laporan kkl bis 6

Upload: shalih-fadholi

Post on 18-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas dan mutu pendidikan nasional di Indonesia dewasa ini gencar dibicarakan dan dikaji oleh ahli-ahli pendidikan baik di pemerintahan tingkat pusat maupun tingkat daerah. Mulai dari peningkatan taraf penyempurnaan kurikulum hingga kesejahteraan pengajar telah dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu. Seperti pada Bab 2 Pasal 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang berbunyi, (1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.Seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan pengajar oleh pemerintah, sudah semestinya diimbangi dengan kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi mengajar guru yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, kami selaku mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan harapan yang menjadi cita-cita nasional tersebut. Di samping kegiatan perkuliahan, kami juga melaksanakan berbagai kegiatan lapangan secara langsung yang melibatkan tokoh-tokoh pendidikan. Salah satunya dengan kegiatan observasi di Sekolah Dasar.

Sebagai mahasiswa semester V jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, kami diwajibkan mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Mata kuliah KKL ini bertujuan agar mahasiswa jurusan PGSD mengetahui segala kegiatan yang terjadi di suatu Sekolah Dasar secara keseluruhan yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kami dalam melaksanakan kewajiban sebagai guru kelak. Guna mencapai tujuan tersebut pada tahun 2012 ini kami, mahasiswa semester V PGSD FIP UNNES UPP Semarang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan di Provinsi Bali.

Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 21-25 Oktober 2012 ini mengobservasi tiga Sekolah Dasar yang berbeda pada hari yang sama. Ketiga sekolah tersebut antara lain;,SD Saraswati, SD Muhammaddiyah, SD Cipta Dharma. Dengan pembagian kelompok besar berdasarkan jumlah bus yang ada, sebagai berikut; Kelompok I , II dan III di SD Saraswati 01 , Kelompok IV dan V di SD Muhammaddiyah , Kelompok VI dan VII di SD Cipta Dharma. Dimana tiap-tiap bus memiliki 6 aspek yang sama yang menjadi dasar kegiatan observasi yakni, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Peran Serta Masyarakat (PSM), Media dan Model Pembelajaran, Muatan Lokal (Mulok), Bimbingan dan Konseling (BK), dan Pendidikan Karakter.Pada kegiatan KKL ini, kami mahasiswa yang tergabung dalam kelompok besar Kelompok VI bertugas melakukan kegiatan observasi di Sekolah Dasar Cipta Dharma , Kota Denpasar, Provinsi Bali dengan mengacu pada instrumen observasi yang telah ditentukan oleh panitia KKL 2012.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas pada bab berikutnya, antara lain :

1. Bagaimanakah konsep dasar MBS, PSM, Media dan Model Pembelajaran, Mulok, BK, dan Pendidikan Karakter?

2. Bagaimanakah pelaksanaan dasar MBS, PSM, Media dan Model Pembelajaran, Mulok, BK, dan Pendidikan Karakter di SD Cipta Dharma?

3. Apa sajakah kelebihan, kekurangan, peluang serta ancaman yang ada di SD Cipta Dharma ?C. Tujuan

Dari beberapa rumusan masalah tersebut, tujuan dari penyusunan laporan ini adalah agar mahasiswa mampu :

1. Mengetahui kensep dasar dasar MBS, PSM, Media dan Model Pembelajaran, Mulok, BK, dan Pendidikan Karakter.

2. Mengetahui dasar MBS, PSM, Media dan Model Pembelajaran, Mulok, BK, dan Pendidikan Karakter di SD Cipta Dharma.

3. Mengetahui kelebihan, kekurangan, peluang serta ancaman yang ada di SD Cipta Dharma.

BAB IIPELAKSANAAN OBSERVASI

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Observasi

Observasi Kuliah Kerja Lapangan oleh mahasiswa semester V jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang tahun 2012 dilaksanakan pada:

hari, tanggal: Minggu-Kamis , 21-25 Oktober 2012tempat: Sekolah Dasar Cipta Dharma, Kota Denpasar, Provinsi Bali

waktu: pukul 8.30 WITA-selesaiB. Aspek Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

a. Landasan Teori

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bagian penjelasan pasal 51 ayat 1, MBS didefinisikan sebagai bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah atau madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah atau madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan. Tilaar berpendapat bahwa inti dari MBS adalah partisipasi masyarakat (Irawan, dkk, 2004), dan pendapat tersebut sangat masuk akal sebab komite sekolah yang menjadi instrumen kunci dalam implementasi MBS memang terdiri dari elemen-elemen yang merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, misalnya seperti orang tua peserta didik dan masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah.

Sedangkan yang menjadi landasan teori dari MBS yaitu pertama, prinsip ekuifinalitas menjadi landasan yang harus dimiliki oleh para pelaksana MBS di sekolah ataupun otoritas pendidikan diatasnya. Artinya setiap personel yang terkait dengan pengambilan keputusan sekolah harus memiliki perspektif yang luas dan setiap permasalahan dapat didekati dari berbagai cara yang berlainan. Tidak ada cara tunggal terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang muncul di sekolah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.

Kedua, prinsip desentralisasi memandang bahwa masalah yang muncul di sekolah akan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya apabila penyelesaiannya diserahkan kepada pihak yang paling dekat dengan keberadaan masalah tersebut. Dalam menyelesaikan masalah pendidikan di sekolah, yang paling tahu adalah warga sekolah itu sendiri terutama guru, staf, kepala sekolah dan orang tua siswa. Sebagaimana Mohrman dkk bahwa otonomi secara luas menyangkut empat komponen penting yaitu kekuasaan atau kewenangan, pengetahuan dan keterampilan, informasi dan penghargaan.

Ketiga, prinsip sistem pengelolaan mandiri. Desentralisasi dalam kekuasaan, pengetahuan dan keterampilan, informasi dan penghargaan akan terlaksana bila sekolah diberi keleluasaan dalam pengelolaan sekolahnya secara mandiri. Hal terpenting agar sekolah dapat melakukan pengelolaan mandiri apabila para guru dan staf memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Di Indonesia sistem pengelolaan mandiri ini belum dimiliki karena banyak guru dan kepala sekolah yang belum memenuhi syarat untuk menjalankan pekerjaannya.

Keempat, prinsip inisiatif sumber daya manusia. MBS akan berhasil dengan baik apabila warga sekolah memiliki inisiatif dalam menjalankan pekerjannya dan inisiatif setiap individu dihargai. Yang menjadi masalah di Indonesia adalah kurangnya inisiatif dari warga sekolah karena tidak adanya rasa memiliki terhadap sekolah tersebut.

Dasar hukum pelaksanaan MBS adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 51 ayat 1, Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah atau madrasah. Legalisasi pelaksanaan MBS juga termuat dalam peraturan turunan undang-undang sistem pendidikan nasional, yaitu dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 49 ayat 1, Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Sementara itu, Kemendiknas memberikan 10 alasan dibalik pemberlakuan kebijakan MBS, sebagaimana berikut (Irawan, dkk, 2004):

a. Bila sekolah memiliki otonomi yang lebih besar maka sekolah akan lebih leluasa dalam mengekspresikan keaktifan atau kreativitasnya dalam meningkatkan mutu sekolah;

b. Bila sekolah memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola sumber dayanya maka sekolah akan lebih lincah dalam memanfaatkan sumber daya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah;

c. Bila sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada maka sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam memajukan sekolah;

d. Bila sekolah lebih mengetahui input pendidikan lembaganya maka sekolah dapat mendayagunakannya dalam proses pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik;

e. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolah;

f. Bila masyarakat sekitar sekolah mengontrol penggunaan sumber daya pendidikan maka penggunaannya akan menjadi lebih efektif dan efisien;

g. Bila seluruh warga sekolah dan masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan sekolah maka akan tercipta transparansi dan demokrasi yang sehat;

h. Bila sekolah bertanggung jawab secara langsung terhadap orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah, maka sekolah akan berupaya secara optimal dalam pelaksanaan pencapaian mutu pendidikan yang telah direncanakan;

i. Dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah, maka sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah lainnya dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya yang lebih inovatif;

j. Sekolah dapat melakukan respon yang lebih cepat terhadap aspirasi masyarakat yang berubah dengan cepat.

Dari kesepuluh alasan yang dikemukakan oleh Kemendiknas tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pemberlakuan kebijakan MBS adalah peningkatan mutu pendidikan melalui model pengelolaan sekolah yang lebih demokratis. Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari atas. Mereka dapat pengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri. Menurut Slamet PH (Irawan, dkk, 2004) secara empiris, memang MBS perlu diimplementasikan sebab model pengelolaan sekolah secara sentralistis yang telah cukup lama diterapkan terbukti kurang mengakomodasi kebutuhan sekolah, menumpulkan daya kreativitas sekolah, dan mengikis habis sense of belonging warga sekolah terhadap sekolahnya. Tentunya pada sekolah yang menerapkan MBS, kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap (Depdiknas, 2007:17- 18) Dengan begitu, MBS sebagai paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan (Mulyasa, 2005: 126).b. Hasil Observasi

a) Profil Sekolah

Sekolah Cipta Dharma berdiri tahun 1954 yang bernama Sekolah Dasar CIP dengan akta No.57 tahun 1967. Didirikan oleh Kepala Sekolah pertama yang bernama: Ibu Elly Tanudibrata. Sebagai pemilik Yayasan yaitu Bapak Sam Liman saat itu beliau sebagai Direktur NV Cip.

