documentkk

Upload: julvainda-eka-priya-utama

Post on 02-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lhlnl,bb,

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAHRISET KEPERAWATAN

Oleh : Roikhatul Jannah102310101024Nuril Hudha A102310101025Moh Taufiqurrahman102310101026Yuninda Ayu C102310101027Rita Vidiyawati102310101028Fitri Nurcahyani102310101029Ferdiana Revitasari102310101030Rona Gitayanti102310101031Julvainda Eka Priya U. 102310101032Irma Zuhrotul L.M102310101033

Dosen Pembimbing :Ns. Nurfika Asmaningrum, M. Kep

Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Jember2013BAB 1. METODE KAJIAN ILMIAH DAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR PENELITIAN

1.1 PendahuluanKegiatan berfikir dilakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah.Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menguji hipotesis, menarik kesimpulan.Kesemua langkah-langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/ sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik. Ditinjau dari pola berfikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Penalaran ilmiah mengharuskan untuk bisa menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir dengan baik pula.Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut.

1.2 Sarana Berpikir IlmiahDalam perkembangan untuk mendapatkan ilmu, diperlukan adanya sarana berpikir ilmiah.Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalaha. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah;b. Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.Sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi yang khas, sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya yang pada dasarnya terdiri dari empat komponen yaitu :a. BahasaBahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa ilmiah merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi berupa pengetahuan.Syarat-syarat bahasa ilmiah adalah bebas dari unsur emotif, reproduktif, obyektif dan eksplisit.a. LogikaLogika adalah jalan pikiran yang masuk akal (Kamus besar Bahasa Indonesia, 2003:680).Logika disebut juga penalaran. Menurut Salam (1997: 140) penalaran adalah suatu proses penemuan kebenaran, dan setiap jenis penalaran memiliki kriteria kebenarannya masing-masing. Ciri-ciri penalaran yaitu pola berpikir yang disebut dengan logika dan analitis dalam berpikir.b. MatematikaMatematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan.Lambang yang ada pada matematika bersifat artifisial artinya lambang itu mempunyai arti jika sudah diberi makna.Matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya. Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif yang bersifat:1) Jelas, spesifik dan informative;2) Tidak menimbulkan konotasi emosional;3) Kuantitatif;c. StatistikaStatistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Statistika merupakan sarana berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif.Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum. Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif yang bersifat :a. Dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian;b. Untuk menentukan hubungan kausalitas antar faktor terkait.

