laporan kkn dusun janget

24
Kebudayaan masyarakat Janget 1. Bersih desa Bersih desa adalah ritual tahunan yang dilaksanakan masyarakat setiap bulan muharram/syuro. Pada acara tersebut warga membawa makanan berupa tumpeng ke rumah pak lurah kemudian secara bersama-sama dibacakan doa yang dipimpin oleh modin atau sesepuh desa untuk mengharapkan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Di Dusun Janget ritual bersih tidak lagi dilakukan ditempat keramat (punden) tetapi cukup di rumah pak lurah dan diikuti oleh penduduk desa. Hal ini berbeda dengan ritual bersih desa di Dukuh Gruwul yang masih melaksanakan ritual bersih desa di punden atau tempat yang dikeramatkan. 2. Muludan Muludan adalah acara tahunan untuk memeperingati hari kelahiran Nabi Muammad SAW. Warga Dusun Janget memperingati acara muludan dengan membawa makanan yang diletakkan di dalam wadah persegi yang terbuat dari pelepah pisang dan irisan bambu. Acara dilaksanakan di masjid, mushollah dan di rumah pak lurah, adapaun hidangan yang disajikan adalah nasi putih yang diberi lauk berupa srundeng (parutan kelapa yang disangrai) dan beberapa macam lauk sederhana lainnya seperti tahu, tempe, dan

Upload: lalu-lintas

Post on 12-Dec-2014

146 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KKN Dusun Janget

Kebudayaan masyarakat Janget

1. Bersih desa

Bersih desa adalah ritual tahunan yang dilaksanakan masyarakat setiap

bulan muharram/syuro. Pada acara tersebut warga membawa makanan

berupa tumpeng ke rumah pak lurah kemudian secara bersama-sama

dibacakan doa yang dipimpin oleh modin atau sesepuh desa untuk

mengharapkan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Di Dusun Janget ritual

bersih tidak lagi dilakukan ditempat keramat (punden) tetapi cukup di

rumah pak lurah dan diikuti oleh penduduk desa. Hal ini berbeda dengan

ritual bersih desa di Dukuh Gruwul yang masih melaksanakan ritual bersih

desa di punden atau tempat yang dikeramatkan.

2. Muludan

Muludan adalah acara tahunan untuk memeperingati hari kelahiran Nabi

Muammad SAW. Warga Dusun Janget memperingati acara muludan

dengan membawa makanan yang diletakkan di dalam wadah persegi yang

terbuat dari pelepah pisang dan irisan bambu. Acara dilaksanakan di

masjid, mushollah dan di rumah pak lurah, adapaun hidangan yang

disajikan adalah nasi putih yang diberi lauk berupa srundeng (parutan

kelapa yang disangrai) dan beberapa macam lauk sederhana lainnya seperti

tahu, tempe, dan telur serta ada juga nasi yang dimasak dengan santan.

3. Jumat legian

Jumat legian adalah acara bulanan yang dilakasanakan warga Dusun

Janget tiap malam jumat legi, acara ini diisi dengan yasinan dan membaca

tahlil bersama-sama. Acara jumat legi dilaksanankan di mesjid dan diikuti

bapak-bapak dan ibu-ibu dari jamah yasin dan tahlil.

4. Kething-kething

Keting-keting adalah acara 7 bulanan setelah bayi lahir. Secara ritual

acaranya sama dengan acara selamatan biasa, terasuk jenis hidangan

maupun prosesi acara yang biasanya diisi dengan yasin dan tahlil.

Perekonomian dan mata pencaharian warga Dusun Janget

Page 2: Laporan KKN Dusun Janget

1. Pertanian dan peternakan

Mayoritas penduduk Janget adalah petani dengan minoritasnya adalah

pedagang kecil-kecilan. Warga Janget menanam berbagai macam jenis

tanaman produksi, seperti padi, mangga, kunir, jagung, singkong serta

berbagai tanaman palawija lainnya, juga pohon jati yang banyak terdapat

di kebun. Warga Janget menanam padi di sawah yang bisa ditanam

sepanjang tahun, karena warga Janget tidak mengandanlkan hujan untuk

menanam padi, jadi bisa dikatakan warga Janget bisa kapanpun menanam

padi tanpa mempedulikan musim.

