kompetensi , iklim kerja dg kinerja
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hubungan Kompetensi , Iklim Kerja Dg KinerjaTRANSCRIPT
-
PENGARUH KOMPETENSI DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA STAF DI UNIT PENUNJANG MEDIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
H. ADAM MALIK MEDAN
T E S I S
Oleh
DJAMALUDDIN SAMBAS 067013008/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
PENGARUH KOMPETENSI DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA STAF DI UNIT PENUNJANG MEDIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
H. ADAM MALIK MEDAN
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kebijakan Kesehatan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
DJAMALUDDIN SAMBAS 067013008/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Judul Tesis : PENGARUH KOMPETENSI DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA STAF DI UNIT PENUNJANG MEDIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN
Nama Mahasiswa : Djamaluddin Sambas Nomor Pokok : 067013008 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi Kebijakan dan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD, Sp. JP) (Drs. Amru Nasution, M.Kes) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur (Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc) Tanggal Lulus : 01 Juli 2008
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Telah diuji
Pada Tanggal: 01 Juli 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD, Sp. JP
Anggota : 1. Drs. Amru Nasution, M. Kes
2. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si
3. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
PERNYATAAN
PENGARUH KOMPETENSI DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA STAF DI UNIT PENUNJANG MEDIK RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka..
Medan, 01 Juli 2008 (Djamaluddin Sambas)
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
ABSTRAK
Pada organisasi rumah sakit sumber daya manusia adalah salah satu penentu keberhasilan pelayanan rumah sakit dan ini ditentukan oleh kinerja karyawan yang merupakan faktor penentu keberhasilan pelayanan yang diterima pasien. Permasalahan kinerja yang timbul di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan tidak lepas dari mutu pelayanan yang menjadi modal dalam mempertahankan roda organisasinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi masalah kinerja. Upaya ini ternyata masih belum mampu meningkatkan kinerja organisasi. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi berupa pendidikan formal, pengetahuan, tingkat penguasaan tugas, keterampilan teknis dan disiplin kerja; iklim kerja berupa kompensasi, kerjasama tim, kesesuaian kerja, pembagian tugas dan kebijakan organisasi terhadap kinerja staf yang berupa pemenuhan standar kerja, tanggung jawab, jumlah pekerjaan, dan inisiatif. Penelitian ini merupakan survei eksplanatori, dilaksanakan di seluruh unit penunjang medik yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan Juni 2008. Subjek penelitian sebanyak 277 orang yang terdiri dari beberapa instalasi di lingkungan penunjang medis. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kompetensi ditemui bahwa pendidikan formal dan pengetahuan memberi pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja karyawan. Dalam lingkup iklim kerja di dapati bahwa kompensasi, kerjasama tim, dan kebijakan organisasi memberi nilai yang cukup besar terhadap kinerja organisasi. Disarankan agar manajemen Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dalam hal kebijakan sumber daya manusia menetapkan prestasi kerja pegawai sampai setinggi-tingginya, menetapkan standard operating procedure (SOP) yang harus dicapai. Pada kebijakan pengorganisasian agar memberi pengarahan kepada pegawai agar mau bekerja sama dan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Dilakukan perbaikan sistem pengawasan, agar pegawai mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai rencana. Melaksanakan proses peningkatan keterampilan teknis, teori, konsep dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Membuat sistem imbal jasa sesuai dengan kemampuan organisasi dan hasil kerja bersama dan memberi penghargaan pada pegawai yang bekerja baik sehingga akan termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan organisasi. Kata Kunci: Kompetensi, Iklim Kerja, Kinerja.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
ABSTRACT
In a hospital organization, human resource is one of the determinants of
success in hospital services and this success is determined by work performance of the employees which becomes a decisive factor of the success of services received by the patients. The problem of work performance exiting in Adam Malik General Hospital is still related to the quality of services as an asset in maintaining the course of organization. Although various attempts have been made by the management to solve the problem of work performance, they have not been able to improve the work performance of organization.
This study is intended to examine what the influence of competency such as formal education, knowledge, level of task mastery, technical skill and work discipline; and work climate including compensation, team work, job accordance, job distribution and organization policy, on work performance of the employee in term of meeting work standard, responsibility, volume of workload and initiatives.
The explanatory survey study was conducted in all of medical supporting units providing direct services to the patients in Adam Malik General Hospital, Medan from March to June 2008. The sample of this study was 277 employees of selected from several installations of the medical supporting units.
The results of this study shows that, in terms of competency variables, formal education and knowledge have brought an adequate big influence on the work performance of employees. In the scope of work climate, it is found out that compensation, team work and organization policy has contributed an adequate big value to the work performance of organization.
It is suggested that the management of Adam Malik General Hospital, in terms of policy of human resources, set the highest work achievement of employees and establish the standard operating procedure (SOP) to achieve. In terms of organization policy, the employees should be supervised in order to be willing to cooperate and work effectively and efficiently to achieve to objectives of organization. Control system should be improved to make the employees obey the regulations of organization and work as planned. The process of improving technical skill, theory, concept and morality of the employees should be implemented through educations and training. Implementing reward system according to the ability of organization and the result of cooperation and appreciating the employees who have done a good job that they will be motivated to work for the objectives of the organization. Keyword: Competency, Work Climate, Work Performance
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat yang diberikan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini sampai dengan selesai. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di Program
Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan.
Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.
2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS sebagai Ketua Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.
3. Bapak Drg. H. Armand P. Daulay, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Pusat H.Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan dukungan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Pascasarjana USU Medan.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
4. Bapak Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP sebagai Ketua Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan
bimbingan, arahan serta dukungan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Drs. Amru Nasution, M.Kes sebagai anggota pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan,
arahan serta dukungan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
6. Ibu Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si dan Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM
sebagai anggota penguji yang telah banyak memberikan masukan, kritik maupun
saran kepada penulis untuk kesempurnaan tesis ini.
7. Seluruh staf dosen dan staf pegawai di Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan yang telah memberikan
arahan, bantuan dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa di Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, seluruh staf Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan yang
telah memberikan dukungan serta doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini.
