laporan kkl ekstrak dna
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Ektrak DNATRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH KERJA LAPANGAN
EKSTRASI DNA(ISOLASI DAN ELEKTROFORESIS DNA)
OLEH KELOMPOK 8
1. Ihwan Fauzi S. 8. Dwi Ervi Agustina
2. Roris 9. Desi Okta
3. Ayu Ariska 10. Nuraini
4. Meliyani 11. Sri Utami (02)
5. Malinda Wati 12. Siti Salbiah
6. Sri Utami (01) 13. Pitri Kumalasari
7. Siti Nurhikmah
Dosen Pembimbing:
Syarifah, M.Kes
PRODI PENDIDIKAN STUDI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PELEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini telah banyak dilakukan isolasi DNA yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu Genetika. Isolasi DNA
telah banyak dilakukan dan dikembangkan di dunia ilmiah karena teknologi-
teknologi modern telah menjamah ilmu genetika. Isolasi DNA ini dapat dilakukan
dengan cara dan bahan sederhana, hingga dengan teknologi modern. Mengenai hal
ini, pada dasarnya isolasi DNA dapat dilakukan dari berbagai sumber, antara lain
organ manusia, darah, daun, daging buah, kalus, akar batang, daging dan sisik
ikan. Namun, penggunaan tumbuhan sebagai sumber lebih banyak dilakukan
dalam pengisolasian DNA dewasa ini. Pengisolasian DNA pada sumber dilakukan
terutama untuk pengenalan DNA secara lebih jelas karena dari isolasi ini DNA
dapat terpisah dari kumpulannya, yaitu kromosom. Setelah dilakukan isolasi,
biasanya DNA akan dielektroforesis.
Elektroforesis dilakukan untuk memisahkan, mengidentifikasi,
mengkarekterisasi dan purifikasi dari molekul DNA/RNA. Elektroforesis
merupakan cara pengamatan DNA dengan bantuan sinar Ultra violet. Cara
pemisahan dengan elektroforesis ini merupakan alat pendukung yang sangat
pokok dalam teknologi DNA rekombinan, dengan aplikasi yang begitu luas baik
untuk pemisahan untai tunggal atau untai ganda molekul DNA. Elektroforesis
digunakan untuk pengamatan DNA dalam penampakan flouresensinya.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan tak lepas dari tujuan peningkatan
khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu Genetika, maka kami
mengadakan praktikum isolasi hingga elektroforesis DNA.
2. Tujuan Praktikum
a) Untuk mengetahui cara mengisolasi DNA
b) Untuk mengetahui dan memahami proses elektroforesis pada sampel DNA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian DNA
DNA (Deoxyribonucleic acid) adalah asam nukleat yang mengandung
materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh
bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus, mitikondria, dan
kloroplas. Perbedaan ketiganya adalah DNA nukleus berbentuk linier dan
berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan
kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain
itu DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan
sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. Sedangkan DNA nukleus memiliki pola
pewarisan sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA
prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA
eukariot berbentuk linier dan memiliki protein histon (Kirsman, 2010).
DNA merupakan senyawa kimia yang paling penting dalam makhluk
hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik makhluk
hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Keseluruhan DNA dalam suatu
sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen yang fungsional maupun
non-fungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi gen danintergen
(Suryo, 2004).
2.2 Isolasi DNA
Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada
(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi dan penambahan
buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak (Yuwono, 2008).
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu
prinsipisolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik
untukmemisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul
yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan
molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung . Hasil sentrifugasi akan
menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas
dan pelet pada bagian bawah (Rachmat, 2012).
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi
untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler.
DNA terdapat pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya
adalah DNA nukleus berbentuk linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein
histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak
berasosiasi dengan protein histon. Selain itu DNA mitokondria dan kloroplas
memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu.
Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua.
Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon
dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki
protein histon.
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan
pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan
bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap dari
materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi
kromosom. DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun tumbuhan.
DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Komponen darah yang diisolasi yaitu
sel darah putih, karena memiliki nukleus dimana terdapat DNA didalamnya.
DNA yang diisolasi dari tanaman seringkali terkontamoinasi oleh
polisakarida dan metabolit sekunder seperti tannin, pigmen, alkaloid, dan
flavonoid. Salah satu kesulitan isolasi DNA dari tanaman tinggi adalah proses
destruksi dinding sel untuk melepaskan isi sel. Hal ini disebabkan karena tanaman
memiliki dinding sel yang kuat, dan pada beberapa tanaman kontaminasi sulit
dipisahkan dari ekstrak asam nukleat. Kehadiran kontaminasi diatas dapat
menghambat aktivitas enzim, misalnya DNA tidak sensitive oleh enzim retriksi
dsan mengganggu proses amplifikasi DNA dengan PCR.
Pada sel eukariotik termasuk tanaman dan hewan bagian terbesar dari
DNA berada pada nukleus yaitu organel yang dipisahkan dari sitoplasma dengan
membran. Nukleus terdiri dari 90 % keseluruhan DNA seluler. Sisa DNA adalah
organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Karena DNA terdapat pada
nukleus, maka perlu adanya metode pelisisan sel sampai pemanenan sel. Dimana
metode tersebut merupakan bagian dari metode isolasi DNA (Elrod, 2007).
Pemisahan DNA dari materi seluler lainnya merupakan hal yang
signifikan dan mengharuskan penyallinan DNA menjadi RNA dan translasi RNA
menjadi protein berlangsung dalam kompartemen( ruang ) yang berbeda yaitu
secara berturut-turut dalam nucleus dan sitoplasma (Elrod, 2007).
Terdapat organel-organel bermembran ganda di dalam sitoplasma,
termasuk mitokondria baik pada tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu perlu
dilakukan isolasi DNA pada tanaman dan hewan untuk mengetahui dan
mempelajari DNA dari tanaman dan hewan tersebut. Sel eukariotik memiliki
DNA lebih banyak, lengkap dengan komponen-komponen lain. DNA tanaman
dan hewan tersimpan dalam nucleusyang terbungkus oleh membran. Isolasi DNA
merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu
sentrifugasi dan presipitasi.Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan
campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai
berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan
berada pada bagian atas tabung. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam
fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian
bawah. Presipitasi merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu
komponen dari campuran (Albert, 1994).
DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi secara sederhana. Pengisolasian
DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel,
membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi.
Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA
murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pemecahan
dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus
menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan
dengan pemberian detergen. Penambahan sabun cair dan garam dapur adalah
untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA
(Rachmat, 2012).
Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain:
preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrsk sel dan presipitasi DNA.
Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada
setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini
dikarenakan adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi
yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan
sample buah, maka kadar air pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi
hasil yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kadar air, maka sel yang terlarut di
dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan
sedikit (Kirsman, 2010).
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya
membrane sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen
dengan protein dan lemak pada membrane membentuk senyawa “lipid protein-
deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid
memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen,
sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia (Kirsman, 2010).
Prinsip – prinsip dalam mengisolasi DNA (Tohib, 2012) :
1. Melisiskan sel secara fisik, dengan cara penggerusan.
2. Pemecahan dinding sel
3. Pemecahan membran sel.
4. Pemisahan DNA dari bahan yang lain.
Dalam isolasi DNA, bahan yang kita gunakan biasanya berupa jaringan
tumbuhan atau jaringan hewan, untuk itu langkah pertama yang harus kita lakukan
adalah memecahkan jaringan menjadi sel-sel yang mandiri. Proses dilakukan
secara mekanik atau fisik dengan menumbuk atau menggerus bahan yang akan
kita gunakan dengan mortar atau blender. Kedua adalah memecahkan dinding sel
dan membran sel lapisan pembungkus DNA. struktur utama pembentuk membran
dan dinding sel adalah lemak, untuk itu kita gunakan deterjen dan garam dapur.
Kedua bahan ini digunakan untuk melubangi dan merusak sel sehingga isi inti sel
(DNA) bisa keluar (Tohib, 2012).
