laporan lengkap makanan minuman

Upload: hyureaper

Post on 10-Feb-2018

277 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    1/69

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    LAPORAN PRAKTIKUM

    UJI MIKROBIOLOGI MAKANAN, MINUMAN,

    SEDIAAN NON STERIL, KOSMETIK,

    DAN OBAT TRADISIONAL

    OLEH :

    KELOMPOK IV

    RUDIARFIANSYAH ARI KURNIAWATI

    EVI MUSTIQAWATI NATALIA WIJOYO

    HARDYANTI HARAHAP SULTAN

    SONIA RANGGA SALU

    GOLONGAN JUMAT PAGI

    ASISTEN : ANDI DIAN PERMANA, S.Si., Apt.

    MAKASSAR

    2011

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    2/69

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Makanan manusia berasal dari dua sumber besar yaitu berupa

    tanaman dan hewan, oleh karena tidak mengherankan kalau sejak bahan

    baku sampai menjadi bahan makanan dan minuman yang siap untuk

    digunakan dan dimakan dan diminum tidak akan terbebas dari pengaruh

    adanya mikroorganisme.(1)

    Mikroorganisme yang kita kenal berada dimana-mana, ada

    makanan/minuman, sediaan-sediaan farmasi, selokan-selokan, air dan

    alam sekitar kita. Yang menjadi permasalahan apakah mikroorganisme

    yang kita kenal tidak membahayakan bagi diri kita khususnya manusia. Ini

    tergantung dari sifat dan jumlah mikroorganisme yang ada pada atau

    melekat pada diri kita. Sehingga berdasarkan hal inilah kita perlu

    mengadakan uji mikrobiologis yang dalam hal ini terkhusus bagi produk-

    produk yang berkaitan dengan bidang kefarmasian.(1)

    Kualitas mikrobiologis dari suatu obat, makanan/minuman dan

    kosmetik selain tergantung dari proses pembuatan juga sangat tergantung

    dari kualitas bahan baku dan bahan tambahannya. Obat-obatan,

    makanan/minuman dan kosmetik yang terbuat oleh industri di Indonesia

    menggunakan bahan baku dan bahan tambahan, umumnya berasal dari

    luar negeri, oleh karena di dalam pengadaannya bahan-bahan tersebut

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    3/69

    mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan dalam waktu yang

    cukup lama. Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan

    mikroba di dalamnya.(3)

    Kemungkinan pada produk-produk tersebut dapat ditumbuhi

    mikroorganisme, sehingga dapat menyebabkan perubahan-perubahan

    dalam karakter aktifitas dan jika mikroorganisme tersebut pathogen dapat

    menyebabkan terjadinya infeksi yang dapat membahayakan konsumen.(3)

    Jadi percobaan ini ditujukan menentukan tingkat cemaran mikroba

    pada bahan makanan dan minuman, obat tradisional dan sediaan non

    steril yang banyak beredar di masyarakat.

    I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

    I.2.1 Maksud Percobaan

    Mengetahui dan memahami cara-cara penentuan tingkat

    pencemaran suatu produk makanan dan minuman, obat tradisional,

    sediaan non steril dan kosmetik secara mikrobiologi.

    I.2.2 Tujuan Percobaan

    1. Menentukan tingkat pencemaran mikroorganisme pada sampel

    Susu Bendera Kaleng, Ikan Kaleng, Sosis Siap Makan, Jamu (dalam

    bentuk Pill), Air Soda dengan menggunakan Angka Lempeng Total (ALT)

    bakteri dan kapang, serta uji bakteri patogen Salmonella thyposa,

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    4/69

    Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli

    dengan media tertentu.

    2. Menentukan tingkat pencemaran mikroorganisme pada sampel

    Emulsi (Scotts Emulsion), Komix, Paracetamol, Promag, Tablet C.T.M.

    dengan menggunakan Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan kapang,

    serta uji bakteri patogen Salmonella thyposa, Staphylococcus aureus,

    Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia colidengan media tertentu.

    3. Menentukan tingkat pencemaran mikroorganisme pada sampel

    Rexona (Cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food,dan Bedak

    Dingin dengan menggunakan Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan

    kapang, serta uji bakteri patogen Staphylococcus aureus, Psuedomonas

    aeruginosa, dan Candida albicans dengan media tertentu.

    I.3 Prinsip Percobaan

    1. Pengujian ALT bakteri pada sampel Susu Bendera Kaleng, Ikan

    Kaleng, Sosis Siap Makan, Jamu (Dalam Bentuk Pil), Air Soda, Emulsi

    (Scotie Emultion), Komix, Paracetamol, Promag, Tablet C.T.M.,

    Rexona (Cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan Bedak

    Dingin berdasarkan perhitungan jumlah koloni yang tumbuh dengan

    tingkat pencemaran tertentu setelah cuplikan sampel diinokulasikan pada

    medium NA (Nutrien Agar) dan diinkubasikan pada suhu 37C selama 1 x

    24 jam.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    5/69

    2. Pengujian ALT kapang pada sampel Susu Bendera Kaleng, Ikan

    Kaleng, Sosis Siap Makan, Jamu (Dalam Bentuk Pil), Air Soda, Curcuma

    Plus Emulsion, Komix, Paracetamol, Promag, Tablet C.T.M., Rexona

    (cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan Bedak Dingin

    berdasarkan perhitungan jumlah koloni yang tumbuh dengan tingkat

    pencemaran tertentu setelah cuplikan sampel diinokulasikan pada

    medium PDA (Potato Dextrose Agar) dan diinkubasikan pada suhu 25C

    selama 3 x 24 jam.

    3. Uji adanya bakteri Coliform (Escherichia coli) pada sampel Susu

    Bendera Kaleng, Ikan Kaleng, Sosis Siap Makan, Jamu (Dalam Bentuk

    Pil), Air Soda, Curcuma Plus Emulsion, Komix, Paracetamol, Promag,

    Tablet C.T.M berdasarkan adanya pertumbuhan Escherichia coli pada

    sampel, yang diinokulasikan pada medium LB (Lactose Broth), yang

    ditandai dengan adanya perubahan warna medium dari hijau menjadi

    kuning serta adanya gas pada tabung Durham setelah diinkubasi pada

    suhu 37oC selama 1 x 24 jam, serta pertumbuhan lanjutan pada medium

    EMBA (Eosin Metilen Blue Agar) dan diinkubasi terbalik pada suhu 37 oC

    selama 1 x 24 jam, yang menghasilkan zona merah dan pertumbuhan

    koloni bakteri berwarna hijau metalik.

    4. Uji adanya bakteri Salmonella typhosa pada sampel berdasarkan

    adanya pertumbuhan Salmonella typhosa pada sampel sampel Susu

    Bendera Kaleng, Ikan Kaleng, Sosis Siap Makan, Jamu (Dalam Bentuk

    Pil), Air Soda, Rexona (cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food,

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    6/69

    dan Bedak Dingin yang diinokulasikan pada medium SCB (Selenite

    Cystine Broth), yang ditandai dengan adanya kekeruhan dan timbulnya

    endapan setelah diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam, serta

    pertumbuhan lanjutan pada medium SSA (Salmonella Shigella Agar) dan

    diinkubasi terbalik pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam, yang menghasilkan

    zona kuning dan pertumbuhan koloni bakteri berwarna hitam.

    5. Uji adanya bakteri Staphylococcus aureus pada sampe sampel

    Susu Bendera Kaleng, Ikan Kaleng, Sosis Siap Makan, Air Soda, Rexona

    (cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan Bedak Dingin

    berdasarkan adanya pertumbuhan Staphylococcus aureus pada sampel,

    yang diinokulasikan pada medium PW (Pepton Water), yang ditandai

    dengan adanya kekeruhan dan timbulnya endapan setelah diinkubasi

    pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam, serta pertumbuhan lanjutan pada

    medium VJA (Vogel Johnson Agar) yang mereduksi kalium tellurit,

    menghidrolisa kuning telur dan mengkoagulasi plasma menghasilkan zona

    kuning dan pertumbuhan koloni bakteri berwarna hitam setelah diinkubasi

    pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.

    6. Uji adanya bakteri Pseudomonas aeruginosa pada sampel

    Rexona (cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan Bedak

    Dingin berdasarkan adanya pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

    pada sampel, yang diinokulasikan pada medium TSB (Tryptine Soy Broth),

    yang ditandai dengan adanya kekeruhan dan timbulnya endapan setelah

    diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam, serta pertumbuhan lanjutan

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    7/69

    pada medium CETA (Cetrimida Agar) yang menghasilkan warna kehijauan

    yang berfluoresensi pada UV setelah diinkubasi pada suhu 37o

    C selama 1

    x 24 jam.

    7. Uji adanya bakteri Vibrio cholerae pada sampel Rexona (cream),

    Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan Bedak Dingin berdasarkan

    adanya pertumbuhan Vibrio cholera pada sampel yang diinokulasikan

    pada medium Pepton Water (PW) setelah diinkubasi pada suhu 37oC

    selama 1x24 jam, yang menghasilkan kekeruhan dan timbul endapan

    serta pertumbuhan lanjutan pada medium Thiosulfate Citrate Bile Salts

    Agar(TCBSA) dengan hasil positif warna koloni kuning.

    8. Uji adanya jamurCandida albicans pada sampel Rexona(Cream),

    Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan Bedak Dingin berdasarkan

    adanya pertumbuhan Candida albicans pada sampel, yang diinokulasikan

    pada medium SDB (Seboroud Dextrosa Broth), yang ditandai dengan

    adanya kekeruhan dan timbulnya endapan setelah diinkubasi pada suhu

    kamar selama 3 x 24 jam, serta pertumbuhan lanjutan pada medium PDA

    (Potato Dextrosa Agar) yang menghasilkan zona kekuningan dan

    pertumbuhan koloni bakteri berwarna putih setelah diinkubasi pada suhu

    kamar selama 3 x 24 jam.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    8/69

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori Umum

    Uji mikrobiologis adalah suatu uji yang digunakan untuk

    identifikasi jenis mikroorganisme yang meliputi kelompok organisme

    bakteri maupun cendawan dan untuk menghitung jumlah organisme. (1)

    Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin

    dan mineral. Bahan makanan merupakan media pertumbuhan yang baik

    berbagai macam mikroorganisme. Meskipun banyak mikroorganisme tidak

    berbahaya bagi manusia, beberapa mikroorganisme bersifat

    menguntungkan, misalnya dapat menghasilkan produk-produk makanan

    khusus seperti keju. (2)

    Senyawa utama yang menyusun bahan makanan terdiri dari

    protein, karbohidrat dan lemak/lipida, sangat cepat diuraikan oleh kegiatan

    mikroba yang terkandung di dalamnya (melalui proses enzimatik). Dalam

    proses penguraian itu dihasilkan senyawa-senyawa baru yang

    berhubungan dengan proses yang terjadi. Proses enzimatik ini bisa

    berlangsung dengan dua cara : (2)

    a. Secara anaerobik (tanpa kehadiran oksigen)

    b. Secara aerobik (dengan kehadiran oksigen).