9. Teristimewa, rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
istriku tercinta Hafni Lubis, SSi dan anak-anakku tersayang Budi Eka Prama, SH,
Dr. Deddy Sarjana, Dharma Putra, SE, Arie Gatra Praja yang telah memberikan
dukungan serta doa yang tak henti-hentinya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu bila ada saran maupun kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih, semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 01 Juli 2008
Penulis
(Djamaluddin Sambas)
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
RIWAYAT HIDUP Nama : Djamaluddin Sambas Tempat/ Tanggal Lahir : Tanjung Balai, 29 Agustus 1951 Agama : Islam RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tamat SD Negeri 3 Tanjung Balai Tahun 1963 2. Tamat SMP Negeri 1 Tanjung Balai Tahun 1966 3. Tamat SMA Negeri 1 Tanjung Balai Tahun 1969 4. Tamat Fakultas Kedokteran USU Medan Tahun 1979 5. Tamat Magister Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan Tahun 2008 RIWAYAT PEKERJAAN 1. Kepala Puskesmas Aek Songsongan Kec. Bandar Pulau, Asahan Tahun 1980
sampai dengan Tahun 1983. 2. Kepala Puskesmas Teluk Nibung Kec.Tanjung Balai, Asahan Tahun 1983 sampai
dengan Tahun 1989. 3. Anggota DPRD Tk.II Asahan (Pengganti Antara Waktu) Tahun 1989 sampai
dengan 1992. 4. Staf Dinas Kesehatan Tk.II Asahan Tahun 1992 sampai dengan 1993. 5. Kepala Puskesmas Aek Loba Kec. Aek Kuasan, Asahan Tahun 1993 sampai
dengan Tahun 1996. 6. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Langkat, Tahun 1996 sampai dengan
1999. 7. Direktur RSUD Tanjung Pura Kabupaten Dati II Langkat, Tahun 1999 sampai
dengan Tahun 2000. 8. Staf pada Kanwil Depkes.RI Propinsi Sumatera Utara, Tahun 2000 sampai
dengan Tahun 2001. 9. Kepala Badan RSUD Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, Tahun 2001 sampai
dengan Tahun 2007. 10. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat
H.Adam Malik Tahun 2007 sampai dengan sekarang.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vi DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Permasalahan......... ................................................................................. 10 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10 1.4. Hipotesis ................................................................................................. 11 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13 2.1. Kinerja Staf Rumah Sakit ..................................................................... 13 2.2. Kompetensi dan Iklim Kerja Rumah Sakit ........................................... 17 2.2.1. Kompetensi ......................................................................................... 17 2.2.2. Iklim Kerja Rumah Sakit ................................................................... 19 2.3. Landasan Teori ...................................................................................... 25 2.4. Kerangka Konsep .................................................................................. 28
BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 29 3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 29 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ............................................... 29 3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................. 30 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 30 3.5. Definisi Operasional .............................................................................. 34 3.6. Metode Pengukuran .............................................................................. 37 3.7. Pengolahan Dan Metode Analisis Data ................................................. 43
BAB 4. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 45 4.1. Deskripsi RSUP H. Adam Malik .......................................................... 45 4.2. Karakteristik Responden ....................................................................... 47 4.3. Kompetensi dan Iklim Kerja ................................................................. 48 4.4 Kinerja Responden ................................................................................. 52 4.5.Hasil Analisa Statistik. ............................................................................ 54
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
BAB 5. PEMBAHASAN ....................................................................................... 56 5.1. Kinerja Responden ................................................................................. 56 5.2. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Responden ............................ 57 5.3. Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Kinerja Responden .............................. 64 5.4. Pengaruh Kompetensi, Iklim Kerja Terhadap Kinerja Responden........ 71 5.5. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 72 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 73 6.1. Kesimpulan ............................................................................................. 73 6.2. Saran ........................................................................................................ 74 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman 3.1. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Kompetensi Staf ....................... 31
3.2. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Iklim Kerja ............................... 32
3.3. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Kinerja ...................................... 33
4.1. Distribusi Tempat Tidur Berdasarkan Tipe Ruangan di RSUP H. Adam Malik Tahun 2008 ............................................................................ 45
4.2. Distribusi Karyawan Berdasarkan Jenis Ketenagaan RSUP H. Adam Malik Tahun 2008 ............................................................................ 47
4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Bawah Unit Penunjang Medik RSUP H. Adam Malik Tahun 2008 ..................................................... 48
4.4. Distribusi Kompetensi di Unit Penunjang Medik Tahun 2008 ....................... 50
4.5. Distribusi Sub Iklim Kerja di Unit Penunjang Medik RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008 ......................................................................................... 51
4.6. Distribusi Kinerja Staf di Unit Penunjang Medik RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008 ......................................................................................... 53
4.7. Hasil Regresi Kompetensi, Iklim Kerja Terhadap Kinerja Responden .......................................................................................... 55
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman 1. Kuesioner Penelitian ...................................................................................... 79
2. Hasil Olah Distribusi Frekuensi ..................................................................... 86
3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................................ 89
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan bagian yang integral dari keseluruhan sistem
pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan
(Adikoesoemo, 2003). Selain itu diketahui rumah sakit juga menyediakan berbagai
jenis pelayanan kesehatan yang harus dikelola dengan baik karena terkait dengan
efisiensi dan efektifitas. Kondisi ini membutuhkan suatu kompetensi yang baik dalam
setiap kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan
Pegawai Negeri Sipil mendorong pernyataan bahwa, staf yang dipekerjakan harus di
didik dan dilatih agar memiliki kompetensi yang penuh kesetiaan dan ketaatan agar
mampu bekerja secara profesional, berdaya guna, sadar akan tanggung jawabnya
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat (Peraturan Pemerintah tahun 2003 tentang
Pegawai Negeri Sipil).
Pada organisasi rumah sakit, sumber daya manusia adalah salah satu
pemegang peran utama dalam penentuan keberhasilan organisasi pelayanan rumah
sakit dan ini akan ditentukan oleh kinerja karyawan yang merupakan faktor penentu
keberhasilan akhir dari pelayanan yang diterima oleh pasien. Tugas utama seorang
1
1
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
karyawan sesuai dengan ketentuan yang diisyaratkan oleh organisasi adalah
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar kerja (Prihadi, 2004).
Dalam konteks kompetensi, beberapa literatur mengidentifikasi cakupan yang
cukup luas mengenai faktor-faktor yang penting untuk kesuksesan staf dan
manajemen dalam sebuah organisasi. Literatur tersebut juga memberi contoh
bagaimana menganalisis pekerjaan spesifik dan posisi untuk menentukan
pengetahuan, keahlian dan kemampuan apa yang paling tepat untuk suatu pekerjaan
tertentu (Prihadi, 2004).
Disamping kompetensi staf, iklim kerja yang kondusif merupakan faktor yang
tidak dapat diabaikan dalam suatu sistem pengelolaan manajemen di rumah sakit.
Pentingnya iklim kerja yang kondusif selayaknya mendapat perhatian yang serius dari
pihak manajemen rumah sakit, karena tugas-tugas akan dapat terselesaikan secara
baik apabila tercipta suatu iklim kerja yang mampu menumbuhkan semangat kerja
yang tinggi, yang selanjutnya akan mempercepat proses penyelesaian tugas yang
menjadi tanggung jawab karyawan (Subanegara, 2004).
Iklim kerja yang kondusif akan meningkatkan kinerja staf yang dapat
ditunjukkan dengan tingginya retensi petugas. Petugas akan termotivasi untuk
melakukan setiap pekerjaan dengan baik. Output berupa tingginya kinerja petugas,
produktifitas tinggi merupakan gambaran lingkungan kerja yang telah bersinar
sebagai akibat dari pengaruh kepuasan kerja yang tinggi dari suatu organisasi
(Luthans, 2002).
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Keberhasilan pengelolaan suatu organisasi secara optimal dan profesional
akan terlihat dari pencapaian target kerja dari program tersebut. Hasil kerja yang baik
dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja antara lain: (1) melalui perwujudan
kinerja yang tinggi, (2) tingkat stres yang rendah, (3) keinginan staf untuk tetap
tinggal dalam suatu organisasi dan tingkat loyalitas yang tinggi terhadap
organisasinya (Robins, 1996).
Kinerja yang optimal dapat diperoleh apabila pegawai tersebut semangat dan
bergairah dalam melaksanakan pekerjaannya, dan dapat mencapai target yang telah
ditentukan, kualitas kerja yang bermutu dan sesuai dengan standar kerja. Peningkatan
kinerja para pegawai juga tidak terlepas dari beberapa faktor terkait dari sistem yang
ada dalam organisasi tersebut. Sistem organisasi harus mampu menciptakan suatu
iklim yang dapat menimbulkan keinginan berprestasi seluruh pegawainya (Prihadi
2004).
Perlu disadari bahwa keinginan untuk berprestasi merupakan salah satu
kebutuhan bagi setiap manusia, baik itu buruh, majikan maupun masyarakat perlu
berprestasi. Prestasi yang baik akan mencerminkan kinerja yang baik pula. Kinerja
yang baik merupakan cermin keberhasilan pengelola tenaga kerja oleh suatu
organisasi, untuk itulah diperlukan suatu usaha untuk mengembangkan setiap potensi
yang ada dalam diri manusia agar tercapai efektifitas dan produktifitas kerja yang
baik.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Dari beberapa ulasan dan teori yang disebutkan di atas dapat disimpulkan
keberhasilan suatu organisasi dalam mewujudkan kinerja yang optimal sangat
ditentukan oleh kompetensi staf dan penciptaan iklim kerja yang kondusif. Penelitian
yang pernah dilakukan pada para Pegawai Negeri Sipil di Indonesia menunjukkan
rendahnya produktifitas dan kualitas kerja. Rendahnya produktifitas dan kualitas
kerja ini disebabkan karena kurangnya kepuasan kerja pegawai (Ilyas, 1997).