Tahap selanjutnya adalah pemisahan DNA dari bahan yang lain.
Pemisahan dilakukan dengan menggunakan ethanol/alkohol dingin berkonsentrasi
90-95%. Ethanol/Alkohol tidak melarutkan DNA dan berat jenis alkohol yang
lebih ringan dari air membuat DNA naik dan melayang-layang di permukaan
(Tohib, 2012).
CTAB atau Cetyl trimethylammonium bromide merupakan sejenis deterjen
yang dapat mendegradasi dinding sel, denaturasi protein, memisahkan
karbohidrat, merusak membran sel dan melarutkan DNA. Apabila dinding sel
terdegradasi maka semua isi sel dapat keluar termasuk DNA dan dilepaskan ke
dalam buffer ekstraksi.Dalam proses isolasi DNA tanaman, penambahan senyawa
pereduksi seperti merchaptoetanol dapat mencegah proses oksidasi senyawa
fenolik sehingga menghambat aktivitas radikal bebas yang dihasilkan oleh
oksidasi fenol terhadap asam nukleat. Merchaptoetanol juga berfungsi untuk
melindungi RNA dari senyawa quinon, disulphide, peroksida, poliphenoksidase,
dan protein. Proses pemansan pertama bertujuan untuk melarutkan CTAB dan
mercaptoetanol. Sedangkan pemanasan yang kedua bertujuan untuk
memdegradasi protein dan dinding sel (Tohib, 2012).
Klorofrom dan isoamilalkohol (CIAA) berfungsi untuk mengekstrak dan
dan mengendapkan komponen polisakarida di dalam buffer ektraksi yang
mengkontaminasi larutan DNA. Pemberian isopropanol dan etanol dilakukan agar
terjadi dehidrasi DNA sehingga terjadi presipitasi. Setelah pemberian etanol,
pellet yang dipeoleh dikeringanginkan. Hal ini bertujuan untuk mengeringkan
pellet dari sisa-sisa buffer maupun etanol.Tahapan terakhir dari ektraksi ini adalah
penambahan buffer TE. Buffer TE tris electrophoresisberfungsi untuk melarutkan
DNA yangdihasilkan dan menjagaDNA agar tidak mudah rusak. Dalam buffer TE
mengandung EDTA atau Ethylene Diamine Tetra Acid yang berfungsi sebagai
senyawa pengkelat yang mengikat ion Magnesium, yaitu kofaktor yang
diperlukan untuk altivtas berbagai enzim nuclease. Metode ekstraksi DNA dengan
CTAB akan menghasilkan pita DNA yang berukuran tebal dan dapat memisahkan
DNA dari polisakarida karena adanya perbedaan karakteristik kelarutan
(differensial of solubility). Disamping deperoleh fragmen DNA, dengan metode
CTAB juga akan diperoleh RNA dengan pita tipis yang terletak jauh berada di
bawah pita DNA. Keberadaan pita RNA tergantung bahan yang diekstraksi (Asris,
2010).
Metode ini tidak membutuhkan biaya yang lebih mahal dibandingkan
dengan menggunakan kit. Selain itu, kelebihan dari ektraksi ini adalah pita DNA
yangdiproleh lebih tebal bila dibandinglan dengan ektraksi metode fenol dan
tanpa fenol. Akan tetapi, dari hasil dengan metode ini masih terdapat pita smear
dan DNA yang dihasilkan lebih sedikit daripada ektraksi dengan menggunakan
kit. Kendala yang umum terjadi dalam ekstraksi CTAB adalah adanya inhibitor
pada inang, rendahnya konsentrasi vius dan pengaruh cara maupun lama waktu
penyimpanan (Asris, 2010).
2.3 Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan
listrik . Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel
yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan
listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika
molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian
dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka
molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. [2] Kecepatan
gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta
tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan
gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan
kondisi elektris lingkungan:
Keterangan: F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E
adalah medan listrik. Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA
Pita DNA Setelah Elektroforesis dan Diamati di Bawah Sinar UV
Jenis Elektroforesis
Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas
sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak,
terutama ialah ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas
tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas
zat terlarut.
Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase
diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan
dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang
lebih besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang
dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media.
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ekstraksi DNA ini dilaksanakan pada hari Selasa 27 Januari
2015, Pukul 08.00-12.00 WIB, di Laboratorium Genetika Fakultas Sains dan
Tekhnologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah:
1) Gelas ukur 25 ml
2) Panci/ waterbath
3) Penyaring santan, sendok
4) Pipet tetes
5) Tube 2 ml
6) Sentrifuge
b. Bahan
Pada praktikum ini bahan yang digunakam adalah:
1) Metil Spiritus
2) Buah Sroberi dan Pisang
3) Handsoap atau Detergaen (yang mengandung SDS)
4) NaCl (garam)
5) Gelas bening/ Beaker Glass
6) Pisau
7) Timbangan
3.3 Cara Kerja
A. Isolasi DNA
1) Siapkan spiritus dalam es/ freezer sampai sangat dingin
2) Kupas buah dan potong kecil, kemudian dimasukan kedalam beaker glass
250 ml
3) Campurkan 2 gram garam, 5 ml cairan pencuci dan 50 ml air menjadi satu
kedalam beaker glass 500 ml, aduk dengan sendok makan hingga
menyatu/ homogen (15 menit)
4) Masukan larutan garam dan cairan pencuci piring tersebut kedalam beaker
glass 250 ml yang berisi potongan buah, biarkan selama 15 menit
5) Letakan beaker glass 250 ml yang berisi larutan garam, pencuci piring dan
buah tersebut ke waterbath selama 15 menit
6) Saring campuran larutan tersebut kedalam beaker glass 25 ml isi sepertiga
saja
7) Lakukan dengan hati-hati, tuangkan spiritusyang telah didinginkan tadi
melalui belakang sendok teh sehingga sepiritus membentuk lapisan
berwarna ungu diatas lapisan hijau, hentikan pengisian ketika ketinggian
mencapai 2/5 gelas, kemudin amati
8) Anda akan melihat lapisan putih yang terbentuk antara lapisan hijau dan
ungu, itulah DNA, kumpulkan DNA dengan ujung pipet tetes dan hisaplah
DNA dari gelas, atau bisa menggunakan mikroopipet 1 ml dengan
menghisap pada lapisan putih itu, dan masukan tube 1,5 ml
9) Purifikasi dengan menambahkan alkohol 70 % sebnyak 1 ml, kemudian
sentrifuge dengan kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit, buang
supernatan dan ulangi sebnayak 2 kali.
10) Rehidrasi pelet DNA dengan 200 mikroolit rehydrasi slutin kit/ buffer TE,
dan simpan pada suhu dingin.
B. Elektroforesis
1) Pembuatan gel agarosa
a) Tentukan konsentrasi atau prosentasi agarosa yang dibutuhkan dan
hal ini tergantung dari ukuran fragmen DNA yang dianalisis.
Presentasi gel agarosa yang direkomendasikan adalah sebagai
berikut:
0,5 % agarosa untuk fragmen DNA Berukuran 1.000-
30.000 pb
0,7 % agarosa untuk fragmen DNA Berukuran 800-12.000
pb
1,5 % agarosa untuk fragmen DNA Berukuran 200-3.000
pb
2,0 % agarosa untuk fragmen DNA Berukuran 50-2.000 pb
b) Temptkan agarosa yang telah ditimbang kedalam erlenmeyer
dan isi dengan sejumlah larutan 1x buffer TAE, kemudian
kocok sampai merata
c) Panaskan dalam microwave atau hotplate sampai mendidih dan
larutkan agarosa kira-kira sampai 60o C
d) Setelah itu larutan dituang kedalam cetakan dan pasang sisir,
tunggu kurang lebih dai 30 menit atau sampai gel mengeras,
lepaskan sisir secara perlahan-lahan dan gel agarosa siap
digunakan untuk elektroforsis.
