laporan praktikum kk hematologi.docx

21
-Pemeriksaan Hematologi- A. Judul : Pemeriksaan Hematologi B. Dasar Teori 1. Definis pemeriksaan hematologi Hematologi adalah spesialisasi medis yang berkenaan dengan studi mengenai darah, jaringan yang menghasilkan darah, dan kelainan, penyakit, dan gangguan yang berkaitan dengan darah. 2. Pemeriksaan Hemoglobin Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta. Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ±10%. Laporan Praktikum Kimia Klinik -1-

Upload: arya-mahardika

Post on 13-Aug-2015

504 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

A. Judul :Pemeriksaan Hematologi

B. Dasar Teori

1. Definis pemeriksaan hematologi

Hematologi adalah spesialisasi medis yang berkenaan dengan studi mengenai darah, jaringan yang menghasilkan darah, dan kelainan, penyakit, dan gangguan yang berkaitan dengan darah.

2. Pemeriksaan Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.

Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida.

Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ±10%.

Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai ± 2%

Hemoglobin teroksidasi menjadi Cyanmethemoglobin dengan penambahan sianida,dan Cyanmethemoglobin ini kemudian ditentukan secara spektrofotometri oleh counter otomatis. Hematokrit ini menggambarkan rasio dari volume eritrosit terhadap volume darah total (satuan SI adalah tanpa dimensi, misalnya, 0,4).Darah EDTA disentrifugasi dalam tabung kapiler sekali pakai selama

Laporan Praktikum Kimia Klinik -1-

Page 2: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

10 menit menggunakan centrifuge berkecepatan tinggi mikrohematokrit (referensi metode). Penghitung hematologi otomatis menentukan sel hidup rata-rataatau sel volume (MCV, diukur dalam femtoliters, fl) dan nomoreritrosit. Ini menghitung hematokrit (HCT) menggunakan berikutrumus:HCT = MCV (fl) x jumlah eritrosit (106/μl).

Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar antara 13,6 – 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 – 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 – 14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 – 16 g/dl sedangkan pada perempuan dewasa antara 12 – 14 g/dl.

Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.

Penurunan Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik, aspirin, antineoplastik(obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin, rifampin, dan trimetadion.

Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin.

Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari).

Nilai Normal : Bayi baru lahir : 17 – 23 g/dl Anak 2 bulan : 9 – 14 g/dl Anak 10 tahun : 12 – 14 g/dl Laki – laki : 14 – 17 g/dl

Laporan Praktikum Kimia Klinik -2-

Page 3: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

Perempuan : 13 – 15 g/dl >50 tahun : Kadar Hb lebih sedikit menurun

3. Pemeriksaan Hematokrit (PVC/ Packed Cell Volume)

Hematokrit atau packed red cell volume pada arah vena atau kapiler dengan teknik makro atau mikrokapiler. Metode makrokapiler darah vena diambil dan dimasukkan ke dalam tabung berskala dengan panjang 100 mm dan dipusing pada 2260 g selama 30 menit. volume packed red cell dan plasma dibaca secara langsung dari angka milimeter disisi tabung. metode ini tidak banyak digunakan.

Metode mikrohematokrit menggunakan darah vena atau kapiler untuk mengisi sebuah tabung kapiler dengan panjang sekitar 7 cm dan garis tengah 2 mm. tabung yang telah terisi dipusing dari 4 sampai 5 menit pada 10.000 g, dan proporsi plasma dan sel darah merah ditentukan dengan alat pembaca berkalibrasi. metode ini cepat dan sederhana namun pemusingan harus dikontrol agar gaya sentrifugalnya optimal da tabung harus diletakkan denga hati hati serta dibaca terhadap skala pembanding. hematokrit juga dapat ditentukan dengan menggunakan instrumen elektronik otomatis dan hematokrit dihitung dari volume sel rerata dan hitung sel darah merah. nilai hematokrit normal pada laki-laki berkisar 40-54 % sedangkan perempuan 38- 47 %.(Sacher,Ronald.A..2004,Tinjauan Klinis Hasil Laboratorium..Jakarta: buku kedokteran EGC.)

Nilai normal HMT:

Saat lahir                       : 50% - 62%

1 tahun : 31% - 39%

Laki-laki Dewasa          : 42% - 52%

Perempuan Dewasa       : 50% - 62%

Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid, dan ulkus peptikum.