Tanggal 7 April 1976 Sekolah Dasar Cip berubah menjadi Sekolah Dasar Cipta Dharma. Sekolah dipercayakan penuh kepada kepala sekolah untuk memegang amanat dari pendiri. Untuk kepentingan manajemen dan pembina di sekolah maka terjadilah perubahan pengurus Yayasan dari Bapak Sam Liman ke Bapak Dr. Jonatan Mulya, tanggal 26 Juli 1978.

Walaupun Sekolah itu berdiri Tahun 1954 namun berdasarkan Akta di atas dianggap berdiri secara sah tanggal 1 April 1967. Sebagai cikal bakal lahirnya Sekolah Dasar Cipta Dharma. Maksud dan tujuan Yayasan Pendidikan Nasional Umum Cipta Dharma yaitu turut mengamalkan ajaran Pancasila bagi kepentingan umum dengan membuka TK, SD, SMP.

Kepala Sekolah kedua Nengah Sumini. Beliau menjabat dari tahun 19832004Selama dua puluh tahun beliau dengan penuh semangat memimpin sekolah Cipta Dharma.

Kepala Sekolah ketiga Nyoman Mulyathi. S.Pd.M.Psi Beliau mengawalinya sebagai guru yang penuh semangat dan dapat dibina oleh kedua Kepala Sekolah di atas maka dengan segala prestasi diukirnya dan penuh pertimbangan maka Tahun 2004 menerima estafet amanat dari Ibu Sumini dan Hasil Keputusan Dewan Guru.

b) Visi SekolahMembentuk anak didik yang bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berjiwa patriotisme, cerdas, terampil, berbudi pekerti yang luhur, peduli, berkwalitas, berbudaya, berwawasan luas dan terdepan dalam hal positif. c) Misi Sekolah1. Membangkitkan memupuk dan mengembangkan jiwa patriotisme dan sportifitas seluruh warga sekolah. 2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien agar siswa dapat memperoleh hasil yang optimal sesuai potensi yang dimiliki 3. Membangkitkan, memupuk dan mengembangkan kreatifitas siswa / guru melalui bidang seni budaya, keterampilan dan ilmu pengetahuan. 4. Menumbuhkan semangat juang yang tinggi kepada seluruh warga sekolah 5. Membangkitkan, memupuk dan mengembangkan jiwa kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan alam sekitar, antar manusia serta terhadap tanah air indonesia 6. Menerapkan sistem pendidikan yang interaktif, progresif dan kreatif 7. Menerapkan desiplin dalam segala bidang bagi warga sekolah 8. Menerapkan manajemen partisipasi dan transparansi berbasis sekolah

9. Menghayati dan melaksanakan ajaran agama sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak 10. Membudayakan 5 S yaitu: Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun d) Prioritas Program Sekolah1. Bidang Pengajaran

a. Diawali dengan pembagian tugas guru.

b. Menyusun jadwal pelajaran.

c. Menyusun kegiatan jeda tengah semester 1 dan 2.d. Merencanakan tes tengah semester 1 dan 2.

e. Merencanakan ulangan umum semester 1 dan 2.

f. Khusus kelas VI dari bulan Agustus sampai dengan bulan Juni diberikan les sore (pengayaan).g. Rapat pengisian raport semester 1 dan 2.

h. Rapat kelulusan kelas VI.

i. Kegiatan yang dilakukan senantiasa mengacu pada kalender pendidikan.

2. Bidang Kesiswaan

a. Penerimaan murid baru diprioritaskan dari TK Cipta Dharmab. Mendata jumlah murid, menurut tingkat kelas, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan orang tua, alamat, dll.

c. Aktifitas/kreativitas SD, misalnya : Porseni, Porjar, seleksi calon pelajar berprestasi, olimpiade.

d. Pendaftaran peserta ujian akhir kelas VI.

3. Bidang Personaliaa. Mengusulkan kenaikan pangkat. kenaikan gaji berkala bagi guru/pegawai yang telah memenuhi syarat untuk itu.

b. Memberi kesempatan pada guru-guru/pegawai untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

c. Menerapkan manajemen terbuka dan partisipatif, sehingga semua guru/pegawai terlibat dalam pengambilan keputusan.

d. Memberi kesempatan pada guru untuk mengikuti : KKG, Seminar, Penataran, Pelatihan, Work Shop.

4. Bidang Sarana dan Prasarana

a. Menggunakan jasa PAM, PLN, Telepon, Faximile, Internet, Email.

b. Pengadaan alat peraga sesuai kebutuhan

c. Pengadaan buku pegangan guru, kurikulum, buku paket, silabus.

d. Mobiler sesuai kebutuhan.

e. Rehab/membangun gedung.No.Jenis BarangJumlahKondisi RuangKet.

BaikRusak RinganRusak Berat

1.Ruang Kelas28--

2.Ruang Guru/Kepsek1--

3.Ruang Perpustakaan1--

4.Ruang UKS1--

5.Ruang Komputer1--

6.Ruang Gong1--

7.Ruang Kantin4--

8.Kamar Kecil27--

5. Bidang Humas

a. Mengadakan kerja sama yang baik dan harmonis dengan komite sekolah.b. Mengadakan kerja sama yang baik dan harmonis dengan orang tua murid.

c. Meningkatkan kinerja dan berupaya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

d. Mengadakan kerja sama dengan masyarakat di lingkungan sekolah.6. Bidang Kegiatan

Kegiatan kegiatan yang ada di SD Cipta Dharma tahun ajaran 2009-2010 antara lain :

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

UP. BENDERA MENYANYIKAN LAGU PERJUANGAN

MEDITASI PENGEMBANGAN DIRI

ONE DAY SPEAK ENGLISHMEMBACA SERENTAK SATU HARI BERBAHASA BALIPEMBINAANCLUB

PRAMUKA

Kegiatan Bulanan :

JANUARI FAMILY DAY FEBRUARI - LOMBA BACA PUISI MARET JEDA (kunjungan ke Museum, RRI, BALI TV dan Kerja Bakti) APRIL PERAYAAN HARI KARTINI MEI PERAYAAN HARDIKNAS DAN HARKITNAS, Ulangan umum semester II dan Ujian Nasional. JUNI Pentas Seni, Pameran, dan Bazaar JULI Kenaikan kelas dan Pelepasan Siswa Kelas 6. AGUSTUS Perayaan Hari Kemerdekaan, Bakti Sosial, Menyanyikan lagu perjuangan SEPTEMBER JEDA, Sosialisasi Penanggulangan Bencana Alam, kunjungan ke sentra-sentra industri. OKTOBER Bulan Bahasa. NOVEMBER Ulang Tahun Gudep, Ulangan umum semester I DESEMBER - PERKEMAHAN Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SD Cipta Dharma antara lain:

a. Klub Matematika

b. Klub Bahasa Inggris

c. Klub Sains

Kunjungan kami disambut ramah oleh pihak sekolah dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu Dra. Desak Made Asri, M.Psi dengan disertai kedatangan Ketua Yayasan PR Saraswati yaitu Bapak I Gusti Gde Anom. Kondisi ini semakin menambah semangat mahasiswa PGSD UNNES dalam kunjungan observasi. Setelah acara penyambutan, kami beserta Bapak dan Ibu Pembimbing KKL langsung digiring menuju ruang multimedia untuk mengikuti acara penyambutan resmi dan presentasi langsung dari Kepala Sekolah. Selanjutnya, Kepala Sekolah memberikan keleluasaan bagi kami semua untuk berkeliling dan mengobservasi serta mewawanacarai guru kelas dan warga sekolah lainnya sesuai dengan kelompok yang telah kami buat sebelumnya. Setelah kegiatan observasi selesai kami digiring kembali ke ruang multimedia untuk tanya jawab secara umum maupun spesifik kepada kepada Kepala Sekolah dan Guru-guru Kelas berhubungan dengan bidang-bidang kajian yang telah kami diskusikan sebelumnya. Berikut ini merupakan pembahasan hasil berkeliling sekolah dan pengamatan serta wawancara yang kami lakukan, terbagi menjadi 5 bidang kajian yaituAspek Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Dalam aspek MBS para Observer yang berjumlah 6 orang, masing-masing dilokasikan di kelas-kelas bertugas mengamati kelas serta mewawancarai guru kelas dan mencari data diruang Tata Usaha. Aspek MBS ini kemudian kami bagi lagi menjadi 5 Sub Bidang Kajian yaitu :a. Bidang Kurikulum (Pengajaran)

Silabus, Program Semester dan Tahunan, dan RPP telah disusun sejak awal tahun semester. RPP disusun dengan format yang sama seluruh sekolah dan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pelaksanaan Ulangan Harian salalu dilaksanakan minimal 6 kali per semester dan dibuat oleh guru secara mandiri dalam bentuk LKS. Jadwal pelajaran sudah disusun atau direncanakan pada awal semester.

Sedangkan jadwal pelajaran sekolah tiap kelas ditempel di dinding kelas agar semua siswa dapat melihatnya. Selain jadwal pelajaran, di dinding kelas juga ditempel data-data siswa seperti usia siswa dalam satu kelas, agama, mutasi, peta buta pada kelas rendah dan peta dunia pada kelas tinggi, Pancasila dan foto Presiden dan Wakil Presiden, denah tempat duduk, grafik absen, grafik daya serap siswa, daftar piket, jadwal mata pelajaran, struktur organisasi kelas, papan absensi, kalimat-kalimat penyemangat dan bank data kelas. Pada mata pelajaran olahraga SD Cipta Dharmamemiliki sedikit kendala yaitu keterbatasan lahan terbuka, sehingga pihak sekolah menyediakan Bus sekolah untuk mengantar siswa-siswi ke gedung olahraga yang telah disediakan.

