kata pengantar - :: sakip kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip barantan 2014...

58

Upload: buikiet

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014i

Puji Syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya makaLaporan Kinerja Badan Karantina Pertanian Tahun 2014 telah dapatdiselesaikan dengan baikLaporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Kepala Badandalam melakukan pengelolaan anggaran Badan Karantina Pertanian tahun2014. Dalam rangka mendukung kinerja Kementerian Pertanian, BadanKarantina Pertanian telah melakukan upaya untuk mengoptimalkan kinerjadari aspek teknis maupun non-teknis.Pada tahun 2014 Kepala Badan telah melakukan kontrak kinerja denganMenteri Pertanian dalam bentuk Penetapan Kinerja Badan KarantinaPertanian. Oleh karena itu Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanianberisikan realisasi target dari penetapan kinerja berikut evaluasi dan analisisakuntabilitas kinerjanya.Upaya peningkatan kinerja Badan Karantina Pertanian telah dilakukan secaraberkesinambungan. Berbagai hambatan dan tantangan yang munculmemicu Badan Karantina Pertanian untuk selalu meningkatkan kinerja sesuaidengan target. Sebagai suatu unit kerja yang memberikan pelayanan inginmelakukan kinerja yang lebih terukur sehingga pelayanan kepada publikdapat lebih optimal.Dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2014 berarti BadanKarantina Pertanian telah menyelesaikan kegiatan untuk tahun terakhir dariRencana Strategis Badan Karantian Pertanian tahun 2010 -2014 sebagaiacuan bagi pelaksanaan kegiatan- kegiatan untuk mencapai Visi dan Misi.Kami menyadari bahwa Laporan Kinerja BARANTAN ini masih adakekurangannya, sehingga saran dan masukan demi perbaikan laporansangat diperlukan. Saran dan masukan diharapkan dapat memberikanpertanggungjawaban pemanfaatan anggaran yang dapat lebih akuntabeldimasa mendatang.

Jakarta, Januari 2015Kepala Badan Karantina Pertanian,

Ir. Banun Harpini, M.ScNIP 19601019 198503 2 001

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014ii

Hal

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ......................................................................... 1

I PENDAHULUAN .......................................................................... 5

1.1. Latar Belakang................................................................... 5

1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan kewenangan ................... 6

1.3. Organisasi dan Tata Kerja ................................................. 6

1.4. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas.............................. 7

II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA........................... 8

III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................... 22

3.1. Pengukuran Kinerja............................................................ 22

3.2 Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja........................ 23

IV PENUTUP .................................................................................... 49

LAMPIRAN .

1. PENETAPAN KINERJA2. PENGUKURAN KINERJA

DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 1

Dalam perjalanan kinerja Badan Karantina Pertanian tahun 2014 telah berhasilmelakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit HewanKarantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)asal luar negeri. Sebagai pendukung terhadap susksesnya pencegahan masukdan tersebar HPHK/OPTK telah terefleksi dalam program dan kegiatan BadanKarantina Pertanian sebagai upaya pencapaian visi dan misi.

Dalam rangka menjalankan tupoksinya Badan Karantina Pertanian pada tahun2014 telah melakukan sertifikasi karantina komoditas tumbuhan dan produknya,dengan total frekuensi 556.331 kali dan melakukan sertifikasi karantinakomoditas hewan dan produknya, dengan total frekuensi 471.868 kali, sehinggasecara keseluruhan total sertifikasi ada 1.028.199 kali. Hal ini meningkat apabiladibandingkan pada tahun 2013 yaitu 866.274 kali. Sehingga hal ini sebagaigambaran bahwa meningkatnya sertifikasi akan diikuti juga dengan risikomasuk dan menyebarnya HPHK/OPTK ke dalam Wilayah Negara RepublikIndonesia.

Dari hasil pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK/OPTK sertapengawasan keamanan pangan terhadap pangan segar asal tumbuhan(PSAT), maka telah terdeteksi dan tertangkal sejumlah HPHK/OPTK sertamedia pembawa yang membawa cemaran tidak aman bagi manusia. BeberapaHPHK yang terdeteksi positif dan tertangkal sebagai berikut :Paratuberculosis, Babesia sp, Thelleria sp, Anaplasma sp., Brucellosisyang terinfestasi pada sapi asal Australia dan OPTK yang terdeteksi positif dantertangkal sebagai berikut : Burkholderia glumae yang terinfestasi pada benihpadi asal Cina, Pantoea stewartii yang terinfestasi pada benih jagung dansayuran asal India dan Thailand, Pseudomonas syringae pv. syringae yangterinfestasi pada benih/bibit sawi, jagung, strawberry dan pak choy green asalJepang Thailand, Belanda, New Zealand P. viridiflava yang terinfestasipada bawang bombay dan benih cabe asal Belanda dan Cina, Raspberry ringspot nepovirus (RpRSV) yang terinfestasi pada bibit strawberry asal Belanda,Clavibacter michiganinsis subsp sepedonicus yang terinfestasi pada bibitkentang asal Belanda, Clavibacter michiganinsis subsp michiganensis yangterinfestasi pada benih cabe asal India, Helmintosphorium solani yangterinfestasi pada kentang asal Belanda, Erwinia chrysanthemi yangterinfestasi pada Bibit Dendrobium asal Malaysia, Tilletia laevis yangterinfestasi pada gandum biji asal India, T. indica yang terinfestasi padagandum biji asal India, Aphelenchoides fragariae yang terinfestasi padabawang bombay asal India, Ditylenchus destructor yang terinfestasi padabawang putih asal Cina, D. dipsaci yang terinfestasi pada bawang putih asalCina, Globodera rostochiensis yang terinfestasi pada wortel asal Cina,Pratylenchus vulnus yang terinfestasi pada bawang putih asal Cina,Sphacelothecha reiliana yang terinfestasi pada gandum biji asal Rusia danAustralia , Urocystis agropyri yang terinfestasi pada gandum bijil asal India,Stenocarpella macrospora yang teinfestasi pada gandum asal Australia dan jagungasal Argentina, Peronospora mansyurica yang teinfestasi pada Kedele asal USA,Trogoderma granarium yang teinfestasi pada Corn Meal asal USA.

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 2

Adapun cemaran PSAT yang berhasil terdeteksi melebihi ambang batas amanpada buah anggur asal Cina melalui BBKP Surabaya, yaitu cemaran pestisidaFluzilazole dan Difenoconazole. Selain itu sayuran asal Cina yang masukmelalui BKP kelas I Batam juga telah terdeteksi positif di atas ambang batasaman dan tertangkal adanya cemaran biologi, Escherichia coli.

Sesuai dengan rencana strategis Badan Karantina Pertanian bahwa sasaranBadan Karantina Pertanian tahun 2010-2014 adalah : “MeningkatnyaEfektifitas Pelayanan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati”

Untuk mencapai sasaran tersebut maka dapat diketahui dengan indikator dantarget tahun 2014 sebagai berikut :

1) Efektifitas pengendalian ancaman resiko yang berhubungan dengan masukdan menyebarnya HPHK dan OPTK, serta bahan pangan yang tidak sesuaidengan standar keamanan pangan nasional (90 %)

2) Efektifitas pelayanan ekspor terhadap komoditas pertanian dan produktertentu yang dipersyaratkan (95%)

3) Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina terhadappengawasan dan pelayanan karantina pertanian (95 %)

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja melalui 3 (tiga) indikator di atas dapatdiketahui bahwa capaian sasaran kinerja Badan Karantina Pertanan pada tahun2014 dengan hasil sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %Meningkatnyaefektitaspelayanankarantina danpengawasankeamanan hayati

Efektifitas pengendalianresiko masuk dankeluarnya HPHK danOPTK, sertapengawasan keamananhayati

90 % 90 % 100

Efektifitas pelayanantindakan karantina danpengawasan keamananhayati terhadap eksporMP OPTK dankeamanan hayati

95 % 99.98 % 111.09

Tingkat kepatuhan dankepuasan penggunajasa karantina pertanian

95 % 99.73 % 104,98

Sehingga rata-rata total nilai presentase capaian kinerja program dengansasaran meningkatnya efektitas pelayanan karantina dan pengawasankeamanan hayati adalah 105,35 %. Apabila capaian kinerja ini kita bandingkandengan tahun 2013 lebih kecil nilai presentasenya (tahun 2013 : 109,58 %),akan tetapi tetap melebihi target yang kita harapkan. Salah satu penyebabturunnya skor karena target IKU Badan Karantina Pertanian naik 5 %dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 3

Selain cegah tangkal HPHK/OPTK terdapat beberapa keberhasilan kinerjamanajerial Badan Karantina Pertanian tahun 2014 antara lain : IndeksKepuasan Masyarakat (IKM) : 82,62 (Sangat Baik), Indeks Penerapan Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) : 83,30 (Sangat Baik), Nilai SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Eselon I Barantan : 82,62(Sangat Baik), Website Badan Karantina Pertanian mendapatkan peringkat ke-1 lingkup Kementerian Pertanian, Anugerah SPI Eselon I Barantan denganpredikat terbaik ke-3 lingkup Kementerian Pertanian, Peta Kerawanan(Penyimpangan) : Bebas, bertambahnya UPT yang mendapatkan SertifikatISO 9001:2008 (Mutu Pelayanan) dimana tahun 2014 terdapat 32 UPT(sebelumnya tahun 2013 : 30 UPT) dan terdapat 10 UPT yang laboratoriumnyamendapatkan Sertifikat ISO 17025 : 2008.

Namun demikian beberapa hambatan-hambatan untuk meningkatkan kualitaspelayanan di lapangan yang muncul sebagai berikut :1) Pengembangan dan penguatan fungsi Badan Karantina Pertanian antara

lain untuk melaksanakan pengawasan keamanan hayati maupunpengawasan dan penindakan serta penguatan kelembagaan ke depanbelum terpayungi dengan UU No. 16 Tahun 1992, sehingga perlu segeramerevisi Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,Karantina Ikan dan Karantina Tumbuhan

2) Dalam rangka melaksanakan tindakan karantina hewan antar area, sampaidengan saat ini masih terdapat ketidaksesuaian antara peraturanperundangan dibidang karantina hewan dengan peraturan daerah.Ketidaksesuaian terjadi karena beberapa daerah mengatur ketentuan teknisyang tidak sesuai dengan kebijakan karantina hewan, sehingga hal inimenimbulkan ketidakpastian bagi petugas karantina dalam penegakkanperaturan di lapangan, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan melakukanidentifikasi terhadap peraturan-peraturan daerah yang tidak sinergi denganperaturan perundangan karantina kemudian melakukan langkah-langkahharmonisasi.

3) Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bahwa arus pemasukandan pengeluaran barang akan semakin terbuka sehingga risiko masuknyaHPHK/OPTK akan semakin meningkat. Selain itu tuntutan untuk memenuhiaturan perdagangan terkait Trade Facilitation semakin meningkat, sehinggaperlunya ditetapkan suatu kesepakatan untuk melakukan harmonisasiterhadap Pre-Clearance antara negara-negara ASEAN serta membuataturan mengenai pengawasan pre-border antar negara ASEAN.

4) Pada tahun 2012 - 2013 Badan Karantina Pertanian sama sekali tidakmendapatkan tambahan SDM dimana sampai dengan tahun 2013cenderung mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya Berkurangnya SDM karena pensiun, meninggal duniamaupun terkena punishment. Permasalahan ini telah disampaikan padaLAKIP tahun 2013. Pada tahun 2014 telah mendapatkan tambahan CPNSsebanyak 234 orang sehingga total pegawai Barantan menjadi 3.678 orangatau lebih banyak dibandingkan tahun 2013 sejumlah 3.466 orang. Namundemikian jumlah SDM senantiasa menjadi permasalahan disebagian besarsatker Badan Karantina Pertanian dari tahun ke tahun baik dari aspek

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 4

kualitas dan kuantitas. Secara kuantitas jumlah SDM Badan KarantinaPertanian tahun 2014 bertambah bila dibandingkan dengan tahunsebelumnya termasuk khusus petugas karantina dari 1.750 orang menjadi1.948 orang. Namun khusus untuk POPT terampil dalam 5 (lima) tahunterakhir cenderung jumlahnya lebih rendah dibanding POPT ahli yangseharusnya lebih banyak. Sehingga ke depan perlu pelatihan dasar calonPOPT terampil dapat lebih diprioritaskan. Hal ini sebagai dukungan dalammengoptimalkan tindakan karantina tumbuhan di lapangan.

5) Walaupun Notification of Non Compliance (NNC) pada tahun 2014 lebihkecil dibandingkan dengan tahun 2013, dalam rangka peningkatandukungan akselerasi ekspor terkait dengan sertifikasi ekspor masih dijumpaibeberapa produk pertanian mendapatkan complain dinegara tujuan. Hal inikemungkinan salah satunya mungkin karena pelaksanaan tindakankarantina khususnya perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga tidakstandar sehingga dimungkinkan masih ada ditemukan serangga hidup diNegara tujuan. Sehingga perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut :1. Peningkatan efektifitas pengawasan untuk produk-produk pertanian

ekspor terutama yang memerlukan tindakan perlakuan karantina.2. Peningkatan kuantitas dan kompetensi terhadap petugas-petugas

karantina yang melakukan pengawasan perlakuan karantina3. Terus melakukan kajian-kajian terhadap alternative perlakuan selain

dengan metil bromide6) Adapun hambatan dalam rangka peningkatan kepatuhan terhadap

pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992 serta peningkatan kualitas pelayananpetugas karantina sering dihadapkan dengan beberapa hal berikut :1. Masih banyaknya pintu-pintu pemasukan illegal sehingga kemungkinan

penyelundup memasukkan MP HPHK/OPTK tidak melalui pintu-pintuyang telah ditetapkan masih sangat terbuka

2. Kerbatasan jumlah PPNS, intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian

Sehingga ke depan perlu dilakukan penguatan sumber daya secarabertahap baik dari aspek kebijakan, sumber daya manusia serta sarana danprasarana terutama di pintu-pintu yang rawan dengan pemasukan illegal.Selain itu dalam aspek kelembagaan diperlukan adanya struktur di bidangpengawasan dan penindakan maupun intelijen pada organisasi UPT BadanKarantina Pertanian

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 5

1.1. Latar BelakangPembangunan perkarantinaan ditempatkan pada upaya

melindungi pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarianketahanan dan keamanan pangan serta sumber daya hayati. Terkaitdengan upaya ini maka peranan karantina meliputi aspek pengamananpelestarian sumber daya hayati, pencegahan masuk/tersebarnyaHPHK/OPT, kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh,dan halal.

