lampiran a. pedoman observasi - core · kepala sekolah di sekolah lain, beliau sudah mutasi...

52
Lampiran A. Pedoman Observasi Observasi atau pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yakni melakukan pengamatan tentang gambaran budaya sekolah pada rintisan sekolah dasara bertaraf iinternasional di SD Negeri 4 Wates Kulon Progo, meliputi: 1. Mengamati lokasi dan keadaan di sekitar sekolah a. Alamat atau lokasi sekolah serta lingkungan sekitar sekolah b. Kemudahan akses transportasi sekolah 2. Mengamati kegiatan pembelajaran a. Persiapan yang dilakukan sebelum memulai kegiatan pembelajaran b. Ketepatan waktu dalam memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran c. Bahasa yang digunakan oleh warga sekolah d. Keaktifan warga sekolah 3. Mengamati kondisi fasilitas yang dimiliki sekolah a. Sarana dan prasarana sekolah b. Gedung sekolah 4. Mengamati interaksi seluruh warga sekolah a. Interaksi kepala sekolah dengan guru, karyawan, siswa, dan orang tua siswa. b. Interaksi guru dengan karyawan, siswa, dan orang tua siswa. c. Interaksi karyawan dengan siswa dan orang tua siswa

Upload: vuongtuyen

Post on 03-Apr-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Lampiran

A. Pedoman Observasi

Observasi atau pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini,

yakni melakukan pengamatan tentang gambaran budaya sekolah pada rintisan

sekolah dasara bertaraf iinternasional di SD Negeri 4 Wates Kulon Progo,

meliputi:

1. Mengamati lokasi dan keadaan di sekitar sekolah

a. Alamat atau lokasi sekolah serta lingkungan sekitar sekolah

b. Kemudahan akses transportasi sekolah

2. Mengamati kegiatan pembelajaran

a. Persiapan yang dilakukan sebelum memulai kegiatan pembelajaran

b. Ketepatan waktu dalam memulai dan mengakhiri kegiatan

pembelajaran

c. Bahasa yang digunakan oleh warga sekolah

d. Keaktifan warga sekolah

3. Mengamati kondisi fasilitas yang dimiliki sekolah

a. Sarana dan prasarana sekolah

b. Gedung sekolah

4. Mengamati interaksi seluruh warga sekolah

a. Interaksi kepala sekolah dengan guru, karyawan, siswa, dan orang tua

siswa.

b. Interaksi guru dengan karyawan, siswa, dan orang tua siswa.

c. Interaksi karyawan dengan siswa dan orang tua siswa

122

B. Penelusuran Dokumen

1. Melalui arsip tertulis

a. Profil Sekolah SD Negeri 4 Wates

b. Visi dan Misi sekolah

c. Slogan, gambar, dan berbagai pengumuman yang tertempel di sekolah

d. Peraturan Sekolah

e. Kurikulum Sekolah Tahun Ajaran 2011/2012

2. Foto kondisi lingkungan sekitar sekolah

a. Gedung atau bangunan SD Negeri 4 Wates

b. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas

c. Kegiatan pembelajaran di luar kelas.

123

C. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara (untuk kepala Sekolah)

1. Bagaimana cara bapak mengkomunikasikan visi misi sekolah kepada para

guru, staf, siswa, dan orang tua siswa?

2. Jika bapak berkeinginan untuk membuat keputusan sekolah, apakah anda

selalu melibatkan para guru, karyawan, siswa, dan orang tua siswa?

3. Seberapa jauh bapak mempercayai kemampuan para guru dan staf sekolah

dalam melaksanakan tugas mereka?

4. Apakah bentuk penghargaan yang anda berikan kepada para guru,

karyawan, dan siswa yang berprestasi?

5. Bagaimana pendapat bapak terhadap kondisi artifak sekolah yang bapak

pimpin, seperti kebersihan sekolah, kedisiplinan?

6. Bagaimana dengan budaya baca para guru, karyawan dan siswa?

7. Menurtu bapak bagaimana motivasi guru, karyawan, dan siswa?

8. Menurut bapak, apakah anda merasa bahagia, senang dan nyaman bekerja

di sekolah yang bapak pimpin? Kira-kira apa penyebabnya?

124

Pedoman wawancara (untuk guru dan karyawan)

1. Seberapa jauh bapak/ibu memahami visi-misi sekolah?

2. Apakah kepala sekolah memberikan penjelasan visi-misi sekolah tersebut

kepada bapak/ibu?

3. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap kemampuan para guru, staf, dan

siswa?

4. Menurut pandangan bapak/ibu, bagaimana motivasi para guru, staf dan

siswa di sekolah?

5. Dalam pembuatan atau pengambilan keputusan sekolah, apakah bapak/ibu

selalu terliabat di dalamnya?

6. Selama ini, apakah sekolah memberikan penghargaan kepada para guru,

staf atau siswa yang berprestasi?

7. Bagaimana dengan kerjasama di sekolah?

8. Bagaimana pendapat bapak/ibu terhadap kondisi artiak sekolah, seperti

kebersihan sekolah?

9. Bagaimana dengan budaya baca dan disiplin para guru, karyawan maupun

siswa di sekolah?

10. Selama ini, bagiamanakah kesan bapak/ibu terhadap sekolah tempat anda

bekerja?

125

D. Dokumentasi SD Negeri 4 Wates

Gambar 1. Gerbang depan sekolah

Gambar 2. Halaman sekolah

Gambar 3. Ruang Kepala Sekolah

Gambar 4. Ruang Guru

Gambar 5. Kamar mandi dan tempat

wudlu yang tampak bersih

Gambar 6. Perpustakaan

Gambar 7. Ruang UKS

dua buah tempat tidur dan almari tempat

menyimpan peralatan

Gambar 9. Kantin kejujuran yang terletak

di depan ruang guru, u

masih harus menunggui kantin tersebut

Gambar 11. Tempat parkir guru dan

karyawan yang terletak

laboratorium guru dan gedung yang

digunakan sebagai ruang kepala sekolah

Ruang UKS dilengkapi dengan

dua buah tempat tidur dan almari tempat

menyimpan peralatan

Gambar 8. Laboratorium komputer

dengan jumlah komputer yang cukup

memadai, rata-rata 1 perangkat untuk 1

siswa

kejujuran yang terletak

di depan ruang guru, untuk sementara guru

masih harus menunggui kantin tersebut

Gambar 10. Mushola se

ibadah para siswa kelas 1 sampai dengan

kelas 3

Tempat parkir guru dan

ak di antara gedung

laboratorium guru dan gedung yang

digunakan sebagai ruang kepala sekolah

Gambar 12. Karya siswa yang ditempel di

tembok sebagai bentuk penghargaan

terhadap prestasi

126

Laboratorium komputer

dengan jumlah komputer yang cukup

rata 1 perangkat untuk 1

Mushola sekolah tempat

ibadah para siswa kelas 1 sampai dengan

Karya siswa yang ditempel di

tembok sebagai bentuk penghargaan

terhadap prestasi

Gambar 13. Majalah

sedikit disayangkan letaknya yang kurang

strategis

Gambar 15. Loker kelas

meletakkan barang pribadi, telah dilengkapi

dengan kunci dan nama siswa

Gambar 17. Keran air dan tempat sam

terdapat hamper di depan semua kelas

Majalah dinding sekolah,

sedikit disayangkan letaknya yang kurang

strategis

Gambar 14. Papan pengumuman

terletak persis di depan ruang kepala

sekolah

elas tempat para siswa

meletakkan barang pribadi, telah dilengkapi

dengan kunci dan nama siswa

Gambar 16. Ruang karyawan yang

terletak di satu gedung dengan

perpustakaan sekolah

air dan tempat sampah,

terdapat hamper di depan semua kelas

Gambar 18. Taman sekolah yang tampak

tesusun rapi, bersih dan terdapat berbagai

macam tanaman yang diletakkan dalam

pot

127

engumuman yang

terletak persis di depan ruang kepala

sekolah

Ruang karyawan yang

terletak di satu gedung dengan

perpustakaan sekolah

sekolah yang tampak

, bersih dan terdapat berbagai

tanaman yang diletakkan dalam

128

Gambar 19. Ruang Kesenian yang berisi

Seperangkat Gamelan

Gambar 20. Tanaman Hasil Sumbangan

Siswa

Gambar 21. Ruang Kelas Keadaan

Kosong

Gambar 22. Ruang Kelas

Gambar 23. Ruang Perpustakaan

Gambar 24. Halaman Sekolah yang

Dimanfaatkan Sebagai Tempat Parkir Tamu

Sekolah

129

C. Hasil transkrip wawancara

Nama : Bapak Supriyanto

Jabatan : Guru Wali kelas merangkap seksi kurikulum

Waktu : 22 Oktober 2011

1. Sejauh mana bapak memahami visi dan misi sekolah?

Visi misi sekolah…saya kan bagian kurikulum, jadi saya jutru yang

membuat visi misinya. Saya sendiri gak hafal juga karena panjang, tapi

disini sudah di print out setiap kelas sudah ada.

2. Bagaimana cara mensosialisasikan visi misi kepada warga sekolah?

Disini kan pake workshop lalu uji publik bahkan tidak hanya satu

sekolahan ini satu gugus satu propinsi di lakukan pada bulan mei-juni itu

awal-awal tahun ajaran baru sudah jadi, dilegalisasi atau dilegalisir oleh

kepala dinas.

3. Apakah bapak kepala sekolah memberikan penjelasan tentang visi misi

sekolah?

Kalau setelah di dalam KTSP ya mas…itu dibuatkan SK (surat keputusan)

dan namanya SK visi misi, nanti ya tetap melalui bapak kepala sekolah

walaupun perpanjangan tangannya melalui TU….kalau dalam membuat

SK ini kan melimpahkan pada TU lha nanti SK itu lalu dibagikan kepada

guru-guru nah itu kalau mengenai SK visi misi, untuk SK yang lan juga

seperti itu….itu sebenarnya kita kan tim penyusunan KTSP melalui

workshop satu sekolahan, kan saya kebetulan seksi kurikulum dengan ibu

Arni, setelah jadi kemudian di uji publikkan kemudian mengundang

kepala dinas….ke sd satu gugus juga komite sekolah, setelah disetujui

baru ditanda tangani sampai ke tingkat dinas…

4. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap kemampuan para guru, staf dan

siswa?

Kalau kompetensi gurunya, ya kalau saya lihat ya kebanyakan lebih ya

daripada SD lain, waluapun untuk memenuhi taraf RSBInya masih kurang

juga, karena kan harusnya disini standar pendidiknya kan harusnya S2,

padahal disini yang telah lulus S2 baru bapak kepala sekolah….karena

sebenarnya ada dua orang tapi kebetulah beliaunya diangkat menjadi

kepala sekolah di sekolah lain, beliau sudah mutasi beberapa bulan yang

lalu.

5. Lalu bagaimana motivasi para guru untuk melanjutkan jenjang pendidikan

yang lebih tinggi?

Sebenarnya motivasinya ada juga tapi terbentur waktu, disini kan sudah

pulang sampai sore….segala pekerjaan sekolah bahkan terkadang sampai

silembur di rumah, jadi untuk mikir sampai kesitu nanti waktunya yang

tidak kebagian lagi…kalau saya lebih memilih untuk fokus pada prioritas

yang lain yang lebih penting….

130

6. Dari sekolah apakah memberikan fasilitas bagi para guru yang ingin

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi?

Kalau fasilitas sekolah tidak memberikan, tapi memberikan himbauan agar

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi…setiap waktu bapak

kepala sekolah ngoyak-oyak siapa yang mau melanjutkan S2 tapi kan ya

tetap tidak ada fasilitas….tapi kalau di kabupaten lain kan ada seperti

kabupaten Bantul ada bantuannya, itu kan pembiayaanya 50:50, kalau

disini belum ada. Bapak kepala sekolah sebenarnya memberikan himbauan

kepada para guru tetapi modalnya itu kan besarnya 35 juta rupiah itu kan

bukan sebuah harga yang murah.

7. Dalam pengambilan keputusan jika ada kebijakan baru di sekolah, apakah

bapak/ibu selalu terlibat di dalamnya?

Setiap ada sesuatu itu dirembuk di dua hari, senin pagi itu briefing, habis

upacara itu kita selalu ngumpul di kantor untuk briefing...Ada info selama

satu minggu disampaikan, terus untuk penutupnya dihari jum’at atau sabtu

itu rembuk sekolah, jadi apa yang sudah terjadi selama satu minggu ini

dan apa yang akan terjadi itu disampaikan dihari jum’at atau sabtu. Itu

semua guru ikut diajak berembuk, kalaupun tidak ada hal yang perlu

dibahas mesti kumpul untuk sekedar bertemu….evaluasi kemarin

bagaimana kelemahannya, ada usulan saran itu banyak muncul di hari

jum’at ataua sabtu. Kalau hari senin kan waktunya sangat terbatas jadi ya

cuma briefing, mengawali pekan dengan doa bersama untuk yang

mendesak disampaikan program untuk minggu ini ada apa….jadi kegitan

dalam minggu ini apa saja dibikin penuh sebagai bentuk evaluasi

mingguan.

8. Selama ini apakah sekolah memberikan penghargaan kepada warga

sekolah yang berprestasi?

Sebenarnya bentuk penghargaan tidak diprogramkan secara khusus, tetapi

kita untuk penghargaan dalam bentuk finansial memang belum ada, kita

itu hanya kalau ada yang berprestasi akan kita umumkan pada saat

upacara pada hari senin, misalnya kalau ibu guru yang paling aktif di

perpustakaan, secara penghargaan tertulis juga belum hanya piagam atau

apa kek hadiah. Tidak ada seremonial khusus untuk pemberian

penghargaan, hanya diumumkan didepan para siswa.

9. Kalau bentuk penghargaan kepada para siswa?

Kalau siswa penghargaan prestasi setiap semester, diambil 10 besar. Untuk

siswa yang berprestasi di luar sekolah juga selalu diumumkan pada hari

senin. Ini ada dua piala yangbaru saja diterima belum diumumkan, besok

senin mendatang baru akan diumumkan.

10. Kalau setiap ada perlombaan, apakah siswa selalu mengikuti?

Kalau seandainya kita tahu pasti ikut, baik itu lewat jalur sekolah atau

secara individual…kalau seperti lomba renang itu kan biasanya untuk di

luar , anak-anak kan punya klub. Tau-tau nanti kita sudah tinggal

menfasilitasi lombanya seperti diantarkan, diberikan pembinaan juga.

Biasanya yang mengantarkan itu guru olah-raga.