Dalam melakukan evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan pada setiap akhir KBM atau setelah semua materi selesai disampaikan. Hubungan sekolah dan masyarakat berjalan dengan baik, masyarakat selalu mendukung program-program yang dilakukan oleh sekolah. Setiap kali ada masalah, sekolah selalu menggunakan cara alternatif dengan melakukan musyawarah untuk memecahkannya. Dalam merumuskan sasaran mutu baru, sekolah kadang mengadakan study banding dengan sekolah lain. Pelaksanaan fungsi pengelolaan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang didisentralisasikan ke sekolah yayasan memberikan kebebasan untuk mengembangkan diri pada sekolah.b. Bidang Kesiswaan

Saat Ini jumlah siswa di SD Cipta Dharma telah mencapai 1096 orang, yang terdiri dari 28 rombel .

JABATAN JUMLAH

S2 S1 D4 SMA SMP SISWA

SISWA 1.096 1.096 28 ROMBEL

GURU TETAP YAYASAN 6 34 - 4 - - 44

GURU PNS 1 1 - - - - 2

GURU HONOR - 12 - - - - 12

GURU KOMPUTER - - 4 - - - 4

PEGAWAI TU1 2 1 1 1 - 6

PUSTAKAWAN - 1 - - - - 1

KOPERASI - 1 - - - - 1

SATPAM - 1 - 1 - - 2

CS - - - 8 - - 8

JUMLAH 8 52 6 14 - 1.096 1.176

Penerimaan murid baru dilakukan dengan cara menerima dari TK Cipta Dharma kemudian dari penerimaan murid sampai berjumlah 180 murid. Di setiap kelas disisakan tempat untuk jalur khusus sebagai tempat bagi murid dari luar kota yang ingin pindah.SD Cipta Dharma memiliki output yang bagus dan sering kali menjuarai perlombaan akademik maupun non akademik sampai tingkat nasional. Semua itu dapat dicapai sekolahan karena jauh sebelum perlombaan sekolah telah terlebih dahulu melakukan pelatiahan-pelatihan.

Setiap akhir semester guru membagikan raport pada siswa dengan ketentuan pada saat raport kenaikan siswa orang tua siswa wajib datang beserta siswa untuk mengambilnya. Bagi siswa yang berkeinginan pindah sekolah dapat meminta surat permohonan pindah seekolah pada kepala sekolah. Hal ini biasanya terjadi pada siswwa yang pindah tempat tinggal, tetapi dapat juga surat keterangan pindah sekolah diberikan oleh sekolah sebagai syarat kenaikan kelas karena siswa terseebut terlalu bermasalah. Rekap murid naik kelas disimpan oleh guru sebagai dokumentasi sekolah.c. Bidang Kepegawaian (Personalia)

Kepemimpinan yang kuat telah dimiliki sekolah. Dilihat dari kondisi lingkungan sekolah yang dekat dengan jalan raya, lingkungan sekolah dirasa kurang aman untuk siswa-siswa. Budaya mutu yang selalu dipegang oleh sekolah adalah budaya anak rajin belajar, setiap kali ada ulangan siswa duduk satu-satu untuk menghindari contek-mencontek antar siswa. Sekolah memiliki manajemen yang terbuka, semua hal dilakukan secara transparan. Sekolah selalu berkeinginan untuk menjadi lebih baik tiap tahunnya dan selalu disesuaikan dengan perkembangan jaman.

Usulan pengadaan guru dan pegawai diusulkan pada saat rapat guru dan kepala sekolah, dan penentuan penerimaan yang menentukannya adalah kepala sekolah. Sampai saat ini SD 5 Saraswati 5 Denpasar memiliki 1 kepala sekolah, 30 guru, dengan 1 guru S2, 3 guru menempuh studi S2, 26 guru S1, 1 guru bantu sedang proses menyelesaikan S1, 3 karyawan TU, 1 dokter sekolah, 3 pak bon, 3 bu bon, dan 1 satpam. Sekolah memberi kesempatan pada guru-guru/pegawai untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi mengikuti : KKG, Seminar, Penataran, Pelatihan, Work Shop. Kepala Sekolah menerapkan manajemen terbuka dan partisipatif, sehingga semua guru/pegawai terlibat dalam pengambilan keputusan.

Usulan kenaikan gaji dilakukan oleh kepala sekolah kepada yayasan. Sedang usulan kenaikan pangkat dan golongan tergantung dari prestasi guru, dan diusulkan oleh kepala sekolah pada yayasan. Ini dapat dilihat dari buku catatan penilaian guru yang langsung dinilai oleh kepala sekolah tiap bulannya atau setiap kali kepala sekolah ada waktu, di dalam buku tersebut terdapat daftar penilaian pekerjaan guru dalam KBM serta masukan-masukan yang diberikan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Semua staf yang berkompeten dan berdedikasi tinggi dimiliki oleh sekolah, mereka ahli dibidangnya. Harapan prestasi yang tinggi selalu dimiliki sekolah, sekolah selalu berantusias untuk terus maju dengan mengikuti lomba-lomba.d. Bidang Keuangan

Administrasi keuangan SD Cipta Dharmaterbagi menjadi 2 aspek, yaitu :

1. Sentralisasi keuangan oleh Yayasan

Beberapa macam sentralisasi yang dilakukan oleh yayasan adalah sebagai berikut :

1) Penarikan uang SPP yang dilakukan oleh sekolah, kemudian dikelola terlebih dahulu ke Yayasan baru kemudian dibagi ke sekolah sesuai porsi.

2) Pembagian gaji guru tetap maupun honorer dari Yayasan PR Saraswati

3) Kenaikan gaji guru dan karyawan diproses oleh kepala sekolah baru kemudian diserahkan ke Yayasan

4) Pembangunan Infrastruktur sekolah

5) Penyelenggaraan Komite Sekolah

2. Desentralisasi keuangan oleh Sekolah

1) Penarikan uang SPP siswa perbulan.

2) Pengelolaan dana BOS (APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kotamadya)

3) Penyelenggaraan PSB dan Ektrakurikuler, serta pengelolaan dana yang berkaitan dengan kedua hal tersebut seperti perlombaan-perlombaan dan uang gedung siswa baru.e. Bidang Sarana Prasarana Luas Tanah : 2500 m2 Luas Bangunan : 2000 m2 Jumlah Ruangan 28 Ruang Kelas 14 Lain-lain 27 Kamar Kecil Kebijakan sekolah, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas tertuang dalam visi, misi, dan tujuan sekolah. Sekolah memiliki sumber daya yang tersedia dan lengkap, semua peralatan yang dibutuhkan disediakan oleh sekolah. Beberapa sarana dan prasarana yang kami amati yaitu :

No.Jenis BarangJumlah

1.Ruang Kelas17

2.Ruang Guru/Kepsek1

3.Ruang Perpustakaan1

4.Ruang UKS dan Peralatan dokter gigi1

5.Ruang Multimedia1

6.Ruang Gong1

7.Ruang Kantin4

8.Bus sekolah5

9.Ruang Komputer1

10.Ruang Menabuh/kesenian1

11.Ruang Alat peraga1

12.Ruang Musik

13.Toilet sekolah1

C. Aspek Peran Serta Masyarakat (PSM)a. Landasan teori

Peran serta masyarakat adalah kontribusi, sumbangan, dan keikutsertaan masyarakat dalam menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan lebih baik di masa yang akan datang, mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyaraat. Hal inilah yang melahirkan kesadaran peran serta masyarakat.

Segenap lapisan masyarakat memiliki hak uintuk mendapatkan pendidikan yang baik. Tetapi, mereka juga mempunyai kewajiban untuk berkontribusi terhadap pendidikan, baik yang berupa dana maupun daya, pikiran, tenaga atau sumbangan lainnya. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana, pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses belajar mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, mendiskusikan pelaksanaan kurikulum, membicarakan kemajuan belajar dan lain-lain.

Banyak hal yang bisa disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk membantu terlaksananya pendidikan yang bermutu, mulai dari menggunakan jasa pelayanan yang tersedia sampai keikutsertaannya dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya peran serta masyarakat adalah peran serta pasif dalam menerima keputusan sekolah. Mereka berpikir dengan membayar sumbangan/dana secara rutin, selesailah kewajiban mereka. Padahal, sekolah tidak hanya membutuhkan bantuan dana tetapi juga pemikiran, tenaga, dukungan, dan sebagainya.

Peran serta masyarakat perlu diupayakan pertumbuhan dan pengembang-annya melalui pemberdayaan sekolah berbasis masyarakat. Mereka dapat bekerja sama dengan sekolah melalui perencanaan program-program pembelajaran dan peningkatan kemampuan. Ini dapat terjadi jika terjalin komunikasi yang efektif antara sekolah, orang tua, komite dan masyarakat. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, masyarakat berhak memperoleh pendidikan yang baik dan bermutu. Pada saat yang bersamaan, masyarakat pun berkewajiban berperan secara aktif untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan melalui penggalangan dana, sumbangan tenaga dan pikiran, serta bentuk-bentuk lain yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan.

