ii - :: sakip kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakin 2016 dit p2htp.pdf ·...
TRANSCRIPT
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ii | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. v
IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………….. vi
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………. 1
1.2. Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi ………………………………….. 3
1.3. Sumberdaya Manusia Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan …………………………………..………………….. 6
1.4. Dukungan Keuangan …………………………………………….. 7
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................ 9
2.1. Rencana Strategis ........................................................................ 9
2.2. Perjanjian Kinerja ……………………………………………………. 14
III. AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... 15
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ……………… 15
3.2. Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016 ……………………… 15
3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016 …………….. 24
3.4. Akuntabilitas Keuangan ……………………………………………. 42
3.5. Hambatan dan Kendala ………………………………………….. 44
3.6. Upaya dan Tindaklanjut …………………………………………….. 48
IV. PENUTUP …………………………………………………………………….. 52
4.1. Kesimpulan …………………………………………………………… 52
4.2. Saran .................................................................................................... 52
LAMPIRAN
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan iii | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
DAFTAR TABEL
No Uraian Halaman
1. Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016
2
2. Sasaran Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016
14
3. Capaian Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016
16
4. Capaian Strategis Penyaluran Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
Tahun 2016 Berdasarkan Target Penetapan Kinerja
16
5. Capaian Realisasi Input Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
Tahun 2016
18
6 Perubahan Target Unit Pengolahan Hasil TA 2016 19
7 Capaian Strategis Penyaluran Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun
2016 Berdasarkan Target Penetapan Kinerja
20
8 Perubahan Target Sertifikasi Organik TA 2016 21
9 Capaian Strategis Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan
Tahun 2016
21
10 Perkembangan Tahapan Pelaksanaan Sertifikasi Organik Sampai
Dengan Bulan November 2016
22
11 Capaian Strategis Informasi Harga Tanaman Pangan Tahun 2016
Berdasarkan Target Penetapan Kinerja
23
12 Capaian Realisasi Input Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
Tahun 2016
25
13 Kebutuhan Biaya Investasi Sarana Pascapanen Untuk Mencapai Target
Susut Hasil Tahun 2016
25
14 Perbandingan Alokasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun
2016 dengan Kebutuhan Sarana Pascapanen dalam Renstra
26
15 Perbandingan Realisasi Penurunan Susut Hasil Tanaman Pangan Tahun
2015 dan Tahun 2016
26
16 Capaian Realisasi Penyaluran Unit Pengolahan Hasil (UPH) Tanaman
Pangan Tahun 2016
27
17 Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen UPH APBN Tahun 2016
Terhadap Produksi
27
18 Perbandingan Bantuan UPH Tahun 2015 dan Tahun 2016 28
19 Perbandingan Alokasi Target Sertifikasi Tahun 2016, Target Sertifikasi
dalam Renstra dan Alokasi Setelah Pemotongan Anggaran
28
20 Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2016
Dibandingkan Target PK Tahun 2016
31
21 Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2016 31
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan iv | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
22 Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2016
Dibandingkan Target PK Tahun 2016
32
23 Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2016 33
24 Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai Tahun 2016
Dibandingkan Target PK Tahun 2016
34
25 Kontribusi Bantuan Pascapanen Kedelai Tahun 2016 34
26 Capaian Kinerja Dalam Mendukung Produksi Padi di Luar Jawa 35
27 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Subdit Pengolahan 35
28 Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen UPH APBN Tahun 2016 36
29 Data Efektivitas Terkait Pengembangan Informasi Pasar 2016 37
30 Perjanjian Kinerja Subdirektorat Pemasaran dan Investasi 38
31 Realisasi Serapan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Menurut Satuan Kerja Tahun 2016
42
32 Realisasi Anggaran Yang Dibayarkan Tahun 2016 43
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan v | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016
2. Indikator Kerja Utama (IKU) Tahun 2016
3. Perjanjian Kerja (PK) Tahun 2016
4. Pengukuran Kinerja Tahun 2016
5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Melalui Mekanisme Pengadaan Langsung/E- Purchasing.
6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan Pengawalan Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
7. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengawalan Penerapan Jaminan Mutu dan Sistem Pertanian Organik
8. Standar Operasional Prosedur (SOP) Rapat Koordinasi UPSUS Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2016
9. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar
10. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016
11. Prediksi Kontribusi Bansos Sarana Pascapanen Padi Terhadap Penyelamatan
Susut Hasil Padi Tahun 2016
12. Prediksi Kontribusi Bansos Sarana Pascapanen Jagung Terhadap
Penyelamatan Susut Hasil Jagung Tahun 2016
13. Prediksi Kontribusi Bansos Sarana Pascapanen Kedelai Terhadap
Penyelamatan Susut Hasil Kedelai Tahun 2016
14. Realisasi Kegiatan Unit Pengolahan Hasil Tahun 2016
15. Rekapitulasi Kabupaten/Kota Penerima Dana Dekon Pelayanan Informasi Pasar
16. Daftar Nominatif Pegawai Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016
17. Nama-nama Pejabat Eselon II, III dan IV
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan vi | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
IKHTISAR EKSEKUTIF
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang peningkatan
pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan.
Sasaran pembangunan pertanian 2015 – 2019 yaitu terbangunnya sistem bio
industri berkelanjutan menjadikan peranan penanganan pascapanen semakin
penting. Sejalan dengan hal ini maka kebijakan pengembangan penanganan
pascapanen tanaman pangan difokuskan pada upaya pengamanan hasil dan upaya
mempertahankan kualitas hasil. Hal ini sesuai dengan tujuan penanganan
pascapanen dan peningkatan kualitas hasil komdoditas tanaman pangan yaitu
menurunkan susut hasil komoditas tanaman pangan, mempertahankan mutu hasil,
mempertahankan dan memperpanjang masa simpan, serta meningkatkan daya
saing komoditas tanaman pangan.
Adapun visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
dalam upaya mencapai tujuan peningkatan mutu hasil tanaman pangan dan
pemasarannya adalah : “Terwujudnya Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing
dan Produk Olahan Komoditas Tanaman Pangan di Pasar Dalam Negeri dan
Luar Negeri”. Sedangkan untuk mencapai visi tersebut, Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menetapkan misi :
1. Mendorong tumbuh kembangnya agribisnis tanaman pangan yang berdaya saing
dan berkelanjutan melalui penguatan kelembagaan usaha, penerapan teknologi
tepat guna, kemitraan, dan peningkatan investasi tanaman pangan
2. Mendorong penerapan sistem jaminan mutu dan pengawasan keamanan pangan
dalam mendukung usaha agribisnis tanaman pangan terpadu
3. Mengembangkan pemasaran produk tanaman pangan dalam negeri dan luar
negeri melalui penguatan sistem, infrastruktur pemasaran dan promosi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan vii | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
4. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan yang profesional dan berintegritas tinggi.
Dalam upaya penyelamatan hasil melalui penurunan susut hasil tanaman pangan
serta peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui penerapan jaminan mutu dan
perluasan jaringan pemasaran, maka kebijakan yang dilaksanakan dalam
mendukung upaya tersebut antara lain :
1. Kebijakan Pasca Panen
Optimalisasi penanganan pascapanen tanaman pangan melalui fasilitasi sarana
pascapanen tanaman pangan untuk mencapai sasaran strategis yaitu
menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan melalui penyaluran
sarana pasca panen tanaman pangan yaitu :
a) Bantuan Sarana Pascapanen Padi yang dialokasikan tahun 2016 terdiri dari :
Pengadaan Pusat
Combine Harvester Kecil pengadaan pusat sebanyak 564 unit direvisi
menjadi:
a. Combine Harvester Kecil sebanyak 355 unit,
b. Combine Harvester Besar sebanyak 43 unit, dan
c. Power Thresher sebanyak 166 unit.