Kinerja Pegawai Negeri Sipil jika dibandingkan dengan karyawan swasta
memang masih sangat rendah, baik dari segi layanan yang diberikan kepada
masyarakat, begitu pula soal disipin kerja (Tapriji, 2003). Oleh sebab itu perlu adanya
pembenahan di berbagai bidang yaitu pembenahan dan peningkatan kepuasan kerja
Pegawai Negeri demi peningkatan kinerja.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dalam melaksanakan
visi dan misi memiliki tanggung jawab yang besar, hal ini disebabkan karena rumah
sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah terbesar dan terlengkap serta merupakan
rumah sakit rujukan di kawasan Indonesia bagian Utara dan Tengah, selain juga
menjadi rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Dalam orientasinya pada pelayanan sosial dengan kategori Kelas A wajib
memberikan bantuan pada pasien untuk mengatasi masalah kesehatan melalui
pelayanan yang bermutu (Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, 2006).
Pada perkembangannya, proses pelayanan yang dilaksanakan di samping
pelayanan medik, pelayanan di unit fungsional penunjang medik masih dijumpai
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
kendala dalam pelayanan. Dari unit-unit tersebut diperoleh data bahwa hampir semua
bagian sudah memiliki sumber daya manusia sesuai dengan yang ada dalam
kompetensi dasar (pelaksanaan tugas disesuaikan dengan pendidikan staf). Namun
dalam kenyataan bahwa kompetensi dasar yang dimiliki masih menunjukkan tingkat
kegagalan kerja yang cukup tinggi.
Beberapa masalah kinerja di unit penunjang medik yang terjadi misalnya
dapat dilihat dari dari data sebagai berikut: pada unit Radiologi ditemukan jumlah
kegagalan pada lembar film dari berbagai jenis ukuran dengan rata-rata 100 film
perbulan, kondisi ini menyebabkan rumah sakit mengalami kerugian.
Jumlah staf ahli gizi yang berjumlah 85 orang dengan berbagai jenjang tingkat
pendidikan (akademi, sarjana, dan magister) ditambah dengan tenaga honor lainnya
masih belum dapat menunjukkan kinerja yang baik hal ini ditunjukkan dengan masih
rendahnya tingkat kepuasan pasien pada pelayanan gizi. Pada tahun 2005 pernah
dilakukan survei asupan makanan oleh Instalasi gizi, hasil yang ditemukan hanya 23
% saja pasien yang menghabiskan makanannya. Pada bulan Oktober 2007 penelitian
tentang kepuasan pasien terhadap menu yang disajikan menunjukkan hanya 53 % saja
pasien yang yang merasa puas terhadap makanan yang disajikan, sementara yang
lainnya sering menambah lauk yang di bawa keluarga dari rumah (Hasil Penelitian
Bidang Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik,
2007).
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Permasalahan yang timbul di Instalasi Farmasi dalam survei pendahuluan
pada bulan Oktober 2007 adalah terjadinya kehilangan bahan-bahan pada saat
pendistribusian. Stok obat habis sebelum tiba jadwal pengamprahan yang seharusnya.
Obat-obatan yang paling sering habis adalah obat-obatan habis pakai seperti betadine,
alkohol, dan kain kasa.
Permasalahan yang timbul di unit Patologi Klinik dan Patologi Anatomi
adalah sering lambatnya hasil-hasil pemeriksaan. Keluarga pasien dan unit terkait
seperti di ruang rawat inap sering mengeluhkan hal ini karena dapat menjadi
penghambat untuk melakukan tindakan dengan cepat kepada pasien dalam penentuan
jenis obat dan tindakan medik lainnya.
Kenyataan rendahnya kinerja di atas secara tidak langsung menunjukkan
bahwa pendidikan yang tinggi berpengaruh pada tingkat pengetahuan staf itu sendiri.
Data yang dikumpulkan pada survei pendahuluan menunjukkan bahwa staf yang
memiliki tingkat pendidikan Diploma 1 sampai Diploma 4 sebanyak 205 orang dan
yang memiliki pendidikan sarjana dan magister sebanyak 46 orang, namun rendahnya
kinerja menunjukkan bahwa banyaknya staf yang sudah memiliki pendidikan di
tingkat kesarjanaan belum mampu menunjukkan kinerja yang tinggi. Adapun yang
mendasari pemikiran peneliti akan hal ini adalah dikarenakan pengetahuan staf yang
belum diikuti dengan berbagai macam pengetahuan yang sifatnya teknis dari berbagai
pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan tugasnya.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Wawancara yang dilakukan pada survei pendahuluan terhadap beberapa staf
menyebutkan bahwa banyaknya kendala dalam pelayanan di rumah sakit dikarenakan
kekurangan jumlah tenaga. Saling tuding mengenai kendala tugas dari masing-masing
unit yang dapat mempengaruhi tugas bagian lainnya menjadi permasalahan yang
terjadi terus menerus. Satu bagian menganggap bagian lainnya kurang menguasai
tugas yang diberikan padanya sehingga dapat menghambat pekerjaan bagian lainnya
jika tidak dilaksanakan dengan segera.
Hasil lain dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
Oktober 2007 dengan cara mengobservasi jam masuk dan pulang staf selama satu
bulan di bagian unit yang akan dijadikan lokasi penelitian menunjukkan bahwa masih
didapati petugas yang kurang disiplin pada jam kerja. Wawancara yang dilakukan
pada beberapa karyawan menyebutkan bahwa mereka kurang termotivasi untuk
melakukan kerja dengan baik karena beberapa faktor iklim kerja dan perhatian yang
kurang yang diberikan oleh organisasi padanya.
Permasalahan kinerja yang timbul di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan tidak terlepas dari mutu pelayanan yang menjadi modal dalam
mempertahankan roda organisasinya. Tidak terkecuali keluhan yang dilontarkan oleh
para pengguna menyebutkan pelayanan yang diberikan masih dinilai kurang
memuaskan, hal ini diungkapkan oleh pasien yang ditanyai pada studi pendahuluan,
menyebutkan lambannya kinerja para staf dalam merespon setiap keluhan konsumen.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Beberapa alasan yang diungkapkan staf juga menyebutkan bahwa kinerja
mereka rendah dikarenakan kurangnya dukungan organisasi pada mereka, iklim kerja
dirasa belum memenuhi kebutuhan. Di samping itu kurangnya penghargaan serta
imbalan yang kurang memuaskan juga disebutkan menjadi salah satu faktor penyebab
kurangnya motivasi karyawan untuk melaksanakan tugas dengan maksimal.
Penyebab lain yang diungkapkan staf mengenai rendahnya kinerja juga
menyangkut kesesuaian kerja. Beberapa staf menyebutkan banyak staf yang
dipekerjakan tidak sesuai dengan tugas yang diembannya, sehingga staf bekerja
sesuai apa yang mereka tahu dan tidak memiliki inisiatif untuk mencapai kerja yang
diharapkan.
Ungkapan lain yang disebutkan staf adalah bahwa beberapa staf yang
dianggap mampu oleh atasan diberi tugas secara ganda, artinya staf tidak hanya
melakukan satu tugas sesuai dengan uraian tugasnya tetapi harus merangkap tugas
lain yang seharusnya dapat dikerjakan staf lainnya. Mengingat kondisi ini sebenarnya
dampak kesalahan yang terjadi pada kerja beresiko lebih besar. Di lain pihak hal ini
dapat menimbulkan kecemburuan staf lain yang menganggap pekerjaan itu mampu
dilaksanakannya jika pekerjaan itu diberikan padanya.
Untuk mengatasi masalah kinerja ini sebenarnya berbagai upaya telah
dilakukan oleh pihak manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.
Upaya yang dilakukan antara lain berupa peningkatan jumlah insentif para staf,
penambahan jumlah tenaga, pengiriman tenaga untuk dilakukan pendidikan dan
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
pelatihan, melakukan studi banding ke luar rumah sakit, dan supervisi serta
pembinaan yang ketat oleh direksi. Upaya ini ternyata masih belum mampu
meningkatkan kinerja organisasi, perhatian organisasi masih dirasa kurang
memuaskan oleh para staf.