Program sekolah harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu sekolah dilakukan bersama masyarakat. Karena itu pula, sekolah harus berusaha terbuka dan mandiri, serta meningkatkan mutu profesionalisme tenaga pendidiknya.

Dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas. Pada Bab XV Pasal 54 dinyatakan bahwa:

1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan.

3. ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Masyarakat merupakan komponen utama terselenggaranya proses pendidikan. Kontribusi masyarakat di lingkungan sekolah perlu dioptimalkan sebagai upaya pemberdayaan dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah dengan paradigma pendidikan yang baru. Masyarakat dapat memberikan sumbangsihnya kepada sekolah dengan memberikan masukan-masukan terutama dalam penyusunan program-program sekolah.

Demikian juga dalam pelaksanaan program, dukungan masyarakat perlu dioptimalkan. Rencana Pengembangan Sekolah dibuat bersama-sama oleh sekolah dan masyarakat, disampaikan secara terbuka, diperbaharui setiap tahun, dan dilaksanakan. Peningkatan peran serta masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk peningkatan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran anak. Untuk itu, sekolah perlu menggalang hubungan baik dengan masyarakat. Sekolah memiliki program-program yang perlu dipahami masyarakat, dan sekolah juga perlu mendengarkan saran-saran dari masyarakat.

Dengan hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat, terjalin persatuan antara guru dan orang tua yang secara bersama-sama dapat memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik dan peningkatan mutu belajar. Selain itu masyarakat dapat memantau dan menilai program-program sekolah agar tercipta transparasi dan akuntabilitas sekolah. Apabila jalinan antara sekolah dan masyarakat tercipta dengan baik, maka dukungan dan bantuan masyarakat terhadap pemeliharaan dan peningkatan program sekolah pun akan kian terbuka.

Masyarakat harus terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah salah satu di antaranya ialah adanya keterbatasan pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Pendidikan yang baik tentu memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Simpati masyarakat terhadap sekolah perlu dibangun agar masyarakat juga memberikan kontribusinya secara aktif dan optimal. Melalui keterlibatan masyarakat, maka kegiatan operasional, kinerja, dan produktivitas sekolah diharapkan dapat terbantu. Namun demikian, harus diingat bahwa peran serta, dukungan, dan simpati masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan tidaklah datang dengan sendirinya. Sekolah perlu secara proaktif dan kreatif mengembangkan hubungan kerjasama yang harmonis dan sinergis dengan masyarakat.

Melihat pentingnya peran masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka pihak sekolah perlu memberdayakan mereka. Partisipasi masyarakat tidak akan muncul sendirinya. Tak sedikit di antara mereka yang masih berpandangan bahwa pendidikan sebatas urusan pemerintah, sekolah, dan para guru. Hal ini banyak terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Berbeda dengan masyarakat pada negara maju dan negara industri. Mereka sadar betul bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.

Dalam pelaksanaan MBS, banyak cara untuk memberdayakan masyarakat. Misalnya, dengan cara: (1) melibatkan orang tua dalam mengurus komite sekolah serta tokoh masyarakat untuk membahas perencanaan kegiatan program-program sekolah; (2) membangun prinsip saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat; (3) memanfaatkan tenaga-tenaga terdidik, terampil dan berkecakapan di lingkungan sekolah untuk membantu pengembangan dan pelaksanaan program sekolah; serta (4) menyertakan wakil instansi dan organisasi komite sekolah dalam kegiatan sekolah, seperti ekstrakurikuler atau acara tahunan sekolah.

Pemberdayaan komite sekolah ini, sebagaimana tujuan MBS, dimaksudkan untuk menciptakan rasa tanggung jawab melalui administrasi sekolah yang lebih terbuka. Kepala sekolah, guru, dan anggota masyarakat bekerja sama dengan baik untuk membuat Rencana Pengembangan Sekolah. Sekolah memajangkan anggaran sekolah dan perhitungan dana secara terbuka pada papan sekolah. Sudah tentu dalam bekerja komite sekolah mengedepankan prinsip keterbukaan. Keterbukaan ini dapat meningkatkan kepercayaan, motivasi, serta dukungan orang tua dan masyarakat terhadap sekolah. Banyak sekolah yang melaporkan kenaikan sumbangan orang tua untuk menunjang sekolah.

b. Hasil Observasi

Sebelum diadakannya acara acara di sekolah, komite diundang untuk melakukan musyawarah dengan pihak sekolah, selain itu musyawarah dilakukan bersama yayasan SD Cipta Dharma.

Masyarakat sangat dilibatkan dalam acara-acara di sekolah khususnya orang tua siswa. Setiap ada acara yang menyangkut peserta didik pasti orang tua juga diundang atau dilibatkan dalam acara tersebut. Contohnya dalam acara pentas seni yang diadakan di sekolah dimana setiap siswa harus naik keatas panggung, disitu orang tua murid diundang untuk menyaksikan anak mereka pentas, sehingga mereka (orang tua) merasa bangga dengan anak mereka. Selain itu juga ada lomba yang dilaksanakan dengan orang tua murid, karaokean bersama, dsb.

Kendala yang dihadapi misalnya saja mengenai orang tua yang komplain tentang hasil belajar/ perkembangan belajar anaknya. Tindakan dari sekolah adalah menerima/ mendengarkan komplain dari orang tua tersebut kemudian mengambil dan menindklanjuti masukan-masukan yang baik dari orang tua murid.Kelebihan-kelebihan SD Cipta Dharma, diantaranya:

Mempunyai produk unggulan:

a. Meditasi

b. Lagu-lagu perjuangan

c. Salam

d. PR membaca

e. Membaca serentak

Banyaknya program atau acara-acara sekolah seperti: pentas seni, pameran, lomba-lomba, bazar, dsb

Bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di SD Cipta Dharma adalah dengan memberikan sumbangan dalam bentuk barang dan jasa. Sumbangan dalam bentuk barang misalnya saja: AC, LCD, ......... sedangkan dalam bentuk jasa misalnya adalah dengan meminjamkan mobil untuk keperluan sekolah, dsb. Semua bentuk partisipasi/ sumbangan dari orangtua murid dipampang di papan partisipasi sekolah. SD Cipta Dharma tidak menerima sumbangan dalam bentuk uang tetapi hanya dalam bentuk barang dan jasa.

Banyak juga perusahaan-perusahaan yang memberikan partisipasinya untuk SD Cipta Dharma. Contoh:

Baju, kaos (dari perusahaan konveksi)

Piala (dari perusahaan pembuat piala)

Piagam

Dsb

Cara sekolah untuk menarik perusahaan agar bersedia ikut serta dalam mengembangkan sekolah adalah dengan membuat dan mengajukan proposal ke perusahaan atas berbagai kegiatan yang akan dilakukan seperti pentas seni, pameran, bazar, dll. Selain itu banyak kegiatan pengembangan diri yang ada di SD Cipta Dharma, sehingga dapat menarik perusahaan-perusahaan untuk ikut berpartisipasi.

Pembelajaran yang dilakukan di SD Cipta Dharma berbasis teknologi. Setiap ada tugas atau PR diunggah melalui website, agar ada transparasi dengan orang tua murid. Dari website ini pula orangtua dapat memantau perkembangan belajar anak, selain itu juga dapat memberikan saran atau pendapat mengenai tugas-tugas atau PR yang dirasa orang tua terlalu berat atau terlalu banyak untuk anak mereka.

Keuntungan yang diperoleh tentu saja sangat banyak. Dalam melaksanakan suatu kegiatan/ acara banyak yang membantu, kegiatanpun dapat berjalan dengan lancar karena didukung oleh berbagai pihak. Kegiatan pembelajaranpun dapat berjalan dengan baik atas berbagai sumbangan yang diberikan oleh orang tua siswa. Selain itu hubungan antara sekolah dengan orang tua, masyarakat menjadi semakin erat seperti saudara sendiri.

Sangat penting sekali, karena tanpa adanya partisipasi dari masyarakat, semua kegiatan yang berlangsung di SD Cipta Dharma ini tidak akan berjalan dengan baik. Karena dukungan dari orang tua/ masyarakat dan perusahaan ini turut memiliki andil dalam pengembangan sekolah Cipta Dharma.

D. Aspek Media dan Model Pembelajan a. Landasan Teori1. Media PembelajaranMedia pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurutNational Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proseskomunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempatiposisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpamedia, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasijuga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponenintegral dari sistem pembelajaran

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan audio-visual.

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :

1. Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media:slide; over head projektor (OHP), in focusdan sejenisnya

4. Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

Tujuan menggunakan media pembelajaran :

Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :

a. Mempermudah proses belajar-mengajarb. Meningkatkan efisiensi belajar-mengajarc. Menjaga relevansi dengan tujuan belajard. Membantu konsentrasi mahasiswa

e. Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar

f. Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional

g. Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional

h. Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa

Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.