Pengadaan TP Provinsi
a. Combine Harvester Kecil semula sebanyak 4.016 unit yang direvisi
menjadi 6.224 unit, dan pada DIPA revisi 4 menjadi 5.928 unit.
b. Combine Harvester Sedang sebanyak 2.872 unit menjadi 2.884 unit
c. Combine Harvester Besar sebanyak 340 unit menjadi 403 unit
d. Power Thresher semula sebanyak 1.000 unit menjadi 3.042 unit
e. Vertical Dryer Padi Kap.30 Ton/proses+Bangunan sebanyak 2 unit
f. Vertical Dryer Padi Kap.3,5 - 6 Ton/proses+Bangunan sebanyak 3 unit
g. Sarana Pengering Padi (FBD) sebanyak 20 unit
h. Fasilitasi RMU sebanyak 115 unit (dibatalkan sesuai hasil RDP dengan
DPR tgl 15 Februari 2016) direvisi menjadi 23 unit untuk penyelesaian
tahun 2015
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan viii | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
i. Destoner sebanyak 2 unit
j. Polisher sebanyak 22 unit
b) Bantuan Sarana Pascapanen Jagung yang dialokasikan tahun 2016 terdiri
dari:
a. Corn Sheller sebanyak 6.240 unit menjadi 6.526 unit, dan pada DIPA
Revisi 4 direvisi menjadi 6.266 unit.
b. Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 – 6 ton+bangunan sebanyak 4 unit
c. Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 – 6 ton sebanyak 1 unit
d. Corn Combine Harvester sebanyak 180 unit menjadi 177 unit.
e. Gudang/Lantai Jemur Jagung sebanyak 1 paket (dibatalkan sesuai
hasil RDP dengan DPR tgl 15 Februari 2016)
c) Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai yang dialokasikan tahun 2016 yaitu
Power Thresher Multiguna sebanyak 6.500 unit.
d) Sarana Angkut Roda 3 sebanyak 700 unit menjadi 719 unit, dan pada
DIPA Revisi 4 direvisi menjadi 737 unit.
Capaian realisasi input bantuan sarana pascapanen tanaman pangan tahun
2016 untuk bantuan sarana pascapanen dari target 26.912 unit, terealisasi 26.451
unit atau mencapai 98,29%.
Capaian kontribusi susut hasil padi tahun 2016 mencapai 0,146%
diperkirakan dapat mengamankan produksi padi pada tahun 2016 sebesar
115.544 ton atau senilai Rp.612,38 Milyar (asumsi harga gabah kering giling di
tingkat penggilingan Rp. 5.300/kg).
Capaian kontribusi susut hasil jagung tahun 2016 mencapai 0,517%
diperkirakan dapat mengamankan produksi jagung pada tahun 2016 sebesar
119.691 ton atau senilai Rp.323,16 Milyar (asumsi harga jagung pipil kering di
tingkat petani Rp. 2.700/kg).
Capaian kontribusi susut hasil kedelai tahun 2016 mencapai 0,998% atau
mencapai 153,54% dari target susut hasil kedelai 0,65%. Penurunan susut hasil
kedelai sebesar 0,65% diperkirakan dapat mengamankan produksi kedelai pada
tahun 2016 sebesar 8.838 ton atau senilai Rp.68,05 Milyar (asumsi harga kedelai
di tingkat petani Rp. 7.700/kg).
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ix | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Selain itu, untuk mencapai target penurunan susut hasil dibutuhkan
perubahan prilaku petani dalam penanganan panen dan pascapanen serta
penguatan manajemen kelompok melalui kegiatan pembinaan, sosialisasi dan
bimbingan teknis yang telah dialokasikan di Pusat dan Daerah.
2. Kebijakan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
Capaian strategis peningkatan nilai tambah produk olahan tanaman pangan
tahun 2016 adalah tersalurkannya pengolahan hasil tanaman pangan sejumlah
90 unit. Berdasarkan hasil realisasi fisik terhadap penyaluran UPH tanaman
pangan telah mencapai 86,66% atau 78 unit.
Untuk mendukung kegiatan Pengolahan, maka dilaksanakan kegiatan lain
sebagai berikut :
a) Sosialisasi, bimbingan teknis, pembinaan, serta monitoring dan evaluasi
pengolahan tanaman pangan
b) Pengawalan UPSUS Padi Jagung Kedelai di Provinsi Sumatera Selatan dan
Kalimantan Selatan.
c) Penyebarluasan informasi teknologi pengolahan tanaman pangan dalam
bentuk buku dan leaflet.
Fasilitasi bantuan sarana UPH Kedele dapat meningkatkan produksi
pembuatan tahu dan tempe sebesar 68% per hari, sedangkan UPH jagung
dapat meningkatkan produksi pangan olahan sebesar 33,33 % dibanding
sebelum mendapat bantuan UPH.
3. Kebijakan Standardisasi dan Mutu
Upaya meningkatkan mutu hasil tanaman pangan dilakukan dengan memberikan
fasilitasi untuk Sertifikasi Organik pada kelompok tani/gapoktan pada 22 Provinsi
dengan target 56 sertifikat dan telah tercapai realisasi sebanyak 32 sertifikat
(57,14%) dengan total luas lahan 457,04 Ha. Tidak tercapainya target
disebabkan oleh kurangnya persiapan daerah/kelompok tani penerima bantuan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan x | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
karena proses sertifikasi memerlukan waktu yang panjang dan prosedur detail,
serta adanya pemotongan anggaran.
4. Kebijakan Pemasaran dan Investasi Tanaman Pangan
Upaya meningkatkan penguasaan pasar domestik dan luar negeri dilakukan
dengan adanya penyediaan informasi harga tanaman angan agar tercipta pasar
yang transparan dan minat terhadap produk dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri dan mengisi peluang pasar pasar luar negeri akan
meningkat. Fasilitasi kegiatan pelayanan informasi pasar dialokasikan pada 271
kabupaten/kota di 34 Provinsi yang melibatkan Petugas Informasi Pasar telah
tercapai realisasi dengan penerimaan informasi harga pasar dari 270 kabupaten
atau 99,63%, dimana satu kabupaten yaitu Kabupaten Depok belum pernah
mengirimkan informasi harga karena petugas yang kurang kompeten.
Untuk mendukung kegiatan pengembangan pemasaran dan investasi, maka
dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu :
a) Koordinasi (Workshop, Focus Group Discussion (FGD)) pengembangan
pemasaran dan investasi tanaman pangan
b) Kegiatan Pemantauan stock, analisis usaha tani dan analisis biaya
pemasaran.
c) Sosialisasi dan bimbingan pengembangan pemasaran hasil dan investasi.
d) Promosi Investasi wilayah Jawa melalui kegiatan Pameran.
e) Penyusunan rancangan kebijakan pemasaran tanaman pangan.
Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan pada tahun 2016 senilai Rp.
1.936.150.288.000,- dengan nilai Self Blocking Rp. 195.515.848.137,- sehingga total
anggaran menjadi Rp. 1.740.634.439.863,- dan realisasi anggaran mencapai Rp.
1.733.075.747.328,- atau 99,57% dengan rincian :
1) Serapan anggaran Satker Pusat sebesar Rp. 47.636.950.469,- (45,13% dari
pagu Rp. 105.557.532.000,-)
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan xi | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
2) Dinas Provinsi (Dekon) sebesar Rp. 20.735.106.111,- (59,32% dari pagu Rp.
34.953.620.000,-)
3) Dinas Provinsi (Tugas Pembantuan) sebesar Rp. 1.664.703.690.748,- (92,71%
dari Rp. 1.795.639.136.000,-)
Secara umum, mekanisme penyerapan anggaran telah dilaksanakan sebaik-
baiknya. Pada tahun 2016, Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan telah melaksanakan semua kegiatan dengan penyerapan anggaran yang
maksimal.