Hasil Penelitian Key (2005), yang meneliti tentang persepsi iklim organisasi
terhadap kepuasan kerja dan kinerja menunjukkan hasil bahwa pengaruh tingginya
kinerja berhubungan secara positif terhadap iklim kerja. Pernyataan ini didukung oleh
penelitian Rivai (2004) yang menyatakan bahwa kinerja berhubungan dengan
kepuasan kerja dan tingkat imbalan. Kepuasan kerja ini terwujud dalam bentuk
efektifitas kinerja karyawan, pemenuhan standar kerja, dan tanggung jawab kerja
yang tinggi.
Penelitian lain tentang kinerja dan hubungannya dengan lingkungan kerja
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja dengan
kinerja organisasi, Menurut Andi (2004) menyebutkan bahwa perawat di Instalasi
rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya, menunjukkan bahwa
komponen-komponen iklim kerja hampir semuanya memiliki pengaruh terhadap
tingginya kinerja.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa tertarik untuk memperoleh
informasi yang dapat mengungkapkan fenomena pelayanan yang masih dinilai kurang
optimal. Disamping itu peneliti juga merasa perlu mengetahui bagaimana tingkat
kompetensi para staf di unit-unit ini? Apakah kompetensi yang ada juga dipengaruhi
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
oleh iklim kerja yang kurang kondusif sehingga tingkat kegagalan masih cukup
tinggi?.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana pengaruh kompetensi (pendidikan formal, pengetahuan, tingkat
penguasaan tugas, keterampilan teknis dan disiplin kerja), iklim kerja (kompensasi,
kerjasama tim, kesesuaian kerja, pembagian tugas dan kebijakan organisasi) terhadap
kinerja staf (pemenuhan standar kerja, tanggung jawab, jumlah pekerjaan dan
inisiatif) di unit penunjang medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah maka tujuan penelitian ini adalah:
mengetahui pengaruh kompetensi (pendidikan formal, pengetahuan, tingkat
penguasaan tugas, keterampilan teknis dan disiplin kerja ), iklim kerja (kompensasi,
kerjasama tim, kesesuaian kerja, pembagian tugas dan kebijakan organisasi) terhadap
kinerja staf (pemenuhan standar kerja, tanggung jawab, jumlah pekerjaan dan
inisiatif) unit penunjang medik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada pengaruh kompetensi (pendidikan formal, pengetahuan, tingkat penguasaan
tugas, keterampilan teknis dan disiplin kerja), iklim kerja (kompensasi, kerjasama
tim, kesesuaian kerja, pembagian tugas, kebijakan organisasi) terhadap kinerja staf
(pemenuhan standar kerja, tanggung jawab, jumlah pekerjaan dan inisiatif) di unit
penunjang medik RSUP H. Adam Malik Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan, maka diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat bermanfaat :
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan dalam membuat kebijakan dalam upaya peningkatan
kinerja staf.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen puncak dan
manajemen menengah dan bawah untuk menilai, memperhatikan, mengenal
bawahannya sehingga dapat membantu dan memotivasi pegawai dalam
bekerja.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
3. Sebagai bahan masukan bagi staf unit penunjang medik dalam memperbaiki
tingkat kinerja di unit penunjang medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik.
4. Sebagai bahan bagi peneliti lainnya tentang kinerja pegawai yang nantinya
dapat ditindak lanjuti bahkan dilakukan pada penelitian yang berbeda
terhadap masalah-masalah lain yang berhubungan dengan kompetensi dan
iklim kerja terhadap kinerja karyawan.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kinerja Staf Rumah Sakit
Kinerja merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat suatu kesuksesan di
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja sendiri dalam pekerjaan yang
sesungguhnya tergantung kepada kombinasi antara kemampuan dan iklim kerja yang
mendukungnya (Prihadi 2004).
Permana (2005) menyebutkan kinerja adalah penampilan hasil karya personel
baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan
penampilan individu atau kelompok kerja personel, penampilan hasil karya maupun
struktur, tetapi juga pada keseluruhan jajaran personel dalam organisasi.
Menurut Ilyas (2001) kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam
suatu oganisasi. Sementara Simon (1993) menyebutkan kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral dan etika.
Menurut Ilyas (2001) pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk
menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan yang dilakukan secara periodik. Menurutnya penilaian kinerja pada
13 Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
dasarnya mempunyai dua tujuan utama yaitu penilaian kemampuan personel dan
pengembangan personel yang secara spesifik bertujuan untuk mengenali sumber daya
manusia yang memerlukan pembinaan, menentukan kriteria tingkat pemberian
kompensasi dan memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan.
Whitaker (1993) menyebutkan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu
alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan akuntabilitas. Menurut elemen kunci dari sistem pengukuran kinerja terdiri dari:
(1) perencanaan dan penetapan tujuan, (2) pengembangan ukuran yang relevan, (3)
pelaporan formal atas hasil dan (4) penggunaan informasi.
Simon (1993) menyebutkan pengukuran kinerja membantu manajer dalam
memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan antara hasil
aktual dengan sasaran dan tujuan strategis. Sistem pengukuran kinerja biasanya terdiri
atas metode sistematis dalam penetapan sasaran dan tujuan serta pelaporan periodik
yang mengindikasikan realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.
Dalam organisasi pelayanan kesehatan, sangatlah penting untuk memiliki
instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja profesional. Proses evaluasi
kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk
meningkatkan kinerja organisasi yang efektif.
Menurut Darma (2005) bahwa faktor-faktor tingkat kinerja staf meliputi:
mutu pekerjaan, jumlah pekerjaan, efektifitas biaya dan inisiatif. Sementara
karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin,
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
pendidikan, lama kerja, penempatan kerja dan lingkungan kerja (rekan kerja, atasan,
organisasi, penghargaan dan imbalan).
Gibson (1996) menyatakan terdapat tiga kelompok variabel yang
mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu: (1) variabel individu, yang meliputi
kemampuan dan keterampilan, fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan
demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan
keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu,
sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan
kinerja, (2) variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur
dan desain pekerjaan, (3)variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian,
belajar, kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar
merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur serta kesempatan tentang
pengertiannya sukar dicapai, karena setiap individu masuk dan bergabung ke dalam
suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan keterampilan yang
berbeda satu sama lainnya.
Uraian dari variabel kinerja dapat dilihat sebagai berikut: (1) tanggung jawab:
adalah kesanggupan seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani
memikul risiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya
(Murlis, 2004). (2) inisiatif: adalah prakarsa atau kemampuan seorang pegawai untuk
mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan,
(Steers, 1998). (3) jumlah pekerjaan: variabel ini berkembang berdasarkan kenyataan
bahwa pekerjaan itu berbeda-beda satu sama lain dimana beberapa diantaranya lebih
menarik dan menantang dibanding lainnya.
Menurut Muchlas (1998) terdapat 3 macam teori yang mendukung teori
karakteristik pekerjaan ini antara lain: (1) persyaratan tugas, model karakteristik
pekerjaan dan ciri persyaratan tugas itu, (2) mempertimbangkan jumlah produk yang
dihasilkan dalam waktu tertentu dibandingkan dengan hasil yang seharusnya dicapai
sesuai standar atau dibandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, (3) penilaian
jumlah pekerjaan dilakukan menggunakan indikator: umpan balik dari rekan, atasan,
bawahan, orientasi waktu dan menghargai produk dengan imbalan yang sewajarnya,
(Jain, 1990). (4) pemenuhan standar kerja: Brocklesby, J. And Cummings yang
dikutip dalam Eriyatno (1996) menyebutkan pemenuhan standar kerja merupakan
proses menghasilkan suatu kegiatan yang berjalan sempurna, seluruh pekerjaan
dilaksanakan secara rapi, sempurna, dapat diterapkan dan akurat. Indikator yang
dapat dipakai untuk menilai pemenuhan standar kerja dapat dinilai dari mutu
pekerjaan dengan cara: selalu menganalisis data, persiapan diri dalam bekerja,
motivasi pengembangan diri, patuh pada standar kerja yang ditetapkan, rapi, tertib,
tidak menghindari umpan balik, puas dengan perencanaan yang dapat dikerjakan dan
berusaha menjadi yang terbaik.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
2.2. Kompetensi dan Iklim Kerja Rumah Sakit
2.2.1. Kompetensi
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan tanpa meninggalkan aspek kemampuan
kepribadian dan kemampuan sosial dalam melaksanakan tugastugasnya (Chapman,
1999).