    Sebaliknya, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang

    perlu ditumbuhi mikroorganisme terlebih dahulu supaya jadi dan lezatnya

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    9/69

    bertambah. Pembuatan keju, tempe, tape, minuman anggur, tuak dan lain-

    lainnya lagi akan tidak berhasil jika tidak dengan pertolongan

    mikrorganisme. (3)

    Makanan yang disukai manusia, pada umumnya juga disukai oleh

    mikrorganisme. Dengan demikian maka mikrorganisme itu pada dasarnya

    merupakan saingan bagi manusia. (3)

    Prosedur-prosedur mikrobiologis untuk pemeriksaan bahan

    makanan memanfaatkan teknik-teknik mikroskopik dan metode-metode

    pembiakan. Bermacam-macam media selektif dan deferensial digunakan

    secara ekstensif untuk memudahkan isolasi dan perhitungan tipe-tipe

    mikroorganisme tertentu. Macam pemeriksaan yang dilakukan ditentukan

    oleh tipe produk pangan yang akan diperiksa dan tujuan pemeriksaan. (4)

    Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai

    uji yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik.

    Uji mikrobiologi merupakan salah uji yang paling penting, karena selain

    dapat menduga daya simpan suatu makanan, juga dapat digunakan

    sebagai indikator keamanan makanan. (4)

    Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap bahan

    pangan meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya

    tahan suatu makanan, uji kualitataif bakteri patogen untuk mennetukan

    tingakat keamanan, dan uji bakteri indikator untuk menentukan tingakat

    sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap setiap

    bahan pangan tidak sama tergantung dari berbagai faktor seperti jenis ,

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    10/69

    cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanganan dan konsumsinya,

    kelompok konsumen dan berbagai factor lainnya. (4)

    Berbagai penyakit dan infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi

    karena memakan makanan yang terkontaminasi dengan organisme

    patogen. Hal ini khususnya benar untuk infeksi usus seperti Escherichia

    coli enterotoksigen, kolera, disentri dan tifus. Infeksi makanan terjadi

    karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang

    mampu sembuh atau bersporulasi dalam usus, yang menimbulkan

    penyakit. Organisme penting yang menimbulkan Clostridiumperfringens,

    Vibrio parahaemolyticus dan sejumlah jenis Salmonella yang berlainan.

    Sebaliknya, peracunan makanan tidak disebabkan oleh menelan

    organisme hidup melainkan dengan kemasukan toksin atau substansi

    beracun yang disekresi ke dalam makanan, tetapi apabila toksin itu sendiri

    tidak dimusnahkan, peracunan makanan yang hebat dapat terjadi dengan

    memakan makanan tersebut. Organisme yang menyebabkan peracunan

    makanan mencakup Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum, dan

    Bacillus cereus. (1)

    Pengujian mikrobiologis pada sediaan-sediaan farmasi terdiri dari

    uji angka lempeng total dan uji adanya bakteri serta jamur. Metode yang

    digunakan untuk menghitung jumlah bakteri atau jamur dalam suatu

    sample digunakan dua metode yaitu secara langsung dan tidak langsung.

    Metode langsung menggunakan hemositometer atau colony counter.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    11/69

    Metode tak langsung menggunakan metode hitungan cawan, metode

    turbidimetri, dan metode Most Probable Number. (5)

    Kosmetik adalah sediaan atau padatan yang siap digunakan pada

    bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kulit kuku, bibir, organ

    kelamin luar, gigi, rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya

    tarik, merubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,

    memperbaiki bau badan, tetapi tidak untuk menyembuhkan atau

    mengobati suatu penyakit. (6)

    Pada tahun-tahun terakhir ini sediaan kosmetik oleh para industri

    dibuat secara besar-besaran. Dengan demikian sediaan dapat memakan

    waktu yang cukup lama baik dalam penyimpanan maupun dalam

    peredarannya. Sehingga dengan demikian akan memberi kemungkinan

    timbulnya beberapa mikroba di dalamnya. Adanya mikroba tersebut dalam

    kosmetik tidak dikehendaki, karena dapat menyebabkan terjadi

    perubahan-perubahan karakter organoleptis, atau terjadi perubahan

    bahan. Selain itu juga dari jenis mikroba patogen dapat menyebabkan

    penyakit infeksi pada konsumen. Apabila ditinjau dari pengaruhnya

    terhadap sediaan stabilitas kosmetik, maka kontaminasi mikrobiologis

    dapat menurunkan kualitas sediaan kosmetik tersebut. Atau terjadi

    perubahan rasa, warna, bau spesifik, bercak-bercak miselium, kekeruhan

    warna, perubahan pH, dan lain-lain. (5)

    Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki

    karena dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    12/69

    organoleptis, perubahan atau kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam

    obat yang bersangkutan. Selain itu mikroba yang tumbuh dapat

    berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen,

    tetapi bila jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang

    merugikan. Penyakit-penyakit yang dapat timbul karena adanya mikroba

    didalam obat-obatan non steril, dapat mengakibatkan terjadinya infeksi

    dari bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil racun. (5)

    Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah

    yang penting untuk diperhatikan. Obat-obatan steril sudah lama dikenal

    syarat kualitas mikrobiologisnya, tetapi preparat farmasi non steril baru

    beberapa tahun terakhir ini mendapatkan perhatian dan mulai

    diadakannya persyaratan. Pada umumnya obat-obatan dibuat oleh

    industri secara besar-besaran. Sediaan tadi memakan waktu yang cukup

    lama dalam penyimpanan, dan hal ini selama dalam penyimpanan atau

    peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di

    dalamnya. (5)

    II.2 Uraian Bahan

    1. Alkohol (6 : 65)

    Nama resmi : Aethanolum

    Sinonim : Etanol, alkohol

    RM / BM : C2H5OH / 46,06

    Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan

    mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    13/69

    terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

    berasap

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan

    dalam eter p

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

    Kegunaan : Sebagai Antiseptik dan desinfektan

    2. Aquadest (6 : 96)

    Nama resmi : Aqua Destillata

    Sinonim : Aquadest / Air Suling

    RM / BM : H2O / 18,02

    Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak

    berbau

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai pelarut

    3. Agar (6 : 74)

    Nama resmi : Agar

    Sinonim : Agar-agar

    Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selapu dan

    berekatan, berbentuk keeping, serpih, atau butiran

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai pemadat medium

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    14/69

    4. Pepton (6 : 721)

    Nama Resmi : Pepton

    Nama Lain : Pepton

    Pemerian : Serbuk kuning kemerah-merahan sampai cokelat, bau

    khas tidak buruk

    Kelarutan : Larut dalam air, memberikan kelarutan berwarna

    cokelat kuning yang bereaksi agak asam, praktis tidak

    larut dalam etanol dan dalam eter

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Penyedia nutrien dalam medium

    5. Dextrosa (7 : 300)

    Nama Resmi : Dextrosa monohydrat

    Nama Lain : Gula jagung

    RM/BM : C6H12O6H2O/198,17

    Pemerian : Hablur, tidak berwarna, sel granul putih/serbuk hablur,

    rasa manis dan tidak berbau

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Sebagai penyedia nutrisi

    6. Sukrosa (7 : 782)

    Nama Resmi : Saccharum

    Nama Lain : Sukrosa

    RM/BM : C12H22O11/342,30

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    15/69

    Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur /

    berbentuk kubus atau serbuk hablur putih tidak berbau

    stabil di udara dan larutannya herbal terhadap lakmus

    Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform, larut dalam etanol

    (95%) P, propanol dan air

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : Penyedia karbohidrat dalam medium

    7. Natrium Klorida (6 : 403)

    Nama Resmi : Natrii chloridum

    Nama Lain : Natrium klorida

    RM/BM : NaCl/58,46

    Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur

    putih, tidak berbau, asin

    Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air

    mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    8. Laktosa (7 : 338)

    Nama Resmi : Lactosum

    Nama Lain : Laktosa

    RM/BM : C12H22O11/342,30

    Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis

    Kelarutan : Larut dalam air mendidih, tidak larut dalam kloroform

    dan eter

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    16/69

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    Kegunaan : sebagai komposisi medium

    9. Bromtimol biru (7 : 307)

    Nama Resmi : Bromtimol biru

    Nama Lain : Biru Bromtimol

    RM : C27H28BrO55

    Pemerian : Serbuk kemerahan dan kecokelatan

    Kelarutan : Larut dalam etanol 95% P dan alkali encer

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

    Kegunaan : sebagai indikator MPN

    10. Dikalium Hidrogen Fospat (6 : 688)

    Nama Resmi : Dikalii hydrogen fosfat

    Nama Lain : Dikalium fosfat

    Pemerian : Serbuk hablur putih

    Kelarutan : Larut dalam air

    Kegunaan : sebagai bahan pelarut medium

    11. Natrium Sitrat (6 : 406)

    Nama Resmi : Natrii citras

    Nama Lain : Natrium sitrat

    RM : CH2(COONa)C(OH)(COON6)CH2COONa

    Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    17/69

    Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air, sangat

    mudah larut dalam air, mudah larut dalam air

    mendidih, tidak larut dalam etanol

    Kegunaan : Sebagai bahan pembuat medium

    12. Ekstrak Beef (7 : 1152)

    Pada daging sapi ekstrak diperoleh dengan mengektraksi

    daging sapi segar tanpa lemak dengan cara merebus dalam air dan

    menguap kalau pada suhu rendah dalam hampa udara sampai

    membentuk residu pasta.

    Pemerian : Massa berbentuk pasta warna cokelat kuning sampai

    tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    II.3 Uraian Mikroba

    II.3.1 Klasifikasi Mikroba

    1. Escherichia coli(8 : 123)

    Kingdom : Protista

    Phylum : Protophyta

    Kelas : Schyzomycetes

    Ordo : Eubacteriales

    Famili : Enterobacteriaceae

    Genus : Escherichia

    Spesies : Escherichia coli

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    18/69

    2. Salmonella typhosa (8 : 123)

    Kingdom : Protista

    Phylum : Protophyta

    Class : Schyzomycetes

    Ordo : Entero

    Famili : Enterobacteriaceae

    Genus : Salmonella

    Spesies : Salmonella typhosa

    3. Staphylococcus aureus (8 : 123)

    Kingdom : Protista

    Phylum : Protophyta

    Class : Schyzomycetes

    Ordo : Eubacteriales

    Famili : Micrococcaceae

    Genus : Staphylococcus

    Spesies : Staphylococcus aureus

    4. Pseudomonas aeruginosa (8 : 123)

    Kingdom : Protista

    Divisio : Protophyta

    Classis : Schizomycetes

    O r d o : Pseudomonales

    Familia : Pseudomonaceae

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    19/69

    Genus : Pseudomonas

    Spesies : Pseudomonas aeruginosa

    5. Candida albicans (8 : 128)

    Kingdom : Protista

    Divisio : Bryophyta

    Class : Deuteromycetes

    Ordo : Saccharomycetales

    Famili : Cryptococcaceae

    Genus : Candida

    Spesies : Candida albicans

    6. Clostridium perfringens (8 : 178)

    Kingdom : Protophyta

    Divisio : Schizomycetes

    Class : Clostridia

    Ordo : Eubacteriales

    Famili : Bacillaceae

    Genus : Clostridium

    Spesies : Clostridium perfringens

    7. Vibrio cholerae (8 : 169)

    Kingdom : Protophyta

    Divisio : Schizomycetes

    Class : Gamma Proteobacteria

    Ordo : Pseudomonadales

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    20/69

    Famili : Spirillaceae

    Genus : Vibrio

    Spesies : Vibrio cholerae

    II.3.2 Morfologi Mikroba

    1. Escherichia coli(8 : 169-170)

    Batang lurus, 1,11,5 m x 2,0 6,0 m, motil dengan flagelum

    peritritikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan mudah pada

    medium nutrien sederhana. Laktose difermentasi oleh sebagian besar

    galur dengan produksi asam dan gas. Koloninya utamanya pada nutrien

    gelatin, buram tidak tembus cahaya sampai sebagian translusent, smooth

    dan seragam konsistensinya. Jika ditumbuhkan pada medium Eosin

    Metilen Biru Agar, koloninya tampak seperti logam kemilau.