1.3 Berpikir LogisBerpikir logis merupakan proses berpikir yang didasari oleh konsistensi terhadap keyakinan-keyakinan yang didukung oleh argument yang valid. Pengertian lain dari berpikir logis adalah berpikir lurus, tepat, dan teratur sebagai objek formal logika. Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, dan teratur apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum, aturan, dan kaidah yang sudah ditetapkan dalam logika.Mematuhi hukum, aturan, dan kaidah logika berguna untuk menghindari berbagai kesalahan dan penyimpangan (bias) dalam mencari kebenaran ilmiah. Pada hakikatnya, pikiran manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu :a. Pengertian (informasi tentang fakta);b. Keputusan (pernyataan benar dan tidak benar);c. Kesimpulan (Nursalam, 2008).Tiga pokok kegiatan akal budi manusia yaitu :a. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya, yang berarti menangkap sesuatu tanpa mengakui atau memungkiri (pengertian atau pangkal piker, disebut juga premis).b. Memberikan keputusan, yang berarti menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain atau memungkiri hunbungan tersebut.c. Merundingkan, yang berarti menghubungkan keputusan satu dengan keputusan yang lain sehingga sampai pada satu kesimpulan (pernyataan baru yang diturunkan berdasarkan premis).1.4 Kajian Tentang Ilmu, Pengetahuan, dan Metode Ilmiah1.4.1 Pengertian IlmuIlmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Makna ilmu menunjukkan sekurang-kurangnya tiga hal, yakni :a. Kumpulan pengetahuan (produk);b. Aktivitas ilmiah dan proses berpikir ilmiah (proses);c. Metode ilmiah (metode).Keterangan :a. Ilmu sebagai ProdukIlmu sebagai merupakan kumpulan informasi yang telah teruji kebenarannya dan dikembangkan berdasarkan metode ilmiah dan pemikiran logis (Kemeny, 1961).Struktur ilmu adalah sebagai berikut :1. Paradigma2. Teori3. Konsep dan asumsi4. Variabel dan parameterb. Ilmu sebagai ProsesIlmu sebagai proses, merupakan cara mempelajari suatu realitas (kejadian) dan upaya memberi penjelasan tentang suatu mekanisme (jawaban terhadap pertanyaan mengapa dan bagaimana) (Singer, 1954).Karakteristik Ilmu (Singer, 1954) :1. Logico-emperical-verifikatif2. Generalized understanding3. Theoritical construction4. Menjawab pertanyaan mengapa (why) dan bagaimana (how)c. Ilmu sebagai MetodeIlmu sebagai metode, merupakan metode untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (Titus, 1964). Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan, sering kali disebut metode ilmiah. Metode ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian, metode pengambilan sampel, pengukuran, analisis, penulisan hasil, dan kesimpulan.Pendekatan adalah pemilihan area kajian.1.4.2 Penggolongan IlmuPendapat mengenai pengelompokan ilmu sangat banyak, bergantung pada kriteria penggolongannya. Secara umum, ilmu hampir selalu dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :a. Ilmu Nomotetik (Deduktif)Ilmu Nomotetik merupakan suatu ilmu yang didasarkan pada kajian-kajian makro (kasus-kasus) yang luas dan banyak terjadi, kemudian dijabarkan pada hal-hal yang khusus.Pendekatan penelitian dapat dgolongkan pada metode kuantitatif. Misalnya, semua klien yang masuk rumah sakit akan mengalami stress hospitalisasi. Klien anak, klien remaja, dank lien dewasa yang masuk rumah sakit akan mengalami stress.b. Ilmu Idiografi (Induktif)Ilmu Idiografik merupakan suatu kajian ilmu yang didasarkan pada hal-hal yang mikro, unik, khusus, dan bersifat individual, kemudian ditarik suatu kesimpulan secara umum.Pendekatan penelitian digolongkan pada metode kualitatif. Contoh, penyanyi A berambut keriting, penyayi B berambut keriting, penyanyi C dan penyanyi lainnya berambut keriting. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang memiliki rambut keriting pandai bernyanyi.August Comte (1798-1857) membagi tiga tingkat perkembangan ilmu pengetahuan tersebut di atas ke dalam yahap religious, metafisik, dan ilmiah. Hal ini dimaksudkan dalam tahap pertama maka atas religilah yang dijadikan postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deduct). Dalam tahap kedua, orang mulai berspekulasi beramsusi, atau membuat hipotesis-hipotesis tentang metafisika (keberadaan) wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbatas dari dogma religi, dan mengembangkan (hipotetico). Sedangkan tahap ketiga dalah tahap pengetahuan ilmiah, dimana asas-asas yang digunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi yang objektif (verifikatif).1.4.3 Landasan IlmuLandasan Ilmu terdiri dari tiga aspek, yakni :1. Landasan OntologisAdalah tentang objek yang ditelaah ilmu.Hal ini berarti tiap ilmu harus memiliki objek telaahan yang jelas.Dikarenakan diverifikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya, maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.2. Landasan EpistemologiAdalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah objek sehingga diperoleh ilmu tersebut. Secara umum metode ilmiah pada dasarnya untuk semua disiplin ilmu, sama, yaitu berupa proses kegiatan induksi-deduksi-verifikasi seperti telah diuraikan sebelumnya.3. Landasan AksiologiAdalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu untuk peningkatan kualitas hidup manusia.1.5 Pengantar Filsafat IlmuImmanuel Kant (1724 1804)menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu apakah yang dapat kita ketahui, Apakah yang boleh kita kerjakan Sampai dimanakah pengharapan kita. Filsafat berasal dari bahasaYunani, philosophia atau philosophos.Philos atau phileinberarti teman atau cinta, dan shopia shoposkebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.atau berarti.Filsafat Ilmu Merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan sosial namun permasalah-permasalahan teknis yang khas, maka filsafat ilmu itu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat ilmu sosial. Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu seperti :a. Obyek mana yang ditelaah ilmu? Ujud hakiki obyek? Hubungan obyek dengan tangkapan manusia (berfikir, merasa, mengindera ( yang membuahkan pengetahuan ).b. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimba pengetahuan yang berupa ilmu?c. Bagainama prosedurnya. ? hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar, Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Cara dan tehnik sarana yang membantu kita mendapat pengetahuan yang berupa ilmud. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara tehnik prosedural yang merupakan operasinal metode ilmiah dengan norma-norma moral / professional (Jujun S Suriasumantri, 1993)