Kompetensi staf sebagaimana dimaksud di atas merupakan kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang dapat diaplikasikan ke
dalam tugastugas kesehariannya (Ellis, 2005). Dalam konteks kompetensi, beberapa
literatur mengidentifikasi cakupan yang cukup luas mengenai faktor-faktor yang
penting untuk kesuksesan staf dan manajemen dalam sebuah organisasi. Literatur
tersebut juga memberi contoh bagaimana menganalisis pekerjaan spesifik dan posisi
untuk menentukan pengetahuan, keahlian dan kemampuan apa yang paling tepat
untuk suatu pekerjaan tertentu.
Namun tiap organisasi memiliki perspektif berbeda dalam menetapkan
kompetensinya dan memiliki nilai strategis bagi organisasi bersangkutan. Olson dan
Bolton (2002) mengilustrasikan cakupan konsep kompetensi dalam literatur
organisasi yang diadaptasi dari Green (1999). Ditunjukkan bahwa kompetensi
merujuk pada individu maupun organisasi. Karakteristik individu mencakup
pengetahuan teknis dan keterampilan (knowledge technical and skills) kinerja, serta
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
kompetensi penyumbang individu (performance skills and competencies of individual
contributors).
Meskipun keterampilan teknis yang mencakup pengetahuan berbasis disiplin,
serta keterampilan riset merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan
scientific, beberapa literatur R&D menekankan pentingnya keterampilan kinerja dan
kompetensi penyumbang individu (performance skills and competencies of individual
contributors), yang mencakup keterampilan berkomunikasi dan kemampuan kerja tim
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam produktivitas organisasi dan merupakan
bentuk organisasi yang diharapkan oleh pekerjanya, (Jonnach and Sommerlatte,
1999).
Lebih lanjut Bass & Avolio (1990) mendefinisikan kompetensi inti (core
competencies) sebagai suatu kumpulan keahlian dan teknologi yang memungkinkan
suatu organisasi memberi manfaat tertentu untuk pelanggan agar bersaing lebih
efektif. Organisasi mempunyai kompetensi yang perlu (necessary competencies) dan
kompetensi yang membedakan (differentiating competencies) kompetensi yang perlu
adalah semua kompetensi yang menciptakan nilai, sedangkan kompetensi yang
membedakan adalah kompetensi yang memberi organisasi tertentu atau kelompok
organisasi suatu posisi kompetitif (misalnya penguasaan pasar, reputasi ilmiah).
Glick (2004) mengatakan, suatu organisasi perlu memperhatikan
keberhasilannya di masa depan sebagai persiapan untuk pengembangan dan kerja
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
sama. Menurutnya kompetensi seseorang dapat ditunjukkan dalam bentuk
kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan ke dalam bentuk tindakan.
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan Dessler (1997), bahwa pelatihan
dapat memberikan pegawai baru atau yang ada sekarang keterampilan yang mereka
butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh
dengan adanya pendidikan dan latihan yakni : (1) membantu individu untuk dapat
membuat keputusan dan pemecahan masalah secara lebih baik, (2) internalisasi dan
operasionalisasi motivasi kerja, prestasi, tanggung jawab, dan kemajuan, (3)
mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri, (4) membantu untuk
mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru (Sirait, 2006).
2.2.2. Iklim Kerja Rumah Sakit
Pencapaian kualitas pelayanan dipengaruhi oleh banyak faktor dan
diantaranya adalah iklim kerja yang kondusif yang diciptakan oleh organisasi itu.
Davis (2000) menyebutkan bahwa iklim kerja adalah lingkungan yang ada atau yang
dihadapi oleh manusia yang berada dalam suatu organisasi yang mempengaruhi
seseorang yang melakukan tugas atau pekerjaan. Iklim kerja disebutkan juga sebagai
kualitas kehidupan kerja dimana dijelaskan bahwa kualitas kehidupan kerja ini tidak
sama bagi orang yang berbeda.
Iklim kerja menurut Triguni (2000) adalah suatu falsafah yang didasari oleh
pandangan hidup sebagai nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan
pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
organisasi. Kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
Iklim kerja di dalam organisasi menurut Stringer (2002) dibedakan menjadi
dua kelompok: Pertama, friendly environment yaitu iklim yang ramah yang
memberikan dukungan dana dan nilai-nilai budaya. Kedua, hostile environment yaitu
iklim yang tidak ramah, berupa lingkungan yang mengekang perkembangan
organisasi. Struktur organisasi dalam iklim yang ramah akan dipantau oleh kelompok
yang bekerjasama dalam suatu mekanisme yang bersifat terbuka. Pada iklim kerja
yang tidak ramah organisasi akan diatur secara ketat melalui sentralisasi dan
standarisasi.
Pada organisasi rumah sakit sumber daya manusia adalah salah satu
pemegang peran utama dalam penentuan keberhasilan organisasi pelayanan rumah
sakit dan ini akan ditentukan oleh kinerja karyawan yang merupakan faktor penentu
keberhasilan akhir dari pelayanan yang diterima oleh pasien. Tugas utama seorang
karyawan sesuai dengan ketentuan yang diisyaratkan oleh organisasi adalah
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar kerja. (Trisnantoro, 2005).
Menurut Darma (2005), bahwa faktor-faktor tingkat kinerja meliputi: mutu
pekerjaan, jumlah pekerjaan, efektifitas biaya, dan inisiatif. Sementara karakteristik
individu yang mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama
kerja, penempatan kerja dan lingkungan kerja (rekan kerja, atasan, organisasi,
penghargaan dan imbalan). Oleh karena itu sudah selayaknya pengelola rumah sakit
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan staf memberikan kontribusi yang
maksimal dengan kualitas profesional, misalnya dengan meninjau kembali struktur
organisasi rumah sakit yaitu memberi tempat yang setara dengan profesi kesehatan
(Murlis, 2004).
Beberapa faktor iklim kerja di atas diperkuat dengan pernyataan Stringer
(2002) bahwa iklim kerja secara objektif berada dalam satu organisasi, tetapi ia hanya
bisa dijelaskan dan diukur secara tidak langsung melalui persepsi dari para anggota-
anggotanya .
Sementara iklim kerja yang dikemukakan para ahli antara lain: (1) kesesuaian
kerja: kebijakan dan peraturan ditujukan langsung pada perilaku karyawan yang dapat
mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kebijakan ini
diharapkan dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan secara optimal.
Peraturan yang dibuat untuk menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan tetapi tidak
lepas dari tujuan organisasi. Hal ini sangat dirasakan sendiri dari karyawan sebagai
pelakunya (Ilyas, 1997), (2) tanggung jawab: uraian tugas diperlukan setiap tenaga
agar terdapat batasan kewenangan dari pekerjaannya yang dibebankan berdasarkan
uraian tugas yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan oleh staf kepada yang
berwenang (Murlis, 2004), (3) penghargaan: dapat diberikan berupa positif seperti
jenjang karir, sedangkan penghargaan negatif berupa hukuman administrasi sampai
dengan pemecatan (Steers, 1998), (4) hubungan kerja sama: dalam menjalankan
aktifitas , semangat kerjasama diperlukan. Hal ini dimaksud untuk kesamaan pandang
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
dan saling mendukung dalam mencapai tujuan. Hubungan kerjasama yang baik
sesama tenaga kesehatan, serta adanya hubungan yang harmonis antara atasan dan
bawahan dalam melaksanakan kerja akan memberikan suasana kerja yang
menyenangkan dan pada akhirnya dapat memberikan kepuasan kerja (Yani 2003),
(5) kejelasan organisasi: guna mencapai akuntabilitas organisasi harus dapat
memberdayakan staf dalam mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Dengan adanya
direktur dan kepala bidang dalam struktur organisasi, sehingga koordinasi dan
komunikasi menjadi jelas bagi setiap staf (Gilles, 1996).