11. Bagaimana dengan kerjasama warga sekolah?

131

Kerjasama menurut saya bagus, untuk diskusi….setiap jam istirahat seperti

ini biasanya melakukan diskusi, tadi baru saja melakukan diskusi dan

belum selesai dengan salah satu guru tentang bagaimana program

komputer dari tadi saya bingung kok tidak bisa digunakan. Mau digunakan

untuk media pembelajaran kok malah tidak berfungsi, untuk penanaman

kerjasama pada siswa disini kan silabus atau sistem pembelajarannya

sudah terintegrasi. Bahkan kemarin ketika saya ke Jogja harus ditanyakan

kembali silabusnya. Selain itu, yang sudah terintegrasi adalah tentang

lingkungan hidup, kemudian pendidikan karakter, tapi kalau untuk

pendidikan anti korupsi belum sosialisasi karena baru kemarin saya dapat

dari Jogja. Itu semua sudah dituangkan dalam silabus KTSP dan RPPnya.

Untuk lingkungan hidup, tahun ini kita calon adiwiyata. Untuk pembinaan

kita kan sistemnya terintegrasi, tidak berdiri sendiri sebagai mata

pelajaran, jadi selalu include di dalam mata pelajaran setiap ada

pembelajaran.

12. Siapakah yang bertanggung jawab untuk pembianaan pendidikan

lingkungan hidup dan pendidikan karakter?

Untuk yang bertanggung jawab pada pembinaan pendidikan lingkungan

hidup dan pendidikan karakter itu tahun kemarin ada salah satu guru. Ide

awal adanya pembinaan pendidikan lingkungan hidup berawal dari lomba

sebelumnya, yaitu lomba UKS kemudian lomba UKS berhasil lalu lomba

lingkungan hidup, nah itu tindak lanjut kalau sukses menjadi calon

adiwiyata. Untuk siswa pada intinya pembinaan diselipkan setiap ada

pelajaran.

13. Bagaimana pembinaan di luar jam sekolah?

Kalau di event-event tertentu, kalau hari lingkungan hidup, kemudian ada

ceremonialnya walaupun tidak terlalu besar, kemarin kita ke PPSJ (Pusat

Pelestarian Satwa Jogja) nanti disesuaikan dengan temanya, paling sering

kita mengajak anak-anak ke lokasi, kita survey, kita bantu tanaman,

selama ini sudah kita lakukan kurang lebih sebanyak 3 kali dimulai dari

tahun kemarin. Kegiatannya juga tidak harus ke PPSJ atau tempat yang

lain, hari lingkungan hidup kan hanya satu kali dalam setahun, terkadang

hanya dilakukan lomba dilingkungan sekolah, seperti lomba melukis,

lomba puisi, lomba mewarnai tetapi temanya lingkungan.

14. Bagaimana kondisi artifak/ sarana prasarana sekolah?

Secara umum kondisi sarana prasana yang dimiliki sekolah sudah bagus,

untuk tahun ini yang terjadi peningkatan daripada tahun kemarin adalah

sarana prasarana TIKnya. Disetiap kelas sudak ada multimedianya

walaupun tidak seragam, ada yang pake screen, ada yang pake monitor.

Ide awalnya itu pakai monitor, tetapi ternyata setelah saya evaluasi kurang

besar akhirnya saya ganti pakai screen, dan ternyata pakai screen ngirit

juga malah. Itu kemarin anak-anak ngeluh kalau dari belakang tidak

kelihatan kalau kita besarkan.

15. Bagaimana dengan perawatannya?

Untuk peralatan TIK, kita mempunyai teknisi satu orang tetapi kebetulan

hari ini sedang tidak datang kesekolah.

132

16. Bagaimana pengembangan budaya religius, apa usaha atau upaya yang

sudah dilakukan oleh sekolah?

Kita kan sudah jelas kalau intrakurikulernya melalui pendidikan agama

Islam, tapi ada juga Iqra’ dengan metode kiroati, itu jukan untuk siswa

kelas satu dan dua. Selanjutnya kalau ektrakurikuler itu macam-macam,

ada lima bidang, itu yang membidangi guru agama2 orang, guru GTT 2

orang sama pusat, saya kurang tahu mengenai perinciannya tapi semua

dilaksanakan pada hari sabtu. Nanti kalau mas ingin melihat itu di

mushola, kalau yang dikelas tadi sudah berlalu untuk kelas satu dan dua.

Kalau untuk yang non muslim disini istilahnya ada pendalam iman, kita

kan disini hanya punya dua, yakni Islam dan Kristen. Untuk waktu

pelaksanaannya sendiri kita harus pintar-pintar membaginya, karena

gurunya hanya satu orang yang merangkap di empat sekolah.

17. Bagaimana dengan upaya penanaman budaya jujur?

Kita pernah coba warung kejujuran, ibu Fath yang mengurusi, sebenarnya

awal-awal pelaksanaanya bagus, tapi kadang sekali waktu ada yang tidak

beres. Jadi ternyata kita tidak bisa langsung warung kejujuran, langkah

sebenarnya bukan warung kejujuran sebenarnya menurut saya, karena itu

sebenarnya menurut saya merupakan program lanjutan. Yang pertama-

tama jangan warung kejujuran dulu, kita mengefektifkan dulu pendidikan

budaya dikelas lewat mata pelajaran dan kalau sudah bagus baru kita tes

menggunakan warung kejujuran. Tapi kalau yang pertama-tama langsung

warung kejujuran, yang terjadi itu uangnya tidak ada tetapi makanannya

habis, dan itu tidak bisa dilacak. Tapi sebenarnya kita tidak putus asa,

berkali-kali hilang kita coba lagi. Nanti tidak hilang, tapi berganti hari

hilang lagi. Kan program kita ini bukan untuk menangkap pencuri jadi

untuk menanamkan sikap kejujuran, na lewat beberapa kejadian itu ketika

upacara dibahas lagi mengenai kejujuran dan itu cukup mengurangi tingkat

ketidak kejujuran. Jadi pada setiap Pembina memberikan amanat selalu

diselipkan tentang kejujuran dikelas juga selalu di floorkan. Tapi yang

namanya juga anak-anak itu sebanarnya tidak ada niat untuk mencuri tapi

karena adanya kesempatan ya mau bagaimana lagi. Kalau sanksi dari

sekolah memang tidak ada, tapi kalau dari teman-teman malah berakibat

membuat sang anak malu sendiri, kebetulan juga orang tua dari anak

tersebut menegaskan kalau si anak memang masih mau bersekolah si sini

harus bisa memperbaiki diri.

18. Bagaimana menanamkan nilai kejujuran dalam ruang lingkup kelas?

Sebagai contoh adalah untuk mencegah permasalahan mencontek, kalau

saya apabila ada siswa yang ketahuan mencontek sanksi yang saya berikan

adalah tidak diberi nilai. Di awal sanksi ini sudah saya umumkan

sebelumnya, selain itu siswa juga diharuskan untuk mengulang ujian

sendirian, dan hal itu dirasa cukup efektif apalagi pada saat ulangan. Dan

peraturan ini berlaku hanya pada saat ulangan harian, ulangan tengah

semester dan ulangan yang lain. Selain itu pada saat ulangan anak

dikondisikan posisi duduknya tidak seperti pada saat pelajaran disetiap

harinya. Jadi anak disposisikan menyebar, kan kalau pada saat

133

pembelajaran biasa cenderung posisi duduk berkelompok. Jadi sebenarnya

dengan posisi duduk yang demikian sebenarnya tidak bisa untuk

mencontek, kalaupun ada peluangnya sangat kecil dan biasanya terjadi

kalau guru sedang keluar sebentar.

19. Bagaimana untuk mengembangkan budaya disiplin?

Begini disetiap kelas kita sudah ada kontrak belajar, jadi para siswa sudah

sepakat untuk membuat kontrak belajar. Bentuk dari kontrak belajar

tersebut misalnya kalau telat masuk kelas, lupa membawa buku, lupa

membuat PR, membuat gaduh membuang sampah sembarangan itu nanti

bentuk sanksinya ditentukan oleh para siswa sendiri, misalnya diminta

untuk menyanyi didepan kelas, ada membuat pusisi, membuat pantun,

menyanyi lagu wajib atau menyanyi lagu daerah.

Nama : Bapak Ngadikin

Jabatan : Guru Wali Kelas

Waktu : 22 Oktober 2011

1. Seberapa jauh bapak memahami visi dan misi sekolah?

Saya berusaha untuk memahami secara keseluruhan dari visi-misi yang

akan kita susun harus tahu persis dan juga kita sebagai pelaksana

lapangan. Dalam penyusunan visi-misi saya juga turut terlibat. Secara

keseluruhan tentang visi dan misi saya tidak hafal tetapi dalam praktek

pelaksanaan kegiatan pembelajaran tetap mengacu pada visi dan misi itu.

2. Apakah bapak kepala sekolah sering memberikan penjelasan mengenai

visi dan misi sekolah?

Untuk hal-hal tertentu saja, lantas tidak setiap hari atau setiap saat itu

dilakukan penjelasan, ya paling tidak itu ketika waktu rapat menjelaskan

sesuai dengan posisi-posisi tugas para guru. Misalnya mengenai wawasan

global itu sering disinggung, wawasan lingkungan.

3. Bagaimana kemampuan dan kompetensi para guru yang ada di sekolah

ini?

Menurut saya jika mengacu pada aturan formalnya, kita belum memenuhi

standart. Tetapi dalam pelaksanaan kita selalu berusaha mengacu pada

standar yang sudah ada.

4. Bagaimana motivasi para guru?

Sebagai contoh untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi, sekolah belum memberikan fasilitas bahkan saya rasa dari dinas

pun tidak ada semacam fasilitas, sehingga keinginan kami tentang

berbagai macam kebutuhan yang menyangkut hal itu semakin sulit untuk

melaksanakannya. Motivasi kami biasanya terkendala oleh masalah waktu

dan biaya, tetapi yang peling utama adalah masalah biaya.

Motivasi para guru untuk memajukan sekolah juga saya rasa sangat bagus,

itu dalam arti kita melaksanakan visi dan misi yang sudah ada termasuh

134

dengan adanya status sekolah sebagai RSDBI saya rasa semua guru

bekerja dengan semaksimal mungkin.

5. Apakah ada diskusi para guru?

Diskusi untuk forum khusus jarang dilakukan, tetapi kalau ketika waktu

istirahat sering dilakukan membahas permasalahan yang muncul.

Sementara ini setiap hari senin setelah upacara kita adakan briefing kurang

lebih selama 10-15 menit dan disitulah bapak kepala sekolah

mengemukakan beberapa masalah yang muncul di sekolah. Ya apabila

dalam tenggat waktu selama itu bisa dipecahkan permasalahannya ya

langsung kita pecahkan, tetapi kalau tidak bisa ya bapak kepala sekolah

mengambil waktu khusus. Terkadang juga ketika sudah ada rencana untuk

membahas suatu permasalahan ternyata bapak kepala sekolah ada

kepentingan mendadak, jadi pemecahan permasalahan terpaksa ditunda

hingga waktu yang belum ditentukan.

6. Sejauh mana para guru terlibat dalam pembuatan kebijakan sekolah dan

pengambilan suatu keputusan?

Terkadang kala kami ya diminta sebuah pertimbangan, jadi untuk suatu hal

yang sekianya bapak kepala sekolah kadang kala tidak sendirian

mengambil keputusan. Suatu contoh ada kebijakan yang harus kita tempuh

beliau juga bertanya bagaimana baiknya, pada waktu itu kita ambil

keputusan bersama kalau para siswa diliburkan. Meskipun pengambilan

keputusan itu sampai masuk di salah satu surat kabar harian. Penyebabnya

pada waktu itu ketika ada acara syawalan tingkat UPTD. Acara dimulai

pada jam 8 pagi kebetulan mayoritas siswa yang ada di sekolah ini

rumahnya kan jauh jadi daripada siswa hanya masuk sebentar dan wali-

wali juga bekerja jadi kalau kita ambil keputusan tidak dliburkan kita

diprotes diliburkan kita juga diprotes. Jadi kita berkoordinasi dengan

sekolah dasar lain yang ada di sekitar sekolah ini, ada sekolah didekat sini

yang libur tetapi kebetulan ada salah satu sekolah yang letaknya dekat

dengan UPTD itu tidak libur, lha itulah yang mungkin menjadikan

permasalahan lalu diangkat disurat kabar harian.

7. Sejauh mana pelibatan orang tua siswa dalam pembuatan kebijakan

sekolah?

Biasanya untuk setiap kebijakan itu kita ada komite sekolah, ya nanti

melalui komite sekolah yang kita ajak untuk berembuk. Tetapi untuk

secara pleno semua wali diundang untuk hal-hal tertentu, misalnya pada

awal ajaran baru untuk penyusunan RAPBS, laporan pertanggung jawaban

komite, itu selalu diadakan pleno. Untuk suatu kebijakan yang sifatnya

mendadak dan urgen itu kadang kala yang kita undang hanya pengurus

komite, seperti halnya untuk rencana qurban. Kegitan itu kan juga untuk

melatih para siswa. Pada perencanaanya itu kan pengurus komite

mengetahui lalu ditanda tangani.

8. Bagaimana bentuk penghargaan sekolah bagi warganya yang berprestasi?

Untuk saat ini kalau bentuk penghargaan dalam bentuk materi belum ada,

tetapi kalau bentuk penghargaan dengan bentuk sekedar ucapan terima

135

kasih itu yan menjadi suatu hal yang wajar. Kalau untuk siswa bentuk

penghargaan biasanya hanya sebatas uang saku.

9. Bagaimana usaha sekolah untuk menanamkan budaya kerja sama?

Jelas sering kita lakukan dan ada di antaranya piket bersama ketika

pelajaran ada dibentuk suatu kelompok. Kalau bagus tidaknya kerjasama

warga sekolah menurut saya ya relatif, menurut penilaian saya belum

bagus ya karena kadang kala kalau kerjasama ada yang bagus dan ada

yang jelek. Karena anak-anak kan majemuk itu yang membuat saya belum

merasa puas mungkin yang ini sudah baik tetapi yang lain masih

seenaknya sendiri. Jadi merurut saya ya masih relatif sekali kalau mau

dikatakan bagus.

10. Bagaimana dengan budaya kerja sama?

Untuk kerjasama para guru sangat bagus dan juga untuk rasa

kekeluargaannya. Kerjasama dalam kedinasan sering kita lakukan suatu

contoh bentuk diskusi itu kita anggap sebagai kerja sama.