Pentingnya Media pembelajaran di Sekolah Dasar

Pengunaan media pembelajaran pada pembelajaran di sekolah dasar menjadi bagian penting yang harus mendapt perhatian dari guru. Hal ini perlu disebabkan karena input siswa pada tingkat dasar memiliki kemampuan yang terbatas sehingga menjadi penting diperhaitkan Media Pembelajaran pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Sebagaimana diketahui bahwa dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia SD merupakan bagian integral dari program pembangunan nasional sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk itu, pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab melaksanakan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Inilah tujuan pendidikan yang akan dicapai pendidikan sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pelaksanaan pendidikan formal di Indonesia berdasarkan undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah terdiri dari beberapa jenjang. Jenjang pendidikan formal pertama adalah pada jenjang pendidikan dasar yang terdiri dari jenjang pendidikan sekolah dasar dan jenjang pendidikan sekolah lanjutan pertama. Pada jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan formal di tingkat SD merupakan jenjang pendidikan pertama yang harus ditempuh dan dilewati oleh siswa untuk menjadi dasar untuk melanjutkan kejenjang pendidikan formal selanjutnya. Karena itu, jenjang pendidikan dasar sangat penting sebagai awal mula memberikan siswa bekal pengetahuan agar siswa mampu mengembangkan kompotensi dasar yang dimilikinya dan dapat pula melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Kompetensi Dasar Siswa di Sekolah Dasar

Pada tingkat sekolah dasar, kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa adalah sekurang-kurangnya adalah kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) untuk dijadikan modal utama dan pokok untuk dapat melanjutkan pendidikan pada jenajang pendidikan formal selanjutnya. Agar siswa dapat mengikuti kegiatan pendidikan ditingkat yang lebih tinggi, maka siswa harus dibekali dengan tiga kemampuan dasar tersebut.

Pelaksanaan pendidikan di tingkat sekolah dasar dan Madrasah ibtidaiyah atau sederajat, hal pokok pertama yang diajarkan kepada anak didik adalah membaca, menulis dan berhitung. Dengan modal kemampuan dasar tersebut siswa dapat meperoleh pengetahuan melalui kegaitan membaca. Kemampuan membaca dipergunakan tidak hanya pada mata pelajaran tertentu saja, akan tetapi digunakan pada semua mata pelajaran. Meskipun dalam kurikulum pendidikan dasar, kemampuan dasar membaca siswa diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan siswa yang duduk di sekolah dasar pada kelas satu belum memiliki kemampuan yang memadai untuk membaca sumber belajar melalui buku untuk semua mata pelajaran. Sementara untuk dapat menguasai mata pelajaran, maka siswa harus telah mampu membaca buku sumber pembelajaran tersebut.

Keterbatasan kemampuan membaca siswa di tingkat sekolah dasar mengharuskan guru menggunakanmedia bantu agar dapat memahami materi yang akan disampaikan. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa kesulitan yang sering dihadapi oleh siswa SD dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran sains adalah karena ketidak mampuan siswa SD membaca sehingga sulit memahami isi materi pelajaran selain yang disampaikan guru dengan cara lisan.

Karena rendahnya kemampuan siswa membaca, maka dalam mengajarkan materi pelajaran perlu dipergunakan alat peraga yang dapat memantau siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru Alat peraga yang dapat dipergunakan diantaranya adalah alat peraga gambar. Seperti diketahui bahwa alat peraga adalah merupakan merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk melakukan visualisasi dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar tersebut dapat berlangsung secara efektif. Karena keterbatasan kemampuan siswa mebaca dalam mata pelajaran sains, maka guru perlu menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga gambar sebagai media grafis yang dapat membantu siswa untuk memahami materi dan isi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.

Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari beberapa jenis media pengajaran yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film dan sebagainya. Menurut Sudjana (2002) beberapa media pegajaran yang sering digunakan adalah: Pertama, media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan sebagainya, Kedua, media tiga dimensi yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP dan Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media.

Media grafis adalah media yang digunakan yang berusaha memadukan antara kata-kata dengan gambar. Dalam bahasa Yunani Grafikos berarti melukiskan atau menggambarkan garis-garis (Sudjana, 2002). Media tersebut terdiri dari beberapa jenis yaitu: bagan adalah kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan.

Fungsi media pengajaran sebagai alat bantu untuk dapat meningkatkan dan mempertinggi hasil belajar siswa harus didukung oleh ketepatan seorang guru dalam memeilih media yang akan dipergunakan dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu seorang guru sebelum memilih media pengajaran tertentu harus menegetahui betul materi yang akan diajarkan, metode yang dipilih, kemudian menentukan jenis alat bantu atau media pengjaran yang akan digunakan. Secara khusus beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertingi kualitas pengajaran adalah:

Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran,menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, Guru terampil menggunakan dan membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran terutama media dua dimensi atau gambar atau foto serta penggunaan media proyeksi. Ketiga, keefektifan dalam menilai penggunaan media dalam proses pengajaran.

Nana Sudjana menjelaskan beberapa kriteria dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran yaitu; (1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, (2) dukungannya terhadap isi bahan pelajaran, (3) kemudahan memperoleh media, (4) keterampilan guru menggunakannya, (5) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan (6) sesuai dengan taraf pikir siswa(Sudjana, 2002).

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa pemilihan media pengajaran harus memperhatikan beberapa pertimbangan diantaranya adalah ketepatan dengan tujuan pengajaran. Hal tersebut berarti bahwa media pengajaran yang dipilih harus didasarkan atas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Selain itu juga media pengajaran yang telah dipilih harus disesuaikan engan si bhan atau materi pengajaran yang akan disampaikan. Dengan demikian bahan pengajaran yang disampaikan harus diklasifikasikan dan disesuaikan dengan media yang dipilih bedasarkan sifat bahan pelajaran apakah fakta, konsep atau generalisasi yang memerlukan bantuan media untuk dpat dSainshami dengan mudah oleh siswa.

Selain beberapa hal tersebut, juga yang perlu dipertimbangkan seorang guru dalam memilih media pengajaran adalah kemampuan guru itu sendiri menggunakan media pengajaran yang dipilihnya. Apapun jenis media yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan guru untuk menggunakan media tersebut. Dan selain itu juga harus disesuaiakn dengan kemampuan berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dSainshami dengan mudah oleh siswa.

Selain kriteria tersebut di atas Arsyad (2002) mengemukakan bahwa kriteria memilih media pengajaran juga harus memepertimbangkan beberapa hal yaitu: media tersebut praktis, luwes dan bertahan serta memiliki mutu tekhnis. Media yang digunakan dlam proses belajar mengajajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik meskipun media tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendir, nilainya tidak mahal, sederhana dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pengajaran tidak perlu dSainsksakan, karena media pengajaran yang mahal dan memebutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu menajdi jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik. Media yang diilih seharusya dapat bersifat fleksibel dan dapat digunakan dimana-mana dengan peralatan yang tersedia disekitar kita.2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode

HYPERLINK "http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/" \t "_blank" \o "metode pembelajaran" pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Ciri-ciri Model Pembelajaran

Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :

1. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.

Memilih Model Pembelajaran yang Baik

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaradapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.

Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.

Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.b. Hasil ObservasiBerdasarkan observasi di beberapa ruang kelas dan wawancara dengan wali kelas, pembelajaran di SD Chipta Dharma menerapkan pembelajaran inovatif. Dalam wawancara dengan wali kelas 3D, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran sudah bersifat konstektual, seperi misalnya pada pembelajaran IPA materi sifat benda, siswa disuruh membawa benda-benda yang ada di sekitarnya seperti air, lilin malam, balon dll.

Pada pengamatan di ruang kelas, terlihat adanya beberapa media seperti alat peraga, papan pajangan yang ada di sudut ruangan. Pada saat kami melakukan observasi, kelas tersebut sedang melakukan evaluasi sehingga kami tidak dapat melihat penerapan model dan media pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar. Tapi dengan wawancara singkat dengan wali kelas yang bersangkutan diperoleh sedikit gambaran mengenai penggunaan media pembelajaran seperti audio, visual, audio visual, alat peraga dan sumber belajar dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan mengenai model pembelajaran, diesuaikan dengan SK dan KD yang ingin dicapai. Tidak semua pembelajaran harus menggunakan sistem berkelompok sehingga tidak perlu memaksakan harus berkelompok di kegiatan intinya.

Siswa-siswa yang kami temui cukup ramah, selalu mengucap salam dan meletakkan tangan di dada kiri merupakan pembiasaan yang inovatif yang dapat menumbuhkan pendidikan karakter dalam diri anak sejak dini.

1. Kondisi kelas

Kondisi kelas cukup baik, kelas nyaman dan menyenangkan.tata ruang kelas terdiri dari :

a) Papan tulis

Papan tulis cukup besar, masih menggnakan papan tulis yang berwarna hitam, penempatannya sudah cukup baik di depan kelas dan cukup cahayanya, sehingga siswa yang duduk di belakang kelas dapat membaca dan melihat tulisan dengan jelas.

b) Meja kursi guru

Meja kursi guru sudah sesuai standard an ditempatkan di sebelah kanan dekat papan tulis.

c) Meja kursi siswa

Meja kursi siswa ditata berbaris ke belakang. Tiap kursi siswa diisi/ ditempati dua orang siswa.

d) Almari kelas,

Diletakkan di dekat meja kursi guru.

e) Jadwal pelajaran

Jadwal pelajaran sudah diletakkan sesuai dengan tempatnya yang mudah dilihat siswa.

f) Papan absensi

Absensi diletakkan di depan sebelah kanan papan tulis.

g) Gambar-gambar alat peraga

Penempatan dan pemasangannya disesuaikan dengan kebutuhan pelajaran yang diajarkan.