Dalam hal peningkatan daya saing dan pemberdayaan ekonomirakyat, peranan karantina harus mampu membantu para pelaku usahapertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary andPhytosanitary dari Negara tujuan ekspor. Dalam perdagangan bebasdimana negara-negara berupaya menekan tarif bea masuk makainstrument non tariff dan SPS-WTO merupakan persyaratan sebagaiinstrumen perdagangan. Oleh karena itu, Badan Karantina Pertanianharus diperkuat secara bertahap seiring dengan perkembangan IPTEKdibidang perkarantinaan.

Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian diIndonesia, Badan Karantina Pertanian senantiasa melakukanpembenahan secara internal (lingkup Badan Karantina Pertanian)maupun eksternal (kerja sama dengan instansi terkait baik secaranasional maupun internasional) dalam rangka optimalisasi tupoksi.Pembenahan-pembenahan tersebut erat kaitannya dengan yang sudahdilakukan Badan Karantina Pertanian yang terangkum dalam programdan kegiatan tahun 2014

Kinerja yang optimal dari seluruh Organisasi Badan KarantinaPertanian dapat diukur beberapa indikator kinerja, yaitu :1. Tercegahnya masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dari luar

negeri2. Tercegahnya penyebaran HPHK/OPTK antar area di dalam wilayah

RI3. Tercegahnya pemasukan pangan segar asal hewan dan asal

tumbuhan yang tidak aman untuk konsumsi4. Meningkatkan akses ekspor komoditas pertanian strategis yang

semula terkena hambatan teknis/SPS5. Meningkatkan pelayanan prima (cepat, efektif, transparan dan

akuntanel)6. Meningkatkan kredibilitas laboratorium karantina pertanian di tingkat

internasional7. Diterapkannya sistem teknologi informasi karantina

BAB IPENDAHULUAN

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 6

8. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindunganpertanian dan meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia.

Untuk mewujudkan kinerja yang optimal tersebut di atas, maka peranBadan Karantina Pertanian adalah menumbuhkan iklim kondusif bagiterselenggaranya misi Badan Karantina Pertanian berdasarkan peraturanperundangan serta ketentuan yang berlaku, baik yang diselenggarakanoleh Kantor Pusat maupun UPT yang ada di daerah. Namun demikiankinerja Badan Karantina Pertanian tidak mungkin dicapai secara optimaltanpa dukungan dan koordinasi yang serasi dengan unit kerja dilingkupinternal Barantan dan Kementerian Pertanian, institusi-institusi tingkatinternasional serta pengguna jasa karantina.

1.2. Kedudukan, tugas dan fungsiBerdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok danFungsi Badan Karantina Pertanian adalah sbb:

KedudukanBadan Karantina Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala Badan yangberada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada MenteriPertanian RI.

Tugas PokokBadan Karantina Pertanian, mempunyai tugas melaksanakanperkarantinaan pertanian

FungsiDalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Karantina Pertanianmenyelenggarakan fungsi: Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan

hewan, tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan

keamanan hayati; Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan

hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; dan Pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian

1.3. Organisasi dan Tata KerjaUntuk melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Badan Karantina Pertanianselama tahun 2014 dibantu oleh unsur-unsur: Sekretariat Badan Karantina Pertanian; Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Pusat Kepatuhan Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan 52 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 7

Secara rinci struktur organisasi Badan Karantina Pertanian terdapat padaLampiran

1.4. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas UU No. 28 / 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851)

UU No. 16 / 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan PP No. 82 / 2000 tentang Karantina Hewan PP No 14 / 2002 tentang Karantina Tumbuhan PP No. 28 /2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 8

Rencana Strategis Badan Karantina pada dasarnya merupakan pernyataankomitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistimatis untukmeningkatkan kinerja serta pencapaiannya melalui pembinaan, penataan,perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem,kebijakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamananhayati serta pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur karantinadengan terus menerus melakukan pengawasan dan pengendalianmanajemen agar tercapainya efektifitas, efisiensi dan produktifitas dalampenyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasankeamanan hayatiDalam rangka memberi arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedomandan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan dibidangperkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati yang selaras dengan arahkebijakan strategis Kementerian Pertanian, maka Kepala Badan KarantinaPertanian menetapkan rencana strategis Badan Karantina Pertanian 2010 –2014 sebagai dasar acuan dalam penyusunan kebijakan operasional,program dan kegiatan serta sebagai pedoman pengendalian kinerja dalamrangka pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada 2010 – 2014.

2.1. Visi dan MisiVisi” Menjadi Instansi Yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Sistem

Perlindungan Sumber Daya Pertanian” .

Tangguh (sebagai benteng terdepan, karantina harus mampumelindungi pertanian Indonesia dari ancaman masuk dan tersebarnyaHPHK, OPTK dan Keamanan Hayati dengan menerapkan peraturanperundang-undangan karantina secara tegas dan konsisten)Terpercaya (setiap kebijakan dan tindakan karantina perlu mendapatkankepercayaan yang tinggi. Kepercayaan akan diperoleh antara lainmelalui akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dibidangperkarantinaan dan keamanan hayati).

MisiUntuk mencapai VISI tersebut, ditetapkan misi Badan KarantinaPertanian yang menggambarkan ruang lingkup hal yang harusdilaksanakan, yaitu: Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan

tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)serta resiko ancaman lainnya yang ditetapkan

Memfasilitasi perdagangan dan mendukung akses pasar komoditaspertanian

Mendukung terwujudnya keamanan pangan Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik

BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 9

2.2. Tujuan dan Sasaran

TujuanVisi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh karena itu perluditurunkan/di derivasi menjadi tujuan dan sasaran strategis. TujuanMerupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Barantandalam kurun 5 tahun kedepan. Sesuai sifat Tupoksi Barantan yaitumelaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, maka hasil yangdapat digambarkan adalah tingkat efektifitas penyelenggaraannya.Tujuan Barantan 2010-2014 adalah :1) Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas pelayanan karantina dan

pengawasan keamanan hayati dalam rangka mencegah masuk,menyebar dan keluarnya HPHK, OPTK dan bahan pangan yang tidaksehat / aman.

2) Meningkatnya kualitas sumberdaya dan implementasi prinsip tatapemerintahan yang baik

Untuk dapat mengukur keberhasilan visi dan misi maka tujuan harusmemiliki indikator keberhasilan, berdasarkan sifat pelaksanaan tugas dankriteria output yang dihasilkan organisasi yaitu ’sertifikasi karantinapertanian’, dan berdasarkan hasil perbandingan dengan institusi yangmemiliki tupoksi serupa, maka indikator keberhasilan tujuan dapatdiidentifikasi sbb:Indikator keberhasilan tujuan diukur dari:1) Efektifitas pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK dan

OPTK, serta pengawasan keamanan hayati;2) Efektifitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor MP OPTK dan keamananhayati;

3) Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantinapertanian

Sasaran StrategisSasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yanglebih terukur. Sasaran Strategis Barantan terbagi dalam 2 (dua)kelompok utama yaitu sasaran prioritas misi dan sasaran prioritaspengembangan sumberdaya. Prioritas misi berorientasi pada prosesinternal utama yang berkaitan dengan tugas pokok yang ditetapkanberdasarkan peraturan perundangan, prioritas misi berkontribusilangsung pada pencapaian tugas pokok barantan. Sedangkan Strategipengembangan sumberdaya berkaitan dengan dukungan manajemenyang mendukung langsung pencapaian sasasaran prioritas misi. Strategipengambangan sumberdaya atau lazim juga disebut ‘capacity building’berhubungan dengan perencanaan teknis secara umum, penyediaan danpelaksanaan angggaran yang optimal, pengelolaan asset, sumberdayainformasi, kelembagaan dan peraturan perundangan yang secara prinsipmelandasi operasional perkarantinaan.

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 10

Berdasarkan prinsip hubungan sebab-akibat, sasaran strategis padaPerspektif Internal Process menjadi sebab dari pencapaian sasaran strategispada perspektif di atasnya (Perspektif Stakeholder & Customer). Inti darisasaran strategik dalam Perspektif Internal Process ini berfokus kepadakegiatan utama/inti dari Badan Karantina Pertanian sesuai dengan tugaspokok dan fungsinya.

Adapun Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah Badan KarantinaPertanian terlihat pada Tabel berikut :

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 11

Tabel 1. Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah Badan Karantina Pertanian 2010 - 2014

No. PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 912 Peningkatan Kualitas

Peng-karantinaanPertanian danPengawasanKeamanan Hayati

Meningkatnya efektitaspelayanan karantina danpengawasan keamananhayati

Efektifitas pengendalian resikomasuk dan keluarnya HPHK danOPTK, serta pengawasankeamanan hayati

50 % 75 % 80 % 85 % 90 %

Efektifitas pelayanan tindakankarantina dan pengawasankeamanan hayati terhadap eksporMP OPTK dan keamanan hayati

90 % 90 % 90 % 90 % 95 %

Tingkat kepatuhan dan kepuasanpengguna jasa karantina pertanian

75 % 85 % 90 % 90 % 95 %

12.1 Peningkatan SistemKarantina Hewan danKeamanan HayatiHewani

Kebijakan Teknis KarantinaHewan dan Keamanan HayatiHewani yang efektif dalamoperasional pencegahanmasuk, me-nyebar dankeluarnya HPHK

Kebijakan teknis operasional karantinahewan dan keamanan hayati hewaniyang dihasilkan/disempurnakan dandapat berimplementasi

3 6 6 6 6

12.2 Peningkatan SistemKarantina Tumbuhandan Keamanan HayatiNabati

Kebijakan Teknis KarantinaTumbuhan dan KeamananHayati Nabati yang efektifdalam operasionalpencegahan masuk, menye-bar dan keluarnya HPHK

Kebijakan teknis operasional karantinatumbuhan dan keamanan hayati nabatiyang dihasilkan/disempurnakan dandapat berimplementasi

3 6 6 6 6

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 12

1 2 3 4 5 6 7 8 912.3 Peningkatan

Kepatuhan, Kerjasamadan PengembanganSistem InformasiPerkarantinaan

Kebijakan Teknis Pengawas-an dan Penindakan yangdapat mendukungmeningkatnya kepatuhanpengguna jasa karantina danintegritas petugas karantina

Kebijakan pengawasan dan penindakankarantina hewan/karantina tumbuhandan keamanan hayati yang dapatdiimplementasikan

2 2 2 2 2

Kerjasama yang kondusifdalam mendukung efektifitasperumusan kebijakan teknis,rencana dan programperkarantinaan pertanian

Pemanfaatan dokumen kerjasama SPSdan dokumen kerjasama operasionalyang dihasilkan dalam perumusankebijakan serta pelaksanaanpengawasan dan pelayanan tindakankarantina dan pengawasan keamananhayati

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Sistem informasi yang optimaldalam mendukung kinerjamanajemen dan operasionalkarantina

Peningkatan infrastruktur sisteminformasi dan akses informasi instansiterkait, pengguna jasa dan unit kerjalingkup Badan Karantina Pertanianmelalui jaringan pusat data karantinapertanian

5 % 10 % 10 % 10 % 10 %

12.4 Peningkatan KualitasPelayanan Karantinadan PengawasanKeamanan Hayati

Pelayanan karantinapertanian dan pengawasankeamanan hayati yang efektif

Realisasi target sertifikasi dalampelaksanaan tindakan karantina danpengawasan keamanan hayati

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Tingkat kesesuaian operasionaltindakan karantina dan pengawasankeamanan hayati terhadap kebijakanstandar teknik dan metode yangdiberlakukan

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Prosentase penolakan kiriman barangekspor yang disertifikasi karantinapertanian

≤ 1 % ≤ 1 % ≤ 1 % ≤ 1 % ≤ 1 %

Peningkatan indeks kepuasan dankepatuhan pengguna jasa

15 % 15 % 10 % 10 % 10 %

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 13

1 2 3 4 5 6 7 8 912.5 Peningkatan kualitas

penyelenggaraan laboratorium uji standardan uji terap teknikdan metode karantinapertanian

Penyelenggaraan laboratori-um yang berkualitas dalammendukung efektifitaspenilaian dan pengendalianrisiko ditempat pemasukandan pengeluaran

Jumlah uji terap teknik dan metodetindakan karantina dan pengawasankeamanan hayati yang dapat diterapkandan jumlah desimenasi teknik danmetode yang dapat diimplementasikan

4 2 2 2 2

Jumlah sampel laboratorium yangdiperiksa sesuai ruang lingkup pengujian(uji standar, rujukan, konfirmasi danprofisiensi

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Jumlah laboratorium karantina yangdiakreditasi sesuai rencana

4 6 2 2 2

12.6 Dukungan manajemendan tugas-tugasteknis BadanKarantina Pertanian

Meningkatnya kualitas mana-jemen kinerja penyelenggara-an karantina pertanian danpengawasan keamananhayati

Kualifikasi Sistem Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah (SAKIP) baik

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Terpenuhinya SDM yang sesuai denganstandar kompetensi Badan KarantinaPertanian

5 % 25 % 5 % 5 % 5 %

Indeks Budaya Kerja ≥ 3,5 ≥ 3,5 ≥ 3,5 ≥ 3,5 ≥ 3,5Tingkat penyelesaian rancanganperaturan perundang-undanganperkarantinaan dan pengawasankeamanan hayati

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Tingkat kepedulian masyarakat terhadapperkarantinaan dan keamanan hayati