Sementara itu, analisis efisiensi dan efektivitas terhadap pemanfaatan anggaran
masih sulit diukur karena tidak adanya tolak ukur yang pasti tentang batasan efektif
atau efisiensinya sebuah kegiatan. Untuk itu, ke depan perlu dilakukan perumusan
efektivitas dan efisiensi dari suatu kegiatan mengingat beberapa kegiatan bersifat
kuantitatif.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan1 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pertanian yang telah dilakukan sampai saat ini masih banyak
memerlukan penanganan yang cermat dan cepat. Tantangan pembangunan
pertanian yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini antara lain: 1) belum optimalnya
produktivitas dan nilai tambah produk pertanian di beberapa sentra produksi serta masih
tingginya tingkat konversi lahan yang sulit dikendalikan; 2) kurangnya perbaikan dan
pembangunan infrastruktur lahan dan air; 3) masih kurangnya akses pembiayaan
pertanian dengan suku bunga rendah bagi petani;4) belum tercapainya Millenium
Development Goals (MDG’s) yang mencakup angka kemiskinan, pengangguran, dan
rawan pangan; 5) kurangnya kebijakan yang proporsional untuk produk-produk
pertanian khusus; 6) lemahnya persaingan global dalam berbagai dimensi; 7)
menurunnya citra petani dan pertanian serta pentingnya diciptakan suatu keadaan
agar kembali diminati generasi muda; 8) masih lemahnya kelembagaan usaha
ekonomi produktif di perdesaan; 9) pentingnya sistem penyuluhan pertanian yang
inovatif; dan 10) perlunya kebijakan insentif yang tepat agar sektor pertanian menjadi
bidang usaha yang menarik dan menjanjikan.
Untuk menjawab tantangan tersebut maka Visi Kementerian Pertanian Tahun 2015-
2019 adalah “Terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang
menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis
sumberdaya lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”. Visi
Kementerian Pertanian tersebut merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Pemerintah
2015 - 2019 yang dituangkan dalam Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita).
Agenda strategis yang berkaitan langsung dengan Kementerian Pertanian
tercantum pada agenda nomor 6 yaitu “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasarinternasional” dan agenda nomor 7 yaitu “Mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi – domestik”.
Kemandirian ekonomi dapat terwujud dengan tercapainya kedaulatan pangan yang
berbasis agribisnis kerakyatan melalui: 1) pengendalian impor pangan,
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan2 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
2) penanggulangan kemiskinan pertanian dan dukungan regenerasi petani,
3) Reforma Agraria, dan 4) Pembangunan Bank Khusus Pertanian, UMKM dan
Koperasi. Penanggulangan kemiskinan pertanian dilakukan antara lain dengan
pengembangan pasar dan kelembagaan pasar secara merata dan pengembangan
ekonomi perdesaan dengan peningkatan investasi sebesar 15% per tahun.
Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian dalam mewujudkan Sembilan
Agenda Prioritas (Nawa Cita), Visi-Misi Kementerian Pertanian dan selanjutnya
dijabarkan dalam visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam periode 2016 - 2019 adalah 1) Penurunan susut
hasil (losses) produksi tanaman pangan, 2) Peningkatan nilai tambah produk olahan
tanaman pangan, 3) Peningkatan mutu hasil produksi tanaman pangan, dan 4)
Peningkatan penguasaan pasar domestik dan luar negeri.
Dalam mencapai sasaran strategis diatas, diperlukan pemetaan yang sangat rinci
pada setiap daerah dengan memperhatikan kemampuan sumber daya yang dimiliki,
teknologi yang dipakai, perilaku usaha yang berkembang, dan selera konsumen di
daerah tersebut. Seluruh faktor ini sangat penting diperhatikan sehingga tidak
menimbulkan ekses negatif atas pencapaian sasaran yang ditetapkan.
Tabel 1. Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Menurunnya susut hasil
(losses) produksi tanaman
pangan
1. Jumlah penyaluran sarana
pascapanen tanaman pangan
26.912 unit
2. Meningkatnya nilai
tambah produk olahan
tanaman pangan
2. Jumlah penyaluran pengolahan hasil
tanaman pangan
90 unit
3. Meningkatnya mutu hasil
produksi tanaman pangan
3. Jumlah pengembangan standardisasi
dan mutu
56sertifikat
4. Meningkatnya
penguasaan pasar
domestik dan luar negeri
4. Jumlah informasi harga tanaman
pangan
271 informasi
harga
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan3 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
1.2. Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang peningkatan pascapanen,
pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pasca panen,
pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran
dan investasi tanaman pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,
standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi
tanaman pangan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan, standardisasi, dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
pasacapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan;
f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta penerapan standar
mutu di bidang tanaman pangan; dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan didukung oleh 4 (Empat) Sub Direktorat
yaitu Sub Direktorat Pascapanen, Sub Direktorat Pengolahan, Sub Direktorat
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan4 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Standardisasi dan Mutu, Sub Direktorat Pemasaran dan Investasi, serta
Kelompok Jabatan Fungsional dan Subbag Tata Usaha sebagaimana pada
Lampiran 1.
Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing – masing Sub Direktorat sebagai
berikut :
a. Sub Direktorat Pascapanen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang peningkatan pascapanen tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Pascapanen menyelenggarakan
fungsi :
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan
penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan
penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penerapan teknologi dan penyediaan sarana pascapanen tanaman
pangan;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penerapan
teknologi dan penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan; dan
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penerapan
teknologi dan penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan.
b. Sub Direktorat Pengolahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunannorma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang peningkatan pengolahan hasil tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Pengolahan menyelenggarakan
fungsi :
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan
penyediaan sarana pengolahan hasil tanaman pangan;
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan5 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan
penyediaan sarana pengolahan hasil tanaman pangan;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penerapan teknologi dan penyediaan sarana pengolahan tanaman
pangan;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penerapan teknologi
dan penyediaan sarana pengolahan tanaman pangan; dan
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penerapan
teknologi dan penyediaan sarana pengolahan tanaman pangan.
c. Sub Direktorat Standardisasi dan Mutu mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan
evaluasi serta koordinasi di bidang perumusan dan harmonisasi standar,
dan penerapan standar mutu hasil tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Standardisasi dan Mutu
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang standardisasi dan penerapan
standar mutu hasil tanaman pangan;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi dan penerapan
standar mutu hasil tanaman pangan;
3) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang standardisasi dan
penerapan standar mutu hasil tanaman pangan;
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang standardisasi
dan penerapan standar mutu hasil tanaman pangan; dan
5) Penyiapan koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta
penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan.
d. Sub Direktorat Pemasaran dan Investasi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pemasaran hasil dan
investasi tanaman pangan.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan6 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Pemasaran dan Investasi
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pemasaran hasil,
promosi, dan investasi tanaman pangan;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pemasaran
hasil, promosi, dan investasi tanaman pangan;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan pemasaran hasil, promosi, dan investasi tanaman pangan;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
pemasaran hasil, promosi, dan investasi tanaman pangan; dan
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
pemasaran hasil, promosi, dan investasi tanaman pangan.
e. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat, serta
kearsipan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan
perundang – undangan.
1.3. Sumberdaya Manusia Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan
Jumlah pegawai Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan pada tahun 2016 berjumlah sebanyak 72 orang yang terdiri dari
pegawai golongan II sebanyak 12 orang dan golongan III sebanyak 52 orang
dan golongan IV sebanyak 8 orang. Jika dilihat dari tingkat pendidikan adalah
SD – SMA sebanyak 15 orang, Sarjana Muda/D3 sebanyak 6 orang, S1
sebanyak 34 orang, dan S2 sebanyak 17 orang. Jumlah pegawai tersebut
tersebar di Sub Direktorat Pascapanen 13 orang, Sub Direktorat Pengolahan
12 orang, Sub Direktorat Standardisasi dan Mutu 10 orang, Sub Direktorat
Pemasaran dan Investasi 11 orang, serta Subbag Tata Usaha 24 orang.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan7 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Secara rinci, sebaran jumlah pegawai Lingkup Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan seperti pada Tabel Lampiran 15.