    2. Salmonella typhosa (8 : 169-170)

    Batang, biasanya motil dengan flagelum peritrikus, catalse positif.

    Kebanyakan galur akan tumbuh pada medium sintesis tanpa faktor

    tumbuh khusus, dan dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.

    Fakultatif anaerob.

    3. Staphylococcus aureus (8 : 175)

    Sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 sampai 1,5 m terdapat

    tunggal dan berpasangan, dan secara khas membelah diri pada lebih dari

    satu bidang sehingga membentuk gerombol yang tidak teratur. Non motil.

    Tidak diketahui adanya stadium istirahat. Gram positif. Dinding sel

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    21/69

    mengandung dua komponen utama : peptidoglikan serta asam tekoat

    yang berkaitan dengannya. Kemoorganotrof. Metabolisme dengan

    respirasi dan fermentatif. Anaerob fakultatif, tumbuh lebih cepat dan lebih

    banyak dalam keadaan aerobik. Suhu optimum 35 400C. Terutama

    berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas.

    Pertumbuhan pada medium agar abundant, dan koloninya buram dan

    tidak tembus cahaya, smooth, dan berkilauan dalam penampakannya.

    Beberapa Staphylococcus bentuk lipochrome pigmen yang memberikan

    koloni kuning emas atau kuning lemon dimana yang lainnya tidak dan

    putih.

    4. Pseudomonas aeruginosa (8 : 168)

    Sel tunggal, batang lurus atau melengkung, namun tidak

    berbentuk heliks. Pada umumnya berukuran 0,5 1,0 m x 1,5 4,0 m.

    Motil dengan flagelum polar, monotrikus atau multitrikus. Tidak

    menghasilkan selongsong prosteka. Tidak dikenal adanya stadium

    istirahat. Gram negatif. Kemoorganotrof. Metabolisme dengan respirasi,

    tidak pernah fermentatif. Beberapa merupakan kemilitotrof fakultataif,

    dapat menggunakan H2 dan CO sebagai sumber energi. O2 molekuler

    merupakan penerima electron universal; beberapa dapat

    melakukandenitrifikasi dengan menggunakan nitrat sebagai penerima

    pilihan. Aerobik sejati, kecuali spesies-spesies yang dapat menggunakan

    denitrifikasi sebagai cara respirasi anaerobic. Katalase positif. Biasanya

    dalam bentuk pasangan dan rantai pendek.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    22/69

    5. Candida albicans (8 : 202)

    Candida merupakan khamir yang berbentuk lonjong, berukuran 3

    6 mm, bertunas, yang menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan

    maupun jaringan. Candida adalah anggota flora normal selaput lendir,

    saluran pencernaan, saluran pernapasan dan gentalis wanita. Pada

    sediaan mikroskopik tampak sebagai ragi lonjong, bertunas, yang

    memanjang menyerupai hifa. Pada medium agar yang dieramkan pada

    suhu kamar, berbentuk koloni bulat berwarna krem yang memiliki bau

    seperti ragi, dapat meragikan glukosa dan laktosa menghasilkan gas,

    asam dari sukrosa dan tidak bereaksi dengan laktosa.

    6. Vibrio cholera (11 : 37 )

    Vibrio cholerae merupakan bakteri berbentuk koma, berukuran 2

    m 4 m, sangat motil karena mempunyai flagella monotrikh, tidak

    membentuk spora, pada biakan tua berbentuk batang lurus, Gram negatif.

    Sifat biakan koloni cembung (convex), bulat, halus, opak dan tampak

    granuler, bersifat aerob atau anaerob fakultatif, suhu optimum 37 C (18

    C 37 C), pH optimum 8,5 9,5, tumbuh baik pada media yang

    mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan

    nitrogen.

    7. Clostridium perfringens (11 : 27 )

    Clostridium perfringens merupakan bakteri patogen invasif yang

    berbentuk batang, non-motil, bersifat Gram positif dan anaerob, serta

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    23/69

    mempunyai spora yang relatif stabil terhadap panas. Sel vegetatifnya

    akan rusak melalui pemanasan pada suhu 60 C, namun pada suhu ini

    beberapa spora ada yang masih dapat bertahan. Pada suhu antara 20 C

    dan 55 C spora dapat menjadi sel vegetatif dan menghasilkan toksin.

    Toksinnya antara lain yaitu eksotoksin yang menyebabkan nekrosis di

    sekitar jaringan, misalnya pada jaringan usus. Selain itu, ada juga

    enterotoksin yang dapat menyebabkan diare berat.

    II. 3. 3. URAIAN SAMPEL

    Sampel Makanan dan Minuman

    a) Pil jamu

    Komposisi : Imperatae Rhizoma Extract 20%

    Apil graveolentis Herba 10%

    Centellae herba 20%

    Phyllanthi Herba Extract 15%

    Orthosiphonis Folium Extract 15%

    Curcumae Rhizome 20%

    Produksi : PT. Borobudur herba (herbal medicine industry)

    Kode produksi : 43F38J01

    Exp : Apr.2013

    Depkes RI No. 893442632

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    24/69

    b) Ikan Kaleng Sarden

    Komposisi : Ikan sardene, saus tomat, cabai merah, gula, bawang

    putih, garam, bawang merah

    Produksi : PT. Blambangan Foodpackers Indonesia, Banyuwangi -

    68472 Indonesia

    Untuk PT. Heinz ABC Indonesia

    CPOM RI MD : 517113056057

    c) Susu Kental Manis (Frisian flag)

    Komposisi : Sukrosa, susu sapi, susu skim bubuk, lemak, susu,

    Vitamin C, niasin, Vitamin E, Vitamin A, Vitamin B1,

    Vitamin B6, Vitamin B3, Kolin, dan Klorida.

    Produksi : PT. Frisian Flag Indonesia

    Bawah pengawasan : Friesland Foods, Leeuwarden Holland

    BPOM RI : 605409051005

    d) Sosis siap makan ( So nice Rasa Sapi)

    Komposisi : Daging Ayam, Tepung Pati, Minyak Nabati, Serat,

    Protein Nabati, Garam, Bumbu (Mengandung

    Mononatrium Glutamat, Antioksidan Asam Askorbat),

    Ekstrak Daging Sapi, Karagenan, Antioksidan dan

    Eritorbat, Pewarna Makanan Karmin CI 75470.

    Produksi : PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    25/69

    Sampel Kosmetik

    a) Bedak baby ( Johnsons baby

    )

    Komposisi : Talk, wewangian

    Produksi : PT. Malidas Sterilindo Surabaya, Indonesia

    Untuk : PT. Johnson-Johnson Indonesia Wisma Mampang Lt.3

    POM CA 18080400001

    b) Krim kaki (VEET)

    Komposisi : Water, potassium Thioglycolate, urea, ceto stearyl,

    carbamide, nelumbo nucifera flower, methylparaben

    Email : [email protected]

    c) Deodorant lotion (Rexona)

    Komposisi : Water, Alumunium Chlorohydrate, steareth-2, Helianthus

    annuus extract, farfum, Disodium EDTA

    Pasarkan : PT. Unilever Indonesia Tbk.

    POM CA 18080900794, merek daftar R.No. 422929

    d) Bedak dingin

    Nama produk : Bedak dingin sari Bengkoang

    ID produk : 593

    Kategori : kosmetik dan perawatan wajah

    e) Minyak Kemiri

    Komposisi : Asam palmitic 10 %, asam stearic 9 %, asam oleic 12

    %, asam linoleic 19 %, asam -elaeostearic 51 %

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    26/69

    Sampel Sediaan Non Steril

    a) Paracetamol suspensi

    Komposisi : mengandung 500 mg paracetamol.

    Produksi : PT. Indofarma Tbk.

    b) Promag

    Komposisi : Hydrotalcite 200 mg

    Magnesium hidroksida150 mg

    Simetikon 50 mg

    Produksi : PT.Kalbe Farma Tbk.

    c) Komix

    Komposisi :Dekstrometorfan / dextromethorphan HBr 15 mg,

    Klorfeniramini / Chlorphenamine Maleate 2 mg,

    Ammonium Klorida 100 mg.

    Produksi : PT. Bintang Toedjoe

    d) Tablet C. T. M

    Komposisi : Tiap tablet mengandung: Chlorpheniramini maleas 4 mg

    Produksi : PT. Zenith Pharmaceuticals

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    27/69

    e) Curcuma Plus Emulsion

    Komposisi : Tiap sendok makan (15 ml) mengandung Vitamin A 850

    I.U, Vitamin B1 3 mg, Vitamin B2 2 mg, Vitamin B6 5 mg,

    Vitamin B12 5mcg, Vitamin B5/Dekspantenol 3 mg,

    Vitamin D 100 I.U, Kalsium hipofosfit 500 mg, minyak

    ikan Kod 7,5 mg, ekstrak Curcuma xanthoriza 10 mg, jus

    strawberry.

    Produksi : PT SOHO Industri Farmasi

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    28/69

    BAB III

    METODE KERJA

    III.1 Alat dan Bahan

    III.1.1 Alat

    Alat-alat yang digunakan adalah autoklaf, botol pengencer, cawan

    petri steril, erlenmeyer 250 ml, handsprayer, inkubator aerob, lampu

    spiritus, lumpang, sendok tanduk, spoit 1 ml, 5 ml, 10 ml, tabung durham,

    tabung reaksi, rak tabung.