2) Proses Elektroforesis
a) Letakan cetakan yang berisisi gel agarosa didalam bak
elektroforesis dan tuang larutan 1x buffer TAE kedalam bak
tersebut hingga sekitar 1 mm diatas permukaan gel
b) Ambil sampel dengan mikropipet sekitar 8 µl. Letakan sampel
diatas parafilm atau plastic cling wrap dan tambahan loading
dye buffer sebanyak 2 µl kemudian gunakan mikropipet untuk
mencampur hingga rata. Ambil larutan tersebut dengan
mikropipet dan masukan kedalam sumur pada gel agarosa.
c) Setelah sempel dimasukan dalam sumur, tutup bak
elektroforesis dan hubungkan aparatus listrik (hati-hati
tegangan listrik cukup tinggi). Setelah itu proses elektroforesis
siap dijalakan
d) Lamanya elektroforesis tergantung presentase gel agarose,
tegangan arus listrik, dan ukuran molekul DNA. Sebagai
gambaran proses elektroforsis untuk tegangan listrik 100 volt.
Ukuran fragmen DNA yang dianalisis 50-2000 pasang basa
maka proses elektroforesis memerlukan waktu sekitar 30 menit
e) Setelah proses elektroforesis selesai, matikan arus listrik dan
ambil cetakan berisi gel dengn menggunakan sarung tangan.
3) Pewarnaan dan pengamatan
a) Letakan gel pada wadah yang berisi larutan etidium bromida.
Direndam selama 15 menit. (hati-hati karena etidium bromida
bersifat karsinogenik).
b) Gel yang telah direndam dipindahkan kedalam “Gel Doc” atau
UV transiluminator dan jika pita/band molekul DNA keliatan
terang maka ambil dokumentasikan melalui komputer yang
terinstal dengan “Gel Doc” atau menggunakan kamera Palaroid
jika menngunakn UV transiluminator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2. Pengamatan Urutan Poses Isolasi DNANo Gambar Urutan Proses Isolasi DNA Foto Hasil Pengamatan1 Isolasi DNA buah strawberry 0,1 mLWarna larutan merah pekat (merah darah)Strawberry pekat larutannyah, belum terbentuk endapan, butiran kasar masih tersebar di sekitar larutan.
2Setelah diinkubasi dalam penangas air suhu 60˚C selama 20 menitWarna larutan merah mudaBelum terlihat adanya endapan, hanya butiran halus yang tersuspensi.
3Setelah disimpan dalam wadah es selama 10 menitWarna larutan >> merah pucatTidak ada endapan
4Setelah di sentrifuge dengan kecepatan 14000 rpm selama 10 menitWarna larutan pink pudarTerbentuk endapan5Setelah sentrifuge kedua dengan kecepatan 14000rpm selama 10 menit.Warna larutan pink pudarWarna larutan bening dan tidak ada endapan6
Setelah ditambahkan alkohol 00% sebanyak 2x volume total sampel.Larutan beningDNA
3.2. Hasil Pengamatan Elektroforesis DNATabel 3. Pengamatan Urutan Poses Elektroforesis DNANo Foto Hasil Pengamatan Keterangan
1Sampel DNA ( telah dilarutkan dalan
TE sebanyak 30 mikroliter ) yang
telah disimpan pada suhu 4˚C selama
24 jam dan siap di elekstroforesis.
2
Loading dye,
Loading dye akan ditambahkan ke
dalam sampel dengan perbandingan 5
bagian sampel DNA dan 2 bagian
loading dye
3
4Sampel dimasukkan ke dalam sumur
yang terdapat dalam gel, alat siap
dipasang dan disambungkan ke
sumber listrik ( elektroforesis pada
daya 100 volt selama 30 menit )
4.2 Pembahasan Isolasi DNA
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan merusak dinding dan
membrane sel dan juga membrane inti. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan
yang berisi strawberry dan buffer berwarna merah sesuai dengan warna buah
strawberry. Penambahan buffer ekstraksi ini berfungsi untuk melisiskan membran
sel. Dan penambahan SDS 20% bertujuan untuk melisiskan dinding sel dan
mendenaturasi protein sehingga DNA pada jaringan buah strawberry dapat
diisolasi. Larutan dalam tabung tersebut dihomogenkan dengan menggunakan
vorteks.