Jumlah pegawai Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 8 orang jika
dibandingkan dengan tahun 2015 berjumlah 64 orang.
1.4. Dukungan Keuangan
Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
dalam bentuk anggaran Pusat, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.Sistem
Pengganggaran kegiatan di Daerah pada tahun 2016 dialokasikan pada
Satuan Kerja (Satker) Provinsi, sehingga terdapat DIPA Dekonsentrasi
(Dekon) dan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi.
Untuk melaksanakan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan tahun 2016, berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Nomor : SP.DIPA-018.03.3.339055/2016 tanggal 07 Desember 2015,
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan mendapatkan
alokasi anggaran APBN sebesar Rp.888.172.816.000,- meliputi kegiatan
Pusat Rp. 25.242.816.000,- Dekonsentrasi Rp. 34.204.000.000,- dan Tugas
Pembantuan Provinsi sebesar Rp.828.726.000.000,- (terdiri dari anggaran
dukungan sarana pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan 8.014
unit dengan anggaran sebesar Rp. 818.686.000.000,- dan anggaran
pembinaan, bimtek, monev sebesar Rp. 69.486.816.000,- di 32 provinsi dan
398 Kabupaten).
Berdasarkan revisi-1 Pasca Raker dengan DPR pada tanggal 25 Januari 2016
terdapat penambahan anggaran untuk kegiatan pengadaan sarana
Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, sehingga total
anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
menjadi Rp.1.882.227.286.000,- (semula Rp. 888.172.816.000, naik111,92%)
yang terdiri dari anggaran Pusat sebesar Rp.134.913.500.000,- (semula
Rp.25.242.816.000,- naik 434,46%) Dekonsentrasi sebesar
Rp.34.996.540.000,- (semula Rp. 34.204.000.000,- naik 2,32%) dan Tugas
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan8 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 1.712.317.246.000,- (semula
Rp. 828.726.000.000 naik 106.62%).
Berdasarkan revisi ke-2 tanggal 29 Maret 2016, terdapat penambahan
anggaran untuk kegiatan Pengadaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan
Hasil Tanaman Pangan, sehingga total anggaran Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menjadi Rp.2.126.546.759.000,- (semula
Rp.1.882.227.286.000, naik 12,98%) yang terdiri dari anggaran Pusat sebesar
Rp.89.765.032.000,- (semula Rp.134.913.500.000,- turun 33,46%)
Dekonsentrasi sebesar Rp.35.192.540.000,- (semula Rp.34.996.540.000,- naik
0,56%) dan Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp.2.001.589.187.000,-
(semula Rp. 1.712.317.246.000,- naik 16,89 %).
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016
mengenai Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja
K/L dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
TA 2016, maka pada tanggal 26 Mei 2016 dilaksanakan pertemuan kebijakan
penghematan anggaran pada RAPBN-P lingkup Kementerian Pertanian TA
2016, sehingga anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan mengalami perubahan menjadi Rp.1.936.046.759.000,-
(semula Rp.2.126.546.759.000, turun 8,96%) yang terdiri dari anggaran Pusat
sebesar Rp.105.557.532.000,- (semula Rp.89.765.032.000,- naik 17,59%)
Dekonsentrasi sebesar Rp 34.902.265.000.,- (semula Rp. 35.192.540.000,-
turun 0,82%) dan Tugas Pembantuan Provinsi sebesar
Rp.1.795.586.962.000,- (semula Rp. 2.001.589.187.000,- turun 10,29 %).
Untuk mengatasi permasalahan pagu minus, pada bulan Desember tahun
2016 terjadi pergeseran alokasi anggaran di masing-masing satker, sehingga
anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
mengalami perubahan menjadi Rp.1.936.150.288.000,- (semula
Rp.1.936.046.759.000, naik 0,005%) yang terdiri dari anggaran Pusat sebesar
Rp.105.557.532.000,- (tidak terjadi perubahan) Dekonsentrasi sebesar Rp
34.953.620.000.,- (semula Rp.34.902.265.000,- naik 0,147%) dan Tugas
Pembantuan Provinsi sebesar Rp.1.795.639.136.000,- (semulaRp.
1.795.586.962.000,- naik 0,003 %).
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan9 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
BAB II
PERENCANAAN KERJA
2.1. Rencana Strategis
2.1.1. Visi
Visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dalam upaya
mencapai tujuan peningkatan mutu hasil tanaman pangan dan pemasarannya
adalah: “Terwujudnya Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Produk
Olahan Komoditas Tanaman Pangan di Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri”.
2.1.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang harus dilaksanakan olehDirektorat
Pengolahan dan Pemasaran HasilTanaman Pangan tahun 2015 – 2019 adalah :
1. Mendorong tumbuh kembangnya agribisnis tanaman pangan yang berdaya saing
dan berkelanjutan melalui penguatan kelembagaan usaha, penerapan teknologi
tepat guna, kemitraan, dan peningkatan investasi tanaman pangan
2. Mendorong penerapan sistem jaminan mutu dan pengawasan keamanan pangan
dalam mendukung usaha agribisnis tanaman pangan terpadu
3. Mengembangkan pemasaran produk tanaman pangan dalam negeri dan luar
negeri melalui penguatan sistem, infrastruktur pemasaran dan promosi
4. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan yang profesional dan berintegritas tinggi.
2.1.3. Tujuan
Sesuai dengan visi dan misi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran HasilTanaman
Pangan memfasilitasi penanganan pasca panen, menjaga mutu hasil dan
pengembangan pemasaran hasil tanaman pangan dalam rangka peningkatan
produksi dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Tujuan yang akan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan10 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran HasilTanaman Pangan
tahun 2015 – 2019 adalah :
1. Berkembangnya agroindustri perdesaan yang menghasilkan produk aman,
bermutu dan berdaya saing.
2. Menghasilkan produk tanaman pangan yang aman, bermutu dan berdaya saing
baik di pasar domestik maupun internasional
3. Meningkatkan penguasaan pasar domestik dan luar negeri untuk produk
tanaman pangan strategis.
2.1.4. Sasaran
Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang akan dicapai adalah
sebagai berikut :
A. Sasaran Program
Program yang menjadi tugas dan tanggung jawab Direktorat JenderalTanaman
Pangan adalah “Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil
Produksi Tanaman Pangan”
Sasaran strategis Direktorat JenderalTanaman Pangan tahun 2015 – 2019
yaitu:
1. Peningkatan Areal Tanam (Luas Tanam/Luas Panen)
2. Peningkatan Produktivitas
3. Penurunan Kehilangan Hasil Produksi
4. Peningkatan Mutu Hasil Produksi
B. Sasaran Kegiatan
Pada tahun 2016, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran HasilTanaman
Pangan menetapkan 4 (empat) sasaran strategis. Sasaran strategis tersebut
adalah :
1. Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan
2. Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan
3. Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan
4. Meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar negeri
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan11 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
2.1.5. Kebijakan
Mengacu kepada arah kebijakan Kementerian Pertanian dan tugas pokok dan
fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, maka kebijakan
pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
ditetapkan sebagai berikut:
2.1.5.1. Kebijakan Pascapanen
Penanganan pascapanen tanaman pangan memegang peranan penting
dan merupakan bagian integral sebagai pendukung pembangunan
pertanian secara keseluruhan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kebijakan pascapanen tanaman
pangan tahun 2016 – 2019 antara lain :
1. Menurunkan susut hasil dan mempertahankan mutu tanaman pangan
untuk mengamankan produksi, meningkatkan nilai tambah dan daya
saing, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan
mewujudkan program ketahanan pangan menuju kemandirian pangan
nasional.