1.6 Hubungan Berpikir Ilmiah, Berpikir Logis, Ilmu, Metode Ilmiah dengan Penelitian Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka bepikir penelitian ilmiah.Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik serta diperlukan sarana penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat.Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan.Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan pada akhirnya apabila berpikir ilmiah ini tidak dilakukan dalam sebuah penelitian, kemungkinan terbesar dari adanya itu adalah sebuah kegagalan dalam melakukan sebuah penelitian.Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris yang disertai oleh ilmu.Logis yang berarti masuk akal yang didasari oleh ilmu yang terkonsep dengan baik dan di akui kebenarannya serta empiris yang berarti dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.Untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Dasar ilmu yang baik akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Ilmu tersebut di ambil dari teori maupun pengalaman pengalaman sebelumnya. Selain itu, Untuk melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah, antara lain: Bahasa Ilmiah, Logika metematika, Logika statistika. Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah kepada orang lain. Logika matematika mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya Sedangkan logika statistika mempunyai peran penting dalam berpikir induktif mencari konsep- konsep yang berlaku umum.Dalam melakukan kegiatan Penelitian hal yang tak kalah penting adalah metode yang dipakai dalam penelitian.berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing masing penalaran ini terdapat beberapa kelemahan berpikir, karena kebenaran dengan cara bepikir ini bersifat relative atau tidak mutlak. Oleh karena itu, seorang sarjana atau ilmuwan haruslah bersifat rendah hati dan mengakui adanya kebenaran mutlak. Metode atau cara yang dilalui oleh proses ilmu sehingga mencapai kebenaran (ilmiah) bermacam-macam, tergantung kepada obyek atau sifat dan jenis ilmu itu sendiri. BAB 2. TREND DAN ISSUE PENELITIAN

2.1 Peluang Penelitian Dan Perubahan RisetPenelitian keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi dan menyuling pengetahuan yang ada dan membangun pengetahuan baru baik yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi praktek-praktek keperawatan (Burns dan Grove, 1993 dalam Setiadi, 2007).Untuk memperoleh strategi yang tepat dalam memanfaatkan peluang, kita perlu melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan (Nursalam, 2008).Peluang penelitian keperawatan di masa depan akan dapat dicapai apabila kita selalu memperhatikan: (1) kemampuan untuk bersaing dengan profesi lain, (2) sasaran atau lingkup keperawatan yang bermanfaat untuk meningktakan kualitas dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pelayanan masyarakat, serta (3) selalu siap dan tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2008).Lingkup penelitian keperawatan yaitu: (1) promosi kesehatan, (2) proses keperawatan dan keputusan di lapangan, (3) kelompok risiko tinggi, (4) deskripsi keadaan keperawatan yang holistic, (5) kelompok khusus, dan (6) compliance (kepatuhan) terhadap program pengobatan (Setiadi, 2007).Ilmu pengetahuan dan teknologi harus selalu menjadi bahan pertimbangan untuk merebut peluang riset di masa depan, karena adanya perubahan demografi, sosial ekonomi, dan politik (Nursalam, 2008).Memanfaatkan peluang dan perubahan riset dapat dilakukan dengan cara menghentikan penolakan terhadap perubahan yang dapat menyulitkan masa depan perawat, jujur dalam mengakui kemampuan yang dimiliki dan menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan orang lain, belajar dari pengalaman yang dapat menjadi modal utama untuk bisa selamat pada masa yang akan datang, dan menyeimbangkan diri agar mampu menghadapi suatu perubahan.