11. Bagaimana dengan kondisi sarana-prasana yang dimiliki oleh sekolah?

Saya rasa sarana-prasana untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar

sudah sangat mencukupi. Dalam arti ketika kita akan menggunakan, sarana

prasana itu sudah tersedia, tetapi kadang kala kurang persiapan ketika akan

menggunakannya. Satu lagi untuk saat ini kita belum memiliki ruang

pertemuan jadi kita menggunakan kelas untuk dijadikan ruang pertemuan,

saya sebenarnya juga menghendaki kelas yang berada di lantai 2 itu

pembatas antar kelas ditembok karena beberapa sekat ruang kelas masih

belum tembok, jadi ketika kami sedang mengajar dan kelas sebelah sedang

rame terjadi kebisingan. Tetapi kebijakan belum dibangun tembok sekat

antar kelas karena memang tujuannya kelas tersebut juga difungsikan

sebagai ruang pertemuan. Jadi ketika aka nada suatu pertemuan tinggal

dibuka sekatnya karena hanya terbuat dari rolling door. Mestinya idealnya

sekat antar kelas itu tembok. Lha nanti kita sudah ada rencana gedung

yang dijadikan ruang guru dan kepala sekolah akan dibangun menjadi 2

lantai dan lantai 2 nanti akan dikhususkan untuk ruang pertemuan. Dulu

pada awal membangun gedung ini sudah kita desain untuk konstruksi dua

lantai, lha ini kia tinggal meneruskan saja. Untuk saat ini kita sudah

mengumpulkan dana, salah satunya kita mengajukan dari pemda.

Istilahnya kita sudah punya modal bangunan seperti ini, lalu kita tinggal

melakukan rembuk dengan stakeholder yang ada.

12. Usaha apa yang telah sekolah atau bapak lakukan untuk menanamkan

budaya kejujuran pada warga sekolah?

Kemarin kita sudah berjalan kantin kejujuran, disana kita sudah barang-

barang, anak ambil sendiri bayar sendiri, ambil uang kembalian sendiri.

Meskipun pernah kita evaluasi yang dialami tidak jujur, hal-hal semacam

itulah yang kemudian membuat kita mencari solusi untuk menemukan

pelaku. Lah ternyata kita dapat mengetahui anak yang sering melakukan

ketidak jujuran semacam itu.

13. Bagaimana usaha menanamkan kejujuran dalam ruang lingkup yang lebih

kecil, misalnya di dalam kelas?

136

Pada umumnya kita selalu mengadakan pengawasan pada para siswa.

Yang pertama kita lakukan adalah dengan memberikan nasehat. Seringkali

setiap guru menyampaikan dalam sebuah ulangan yang pertama

dipentingkan bukanlah sebuah nilai, tetapi apalah artinya nilai itu sendiri

bila didapat dari hasil mencontek dan hal itu akan meracuni diri siswa.

Lebih baik seorang siswa itu tidak bisa terus langsung bertanya pada bapak

atau ibu guru terus nanti bisa diberikan pelajaran tersendiri.

14. Bagaimanakah upaya menamkan sikap kedisiplinan?

Pertama dan sudah sangat jelas kita menggunakan sebuah aturan tata tertib

sekolah. Kita juga ada kebijakan sesaat, maksudnya adalah misalnya hari

ini saya memberikan PR hari ini kemudian saya memberikan kebijakan

hari berkutnya harus dikumpulkan. Disamping itu, kita juga memberikan

semacam sanksi, untuk sifatnya yang menghukum kita juga tidak bisa.

Tetapi dilapangan kenyataannya menghukum itu ternyata juga dibutuhkan.

Walau istilahnya ya kita menghukum arahnya ya ke pendidikan.

15. Bagaimanakah upaya menanamkan nilai religius?

Disini kami sudah ada pengembangan diri melalui pendalaman iman, terus

kita juga ada solat berjama’ah lalu yang masih menjadi angan saya dan

sampai saat ini belum terealisasi kita ingin guru-guru setiap satu minggu

sekali berseragam muslim khusus yang beragama islam terutama guru

laki-laki. Kalau guru yang perempuan kan otomatis jelas sudah.

16. Bagaimanakah upaya untuk menanamkan sikap hidup sehat?

Kita sudah melakukan upaya melalui kantin sehat, kita mengelola tiga

orang atau tiga kapling, makanan yang dijual sebelumnya kita sudah

kontrol. Kita ada aturan main apa yang boleh dijual dan apa yang tidak

boleh dijual. Jadi intinya makanan sehat bebas adiktif. Itu kan untuk ruang

lingkup di dalam sekolah tetapi kalau sudah pulang ya itu di luar sekolah

sudah banyak pedangan, yang jelas salah satu alternatif solusi gerbang itu

kita tutup. Sebenarnya hal itu masuk menjadi salah satu program kita juga

tapi kan untuk menghadapi manusia kita kan tidak boleh terus semena-

mena. Mengubah perilaku dari yang kemarin bisa memperhatikan anjuran

itu kan sulit sekali, apalagi berkaitan dengan orang mencari rejeki. Terus

ini wali murid ada beberapa yang membentuk forum catering.

Pelaksanaannya hari senin sampai kamis, isinya adalah makanan sehat.

Jadi menunya adalah makanan sehat tetapi pelaksanaannya baru bisa untuk

kelas 1 sampai 3 bagi yang menginginkan. Jadi kalaupun mereka tidak ikut

catering masih bisa jajan dan jajannya di kantin sehat itu. Kantin itu

sebenarnya bukan milik sekolah karena petugasnya dari luar sekolah tetapi

diatur oleh sekolah dari segi menu, pelayanan tetapi tidak dari segi

pendanaan. Sistemnya adalah dengan sewa, tetapi mereka harus mau taat

pada MOUnya. Kalau mereka tidak mau taat yang siap-siap harus

dipindah, harus mau dipindahkan. Memang beberapa siswa yang ikut

catering itu, tidak boleh membawa uang saku dan konsekuensinya bagi

mereka ya disediakan makanan. Yang meringankan kita adalah itu

ditangani oleh forum wali, pada awalnya kita tawarkan. Pada waktu rapat

ada beberapa pilihan anak catering dikelola oleh sekolah, anak membawa

137

bekal dari rumah atau catering tapi dikelola oleh independent. Pada

akhirnya kesepakatan banyak yang memilih opsi yang terakhir, yaitu

catering yang dikelola oleh independent.

17. Bagaimanakah dengan peran komite sekolah?

Disini peran komite sekolah sangat mendukung program sekolah. Tanpa

komite sekolah kita banyak mengalami kesusahan, memang untuk sebagai

sumber dana memang masih sangat sulit. Tapi untuk menilai kerjasama

kan tidak harus dengan uang. Disini ada segala macam bentuk

pengawasan, komite sekolah memiliki seksi pengawasan. Misalnya ada

anak yang masih jajan di luar sekolah kita nanti bisa terkena protes.

18. Bagamana dengan budaya baca warga sekolah?

Melalui perpus terutama, kalau dikelas itu ada pojok buku isinya tidak

harus buku pelajaran. Misalnya buku bacaan lain penunjang dikelola oleh

seluruh siswa satu kelas, yang punya buku dirumah dibawa, yang punya

komik boleh dibawa komik juga atau apa sajalah yang bisa dibaca.

Diletakkan dimeja yang sudah disediakan lalu kita data, pada waktu

istirahat dipersilahkan untuk membaca.

Nama : Bapak Suryadi

Jabatan : Guru wali kelas merangkap seksi sarana dana prasarana

Waktu : 24 Oktober 2011

1. Sejah mana bapak memahami visi dan misi sekolah?

Visi misi sekolah yang ada di sekolah kita ini itu kan tujuannya itu nanti

outputnyaitu sesuai dengan yang ada di dalam visi misi sekolah. Jadi yang

jelas kalau ada visi misi kita punya arah mau dibawa kemana anak didik

kita, dengan visi misi kita bisa menambah semangat kita dalam KBM

khususnya untuk mencapai apa yang ada dalam visi misi sekolah. Tapi

dalam perjalanan banyak kendala yang ada, kita warga juga heterogen dari

latar belakang yang berbeda dan Alhamdulillah sampai saat ini sudah bisa

terpecahkan kendala yang ada tetpi saat ini masih ada satu dua yang belum

terpecahkan dan saya kira suatu hal yang wajar.

2. Apa saja kendala dalam mencapai visi dan misi sekolah?

Secara umum kendalanya itu, mungkin dari siswa maupun guru. Kalau

dari guru mungkin dari faktor apa, kurang displin atau apa, tapi itu tidak

menghambat sama sekali. Sebagai contoh mungkin yang bersangkutan

merupakan guru status yang belum PNS atau honorer, sekolah belum

mampu untuk mencukupi kebutuhan mereka, atau mungkin rumah terlalu

jauh jadi sering terlambat. Dari siwa itu mungkin latar belakang dari

rumah atau pengaruh teman atau pengaruh orang tua, kadang-kadang juga

ada yang telat sedikit. misalnya ada yang belum mengerjakan PR kalau

dikasihkan di rumah kalau seperti tadi ketika upacara juga ada beberapa

yang tidak memakai atribut. itu kami sendiri yakin kalau orang tua

memberikan perhatian tidak akan terjadi hal yang demikian.

138

3. Bagaimana peran kepala sekolah dalam pencapaian visi misi sekolah?

saya rasa peran bagus dalam arti begini dalam menjelaskan visi misi itu

sering memberikan pembinaan-pembinaan, memberikan semangat jadi

peran kepala sekolah yang jelas memberikan perhatian kepada anak buah,

memberikan motivasi, tapi juga tidak sebatas itu, bagaimana caranya yang

penting contoh, contoh yang diberikan bapak kepala sekolah banyak

seperti kedisiplinan, etos kerja.

4. Bagaimana dengan kemampuan para guru?

Sebagai rsbi memang syaratnya harus ada minimal dua persen guru

sekolah yang lulus s2, tetapi disini salah satu syarat rsbi yang itu masih

belum dapat tercapai. Mungkin kalau berbicara mengenai itu kita melihat

kembali kebelakang sepertinya tidak apa-apa. Menurut pengawas bilang

sekolah kita ini rsbi premature, berbeda dengan rsbi pada umumnya, kalau

kita ditunjuk. Pada waktu itu sekolah kita belum mampu untuk rsbi, untuk

standar nasional saja belum. Sebenarnya motivasi para guru untuk

melanjutkan ke jenjang s2 itu ada, karena yang jelas bukan apa-apa tetapi

karena tuntutan kemajuan. Saat ini sekolah belum memberikan fasilitas

untuk melanjutkan jenjang ke s2, bapak ibu guru disini untuk ke arah sana

rasanya juga belum. Soalnya bapak ibu guru disini masih teralalu sibuk

dengan menyiapkan untuk ke arah rsbinya, yang pokok-pokok dulu,

membenahi menata supaya nanti outputnya bisa seperti yang diharapkan.

Hampir semua guru disini sudah lulus jenjang s1, itu masih tinggal

beberapa masih dalam proses. Mungkin nanti tidak sampai tiga tahun lagi

sudah lulus s1 semua dan nanti tinggal memenuhi syarat rsbi yang 2

persen guru s2. Saya yakin kalau nanti ada, kan selama ini yang lulus s2

mengawali.

5. Bagaimana dengan motivasi bekerja dan berprestasi warga sekolah?

Yang pertama untuk motivasi kerja ya, kita kan berangkat dari rasa malu,

maksudnya malu begini. Kan kita dikabupaten itu, pandangan orang-

orang itu merasa wah begitu. Pandangan meraka merasa kalau sekolah

kita diunggulkan atau gimana, sehingga rasa malu kita nanti apabila hasil

yang didapatkan itu tidak memuaskan. Dari rasa malu itu kita berupaya

semaksimal mungkin untuk meraih apa yang diharapkan. Jadi orang-orang

yang melihat kita itu betul-betul bagus, tapi ya itu melihat perubahan yang

ada. Antara lain misalnya dengan program pemberian tambahan belajar

sampai sore, untuk siswa kelas enam. Sebenarnya itu juga merupakan

semangat bagi kami karena bagi kami status rsbi itu, mau tidak mau harus.

Nanti berangkat dari rasa malu juga, nanti kan kalau sudah berjalan

beberapa tahun nanti kalau tidak bisa memenuhi target standar rsbi kan

nanti diturunkan ke sekolah standar nasional lagi, lha itu nanti kan malu.

Kita kan rsbi sudah berjalan selama kurang lebih dua tahun, lha untuk

siswa sudah sampai pada kelas tiga dan itu mereka sistem penerimaannya

sudah menggunakan standar rsbi. Bentuk penerimaan menggunakan

seleksi wawancara kemudian psikotes. Dan untuk kelas empat sampai

dengan kelas enam itu belum rsbi, itu masih reguler atau umum. Tetapi

kita juga tidak dapat memisahkan ini itu, jadi semuanya rsbi. Walaupun

139

sistem penermaannya masih menggunakan sistem umum tapi standarnya

tetap rsbi. Untuk penyelenggaraan psikotes kita ada kerjasama, kita

menunjuk suatu lembaga, beberapa tahun yang lalu kita bekerjasama

dengan UNY. Serta pada awal tahun yang lalu kita bekerjasama dengan

UAD. Penunjukan itu beradarkan keputusan rapat, tidak bisa kita

kerjasama karena suara perseorangan, didahului dengan rapat kerja.

6. Sejauh mana keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan?

Setiap pengambilan keputusan sekolah itu kan ada rapat, rapat yang

dipimpin oleh kepala sekolah atau kepala seksi. Bagi kami kerja sebagai

kepala seksi atau anggota seksi adalah tugas sampingan, karena tugas

utama kami adalah mengajar, jadi untuk mengatur waktunya jga sussah

karena hanya mencari waktu luangnya saja. Menut saya tugas di luar SK

itu waktunya ya di luar jam mengajar saja.

7. Bagaimana bentuk penghargaan sekolah kepada warganya yang

berprestasi?

8. Bagaimana kondisi sarana prasarana sekolah?

Kalau kita mengacu pada standar rsbi kalau yang paling tidak

memungkinkan itu kan tempat atau lokasi, karena lokasi kita sangat

terbatas. Tetapi untuk kebutuhan KBM di kelas itu sudah cukup, Cuma

ada beberapa yang memang perlu ditambah seperti LCD Proyektor dan itu

rencana disediakan satu persatu disetiap kelas. Nanti kedepan rencananya

juga pengadaan ruang pertemuan, terus itu pengadaan tempat-tempat

sampah. Itu malah ada tempat sampah yang ada logo BPD, lha itu dulu

asalnya kita kan menjalin kerja sama, kita kan sekolah kalau biasa

menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang

ada di dalam masyarakat. Kalau kemarin bekerjasama dengan BRI

bentuknya kerjasama dalam menajemen keuangan sekolah.

9. Bagaimana upaya untuk menjaga sarana prasarana sekolah?

Sebenarnya itu sudah menjadi bagian dari pendidikan karakter, seperti

kejujuran, perilaku dimana setiap hari kita ajarkan lewat pembiasaan.

Contoh untuk mengupayakan kejujuran itu ada kantin kejujuran, jadi ada

kantin tetapi tidak ada yang menunggu. Kita juga tidak kuatir akan terjadi

kecurangan. Siapa yang membeli mangambil sendiri, disitu sudah ada

daftar harganya, nanti kalau ada kembaliannya juga mengambil sendiri.

