kestan jagung fixx

53
PEMBERIAN PUPUK LENGKAP TANPA KAPUR PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L) (Laporan Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan) Oleh 1. Agus Pariyanto : 1014121065 2. Eko Andrianto : 1014121020 3. Fina Destria Rahmawati : 1014121024 4. Immas Nurisma : 1014121028 5. Nur Habibah : 6. Ricky Ferdian : 7. Septianing Diah Awalia : 1014121047

Upload: sherly-ardhani-pithaloka

Post on 25-Jul-2015

160 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESTAN Jagung Fixx

PEMBERIAN PUPUK LENGKAP TANPA KAPUR PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)

(Laporan Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan)

Oleh

1. Agus Pariyanto : 10141210652. Eko Andrianto : 10141210203. Fina Destria Rahmawati : 10141210244. Immas Nurisma : 10141210285. Nur Habibah : 6. Ricky Ferdian : 7. Septianing Diah Awalia : 1014121047

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2012

Page 2: KESTAN Jagung Fixx

I. PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi

dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik

(mineral). Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi

dalam pemupukan antara lain: jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut,

waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.

Tanaman jagung tidak akan mencapai potensi produksinya manakala unsur hara yang

diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara

kuantitatif maupun kualitatif. Tanaman jagung memerlukan nutrisi berupa unsur hara

yang berimbang sehingga produksi jagung bisa mencapai potensi produksinya.

Tanah di Lampung kebanyakan adalah jenis tanah ultisol, yang umumnya pH nya

rendah karena kelarutan Al-dd cukup tinggi. Hal ini menyebabkan pupuk yang

diberikan ke tanah di ikat oleh alumunium sehingga tidak tersedia bagi tanaman,

bahkan bisa bersifat racun bagi tanaman. Oleh karena itu untuk mengetahui

perbandingan produksi, tinggi tanaman, dan gejala kahat kapur di dalam praktikum

Page 3: KESTAN Jagung Fixx

ini, perlakuan yang diberikan yaitu pemberian pupuk lengkap tanpa kapur pada

tanaman jagung.

I.2.Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh gejala kahat kapur terhadap pertumbuhan tanaman jagung.

2. Mengetahui perbandingan tinggi antara tanaman jagung yang diberi pupuk

lengkap tanpa kapur dengan tanaman jagung yang tidak diberi pupuk (kontrol).

3. Mengetahui perbandingan produksi antara pemupukan lengkap tanpa kapur

dengan kontrol.

Page 4: KESTAN Jagung Fixx

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Jagung

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,

selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan

Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Beberapa

penduduk daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga

menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,

jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil

minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung

jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung

tongkolnya).

Deskripsi Tanaman jagung

Kerajaan : Plantae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea Mays L

(Harizamry, 2007).

Page 5: KESTAN Jagung Fixx

Tanaman jagung dapat tumbuh baik hampir di semua macam tanah, tetapi tanaman

ini akan dapat tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur, kaya akan humus. Tanah

yang padat serta kuat menahan air tidak baik untuk ditanami jagung, karena

pertumbuhan akan akarnya kurang baik atau akar-akarnya akan menjadi busuk.

Untuk tanah berat perlu dibuat saluran drainase yang cukup dekat letaknya dengan

tanaman karena tanaman jagung tidak tahan terhadap genangan air. Jagung tumbuh

baik pada pH tanah (kemasaman tanah) antara 5,5-7,0. Tanaman ini dapat tumbuh

pada 0-1300 m dari atas permukaan laut. Jagung dapat hidup baik di daerah beriklim

panas dan daerah beriklim sedang. Tumbuh baik pada temperature 230-270C.

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu

tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku

Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae

(tunggal, gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan

bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga

betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan

pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol

produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina (Paryo, 2010).

II.2. Pemupukan

Pemberian pupuk ditingkat petani masih sangat bervariasi dan belum penggunakan

pemupukan yang seimbang yaitu penggunaan pupuk organik dan anorganik.

Pemupukan yang berimbang mampu memberikan pertubuhan tanaman menjadi lebih

baik, tahan terhadap kerebahan, tahan terhadap hama dan penyakit, dan mampu

Page 6: KESTAN Jagung Fixx

meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil. Pengunaan pupuk organik dapat

memberikan tambahan bahan organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta

mengembalikan hara yang teangkut hasil anen. Selain itu juga dapat mencegah

kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air (Anonim, 2009).