Banyaknya jenis tanaman pertanian dan perkebunan yang bisa diproduksi

dikarenakan keadaan tanah di Dusun Janget yang tergolong subur, hal ini

juga didukung dengan pengairan yang baik karena warga Janget memiliki

saluran pengairan yang sudah memadai.

Sawah adalah sumber utama mata pencaharian warga Janget, selain untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk yang memiliki lahan sawah

yang luas dan hasil panen melimpah sisa hasil panen juga untuk dijual.

Selain sebagai petani beberapa penduduk Janget juga berternak hewan

memamah biak seperti sapi dan kambing. Warga Janget menjadikan

hewan ternak sebagai bentuk tabungan atau investasi dari hasil panen di

sawah, dan sewaktu-waktu bisa dijual ketika membutuhkan biaya untuk

kebutuhan tertentu. Selain untuk membeli hewan ternak sisa penjualan

hasil panen digunakan sebagai modal untuk proses penanaman padi di

sawah selanjutnya.

Komoditas utama mayoritas petani di dusun Janget adalah singkong dan

buah mangga. Kedua tanaman ini sangat banyak dijumpai di wilayah

dusun Janget, mulai di kebun hingga pekarangan rumah.

Jadi secara garis besar, selain sebagai petani warga Janget juga adalah

peternak walaupun hanya sebagai bentuk investasi, yang sewaktu-waktu

bisa dijual jika dibutuhkan.

Hasil panen yang didapat warga Dusun Janget sebagian dijual setelah

sebagian diambil untuk dikonsumsi sendiri. Padi yang disimpan untuk

Page 3: Laporan KKN Dusun Janget

dikonsumsi biasanya digiling dengan menggunakan mesin giling padi

keliling (huller) sehingga warga tidak perlu kesulitan untuk membawanya

ke tempat penggilingan.

Banyak sekali faktor yang memepengaruhi hasil panen warga Janget,

selain luas lahan pertanian, juga faktor eksternal seperti hama, di Dusun

Janget hama yang umum menyerang adalah tikus dan wereng, tikus

biasanya memakan tanaman padi yang hampir siap panen, sedangkan

hama wereng menyerang padi yang masih muda, tanaman padi yang

diserang hama wereng biasanya menjadi busuk dan tidak bisa tumbuh.

Serangan hama seringkali menjadi faktor yang mengakibatkan petani

gagal panen atau hasil panen menurun.

Tanaman palawija adalah komoditas lain yang dihasilkan warga Dusun

Janget, berbeda denga tanaman padi, tanaman palawija biasanya

bergantung pada musim tertentu sehingga tidak bisa ditanam setiap waktu.

Tanaman palawija bisanya ditanam di kebun dan tanaman yang ditanam

biasanya bergantung pada musim.

Hasil tanaman palawija dan buah biasanya dijual pada para pengepul,

dengan harga yang umum di pasaran. Warga membawa hasil panen

palawijanya ke pengepul atau terkadang sang pengepul yang mendatangi

kebun milik warga untuk menawarkan harga dan kemudian dijual dengan

sistem kiloan, namun ada juga yang dijual dengan sistem borongan seperti

buah mangga yang biasanya dibeli dengan memborong satu pohon atau

ketela pohon yang diborong persatu petak sawah.

Ketela pohon adalah komoditas palawija yang paling umum di jumpai di

Dusun Janget. Hampir di setiap kebun milik warga terdapat tanaman ini.

Kesehatan dan pendidikan warga Janget

Kondisi kesehatan masyarakat Dusun Janget terlihat cukup baik, hal ini

dibuktikan dengan jumlah warga yang menderita penyakit berat sangat sedikit,

kebanyakan penyakit yang diderita warga adalah penyakit ringan yang sering

Page 4: Laporan KKN Dusun Janget

dialamai semua orang, seperti sakit kepala, influenza, sakit gigi maupun gatal-

gatal.

Warga Janget biasanya membawa keluarga yang sakit ke puskesmas di kecamatan

gemarang karena secara lokasi lebih mudah dijangkau daripada harus ke polindes

yang ada di Morang ataupun kepak.

