada kelainan pada vertebrae Klien mampu menggerakkan tubuhnya Tidak ada kelainan pada pelvis Klien mampu berjalan meskipun lemah Tidak ada oedema pada kaki dan tanganJ. Sistem IntegumenRambut : - Distribusi rambut merata- Warna rambut hitam- Kebersihan rambut baikKulit - Kulit sawo matamg- Kulit terasa panas pada kepala (ekstremitas atas dan bawah)- Turgor kulit baikKuku : - Kebersihan baikK. Sistem Endokrin Tidak Nampak adanya pembesaran kelenjar tiroid Tidak ada ekskresi urine berlebihan Tidak ada riwayat urine dikelilingi semutL. Sistem Perkemihan Tidak ada oedema palpebra Tidak nampak adanya moon face Tidak ada riwayat nocturia,disuria,dan kencing batuM. Sistem ReproduksiTidak dikaji karena menurut klien tidak ada kelainanN. Sistem ImmunTidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan minuman,obat-obatan,debu,dan bulu binatang,tidak ada riwayat transfuse darah,penyakit yang berhubungan dengan cuaca yaitu flu

Jenis kegitanSebelum sakitSaat sakit

Nutrisi

- nafsu makanBaikKlien mengatakan kurang nafsu makan

- menu makananNasi,lauk,sayurBubur,telur,sayur

- frekuensi3-4 x sehari3 x sehari

Cairan

- jenis minumanAir putih,susuAir putih

- frekuensi5-6 gelas sehari 1000 cc

Eliminasi

BAB

- frekuensi1 x sehari1 x sehari

- konsistensiPadatAgak encer

BAK

- frekuensi4-5 x sehari3-4 x sehari

- warnaKuningkuning

- bauAmoniakamoniak

Pola tidur

Siang/lama tidur15.00-17.00 WITATidak tentu

Malam/lama tidur22.00-05.00 WITATidak tentu

Personal hygiene

Mandi

- frekuensi2 x sehari1 x sehari

- caraDiguyurDilap basah pakai waslap

- alat mandiSabun dllwaslap

Cuci rambut

-frekuensi3 x semingguBelum pernah

-alatShampoo-

Guntung kuku

- frekuensi1 x seminggu-

- alatGunting kuku-

Gosok gigi

-frekuensi3 x sehari2 x sehari

- alatSikat gigi + pasta gigi-sds-

VIII. TEST DIAGNOSTIK Pemeriksaan LabSGOT : 16 /L MCHC : 31.3 g/dlSGPT : 7 /L PLT : 171 x 103/lUreum : 19,9 mg/100 ml LYM % : + 61.1 %Kreatinin : 0.60 mg/100 ml MXD % : 16.7 %GDS : 93 mg/100 ml NEUT % : -22.2 %WBC : -2.4 x 103/l LYM # : 1.5 x 103/lRBC : 4.28 x 106/l MXD # : 0.4 x 103/lHB : 11.6 g/dl NEUT # : 0.5 x 103/lHCT : 37.1 % RDW : 12.8 %MCV : 86.7 fl PDW : 10.5 flMPV : 9.3 fl P-LCR : 19.3 % Terapi- Diet lunak 1800 kalori- IVFD RL 28 / tetes- Dexanta 3 x 1- PCT 3 x 1- Chlorampenicol 500 mg 3 x 1

DATA FOKUS

Nama Klien : Nn. N Ruang Rawat : BAJI ADA IIDATA SUBYEKTIFDATA OBYEKTIF

Klien mengatakan badannya panas Badan klien teraba panas

Klien mengatakan lemah Bibir nampak kering

Klien mengatakn kurng nafsu makan Porsi makan tidak dihabiskan hanya 3 sendok makan

Klien mengatakan susah tidur Klien Nampak meringis

Klien mengatakan kurang tidur Lidah Nampak kotor

Klien Nampak lemah

Conjungtiva pucat

TTV :