Nitrogen merupakan unsur hara utama yang diperlukan oleh tanaman bagi

pertumbuhan dan produksi, sebab nitrogen berperan dalam sintesa protein dan asam

amino. Pupuk N terdiri pupuk urea dengan rumus kimia (NH2) dengan kadar

Nitrogen 45 %. Pupuk ini berbentuk kristal berwarna putih atau butir-butir bulat.

Urea sangat mudah larut karena kandungan haranya yang tinggi. Untuk dapat diserap

tanaman, nitrogen dalam urea harus diubah dulu sampai menjadi amonium dengan

bantuan enzim tanah urease melalui proses hidrolisis. Tingkat kelarutan pupuk urea

adalah sangat cepat mencair karena bersifat Higroskopis (Hardjowigeno, 1992).

Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembelahan sel, pembentukan albumin,

pembentukan dan pematangan buah, perkembangan akar, tahan terhadap penyakit dan

lain-lain. Gejala kekurangan fosfor (P) dapat menyebabakan pertumbuhan tanaman

kerdil karena pembelahan sel terganggu, daun-daun tidak sempurna serta mudah

terserang penyakit. Kekurangan P dalam tanah dapat disebabkan oleh jumlah P yang

sedikit, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diamabil oleh

tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasi) oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca

pada tanah alkalis (Hakim, dkk., 1986).

Fungsi Unsur Hara N, P, dan K:

Nitrogen (N)

Page 7: KESTAN Jagung Fixx

1. Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan

2. Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri

3. Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman

4. Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun

5. Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun

hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat

menguning dan mati.

Phospat (P)

1. Untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman

2. Merangsang pembungaan dan pembuahan

3. Merangsang pertumbuhan akar

4. Merangsang pembentukan biji

5. Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel

6. Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya: pembentukan buah/dan biji

berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ).

Kalium (K)

1. Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan

mineral termasuk air.

2. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit

3. Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya: batang dan daun menjadi

lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,

ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.

Page 8: KESTAN Jagung Fixx

II.3. Kahat Hara

Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan

perkembangan tanaman yang optimal. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha

untuk meningkatkan produksi sudah sangat membudaya dan para petani telah

menganggap bahwa pupuk dan cara pemupukan sebagai salah satu hal yang tidak

dapat dipisahkan dalam kegiatan usahataninya.

Setiap unsur hara harus tersedia dalam jumlah cukup dan berimbang, jika terjadi

kekurangan akan terlihat gejala kahat seperti tanaman yang kekurangan kalium

selama pertumbuhan dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman yang kerdil, daun relatif

panjang dan batang pendek, serta pinggiran daun dan ujung daun menjadi kering.

Pada tanaman dewasa, gejala kekurangan kalium ini pertama-tama terlihat pada daun-

daun sebelah bawah. Apabila kekurangan kalium ini lebih para pada daun-daun

tersebut akan kering dan mati, kalium yang tadinya ada pada daun-daun tersebut akan

dipindahkan ke daun yang ada diatasnya yang lebih mudah atau pada pucuk yang

masih dalam pertumbuhan. Pertumbuhan jenggel menjadi kurang sempurna terutama

pada ujungnya dan biji tidak kuat dan goyah dari jenggel dan akan mengalami bentuk

biji yang tidak sempurna (Poerwidodo, 1992).

Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau

muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna.

Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih

muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti

Page 9: KESTAN Jagung Fixx

biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat. Tanaman yang

kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun

mula-mula menjadi kuning (klorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan

dan bagian daun yang sudah mati akan gugur. Unsur hara merupakan salah satu

faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal.

Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produksi sudah

sangat membudaya dan para petani telah menganggap bahwa pupuk dan cara

pemupukan sebagai salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha

taninya. Tanah ultisol memiliki pH yang umumnya rendah , sehingga sering

mengalami kahat kapur khususnya Ca yaitu pucuk daun dan akar berwarna coklat lalu

mati; pinggir daun keriting (curl) dan berwarna coklat, lalu kering, dan pinggir daun

melekat satu sama lain; kualitas buah menurun dan lebih sering timbul blossom and

root dan pembusukan internal; reproduksi terhambat dan terhenti; jaringan

pendukung pada bagian bawah tumbuhan membusuk, menurunkan kapasitas serapan

air dan hara, layu pada saat panas (Rukmana, 2003).