Kemudian diinkubasi sehingga menghasilkan perubahan warna larutan.
Penginkubasian sampel dalam waterbath bersuhu 65oC selama 20 menit ini
dilakukan untuk mengoptimalikan kerja buffer ekstrak. Langkah selanjutnya
adalah penambahan Potassium asetat yang bertujuan untuk membentuk senyawa
kompleks CTAB-Potassium asetat-protein-debris sel. Yang kemudian dilanjutkan
dengan sentrifugasi yang bertujuan untuk memisahkan debris dan komponen sel
lain yang menjadi pengotor dengan DNA. Proses ini menghasilkan larutan dengan
dua fasa, yakni fasa atas dan endapan. Kemudian, setelah fasa atas di ambil dan
dipindahkan ke dalam tabung baru, ditambahkan Phenol:Chloroform:Isolamyl
Alkohol (PCI) yang dilakukan untuk mengekstraksi DNA dari kontaminan. Fenol
merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan protein, lipid dan molekul lain
seperti polisakarida, yang diharapkan akan didapatkan supernatan yang berisi
DNA bebas kontaminan. Kloroform berfungsi sebagai pendenaturasi
protein,tetapi DNA dan RNA tidak terdenaturasi karena tidak larut didalam
pelarut organik seperti kloroform.
Kemudian dilakukan penambahan alkohol sebagai presipitasi DNA setelah
dilakukan sentrifugasi dan pemindahan fasa. Penambahan alkohol ini berfungsi
sebagai penghilang kloroform. Sebab apabila kloroform masih berada di dalam
sampel maka dikhawatirkan akan menghambat kerja enzim-enzim restriksi atau
enzim lain yang digunakan untuk analisis molekuler. Dihasilkanlah larutan bening
dan gumpalan di dalam tabung. Gumpalan tersebut merupakan DNA dari jaringan
buah strawberry.
4.2. Pembahasan Elektroforesis DNA
Pada praktikum elektroforesis ini, sampel diambil dari sampel molekul
DNA yang telah dilarutkan dalam TE sebanyak 30 mikroliter dan telah disimpan
pada suhu 4˚C selama 24 jam. Lalu penambahan Loading dye ke dalam sampel
dengan perbandingan 5 bagian sampel DNA dan 2 bagian loading dye.
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul DNA ditempatkan ke dalam
sumur (well) pada gel yang ditempatkan di dalam larutan penyangga, kemudian
dialirkan listrik dengan kutub yang terpisah satu sisi dengan sisi lainnya. Molekul-
molekul sampel tersebut akan bergerak di dalam matriks gel ke arah salah satu
kutub listrik sesuai dengan muatannya. Dalam hal asam nukleat, arah pergerakan
adalah menuju elektroda positif, disebabkan oleh muatan negatif alami pada
rangka gula-fosfat yang dimilikinya. Untuk menjaga agar laju perpindahan asam
nukleat benar-benar hanya berdasarkan ukuran (yaitu panjangnya), zat seperti
natrium hidroksida atau formamida digunakan untuk menjaga agar asam nukleat
berbentuk lurus. Sementara itu, protein didenaturasi dengan deterjen (misalnya
natrium dodesil sulfat, SDS) untuk membuat protein tersebut berbentuk linear dan
bermuatan negatif pada sisi luarnya sehingga pada saat dielektroforesis akan
menuju ke kutub positif secara seragam. Setelah proses elektroforesis selesai,
dilakukan proses pewarnaan (staining) agar molekul sampel yang telah terpisah
dapat dideteksi. Dalam praktikum ini kami menggunakan Etidium bromida
sebagai zat pewarnanya,. Etium bromida akan berinteraksi dengan basa dari
molekul DNA dan akan memberikan warna orange fluoresance yang dapat dilihat
di bawah sinar ultraviolet.