2. Penanganan pascapanen melalui penerapan Good Handling Practices
(GHP) dalam penyediaan pangan dan pasokan bahan baku untuk
industri.
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan
pascapanen tanaman pangan.
4. Fasilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana pascapanen tanaman
pangan.
5. Pengembangan manajemen pascapanen berbasis kawasan produksi
tanaman pangan.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan12 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
2.1.5.2. Kebijakan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
Dalam upaya pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan yang
berkarakteristik usaha berskala kecil dengan berbagai keterbatasannya,
memerlukan kebijakan pengembangan yang memiliki keunggulan.
Kebijakan pengolahan hasil tanaman pangan dilaksanakan dalam
rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil tanaman
pangan yang akan dicapai melalui :
1. Peningkatan teknologi pengolahan dalam rangka pengembangan
agroindustri perdesaan berbasis kelompok.
2. Penerapan inovasi teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai
tambah, daya saing dan ekspor produk olahan hasil tanaman pangan.
3. Peningkatan kemampuan teknologi pengolahan dan Good
Manufacturing Practices (GMP) pada Sumber Daya Manusia
(SDM) di tingkat kelompok.
4. Peningkatan upaya pengelolaan lingkungan dan pengolahan
limbah hasil tanaman pangan.
2.1.5.3. Kebijakan Standardisasi dan Mutu
Kebijakan mutu hasil tanaman pangan saat ini masih
memfokuskan pada keberlanjutan kegiatan tahun sebelumnya,
dimana dalam perdagangan komoditas hasil pertanian di era
pasar bebas ini, aspek keamanan dan mutu produk merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat memenangkan
persaingan.
Kebijakan pengembangan mutu dan standardisasi yang
dilaksanakan adalah:
1. Pengembangan mutu dan standardisasi
2. Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan13 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
3. Pengawasan penerapan jaminan mutu dan keamanan produk
tanaman pangan
4. Pengembangan kerjasama dan harmonisasi standar
2.1.5.4. Kebijakan Pemasaran dan Investasi Tanaman Pangan
Pengembangan pemasaran dalam negeri diarahkan untuk menggerakkan
dan memperlancar pemasaran hasil pertanian dari lokasi produksi ke lokasi
pemasaran, menjadikan produk pertanian yang dihasilkan oleh petani
domestik menjadi produk utama yang diperjualbelikan serta mendukung
pengembangan sistem pemasaran yang transparan dan berkeadilan bagi
petani pemasar maupun konsumen hasil pertanian. Untuk mencapai hal
tersebut maka kebijakan yang dilaksanakan adalah:
1. Pengembangan jaringan pemasaran domestik.
2. Pemantauan stok dan harga pasar tanaman pangan.
3. Mendorong akselerasi ekspor tanaman pangan.
4. Pengembangan pelayanan informasi pasar.
2.1.6. Strategi
Untuk mencapai sasaran pokok peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk pertanian maka strategi yang akan ditempuh dalam empat tahun
mendatang sebagai berikut:
1. Penerapan penanganan pascapanen melalui penerapan Good Handling
Practices (GHP) guna menurunkan susut hasil pascapanen tanaman
pangan.
2. Penerapan standar mutu dan pengawasan sistem jaminan mutu komoditi
strategis sehingga produk pertanian yang dipasarkan sesuai standar mutu
negara tujuan ekspor.
3. Pengembangan agroindustri perdesaan berbasis sumber daya lokal
4. Memperkuat pelayanan informasi pasar serta jaringan pasar produk
pertanian mulai di tingkat sentra produksi hingga ke sentra konsumen
sehingga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga terjaga.
5. Pengembangan kewirausahaan, kemitraan dan investasi, pengolahan dan
pemasaran hasil tanaman pangan, serta promosi produk tanaman pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan14 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
6. Menggalakkan promosi dan informasi produk-produk tanaman pangan
andalan ekspor.
7. Penguatan informasi pasar (Market Inteligence) dan database rantai
pasok.
2.2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan Program/Kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Perjanjian Kinerja dimanfaatkan untuk memantau dan mengendalikan
pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi kinerja dalam
Laporan Kinerja, serta menilai keberhasilan Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan. Dalam rangka mewujudkan manajemen
pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil,
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menetapkan
kinerja yang akan dicapai pada tahun 2016. Perjanjian Kinerja ini merupakan
tolak ukur keberhasilan organisasi yang akan menjadi penilaian dalam evaluasi
akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Mengacu Renstra 2016 – 2019
Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan untuk melaksanakan program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Pada tahun 2016, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan menetapkan 4 (empat) sasaran strategis yaitu :
Tabel 2. Sasaran Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Menurunnya susut hasil
(losses) produksi tanaman
pangan
1. Jumlah penyaluran sarana
pascapanen tanaman pangan
26.912 unit
2. Meningkatnya nilai
tambah produk olahan
tanaman pangan
2. Jumlah penyaluran pengolahan hasil
tanaman pangan
90 unit
3. Meningkatnya mutu hasil
produksi tanaman pangan
3. Jumlah pengembangan standardisasi
dan mutu
56 sertifikat
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan15 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
4. Meningkatnya
penguasaan pasar
domestik dan luar negeri
4. Jumlah informasi harga tanaman
pangan
271 informasi
harga
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan16 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Gambaran kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016 dapat diketahui dari hasil pengukuran kinerja kegiatan
dan evaluasi kinerja yaitu dengan membandingkan antara target dengan
capaian. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran keberhasilan tahun
2016 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu :
(1) sangat berhasil (capaian > 100%); (2) berhasil (capaian 80-100%); (3)
cukup berhasil (capaian 60-79%); dan (4) kurang berhasil (capaian <60%)
terhadap target yang telah ditetapkan.
Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan tahun 2016 dilakukan dengan membandingkan antara
target kinerja dan realisasi.
3.2. Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016
Berdasarkan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016, Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan telah menetapkan pencapaian 4 (empat)
target indikator kinerja utama sasaran strategis tahun 2016 sebagaimana
tercantum pada Perjanjian Kinerja tahun 2016. Capaian kinerja utama
sasaran strategis tersebut yaitu 1) Menurunnya susut hasil (losses) produksi
tanaman pangan, 2) Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman
pangan, 3) Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan dan 4)
Meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar negeri sebagaimana
Tabel 3 berikut :
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan17 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Tabel 3. Capaian Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi*) Capaian Kinerja
(%)
1. Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan
Jumlah penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan
26.912 unit 26.451 unit 98,29
2. Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan
Jumlah penyaluran pengolahan hasil tanaman pangan
90 unit 78 unit 86,66
3. Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan
Jumlah pengembangan standardisasi dan mutu
56 sertifikat 32 sertifikat 57,14
4. Meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar negeri
Jumlah informasi harga tanaman pangan
271 informasi harga
270 informasi
harga
99,63
3.2.1. Capaian Strategis Penyaluran Sarana Pascapanen Tahun 2016
Capaian kinerja utama sasaran strategis penyaluran sarana pascapanen
tahun 2016 yaitu menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan
yang diperoleh dari tersalurnya bantuan sarana pascapanen tanaman pangan
yang bersumber dari DIPA Ditjen Tanaman Pangan sebagaimana pada Tabel
4.