Menurut Achua (2004), iklim yang kondusif berfungsi sebagai pegangan
seluruh jajaran perusahaan untuk beroperasi. Secara lebih rinci, iklim yang kondusif
dalam suatu organisasi berfungsi sebagai: (1) mekanisme pengendali yang
membentuk dan mengarahkan sikap dan perilaku karyawan, (2) lembaga sosial yang
membantu memelihara stabilitas sistem sosial melalui pengkomunikasian berbagai
standar apa yang seharusnya dikatakan dan dilakukan, (3) pengembangan sense of
identity bagi para karyawan, (4) pendefinisian batas-batas keperilakuan atau
berbagai karakteristik organisasi, yang membedakannya dengan organisasi lain, (5)
fasilitator pengembangan komitmen terhadap organisasi (coorporate first), melebihi
kepentingan pribadi dan unit organisasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim yang kondusif mempunyai
dampak signifikan terhadap kinerja dan keefektifan organisasi. Sebagai suatu sistem
nilai yang memberikan pedoman berperilaku kerja dan menjadi prinsip pengoperasian
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
dasar bagi para karyawan, iklim yang kondusif memfasilitasi pemahaman yang jelas
tentang the way things done around here (Muchlas, 1998).
Menurut Gilles (1996), iklim dikatakan positif bagi suatu organisasi apabila
memberikan kontribusi pada kinerja efektif dan produktifitas dan bila nilai-nilai inti
dipegang dan dianut secara intensif dan meluas. Sedangkan iklim yang negatif bila
sangat terfragmentasi dan tidak diikat oleh berbagai nilai dan keyakinan bersama
serta menjadi sumber penolakan dan kekacauan, sehingga dapat menghambat
pemecahan masalah yang efektif.
Proses pembentukan iklim yang kondusif dapat melalui serangkaian
kebijakan, kegiatan dan praktek organisasional yang dapat diwujudkan dalam bentuk
perilaku. Perilaku dan kegiatan manajemen puncak (biasa disebut heroes) mempunyai
dampak utama pada pembentukan iklim yang kondusif. Melalui gaya kepemimpinan,
apa yang dikatakan, dan bagaimana berperilaku, para eksekutif puncak menetapkan
berbagai nilai dan norma yang dipraktekkan oleh suatu organisasi. Keefektifan
penyebarluasan dan penanaman nilai-nilai inti budaya sangat tergantung pada
komitmen jajaran manajemen puncak, terutama dalam memainkan peran sebagai
panutan atau model (Achua, 2004).
Peran manajemen puncak atau pemimpin dapat menanamkan dan menguatkan
berbagai aspek budaya melalui mekanisme berupa: fokus perhatian, para manajer
puncak mengkomunikasikan berbagai prioritas, nilai dan concerns mereka melalui
pilihan-pilihan tentang apa yang mereka puji, kritik, nilai, tanya dan dukung. Reaksi
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
terhadap krisis; bagaimana para manajer puncak menghadapi krisis adalah signifikan
dalam penanaman nilai-nilai budaya, karena kondisi emosional yang terlibat
meningkatkan potensi pembelajaran berbagai asumsi dan nilai (Subanegara, 2005).
Berbagai sistem dan praktek Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
berfungsi untuk menguatkan iklim yang kondusif. Proses perekrutan dan seleksi,
kriteria penilaian kinerja, praktek pemberian kompensasi atau penggajian, kegiatan
pengembangan karir dan pelatihan, serta prosedur promosi mempunyai peran untuk
menjamin bahwa karyawan yang ditarik dan diterima fit dengan iklim yang positif,
mengkompensasi mereka yang mendukung dan menerapkannya, dan menghukum
mereka yang melanggarnya.
Berbagai program sosialisasi budaya kerja sama perlu dirancang dan
dieksekusi untuk menanamkan nilai-nilai inti. Perancangan program-program
sosialisasi perlu didasarkan pada pemahaman bagaimana para karyawan belajar
budaya perusahaan. Perlunya serangkaian kegiatan berulang yang mengekspresikan
dan menguatkan berbagai nilai inti perusahaan, tujuan-tujuan penting dan perilaku
yang diharapkan serta suatu naratif berbagai peristiwa tentang para pendiri
perusahaan, pelanggaran aturan, pengurangan staf, relokasi karyawan, reaksi terhadap
kesalahan, penghargaan terhadap sukses, dan sebagainya (Tapriji, 2003).
Pentingnya perubahan budaya harus dimulai dari hirarki paling atas, yaitu
manajemen puncak. Model peran positif yang dimainkan manajemen puncak akan
menentukan kerberhasilan proses perubahan. Pentingnya sistem imbalan agar budaya
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
berfungsi secara efektif, sistem imbalan harus align dengan nilai-nilai budaya.
Perubahan budaya mensyaratkan perubahan sistem imbalan untuk mendorong
penerimaan serangkaian nilai baru.
Pengaturan kembali personalia untuk rotasi jabatan dapat digunakan untuk
melemahkan sub budaya. Seleksi dan promosi para karyawan yang mempunyai
karakteristik pribadi sesuai dengan nilai-nilai baru.
2. 3. Landasan Teori
Setiap organisasi berusaha meningkatkan kinerjanya agar dapat terus
melaksanakan perjalanan organisasinya. Upaya peningkatan kinerja yang dilakukan
oleh tiap organisasi memiliki perspektif yang berbeda. Upaya tersebut berupa
perbaikan kualitas sumber daya yang ada di dalamnya misalnya menetapkan
kompetensi setiap staf, menyeimbangkan jumlah kerja dengan beban kerja,
pemenuhan sarana fisik, perbaikan sistem manajemen dan memberi perhatian kepada
seluruh staf serta menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi oganisasinya.
Beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa kompetensi staf merupakan
hal yang mutlak dilakukan dalam perekrutan dan pemenuhan formasi di setiap unit
kerja agar kinerja organisasi dapat maksimal. Olson dan Bolton (2002)
mengilustrasikan cakupan konsep kompetensi dalam literatur organisasi yang
diadaptasi dari Green (1999). Bahwa kompetensi ditunjukkan dari pengetahuan dan
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
keterampilan (knowledge technical and skills), serta kompetensi penyumbang
individu (performance skills and competencies of individual contributors).
Meskipun keterampilan teknis yang mencakup pengetahuan berbasis disiplin,
serta keterampilan riset merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan
scientific, beberapa literatur menekankan pentingnya keterampilan kerja dan
kompetensi penyumbang individu (performance skills and competencies of individual
contributors), yang mencakup keterampilan berkomunikasi dan kemampuan kerja tim
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam produktifitas organisasi dan merupakan
bentuk organisasi yang diharapkan oleh pekerjanya, (Jonnach and Sommerlatte,
1999).
Gilles (1996) menyebutkan bahwa keberhasilan kinerja organisasi tidak hanya
dapat dipandang dari satu faktor tertentu saja tetapi harus memperhatikan beberapa
faktor yang diantaranya adalah iklim kerja yang kondusif bagi staf. Penciptaan iklim
kerja yang kondusif dapat dilakukan dengan cara: (1) mekanisme pengendali yang
membentuk dan mengarahkan sikap dan perilaku karyawan, (2) lembaga sosial yang
membantu memelihara stabilitas sistem sosial melalui pengkomunikasian berbagai
standar apa yang seharusnya dikatakan dan dilakukan, (3) pengembangan sense of
identity bagi para karyawan, (4) pendefinisian batas-batas keperilakuan atau
berbagai karakteristik organisasi, yang membedakannya dengan organisasi lain,
(5) fasilitator pengembangan komitmen terhadap organisasi (coorporate first),
melebihi kepentingan pribadi dan unit organisasional.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Beberapa upaya dalam penciptaan iklim kerja yang kondusif menurut para
ahli dapat dilakukan dengan cara: (1) kesesuaian kerja: kebijakan dan peraturan
ditujukan langsung pada perilaku karyawan yang dapat mendukung pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas kerja karyawan secara optimal. Peraturan yang dibuat untuk
menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan, tetapi tidak lepas dari tujuan organisasi.