Kita tidak menunggu ataupun mengawasi seperti kantin-kantin pada

umumnya. Untuk melatih kedisiplinan dalam kelas itu kita ada regu piket

dan itu sebenarnya sudah biasa, tapi yang jelas itu pembiasaan. Misalnya

itu kalau ada coretan apa, kita berupaya untuk membersihkan bersama-

sama, ada sampah sedikit kita sebagai guru berusaha menegur supaya

tolong diambil, walaupun juga pembiasaan seperti itu juga tergantung dari

masing-masing guru juga. Kalau yang namanya anak-anak yang seperti

itu, apalagi untuk anak SD kalau kita lengah sedikit itu anak nanti lepas

dari pengawasan, untuk mengaturnya kembali itu sudah sangat susah.

Misalnya begini, ada kelas yang gurunya sedang sibuk tugas di luar

sekolah, rapat-rapat, itu kan anak-anaknya hanya dititipkan, itu nanti harus

setiap hari diawasi, dicermati dan dikontrol dengan betul-betul. Kan setiap

140

hari kita bisa membaca perilaku anak, itu nanti kalau terlalu lama

ditinggalkan oleh gurunya dengan sendiriya akan corat-coret yang tidak

semestinya. Jadi kita upayakan juga agar setiap anak saling mengawasi,

dan itu merupakan kontrol sasama siswa da sangat bagus juga karena

anak-anak masih polos, tidak ada yang ditutup-tutupi. Kalau hanya guru

yang melakukan kontrol juga sangat susah karena jumlah murid yang

banyak juga. Untuk menjaga lingkungan di luar kelas misalnya kebersihan

kita ada petugas khusus. Selain itu juga melalui pembiasaan yang

melibatkan siswa, tetapi yang utama dilakukan oleh petugas. Untuk

melatih siswa misalnya dengan menjaga kondisi ruang kelas masing-

masing, menyiram taman yang ada didepan kelas. Kalau untuk halaman

dan tempat-tempat yang lain itu ada petugas khusus dan kalau dibebankan

pada para siswa juga tidak baik, salah satunya memakan waktu mereka

akan cukup banyak.

10. Bagaimana upaya untuk penambahan sarana prasarana sekolah?

Kedepan rencananya akan ada pembangunan gedung, bukan menambah

tetapi mengembangkan. Rencananya ruang kepala sekolah dan ruang guru

bagian atas akan dibangun. Nanti satu gedung ini akan dilakukan

pemindahan terlebih dahulu, kan kita masih memilik satu ruangan yang

kosong. Kita kan sudah melakukan penggalangan dana, karena

kemarindari dinas itu pokoknya asal sekolah mampu untuk mengawali

nanti dinas siap membantu.

11. Bagaimana upaya sekolah mengatasi kendala lahan yang merupakan

persyaratan rsbi?

Yang namanya permasalahan lahan itu kan memang susuh, kemarin kita

juga sudah survey di tempat lain itu sekolahnya memang sudah sejak awal

sudah dirancang sebagi rsbi, jadi lahannya sangat luas malah lebih dari

sepuluh ribu meter persegi. Sedangkan kita hanya kurang lebih

separuhnya, berjalan dari sekolah biasa. Sebenarnya kemarin ini ada lahan

yang berada di belakang sekolah akan dibebaskan tetapi ternyata tidak

bisa. Jadi untuk persoalan lahan kita untuk saat ini memang sudah tidak

bisa mengupayakan. Sebenarnya halaman juga kalau untuk kegiatan siswa

sebenarnya juga tidak muat. Jadi itu kendala yang pemecahannya sangat

sulit. Sebagai alternative lain misalnya untuk kegiatan ekstrakurikuler

yang membutuhkan ruangan atau gedung khusus kita melakukan

manajemen jadwal dari hari senin sampai sabtu, harapannya nanti setiap

anak itu jam pelaksanaannya bebeda-beda sehingga dapat memanfaatkan

ruangan yang ada, kemudian jika disini kok ruangannya kurang atau tidak

memadai kita bekerjasama dengan pihak luar. Misalnya kita memakai

GOR milik UNY beserta dengan pelatihnya, tetapi resikonya nanti anak

akan dikenakan retribusi sendiri. Tapi untuk yang lain mayoritas masih di

dalam sekolah karena kita masih mampu untuk menangani. Sebagai

contoh untuk ekstrakurikuler sepakbola jelas kita menggunakan alun-alun

kota tetapi untuk karawitan, seni musik kita memiliki ruangan sendiri.

Kemarin pernah ada kebijakan kalau hari sabtu itu dikhususkan hanya

141

untuk kegiatan pengembangan diri tapi ternyata malah kurang berhasil.

Mending kita melakukan pembagian waktu dan ternyata lebih enak.

12. Bagaimana pandangan bapak tentang sekolah ini pada umumnya?

Yang jelas tentang sekolah ini mengenai harapan masyarakat kepada

sekolah ini cukup tinggi, jadi minat masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya disini itu cukup tinggi, dan itu terbukti pada waktu seleksi calon

siswa baru. Walaupun dengan menggunakan sistem seleksi kemudian

diharuskan membayar psikotes tersendiri, ternyata antusiasmenya tetap

tinggi. Untuk itu kita harus mengimbangi, tentunya imbang itu jangan

sampai mengecewakan masyarakat, karena masyarakat sudah memberikan

harapan kepada kita. Dan apapun hasilnya nanti rsbi ini kita sudah

membangun walaupun hasilnya belum maksimal tetapi secara keseluruhan

sudah bagus. Rata-rata bapak ibu guru disini waktunya sudah habis untuk

sekolah ini.

Nama : Bapak Samsudin

Jabatan : Guru wali kelas

Waktu : 24 Oktober 2011

1. Sejauh mana bapak memahami visi dan misi sekolah?

Saya sendiri tidak hafal. Yang jelas dalam visi misi sekolah itu pertama

tentang penanaman keagamaan. Keagamaan itu misalnya melalui

penyediaan tempat ibadah terus peringatan hari besar keagamaan,

misalnya melalui zakat fitrah, qurban terus kalau yang di luar sekolah itu

sifatnya sosial itu juga ada hubungannya dengan bantuan bencana alam. Di

dalam agama itu kan sudah masuk karena sifatnyakan peduli dengan

lingkungannya, setelah unggul dalam prestasi disini dengan cara jam

tambahan wajib. Itu guru setiap guru kelas minimal dua jam itu wajib. Jadi

misalnya setiap guru kelas sudah mengajar selama 24 jam, itu wajib

ditambah dua jam. Dua jam wajibnya itu terserah guru kelas, untuk yang

kurang yang mana. Itu pun nanti guru juga harus masih memberikan

pelajaran tambahan untuk anak yang ketinggalan atau masih kurang. Dua

jam itu satu kelas wajib ikut semua, terus nanti yang istilahnya perbaikan

itu kan sendiri. Itu semua mata pelajaran dan yang kurang ada dimana

begitu. Jadi tergantung guru kelas sendiri yang mengatur, terserah mau

seperti apa. Tidak ada prioritas untuk mata pelajaran yang di ujian

nasional, jadi misalnya matematika saya kok kurang atau IPA saya kok

kurang jadi setiap kelas itu berbeda-beda. Kalau untuk awal-awal biasanya

kita kan belum menyampaikan mata pelajaran ya kita gunakan untuk

berkarya, untuk mengungkap materi-materi yang sudah lampau. Kalau

awal-awal tahun kan mereka belum, menerima materi. Itu kan yang

prestasi atau akademik kalau yang di luar itu kan ada ekstra, komputer ada

juga gaynet. Itu kan pembelajaran bahasa Inggris tapi kita itu langsung

dengan organisasi yang di luar. Kita ada kerjasama dengan pihak luar,

142

yaitu gaynet Surabaya. Itu pelajaran bahasa Inggris tapi bukan

menggunakan internet, jadi setiap anak dalam satu kelas bisa berbeda,

seperti game itu lo. Mungkin anak kelas tiga itu seperti naka yang kelas

empat itu bisa. Atau mungkin malah anak kelas empat seperti anak kelas

tiga. Terus itu yang intranet juga ada tapi masih belum begitu digunakan,

itu sementara kelas lima dan enam yang sering menggunakan, itu intranet

kita yang sudah punya towernya sendiri. Kalau internet biasa itu kita

melalui telepon, itu kita ada dari Telkom dan untuk para siswa juga. Ini

disini hotspot sudah bisa, sudah dua tahun ini dan disetiap kelas bisa

semua. Tapi sekarang sudah di password karena tahun-tahun kemarin

belum, itu di sebelah dimasjid banyak orang jadi jam-jam segini itu kita

malah tidak bisa menggunakan, loadingnya lambat. Itu dulu dipakai oleh

warga di luar sekolah tapi sekarang sudah tidak bisa lagi, itu yang

memeberikan password bagian TIK karena jika tidak nanti tidak bisa

digunakan untuk pelajaran. Itu ternyata banyak orang luar yang makai

tapi sekarang sudah gak bisa.

2. Bagaimana dengan pengembangan budaya dan seni?

Untuk budaya itu seni misalnya ada seni musik, pentas seni gamelan tapi

ini yang ekstra lho pengembangan diri. Jadi anak-anak memilih sendiri,

sesuai dengan keinginannya dan tidak wajib. Tapi semuanya harus

memilih dan itu ada pilihannya. Selain musik itu kita juga sering pentas di

luar sekolah, misalnya kemarin itu ada FKY kita mewakili Kulon Progo.

Kemarin itu dari dinas ditunjuk mana yang siap, itu untuk yang kesenian,

kalau yang agama itu kemarin ada lomba tartil, kiro’ah itu dapat juara tiga.

Kalau yang selain itu ada batik, masuk dalam intra dan ekstra juga itu

untuk yang anak kelas lima dan enam. Kalau yang ekstra itu sore hari dan

anak-anak yang memilih sendiri. Kalau terampil kan kalau udah ikut

semua itu kan nanti juga terampil.

Kalau karakter itu kita baru mau menerapkan budi pekerti atau pendidikan

karakter, itu kan baru bisa kita masukkan akhir-akhir ini. Sebenarnya

pendidikan karakter itu sudah ada sejak jaman dulu, tapi kan kita hanya

tidak memilih. Tapi sekarang kita kan memilih dalam persiapan, misalnya

disiplin, tanggung jawab, kerjasama dan itu kan sebenarnya dalam

pelajaran kan sudah ada. Tapi kan sekarang disuruh untuk menulis

indikator karakter, itu kan juga ada kontrolnya melalui pengamatan, itu

kan masuk pelajaran. Itu misalnya sampah, tapi ya belum bagus juga, itu

kalau tidak disuruh ngambil ya tidak diambil, itu artinya belum menjiwai.

Kalau pagi pagi yang disiplin contohnya pas upacara ada anak-anak yang

tidak memakai dasi itu kan dipanggil, itu kan belum tanggung jawab.

3. Bagaimana dengan pendidikan karakter secara umum?

Kalau secara umum atau global yang sudah lumayan pendidikan

karakternya, sudah tertanam lah. Kita memang susah mas, setiap kelas kan

tingkatnya beda, kelas satu sampai dengan tiga itu sulit mas kalau tidak

disuruh. Suruh nyapu saja juga gak bisa bersih, saya sendiri juga ikut

nyapu lho mas. Bapak ibu guru terutama wali kelas satu sampai dengan

tiga itu ikut nyapu juga. Itu kan jam terakhir piket guru wali kelasnya,

143

guru kelasnya yang ada disitu pasti ikut piket, kalau enggak besok pagi

pasti kotor walaupun mereka sudah nyapu. Anak-anak untuk nyapu pun

harus kita tunggui, gak boleh kita tinggal. Pembagian jadwal untuk piket

ada, pembagian jadwal kelompok belajar ada, jadwal untuk piket guru juga

ada.

4. Apakah ada jadwal piket untuk guru?

Disini piket guru itu ada, pagi-pagi tugasnya yang pertama itu menyambut

kedatangan siswa. Biasanya jam setengah tujuh itu gurunya sudah ada,

mungkin dua atau tiga orang itu tugasnya piket. Tapi ya tidak semuanya,

itu kita bagi selama enam hari gurunya. Seminggu biasanya masing-

masing guru ya sekali.

5. Bagaimana peran kepala sekolah pada pelaksanaan visi dan misi sekolah?

Kepala sekolah kan sebagai pimpinan, istilahnya sebagai ujung tombaknya

to, ya sering mengingatkan lah kepada guru-guru. Setiap hari senin itu

pasti, setiap hari senin itu istilanya ada meeting gitu, selama 10 sampai 15

menit setelah upacara itu. Seperti briefing seperti itulah setiap hari senin

pagi setelah upacara. Kan masih ada waktu, kan upacara itu masuk dalam

jadwal. Meeting tadi hanya untuk guru, jadi mungkin istilahnya guru

punya pendapat-pendapat atau unek-unek apa yang mau disampaikan, ini

sebenarnya di luar rapat lho. Siswa masuk kelas terlebih dahulu ketika

guru meeting. Itu kan setelah upacara siswa diberikan waktu untuk

istirahat terlebih dahulu, karena masuk jadwal, jadi sudah terjadwal. Kalau

rapat itu di luar jam, biasanya jum’at sore. Di luar jam pelajaran itu sering,

karena kalau jum’at itu kan kita pulangnya jam 11 lha terus nanti jam satu

biasanya rapat, setelah sholat jum’at. Kalau hari sabtu biasanya paling

kira-kira jam setengah dua lah.

Kebetulan ini sekarang ada pelatihan bos ya cuma pinjam tempat aja, dilab

itu dari berbagai sekolah. Kalau yang di atas itu ada pelatihan intranet

untuk guru dan kepala sekolah, ini tingkatnya kabupaten dan kita juga

tidak tahu ini karena hanya pinjam tempat.

6. Bagaimana dengan keamanan sekolah?

Disini helm mas yang, keamanan helm yang agak rawan.

7. Bagaiamana dengan kompetensi para guru yang ada di sekolah ini?

Sebenarnya yang harus menjawab bapak kepala sekolah ini, nek saya

sendiri mengakui ya belum memenuhi, menurut saya belum 100 persen

memenuhi terutama saya. Terutama bahasa Inggrisnya, kan disini macet

juga bahasa Inggrisnya. Bahasa Inggrisnya itu kan pelatihannya setiap

seminggu sekali pagi guru, tapi untuk sementara ini karena padatnya

kegiatan sehingga gurunya bahasa Inggris istilahnya kewalahan dengan

waktunya gak kebagian, untuk yang semester satu ini. Pelatihan bahasa

Inggris itu untuk guru dan di luar jam pelajaran juga. Kalau dulu

pelatihnya dari pihak luar tapi kok ya kurang, dia memang pinter bahasa

Inggris tapi metode untuk penyampaiannya yang kurang. Sehingga dia itu

biasanya mengajar anak-anak sma misalnya, tapi kita kan udah tua-tua.