TD : 110/70 mmHg N : 92 x / menit

SB : 38.70C P : 24 X / menit

ANALISA DATA

NODATAETOLOGIMASALAH

DS : - Klien mengatakan susah tidur- Klien mengatakan kurang tidurDO : - Klien Nampak lemah- Conjungtiva anemis Peningkatan suhu tubuh

Merangsang SSO

Mengaktivas noreepinephrin

Saraf simpatis terangsang untuk memacu RAS mengaktifkan kerja organ tubuh

REM menurun

Klien terjaga

Gangguan Istirahat Tidur

PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi kuman ke dalam usus halus,ditandai dengan :DS : - Klien mengatakan badannya panasDO : - Badan klien teraba panas- Klien nampk meringis- Bibir Nampak kering- TTV :TD : 110/70 mmHg N : 92 x / menitSB : 38.70C P : 24 x / menit2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan proses infeksi pada usus halus,ditandai dengan :DS : - Klien mengatakan kurang nafsu makanDO: - Porsi makan tidak dihabiskan hanya 3 sendok saja- Klien Nampak lemah- Lidah Nampak kotor- Bibir Nampak kering3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh,ditandai dengan :DS : - Klien mengatakan kurang tidur- Klien mengatakan susah tidurDO : - Klien Nampak lemah- Conjungtiva pucat

CATATAN PERKEMBANGAN HARI PERTAMA

Hari/TGLNDXJAMIMPLEMENTASIEVALUASI

Selasa15-01-07II

10.00

10.05

10.10

10.15 Mengkaji pola istirahat tidur klien.Hasil : Klien tidur 4 jam Menganjurkan tekhnik distraksi sebelum tidur seperti nonton TV,membaca,dll.Hasil : Klien tidak dapat melakukan Menciptakan lingkungan yang tenang dengan membatasi pembesuk.Hasil : Ibu klien mengatakan tidak bisa membatasinya karena setiap hari temannya dating Memberikan HE pada klien dan keluarga tantang pentingnya istirahat cukup (6-8 jam).Hasil : Klien dan keluarga mengerti dan mau melaksanakanRabu,16-01-07S : - Klien mengatakan susah untuk tidurO : - Klien Nampak lemah- Klien tidur 4 jamA : - Masalah belum teratasiP : - Lanjutkan intervensi1.Mengkaji pola istirahat2.Menganjurkan tekhnik distraksi3.Menciptakan lingkungan tenang4.Berikan HE tentang pentingnya tidur cukup

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA

Hari/TGLNDXJamIMPLEMENTASIEVALUASI

Kamis19-01-07III10.00 Mengkaji pola istirahat tidur klien. Hasil : Klien tidur 6 jam Menganjurkan tekhnik distraksi sebelum tidur seperti nonton TV,membaca,dll. Hasil : klien melaksanakan Menciptakan lingkungan yang tenang. Hasil : Keluarga melaksanakanJumat,20-01-07S : - Klien mengatakan tidurnya pulasO : - Klien tidur 7 jamA : Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi1.Kaji pola istirahat klien2.Anjurkan tekhnk distraksi3.Ciptakan lingkungan yang tenang

RENCANA KEPERAWATAN

NODIAGNOSAKEPERAWATANPERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSIRASIONAL

1.Gangguan istirahat tidur b/d peningkatan suhu tubuh,ditandai dengan :DS : - Klien mengatakan kurang tidur- Klien mengatakan susah tidurDO: - Klien Nampak lemah- Conjungtiva anemis Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi,dengan criteria :- Klien tidur 6-8 jam sehari- Klien Nampak segar- Klien tidur pulas- Conjungtiva tidak anemis1.Kaji pola istirahat tidur klien

2.Anjurkan tekhnik distraksi sebelum tidur seperti nonton TV,membaca,dll

3.Ciptakan lingkungan yang tenang dengan membatasi pembesuk4.Berikan HE tentang pentingnya tidur yang cukup1.Untuk mengetahui pola istirahat tidur klien sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya2.Dapat mengalihkan perhatian dari rasa ketidaknyamanan sehingga klien dapat tidur pulas3.Menurunkan stimulasi nyeri

4.Memberikan motivasi kepada klien untuk meningkatkan istirahat tidur