Laporan Praktikum Kimia Klinik -3-

Page 4: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.

4. Pemeriksaan Laju Endap Darah (ESR/Erythrocyte Sedimentation Rate)

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.

Prosedur pemeriksaan LED yaitu:

1. Metode Westergreen :

Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.

Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.

Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.

Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.

2. Metode Wintrobe

Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.

Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0.

Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.

Laporan Praktikum Kimia Klinik -4-

Page 5: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.

Nilai Rujukan :

a. Metode Westergreen:

Laki-laki : 2 – 20 mm/jam Perempuan : 2 – 13 mm/jam Anak – anak : 0 - 10

b. Metode Wintrobe :

Laki-laki : 0 – 9 mm/jam Perempuan 0 – 20 mm/jam

Laju endap darah memiliki tiga penggunaan utama (1) Sebagai alat bantu untuk mengetahui proses peradangan; (2) Sebagai pemantau perjalanan atau aktivitas penyakit; (3) Sebagai pemeriksaan penapisan untuk peradangan atau neoplasma yang tersembunyi.

Faktor yang mempengaruhi laju endap darah (1) faktor plasma terdiri dari konsentrasi fibrinogen,konsentrasi serum dan konsentrasi globulin terutama konsentrasi gamma globulin; (2) faktor sel darah merah dengan peningkatan LED. Peningkatan LED disebabkan beberapa faktor antara lain : anemia, kehamilan, hiperglobulinemia, dan hiperfibrinogenemia.

(Sacher,Ronald.A..2004,Tinjauan Klinis Hasil Laboratorium..Jakarta: buku kedokteran EGC.)

5. Pemeriksaan Waktu Perdarahan

Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi.

Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang

Laporan Praktikum Kimia Klinik -5-

Page 6: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

standard. Ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit. Teknik Duke nilai normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama waktu perdarahan.

Uji ini tidak boleh dilakukan jika penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau aspirin; pengobatan harus ditangguhkan dulu selama 3 – 7 hari.

6. Pemeriksaan Jumlah Leukosit

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (PMN) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Nilai normal

Dewasa                          : 4.000-10.000/mm3

Bayi/anak                      : 9.000-12.000/mm3

Bayi baru lahir               : 9.000-30.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya tuberkulosis, pneumonia, meningitis, appendisitis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi pada infark miokard, sirosis, leukemia, stress, pasca bedah dll. Sedangkan penurunan jumlah leukosit (leukopenia) dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, arthritis rheumatoid dan penyakit hemopoetik.

Peningkatan jumlah leukosit (diatas normal) dikenal dengan istilah

Leukositosis, Leukositosis adalah respon normal terhadap infeksi atau

peradangan pada tubuh. Keadaan ini dapat juga dijumpai setelah gangguan

emosi, anestesi, olahraga atau selama kehamilan. Leukositosis abnormal

dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang.

Penurunan jumlah leukosit (dibawah normal) dikenal dengan istilah

Leukopeni. Leukopeni dapat disebabkan beberapa hal, termasuk stress

berkepanjangan, penyakit tertentu, kekurangan sumsum tulang, radiasi dan

Laporan Praktikum Kimia Klinik -6-

Page 7: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah Lupus eritematosus, leukemia,

penyakit tiroid, juga dapat menyebabkan kondisi ini.

C. Tujuan1. Untuk mengetahui metode – metode dalam pemeriksaan hematologi

D. Alat dan BahanAlat dan Reagen :

A. Pemeriksaan Hemoglobin :- Hemoglobinometer Sahli

B. Pemeriksaan Hematokrit : Makrohematokrit dengan tabung Wintrobe :

- Tabung Wintrobe Mikrohematokrit dengan tabung Kapiler :

- Tabung kapiler, panjang = 7 cm dan diameter 1mm- Malam- Sentrifus mikro dengan kecepatan 11500 – 15000 rpm- Pembaca mikrohematokrit

C. Pemeriksaan Laju Endap Darah : Metode Wertergren :

- Tabung Westergen yang telah dikalibrasi dalam mm- Rak tabung Westergen- NaCl

Metode Wintrobe :- Tabung Wintrobe yang dikalibrassi dalam mm- Rak pipet Wintrobe- Pipet