Tabel 4. Capaian Strategis Penyaluran Sarana Pascapanen Tanaman
Pangan Tahun 2016 Berdasarkan Target Penetapan Kinerja
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan
Jumlah penyaluran sarana pascapanen tanaman pangan
26.912 unit 26.451 unit 98,29
Bantuan sarana pascapanen tanaman pangan pada tahun 2016 telah
dialokasikan melalui dana APBN dengan rincian sebagai berikut :
1) Bantuan Sarana Pascapanen Padi yang dialokasikan tahun 2016 terdiri
dari:
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan18 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Pengadaan Pusat
Combine Harvester Kecil pengadaan pusat sebanyak 564 unit direvisi
menjadi:
a. Combine Harvester Kecil sebanyak 355 unit,
b. Combine Harvester Besar sebanyak 43 unit, dan
c. Power Thresher sebanyak 166 unit.
Pengadaan TP Provinsi
a. Combine Harvester Kecil semula sebanyak 4.016 unit yang direvisi
menjadi 6.224 unit, dan pada DIPA revisi 4 menjadi 5.928 unit.
b. Combine Harvester Sedang sebanyak 2.872 unit menjadi 2.884 unit
c. Combine Harvester Besar sebanyak 340 unit menjadi 403 unit
d. Power Thresher semula sebanyak 1.000 unit menjadi 3.042 unit
e. Vertical Dryer Padi Kap.30 Ton/proses+Bangunan sebanyak 2 unit
f. Vertical Dryer Padi Kap.3,5 - 6 Ton/proses+Bangunan sebanyak 3 unit
g. Sarana Pengering Padi (FBD) sebanyak 20 unit
h. Fasilitasi RMU sebanyak 115 unit (dibatalkan sesuai hasil RDP dengan
DPR tgl 15 Februari 2016) direvisi menjadi 23 unit untuk penyelesaian
tahun 2015
i. Destoner sebanyak 2 unit
j. Polisher sebanyak 22 unit
2) Bantuan Sarana Pascapanen Jagung yang dialokasikan tahun 2016 terdiri
dari:
a. Corn Sheller sebanyak 6.240 unit menjadi 6.526 unit, dan pada DIPA
Revisi 4 direvisi menjadi 6.266 unit.
b. Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 – 6 ton+bangunan sebanyak 4 unit
c. Vertical Dryer Jagung kapasitas 3,5 – 6 ton sebanyak 1 unit
d. Corn Combine Harvester sebanyak 180 unit menjadi 177 unit.
e. Gudang/Lantai Jemur Jagung sebanyak 1 paket (dibatalkan sesuai
hasil RDP dengan DPR tgl 15 Februari 2016)
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan19 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
3) Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai yang dialokasikan tahun 2016 yaitu
Power Thresher Multiguna sebanyak 6.500 unit.
4) Sarana Angkut Roda 3 sebanyak 700 unit menjadi 719 unit, dan pada
DIPA Revisi 4 direvisi menjadi 737 unit.
Tabel 5. Capaian Realisasi Input Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman
Pangan Tahun 2016
Unit % thd Target
PK
26,912 482 26,451 98.29
I Pusat 646 82 564 87.31
1 Combine Harvester Kecil 355 355 100.00
2 Combine Harvester Besar 43 43 100.00
3 Power Thresher 166 166 100.00
4 Sarana Pascapanen Jagung*) 82 82 - -
II Daerah (TP Provinsi) 26,266 400 25,887 98.56
1 Combine Harvester Kecil 5,928 5,931 100.05
2 Combine Harvester Sedang 2,884 2,884 100.00
3 Combine Harvester Besar 403 18 385 95.53
4 Power Thresher 3,042 110 2,932 96.38
5 Vertical Dryer Padi + Bangunan (Kap 30 ton) 2 2 100.00
6 Vertical Dryer Padi + Bangunan (kap 3,6 -6 ton) 3 3 100.00
7 Pengering Padi*) 20 20 - -
8 RMU 23 23 100.00
9 Polisher 22 22 100.00
10 Destoner*) 2 2 - -
11 Gudang/Lantai Jemur - - -
12 Corn Combine Harvester 177 177 100.00
13 Corn Sheller 6,526 250 6,276 96.17
14 Vertical Dryer Jagung + Bangunan Kap (3,5 - 6) 15 15 100.00
15 Power Thresher Multiguna 6,500 6,500 100.00
16 Sarana angkut 719 737 102.50
Sarana Pascapanen (Pusat + TP Provinsi)
Realisasi Penyaluran
Penghematan
(unit)Jenis Kegiatan Pengadaan
Target
PK (unit)BASTB
*) Penghematan
3.2.2.Capaian Strategis :Penyaluran Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
Fasilitasi pengolahan komoditas jagung dan kedelai adalah untuk
memfasilitasi kelompoktani/gapoktan/pelaku usaha pengolahan agar
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan20 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
meningkatkan efisiensi usaha perbaikan/standar unit pengolahan yang baik
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan daya saing dan nilai tambah
Pada tahun 2016,bantuan sarana pengolahan hasil tanaman pangan
mengalokasikan 90 unit UPH yang terdiri UPH Jagung 60 unit dan UPH
kedelai 30 unit . Fasilitasi UPH pada TA 2016 mengalami perubahan.
Perubahan ini dikarenakan adanya penghematan anggaran seperti pada tabel
dibawah ini
Tabel 6.Perubahan Target Unit Pengolahan Hasil TA 2016
Capaian kinerja utama sasaran strategis meningkatnya nilai tambah produk
olahan tanaman pangan tahun 2016 untuk jumlah penyaluran pengolahan hasil
No Prov/Kab UPH Sblm
Penghematan UPH Stlh
Penghematan Realisasi
(Unit) Keterangan
1 Aceh 7 3 3
2 Sumut 6 0 0
3 Jambi 2 2 2
4 Sumsel 2 2 2
5 Bengkulu 4 4 0 Luncuran 2017 (4 unit)
6 Lampung 2 2 2
7 Jabar 3 2 2
8 Jateng 8 8 8
9 Jatim 2 2 2
10 Kalbar 1 1 1
11 Sulut 5 5 5
12 Sulteng 3 3 3
13 Sulsel 7 6 6
14 Sultra 11 11 11
15 Bali 4 4 4
16 NTB 1 1 1
17 NTT 7 7 1 Luncuran 2017(6 unit)
18 Maluku 3 3 3
19 Papua 3 3 3
20 Banten 1 1 1
21 Gorontalo 6 6 6
22 Sulbar 2 2 2
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan21 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
tanaman panganyang bersumber dari DIPA Ditjen Tanaman Pangan
sebagaimana pada Tabel 7.
Tabel 7.Capaian Strategis Penyaluran Sarana Pengolahan Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016 Berdasarkan Target Penetapan Kinerja
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3 Meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan
Jumlah penyaluran pengolahan hasil tanaman pangan
90 unit 78 unit 86,66
3.2.3.Capaian Strategis :Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan
Tahun 2016
Target jumlah pengembangan standardisasi dan mutu melalui fasilitasi
sertifikasi pertanian organik pada TA 2016 mengalami perubahan
sebagaimana pada tabel 8. Perubahan ini dikarenakan adanya penghematan
anggaran dan kurang siapnya daerah/kelompok tani dalam proses sertifikasi
organik.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan22 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Tabel 8. Perubahan Target Sertifikasi Organik TA 2016
1 Aceh 4 0 0 0 0
2 Sumut 4 4 4 4 100
3 Sumbar 2 2 2 3 150
4 Riau 2 1 0 0 0
5 Jambi 2 2 0 0 0
6 Sumsel 3 3 3 3 100
7 Bengkulu 3 0 0 0 0
8 Lampung 3 3 0 0 0
9 Jabar 7 7 7 7 100
10 Jateng 5 3 0 0 0
11 DIY 2 2 2 2 100
12 Jatim 5 3 3 3 100
13 Banten 1 1 1 1 100
14 Bali 3 3 3 3 100
15 NTB 2 0 0 0 0
16 NTT 4 4 3 3 75
17 Kalbar 4 2 1 0 0
18 Kalteng 4 4 1 0 0
19 Sulteng 1 1 1 1 100
20 Sulsel 5 5 2 2 40
21 Sultra 2 2 0 0 0
22 Sulbar 3 0 0 0 0
23 Gorontalo 1 1 0 0 0
24 Malut 1 1 0 0 0
25 Papua Barat 1 1 0 0 0
26 Papua 1 1 0 0 0
75 56 33 32 57.14
Realisasi***) Persentase**)
Total
No. Provinsi APBNP I*) APBNP IITarget
Sertifikasi Awal
Keterangan : *) Target Sertifikasi Sesuai Penetapan Kinerja (PK) **)Persentase realisasi dibanding dengan PK ***) Realisasi per 30 Desember 2016
Capaian kinerja utama sasaran strategis peningkatan mutu hasil produksi tanaman pangan tahun 2016 untuk jumlah pengembangan standardisasi dan mutu yang diperoleh melalui fasilitasi sertifikasi organik yang bersumber dari DIPA Ditjen Tanaman Pangan sebagaimana pada Tabel 9.