Ada media hasil karya siswa yang dipajang di dinding kelas.h) Perpustakaan kelas

Terdapat perputakaan kecil yang berada di sudut kanan belakang kelas. Terdiri dari satu meja dan dua kursi, di atasnya terdapat sebuah rak, yang berisi beberapa buku bacaan.i) Jam kedatangan siswa

Jam kedatangan siswa diletakkan di belakang kelas.

j) Gambar presiden dan wakil presiden

Diletakkan di depan kelas, tepat di atas papan tulis.Nama kelas : 3D

Nama wali kelas : Putu Ari Utami, S.Pd.

Wayan Sunarta, M.Pd.

Jumlah siswa : 37

NoAspek yang diamati (Media Pembelajaran) KeadaanDeskripsi hasil pengamatan

AdaTidak ada

1Audio(Ada, tetapi disesuaikan dengan SK dan KD yang akan dicapai dalam pembelajaran, misalnya Mendengarkan cerita, maka guru menggunakan media audio di dalam pembelajaran.

2Visual(-Ada, tetapi disesuaikan dengan SK dan KD yang akan dicapai dalam pembelajaran, misalnya guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi yang diajarkan agar anak lebih memahami.

3Audio Visual(Ada, tetapi disesuaikan dengan SK dan KD yang akan dicapai dalam pembelajaran, misalnya guru menayangkan video yang berkaitan dengan materi yang diajarkan agar anak lebih memahami.

4Alat Peraga(-Ada, tetapi disesuaikan dengan SK dan KD yang akan dicapai dalam pembelajaran. Di kelas terdapat peta, globe, gambar pahlawan nasional sebagai alat peraga.

5Sumber belajar(-Terdapat sumber belajar di setiap sudut ruangan dan juga yang disediakan guru seperti gambar

6Lingkungan sebagai sumber belajar(-Seperti kelengkapan yang ada di sekitar kelas seperti hasil kerja siswa.

NoAspek yang diamati (Model Pembelajaran)KeadaanDiskripsi hasil pengamatan

AdaTidak ada

1Penggunaan model pembelajaran inovatif(-Model pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan SK dan KD yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2Penggunaan metode yang efektif(-Guru menggunakan metode diskusi, ceramah, tanya jawab dan penugasan dalam pembelajaran.

3Pengelolaan kelas(-Tata ruang kelas disesuaikan dengan pembelajaran, misalnya berkelompok maka tempat duduk pun dibuat mengelompok serta adanya sumber belajar untuk menunjang pembelajaran.

4Pembelajaran terpadu(-Guru sudah menggunakan pembelajaran terpadu dalam pembelajaran. Pada kelas yang diamati, tampak adanya penggunaan model Webbed (tematik).

E. Aspek Muatan lokal (Mulok)a. Landasan Teori

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2004 mengenai otonomi daerah, setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Salah satu upaya pemda dalam mengembangkan potensi di daerahnya dapat ditempuh melalui jenjang pendidikan dasar yaitu dengan menambahkan mata pelajaran muatan lokal. Penyusunan kurikulum muatan lokal dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli dasar acuan keadaan masyarakat tersebut disebut Kurikulum Muatan Lokal. Kurikulum muatan lokal keberadaannya di Indonesia dikuatkan pada tahun 1987. Sedangkan pelaksanaanya telah dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 173/-C/Kep/M/87 tertanggal Oktober 1987. Menurut surat keputusan tersebut yang dimaksudkan dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyamaiannya dikaitkan dengan lingkungan dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut.Muatan lokal adalah program pendidikan yang mengandung 2 hal, yaitu bahan ajar dan media penyampaian yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Muatan Lokal bertujuan mempersiapkan murid agar memiliki wawasan yang mantab tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan SDA, kualitas sosial dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional ataupun pembangunan setempat.b. Hasil Observasi

Muatan lokal yang dikembangkan di SD Cipta Dharma Denpasar berjumlah empat mata pelajaran yang terdiri dari muatan lokal wajib dan muatan lokal pilihan. Muatan lokal wajibnya yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Bali, sedangkan muatan lokal pilihannya adalah Budi Pekerti dan Menganyam.Bahasa Inggris dipilih sebagai mulok wajib karena Bali merupakan tempat wisata yang banyak dikunjungi turis asing dan Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional sehingga penggunaannya cukup tinggi di Bali. Sedangkan Bahasa Bali dipilih sebagai mulok wajib karena merupakan bahasa daerah yang ada sehingga dapat dipergunakan untuk melestarikan budaya yang ada di Bali.Budi Pekerti dipilih sebagai mulok pilihan untuk membentengi sikap dan perilaku siswa dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di Bali. Sedangkan mulok Menganyam dipilih karena berkaitan dengan peralatan peribadatan yang sehari-hari digunakan banyak yang berbentuk anyaman.Penetapan dan pelaksanaan pembelajaran muatan lokal disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah dan sekolah itu sendiri. Muatan lokal wajib yaitu bahasa Inggris dan bahasa Bali merupakan kebijakan dari Pemerintah Daerah, sedangkan muatan lokal pilihan yaitu budi pekerti dan menganyam merupakan kebijakan sekolah. Sehingga yang bertindak sebagai supervisor dari pembelajaran muatan lokal di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah kepada para guru pengajar. Sedangkan kepala sekolah tunduk pada kebijakan yayasan yang telah menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah.Berikut ini disajikan tabel muatan lokal yang ada di SD Cipta Dharma Denpasar :

MUATAN LOKAL SD CIPTA DHARMAKETERANGAN

WAJIBPILIHAN

Bahasa InggrisBudi PekertiKelas I VI

Bahasa BaliAnyamanKelas 1 VI

Pelaksanaan muatan lokal di SD Cipta Dharma Denpasar telah dimasukkan dalam jadwal sekolah yaitu dilaksanakan dua jam pelajaran pada setiap minggunya atau satu kali pertemuan. Waktu khusus yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran muatan lokal yaitu diberikannya jam khusus yang tercantum pada jadwal pelajaran sekali dalam seminggu tanpa menggunakan jam mata pelajaran lain. Keempat muatan lokal tersebut, baik wajib dan pilihan, semuanya dilaksanakan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI.

Pada kelas rendah, guru yang mengajar muatan lokal adalah guru kelasnya langsung, kecuali bahasa inggris. Siswa kelas rendah pola pikirnya masih holistik sehingga guru perlu mengaitkan konsep-konsep yang berhubungan secara menyeluruh agar siswa mudah memahami. Dalam hal ini pendekatan tematiklah yang digunakan untuk menghubungkan beberapa mata pelajaran dengan sebuah tema yang dekat dengan lingkungan siswa. Sedangkan pada kelas tinggi, guru yang mengajar muatan lokal bahasa Inggris merupakan guru khusus yang sesuai dengan konsentrasi pendidikan yang telah mereka tempuh. Guru Bahasa Inggris adalah lulusan sarjana pendidikan Bahasa Inggris, guru Bahasa Bali merupakan lulusan sarjana pendidikan Bahasa Bali. Guru yang mengajar Budi Pekerti dan Menganyam adalah guru yang benar-benar ahli di bidang tersebut sehingga pembelajaran menjadi tepat sasaran.

Dalam pembelajaran muatan lokal di SD Cipta Dharma Denpasar, bahasa Inggris dan bahasa Bali mempunyai silabus dan RPP yang digunakan sebagai acuan guru dalam mengajar. Sedangkan pada mulok Budi Pekerti dan Menganyam tidak ada silabus dan RPP dan saat mengajar guru tidak menggunakan silabus dan RPP. Silabus dan RPP bahasa Inggris telah disediakan oleh Pemerintah, guru dapat mengembangkan silabus dan RPP dari Pemerintah tersebut sesuai dengan kemampuas siswa SD Cipta Dharma. Sedangkan silabus dan RPP bahasa Bali dibuat dan dikembangkan oleh guru khusus yang mengajar bahasa Bali.

Kegiatan pendukung muatan lokal sudah terlaksana. Pelaksanaan muatan lokal tertentu didukung oleh kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler, ada 18 jenis pengembangan diri di SD Cipta Dharma Denpasar yaitu pasuspera, industri rumah tangga, bahasa mandarin, tari nasional, seni tari, menabuh, seni musik dan band, seni suara, seni lukis, sastra, catur, sepak bola, renang, karate, bulu tangkis, menembak tae kwon do dan basket. Sekolah memfasilitasi siswa untuk mengembangkan diri setiap hari Sabtu dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

Untuk mendukung kegiatan dalam pembelajaran mulok di SD Cipta Dharma Denpasar, pihak sekolah telah menyediakan ruangan-ruangan untuk proses pembelajaran mulok. Laboratorium bahasa untuk pembelajaran mulok bahasa Inggris dan bahasa Bali. Ruang menabuh dengan peralatan lengkap disediakan untuk kegiatan pengembangan diri menabuh, dan ruang musik disediakan untuk kegiatan pengembangan diri menyanyi dan memainkan alat musik.Pihak yang berperan dalam proses kegiatan pembelajaran muatan lokal di sekolah adalah guru dan kepala sekolah. Guru berperan dalam pelaksanaan KBM mulok di kelas, sedangkan kepala sekolah sebagai supervisi/pengawas pelaksanaan mulok di sekolah. Pelaksanaan mulok di lingkungan sekolah sangat disukung oleh semua pihak di sekolah.Hasil/produk dari pengembangan mulok di SD Cipta Dharma yaitu siswa mempunyai keterampilan dalam menganyam, menari, menabuh, menganyam, berbahasa Bali, dan berbahasa Inggris membuat perlengkapan ibadah, dll. Implementasi dari hasil/ produk pengembangan mulok di SD Cipta Dharma yaitu siswa dapat berbahasa Bali dan Inggris dengan baik dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga dapat melestarikan kebudayaan daerah berupa tari dan tabuh, siswa dapat juga membuat perlengkapan ibadah untuk beribadah sehari-hari.

