kawasan pusaka di diy
TRANSCRIPT
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 1/52
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 2/52
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2. Permasalahan ............................................................................................................... 1
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 2
1.4. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 2
1.5. Dasar Hukum ................................................................................................................ 2
1.6. Metode Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................. 3
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................................. 4
2.1. Kota Pusaka (Heritage City ) Dan Kawasan Pusaka (Heritage
District ) ............................................................................................................................ 4
2.2. Pelestarian Kota Pusaka .......................................................................................... 6
2.3. Sejarah Keistimewaan Yogyakarta ..................................................................... 8
BAB 3 KONDISI EKSISTING DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ........................................
DAN KARAKTERISTIK KAWASAN PUSAKA ............................................................. 10
3.1. Batas Administratif Daerah Istimewa Yogyakarta .................................. 10
3.2. Kependudukan .......................................................................................................... 11
3.3. Karakteristik Bentanglahan ................................................................................ 11
3.4. Kondisi Sosial-Budaya Masyarakat ................................................................. 14
3.5 Kondisi Perekonomian .......................................................................................... 14
BAB 4 KARAKTERISTIK KAWASAN PUSAKA ....................................................................... 15
4.1 Karakteristik Kawasan Pusaka .......................................................................... 15
4.2 Kawasan-kawasan Pusaka yang Dikembangkan melalui
Pengembangan Sarana Prasarana ................................................................... 21
4.3 Potensi Kawasan – Kawasan Pusaka .............................................................. 24
4.4 Kondisi dan Permasalahan Kawasan – Kawasan Pusaka ..................... 37
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 3/52
Daftar Gambar
Gambar 1. Sumbu Filosofi dan Sumbu Imajiner ................................................................. 8Gambar 2. Peta Wilayah Yogyakarta dan batas administrasinya ............................ 10
Gambar 3. Karakteristik Kawasan Pusaka Daerah Istimewa Yogyakarta ........... 16
Gambar 4. Sebaran 13 Kawasan Pusaka yang dikembangkan .................................. 22
Gambar 5. Ketigabelas Kawasan Pusaka sebagai satu sistem pusaka kota ........ 23
Gambar 6. Kawasan Pusaka Malioboro ................................................................................ 24
Gambar 7. Kawasan Pusaka Kraton ....................................................................................... 25
Gambar 8. Kawasan Pusaka Kota Baru................................................................................. 26
Gambar 9. Kawasan Pusaka Pakualaman ............................................................................ 27
Gambar 10. Kawasan Pusaka Kotagede .................................................................................. 28
Gambar 11. Kawasan Pusaka Merapi ....................................................................................... 29
Gambar 12. Kawasan Pusaka Prambanan ............................................................................... 30
Gambar 13. Kawasan Pusaka Plered .......................................................................................... 31
Gambar 14. Kawasan Pusaka Imogiri ....................................................................................... 32
Gambar 15. Kawasan Pusaka Parangtritis ............................................................................... 33
Gambar 16. Kawasan Pusaka Gunung Nglanggeran .......................................................... 34Gambar 17. Kawasan Pusaka Sokoliman ................................................................................ 35
Gambar 18. Kawasan Pusaka Pusat Kota Wates ................................................................... 36
Gambar 19. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Malioboro .................................... 37
Gambar 20. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Kraton ............................................ 38
Gambar 21. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Kotabaru ...................................... 39
Gambar 22. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Pakualaman ............................... 40
Gambar 23. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Kotagede ...................................... 41
Gambar 24. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Merapi ........................................... 42
Gambar 25. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Prambanan .................................. 43
Gambar 26. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Pleret.............................................. 44
Gambar 27. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Imogiri ........................................... 45
Gambar 28. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Parangtrtis .................................. 46
Gambar 29. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Sokoliman .................................... 47
Gambar 30. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Nglanggeran ............................... 48
Gambar 31. Kondisi dan Permasalahan di Kawasan Pusat Kota Wates ..................... 49
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 4/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai Yogyakarta adalah daerah yang
sejak zaman dahulu memberikan warna dalam perjuangan maupun perkembangan
bangsa. Yogyakarta pernah menyediakan diri menjadi ibukota Republik Indonesia yang
masih sangat muda. Konsekuensinya adalah Yogyakarta harus menghadapi serangan
tentara Belanda pada tahun 1949. Peran tersebut antara lain yang membuat
Yogyakarta pantas untuk disebut sebagai tempat yang bersejarah. Eksistensi
Yogyakarta sebagai pusat pelestarian warisan bangsa perlu menjadi pendekatan dalam
membangun wilayahnya.
Dalam kerangka keistimewaan DIY yang selanjutkan akan disebut dengan
Yogyakarta, terdapat enam pilar yaitu Hamemayu Hayuning Bawana, Sankan Paraning
Dumadi, Manunggaling Kawula dan Gusti, Tahta Untuk Rakyat, Golog Gilig, Catur Gatra
Tunggal dan Pathok Negara. Keenam pilar tersebut, tercermin dalam tata ruang
Yogyakarta yang pada akhirnya telah membentuk Yogyakarta sebagai kota pusakayang meliputi empat wilayah kabupaten dan satu wilayah kota.
Yogyakarta sebagai kota pusaka memiliki banyak kawasan pusaka yang mampu
menceritakan periode sejarah Yogyakarta sejak jaman megalitikum sampai saat ini.
Kawasan-kawasan pusaka tersebut tersebar di empat kabupaten dan kota di
Yogyakarta yang terhubung satu sama lain, baik dalam periode sejarah terbentuknya
maupun proses perkembangannya.
Dalam rangka pengembangkan Kota pusaka Yogyakarta, dibutuhkan
pengembangan kawasan-kawasan pusaka yang ada dengan dukungan sarana
prasarana yang memadai dan terencana dengan baik. Pengembangan kawasan
tersebut diperlukan untuk mendukung kota pusaka dan keistimewaan Yogyakarta.
1.2. Permasalahan
Kondisi saat ini kawasan-kawasan pusaka di Yogyakarta belum sepenuhnya
terkoordinasi dengan baik. Pengembangan kawasan-kawasan pusaka belum
sepenuhnya terdukung oleh adanya pelayanan sarana prasarana yang memadai, baik di
dalam kawasan pusaka sendiri maupun sarana prasarana yang menghubungkan antar
kawasan pusaka. Belum ada sistem yang menghubungkan antar kawasan pusaka dalam
setiap wilayah kabupaten/kota, apalagi antar kabupaten/kota. Belum adanya sisteminformasi yang memadai baik bagi masyarakat setempat dalam rangka memelihara dan
BAB
1
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 5/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 2
melestarikan kawasannya sebagai kawasan pusaka yang produktif maupun bagi
masyarakat pendatang. Belum tertatanya kawasan pusaka sebagai kawasan yang
nyaman baik dari bidang transportasi, visual kawasan, informasi maupun perangkat
jalan di kawasan tersebut.
Permasalahan lainnya yaitu belum adanya rencana pengembangan saranaprasarana untuk kawasan-kawasan pusaka di Yogyakarta. Sementara di satu sisi, saat
ini Yogyakarta telah berkembang sebagai salah satu kota tujuan wisata, sehingga tidak
jarang beberapa kawasan mengalami penurunan kualitas kawasannya, misalnya
Kawasan Malioboro dengan semakin tidak tertata kawasannya, dan Kawasan kraton
dengan kesemrawutan tata ruang luarnya.
1.3. Tujuan
Tujuan utama kegiatan ini adalah tersusunnya rencana pengembangan sarana
prasarana untuk kawasan-kawasan pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta dalamrangka keistimewaan Yogyakarta.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi wilayah administrasi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang meliputi empat wilayah kabupaten dan satu wilayah kota sebagai satu
sistem kota pusaka Yogyakarta. Dalam kegiatan ini, tidak semua kawasan pusaka di
Yogyakarta dijadikan fokus kegiatan pengembangan, namun hanya beberapa kawasan
yang dipilih berdasarkan prioritas dan berdasarkan hasil kegiatan FGD (focus group
discussion).
Fokus yang dibahas dalam kegiatan ini hanya yang terkait pada pengembangan
sarana prasarana dalam mendukung pengembangan kota pusaka Yogyakarta.
1.5. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan antara
lain:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DaerahIstimewa Yogyakarta;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana TataRuang Wilayah Nasional;
5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta Tahun 2009-2029;
6. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DaerahIstimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 6/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 3
1.6. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan ini, dilakukan pendokumentasinya kawasan – kawasan pusaka
yang ada di Yogyakarta melalui survey lapangan serta dari data-data sekunder. Data-
data sekunder diolah berdasarkan survey lapangan terkini dan dipadukan dengan hasil
focus group discussion (FGD).
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat inventarisasi semua
kawasan pusaka di setiap wilayah kabupaten/kota baik melalui data primer, sekunder
dan berdasarkan FGD. Termasuk dalam langkah ini adalah melakukan penggalian
potensi masing-masing kawasan pusaka di setiap wilayah kabupaten/kota serta
permasalahan dalam bidang sarana prasarananya.
Langkah kedua melakukan pemilihan kawasan-kawasan sebagai prioritas
pengembangan dengan membuat beberapa indikator pemilihan. Kawasan pusaka yang
sudah ditetapkan melalui SK Gubernur dan sebaran kawasan pusaka di setiap wilayah
kabupaten dan kota menjadi salah satu pertimbangan pemilihan secara teknis.Termasuk dalam langkah ini adalah memilih beberapa bidang sarana prasarana yang
dijadikan prioritas pengembangan berdasarkan permasalahan utama yang ada saat ini.
Langkah ketiga adalah melakukan analisa pada kawasan terpilih dengan
pertimbangan prioritas pengembangan dan diakhiri dengan pembuatan strategi
pengembangannya dalam lima tahun ke depan.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 7/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 4
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kota Pusaka (Heritage City ) Dan Kawasan Pusaka
(Her it age Distr ict )
Kata pusaka dalam kamus Indonesia-Inggris (Poerwadarminto) berartiheritage (bhs.Ingris). Pengertian umum warisan atau pusaka atau heritage adalah
sesuatu yang diwariskan (inherited ). Hal tersebut mengandung pengertian
penghargaan dan keinginan untuk merawat sesuatu yang diwariskan. Pusaka adalah
peninggalan masa lalu yang bernilai sejarah, mengandung kualitas pemikiran rencana
dan pembuatannya, serta memiliki peran yang sangat penting bagi keberlanjutan hidup
manusia. Pemahaman pusaka awalnya bertumpu pada artefak tunggal, namun dalam
dua dekade terakhir ini pengertian pusaka juga meliputi suatu saujana ( cultural
landscape) yang luas yang merupakan gabungan antara pusaka alam dan budaya
(Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia, 2003).
Sebagai salah satu pembentuk rasa kebanggaan, pusaka budaya mempunyai
nilai psikologis sangat penting bagi masyarakat pendukung budaya tersebut, sekaligus
sebagai pembentuk jati diri budaya. Di sisi lain, pusaka budaya sangat rentan terhadap
kerusakan dan perusakan, termasuk pembongkaran benda-benda pusaka maupun
bangunan, pencurian, dan perdagangan ilegal. Oleh karena itu perlu ada tindakan
pelestarian sebagai upaya untuk menyelamatkan pusaka budaya agar nilai budayanya
tetap terpelihara. Tidak bisa dipungkiri bahwa perlindungan dan pencegahan
kerusakan jauh lebih penting daripada menggantinya dengan apapun. Pusaka budaya
adalah sesuatu yang tak tergantikan.
Kini pemahaman pusaka dan pelestarian telah jauh berkembang. Meskipun
keduanya memiliki kandungan akan “sesuatu yang tetap” yang perlu dipertahankan,
bukan berarti tidak bisa menerima perubahan. Walau memang ada yang tidak boleh
dirubah sama sekali. Dalam dekade terakhir ini, di Indonesia tumbuh gerakan untuk
menggunakan terminologi “pusaka” sebagai terjemahan kata heritage. Penggunaan
kata “pusaka” memang diperdebatkan, demikian pula pengertian “pelestarian”.
Pusaka budaya tidak hanya yang ragawi (tangible) saja tetapi juga pusaka-pusaka
budaya tak ragawi (intangible), sehingga isu pusaka tidak bisa dipisahkan dari berbagai
persoalan kehidupan sehari-hari, termasuk pengelolaan seni budaya hingga
pengelolaan kota, desa maupun wilayah.
BAB2
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 8/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 5
a. Kota Pusaka
The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
menegaskan bahwa warisan budaya adalah situs warisan budaya, kota pusaka, saujana
budaya, situs alam sakral, pusaka budaya bawah laut, museum, pusaka budaya
bergerak, kerajinan, dokumentasi pusaka secara digital, pusaka sinematografi, tradisioral, bahasa, festival, religi dan kepercayaan, musik dan lagu, seni pertunjukan, obat
tradisional, literatur, kuliner tradisional, dan olahraga tradisional.
Kota Pusaka Dunia (World Heritage City) merupakan kota yang ditetapkan
UNESCO dengan memiliki ”Outstanding Universal Value (OUV) atau Keunggulan Nilai
Sejagad (KNS)” berdasar ”the Convention Concerning the Protection of the World
Cultural and Natural Heritage 1972”. KNS suatu pusaka harus memenuhi syarat
integritas dan/atau keotentikan serta sistem pelindungan dan pengelolaan untuk
menjamin kelestariannya. Berikut ini adalah 10 (sepuluh) Kriteria Penilaian KNS, yaitu:
1) Merupakan mahakarya kecerdasan kreatif manusia
2) Menampilkan pertukaran nilai-nilai luhur manusia, dalam rentang waktu atau
dalam lingkup budaya dunia, dalam arsitektur, teknologi, seni monumental,
perencanaan kota atau rancangan lansekap;
3) Menyandang peran sebagai jejak yang unik atau istimewa dari suatu tradisi
budaya atau peradaban baik yang sudah lenyap maupun yang masih ada;
4) Menjadi contoh utama suatu tipe bangunan, gubahan arsitektur atau teknologi,
atau lansekap yang menggambarkan babakan yang penting dalam sejarah
manusia
5) Menjadi contoh utama suatu tipe bangunan, gubahan arsitektur atau teknologi,
atau lansekap yang menggambarkan babakan yang penting dalam sejarah
manusia;
6) Berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan peristiwa atau
tradisi yang hidup, dengan gagasan, dengan kepercayaan, dengan karya seni
dan sastra yang memiliki nilai penting universal yang menonjol;
7) Merupakan fenomena alam yang luar biasa atau kawasan dengan keindahan
alam serta estetika yang luar biasa dan penting;
8) Merupakan contoh yang luar biasa yang mewakili tahapan utama sejarah
perkembangan bumi, termasuk catatan kehidupan, proses geologi signifikan
yang sedang berlangsung dalam pengembangan bentang alam, atau geomorfik
yang signifikan atau fitur fisiografi lainnya;9) Merupakan contoh yang luar biasa mewakili proses ekologis dan biologis yang
signifikan yang sedang berlangsung dalam evolusi dan pengembangan darat,
air tawar, ekosistem pesisir dan laut dan komunitas tumbuhan dan hewan;
10) Mengandung habitat alam yang paling penting dan signifikan untuk konservasi
in-situ keanekaragaman hayati, termasuk spesies terancam yang mengandung
nilai universal luar biasa dari sudut pandang ilmu pengetahuan atau
pelestarian.
Untuk dinominasikan dan akhirnya dinyatakan sebagai Kota Pusaka Dunia
(World Heritage City ) oleh UNESCO, kota tersebut perlu menyandang satu atau lebihdari 10 kriteria penilaian Keunggulan Nilai Sejagat (KNS) yang dikeluarkan UNESCO
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 9/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 6
untuk kemudian memiliki sistem perlindungan dan pengelolaan untuk menjamin
kelestariannya yang disusun dalam Rencana Pengelolaan Kota Pusaka. Indonesia
belum memiliki kota yang menjandang predikat Kota Pusaka Dunia yang ditetapkan
UNESCO. Kota Surakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang menjadi
anggota Organization of the World Historic Cities (OWHC) dan Kota Yogyakarta
merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang menjadi anggota the League of the
World Historic Cities yang berkedudukan di Kyoto.
b. Kawasan Pusaka
Pusaka saujana (cultural landscape heritage) merupakan produk kreativitas
manusia dalam merubah bentang alam dalam waktu yang lama sehingga didapatkan
keseimbangan kehidupan antara alam dan manusia. Menurut UNESCO, ada beberapa
kriteria sebuah kawasan dianggap sebagai pusaka saujana. Kriteria tersebut antara
lain:
1) Kawasan dengan karakter unik, yang tidak ditemukan ditempat lain;
2) Kawasan yang menjadi mahakarya (masterpiece) dari ciptaan yang jenius, di
bidang arsitektur, seni monumental, perencanaan kota atau bentangalam;
3) Kawasan dengan tradisi budaya tinggi;
4) Kawasan yang menggambarkan tingginya peradaban dan sejarah manusia;
5) Kawasan dengan permukiman tradisional;
6) Kawasan dengan tradisi berkehidupan masyarakatnya, seperti kepercayaan
dan kesenian;
7) Kawasan yang memiliki mekanisme pengelolaan secara tradisional dalam
pelestariannya.
2.2. Pelestarian Kota Pusaka
Di Indonesia, predikat kota pusaka (heritage city ) dan proses pengelolaannya
adalah suatu hal yang relatif baru, sedangkan di berbagai tempat di dunia upaya
penataan kota pusaka telah berkembang jauh. Berbagai pedoman pengelolaan dan
pengendalian kota pusaka secara universal dipersiapkan, demikian pula etika
pelestarian kota pusaka disepakati. Berikut ini adalah Pedoman Organization of World
Heritage Cities, (2003: 11) sebagai kunci strategi pengelolaan agar Kota Pusaka dapat
berjalan dengan baik.
a. Menjunjung dinamika kota.
Upaya pelestarian untuk peningkatan kualitas kota pusaka tidak hanya tertuju
untuk menjaga bentuk fisik lingkungan tetapi juga kehidupan di dalam kota, baik
kegiatan, fungsi dan hubungan antara keduanya. Hal ini akan membantu mengarahkan
strategi jangka panjang dengan arah yang tepat.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 10/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 7
b. Menjunjung nilai partisipasi publik.
Kesuksesan jangka panjang dalam strategi pelestarian sangat tergantung pada
seberapa jauh masyarakat dapat berperan serta dalam indentifikasi dan perlindungan
kualitas pusaka masyarakat itu. Di banyak kota, pelestari profesional yang sudah
mumpuni di bidang inipun tetap bekerja bersama masyarakat dalam memahami danmenjaga pusaka-pusaka mereka.
c. Integrasi dengan tujuan pembangunan kota yang lain.
Pengelolaan kota atau kawasan pusaka akan berhasil apabila ada integrasi
dengan berbagai tujuan pembangunan yang lain baik di sektor publik maupun swasta.
d. Pendekatan positif pada pengelolaan konflik.
Kegiatan pelestarian sering kali menghadapi keadaan yang tidak sejalan. Di satu
pihak ada keinginan untuk melestarikan namun di pihak lain ada keinginan untuk
mengganti dengan struktur baru. Untuk itu perlu bantuan profesional di bidang ini.
e. Penguatan Budaya.
Salah satu tantangan dalam pelestarian kota atau kawasan pusaka adalah
bagaimana berbagai budaya yang tumbuh berkembang tetap menjunjung tradisi yang
ada, di sisi lain budaya tradisi tersebut mampu tetap hidup menembus jaman.
Dalam melaksanakan pengelolaan dan perencanaan pelestarian Kota Pusaka
perlu memperhatikan metoda dan instrumen sebagai berikut (Piagam Washington,
1987; Pedoman OWHC, 2003):
1) Perencanaan pelestarian kota dan kawasan perkotaan pusaka perlu dilakukan
melalui studi-studi multi disiplin dan holistik.
2) Menyusun strategi pemanfaatan dan olah disain arsitektur/kawasan pusaka
3) Memposisikan pelestarian pusaka sebagai bentuk pembangunan berkelanjutan
melalui tiga tahap pendekatan yaitu advokasi, integrasi, dan keberlanjutan.
4) Pemeliharaan yang terus-menerus walau merupakan hal yang rumit namun
harus dilaksanakan demi mencapai pelestarian kota atau area perkotaan
pusaka yang efektif.
5) Aksesibilitas.
a. Lalu-lintas di dalam kota atau kawasan perkotaan pusaka harus dikontroldan area parkir perlu direncanakan sehingga tidak merusak unsur-unsur
bersejarah atau lingkungannya.
b. Ketika perencanaan perkotaan atau perwilayahan menyediakan konstruksi
jalan raya, hendaknya hal ini tidak masuk ke dalam kota atau kawasan
perkotaan pusaka, namun mereka perlu meningkatkan akses ke sana.
6) Kota-kota pusaka perlu dilindungi dari bencana alam dan gangguan
7) Peningkatan Sumber Daya Manusia
8) Selama pelaksanaan aksi pelestarian, semua kegiatan perlu sejalan dengan
prinsip Piagam Washington dan Piagam Venice, serta berbagai pedoman yang
relevan.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 11/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 8
2.3. Sejarah Keistimewaan Yogyakarta
Dilihat dari segi tata ruang wilayah, Yogyakarta telah ditata secara istimewa
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan konsep yang tinggi dan sarat makna yang
divisualisasikan dalam Warisan Budaya yang meliputi Gunung Merapi - Keraton - Laut
Selatan (Samudra Indonesia). Warisan Budaya ini menggambarkan sumbu imajineryang selaras dengan konsep Tri Hita Karana dan Tri Angga (Parahyangan - Pawongan -
Palemahan atau Hulu - Tengah - Hilir serta nilai Utama - Madya - Nista).
Gambar 1. Sumbu Filosofis dan Sumbu Imajiner(Sumber: Naskah Perda No. 6 Tahun 2012)
Secara filosofi sumbu imajiner ini melambangkan keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya (hablun min Allah), manusia
dengan manusia (hablun min Annas), manusia dengan alam yang termasuk lima anasir
pembentuknya yakni api (dahana) dari gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi
Ngayogyakarta, dan air (tirta) dari laut Selatan, angin (maruta) dan angkasa (eiter).
Demikian pula jika dilihat dari konsep Tri Hita Karana, ada tiga unsur yang
menjadikan kehidupan (fisik, tenaga, dan jiwa) telah tercakup di dalam filosofi sumbuimajiner tersebut. Konsep kosmogoni yang Hinduistis ini oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono I diubah menjadi Konsep Islam-Jawa, yaitu Manunggaling Kawula Gusti atau
Jagad Gedhe dan Jagad Cilik (macro cosmos dan micro cosmos).
Sedangkan konsep Sumbu Filosofi Keraton Yogyakarta diwujudkan dengan
keberadaan Tugu Golong Gilig (Pal Putih) - Keraton - Panggung Krapyak. Tugu Golong
Gilig dan Panggung Krapyak merupakan simbol Lingga dan Yoni yang melambangkan
kesuburan. Konsep yang Hinduistis ini oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I diubah
menjadi konsep Jawa Sangkan Paraning Dumadi atau asal usul ciptaan. Tugu Golong
Gilig bagian atasnya berbentuk bulatan ( golong) dan bagian bawahnya berbentuk
silindris ( gilig) dan berwarna putih sehingga disebut juga Pal Putih. Tugu Golong Gilig
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 12/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 9
ini melambangkan keberadaan Sultan dalam melaksanakan proses kehidupannya yang
dilandasi dengan ketulusan dalam menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, disertai
satu tekad menuju kesejahteraan rakyat ( golong–gilig) dan didasari hati yang suci
(warna putih). Itulah sebabnya Tugu Golong-Gilig ini juga sebagai titik pandang utama
Sultan pada saat melaksanakan meditasi di Bangsal Manguntur Tangkil di Sitihinggil
Utara. Nilai filosofis yang dapat ditarik dari Panggung Krapyak ke utara merupakanperjalanan manusia sejak dilahirkan hingga dewasa, menikah sampai melahirkan anak.
Sementara itu dari Tugu Golong-Gilig ke arah selatan melambangkan perjalanan
manusia untuk menghadap Sang Khalik. Tugu Golong-Gilig melambangkan bersatunya
cipta, rasa, dan karsa yang dilandasi kesucian hati untuk menghadap Sang Pencipta.
Keistimewaan tata letak (setting) lokasi DIY tidak terlepas dari lokasi Keraton
Yogyakarta yang berada pada daerah yang disucikan (sanctuary area) karena diapit
enam sungai secara simetris yaitu Sungai Code, Sungai Gajah Wong dan Sungai Opak di
sisi Timur, serta sungai Winongo, Sungai Bedhog dan Sungai Progo di sisi Barat,
Gunung Merapi di sisi Utara dan Laut Selatan (Samudera Indonesia) di sisi Selatan.
Secara formal keistimewaan Yogyakarta ditetapkan dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan
ditetapkannya Undang-Undang tersebut maka status keistimewaan Yogyakarta diakui
secara lebih jelas, lebih formal, dan lebih utuh. Berdasarkan Undang-undang Nomor 13
Tahun 2012 Pasal 7, DIY memiliki kewenangan dalam urusan Keistimewaan yang
mencakup: (a) tatacara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan kewenangan
Gubernur dan Wakil Gubernur; (b) kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; (c)
kebudayaan; (d) pertanahan; dan (e) tata ruang.
Sedangkan “semangat keistimewaan” tercermin dalam enam hal berikut, yaitu:
1. Hamemayu Hayuning Bawana
2. Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti
3. Tahta Untuk Rakyat
4. Golong-Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh
5. Catur Gatra Tunggal dengan sumbu imaginer dan filosofis
6. Pathok Negara
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 13/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 10
KONDISI EKSISTING DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
DAN KARAKTERISTIK KAWASAN PUSAKA
3.1. Batas Administratif Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta terletak antara 7º33’ - 8º12’ Lintang Selatan dan 110º00’ - 110º50’
Bujur Timur dengan luas area sebesar 3.185,80 km². Terdiri dari empat kabupaten
(Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul) dan satu kota (Yogyakarta),
Yogyakarta memiliki batasan wilayah administrasi adalah sebagai berikut:
Sebelah Selatan : Lautan Indonesia
Sebelah Timur Laut : Kabupaten Klaten
Sebelah Tenggara : Kabupaten Wonogiri
Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo
Sebelah Barat Laut : Kabupaten Magelang
Gambar 2. Peta Wilayah Yogyakarta dan batas administrasinya
BAB
3
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 14/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 11
3.2. Kependudukan
Berdasarkan sensus penduduk BPS tahun 2010 tercatat jumlah penduduk
Yogyakarta sebesar 3.457.491 jiwa (BPS, 2010). Jika dirinci per wilayah administrasi
dengan kondisi jumlah penduduk dan luasan wilayahnya, kepadatan penduduk
Yogyakarta adalah 1.085 jiwa/km2
dengan perincian perkabupaten/kota yang berbeda.
Tabel 3.1 Kepadatan Penduduk DIY Dirinci Per Kabupaten/Kota Pada Tahun
2010 (dalam jiwa/km2)
Kabupaten / Kota Jumlah
Penduduk Luas Wilayah Kepadatan
Penduduk
Kulon Progo 388,869 586.27 663
Bantul 911,503 506.85 1798
Gunung Kidul 675,382 1,485.36 455
Sleman 1,093,110 574.82 1902Kota Yogyakarta 388,627 32.5 11958
DI Yogyakarta 3,457,491 3185.8 1085
Sumber: Data Sensus Penduduk BPS, 2010
3.3. Karakteristik Bentanglahan
3.3.1 Iklim
Yogyakarta beriklim tropis dengan curah hujan antara 0,00 mm - 346,2 mm per
hari atau antara 718 mm/th sampai 2992.3 mm/th. Curah hujan yang rendah
umumnya di wilayah Gunungkidul dan Bantul, curah hujan yang relatif tinggi di
wilayah Sleman. Menurut catatan Stasiun Meteorologi Bandara Adisucipto, suhu udara
rata-rata tahun 2009 menunjukkan angka 26,66º C dengan suhu maksimum 37,9º C
pada bulan Oktober dan suhu minimum 18,2º C pada bulan Juli. Kelembaban udara
tercatat 27 – 96 persen, tekanan udara antara 1.006,0 mb – 191.014,8 mb, dengan arah
angin antara 60 º - 300º dan kecepatan angin maksimum 43 knot.
3.3.2 Bentuklahan
Berdasarkan satuan fisiografis, Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari:
Pegunungan Selatan (luas: ± 1.656,25 km², ketinggian: 150 – 700 m);
Gunung Berapi Merapi (luas: ± 582,81 km², ketinggian: 80 – 2.911 m);
Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulon Progo
(luas; ±215,62 km², ketinggian: 0 – 80 m);
Pegunungan Kulon Progo dan Dataran Rendah Selatan (luas ± 706,25 km²,
ketinggian:0 – 572 m)
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 15/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 12
Sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada ketinggian
antara 100 - 499 m dari permukaan laut tercatat sebesar 65,65 persen, ketinggian
kurang dari 100 meter sebesar 28,84 persen, ketinggian antara 500 – 999 m sebesar
5,04 persen dan ketinggian di atas 1000 m sebesar 0,47 persen.
Bentanglahan yang berbeda di setiap wilayah, berpengaruh pada fungsikawasan. Satuan bentuk lahan Yogyakarta tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bentuklahan marin dan eolin yang membentang di sepanjang Pantai Selatan.
Bentuk lahan ini mempunyai potensi wisata alam pantai.
2. Bentuklahan fluvial, didominasi oleh dataran aluivial di bagian yang rendah.
Berdasarkan pada kondisi lereng, ketersediaan air, tanah pada daerah ini
potensial untuk wilayah pengembangan pertanian dan pemukiman.
3. Bentuklahan struktural-denudasional, bertopografi berbukit hingga
pegunungan Daerah ini diarahkan ke budidaya tanaman tahunan dan hutan.
4. Bentuklahan solusional, berasal dari bahan induk batu gamping (Formasi
Wonosari dan Sentolo). Daerah ini bertopografi datar hingga berbukit dengan
tanah relatif dangkal dan sering kekurangan air. Daerah yang datar -
bergelombang cukup potensial untuk tanaman semusim dan perkebunan serta
pemukiman, sedangkan pada topografi berbukit perlu diadakan usaha
penghijauan.
5. Bentuklahan vulkanik, mempunyai variasi ketinggian yang dicerminkan dengan
variasi kemiringan lereng. Variasi lereng gunung api berkisar dari kerucut
gunung api hingga dataran fluvio-vulkanik.
6. Bentuklahan denudasional di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berupa
perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng di atas 30%. Perbukitan
denudasional terdapat di Kabupaten Bantul yaitu di Kecamatan Pleret,
Pajangan, Imogiri, dan Dlingo; di Kabupaten Kulonprogo bagian utara antara
lain Kecamatan Girimulyo, Samigaluh, Nanggulan, Kalibawang, Kokap, dan
Pengasih. Kecamatan Samigaluh dan Girimulyo, selain perbukitan denudasional
juga berupa pegunungan denudasional terkikis sedang hingga kuat. Perbukitan
denudasional yang lain adalah di Kabupaten Sleman berupa bukit sisa dan
bukit terisolir yaitu di Godean dan Prambanan.
3.3.3 Jenis Batuan dan Jenis Tanah
Berdasarkan data pada Badan Pertanahan Nasional, dari 3.185,80 km² luas
wilayah, 33,05 persen merupakan jenis tanah Lithosol, 27,09 persen Regosol, 12,38
persen Lathosol, 10,97 persen Grumusol, 10,84 persen Mediteran, 3,19 persen Alluvial,
dan 2,47 persen adalah tanah jenis Rensina. Struktur geologi terdiri dari lipatan dan
patahan. Lipatan terdiri dari antiklin dan sinklin terdapat pada Formasi Semilir (Tms),
Formasi Oya (Tmo), Formasi Wonosari-Punung (Tmwl) dan Formasi Kepek (Tmpk).
Patahan berupa sesar turun dengan pola antithetic fault block, terdapat antara lain
pada terban Bantul.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 16/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 13
a. Aluvium (Qa). Aluvium berumur Holosen dijumpai antara lain di Ponjong,
sebelah timur Wonosari dan Nglabu sebelah barat laut Bantul, tersusun dari
bahan endapan lempung, lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan berangkal
b. Formasi Gunung api Merapi (Qvm). Tersusun dari breksi vulkan, lava, dan tuf
sebagai hasil endapan lahar Gunung Merapi yang masih aktif sampai kini.Aktivitas Gunung api diperkirakan mulai Plestosen Akhir, di sekitar daerah
Kaliurang
c. Formasi Endapan Vulkanik Tua (Qmo). Penyebarannya relatif sempit, di
sebelah selatan G. Merapi yaitu G. Plawangan dan G. Dengkeng
d. Formasi Kepek (Tmpk). Berumur Miosen Akhir sampai Pliosen dan
terendapkan dalam lingkungan neritik, tersusun dari napal dan batu gamping
berlapis baik, bisa dijumpai di sekitar cekungan Karangmojo dan Sawahan
e. Formasi Wonosari-Punung (Tmwl). Berumur Miosen Tengah sampai Pliosen,
penyebarannya dari Wonosari ke arah selatan yang tersusun dari batu gampingkonglomeratan, batu pasir, tufa, dan batu lanau. Di bagian selatan, batu
gamping terumbu koral dengan inti terumbu membentuk ratusan bukit-bukit
kecil membentuk fisiografi "Kerucut Karst", yang dikenal dengan Pegunungan
Seribu
f. Formasi Sentolo (Tmps). Berumur Awal Miosen sampai Pliosen, tersusun dari
dari batu gamping dan batu pasir napalan yang terdapat di bagian barat laut
Bantul (Babadan, Ngasem, Kalilugu dan Banjarharjo), barat (Ngalahan, Gotakan
dan sebelah barat daya (Krembungan dan Glagahan)
g. Formasi Oyo (Tmo). Berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir tersusundari napal tufaan, tuf andesitan, dan batu gamping konglomeratan di sepanjang
aliran Sungai Oyo, sekitar Karangmojo, Dusun Sambeng, dan Nglipar
h. Formasi Sambipitu (Tmss). Berumur akhir Miosen Bawah sampai Miosen
Tengah, tersusun dari batu pasir dan batulempung dengan penyebaran di
Maladan dan Kedungwanglu
i. Formasi Semilir (Tms). Berumur Miosen Awal sampai awal Miosen Tengah,
penyebaran di sekitar Wonosari, Imogiri, Sambeng, Ngawen, Karangmojo,
Semin. Tersusun dari tuf, breksi batuapung dasitan, batu pasir tufaan, dan
serpih perselingan antara breksi tuf, breksi batuapung, tufa dasit, tufa andesit,
serta batu lempung tufaan.
j. Formasi Kebo-Butak (Tomk). Berumur Oligosen Akhir sampai Miosen Awal
dengan penyebaran di wilayah pegunungan bagian utara Nglipar di
Pegunungan Mintorogo, Gunung Jogotamu, dan Gunung Butak. Terusun dari
batu pasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf, dan aglomerat, di
bagian atas berupa perselingan batu pasir dan batu lempung andesit di bagian
atasnya.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 17/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 14
3.3.4 Hidrologi
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah/kawasan yang dibatasi oleh
igir-igir bukit/pegunungan yang di dalamnya terjadi proses penangkapan curah hujan,
penyimpanan air hujan sebagai airtanah/genangan, dan pengaliran air dalam sistem
sungai yang berakhir pada suatu outlet tunggal.
DAS yang Ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
DAS Progo Wilayah bagian Timur Sungai Progo yang memanjang dari bagian
utara Kabupaten Sleman (Kec. Turi) hingga bagian Barat Kabupaten Bantul
39.850
DAS Opak-Oyo mulai dari bagian Timur kabupaten Sleman, Kota Yogya, bagian
Timur Kabupaten Bantul, sampai bagian tengah Kabupaten Gunungkidul.
124.450
DAS Pegunungan Seribu Wilayah bagian Selatan Kabupaten Gunungkidul(Panggang, Tepus, Rongkop) 83.000
DAS Solo Wilayah Bagian Utara Gunungkidul 12.700
3.4. Kondisi Sosial-Budaya Masyarakat
Kasultanan Ngayogyakarta berdiri sejak tahun 1756 dengan Sultan pertama
yaitu Pangeran Mangkubumi kemudian bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun
Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalaga Ngabdurahman Sayidin Panatagama
Khalifatullah. Keistimewaan Yogyakarta terletak pada kasultanan tersebut yang sampai
saat ini masih bertahan dengan kedaulatannya.
Sejarah panjang sebelum terbentuk kasultanan sampai saat ini telah
membentuk masyarakat Yogyakarta dengan kondisi sosial budaya yang berbeda
dengan daerah lainnya. Masyarakat Yogyakarta meletakkan kasultanan tidak hanya
sebagai pusat pemerintahan, namun juga sebagai pusat budaya. Sultan sebagai raja
dijadikan panutan bagi masyarakatnya.
3.5 Kondisi Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi DIY selama 2008-2012 cenderung mengalamikenaikan. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 5,32% mengalami
peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2011 yang sebesar 5,16
%. Laju pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2012 menurut lapangan usaha
menunjukkan bahwa sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012
adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 9,95%. Sektor lain
dengan laju pertumbuhan yang relatif cukup tinggi yaitu sektor listrik, gas, dan air
bersih sebesar 7,13% dan sektor jasa sebesar 7,09%. Sementara itu, sektor dengan
laju pertumbuhan terkecil pada tahun 2012 adalah sektor industri pengolahan
dengan laju pertumbuhan minus 2,26%.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 18/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 15
KARAKTERISTIK KAWASAN PUSAKA
4.1 Karakteristik Kawasan Pusaka
4.1.1 Karakteristik Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta
Kota Yogyakarta berada di tengah-tengah wilayah Daerah Istimewa Yogyakartayang dikelilingi oleh empat kabupaten dengan potensinya masing-masing. Kelima
wilayah tersebut dalam sejarah Yogyakarta bisa ditelusuri perkembangan kawasannya
sejak jaman pra sejarah yaitu jaman Megalitikum sampai jaman Mataram Islam dan
Kasultanan, bahkan sampai jaman kolonial Inggris dan Belanda.
Diceritakan bahwa situs-situs megalitikum diketemukan di Gunung Kidul
sebagai wilayah yang didominasi perbukitan. Candi dan situs banyak ditemukan di
Kabupaten Sleman, di sepanjang lereng Gunung Merapi dengan konsep ruang
kosmologis yang dipengaruhi oleh budaya indianisasi. Secara umum, kawasan
perbukitan dan pegunungan mempunyai sejarah yang lebih panjang, dibandingkan
dengan di bagian dataran. Kerajaan Mataram Islam berkembang di wilayah yang relatifdatar dengan pusatnya berada di Kota Gede dan kemudian pindah ke Plered (Bantul),
dan akhirnya ke Kraton Kasultanan Yogyakarta. Selain sebagai pusat kegiatan pada
jaman Kasultanan, Yogyakarta berkembang pesat pada jaman kolonialisme berkuasa di
Indonesia yang dulu dikenal dengan kawasan Hindia Belanda.
Kasultanan Yogyakarta yang berdiri tahun 1756 di kawasan Kraton
berkembang dengan dukungan wilayah-wilayah di sekitarnya. Pola ruang dipengaruhi
kondisi alam dan geografis Yogyakarta dengan ruang kosmologisnya. Sumbu imajiner
mulai dari Pantai Selatan (Bantul), Kraton (Yogyakarta), sampai ke Gunung Merapi
(Sleman) merupakani elemen penting Yogyakarta menunjukkan adanya hubunganantar wilayah. Sedangkan sumbu filosofis adalah dari Panggung Krapyak, Kraton,
sampai ke Tugu. Keberadaan Dalem Pangeran yang tersebar di kawasan Kraton dan
sekitarnya (Ikaputra, 1997) menunjukkan wilayah Bantul, Sleman dan Kulon Progo
merupakan satu kesatuan dengan wilayah Yogyakarta yang berkembang sebagai pusat
kegiatan. Konsep Pathok Negara dengan empat desa sebagai batas wilayah dan daerah
alim ulama dengan masing-masing pemimpinnya menunjukkan adanya keterkaitan
antar kawasan utama Kasultanan Yogyakarta yaitu Kraton dan masjidnya dengan
kawasan-kawasan lainnya di Kasultanan Yogyakarta (Rahmi dkk, 2013).
Yogyakarta pada jaman kolonial berkembang pesat di daerah yang relatif datardengan dukungan daerah-daerah perbukitan, pegunungan, dan pesisir pantai.
BAB
4
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 19/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 16
Kawasan-kawasan di Kulon Progo, Bantul dan Sleman digunakan sebagai daerah
pendukung dengan berkembangnya beberapa elemen perkotaan, misalnya Stasiun
Kereta Api dengan jaringannya, villa atau pesanggrahan sebagai tempat istirahat dan
sebagainya.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa faktor alam, bentanglahan serta budayamanusia menjadi pertimbangan dalam perkembangan wilayah di Yogyakarta pada
masing-masing periode waktu. Pusaka Yogyakarta merupakan suatu jaringan atau
sistem yang terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan antar wilayah.
Gambar 3. Karakteristik Kawasan Pusaka Daerah Istimewa Yogyakarta(sumber: analisa, 2013)
Karakteristik kawasan pusaka Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi:
1. Kawasan pusaka gunung berapi, terdapat di Sleman (Merapi)
2. Kawasan pusaka perkotaan, terdapat di Yogyakarta, Kulon Progo (Wates),
Bantul
3. Kawasan pusaka bersejarah, terdapat di semua wilayah
4. Kawasan pusaka percandian, terdapat di Sleman
5. Kawasan pusaka perbukitan, terdapat di Kulon Progo dan Gunung Kidul
6. Kawasan pusaka megalitikum, terdapat di Gunung Kidul
7. Kawasan pusaka pegunungan karst, terdapat di Gunung Kidul
8. Kawasan pusaka pantai, terdapat di Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 20/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 17
Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki karakter berbeda di tiap-tiap
wilayahnya, telah membentuk karakter kawasan pusaka yang unik dengan adanya
hubungan antar wilayah-wilayahnya. Kota Yogyakarta yang saat ini menjadi pusat
kegiatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan.
4.1.2 Kawasan Pusaka di Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman didominasi oleh kawasan pusaka percandian dan situs serta
pusaka alam Gunung Merapi. Bagian Barat pada wilayah yang relatif datar merupakan
kawasan pusaka Kasultanan Yogyakarta, di bagian Utara merupakan kawasan pusaka
Gunung Merapi dengan wilayah lereng gunungnya dan kawasan percandian dan situs
di sekeliling lereng Gunung Merapi (Candi Morangan, Candi UII, Candi Sambisari dll),
sementara di bagian Timur khususnya di wilayah dengan ketinggian wilayahnya
didominasi kawasan pusaka percandian (Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Candi
Kalasan dll) dan pada wilayah yang datar merupakan kawasan pusaka Kasultanan
Yogyakarta. Menurut pemerintah daerah Kabupaten Sleman, setidaknya ada 185 buah
candi dan 468 buah bangunan cagar budaya (BCB) yang tersebar di 16 kecamatan dari
17 kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman.
Penyebaran 185 situs dan candi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kecamatan Prambanan sejumlah 37 buah candi dan situs
b. Kecamatan Kalasan sejumlah 18 buah candi dan situs
c. Kecamatan Berbah sejumlah 8 buah candi dan situs
d. Kecamatan Ngemplak sejumlah 3 buah candi dan situs
e. Kecamatan Ngaglik sejumlah 9 buah candi dan situs
f. Kecamatan Depok sejumlah 3 buah candi dan situs
g. Kecamatan Mlati sejumlah 24 buah candi dan situs
h. Kecamatan Sleman sejumlah 12 buah candi dan situs
i. Kecamatan Gamping sejumlah 1 buah candi dan situs
j. Kecamatan Godean sejumlah 0 buah candi dan situs
k. Kecamatan Moyudan sejumlah 11 buah candi dan situs
l. Kecamatan Seyegan sejumlah 12 buah candi dan situs
m. Kecamatan Minggir sejumlah 8 buah candi dan situs
n. Kecamatan Tempel sejumlah 11 buah candi dan situs
o. Kecamatan Turi sejumlah 8 buah candi dan situs
p. Kecamatan Pakem sejumlah 8 buah candi dan situs
q. Kecamatan Cangkringan sejumlah 12 buah candi dan situs
Beberapa kawasan dan bangunan pusaka telah ditetapkan sebagai kawasan dan
bangunan cagar budaya dengan beberapa ragam penetapannya, yaitu:
a. Kompleks Candi Prambanan, Dusun Karangasem, Bokoharjo, Prambanan,
melalui penetapan World Heritage List No.642, Kep.Mendikbud 157/M/1998
b. Situs dan Bangunan Kraton Ratu Boko, Dawung, Bokoharjo, Prambanan melalui
penetapan Kep.Mendikbud 157/M/ 1998
c. Situs dan bangunan candi Kalasan, Kalibening, Tirtomartani, Kalasan melaluipenetapan Kep.Mendikbud 157/M/ 1998
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 21/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 18
d. Candi Sari, Tirtomartani, kalasan melalui penetapan Per.Menbudpar
No.PM25/PW.007/MKP/2007
e. Situs dan Bangunan candi Ijo, Klengkong, Sambirejo, Prambanan melalui
penetapan Kep.Mendikbud 157/M/ 1998
f. Candi Barong, Sambirejo, Prambanan melalui penetapan Per.Menbudpar
No.PM25/PW.007/MKP/2007g. Situs Sambisari, Sambisari, Kalasan melalui penetapan Kep.Mendikbud 157/M/
1998
h. Masjid Pathok Negara ‘Sulthoni’ melalui penetapan SK Gub. No. 210/Kep/2010
i. Pesanggrahan Ambarukmo, Caturtunggal, Depok melalui penetapan
Per.Menbudpar No.PM25/PW.007/MKP/2007
j. Pesanggrahan nDalem Ngeksigondo, Kaliurang, Hargobinangun, Pakem melalui
penetapan SK Gub. No. 210/Kep/2010
k. Situs dan Bangunan Candi Banyunibo, Bokoharjo, Prambanan melalui
penetapan Kep.Mendikbud 157/M/ 1998
l. Jembatan Rel KA Pangukan, Pangukan, Tridadi, Sleman melalui penetapan SKGub. No. 210/Kep/2010
m. RS Grhasia, Pakem melalui penetapan SK Gub. No. 210/Kep/2010
n. Selokan Van der Wijk, Tangisan, Banyurejo, Tempel melalui penetapan SK Gub.
No. 210/Kep/2010
o. Rumah Hersat Wahyutama, Jl.Solo Km 13, Glondong, Tirtomartani, Kalasan
melalui penetapan SK Gub. No. 210/Kep/2010
p. Rumah Sri Widodo, Jaranan, Argomulyo, Cangkringan melalui penetapan SK
Gub. No. 185/Kep/ 2011
q. Kantor Pegadaian Tempel, Jl. Magelang, Tempel melalui penetapan SK Gub. No.
185/Kep/ 2011
4.1.3 Kawasan Pusaka di Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul mempunyai beberapa kawasan pusaka yang tersebar di
beberapa kecamatan. Saat ini terdapat dua kawasan pusaka yang sudah ditetapkan
sebagai kawasan cagar budaya melalui Penetapan Gubernur Nomor 186 Tahun 2011,
yaitu Kawasan Cagar Budaya Imogiri dan Kawasan Cagar Budaya Kota Gede yang
masuk dalam wilayah administrasi Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Secara
umum, Kabupaten Bantul didominasi oleh kawasan pusaka bersejarah yang terkait
langsung dengan Kerajaan Mataram Islam dan Kasultanan Yogyakarta.
Setidaknya terdapat 14 situs purbakala yang bisa ditemukan di Kabupaten
Bantul, yaitu:
a. Candi Mantup di Kecamatan Banguntapan;
b. Situs Gampingan di Kecamatan Piyungan;
c. Situs Payak di Kecamatan Piyungan;
d. Situs Potorono di Kecamatan Banguntapan;
e. Goa Surocolo di Kecamatan Pundong;
f. Goa Jepang di Kecamatan Pundong;g. Goa Selarong di Kecamatan Pajangan;
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 22/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 19
h. Makam Ki Ageng Karang Lo di Kecamatan Banguntapan;
i. Gereja Ganjuran di Kecamatan Bambanglipuro;
j. Goa Siluman di Kecamatan Banguntapan;
k. Ambarbinangun di Kecamatan Kasihan;
l. Gunung Wingko di Kecamatan Sanden;
m. Gunung Lanang di Kecamatan Kretek dann. Bayutemumpang di kecamatan Bantul.
Beberapa kawasan pusaka sudah ditetapkan pemerintah sebagai kawasan cagar
budaya melalui Perda 4/2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul 2010-2030, yaitu:
a. Masjid Agung Kotagede di Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan dan
Museum Kekayon di Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan
b. Kompleks Makam Raja-Raja di Desa Imogiri,Kecamatan Imogiri
c. Situs Ambarbinangun dan Masjid Pathok Negara di Desa Tirtonirmolo,
Kecamatan Kasihand. Petilasan/Ziarah Mangir di Desa Sendangsari dan Gua Selarong di Desa
Guwosari, Kecamatan Pajangan
e. Petilasan Kraton Mataram di Desa Pleret dan Desa Segoroyoso, Kecamatan
Pleret
f. Cagar Budaya Pendidikan di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon
g. Makam Sewu di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak
Posisi Bantul dengan pantainya yang berada di sebelah Selatan Yogyakarta
menjadikan beberapa kawasan di Kabupaten Bantul menjadi bagian penting dari nilai
filosofis ruang Yogyakarta. Pantai Selatan yaitu Pantai Parang Tritis dan PanggungKrapyak merupakan elemen penting dalam keistimewaan sumbu imajiner yang
berhubungan dengan Kraton, Tugu Golong Gilig, dan Gunung Merapi di sebelah Utara
Yogyakarta.
4.1.4 Kawasan Pusaka di Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Kulonprogo memiliki beberapa Peraturan Bupati dalam mengelola
kawasan dan benda pusaka, yaitu Perbup Kulon Progo No. 47 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Pengelolaan dan Pembinaan Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar
Budaya; Perbup Kulon Progo N0. 48 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penetapan danKlasifikasi Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar Budaya; Perbup Kulon Progo No.
49 Tahun 2009 tentang Pemberian penghargaan Pelestarian Kawasan Budaya dan
Benda Cagar Budaya.
Kabupaten Kulon Progo mempunyai 13 bangunan dan kawasan pusaka dan
sudah ditetapkan oleh pemerintah baik melalui Surat Keputusan Gubernur maupun
rekomendasi Gubernur dengan diawali Surat Keputusan Bupati. Ketigabelas bangunan
dan kawasan tersebut adalah (1) Gereja Santa Maria Lourdes; (2) Rumah Hj Jamal; (3)
Dua buah Rumah Kawasan Babrik; (4) Jembatan Duwet; (5) Kawasan Sendangsono; (6)
Rumah eks TB Simatupang; (7) Pagar Eks Kabupaten Kulon Progo; (8) Rumah SakitSanto Yusup; (9) Jembatan Bantar; (10) SD Butuh; (11) Pasar Bendo dan (12) Bale
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 23/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 20
Agung. Beberapa kawasan lainnya yang termasuk dalam kawasan pusaka antara lain
adalah eks pabrik Gula Sewugalur, Pesanggrahan Bulu, Pesanggrahan Glagah, Sentolo
dan Kalibawang (Presentasi Bappeda Kulon Progo, 2013).
Jika melihat wilayah administrasi Kabupaten Kulon Progo, terdapat satu
kawasan yang mampu menjadi kenangan kolektif (collective memory ) khususnya padajaman kolonial Belanda yaitu pusat Kota Wates. Setidaknya masih terdapat sepuluh
bangunan peninggalan Belanda yaitu Pegadaian, Stasiun Kereta Api, Kawasan Rumah
di Jogoyudan-Mutihan, Wakapan dan depan Pasar Wates, Tugu Pagoda, Kantor
Panwaslu, SD Percobaan 4, Media Centre, Bangunan Polres Lama dan Bale Agoeng.
4.1.5 Kawasan Pusaka di Kabupaten Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang terdiri dari perbukitan,
dataran, pegunungan karst dan pesisir pantai yang masing-masing sebagai pusaka
Yogyakarta. Pusaka alam yang dapat dinikmati di Kabupaten Gunungkidul antara lainPerbukitan Baturagung, Pegunungan Karst Gunung Sewu atau Pegunungan Seribu dan
Pantai di sepanjang pesisir Pantai Selatan.
Menurut pendataan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Gunungkidul,
terdapat 383 pusaka atau cagar budaya yang tersebar di 18 kecamatan, yang terbagi
dalam periode prasejarah, klasik, Islam dan Kolonial. Kawasan suaka alam, pelestarian
alam dan cagar budaya tersebut meliputi:
1. Kawasan konservasi Goa Arkeologi di Kawasan Karst (Goa Seropan,
Bentar, Braholo, Tritis, Song Gupuh, Song Keplek dan Goa Tabuhan)
2. Kawasan petilasan Sunan Kalijaga (Girisuba, Tepus)
3. Kawasan petilasan Ki Ageng Giring (Paliyan)
4. Kawasan Situs Klepu dan Situs Karanggebang (Tepus)
5. Kawasan Candi Risan (Semin)
6. Kawasan Petilasan Gembirowati (Purwosari)
7. Kawasan Situs Bleberan (Playen)
8. Kawasan Petilasan Gununggambar (Ngawen)
9. Kawasan Petilasan Kembanglampir & Cupu Panjolo (Panggang)
10. Kawasan Situs Paleolitik Semin
11. Kawasan Situs Megalitik Sokoliman (Karangmojo)
12. Kawasan Situs Megalitik Gunungbang (Karangmojo)
13. Kawasan Situs Megalitik Gondang (Karangmojo)
14. Kawasan Situs Megalitik Ngawis & Wiladeg (Karangmojo)
15. Kawasan Situs Megalitik Beji (Playen)
16. Kawasan Situs Megalitik Semanu Kidul (Semanu)
4.1.6 Kawasan Pusaka di Kota Yogyakarta
Secara umum, hampir semua kecamatan di Kota Yogyakarta merupakan
kawasan pusaka dengan nilai dan potensinya masing-masing. Semua kawasanmempunyai peran, baik pada masa Kasultanan Yogyakarta, maupun pada masa
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 24/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 21
kolonial dan masa perjuangan. Ada lima (5) kawasan cagar budaya yang sudah
ditetapkan melalui SK Gubernur DIY Nomor 186/KEP/2011 yaitu Kawasan Kraton,
Kawasan Malioboro, Kawasan Kotabaru, Kawasan Kota Gede dan Kawasan Pura
Pakualaman serta tiga (3) kawasan pusaka yang sedang diusulkan menjadi kawasan
cagar budaya yaitu kawasan Pengok, kawasan Baciro dan kawasan Terban. Kedelapan
kawasan tersebut meliputi kawasan yang memiliki arti penting pada masa KerajaanMataram Islam, Kasultanan Yogyakarta dan kolonial Belanda. Kawasan-kawasan
tersebut tidak terlepas dari perannya pada setiap periode waktu, termasuk pada masa
kini. Selain itu, kedelapan kawasan tersebut masih mampu menunjukkan karakter
kawasannya.
4.2 Kawasan-kawasan Pusaka yang Dikembangkan melalui
Pengembangan Sarana Prasarana
4.2.1 Kriteria Kawasan Pusaka yang Dipilih untuk Dikembangkan
Yogyakarta sebagai kota pusaka yang meliputi empat wilayah kabupaten dan
satu kota, harus dikembangkan sebagai satu sistem dengan keterkaitan antar
kawasannya. Untuk mendukung pengembangan sistem tersebut, dibutuhkan sarana
prasarana dengan prioritas utama pada empat aspek yaitu transportasi, penanda jalan
(signage), perangkat jalan (street furniture) dan fasilitas pendukung kawasan pusaka.
Keempat prioritas tersebut diharapkan mampu mendukung Kota Pusaka Yogyakarta
dengan pengembangan kawasan pusaka dalam kerangka keistimewaan Yogyakarta.
4.2.2 Kawasan-kawasan Pusaka yang Dipilih untuk Dikembangkan
Melalui proses analisa di setiap kabupaten dan kota dengan mengacu data-data
yang ada serta hasil dari focus group discussion (FGD), didapatkan tiga belas (13)
kawasan pusaka di Yogyakarta yang menjadi prioritas pengembangan sarana
prasarana dalam lima tahun ke depan (2014 – 2019). Ketiga belas kawasan tersebut
dipilih berdasarkan beberapa kriteria yang meliputi:
a. Kawasan yang menjadi bagian dari sejarah berdirinya Kasultanan Yogyakarta
b. Kawasan yang berada pada sumbu imajiner dan sumbu filosofis Yogyakarta
c. Kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan pusaka melalui SK Gubernurdan atau SK Bupati
d. Kawasan yang memiliki nilai sejarah penting
Ketiga belas kawasan pusaka yang dikembangkan yaitu:
A. Kota Yogyakarta, dengan lima kawasan pusaka, yaitu
1. Kawasan Malioboro
2. Kawasan Kraton
3. Kawasan Kota Baru
4. Kawasan Pura Pakualaman
5. Kawasan Kotagede
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 25/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 22
B. Kabupaten Sleman, dengan dua kawasan pusaka, yaitu:
6. Kawasan Merapi
7. Kawasan Prambanan
C. Kabupaten Bantul, dengan tiga kawasan pusaka, yaitu:
8. Kawasan Plered
9. Kawasan Imogiri
10. Kawasan Parangtritis
D. Kabupaten Gunungkidul, dengan dua kawasan pusaka, yaitu:
11. Kawasan Gunung Nglanggeran
12. Kawasan Sokoliman
E. Kabupaten Kulon Progo, dengan satu kawasan pusaka, yaitu:13. Kawasan Pusat Kota Wates
Gambar 4. Sebaran 13 Kawasan Pusaka yang dikembangkan(sumber: analisa, 2013)
Tiga belas kawasan pusaka terpilih – bahkan semua kawasan pusaka yang ada
di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu dikembangkan dan dirangkai menjadi sebuah
sistem yang terhubung melalui jaringan transportasi. Masing-masing kawasan terdiri
dari elemen jalan, bangunan, vegetasi, situs/batuan/candi, alam dan kehidupanmasyarakat dengan budayanya.
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 26/52
Buku 1. Kawasan Pusaka di Daerah Istimewa Yogyakarta | 23
Gambar 5. Ketigabelas Kawasan Pusaka sebagai satu sistem pusaka kota(sumber: analisa, 2013)
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 27/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 2 4
4 . 3 P
o t e n s i K a w a s a n – K a w a s a n P u s a k a
A .
K
o t a Y o g y a k a r t a
1 .
K a w a s a n M a l i o b o r o
G a m b a r 6 K a w a s a n P u s a k a M a l i o b o r o
( s u m b
e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
M a l i o b o r o y a n g d i k e m b a n g k a n o l e h
k o l o n i a l B e l a n d a s e b a g a i k a w a s a n
p e r d a g a n g a n ,
t e r l e t a k
d i
g a r i s
i m a j i n e r d a n p
a d a s u m b u f i l o s o f i s .
S e b a g a i k a w a s a n p e r d a g a n g a n
, M a l i o b o r o
m e m i l i k i b a n y a k p e r t o k o a n d
e n g a n
g a y a
a r s i t e k t u r
k o l o n i a l , a n t a r a l a
i n
B e n t e n g
V r e d e b u r g
d a n
G e d u n g
A g u
n g .
S u m b u
f i l o s o f i s
( T u g u
–
K r a t o n
-
P a n g g u n g
K r a p y a k ) t e r p o t o n g o l e h r e l k e r
e t a a p i y a n g
m e l i n t a n
T i m u r - B a r a t .
K a w a s a n
M a l i o b o r o a d a l a h
k a w a s a n
y a n g b e r a d a p a d a s u m b u f i l o s o f i s y a n g
m e n g h u b u n g k a n K r a t o n d a n T
u g u .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 28/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 2 5
2 .
K a w a s a n K r a t o n
G a m b
a r 7
. K a w a s a n P u s a k a K r a t o n
( s u m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
K a w a s a n K r a t o n K a s u l t a n a n Y o g y a k a r t a t e r d
i r i
d a r i K r a t o n , M
a s j i d A g u n g ,
A l u n - a
l u n U t a r a d a n
S e l a t a n ,
d a l e m
- d a l e m
P a n g e r a n ,
p e r k a m p u n g a n
a b d i d a l e m , s e
r t a b e b e r a p a f a s i l i t a s p e n d u k u n
g ,
a n t a r a l a i n T a m
a n s a r i .
K r a t o n Y o g y a k a r t a a d a l a h s i m p u l
u t a m a
p a d a
s u m b u
i m a j i n e r
( M e r a p i -
L a u t S e l a t a n ) d a
n s u m b u
f i l o s o f i s
( T u g u
– P
a n g g u n g
K r a p y a k )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 29/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 2 6
3 .
K a w a s a n K o t a B a r u
G a m b a r 8 .
K a w a s a n P u s a k a K o t a B a r u
( s u
m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
K a r a k t e r i s t i k g a r d e n
c i t y
K o t a B a r u
y a n g m a s i h t e r l i h a t
s a m p a i s a a t i n i
a d a l a h
b o u l e v a r d
d e n g a n
p o h o n -
p o h o n b e s a r d a n b
a n g u n a n r u m a h
t i n g g a l
d e n g a n k
o n s e p
l a n d h u i s
( r u m a h
k e b u n / r u m
a h
d e n g a n
h a -
l a m a n l u a s ) . S a a t i n i
b a n y a k r u m a h d i
K o t a
B a r u
y a n g
b e r a l i h
f u n g s i
m e n j a d i b a n g u n a n k o m e r s i a l .
K o t a
B a r u
m e r u p a k a n
k a w a s a n
p e n g e m b a n g a n d
a r i p u s a t k o t a k e a r a h T i m u r
k o t a .
K a w a s a
n
K o t a
B a r u
m e r u p a k a n
p e r m u k i m a n B e
l a n d a y a n g d i b a n g u n t a h u n
1 9 2 4 d e n g a n k o n s e p g a r d e n c i t y .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 30/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 2 7
4 . K
a w a s a n P a k u a l a m a n
G a m b a r 9 .
K a w a s a n P u s a k a P a k u a l a m a n
( s u
m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
I s t a n a P u r a P a k
u a l a m a n y a n g b e r a d a t i d a k
j a u h d a r i K r a t o n Y o g y a k a r t a a d a l a h t e m p a t
t i n g g a l S r i P a k u
A l a m ,
R a j a d a r i K a d i p a t e n
P a k u A l a m .
S a a t i n i , d i k a w a s a n P a k u a l a m a n m a s i h t e r -
d a p a t K r a t o n , A
l u n - a
l u n ,
d a n M a s j i d s e r t a
b e b e r a p a
b a n
g u n a n
p e n d u k u n g
d a n
b a n g u n a n r u m a h t i n g g a l .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 31/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 2 8
5 .
K a w a s a n K o t a g e d e
G a m b a r 1 0
. K a w a s a n P u s a k a K o t a g e d e
( s u m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
K o t a g e d e
a d a l a h
p e n i n g g a l a n
K e r a j a a n
M a t a r a m
I s l a m
p e r t a m a y a n g d i b a n g u n
p a d a a b a d - 1
6 . S a
a t i n i d i K o t a g e d e m a s i h
t e r d a p a t M a s j i d A g u n g ,
M a k a m
R a j a - r a j a ,
P a s a r G e d e ,
d a n r u m a h - r u m a h t r a d i s i o n a l
d a n r u m a h K a l a n g .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 32/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 2 9
B .
K
a b u p a t e n S l e m a n
6 .
K a w a s a n M e r a p i
G a m b a r 1
1 .
K a w a s a n P u s a k a M e r a p i
( s u
m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
G u n u n g
M e r
a p i m e r u p a k a n
u j u n g
d a r i
s u m b u i m a j i n
e r y a n g m e n g h u b u n g k a n n y a
d e n g a n T u g u
, K r a t o n Y o g y a k a r t a ,
P a n g -
g u n g K r a p y a k
, d a n L a u t S e l a t a n .
K a w a s a n
M e r a p i a d a l a h
k a w a s a n
p u s a - k a b e r b a s i s a l a m d a n b u d a y a .
T r a d i s i / r i t u a l d i l a k u k a
n d i l e r e n g G
.
M e r a p i s e b a g a i b e n t u k
h u b u n g a n m a -
s y a r a k a t Y o g y a k a r t a
d e n g a n
a l a m .
R i t u a l “ l a b u h a n ” d i l a k u k a n
K r a t o n
Y o g y a k a r t a d i l e r e n g M
e r a p i .
K a k i
G .
M e r a p i
s a n
g a t
p o t e n s i a l
u n t u k
w i s a t a
a l a m .
D e s a - d e s a
d i
l e r e n g
M e r a - p i
m e m
i l i k i
b a n y a k
p o t e n s i
k h a s
y
a n g
d a p a t
d i k e m b a n g k a n .
S e t e l a h
e r u p s i
G .
M e r a p i t a h u n 2 0 1 0 , K i n a h r e j o d a n
K a l i a d e m
b e r k e m b a
n g
m e n j a d i
k a w a s - a n
w i s a t a
y a n g
b a n y a k
d i k u n j u n g i
m a - s y a r a k a t ,
s e l a i n
K a l i u r a n g y a n g s u d a h
b e r k e m b a n g
l e b i h d u l u
.
S u m b u I m a j i n e r
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 33/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 0
7 .
K a w a s a n P r a m b a n a n
G a m b a r 1 2
. K a w a s a n P u s a k a
P r a m b a n a n
( s u m b e r : h
t t p : / / s a s a d a r a m k
. b l o g s p o t . c o m / 2 0 1 1 / 0 6 / c a n d i - s a r i . h t m l 0 1 3 )
C a
n d i
P r a m b a n a n
d i b a n g u n
p a d a
p e
r i o d e K e r a j a a n M a t a r a m K u n o y a n g
s a m p a i s a a t i n i m a s i h b e r f u n g s i u n t u k
k e
g i a t a n
k e a g a m a a n ,
s e l a i n
s e b
a g a i
o b
y e k w i s a t a b u d a y a .
D i s e k i t a r c
a n d i
P r a m b a n a n t e r d a p a t C a n d i K a l a
s a n ,
C a
n d i R a t u B o k o ,
d a n b a n y a k c a
n d i -
c a n d i l a i n .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 34/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 1
C .
K
a b u p a t e n B a n t u l
8 .
K a w a s a n P l e r e d
G a m b a r 1 3 . K
a w a s a n P u s a k a P l e r e d
( s u m b e
r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
T a h u n 1 6 4 7
, S u s u h u n a n A m a n g k u r a t I d a r i
M a t a r a m
m e m b
a n g u n
k r a t o n
b a r u
d i
P l e r e d
, d a n p i n d a h k e s a n a d a r i k r a t o n
l a m a d i K a r t a , y a
n g d i b a n g u n S u l t a n A g u n g
a n t a r a t a h u n 1 6 1
4 d a n 1 6 2 2
.
D i K a w a s a n
P l e r e d
a n t a r a l
a i n
t e r d a p a t
m a k a m G u n u n g K e l i r , K e d a t o n
, P u n g k u r a n ,
K e p u t r e n ,
K e r t a ,
G u n u n g T
e r m o n i d a n
S e g o - r o y o s o
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 35/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 2
9 .
K a w a s a n I m o g i r i
G a m b a r 1 4 . K
a w a s a n P u s a k a I m o g i r i
( s u m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
M a k a m
I m o g i r i
d i d i r i k a n t a h u n 1 6 3 2
.
K o m p l e k s
p e m
a k a m a n
i n i
d i b a g i
m e n j a d i
d u a ,
M a k a m
R a j a - r a j a
S u r a k a r t a d i s e b
e - l a
h b a r a t d a n M a k a m
r a j a - r a j a Y o g y a k a r t a d i s e b e l a h t i m u r .
K o m p l e k s p e m a k a m a n k e r a j a a n I s l a m
m e m i l i k i
g a y a
b a n g u n a n
M a j a p a h i t
d e n g a n
n u a n s a
H i n d u
y a n g
k e n t a l ,
s e p e r t i t e r l i h a t
p a d a g e r b a n g ( g a p u r a
b e n t a r ) .
P i n t u
- p i n t u
m a k a m
y a n g
s e m p i t t i n g g i s e p e r t i g e r b a n g p a d u r a k s a
d i c a n d i - c a n d i
H i n d u .
S e l a i n
m a k a m
I m o g i r i t e r d a p a
t d u a m a k a m
l a i n n y a ,
y a i t u d i G i r i l a y a
d a n B a n y u S u m u r u p .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 36/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 3
1 0 . K a w a s a n P a r a n g t r i t i s
G a m b a r 1 5 .
K a w a s a n P u s a k a P a r a n g t r i t i s
( s u m
b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
P a r a n g t r i t i s d i p a n t a i L a u t S e l a t a n
a d a l a h u j u
n g d a r i
s u m b u i m a j i n e r y
a n g m e n g h u b u n g k a n d e n g a n P
a n g g u n g
K r a p y a k
, K r a t o n Y
o g y a k a r t a , d
a n T u g u
G u m u k
p a s i r P a r a n g t r i t i s / P a -
r a n g k u s u m o t e r b e n t u k m e l a - l u i
p r o s e s
y a n g
m e
m a k a n
w a k t u
r i b u a n
t a h u n . P
a s i r
t e r s e b u t
s e b e n a r n y a b e r a s a l d a r i m a t e r i a l
v u l k a n i k G u - n u n g
M e r a p i y a n g
t e r b a w a a r u s s u n
g a i P r o g o d a n
s u - n g a i O p a k s a m
p a i k e m u a r a .
O m b a k
s a m u d e r a
m e n g h a n -
t a m n y a h i n g g a k e d a r a t a n d a n
m e m b e n t u k g u m u
k p a s i r .
S e t a h u n
s e k
a l i
K r a t o n
Y o g y a k a r t a m e n
g a d a l a n r i t u a l
“ l a b u h a n ”
d i P
a n t a i P a r a n g -
k u s u m a .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 37/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 4
D .
K
a b u p a t e n G u n u n g k i d u l
1 1 . K a w a s a n G u n u n g N g l a n g
g e r a n
G a m b a r 1 6
. K a w a s a
n P u s a k a G u n u n g N g l a n g g e r a n
( s u m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
G u n u n g
a p i
p u r b a
N g l a n g g e r a n
a d a l a h g u n u n
g a p i y a n g a k t i f p a d a
j a m a n
p r a
s e j a r a h
.
T e r l e t a k
d i
k a w a s a n B a t u
r - a g u n g d i b a g i a n u t a r a
K a b
. G u n u n g - k i d u l , g u n u n g i n i b e r a d a
p a d a k e t i n g g i a n a n t a r a 2 0 0 - 7
0 0 m d p l
d i K e c . P a t u k .
K a w a s a n i n i t e r s u s u n
o l e h m a t e r i a l v u l k a n i k t u a y a n g i n d a h
d a n s e c a r a g e
o l o g i s a n g a t u n i k s e r t a
b e r n i l a i i l m i a h
t i n g g i .
G u n u n g
K i d u l m e r u p a k a n
k a w a s a n
p u
s a - k a
a l a m
d e n g a n
b e b
e r a p a
p e
n i n g g a l a n p a d a m a s a p r a s e j a r a
h d a n
k a
s u l t a n a n .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 38/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 5
1 2 . K a w a s a n S o k o l i m a n
G a m b a r 1 7
. K a
w a s a n P u s a k a S o k o l i m a n
( s u m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
S i t u s S o k o l i m a n m e n u r u t B a l a i A r k e o l o g i
Y o g y a k a r t a
t e r m a s u k s a l a h s a t u C a g a r
B u d a y a . S i
t u s M e g a l i t i k u m i n i s e c a r a s p o -
r a d i s t e r s e
b a r d i k a w a s a n G u n u n g k i d u l .
W u j u d f i s i
k s i t u s i n i b e r u p a k u m p u l a n
b a t u - b a t u y a n g s a a t i n i s u d a h t e r t a t a r a p i
d a n d i b e r i
k o d e i d e n t i f i k a s i d i a t a s t a n a h
y a n g s u d a h d i r a t a k a n d a n d i b e r i b a t a s
d e n g a n c o n
b l o k
.
S i t u s m e m
b e r p e t u n j u k b a h w a h u n i a n
m a n u s i a d i k a w a s a n G u n u n g k i d u l s u d a h
a d a
s e b e l u m
d i m u l a i n y a
b u d a y a
t u l i s
y a n g d i k e n
a l s e b a g a i j a m a n s e j a r a h
.
S i t u
s S o k o l i m a n b e r a d a d i D u s u n S
o k o - l i m a n ,
D e s a B e j i h a r j o ,
K e c . K a r a n g m o j o ,
K a b u p a t e n
G u n
u n g k i d u l .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 39/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 6
E .
K
a b u p a t e n K u l o n P r o g o
1 3 .
K a w a s a n P u s a t K o t a W a t e s .
G a m b a r 1 8
. K a w a s a n P u s a k a P u s a t K o t a W a t e s
( s u m b e r : a n a l i s a
, 2 0 1 3 )
D i p u s a t k o t a W a t e s t e r d a p a t b e b e r a p a b a n g u
a n
p u s a k a ,
a n t a r a
l a i n B a l e A g u n g ,
S t a s i u n K e r e t a
A p i , d a n P e g a d a i a n
B a l e A g u n g d i d i r i k a n p a d a t a h u n 1 9 1 8 d e n g
a n
a r s i t e k t u r
I n d i s
( a r s i t e k t u r
B e l a n d a
y a
n g
d i p e n g a r u h i a r s i t e k t u r J a w a ) .
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 40/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 7
4 . 4 K
o n d i s i d a n P e r m a s a l a h
a n K a w a s a n – K a w a s a n
P u s a k a
G a m b a r 1 9
. K o n d i s i d a n P
e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n M a l i o b o r o
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 41/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 8
G a m b a r 2 0
. K o n d i s i d a n
P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n K r a t o n
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 42/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 3 9
G a m b a r 2 1
. K o n d i s i d a n P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n K o t a b a r u
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 43/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 0
G a m b a r 2 2
. K o n d i s i d a n P e
r m a s a l a h a n d i K a w a s a n P a k u a l a m a n
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 44/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 1
G a m b a r 2 3
. K o n d i s i d a n P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n K o t a g e d e
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 45/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 2
G a m b a r 2 4
. K o n d i s i d a n
P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n M e r a p i
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 46/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 3
G a m b a r 2 5
. K o n d i s i d a n P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n P r a m b a n a
n
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 47/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 4
G a m b a r 2 6
. K o n d i s i d a n
P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n P l e r e t
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 48/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 5
G a m b a r 2 7
. K o n d i s i d a n
P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n I m o g i r i
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 49/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 6
G a m b a r 2 8
. K o n d i s i d a n P e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n P a r a n g t r t
i s
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 50/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 7
G a m b a r 2 9
. K o n d i s i d a n P
e r m a s a l a h a n d i K a w a s a n S o k o l i m a
n
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 51/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 8
G a m b a r 3 0
. K o n d i s i d a n P e
r m a s a l a h a n d i K a w a s a n N g l a n g g e r a n
( S u m b e r : D
a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3 )
8/19/2019 Kawasan Pusaka Di DIY
http://slidepdf.com/reader/full/kawasan-pusaka-di-diy 52/52
B u k u 1 . K
a w a s a n P u s a k a d i D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a | 4 9
G a m b a r 3 1
. K o n d i s i d a n P e r m
a s a l a h a n d i K a w a s a n P u s a t K o t a W
a t e s
( S u m b e r : D a t a L a p a n g a n , 2
0 1 3