2.2 Pemanfaatan riset di masa kini dan masa depanPenggunaan riset keperawatan sebagai alat utama untuk pengembangan pengetahuan menuntun agar setiap perawat memeriksa bagaimana tanggung jawab riset dapat dilakukan dengan baik. Perawat tingkat sarjana diharapkan berpartisipasi dalam aktivitas riset dala praktek:1) membaca, mengartikan, dan mengavaluasi riset bagi penggunaan untuk praktek;2) memperkenalkan masalah keperawatan dan berpartisipasi dalam pelaksanaan temuan/hasil riset;3) menggunakan praktik keperawatan sebagai suatu maksud pengumpulan data sehingga lebih baik dalam keperawatan;4) menerapkan temuan riset yang ditegakkan untuk praktik keperawatan;5) membagikan temuan riset dengan sesam profesi (Setiadi, 2007).Dasar perlunya riset bagi masa depan keperawtan yaitu:1) harapan profesi;perawat memiliki dua peran yaitu: peran sebagai perancang dan penghasil riset, dan peran sebagai replikator. Dengan adanya replikasi (pengulangan) dapat menetapkan validitas hasil riset.2) harapan masyarakat;mahalnya biaya perawatan kesehatan, menuntut perawat bahwa asuhan keperawatan yang dilakukan harus berdasarkan temuan ilmiah yang kuat.3) pengaruh antar professional.upaya riset yang aktif terkait dengan studi klinis telah membantu mencetuskan partisipasi keperawatan dalam proyek-proyek antar disiplin ilmu, kolaboratif, dan penyelidikan keperawatan independent (Setiadi, 2007).Peluang penelitian keperawatan di masa depan akan dapat dicapai apabila kita selalu memperhatikan: (1) kemampuan untuk bersaing dengan profesi lain, (2) sasaran atau lingkup keperawatan yang bermanfaat untuk meningktakan kualitas dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pelayanan masyarakat, serta (3) selalu siap dan tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2008).2.3 Langkah strategis mendapatkan peluang risetUntuk mendapatkan peluang dalam melakukan riset keperawatan yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis SWOT .analisis SWOT membandingkan factor eksternal peluang dengan factor internal kekuatan dan kelemahan. Stategi yang digunakan adalahg strategi turn around WO yaitu meminimalkan masalah internal (W) dan berusaha mendapatkan peluang yang ada (O).penjabaran analisis SWOT Riset Keperawatan antara lain:kekuatan: 1. Memiliki SDM yang paling besar disistem pelayanan kesehatan2. Meningkatkan pendidikan para perawat3. Kemudahan akses untuk mendapatkan informasi teknis melalui internet dan jurnal4. Keinginan perawat yang besar untuk melaksanakan risetKelemahan:1. Masih lemahnya kemampuan perawat untuk riset keperawatan2. Konflik internal tentang perlu/tidaknya riset keperawatan diwajibkan sebagai tugas akhir mahasiswa sejak dini3. Belum adanya kesepakatan tentang lingkup riset keperawatan yang benar4. Kurangnya perawat untuk memanfaatkan waktu dengan melakukan kegiatan riset5. Prinsip costomer always rights kadang mengakibatkan tekanan dan tidak diterimanya topic riset yang diajaukanPeluang: 1. Kebijakan yang sering tidak mendukung riset keperawatan yang kondusif2. Krisis ekonomi dan politik3. Munculnya pesaing perawat asing atau tenaga kesehatn lain yang lebih kompeten dalam riset4. Topic riset mudah ditiru dan kurang orisinilStrategi yang dipilih adalah Turn Around:1. Meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan berkelanjutan2. Mensosialisasikan dan pelatihan tentang lingkup ilmu dan riset keperawatan secara kontinu kepada perawat dan mahasiswa sejak dini3. Mempertahankan posisi pasar/peluang riset yang ada dengan terus menerapkan strategi pemasaran yang baik.2.4 Hubungan pendidikan dan tanggung jawab risetSetiap jenjang pendidikan keperawatan memiliki tanggung jawat terhadap riset keperawatan. Tanggung jawab tersebut adalah:

1. D3 keperawatan:a. Menunjukkan minat untuk melakukan riset keperawatanb. Memahami lingkup dan metodologi riset keperawatanc. Membantu mengidentifikasi lingkup masalah riset keperawatan dan mengumpulkan data2. S1 keperawatana. Membaca, menginterpretasikan, dan mengevaluasi hasil risetb. Mengaplikasikan hasil riset dalam praktik keperawatanc. Mengidentifikasi masalah riset untuk menyelidiki lebih lanjurd. Mendiskusikan hasil riset dengan kelompoke. Berpartisipasi dalam proyek riset3. Magister Keperawatan:a. Menganalisis dan menyusun masalah keperawatan supaya diujib. Menjadi peneliti ahli untuk membantu identifikasi masalah riset dan pelaksanaannyac. Melaksanakan risetd. Kolaborasi, konsultasi, dan membantu yang lain dalam proyek riset dan mengaplikasikan hasil4. Doktor keperawatana. Memberikan konsultasi, mendisain, dan melaksanakan risetb. Mengembangkan model/teori keperawatan berdasarkan fenomena yang berkembangc. Menerapkan metode analisis dan empiris untuk memodifikasi pengembangan ilmud. Menjadi motivator dalam pengembangan riset keperawatan

2.5 Trend Dan Issue Penelitian Bidang KesehatanSaat ini perawatan kesehatan memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesehatan bangsa. Penelitian kesehatan masyarakat sedang berfokus pada pendekatan sosial dalam hal promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta cedera pada masyarakat. Trend penelitian di bidang kesehatan berkisar pada bahasan mengenai pengendalian penyakit seperti kanker, penyakit arteri koroner dan stroke; perbaikan program pelayanan kesehatan; program pencegahan penyakit di sekolah-sekolah dan tempat kerja; evaluasi dan perbaikan mekanisme pendanaan bagi asuransi kesehatan; program penanganan populasi berisiko seperti gangguan mental; pencegahan adanya kekerasan dan cedera; peningkatan kualitas lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja; serta perubahan kebijakan publik yang berdampak pada kesehatan dan perilaku kesehatan.Berdasarkan artikel terbaru di bidang kesehatan menggambarkan bahwa terdapat sepuluh tantangan utama dan peluang yang dapat dibentuk berdasarkan bidang keilmuan kesehatan masyarakat dan kedokteran di Amerika Serikat beberapa tahun mendatang. Adanya sebuah penelitian diperlukan untuk memberikan sebuah intervensi yang dapat mengurangi adanya kesenjangan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengkolaborasikan antara bidang keilmuan kesehatan masyarakat dengan kedokteran. Selain itu penelitian mengenai populasi rentan sangat dibutuhkan sebagai dasar kerangka kerja bagi upaya perubahan kebijakan publik yang dapat mencegah dan atau mengurangi penyebab utama kematian dan kecacatan di masyarakat. 2.6 Trend Dan Issue Penelitian KeperawatanPenelitian di dalam keperawatan dapat memberikan dasar ilmiah bagi praktek profesi keperawatan. Penelitian dalam keperawatan berfokus pada pemahaman tanda gejala dari penyakit akut maupun kronis, cara pencegahan penyakit atau kecacatan, dan cara memperlambat perkembangan penyakit sehingga dapat mencapai serta mempertahankan kesehatan yang optimal dan diperoleh perbaikan perawatan di pelayanan kesehatan (National Institute of Nursing Research, 2003 dalam American Association of Colleges of Nursing, 2006).Isu-isu sosial yang mempengaruhi arah penelitian keperawatan berasal dari faktor-faktor penentu kesehatan individu yang berbasis pada masyarakat. Faktor penentu kesehatan seperti faktor alam termasuk lingkungan fisik dalam kehidupan dan pekerjaan, perilaku individu, keluarga, dan masyarakat; faktor biologis yaitu adanya kecenderungan genetik dalam masalah kesehatan keluarga; faktor sosial yaitu posisi sosial ekonomi dan sumber daya yang tersedia; faktor diskriminasi dan ketersediaan jarngan sosial untuk mengakses pelayanan kesehatan (Longest, 2002 dalam American Association of Colleges of Nursing, 2006).Adanya masalah kesehatan yang kompleks tidak dapat diatasi melalui pendekatan penelitian dengan hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja. Hal ini dikarenakan ciri penting dari penelitian keperawatan adalah adanya berbagai perspektif yang diperlukan untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan kesehatan pada masyarakat.Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani isu-isu sosial dan perawatan kesehatan yang ada adalah dengan mengadakan penelitian di bidang keperawatan yang relevan dengan situasi kesehatan dan penyakit yang ada serta dapat diterapkan dalam membuat kebijakan praktik kesehatan kedepannya (Potempa & Tilden, 2004 dalam American Association of Colleges of Nursing, 2006).Prioritas penelitian keperawatan yang diidentifikasi oleh National Institute of Nursing Research (NINR) memberikan perhatian khusus pada masalah kesehatan yang dialami oleh kelompok rentan seperti kaum minoritas, bayi, remaja, dan lansia. Penyakit kronis, perubahan perilaku dan intervensi, serta respon terhadap masalah kesehatan masyarakat juga menjadi topik/trend di dalam penelitian keperawatan saat ini.