D. Pemeriksaan Leukosit :- Pipet Leukosit dan aspirator (Thoma White Cell Pipet)- Hemosimeter Neubauer + Gelas penutup- Mikroskop- Larutan Turk

E. Pemeriksaan Waktu Perdarahan :- Kapas dan Alkohol 70%- Blood Lancet- Kertas Saring- Stopwatch

Bahan :

Laporan Praktikum Kimia Klinik -7-

Page 8: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

1. Darah Vena

E. Cara Kerja

I. Pemeriksaan HemoglobinCara Kerja :

a. Tabung hemometer diisi HCl 0,1 N sampai tanda 2g%b. Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan dengan

menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 μL tanpa terputus c. Hapuslah darah diluar ujung pipet d. tiup hati – hati darah ke dalam larutan HCl, jangan sampai ada

gelembung udarae. Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk

membersihkan darah f. Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl. g. Tunggu selama 10 menith. Tambahkan setetes demi setetes aquades sambil diaduk i. Bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampai benar-

benar sama. J. Bacalah kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung

II. Pemeriksaan Laju Endap Daraha. Metode Westergren

Cara Kerja :A. Kocok darah + antikoagulan (EDTA) kira – kira 2 menitB. 0,5 cc NaCl 0,85% Masukkan tabung reaksi 13 x 100 mmC. Tambahkan 2 cc darah Kocok kira – kira 2 menitD. Tempatkan tabung westergren pada raknya dengan benar (tepat

tegak lurus, dasar pada cekungannya)E. Isi dengan campuran darah sampai tanda 0F. Yakinkan tidak ada udara yang ikut masuk dalam pipetG. Biarkan pipet selama 60 menitH. Baca tingginya endapan

b. Metode WintrobeCara Kerja :

Campur darah dengan antikoagulan kocok 2 menit Isikan pada tabung wintrobe dengan menggunakan pipet

Laporan Praktikum Kimia Klinik -8-

Page 9: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

Letakkan pada rak wintrobe, posisikan tepat tegak lurus Bacalah setelah 60 menit

III. Pemeriksaan Hematokrita. Makrohematokrit

Cara pemeriksaan : Darah + antikoagulan EDTA tabung wintrobe sampai tanda skala 10, pusingkan dengan kecepatan 3000rpm selama 30 menit dan tentukan presentase volume SDM

b. Mikrohematokrit Darah kapiler atau darah antikoagulan ke dalam tabung

kapiler sampai kira-kira 2/3 bagian (hindarkan masuknya gelembung udara, karena akan memberi hasil yang salah ).

Tutup salah satu tabung dengan malam Letakkan ke 2 tabung hematokrit dalam piringan sentrifus

tepat berseberangan dengan posisi ujung yang ditutup arah malam ke arah luar dan ujung yang terbuka ke arah pusat sentrifus

Pusingkan selama 5 menit Segera setelah sentrifus berhenti, ambil tabung dan segera

baca dengan alat pembaca hematokrit.IV. Pemeriksaan Jumlah Leukosit

Cara Kerja :

a. Cairan Darah :1. Kocok spesimen darah kira – kira 1 menit. Memakai aspirator

dan pipet leko, hisap darah sampai tanda 0,5 (pada pipet) atau sedikit di atasnya (tidak boleh terlalu tinggi karena hasil berbeda)

2. Dengan kain bersih hapurs permukaan luar pipet dan bila darah di atas 0,5; pakai bahan non absorben pada ujung pipet, turunkan darah sampai tepat 0,5 (kalau yang digunakan bahan absorben, maka yang terhisap adalah cairannya saja sehingga akan diperoleh hemokonsentrasi (kadar sel lebih tinggi))

3. Letak pipet harus vertikal, letakkan ujung pipet pada cairan pelarut sel darah putih, hisap pelan – pelan sampai tanda 11 (bila saat dihisap level darah <0,5 harus diulang memakai cairan pelarut yang baru, bila tidak vertical, ditakutkan ada gelembung udara yang ikut masuk dalam pipet)