Page 10: KESTAN Jagung Fixx

III.METODE PERCOBAAN

III.1. Tempat dan Waktu Percobaan

Praktikum kesuburan tanah ini dilakukan di belakang gedung tanah Fakultas

Pertanian dan dilaksanakan dimulai dari bulan Maret hingga bulan Juni 2012

III.2. Alat dan Bahan

Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan. Adapun alat-alat yang

digunakan pada praktikum ini antara lain adalah cangkul, meteran, kamera,

timbangan, ember atau gembor, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang

digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah lahan seluas 2,5 m x 5 m, benih

jagung, dan air.

III.3. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

3.3.1.Persiapan Lahan

1. Ditentukan lahan yang bertempat di samping laboratorium ilmu tanah.

2. Diukur petakan lahan dengan ukuran 2,5 m x 5 m.

3. Dibersihkan lahan dari gulma.

4. Diolah tanah tersebut sampai pada kedalaman 20 cm menggunakan cangkul.

Page 11: KESTAN Jagung Fixx

3.3.2.Penanaman Jagung

1. Setelah lahan siap, dilakukan penanaman benih jagung dan setiap lubang di isi

dua benih.

2. Benih jagung yang ditanam merupakan jagung varietas BISI-2

3. Setelah benih di tanam di tutup dengan tanah.

3.3.3.Pemupukan Lengkap Tanpa Kapur

Pemupukan dilakukan saat tanam secara sebar rata diatas permukaan tanah, kecuali

Urea ,KCl, yang diberikan setengah dosis pada saat tanam dan sisanya 5 MST

(Minggu Setelah Tanam) atau menjelang fase pertumbuhan generatif tanaman jagung.

3.3.4.Pengamatan yang Dilakukan

1. Setiap minggunya dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman jagung.

2. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, gejala kahat hara, dan produksi.

3. Pengukuran variabel tersebut dengan cara mengukur tinggi tanaman dengan

menggunakan meteran dan alat tulis, sedangkan untuk produksi tanaman diukur

dengan bobot tongkol tanaman contoh.

4. Setiap petak diambil lima tanaman sebagai tanaman contoh.

3.3.5.Pemeliharaan

1. Pemeliharaan meliputi penyiangan dan penyiraman tanaman.

2. Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabuti gulma-gulma

yang tumbuh disekitar tanaman dengan menggunakan tangan.

Page 12: KESTAN Jagung Fixx

3. Penyiraman dilakukan setiap kali pengamatan dengan menggunakan air dan

ember.

4. Pembumbunan dilakukan setelah 4 MST (Minggu Setelah Tanam).

5. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara mekanik dan kimia.

3.3.6.Penimbangan Berat Basah Tanaman Jagung

1. Untuk menghitung berat basah tanaman sampel dipisahkan.

2. Tanaman pertama di timbang beserta kelobotnya setelah itu di buka kelobotnya

dan di timbang

.

Page 13: KESTAN Jagung Fixx

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan

Setelah kami melakukan praktikum budidaya tanaman jagung dengan pupuk lengkap

tanpa pemberian kapur, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

4.1.1 Data tinggi tanaman jagung

minggu ke Perlakuan

kontrol L-kapur

0 0 0

1 0 0

2 29 29.3

3 50 46.4

4 79.8 81.8

5 107.4 118.4

6 141.4 155.4

7 166.4 173.8

Page 14: KESTAN Jagung Fixx

4.1.2 Data Bobot Tongkol Jagung

Sampel Perlakuan

Kontrol L-kapur

Bobot Basah Bobot Kering Bobot Basah Bobot Kering

1 0 0 0 0

2 189.39 106.3 229.93 160.96

3 152.09 107.7 231.13 154.49

4 169.59 111.55 0 0

5 132.9 106.49 163.44 116.71

Keterangan:

Page 15: KESTAN Jagung Fixx

1. Untuk perlakuan kontrol: pada tanaman sampel 1 tidak diperoleh bobot tongkol,

karena tanaman yang ditanam sudah hilang sebelum buah siap dipanen oleh

praktikan.