    III.1.2 Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, aluminium foil,

    aquades, kapas, karet gelang, kertas label, kertas pembungkus, korek

    gas, medium EMBA (Eosyn Metilen Blue Agar), medium LB (Lactose

    Broth), medium NA (Nutrient Agar), medium PDA (Potato Dextrose Agar),

    medium PW (Pepton Water), medium SCB (Selenite Cystine Broth),

    medium SSA (Salmonella Shigella Agar), medium VJA (Vogel Jonhson

    Agar), medium TSB (Tryptine Soy Broth), medium CETA (Cetrimide Agar),

    medium SDB (Seboroud Dextrosa Broth), dan sampel Susu Bendera

    Kaleng, Ikan Kaleng, Sosis Siap Makan, Jamu (Dalam Bentuk Pil), Air

    Soda, Emulsi (Scotts Emulsion), Komix, Paracetamol, Promag, Tablet

    C.T.M., Rexona (Cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan

    Bedak Dingin.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    29/69

    III.2 Cara Kerja

    A. Penyiapan sampel

    1. Sampel Obat Tradsional (Jamu dalam Bentuk Pil)

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    - Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu tangan dan meja

    pengerjaan disemprotkan dengan alkohol 70%

    - Digerus sampel Jamu dalam Bentuk Pill sebanyak 1 gram dan

    dimasukkan ke dalam botol pengenceran 10-1 yang telah berisi

    aquadest 9 ml yang telah disterilkan, lalu dihomogenkan

    - Diambil 1 ml sampel Jamu dalam Bentuk Pill dari botol

    pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam botol pengenceran

    10-2 dan dihomogenkan

    -Diulangi pengerjaan yang sama untuk pengenceran 10-3 dan 10-4

    2. Sampel sediaan non steril (Curcuma Plus Emulsion, Paracetamol,

    Promag, Tablet C.T.M.)

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    - Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu tangan dan meja

    pengerjaan disemprotkan dengan alkohol 70%

    - Dipipet sampel sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam botol

    pengenceran 10-1 yang telah berisi aquadest 9 ml yang telah

    disterilkan, lalu dihomogenkan

    - Diambil 1 ml sampel dari botol pengenceran 10-1 dan dimasukkan

    ke dalam botol pengenceran 10-2 dan dihomogenkan

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    30/69

    - Diulangi pengerjaan yang sama untuk pengenceran 10-3 dan 10-4

    -Diulangi pekerjaan yang sama untuk sampel .

    3. Sampel kosmetik (Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan

    Bedak Dingin)

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    - Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu tangan dan meja

    pengerjaan disemprotkan dengan alkohol 70%

    - Dipipet sampel sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam botol

    pengenceran 10-1 yang telah berisi 1 ml tween dan aquadest 8 ml

    yang telah disterilkan, lalu dihomogenkan

    - Diambil 1 ml sampel dari botol pengenceran 10-1 dan dimasukkan

    ke dalam botol pengenceran 10-2 dan dihomogenkan

    -Diulangi pengerjaan yang sama untuk pengenceran 10-3 dan 10-4

    B. Pengujian Sampel

    1. ALT Bakteri

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    - Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10 -2, 10-3

    dan 10

    -4

    kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam cawan

    Petri steril

    - Dituang medium NA hingga menutupi semua dasar cawan Petri

    - Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan

    membentuk angka 8 lalu dibiarkan memadat.

    - Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    31/69

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

    -Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.

    2. ALT Kapang

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    - Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10 -1, 10-2

    dan 10-3 kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam cawan

    Petri steril

    - Dituang medium PDA hingga menutupi semua dasar cawan Petri

    - Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan

    membentuk angka 8 lalu dibiarkan memadat

    - Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu kamar selama 3 x 24 jam

    -Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri

    3. Uji kualitatif bakteri Escherichia colipada sampel makanan-minuman

    (Air soda, susu kaleng, dan sosis siap makan) obat tradisional (jamu

    bentuk pil) dan sediaan non steril (Promag, Emulsi)

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    -

    Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10

    -2

    , 10

    -3

    dan 10

    -4

    dan masing-masing dimasukkan ke dalam masing-masing 3 seri

    tabung reaksi yang berisi 9 ml medium LB dan tabung Durham

    - Tiap tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dan masing-

    masing seri tabung dibungkus dengan kertas pembungkus dan

    diikat dengan karet

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    32/69

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

    -Diamati jika timbul gas dan terjadi perubahan warna dari hijau

    menjadi kuning maka positif untuk Escherichia coli

    - Dilakukan uji lanjutan untuk hasil positif, dengan cara digoreskan

    pada medium EMBA pada cawan Petri

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

    4. Uji kualitatif bakteri Staphylococcus aureus pada sampel makanan-

    minuman (Air soda dan sosis siap makan), obat tradisional (jamu

    bentuk pil), sediaan non steril (Paracetamol) dan kosmetika (minyak

    kemiri, bedak bayi, skin food, rexona dan bedak dingin)

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    - Diambil 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 dan masing-masing

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml medium PW

    (Penton Water).

    - Tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dibungkus dengan

    kertas pembungkus dan diikat dengan karet

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

    -

    Diamati jika timbul kekeruhan dan endapan maka positif untuk

    Staphylococcus aureus

    - Dilakukan uji lanjutan untuk hasil positif, dengan cara digoreskan

    pada medium VJA pada cawan Petri

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    33/69

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    34/69

    - Diamati jika timbul kekeruhan dan endapan maka positif untuk

    Pseudomonas aeruginosa

    - Dilakukan uji lanjutan untuk hasil positif, dengan cara digoreskan

    pada medium CETA pada cawan Petri

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

    7. Uji kualitatif jamur Candida albicans pada sampel kosmetika (bedak

    bayi)

    - Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    - Diambil 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 dan masing-masing

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml medium SDB

    (Sucrose Dextrose Broth)

    - Tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dibungkus dengan

    kertas pembungkus dan diikat dengan karet

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu kamar selama 3 x 24 jam

    - Diamati jika timbul kekeruhan dan endapan maka positif untuk

    Candida albicans

    - Dilakukan uji lanjutan untuk hasil positif, dengan cara digoreskan

    pada medium PDA pada cawan Petri

    - Diinkubasi pada inkubator pada suhu kamar selama 3 x 24 jam

    8. Uji kualitatif bakteri Vibrio cholerae pada sampel kosmetika (Rexona

    (Cream), Minyak Kemiri, Bedak Bayi, Skin Food, dan Bedak

    Dingin)

    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    35/69

    Diambil 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 dan masing-masing

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml medium PW

    (Pepton Water).

    Tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dibungkus dengan

    kertas pembungkus dan diikat dengan karet

    Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

    Diamati jika timbul kekeruhan dan endapan maka positif untuk

    Vibrio cholerae.

    Dilakukan uji lanjutan untuk hasil positif, dengan cara digoreskan

    pada medium TCBSA pada cawan Petri.

    Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    36/69

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN

    IV.1 Data Pengamatan

    IV.1.1 Data Makanan,Minuman,dan Obat Tradisional

    A. ALT Bakteri

    Kelompok Sampel

    ALT

    Jumblah10-2 10-3 10-4

    1 Air Soda 3 4 378 3x102

    2Susu Kental

    Kaleng- - - -

    3Sosis Siap

    Makan46 TBUD TBUD 4,6x103

    4Jamu Pil

    Hipertensi268 SPR 60% TBUD 2,7x104

    5 Ikan Kaleng 16 21 28 1,6x103

    B. ALT Kapang

    Kelompok SampelALT

    Nilai10-2 10-3 10-4

    1 Air Soda 111 91 105 9,6x104

    kol/mL

    2Susu Kental

    Kaleng43 12 11 4,3x102 kol/mL

    3Sosis Siap

    Makan20 25 48 2,0X102 kol/mL

    4Jamu Pil

    HipertensiTBUD TBUD 49 4,9x104 kol/mL

    5 Ikan Kaleng 6 3 36 3,6x104

    kol/mL

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    37/69

    C. Uji Kualitatif Mikroba

    KelompokUji Pendugaan Uji Penegasan

    SCB PW LB SSA EMBA VJA TCBSA

    1 - + - - - - TD

    2 + + + - - -

    3 + + + + - - TD

    4 + x + - + TD -

    5 + - + - + TD -

    Ket: + : Hasil Positif (Timbul kekeruhan pada medium)

    - : Hasil Negatif (Tidak ada perubahan pada medium)

    TD : Tidak dilakukan

    Keterangan:

    Kelompok 1 : Dari hasil pengamatan yang dilakukan tidak ada

    mikroorganisme yang ditemukan pada sampel Air Soda

    dan medium menunjukan hasil negatif. Semua hasil

    menunjukkan bahwa semua negatif untuk bakteri

    Staphyleococcus aureus, Pseudomonas aeuoginosa,

    dan Candida albicans, Salmonella thyposa, Escherichia

    coli,dan Vibrio cholerae.

    Kelompok 2 : Dari hasil pengamatan yang dilakukan tidak ada

    mikroorganisme yang ditemukan pada sampel Susu

    Kaleng dan medium menunjukan hasil negatif. Semua

    hasil menunjukkan bahwa semua negatif untuk bakteri

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    38/69

    Staphyllococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan

    Candida albicans, Escherichia coli,dan Vibrio cholerae.

    Kelompok 3 :(+): Pada sampel Sosis siap makan bakteri yang positif

    adalah Salmonella thyposa.

    (-) : Pada sampel Sosis siap makan bakteri yang negatif

    adalah Staphyllococcus aureus, Pseudomonas

    aeruginosa, dan Candida albicans, Escherichia

    coli,dan Vibrio cholerae.

    Kelompok 4 :(+): Pada sampel Jamu dalam bentuk pill bakteri yang

    positif adalah Escherichia coli.

    (-): Pada sampel Jamu dalam bentuk pill bakteri yang

    negatif adalah Staphyllococcus aureus , Salmonella

    thyposa, Pseudomonas aeruginosa , dan Candida

    albicans , dan Vibrio cholerae.

    Kelompok 5 (+): Pada sampel Jamu dalam bentuk pill bakteri yang

    positif adalah Escherichia coli.

    (-): Pada sampel Jamu dalam bentuk pill bakteri yang

    negatif adalah Staphyllococcus aureus , Salmonella

    thyposa, Pseudomonas aeruginosa , Candida

    albicans , dan Vibrio cholerae.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    39/69

    IV.1.1 Data Kosmetik dan Sediaan Nonsteril

    A. ALT Bakteri

    Kelompok SampelALT

    Jumblah10-2 10-3 10-4

    1 Comix - - - -

    2 Paracetamol 56 16 14 5,6 x 102

    3 Promag 11 19 28 1,1 x10

    4 Emulsi Oral 5 4 9 5,10 x10

    5 Tablet C.T.M 19 15 12 1,9x10

    B. ALT Kapang

    Kelompok SampelALT

    Jumblah10-2 10-3 10-4

    1 Comix 7 10 7 3x102

    2 Paracetamol 1 5 7 5,6 x 10

    3 Promag 7 TBUD 4 4,6x103

    4 Emulsi Oral 7 5 4 2,7x104

    5 Tablet C.T.M - 2 5 1,6x103

    3. MPN Bakteri Escherichia coli.

    Kelompok SampelPengenceran

    10-2 10-3 10-4

    1 Comix 0 0 0

    2 Paracetamol 0 0 0

    3 Promag 0 0 0

    4 Emulsi Oral 0 0 0

    5 Tablet C.T.M

    0 0 0

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    40/69

    4. Uji Kualitatif Mikroba

    KelompokSampel Uji Pendugaan

    SCB PW PDB TSB

    1 Minyak Kemiri + - + TD

    2 Bedak Bayi + + + +

    3 Skin Foot - - + TD

    4 Rexona + + + TD

    5 Bedak Dingin + + TD +

    KelompokSampel Uji Penegasan

    SSA CETA VJA PDA

    1 Minyak Kemiri - TD - +

    2 Bedak Bayi - - - +

    3 Skin Foot - TD - -

    4 Rexona - TD + +

    5 Bedak Dingin - - - -

    Keterangan +: Hasil Positif (Timbul kekeruhan pada medium)

    -: Hasil Negatif (Tidak ada perubahan pada medium)

    TD : Tidak dilakukan

    Keterangan:

    Kelompok 1:(+): Pada sampel Minyak Kemiri

    bakteri yang positif adalah

    Candida albicans.