Hal ini sangat dirasakan sendiri dari karyawan sebagai pelakunya (Gilles, 1996), (2)
tanggung jawab: uraian tugas diperlukan setiap staf agar terdapat batasan
kewenangan dari pekerjaannya yang dibebankan berdasarkan uraian tugas yang jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan oleh staf kepada yang berwenang (Murlis, 2004),
(3) penghargaan: dapat diberikan berupa positif seperti jenjang karir, sedangkan
penghargaan negatif berupa hukuman administrasi sampai dengan pemecatan,
(Steers, 1998), (4) hubungan kerja sama: dalam menjalankan aktifitas diperlukan
semangat kerjasama. Hal ini dimaksud untuk kesamaan pandang dan saling
mendukung dalam mencapai tujuan. Hubungan kerjasama yang baik sesama tenaga
kesehatan, serta adanya hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan dalam
melaksanakan kerja akan memberikan suasana kerja yang menyenangkan dan pada
akhirnya dapat memberikan kepuasan kerja (Darma, 2005), (5) kejelasan organisasi:
guna mencapai akuntabilitas organisasi harus dapat memberdayakan staf dalam
mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Dengan adanya direktur dan kepala bidang
dalam struktur organisasi, sehingga koordinasi dan komunikasi menjadi jelas bagi
setiap staf (Gilles, 1996).
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
2.4. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian ini maka dapat
digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Kinerja: 1. Pemenuhan
Standar Kerja 2. Tanggung
Jawab 3. Jumlah
Pekerjaan 4. Inisiatif
Kompetensi: 1. Pendidikan Formal 2. Pengetahuan 3. Penguasaan Tugas 4. Keterampilan Teknis 5. Disiplin Kerja
Iklim Kerja:
1. Kompensasi 2. Kerjasama Tim 3. Kesesuaian kerja 4. Pembagian Tugas 5. Kebijakan Organisasi
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Penelitian ini merupakan survey eksplanatory (survei penjelasan). Metode ini
digunakan untuk menganalisa dan menggali lebih dalam pengaruh variabel
kompetensi, iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang medik Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di seluruh unit penunjang medik yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan. Adapun alasan pemilihan tempat di rumah sakit ini adalah karena unit
penunjang medik merupakan bagian dari pelayanan di rumah sakit yang tugas dan
fungsinya menunjang pelayanan paripurna dari pelayanan medik sehingga harus
dibenahi agar tercipta suatu produk pelayanan yang dapat memuaskan pasien. Waktu
penelitian berlangsung selama 4 (empat) bulan terhitung bulan Maret sampai dengan
Juni 2008.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai (staf) yang ada di bawah
unit penunjang medik yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien yaitu: 1)
29
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Instalasi Gizi (56 orang), 2) Instalasi Rehabilitasi Medik (29 orang), 3) Instalasi
Patologi Klinik (56 orang), 4) Instalasi Diagnostik terpadu (20 orang), 5) Instalasi
Farmasi (70 orang), 6) Patologi Anatomi (13 orang) dan 7) Radiologi (33 orang) yang
berjumlah 277 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
semua populasi diambil sebagai sampel.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara
dengan kuesioner kepada seluruh sampel terpilih. Pengambilan data akan
menggunakan pembantu peneliti sebanyak 3 (tiga) orang yang terlebih dahulu dilatih
oleh peneliti agar mekanisme pengambilan data sesuai dengan tujuan penelitian.
Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan beberapa item yang
disesuaikan dengan variabel dalam tujuan penelitian.
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: (1) data
primer: data yang langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner, wawancara
dan observasi yang dikumpulkan oleh peneliti, (2) data sekunder: data yang
mendukung data primer yang diperoleh dari dokumen.
Agar hasil penelitian diperoleh dengan baik, maka kuesioner yang dijadikan
sebagai instrumen angket yang dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji validitas guna
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya. Sugiyono (2003),
menyatakan bahwa pengukuran uji validitas setiap butir pertanyaan (concent validity)
dengan cara mengkorelasikan skor item masing-masing variabel dengan skor total
masing-masing variabel sehingga akan terlihat butir instrumen yang layak dan tidak
layak untuk mengukur variabel penelitian ini. Teknik pengujian reliabilitas instrumen
ini dikenal dengan istilah internal consistency teknik belah dua (split half) yang
analisisnya dengan rumus Spearman Brown untuk mendapatkan r nya.
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Kompetensi staf
Kompetensi Butir Pertanyaan
Corrected Item
Status Cronbach alpha
Status
1 .9357 Valid
2 .9269 Valid
3 .9473 Valid
4 .8866 Valid
Pengetahuan
5 .6472 Valid
.9698 Reliabel
1 .7877 Valid
2 .7253 Valid
3 .7561 Valid
4 .7404 Valid
Penguasaan Tugas
5 .7358 Valid
.8844 Reliabel
1 .6935 Valid
2 .6904 Valid
3 .6904 Valid
4 .6904 Valid
Keterampilan Teknis
5 .6904 Valid
.6718 Reliabel
Disiplin 1 .8784 Valid .7525 Reliabel
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
2 .8113 Valid
3 .6160 Valid
4 .6676 Valid
Kerja
5 .6120 Valid
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Iklim Kerja
Iklim Kerja Butir Pertanyaan
Corrected Item
Status Cronbach alpha
Status
1 .4801 Valid
2 .8245 Valid
3 .8632 Valid
4 .7901 Valid
Kompensasi
5 .5193 Valid
.8952 Reliabel
1 .8245 Valid
2 .8632 Valid
3 .7901 Valid
4 .5193 Valid
Kerjasama Tim
5 .6976 Valid
.8156 Reliabel
1 .6345 Valid
2 .6750 Valid
3 .7435 Valid
4 .6574 Valid
Kesesuaian Kerja
5 .7875 Valid
.7525 Reliabel
1 .6976 Valid
2 .6345 Valid
3 .6581 Valid
4 .8743 Valid
Pembagian Tugas
5 .8125 Valid
.8967 Reliabel
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
1 .6732 Valid
2 .6590 Valid
3 .5958 Valid
4 .6775 Valid
Kebijakan Organisasi
5 .8768 Valid
.8543 Reliabel
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Kinerja
Kinerja Butir Pertanyaan
Corrected Item
Status Cronbach alpha
Status
1 .3896 Valid
2 .3987 Valid
3 .5514 Valid
4 .4401 Valid
Pemenuhan Standar Kerja
5 .5645 Valid
.6464 Reliabel
1 .6158 Valid
2 .7226 Valid
3 .6857 Valid
4 .5493 Valid
Tanggung jawab Kerja
5 .5447 Valid
.8183 Reliabel
1 .6158 Valid
2 .7226 Valid
3 .6857 Valid
4 .5493 Valid
Jumlah Pekerjaan
5 .5447 Valid
.7695 Reliabel
1 .3518 Valid
2 .4140 Valid
3 .5321 Valid
Inisiatif
4 .5759 Valid
.7865 Reliabel
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
5 .6205 Valid
Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item
yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasinya yang
tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,1. jadi
kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,1 maka butir dalam
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid, (Sugiyono, 2002).
3.5. Definisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat independent variable yang diukur, yaitu:
kompetensi, iklim kerja sedangkan sebagai dependent variable adalah kinerja.
3.5.1. Variabel Independen
3.5.1.1. Kompetensi
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Kemampuan seorang pegawai untuk menuangkan pengetahuan dan
melaksanakan tugas secara terampil sesuai dengan pendidikan akhir yang
dimilikinya . Kompetensi staf terdiri dari:
1. Pendidikan formal adalah: tingkatan sekolah terakhir yang ditempuh oleh staf.
2. Pengetahuan adalah: ilmu yang dimiliki seorang pegawai sesuai dengan
profesinya sehingga tugas-tugas nya dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Tingkat pemahaman tugas adalah: kemampuan melaksanakan tugas secara
tepat sehingga dapat lebih efektif dan efisien.
4. Keterampilan teknis adalah: kemampuan yang dimiliki oleh seorang staf yang
mampu menunjang efektifitas dan efisiensi kerja di bagiannya.
5. Disiplin kerja adalah: ketaatan staf dalam kehadiran sesuai dengan waktu dan
jam kerja yang telah ditetapkan.