2. Sama dengan perlakuan kontrol, data yang tidak diperoleh pada perlakuan L-

kapur karena tongkol jagung hilang sebelum dipanen oleh praktikan.

Page 16: KESTAN Jagung Fixx

IV.2. Pembahasan

Dari grafik pertumbuhan tinggi tanaman jagung diatas dapat dilihat bahwa

pertumbuhan vegetatif tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

jauh lebih baik daripada pertumbuhan tanaman jagung dengan perlakuan kontrol.

Digrafik dapat dilihat tinggi tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa

kapur pada minggu ke-7 yaitu 173.8 cm, sedangkan tinggi tanaman jagung dengan

perlakuan kontrol pada minggu ke-7 sebesar 166.4 cm. Sehingga diperoleh

perbedaan kedua tanaman dengan 2 perlakuan yang berbeda pada minggu terakhir

masa vegetatif adalah sebesar 7.4 cm. Perlakuan kontrol adalah suatu bentuk

perlakuan yang tidak menambahkan unsur hara apapun kedalam tanah, sehingga

pertumbuhan tanaman tersebut hanya bergantung pada unsur hara yang sudah tersedia

didalam tanah.

Page 17: KESTAN Jagung Fixx

Demikian pula dengan bobot tongkol jagung yang dihasilkan, tanaman yang diberi

pupuk lengkap tanpa kapur memiliki hasil yang jauh lebih tinggi daripada tanaman

yang diberi perlakuan kontrol. Pada grafik bobot basah tongkol tanaman jagung,

dapat dilihat bahwa berat bobot tongkol jagung dengan perlakuan pupuk lengkap

tanpa kapur pada tanaman sampel terakhir yakni sebesar 163.44 g, hasil ini jauh lebih

besar daripada tanaman yang diberi perlakuan kontrol yang hanya memiliki berat

sebesar 132.9 g. Sedangkan pada grafik bobot tongkol kering, diperoleh berat kering

tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur sebesar 116.71 g dan

berat tongkol jagung dengan perlakuan kontrol sebesar 106.49 g.

Pada praktikum ini, kelompok kami melakukan perlakuan pemupukan dengan

memberikan pupuk lengkap (NPK, SP 36 dan KCl) tanpa penambahan kapur. Bahan

kapur terdiri dari unsur Ca dan Mg. tanaman yang tidak diberikan bahan kapur akan

berpengaruh pada penampang fisiologis tanaman jagung itu sendiri. Gejala kahat

kapur yang terlihat pada tanaman jagung yaitu, pinggir daun keriting (curl) dan

berwarna coklat hingga kering, dan pinggir daun melekat antara satu sama lain.

Gejala kahat yang terlihat, adalah gejala kekurangan Ca sedangkan kekurangan Mg

tidak terlihat. Hal ini dikarenakan Mg masih terdapat didalam tanah, sehingga masih

cukup untuk pertumbuhan tanaman jagung.

Pada praktikum kali ini tinggi sampel tanaman jagung, bobot basah serta bobot kering

tongkol tanaman jagung dihitung secara mingguan dengan kegiatan sebagai berikut.

Pada minggu ke-nol (praktikum pertama) dilakukan pengolahan lahan, pemupukan

serta penanaman yang bertujuan untuk mengetahui cara pengelolahan lahan pada

Page 18: KESTAN Jagung Fixx

tanaman jagung, untuk mengetahui cara pemupukan dan kebutuhan pupuk NPK

masing-masing tanaman jagung serta mengetahui jarak tanam tanaman jagung.

Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul agar tanahnya menjadi

gembur. Penanaman benih tanaman jagung dilahan berukuran 2,5 x 5 m dengan

jarak tanam 80 x 40 cm sehingga diperoleh 36 lubang tanam yang masing-masing

lubang berisi 2 benih. Hal tersebut dilakukan untuk memperkecil kemungkinan

gagalnya perkecambahan, kemudian dilakukan pemupukan. Pada kelompok 5

dilakukan pemupukan lengkap tanpa kapur (Ca+Mg), artinya tanah hanya diberikan

pupuk urea 250 g/12,5 m2, SP 36 375 g/12,5 m2, dan KCl 125 g/12,5 m2 tanpa kapur.