    (-): Pada sampel Minyak Kemiri bakteri yang negatif

    adalah Staphyllococcus aureus , Salmonella thyposa,

    dan Pseudomonas aeruginosa .

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    41/69

    Kelompok 2(+): Pada sampel Bedak Bayi bakteri yang positif adalah

    Candida albicans.

    (-): Pada sampel Bedak Bayi bakteri yang negatif adalah

    Staphyllococcus aureus , Salmonella thyposa, dan

    Pseudomonas aeruginosa.

    Kelompok 3 :Dari hasil pengamatan yang dilakukan tidak ada

    mikroorganisme yang ditemukan pada sampel Skin

    Foot dan medium menunjukan hasil negatif. Semua

    hasil menunjukkan bahwa semua negatif untuk bakteri

    Staphyllococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,

    Candida albicans, dan Escherichia coli.

    Kelompok 4:(+): Pada sampel Rexona bakteri yang positif adalah

    Candida albicans dan Staphyllococcus aureus

    (-): Pada sampel Rexona bakteri yang negatif adalah

    Salmonella thyposa,Pseudomonas aeruginosa , dan

    dan Vibrio cholerae.

    Kelompok 5 : Dari hasil pengamatan yang dilakukan tidak ada

    mikroorganisme yang ditemukan pada sampel Bedak

    Dingin dan medium menunjukan hasil negatif. Semua

    hasil menunjukkan bahwa semua negatif untuk bakteri

    Staphyllococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,

    Candida albicans, dan Escherichia coli.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    42/69

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Uji mikrobiologis makanan dan minuman dan uji mikrobiologis

    obat tradisional, sediaan non steril dan kosmetika adalah uji yang

    ditujukan untuk melihat apakah sediaan tersebut telah terkontaminasi

    mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat.

    Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Obat dan

    Makanan-Minuman terhadap produk baru atau produk yang beredar di

    pasaran, yang dibuat secara besar-besaran pada suatu industri dan

    memerlukan waktu yang lama dalam distribusi maupun penyimpanannya

    dan selama selang waktu tersebut kemungkinan dapat ditumbuhi

    mikroorganisme yang tidak dikehendaki yang dapat menyebabkan

    terjadinya kerusakan produk dan sediaan tersebut.

    Uji Mikrobiologis dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji

    kuantitatif. Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis

    mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut. Sedangkan uji

    kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme

    yang mencemari sediaan tersebut.

    Uji kuantitatif meliputi uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan

    ALT kapang untuk semua sediaan uji. Adapun sediaan yang diuji pada

    percobaan kali ini adalah Air Soda, Susu Bendera Kaleng, Sosis Siap

    Makan, Jamu (dalam bentuk pil), Ikan Kaleng, Curcuma Plus

    Emulsion,

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    43/69

    Komix Sirup, Paracetamol, Tablet C.T.M, Promag, Rexona (Cream),

    Minyak Kemiri

    , Bedak Bayi, Skin Food

    , dan Bedak Dingin

    . Uji Kualitatif

    meliputi uji Coliform (Escherishia coli), uji Salmonella typhosa, uji

    Staphylococcus aureus, uji Pseudomonas aeruginosa, uji Candida

    albicans, uji Vibrio cholerae, uji Clostridium perfringens.

    Escherichia coli adalah flora normal dalam saluran cerna

    manusia dan hewan, sehingga digunakan secara luas sebagai indikator

    pencemaran, namun bila berlebih dapat menyebabkan ganguan

    pencernaan. Salmonella typhosa adalah mikroba yang menyebabkan

    demam tifoid dan infeksi-infeksi enterik lainya pada manusia dan

    habitatnya adalah pada makanan. Staphylococcus aureus adalah bakteri

    Gram positif yang dapat hidup pada manusia dan biasanya digunakan

    untuk identifikasi bakteri yang menyebabkan suatu infeksi. Candida

    albicans adalah suatu jamur yang dapat menyebabkan vaginitis atau

    timbulnya bercak putih pada bibir dan lipatan paha pada bayi. Clostridium

    perfringens adalah bakteri patogen invasif yang berbentuk batang, non-

    motil, bersifat Gram positif dan anaerob, serta mempunyai spora yang

    relatif stabil terhadap panas dan toksinnya eksotoksin dapat

    menyebabkan nekrosis di sekitar jaringan, misalnya pada jaringan usus

    serta enterotoksin yang dapat menyebabkan diare berat. Vibrio cholerae

    merupakan bakteri berbentuk koma, berukuran 2 m- 4 m, sangat motil

    karena mempunyai flagela monotrikh, Gram negatif yang dapat

    menyebabkan penyakit kolera pada manusia, yang ditandai dengan diare

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    44/69

    hebat dengan warna seperti air beras. Pseudomonas aeruginosa

    merupakan salah satu spesies yang merupakan kontaminan umum yang

    terdapat pada kulit, dan pada keadaan tertentu bersifat patogen dan dapat

    ditemukan di dalam saluran usus penderita diare atau enteritis akut.

    Pada umumnya produk makanan-minuman dan sediaan obat

    tradisional, sediaan non steril serta kosmetik ditambahkan bahan

    pengawet untuk mencegah kerusakan produk dan sediaan tersebut rusak

    oleh mikroorganisme. Karena itu sebelum pengujian terhadap produk dan

    sediaan tersebut, pengawetnya harus diinaktifkan terlebih dahulu agar

    tidak menghambat pertumbuhan mikroba. Untuk produk makanan-

    minuman dan sediaan berupa sediaan non steril dan obat tradisional,

    penginaktifan pengawet dapat dilakukan dengan mengencerkan sampel

    dengan aquadest steril sampai beberapa kali, sebab pengawet pada suatu

    sediaan akan berfungsi dengan baik bila berada pada konsentrasi

    tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kali maka

    pengawetnya tidak berfungsi lagi. Sedangkan untuk kosmetik, maka

    penginaktifan pengawet dilakukan dengan menambahkan emulgator

    seperti Tween karena kebanyakan kosmetik menggunakan pengawet

    turunan para-hidroksibenzoat yang akan membentuk kompleks dengan

    tween yang menyebabkan pengawet tersebut kehilangan daya kerjanya.

    Uji mikrobiologis harus dilakukan seaseptis mungkin. Oleh karena

    itu, sebelum melakukan pengerjaan tersebut, meja kerja dan tangan harus

    disemprot dengan alkohol 70 %. Kita tidak menggunakan Alkohol 90%

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    45/69

    karena merupakan senyawa yg pekat (mendekati p.a) yang apabila

    digunakan dalam praktikum dapat menyebabkan kulit iritasi dan kalau

    terhirup dapat menyebabkan pusing. Jadi harus memakai masker dan

    sarung tangan. Sedangkan kalau memakai alkohol 70% efek yang

    ditimbulkan 'tidak seganas' alkohol 90%. Alat-alat yang digunakan juga

    harus disterilkan terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi mikroba

    dari udara dan lingkungan sekitar yang nantinya mempengaruhi hasil

    percobaan. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan

    menggunakan otoklaf untuk alat-alat dari plastik dan medium, sedangkan

    alat-alat yang terbuat dari kaca atau gelas disterilkan dengan

    menggunakan oven.

    Dalam penyiapan sampel dilakukan pengenceran, dengan tujuan

    menginaktifkan pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut juga untuk

    mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa

    dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh

    dalam jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan

    jumlah mikroorganisme.

    Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA

    (Nutrient Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang

    dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme dan

    pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh

    sampel dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4. Sedangkan

    untuk ALT kapang digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    46/69

    medium ini mengandung karbohidrat yang berperan penting dalam

    pertumbuhan kapang pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali

    hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4.

    Untuk uji ALT bakteri digunakan pengenceran mulai dari tingkat

    10-2 karena perkembangbiakan dan pertumbuhaan bakteri terjadi dengan

    sangat cepat, sehingga bila digunakan tingkat pengenceran 10 -1 maka

    jumlah koloni bakteri akan menumpuk sehingga akan sulit untuk dihitung.

    Sebaliknya untuk perhitungan ALT kapang digunakan pengenceran mulai

    dari tingkat pengenceran 10-2 karena perkembangbiakan dan

    pertumbuhaan kapang lebih lambat dibandingkan dengan bakteri.

    Untuk uji kualitataif, medium yang digunakan untuk identifikasi

    bakteri koliform (E. coli) adalah LB (Laktosa Broth) yang ditambahkan

    indikator Bromtimol Blue Hasil positif yang menunjukkan adanya bakteri

    Coliform. ditandai dengan terjadinya perubahan warna medium LB dari

    hijau menjadi kuning dan terbentuk gas dalam tabung Durham Hal ini

    disebabkan oleh adanya bakteri koliform yang bersifat aerobik dan

    anaerob fakultatif, mampu memfermentasi glukosa yang direduksi dari

    laktosa yang terdapat dalam medium yang menghasilkan suatu asam

    sehingga pH medium turun.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    47/69

    Reaksi Fermentasi :

    Asam akan bereaksi dengan indikator Brom Timol Biru (BTB)

    sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Aktivitas bakteri

    koliform ini juga menghasilkan gas (CO2) yang ditampung dalam tabung

    Durham. Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji

    spesifik untuk bakteri E. coli pada EMBA (Eosin Metilen Blue Agar).

    Adanya bakteri E. coli akan menghasilkan zona merah diantara koloni

    hijau metalik pada medium. Zona merah yang terdapat diantara koloni

    bakteri itu dihasilkan dari reaksi antara suatu metabolit hasil metabolisme

    bakteri coliform (E. coli) dengan indikator yang terdapat pada medium

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    48/69

    EMBA. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan tingkat

    pengenceran 10-2

    .

    Untuk identifikasi bakteri Staphylococcus aureus digunakan

    medium PW (Pepton Water). Medium Peptone Water digunakan untuk

    mengkultur organisme yang sederhana, untuk mempelajari pola

    fermentasi karbohidrat, dan untuk melakukan uji indol. Komposisi dari

    Peptone Water membuatnya sangat berguna untuk mengkultur organisme

    yang pertumbuhannya tidak terlalu cepat. Medium non-selektif ini telah

    digunakan sebagai medium basal untuk uji biokimia seperti uji fermentasi

    karbohidrat dan uji indol. PW terdiri atas peptone sebgai sumber karbon,

    nitrogen, vitamin, dan mineral. NaCl berfungsi untuk mempertahankan

    keseimbangan osmotik medium.

    Pada uji fermentasi karbohidrat: asam diproduksi ketika

    karbohidrat difermentasi. Ditandai dengan adanya warna kuning pada

    medium. Produksi gas ditandai dengan adanya gelembung gas di sekitar

    tabung fermentasi.

    Pada uji indol: terbentuk warna violet pada kertas yang digunakan

    di uji indol.

    Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi

    kekeruhan pada medium, karena medium ini kaya akan nutrien dan

    menghasilkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal

    yang merugikan sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Sistem

    buffer fosfat dalam medium ini mencegah bakteri mati karena terjadinya

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    49/69

    perubahan pH medium. Medium yang diperkaya ini akan memberikan

    pertumbuhan yang cepat dari bakteri enterobacteriaceae patogen.

    Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji

    spesifik untuk bakteri Staphylococcus aureus pada medium VJA (Vogel

    Johnson Agar). Medium VJA memiliki fungsi yang sama dengan Bacto

    Chapman Tellurite 1% untuk mengisolasi koagulasi-positif, staphylococcus

    yang mengalami fermentasi manitol. VJ Agar juga dikenal sebagai Vogel

    and Johnson Agar, merupakan modifikasi dari Tellurite-Glysine Agar dan

    Tellurite-Glycine-Phenol Red Agar Base. Koagulasi-positif staphylococcus,

    terutama Staphylococcus aureus, adalah salah satu mikroorganisme yang

    dapat menyebabkan pembusukan atau purubahan kimia dalam produk

    kosmetik. Untuk mengisolasi koagulasi-positif, staphylococcus yang

    mengalami fermentasi manitol, Vogel and Johnson dimodifikasi Tellurite

    Glycine Agar oleh Zebovitz dengan meningkatkan jumlah manitol dan

    menambahkan indikator pH. VJ Agar menyeleksi dan membedakan

    koagulasi positif staphylococcus yang memfermentasi manitol dan

    mereduksi tellurite. VJ Agar merupakan medium metode standar untuk uji

    kosmetik, sediaan farmasetika, dan suplemen-suplemen bernutrisi. VJ

    Agar terdiri atas Tryptone sebagai sumber karbon, nitrogen, vitamin, dan

    mineral. Ekstrak Ragi menyuplai vitamin B-kompleks yang memicu

    pertumbuhan bakteri. Manitol adalah karbohidrat. Larutan Chapman

    Tellurite 1% terdiri atas Kalium Tellurite, bersama dengan Lithium Klorida

    dan Glycine, menghambat hamper semua pertumbuhan mikroorganisme

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    50/69

    kecuali Staphylococcus. Phenol Red adalah indikator pH. Bacto Agar

    adalah agen pengeras. Ikatan koagulasi-positif dari S. aureus mereduksi

    tellurite dan membentuk koloni hitam pada medium. Ikatan-ikatan ini

    bersifat memfermentasi manitol dan menimbulkan zona kuning di sekitar

    koloni hitam. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan tingkat

    pengenceran 10-1.

    Untuk identifikasi Salmonella typhosa digunakan medium SCB

    (Selenit Cystein Broth). Medium SCB digunakan sebagai medium selektif

    diperkaya untuk salmonella pada sampel makanan dan air. SCB

    diformulasi oleh Leifson dengan penambahan cystine. Leifson

    menetapkan bahwa Selenite Broth dapat mempercepat pertumbuhan

    salmonella selain mengurangi pertumbuhan koliform dari feses dan

    enterococci. Pertumbuhan dan pemulihan dari salmonella pada sampel

    makanan dapat terhalang oleh bakteri non-salmonella, substansi asli yang

    terdapat pada sampel, dan dalam pengeringan, makanan olahan,

    salmonella dapat hadir dalam jumlah yang rendah dan dalam kondisi

    terdesak. Dengan menggunakan protocol yang melibatkan pra-diperkaya,

    selektif diperkaya, dan selektif plating meningkatkan kemungkinan

    pemulihan salmonella. Dalam metode paling standar, prosedur SCB

    direkomendasikan pada tahap selektif diperkaya. Sebagai medium selektif

    diperkaya, SCB diformulasi untuk memungkinkan poliferasi dari

    salmonella dan di satu sisi menghambat pertumbuhan dari bakteri non-

    salmonella. SCB terdiri atas Tryptone sebagai sumber karbon, nitrogen,

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    51/69

    vitamin, dan mineral. Laktosa adalah karbohidrat. Sodium Acid Selenite

    menghambat bakteri gram-positif dan kebanyakan bakteri enteric gram-

    negatif, kecuali Salmonella L-cystine yang merupakan agen pereduksi.

    Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi kekeruhan

    pada medium.

    Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji

    spesifik untuk bakteri Salmonella typhosa menggunakan medium SSA

    (Salmonella Shigella Agar). Medium SSA digunakan untuk mengisolasi

    Salmonella dan beberapa Shigella. Infeksi dengan non-salmonella typhi

    sering menyebabkan penyakit yang ringan. Demam tifoid yang

    disebabkan oleh S. typhosa adalah penyakit yang ditandai dengan gejala

    demam, diare, sakit kepala, dan nyeri perut, serta dapat menimbulkan

    gangguan pernapasan, hati, limfa, dan kerusakan saraf. Penyakit ini

    ditimbulkan dari konsumsi bahan-bahan mentah, setengah masak, atau

    proses produksi makanan yang terkontaminasi dengan Salmonella.

    Shigella sp. penyebab klasik penyakit disentri basiler (shigellosis), terjadi

    di kolon descending yang ditandai dengan sakit perut, demam, dan diare

    air. Shigella dysentriae dapat menyebabkan disentri yang parah yang

    telah memiliki tingkat kematian hingga 20%. Kebanyakan kasus

    Shigellosis disebabkan karena perpindahan air liur atau sejenisnya dari

    orang ke orang. Penggunaan SSA direkomendasikan untuk uji spesimen

    klinik untuk melihat ada tidaknya Salmonella sp. ataupun Shigella sp.

    Sampel yang digunakan adalah sampel dengan pengenceran 10-1.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    52/69

    Untuk identifikasi Pseudomonas aeruginosa digunakan medium

    TSB (Tryptine Soy Broth). Medium TSB digunakan untuk mengkultur

    berbagai macam mikroorganisme. TSB terbentuk dengan komposisi yang

    spesifik pada USP XXIII (US Pharmacopeia XXIII) dan the Code of

    Federal Regulations (21 CFR) untuk uji sterilitas dari produk farmasi,

    biologic, dan alat-alat kesehatan. TSB tersusun atas formulasi rendah

    karbohidrat, digunakan untuk mengkultur mikroorganisme sederhana

    maupun mikroorganisme yang rumit. TSB awalnya dikembangkan untuk

    digunakan tanpa darah dalam menentukan efektivitas dari sulfonamida

    melawan pneumococcus dan organism lainnya. TSB sering digunakan

    untuk mendukung pertumbuhan isolate non-tipikal seperti Brucella.

    Clostridia dan mikroba anaerob non-bersporulasi tumbuh subur dalam

    medium ini ketika diinkubasi dalam keadaan anaerob. Garrison dan

    Hedgecock menggunakan TSB untuk mendukung pertumbuhan dari

    Histoplasma capsulatum. Mashimo dan Ellison melengkapi medium ini

    dengan agar untuk meningkatkan pertumbuhan organism anaerob.

    Dengan penambahan NaCl 6,5%, TSB dapat digunakan untuk

    pertumbuhan selektif dari grup D streptococcus. TSB dipilih oleh USDA

    Animal and Plant Health Inspection Service untuk mendeteksi bakteri

    dalam vaksin. Hal tersebut digunakan pada prosedur deteksi coliphage,

    sebuah metode yang diusulkan Standard Methods for the Examination of

    Water and Wastewater. TSB direkomendasikan untuk uji kontaminasi

    bakteri pada kosmetik dan pada industry makanan sesuai dengan standar

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    53/69

    yang telah ditetapkan. TSB direkomendasikan oleh National Committee for

    Clinical Laboratory Standards (NCCLS) sebagai persiapan inokulum ketika

    melakukan difusi disk pada uji sensitivitas, juga dikenal sebagai metode

    Kirby-Bauer. TSB yang kaya nutrisi sering dimodifikasi utnuk menyediakan

    berbagai lingkungan pertumbuhan. Dengan penambahan suplemen B 1%,

    TSB akan mendukung pertumbuhan Neiseria sp., Hemophillus influence

    dan organism lain yang ada. Medium ini digunakan sebagai cairan

    diperkaya pada aplikasi klinik dan medium kultur darah terbaik ketika

    dilengkapi dengan SPS dan CO2. Tryptone dan Soytone merupakan

    sumber nitrogen dalam TSB. Dekstrosa merupakan sumber energy karbon

    yang memfasilitasi pertumbuhan mikroorganisme. NaCl mempertahankan

    keseimbangan osmosis, dimana K2PO4 merupakan agen buffer. Sampel

    yang digunakan adalah sampel dengan tingkat pengenceran 10-1.

    Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji

    spesifik untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa menggunakan medium

    CETA. Medium CETA digunakan untuk mengisolasi dan mengkultur

    Pseudomonas aeruginosa. CETA juga dikenal sebagai Pseudosel Agar,

    Pseudomonas Selective Medium. Pseudomonas aeruginosa merupakan

    bekteri pathogen dengan range infektivitas yang luas, dan juga

    merupakan basillus non-fermentasi yang paling sering diisolasi dari

    specimen klinik. P. aeruginosa merupakan penyebab utama infeksi pada

    luka bakar dan infeksi nonsokomial. Kemampuannya untuk

    menghancurkan jaringan dikerenakan produksi berbagai enzim

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    54/69

    ekstraseluler. Selain itu, virulen memproduksi eksotoksin A yang dapat

    menghambat sintesis protein. P.aeruginosa memproduksi sejumlah

    pigmen yang larut air, termasuk pigmen pyoverdin yang berfluoresensi

    kuning-hijau dan kuning-coklat. Ketika pyoverdin dikombinasikan dengan

    pigmen pyocyanin biru yang larut air, warna hijau cerah yang merupakan

    cirri khas dari P.aeruginosa terbentuk. Hasil fluoresensi yang terbentuk

    berpendar di bawah lampu UV dengan gelombang kecil, dan digunakan

    lampu standar Wood yaitu 254 nm. Agar yang terdiri atas cetrimide telah

    berhasil digunakan untuk mengisolasi P. aeruginosa dari specimen yang

    terkontaminasi. King, Ward, dan Raney mengembangkan Medium A (Tech

    Agar) untuk meningkatkan produksi pyocyanin dari Pseudomonas sp.

    CETA dipersiapkan berdasarkan formula ini dengan penambahan

    cetrimide. Brown dan Lowbury menggunakan cetrimide pada medium B

    dari formulasi King, Ward, dan Raney untuk menunjukkan produksi

    fluoresen dari P. aeruginosa. CETA direkomendasikan untuk pengujian

    pada makanan dan pada USP XXIII digunakan untuk uji daya hambat

    mikroba. Adanya cirri khas pigmen berwarna biru, biru-hijau, kuning-hijau

    dikarenakan merupakan hasil dari pyocyanin dan fluoresen dai P.

    aeruginosa.