Ketika dilihat di bawah sinar ultraviolet akan terlihat pita-pita (band) pada
lajur-lajur (lane) yang berbeda pada gel; satu lajur merupakan arah pergerakan
sampel dari sumur gel. Pita-pita yang berjarak sama dari sumur gel pada akhir
elektroforesis mengandung molekul-molekul yang bergerak di dalam gel selama
elektroforesis dengan kecepatan yang sama, yang berarti bahwa molekul-molekul
tersebut berukuran sama. Penanda (marker) yang merupakan campuran molekul
dengan ukuran berbeda-beda dapat digunakan untuk menentukan ukuran molekul
dalam pita sampel dengan meng-elektroforesis penanda tersebut pada lajur di gel
yang paralel dengan sampel. Pita-pita pada lajur marker tersebut dapat
dibandingkan dengan pita sampel untuk menentukan ukurannya. Jarak pita dari
sumur gel berbanding terbalik terhadap logaritma ukuran molekul. Dalam Hasil
pengamatan terlihat bahwa terdapat fragmen DNA yang terlihat terurai dan tidak
terurai. Semakin sedikit DNA yang terurai, maka semakin baik hasil elektroforesis
DNA nya.
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik.
Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada
makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik
dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut
akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Elektroforesis ter bagi atas dua
yaitu:
Elektroforesis kertas yaitu jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas
sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak,
terutama ialah ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas
tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas
zat terlarut.
Elektroforesis gel yaitu elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase
diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan
dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang
lebih besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang
dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk melakukan isolasi DNA dari jaringan tumbuhan, diperlukan
beberapa senyawa kimia tertentu. Senyawa-senyawa tersebut diantaranya buffer
ekstraksi yang berfungsi untuk melisiskan membran sel, SDS 20% yang berfungsi
untuk melisiskan dinding sel dan mendenaturasi protein, Potassium asetat yang
bertujuan untuk membentuk senyawa kompleks CTAB-Potassium asetat-protein-
debris sel, Phenol:Chloroform:Isolamyl Alkohol (PCI) yang berfungsi untuk
mengekstraksi DNA dari kontaminan, Fenol yang berfungsi untuk mendapatkan
supernatan yang berisi DNA bebas kontaminan, Kloroform yang berfungsi
sebagai pendenaturasi protein kecuali DNA dan RNA, dan alkohol yang berfungsi
sebagai penghilang kloroform.
Sedangkan, dalam melaksanakan elektroforesis DNA, diperlukan Buffer
TAE 10 x (400mM Tris asetat, 10 mM EDTA pH 8), Agarose, Loading Buffer,
DNA Marker, dan Etidium Bromida yang akan mewarnai DNA.
5.2. Saran
Pada saat praktikum, sebaiknya langkah-langkah kegiatan praktikum
dilakukan dengan sesuai dan sangat hati-hati karena kesalahan yang terjadi dapat
mengakibatkan pengaruh yang kurang baik terhadap hasil. Hal ini terutama dalam
penggunaan bahan harus sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dalam
petunjuk kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, B., 1994. Biologi Molekuler Sel Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Asris., 2010. Definisi Isolasi DNA dan Manfaat Isolasi DNA.http://asris07.
Student.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Maret 2015, pada pukul 23.00 WIB.
Elrod, S., 2007. Genetika Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Kirsman, 2010.Isolasi DNA Buah. http://kirsman83.weebl..com. Diakses pada
tanggal 17 Maret 2015, pada pukul 23.00 WIB.
Rachmat, 2012. Isolasi DNA. http://rachmatyusuf.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 17 Maret 2015, pada pukul 23.00 WIB.
Suryo, 2004. Genetika Strata 1. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor: Pustaka
Wirausaha Muda dan USESE Foundation.
Tohib, 2012. Macam Metode Isolasi DNA. http://www.tohib.web.id. Diakses pada
tangga17 Maret 2015, pada pukul 23.00 WIB.