Pupuk-pupuk tersebut diberikan secara sebar diatas permukaan tanah, namun pada

proses penyebaran terdapat beberapa perbedaan perlakuan antara lain untuk pupuk

KCl dan Urea diberikan menjadi 2 kali yaitu pada awal penanaman dan pada fase

pertumbuhan. Hal terebut dilakukan karena pupuk KCl dan Urea mudah terurai dan

menguap di udara. Sedangkan untuk pupuk SP 36 diberikan sekaligus pada awal

penanaman benih karena pupuk SP 36 dibutuhkan oleh tanaman jagung pada saat fase

pertumbuhan vegetatif.

Pada minggu pertama dilakukan penyiangan gulma dan menghitung perkecambahan

benih tanaman jagung yang bertujuan untuk membersihkan lahan tanaman jagung

dari tumbuhan luar (gulma), untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman jagung

serta untuk menghitung persentase daya berkecambah tanaman jagung. Tanaman

jagung yang sudah ditanam, mulai berkecambah dan muncul ke permukaan dengan

daya berkecambah 100% (perhitungan terdapat di lampiran). Pada minggu kedua

Page 19: KESTAN Jagung Fixx

dilakukan pengukuran tinggi tanaman jagung dan penyiangan gulma yang bertujuan

untuk mengetahui tinggi tanaman jagung, untuk mengetahui pertumbuhan tanaman

jagung dan untuk mengetahui cara pengambilan sampel dan perbandingan tinggi

antar sampel tanaman jagung. Namun pada minggu ketiga ini mulai dilakukan

perbandingan hasil pengamatan antara kelompok 5 yang diberi perlakuan pupuk

lengkap tanpa kapur dengan kelompok 7 yang diberi perlakuan kontrol. Tanaman

jagung yang digunakan sebagai sampel sebanyak 5 lubang tanaman dengan masing-

masing lubang terdapat 2 tanaman sehingga didapatkan tinggi rata-rata sampel

tanaman jagung dengan perlakuan kontrol setinggi 29 cm sedangkan perlakuan

lengkap tanpa kapur setinggi 29,3 cm (perhitungan terdapat dilampiran). Pemilihan

sampel dilakukan secara acak dan tidak dipilih tanaman yang terletak dipinggir

karena tanaman yang terletak dipinggir akan terganggu oleh aktivitas manusia

sehingga dikhawatirkan tidak homogen. Pada minggu ketiga dilakukan pengukuran

tinggi tanaman jagung, pembumbunan dan penyemprotan insektisida yang bertujuan

untuk mengetahui tinggi tanaman sampel dan untuk mengendalikan hama yang

menyerang tanaman jagung. Pengukuran tinggi tanaman sampel menggunakan

meteran dan pengukurannya dari dasar tanaman sampai daun yang tertinggi. Adapun

hasil tinggi rata-rata sampel tanaman jagung dengan perlakuan kontrol adalah 50 cm

sedangkan dengan perlakuan lengkap tanpa kapur adalah 46,4 cm (perhitungan

terdapat dilampiran). Pembumbunan dilakukan untuk menghasilkan kondisi tanah

yang gembur, menutup akar tanaman jagung yang muncul ke permukaan tanah serta

untuk mengendalikan gulma. Hama yang menyerang tanaman jagung ini salah

satunya adalah belalang. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan

Page 20: KESTAN Jagung Fixx

insektisida. Dalam praktikum ini digunakan insektisida “Hamasid 25 EC” dengan

bahan aktif lamdasiholatrin 25g/l. Insektisida tersebut termasuk insektisida kontak

dengan dosis 0,5 g/l.

Pada minggu keempat dilakukan pengamatan dan pengukuran tanaman jagung serta

pengamatan defisiensi atau kahat kapur dan penjarangan tanaman yang bertujuan

untuk mengetahui tinggi tanaman sampel, untuk mengetahui gejala kahat hara pada

tanaman sampel, dan untuk mengetahui persentase kerusakan pada tanaman. Pada

pengamatan defisiensi kahat kapur (Ca+Mg) dihasilkan beberapa pucuk daun

berwarna cokelat pada 12 tanaman, pinggir daun keriting dan kering pada beberapa

tanaman, dan terdapat 5 tanaman yang pinggir daunnya melekat satu sama lain.