3.5.1.2. Iklim Kerja
Keadaan di lingkungan kerja yang dirasakan oleh pegawai.
Iklim kerja terdiri dari : kompensasi, kerjasama tim, kesesuaian kerja, pembagian
tugas dan kebijakan organisasi . Definisi sub variabel iklim kerja sebagai berikut:
1. Kompensasi adalah: imbalan yang diberikan atas hasil kerja yang
diberikannya pada organisasi berupa promosi, insentif, pujian dan dukungan
atas peningkatan karir.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
2. Kerjasama tim adalah : kepercayaan yang tercipta pada kelompok kerja dan
perilaku yang saling mendukung yang diberikan rekan kerja.
3. Kesesuaian kerja adalah : peraturan dan kebijakan yang diberikan pada
pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Pembagian tugas adalah : kejelasan pembagian tugas atas kerja dan tanggung
jawab mereka dalam kelompok kerja yang diberikan organisasi.
5. Kebijakan organisasi adalah: hal-hal yang bersifat mengikat staf baik secara
formal maupun informal dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi.
3.5.2. Variabel Dependen
Kinerja
Hasil maksimal dari suatu pekerjaan yang diberikan seseorang kepada
organisasinya minimal pemenuhan tanggung jawab sesuai uraian tugas yang
diembannya. Kinerja terdiri dari:
1. Pemenuhan Standar Kerja adalah : upaya yang dilakukan oleh seorang staf
secara maksimal dalam melaksanakan tugasnya sehingga mencapai target.
2. Tanggung Jawab adalah: perasaan ingin menyelesaikan tugas dengan
sempurna dan bila tidak tercapai akan menimbulkan perasaan bersalah pada
dirinya.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
3. Jumlah Pekerjaan adalah: tercapainya target kerja sesuai tugas yang
dibebankan padanya.
4. Inisiatif adalah: pemikiran inovatif yang diberikan oleh staf dalam upaya
meningkatkan kinerja.
3.6. Metode Pengukuran
Untuk mengukur kompetensi, iklim kerja dan kinerja staf dipergunakan alat
ukur berupa kuesioner dengan melampirkan 65 buah pertanyaan yang terdiri dari 45
buah pertanyaan variabel independen (kompetensi dan iklim kerja) dan 20 buah
pertanyaan untuk kinerja. Kategori jawaban untuk pertanyaan kompetensi staf, iklim
organisasi dan kinerja dengan menggunakan skala Likert yang kemudian dilakukan
skoring untuk membuat kategori dari masing-masing variabel. Berikut teknik
pengukuran dari variabel independen dan dependen.
3.6.1. Variabel Independen
3.6.1.1. Kompetensi
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Diukur dengan 20 pertanyaan dengan skor tertinggi 80, pertanyaan untuk sub
variabel pendidikan formal ditanyakan pada lembar identitas responden pada
kuesioner. Masing-masing pertanyaan pada sub variabel terdiri dari 5 pertanyaan
dengan skor tertinggi 20. Berikut kategori dari masing-masing variabel yaitu:
1. Pendidikan formal adalah: jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki oleh staf
dari institusi formal dan memiliki surat tanda kelulusan. Pendidikan formal
dikategorikan menjadi:
a. Baik : bila tamat Sarjana dan Magister
b. Sedang : bila tamat Akademi/ Diploma 1 sampai Diploma 4
c. Kurang : bila tamat SLTA/ SPK/ sederajat.
2. Pengetahuan adalah ilmu yang dimiliki seorang pegawai sesuai dengan
profesinya sehingga tugas-tugasnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Pengetahuan diukur dengan 5 pertanyaan dengan skor tertinggi 20.
Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden memperoleh nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden memperoleh nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden memperoleh nilai 5 10.
3. Penguasaan tugas adalah: kemampuan staf dalam menerapkan pengetahuan
yang diperoleh melalui pendidikan formal dan informal, pelatihan ke dalam
bentuk tindakan berupa pelaksanaan uraian tugas dengan baik. Penguasan
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
tugas diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 20. Selanjutnya nilai
skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
4. Keterampilan Teknis adalah: kemampuan yang dimiliki oleh seorang staf
yang mampu menunjang efektifitas dan efisiensi kerja di bagiannya.
keterampilan teknis diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 20.
Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
5. Disiplin Kerja adalah: ketaatan staf dalam kehadiran sesuai dengan waktu dan
jam kerja yang telah ditetapkan.diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor
tertinggi 20. Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik :apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang :apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik :apabila responden mendapat nilai 5 10.
3.6.1.2. Iklim Kerja
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
Diukur dengan 20 pertanyaan dengan skor tertinggi 80, Masing masing
pertanyaan pada sub variabel terdiri dari 5 pertanyaan dengan skor tertinggi 20.
Berikut kategori dari masing-masing variabel yaitu:
1. Kompensasi adalah: imbalan yang diberikan atas hasil kerja yang
diberikannya pada organisasi berupa promosi, insentif, pujian dan dukungan
atas peningkatan karir. Kompensasi diukur dengan 5 pertanyaan dengan skor
tertinggi 20. Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik :apabila responden memperoleh nilai 16 20.
b. Sedang :apabila responden memperoleh nilai 11 15.
c. Kurang Baik :apabila responden memperoleh nilai 5 10.
2. Kerjasama tim adalah: kepercayaan yang tercipta pada kelompok kerja dan
perilaku yang saling mendukung yang diberikan rekan kerja.kerjasama tim
diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 20. Selanjutnya nilai
skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden memperoleh nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden memperoleh nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden memperoleh nilai 5 10.
3. Kesesuaian kerja adalah: kesesuaian kerja diukur dengan 5 pertanyaan, dengan
skor tertinggi 20. Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
4. Pembagian tugas adalah : kejelasan pembagian tugas atas kerja dan tanggung
jawab mereka dalam kelompok kerja yang diberikan organisasi. Pembagian
tugas diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 20. Selanjutnya nilai
skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
5. Kebijakan organisasi adalah : hal-hal yang bersifat mengikat staf baik secara
formal maupun informal dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi. Kebijakan organisasi diukur dengan 5 pertanyaan, dengan
skor tertinggi 20. Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
3.6.2. Variabel Dependen
Kinerja staf terdiri dari empat sub variabel yaitu : pemenuhan standar kerja,
tanggung jawab, jumlah pekerjaan, inisiatif dengan jumlah seluruh pernyataan 20
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
buah dengan skor tertinggi 80. Masing-masing sub variabel terdiri dari 5 pernyataan
dengan skor tertinggi 20. Berikut kategori penilaian untuk masing-masing kategori :
1. Pemenuhan standar kerja adalah: upaya yang dilakukan oleh seorang staf secara
maksimal dalam melaksanakan tugasnya sehingga mencapai target. Pemenuhan
standar kerja diukur dengan 5 pertanyaan dengan skor tertinggi 20. Selanjutnya
nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden memperoleh nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden memperoleh nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden memperoleh nilai 5 10.
2. Tanggung jawab adalah: perasaan ingin menyelesaikan tugas dengan sempurna
dan bila tidak tercapai akan menimbulkan perasaan bersalah pada dirinya.
tanggung jawab diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 20.
Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
3. Jumlah pekerjaan adalah: Tercapainya target kerja sesuai tugas yang dibebankan
padanya. Jumlah pekerjaan diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 20.
Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository2008
-
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
4. Inisiatif adalah : pemikiran inovatif yang diberikan oleh staf dalam upaya
meningkatkan kinerja. Inisiatif diukur dengan 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi
adalah 20. Selanjutnya nilai skoring dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila responden mendapat nilai 16 20.
b. Sedang : apabila responden mendapat nilai 11 15.
c. Kurang Baik : apabila responden mendapat nilai 5 10.
3.7. Pengolahan dan Metode Analisa Data
3.7.1. Pengolahan Data
Dilakukan menggunakan bantuan komputer dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing : guna memeriksa ulang kelengkapan, kejelasan, kesesuaian,
kemungkinan kesalahan dan melihat konsistensi jawaban.
2. Coding : melakukan konversi data ke dal