2.7 Keterkinian dalam PenelitianSeiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta rasa ingin tahu manusia akan pentingnya kebenaran secara komprehensif, tidak bisa dihindari metodologi penelitian, termasuk metode penelitian kualitatif, sebagai cara untuk memperoleh kebenaran terus mengalami perkembangan, terutama pada aspek metode perolehan kebenaran dan cara memandang kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh, metode penelitian kualitatif yang dimulai dari studi yang sangat sederhana dengan memaparkan peristiwa secara deskriptif kini berkembang hingga studi refleksif kritis yang sangat kompleks dan multi-perspektif sejak 25 tahun terakhir. Wilayah kajiannya pun tidak hanya terbatas pada satu disiplin ilmu, misalnya pendidikan saja, atau sejarah saja, tetapi juga melebar hingga bidang-bidang seperti seni, bahasa, sastra, teologi, filsafat, bahkan fisika kuantum, sehingga menjadikan kekayaan khasanah baik secara metodologis maupun perspektif teoretik. Oleh karena itu, mengikuti perkembangan metodologi penelitian menjadi sangat penting bagi para peminat metodologi penelitian pada bidang apapun. Dalam perkembangan lebih lanjut, para peminat metodologi penelitian kini ditantang untuk mendalami lebih jauh mengenai perspektif ideologi baru dalam penelitian seperti paradigma post-modernisme, paradigma kritis atau refleksif, pendekatan feminisme, pendekatan konstruktivisme, pendekatan Content Analysis, Discourse Analysis, dan Critical Discourse Analysis. Belakangan para pengkaji teks juga mengembangkan pendekatan Content Analysis yang positivistik menjadi Qualitative Content Analysis yang lebih bersifat post-positivistik.2.8 Issue Plagiarisme dalam Karya Ilmiah2.8.1 Konsep PlagiarismeKata plagiarisme berasal dari kata Latin plagiarius yang berarti merampok, membajak. Plagiarisme merupakan tindakan pencurian atau kebohongan intelektual. Plagiarisme adalah tindakan menyerahkan (submitting) atau menyajikan (presenting) ide atau kata/kalimat orang lain tanpa menyebut sumbernya. ( Sudigdo: 2007)

Beberapa cara agar kita terhindar dari plagiarisme antara lain: 1. Bila menggunakan ide orang lain sebutkan sumbernya.2. Bila menggunakan kata atau kalimat orang lain sebutkan sumbernya, dengan catatan:a. Gunakan tanda kutip bila kata atau kalimat aslinya disalin secara utuh;b. Tanda kutip tidak diperlukan bila kata atau kalimat telah diubah menjadi kalimat penulis sendiri tanpa mengubah artinya (telah dilakukan parafrase);c. Mengubah satu atau beberapa kata dalam satu paragraf bukan merupakan parafrase karenanya tanda kutip perlu disertakan;d. Parafrase tanpa menyebut sumbernya adalah plagiarisme.3. Bila kita mengajukan makalah yang sudah pernah diajukan sebelumnya harus pula dinyatakan bahwa makalah sudah diajukan atau dipublikasi sebelumnya; bila tidak, maka dapat dianggap sebagai auto-plagiarism atau self-plagiarism. Jenis plagiarisme ini sebenarnya dapat dianggap berkualifikasi ringan, namun bila dimaksudkan atau kemudian dimanfaatkan untuk menambah kredit akademik dapat dianggap pelanggaran etika akademik yang berat. (Sudigdo: 2007)