Penjarangan tanaman merupakan kegiatan membuang salah satu tanaman pada setiap

lubang tanam yang memiliki ciri fisik kurang bagus dibanding yang lain. Kemudian

dilakukan pengukuran tinggi tanaman sampel sehingga dihasilkan rata-rata tinggi

tanaman sampel dengan perlakuan kontrol adalah 79,8 cm sedangkan dengan

perlakuan lengkap tanpa kapur adalah 81,8 cm (perhitungan terdapat di lampiran).

Pada minggu kelima dilakukan pengukuran tinggi tanaman, pengamatan kahat dan

pengendalian gulma yang bertujuan untuk mengetahui tinggi tanaman sampel, untuk

mengetahui gejala kahat kapur dan untuk mengendalikan gulma di areal pertanaman.

Pada minggu kelima ini didapatkan hasil tinggi rata-rata sampel tanaman jagung

dengan perlakuan kontrol setinggi 107,4 cm sedangkan perlakuan lengkap tanpa

kapur setinggi 118,4 cm (perhitungan pada lampiran). Pada pengamatan di minggu

ini terlihat lahan didominasikan oleh tanaman yang memiliki pucuk daun berwarna

Page 21: KESTAN Jagung Fixx

cokelat. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan kapur di areal pertanaman

masih cukup tersedia. Teknik pengendalian gulma yang digunakan yaitu

pengendalian secara mekanis. Cara ini cukup efektif karena areal pertanaman yang

tidak terlalu luas dan anggota kelompok yang cukup banyak.

Pada minggu keenam dilakukan pengukuran tinggi tanaman, pengamatan kahat,

pembumbuna dan penyiangan gulma yang bertujuan untuk mengamati pertumbuhan

tinggi tanaman jagung, untuk mengamati gejala defisiensi atau kahat kapur pada

tanaman jagung, untuk menggemburkan kembali tanah disekitar perakaran tanaman

jagung serta untuk membersihkan lahan dari gulma. Gulma yang biasa tumbuh pada

lahan budidaya tanaman jagung adalah gulma golongan rumput teki (Cyperus

kylingia, Cyperus rotundus), gulma golongan daun lebar (Ageratum conyzoides,

euphorbiaceae), gulma golongan rumput-rumputan (Jumbang puhit). Adapun hasil

tinggi rata-rata sampel tanaman jagung dengan perlakuan kontrol adalah 141,4 cm

sedangkan dengan perlakuan lengkap tanpa kapur adalah 155,4 cm. Pembumbunan

dilakukan karena sebelumnya tanah disekitar perakaran terlihat sudah mulai

memadat. Sehingga untuk membantu efektifitas akar menyerap air atau bekerja

dalam menyerap hara maka perlu dilakukan pembumbunan pada daerah sekitar

perakaran.

Pada minggu ketujuh ini dilakukan pengukuran tinggi tanaman, pengamatan kahat

(defisiensi) kapur dan penyiangan gulma yang bertujuan untuk mengetahui tinggi

sampel tanaman jagung, untuk mengetahui gejala kahat (defisiensi) kapur pada

pertumbuhan tanaman jagung dan untuk membersihkan gulma pada lahan tanaman

Page 22: KESTAN Jagung Fixx

jagung. Pengukuran tinggi tanaman jagung dilakukan selama fase pertumbuhan

vegetatif masih berlangsung yaitu belum tumbuh atau munculnya bunga). Adapun

hasil yang diperoleh pada perlakuan kontrol adalah 166,4 cm sedangkan pada

perlakuan lengkap tanpa kapur adalah 173,8 cm (perhitungan terdapat di lampiran).