Laporan Praktikum Kimia Klinik -9-

Page 10: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

4. Karena bentuk pipetnya : darah terbagi dalam 2 bagian yaitu 1 unit pada bagian tabung pipet, 10 unit ada gelembungnya. Jadi saat darah dihisap dengan volume 0,5 unit, ditambah cairan pelarut sampai tanda 11, darah yang ada di gelembung yaitu 0,5 unit + 9,5 unit pelarut (yang ada pada tabung bawah hanya cairan pelarutnya) pengenceran darah adalah 0,5 unit : 10 unit (1:20)

5. Ulang spesimen 2x dengan cara yang samab. Bersihkan gelas hitung (dengan alkohol 90%)c. Kocok larutan kira – kira 3 menit agar SDM terhemolise semua

(mengocok bisa dengan alat kocok / dengan cara manual)d. Cara mengisi tabung hitung

I. Pegang pipet dalam posisi vertikal, jari telunjuk kanan tutup menutup puncak pipet, buang 4 tetes campuran

II. Hilangkan adanya cairan yang mungkin menempel di luar pipet

III. Dengan jari telunjuk tangan kanan untuk mengontrol kecepatan aliran, letakkan ujung pipet pada tepi kamar hitung dan biarkan cairan mengalir di bawah gelas penutup pelan – pelan sampai memenuhi kamar hitung (pipet ditarik sesaat sebelum kamar hitung tampak penuh). Hati – hati gelas penutup jangan sampai bergeser. Pemeriksaan prosedur d I, II dan III harus cepat dilakukan supaya sel darah putih pada campuran itu tidak mengendap. Bila pengisisan kamar hitung tidak sempurna, ulangi prosedur

IV. Isi bagian yang berlawanan dari kamar hitung dengan larutan yang kedua

V. Beri waktu 1 menit di dalam kamar hitung sebelum diperiksa agar sel darah putih mengendap.

e. Cara menghitung sel darah putih pada kamar hitung Hati – hati posisi kamar hitung harus selalu

horizontal mikroskop Pembesaran 10 x obyektif , yakinkan bahwa preparat

tampak jelas. Dengan fokus tertentu, sel darah putih tampak seperti titik hitam atau kecil gelap.

Lihat pada 4 bagian kamar hitung pada kode “ W” untuk memastikan hasil yang akurat, pada ke 4 kolom tersebut harus mempunyai jumlah sel yang tidak berbeda jauh, tidak lebih dari 10.

Laporan Praktikum Kimia Klinik -10-

Page 11: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

Mulai hitung dari bidang kiri atas, hitung semua sel darah putih pada ke 4 bagian. Jumlahkan hasilnya, sehingga , sehingga didapatkan hasil total ke 4 yang dihitung hanya yang menempel pada tepi kiri dan atas saja.

Hitung juga dari tepi yang berlawanan hasil harus sama / tidak jauh berbeda. Bila jauh berbeda, ulangi prosedur.

Bila ada sel yang menempel pada garis batas , maka sel yang dihitung hanya sel yang berada dikiri dan atas, sedang yang di kanan dan bawah tak usah dihitung (atau boleh juga sebaliknya, yang dihitung hanya kanan bawah, sedang kiri atas tidak)

f. Cara menghitung sel darah putih Jumlah sel darah putih x koreksi isi x koreksi pelarut Misalnya : jumlah sel darah putih yang terhitung dari ke 4 bidang

sebanyak 100sel , volume sel darah putih yang terhitung untuk setiap bidang yaitu (1 x 0,1 1 , jadi 4 bidang = 4 1 untuk mendapatkan 1 1 harus dikalikan 2,5. Jadi faktor koreksi untuk volume adalah 2,5 karena darah dilarutkan pada perbandingan 1:20, berarti faktor koreksi untuk pelarut = 20. Jadi jumlah sel darah putih = 100 x 2,5 = 4000sel / 1.