2.8.2 Kasus-kasus plagiarisme Beberapa contoh plagiat di Indonesia antara lain:1. Kasus plagiat Dr Ipong S Azhar, mahasiswa S3 UGM dan lulus pascasarjana (S-3) UGM tahun 1998. Disertasi doktor Ipong disinyalir sebagai menjiplak skripsi S-1 Moch. Nurhasyim, alunus FISIP Unair Surabaya tahun 1996 (Republika, 1999).2. Kasus plagiat Prof Dr Anak Agung Banyu Perwita dianggap benar-benar berat. Garagara melakukan plagiarisme, Prof Banyu akan diberhentikan secara tidak hormat oleh Universitas Parahyangan (Unpar). Tidak hanya itu, Gelar profesor yang diberikan kepada Banyu juga akan dicopot (Detik.com, 2010)

BAB 3. ETIKA PENELITIAN

3.1 Definisi Etika PenelitianEtika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos. Etimologis merupakan kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004).Yang perlu diperhatikan dalam etika penelitian diantaranya:1. Kejujuran;2. Obyektifitas;3. Integritas;4. Ketelitian; 5. Keterbukaan;6. Penghargaan terhadap hak atas kekayaan intelektual (HAKI);7. Penghargaan terhadap kerahasiaan (responden);8. Pubikasi yang terpercaya;9. Pembinaan yang konstruktif;10. Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja;11. Tanggung jawab social;12. Tidak melakukan diskriminasi;13. Kompetensi;14. Legalitas;15. Mengutamakan keselamatan manusia. Dalam etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat prinsip utama yang perlu dipahami oleh pembaca, yaitu:a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity);b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and confidentiality;c. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness);d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) (Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004).

3.2 Perkembangan Etik Penelitian a. Perang dunia II Nuremberg Code;b. 1964 deklarasi Helsinki I (WMA);c. 1966 United States Public Health Service;d. 1975 deklarasi Helsinki II (Tokyo);e. 1978 Belmont report (prinsip dasar etik);f. 1991 Guidelines for ethical review of epidemiological studies- CIOMS/WHO;g. 1993 Guidelines for Biomedical research;h. 1996 ICH Good Clnical Practice Guidelines;i. 2004 SIDCER-FERCAP Recognition Program.

3.3 Aspek dalam etika penelitianMenurut Wella (2008) terdapat empat prinsip dalam etika penelitian, yaitu:a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)Peneliti harus memperhatikan hak subyek untuk mendapatkan informasi dan kejelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan.b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and confidentiality)Privasi dan kerahasiaan subyek harus dihormati, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas, seperti nama atau alamat subyek.c. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)Keadilan dan inklusivitas sangat penting dalam proses penelitian, karena dalam penelitian tersebut harus dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian.d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits)Peneliti meminimalisir adanya dampak yang merugikan bagi subyek akibat penelitian. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.3.4 Hak Subyek ManusiaDewan Organisasi Ilmu-Ilmu Kedokteran Internasional (CIOMS) menjelaskan bahwa semua penelitian yang melibatkan suyek manusia harus dilakukan sesuai dengan tiga prinsip etik yang mendasari yaitu:1. Menghormatan terhadap manusia, mencakup dua hal yaitu:a. Penghormatan terhadap otonomi, yang mengharuskan subyek mempu membuat pertimbangan mengenai pilihan pribadi untuk diperlakukan dengan hormat.b. Perlindungan terhadap orang-orang dengan otonomi yang cacat, diwajibkan untuk diberikan keamanan terhadap kerugian atau adanya penyalahgunaan (kesalahan).2. Kebaikan, mengacu pada kewajiban etik untuk memaksimalkan kebaikan dan meminimalkan kerugian serta kesalahan.3. Keadilan, merujuk pada kewajiban etik untuk memperlakukan setiap orang sesuai dengan apa yang layak secara moral untuk diberikan kepada setiap orang yang pantas.Menurut Emil (tanpa tahun) hak subyek manusia dalam persetujuan penelitian diberikan suatu informasi berupa:1. Latar belakang penelitian; 2. Berapa lama dan berapa banyak subyek penelitian diperlukan;3. Perlakuan terhadap subyek; 4. Kemungkinan risiko kesehatan; 5. Penjelasan kompensasi bagi subyek; 6. Penjelasan terjaminnya rahasia subyek; 7. Pengobatan medis dan ganti rugi apabila perlu;8. Nama jelas dan alamat penanggung jawab medis; 9. Partisipasi haruslah bersifat sukarela, setiap saat subyek dapat mengundurkan diri; 10. Kesediaan dari subyek penelitian.3.5 Hak Partisipan LainHak Partisipan Lain adalah Responden mempunyai keterikatan dengan peneliti atau pewawancara berupa kewajiban responden memberika informasi yang diperlukan.Hak-hak responden:a. Hak untuk dihargai privacy-nyaPrivacy adalah hak setiap orang dan semua orang berhak memperoleh privacy atau kebebasan pribadinya.

b. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikanInformasi yang akan diberikan oleh responden adalah miliknya sendiri. Tetapi karena diperlukan dan diberikan kepada peneliti maka kerahasiaan informasi tersebut dijamin oleh peneliti. Apabila informasi tersebut diberikan kepada peneliti dan kemudian diolahnya maka bentuknya bukan informasi individual dari orang per orang dengan nama tertentu, tetapi dalam bentuk agregat atau kelompok responden.c. Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat dari informasi yang diberikan, apabila informasi tersebut mempunyai dampak terhadap keamanan atau keselamatan bagi dirinya atau keluarganya maka peneliti harus bertanggung jawab terhadap akibat tersebut.d. Hak memperoleh imbalan atau kompensasi.Apabila semua kewajiban telah dilakukan atau telah memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti, maka responden berhak menerima imbalan atau kompensasi dari pihak pengambil informasi.3.6 Informed Consent Informed Consent Lebih daripada hanya sekedar mendapatkan tanda tangan seorang pasien pada suatu formulir persetujuan. Informed consent adalah suatu proses komunikasi antara pasien dan dokter yang menghasilkan pemberian izin oleh pasien untuk menjalankan suatu intervensi medik tertentuPeneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri dari:1. Penjelasan manfaat penelitian2. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan3. Penjelasan manfaat yang akan di dapatkan4. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian5. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja6. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

Contoh Informed consent Saya ...... dari.....Kami sedang melakukan survey mengenai pemakaian kelambu untuk memproteksi nyamuk malaria di Kabupaten Bangka. Kami sangat mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dalam survey ini. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan malaria di daerah ini. Survey ini akan memakan waktu tidak lebih dari 30 menit. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. Bapak/Ibu akan diwawancara oleh pewawancara yang layak dan tidak ada prosedur medis lainnya yang diperlukan. Bapak/Ibu tidak akan dibebani biaya apapun juga, dan dapat menghentikan keikut sertaan dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan apapun. Keikutsertaan dalam survey ini bersifat sukarela, tetapi kami sangat berharap Bapak/Ibu dapat berpartisipasi karena informasi yang Bapak/Ibu berikan sangat berharga. Apakah ada yang ingin ditanyakan berkenaan dengan survey ini? Apakah saya dapat mulai mewawancara Bapak/Ibu sekarang? Tanda tangan : ___________ Tanggal:______________ Nama:

DAFTAR PUSTAKA

Bandi. 2011. Plagiarisme Dan Cara Menghindari: Implementasi Dalam Proposal Dan Pelaporan Hasil Riset Dan Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas MaretHuriani, Emil. Tanpa tahun. Etika Penelitian Kesehatan & Keperawatan. http://fkep.unand.ac.id/images/ETIK_PENELITIAN.ppt (diunduh tanggal 13 Februari 2013)Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis,dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba medikaPalestin Bondan. Prinsip-Prinsip Etika Penelitian Ilmiah. [18 Oktober 2006]Poernomo Bambang. Pendekatan Norma Dan Sanksi Hukum Terhadap Pelanggaran Etika Penelitian. [10 Maret 2004]Sastroasmoro, Sudigdo.2007. Beberapa Catatan Plagiarisme. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaSetiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha IlmuYurisa, Wella. 2008. Etika Penelitian Kesehatan. Riau. (diunduh tanggal 13 Februari 2013)