Pada minggu kedelapan dilakukan pemupukan Urea dan KCl, pengamatan kahat,

pembubunan dan pengendalian gulma yang bertujuan untuk mendukung unsur hara

menjelang fase generatif jagung, untuk mengetahui kahat kapur (Ca(Mg), untuk

menggemburkan tanah dan untuk menutup akar jagung yang terlihat atau muncul

kepermukaan tanah serta mengendalikan gulma pada pertanaman jagung. Pada

minggu kedelapan ini dilakukan pemupukan urea dan KCl kembali. Pada

pengamatan minggu ke delapan ini tajuk tanaman jagung kanopinya sudah menutupi

tanah sehingga gulma jarang yang tumbuh. Meskipun seperti itu masih terdapat jenis

gulma daun lebar seperti Ageratum conyzoides dan jenis lainnya.

Pada minggu kesembilan dilakukan penghitungan jumlah tanaman produktif dan

pengamatan defisiensi/kahat kapur yang bertujuan untuk mengetahui jumlah tongkol

dalam satu petakan tanaman, untuk mengetahui jumlah tanaman yang produktif dan

tidak produktif serta untuk mengetahui defisiensi dan kahat kapur pada tanaman

jagung. Tanaman jagung yang ditanam pada petakan lahan seluas 12,5 m2 memiliki

populasi tanaman jagung sebanyak 36 tanaman. Setelah tanaman jagung tumbuh

selama 7 mingguan maka pertumbuhan vegetatif sudah mulai berhenti dan

dilanjutkan dengan fase pertumbuhan pembungaan (generatif). Setelah dilakukan

pengamatan terdapat 35 tanaman yang produktif dan 1 tanaman yang produktif

Page 23: KESTAN Jagung Fixx

dengan persentase produktif sebanyak 97,2%. Dapat diketahui, bahwa tanaman yang

produktif adalah tanaman yang mampu menghasilkan tongkol jagung yang baik yakni

dengan jumlah tongkol tidak boleh kurang dari dua buah dengan sifat-sifat fenotipe

yang baik. Tanaman yang produktif harus menghasilkan tongkol 2 buah karena benih

yang digunakan adalah benih hibrida bisi-2.

Pada minggu kesepuluh dilakukan pemanenan tanaman jagung dan penimbangan

hasil panen yang bertujuan untuk mengetahui tongkol tanaman jagung yang siap

panen, untuk mengetahui berat sampel sebelum dikupas, untuk mengetahui berat

sampel sesudah dikupas dan untuk mengetahui berat keseluruhan hasil panen. Jagung

yang siap dipanen memiliki kriteria bila kelobot dikupas, dan biji jagung ditekan

tidak keluar lagi seperti susu (warna cairannya putih kekuning-kuningan). Setelah

dikupas, tongkol ditimbang sehingga didapatkan berat basah tongkol.

Page 24: KESTAN Jagung Fixx

V. KESIMPULAN

Setelah praktikan melakukan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur memiliki

gejala kahat berupa pinggir daun keriting (curl) dan berwarna coklat hingga

kering, dan pinggir daun melekat antara satu sama lain.

2. Tanaman jagung yang diberi perlakuan kontrol menunjukan gejala kahat berupa

tinggi tanaman dan berat tongkol yang selalu lebih rendah dibandingkan dengan

tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur.

3. Dari grafik pertumbuhan tinggi tanaman jagung dapat dilihat bahwa pertumbuhan

vegetatif tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur jauh lebih

baik daripada pertumbuhan tanaman jagung dengan perlakuan kontrol. Digrafik

dapat dilihat tinggi tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

pada minggu ke-7 yaitu 173.8 cm, sedangkan tinggi tanaman jagung dengan

perlakuan kontrol pada minggu ke-7 sebesar 166.4 cm. Sehingga diperoleh

perbedaan kedua tanaman dengan 2 perlakuan yang berbeda pada minggu terakhir

masa vegetatif adalah sebesar 7.4 cm.

4. Bobot tongkol jagung yang dihasilkan tanaman yang diberi pupuk lengkap tanpa

kapur memiliki hasil yang jauh lebih tinggi daripada tanaman yang diberi

Page 25: KESTAN Jagung Fixx

perlakuan kontrol. Pada grafik bobot basah tongkol tanaman jagung, dapat dilihat

bahwa berat bobot tongkol jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

pada tanaman sampel terakhir yakni sebesar 163.44 g, hasil ini jauh lebih besar

daripada tanaman yang diberi perlakuan kontrol yang hanya memiliki berat

sebesar 132.9 g.