Namun ada beberapa masyarakat Janget yang masih percaya dengan pengobatan

kepada dukun, adat kejawen yang kental membuat masyarakat yakin bahwa

penyakit yang diderita ada kaitannya dengan hal-hal mistik sehingga harus diobati

oleh orang pintar atau dukun. Walaupun secara perlahan-lahan cara ini sudah

ditinggalkan oleh warga Janget dengan semakin berkembangnya sumber daya

manusia di Dusun Janget.

Di dunia pendidikan kondisi di Dusun Janget sudah cukup berkembang, di Dusun

Janget ada SDN 02 Morang yang baru saja direhabilitasi oleh pemerintah,

sehinggan kondisi fisik sekolah menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yang sangat memprihatinkan. Walaupun jumlah siswa di SDN

02 Morang sangat sedikit hal ini tidak menyurutkan minat anak-anak untuk

semangat belajar di sekolah. Ketika sudah lulus dari SD anak-anak Dusun Janget

biasa meneruskan ke sekolah yang ada di Morang atau desa lain yang mereka

inginkan.

Perubahan kondisi masyarakat

Potensi yang bisa dikembangkan

Dusun Janget memeiliki potensi yang luar biasa terutama dalam bidang pertanian.

Hasil sawah dan kebun seperti padi, cokelat, alpukat dan tanaman palawija bisa

menjadi komoditas ekonomi tinggi jika warga mampu memaksimalkannya.

Namun keterbatasan sumberdaya manusia maupun keterbatasan pengetahuan

tentang pertanian yang berorientasi ekonomi membuat hasil pertanian hanya

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Page 5: Laporan KKN Dusun Janget

Potensi lain yang ada di Dusun Janget yaitu batu macadam, batu macadam adalah

pecahan batu yang bisa digunakan untuk membuat jalan atau bahan bangunan.

Ada juga pohon jati, pohon jati adalah salah satu jenis kayu yang sangat bernilai,

selain dijual secara gelondongan, kayu jati juga bisa diolah menjadi furniture,

seperti meja, kursi atau perabot ruma tangga lainnya sehingga memiliki nilai

ekonomi lebi.

Page 6: Laporan KKN Dusun Janget

BAB 2

MENEROPONG MASALAH MENYINGKAP DERITA

MASALAH UTAMA DI DUSUN JANGET

Masalah adalah bagian dari suatu sistem kemasyarakatan. Mengatasi masalah

dalam suatu masyarakat diperlukan partisipasi aktif dari seluruh warga

masyarakat, mulai dari aparat sampai warganya. Kemampuan mengatasi secara

mandiri adalah suatu ciri dari majunya suatu tatanan masyarakat. Berikut ini

paparan masalah yang terjadi di Dusun Janget.

LEMAHNYA PEREKONOMIAN

Dusun Janget adalah bagian dari desa Morang yang terdiri dari dusun Morang,

dusun kepak, dukuh gruwul, dan Dusun Janget sendiri. Dusun Janget terletak di

wilayah perbukitan yang berada di kaki gunung wilis. Letak Dusun Janget di

wilayah pegunungan membuat tanahnya cukup subur, sehingga banyak jenis

tanaman pertanian dan perkebunan yang bisa dijumpai di sepanjang wilayah

Dusun Janget. Mata pencaharian yang paling umum di Dusun Janget adalah

petani, berbagai jenis tanaman pertanian dan perkebunan seperti padi, ketela

pohon, jagung, kunir dan buah mangga adalah komoditas andalan baik untuk

dijual ataupun dikonsumsi sendiri.

Namun hasil dari sawah dan kebun yang terbatas membuat warga kesulitan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya untuk kebutuhan pendidikan bagi

anak-anak, juga kebutuhan lain yang membutuhkan uang yang cukup banyak

seperti biaya untuk berobat, ataupun untuk kebutuhan bersifat komersial lainnya.

Jika dilihat sekilas, hasil bumi di Dusun Janget sangat menjanjikan, hasil panen

sangat melimpah. Namun kurangnya kualitas pendidikan dan sumber daya

manusia (SDM) menjadikan hasil panen menjadi kurang maksimal baik secara

nilai ekonomis maupun sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Page 7: Laporan KKN Dusun Janget

Pola pikir masyarakat yang cenderung nerimo ing pandum membuat mereka

terkesan pasrah, asal hasil panennya laku itu sudah cukup dalam pandangan

mereka, dengan SDM dan kualitas pendidikan yang rendah membuat warga

kehilangan posisi tawar dan menyerahkan harga jual hasil panennya di tangan

para pengepul atau pemborong.