    Untuk identifikasi jamurCandida albicans digunakan medium SDB

    (Seboroud Dextrosa Broth). Hasil positif ditandai dengan timbulnya

    endapan dan terjadi kekeruhan pada medium, yang dilanjutkan dengan uji

    spesifik menggunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar). Medium PDA

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    55/69

    digunakan untuk mengkultur khamir dan kapang. PDA merupakan merium

    pertumbuhan utama untuk khamir dan kapang yang dapat dilengkapi

    dengan penambahan asam atau antibiotic untuk menghambat

    pertumbuhan bakteri. Ini direkomendasikan untuk pengujian dengan

    metode ALT untuk makanan, produk susu, dan untuk uji kosmetik. PDA

    juga dapat digunakan untuk pertumbuhan klinik yang signifikan pada

    khamir dan kapang. Nutrisi yang kaya (suplai kentang) mendorong

    sporulasi kapang dan produksi pigmen di beberapa dermatofit. PDA terdiri

    dari suplai kentang dan dekstrosa yang mendorong pertumbuhan jamur

    yang banyak. Agar ditambahkan pada PDA sebagai agen untuk

    mengeraskan medium. Banyak prosedur standar yang digunakan untuk

    menurunkan pH dari PDA dari 3,5 0,1 untuk menghambat pertumbuhan

    bakteri. Label pada setiap wadah medium menentukan jumlah asam

    tartrat steril (10%) yang ditambahkan pada medium steril. Jangan

    memanaskan medium asam karena pemanasan dalam keadaan asam

    akan menghidrolisis agar. Pada PDA: ragi akan tumbuh menghasilkan

    koloni krem smapai putih. Kapang akan tumbuh sebagai koloni yang

    kurang jelas dengan berbagai warna. Sampel yang digunakan adalah

    sampel dengan pengenceran 10-1.

    Untuk identifikasi bakteri Vibrio cholerae digunakan medium PW

    (Pepton Water). Medium Peptone Water digunakan untuk mengkultur

    organisme yang sederhana, untuk mempelajari pola fermentasi

    karbohidrat, dan untuk melakukan uji indol. Komposisi dari Peptone Water

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    56/69

    membuatnya sangat berguna untuk mengkultur organism yang

    pertumbuhannya tidak terlalu cepat. Medium non-selektif ini telah

    digunakan sebagai medium basal untuk uji biokimia seperti uji fermentasi

    karbohidrat dan uji indol. PW terdiri atas peptone sebgai sumber karbon,

    nitrogen, vitamin, dan mineral. NaCl berfungsi untuk mempertahankan

    keseimbangan osmotic medium.

    Pada uji fermentasi karbohidrat: asam diproduksi ketika

    karbohidrat difermentasi. Ditandai dengan adanya warna kuning pada

    medium. Produksi gas ditandai dengan adanya gelembung gas di sekitar

    tabung fermentasi.

    Pada uji indole: terbentuk warna violet pada kertas yang

    digunakan di uji indol.

    Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi

    kekeruhan pada medium, karena medium ini kaya akan nutrien dan

    menghasilkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal

    yang merugikan sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Sistem

    buffer fosfat dalam medium ini mencegah bakteri mati karena terjadinya

    perubahan pH medium. Medium yang diperkaya ini akan memberikan

    pertumbuhan yang cepat dari bakteri enterobacteriaceae patogen.

    Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji

    spesifik untuk bakteri Vibrio cholerae pada medium TCBSA. Medium

    TCBSA digunakan untuk mengisolasi dan membudidayakan Vibrio cholera

    dan vibrio enteropatogenik lainnya. TCBSA disebut juga medium selektif

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    57/69

    vibrio. TCBSA dipersiapkan sesuai dengan formula Kobayashi yang

    merupakan hasil modifikasi dari medium selektif milik Nakanishi. Semua

    Vibrio sp. yang bersifat pathogen pada manusia, kecuali V. hollisae, dapat

    tumbuh pada medium TCBSA. Medium ini direkomendasikan untuk

    mengisolasi Vibrio sp. dari specimen kotoran dan ditetapkan dalam

    Metode Standar sebagai Thiosulfate-Citrate-Bile-Sucrose Agar untuk uji

    makanan. TCBSA sangat selektif, memenuhi persyaratan gizi dari Vibrio

    sp. , dan memungkinkan Vibrio sp. berkompetisi dengan flora usus.

    Semua anggota genusnya dapat tumbuh pada media yang konsentrasi

    garamnya ditingkatkan dan beberapa spesies bersifat halophilic. Vibrio sp.

    adalah penduduk alami dari air laut. Penyakit yang ditimbulkan pada

    manusia terkait dengan konsumsi air yang tercemar dan konsumsi kerang

    atau seafood yang tercemar. Ekstrak Ragi dan Proteose Peptone

    menyediakan nitrogen, vitamin, dan asam amino pada TCBSA. Na-sitrat,

    Na-tiosulfat, dan Oxgall merupakan agen selektif dengan pH alkali untuk

    menghambat organism gram-positif dan menekan pertumbuhan koliform.

    pH medium ditingkatkan untuk meningkatkan pertumbuhan Vibrio cholera

    karena organism ini sensitive terhadap suasana asam. Sakarosa adalah

    karbohidrat yang difermentasi, dan NaCl untuk merangsang pertumbuhan.

    Na-tiosulfat adalah sumber belerang dan berekasi dengan Fe-sitrat

    sebagai indikator untuk mendeteksi produksi H2S. BTB dan Thymol Blue

    adalah indikator pH. Setelah diinkubasi 18-24 jam pada 35oC, fermentasi

    sukrosa vibrios (V. cholera, V. alginolyticus, V. harveyi, V. cincinnatiensis,

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    58/69

    V. fluvialis, V. furnisii, V. metschnikovii, beberapa V. vulnificus)

    menunjukkan berbagai ukuran, smooth, opaque, koloni kuning pada

    TCBSA. Pada vibrio klinis penting lainnya, kebanyakan V. vulnifucus tidak

    mengalami fermentasi sukrosa dan menunjukkan warna hijau.

    Daging, produk daging, kaldu daging, produk susu, pasta, tepung,

    unggas dan sayuran yang sudah bersentuhan dengan tanah, debu dan

    materi fekal adalah pangan yang paling sering terkontaminasi oleh

    Clostridium perfingens. Vibrio cholerae biasanya banyak terdapat disungai

    dan perairan pantai serta laut yaitu pada kerang-kerangan, tiram dan

    seafood lain dengan jumlah sel dibawah 103 koloni/g. Pseudomonas

    aerginosa biasanya terdapat pada air minum dalam kemasan.

    Pada uji makanan-minuman, tidak dilakukan uji adanya Candida

    albicans. Hal ini dikarenakan jamur Candida albicans hanya merupakan

    flora kulit dan akan menyebabkan masalah pada permukaan kulit jika

    jumlahnya lebih dari normal. Demikian pula dengan uji MPN untuk bakteri

    coliform (E. coli). Uji MPN tersebut tidak dilakukan pada bahan kosmetika

    karena E. coli merupakan flora pada saluran pencernaan yaitu usus.

    Sehingga jika terdapat pada bahan kosmetika tidak akan menimbulkan

    masalah. E. coliakan menyebabkan masalah pencernaan jika jumlahnya

    pada usus melebihi batas normalnya.

    Untuk bakteri Salmonella thyposa dan Staphylococcus aureus

    dilakukan uji pada sampel makanan-minuman dan sediaan obat non steril

    karena Salmonella thyposa dapat menyebabkan demam tifoid dan infeksi-

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    59/69

    infeksi enterik lainya pada manusia, dan Staphylococcus aureus

    merupakan bakteri Gram positif yang dapat hidup pada manusia dan

    biasanya digunakan untuk indentifikasi bakteri yang menyebabkan suatu

    infeksi

    Berdasarkan hasil perhitungan untuk uji mikrobiologis makanan

    dan minuman dan obat tradisional, nilai ALT kapang dari sampel Air Soda

    adalah9,6 x 104 koloni/ml, Susu Bendera Kaleng 4,3 x 102 koloni/ml, Sosis

    Siap Makan 2,0 x 102 koloni/ml, Ikan Kaleng 3,64 x 104 koloni/ml dan

    Jamu (dalam bentuk pil) 4,9 x 104 koloni/ml. Sedangkan nilai ALT bakteri

    untuk sampel Air Soda adalah 3 x 102 koloni/g, Susu Bendera Kaleng

    negatig/ml, Sosis Siap Makan 4,6 x 103 koloni/ml, Ikan Kaleng 1,6 x 103

    koloni/ml dan Jamu (dalam bentuk pil) 2,7 x 104 koloni/ml.

    Berdasarkan hasil perhitungan untuk uji mikrobiologis kosmetik,

    nilai ALT bakteri dari sampel Emulsi (Scotts Emultion)adalah 5 x 102

    koloni/g, Komix Sirup negatif/ml, Paracetamol 5,6 x 102 koloni/ml, Tablet

    C.T.M 1,3 x 103 koloni/ml, Promag 1,1 x 103 koloni/ml,. Sedangkan nilai

    ALT kapang untuk sampel Emulsi (Scotts Emultion)adalah 1,0 x 102

    koloni/g, Komix

    Sirup 8 x 10

    2

    koloni/ml, Paracetamol 8,4 x 10

    2

    koloni/ml,

    Tablet C.T.M 8,4 x 102 koloni/ml, Promag1,0 x 101 koloni/ml.

    Dalam uji kualitatif untuk makanan dan minuman uji coliform

    menunjukkan hasil positif pada semua sampel kecuali sampel Jamu

    (Dalam Bentuk Pil). Sedangkan uji kualitatif untuk Staphylococcus aureus

    dan Candida albicans menunjukkan hasil positif pada sampel Air Soda,

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    60/69

    Susu Bendera Kaleng, Sosis Siap Makan dan hasil negatif untuk sampel

    Ikan Kaleng dan Jamu (Dalam Bentuk Pil). Tapi pada uji spesifiknya

    menunjukkan hasil negatif untuk sampel Air Soda, Susu Bendera Kaleng

    dan Sosis Siap Makan. Kemungkinan hasil positif pada uji mengguakan

    medium PW dan SDB bukan berasal dari Staphylococcus aureus dan

    Candida albicans melainkan dari bakteri spesies yang berbeda yang

    berasal dari kontaminasi udara dan lingkungan sekitar. Uji kualitatif untuk

    Salmonella thyposa menunjukkan hasil hanya pada sampel Sosis Siap

    Makan.