Evaluasi mulok dilakukan oleh guru melalui praktikum dan tertulis. Penilaian praktikum dilaksanakan pada saat proses pembuatan suatu produk mulok. Pada saat itulah guru mengambil nilai proses ditinjau dari berbagai aspek, seperti: kesiapan alat/bahan, ketepatan waktu, kesesuaian bahan dan bentuk, kebersihan, kerajinan, keindahan dan kerapian. Sedangkan penilaian tertulis dilaksanakan pada saat ujian tengah semester dan ujian semester. Materi ujian tertulis disesuaikan denga materi praktikum, sehingga terdapat kesinambungan antara aspek psikomotorik, afektif dan kognitif.Muatan lokal yang dilaksanakan di SD Cipta Dharma mempunyai kelebihan dan manfaat disetiap mata pelajarannya. Mulok bahasa Inggris dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan para wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Mulok bahasa Bali mendorong siswa untuk menhargai dan melestarikan budayanya sebagai orang Bali, dan siswa diharapkan bisa berbahasa daerah yaitu bahasa Bali dengan baik dan benar. Mulok Budi Pekerti diajarkan untuk menjaga moral siswa SD Cipta Dharma agar sikap dan perilakunya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, agar dapat memilih dengan baik budaya asing yang masuk ke Bali. Sedangkan mulok Menganyam dikembangkan agar warisan budaya tentang alat alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dari bahan anyaman masih bisa dipakai. Jadi semua muatan lokal yang diajarkan sangat penting untuk siswa-siswi di SD Cipta Dharma.

F. Aspek Bimbingan Konseling (BK)a. Landasan Teori1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.2. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling

a. Latar Belakang Psikologis

Masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah:

a) Masalah perkembangan individu

b) Masalah perbedaan individu

c) Masalah kebutuhan individu

d) Masalah penyesuaian diri

e) Masalah belajar

b. Latar Belakang Sosial Budaya

Perubahan yang terjadi pada beberapa dasawarsa terakhir ini, telah mengubah kondisi kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan psikologis setiap orang, baik sebagai pribadi maupun anggota masayarakat. Atas dasar keadaan di atas, sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal harus bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaiakan diri di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.

c. Latar Belakang Pedagogis

Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial. Layanan bimbingan dirasakan amat berperan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan secara paripurna.d. Perkembangan pendidikan

Proses penyesuaian diri para siswa memerlukan bantuan yang sistematis melalui bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling bagi para siswa pada hakikatnya merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan.e. Peranan guru

Sebagai pendidik, tugas dan tanggungjawab guru yang paling utama ialah mendidik yaitu membantu subjek didik untuk mencapai kedewasaan. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka seorang guru hendaknya memahami segala aspek pribadi anak didik, baik aspek jasmani maupun aspek psikis.3. Tujuan Bimbingan dan Konseling

a. Tujuan Umum

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum yang dimaksudkan untuk membantu individu agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier.4. Asas- Asas Bimbingan dan Konseling

a. Asas Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan pada pihak-pihak lain.

b. Asas Kesukarelaan

Kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada klien artinya klien secara suka dan rela tanpa ada perasaan terpaksa, mau menyampaikan masalah yang dihadapinya dengan mengungkapkan secara terbuka hal-hal yang dialaminya.c. Asas Keterbukaan

Suasana keterbukaan antara konselor dengan klien dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan, karena penerapan asas ini akan lebih mempermudah pencapaian tujuan bimbingan dan konseling.

d. Asas Kekinian

Masalah klien yang ditangani melalui kegiatan bimbingan dan konseling adalah masalah-masalah yang saat ini sedang dirasakan.e. Asas Kemandirian

Konselor hendaknya senantiasa berusaha menghidupkan kemandirian pada diri klien, bukan justru menghidupkan ketergantungan klien pada konselor.

f. Asas Kegiatan

Hasil usaha layanan bimbingan dan konseling tidak akan berarti bila klien yang bersangkutan tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.

g. Asas Kedinamisan

Asas kedinamisan ini hendaknya mengacu pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada proses koinseling dan hasil-hasilnya.

h. Asas Keterpaduan

Layanan bimbingan dan konseling berupaya memadukan berbagai aspek dari klien yang dibimbing.i. Asas Kenormatifan

Usaha layanan bimbingan dan konseling ttidak boleh bertentangan dengan norma- norma yang berlaku.j. Asas Keahlian

Usaha layanan bimbingan dan konseling dilakukan secara teratur, sistematik, dan dengan mempergunakan prosedur, teknik serta alat yang memadai.

k. Asas Alih Tangan

Apabila masalah yang dialami klien berada di luar kemampuan dan kewenangannya, konselor mengalihtangankan klien tersebut pada petugas atau badan lain yang lebih ahli.

l. Asas Tut Wuri Handayani

Asas ini menuntut agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan keberadaannya pada waktu klien menghadapi masalah dan menghadap konselor saja, namun di luar hubungan kerja pelaksanaan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan keberadaan dan manfaatnya.5. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip merupakan paduan hasil teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling terdidri dari prinsip umum dan prinsip khusus.

a. Prinsip prinsip Umum

a) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.

b) Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual dari pada individi-individu yang dibimbing sesuai dengan apa yang dibutuhkan ole individu yang bersangkutan.

c) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.

d) Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.

e) Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.

f) Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

g) Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerjasama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia memeprgunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah.

h) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sampai di mana hasil dan manfaat yang diperoleh.

b. Prinsip-prinsip Khusus

a) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan

1. Bimbingan dan konseling melayani individu tanpa terkecuali

2. Bimbingan dan konseling berhubungan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan dinamis.

3. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.

4. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama terhadap perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

b) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu

1. Bimbingan dan konseling dengan hal-hal yang menyangkut kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah,di sekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan.

2. Kesenjangan sosial ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan.

c) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan

1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu karena program bimbingan disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.

2. Program dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.

3. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.

4. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah.

d) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan

1. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya bisa mandiri dalam menghadapi masalahnya.

2. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri.

3. Permasalahan individu harus ditanggapi oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

4. Kerjasama antara pembimbing, guru dan orang tua amat menentukan hasil peklayanan bimbingan.

5. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalaui kemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian dari individu yang terlibat dalam bimbingan dan konseling.6. Polapola Bimbingan dan Konseling

a. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan guru kelas sebagai tenaga pembimbing.

Dengan menerapkan pola ini setiap guru kelas berkewajiban menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap murid-muridnya. Kepala sekolah sebagai koordinator bimbingan bertanggung jawab secara langsung terhadap program bimbingan dan konseling di sekolahnya. b. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan menggunakan seorang konselor untuk beberapa sekolah yang terdekat.

Pola ini dapat diterapkan bila kondisi sekolah telah memungkinkan penempatan tenaga khusus (konselor) untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling.c. Pola organisasi bimbingan dan konseling yang memakai seorang konselor untuk setiap sekolah.

Kepala sekolah merupakan penanggung jawab tertinggi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling disekolahnya.7. Bidang Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi empat bidang bimbingan yaitu :

a. Bidang bimbingan pribadi, meliputi : a) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta wawasan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Pemantapan tentang kekuatan diri

c) Pemantapan tentang bakat dan minat pribadi

d) Pemantapan tentang kelemahan diri dan penanggulangan- nya.

e) Pemantapan tentang mengambil keputusan

b. Bidang bimbingan sosial

a) Pemantapan berkomunikasi

b) Pemantapan menyampaikan dan menerima pendapat

c) Pemantapan bertingkah laku dan berhubungan sosial

d) Pemantapan hubungan yang harmonis, dinamis dan produktif

c. Bidang bimbingan belajar

a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif

b) Pemantapan disiplin belajar dan berlatih

c) Pemantapan penguasan materi program belajar di sekolah

d) Pemantapan pemanfaatan kondisi fisikd. Bidang bimbingan karir

a) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan karir yang hendak dikembangkan

b) Pematapan orientasi dan informasi karir pada umumnya

c) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja

d) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi.b. Hasil ObservasiSD Cipta Darma Denpasar merupakan Sekolah Dasar yang berada dibawah naungan Yayasan Cipta Darma Denpasar. SD Cipta Darma Denpasar telah dilaksanakan program Bimbingan dan Konseling dari kelas 1 sampai kelas 6.

Program bimbingan dan konseling dilakukan oleh masing-masing guru kelas dan jika masalah belum terselesaikan, maka guru dibantu oleh rekan guru dan kepala sekolah, bahkan peran orang tua juga penting dalam pelaksanaan bimbingan konseling.Pola Organisasi bimbingan dan konseling di SD Cipta Darma Denpasar.