Kondisi yang demikian itu membuat sebagian warga Janget merantau ke luar kota,

ada juga yang merantau sampai keluar pulau jawa dan bahkan ada yang merantau

hingga ke luar negeri. Bagi sebagian orang, merantau ke luar daerah adalah jalan

keluar untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Anggapan

bahwa kota menyediakan perbaikan finansial membuat warga berbondong-

bondong meninggalkan desa terutama para pemuda.

Indikasi lemahnya perekonomian warga didapat dari hasil dari FGD (Forum

Group Discussion) yang menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Janget adalah

warga kurang mampu atau miskin. Rincian data warga miskin yang diperoleh dari

FGD dari total 1775 KK di desa Morang adalah sebagai berikut:

1. Dusun Morang terdiri dari 703 KK dengan rincian:

a. 45 KK tergolong kaya.

b. 398 KK tergolong sedang.

c. 260 KK tergolong miskin.

2. Dusun Kepak terdiri dari 635 KK dengan rincian:

a. 38 KK tergolong kaya.

b. 300 KK tergolong sedang.

c. 297 KK tergolong miskin

3. Dusun Janget terdiri dari 437 KK dengan rincian:

a. 17 KK tergolong kaya.

b. 140 KK tergolong sedang.

c. 280 KK tergolong miskin.

Pengklasifikasian kesejahteraan keluarga di atas diperoleh dari hasil diskusi

terarah dengan perangkat desa dan warga masyarakat serta survey belanja rumah

Page 8: Laporan KKN Dusun Janget

tangga terhadap sejumlah sampel dari ketiga dusun di desa morang. Dalam diskusi

tersebut masyarakat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:

Kaya

Sedang, dan

Miskin

Untuk menentukan kategori tersebut pengelompokkan didasarkan pada

beberapa indikator, antara lain: pendapatan, pekerjaan, asset yang dimiliki,

kondisi fisik rumah, tingkat pendidikan dalam keluarga, dan kesehatan.

Dari sisi pendapatan, keluarga kaya memiliki pendapatan rata-rata berada

dikisaran Rp. 1 juta-2 juta perbulan, sedangkan pendapatan warga yang berada

dalam kategori sedang atau menengah memiliki pendapatan di kisaran antara

Rp. 500 ribu-1 juta. Sementara kategori warga kurang mampu pendapatan

perbulannya antara < Rp 500 ribu dan di bawahnya. Dalam mendata

pendapatan warga di ambil secara rata-rata karena perbedaan hasil pendapatan

dan juga kebanyakan warga berpenghasilan berdasarkan waktu panen

sehingga dirata-rata berdasarkan waktu tanam hingga panen untuk

mendapatkan hasil pendapatan rata-rata perbulan. Sebagai tambahan

penghasilan kebanyakan masyarakat menginvestasikan uangnya dalam bentuk

hewan ternak yang bisa dijual kemudian

Indikator yang selanjutnya adalah pekerjaan. Pekerjaan yang dimiliki

berbanding lurus dengan indikator pertama yaitu penghasilan. Rata-rata warga

yang berada dalam kategori kaya memiliki pekerjaan sebagai pengusaha

(pemborong/tengkulak), pedagang, dan juga pejabat di tingkat desa atau

kecamatan. Sementara warga yang berada dalam kategori sedang bekerja

sebagai guru, pegawai kelurahan, atau pemilik toko. Sedangkan warga yang

berada di kategori miskin kebanyakan adalah petani atau buruh yang

menggarap sawah milik orang lain. Ada juga yang bekerja sebagai buruh

bangunan, maupun pencari rumput.

Page 9: Laporan KKN Dusun Janget

Dilihat dari indikator kepemilikan asset warga kaya ada yang memiliki mobil,

motor, sawah yang luas, dan fasilitas rumah yang lengkap seperti televise dan

lemari es. Sementara warga dalam kategori sedang memiliki asset berupa

motor, sawah yang memiliki luas sedang, dan televisi. Sedangkan warga

miskin memiliki asset terbatas seperti sawah dengan lahan yang sempit, ada

sebagian warga dalam kategori miskin yang memiliki motor atau televise

namun kebanyakan dibeli dalam kondisi bekas.