    Dalam uji kualitatif untuk sediaan non steril uji coliform

    menunjukkan hasil negatif pada semua sampel. Sedangkan uji kualitatif

    untuk kosmetik uji Staphylococcus aureus menunjukkan hasil positif pada

    sampel Rexona. Uji Candida albicans menunjukkan hasil positif untuk

    sampel Minyak Kemiri, Rexona dan Bedak Bayi. Uji kualitatif untuk

    Salmonella thyposa menunjukkan hasil negatif pada semua sampel

    walaupun pada uji penegasannya positif. Kemungkinan hasil positif pada

    uji menggunakan medium SCB bukan berasal dari Salmonella thyposa

    melainkan dari bakteri spesies yang berbeda yang berasal dari

    kontaminasi udara dan lingkungan sekitar. Uji kualitatif untuk

    Pseudomonas aeruginosa menunjukkan hasil yang negatif pada sampel

    yang diuji (Bedak Bayi dan Bedak Dingin). Untuk uji kualitatif Vibrio

    cholerae tidak dilakukan pada percobaan kali ini.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    61/69

    Adapun standar kontaminasi dari mikroba pada sampel, menurut

    Badan POM Nasional adalah :

    No

    Kategori Jenis cemaran mikroba Batas Maksimum

    1 Minumanberkarbonat (airsoda, limun dll)

    ALT (30 C, 72 jam) kolonimlKoliform koloni 100 mlSalmonella sp. negatif100 mlStaphylococcus aureus negatifmlKapang dan khamir koloniml

    2 Susu kental manis

    dan susu skim kentalmanis (tawar atauberperisa)

    ALT (30 C, 72 jam) kolonig

    APM Koliform gSalmonella sp. negatif25 gStaphylococcus aureus kolonig

    Kapang dan khamir kolonig3 Sosis masak (tidak

    dikalengkan, siapkonsumsi)

    ALT (30 C, 72 jam) kolonigAPM Koliform gSalmonella sp. negatif25 gStaphylococcus aureus kolgClostridium perfringens 10 kolonigListeria

    monocytogenes

    negatif25 g

    4 Ikan dan produkperikanan yangdikalengkan ataudifermentasi,termasuk moluska,krustase danekindodermata

    ALT aerob termopilik(30 C, 72 jam)

    kolonig

    ALT aerob termopilik(30 C, 72 jam)

    kolonig

    Clostridium sp negatif g

    5 Jamu dalam bentukpil

    Angka Kapang dankhamir

    kolonig

    Persyaratan mikrobiologik untuk jenis sediaan farmasi non steril:

    1. Farmakope Checoslovakiah ed. III

    Pada farmakope tersebut, untuk obat-obat non steril dibagi atas 2

    kategori:

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    62/69

    a. Specialitet Farmasi

    Ketentuan jumlah mikroorganise bahwa tidak boleh mengandung 1000

    mikroorganisme non patogen pergram/ml dan tidak lebih 100 khamir dan

    kapang pergram/ml contoh yang diperiksa.

    b. Sediaan-sediaan lainnya.

    Tidak boleh mengandung lebih dari 10.000 mikroorganisme non

    patogen pergram/ml dan khamir dan kapang tidak lebih dari 100

    pergram/ml contoh.

    2. Farmakope Internasional ed. II

    Farmakope Internasional merupakan bahwa persyaratan kualitas

    untuk sediaan non steril minimal sama dengan kualitas bahan makanan

    (lihat standard makanan).

    3. U.S.P. XX

    Dalam farmakope Amerika tersebut dicantumkan persyaratan untuk

    sediaan farmasi non steril sebagai berikut:

    a. Bahan alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan bebas dari

    Salmonella sp

    b. Larutan dan suspensi oral, bebas dari E. Coli

    c. Sediaan topikal, bebas dari Pseudomonas aeroginosa.

    d. Amilum, bebas dari Salmonella sp dan E. Coli.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    63/69

    4. Farmakope Swedia

    Farmakope Swedia mensyaratkan bahwa:

    Untuk sediaan non steril, jumlah mikroorganisme tidak lebih dari

    100/g/ml contoh yang diperiksa.

    Apabila sediaan tersebut telah memenuhi syarat tersebut, dan

    apabila pabrikasinya telah melakukan atau menerapkan CPOB dan juga

    bahan-bahan yang digunakan telah memenuhi persyaratan

    mikroorganisme, maka pemeriksaan terhadap bakteri patogen tidak perlu

    dilakukan lagi terhadap sediaan jadi.

    Bila jumlah mikroorganisme lebih 100/g/ml, maka miroorganisme

    patogen atau mikroorganisme yang merupakan indikator dari proses atau

    sanitasi pabrikasi yang tidak baik, maka dilakukan pemeriksaan beberapa

    mikroorganisme yaitu:

    Salmonella sp

    Pseudomonas aeruginosa

    Staphylococcus aureus

    Bacillus cereus

    Clostridium perfringens

    Clostridium botulinum

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    64/69

    Norma-norma beberapa sediaan farmasi:

    Golongan Macam obat Persyaratan

    1.a1.b

    2.

    3.

    Obat suntikObat mata:-diteteskan untukpemakaian pada lubangtubuh yang biasanyabebas bakteri- Sediaan untuk lukabakar dari tubuhSediaan untuk

    pemakaian lokal sepertilecet-lecet pada kulit,dalam hidungtenggorokan, lubangtelinga (resiko tinggi)Sediaan lain-lainBatas untukmikroorganismetertentu

    Bebas dari E.Coli/g/ml

    Enterobacter lainmaksimum 102 / g/ml

    Bebas dariPseudomonasaeruginosa g/ml

    Bebas dariStaphyllococcusaureus /g/ml

    Sterilitas bebas darimikroba yangmempunyai daya hidup(biasanya ditentukandalam tiap 1 g/ml)

    Batas kandunganmikroba yangmempunyai daya hidup

    102

    / g / mlTidak adaEnterobakteri, Stap.aureus, Ps. Aeruginosa

    Batas kandunganmikroba yangmempunyai daya hidup103-104 khamir, bakteriaerob / g / ml 102 , danjamur / g / ml

    Walau bagaimanapun juga nilai yang dihasilkan dalam percobaan

    ini tidak dapat dijadikan patokan apakah suatu sediaan layak atau tidak

    dikonsumsi karena prosedur pengerjaan masih berskala laboratorium

    yang memiliki banyak keterbatasan dan kesalahan, utamanya kesalahan

    dari faktor kontaminasi oleh lingkungan sekitar.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    65/69

    BAB VI

    PENUTUP

    VI.1 Kesimpulan dan saran

    VI.1.1 Kesimpulan

    1. Sampel makanan minuman

    a. ALT bakteri dari sampel Air soda ialah 3x102 kol/ml. Hasil ini tidak

    memenuhi syarat berdasarkan SNI dimana pada sampel air soda

    seharusnya untuk ALT bakteri ialah 1x104 kol/ml.

    b. ALT bakteri dari sampel Frisian flag ialah negatif kol/g. Hasil ini

    memenuhi persyaratan dasri SNI dimana pada sampel susu kental manis

    (Frisian flag) untuk batas maksimum ALTnya ialah 1x104 kol/g.

    c. ALT bakteri dari sampel Sosis So Nice ialah 4,6x103 kol/ml. Hasil

    ini tidak sesuai dengan persyaratan SNI dimana seharusnya pada sampel

    Sosis siap makan ( So nice ) untuk batas maksimum ALTnya ialah 1x104

    kol/g.

    d. ALT bakteri dari sampel jamu dalam bentuk pil ialah 2,7x104 kol/g.

    Hasil ini tidak memenuhi persyaratan SNI dimana pada sampel jamu

    dalam bentuk pil batas maksimum ALTnya ialah 1x104 kol/g.

    e. ALT bakteri dari sampel ikan kaleng (Sarden) ialah 1,6x103. Hasil

    ini tidak memenuhi persyaratan SNI dimana pada sampel Ikan kaleng (

    Sarden ) ialah

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    66/69

    2. Sampel Obat Non Steril

    a. ALT bakteri pada sampel Komix

    ialah negatif kol/ml. Hasil ini telah

    sesuai menurut Farmakope Swedia dimana batas maksimum ALTnya

    pada sampel Komix ialah 1x102 kol/ml.

    b. ALT bakteri pada sampel Paracetamol ialah 5,6x102 kol/ml. Hasil ini

    tidak sesuai menurut Farmakope Swedia dimana pada sampel bedak

    baby ialah 1x102 kol/ml.

    c. ALT bakteri pada sampel Promag ialah 1,1x103 kol/ml. Hal ini tidak

    sesuai menurut Farmakope Swedia dimana dalam sampel Promag

    ALTnya ialah 1x102 kol/ml.

    d. ALT bakteri pada sampel Emulsi (Scotts Emulsion) ialah 5x102

    kol/ml. Hasil ini tidak sesuai menurut Farmakope Swedia dimana pada

    sampel Emulsi (Scotts Emulsion) ALTnya ialah 1x102 kol/ml.

    e. ALT bakteri pada sampel Tablet C.T.M ialah 1,9x103. Hasil ini tidak

    sesuai menurut Farmakope Swedia dimana dalam sampel bedak dingin

    ALTnya ialah 1x102 kol/ml.

    3. Sampel Kosmetik

    a. Pada sampel Minyak Kemiri

    bakteri yang positif adalah Candida

    albicans dan tidak ditemukannya bakteri Staphyllococcus aureus ,

    Salmonella thyposa, dan Pseudomonas aeruginosa .

    b. Pada sampel Bedak Bayi bakteri yang positif adalah Candida

    albicans dan bakteri yang negatif adalah Staphyllococcus aureus ,

    Salmonella thyposa, dan Pseudomonas aeruginosa.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    67/69

    c. Pada sampel Skin Foot tidak ditemukannya adanya bakteri dan

    medium menunjukan hasil negatif. Semua hasil menunjukkan bahwa

    semua negatif untuk bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas

    aeruginosa, Candida albicans, dan Escherichia coli.

    d. Pada sampel Rexona bakteri yang positif adalah Candida albicans

    dan Staphyllococcus aureus bakteri yang negatif adalah Salmonella

    thyposa, dan Pseudomonas aeruginosa.

    e. Dari hasil pengamatan yang dilakukan tidak ada mikroorganisme

    yang ditemukan pada sampel Bedak Dingin dan medium menunjukan

    hasil negatif. Semua hasil menunjukkan bahwa semua negatif untuk

    bakteri Staphyllococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida

    albicans, dan Escherichia coli.

    VI.I.2 Saran

    Untuk lab : Sebaiknya alat-alat perlu dilengkapi lagi.

    Untuk asisten : Sebaiknya pada saat praktikum, asisten mengawasi

    praktikannya pada saat pengerjaan untuk meminimalkan kesalahan pada

    saat melakukan praktikum.

    Untuk laboran : Sebaiknya laboran harus lebih dahulu datang

    daripada asissten ataupun praktikannya.

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    68/69

  • 7/22/2019 Laporan Lengkap Makanan Minuman

    69/69

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Djide, Natrsir dan Sartini. 2011. Analisis Mikrobiologi Farmasi.

    Makassar: Unhas.

    2. Djide, Natrsir dan Sartini. 2011. Penuntun Praktikum Analisis

    Mikrobiologi Farmasi. Makassar : Unhas.

    3. Djiwoseputro, D. 1964. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.

    4. Suriawiria, Unus. 1986. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung:

    Angkasa.

    5. Volk, Wheeler. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta:

    Erlangga.

    6. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.

    7. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.

    8. Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid

    1. Bandung : CV. Yrama Widya.

    9. Prescott, Harley. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology Fifth

    Edition. The McGraw-Hill Companies, USA.

    10. Difco Laboratories. 1998. Difco Manual Culture Media 11th Edition.

    Division of Bacton and Company Sparks, Maryland 21152 USA.

    11. Anonim. 2009. Standar Nasional Indonesia Batas MaksimumCemaran Mikroba Dalam Pangan. Jakarta : BadanStandardisasi Nasional.