Bagan Pola Organisasi Bimbingan dan Konseling SD Saraswati 5 Denpasar

Keterangan :

= Garis kerjasama

= Garis instruksi

Peran bimbingan dan konseling di SD Cipta Darma Denpasar adalah guru kelas, rekan guru, kepala sekolah dan bekerja sama dengan orang tua siswa. Tidak ada program khusus sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Drs. Ketut Swasta, S. Pd. Sd mengemukakan bahwa bimbingan konseling bagi siswa itu perlu karena anak pada masa pertumbuhan. Bimbingan dan konseling dilaksanakan ketika suatu masalah muncul pada siswa. Namun tidak semua masalah ditindaklanjuti dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, hanya masalah yang rumit saja masalah tersebut akan diselesaikan menurut asas bimbingan dan konseling. Masalah yang biasa dapat diselesaikan guru dengan mudah dan pada saat itu juga.

Meskipun tidak ada program khusus bimbingan dan konseling, tetapi kadang-kadang sekolah mendatangkan seorang ahli seperti polisi. Polisi tersebut dapat menjelaskan mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba sehingga siswa di SD Cipta Darma Denpasar bisa terhindar dari narkoba.

Dalam SD Cipta Darma Denpasar terdapat 2 guru setiap pelaksanaan pembelajaran di kelas 1, 2, dan 3. Guru pertama sebagai pengajar dan guru kedua bertugas mengawasi tingkah laku dan gerak gerik siswa apabila mengganggu atau terganggu ketika belajar. Misalnya, jika ada siswa yang pensilnya diambil temannya. Masalah ini dapat diselesaikan dengan mudah.

Apabila masalah yang dihadapi teralalu fundamental, maka penyelesaian masalah tersebut akan melibatkan orang tua siswa dan kepala sekolah sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam organisasi serta sebagai supervisor bimbingan dan konseling di SD Cipta Darma Denpasar.

Masalah yang dihadapi siswa sangat beragam, mulai dari masalah ringan sampai masalah berat. Salah satu contoh masalah yaitu siswa membawa hp atau membuka facebook, maka kadang-kadang sekolah mengadakan sidak (inspeksi mendadak). Dalam sidak, guru kelas dan guru olahraga mengeluarkan isi tas siswa, sedangkan siswa berada di luar kelas. Jika ada siswa yang tertangkap, maka sekolah memberikan pengawasan khusus dengan mengamati perilaku anak selama beberapa minggu apakah pelanggaran yang dilakukan tersebut terulangi atau tidak.

Jika memang siswa yang melakukan pelanggaran tidak mengindahkan perintah sekolah, maka sekolah akan memberitahu orang tua. Selain itu, sekolah juga memberlakukan kartu merah jika siswa melakukan kesalahan sebanyak 3 kali sebagai peringatan. Hal inilah yang merupakan evaluasi program bimbingan konseling SD Cipta Darma Denpasar.

Di samping itu, sekolah juga memberikan kartu biru sebagai penghargaan bagi siswa yang peduli lingkungan, misalnya secara diam-diam memungut sampah.Kegiatan pendukung dalam kaitan bimbingan dan konseling antara lain:a. Kegiatan kurikuler

Pada waktu tertentu, warga sekolah menyanyikan lagu nasional, kemudian melakukan meditasi menyampaikan pesan moral yang bermanfaat. Setiap hari Rabu selama 30 menit seluruh warga termasuk guru, orang tua siswa yang menunggu di luar sekolah harus mengikuti kegiatan membaca dalam keadaan hening. Kegiatan kurikuler dilaksanakan untuk bimbingan klasikal pada waktu pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran dan pada sore hari dilaksanakan pembelajaran tambahan 30 menit sebelum pulang.

b. Kegiatan ekstrakurikuler

Setiap siswa wajib memilih salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sebagai sarana pengembangan bakat dan minat peserta didik.

Studi Kasus

Studi kasus pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang telah tercapai tujuan (berhasil)

A. Gambaran masalah

Berdasarkan wawancara dari guru kelas, terdapat seorang siswa kelas V yang ditemukan membawa handphone ke sekolah. Siswa tersebut menggunakan handphone untuk membuka situs-situs jejaring sosial saat jam belajar mengajar berlangsung.

B. Latar belakang masalah

Setelah melihat ada peserta didik yang bermasalah, guru kelas V memanggilnya dan melakukan wawancara pada peserta didik tersebut, guru kelas berkesimpulah bahwa:

1. Orang tua peserta didik merupakan orang tua yang kurang memberi perhatian dalam mendidik anaknya di rumah2. Peserta didik ingin mencari perhatian dari orang lain baik guru maupun teman-temannyaC. Pemecahan masalah

Pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru kelas V adalah sebagai berikut:

1. Memanggil siswa tersebut secara empat mata untuk membicarakan mengenai pelanggaran tata tertib sekolah yang telah dilakukannya dan kerugian-kerugian yang dapat timbul bila ia tidak bisa mengubah perilakunya tersebut.

2. Guru memberikan 1 kartu merah dan membuat kesepakatan dengan siswa yaitu jika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah di kemudian hari hingga kartu merah terkumpul menjadi 3, maka pihak sekolah akan mengkomunikasikan masalah yang dihadapi siswa di sekolah.

3. Guru mengawasi perilaku siswa pada hari-hari bahkan minggu-minggu berikutnya. Dari pengawasan tersebut diperoleh hasil bahwa siswa tersebut tidak membawa handphone ke sekolah dan tidak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.SD Cipta Dharma telah melaksanakan bidang bimbingan konseling, yang mencakup :

1. Bidang Bimbingan Pribadi

Dalam bidang bimbingan pribadi di SD Cipta Dharma sudah diterapkan adanya pengembangan siswa. Seperti pendekatan diri terhadap Tuhan. Hal ini dapat terlihat dari adanya kegiatan keagamaan di sekolah. Lalu mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dengan baik. Selain itu, terdapat tempat beribadah untuk para siswa.

2. Bidang Bimbingan Sosial

Siswa di SD Cipta Dharma sudah diajarkan menjadi pribadi sosial. Mulai dari penentuan ketua kelas yang dipilih secara bersama guru dan siswa. Pembuatan jadwal piket yang ditentukan bersama pula. Memang dalam usia anak SD kelas rendah seperti ini, bisa dikatakan masih sering bertengkar dan musuhan dengan teman yang lain. Dalam hal ini peran guru sebagai orang tua kedua sangat penting. Melerai anak didiknya yang sedang bermusuhan merupakan satu bentuk hal yang dapat dilakukan oleh guru. Mengajarkan kepada anak untuk hidup rukun dan saling membantu pun menjadi kewajiban guru di SD ini. sikap gotong royong juga diterapkan dalam kelas. Seperti mengajarkan adanya kebersihan dan kerapian pada anak-anak. Kemudian, bekerja bakti bersama sehingga suatu pekerjaan menjadi lebih cepat diselesaikan

3. Bidang Bimbingan BelajarDalam segi bidang bimbingan belajar, guru memberikan tugas dan PR untuk siswanya agar lebih memahami suatu materi. Penilaian pun dilakukan oleh guru sebagai bentuk balikan kepada siswa yang sudah mengerjakan tugas.

Kami menggunakan dua teknik dalam pengambilan data, yaitu dengan angket yang dibagikan kepada siswanya dan wawancara dengan siswa. Berikut adalah hasil dari observasi kami :a. Menggunakan angket

Sesuai angket yang telah diisi siswa kelas rendah, bidang bimbingan konseling dapat dikategorikan berhasil. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase setiap bidang bimbingan konseling yang hampir sama rata, yaitu bidang bimbingan pribadi 37 %, bidang bimbingan sosial 38%, dan bidang bimbingan belajar 25%. Dan masing-masing bidang bimbingan menunjukkan persentase yang cukup tinggi. Bidang bimbingan pribadi sebesar 84,25%, bidang bimbingan sosial 81,17%, dan bidang bimbingan belajar 56,25%.

b. Menggunakan wawancara

Wawancara yang kami lakukan dengan siswa bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dalam kaitannya dengan bidang bimbingan yang ada di SD Cipta Dharma. Terdapat 36 siswa di dalam kelas dan kami membaginya menjadi 4 kelompok untuk mempermudah pengambilan informasi.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa informasi yang ada di dalam angket dengan hasil wawancara terdapat kesesuaian yang signifikan. Baik dalam bidang bimbingan pribadi yang mencakup peribadahan siswa yang ada di sekolah, lalu bidang bimbingan sosial yang mencakup hubungan antara guru dengan siswa dan lingkungan, maupun dalam bidang bimbingan belajar yang mencakup pemberian materi, penyampaiannya dan tugas-tugas yang dapat mengembangkan siswa. Serta bimbingan kegiatan ekstrakulikurer yang diberikan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat, minat dan potensinya karena mereka diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan minat para siswa masing-masing sehingga bimbingan yang dilakukan dapat berjalan maksimal.

G. Aspek Pendidikan Karakter a. Landasan Teori1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha pengembangan dan mendidik karakter seseorang, yaitu kejiwaan, akhlak dan budi pekerti sehingga menjadi lebih baik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development.

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Dekdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun berkarakter, adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.

Jadi, pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan pendidikan, yang mampu mempengaruhi karaker peserta didik. Pendidik membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku pendidik, cara pendidik berbiacara atau menyampaikan materi, bagaimana pendidik bertoleransi, dan berbangsa hal terkait lainnya.1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan TuhanYaitu religius; pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (personal)a. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan tindakan, dan perkerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

b. Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

c. Bergaya hidup sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

f. Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhdapat pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

g. Berjiwa wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

h. Berpikir logis, kritis, dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

i. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

j. Ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

k. Cinta ilmu

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesamea. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang mengjadi miliki/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

b. Patuh pada aturan-aturan social

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan