Download - Laporan Fl
LAPORAN FIELD LAB
Keterampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa,
NAPZA, dan Gangguan Belajar
OLEH :KELOMPOK A5
Aninda Dwi Anggraeni G0011025Berlian Permata S G0011053Eva Karina P G0011087Mega Aini Rahma G0011135Rachmania Budiati G0011163Vilicia Embry D G0011207Benazier Marcella B G0011051Dzulfiar Nasir Umam G0011079Irvan Raharjo G0011117Priaji Setiadani G0011159Umi Arifah G0011203
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan : Keterampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA, dan
Gangguan Belajar
Bidang Kegiatan : Field Lab
Pelaksana
a. Nama :
Aninda Dwi Anggraeni G0011025 Benazier Marcella B G0011051Berlian Permata S G0011053 Dzulfiar Nasir Umam G0011079Eva Karina P G0011087 Irvan Raharjo G0011117Mega Aini Rahma G0011135 Priaji Setiadani G0011159Rachmania Budiati G0011163 Umi Arifah G0011203Vilicia Embry D G0011207
b. Jurusan : Pendidikan Dokter
c. Fakultas : Kedokteran
d. Universitas : Universitas Sebelas Maret
e. Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Pedan, Kabupaten Klaten
f. Waktu : Rabu, 13 November 2013
Rabu, 20 November 2013
Rabu, 27 November 2013
Klaten, 27 November 2013
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Puskesmas Pedan Instruktur Lapangan
A. Rudhy Hendratno, dr. Yulis Miharti, dr.
NIP. 19690812 200212 1004 NIP. 19730920201001.2004
2
DAFTAR ISI
Halaman Cover ………………………………………………………………………… 1
Lembar Pengesahan …………………………………………………………………… 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………..……… 3
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………….... 4
Bab II Kegiatan yang Dilakukan …………………………………………................ 6
Bab III Pembahasan ………………………………………………………................ 8
Bab IV Penutup ……………………………………………………………................ 13
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….............. 15
Lampiran ………………………………………………………………………............ 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berkaitan, tak
terpisahkan serta merupakan dua dari tiga indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang menentukan kualitas sumber daya manusia.
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat kegiatan pada
upaya promotif dan preventif serta didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang
berkualitas menjadi sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar pada khususnya, dan kesehatan peserta didik pada umumnya. Oleh karena itu
UKS yang berkualitas perlu dilaksanakan di semua sekolah termasuk perguruan agama
dan Pondok Pesantren mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak/Raudhatul Adfal,
SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah sampai SMA/SMK/Madrasah
Aliyah.
Pentingnya kesehatan sekolah tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan no 36
tahun 2009 pasal 79 yang berbunyi ”Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga peserta didik belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-
tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas”. Usaha Kesehatan Sekolah
merupakan wahana untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, melalui Trias
Program UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan
Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.
Pembinaan dan Pengembangan UKS telah diatur melalui SKB empat Menteri
tahun 2003 yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Agama. Tahun 2010 Menteri Dalam Negeri menegaskan kembali
pemantapan UKS ini melalui Surat Edaran nomor 441.5/1650/SJ tanggal 28 April 2010.
Pelaksanaan UKS di tingkat pendidikan dasar berbeda dengan tingkat menengah
(SMP/SMA). Pada pendidikan tingkat menengah lebih difokuskan pada upaya preventif
perilaku beresiko salah satunya adalah penyalahgunaan NAPZA. Perilaku ini rentan
dilakukan remaja karena sesuai dengan ciri dan karakteristik remaja yang selalu ingin
tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba hal baru.
4
Peringkat kerawanan penyalahgunaan narkoba tahun 2012 : (1) Jawa Timur dengan
7.048 kasus (2) Jakarta dengan 5000 kasus (3) Sumatera Utara dengan 2000 kasus (4)
Jawa Barat dengan 1.200 kasus (5) Jawa Tengah dengan 1.094 kasus (data BNN, 2012).
Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat apabila seluruh komponen tidak
bersama-sama melakukan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran
Gelap Narkoba (P4GN).
Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna NAPZA berjumlah 1.345 orang. Tahun
2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013
tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya
menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang.
Data nasional angka drop out siswa SD sebesar 0,67%, SMP sebesar 2,2% dan
SMA mencapai 3,1%. Faktor penyebabnya adalah akibat penyalahgunaan narkoba,
kemiskinan, dan faktor internal anak tersebut.
Oleh karena itu, peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS merupakan
bagian dari keberhasilan UKS itu sendiri. Petugas kesehatan memiliki peran dalam
memberikan pendidikan kesehatan dan upaya kesehatan dasar dalam pelaksanaan
program UKS.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu melakukan
pembinaan UKS Kesehatan Jiwa (NAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, dan
Gangguan Belajar). Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah diharapkan
mahasiswa:
1. Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas.
2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan pembinaan dan
pengembangan UKS kepada pengelola UKS masing-masing SMP dan SMA di wilayah
kerja Puskesmas.
3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur pembinaan UKS khusunya tentang
pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA dan gangguan belajar.
4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan tentang pembinaan UKS :
Kesehatan Jiwa (NAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, hubungannya dengan
Gangguan Belajar) kepada pengelola atau sasaran UKS masing-masing SMP dan SMA
di wilayah kerja puskesmas.
5
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kegiatan Field Lab dengan topik Ketrampilan Pembinaan UKS (Kesehatan Jiwa,
Napza, dan Gangguan Belajar) diadakan di Puskesmas Pedan, Kecamatan Pedan, Kabupaten
Klaten. Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 13
November 2013, 20 November 2013, dan 27 November 2013.
A. Kegiatan Hari I
Kegiatan field lab hari pertama dilaksanakan pada tanggal 13 November 2013 di
Puskesmas Pedan. Kegiatan hari pertama adalah presentasi materi yang akan kami
sampaikan untuk penyuluhan di sekolah menengah dan koordinasi mengenai persiapan
penyuluhan yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 November 2013. Sebelumnya kami
telah melakukan survey ke Puskesmas Pedan sekaligus mendapatkan pengarahan dan
penjelasan mengenai kegiatan yang akan kami lakukan selama field lab oleh kepala
puskesmas Pedan, yaitu dr. A. Rudhi Hendratno.
Kelompok kami dibagi menjadi 3 kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 mahasiswa.
Kegiatan penyuluhan akan kami lakukan pada tanggal 20 November 2013 dengan
sasaran siswa-siswi sekolah menegah. Materi yang akan kami berikan adalah mengenai
NAPZA, kesehatan jiwa dan ganguan belajar.
B. Kegiatan Hari II
Kegiatan field lab hari kedua dilaksanakan pada tanggal 20 November 2013 di
Puskesmas Pedan. Pada pertemuan hari kedua ini, kami melakukan penyuluhan di dua
sekolah menengah yang berbeda, yaitu
a. MTs N Pedan
Kelompok 1 dan kelompok 2 melakukan penyuluhan di MTs N Pedan.
Kelompok 1 yang terdiri dari Aninda, Benazier, Mega dan Priadji mendapat
tempat penyuluhan di kelas dengan audiens ± 90 siswi. Kelompok ke 2 yang
terdiri dari Rachmania, Berlian dan Dzulfiar mendapat tempat penyuluhan di
Mushola dengan audiens ± 80 siswa. Sasaran penyuluhan adalah siswa siswi
kelas VIII.
6
Penyuluhan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Mahasiswa secara
bergantian menyampaikan materi dan sesekali melemparkan pertanyaan
kepada audiens. Penyuluhan selesai dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB.
b. SMP N 1 Pedan
Penyuluhan di SMPN 1 Pedan dilakukan oleh kelompok 3 yang terdiri
dari Eva, Embry, Irvan dan Umi dengan audiens sekitar 50 siswa. Siswa
berasal dari pengurus OSIS dan perwakilan kelas. Penyuluhan dilakukan di
laboratorium bahasa SMPN 1 Pedan. Penyuluhan dimulai sekitar pukul 09.00
WIB. Mahasiswa secara bergantian menyampaikan materi dan sesekali
melemparkan pertanyaan kepada audiens. Penyuluhan kelompok 3 selesai
lebih cepat dari kelompok 1 dan 2 yaitu pukul 10.15.
Setelah penyuluhan, semua kelompok kembali ke Puskesmas Pedan untuk
mendapatkan pengarahan tentang kegiatan yang akan kami lakukan pada pertemuan ke
tiga dan mengenai laporan yang akan kami susun.
C. Kegiatan Hari III
Kegiatan field lab hari ketiga dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013 di
Puskesmas Pedan dengan agenda presentasi mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan
yang telah kami lakukan dan penyerahan laporan kelompok.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan field lab pada topik ini adalah mengenai ketrampilan pembinaan UKS yang
meliputi kesehatah jiwa, NAPZA, dan gangguan belajar. Pada field lab ini, kami melakukan
penyuluhan kepada siswa sekolah menengah dengan mengembangkan topik menjadi
beberapa sub bagian diantaranya penyalahgunaan NAPZA terutama rokok dan gangguan
belajar pada remaja.
Topik tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan penyalahgunaan NAPZA
khususnya kebiasaan merokok dan gangguan belajar yang banyak mengintai remaja.
Mengingat dewasa ini, banyak remaja yang sudah merokok, bahkan diantaranya adalah siswa
SMP.
Tujuan kami adalah memberikan informasi dasar yang belum pernah mereka dapatkan
tentang penyalahgunaan NAPZA, bahaya merokok, dan gangguan belajar terkait NAPZA.
Melalui penyuluhan diharapkan agar para siswa dapat menghindari hal tersebut karena
mereka telah mengetahui efek-efek yang bisa ditimbulkan.
Materi yang kami berikan pada penyuluhan antara lain seputar definisi dan
penggolongan beserta jenis-jenis NAPZA. Pada materi “Penyalahgunaan NAPZA” yang
kami tekankan adalah efek buruk penyalahgunaan NAPZA. Pada materi “Merokok” yang
kami informasikan adalah zat-zat yang terkandung dalam rokok dan efek buruk dari tiap zat
tersebut. Selain itu, penyuluhan kami juga membahas tentang materi gangguan belajar.
Dalam pelaksanaan field lab, kami dibagi menjadi tiga kelompok untuk memberi
penyuluhan ke dua sekolah yang berbeda, yaitu MTs N Pedan dan SMPN 1 Pedan.
Kelompok 1 dan 2 mendapatkan tempat penyuluhan di MTs Negeri Pedan. Sampai
disana, kami bersama pihak puskesmas langsung berkoordinasi dengan pihak sekolah
mengenai pelaksanaan penyuluhan. Akhirnya disepakati kelompok 1 tempat penyuluhannya
di kelas dengan audiens ± 90 siswi. Kelompok ke 2 tempat penyuluhannya di masjid dengan
audiens ± 80 siswa.
Kelompok 1
Penyuluhan ini kami laksanakan di ruang kelas MTs N Pedan dengan peserta
penyuluhan ± 90 siswi. Dalam pelaksanaan penyuluhan, terdapat pembagian tugas sebagai
berikut :
8
1. MC : Priaji
2. Materi 1 : Mega
3. Materi 2 : Aninda
4. Materi 3 : Benazier
5. Materi 4 : Priaji
6. Operator : Bergantian Aninda-Mega
7. Dokumentasi : Bergantian Aninda-Benazier
Selama penyuluhan, audiens terlihat antusias dan memperhatikan materi-materi yang
disampaikan. Penyuluhan berlangsung sekitar 45 menit, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Ada salah satu siswa yang bertanya dan ada 4 orang siswa yang menjawab pertanyaan yang
kami ajukan. Berikut pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang audiens :
1. Apa itu LSD?
Jawab : LSD merupakan salah satu jenis NAPZA yang masuk golongan psikotropika.
Masalah yang kami temukan selama penyuluhan antara lain:
1. Ada beberapa siswi yang terlihat sangat pendiam saat penyuluhan berlangsung. Hal ini
dikhawatirkan siswi tersebut cenderung memiliki kepribadian introvert sehingga lebih
suka mencari informasi tanpa pengawasan dari orang lain. Kami mengkhawatirkan siswi
tersebut akan mencari informasi yang salah.
Solusi: mengajak dan menyarankan siswi untuk mengikuti kegiatan yang positif, misalnya
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Selain itu, kami memberikan
saran untuk mempertebal iman supaya terhindar dari hal-hal negatif dan banyak bergaul
tetapi tetap disertai pengawasan dari orang tua ataupun guru.
Kelompok 2
Pertama kami melakukan persiapan di masjid MTs N Pedan, lalu penyuluhan di mulai.
Penyuluhan dibuka oleh Ibu Sugeng dari Puskesmas Pedan kemudian dilanjutkan penyuluhan
oleh kelompok 2. Penyuluhan ini diikuti oleh ± 80 siswa. Dalam pelaksanaannya, terdapat
pembagian tugas seperti berikut :
1. MC : Rachma
2. Materi 1 : Dzulfiar
9
3. Materi 2 : Rachma
4. Materi 3 : Berlian
5. Operator : Bergantian Rachma-Dzulfiar-Berlian
6. Dokumentasi : Bergantian Rachma-Dzulfiar-Berlian
Selama pelaksanaan penyuluhan kebanyakan audiens memperhatikan materi dan
sebagian kecil ada yang tidak terlalu memperhatikan serta cenderung ramai sendiri. Waktu
pemberian materi kurang lebih 45 menit, dilanjutkan tanya jawab antara pemateri dengan
audiens. Ada beberapa audiens yang mengajukan pertanyaan. Berikut pertanyaan audiens dan
jawaban yang kami sampaikan:
1. Siapakah yang menemukan pohon ganja?
Jawab : Pohon ganja sudah lama sekali digunakan, salah satunya pada saat perang
dunia, akan tetapi kalau ditanya "siapa yang menemukan pohon ganja?" jawabannya akan
sama ketika kita ditanya "siapa yang menemukan pohon singkong?" tentu hal ini tidak bisa
dipastikan.
2. Bagaimanakah cara untuk mengatasi orang yang sudah menjadi pecandu narkoba?
Jawab : Dengan menurunkan dosis dari pecandu secara perlahan-lahan hingga pecandu
dapat benar-benar lepas dari ketergantungannya.
Masalah yang kami temukan selama penyuluhan antara lain:
1. Terdapat sekitar 5 siswa yang mengaku masih aktif merokok.
Solusi: Kami memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai dampak negatif merokok baik
dari segi ekonomi, kesehatan dan akademik. Merokok merupakan suatu perilaku boros,
terutama bagi kalangan pelajar yang belum mendapat penghasilan. Dari segi kesehatan
merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan
berbagai penyakit lainnya. Merokok juga berefek pada aktivitas otak sehingga dapat
menurunkan konsentrasi belajar. Selain itu, ini merupakan bentuk preventif kami untuk
mencegah adanya siswa yang menjadi perokok baru.
2. Pada saat penyuluhan terdapat beberapa siswa yang ramai sendiri. Hal ini merupakan salah
satu ciri kenakalan remaja yang nantinya mereka cenderung melakukan penyalahgunaan
NAPZA.
10
Solusi: Kami memberikan info tentang NAPZA mulai dari pengertian, penggolongan, dan
dampak negatifnya. Selain itu, untuk menarik perhatian dari siswa kami memberikan
doorprize bagi siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan.
Kelompok 3
Kelompok 3 mendapat tempat penyuluhan di SMP Negeri 1 Pedan. Tempat yang
digunakan untuk penyuluhan adalah laboratorium bahasa SMP Negeri 1 Pedan. Penyuluhan
dihadiri oleh sekitar 50 siswa, yang terdiri dari seluruh pengurus OSIS (Organisasi Siswa
Intra Sekolah) dan beberapa siswa yang ditunjuk untuk mewakili masing-masing kelas.
Persiapan dan pengkondisian tempat penyuluhan sudah dilakukan oleh pihak sekolah,
sehingga kami dapat langsung memulai penyuluhan yang berjalan sekitar 1 jam.
Pembagian tugas penyuluhan adalah sebagai berikut:
1. MC : Umi
2. Materi 1 : Irvan
3. Materi 2 : Eva
4. Materi 3 : Embry
5. Materi 4 : Umi
6. Operator : bergantian Umi dan Embry
7. Dokumentasi : bergantian Eva dan Irvan
Selama penyuluhan, kami juga melemparkan beberapa pertanyaan dan memberikan
hadiah pada siswa yang berhasil menjawab dengan benar. Setelah penyuluhan selesai,
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Antusiasme audiens terlihat dari beberapa pertanyaan
yang diajukan. Berikut pertanyaan audiens dan jawaban yang kami sampaikan:
1. Apakah seseorang yang telah memakai narkoba/ NAPZA bisa sembuh?
Jawab: bisa, selama orang tersebut menghentikan konsumsi bahan tersebut. Jika
seseorang sudah mengalami ketergantungan, konsumsi dihentikan secara perlahan dan
berkala, biasanya dilakukan di panti rehabilitasi dan memerlukan proses yang cukup lama
untuk mendapat kesembuhan total.
2. Apakah menghirup asap rokok berbahaya?
11
Jawab: sangat berbahaya, itu namanya perokok pasif. Perokok pasif jauh lebih
berbahaya dari perokok aktif, karena asap yang dikeluarkan sepenuhnya terhirup masuk ke
dalam paru-paru.
Masalah yang ditemukan di SMPN 1 Pedan:
1. Menurut pihak sekolah ada beberapa siswa yang sering membolos, kelompok siswa ini
lebih rentan terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik termasuk dalam penggunaan
rokok maupun alkohol. Rokok dan alkohol merupakan pintu masuk penyalahgunaan
NAPZA.
Solusi: Kelompok siswa yang sering membolos perlu diikutkan dalam kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat, salah satunya penyuluhan mengenai NAPZA
2. Beberapa siswa belum mengetahui mengenai bahaya perokok pasif padahal di lingkungan
mereka masih banyak perokok yang merokok di tempat-tempat umum tanpa
mempedulikan orang-orang disekitarnya.
Solusi: Diberikan penjelasan mengenai bahaya perokok pasif dengan harapan selain siswa-
siswi tersebut mengetahui mengenai bahayanya tetapi juga dapat memberikan pengertian
kepada lingkungannya bahwa merokok itu berbahaya.
Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan dengan baik dan hampir semua audiens
memperhatikan setiap materi yang kami sampaikan, hanya beberapa audiens yang ramai
sendiri sewaktu penyuluhan. Pertanyaan yang diajukan juga menunjukkan minat para siswa
yang ingin memahami tentang bahaya narkoba/ NAPZA. Materi yang kami sampaikan juga
dapat diterima dengan baik dan tidak terlalu berat bagi siswa sekolah menengah, sehingga
diharapkan penyuluhan ini dapat lebih memperkaya ilmu pengetahuan para siswa yang
mengikuti penyuluhan.
Materi dan pesan yang kami tekankan adalah bahwa narkoba/ NAPZA merupakan
suatu substansi yang sangat berbahaya dan adiktif, sehingga jangan pernah sekali pun
mencoba. Kami juga banyak membahas mengenai rokok dan minuman beralkohol,
mengetahui bahwa kedua bahan tersebut yang paling dekat di kehidupan bermasyarakat.
12
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Kondisi mental remaja yang biasanya ingin tahu dan labil, ditambah pergaulan yang
tidak sehat, bisa menjerumuskan mereka ke praktik penyalahgunaan NAPZA.
2. Penyalahgunaan NAPZA di kalangan pelajar mengakibatkan adanya gangguan
belajar, dan juga berefek pada segi sosial, ekonomi, dan agama.
3. Upaya penyuluhan mengenai NAPZA dan pembinaan mengenai fungsi UKS
merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang nyata dalam mencegah
terjadinya penyalahgunaan NAPZA di kalangan pelajar.
4. Beberapa masalah yang kami temukan pada penyuluhan antara lain
- adanya kelompok siswa yang suka membolos
- kurangnya pengetahuan siswa mengenai bahaya perokok pasif
- ada beberapa siswi yang terlihat sangat pendiam saat penyuluhan
- terdapat sekitar beberapa siswa yang mengaku masih aktif merokok
- terdapat beberapa siswa yang ramai sendiri saat penyuluhan
B. SARAN
1. Diharapkan pihak sekolah lebih aktif terutama bagian UKS untuk melakukan
upaya promotif dan preventif penyalahgunaan NAPZA sebagai lini pertama di
sekolah.
2. Sebaiknya sekolah bisa merangkul pihak Puskesmas ataupun LSM lain untuk
melakukan penyuluhan rutin.
3. Sekolah lebih sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat seperti
penyuluhan dan memberikan perhatian khusus untuk siswa-siswa yang bermasalah
4. Memberikan tambahan pengetahuan kepada siswa mengenai bahaya merokok baik
aktif maupun pasif.
5. Memberi bekal pengetahuan agama supaya siswa terhindar dari hal-hal negatif dan
menghimbau orang tua maupun guru untuk memberikan pengawasan pada siswa.
13
6. Program pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA seharusnya
digalakkan di masyarakat terutama usia remaja mengingat masih banyak kasus
yang terjadi di Indonesia, misalnya lewat penyuluhan. Tenaga – tenaga medis
maupun LSM memiliki peran penting di dalamnya. Adapun mahasiswa
kedokteran sebagai calon tenaga medis harus memahami betul masalah
penyalahgunaan NAPZA yang dapat berefek pada gangguan belajar dan putus
sekolah di kalangan pelajar.
14
DAFTAR PUSTAKA
Azrimaidaliza, Nizwardi A., Defriman D. Masrizal DM. 2009. Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Negeri 22 Padang Tahun 2009. Diunduh dari http://repository.unand.ac.id/2734/1/AZRIMAIDALIZA.pdf (diakses 26 November 2013)
Hanim D., Yuliastuti E., Nurchasanah. 2008. Menjadikan 'UKS' sebagai Upaya Promosi Tumbuh Kembang Anak Didik. Yogyakarta: Gadjah Mana University Press
Tim Field lab FK UNS. 2013. Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) dan Gangguan Belajar. Surakarta : Fakultas Kedokteran UNS
15
LAMPIRAN
16