- 5 % 7,5 % 10 % 15 %

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201414

2.3. Program dan Kegiatan

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian serta BadanKarantina Pertanian, dalam Program Peningkatan KualitasPerkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati makakegiatan Badan Karantina Pertanian yang menunjang hal tersebutdijabarkan dalam kegiatan sebagai berikut:

1. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan HayatiHewani Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati HewaniKegiatan prioritas ini melekat pada Pusat Karantina Hewan danKeamanan Hayati Hewani dengan sasaran “Kebijakan Teknis YangEfektif Dalam Operasional Pencegahan Masuk, Menyebar danKeluarnya HPHK, Pangan Hewani Yang Tidak Aman Serta Media LainYang Mengancam Kelestarian Sumberdaya Hayati Hewani danKesehatan Pangan Hewani.Indikator kinerja dari kegiatan ini adalah kebijakan teknisoperasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yangdihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi.Dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan ini maka pada tahun 2014telah direncanakan menyusun beberapa kebijakan karantina hewandan keamanan hayati hewani, yaitu :1) Tata Cara Tindakan Karantina Hewan Transit2) Revisi Dokumen Karantina Hewan3) Revisi Penggolongan HPHK dan Jenis Media Pembawa4) Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Bahan Biologik Reproduksi5) Persyaratan dan Tindakan KH Terhadap Ekspor Sarang Walet ke

China6) Pedoman Pengawasan & Tindakan Karantina Terhadap Kulit7) Juknis Tindakan Karantina Terhadap Hasil Bahan Asal Hewan

(HBAH)8) Penyempurnaan Persyaratan dan Tindakan Karantina Terhadap

Pakan dan Bahan Pembuat Pakan Ternak9) Pedoman Pengawsan dan Tindakan Karantina Terhadap Vektor

2. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan HayatiNabati Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati NabatiKegiatan prioritas ini melekat pada Pusat Karantina Tumbuhan danKeamanan Hayati Nabati dengan sasaran “Kebijakan Teknis YangEfektif Dalam Operasional Pencegahan Masuk dan MenyebarnyaOPTK, Pangan Nabati Yang Tidak Aman Serta Media Lain YangMengancam Kelestarian Sumberdaya Hayati Tumbuhan danKesehatan Pangan Nabati.Indikator kinerja dari kegiatan ini adalah kebijakan teknisoperasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabatiyang dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi.Dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan ini maka pada tahun 2014direncanakan penyusunan beberapa kebijakan karantina tumbuhandan keamanan hayati nabati sebagai berikut :

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201415

1) Penyempurnaan Permentan No,3237/2009 (Bentuk dan JenisDokumen Tindakan KT dan Pengawasan PSAT)

2) Pedoman Tindakan Karantina Pemeriksaan MP di Negara Asal3) Penyempurnaan Daftar OPTK4) Pedoman Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Kesehatan MP

OPTK Oleh Pihak Ketiga5) Kajian Akademis Pedoman pelaksanaan Karantina Tumbuhan pre-

Border di negara lain (Program Pre-Clearance)6) Penyusunan Standar Teknis Perlakuan Ethylene Oxide7) Penyusunan AROPT Non Benih8) Penyusunan Bahan Kebijakan untuk Revisi Permentan No. 42/2012

dan Permentan No. 43/20129) Penyusunan SOP Sistem Sertifikasi Ekspor Komoditas Unggulan10) Pedoman Analisis Risiko Keamanan Pangan11) Kajian Teknis tentang tatacara Tindakan Karantina terhadap

Pemasukan dan Pengeluaran Benda lain

3. Peningkatan Kepatuhan, Kerjasama dan Pengembangan SistemInformasi PerkarantinaanKegiatan prioritas ini melekat pada Pusat Kepatuhan, Kerjasama danInformasi Perkarantinaan dengan 3 sasaran. Sasaran pertama yaitu“Kebijakan Teknis Pengawasan dan Penindakan Yang DapatMendukung Meningkatnya Kepatuhan Pengguna Jasa Karantina danIntegritas Petugas Karantina.Indikator kinerja yang pertama yaitu kebijakan pengawasan danpenindakan karantina hewan/karantina tumbuhan dan keamananhayati yang dapat diimplementasikanUntuk mendukung kinerja tersebut maka direncanakan beberapakegiatan penting sebagai berikut :

1) Pedoman Pemusnahan Media Pembawa HPHK dan OPTK2) Pedoman pengawasan dan penindakan melalui pertukaran data

elektronik

Sasaran kedua yaitu “Kerjasama Yang Kondusif Dalam MendukungEfektifitas Perumusan Kebijakan Teknis, Rencana dan ProgramPerkarantinaan Pertanian, dengan indikator kinerja yaituPemanfaatan dokumen kerjasama SPS dan dokumen kerjasamaoperasional yang dihasilkan dalam perumusan kebijakan sertapelaksanaan pengawasan dan pelayanan tindakan karantina danpengawasan keamanan hayati. Kegiatan yang mendukungpencapaian sasaran tersebut adalah :1) Koordinasi Kerjasama Internasional, antara lain :

a) Kerjasama Multilateralb) Kerjasama Bilateralc) Koordinasi Tindak lanjut Hasil Pertemuan Internasionald) Seminar Hasil Pertemuan Internasional

2) Koordinasi Kerjasama Perkarantinaan, antara lain :a) Pertemuan WGAFFCb) Workshop Negosiasi Internasional

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201416

c) Koordinasi Pelabuhan Penyeberangand) Koordinasi Akselerasi Ekspore) Koordinasi Instansi Terkaitf) Seminar AEC 2015

3) Koordinasi dan Kerjasama SPS, antara lain :a) Penyusunan Notifikasib) Pembahasan Tanggapan Notifikasic) Penyusunan SPS News Letter

Sasaran ketiga dari Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan InformasiPerkarantinaan adalah Sistem informasi yang optimal dalammendukung kinerja manajemen dan operasional karantina denganindikator kinerja yaitu peningkatan infrastruktur sistem informasidan akses informasi instansi terkait, pengguna jasa dan unit kerjalingkup Badan Karantina Pertanian melalui jaringan pusat datakarantina pertanian.Dengan rincian kegiatan antara lain sebagai berikut :1) Sistem dan Prosedur Informasi Perkarantinaan Pertanian

a) Workshop Pertukaran Data Elektronik (PDE) Manifestb) Revisi Permentan No. 18 Tahun 2011 tentang Pelayanan

Dokumen Karantina Pertanian Dalam Sistem Elektronik INSWc) Update Manual Aplikasi Barantand) Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Informasi Perkarantinaan

2) Sistem Aplikasia) Pembuatan Aplikasi Lab KTb) Update Aplikasi Inhouse System (2 Paket)c) Update Aplikasi Sistem Informasi Fungsional Lab KH (e-vet)d) Update Aplikasi Sistem Informasi Lab KH (e-Vet lab)e) Pengembangan Aplikasi Inline Inspectionf) Penyempurnaan Aplikasi Kewasdakang) Update aplikasi KH Web Monitoringh) Update Aplikasi BMN Barantani) Penyempurnaan Aplikasi Fungsional KTj) Optimalisasi Penerapan NSW

4. Dukungan manajemen dan tugas-tugas teknis Badan KarantinaPertanianKegiatan prioritas ini melekat pada Sekretariat Badan KarantinaPertanian dengan sasaran strategis meningkatnya kualitas kinerjamanajemen dalam mendukung penyelenggaraan karantinapertanian dan pengawasan keamanan hayati.Ada beberapa Indikator kinerja. Pada indikator Sistem AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) baik, beberapa kegiatan yangmendukung yaitu :a. Penyusunan dokumen rencana kerja Barantanb. Penyusunan dokumen rencana kerja Anggaranc. Penyusunan dokumen DIPA Barantand. Penyusunan Laporan Barantane. Penyusunan Laporan Keuangan Barantan

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201417

Pada indikator terpenuhinya SDM yang sesuai dengan standarkompetensi Badan Karantina Pertanian. Beberapa kegiatan yangmendukung, antara lain yaitu :a. Pelatihan Dasar Teknis Calon POPT Ahlib. Pelatihan Dasar Teknis Calon POPT Terampilc. Pelatihan Dasar Teknis Calon Medik Veterinerd. Pelatihan Dasar Teknis Calon Paramedik Veteriner

Pada indikator Indeks Budaya Kerja, beberapa kegiatan penting yangmendukung yaitu:a. Pembinaan pegawaib. Pengembangan dan peningkatan kapasitas SDMc. Apresiasi kepegawaian Badan Karantina Pertaniand. Pengembangan organisasi dan ketatalaksanaane. Arsip ketatausahaan

Pada indikator tingkat penyelesaian rancangan peraturan terhadaprumusan kebijakan teknis, dengan beberapa kegiatan penting yangmendukung yaitu :a. Tinjauan peraturan perundang-undanganb. Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan karantina

pertanianc. Pertimbangan dan bantuan hukumd. Publikasi peraturan-peraturan

Pada indikator tingkat kepedulian masyarakat terhadapperkarantinaan, dengan beberapa kegiatan penting yang mendukungantara lain, yaitu :a. Penyebaran Informasib. Pengembangan Sistem Publik Awarenessc. Kepustakaan Badan Karantina Pertanian

5. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan laboratorium Uji Standardan Uji Terap Teknik dan Metode Karantina PertanianKegiatan prioritas ini melekat pada tupoksi Balai Besar Uji StandarKarantina Pertanian (BBUSKP) dan Balai Uji Terap Teknik dan MetodeKarantina Pertanian (BUTTMKP). Sasaran kegiatan ini adalahMeningkatnya kualitas penyelenggaraan laboratorium dan uji terapteknik dan metode dalam mendukung efektifitas penilaian danpengendalian resiko ditempat pemasukkan dan pengeluaran., dengan3 indikator kinerja yaitu (1) Jumlah uji terap teknik dan metodetindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati yang dapatditerapkan dan jumlah desimenasi teknik dan metode yang dapatdiimplementasikan, (2) Jumlah sampel laboratorium yang diperiksasesuai ruang lingkup pengujian (uji standar, rujukan, konfirmasi danprofisiensi) dan (3) jumlah laboratorium karantina yang diakreditasisesuai rencana

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201418

Dalam mendukung sasaran tersebut kegiatan penting di Balai BesarUji Standar Karantina Pertanian adalah :1) Rekomendasi teknik dan metode pemeriksaan laboratorium2) Fasilitasi akreditasi laboratorium Karantina Hewan3) Fasilitasi akreditasi laboratorium Karantina Tumbuhan4) Layanan pemeriksaan sampel uji laboratorium standar

a. Uji rujukan dan konfirmasib. Uji profisiensic. Uji bandingd. Koleksi standar

Sedangkan kegiatan penting di Balai Uji Terap Teknik dan MetodeKarantina Pertanian, sebagai berikut :1. Rekomendasi teknik dan metode tindakan karantina dan

pengawasan keamanan hayatia. Pengujian standar teknik dan metode tindakan karantina hewan

sesuai OIE.b. Pengujian standar teknik dan metode tindakan karantina

tumbuhan sesuai IPPC.c. Pengujian standar teknik dan metode pengawasan keamanan

hayati hewani suai standar CAC & SNI.2. Desiminasi teknik dan metode karantina dan pengawasan

keamanan hayatia. Desiminasi teknik dan metode pengawasan keamanan hayatib. Desiminasi teknik dan metode tindakan karantina tumbuhanc. Desimenasi teknik dan metode tindakan karantina hewan

6. Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina Pertanian danPengawasan Keamanan HayatiKegiatan prioritas ini melekat pada Unit Pelaksana Teknis (UPT)Badan Karantina Pertanian di daerah berjumlah 50 UPT yaitu terdiridari 5 Balai Besar, 27 Balai Kelas I/II dan 18 Stasiun kelasI/II. Sasarankegiatan ini Pelayanan karantina pertanian dan pengawasankeamanan hayati yang efektif. Adapun Indikator dari kegiatan iniadalah (1) Realisasi target sertifikasi dalam pelaksanaan tindakankarantina dan pengawasan keamanan hayati, (2) Tingkat kesesuaianoperasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayatiterhadap kebijakan standar teknik dan metode yang diberlakukan,(3) Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasikarantina pertanian dan (4) Peningkatan indeks kepuasan dankepatuhan pengguna jasa.

Untuk mencapai sasaran dari UPT maka dilakukan kegiatan pentingsebagai berikut:1) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan MediaPembawa hama penyekit hewan karantina (HPHK) dan organismepengganggu tumbuhan karantina (OPTK)

2) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK/OPTK3) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK/OPTK

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201419

4) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan Nabati5) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan

dan tumbuhan;6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan

keamanan hayati hewani dan nabati7) Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik

karantina hewan dan tumbuhan;8) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantinatumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati

Pada tahun 2014 telah ditandatangani Penetapan Kinerja antara KepalaBadan Karantina Pertanian dengan Menteri Pertanian, yaitu :Meningkatnya efektitas pelayanan karantina dan pengawasan keamananhayati, dengan indikator kinerja :

1) Efektifitas pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK danOPTK, serta pengawasan keamanan hayati (90 %);

2) Efektifitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasankeamanan hayati terhadap ekspor MP OPTK dan keamanan hayati(95 %);

3) Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantinapertanian (95 %)

2.3. Analisis Lingkungan StrategikPerubahan lingkungan strategis yang sangat cepat dan pesat akanmempengaruhi kinerja penyelenggaraan perkarantinaan pertanian.Pengaruh lingkungan strategis tersebut berhubungan dengan kondisiinternal Badan Karantina Pertanian dan pengaruh lingkungan eksternalsebagai tantangan yang dihadapi serta peluang yang dapat diraih dalammenyusun rencana strategis Badan Karantina Pertanian

a) Faktor Internal

Kekuatan :

Beberapa kekuatan yang dimiliki Barantan untuk mewujudkan visi,misi,tujuan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1) Karantina merupakan salah satu dari 3 (tiga) unsur teknis(Customs, Imigration and Quarantine – CIQ) yang berdasarkanketentuan internasional harus ada di tempat pemasukan danpengeluaran suatu Negara.

2) Keanggotaan Indonesia dalam organisasi internasional yaituOrganisasi Perdagangan Dunia (WTO), Organisasi Pangan danPertanian (FAO), Organisasi Kesehatan Hewan Sedunia (OIE),Konvensi Perlindungan Tanaman (IPPC) dan Komisi KesehatanPangan Sedunia (CODEX).

3) Berdasarkan peraturan perundangan Barantan mempunyai tugaspokok dan fungsi melaksanakan perkarantinaan hewan dantumbuhan serta pengawasan keamanan hayati.

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201420

4) Karantina Pertanian memiliki landasan hukum yang kuat dalamoperasionalnya, yang terdiri dari Undang-Undang (UU), PeraturanPemerintah (PP), Keputusan/Peraturan Menteri serta Juklak/Juknisdan Manual;

5) Barantan senantiasa meningkatkan SDM yang berkompeten dalampenyelenggaraaan perkarantinaan dan pengawasan keamananhayati, yang terdiri dari tenaga fungsional hewan (Medik Veterinerdan Paramedik Veteriner), tenaga fungsional karantina tumbuhan(Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-POPT), PenyidikPegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Intelijen Karantina;

6) Mempunyai Sarana dan Prasarana Operasional pokok diseluruhprovinsi di Indonesia yang mendukung terlaksananya operasionalpengawasan dan pelayanan karantina.

7) Dari aspek pendanaan, selain APBN Rupiah Murni, Barantanmempunyai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yangsampai saat ini merupakan PNBP terbesar dilingkunganKementerian Pertanian

Kelemahan :

Berdasarkan hasil evaluasi dan kondisi Barantan saat ini terdapatbeberapa permasalahan yang setelah dianalisis merupakan faktorkelemahan Barantan yang mungkin akan mempengaruhi kinerja limatahunan mendatang. Beberapa kelemahan yang dapat diidentifikasiadalah sebagai berikut :

1) Kebijakan teknis operasional, standar teknik dan metode masihperlu dilengkapi untuk meningkatkan cakupan pengendalian resikodan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan dan pelayanan.

2) Kualitas, kompetensi dan jumlah SDM masih memerlukanpeningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja operasional.

3) Sistem dan mekanisme pelayanan dan pengawasan perluditingkatkan untuk memenuhi semakin tingginya harapan publik.

4) Belum semua UPT Karantina Hewan/Karantina Tumbuhan danwilayah kerjanya didukung dengan petugas, sarana dan prasaranayang memadai;

5) Sistem operasional Karantina Hewan/Karantina Tumbuhan dilapangan dengan instansi terkait belum optimal;

6) Belum optimalnya sistem akses data dan informasi tentang arusbarang komoditas wajib periksa karantina, di pintu keluar danmasuk pelabuhan/bandara yang mengakibatkan tidak dilaporkandan tidak diketahui oleh petugas karantina, sehingga menyebabkanlolosnya media pembawa HPHK/OPTK tanpa melalui tindakanpemeriksaan

7) Belum optimalnya sanksi bagi masyarakat yang melanggarperaturan perundang-undangan tentang perkarantinaan hewan.

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201421

b) Faktor Eksternal

Peluang :

1) Persyaratan teknis (persyaratan karantina) dipergunakan sebagaiinstrumen teknis perdagangan dunia.

2) Adanya fokus pemerintah pada rencana pembangunan jangkamenengah (RPJM 2010 – 2014) untuk mengatasi krisis pangan dantarget swasembada pangan strategis.

3) Sistem pengawasan pangan yang tidak sehat (mengandungcemaran kimia, cemaran fisik dan cemaran biologi).

4) Kebijakan akses pasar ekspor komoditas unggulan (terutama hasiltanaman hortikultura)

5) Dalam era otonomi fungsi penyelenggaraan karantina masihkewenangan pemerintah pusat

Tantangan :

1) Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan.2) Meningkatnya ancaman kelestarian sumberdaya alam hayati

hewan dan tumbuhan selain HPHK dan OPTK, seperti InvasifAliens Spesies (IAS) dan GMO serta ancaman terhadapkeanekaragaman hayati

3) Target implementasi penyelenggaraan tata kepemerintahan yangbaik (Good Govrenance), terbinya SPI, Undang-Undangadministrasi Negara, UU pelayanan publik

4) Tuntutan terhadap kualitas pelayanan (transparansi dan efisiensi)5) Pemberantasan korupsi.6) Fungsi otonomi daerah.7) Adanya kebijakan zonning dalam importasi produk hewan (daging)8) Kebijakan global “Climate Change”9) Berlakunya kebijakan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade

Agreement-FTA).

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201422

3.1. Pengukuran KinerjaPengukuran kinerja program dilingkup Badan Karantina Pertanian Tahun2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target denganrealisasi sasaran dengan indikator kinerja. Matrik pengukuran kinerjauntuk mengetahui tingkat capaian kinerja sasaran dapat dilihat padaLampiran.

Keberhasilan dan ketidak berhasilan setiap sasaran ditentukan denganpersentase pencapaian target yang telah ditetapkan, adapun kisarannyaseperti berikut :

A. Sangat Berhasil : ≥ 96 %B. Berhasil : 76 – 95 %C. Cukup Berhasil : 61 – 75 %D. Kurang Berhasil : ≤ 60 %

Secara ringkas disampaikan bahwa capaian sasaran yang telahditetapkan sebagai berikut :

Meningkatnya efektitas pelayanan karantina dan pengawasan keamananhayati, dengan indikator kinerja :1. Efektifitas pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK dan

OPTK, serta pengawasan keamanan hayati (90%);2. Efektifitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor MP OPTK dan keamananhayati (95 %);

3. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantinapertanian (95 %)

Berikut akan diuraikan realisasi pencapaian sasaran Badan KarantinaPertanian Tahun 2014, yang diukur menggunakan indikator kinerjasebagai berikut :

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201423

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %Meningkatnyaefektitaspelayanankarantina danpengawasankeamanan hayati

Efektifitas pengendalianresiko masuk dankeluarnya HPHK danOPTK, sertapengawasan keamananhayati

90 % 90 % 100

Efektifitas pelayanantindakan karantina danpengawasan keamananhayati terhadap eksporMP OPTK dan keamananhayati

95 % 99.98 % 111.09

Tingkat kepatuhan dankepuasan pengguna jasakarantina pertanian

95 % 99.73 % 104,98

Berdasarkan rata-rata IKU yang ada Badan Karantina Pertanian, makadidapatkan hasil 105,35 %. Apabila capaian kinerja ini kita bandingkandengan tahun 2013 lebih kecil nilai presentasenya (tahun 2013 : 109,58 %).akan tetapi tetap melebihi target yang kita harapkan. Salah satu penyebabturunnya skor karena target IKU Badan Karantina PertanianTA 2014 naik.Apabila kita lihat dari capaian nilai presentase yang ada maka dapatdikaregorikan bahwa kinerja Badan Karantina Pertanian TA 2013 sangatberhasil (≥ 96 %).

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

Sasaran program dari Badan Karantina Pertanian adalah meningkatnyaefektitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati yang diukurdari indikator kinerja sebagai berikut :

1) Efektifitas pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK danOPTK, serta pengawasan keamanan hayati

Pengukuran dengan menggunakan indikator ini dapat dilakukan denganpembobotan sebagai berikut :

No Uraian Bobot Realisasi1 Sertifikasi Karantina Hewan dan

Karantina Tumbuhan60 % 60 %

2 Kebijakan yang mendukungterhadap efektifitas pengendalianancaman risiko

40 % 30 %

Total 100 % 90 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sertifikasi karantinahewan dan karantina tumbuhan diasumsikan terealisasikan sesuai denganapa yang direncanakan. Hal ini karena tidak dapat ditargetkan

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201424

frekuensinya dan hanya diketahui realisasinya. Keadaan ini ditunjukkandalam RKA-KL dengan target 12 bulan. Sehingga realisasi ini sudahdipastikan 100 % (Bobot 60 % = 60 %).

Adapun kebijakan yang mendukung terhadap efektifitas pengendalianresiko masuk dan keluarnya HPHK dan OPTK, serta pengawasankeamanan hayati dengan penjelasan pengukuran sebagai berikut :

Kebijakan Karantina Hewan,Dari 6 kebijakan yang direncanakan melalui Penetapan Kinerjakeseluruhannya telah diselesaikan, dengan skor = (75+75+75+75+75 +75)% / 6 = 75

Kebijakan Karantina TumbuhanDari 6 kebijakan yang direncanakan melalui Penetapan Kinerjakeseluruhannya telah diselesaikan, dengan skor =(75+75+75+75+75+75)% / 6 % = 75

Jadi rata-rata skor = (75 + 75) % /2 = 75. Adapun bobot dari pada skor iniadalah 40 % = 40 x 75/100 = 30 %

Beberapa hal implementasi kebijakan karantina hewan dan karantinatumbuhan sebagai pendukung efektifitas pengendalian ancaman risikobelum optimal dikarenakan :a. Kebijakan Teknis Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan masih

belum seluruhnya tercover baik kegiatan Impor, Ekspor maupun antararea terutama terhadap turunan PP 82 Tahun 2000 tentang KarantinaHewan dan PP 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan

b. Masih terus dilakukan revisi beberapa kebijakan karantina hewan,karantina tumbuhan maupun keamanan pangan. Hal ini menunjukkankebijakan tersebut masih perlu penyesuaian implementasinya dilapangan

c. Kebijakan-kebijakan perkarantinaan dan keamanan hayati yang masihterdapat beberapa irisan-irisan dengan instansi terkait seperti :Custom, Imigration, Security, Pemda, maupun intern Kementan.

d. Kebijakan non- teknis diluar kendali Badan Karantina Pertanianmisalnya : ketersediaan jumlah pegawai serta kualifikasinya.

e. Permasalahan integritas dan kompetensi SDM yang masih muncul daritahun ke tahun.

Jumlah sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dari tahunke tahun cenderung mengalami trend peningkatan. Realisasi sertifikasipada tahun 2014 yaitu : 1.028.199 kali. Hal ini meningkat apabiladibandingkan pada tahun 2013 yaitu 866.274 kali. Adapun trend realisasisertifikasi karantina hewan dan karantina tumbuhan dari selama 5 (lima)tahun terakhir seperti terlihat pada tabel 2 berikut :

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201425

Tabel 2. Frekuensi Sertifikasi Karantina Hewan dan KarantinaTumbuhan Tahun 2010 – 2014

Sertifikasi Frekuensi (kali)2010 2011 2012 2013 2014

Karantina Hewan 324.884 417.975 443.401 413.280 471.868Karantina Tumbuhan 329.614 341.961 468.492 452.994 556.331

TOTAL 654.498 759.936 911.893 866.274 1.028.199

Dari hasil pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK/OPTK tahun2014 serta pengawasan keamanan pangan terhadap pangan segar asaltumbuhan (PSAT), maka telah terdeteksi dan tertangkal sejumlahHPHK/OPTK serta media pembawa yang membawa cemaran tidak amanbagi manusia. Beberapa HPHK yang terdeteksi positif dan tertangkalsebagai berikut :

Tabel 3. Temuan Hama HPHK Hasil Pemeriksaan Karantina HewanYang Terdeteksi Positif dan Tertangkal Tahun 2014

No Temuan OPTK MediaPembawa(Komoditi)

Negara Asal/Antar Area

UPT Pemasukan

1 Paratuberculosis Sapi Australia BBKP Surabaya2 Babesia sp Sapi Australia BBKP Surabaya3 Thelleria sp Sapi Australia BBKP Surabaya4 Anaplasma sp Sapi Australia BBKP Surabaya5 Brucellosis Sapi Antar Area BKP Kelas I

Jayapura

Tabel 4. Temuan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK)Asal Luar Negeri Hasil Pemeriksaan Karantina Tumbuhan YgTerdeteksi Positif dan Tertangkal Tahun 2014

No Temuan OPTK MediaPembawa(Komoditi)

NegaraAsal

UPT Pemasukan

1 Burkholderiaglumae

Benih Padi Cina BBKP Surabaya

2 Pantoea stewartii Bibit Jagung India BBKP Tj Priok,BBKP SoettaBenih Sayuran Thailand

3 Pseudomonassyringaepv.syringae

Benih Sawi Jepang BBKP Tj Priok,BBKP SoettaBenih Jagung Thailand

Bibit Strawberry BelandaBaby Pak Choy Selandia

Baru4 P. viridiflava Bawang

bombayBelanda viaMalaysia

BKP Kelas IJambi

Benih Cabe Cina BBKP Tj Priok5 Raspberry ring

spot nepovirus(RpRSV)

Bibit Strawberry Belanda BBKP Soetta

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201426

6 Clavibactermichiganinsissubsp sepedonicus

Bibit Kentang Belanda BBKP Soetta

7 Clavibactermichiganensissubspmichiganensis

Benih Cabe India BBKP Soetta

8 Helmintosphoriumsolani

Bibit Kentang Belanda BBKP Soetta

9 Erwiniachrysanthemi

BibitDendrobium

Malaysia BBKP Soetta

10 Tilletia laevis Gandum Biji India BBKP Surabaya11 T. indica Gandum Biji India BBKP Surabaya12 Aphelenchoides

fragariaeBawangBombay

India BBKP Surabaya

13 Ditylenchusdestructor

Bawang Putih Cina BBKP Surabaya

14 D. dipsaci Bawang Putih Cina BBKP Surabaya15 Globodera

rostochiensisWortel Cina BBKP Surabaya

16 Pratylenchusvulnus

Bawang Putih Cina BBKP Surabaya

17 Sphacelothechareiliana

Gandum Rusia,Australia

BBKP Surabaya

18 Urocystis agropyri Gandum India BBKP Surabaya

19Stenocarpellamacrospora

Gandum Australia BBKP SurabayaJagung Argentina

20 Peronosporamansyurica

Kedele USA BKP KL IPontianak, BKPKL I Batam

21 Trogodermagranarium

Corn Meal USA BBKP TanjungPriok

Selain HPHK dan OPTK Badan Karantina Pertanian telah melakukanimplementasi Permentan No. 38/2009 (perubahan dari Permentan No.27/Permentan/OT.140/5/2009) tentang Pengawasan Keamanan PanganTerhadap Impor dan Ekspor Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) diakhir tahun 2009. Adapun cemaran PSAT yang berhasil terdeteksimelebihi ambang batas aman pada buah anggur asal Cina melalui BBKPSurabaya, yaitu cemaran pestisida Fluzilazole dan Difenoconazole.Selain itu sayuran asal Cina yang masuk melalui BKP kelas I Batam jugatelah mendeteksi positif di atas ambang batas aman dan menangkaladanya cemaran biologi, Escherichia coli.

Beberapa hal strategis yang mendukung terhadap capaian indikator iniantara lain sebagai berikut :

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201427

a) Meningkatnya Peraturan Menteri Pertanian Terkait KebijakanPerkarantinaan dan Keamanan Hayati Yang Telah TerbitBeberapa kebijakan perkarantinaan dan keamanan hayati senantiasaselalu bertambah maupun ter-update-nya (revisi) denganmenyesuaikan lingkungan strategik yang ada sehingga berpengaruhterhadap peningkatan pelayanan perkarantinaan. Adapun kebijakandalam bentuk Peraturan Menteri Pertanian di Badan KarantinaPertanian yang telah dihasilkan pada tahun 2014 adalah :

1. Permentan No. 44/Permentan/OT.140/3/2014 (Perubahan AtasPeraturan Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/12/2011Tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media PembawaPenyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu TumbuhanKarantina)

2. Permentan No. 38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang TindakanKarantina Tumbuhan Di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

3. Permentan No. 37/Permentan/OT.140/3/2014 Tentang TindakanKarantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas

4. Permentan Nomor 69/Permentan/OT.140/5/2014 (PerubahanPeraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/Ot.140/3/2013Tentang Penghentian Pemasukan Unggas Dan/Atau Produk UnggasDari Negara Republik Rakyat China Ke Dalam Wilayah NegaraRepublik Indonesia)

5. Permentan Nomor: 65/Permentan/PD.410/5/2014 Tentang TindakanKarantina Hewan Terhadap Pemasukan Dan Pengeluaran HasilBahan Asal Hewan Konsumsi

Adapun beberapa peraturan perundangan yang terbit tahun 2012seperti : Permentan No. 42 dan 43 Tahun 2012 masih tampakberpengaruh pada penurunan volume impor buah dan sayur segarsampai dengan tahun 2014 seperti terlihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Volume Impor Buah Segar Sebelum dan Setelah Implemen-tasi Permentan No. 42 Tahun 2012

Komoditas Volume Impor (Kg)2011 2012 2013 2014

Buah Segar 1.167.356.601 842.644.131 494.427.739 510.115.893Sumber : E-Plaq System

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201428

Gambar 1. Trend volume buah segar impor tahun 2011 - 2014

Sedangkan terkait dengan implementasi Permentan No 43 Tahun2012 tentang tentang Tindakan Karantina Tumbuhan UntukPemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar Ke Dalam Wilayah NegaraRepublik Indonesia cukup berpengaruh terhadap penurunan importasibawang merah, seperti terlihat pada Tabel 5 dan Gambar 2 berikut :

Tabel 6. Volume Impor Umbi Lapis Segar Tahun 2011 - 2014

No Komoditas Volume Impor (Kg)2011 2012 2013 2014

1 BawangPutih

430.468.207 458.472.524 462.680.761 481.980.474

2 BawangMerah

149.406.189 91.137.290 57.931.911 41.874.250

3 BawangBombay

88.136.521 70.658.718 67.218.739 96.009.853

TOTAL 668.010.917 620.268.532 587.831.411 619.864;577

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201429

Gambar 2. Trend Volume Umbi Lapis Impor Tahun 2011 – 2014

Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 1 di atas terlihat bahwaimplementasi Permentan No. 42/2012 (bila membandingkan antaraimportasi buah segar tahun 2011 dan 2014) mampu menurunkanvolume impor buah segar sebesar 56,30 %.Adapun khusus untuk umbi lapis segar seperti terlihat pada Tabel 6dan Gambar 2 secara umum relatif stabil volume impornya dalamkurun tahun 2011 – 2014, bahkan untuk bawang putih dan bawangbombay sedikit mengalami kenaikan . Tetapi khusus importasi bawangmerah sangat signifikan turunnya apabila membandingkan tahun 2011dan tahun 2014, menurun sebesar 71,91 %

Dengan menurunnya volume impor buah segar dan sebagian umbilapis segar artinya dalam konteks pengawasan impor buah dan umbilapis segar juga akan cenderung menurun sehingga efektifitaspengawasan risiko terhadap masuk dan menyebarnya OPTKcenderung meningkat.

b) Meningkatnya konsep kebijakan berupa rancangan Permentan,Pedoman/Juklak/Juknis/Manual Karantina Hewan/KarantinaTumbuhan/Keamanan HayatiTambahan dan penyempurnaan konsep pedoman/juklak/juknis/manualkarantina hewan/karantina tumbuhan/keamanan hayati yang dihasilkanpada tahun 2014 adalah :

Karantia Hewan dan Keamanan Hayati Hewani1. Tata Cara Tindakan Karantina Hewan Transit2. Revisi Dokumen Karantina Hewan dan Jenis Media Pembawa3. Revisi Penggolongan HPHK dan Jenis Media Pembawa4. Pedoman Tindakan Karantina Terhadap Bahan Biologik Reproduksi

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201430

5. Persyaratan dan Tindakan KH Terhadap Ekspor Sarang Walet keChina

6. Pedoman Pengawasan & Tindakan Karantina Terhadap Kulit7. Pedoman Tindakan Karantina Hewan Terhadap MBM8. Penyempurnaan Persyaratan dan Tindakan Karantina Terhadap

Pakan dan Bahan Pembuat Pakan Ternak9. Pedoman Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Vektor

Gambar 3. Pemeriksaan Karantina Hewan Terhadap DOC dan Sapi

Karantia Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati1. Penyempurnaan Permentan No. 3237/2009 (Bentuk dan Jenis

Dokumen Tindakan KT dan Pengawasan PSAT)2. Pedoman Tindakan Karantina Pemeriksaan MP di Negara Asal3. Penyempurnaan Daftar OPTK4. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Kesehatan MP

OPTK Oleh Pihak Ketiga5. Pedoman pelaksanaan Karantina Tumbuhan pre-Border di negara

lain (Program Pre-Clearance)6. Standar Teknis Perlakuan Ethylene Oxide7. Penyusunan Bahan Kebijakan untuk Revisi Permentan No. 42/2012

dan Permentan No. 43/20128. SOP Sistem Sertifikasi Fitosanitari Komoditas Unggulan9. Draft Regional Standard Plant Quarantine Treatment10. Pedoman Analisis Risiko Keamanan Pangan11. Hasil Kajian Pengawasan Agen Hayati12. Hasil Kajian Teknis tentang tatacara Tindakan Karantina terhadap

Pemasukan dan Pengeluaran Benda lain

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201431

Gambar 4. Pemeriksaan Karantina Tumbuhan Terhadap TepungTerigu

c) Meningkatnya Konsep Pengembangan KeteknikmetodeanPemeriksaan Laboratorium dan Uji Terap Perlakuan KarantinaDalam rangka mendukung efektifitas pencegahan masuk dantersebarnya HPHK/OPTK maupun cemaran pangan dari tahun ketahunjuga mengalami peningkatan baik dalam bidang keteknikmetodeanpemeriksaan laboratoris maupun keteknikmetodean perlakuankarantina. Pada tahun 2012 Badan Karantina Pertanian telahmelakukan pengembangan keteknikmetodean karantina dankeamanan hayati sebagai berikut :1. Pengaruh Suhu dan Waktu Perendaman Dalam Air Terhadap

Penurunan Kadar Nitrit Pada Sarang Burung Walet DenganMenggunakan Tes Cepat, Spektro UV-VIS dan HPLC

2. Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Preservasi terhadap StabilitasBakteri E. coli dan Salmonella sp untuk Kering Beku (Freeze Drying)

3. Deteksi Unsur Spesies Berbeda pada Produk Hewan yangmengalami Perlakuan Perbedaan Pemanasan MenggunakanMetode Kualitatif, Kuantitatif dan Forensik Molekuler

4. Perlakuan air panas dan chitosan untuk eliminasi bakteri Erwiniacaratovora subsp. atroseptica pada umbi kentang

5. Perlakuan fungisida terhadap cendawan Fusarium oxysporum padakelapa sawit

6. Perbandinagn metode “FACE” dan Metode “QUICHERS” dalamanalisis residu pestisida

7. Uji terap perlakuan kemasan media pembawa Avian Influenza8. Uji terap deteksi media pembawa potensial OPTK/HPHK

menggunakan teknologi X-ray9. Uji terap penggunaan Ethylene Formate sebagai alternative

perlakuan pada buah segar.10. Uji terap penggunaan fosfin cair sebagai alternative perlakuan

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201432

pada media pembawa OPTK.11. Uji terap perlakuan sarang burung wallet.

Sedangkan pada tahun 2013 pengembangan keteknikmetodeankarantina dan keamanan hayati dan rekomendasinya sebagai berikut :

1. Efektifitas Desinfektan pada Permukaan Media Pembawa (MP)Tercemar virus Avian Infulenza (AI) dengan Penyemprotano Desinfektan Amonium Quartener (alkyldimethyl benzyl

amonium chlorida 10%) dosis 0,5% dan 1% tidak efektif untukmenginaktivasi virus AI pada permukaan DOC

o Desinfektan peroksigen(dipotassium peroxodisulphate) dosis1% dan halogen (klorin) 0,02% efektif menginaktivasi virus AIpada semua permukaan media pembawa AI

o Residu desinfektan organoklorin pada telur konsumsi setelahdesinfeksi dengan desinfektan klorin adalah <1.0 mg/kg danmasih dalam kisaran kandungan yang diperbolehkan dalammakanan.

2. Efektifitas Penyemprotan Berbagai Jenis Insektisida terhadapCaplak Boophilus microplus, Vektor Penyakit Babesiosis danAnaplasmosis pada Ruminansiao Keempat bahan aktif insektisida yaitu Klorpirifos (insektisida gol.

Organofosfor), Propoksur (insektisida gol. Karbamat), Sipermetrin(insektisida gol. Piretroid), Abamektin (insektisida gol. Avermektin)mempunyai daya kerja yang baik dalam meningkatkan mortalitaslarva caplak di laboratorium maupun pada stadium caplak yanglain secara aplikasi lapang pada sapi.

o Pada aplikasi lapang, konsentrasi 0,25 g/l bahan aktif Sipermetrin,Abamektin, dan Propoksur efektif menyebabkan kematian caplak≥ 80%.

o Untuk menghasilkan pengendalian insektisida yang efektif, efisiendan aman perlu diketahui aplikasi insektisida yang tepat danbenar.

3. Pengaruh Perlakuan Udara Panas Terhadap MortalitasLiposcelis entomophila dan Liposcelis bostrichophila padaKulit Kayu Maniso Perlakuan udara panas pada suhu 54 sampai 59 0C selama 1 jam

efektif mengeradikasi L. entomophila dan L. bostrichophila padakulit kayu manis

o Perlakuan udara panas pada suhu 54 0C sampai 59 0C masihmemenuhi standar mutu ekspor kulit kayu manis

4. Uji Terap Perlakuan Iradiasi Sinar Gamma (Co-60) Pada BuahManggiso Terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan iradiasi sinar

gamma (Co-60) terhadap sterilitas imago kutu putih E. hispidus,semakin tinggi dosis yang diberikan maka sterilitas imago kutuputih juga semakin meningkat;

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201433

o Pada dosis 100 dan 120 Gy menunjukkan persentase jumlahimago kutu putih E. hispidus yang tinggi, terutama dosis 120 Gyyang mencapai angka sterilitas 100%;

o Berdasarkan data pengujian sterilitas individual, diketahui dosisprediksi sterilitas 100% kutu putih E. hispidus adalah 110.729 Gy;

o Perlakuan iradiasi dengan rentang dosis 50-200 Gy terhadapbuah manggis secara umum tidak memberikan perbedaanpengaruh yang signifikan dibandingkan dengan kontrol, kecualiuntuk aspek warna kulit buah dan warna sepal.

5. Hot Water Treatment Sebagai Alternatif Perlakuan terhadapBactrocera Papayae dan Colletotrichum Gloeosporioides padaManggao HWT pada suhu 47 - 49 0C selama 5 menit efektif mematikan 100

persen B. papayae dan mengurangi infeksi yang disebabkan C.gloeosporioides pada mangga Gedong tanpa merusak kualitasbuah

o HWT pada suhu 44 - 46 0C selama 5 menit efektif mematikan 100persen B. papayae pada mangga Arumanis tanpa merusakkualitas buah

6. Efikasi Fumigan Ethyl Formate dalam berbagai Suhu Kontainerterhadap Kutu putih Planococcus minor pada Buah Manggisdan Manggao Perlakuan fumigasi dengan dosis 37,08 g/m3 pada suhu 17oC

selama satu jam memiliki efektifitas untuk mengendalikan kutuputih Planacoccus minor dan tidak menimbulkan kerusakan padabuah manggis dan mangga.

o Mangga yang disimpan pada suhu 17oC selama 12 hari setelahpanen paling disukai dari pada mangga yang diberi fumigasi danperlakuan suhu lainnya.

Pada tahun 2014 pengembangan keteknikmetodean karantina dankeamanan hayati dan hasilnya sebagai berikut :

1. Desinfestasi Bactrocera Spp. Pada Jeruk Mandarin (CitrusReticulata) Dengan Perlakuan Dingin Serta PengaruhnyaTerhadap Kualitas Buaho Stadia larva instar 2 Bactrocera cucurbitae merupakan stadia

yang mempunyai tingkat mortalitas paling rendah (93,10 % dan96,55 % terhadap perlakuan dingin 3°C selama 6 dan 10 haridibandingkan dengan B. carambolae dan B. papaya (100 % padasuhu dan waktu yang sama)

o Hasil uji konfirmasi skala besar telah mematikan 100 % Larvainstar 2 Bactrocera cucurbitae pada suhu 3°C selama 18 hari

o Pada suhu tersebut berpengaruh nyata pada perubahan warna.Kekerasan buah meningkat, peningkatan kadar gula danpenurunan kadar vit C, aroma buah juga berbeda nyata

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201434

2. Desinfestasi Bactrocera Cucurbitae Coq Pada Melon DenganPerlakuan Air Panaso Perlakuan air panas pada suhu 46°C selama 20 menit efektif

menghasilkan mortalitas lalat buah 100 % pada melon, tanpamenyebabkan kerusakan buah

o Perlakuan air panas pada suhu 46 – 48°C selama 5 – 30 menittidak menyebabkan kerusakan buah melon sedangkan pada suhu49°C telah menimbulkan kerusakan eksternal berupa perubahanwarna kulit, kerusakan internal berupa rongga buah dan susutbobot buah

3. Perlakuan Surfuryl Fluoride Untuk OPT Pada Kayuo Fumigasi Surfuryl Fluoride 20 gr/m3 waktu papar 18 jam pada

suhu 26 – 30°C efektif sebagai perlakuan terhadap seranggaDinoderus minutus, Lyctus brunneus, Heterobostrychus aequalisdan Araecerus fasciculatus

o Fumigasi Surfuryl Fluoride 10 gr/m3 waktu papar 24 jam, 15gr/m3 waktu papar 12 jam efektif menyebabkan mortalitas 100 %terhadap Dinoderus minutus

o Fumigasi Surfuryl Fluoride merupakan fumigasi yang mempunyaikemampuan penetrasi yang baik pada dolok kayu denganketebalan 20 cm

4. Perlakuan Fosfin Formula Cair Untuk Membebaskan ThripsParvispinus Pada Bunga Potong Krisan Dan Mawaro Stadia telur merupakan yang paling tahan terhadap fosfin formula

cairo Perlakuan Fosfin Formula Cair 250 ppm dengan waktu papar 12

jam pada suhu 25-26°C belum dapat mengeradikasi telur Thripsparvispinus

o Untuk membebaskan bunga potong krisan dan mawar dariinfestasi telur Thrips parvispinus diperlukan fumigasi dengankonsentrasi 300 ppm dengan waktu papar 12 jam pada suhu 25-26°C

o Perlakuan fumigasi fosfin cair 380 ppm dengan waktu papar 12jam pada suhu 25-26°C belum merusak bunga potong krisanmaupun mawar

5. Perlakuan Air Panas Dan Pengeringan Untuk MengeradikasiBakteri Pantoea stewartii subsp. stewartii Pada Benih Jagungo Perlakuan benih dengan perendaman air panas suhu 55° C

selama 30 menit dilanjutkan pengeringan pada suhu 60° Cselama 24 jam mampu mengeliminasi bakteri P. stewartii padabenih jagung

o Perlakuan air panas suhu 55°C selama 30 menit dilajutkanpengeringan suhu 60°C selama 24 jam tidak menyebabkankerusakan pada daya tumbuh benih namun menurunkan indeksvigor benih jagung

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201435

o Perlakuan benih dengan perendaman air panas dilanjutkanpengeringan dapat direkomendasikan sebagai teknik perlakuankarantina untuk pemasukan benih jagung ke Indonesia

6. Perlakuan Media Pembawa John’s DiseasesDesinfektan Amonium Quartener dan golongan phenolic dosis 3 %,5 % dan 10 % tidak efektif untuk mendekontaminasikan mediapembawa bakteri Mycobacterium avium subsp Paratuberculosis,sedangkan disinfektan golongan aldehid dosis 5 % dan 10 %berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium aviumsubsp, Paratuberculosis

7. Pemusnahan Media Pembawa Lain Dengan MenggunakanBacillus subtilis Sebagai Bakteri ModelPemusnahan media pembawa lain (feses dan sisa pakan) dengancara pembakaran pada suhu 150° C dan 200° C dengan waktupemaparan dan berat yang berbeda efektif membunuhmikroorganisme pathogen dengan menggunakan bakteri modelBacillus subtiliis

Gambar 5. Kegiatan Uji Coba Dalam Rangka Uji Terap Teknik danMetode Karantina Pertanian di BUT-TMKP

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201436

d) Meningkatnya SDM fungsional Karantina Hewan dan KarantinaTumbuhanPejabat fungsional karantina hewan (KH) dan karantina tumbuhan (KT)atau petugas KH/KT di lapangan sebagai ujung tombak dalampelaksanaan tindakan karantina yang berujung pada sertifikasi(tindakan pelepasan). Pejabat fungsional karantina hewan dankarantina tumbuhan yang kompeten dari tahun ke tahun selalumengalami peningkatan, seperti tabel berikut :

Tabel 7. Jumlah Pejabat Fungsional Karantina Hewan danKarantina Tumbuhan Tahun 2010 – 2014

No. Jenis PejabatFungsional

Jumlah (Orang)2010 2011 2012 2013 2014

1. Medik Veteriner 122 140 227 319 3572. Paramedik Veteriner 373 391 471 553 6193. POPT Ahli 265 295 382 489 5104. POPT Terampil 259 287 378 389 462

TOTAL 1.019 1.113 1.458 1.750 1.948Sumber : Data SIMPEG

Berdasarkan Tabel 7 diatas jumlah POPT terampil dari tahun ke tahuncenderung lebih kecil dari pada POPT ahli, sehingga kedepan perluditingkatkan jumlahnya untuk mengcover tindakan karantina tumbuhandi lapangan. Pejabat fungsional tersebut merupakan hasil daripendidikan dan pelatihan dasar karantina yang dilakuan secaraperiodik per tahun dengan data sebagai berikut :

Tabel 8. Jumlah Peserta Pelatihan Dasar Karantina Tahun 2010 –2014

No. Jenis Calon PejabatFungsional

Jumlah (Orang)2010 2011 2012 2013 2014

1. Medik Veteriner 30 80 80 66 -2. Paramedik Veteriner 30 80 80 80 403. POPT Ahli 30 80 80 76 -4. POPT Terampil 30 80 80 58 23

TOTAL 120 320 320 280 63Sumber : data kepegawaian, Setban

Peningkatan petugas karantina hewan dan karantina tumbuhan sudahtentu akan membantu meningkatkan efektifitas pengendalian ancamanresiko yang berhubungan dengan masuk dan menyebarnya HPHK danOPTK, serta bahan pangan yang tidak sesuai dengan standarkeamanan pangan nasional

2) Efektifitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamananhayati terhadap ekspor MP OPTK dan keamanan hayatiDalam rangka mendukung akselerasi ekspor yang efektif BadanKarantina Pertanian mengukur dengan jumlah kiriman produk pertanian keluar negeri yang telah disertifikasi kesehatannya dan mendapatkan

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201437

komplain ketidaksesuaian dari Negara tujuan dibandingkan dengan totalekspor komoditas pertanian. Target dari indikator ini sebesar 95 % artinyasebesar 95 % dari produk pertanian yang telah mendapatkan sertifikasiekspor tidak mendapatkan complain dari Negara tujuan. Adapunrealisasinya adalah hanya sebesar 20 kali complain dari total eksporsebanyak 118.763 kali sehingga (100 % – (20 : 118.763 x 100 %) = (100 -0,017) = 99,983 % (telah melebihi target). Apabila dibandingkan dengantahun 2013 angka keefektifannya lebih baik karena jumlah complain dariNegara tujuan pada waktu itu sebanyak 80 kali dari total ekspor sebesar108.591 kali sehingga nilai prosentasenya keefektifannya sebesar (100%– 0,074%) = 99,926 . Secara umum efektifitas pelayanan ekspor terhadapkomoditas pertanian dan produk tertentu yang dipersyaratkan masihsangat baik karena melebihi apa yang telah ditargetkan. Adapun databukti penerimaan Notification of Non Compliance (NNC) dari NegaraTujuan Ekspor sebagai berikut :

Tabel 8. Daftar NNC Ekspor Produk Tumbuhan Tahun 2014

NoTanggal Negara

TujuanUPT-KP /Tempat

Pengeluaran

Alasan NNC Komoditas

1 13 Januari2014

Germany BBKP Surabaya Tanpa dibubuhiMarking ISPM 15

KemasanKayu

2 15 Januari2014

Brazil BBKP Tj Priok Tanpa dibubuhiMarking ISPM 15

KemasanKayu

3 14 April 2014 Germany BBKP Surabaya DitemukannyaSerangga HidupSinoxylon,Sp

KemasanKayu

4 17 April 2014 Thailand BBKP Tj Priok DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

5 14 April 2014 Germany BBKP Surabaya DitemukannyaSerangga HidupSinoxylon,Sp

KemasanKayu

6 17 April 2014 Thailand BBKP Tj Priok DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

7 17 April 2014 Thailand BBKP Tj Priok DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

8 17 April 2014 Thailand BBKP Tj Priok DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

9 17 April 2014 Thailand BBKP Tj Priok DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

10 17 April 2014 Thailand BKP Kelas IBatam

DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

11 17 April 2014 Thailand BKP Kelas IBatam

DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

12 17 April 2014 Thailand BKP Kelas IBatam

DitemukannyaSerangga hiduppada Kelapa

Kelapa

13 28 Agustus2014

Australia SKP Kelas IBandung

DitemukannyaSerangga hidup

KemasanKayu

14 08 Oktober2014

Argentina BKP Kelas IPekanbaru

Tgl Penerbitan PCbertepatan dg tgl

Cocos nucifera

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201438

penerbitan izinimpor (importpermint).Nomor PC: 2014 208.00 K10.E.000161

15 08 Oktober2014

Argentina BBKP Tj Priok Tgl Penerbitan PCbertepatan dg tglpenerbitan izinimpor (importpermint).Nomor PC: 2014 203.00 K10.E.002366

Cocos nucifera

16 08 Oktober2014

Argentina SKP Kelas I TBAsahan

Tgl Penerbitan PCbertepatan dg tglpenerbitan izinimpor (importpermint).Nomor PC: 2014 225.01 K10.E.000156

Cocos nucifera

17 08 Oktober2014

Argentina SKP Kelas I TBAsahan

Tgl Penerbitan PCbertepatan dg tglpenerbitan izinimpor (importpermint).Nomor PC: 2014 225.01 K10.E.000258

Cocos nucifera

18 08 Oktober2014

Argentina SKP Kelas I TBAsahan

Tgl Penerbitan PCbertepatan dg tglpenerbitan izinimpor (importpermint).Nomor PC: 2014 225.01 K10.E.000329

Cocos nucifera

19 21 Nopember2014

UK(Inggris)

BKP Kelas ISemarang

Tidak memenuhipersyaratan ISPM15

KemasanKayu

20 26 Nopember2014

Argentina BBKP TanjungPriok

Ditemukannyaserbuk gergaji

KemasanKayu

Sumber : Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

Beberapa hal yang mendukung terhadap keefektifan sertifikasi eksporantara lain adalah :

a) Pemantauan yang efektif terhadap perusahaan-perusahaan fumigasidan kemasan kayu yang telah teregistrasi melalui sistem audit.Untuk memonitor kegiatan fumigasi yang dilakukan pihak ketiga TimSAB dari Badan Karantina Pertanian baik secara periodik maupuneksidentil melakukan audit sekaligus pembinaan . Hal ini bertujuanuntuk menjaga kualitas media pembawa OPT/OPTK yang akan dikirimkeluar negeri agar tetap bebas dari OPT/OPTK. Berdasarkan hasilaudit bahwa sampai dengan akhir tahun 2014 terdapat perusahaan-perusahaan fumigasi maupun kemasan kayu mendapatkan sangsikarena tidak sesuai dengan standar Barantan, yaitu :

Uraian Registrasi/Penetapan (perusahaan)Fumigasi MB Fumigasi PH3 Kemasan Kayu

Aktif 97 36 75Pembekuan 5 -- 3Pencabutan 45 1 46

Total 147 37 124

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201439

Sangsi yang keras dan tegas senantiasa diterapkan sebagai upayakedisiplinan dalam melaksanakan tindakan perlakuan, sampai tahun2014 terdapat 50 perusahaan fumigasi MB dan 1 perusahaan fumigasiPH3 yang terkena sangsi pembekuan/pencabutan dan terdapat 49perusahaan kemasan kayu. Jadi untuk perusahaan fumigasi MB, PH3dan Kemasan Kayu yang aktif sebanyak 208 perusahaan yang berartinaik dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 195 perusahaan.

Gambar 6. Tindakan Perlakuan Fumigasi Terhadap MP OPTK YangAkan Di Ekspor

b) Meningkatnya akses pasar dalam rangka akselerasi eksporkomoditas tumbuhan.Pada tahun 2014 terdapat beberapa komoditas tumbuhan antara lainsalak, Palm Kernel Expeller (PKE), wood chip, barcore (potongankayu), manggis, rumput laut atas pendampingan dan pembinaan kesentra produksi maupun packing house dari Badan KarantinaPertanian untuk dapat diakselerasi ekspor ke luar negeri. Negara-negara tujuan ekspor antara lain Cina, Australia, New Zealand telahmelakukan verifikasi ke Indonesia sehingga sistem sertifikasi eksportersebut mendapatkan pengakuan.

Pada tahun 2014 telah disusun pedoman Sertifikasi Fitosanitari BuahSalak sebagai upaya Badan Karantina Pertanian untukmempertahankan akses pasar internasional China, Australia dan calonNegara mitra lainnya dan meningkatkan jaminan dalam penerapanprotokol ekspor buah salak, yang dapat digunakan sebagai acuan bagisemua pihak dalam implementasi protokol ekspor tersebut. Saat iniselain ke Cina, salak juga telah memasuki pasar Australia. BadanKarantina Pertanian telah memiliki pedoman sertifikasi Fitosanitari kayu

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201440

barcode dan telah digunakan UPT pada Propinsi Jawa Tengah danYogyakarta dalam memenuhi persyaratan ekspor ke beberapa Negara

Selain itu juga telah disusun Pedoman Sertifikasi Fitosanitari PalmKernel Expeller (PKE) ke New Zealand.Palm Kernel Expeller (PKE) atau Palm Kernel Meal (PKM) merupakansalah satu produk turunan kelapa sawit yang banyak digunakansebagai bahan baku pakan ternak. PKE termasuk salah satukomoditas ekspor unggulan Indonesia yang banyak dikirim ke berbagainegara, antara lain: New Zealand, China, Korea, Vietnam, Thailand,dan Eropa. New Zealand adalah negara terbesar tujuan ekspor PKEdari Indonesia, mencapai lebih kurang 70% dari jumlah produksi PKEIndonesia atau setara dengan 43,3% dari total kebutuhan PKE di NewZealand.Sejalan dengan penerapan ketentuan fitosanitari yang semakin ketatoleh negara mitra dagang, maka ekspor PKE Indonesia ke NewZealand harus memenuhi persyaratan Import Health Standar (IHS) dariMinistry for Primary Industry (MPI) New Zealand tentang Importationinto New Zealand of Processed Animal Feeds of Plant Origin. IHStersebut mengatur bahwa pakan ternak termasuk PKE, yang dikirim keNew Zealand harus berasal dari fasilitas yang telah diakui (approved)oleh National Plant Protection Organization (NPPO) negarapengekspor dalam hal ini Pusat Karantina Tumbuhan dan KeamananHayati Nabati, Badan Karantina Pertanian.

c) Meningkatnya Jumlah personal SDM Badan Karantina Pertanianyang kompeten dalam pengawasan perlakuan karantina tumbuhanekspor.Dalam rangka melakukan pengawasan tindakan perlakuan karantinatumbuhan, pada tahun 2014 telah diselenggarakan pelatihan tekniskarantina tumbuhan melalui desiminasi perlakuan panas yang diikutioleh 31 orang peserta dari UPT; desiminasi Perlakuan menggunakanPhosphine cair dan Ethyl Format yang diikuti oleh 26 orang pesertadari UPT

3) Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanianTarget dari pada indikator ini sebesar 95 %. Artinya 95 % dari totalsertifikasi karantina hewan dan karantina tumbuhan yang bukanmerupakan hasil dari lanjutan tindakan penahanan, penolakan danpemusnahan. Tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan dalamkonteks ini akibat dari pelanggaran Undang-Undang No. 16 Tahun 1992bukan karena indikasi adanya temuan HPHK/OPTK, misalnya : tidakmelengkapi persyaratan karantina hewan/tumbuhan.

Berdasarkan hal tersebut bahwa pada tahun 2014 total frekuensi tindakanpenahanan, penolakan dan pemusnahan media pembawa HPHK/OPTKterhadap pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992 sebesar 5.501 kali.Tingkat kepatuhan dapat dirumuskan dari 100 % dikurangi frekuensitindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan dibagi dengan totalsertifikasi karantina hewan dan karantina tumbuhan dikalikan 100 %.

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201441

Hasilnya 100 % - (5.501 : 1.028.199) x 100 % = 100 % - 0,53 % = 99,47%.Nilai ini apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sedikit lebih baik yaitu99,43 %.

Sedangkan tingkat kepuasan pengguna jasa karantina dapat diukur dariIndeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang ditargetkan minimal baik. Danpada tahun 2014 target tersebut tercapai artinya prosentasenya 100 %.Sehingga realisasi dari indikator ini adalah (99,47 + 100) : 2 = 99,73 %.Dan ini relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar99,71 %

Beberapa hal yang mendukung terhadap capaian ini antara lain sebagaiberikut :

a) Badan Karantina Pertanian senantiasa konsisten terhadappenindakan pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992Beberapa tahun terakhir ini Badan Karantina Pertanian senantiasamelakukan tindak lanjut terhadap pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992dan ini merupakan indikasi dorongan kepada pengguna jasa karantinauntuk bersikap patuh terhadap UU No. 16 Tahun 1992Bidang Kepatuhan, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan InformasiPerkarantinaan telah melakukan pendampingan terhadap beberapapenyelesaian kasus pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992 di beberapaUPT Badan Karantina Pertanian. Trend tindak lanjut pelanggaran UUNo. 16 Tahun 1992 terutama capaian P-21 cenderung meningkat daritahun 2011 – 2014. Meningkatnya penindakan ini diharapkan dapatmenimbulkan efek jera terhadap pelaku pelanggaran. Capaian P-21dan tindak lanjut pelanggaran perkarantinaan dan keamanan hayatisebagaimana terlihat pada Tabel 7 – 9.

Tabel 7. Rekapitulasi Capaian P-21 Terhadap Pelanggaran di LingkupBadan Karantina Pertanian Tahun 2011 - 2014

Uraian Frekuensi (Kali)2011 2012 2013 2014

Penyelesaian kasussampai P-21

2 4 14 20

Sumber : PK2IP

Tabel 8. Tindak Lanjut Proses Penyelesaian Pelanggaran UU No. 16Tahun 1992 di Lingkup Badan Karantina Pertanian Tahun 2014

No Uraian JumlahKasus

P-21

Proses NonYustisi

Keterangan

1. KarantinaHewan

24 7 9 8 Oleh :-PPNS-POLRI-BC-BKSDA

2. KarantinaTumbuhan

17 13 4 -

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201442

Total 41 20 13 8Sumber : PK2IP

Tabel 9. Data Proses Penegakan Hukum di UPT lingkup Badan KarantinaPertanian

No UPT Kasus YangDitangani

Uu Yang Ditegakkan Status

1 BBKPBelawan

Bawang Merah(2 Mei 2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

Bawang Merah(2 Mei 2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

Bawang Merah(12 Juni 2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

Beras Pulut(4 Juli 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

Bawang Merah(31 Agustus2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

Bawang Merahdan BerasPulut(14 September2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

2 BBKPSoekarno-Hatta

BurungCendrawasih,cendrawasihRaja, ParuhSabit, CicaPapua Merah(9 Juni 2014)

UU No.5 Tahun 1990ttg Konservasi SumberDaya Alam Hayati danekosistemnya danKUHP

P21

Orang Utan,Siamang, OwaJawa,KakaktuaRaja, Kukang,sanca Batik,Cucak hijau(5 Juni 2014)

UU No.5 Tahun 1990ttg Konservasi SumberDaya Alam Hayati danekosistemnya danKUHP

PROSES

Reptile(13 Juni 2014)

belum ditetapkan Penyelidikan

Reptile(13 Sept 2014)

belum ditetapkan Penyelidikan

Laba-laba(Tarantula)(21 Oktober2014)

belum ditetapkan Penyelidikan

Reptile(23 Oktober2014)

belum ditetapkan Penyelidikan

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201443

3 BKP Kelas IJayapura

Anjing(8 Maret 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

NonYustisi/8P

4 BKP Kelas IBanjarmasin

Burung Beo,Burung cucakIjo, BurungSrindit(18 Februari2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

5 BKP Kelas IPontianak

Bawang Putih(22 Maret2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

Beras(5 Juni 2014)

UU No.8 Tahun 1999tentang Perlindungankonsumen

P21

Wortel(8 Agustus2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

PROSES

Sosis AyamMadu, SosisAyam Bakar,Wortel,BawangBombay(9 Sept 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

PROSES

6 BKP Kelas IMataram

Sapi(12 Februari2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

Sapi(26 September2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

PROSES

7 BKP Kelas IDenpasar

Kera ekorPanjang,Burung Perkici(25 Januari2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

Anjing danKucing(6 April 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

Bebek, Itik danAyam(9 Juni 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

Sapi(12 Februari2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

8 BKP Kelas IICilegon

Daging celeng(16 Februari2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

NonYustisi/8P

Daging celeng(14 Mei 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

NonYustisi/8P

Burung danTupai

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,

NonYustisi/8P

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201444

(7 Juli 2014) Ikan dan TumbuhanDaging celeng(9 Juli 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

NonYustisi/8P

Daging celeng(18 JUni 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

NonYustisi/8P

Daging celengdan Kulitceleng(5 Juli 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

NonYustisi/8P

Daging celeng(8 Juli 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

NonYustisi/8P

Daging celeng(9 November2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

9 SKP Kelas IBanda Aceh

Bawang Merah(14 Agustus2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

10 SKP Kelas IEntikong

Bawang Merah(28 Juli 2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P21

Sosis Ayam(19 Oktober2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

PROSES

11 SKP Kelas ITanjung BalaiAsahan

Bawang Merah(3 Mei 2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

Bawang Merah(1 Juni 2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

Bawang Merah(13 Juni 2014)

UU No.10 Tahun 1995ttg Kepabeanan

P21

12 SKP Kelas IITB Karimun

BawangMerah,Bawang Putih,Cabe MerahKering(22 Agustus2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P19

BawangMerah, CabeMerah Kering(22 Agustus2014)

UU No. 16 Tahun 1992Ttg Karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan

P19

Buah DanDaging Kerbau

belum ditetapkan Penyelidikan

Daging Kerbau belum ditetapkan PenyelidikanSumber : PK2IP

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201445

Gambar 7. Tindakan Pemusnahan Terhadap Media PembawaHPHK/OPTK Yang Dilalulintaskan Secara Ilegal

b) Bertambahnya jumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT) KarantinaPertanian Yang mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008.Sebagai instansi pelayanan , Badan Karantina Pertanian senantiasameningkatkan mutu pelayanan Berdasarkan data jumlah UPT yangmendapatkan Setifikat ISO 9001-2008 (Mutu Pelayanan) dari tahun ke

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201446

tahun selalu bertambah. Pada tahun 2014 terdapat tambahan 2 UPTyang mendapatkan sertifikat mutu pelayanan sehingga totalkeseluruhan UPT sejumlah 32 UPT yaitu :1. BBKP Surabaya (28 Oktober 2011)2. BBKP Tanjung Priok (25 Mei 2011)3. BBKP Soekarno-Hatta 20 Mei 2011)4. BBKP Belawan (29 Juni 2010)5. BBUS-KP (14 Mei 2011)6. BBKP Makasar (24 November 2011)7. BKP Palembang (07 Juli 2010)8. BKP Pekanbaru (02 Agustus 2010)9. BKP Medan (11 Juni 2010)10. BKP Gorontalo (06 Oktober 2011)11. SKP Banda Aceh (22 Juli 2010)12. SKP Mamuju (11 Oktober 2011)13. SKP TB Karimun (12 September 2011)14. SKP Pare-Pare (11 Oktober 2011)15. SKP TB Asahan (22 Juli 2010)16. BKP B. Lampung (13 Januari 2012)17. BKP Manado (11 Juni 2012)18. BKP Jayapura (29 Agustus 2012)19. BKP Kendari (11 Juni 2012)20. BKP Palu (30 Juli 2012)21. BKP Cilegon (17 Juli 2012)22. SKP Bengkulu (6 Januari 2012)23. BKP Kelas I Semarang (5 Desember 2011)24. BKP Kelas I Banjarmasin (17 Desember 2012)25. BKP Kelas I Jambi (12 November 2012)26. SKP Kelas I Bandung (19 Juli 2011)27. SKP Kelas II Bangkalan (07 Desember 2011)28. BKP Kelas II Ternate (09 Januari 2013)29. BKP Kelas II Tarakan (09 Oktober 2013)30. SKP Kelas I Ambon (14 Agustus 2012)31. BKP Kelas II Yogyakarta (2014)32. BKP Kelas I Denpasar (2014)

Apabila kita lihat dari tabel di atas berarti telah 60,38 % satker BadanKarantina Pertanian telah mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008sampai dengan Tahun 2014 tentunya akan memperbaiki mutupelayanan secara keseluruhan yang pada akhirnya berpengaruhterhadap kepuasan pelayanan pengguna jasa karantina pertanian.Selain itu jumlah laboratorium yang mendapatkan sertifikat ISO-17025: 2008 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 10 UPT. Dan ini terusdidorong bahwa nanti sampai tahun 2017 diharapkan seluruhlaboratorium lingkup Badan Karantina Pertanian dapat terakreditasi.Khusus pada tahun 2014 belum ada tambahan laboratorium yang telahterakreditasi, namun 4 laboratorium di UPT telah dilakukan assesmentoleh KAN, yaitu di BKP Kelas I Banjarmasin, BKP Kelas I Mataram,BKP Kelas I Jambi dan BKP Kelas II Cilegon dan tinggal menunggu

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201447

serttifikat ISO-17025 : 2008. Adapun 10 laboratorium di UPT sebagaiberikut :1. Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUS-KP)2. Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya3. BBKP Makasar4. BBKP Tanjung Priok5. BBKP Soekarno-Hatta6. BKP Kelas I Palembang7. BKP Kelas I Balikpapan8. BKP Kelas I Denpasar9. BBKP Belawan10. BKP Kelas I Medan

c) Adanya sosialisasi kebijakan yang terus menerus di seluruhSatker Badan Karantina PertanianSosialisasi terhadap kebijakan-kebijakan merupakan kegiatan yangterus dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun’

Akuntabilitas KeuanganSerapan anggaran Badan Karantina Pertanian tahun 2014 merupakanserapan tertinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dalamkurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Serapan Anggaran Badan Karantina Pertanian TA 2010 – 2014

URAIANSERAPAN TA 2010 - 2014

2010 2011 2012 *) 2013 2014

PAGU (Rp) 448,006,857,000 542,866,622,000 734,303,739,000 807,354,242,000 604,699,761,000

REALISASI (Rp) 424,773,729,055 503,493,052,939 623,122,158,005 755,271,997,838 583,724,337,022

PERSENTASE 94.81 92.75 84.86 93.55 96,58

Adapun anggaran Badan Karantina Pertanian dan realisasinyaberdasarkan jenis belanja TA 2014 dengan sebagai berikut :

No Satker/Kode

Jenis Belanja Pagu(Rp)

Realisasi(Rp)

%

1. 51 Blj. Pegawai 198,689,377,000 197,012,423,407 99,162. 52 Blj. Barang 331,778,448,000 313,618,696,636 94,533. 53 Blj. Modal 74,231,936,000 73,093,216,979 98,47

Total 604,699,761,000 583,724,337,022 96,58

Sedangkan anggaran dan realisasinya per kegiatan utama sebagaiberikut :

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201448

Kode Program/KegiatanUtama

Pagu(Rp)

Realisasi(Rp)

%

Peningkatan Kualitaskarantina Pertaniandan PengawasanKeamanan Hayati

604,699,761,000 583,724,337,022 96,58

1818 PeningkatanKepatuhan Kerjasamadan PengembanganSistem Informasi

8,046,142,000 7,071,215,940 87.88

1819 Peningkatan SistemKarantina Hewan danKeamanan HayatiHewani

5,204,930,000 4,541,990,895 87.26

1820 Peningkatan SistemKarantina Tumbuhandan Keamanan HayatiNabati

7,141,784,000 6,676,610,522 93.49

1821 Dukungan manajemendan dukungan teknislainnya

63,319,378,000 58,725,583,089 92.75

1822 Peningkatan KualitasPenyelenggaraanLaboratorium UjiStandard an Uji TerapTeknik dan MetodeKarantina Pertanian

31,626,781,000 31,243,929,625 98.79

1823 Peningkatan kualitaspelayanan Karantinadan PengawasanKeamanan Hayati

489,360,746,000 475,465,006,951 97.16

Dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan Badan Karantina Pertanian TA 2014pada awalnya Badan Karantina Pertanian mendapatkan alokasi anggaransebesar, Rp 648.005.030.000,-, namun pada pertengahan tahun adakebijakan pemotongan anggaran sehingga pagu anggaran menjadi Rp604,699,761,000,-. Pemotongan tersebut untuk 24 Satker Badan KarantinaPertanian. Selain itu juga ada untuk menghindari tidak terserapnya anggaran,maka terdapat realokasi pembelian tanah di BKP Kelas I Semarang sebesarRp 6 M ke beberapa Satker Barantan.

Apabila melihat trend serapan anggaran tahun 2014 antara target denganrealisasi sudah cukup baik mengingat telah mengikuti pola serapan target,seperti terlihat pada gambar berikut :

Uraian Serapan (%)JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEP OKT NOV DES

Target 8.33 16.67 25 33.33 41.67 50 58.33 66.67 75 83.33 91.67 100

Realiasi 2.7 8.1 16.2 22.97 29.88 36.39 46.06 57.47 66.71 74.55 83.21 96.58

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201449

Gambar 3. Trend Serapan Anggaran Selama Tahun 2014

Hambatan /Kendala dan Solusinya

Permasalahan dan kendala secara umum yang menghambat kinerja BadanKarantina Pertanian masih selalu dijumpai. Beberapa permasalahan/hambatan serta strategi pemecahan masalah, antara lain :1) Pengembangan dan penguatan fungsi Badan Karantina Pertanian antara

lain untuk melaksanakan pengawasan keamanan hayati maupunpengawasan dan penindakan serta penguatan kelembagaan ke depanbelum terpayungi dengan UU No. 16 Tahun 1992, sehingga perlu segeramerevisi Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,Karantina Ikan dan Karantina Tumbuhan

2) Dalam rangka melaksanakan tindakan karantina hewan antar area,sampai dengan saat ini masih terdapat ketidaksesuaian antara peraturanperundangan dibidang karantina hewan dengan peraturan daerah.Ketidaksesuaian terjadi karena beberapa daerah mengatur ketentuanteknis yang tidak sesuai dengan kebijakan karantina hewan, sehingga halini menimbulkan ketidakpastian bagi petugas karantina dalam penegakkanperaturan di lapangan, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan melakukanidentifikasi terhadap peraturan-peraturan daerah yang tidak sinergidengan peraturan perundangan karantina kemudian melakukan langkah-langkah harmonisasi.

3) Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bahwa arus pemasukandan pengeluaran barang akan semakin terbuka sehingga risiko masuknyaHPHK/OPTK akan semakin meningkat. Selain itu tuntutan untukmemenuhi aturan perdagangan terkait Trade Facilitation semakinmeningkat, sehingga perlunya ditetapkan suatu kesepakatan untukmelakukan harmonisasi terhadap Pre-Clearance antara negara-negaraASEAN serta membuat aturan mengenai pengawasan pre-border antarnegara ASEAN.

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201450

4) Pada tahun 2012 - 2013 Badan Karantina Pertanian sama sekali tidakmendapatkan tambahan SDM dimana sampai dengan tahun 2013cenderung mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya Berkurangnya SDM karena pensiun, meninggal duniamaupun terkena punishment. Permasalahan ini telah disampaikan padaLAKIP tahun 2013. Pada tahun 2014 telah mendapatkan tambahan CPNSsebanyak 234 orang sehingga total pegawai Barantan menjadi 3.678orang atau lebih banyak dibandingkan tahun 2013 sejumlah 3.466 orang.Namun demikian jumlah SDM senantiasa menjadi permasalahandisebagian besar satker Badan Karantina Pertanian dari tahun ke tahunbaik dari aspek kualitas dan kuantitas. Secara kuantitas jumlah SDMBadan Karantina Pertanian tahun 2014 bertambah bila dibandingkandengan tahun sebelumnya termasuk khusus petugas karantina dari 1.750orang menjadi 1.948 orang. Namun khusus untuk POPT terampil dalam 5(lima) tahun terakhir cenderung jumlahnya lebih rendah dibanding POPTahli yang seharusnya lebih banyak. Sehingga ke depan perlu pelatihandasar calon POPT terampil dapat lebih diprioritaskan. Hal ini sebagaidukungan dalam mengoptimalkan tindakan karantina tumbuhan dilapangan.

5) Walaupun Notification of Non Compliance (NNC) pada tahun 2014 lebihkecil dibandingkan dengan tahun 2013, dalam rangka peningkatandukungan akselerasi ekspor terkait dengan sertifikasi ekspor masihdijumpai beberapa produk pertanian mendapatkan complain dinegaratujuan. Hal ini kemungkinan salah satunya mungkin karena pelaksanaantindakan karantina khususnya perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketigatidak standar sehingga dimungkinkan masih ada ditemukan seranggahidup di Negara tujuan. Sehingga perlu dilakukan beberapa hal sebagaiberikut :1. Peningkatan efektifitas pengawasan untuk produk-produk pertanian

ekspor terutama yang memerlukan tindakan perlakuan karantina.2. Peningkatan kuantitas dan kompetensi terhadap petugas-petugas

karantina yang melakukan pengawasan perlakuan karantina3. Terus melakukan kajian-kajian terhadap alternative perlakuan selain

dengan metil bromide6) Adapun hambatan dalam rangka peningkatan kepatuhan terhadap

pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992 serta peningkatan kualitas pelayananpetugas karantina sering dihadapkan dengan beberapa hal berikut :a) Masih banyaknya pintu-pintu pemasukan illegal sehingga kemungkinan

penyelundup memasukkan MP HPHK/OPTK tidak melalui pintu-pintuyang telah ditetapkan masih sangat terbuka

b) Kerbatasan jumlah PPNS, intelijen di lingkup Badan KarantinaPertanian

Sehingga ke depan perlu dilakukan penguatan sumber daya secarabertahap baik dari aspek kebijakan, sumber daya manusia serta saranadan prasarana terutama di pintu-pintu yang rawan dengan pemasukanillegal. Selain itu dalam aspek kelembagaan diperlukan adanya struktur dibidang pengawasan dan penindakan maupun intelijen pada organisasiUPT Badan Karantina Pertanian

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201451

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2014 ini memberikan gambarantentang pencapaian kinerja Badan Karantina Pertanian berdasarkan target-target yang tersurat dalam Indek Kinerja Utama (IKU) Badan KarantinaPertanian. Laporan ini merupakan wujud dari transparansi dan akuntabilitasBadan Karantina Pertanian dalam melaksanakan berbagai kewajiban dalamrangka pembangunan pertanian.

Apabila dilihat capaian kinerja dari sasaran yang ada dan telah dilakukanperhitungan secara kuantitatif maka secara keseluruhan pencapaiannyadalam kualifikasi sangat berhasil. Namun demikian permasalahan dankendala secara umum yang menghambat kinerja Badan Karantina Pertanianmasih selalu dijumpai. Beberapa permasalahan/hambatan serta strategipemecahan masalah, antara lain :1) Pengembangan dan penguatan fungsi Badan Karantina Pertanian antara

lain untuk melaksanakan pengawasan keamanan hayati maupunpengawasan dan penindakan serta penguatan kelembagaan ke depanbelum terpayungi dengan UU No. 16 Tahun 1992, sehingga perlu segeramerevisi Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,Karantina Ikan dan Karantina Tumbuhan

2) Dalam rangka melaksanakan tindakan karantina hewan antar area,sampai dengan saat ini masih terdapat ketidaksesuaian antara peraturanperundangan dibidang karantina hewan dengan peraturan daerah.Ketidaksesuaian terjadi karena beberapa daerah mengatur ketentuanteknis yang tidak sesuai dengan kebijakan karantina hewan, sehingga halini menimbulkan ketidakpastian bagi petugas karantina dalampenegakkan peraturan di lapangan, sehingga perlu ditindaklanjuti denganmelakukan identifikasi terhadap peraturan-peraturan daerah yang tidaksinergi dengan peraturan perundangan karantina kemudian melakukanlangkah-langkah harmonisasi.

3) Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bahwa arus pemasukandan pengeluaran barang akan semakin terbuka sehingga risiko masuknyaHPHK/OPTK akan semakin meningkat. Selain itu tuntutan untukmemenuhi aturan perdagangan terkait Trade Facilitation semakinmeningkat, sehingga perlunya ditetapkan suatu kesepakatan untukmelakukan harmonisasi terhadap Pre-Clearance antara negara-negaraASEAN serta membuat aturan mengenai pengawasan pre-border antarnegara ASEAN.

4) Pada tahun 2012 - 2013 Badan Karantina Pertanian sama sekali tidakmendapatkan tambahan SDM dimana sampai dengan tahun 2013cenderung mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya Berkurangnya SDM karena pensiun, meninggal duniamaupun terkena punishment. Permasalahan ini telah disampaikan padaLAKIP tahun 2013. Pada tahun 2014 telah mendapatkan tambahanCPNS sebanyak 234 orang sehingga total pegawai Barantan menjadi3.678 orang atau lebih banyak dibandingkan tahun 2013 sejumlah 3.466

BAB IVPENUTUP

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201452

orang. Namun demikian jumlah SDM senantiasa menjadi permasalahandisebagian besar satker Badan Karantina Pertanian dari tahun ke tahunbaik dari aspek kualitas dan kuantitas. Secara kuantitas jumlah SDMBadan Karantina Pertanian tahun 2014 bertambah bila dibandingkandengan tahun sebelumnya termasuk khusus petugas karantina dari 1.750orang menjadi 1.948 orang. Namun khusus untuk POPT terampil dalam5 (lima) tahun terakhir cenderung jumlahnya lebih rendah dibandingPOPT ahli yang seharusnya lebih banyak. Sehingga ke depan perlupelatihan dasar calon POPT terampil dapat lebih diprioritaskan. Hal inisebagai dukungan dalam mengoptimalkan tindakan karantina tumbuhandi lapangan.

5) Walaupun Notification of Non Compliance (NNC) pada tahun 2014 lebihkecil dibandingkan dengan tahun 2013, dalam rangka peningkatandukungan akselerasi ekspor terkait dengan sertifikasi ekspor masihdijumpai beberapa produk pertanian mendapatkan complain dinegaratujuan. Hal ini kemungkinan salah satunya mungkin karena pelaksanaantindakan karantina khususnya perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketigatidak standar sehingga dimungkinkan masih ada ditemukan seranggahidup di Negara tujuan. Sehingga perlu dilakukan beberapa hal sebagaiberikut :1. Peningkatan efektifitas pengawasan untuk produk-produk pertanian

ekspor terutama yang memerlukan tindakan perlakuan karantina.2. Peningkatan kuantitas dan kompetensi terhadap petugas-petugas

karantina yang melakukan pengawasan perlakuan karantina3. Terus melakukan kajian-kajian terhadap alternative perlakuan selain

dengan metil bromide6) Adapun hambatan dalam rangka peningkatan kepatuhan terhadap

pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992 serta peningkatan kualitaspelayanan petugas karantina sering dihadapkan dengan beberapa halberikut :1. Masih banyaknya pintu-pintu pemasukan illegal sehingga kemungkinan

penyelundup memasukkan MP HPHK/OPTK tidak melalui pintu-pintuyang telah ditetapkan masih sangat terbuka

2. Kerbatasan jumlah PPNS, intelijen di lingkup Badan KarantinaPertanian

Sehingga ke depan perlu dilakukan penguatan sumber daya secarabertahap baik dari aspek kebijakan, sumber daya manusia serta saranadan prasarana terutama di pintu-pintu yang rawan dengan pemasukanillegal. Selain itu dalam aspek kelembagaan diperlukan adanya struktur dibidang pengawasan dan penindakan maupun intelijen pada organisasiUPT Badan Karantina Pertanian

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 201453

Lampiran 2

PENGUKURAN KINERJA

Unit Eselon I K/L: Badan Karantina Pertanian Kementerian PertanianTahun : 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Meningkatnyaefektitas pelayanankarantina danpengawasankeamanan hayati

Efektifitas pengendalianresiko masuk dankeluarnya HPHK danOPTK, serta pengawasankeamanan hayati

90 % 90 % 100

Efektifitas pelayanantindakan karantina danpengawasan keamananhayati terhadap ekspor MPOPTK dan keamananhayati

95 % 99.98 % 111.09

Tingkat kepatuhan dankepuasan pengguna jasakarantina pertanian

95 % 99.48 % 104,71

Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2014 : Rp 604,699,761,000,-Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan 2014 : Rp 583,724,337,022,-

LAMPIRAN