penitipan barang pusaka di museum negeri jambi …

69
1 PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI DITINJAU DARI FIQH MUAMALAH SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah Disusun Oleh: CHAIRUL SHE162044 Pembimbing: Drs. A. Faruk, MA Neni Triana, SE., M.Si PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1442 H/2020 M

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

1

PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI

DITINJAU DARI FIQH MUAMALAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah

Disusun Oleh:

CHAIRUL

SHE162044

Pembimbing:

Drs. A. Faruk, MA

Neni Triana, SE., M.Si

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN

THAHA SAIFUDDIN JAMBI

1442 H/2020 M

Page 2: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …
Page 3: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …
Page 4: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …
Page 5: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

MOTTO

Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada

langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk

memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,

dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu

Amat zalim dan Amat bodoh,1

1 Al-Quran Dan Terjemahan

Page 6: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah syukur yang tiada henti-hentinya kepada Allah, Tuhan pemilik alam

semesta raya yang selalu memudahkan jalan sehingga dapat terselesaikannya

skripsi ini...

Teruntuk Ibunda dan Ayahanda Tercinta yang namanya selalu disebut dalam do’a,

semoga sehat selalu dan dalam lindungan Allah. Terima kasih yang tidak terhingga

telah rela membesarkan dan mendidik ananda menjadi pribadi yang mandiri. Doakan

selalu ananda dapat membahagiakan dan sukses baik di dunia maupun di akhirat...

Teruntuk keluarga besar yang sudah mau membantu dan memberikan dukungan

baik secara moril maupun materil, semoga Allah balas dengan yang setimpal atas

kebaikannya...

Teruntuk adik-adikku yang dalam penulisan ini masih berjuang dengan pendidikan,

semoga sukses selalu, jangan pernah menyerah...

Teruntuk teman-teman seperjuangan, Hukum Ekonomi Syariah lokal A angkatan

2016 yang sudah lulus maupun yang masih berjuang, semangat dan sukses selalu...

Page 7: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana dalam

menyelesaikan skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan,

sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan baik. Di samping itu, tidak lupa

pula iringan shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, Semoga kita termasuk umat beliau yang dinaungi syafaat nya

di yaumil mahsyar kelak, Aamiin Ya Robbal „Alamiin..

Skripsi ini diberi judul “Titipan Benda Pusaka Di Museum Negeri Jambi

Ditinjau Dari fiqh muamalah” merupakan suatu tinjauan hukum Islam apakah

sudah sesuai atau belum titipan benda pusaka di museum itu dan bagaimana upaya

yang dilakukan Museum negeri jambi dalam pelestarian benda tersebut. Dan

inilah yang dibahas dalam skripsi ini.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan

dan rintangan yang penulis hadapi baik dalam mengumpulkan data maupun dalam

penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan

dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing serta doa yang tiada henti

dari kedua orang tua tercinta, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada

Page 8: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Agus Salim,M.A,M.I.R, Ph.D , Dr. Ruslan Abdul Gani,S.H., M.H, dan

Dr. Ishaq, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan

Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Rasito, S.H., M.Hum dan Ibu Pidayan Sasnifa, S.H., M.Sy, selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.

5. Bapak Drs. A. Faruk, MA dan Ibu Neni Triana, SE., M.Si, selaku Dosen

Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II skripsi ini.

6. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh staff karyawan/karyawati

Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan

kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita

memohon ampun, kepada manusia kita mohon maaf. Semoga menjadi pemberat

amal kebaikan kita di akhirat, Amin.

Jambi, Maret 2021

Penulis

CHAIRUL

Page 9: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

ABSTRAK

Chairul. SHE.162044. Titipan Benda Pusaka Di Museum Negeri Jambi

Ditinjau Dari Fiqh Muamalah

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui yang namanya titipan dalam islam

disebut dengan wadiah. Wadiah yaitu titipan murni dari satu pihak kepihak

lain,baik individu maupun badan hukum.Titipan pada dasar nya merupakan akad

yang bersifat sosial,dan bukan bersifat konmersil.akad titipan ini berdiri

berdasarkan kasih sayang dan tolong menolong, sehingga tidak mengharuskan

adanya imbalan dalam menjaga titipan tersebut. Skripsi ini bertujuan yaitu: (1)

menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi titipan benda pusaka dimuseum

negeri jambi. (2) mengetahui prosedur penitipan benda pusaka berdasarkan fiqh

muamalah. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan

metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Adapun lokasi penelitian yang dilakukan bertempat dikantor sekretariat Museum

Negeri Jambi yang beralamat di Jl. Jendral Urip Sumoharjo, Sungai Putri, Kec.

Telanaipura, Kota Jambi, Jambi 36124. Dan mewawancarai beberapa pegawai

bagian pengelolaan barang dan bagian bimbingan tamu kunjungan. Hasil

penelitian yang diperoleh penulis. Sebagaimana mestinya dalam sebuah perjanjian

untuk menitipkan benda pusaka kedalam musium siginjai jambi tidak adanya

sebuah syarat yang berat, mengenai proses mendapatkan yang berawal dari pihak

penitip menitipkan benda tersebut kepada musium negri jambi, kemudian pihak

musium memberikan surat perjanjian yang disaksikan beberapa orang saksi.

Selanjutnya, dari proses mendapatkan benda pusaka pada musium tersebut bila

dilihat dari perspektif fiqh muamalah telah mengikuti prosedur penitipan benda

pusaka yang ada dalam syariat Islam.dimana rukun rukun itu telah disebutkan

sebelumnya yaitu adanya para pihak yang merupakan pihak penitip dan pemberi

penitip, kemudian adanya benda atau barang yang dititipkan dan adanya

perjanjian antara kedua belah pihak yang menyetujui suatu perjanjian tersebut.

Upaya yang harus dilakukan oleh pihak museum adalah meningkatkan kualias

penjagaan, perawatan serta pelestarian dengan mengikuti pelatihan bagi staf untuk

bisa mendapatkan pengetahuan pemeliharaan, pemanfaatan benda dengan baik

dan benar. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk koleksi agar dapat bertahan

lama.

Page 10: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Kata Kunci : Titipan, Benda Pusaka, Museum, Fiqh muamalah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii

NOTA DINAS ................................................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...................................................... 4

D. Kerangka Teori................................................................................ 4

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 16

F. Pemikiran Terdahulu ..................................................................... 17

G. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 19

BAB II METODE PENELITIAN

Page 11: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

A. Lingkup Penelitian ....................................................................... 20

B. Jenis Dan Sumber Data ................................................................. 20

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 21

D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 22

E. Trigulasi Data ................................................................................ 23

F. Metode Analisis Data .................................................................... 23

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 24

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Museum Negeri Jambi ...................................................... 26

B. Arsitektur Bangunan Museum Negeri Jambi ................................. 27

C. Visi Dan Misi Museum Negeri Jambi ............................................ 28

D. Struktur Dan Tugas Pokok Organisasi Museum Negeri Jambi ..... 29

E. Tugas Dan Fungsi Museum Negeri Jambi ..................................... 33

F. Sarana Dan Prasarana Museum Negeri Jambi ............................... 35

G. Jenis Benda Yang Di Titipkan ....................................................... 38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Titipan Benda Pusaka Di

Museum Negeri Jambi .................................................................. 42

B. Prosedur Penitipan Benda Pusaka Di Museum Negeri Jambi

Berdasarkan Fiqh Muamalah ........................................................ 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 49

B. Saran-Saran ................................................................................... 50

Page 12: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

C. Penutup .......................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

LAMPIRAN GAMBAR

CURRICULUM VITAE

Page 13: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

DAFTAR TABEL

Tabel.1 : Sarana Khusus Museum Negeri Jambi Tahun 2021

Tabel.2 : Prasarana Umum Museum Negeri Jambi Tahun 2021

Page 14: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1 : proses atau prosedur penitipan

Page 15: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala sesuatu yang ada dibumi merupakan ciptaan Allah SWT yang dapat

diambil hikmah dan manfaatnya bagi makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, termasuk manusia. Manusia diperintahkan untuk mencari rezeki yang

halal dari berbagai bentuk karunia Allah yang ada dibumi. Sebagaimana firman

Allah SWT :2

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka

bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung.3

Islam adalah agama yang praktis, mengajarkan segala yang baik dan

bermanfaat bagi manusia. dengan tidak mempermasalahkan soal waktu, tempat

atau tahap-tahap perkembangan dari zaman ke zaman. Islam memandang bahwa

hidup manusia di dunia ini hanyalah sebagian kecil dari perjalanan hidup manusia.

Maka dari itu Islam mengajarkan cara ber-muamalat yang baik kepada umatnya,

salah satunya adalah cara simpan menyimpan harta.4

2 Veithzal Rivai Zainal dkk, Islamic Marketing Management, Cetakan Pertama, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2017), hlm. 1.

3 Al-jumu’ah (62): 10 4 Syaikh Abdullah bin Ibrahim, hlm42

Page 16: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Allah menjadikan manusia sebagai mahluk sosial agar kita saling tolong

menolong dalam segala urusan dan dalam masyarakat sosial dimana kita akan

saling berhubungan satu dan yang lainnya. Manusia dituntut agar dapat

mengerjakan perbuatan-perbuatan yang mengandung nilai ibadah begitu pula

hendaknya dalam bermuamalah kita harus jujur, adil, dan tidak merugikan orang

lain.5

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui yang namanya titipan

dalam islam disebut dengan wadiah. Wadiah yaitu titipan murni dari satu pihak

kepihak lain,baik individu maupun badan hukum.Titipan pada dasar nya

merupakan akad yang bersifat sosial,dan bukan bersifat konmersil.akad titipan ini

berdiri berdasarkan kasih sayang dan tolong menolong,sehingga tidak

mengharuskan adanya imbalan dalam menjaga titipan tersebut.

Ulama sepakat bahwa konsep titipan berdasarkan prinsip kepercayaan ,

bukan prinsip penggantian. Artinya ,ketika asset titipan mengalami kerusakan

yang di sebabkan bukan karena kelalaian penerima titipan ,maka tidak

berkewajiban menggantikan nya.berbeda ketika ia ceroboh maka wajib digantikan

nya. Selain itu penerimaa titipan berkewajiban mengembalikan Asset apabila

sipemilik asset ingin mengambilnya dengan tanda bukti surat yang telah dibuat

oleh pihak museum dengan kesepakatan bersama, dan jika sipenitip meninggal

maka ahli waris berhak dengan benda titipan tersebut dengan syarat surat tanda

5 Skripsi mariatul Ulia, titipan benda pustaka dalam perpektif fiqh muamalah pada

musium perjuangan jambi thn, 2013.

Page 17: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

bukti tidak hilang dan ahli waris boleh mau dijual atau diambil kembali atau

hibahkan.6

Transaksi wadiah atau (penitipan) ini asalnya dibolehkan yakni semua

orang bebas memilih apa yang akan dilakukan untuk menjaga harta miliknya.

Namun terkadang hukum penitip harta milik menjadi wajib, apabila barang

tersebut tak mampu dan tidak bisa menjaganya, menghilangkan atau khawatir

menjadi rusak, sehingga ia mencari orang yang dapat menjaganya. Titipan yang

sering terjadi dimusium siginjai jambi disebabkan karna sipenitip merasa dirinya

atau pun keluaraganya tidak mampu menyimpan barang tersebut, karna dianggap

keramat,antik dan berusia tua dan mempunyai keunikan tersendiri, akan tetapi ada

juga yang menitipkan karena takut barang tersebut menjadi rebutan

dikeluarganya.

Adapun proses penjanjian dalam proses benda pusaka pada museum

siginjai tidakdiberatkan persyaratan nya hanya perlu pihak penitip menerima surat

perjanjian berupa catatan tertulis yang di hadiri beberapa orang saksi dan di

setujui kepala museum siginjai jambi.

Hal mendasar kami dalam melakukan penelitian ini yaitu bagaimana kami

memandang sebuah proses terjadi nya benda pusaka hingga berakhir nya benda

titipan di museum siginjai jambi .untuk mengetahui masalah ini lebih lanjut maka

penulis tertarik mengambil tema dengan judul “Titipan Benda Pusaka Di

Museum Negeri Jambi Ditinjau Dari Fiqh Muamalah”.

6 Kamus.tokopedia.com

Page 18: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

B. Rumusan masalah

1. Apa faktor faktor yang mempengaruhi penitipan benda pusaka di museum

negeri jambi?

2. Bagaimana prosedur penitipan benda pusaka di museum negeri jambi di tinjau

dari fiqh muamalah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi penitipan benda pusaka di

museum negeri jambi

2. Untuk mengetahui prosedur penitipan benda pusaka di museum negeri jambi

berdasarkan fiqh muamalah

D. Manfaat penelitian

1. Menambah wawasan bagi penulis mengenai titipan benda pusaka dalam

perspektif islam

2. Agar pegawai yang berada di museum siginjai mengenal tentang akad apakah

sesuai dengan perspektif fiqh muamalah yang selama ini dilakukan.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan rujuan bacaan untuk mahasiswa yang

membacanya

E. Kerangka Teori

1. Pengertian al-wadiah

Wadi‟ah berasal dari akar kata Wada‟a, yang sinonimnya Taraka, artinya:

meninggalkan. Sesuatu yang dititipkan oleh seseorang kepada orang lain untuk

dijaga dinamakan wadi‟ah, karena sesuatu (barang) tersebut ditinggalkan disisi

Page 19: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

orang yang dititipi.Wadi‟ah (petaruh) ialah menitipkan suatu barang kepada orang

lain agar dia dapat memelihara dan menjaganya sebagaimana mestinya.

Menurut ulama Hanafiah defenisi wadi`ah adalah sebagai berikut,

Wadi`ah menurut syara` adalah pemberian kuasa oleh seorang kepada orang

lain untuk menjaga hartanya baik dengan lafal yang tegas (sharih) atau lafal yang

tersirat (dilala).7

Menurut kitab UU Hukum Perdata Islam pasal 763 yang dimaksud dengan

barang titipan (wadi‟ah) adalah barang yang diserahkan kepada orang tertentu

agar menyimpannya dengan baik dan amanah.Secara umum, wadi‟ah adalah

titipan murni dari pihak penitip yang mempunyai barang/aset kepada pihak

penyimpan yang diberi amanah/ kepercayaan, baik individu maupun badan

hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian,

keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja penyimpan

menghendaki.

Secara EtimologiAl-Wadi‟ah berarti titipan murni (amanah).Wadiah bermakna

amanah.Wadiah dikatakan bermakna amanah karena Allah menyebut wadiah

dengan kataamanah dibeberapa ayat Al-Qur‟an.8

Secara Terminologi Hanafiyah : Memberikan wewenang kepada orang lain

untuk menjaga hartanya.Sedangkan menurut Malikiyah, Syafi‟iyah, Hanabilah

Mewakilkan orang lain untuk memelihara harta tertentu dengan cara tertentu.

Wadiah secara istilah adalah akad seseorang kepada pihak lain dengan

menitipkan suatu barang untuk dijaga secara layak (menurut kebiasaan). Dalam

7 Sahid sabiq, Fiqh As-sunnah, Juz3. Dar Al-Fikr, Beirut, cetakan III, 1981, hlm 163

8M.Syafi‟I Antonio,Islamic Banking(Jakarta:Gema insani,2001),hlm 155.

Page 20: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Ensiklopedi Hukum Islam Wadiah secara bahasa bermakna meninggalkan atau

meletakkan, yaitu meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara atau

dijaga. Sedangkan secara istilah adalah Memberikan kekuasaan kepada orang lain

untuk menjaga hartanya atau barangnya dengan secara terang-terangan atau

dengan isyarat yang semakna dengan itu.Singkatnya, Wadiahjugabiasa

diartikantitipan, Dari pengertian ini maka dapat dipahami bahwa apabila ada

kerusakan pada benda titipan, padahal benda tersebut sudah dijaga sebagaimana

layaknya,

maka si penerima titipan tidak wajib menggantinya, tapi apabila kerusakan itu

disebabkan karena kelalaiannya, maka ia wajib menggantinya. Dengan demikian

akad wadi‟ah ini mengandung unsur amanah, kepercayaan (trusty). Dengan

demikian, prinsip dasar wadi‟ah adalah amanah.

2. Rukun dan Syarat Wadiah

a. Landasan hukum

Ulama fikih sependapat, bahwa wadi‟ah adalah sebagai salah satu akad dalam

rangka tolong menolong antara sesama manusia. Sebagai landasannya firman

allah di dalam al-quran.

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanaya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

Page 21: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi

Maha melihat.

Dasar dari ijma‟, yaitu ulama sepakat diperbolehkannya wadi‟ah. Ia termasuk

ibadah sunnah. Dalam kitab Mubdi disebutkan : “ijma‟ dalam setiap masa

memperbolehkan wadi‟ah. Dalam kitab Ishfah disebutkan: ulama sepakat bahwa

wadi‟ah termasuk ibadah sunnah dan menjaga barang titipan itu mendapatkan

pahala.

b. Rukun Wadi’ah

Menurut ulama ahli fiqh imam abu hanafi mengatakan bahwa rukun wadi‟ah

hanyalah ijab dan qobul[.Namun menurut jumhur ulama mengemukakan bahwa

rukun wadi‟ah ada tiga yaitu:

1. Orang yang berakad

2. Barang titipan

3. Sighah, ijab dan kobul

c. Syarat Wadi’ah

Dalam hal ini persyaratan itu mengikat kepada Muwaddi‟, wadii‟,dan wadi‟ah.

Muwaddi‟ dan wadii‟ mempunyai persyaratan yang sama yaitu harus balig,

berakal dan dewasa. Sementara wadi‟ah disyaratkan harus berupa suatu harta

yang berada dalam kekuasaan/tangannya secara nyata.

1. Syarat-syarat benda yang dititipkan.

Page 22: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

2. Benda yang dititipkan disyaratkan harus benda yang bisa disimpan. Apabila

benda tersebut tidak bisa disimpan, seperti burung di udara atau benda yang

jatuh ke dalam air, maka wadi‟ah tidak sah apabila hilang, sehingga tidak wajib

mengganti.

3. Syafi‟iyah dan Hanabilah mensyaratkan benda yang dititipkan harus benda

yang mempunyai nilai atau qimah dan dipandang sebagai maal, maupun najis.

Seperti anjing yang bisa dimanfaatkan untuk berburu atau menjaga keamanan.

Apabila benda tersebut tidak memiliki nilai, seperti anjing yang tidak ada

manfaatnya, maka wadi‟ah tidak sah.

4. Syarat Shigat

Sighat adalah ijab dan qabul. Syarat shigat adalah ijab harus dinyatakan

dengan ucapan atau perbuatan. Ucapan adakalanya tegas (sharih) dan adakalanya

dengan sindiran (kinayah). Malikiyah menyatakan bahwa lafal dengan kinayah

harus dengan disertai niat. Contoh : lafal yang sharih: “Saya titipkan barang ini

kepada anda”. Sedangkan lafal sindiran “berikan kepadaku mobil ini”. Pemilik

mobil menjawab:” saya berikan mobil ini kepada anda”. Kata “berikan”

mengandung arti hibah dan wadiah (titipan).

3. Syarat orang yang menitipkan (al-mudi’)

Syarat orang yang menitipkan adalah sebagai berikut:

1. Berakal

2. Baligh. Wadiah tidak sah apabila dilakukan dengan anak yang belum baligh.

Tetapi menurut Hanafiah, baligh tidak menjadi syarat wadiah sehingga wadiah

Page 23: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

hukumnya sah apabila dilakukan dengan anak mumayyiz dengan persetujuan

dari walinya.

3. Syarat orang yang dititipi (al-muda‟)

4. Baligh. Syarat ini dikemukakan oleh Jumhur ulama. Akan tetapi, Hanafiah

tidak menjadikan baligh sebagai syarat untuk orang yang dititipi, melainkan

cukup ia sudah mumayyiz.

5. Malikiyah mensyaratkan orang yang dititipi harus orang yang diduga kuat,

mampu menjaga barang yang dititipkan kepadanya,

4. Hukum menerima benda titipan

Menurut keadaannya, hukum menerima wadi‟ah ada empat. Yaitu :

a) Wajib

Bagi orang yang sanggup diserahi(dititipi) oleh orang lain dan hanya dia satu-

satunya orang yang dipandang sanggup, maka hukumnya wajib. Begitu juga,

apabila orang yang menitipi itu dalam keadaan darurat.

b) Sunnah

Bagi orang yang merasa sanggup diserahi suatu amanat, sehingga ia dapat

menjaga barang yang diamanatkan dengan sebaik-baiknya.

c) Makruh

Page 24: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Bagi orang yang sanggup, tetapi tidak percaya terhadap dirinya sendiri, apakah ia

mampu menjaga amanat itu dengan baik atau tidak, sehingga dimungkinkan ia

tidak dapat mempertanggung jawabkannnya.

d) Haram

Bagi orang yang benar-benar tidak sanggup untuk diserahi suatu amanat.

5. Macam macam wadiah

a. Wadi‟ah yad al-amanah (Trustee Defostery)

Al- wadi‟ah Yad Al-Amanah, yaitu titipan barang/harta yang dititipkan oleh pihak

pertama (penitip) kepada pihak lain (bank) untuk memelihara (disimpan)

barang/uang tanpa mengelola barang/ harta tersebut. Dan pihak lain (bank)

tidak dibebankan terhadap kerusakan atau kehilangan pada barang/harta titipan

selama hal tersebut. Aplikasinya di perbankan yaitu: safe deposit box.

Wadi‟ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh

penerima titipan.

2. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan

berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan tanpa boleh

memanfaatkannya.

3. Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan

biaya kepada yang menitipkan.

4. Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh

penerima titipan, aplikasi perbankan yang memungkinkan untuk jenis ini

adalah jasa penitipan atau safe defosit box.

Page 25: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

b. Wadi‟ah yad adh-dhamanah (Guarantee Depository)

Wadi‟ah ini merupakan titipan barang/harta yang dititipkan oleh pihak

pertama (nasabah) kepada pihak lain (bank) untuk memelihara barang/harta

tersebut dan pihak lain (bank) dapat memanfaatkan dengan seizin pemiliknya dan

menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat, saat si

pemilik menghendaki. Konsekuensinya jika uang itu dikelola pihak lain (bank)

dan mendapat keuntungan, maka seluruh keuntungan menjadi milik pihak lain

(bank) dan bank boleh memberikan bonus atau hadiah pada pihak pertama

(nasabah) dengan dasar tidak ada perjanjian sebelumnya. Aplikasinya di

perbankan yaitu : tabungan dan giro tidak berjangka.

Wadi‟ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a). Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang

menerima titipan.

b) Karena dimanfaatkan,barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu dapat

menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan bagi penerima

titipan untuk memberikan hasil manfaat kepada si penitip.

c). Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini.

6. Syarat-syarat Shigat

Shigat akad adalah ijab dan qabul. Syarat shigat adalah ijab harus

dinyatakan dengan ucapan atau perbuatan. Ucapan adakalanya tegas (sharih) dan

adakalanya dengan sindiran (kinayah). Malikiyah menyatakan bahwa lafal dengan

kinayah harus disertai dengan niat. Contoh lafal yang sharih: “saya titipkan

barang ini kepada anda”. Sedangkan contoh lafal sindiran (kinayah): Seseorang

Page 26: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

mengatakan, “Berikan aku mobil ini”. Pemilik mobil menjawab: “Saya berikan

mobil ini kepada anda”. Kata “berikan” mengandung arti hibah dan wadi‟ah

(titipan). Dalam konteks ini arti yang paling dekat adalah “titipan”. Contoh ijab

dengan perbuatan: Seseorang menaruh sepada motor di hadapan seseorang tanpa

mengucapkan kata-kata apapun. Perbuatan tersebut menunjukkan penitipan

(wadi‟ah). Demikian pula qabul kadang-kadang dengan lafal yang tegas (sharih),

seperti: “Saya terima” dan adakalanya dengan dilalah (penunjukan), misalnya

sikap diam ketika barang ditaruh di hadapannya.

Menyatakan bahwa lafal dengan kinayah harus disertai dengan niat. Contoh

lafal yang sharih: “saya titipkan barang ini kepada anda”. Sedangkan contoh

lafal sindiran (kinayah): Seseorang mengatakan, “Berikan aku mobil ini”. Pemilik

mobil menjawab: “Saya berikan mobil ini kepada anda”. perbuatan. Ucapan

adakalanya tegas (sharih) dan ada kalanya dengan sindiran (kinayah). Malikiyah

Kata “Shigat akad adalah ijab dan qabul . Syarat shigat adalah ijab harus

dinyatakan dengan ucapan atau berikan” mengandung arti hibah

dan wadi‟ah (titipan). Dalam konteks ini arti yang paling dekat adalah “titipan”.

Contoh ijab dengan perbuatan: Seseorang menaruh sepada motor di hadapan

seseorang tanpa mengucapkan kata-kata apapun. Perbuatan tersebut menunjuk kan

penitipan (wadi‟ah). Demikian pula qabul kadang-kadang dengan lafal yang

tegas (sharih), seperti: “Saya terima” dan ada kalanya

dengan dilalah (penunjukan), misalnya sikap diam ketika barang ditaruh di

hadapannya.

7. Syarat Orang yang Menitipkan (al-Mudi’)

Page 27: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Syarat orang yang menitipkan adalah sebagai berikut.

1) Berakal. Dengan demikian, tidak sah wadi‟ah dari orang gila dan anak yang

belum berakal.

2.) Baligh. Syarat ini dikemukakan oleh Syafi‟iyah.Dengan demikian menurut

Syafi‟iyah, wadi‟ah tidak sah apabila dilakukan oleh anak yang belum baligh

(masih di bawah umur).Tetapi menurut Hanafiyah baligh tidak menjadi

syarat wadi‟ah sehingga wadi‟ah hukumnya sah apabila dilakukan oleh

anakmumayyiz dengan persetujuan dari walinya atau washiy-nya.

Sebagaimana telah dikemukakan di muka bahwa Malikiyah

memandang wadi‟ah sebagai salah satu jenis wakalah, hanya khusus dalam

menjaga harta. Dalam kaitan dengan syarat orang yang menitipan (mudi‟) sama

dengan syarat orang mewakilkan (mukil), yaitu:

1) Baligh,

2) Berakal, dan

3) Cerdas.

Apabila dikaitkan dengan definisi yang kedua, yang menganggap wadi‟ah hanya

semata-mata memindahkan hak menjaga harta kepada orang yang dititipi, maka

syarat orang yang menitipkan (mudi‟) adalah ia harus membutuhkan jasa

penitipan.9

8. Syarat Orang yang Dititipi (Al-Muda’)

Syarat orang yang dititipi (muda‟) adalah sebagai berikut

1). Berakal.

9http://pendidikan.blogspot.com/2011/04/wadiah-titipan.html,akses1april2013.

Page 28: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Tidak sah wadi‟ah dari orang gila dan anak yang masih di bawah umur.Hal ini

dikarenakan akibat hukum dari akad ini adalah kewajiban menjaga harta,

sedangkan orang yang tidak berakal tidak mampu untuk menjaga barang yang

dititipkan kepadanya.

2). Baligh.

Syarat ini dikemukakan oleh jumhur ulama. Akan tetapi, Hanafiyah tidak

menjadikan baligh sebagai syarat untuk orang yang dititipi, melainkan cukup ia

sudah mumayyiz.10

Malikiyah mensyaratkan orang yang dititipi harus orang yang diduga kuat mampu

menjaga barang yang dititipkan kepadanya.

9. Status Wadi’ah

Para ulama mazhab sepakat bahwa wadi‟ah merupakan perbuatan qurbah

(pendekatan diri kepada Allah) yang dianjurkan, dan dalam menjaga harta yang

dititipkan diberikan pahala. Titipan tersebut semata-mata merupakan amanah

(kepercayaan) bukan bersifat madhmumah (ganti rugi), sehingga orang yang

dititipi tidak dibebani ganti kerugian kecuali karena melampaui batas (ta‟addi)

atau teledor (taqshir). Hal tersebut didasarkan pada Hadits Nabi Saw. yang

diriwayatkan oleh „Amr bin Syu‟aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Nabi Saw.

bersabda:

Tidak ada ganti rugi bagi orang yang meminjam yang tidak menyeleweng

dan tidak ada ganti rugi bagi orang yang dititipi yang tidak melakukan

penyelewengan. (HR. Ad-Daruquthni dan Baihaqi).

10

A.Munir, Dasar-Dasar Agama Islam, hlm.236.

Page 29: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan dari „Amr bin Syuaib dari ayahnya

dari kakeknya bahwa Nabi Saw. bersabda:

Tidak ada ganti rugi bagi pemegang amanah. (HR. Ad-Daruquthni)

Atas dasar itu, apabila si pemilik barang meminta kembali barang yang

dititipkannya maka orang yang dititipi wajib mengembalikannya. Hal ini sesuai

dengan firman Allah dalam Surah An-Nisa‟ (4) ayat 58. 11

58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah

Maha mendengar lagi Maha melihat.

Penyerahan penitipan tersebut harus langsung kepada diri pemilik barang.

berbeda dengan pinjaman („ariyah) dan ijarah, yang pengembaliannya boleh

kepada anggota keluarga si pemilik barang, berdasarkan adat kebiasaan yang

berlaku. Akan tetapi, untuk barang-barang yang berharga, seperti emas dan

permata, pengembaliannya harus langsung kepada pemiliknya. Apabila barang

tersebut dikembalikan kepada anggota keluarganya kemudian hilang maka

11 Q.S An-nisa Ayat 58

Page 30: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

peminjam atau penyewa wajib mengganti kerugian karena penyerahan dengan

cara demikian menyalahi adat kebiasaan yang berlaku.

Apabila dia tidak kuasa atau tidak sanggup menjaganya sebagaimana

semestinya. Karena seolah-olah ia membukakan pintu untuk kerusakan atau

lenyapnya barang yang dititipkan itu.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian atau studi yang menjelaskan tentang pandangan hukum islam

terhadap titipan benda pustaka (studi pada musium negri jambi) secara umum

memang belum layak dilakukan Demikian halnya dengan penelitian yang

difokuskan kepada titipan (wadiah) yang terkait dengan pandangan hukum Islam

terhadap titipan benda pustaka, sudah ada yag melakukan studi terlebih dahulu

dan dilakukan sama dengan tinjauan hukum islam dalam penelitian ini

diantaranya,oleh mariatul Ulia “titipan benda pustaka dalam perpektif fiqh

muamalah pada musium siginjai jambi. Penelitian ini menyoroti bagaimana cara

menitipkan suatu barang pustaka kepada musium Siginjai jambi dan megenai

proses pengambilan titipan benda pustaka yang terdapat pada musium jambi. Dan

proposal kami sama juga memaparkan tentang bagaimana proses dalam penitipan

suatu benda pustaka, dari akad hingga terjadinya penitipan apakah dihibahkan

atau bisa diambil kembali.

dan mengelola dana tersebut untuk pembiayaan-pembiayaan.kemudian oleh

Muhammad Yunus dengan tema”studi analisis pelaksanaan tabungan al-wadiah

yad-dhamanah di Kospin Jasa Syariah dalam tinjauan hukum islam”.Dalam

penelitian Dalam melakukan studi lainnya diakukan oleh Dewi Nur Ainidengan

Page 31: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

tema “tinjauan hukum Islam terhadap operasional wadiah pada produk tabungan

zakat di PT.BPRS Makmur Indah dalam penelitian nya itu menyimpulkan bahwa

nasabah menitipkan dana ke bank untuk menyisihkan sebagian hartanya yang

mana diperuntukan untuk zakat pada waktu diwajibkan untuk mengelurkan zakat,

disini nasabah menitipkan uang dan memberi wewenang sepenuhnya kepada

bank untuk memanfaatkan tersebut menyimpulkan pada dasarnya praktek yang

dilaksanakan oleh Kospin Jasa Syariah memang dapat menguntungkan kedua

belah pihak,yakni antara pihak kpoperasi dan pihak yang menitipkan harta

bendanya.Namun jika dilihat dari prinsip hukum islam terkait dengan transaksi

ta‟awun dan ketentuan akad,maka akan ditemukan kontradiksi antara praktek

Kospin Jasa Syariah Pekalongan dengan hukum islam.

Penelitian Terdahulu

1. Skripsi Dewi Nur Aini “tinjauan hukum Islam terhadap operasional wadiah

pada produk tabungan zakat di PT.BPRS Makmur Indah” Metode Penelitian

: Data primer, Data sekunder Tahun dengan hasil pembahasan (nasabah

menitipkan dana ke bank untuk menyisihkan sebagian hartanya yang mana

diperuntukan untuk zakat pada waktu diwajibkan untuk mengeluarkan zakat,

disini nasabah menitipkan uang dan memberi wewenang sepenuhnya kepada

bank untuk memanfaatkan dan mengelola dana tersebut untuk pembiayaan-

pembiayaan) Tahun 2003

2. Skripsi Mariatul Ulia “titipan benda pustaka dalam perpektif fiqh muamalah

pada musium perjuangan jambi” Metode Penelitian : Wawancara,

Dataprimer, Datasekunder dengan hasil bahasan (Dalam hal memperoleh

Page 32: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

titipan benda pusaka belum termasuk kedalam rukun dan syarat dalam fiqih

muamalah)

3. Skripsi Muhammad Yunus “Studi Analisis Pelaksanaan Tabungan Al-Wadiah

yad-dhamanah di Kospin Jasa Syariah Dalam Tinjauan Hukum Islam”

Metode Penelitian : Data deskriptif analisis Hasil Pembahasan Belum sesuai

denganPrinsip hukum islam terkait dengan transaksi ta‟awun dan ketentuan

akad,maka akan ditemukan kontradiksi antara praktek Kospin Jasa Syariah

Pekalongan dengan hukum islam.

Page 33: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

G. Kerangka Pemikiran

Didalam museum siginjai banyak kita temukan barang-barang pusaka baik itu

yang bersifat titipan ataupun dihibahkan oleh masyarakat, mulai dari ruangan

pertama yang meceritakan letak provinsi jambi, di sebelah kiri meletakan tempat

pontensi alam budaya, dan sebelah kanan ada peninggalan perjuangan jambi

seperti keris dan lain-lain.

Saat petama masuk kita lurus ada sebuah batu-batu dan penjelasan tentang sulthan

thaha, disebeleah kanan terdapat perahu lajur dan patung peninggalan budha.

Dan masih banyak lagi barang peninggalan sejarah lainnya.

Titipan benda pusaka

Museum siginjai

Persfektif piqh muamalah

Page 34: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

20

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lingkup penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif ruang

linkup penelitian ini di museum siginjai jambi permasalahan yang akan di teliti

dalam penelitian ini adalah titipan benda pusaka dalam prespektif fiqh

muamalah.dalam mengadakan penelitian penulis akan meneliti secara cermat dan

mencari data dan informasi yang kongkrit di musiun negeri jambi sehingga akan

menghasilkan data yang valid untuk di analisa oleh peneliti dan di cari solusi yang

baik mengenai titipan benda pusaka dalam perspektif fiqh muamalah.

B. Jenis dan sumber data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

kepustakaan (data sekunder), antara lain sebagai berikut:

1). Data primer merupakan data, yang diperoleh secara langsung dan sumbernya

ataupun dari lokasi objek penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang

diperoleh di lapangan.

2). Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara

tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh secara tidak

langsung atau melalui sumber lain. Jadi gambaran umumdari penelitian ini yaitu:

1) Sejarah singkat museum

2) Tata letak benda-benda pusaka yang ada didalam museum

3) Sarana dan prasarana yang ada dimuseum

4) Tugas dan fungsi museum negeri jambi

Page 35: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

C. Tekhnik pengumpulan data

Merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama

dalam penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui tekhnik

pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar

data yang di tetapkan.12

A. Observasi

Observasi adalah ilmu pengetahuan. Penulisan menggunakan metode observasi

untuk melihat apakah akad yang digunakan dalam museum siginjai sudah sesuai

dengan syariat islam dan faktor faktor masyarakat menitipkan barang pusaka itu

apa.

B. Wawancara

Pada tahap wawancara, pertanyaan diajukan secara lisan, Suatu pedoman

wawancara tentu saja harus benar-benar dapat mengerti oleh pengumpul data,

sebab dialah yang akan menanyakan dan menjelaskan pada responden.

Setelah melakukan tahap wawancara dengan responden maka kami dapat

mengetahui bagaimana proses akad perjanjian mengenai barang titipan di musium

negeri jambi dan apa saja faktor yang membuat masyarakat menitipkan barang

pusaka tersebut.

12

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan- Pendekatan kualitatatif, Kuantitatif, dan R &

D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.308.

Page 36: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

C. Dokumentasi

Dokumentasi penulis di gunakan untuk memperoleh semua data yang

berhubungan dengan islam di mana penulis mengumpulkan bahan dengan kajian

pustaka dan buku buku uang membahas muamalah.

D. Teknik dan analisa data

Dalam penulisan proposal ini peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh

data atau menghimpun berbagai data, fakta dan informasi yang diperlukan.Data

yang didapatkan harus mempunyai hubungan yang relevan dengan masalah yang

dikaji, sehingga memiliki kualifikasi sebagai sistem tulisan yang proporsional.

Adapun metode penelitian yang akan digunakan sebagai berikut:

Dalam menganalisa data tersebut penulisan menggunakan:

metode analisis data kualitatif yaitu dengan pengamatan,wawancara,atau

penelaahan dokumen. Dalam metode ini dengan keuntungannya : pertama data

kualitatif lebih mudah,kedua menyajikan data secara langsung hakikat hubungan

antara peneliti dan responden,ketiga metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri

dengan banyak penajaman pengaruh tehadap pola dan nilai.13

1. Deskripsi

Dalam menganalisis data secara deskripsi ini berarti menjelaskan secara umum

dan menggambarkan musium siginjai secara menyeluruh,baik itu sejarah maupun

barang titipan yang ada di museum tersebut.

Lexy J.Moleong, Metologi penelitian

kualitatif(Bandung:PTRemajaRosdakarya,cet.25)hlm,9.

Page 37: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

E. Triangulasi Data

Adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

laindiluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan

terhadap data lain. Dalam hal ini peneliti menggunakan dengan sumber yakni

membandingkan dan mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang

diperoleh. Yaitu dengan cara:

a. Membandingkan dengan data hasil observasi dengan data wawancara

b.Membandingan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

c.Membandingan wawancara dengan buku suatu teori.14

F. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa data tersebut penulisan menggunakan metode analisis data

versi Miles dan Huberman antara lain sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transormasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan lapangan. Reduksi data merupakan salah satu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengkategorisasikan, mengarahkan, membuang

data yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data yang sedemikian rupa sehingga

akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi.15

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

14

lbid, hlm. 330.

15 Husaini Usman Dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), hlm. 85.

Page 38: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

tindakan.Penyajian dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan, dan

bagan.Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam

bentuk yang padu dan mudah dipahami16

3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan kegiatan diakhir penelitian

kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi baik

dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh subyek

tempat penelitian itu dilaksanakan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtun, pembahasan dalam penulisan

penelitian ini mempunyai sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, bab ini mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori,

Tinjauan Pustaka.

BAB II :Pada bab ini dipaparkan Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan

Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Sistematika

Penulisan dan Jadwal Penelitian.

BAB III : Selanjutnya pada bab ini dipaparkan tentang Gambaran Umum Tempat

Penelitian, Sejarah Berdirinya, Visi Dan Misi, Struktur Organisasi MUSEUM

Kota Jambi.

BAB IV : Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian yang

dilakukan peneliti mengenai bagaimana prosedur penitipan benda pusaka dan

16 Ibid.,hlm. 86.

Page 39: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

faktor-faktor yang mempengaruhi benda pusaka dititipkan dimuseum negeri

Jambi

BAB V : Bab ini merupakan penutup, berisi tentang Kesimpulan dari hasil

penelitian skripsi dan berisikan tentang Saran-Saran serta dilengkapi dengan

Daftar Pustaka, Lampiran, dan Curiculum Vitae.

Page 40: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

26

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Museum Negeri Jambi

Peletakan batu pertama pembangunan Museum Negeri Jambi pada tanggal 18

Februari 1981 oleh Gubernur Jambi Bapak Masjchun Syofwan, SH. Merupakan

titik awalnya gerakan program pembangunan museum di Provinsi Jambi. Lokasi

pembangunan Museum Negeri Jambi merupakan milik Organisasi Persatuan

Pamong Marga Desa (PPMD) Provinsi Jambi yang terdiri dari para Ninik Mamak

dan Tuo Tangganai masyarakat Daerah Jambi yang dihibahkan kepada Gubernur

untuk membangun Museum.Begitu ambisi masyarakat Jambi untuk melestarikan

warisan budaya, untuk menjadi pedoman para generasi penerus, hingga mereka

tidak hilang jati dirinya.Museum Negeri Jambi diresmikan pada tanggal 6 Juni

1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Prof.DR. Fuad Hassan.

Peresmian ditandai dengan penandatangani prasasti, maka Museum Negeri Jambi

telah dapat dikunjungi oleh para pelajar, siswa dan mahasiswa serta masyarakat

dan peneliti.Benda-benda warisan budaya yang terhimpun di Museum Negeri

Jambi merupakan warisan budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur yang

mencerminkan kehidupan masyarakat Provinsi Jambi pada masa lalu. Berlakunya

Undang-undang No. 22 Th 1999 tentang otonomi daerah, nama Museum Negeri

Propinsi Jambi berubah menjadi Museum Negeri Jambi.17

Perda No. 26 Tahun

2012 tanggal 12 Juni 2012, nama Museum Negeri Jambi berubah menjadi

17

Dokumentasi Musium Negri Jambi, Tahun 2021.

Page 41: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Museum Siginjei yang diresmikan oleh Bapak Gubernur tanggal 30 Oktober

2012.

Koleksi peninggalan masa Kesultanan Jambi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah berbagai bentuk peninggalan sejarah baik berupa dokumen maupun benda

peninggalan. Koleksi peninggalan ini penulis kelompokkan pada masa Kesultanan

Jambi. Masa Kesultanan Jambi adalah masa pemerintahan Jambi dibawah

kepemimpinan sultan. Dalam sejarahnya yang memiliki rekam jejak sejarah yang

luas. Sebelum Jambi berada dibawah kepemimpinan sultan, daerah Jambi

mendapat pengaruh Hindu-Budha, sistem pemerintahan Jambi pada masa itu

berbentuk kerajaan. Pada perkembangannya saat islam menyebar di wilayah

Nusantara, wilayah Jambi juga mendapat pengaruh islam. Akibatnya islam

meninggalkan berbagai bentuk peninggalan budaya, dan sistem pemerintahannya

pun turut berubah dari sistem kerajaan menjadi bentuk pemerintahan kesultanan.

Oleh karena itu dalam penelitian di museum Perjuangan Rakyat Jambi,

B. Arsitektur Bangunan Museum Siginjei Jambi

Bangunan Museum secara keseluruhannya menampilkan karya arsitektur

perancang bangunan yang memperpadukan arsitektur tradisional Jambi dengan

kreasi bangunan masa kini.Bentuk- bentuk dan cirri-ciri rumah tradisional Jambi

yang dikenal dengan sebutan Rumah Kajang Lako dan Rumah Larik atau Rumah

Panjang, tertonjolkan pada bentuk tiang pilar yang kokoh, mendukung ruangan

bangsal beratap sirap dan bentuk-bentuk tiang untuk ruamah Larik diasimilasikan

pada saluran air dari atap bangunan. Bentuk rumah Kajang Lako dituangkan pada

bangunan gedung induk ( main building ) serta bangunan Auditorium. Sedangkan

Page 42: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

bentuk ruamah Larik dituangkan pada bangunan penunjang lainnya, gedung

administrasi, gedung storage, gedung konservasi dan preparasi. Gedung induk

dengan arsitektur Rumah Kaajang Lako terdiri dari 2 lantai, lantai pertama adalah

pemnafaatan dan penyesuaian bagian bawah, rumah Kajang Lako untuk keperluan

teknis kepameranan museum. Demikian pula dengan lantai 2 yang dibuat tanpa

pembagian ruangan atau sekat-sekat, untuk memudahkan pengaturan teknis

kepameranan yang merupakan fungsi utama dari bangunan induk. Fungsi tangga

pada bangunan rumah Kajang Lako, dialihkan menjadi tangga untuk memasuki

ruangan umum pada lantai pertama, sedangkan dibagian samping dalam tersedia

pula 2 buah tangga, yang pertama untuk naik ke lantai 2, disisi utara dan tangga

kedua berfungsi untuk turun ke lantai 1 yang berbeda disisi selatan. Atap

bangunan terdidri empat bidang, masing-masing berbentuk empat persegi

panjang.

C. Visi Dan Misi Museum Siginjai Jambi

V i s i

Mewujudkan Museum Negeri Jambi sebagai cerminan budaya daerah

dan menjadi pusat pendidikan dan penelitian serta pesona rekreasi

M i s i

1. Menjadikan Museum Negeri Jambi sebagai pusat studi ilmiah, pendidikan,

rekreasi budaya, pelestarian budaya dan kepariwisataan.

2. Menyelamatkan dan mendokumentasikan warisan budaya penting bagi sejarah,

iptek, kebudayaan, religi dan seni.

Page 43: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

3. Memelihara dan memanfaatkan benda warisan budaya untuk kemajuan adab

dan persatuaan bangsa.

4. Mendorong pengembangan iptek,religi, budaya dan seni dengan memanfaatkan

museum sebagai sumber inspirasi dan apresasi budaya dari generasi ke

generasi.

5. Melestaarikan nilai luhur budaya bangsa dalam memperkukuh jati diri serta

rasa persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.

6. Memberikan cerminan pengembangan sumber daya alam, sejarah perjuangan,

seni, iptek, religi dan peradaban manusia.

7. Menjadikan museum sebagai sarana promosi potensi daerah melalui kegiatan

pameran dan kerjasama dengan pihak luar.18

D. Struktur dan Tugas Pokok Organisasi Museum Negeri Jambi

Tugas :

Museum Negeri Jambi dipimpin oleh seorang kepala dan bertanggungjawab

kepada kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jambi, mempunyai

tugas memimpin dan melaksanakan tugas pokok.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja Museum Negeri Jambi.

b. Penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah

yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan tugas operasional sehari-hari.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala

Seksi dan Kelompok jabatan Fungsional.19

18

Dokumentasi Musium Negri Jambi, Tahun 2021

Page 44: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

d. Penelitian hasil pekerjaan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi

dan Kelompok jabatan Fungsional.

e. Pelaksanaan evaluasi kegiatan, pembuatan dan penyampian laporan berkala

dan incident kepada Kepala Dinas dan Tembusan kepada intansi terkait.

f. Pelaksana tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas

1. Kasubag tata Usaha

Mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada semua satuan

kerja dilingkungan Museum Negeri Jambi dan menyusun, mengatur dan

melaksanakan Program Kerja Tahunan baik yang mengatur dan melaksanakan

urusan dalam yang meliputi surat menyurat, pengadaan / pencetakan kearsipan,

rumah tangga, kantor pemeliharaan gedung dan ketertiban lingkungan, serta

perjalanan dinas.

Fungsi :

a. Melaksanakan urusan kepegawaian

b. Melaksanakan urusan keuangan

c. Melaksanakan urusan perlengkapan

d. Melaksanakan urusan rumah tangga, termasuk urusan kebersihan ketertiban

dan keamanan

e. Membuat dan menyampaikan laporan Sub Bagian tata Usaha, serta

menyiapkan konsep laporan Museum Negeri Jambi tepat pada waktunya

g. Melaksanakan tuagas lainnya yan diberikan oleh Kepala Museum Negeri

Jambi

19

Dokumentasi Musium Negri Jambi, Tahun 2021

Page 45: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

2. Urusan Rumah Tangga

Adapun tugas dari bagiaan rumah tangga adalah :

a. Menerima surat masuk dan surat keluar

b. Pelaksanaan Urusan perlengkapan dan perbekalan

3. Urusan Kepegawaian

Adapun tugas dari bagian Kepegawaian adalah :

a. Mengurus kenaikan pangkat para karyawan dan karyawati

b. Mengurus gaji pegawai

c. Mengurus cuti pegawai

d. Pelaksana urusan pegawai

4. Urusan keuangan

Adapun tugas dari Urusan keuangan adalah :

a. Mengurus daftar gaji

b. Mengurus karyawan naik pangkat

5. Urusan Perpustakaan

Adapun tugas dari Urusan perpustakaan adalah :

a. Mencatat jumlah buku

b. Memberi pengarah bagi pengunjung yang memerlukan buku pedoman tentang

museum.

6. Kasi Pengelolaan Teknik Koleksi

Tugas :

Seksi Pengelolaan Koleksi dipimpin oleh seorang Kasi Pengelolaan Koleksi dan

bertanggungjawab kepada kepala Museum Negeri Jambi, mempunyai tugas

Page 46: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

melaksanakan kegiatan teknis / fungsional permuseuman di bidang pengelolaan

koleksi.

Fungsi :

a. Melaksanakan survey pengadaan koleksi

b. Melaksanakan pengadaan koleksi

c. Melaksanakan penelitian koleksi

d. Melaksanakan konservasi koleksi

e. Melaksanakan fumigasi koleksi

f. Pelaksana restorasi koleksi

g. Pelaksanaan pengendalian kelembaban udara dilingkungan tempat koleksi

h. Pelaksanaan pembuatan replika / reproduksi koleksi

i. Melaksanakan katalogisasi dan rakatalogisasi koleksi

j. Melaksanakan penyususnan sumber data koleksi

k. Melaksanakan study perbandingan koleksi museum

l. Dan lain sebagainya.

7. Teknik Bimbingan Edukasi Kultural

Tugas :

Seksi bimbingan Publikasi dipimpin oleh seorang kepala Seksi Bimbingan dan

Publikasi yang bertanggungjawab kepada Kepala Museum Negeri Jambi,

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis / fnngsional pemuseuman di

bidang Bimbingan dan Publikasi.

a. Membuat rencana dan Program kerja seksi Bimbingan dan Publikasi

b. Pelaksana penyusunan juklak kegiatan Bimbingan dan Publikasi

Page 47: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

c. Pelaksana pedoman Materi Bimbingan untuk siap jejaring pendidikan

d. Pelaksana Renovasi Tata dan Pameran teta

e. Pelaksana Pameran khusus dan pameran keliling

f. Penyelenggara lomba untuk siswa

g. Penyelenggara pergelaran seni tradisional

h. Pelaksana pembuatan teaching kit

i. Pembuatan alat peraga ceramah dan menyelenggarakan caeramah

permuseuman

j. Pembimbing karya tulis untuk siswa dan mahasiswa

k. Penyusunan paket Narasi slide program

l. Dan lain sebagainya.

8. Teknik Konservasi dan Refaransi

a. Membersihkan Koleksi

b. Menata ulang ruangan

c. Menyusun dan mempebaharui barang-barang

E. Tugas dan Fungsi Museum Negeri Jambi

1. Mengumpulkan dan mengamalkan warisan alam dan budaya.

2. Dokumentasi dan peneliti ilmiah.

3. Konservasi dan Refaransi

4. Penyebaran dan Pemerataan Ilmu

5. Pengenalan budaya daerah antar bangsa

6. Visualisasi warisan sejarah alam dan budaya

7. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.

Page 48: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

8. Pembangkitan rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dari fungsi-fungsi diatas dapat dipahami bahwa museum di Indonesia

merupakan sarana kultural-edukatif, sarana informatif dan sarana rekreatif dalam

usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan usaha memajukan kebudayaan

Nasional.

Adapun yang menjadi tugas-tugas yag harus dilaksanakan oleh setiap Museum

yang ada diseluruh Indonesia diantaranya Museum Negeri Jambi mempunyai

tugas-tugas sebagai berikut :

1. Mengumpul dan menghimpun

Yang dihimpun dan dikumpul oleh museum adalah benda-benda pembuktian

manusia dan lingkungannya : disebut koleksi. Koleksi museum adalah koleksi

yang sangat berguna bagi usaha pegembangan ilmu pengetahuan , kesenian dan

teknologi.

2. Memlihara dan merawat

Koleksi yang dikumpulkam perlu dipelihara dan dirawat, bahkan diawetkan

agar terhindar dari bahaya kerusakan dan penghancuran. RusakDan hancur itu

dapat disebabkan oleh tangan-tangan manusia dan juga oleh proses alamiah.

3. Memasyarakatkan informasi

Koleksi-koleksi yang sudah diawat, sudah diawetkan dan sudah diteliti perlu

diinformasikan kepada masyarakat luas. Memasyarakatkan informasi koleksi ini

dapat dilakukan melalui media massa ataupun sarana komonikasi lainnya. Utama

sekali melalui kegiatan pameran museum dan penelitian yang diselenggarakan

Page 49: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

oleh museum serta berbagai kegiatan ceramah, diskusi dan seminar yang bersifat

pendidikan kebudayaan.

Dari ketiga tugas pokok Museum dikaji lebih mendalam dan disesuaikan

dengan perkembangan Museum masa kini dengan melihat pada Negara-negara

yang lebih maju seperti : Amerika Serikat, Kanada Jepang dan lain-lain. Maka

akan terasa sekali jauhnya ketinggalan negeri kita ini dalam bidang

permuseuman.20

F. Sarana dan Prasarana Museum Negeri Jambi

Sarana dan prasarana merupakan semua alat dan fasilitas yang digunakan oleh

Museum Negeri Jambi sebagai faktor pendukung kelancaran berjalannya suatu

proses, adapun sarana dan prasarana Museum Negeri Jambi dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel.2 : Sarana Khusus Museum Negeri Jambi Tahun 2020 7

No. Jenis Ruangan Jumlah Keterangan

1 Gedung Administrasi Umum 1

Baik

2 Gedung Storage 1

Baik

3 Gedung Konservasi / preparasi 1

Baik

4 Gedung Pameran Tetap 1

Baik

5 Gedung Pameran Temporer 1

Baik

6 Gedung Auditorium 1

Baik

20

Dokumentasi Musium Negri Jambi, Tahun 2020

Page 50: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Tabel.3 : Prasarana Umum Museum Negeri Jambi Tahun 2020

No. Jenis Barang Jumlah Keterangan

1 Mobil 1 Baik

2 Lemari 8 Baik

3 Kursi Pegawai 39 Baik

4 Meja Pegawai 39 Baik

5 Komputer 6 Baik

6 AC 16 Baik

7 Kursi Tamu 4 Set Baik

8 Bingkai cabinet 10 Baik

9 Toilet 3 Baik

10 Mushalla 1 Baik

11 Telepon 1 Baik

Sebagai suatu museum umum, Museum Negeri Jambi mengumpulkan data

merawat semua jenis koleksi umum, yaitu benda yang mempunyai nilai budaya

dan ilmiah yang meliputi :

1. Geologika : fosil kayu, batuan dan mineral serta benda bentukan alam lainnya.

2. Biologika : flora dan pauna serta fosil manusia

3. Filologika : naskah yang ditulis tangan yang menguraikan suatu hal / peristiwa,

incong Kerinciyang ditulis diatas tanduk dan bambu, Al-Qur‟an dan kitab

Tassauf yang ditulis tangan.

4. Etnografika : terletak di lantai 2, merupakan ruangan khasanah Budaya Jambi,

menyajikan natara lain, peralatan berburu tradisional, peralatan tani, peralatan

Page 51: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

menumbuk padi, peralatan menangkap ikan, kerajinan anyaman, kerajinan

tenun dan batik, perlengkapan perkawinan suku Melayu Jambi, seperti amben,

pelaminan tempat tidur, peti tempat penyimpanan barang rumah tangga,

pakaian adat dari kabupaten / kota Se- Propinsi Jambi.

5. Arkeologi : benda peninggalan prasejarah sampai datangnya pengaruh budaya

barat masih banyak terdapat di daerah Jambi, koleksi museum Jambi berupa

beliung batu yang dipergunakan pada masa prasejarah di Kerinci, temuan

disekitar kompleks percandian Muaro Jambi seperti Gong bertuliskan aksara

kuno Cina, teko, piring porselen, fragmen tangan, arca Budha, arca

Awalokiteswara, kalung jalinan kawat emas berliontin kepala binatang, gelang

kuningan berbentuk rantai, dan benda arkeologi lainnya seperti : stupa, batu

lapik, arca Prajna Paramita. Poto koleksi karamologika berupa guci gayung,

pedupaam bertutup puncak gunung, piring sajian, botol amphora tiga warna,

ceret, vas bunga Mei Ping biru putih bergambar burung kuau, yang berasal dari

Jambi, koleksi tersebut berada di Museum Nasionl Jakarta.

6. Historika : koleksi yang memiliki nilai sejarah berupa foto koleksi Keris

Siginjei, pedang samurai ( katana ), meriam jaman kolonial, pistol VOC,

7. pedang perang, tombak upacara adat.

8. Numismatika dan Heraldika

9. Keramologika : benda koleksi keramik dan tembikar kuno yang berasal dari

Jambi, Cina, Arab, Myammar, dan Eropa, berupa tempayan, guci, piring tadah,

cepuk, mangkok, kendi, botol, cerek bercucuk pendek, buli-buli berbentuk

kuncup bunga teratai, dll

Page 52: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

10. Seni Rupa : -

11. Teknologika :

G. Lokasi Dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian yang kami kunjungi bertempatdi museum Siginjai yang

terletak di Kota Jambi sebagai lokasi penelitian,dari lokasi tersebut penulis dapat

memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan serta menyelesaikan

proposal penelitian ini dan sekaligus dapat menghemat biaya karena lokasinya

strategis.

H. Jenis Benda Yang DiTitipkan

Didalam musium banyak terdapat benda yang dititipkan diantara nya :

Keris siginjai jambi sebuah alat yang digunakan oleh pahlawan jambi

Sebuah keris bersarung gayaman, ganggang yang terbuat dari kayu berukir

dengan motif katak duduk dengan posisi tangan yang membelit pada badan dan

berukir. Selut diberi permata paset 8 butir dan email hitam dan hijau antara selut

dan wilah terdapat dua buah jalinan perak yang bersatu. Rangka gayaman terbuat

dari kayu pendok emas di beri hiasan motif salur daun, spiral dan bunga, pada

bagian pendok pangkalnya disudut lancip berisi motif salur daun dan bunga, pada

ujung pendok bagian dalam terdapat hiasan motif lidah api.wilahan dengan bagian

yang lengkap. Pada endas cecak diberi hiasan motif bunga dan daun serta kepala

Page 53: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

garuda berbadan singa, bentuk raksasa, di depannya kalajengking. Semua hiasan

berlapis emas.

.Arca Bhairawa dibuatd ari batu alam dan ditemukan tahun 1935, Arca ini

diwujudkan sebagai penguasa didaerah aliran sungai Batanghari

Mesin cetak uang digunakan untuk mencetak uang pada zaman dahulu

penemuan mangkok dan piring keramik yang sudah pecah-pecah ditemukan

dibawah sungai Batanghari

Stup merupakan benda yang terbuat dari batu sebagai lambang puncak candi

muaro jambi.

Page 54: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Al-quran kuno digunakan oleh imam zaman dahulu karena sudah rusak dan tak

layak pakai lagi maka dititipkan dimusium siginjai jambi.

Kalung emas Terbuat dari Jalinan kawat emas lengkap dengan gespernya.

Ditemukan di Desa Lambur I Kabupaten Tanjungjabung Timur, seluruhnya

terbuat dari emas 18 karat dengan sebuah bendul kecil masih terikat diujungnya.

Kalung ini ditemukan tahun 1994 oleh seorang wanita saat akan membersihkan

ladangnya didalam timbunan abu gambut. Pemerintah memberi imbalan seharga

emas ditambah uang sebagai tanda terima kasih karena telah menyerahkannya

kepada negara

Sabuk emas : Ditemukan di Desa Lambur Kab. Tanjung Jabung Timur, kadar

emasnya 18 dan 20 karat, terbuat dari sambungan ribuan cincin-cincin kecil

terikat menjadi satu. Asal-usulnya sukar diketahui karena tidak ada tanda yang

spesifik, mengingat lokasinya yang berada dekat pantai, didominasi oleh rawa-

rawa maka dapat dipastikan sabuk emas ini atau logam emasnya, didatangkan dari

luar daerah Lembur. Emas sendiri banyak dihasilkan melalui penambangan di tepi

sungai Batanghari hingga sekarang, terutama daerah pedalaman pada aliran

Sungai Batanghari yaitu Bungo dan Merangin.

Medali turki : Sebagai bukti persahabatan antara Kesultanan Jambi dengan

Kesultanan Turki. Diberikan oleh Sultan Turki sebagai penghargaan kepada

Page 55: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

utusan Sultan Taha Saifuddin yang berkunjung ke Turki dalam upaya meminta

dukungan Sultan Turki dalam menghadapi Belanda di Jambi. Pada bagian

lingkaran tertdapat tulisan arab

Page 56: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

42

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Titipan Benda Pusaka Di Museum

Negeri Jambi

Musium negeri Jambi merupakan suatu lembaga yang bertugas merawat,

melestarikan benda-benda bersejarah yang memiliki nilai sejarah yang tinggi baik

itu dari pemerintah maupun pribadi, dalam hal ini peneliti membahas tentang

mengapa seseorang harus menitipkan benda pusakanya kepada dimusium siginjai

jambi dan apa yang menjadi faktor penyebabnya menurut bapak Yusuf selaku

urusan koleksi adalah :21

1. Merasa tidak sanggup, Seseorang yang datang kemusium dan bermaksud

menitipkan benda pusakanya karena ia merasa tak sanggup untuk merawatnya

dan menitip benda pusaka itu ke museum.

2. Merasa ada yang lebih pantas untuk merawatnya, Seseorang yang datang

kemusium dan bermaksud menitipkan benda pusakanya karena ia merasa ada

yang lebih pantas untuk merawatnya bukan karena tidak mampu ataupun

menjadi perebutan, melainkan karena ada yang lebih pantas untuk merawatnya

maka ia menghibahkannya.

3. Karena merasa benda tersebut akan menjadi perebutan dikeluarganya,

karenanya seseorang takut benda pusaka tersebut menjadi perebutan

dikeluarganya, maka dari itu siahli waris menitipkan benda pusakanya

kesebuah musium yaitu musium negeri Jambi.

21 Wawancara bersama Bapak Yusuf 2021

Page 57: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

4. Dan ada juga seseorang merasa bahwa benda atau barang pusaka tersebut

layaknya harus ada dimusium karena satu-satunya benda yang berada

disumatra ataupun Indonesia, maka dari itu ia menitipkan bukan karena tak

sanggup atau jadi perebutan dikeluarganya melainkan benda tersebut sangat

unik dan mempunyai keunikan tersendiri. Maka dari itu ia menitipkannya, dan

pihak musium akan memberikan setifikasi dan surat perjanjian pada pemilik

tersebut.

Dalam hal ini yang menjadi faktor penyebab seseorang menitipkan apakah

sesuai dalam fiqih muamalah,maka peneliti menjelaskan sesuai dengan syara‟

berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak dengan kesepakatan ini maka

tidak akan ada muncul perselisihan dan tidak merugikan satu sama lainnya.

Adapun yang menjadi hukum menggunakan atau menyimpan benda pusaka

tersebut haram dan berakibat kufur apabila jika kita menyakini bahwa benda

apusaka itu memiliki kekuatan sendiri dan berpengaruh terhadap sesuatu yang lain

bukan selain Allah pelakunya dihukum fasiq(keluar dari sesuatu). Maka dari itu

untuk mengidarinya lebih baik benda pusaka tersebut ita titipkan kepada yang

lebih bertanggung jawab yaitu kemusium agar terhindar dari syirik dan lain

sebagainya.

Menitipkan dan menerima titipan hukumnya jaiz. Disunahkan untuk orang

yang menerima titipan mengetahui bahwa dirinya memepunyai kemampuan untuk

menjaga tutupan tersebut dan ia wajib memelihara barang tersebut ditempat yang

pantas untuk barang seperti itu misalnya disebuah musium. Sebagian ulama juga

berpendapat tentang wajibnya menerima titipan jika apemilik barang tidak

Page 58: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

mendapatkan orang yang bisa dititipi, ulama tersebut juga berpendapat bahwa

orang menitipi itu tidak menerima upah atas pemeliharaanya. Adapun tentang

keperluan-keperluannnya, seperti tempat tinggal atau biaya perawatan itu menjadi

tanggung jawab pemiliknya.

B. Prosedur Penitipan Benda Pusaka Di Musum Negeri Jambi Berdasarkan

Fiqh Muamalah

Sebagaimana mestinya dalam sebuah perjanjian untuk menitipkan benda

pusaka kedalam musium siginjai jambi tidak adanya sebuah syarat yang berat,

untuk memperjelasnya saya telah mengajukan beberapa wawan cara antara lain:

Wawancara yang bersama kepada ibu Dra. Eni Suhartaty, sebagai kepala Musium

negeri Jambi, beliau mengatakan :

Adapun yang menjadi prosedur dalam sebuah akad mendapatkan titipan

berasal dari pihak pertama yang menitipkan kepada musium negeri Jambi yang

dihadirkan beberapa saksi kemudian diberikan kepada kepala bagian koleksi

titipan dan yang terakhir diterima oleh bagian korutor untuk menjaga, merawat

dan melestarikan titipan tersebut, dan dalam penitipan sipenitip memberikan

sebuah upah untuk merawat barang yang ia titipkan tersebut selama barang

tersebut dijaga dimusium, beda dengan apabila sipenitip menghibahkan berarti

upah merawat ditanggung oleh pihak musium itu sendiri.22

Pertanyaan: Apa prosedur akad sebelum menitipkan barang?

Ibu Dra. Nurlaini (seksi pengelola koleksi) menjawab bahwa :

Ibu Dra. Nurlaini mengatakan bahwa :

“Dalam sebuah prosedur itu terdapat sebuah akad berupa: berita acara perkara

(BAP) antara lain BAP yang berdasarkan rancangan peraturan pemerintah

tentang antara lain : identitas para pihak, hak dan kewajiban para pihak, jangka

waktu penitipan, bukti penitipan dari musium , bukti kepemilikan yang diberikan

kepada sipenitip berupa BAP tersebut dan isi dari BAP itu harus dibaca baik-baik

22 Wawancara bersama Bapak Yusuf, Jambi 2021

Page 59: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

oleh sipenitip dan dapat memenuhi kewajibannya agar tidak merasa dirugikan

atau terjadi kesalahpahaman‟‟.

Pertanyaan: Bagaimana cara menitipkan barang kemusium ?

Kemudian bapak Yusuf (selaku urusan koleksi) mengatakan :

Seseorang yang datang kemusium dan membawa titipan tersebut dengan

menunjukan pada orang musium, dia menceritakan sejarah benda tersebut dan

dengan alasan untuk dititpan kemusium, jika koleksi tersebut masuk dalam

kriteria musium, maka benda tersebut diterimah menjadi koleksi titipan, dan

biasanya setelah itu pihak musium memberikan sertifikat dan surat perjanjian

pada pemilik tersebut.23

Pertanyaan: bagaimana jika barang yang dititipkan itu rusak atau hilang di

musium ?

Kemudian bapak Yusuf (selaku urusan koleksi) mengatakan :

Pasal 1706 KUHPer

Penerima titipan wajib memelihara barang titipan itu dengan sebaik-baiknya

seperti memelihara barang-barang kepunyaan sendiri.

Ketentuan dalam pasal di atas ini wajib diterapkan secara lebih teliti:

1. jika penerima titipan itu yang mula-mula menawarkan diri untuk

menyimpan barang itu;

2. jika ia meminta dijanjikan suatu upah untuk penitipan itu;

3. jika penitipan itu terjadi terutama untuk kepentingan penerima titipan;

4 .jika diperjanjikan dengan tegas, bahwa penerima titipan bertanggung jawab

atau semua kelalaian dalam menyimpan barang titipan itu.

Berdasarkan wawancara yang telah diajukan, dapat diambil kesimpulan bahwa

prosedur mendapatkan suatu titipan tersebut adanya pihak penitip yang

23

Wawancara Bersama Bapak Yusuf, Jambi 2021

Page 60: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

menitipkan benda pusaka pada musium negri jambi, yang mana pihak musium

memberikan suatu perjanjian dan hadirkan oleh beberapa orang saksi dan tak

adanya syarat yang berat untuk menitipkan benda pusaka tersebut dan asalkan

sesuai dengan syara‟

Adapun prosedur dalam menitipkan benda pusaka pada musium negri Jambi

sebagai berikut:

1. gambar proses atau prosedur penitipan

i. Pemilik datang

iii. Kesepakatan

ii. Surat ii . surat perjanjian vi. Merawat

Keterangan :

i. Pemilik benda pusaka datang keMusium dengan maksud untuk menitipkan

ii. pihak Musium memberikan surat perjanjian kepada pemilik benda pusaka

Benda

Pusaka

Pemilik

benda

benda

Akad

Benda

pusaka

Museum

Negeri

jambi

Page 61: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

iii. adanya kesepakatan antara pihak musium dengan pemilik bena pusaka setelah

penyerahan surat perjanjian

iv. pihak musium dan pemilik benda pusaka menghadirkan saksi pada saat proses

akad

v. pemilik benda pusaka menyerahkan barang tersebut kepada musium

vi. pihak musium meletakan dan merawat benda pusaka tersebut ketempat yang

telah disediakan.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lakukan pada musium

negri Jambi, mengenai proses mendapatkan yang berawal dari pihak penitip

menitipkan benda tersebut kepada musium negeri jambi, kemudian pihak musium

memberikan surat perjanjian yang disaksikan beberapa orang saksi. Selanjutnya,

dari proses mendapatkan benda pusaka pada musium tersebut bila dilihat dari

perspektif fiqh muamalah telah mengikuti prosedur penitipan benda pusaka yang

ada dalam syariat Islam.dimana rukun-rukun itu telah disebutkan sebelumnya

yaitu adanya para pihak yang merupakan pihak penitip dan penerima titipan,

kemudian adanya benda atau barang yang dititipkan dan adanya perjanjian antara

kedua belah pihak yang menyetujui suatu perjanjian tersebut. Hal ini dinyatakan

dalam teori syafiiyah yang menyatakan bahwa barang yang dititipkan adalah

barang atau benda yang dapat memiliki nilai syara‟, orang yang menitipkan dan

menerima titipan sudah baligh, berakal, dan adanya sighat ijab qabul. Titipan

benda pusaka dalam persrektif fiqh muamalah yaitu adanya hukum menitipkan

awalnya mubah, namun terkadang dapat menjadi wajib apabila titipan tersebut

Page 62: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

tidak dapat menjaganya dikhawatirkan akan hilang atau rusak sehingga harus ada

orang yang mampu untuk menjaganya.

Dalam hal ini pula maka pihan musium harus menjaga dan merawat benda

tersebut yang dititipkan dari penitip sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat

diawal dan apabila terjadi kelalaian yang disebabkan oleh pihak musium maka

pihak musium berhak untuk bertanggung jawab atas kelalaian itu sepenuhnya.24

24Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm. 182.

Page 63: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Titipan Benda Pusaka Di Museum Negeri

Jambi

a. Merasa tidak sanggup

b. Merasa ada yang lebih pantas untuk merawatnya

c. Karena merasa benda tersebut akan menjadi perebutan dikeluarganya

d. Dan ada juga seseorang merasa bahwa benda atau barang pusaka tersebut

layaknya harus ada dimusium karena satu-satunya benda yang berada

disumatra ataupun Indonesia.

2. Prosedur penitipan ada dua macam,yaitu :

a. Prosedur memperoleh barang titipan benda pusaka

b. Prosedur menitipkan barang titipan benda pusaka

Prosedur memperoleh titipan benda pusaka pada museum negeri jambi

termasuk kedalam rukun dan syarat yang ada dalam fiqih muamalah. Dalam

proses pengembalian terdapat ketidak tegasan oleh lembaga museum siginjai

jambi. Dalam proses pemanfaatan, pihak museum mendapat persetujuan dari

pihak pemilik titipan barang untuk memanfaatkan titipan benda pusaka untuk

dipublikasikan kepada masyarakat yang berkunjung di museum.

Prosedur titipan benda pusaka dalam perspektif fiqih muamalah hukumnya adalah

mubah. Dikatakan mubah karena titipan itu diserahkan kepada penerima titipan

Page 64: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

64

yang disebabkan penitip khawatir terjadi hal yang negatif yang terdapat pada

dirinya maupun keluarga nya. Titipan yang terjadi pada museum siginjai jambi

termasuk kedalam wadi‟ah yad adh-dhamanah, karena titipan tersebut

dimanfaatkan untuk di publikasikan kepada masyarakat pada saat berkunjung.

B. Saran

1. Diharapkan kepada pihak museum negeri jambi hendaknya memberi

ketegasan dalam membuat perjanjian agar penitip mempunyai tanggung jawab

atas titipan.

2. Diharapkan kepada pihak museum siginjai jambi memiliki kemampuan untuk

memahami bagaimana proses kegiatan muamalah yang terjadi dalam hukum

islam.

C. Kata penutup

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan

rahmat dan karunia nya.Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk

mengadakan penilitian dengan sebaik-baiknya.Namun dalam penulisan,mungkin

masih banyak terdapat kesalahan sehingga tulisan ini jauh dari kesempurnaan.

Akhir katahanya kepada Allah SWT kami meminta petunjuk dan pertolongan

semoga senantiasa melindungi dan meridhoi setiap langkah kami. Semoga skripsi

ini bisa bermanfaat terutama bagi penulis serta bagi pembaca pada umumnya

Page 65: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

49

DAFTAR PUSTAKA

LITERATUR

Djazuli, A. 2002. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Islam.Bandung: Kiblat

Press.

H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013).

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : Rajawali Pwers, Cet.5,2010.

Al-Quran Dan Terjemahan

Anonim, alqur‟an dan terjemahan tafsir perkata, (Bandung : Insan Kamil) hal. 262

Bambang Sunggono, Imetodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007) hlm.37.

Moleong J Lexi. Metologi penelitian kualitatif Bandung:PTRemajaRosdakarya

M.Syafi‟I Antonio,Islamic Banking(Jakarta:Gema insani,2001

Sugiyono.2009.Metode Penelitian Pendidikan- Pendekatan

kualitatatif,Kuantitatif.Bandung: Alfabeta.

Wawancara Bersama, Jambi 2021 Dokumentasi Musium Negri Jambi, Tahun

2021.

A.Munir, Dasar-Dasar Agama Islam, 1999.

Wardi MuslichAhmad. 2013. Fiqih Muamalat.Jakarta:Amzah.

Sayuti Una (ed). Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi Press.2014

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.2006.

Page 66: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

LAIN-LAINNYA

https://mhidayat-blog.blogspot.co.id/2017/09/ -fiqh-muamalah-wadiah-

titipan.html.

http://id.wikipedia.org/wiki/Wadiah.akses 13 Februari 2013

http://pendidikan.blogspot.com/2011/04/wadiah-titipan.html,akses1april2013

Skripsi mariatul Ulia, titipan benda pustaka dalam perpektif fiqh muamalah pada

Museum perjuangan jambi thn, 2013

Al-Quran Dan Terjemahan

Page 67: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

LAMPIRAN GAMBAR

Dokumentasi di bagian depan pintu masuk museum negeri jambi

Dokumentasi dan wawancara bersama Ibu Dra. Nurlaini (seksi pengelola koleksi)

Page 68: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

Wawancara bersama Ibu Dra. Nurlaini (seksi pengelola koleksi)

Page 69: PENITIPAN BARANG PUSAKA DI MUSEUM NEGERI JAMBI …

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Chairul

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/ Tgl. Lahir : Jambi, 24 Mei 1998

E-Mail : [email protected]

NIM : SHE.162044

Alamat : Simp. Rimbo Lrg. Pattimura RT 12 Kel. Kenali

Besar Kec. Alam Barajo

No. Telp/HP : 0898-2701-6939

Nama Ayah : Jamil

Nama Ibu : Maryana

B. Riwayat Pendidikan Formal

a. SD/MI, tahun lulus : SDN 219 Kota Jambi, 2004-2010

b. SMP/MTs, tahun lulus : SMPN 19 Kota Jambi, 2010-2013

c. SMA/MA, tahun lulus : SMA ADHYAKSA Kota Jambi, 2013-

2016

d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, 2016-2021