Kita sekarang pakai guru dari sini atau guru sendiri. Disini adadua, dulu

dua-duanya dipakai tapi sekarang hanya satu, karena guru-guru banyak

144

menginginkan yang itu jadi berdasarkan masukan para guru. Yang itu

ajalah, orangnya sabar trus tahu kompetensi guru. Yang satu jam itu

misalnya materinya pantesnya yang ini, kalau diketluarkan semua malah

tidak baik.

8. Bagaimana dengan motivasi warga sekolah?

Kalau disini saya hanya bisa mengatakan kkm, disini kkmnya ada 76, 77,

slama ini ya 99,5 lah persen bisa mencapai. Kan kalau kkm bisa mencapai

100 persen kan kita bisa meningkatkan materi pelajaran-pelajaran tertentu.

Kalau prestasi ujian kelas enam itu sekarang memang belum bisa. Kalau

motivasi guru-guru untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi kalau sekarang misalnya saya belum bisa, masalahnya kita juga

terbatas jadwal. Jadwal kita kan sampai jam 12 seperempat, terus kita

dituntut macam-macam semua persiapan kita bikin sendiri, tidak boleh

mengcopy yang lain, kita semuanya mandiri. Karena untuk mencari

perijinan juga tidak boleh mengganggu jam kerja terus dari pemerintah

daerah sendiri tidak ada bantuan beasiswa, sudah berulang kali ada

perhatian tapi masih kurang. Kalau motivasi insya allah tetap ada lah.

Kalau mau keluar biaya banyak juga kan beratnya kan di keluarga

mungkin kalau 50:50 itu bisa terpikirkan, kecuali guru yang masih muda.

Jadi prioritas keluarga terlebih dahulu.

9. Bagaimana dengan pengambilan keputusan atau kebijkan sekolah, sejauh

mana keterlibatan warga sekolah?

Disini terlibat semua, musyawarah. Jadi disini sering musyawarah di luar

jam pelajaran jadi tidak mengganggu kbm. Kita program itu memang ada

jadwalnya, rapat itu biasanya dua minggu sekali, kalau tidak ada masalah

ya kita tidak musyawarah.

10. Bagaimana penghargaan sekolah kepada warganya yang berprestasi?

Kalau untuk siswa biasanya mereka kan dapat piala, dapat buku, terus

anak itu mendapatkan sertifikat, terus bisanya itu juga dikasih hadiah yang

lain. Terus yang kedua guru juga disarankan untuk membuat duplikat, tapi

sampai saat ini belum ada. Anak-anak itu ada yang membuat dengan biaya

sendiri. Terus hadiah dari sekolah ada itu berupa alat tulis, kalau pas

lomba itu disangoni, kita antar kesana terus disangoni.

11. Bagaimana dengan penghargaan guru yang ikut membiana siswa yang

berprestasi?

Kalau untuk guru itu disini kan sudah masuk dalam jadwal itu, misalnya

kita lomba keagamaan, itu kan sudah ada kegiatan ekstra tartil quran kan

sudah ada. Misalnya untuk lomba matematika itu kan juga sudah ada

pembina matematika. Sudah ada pembinanya secara rutin setiap hari sabtu,

untuk sementara penghargaan belum ada.

12. Bagaimana dengan budaya kerjasama warga sekolah?

Menurut saya kalau kerjasama terjalin baik,

13. Upaya apa yang telah dilakukan untuk menanamkan kerjasama?

Oh ya dalam kbm, kelompok belajar disana saya tangani kelompok

belajar. Tapi kelompok belajarnya satu hari ganti, mungkin jam pertama

untuk mata pelajaran matematika terus nanti jam ketiga kelompok

145

belajarnya sudah saya ganti lagi. Kan diacak, kan kita bikin kelompok kan

cuman sebentar gak sampai lama, misalnya kita suruh ngitung. Kalau

sudah terbisa itu cepet, kita nunjuk, kita membuat lima kelompok, kita

nunjuk lima anak suruh maju kedapan silahkan tolong ikut anggotanya ini.

Cepet itu nanti nggak sampai lima menit sudah jadi, kalau sudah terbiasa

itu cepet. Itu kan bentuk kerjasama, nah jangan sampai kerjasama antar

kelompok itu bersaing terus, bersaing sementara nah nanti sudah ganti lagi

saingan lagi. Kelompk belajar nggak tetap ini, kalupun disini

dipampangkan ada kelompok belajar, yang tetap juga ada tetapi waktu

dikelas tidak ada. Waktu kbm nggak ada itu, ganti-ganti terus, mungkin

terjadi juga dikelas lain nggak cuma dikelas saya, kelas lain juga terjadi.

14. Apakah memang ada kesepakatan untuk membuat kelompok belajar yang

tidak tetap?

Kemarin awalnya itu kan ada diklat kan hampir semua guru sudah

mengikuti kan, mungkin yang diamalkan yang ini, untuk yang lain ya

tidak tahu.

15. Bagaimana dengan kondisi sarana prasarana sekolah?

Sarana-prasarana disini nek dibandingkan dengan sekolah lain ya sudah

baik, terutama sekolah lain itu kan nggak punya laboratorium komputer,

terus internet, intranet, sekolah lain kan nggak punya kalau latihan kan

cepet. Sarana LCD disini setiap kelas kan ada, yang atas pakai LCD terus

yang bawah pakai PC media. Jadi terus sarana kedua yang sekolah lain

tidak punya sarana internet hotspot itu kan, jadi setelah kebingungan

materi bisa langsung cari disitu ketemu, gak usah menghubungi temannya

gimana. Setiap kelas juga ada telepon, bisa langsung menghubungi, kita

nggak usah jalan kita mau menghubungi kelas berapa tinggal

menghubungi saja. Kalau dikelas kan kita nggak perlu muter-muter lagi,

kan juga sudah ada kamera CCTVnya. Ini juga ada TVnya perkelas sudah

ada, slide itu juga ada banyak, alat peraga IPA bahasa juga ada. Cuma

disini ruangannya yang nggak ada.

16. Kekurangan sarana apa yang masih tedapat di sekolah ini?

Misalnya kita ruang alat peraga, kan belum punya, untuk sementara masih

kita jadikan satu dengan perpus kecuali IPA. Yang IPA itu ada disana,

sebagian ditaruh dikelas. Setelah nggak dipakai nggak usah ke ruang lain.

Karena saya sepenuhnya juga belum mengetahui sarana prasana yang ada

disini, saya tidak membidangi sarana-prasarana yang kita punyai apa saja.

Yang belum punya apa, tu nanti inventaris yang tau, mungkin bapak

kepala sekolah. Kan saya juga nggak tahu seluruhnya, istilahnya sarpras

apa ya yang kurang disini saya nggak tau. Ruang pertemuan kita belum

punya, ruang satpam, ruang lab IPA, ruang lab, misalnya ada matematika

dan alat peraga misalnya dijadikan satu lah. Kan kalu bisa maksud saya

gini lo, seperti di SMP dan SMA itu kan gak berlaku. Kalau kita pelajaran

matematika itu disini kan banyak alat matematika, banyak alat alat IPA.

Kalau kita ke kelas-kelas itu kan lama-lama tercecer-cecer. Kalau kita

punya satu ruangan nanti pas pelajaran masuk disitu. Untuk sementara kita

kan oyong-oyong sana, oyong-oyong sini gitu terus juga ada alat yang

146

sudah rusak gitu. Planetarium yang elektrik diangkat sana-diangkat sini

juga sudah rusak, terutama yang elektrik itu yang riskan. Kalau LCD kan

sudah dipasang mati dikelas, dipasang di atas, kita kan pakai remote, gak

kesentuh tangan gampangannya gitu.

17. Bagaimana untuk menamkan agar menjaga sarana-prasara yang dimiliki?

Disamping guru menanamkan itu disetiap kelas itu ada tulisannya,

dilarang mencoret-coret tembok seperti yang digantungkan itu. Sebagian

terbang terkena angin.

18. Bagaimana kesan bapak mengenai sekolah ini?

Kesan pertama saya di sekolah ini adalah saya lebih muda daripada di

sekolah lain. Dulu kan disini guru kerja kan sifatnya dikelas disambi ini

disambi itu, lha sekarang sudah seperti SD yang lain, sudah ada

pembagian kerja yang spesifik. Dulu kan semua beban misalnya beban

seluruhnya ke guru agama, ke guru olah raga kan meraka banyak kosong.

Sekarang kan sudah punya beban, sebagai bendahara BOS juga, di luar

jam mengajar. Jadi kita juga kesibukan di luar jam sekolah, banyak

semuanya hampir punya sekarang. Terus kesan yang lain, disini penaknya

itu kan sarprasnya itu lho. Kan disetiap kelas itu sudah LCD dan terus

dikembangkan lagi, ditunjang dengan konek internet itu penak lagi. Kita

itu mau menjelaskan tentang gunung merapi, kalau gak konek sama

internet itu susah, sekarang kita tinggal buka internet saja gunung merapi

saja sudah banyak penjelasannya. Itu kan salah satu kemudahannya. Le

seneng kan yang seperti itu, jadi ketika menerangkan anak-anak juga bisa

melihat o kayak itu. Kelas enam saya mengajar terusan panama, suez, kan

saya langsung download gambar sana aja, kan dibuku gak ada kan

langsung konek langsung masuk gambar, itu kelihatan. Sekalian kita copy

dulu kan kalau kita nggak tau kita bisa belajar dulu kan sumber macem-

macem. Tapi kan kalau seandainya kita belum siap, kita download kan

nggak lama. Sambil kita mengajar itu mungkin kita bisa. Itu yang menurut

saya paling terkesan dan sangat memudahan, saya itu kalau lupa dengan

materi dengan begitu juga terusa langsung ketemu. Kita nggak usah susah-

susah kesana apa mungkin kalau lupa materi malah kita tunda kalau dulu.

Kita cari dulu materi untuk besok, kalau sekarang kan enggak. Kan

gampangnya itu lho, kita nggak usah menunda, gak usah menggambarkan,

mendeskripsikan lho kayak gini anak sudah melihat, anak juga melihat o

gambarannya kayak gitu. Yang mungkin orang lain tidak melihat, disini

bisa langsung melihat. Itu salah satu yang sangat berkesan buat saya. Kita

misalnya juga tidak bisa, kita kan juga melakukan pengembangan to tidak

memaksakan begitu terus, kita juga pengembangan, kita nyari di internet

itu ada jawaban-jawaban. Selalu ada itu jawaban-jawaban kalau kita cari.

Apa to yang gak ada di internet itu, kan ada semua. Kita ragu kita cari itu

kejawab, terus yang luar angkasa itu, perbintangan itu orang lain gak bisa

kita bisa itu. Kan gak cuman kita mendeskripsikan saja bisa dengan

gambarnya juga, kita nyari di youtube itu kadang kita untuk kepentingan

anak-anak dalam proses kegiatan belajar mengajar. Untuk selingan

sebentar, kan jenuh to kita lakukan seperti itu video apa gitu.

147

Nama : Ibu Suparti

Jabatan : Guru wali kelas

Waktu : 25 Oktober 2011

1. Sejauh mana bapak/ibu memahami visi dan misi sekolah?

Jika saya memahami itu diwujudkan ke dalam karakter siswanya, karakter

pembelajarannya, itu dituangkan dalam kegiatan belajar mengajar setiap

hari. Sebagai cermin ke arah mana kegiatan pembelajaran kita.

2. Bagaimana peran bapak kepala sekolah pada pelaksanaan visi dan misi

sekolah?

Bapak kepala sekolah sering memberikan penjelasan menganai visi dan

misi sekolah dan kemudian menekankan visi dan misi sekolah. Biasanya

sehabis upacara sekolah itu ada pengarahan semacam technical meeting.

Setiap hari senin setelah upacara itu kita para guru dikumpulkan terlebih

dahulu diruang guru terus diberikan pengarahan kemudian diberikan

informasi yang lain.

3. Bagaimana dengan kompetensi para pengajar yang ada di sekolah ini?

Kemampuan para guru disini sangat luar biasa, sangat kompeten karena

tuntutan itu memang harus mau tidak mau itu harus mampu. Contohnya

seperti saya ini sebagai guru yang istilahnya guru yang sudah tua harus

beradaptasi dan dituntut harus mampu, kalau tidak nanti bisa tertinggal

dengan guru-guru yang ada di sekolah ini maupun guru-guru yang ada di

sekolah lain.

4. Bagaimana dengan kompetensi guru untuk memenuhi persyaratan rsbi?

Begini contohnya untuk menguasai bahasa Inggris sebagai salah satu

persyaratan rsbi, kita sebagai guru yang sudah tua begini menjadi suatu

kendala tersendiri. Cukup sulit untuk menguasai, tingkat kecerdasan atau

daya pahamnyakan sudah rendah, jadi lama untuk memahami. Tapi ya kita

mau berusaha juga, karena ada pelatihan bahasa Inggris juga minimal

sekali dalam satu minggu dengan guru bahasa Inggris yang ada di sekolah

ini, dengan ibu Tari. Tetapi ya sulit juga, karena faktor umur mungkin

berbeda dengan guru-guru yang masih muda.

5. Bagaimana dengan motivasi para siswa?

Sebagai contoh motivasi belajar siswa, begini untuk para siswa itu

mempunyai rasa bersaing dalam arti yang positif cukup bagus.

6. Bagaimana usaha pengembangan motivasi para siswa?

Untuk ruang lingkup yang kecil misalnya di dalam kelas, kita

melaksanakan pembalajaran yang tidak membosankan, berganti-ganti

variasi bisa juga terkadang kita melakukan pembelajaran yang tidak sesuai

dengan rpp, soalnya kelihatan anak sudah bosan kita lakukan perubahan.

Jadi anak menjadi tidak bosan dan semangat kembali dan hal tersebut

dilakukan secara spontan tanpa dilakukan perencanaan terlebih dahulu.

Walaupun hal tersebut tidak sering terjadi, kalau tidak kita lakukan

perubahan bisa jadi kita kekurangan bahan, anaknya protes kalau bosan

148

dan mereka ngomong langsung dengan gurunya. Jika ada hal yang tidak

disukai itu mereka langsung berbicara, karena kita sama-sama terbuka.

Terkadang siswa juga ditanya inginnya apa, apalagi itu kalau sudah lelah

kelihatan sekali lalu guru harus cepat tanggap. Perubahan yang dilakukan

itu tidak menyimpang dari pokok pembicaraan atau pembelajaran.

7. Bagaimana motivasi para guru?

Contohnya misalnya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi s2

misalnya sebagai syarat rsbi, kalau untuk guru-guru yang seperti saya

untuk ke arah sana rasanya berat karena faktor usia mungkin jadi ilmu

yang nyantol itu sangat sedikit. Tapi yang sedikit itu menurut saya penting

sekali apalagi kalau dipraktekkan.

8. Sejauh mana bapak ibu guru terlibat dalam pengambilan keputusan

sekolah?

Para guru selalu terlibat dalam pengambilan keputusan, lalu dimintai

pertimbangan untuk melaksanakan kebijakan itu.

9. Bagaimana penghargaan sekolah kepada warganya yang berprestsi?

Memang penghargaan para siswa ada, berupa alat tulis, buku bacaan

biasanya dari perpustakaan. Kalau untuk bapak ibu guru untuk saat ini

belum ada penghargaan dalam bentuk materi. Kalau dulu ada dari

perpustakaan sebuah penghargaan kepada salah seorang guru karena rajin

membaca.

10. Bagaimana untuk meningkatkan kerjasama warga sekolah?

Kalau saya untuk ruang lingkup yang kecil misalnya di dalam kelas, itu

ada kerja kelompok, kemudian piket itulah media yang digunakan. Jadi

setiap kali ada tugas kelompok dan sudah dibentuk kelompok disetiap

pembelajaran itu pasti langsung mengelompok. Piket itu juga harus saya

tunggui, saya kan memberikan motivasi kalau ditinggal apakah nanti

benar-benar berjalan atau tidak. Yang saya nilai disini kan bukan hannya

kebersihannya saja, tetapi tanggung jawabnya, kekompoakkannya, kalau

yang saya nilai kebersihannya kan anak-anak belum bersih nyapunya tidak

seperti orang tua, tapi yang saya nilai yang saya hargai adalah

kekompakan kerja, rasa tanggung jawab, kepatuhannya, karena itu

penting.

11. Bagaimana dengan kerjasama para guru?

Kerjasama para guru disini sudah bagus sekali, kompak. Biasanya kerja

sama dalam pembagian tugas, kemudian dalam persiapan lomba gugus.

Misalnya kelompok saya bertugas untuk hal yang ini kemudian kelompok

yang lain menyiapkan hal yang berbeda. Disitu sudah sebagai media

pengembangan kerjasama bagi para guru. Jadi kalau ada event-event

langsung kita melakukan kerjasama meskipun pada bidangnya masing-

masing.

13. Bagaimana dengan kondisi sarana dan prasaran sekolah?

Sarana prasarana yang dimiliki sekolah ini cukup lengkap, dari segi jumlah

juga mencukupi, komputer contohnya untuk praktek itu satu anak satu

komputer cukup. Media yang berbasis IT yang ada dikelas semuanya juga

sudah memakai. Untuk menamkan agar siswa mau menjaga dan merawat

149

sarana dan prasana sekeloh yakni dengan dipupuk memalui pengarahan

supaya punya rasa memiliki dan menjaga barang-barang yang ada dikelas

itu. Selain itu juga dimasukkan dalam kontrak belajar siswa, contohnya

apabila barang yang dibutuhkan tidak ada, diminta untuk mencari harus

ada rasa tanggung jawab dimana barang milik kelas ini kok tidak ada,

semua barang harus dikembalikan pada tempatnya.

14. Bagaimana dengan kejujuran warga sekolah?

Contohnya untuk para siswa di dalam kelas ketika ada ulangan, itu mereka

sudah dibiasakan untuk tidak menyontek, selain itu juga benar-benar

dilakukan pengawasan. Anak tidak boleh utak-atik, tidak boleh bolak-balik

buku, kan kita juga tidak tahu dibalik buku itu ada apanya. Ketika ulangan

juga tidak boleh pakai alas, jadi langsung lembar jawab yang ada dimeja,

kertas buram untuk corat-coret juga kita berikan. Sedangkan untuk

intensitas berbuat curang dalam ulangan untuk saat ini kemungkinannya

sangat kecil, tetapi ya setiap kelas berbeda-beda, menghadapi anak setiap

tahunnya kan tipenya berbeda-beda. Untuk anak yang sekarang ini cepat

tanggap, rasa tanggung jawabnya juga tinggi, untuk melaksanakan

perintah itu juga cepat.

15. Bagaiamana dengan tingkat kedisiplinan para siswa?

Misalnya gini mengenai keterlambatan siswa datang kesekolah itu setiap

hari tidak pasti ada, mayoritas tidak terlambat datang kesekolah. Jika ada

yang terlambat cukup kita amati, kita tanyakan atau kita data saja terlebih

dahulu.

16. Bagaimana dengan budaya baca warga sekolah?

Budaya baca disini cukup baik ya, para guru atau siswa sering berkunjung

ke perpustakaan. Kadang-kadang ada tugas mata pelajaran yang memang

mengharuskan para siswa untuk datang ke perpustakaan, mencari materi

begitu

150

D. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan 1

Tanggal : 4 Agustus 2011

Waktu : 08.00 sampai dengan selesai

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan

Deskripsi :

Mengamati kondisi pintu gerbang depan sekolah, pagar serta

lingkungan yang ada di sekitarnya. Sekolah menghadap arah timur berbatasan

langsung dengan sebuah jalan yang merupakan akses menuju stasiun. Di

depan pagar sekolah tampak sebuah taman dengan kondisi yang cukup bersih

dan di tempat tersebut juga terdapat sebuah papan bertuliskan nama sekolah

dan alamat sekolah. Gerbang depan sekolah terbuat dari pintu besi yang dapat

digeser serta terdapat gapura. Di depan pintu gerbang terlihat seorang

pedagang kaki lima serta beberapa buah sepeda motor milik orang tua siswa.

Mengamati halaman yang berada di dalam lingkungan sekolah,

halaman tersebut memiliki ukuran kurang lebih seluas lapangan basket.

Lapangan tersebut telah diperkeras menggunakan paving block dan di atasnya

digambar berbagai macam motif, terlihat cukup bersih tidak terdapat sampah

yang berserakan. Di pinggir halaman sekolah terdapat taman yang dihiasi

berbagai macam tanaman, tampak rindang karena adanya tanaman yang

berukuran cukup besar serta kebersihannya juga cukup terjaga.

Mengamati kondisi teras yang berada di depan kelas, teras tersebut

telah dilapisi dengan menggunakan keramik berwarna putih. Tampak bersih

tanpa adanya sampah yang berserakan. Di teras tersebut terdapat pula tiang-

tiang peyangga bangunan serta pada tiang-tiang tersebut terdapat poster yang

dibingkai cukup bagus dan rapi, bergambar pahlawan dan sedikit penjelasan.

Pada saat jam istirahat terlihat para siswa hanya berada di sekitar teras

sekolah dan halaman sekolah. Beberapa siswa tampak bergerombol, bermain

diteras kelas melapas penat setelah mengikuti kegitan belajar mengajar,

beberapa siswa juga tampak bermain kejar-kejaran dihalaman sekolah.

Terlihat gembira, saling berinteraksi mempergunakan bahasa jawa serta tidak

terlihat adanya konflik.

Catatan Lapangan 2

Tanggal : 10 Agustus 2011

Waktu : 07.00 sampai dengan 10.00

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan

Deskripsi :

151

Mengamati gedung mushola milik sekolah yang berukuran tidak

terlalu besar dan terletak bersebelahan dengan ruang perpustakaan. Kondisi

mushola tersebut cukup bersih, lantai dilapisi dengan karpet yang khas seperti

pada mushola-mushola pada umumnya. Terdapat tiga buah pintu di mushola

tersebut serta dilengkapi dengan fentilasi yang cukup baik. Teras mushola

dilapisi dengan keramik dengan kondisi yang cukup bersih. Mushola tersebut

dilengkapi fasilitas wudlu dilengkapi beberapa keran air yang masih berfungsi

dengan baik, di sebelahlah tempat wudlu tersebut terdapat beberapa buah

kamar mandi. Lantai kamar mandi sudah dilapisi dengan keramik. Kondisi

kebersihannya juga cukup baik, tidak tercium bau yang kurang enak.

Disamping kamar mandi disediakan sebuah cermin serta tertempel beberapa

buah poster dan slogan bertemakan kebersihan.

Perpustakaan sekolah terdapat di sebelah mushola sekolah,

letaknya kurang strategis karena berada di pojok sekolah bersebelahan pula

dengan ruangan yang dipergunakan sebagai tempat tinggal penjaga sekolah.

Perpustakaan memiliki beberapa buah rak tempat menyimpan koleksi buku,

dan telah diberikan label kategori. Terdapat pula beberapa buah almari tempat

menyimpan alat peraga serta terdapat sebuah loker khusus untuk menyimpan

kartu anggota perpustakaan. Beberapa buah kardus dan tumpukan buku masih

berada dilantai yang telah dilapisi dengan keramik. Pada tembok

perpustakaan terdapat tempelan poster, struktur organisasi pengurus, tata

tertib dan beberapa buah buku koleksi milik perpustakaan. Ruang

perpustakaan juga terdapat meja kerja penjaga perpustakaan yang juga

merangkap tugas sebagai tenaga administrasi sekolah. Fasilitas penunjang

lain yang terdapat di ruang perpustakaan adalah meja baca dan beberapa buah

kursi serta sebuah televisi berukuran cukup besar.

Pengamatan ulang dilakukan pada kondisi kebersihan halaman

sekolah dan teras yang berada di depan kelas ternyata kondisinya tidak jauh

berbeda dengan pengamatan yang dilakukan sebelumnya. Pada teras sekolah

terdapat sebuah keran air untuk masing-masing kelas, dilengkapi pula dengan

sabun, handuk serta saluran air yang berfungsi dengan lancar. Di dekat keran

air tersebut terdapat tempat sampah bergambar sebuah logo bank. Antara

teras kelas dengan taman sekolah dibatasi dengan pagar yang tidak terlalu

tinggi, terbuat dari kayu dan dicat berwarna-warni. Pada tembok luar kelas

tertempel beberapa buah poster dan slogan dengan bebagai macam tema, serta

pada tembok di dekat tangga menuju lantai dua terdapat beberapa buah

gambar hasil karya siswa.

Catatan Lapangan 3

Tanggal : 11 Agustus 2011

152

Waktu : 10.00 sampai dengan selesai

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan

Deskripsi :

Di pinggir halaman sekolah terdapat taman yang dilengkapi tempat

duduk yang terbuat dari beton. Tempat duduk tersebut terlihat dimanfaatkan

para orang tua siswa untuk menunggu, menjemput anak-anak mereka hingga

jam pelajaran usai. Beberapa orang tua siswa tampak menunggu di teras kelas

karena memang tidak ada fasilitas khusus yang disediakan oleh sekolah.

Di depan pintu gerbang sekolah terparkir cukup banyak sepeda

motor milik orang tua siswa pada saat jam pelajaran akan selesai. Selain

banyak sepeda motor yang terparkir di depan gerbang sekolah, para pedagang

kaki lima juga turut memadati tempat tersebut. Mulai dari pedagang makanan

sampai dengan pedagang mainana anak-anak.

Catatan Lapangan 4

Tanggal : 18 Agustus 2011

Waktu : 10.00 sampai dengan 12.00

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan

Deskripsi :

Pengamatan lanjutan dilakukan di teras kelas melihat kondisi

kebersihan, ternyata kondisinya tidak jauh berbeda dengan pengamatan

sebelumnya, masih terlihat cukup bersih. Diatap teras sekolah terlihat

beberapa slogan yang tampak menggantung, dituliskan dengan beberapa

bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Inggris.

Pengamatan dilanjutkan ke beberapa ruang kelas yang telah kosong

karena jam pelajaran memang telah usai. Walaupun baru saja dipergunakan

untuk kegiatan belajar mengajar kondisi kebersihannya masih tetap terjaga.

Tidak terlihat adanya sampah yang berserakan di lantai ruangan serta tidak

terlihat adanya di tembok maupun bangku-bangku. Didepan kelas terdapat

fasilitas locker tempat menyimpan barang pribadi para siswa. Locker tersebut

telah dilengkapi dengan kunci pengaman serta telah diberi label nama

masing-masing siswa. Dalam kelas tersebut terdapat fasilitas berbasis

teknologi informasi, yaitu sebuah monitor LCD berukuran sedang serta

sebuah CCTV yang terpasang persis di sudut ruang kelas.

Catatan Lapangan 5

Tanggal : 8 September 2011

Waktu : 07.00 sampai dengan selesai

153

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan dan wawancara

Deskripsi :

Pengamatan dilakukan di sekitar lingkungan perpustakaan. Kardus

serta beberapa tumpukan buku pada pengamatan sebelumnya tergeletak di

lantai kondisinya masih sama, tidak ada perubahan. Begitu pula dengan

kondisi kebersihan ruangan perpustakaan tidak jauh berbeda dengan

pengamatan sebelumnya, masih tampak terjaga. Beberapa siswa timpak

datang berkunjung ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang telah

dipinjam beberapa hari sebelumnya.

Usai melakukan pengamatan aktivitas di sekitar lingkungan

perpustakaan dilanjutkan wawancara dengan petugas perpustakaan yang juga

merangkap sebagai petugas administrasi sekolah. Pertanyaan yang diajukan

seputar gambaran budaya sekolah yang ada serta kebijakan sekolah yang

berkaitan dengan pengembangan budaya sekolah.

Catatan Lapangan 6

Tanggal : 10 September 2011

Waktu : 08.30 ssmpaia dengan selesai

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Wawancara

Deskripsi :

Kegiatan penelitian dilanjutkan wawancara dengan salah seorang

guru wali kelas. Wawancara dilakukan pada saat jam istirahat sehingga tidak

mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan yang diajukan mengenai

sejarah pendirian sekolah, perjalanan sekolah dari waktu ke waktu, sedikit

gambaran mengenai budaya sekolah serta pertanyaan yang berkaitan dengan

kegiatan yang memiliki kaitan pengembangan budaya sekolah.

Wawancara selanjutnya dilakukan dengan salah seorang guru mata

pelajaran bukan seorang guru wali kelas. Demikian pula wawancara juga

dilakukan di luar jam belajar mengajar. Guru tersebut merupakan guru mata

pelajaran pendidikan agama Islam yang bertugas menjadi penanggung jawab

pengembangan diri warga sekolah bidang religi atau keagamaan. Pertanyaan

yang diajukan mengenai kebijakan serta kegiatan apa saja yang dimiliki oleh

sekolah khususnya yang terkait dengan pengembangan budaya religi di

sekolah.

Catatan Lapangan 7

Tanggal : 14 September 2011

Waktu : 08.30 sampai dengan selesai

154

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan dan wawancara

Deskripsi :

Kegiatan selanjutnya dilakukan wawancara dengan salah seorang

guru wali kelas yang juga merupakan guru mara pelajaran. Tepatnya guru

mata pelajaran matematika yang juga bertugas menjadi penanggung jawab

pengembangan diri warga sekolah bidang MIPA. Pertanyaan yang diajukan

mengenai kebijakan, prestasi yang pernah diraih serta kegiatan apa saja yang

dimiliki oleh sekolah khususnya yang terkait dengan pengembangan budaya

prestasi khususnya bidang MIPA.

Setelah selesai melakukan kegiatan wawancara dilanjutkan dengan

melakukan pengamatan lingkungan seputar teras kelas serta aktivitas warga

sekolah yang ada di tempat tersebut. Di teras depan kelas tersebut terdapat

jajaran beberapa buah meja yang terbuat dari kayu, tampak kondisinya masih

cukup baik. Di atas meja tersebut terdapat cukup banyak tempat minuman

milik para siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa para siswa memiliki

kebiasaan membawa bekal minuman dari rumah. Selanjutnya dilakukan

pengamatan poster-poster dan slogan-slogan yang berada diseputar teras

sekolah, ternyata kondisinya masih sama dengan kondisi pada saat kegiatan

pengamatan sebelumnya, sama sekali tidak terjadi perubahan.

Diteras kelas terlihat aktivitas orang tua yang sedang menunggu

jam belajar mengajar selesai untuk menjemput anak meraka. Tak banyak

kegiatan yang dilakukan oleh para orang tua siswa, hanya duduk menunggu

sambil terlihat berbincang-bindang dengan orang tua siswa lain yang juga

sedang menunggu jam pelajaran usai. Tidak jelas apa yang dibicarakan tapi

tidak tampak adanya konflik antara orang tua siswa.

Catatan Lapangan 8

Tanggal : 17 September 2011

Waktu : 10.00 sampai dengan selesai

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan dan wawancara

Deskripsi :

Kegiatan selanjutnya dilakukan wawancara dengan salah seorang

guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Kegiatan wawancara

dilakukan di luar jam belajar mengajar. Guru tersebut bertugas menjadi

penanggung jawab pengembangan diri warga sekolah bidang olah raga serta

menjadi penanggung jawab pengelolaan ruang UKS yang dimiliki oleh

sekolah. Pertanyaan yang diajukan mengenai kebijakan, prestasi yang pernah

155

diraih serta kegiatan apa saja yang dimiliki oleh sekolah khususnya yang

terkait dengan pengembangan budaya prestasi khususnya bidang olah raga.

Setelah wawancara selesai dilanjutkan dengan melakukan

pengamatan ruang kepala sekolah. Ruang kepala sekolah terletak persis di

sebelah ruang guru dan masih dalam satu gedung hanya dipisahkan dengan

sebuah tembok. Di ruang kepala sekolah terdapat meja kerja kepala sekolah

yang dilengkapi dengan satu perangkat komputer, telepon dan sebuah almari

tempat menyimpan berbagai macam dokumem. Sebuah almari dengan pintu

yang terbuat dari kaca berisi berbagai macam piala dan piagam penghargaan

tampak menghiasi dan melengkapi ruang kepala sekolah, tetapi beberapa

piala masih tampak berada di luar almari. Mungkin dikarenakan ukurannya

yang memang cukup besar sehingga tidak cukup jika diletakkan di dalam

almari. Sebuah papan berisikan jadwal kepala sekolah dalam satu bulan

tertempel disalah satu sisi tembok ruang kepala sekolah.

Pengamatan dilanjutkan di sekitar perpustakaan dan mushola

sekolah, tepatnya di luar ruangan. Di tempat tersebut terdapat sebuah saluran

air dengan kondisi yang cukup bersih dari sampah, ditutup menggunakan

sebuah jeruji kayu agar aman dilalui warga sekolah. Lantainya diperkeras

dengan mempergunakan paving block dan dipinggirnya terdapat berbagai

macam tanaman hias dalam pot yang juga merupakan sumbangan dari para

siswa.

Catatan Lapangan 9

Tanggal : 26 September 2011

Waktu : 09.00 sampai dengan selesai

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan

Deskripsi :

Pengamatan pertama dilakukan dengan melihat kondisi lingkungan

di luar sekolah. Dari hasil pengamatan sekolah bersebelahan langsung dengan

sebuah jalan dengan lalu lintas kendaraan yang cukup sibuk. Tapi kesibukan

lalu lintas kendaraan yang menimbulkan suara bising tersebut tidak

mengganggu aktivitas belajar mengajar di dalam sekolah, mungkin warga

sekolah sudah terbiasa dengan kondisi tersebut. Kemudian dilanjutkan

melakukan pengamatan di sebuah lorong yang terdapat di antara ruang guru

dan laboratorium komputer. Lorong yang telah dilapisi lantai keramik dengan

kondisi cukup bersih tersebut difungsikan sebagai tempat parkir para guru,

walau berukuran tidak terlalu luas tetapi cukup untuk menampung kendaraan

milik para guru yang tertata dengan rapi.

156

Pengamatan lanjutan dilakukan dihalaman sekolah tetapi bukan

untuk melihat kondisi kebersihan. Pada saat dilakukan pengamatan ternyata

bersamaan dengan kegiatan pelatihan BOS bagi para kepala sekolah dan guru

yang diikuti kepala sekolah dan guru dari sekolah lain. Dipinggir halaman

sekolah tampak dipenuhi dengan kendaraan milik para kepala sekolah dan

guru yang sedang mengikuti pelatihan. Sekolah memang tidak memiliki

tempat khusus untuk parkir kendaraan bagi para tamu apalagi jika dalam

jumlah yang banyak, jadi kendaraan tersebut diparkir di pinggir halaman

dengan cukup rapi sehingga tidak terkesan semrawut dan sumpek.

Cukup melakukan pengamatan halaman sekolah, dilanjutkan

pengamatan ruang UKS yang terletak di sebelah ruang guru. Fasilitas yang

ada di dalam UKS cukup lengkap mulai dari tempat cuci tangan, tempat tidur

hingga berbagai macam perlengkapan penunjang operasional yang tertata rapi

di sebuah almari yang terbuat dari kayu, terdapat pula sebuah meja dan kursi

yang di fungsikan sebagai tempat menunggu apabila ada warga sekolah yang

sedang dirawat. Setelah melakukan pengamatan di halaman sekolah,

dilanjutkan pengamatan di laboratorium komputer yang terletak di lantai dua

gedung sebelah timur. Ruang laboratorium tersebut persis terletak di atas

ruang UKS. Ruang laboratorium tersebut sedang dipergunakan salah seorang

guru untuk mengisi kekosongan jam pelajaran. Terdapat kurang lebih dua

puluh unit perangkat komputer di ruangan tersebut, terhubung dengan

jaringan intranet Jogjabelajar. Dalam ruang laboratorium tersebut dilengkapi

dengan sebuah server, screen, proyektor, pendingin ruangan serta penerangan

yang cukup baik, namun sedikit disayangkan kursi yang dipergunakan para

siswa di ruangan tersebut hanya sebuah kursi plastik tanpa sandaran sehingga

kurang nyaman jika dipergunakan dalam jangka waktu lama. Di ruangan

tersebut juga belum tersedia rak atau locker, sehingga para siswa meletakkan

tas mereka hanya di lantai ruangan.

Catatan Lapangan 10

Tanggal : 22 Oktober 2011

Waktu : 10.00 sampai dengan 13.00

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan dan wawancara

Deskripsi :

Wawancara dengan dua orang guru wali kelas. Wawancara

dilakukan pada saat jam istirahat sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar

mengajar secara bergantian. Pertanyaan yang diajukan mengenai visi misi

sekolah, proses penyusunan berbagai kebijakan sekolah, peran warga sekolah,

157

gambaran mengenai budaya sekolah, prestasi yang telah dicapai serta

pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan budaya sekolah.

Setelah selesai melakukan wawancara dilanjutkan dengan

melakukan pengamatan ruang kesenian yang terapat di sebelah ruang kepala

sekolah dan ruang kelas. Dalam ruangan yang tidak terlalu luas tersebut

terdapat seperangkat alat musik gamelan yang sedang dipergunakan untuk

kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan pengembangan diri. Didampingi dan

diawasi oleh seorang guru, para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan

tersebut. Kemudian dilanjutkan pengamatan ke sebuah kelas yang sedang

dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dengan maksud mengamati

interaksi, perilaku dan kebiasaan warga sekolah pada saat berada di dalam

kelas ketika jam aktif belajar. Ada sedikit perubahan yang terlihat dari

kondisi ruang kelas jika dibandingkan dengan pengamatan sebelumnya.

Penataan meja dan kursi para siswa tampak berubah, dari yang sebelumnya

atau biasanya berderet dari depan ke belakang menjadi tertata membentuk

letter U.

Catatan Lapangan 11

Tanggal : 24 Oktober 2011

Waktu : 07.00 sampai dengan 10.00

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan dan wawancara

Deskripsi :

Wawancara dengan dua orang guru wali kelas. Wawancara

dilakukan pada saat jam istirahat sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar

mengajar secara bergantian. Pertanyaan yang diajukan mengenai visi misi

sekolah, proses penyusunan berbagai kebijakan sekolah, peran warga sekolah,

gambaran mengenai budaya sekolah, prestasi yang telah dicapai serta

pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan budaya sekolah.

Setelah selesai melakukan wawancara dilanjutkan dengan

melakukan pengamatan aktivitas di halaman sekolah dimana pada saat itu

sedang dipergunakan untuk mata pelajaran olah raga. Tidak tampak lagi

kendaraan milik tamu sekolah yang terparkir di pinggir halaman sekolah

seperti pada pengamatan sebelumnya. Yang terlihat hanya para siswa yang

sedang mengikuti pelajaran olah raga dan tampaknya mayoritas dari siswa

tidak mempergunakan alas kaki atau setu pada saat mengikuti pelajaran olah

raga. Tampaknya tidak ada larangan dipergunakan atau tidak alas kaki pada

saat mata pelajaran olah raga serta hal tersebut telah menjadi kebiasaan para

siswa. Terlepas dari baik atau buruknya kebiasaan tersebut.

158

Catatan Lapangan 12

Tanggal : 25 Oktober 2011

Waktu : 09.00 sampai dengan 10.00

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan dan wawancara

Deskripsi :

Wawancara dengan seorang guru wali kelas. Wawancara dilakukan

pada saat jam dimana guru tesebut tidak mengajar atau bisa dibilang jam

kosong sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan

yang diajukan mengenai visi misi sekolah, proses penyusunan berbagai

kebijakan sekolah, peran warga sekolah, gambaran mengenai budaya sekolah,

prestasi yang telah dicapai serta pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan

pengembangan budaya sekolah.

Setelah selesai melakukan wawancara kemudian dilanjutkan

dengan melakukan pengamatan diteras sekolah. Pengamatan dilakukan pada

saat jam istirahat, terlihat aktivitas para siswa melepas lelah setelah mengikuti

pelajaran. Terlihat beberapa siswa tampak menikmati bekal makam yang

meraka bawa dari rumah, tanpa sebuah meja dan kursi mereka tampak

terbiasa makan secara lesehan diteras kelas tanpa memperdulikan beberapa

siswa lain yang sedang asik bermain kejar-kejaran. Beberapa siswa terlihat

sedang mengantri untuk mencuci tangan di sebuah keran yang terletak

didepan kelas, tidak lupa meraka juga memanfaatkan sabun dan handuk yang

tersedia di dekat keran air tersebut.

Catatan Lapangan 13

Tanggal : 5 November 2011

Waktu : 08.00 sampai dengan 10.00

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan

Deskripsi :

Pengamatan pada kesempatan selanjutnya dilakukan di ruang guru.

Ruangan tersebut terletak bersebelahan dengan ruang kepala sekolah dan

masih berada dalam satu gedung yang sama. Kondisi ruangan juga tidak jauh

berbeda dengan ruang kepala sekolah, lantai telah dilapisi keramik dengan

kebersihan cukup terjaga. Yang membedakan dengan ruang kepala sekolah

hanya ukurannya yang jauh lebih besar karena memang fungsinya sebagai

ruang kerja semua guru selain ruang kelas. Dilengkapi dengan berbagai

macam fasilitas seperti almari tempat menyimpan berkas, sebuah televisi,

sambungan telepon serta fasilitas penunjang lainnya. Ruang tersebut

digunakan untuk menampung kurang lebih 20 meja kerja para guru sehingga

159

terlihat penuh sesak karena ukurannya yang kurang ideal jika dibandingkan

dengan jumlah guru ditambah tumpukan buku serta berkas yang berada di

atas meja kerja dan lantai membuat ruangan berkesan sempit. Berbagai

macam poster, slogan serta banner turut melengkapi isi ruangan.

Catatan Lapangan 14

Tanggal : 28 November 2011

Waktu : 07.30 sampai dengan selesai

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan dan wawancara

Deskripsi :

Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan pada saat jam dimana

guru tesebut tidak mengajar atau bisa dibilang jam kosong sehingga tidak

mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan yang diajukan mengenai

visi misi sekolah, proses penyusunan berbagai kebijakan sekolah, peran

warga sekolah, gambaran mengenai budaya sekolah, prestasi yang telah

dicapai serta pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan

budaya sekolah.

Setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah dilanjutkan

dengan pengamatan di sekitar teras ruang kepala sekolah dan teras ruang

guru. Di teras depan ruang kepala sekolah terdapat sebuah papan

pengumuman yang terbuat dari kayu dan kaca, tertempel berbagai macam

pengumuman, informasi serta peraturan yang belum lama dikeluarkan oleh

sekolah. Peletakan papan pengumuman diteras ruang kepala sekolah cukup

strategis karena tempat tersebut memang cukup strategis, sering dilalui warga

sekolah baik itu guru, karyawan, siswa maupun orang tua siswa yang datang

berkunjung. Namun peletakan papan pengumuman tersebut sedikt

mengganggu ruangan kepala sekolah karena menutupi jendela.

Diteras depan ruang guru terdapat sebuah kantin yang sedang ramai

dikunjungi oleh para siswa dan ditunggui oleh seorang guru. Kantin tersebut

bertuliskan kantin kejujuran, entah apa yang menjadi pertimbangan sekolah

menempatkan kantin tersebut di teras depan ruang guru karena memang pada

pengamatan sebelumnya kantin tersebut belum ada. Mungkin yang menjadi

pertimbangan adalah sekolah sedang merintis kembali kantin kejujuran yang

sebelumnya pernah ada dan berhenti beroperasi karena suatu alasan tertentu.

Peletakan kantin kejujuran di teras depan ruang guru serta menempatkan

salah seorang guru untuk menjaga adalah sebagai usaha kontrol dan

pengawasan operasional kantin kejujuran.

160

Catatan Lapangan 15

Tanggal : 10 Desember 2011

Waktu : 08.00 sampai dengan 09.00

Lokasi : SD Negeri 4 Wates

Kegiatan : Pengamatan

Deskripsi :

Pengamatan terakhir dilakukan dengan mencermati sebuah masjid

yang terletak di belakang sekolah dimana lokasinyatidak begitu jauh hanya

terpisah oleh sebuah jalan alternatif yang jarang dilalui kendaraan. Masjid

yang berukuran cukup besar tersebut biasa dipergunakan oleh warga sekolah

terutama para siswa kelas empat sampai dengan para siswa kelas enam

beserta wali kelas masing-masing untuk melaksanakan kegiatan sholat luhur

berjama’ah.