Indikator selanjutnya adalah tingkat pendidikan dalam keluarga. Warga dalam

kategori kaya pendidikan minimal adalah lulusan SMA, sekolah tinggi atau

universitas, sedangkan anaknya kebanyakan disekolahkan hingga perguruan

tinggi. Warga yang berada dalam kategori sedang rata-rata adalah lulusan

SMA atau SMP dan sebagian adalah lulusan perguruan tinggi. Sedangkan

anak-anak dari keluarga sedang bersekolah maksimal di tingkat SMA, dan

hanya sebagian kecil yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan warga

dalam kategori miskin mayoritas lulusan SD dan sangat sedikit yang lulusan

SMP, dan rata-rata anak-anak dari keluarga miskin hanya disekolahkan

sampai SMP atau paling tinggi di tingkat SMA atau SMK. Hal ini dikarenakan

warga miskin lebih mempriorotaskan anaknya untuk bekerja.

Indikator yang terakhir yaitu kesehatan. Warga kaya kebanyakan mampu

mengakses pelayanan kesehatan yang baik karena didukung oleh kemampuan

finansial yang memadai, juga kemampuan untuk menyediakan makanan

bergizi untuk menjaga kesehatan. Keluarga dalam kategori sedang kebanyakan

berobat ke rumah sakit daerah, puskesmas, atau dokter. Sedangkan warga

miskin sering tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan yang memadai

dikarenakna keterbatasan biaya juga jarang sekali mampu menyediakan

makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Kurangnya kualitas pendidikan dan rendahnya sumber daya manusia

mengakibatkan terjadinya perbedaan yang signifikan dalam masalah

perekonomian di desa morang terutama di Dusun Janget.

Page 10: Laporan KKN Dusun Janget

Rendahnya Pengetahuan Agama

Warga di Dusun Janget mayoritas adalah beragama Islam dengan sebagian kecil

beraga Kristen. Namun sangat disayangkan pada prakteknya agama hanya

dijadika sebagai symbol, mayoritas muslim di Dusun Janget tidak terlalu peduli

dengan ritual keagamaan.

Salah satu yang paling tampak adalah sholat 5 waktu. Sebagian besar masyarakat

Dusun Janget kurang memperhatikan sholat lima waktu, hal ini dibuktikan dengan

minimnya peserta jamaah di masjid al muttaqin, jamaah sholat lima waktu hanya

ada saat maghrib, isya’, shubuh dan ashar itupun dengan peserta yang sangat

minim, di mushollah sebenarnya kondisi jamaah sholat sdikit lebih baik karena

memiliki jamaah yang lumayan banyak, namun jika melihat jumlah warga muslim

di Dusun Janget sangatlah tidak berimbang antara orang yang jamaah sholat dan

tidak. Pola pikir masyarakat Dusun Janget yang berorientasi pada masalalah

ekonomi membuat mereka mengesampingkan masalah agama utamanya masalah

sholat lima waktu.

Selain masalah diatas, ada masalah lain yang sangat tampak yaitu masalah sholat

jumat. Setiap jumat rata-rata hanya 20 orang yang mengikuti. Walaupun tidak

memenuhi syarat minimal sholat jumat, sholat jamaah jumat tetap dilakukan

karena memepertimbangkan aspek pembiasaan dan sebagai contoh dimaysarakat

dengan harapan warga yang sebelumnya tidak ikut tergerak hatinya untuk

mengikuti shalat jumat.

Pembelajaran agama anak-anak adalah berupa pendidikan Al-quran. Di Dusun

Janget TPQ terbagi menjadi dua, yaitu di masjid dan di mushollah. Di masjid

terdapat dua pengajar yang mengajarkan baca tulis Al-Quran, dan satu minggu

sekali tiap hari sabtu ada sholawat nabi. Sedangkan di mushollah juga ada dua

pengajar, selain pelajaran membaca Al-quran juga ada tambahan pengetahuan

agama yaitu imu fiqih dan ilmu tauhid.

Page 11: Laporan KKN Dusun Janget

Kegiatan agama di masyarakat Dusun Janget yang saat ini berjalan adalah

kegiatan yasin dan tahlil keliling, kegiatan ini diikiti oleh bapak-bapak maupun

ibu-ibu. Untuk bapak-bapak acara yasin dan tahlil diadakan setiap malam jumat

sedangkan untuk ibu-ibu dilaksanakan setiap jumat sore sesudah waktu sholat

ashar. Kegiatan yasin dan tahlil dilaksanakan secara bergiliran, cara menentukan

shohibul hajjah atau tuan rumah adalah dengan diundi, karena acara ini dibarengi

dengan semacam arisan dengan sejumlah uang yang digunakan untuk biaya

konsumsi jamaah yasin dan tahlil di minggu berikutnya.

Keterbatasan pengetahuan dan kesadaran beragama memang terasa sangat kurang

di Janget, masyarakat terlalu sibuk di sawah sehingga kehidupan beragama

menjadi terbengkalai. Selain itu kurangnya tokoh agama juga menjadi kendala,

praktis hanya modin yang menjadi pembimbing bagi warga untuk urusan agama

dan tentu saja tenaga satu orang tidaklah cukup untuk membimbing seluruh

masyarakat Dusun Janget. Keberadaan generasi penerus sangat dibutuhkan untuk

terus melaksanakan bimbingan dan pencerahan bagi warga Janget akan

pentingnya kehidupan beragama.

Kegiatan sehari-hari warga yang sering berada di sawah atau kebun juga

mempengaruhi kehidupan beragama. Berikut ini adalah contoh jadwal harian

keluarga ustadzha Yunita, guru ngaji TPQ di Masjid Al-Muttaqin.

JADWAL KEGIATAN

Page 12: Laporan KKN Dusun Janget

Jadwal kegiatan harian warga Dusun Janget kebanyakan dihabiskan di sawah dan

kebun. Sebagaimana yang tampak dalam jadwal harian Ibu Yuni dan keluarganya

yang juga adalah petani. Beliau memiliki sawah dan kebun yang ditanami padi,

jagung, kunir dan ketela pohon.

Pada pagi hari, aktifitas suami Ibu Yuni sama dengan kebanyakan warga laki-laki

Dusun Janget yaitu pergi ke sawah dan kebun. Sampai menjelang siang hari suami

beliau pulang untuk beristirahat dan makan siang sekaligus shholat dhuhur.

Namun, kebanyakan warga Janget tetap berada di sawah atau kebun hingga sore

hari menjelang ashar, sehingga meninggalkan ibadah sholat dhuhur atau ketika

pulang untuk beristirahat mereka hanya pulang untuk makan siang, hal ini juga

yang menyebabkan ketika sholat jumat sangat sedikit yang mengikuti. Sedangkan

aktifitas Ibu Yuni sendiri pada pagi hari sama seperti kebanyakan perempuan di

Dusun Janget yaitu mengurusi urusan ibu rumah tangga, seperti memasak,

berbelanja, membersihkan rumah dan mencuci, serta berbincang-bincang dengan

ibu rumah tangga yang lain. Tetapi ada juga sebagian ibu rumah tangga di Dusun

Janget yang membantu suaminya di sawah dan kebun, atau mencari rumput bagi

hewan ternak.

Dan pada siang hari beliau beristirahat sambil menonton televisi yang dilanjutkan

dengan sholat dhuhur. Pada sore hari beliau mengajar TPQ di masjid Al

Muttaqin.selesai mengajar beliau melanjutkan aktifitas layaknya kebanyakan

warga Janget, yaitu berkumpul bersama keluarga hingga waktu istirahat tidur

malam tiba. Sedangkan kegiatan anak beliau kebanyakan adalah bermain karena

umurnya belum memasuki usia sekolah. Anak beliau juga ikut belajar ngaji di

TPQ, banyak anak-anak di Dusun Janget yang antusias mengikuti kegiatan

mengaji di TPQ, baik di masjid ataupun di mushollah yang dimulai pukul 15.30

setelah sholat ashar.

Berdasarkan jadwal kegiatan harian tersebut, lemahnya perekonomian berdampak

pada aktifitas ibadah warga Dusun Janget, karena terlalu memprioritaskan

Page 13: Laporan KKN Dusun Janget

menggarap sawah, mereka meninggalkan ibadah wajib seperti sholat terutama

sholat dhuhur dan ashar.

Pengetahuan agama yang sangat terbatas menjadikan warga Dusun Janget kurang

memperhatikan kegiatan ibadah harian mereka terutama sholat, pada pagi hari

mereka berangkat ke sawah atau ladang, kaetika pulang pada siang hari mereka

dalam keadaan lelah, sehingga meninggalkan sholat dhuhur, setelah istirahat

beberapa saat, mereka kembali ke sawah sampai sore menjelang sehingga sholat

ashar juga ditinggalkan, begitu juga dengan sholat maghrib yang tidak

dilaksanakan karena masih lelah seusai bekerja di sawah atau kebun.

Keterbatasan pengetahuan agama Dusun Janget juga dipengaruhi oleh kurangnya

dukungan pemerintah dusun, terutama Pamong Desa yang terkesan acuh

dengankeadaan masyarakat yang sangat terbelakang dalam urusan agama.

Kurangnya tenaga dakwah atau ustadz juga sangat berdampak pada pengetahuan

masyarakat tentang agama. Di Dusun Janget hanya ada satu orang yang bisa

dikatakan sebagai juru dakwah, namun yang perlu dikhawatirkan adalah tidak

adanya generasi penerus ketika nanti sang juru dakwah sudah tidak ada. Peran

pemuda di Dusun Janget juga sangat kurang dalam memajukan kehidupan

beragama dalam masyarakat, kebanyakan pemuda di Dusun Janget juga berkutat

dengan pekerjaan di sawah dan kebun, ketika selesai dengan urusan di sawah

mereka bergaul dengan teman-teman mereka yang jauh dari aktifitas keagamaan.

Krisis kepercayaan pemuda (Karang Taruna) terhadap pengurus masjid juga

mengakibatkan peran pemuda di masjid juga berkurang, jika mampu berjalan

bersama, maka harapan untuk memajukan kehidupan beragama di Dusun Janget

sangatlah besar. Padahal, kondisi masjid sudah jauh lebih baik, karena sudah ada

banyak perbaikan sehingga sangat layak dan memadai untuk berbagai aktifitas

ibadah. Sangat disayangkan kondisi masjid yang lebih baik tidak diiringi dengan

kemauan masyarakat untuk beribadah di masjid. (to be continued…..)

Kemampuan Membaca Al-Quran yang Rendah

Page 14: Laporan KKN Dusun Janget

Kemampuan membaca Al-Quran dengan baik dan benar sangat penting bagi umat

Islam. Karena bacaan yang salah juga akan berpengaruh pada perubahan arti.

Bacaan Al-Quran juga hampir selalu ada dalam setiap ritual peribadatan umat

Islam.

Realitas yang terjadi di dusun janget cukup mengkhawatirkan. Kemampuan

membaca Al-Quran sangat minim, banyak terjadi kesalahan dalam membaca Al-

Quran seperti dalam makhroijul huruf dan tajwidnya. Bahkan kebanyakan orang

tua tidak mampu membaca Al-Quran karena tidak pernah belajar waktu kecil.

Sedangkan anak-anak di TPQ membaca Al-Quran tanpa memperhatikan

makhroijul huruf dan tajwidnya, mereka lebih mementingkan banyaknya juz yang

telah dibaca dari pada cara membaca yang benar.

Diantara faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca Al-Quran

adalah kurangnya kesadaran untuk bisa membaca Al-Quran yang baik dan benar

terutama bagi orang yang sudah tua. Faktor lainnya adalah kurangnya tenaga

pengajar (SDM) yang menguasai ilmu pengajaran membaca Al-Quran.

Di dusun janget terdapat dua tempat yang mengajar Al-Quran yaitu di masjid Al-

Muttaqin dan mushollah masing-masing memiliki dua tenaga pengajar. Secara

kualitas pengajar, di mushollah sedikit lebih baik karena pengajarnya berasal dari

lulusan pondok pesantren, sedangkan pengajar di masjid Al-Mutttaqin adalah ibu

rumah tangga biasa yang memiliki kemampuan mengaji yang tidak sebaik

pengajar di Mushollah. Waktu dimulainya TPQ adalah sore hari setelah sholat

ashar, baik di masjid maupun di mushollah waktunya bersamaan.