5. Jagung yang siap dipanen memiliki kriteria bila kelobot dikupas, dan biji jagung

ditekan tidak keluar lagi seperti susu (warna cairannya putih kekuning-kuningan).

Setelah dikupas, tongkol ditimbang sehingga didapatkan berat basah tongkol.

Page 26: KESTAN Jagung Fixx

DAFTAR PUSTAKA

Harizamry. 2007. Tanaman Jagung. http://harizamrry.com/2007/11/tanaman-jagung-manis-sweet-corn/. Diakses tanggal 7 Mei 2011 pukul 22.09 WIB

Poerwidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Penerbit Angkasa

Paryo. Pertanian Tumpangsari. http://www.Paryo.multiply.com. Diakses tanggal 20 April 2010 pukul 20.00 WIB

Rukmana, Rahmat. 2003. Budidaya Jagung . Yogyakarta: Kanisius

Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung

Hardjowigeno. S. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo

Page 27: KESTAN Jagung Fixx

LAMPIRAN

Page 28: KESTAN Jagung Fixx

PERHITUNGAN

1. Daya Berkecambah

Daya berkecambah tanaman jagung dihitung dengan rumus:

DB =

= 2( ) x 100%

= 200%

Hasil yang diperoleh sebesar 200%, Karena tiap lubang tanam diberi 2 benih.

Artinya tanaman tersebut memiliki daya berkecambah sebesar 100%.

2. Tinggi rata-rata tanaman jagung minggu ke-2

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan kontrol diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 27 32

2 28 21

3 40 33

4 32 26

5 30 21

Page 29: KESTAN Jagung Fixx

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 29 cm

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 36 31

2 29 34

3 36 31

4 31 15

5 26 24

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 29,3 cm

Page 30: KESTAN Jagung Fixx

3. Tinggi rata-rata tanaman jagung minggu ke-3

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan kontrol diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 48 54

2 28 58

3 50 55

4 66 52

5 54 35

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 50 cm

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 63 56

2 47 56

3 65 56

4 15 53

Page 31: KESTAN Jagung Fixx

5 25 28

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 46,4 cm

4. Tinggi rata-rata tanaman jagung minggu ke-4

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan kontrol diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 70 -

2 71 -

3 77 -

4 94 -

5 87 -

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

Page 32: KESTAN Jagung Fixx

= 39,9 cm

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 54 -

2 80 -

3 98 -

4 80 -

5 54 -

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 36,6 cm

5. Tinggi rata-rata tanaman jagung minggu ke-5

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan kontrol diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 96 -

2 93 -

3 110 -

Page 33: KESTAN Jagung Fixx

4 122 -

5 116 -

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 53,7 cm

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 137 -

2 118 -

3 130 -

4 124 -

5 83 -

Tinggi rata-rata tanaman =

=

Page 34: KESTAN Jagung Fixx

=

= 59,2 cm

6. Tinggi rata-rata tanaman jagung minggu ke-6

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan kontrol diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 126 -

2 122 -

3 148 -

4 151 -

5 160 -

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 70,7 cm

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

Page 35: KESTAN Jagung Fixx

1 182 -

2 154 -

3 170 -

4 161 -

5 112 -

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 77,9 cm

7. Tinggi rata-rata tanaman jagung minggu ke-7

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan kontrol diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 135 -

2 157 -

3 179 -

4 190 -

5 176 -

Tinggi rata-rata tanaman =

Page 36: KESTAN Jagung Fixx

=

=

= 83,7 cm

Tinggi rata-rata untuk tanaman jagung dengan perlakuan pupuk lengkap tanpa kapur

diperoleh:

Tanaman Sampel Tinggi Tanaman

1 2

1 146 -

2 175 -

3 200 -

4 200 -

5 148 -

Tinggi rata-rata tanaman =

=

=

= 86,9 cm

Page 37: KESTAN Jagung Fixx

Gambar-gambar

Insektisida Hamasid 25 EC untuk menanggulangi hama belalang

Penampang Daun Jagung yang Kahat Kapur (CaMg)

Page 38: KESTAN Jagung Fixx

Tanaman Jagung Berumur 2 MST (Minggu Setelah Tanam)

Gejala Kahat Hara pada Daun Jagung