Hitung sebelah yang berlawanan seperti cara di atas.V. Pemeriksaan Waktu Perdarahan

Bersihkan bagian anak daun telinga (cara Duke) dengan alkohol 70% dan tunggu sampai kering.

tusuk pinggir anak daun telinga dengan lanset sedalam 2 mm Ketika darah mulai keluar, hidupkan stopwatch Isap tetesan darah dengan kertas saring tiap 30 detik, cegah

menekan kulit saat menghisap darah Ketika darah tak terhisap hentikan stopwatch dan catatlah

waktunyaF. Hasil Pengamatan

NO

Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil Pengamatan

1 Hemoglobin 13 – 15 g/dl 8,8 g/dl

2Laju Endap DarahMetode Wintrobe 2,6 mm/jamMetode Westergren 22 mm/jam

Laporan Praktikum Kimia Klinik -11-

Page 12: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

3Hematokrit :Makrohematokrit 23% dan 24%Mikrohematokrit 56%

4 Jumlah Leukosit 2900/ml5 Waktu Perdarahan 1 – 6 Menit 2 menit 41 detik

G. Pembahasan Pada hasil Laju Endap Darah menggunakan metode Wintrobe pada praktikum

ini, hasil laju endap darah pada dewasa perempuan adalah 2.6 mm/jam.

Sedangkan berdasarkan teoritis, Laju Endap Darah pada dewasa perempuan

normal adalah 0-20 mm sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil laju endap

darah pada praktikum ini masih dalam batas normal

Pada hasil laju Endap Darah pada metode westergren pada praktikum adalah

22 mm/jam. Sedangkan berdasarkan teori yang ada, Laju Endap darah pada

dewasa dikatakan normal apabila bernilai 2-20 mm sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil LED pada praktikum ini tidak normal.

Peningkatan kadar ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu:

1. Penyakit, seperti artritis rheumatoid, demam rematik, MCl akut, kanker

(lambung, kolon, payudara, hati ginjal), Penyakit Hodgkin, myeloma

multiple, endocarditis penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, SLE

2. Kehamilan

3. Pengaruh obat, seperti obat dextran, metildopa, metilsergid,

penicillamin, prokainamid, vitamin A, teofilin, dan kontrasepsi oral.

Kadar Hb pada praktikum adalah 8.8 g/dl, sedangkan kadar Hb normal pada

dewasa perempuan adalah 13-15 g/dl sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat kemungkinan menderita anemia. Anemia adalah suatu penyakit

dimana kadar Hb yang terkandung rendah sehingga penderita akan mudah

kelelahan.

Pemeriksaan mikro hematokrit dan makrohematokrit pada praktikum ini

adalah 23% dan 24%. Sedangkan dalam keadaan normal, hematokrit

perempuan dewasa adalah 50-62% sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

ketidak normalan jumlah hematokrit yang menunjukkan bahwa adanya

kemungkinan menderita anemia.

Laporan Praktikum Kimia Klinik -12-

Page 13: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

Pada pemeriksaan waktu perdarahan dengan cara duke diperoleh hasil 2 menit

41 detik. Secara teoritis, nilai normalnya adalah 1-3 menit. Hal ini

menunjukkan waktu perdarahan normal

Pada metode kamar hitung, jumlah leukosit saat praktikum adalah

2900/ml.Berdasarkan teori yang ada, seseorang dikatakan normal jika leukosit

pada dewasa perempuan adalah 4300-11300/ml, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kadar leukosit saat praktikum tersebut terlalu rendah atau tidak normal.

Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan menderita leukopenia, yaitu

penyakit kekurangan sel darah putih.

Namun terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan saat melakukan praktikum

sehingga hasil praktikum tersebut tidak valid.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur

intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi

hemodilusi.

Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan

hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.

Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume

yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit

yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan,

terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.

H. Kesimpulan

Hasil praktikum yang menunjukkan hasil yang abnormal adalah LED, kadar

Hb, hematokrit, dan jumlah leukosit. Hal ini dapat mengindikasikan

terdapatnya penyakit tertentu, kehamilan, pengaruh obat, atau kesalahan

praktikan saat melakukan praktikum.

I. Daftar Pustaka

1. http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-hematologi/

2. http://kamuskesehatan.com/arti/tes-darah-lengkap/

Laporan Praktikum Kimia Klinik -13-

Page 14: laporan praktikum kk hematologi.docx

-Pemeriksaan Hematologi-

3. http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/pemeriksaan-laboratorium-patologi-klinik-infeksi-tuberkulosis/

4. http://1n1nt1.blogspot.com/2011/08/pemeriksaan-laboratorium-jumlah.html

5. Sacher,Ronald.A..2004,Tinjauan Klinis Hasil Laboratorium..Jakarta: buku kedokteran EGC

Laporan Praktikum Kimia Klinik -14-