Di mushollah juga ada TPQ khusus bagi orang yang sudah tua yang diadakan

setelah sholat maghrib. Di sini orang-orang tua diajari mengaji dimulai dari

tingkat dasar (belajar membaca huruf hijaiyah) sekaligus bacaan sholat, namun

kebanyakan dari mereka tidak mampu membaca huruf arab, sehingga bacaan

sholat diajarkan dengan menggunakan huruf latin.

Menurut keterangan pengajar TPQ, sebenarnya orang-orang tua di wilayah sekitar

mushollah memiliki keinginan untuk bisa membaca Al-Quran, namun sering kali

Page 15: Laporan KKN Dusun Janget

orang-orang tua merasa malu, atau karena pola pikir mereka yang merasa sudah

terlambat untuk belajar membaca Al-Quran.

Masalah Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, karena

pendidikan bisa menjadi tolak ukur kualitas seseorang juga kualitas sebuah

bangsa. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah

menjadikan sektor pendidikan sebagai prooritas utama dengan anggaran mencapai

20 persen dari total APBN, juga dibuatnya program seperti Bantuan Operasional

Sekolah (BOS). Namun sayangnya program pemerintah yang demikian itu belum

cukup membantu daerah-daerah yang jauh dari lingkar perkotaan.

Dusun janget adalah salah satu dari tiga dusun di Desa Morang yang letaknya

relatif terpencil dan jauh dari perkotaan. Di dusun Janget terdapat satu sekolah

dasar yaitu SDN Morang 02 yang berlokasi di sebelah masjid Al Muttaqin.

SDN Morang 02 memiliki tiga buah gedung bangunan paling utara digunakan

untuk kelas 1 s/d kelas 4 dan kantor sekolah dan ruang guru. Bangunan sebalah

selatan digunakan untuk ruang kelas 5 dan kelas 6 dan bangunan di bagian barat

digunakan sebagai perpustakaan, tempat penyimpanan alat-alat olah raga dan

tempat istirahat bagi pegawai sekolah.

Jumlah siswa di SDN Morang 02 sangat minim, setiap kelas jumlah siswanya

hanya 5 sampai 6 siswa, sedangkan total siswa di SDN Morang 02 Tahun

Pelajaran 2012/2013 adalah 44 siswa. Guru yang terdapat di SDN Morang 02

sebenarnya sudah cukup memadai dengan jumlah total 10 orang guru termasuk

kepala sekolah. 5 orang guru telah menjadi Pegawa Negeri Sipil (PNS) dan

sisanya adalah tenaga honorer ditambah seorang pegawai yang mengurusi urusan

kebersihan dan keamanan sekolah.

Sedikitnya jumlah siswa di SDN Morang 02 dikarenakan banyak orang tua di

dusun janget yang menyekolahkan anaknya ke desa tetangga seperti SD di Desa

Jonggol atau SD di Desa Batok. Diantara faktor yang menyebabkan hal tersebut

Page 16: Laporan KKN Dusun Janget

adalah jarak yang lebih dekat juga kurangnya kualitas pengajaran di SDN Morang

02.

Tenaga pengajar di SDN Morang 02 berasal dari luar dusun, kebanyakan dari

daerah sekitar kota Madiun, atau dari tetangga desa. Jarak yang jauh dan medan

yang berliku membuat para pengajar di SDN Morang 02 terkesan malas hadir di

sekolah untuk menunaikan tugasnya sebagai pendidik di sekolah. Selain itu sarana

dan prasana proses belajar mengajar juga kurang memadai, di kantor sekolah

cuma ada satu perangkat komputer, di perpustakaan buku yang tersedia hanya

buku-buku lama yang sudah tertinggal dari kurukulum yang berlaku sekarang.

Bangunan sekolah di SDN Morang 02 telah mengalami perbaikan, jauh lebih baik

dari sebelumnya yang jauh dari kata layak bahkan hampir roboh. Perbaikan

gedung yang dilaksanakan seharusnya menjadi penyemangat bagi tenaga pengajar

supaya mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengajar di sekolah.

Seharusnya para pengajar merasa malu kepada para siswanya yang selalu

bersemangat di tengah segala keterbatasan.