161

E. Penelusuran Dokumen

SD NEGERI 4 WATES

CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN WATES

KULON PROGO

Alamat : Jl. Stasiun No.4 Wates Kulon Progo Telp. 773748

KEPUTUSAN

KEPALA SEKOLAH SD N 4 WATES

Nomor : 420/30/PSB W.4/VII/2006

TENTANG

PERATURAN TATA TERTIB SEKOLAH BAGI SISWA

Menimbang : 1. Bahwa untuk meningkatkan proses pendidikan dan pengajaran

di sekolah

2. Bahwa tata tertib adalah seperangkat aturan yang harus

dipatuhi, ditaati dan dilaksanakan agar pelaksanaan tugas

dapat berhasil dengan sebaik-baiknya.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

2. Keputusan Dirjen PDM Nomor 169/C/I/Kep/1980 tentang

Tata Tertib Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah

3. PP Nomor 29 tahun 1990

4. Instruksi Menteri P dan K Nomor 14/U/1974 tentang Tata

Tertib Sekolah

5. Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor. 734/C/LL/1995

6. Surat Edaran Kantor Wilayah Dep. P dan Kpropinsi DIY

Nomor 2/Ed/1982

Memutuskan/

Menetapkan :

Peraturan tata tertib sekolah bagi siswa SD Negeri 4 Wates sebagai

berikut :

PERATURAN TATA TERTIB SISWA

A. Umum

Setiap siswa SD Negeri 4 Wates harus :

1. Berjiwa Pancasila dan UUD 1945.

2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

bertanggung jawab, berpengetahuan dan berketerampilan serta sehat

jasmani dan rohani.M

3. Pelaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

4. Memiliki tanggung jawab atas terciptanya 6 K di sekolah.

5. Selalu menjaga citra sekolah dimanapun berada.

162

B. Masuk dan meninggalkan sekolah

1. Siswa harus hadir di sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum

pelajaran dimulai.

2. Siswa yang datang terlambat wajib lapor kepada guru kelas.

3. Siswa yang terlambat 15 menit atau lebih sebelum masuk kelas wajib

minta ijin kepada Kepala Sekolah.

4. Siswa yang meninggalkan sekolah pada jam tertentu harus seijin

kepada Kepala Sekolah.

5. Siswa yang karena sesuatu hal terpaksa pulang sebelum pelajaran

berakhir harus seijin Kepala Sekolah.

6. Untuk halangan yang diketahui sebelumnya siswa wajib mengirim

surat ijin dari orang tua/wali, kalau sakit dengan surat keterangan

dokter.

C. Di dalam dan di luar kelas

1. Siswa harus mengikuti pelajaran dengan tertib, tenang dan bersikap

hormat kepada guru.

2. Siswa yang meninggalkan kelas sementara harus seijin guru kelas.

3. Ketua kelas bertanggung jawab atas ketertiban pengisian presensi

kelas.

4. Semua siswa wajib memelihara lingkungan kelas sehingga tercipta

kenyamanan termasuk menjaga sekolah dari kerusakan dan corat-coret.

5. Semua siswa harus menunjukkan sikap sopan santun kepada semua

siswa sehingga tercipta suasana kekeluargaan yang hangat.

D. Upacara

1. Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera tiap hari Senin dan hari

besar lainnya dengan mengenakan seragam putih merah berbedge SD,

bertanda lokasi SD Negeri 4 Wates, bertopi merah berikat pinggang

dan bersepatu hitam, berkaos kaki dan memakai dasi.

2. Kelas IV, V dan VI secara bergiliran bertugas pelaksana upacara

dengan seragam putih-putih lengan panjang.

3. Upacara di luar sekolah diatur sendiri.

4. Pelanggaran terhadap ketertiban upacara akan mendapat sanksi dari

pembina kesiswaan.

E. Pakaian

1. Setiap hari Senin, Selasa dan hari upacara lainnya semua siswa

mengenakan seragam sekolah sesuai ketentuan (D1)

2. Hari Rabu dan Kamis semua siswa mengenakan seragam sekolah putih

putih.

3. Hari Jum’at dan Sabtu mengenakan seragam muslim (non muslim

tanpa jilbab/peci).

4. Seragam pramuka hanya dipakai sewaktu latihan pramuka dan hari

besar pramuka.

163

5. Bagi petugas upacara mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan

(D2).

6. Dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler siswa berpakain pantas dan

sopan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam kegiatan tersebut.

F. Pengelolaan Kelas

1. Semua siswa dibawah koordinasi ketua kelas bertanggung jawab

terselenggaranya 6 K (Kebersihan, Ketertiban, Kekeluargaan,

Keindahan Kesejukan dan Kerindangan).

2. Kebersihan kelas sehari-hari merupakan tanggung jawab kelompok

piket.

3. Ditiap kelas harus terdapat:

a. Daftar pengurus kelas

b. Daftar petugas piket.

c. Daftar pelajaran / Jadwal

d. Daftar Inventaris kelas

e. Daftar presensi kelas

4. Sedikitnya dalam satu semester diadakan kerja bakti membersihkan

kelas

G. Kesadaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

1. Semua siswa berkewajiban memelihara alat sarana pendidikan dan

memanfaatkan sebagaimana mestinya.

2. Siswa yang karena kelalainnya menggunakan secara tidak wajar

alat/sarana sehingga menjadi rusak/pecah dan lain-lainnya ikut

bertanggung jawab memulihkan barang tersebut.

3. Setiap siswa harus berusaha memanfaatkan air, listrik seefisien

mungkin.

H. Larangan

1. Semua siswa dilarang corat-coret pada dinding, meja dan di tempat

yang tidak semestinya.

2. Siswa putra dilarang memelihara rambut hingga menutup telinga dan

leher baju bagian belakang.

3. Semua siswa dilarang membawa mainan/bacaan ceritera yang dapat

mengganggu kelancaran poses belajar mengajar di sekolah.

4. Semua siswa dilarang merusak merusak taman/merusak lingkungan.

5. Dilarang berkelahi, membuat keributan dan kekacauan.

I. Sanksi

Bagi siswa yang terbukti melakukan pelanggaran tata tertib tersebut akan

mendapat sanksi dari sekolah, berupa :

1. Sanksi Ringan

a. Teguran langsung secara lisan

b. Diberi tugas tertentu sebagai upaya perbaikan terhadap

pelanggarannya

164

c. Mendapat peringatan tertulis dari Kepala Sekolah.

2. Sanksi Sedang

a. Mendapat peringatan tertulis disertai pemanggilan terhadap

orangtua/wali

b. Mendapat pembinaan khusus dari sekolah

c. Di skores pada jam tertentu disertai tugas.

d. Di skores pada jam tertentu disertai tugas, serta di skores 1 hari

e. Di skores beberapa hari disertai tugas.

3. Sanksi Berat

a. Diserahkan kepada yang berwajib

b. Diserahkan kembali kepada orang tua/wali

J. Penutup

Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur lebih lanjut

dengan peraturan tersendiri.

Wates, 11 Juli 2011

Kepala Sekolah

Drs. Teguh Riyanta, M.Pd

NIP.19660403 198604 1 001

165

Kepala Sekolah : 1 orang

Guru Definitif : 18 orang

Guru Honorer : 8 orang

Tenaga Kependidikan : 2 orang

Penjaga Definitif : 2 orang

Tabel 1. Keadaan Pegawai

NO NAMA LENGKAP DAN

GELAR NIP

TMPT DAN TGL

LAHIR GOL TUGAS MENGAJAR

PENDIDIKAN/

TAHUN

1 Drs. TEGUH RIYANTA, M.Pd 19660403 198604 1 001 KP, 03-04-1966 IV/a GR. BAHASA JAWA S1 1993

2 TRI UNTARI, S.Pd 19570214 197704 2 001 KP, 27-06-1957 IV/a GR. KELAS I B S1 1997

3 KEMINEM, S.Pd 19570627 197701 2 001 KP, 04-02-1958 IV/a GR. KELAS V A S1 2001

4 SUPRIYATI, S.Pd.I 19591113 198603 2 005 KP, 13-11-1959 IV/a GR. PAI S1 2003

5 MASIRAH, S.Pd I 19660701 198509 2 001 KP, 01-07-1966 IV/a GR. PAI S1 2003

6 SAMSUDIN, S.Pd 19660301 198604 1 001 KP, 01-03-1966 IV/a GR. KELAS III A S1 2001

7 NGADIKIN, S.Pd 19690802 199003 1 007 KP, 02-08-1969 IV/a GR. KELAS V B S1 2001

8 SUPRIYANTA, S.Pd 19690406 199102 1 002 KP, 06-04-1969 IV/a GR.KELAS IIA S1 2006

9 SUMIYONO, S.Pd 19710305 199103 1 004 KP, 05-03-1971 IV/a GR. KELAS II B S1 1997

10 SUPARTI, A.Ma.Pd 19601009 198012 2 005 KP, 09-10-1960 IV/a GR. KELAS VI B D2 2001

11 WAGIYONO, S.Pd SD 19600405 198201 1 007 KP, 05-04-1960 IV/a GR. KELAS IV A S1 2009

12 SITI FATHIYAH SUNATI 19720905 199803 2 007 KP, 05-09-1972 III/c GR. KELAS I A D2 1993

13 SURYADI, S.Pd 19730119 199803 1 003 KP, 19-01-1973 III/c GR. KELAS VI A D2 1993

14 SUTARJILAH, S.Pd 19750901 199903 2 003 KP, 01-09-1975 III/b GR. KELAS III B S1 2003

15 SUGIYATI,S.Pd.Jas 19710616 200003 2 007 KP, 16-06-1971 III/a PENJASORKES D2 1993

16 ARNI SETYANINGSIH,S.Pd 19830602 200501 2 006 KP, 02-06-1983 II/c GR. KELAS IV B S1 2007

17 ARI HARGIATMI, S.Sn - BANTUL, 20-07-1972 - GR. SBK S1/Akt

a IV 2005

18 UTARI BUDI HARTI, S.Pd - KP, 20-05-1977 - GR. B. INGGRIS S1/Akt

a IV 2007

19 DWI ASTUTININGSIH, SIP - KP, 01-03-1977 - GR. B. INGGRIS S1/HI 2003

20 KADARSIH, S.Ag - KP, 14-02-1972 - GR. PAI/QIROATI S1/Akt

a IV 2005

21 SHOLEKAH,S.Ag - KP, 10-07-1974 - GR. PAI/QIROATI S1/Akt

a IV 2004

22 ANDIKA ADI PRABOWO,ST - KP, 04-03-1986 - GURU KOMPUTER S1/ST 2008

23 SUNARDI, S.Pd - KP, 16-02-1976 - GR. KOMPUTER S1/Ak 2004

24 SUGITO 19610705 198912 1 001 KP, 05-07-1961 II/a PSD/STAF UMUM SD 1973

25 SULASTRI - KP, 28-11-1980 - STAF

ADM/PERPUST SMU 2000

26 ASNAWI - KP, 13-01-1989 - TENAGA LAB STM 2006

27 SRI MURNI - KP, 27-07-1977 - PEMBINA

PRAMUKA SMA 1997

166

Tabel 2 Data guru tahun ajaran 2010/2011

Uraian

SLTA/ DI-

DIII

D-

IV S-1 S-2 Jumlah

Guru PNS 4 - 11 1 16

Guru Bantu - - - - -

Guru Honorer 1 - 6 - 7

Jumlah total 5 17 1 23

Tabel 3 Data karyawan tahun ajaran 2010/2011

Uraian SLTA/ DI-DIII D-IV S-1 S-2 Jumlah

Tenaga TU 1 - - - 1

Tenaga Lab 1 - - - 1

Penjaga Sekolah 1 - - - 1

Tabel 4 Data jumlah siswa selama 3 tahun terakhir

No Jumlah

Siswa

2009/2010 2010/2011 2011/2012 JML

ROMBEL L P JML L P JML L P JML

1 Kelas I 35 19 54 32 24 56 2

2 Kelas II 41 23 64 34 21 55 32 24 56 2

3 Kelas III 33 41 74 46 22 68 35 21 56 2

4 Kelas IV 32 46 78 24 37 61 43 21 64 2

5 Kelas V 32 49 81 29 42 71 23 37 60 2

6 Kelas VI 29 33 62 73 29 73 25 43 68 2

Jumlah 202 211 413 194 190 384 360 12

Tabel 5 Data prasarana sekolah tahun ajaran 2010/2011

No.

Nama Prasarana Kondisi *)

Ket Jenis Jml

Luas

(m2)

Total

Luas Baik

Rusak

Ringan Sedang Berat Total

1 Ruang Belajar/ Kelas 12 56 672 12 - - - -

2 Ruang Kepala Sekolah 1 45 45 1 - - - -

3 Ruang Guru 1 68 68 1 - - - -

4 Perpustakaan 1 56 56 1 - - - -

5 Ruang Ketrampilan 1 45 45 1 - - - -

6 Aula / serbaguna - - - - - - - -

7 Ruang UKS 1 35 35 1 - - - -

8 Lapangan Olah Raga 1 600 600 1 - - - -

9 Kamar Mandi/ WC 11 3 33 11 - - - -

10 Ruang Ibadah 1 54 54 1 - - - -

167

11 Ruang Komputer 1 80 80 1 - - - -

12 Ruang Multimedia 1 45 45 1 - - - -

13 Ruang Galeri - - - - - - - -

14 Studio musik - - - - - - - -

15 Lain-lain :

- - - - Ruang Administrasi 1 35 35 -

Tabel 6 Data sarana sekolah tahun ajaran 2010/2011

No

Nama Sarana Kondisi *)

Ket Jenis Ukuran Jumlah Baik

Rusak

Ringan Sedang Berat Total

1 Meja Guru 60 x

120 38 26 12 - - -

2 Kursi Guru 50 x 50 38 26 5 7 - -

3 Meja Siswa 60 x

100 288 288 - - - -

4 Kursi Siswa 50 x 50 288 250 20 18 - -

5 Papan Tulis 120 x

240 16 16 - - - -

6 Buku Paket kwarto 546 546 - - - -

7 Buku Modul kwarto - - - - - -

8 Buku Perpustakaan kwarto 4036 4036 - - - -

9 Alat Peraga IPS - 36 36 - - - -

10 Alat Peraga Matematika - - - - - -

11 Alat Praktik IPA - 13 13 - - - -

12 Buku Sumber untuk Guru kwarto 180 180 - - - -

13 Lain-lain :

Netbook/Laptop 17 17 - - - -

LCD + screen + sound 2 2 - - - -

Komputer (terkoneksi internet) 30 30 - - - -

Komputer (untuk pembelajaran) 51 41 51 4 6 10

Komputer (Adminitrasi) 1 1 - - - -

Printer (HP) 7 3 - - 4 4

168

169

170

171

172