Tabel 9.Capaian Strategis Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan
Tahun 2016
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan23 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Kinerja (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3 Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan
Jumlah pengembangan standarisasi dan mutu
56 sertifikat
32 sertifikat
57,14
Tabel 10. Perkembangan Tahapan Pelaksanaan Sertifikasi Organik Sampai
dengan 31 Desember 2016
Apresiasi /
Sosialisasi
Penyusunan
Doksistu
Penerapan
ICS
Pengajuan
SertifikasiSertifikasi
1 Sumut 4 4 4LSO Lesos, Luasan
44 Ha
2 Sumbar 2 2 3LSO Sumbar,
Luasan 16,73 Ha
3 Riau 1 0 Pemotongan Jilid II (1)
4 Jambi 2 0 Pemotongan Jilid II (2)
5 Sumsel 3 3 3LSO Sumbar,
Luasan 51 Ha
6 Lampung 3 0 Pemotongan Jilid II (3)
7 Jabar 7 7 7LSO Inofice,
Luasan 59,27 Ha
8 Jateng 3 0 Pemotongan Jilid II (3)
9 DIY 2 2 2LSO Persada, Luasan
8,73 Ha
10 Jatim 3 3 3LSO Lesos,
Luasan 60 Ha
11 Banten 1 1 1LSO Inofice, Luasan
22,68 Ha
12 Bali 3 3 3LSO Lesos,
Luasan 28,82 Ha
13 NTT 4 3 3LSO Inofice, Luasan
33,44 Ha
14 Kalbar 2 1 1 Pemotongan Jilid II (1)
15 Kalteng 4 1 1 Pemotongan Jilid II (3)
16 Sulteng 1 1 1LSO Inofice,
Luasan 37,5 Ha
17 Sulsel 5 2 2LSO Inofice,
Luasan 97,10 Ha
18 Sultra 2 0 Pemotongan Jilid II (2)
19 Gorontalo 1 0 Pemotongan Jilid II (1)
20 Malut 1 0 Pemotongan Jilid II (1)
21 Papua Barat 1 0 Pemotongan Jilid II (1)
22 Papua 1 0
56 33 1 1 32
Ket.
Total
No. Provinsi
Target
Setelah
APBNP
Target
Sertifikasi
Pada tahun 2016 proses sertifikasi organik yang sudah lulus sebanyak 32
sertifikat bagi poktan/gapoktan dengan total luas lahan mencapai 457,04 Ha.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan24 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Dalam proses pengajuan sertifikasi 1 poktan/gapoktan dan 1 poktan/gapoktan
masih dalam penerapan ICS(Internal Control System). Selain proses sertifikasi
diberikan juga dana pembinaan/pendampingan untuk petugas daerah dalam
membina poktan/gapoktan organik.
3.2.4. Capaian Strategis :Informasi harga tanaman pangan tahun 2016
Capaian kinerja utama sasaran strategis jumlah informasi harga tanaman
pangan tahun 2016 yaitu meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar
negeri yang diperoleh dari jumlah fasilitasi pemasaran dan investasi hasil
tanaman pangan (informasi harga) yang bersumber dari DIPA Ditjen Tanaman
Pangan sebagaimana pada Tabel 11.
Tabel 11.Capaian StrategisInformasi Harga Tanaman Pangan Tahun 2016
Berdasarkan Target Penetapan Kinerja
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4 Meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar negeri
Jumlah fasilitasi pemasaran dan investasi hasil tanaman pangan (informasi harga)
271 informasi
harga
270 informasi
harga 99,63
Fasilitasi Pemasaran dan Investasi hasil tanaman pangan (informasi harga)
telah dialokasikan melalui dana APBN dengan rincian sebagai berikut :
1) Pertemuan Koordinasi Pelayanan Informasi Informasi Pasar Tanaman
Pangan Tahun 2016.
Kegiatan ini yang bertujuan untuk menyamakan persepsi dan
mensinergikan kegiatan pusat dengan daerah dalam pelaksanaan
kegiatan Pelayanan Informasi Pasar Hasil Tanaman Pangan. Pertemuan
dihadiri oleh perwakilan dari 33 Provinsi dan 250 Kabupaten yang terdiri
dari Pembina, Petugas PIP Provinsi dan Kabupaten. 21 perwakilan
kabupaten yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut dilakukan
pendampingan oleh Pembina PIP Provinsi dan Pusat sehingga dapat
mengirim data informasi harga sesuai ketentuan.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan25 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
2) Pertemuan Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar Subsektor Tanaman
Pangan
Kegiatan pertemuan dilaksanakan di tingkat Provinsi yang bertujuan untuk
memberikan panduan teknis cara pelaksanaan kegiatan PIP bagi petugas
PIP provinsi dan kabupaten sehingga tercipta sistem pelayanan informasi
pasar yang cepat, tepat, kontinyu, up to date dan dapat dipercaya. Selain
informasi harga tanaman pangan, petugas PIP juga melakukan
pemantauan stock hasil tanaman pangan baik ditingkat rumah tangga
petani maupun penggilingan. Untuk mengetahui efisiensi pemanfaatan
sarana produksi pertanian dan hasil panen dilakukan Analisis Usaha Tani
dan Analisis Biaya Pemasaran sehingga dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan terutama dalam alokasi bantuan.
3) Sistem Aplikasi Informasi Harga dan Pasar Tanaman Pangan
Petugas PIP Provinsi dan Kabupaten melaporkan informasi harga
tanaman pangan setiap hari melalui alamat website
:https://aplikasi.pertanian.go.id/ smshargakab/ untuk harga tingkat
produsen, dan https://aplikasi.pertanian.go.id/smshargaprov/ untuk harga
tingkat konsumen.
3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016
3.3.1. Capaian Kinerja Tahun 2016
3.3.1.1 Capaian Sasaran Strategis 1: Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Tanaman Pangan
Pencapaian sasaran kinerja penurunan susut hasil tanaman pangan diukur
dengan tercapainya Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran strategis
Menurunnya Susut Hasil (losses) Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016
berupa tersalurkannya sarana pascapanen tanaman pangan sejumlah
26.451 unit. Hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran ini berhasil
karena tercapainya realisasi bantuan 98,29% sesuai indikator kinerja yang
tercantum pada Perjanjian Kinerja (PK).
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan26 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Komodita
s
Target
Penurunan
Susut Hasil
(%)
Sasaran
Produksi
(Ton)
Prediksi
Harga (Rp)
Pengamanan
Produksi (Ton)
Kebutuhan Biaya
Investasi (Rp)
Padi 0.181 76,230,000 4,200 45,355 190,491,000,000
Jagung 0.480 21,329,418 3,750 102,381 383,928,750,000
Kedelai 0.650 2,111,000 7,000 13,824 30,240,000,000
Tabel 12. Capaian Realisasi Input Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016
UNIT % thd Target
1 Sarana Pascapanen Padi 12,893 12,746 98.86
2 Sarana Pascapanen Jagung 6,800 6,468 95.12
3 Sarana Pascapanen Kedelai 6,500 6,500 100.00
4 Sarana Angkut Roda 3 719 737 102.50
JUMLAH 26,912 26,451 98.29
REALISASI
Fisik
No Kegiatan Pendukung Target PK
Keterangan : Sarana angkut di Bengkulu terealisasi 57 unit dari target 38 unit dan Provinsi Sulut terealisasi 30 unit dari target 20 unit, dan terdapat penghematan 11 unit di Maluku Utara.
Rincian target penurunan susut hasil tanaman pangan dan kebutuhan biaya
investasi sesuai Renstra Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan 2016 - 2019 (konsep) terdapat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kebutuhan Biaya Investasi Sarana Pascapanen Untuk Mencapai Target Penurunan Susut Hasil Tahun 2016
Kontribusi penurunan susut hasil tanaman pangan pada Indikator kinerja
Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan pada tahun 2016 berada diatas
sasaran susut hasil yang tercantum pada Renstra Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 2016 – 2019. Hal ini disebabkan jumlah
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan27 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
alokasi bantuan lebih besar dibandingkan kebutuhan sarana pascapanen
tahun 2016.
Tabel 14. Perbandingan Alokasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016 dengan Kebutuhan Sarana Pascapanen dalam Renstra
Alokasi Kebutuhan
Bantuan (Renstra)
Alokasi Bantuan
2016 (PK)
(unit) (unit)
1. Padi 4,200 12,893
2. Jagung 1,486 6,800
3. Kedelai 1,700 6,500
4. Sarana Angkut Roda 3*) - 719 7,386 26,912
Jumlah bantuan sarana
Indikator Kinerja
JUMLAH
*) Untuk mendukung Desa Mandiri Benih
Berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen yang telah disalurkan ke
poktan/gapoktan, angka susut hasil kontribusi bantuan sarana pascapanen
tanaman pangan tahun 2016 khususnya untuk jagung lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2015 karena meningkatnya fasilitasi bantuan
sarana pascapanen jagung pada tahun 2016. Sedangkan, untuk komoditas
padi dan kedelai pada tahun 2015 tidak ada alokasi bantuan sarana
pascapanen yang bersumber dari DIPA Ditjen Tanaman Pangan.
Perbandingan alokasi bantuan sarana pascapanen dan capaian penurunan
susut tahun 2015 dan tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Perbandingan Realisasi Penurunan Susut Hasil Tanaman Pangan Tahun 2015 dan Tahun 2016
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan28 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Target Realisasi % Target PK Realisasi %
1. Padi 12,893 12,746 98.86 0.145
2. Jagung 212 205 96.70 0.021 6,800 6,468 95.12 0.517
3. Kedelai 6,500 6,500 100.00 0.998
Jumlah bantuan sarana
2016 Capaian Penurunan
Susut Hasil (%)Indikator Kinerja
2015 Capaian Penurunan
Susut Hasil (%)
Keterangan:
Capaian penurunan susut hasil diperoleh dari kontribusi 60% sarana pascapanen padi, 60% sarana pascapanen jagung, dan 75% sarana pascapanen kedelai yang telah dimanfaatkan.
3.3.1.2. Capaian Sasaran Strategis 2: Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Tanaman Pangan
Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran strategis Peningkatan Nilai
Tambah Produk Olahan Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah
tersalurkannya pengolahan hasil tanaman pangan sejumlah 90 unit. Hasil
pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran ini berhasil karena
tercapainya realisasi bantuan 86,66% sesuai indikator kinerja yang tercantum
pada Perjanjian Kinerja (PK). Capaian realisasi penyaluran UPH tanaman
pangan tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16.Capaian Realisasi Penyaluran Unit Pengolahan Hasil (UPH)
Tanaman Pangan Tahun 2016
K
o
n
t
ribusi Bantuan Sarana Pascapanen UPH APBN Tahun 2016
Tabel 17.Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen UPH APBN Tahun 2016
terhadap Produksi
NO KEGIATAN PENDUKUNG FISIK
TARGET REALISASI %
1 UPH Jagung 60 49 81,67
2 UPH Kedele 30 29 96,67
Jumlah 90 78 86,67
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan29 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Berdasarkan data kontribusi fasilitasi bantuan sarana UPH kedele dan
jagung pada Tabel 17 diketahui bahwa fasilitasi UPH kedele dapat
meningkatkan produksi pembuatan tahu dan tempe sebesar 68% per hari
dibanding sebelumnya, sedangkan UPH jagung dapat meningkatkan
produksi pangan olahan sebesar 33,33% dibanding sebelumnya.
Tabel 18 Perbandingan Bantuan UPH Tahun 2015 dan Tahun 2016
Berdasarkan realisasi fasilitasi UPH yang telah disalurkan ke
poktan/gapoktan, tahun 2016 untuk jagung dan kedelai lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2015 karena meningkatnya fasilitasi bantuan
UPH pada tahun 2016 sebanyak 47 unit UPH atau 60,25%. Pada tahun 2015
alokasi bantuan UPH bersumber dari DIPA Ditjen Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen PPHP).
3.3.1.3. Capaian Sasaran Strategis 3: Peningkatan Mutu Hasil Produksi
Tanaman Pangan
Pencapaian sasaran kinerja peningkatan mutu hasil produksi tanaman
pangan diukur dengan tercapainya Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran
strategis yaitu jumlah pengembangan standardisasi dan mutu yang diperoleh
dari fasilitasi sertifikasi organik sejumlah 32 sertifikat. Hasil pengukuran
terhadap indikator kinerja sasaran ini berhasil karena tercapainya realisasi
Target Realisasi %Target
(PK)
Target
RevisiRealisasi (%)
1 UPH Jagung 17 17 100 60 49 49 100
2 UPH Kedelai 14 14 100 30 29 29 100
31 31 100 90 78 78 100
Jumlah Bantuan UPH
2016
No Indikator Kinerja
Jumlah
2015
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan30 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Alokasi Kebutuhan
Bantuan (Renstra)
Alokasi Bantuan
2016 (PK)
Alokasi setelah
Pemotongan
(unit) (unit) (unit)1. Sertifikasi Organik 75 56 33
Indikator Kinerja
bantuan 57,14 % sesuai indikator kinerja yang tercantum pada Perjanjian
Kinerja (PK).
Tabel 19. Perbandingan Alokasi Target Sertifikasi Tahun 2016, TargetSertifikasi dalam Renstra dan Alokasi Setelah Pemotongan Anggaran
Jika dibandingkan berdasarkan target setelah pemotongan (DIPA Revisi 4)
yaitu 33 sertifikat dan realisasi fasilitasi sertifikasi organik yaitu 32 sertifikasi
maka hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran ini berhasil
karena tercapainya realisasi bantuan mencapai 96.97 %. Realisasi keuangan
sebesar Rp. 4.300.214.569,- atau sebesar 60.34 % dari pagu yang sebesar
Rp. 7.126.849.000,-.
3.3.1.4. Capaian Sasaran Strategis 4: Peningkatan Penguasaan Pasar Domestik
dan Luar Negeri.
Pencapaian sasaran kinerja jumlah fasilitasi pemasaran dan investasi hasil
tanaman pangan (informasi harga) dalam mencapai sasaran strategis
peningkatan penguasaan pasar domestik dan luar negeri berupa
terinformasikannya harga tanaman dari270kabupaten/kota. Hasil
pengukuran terhadap indikator sasaran ini berhasil karena tercapainya
realisasi informasi harga 99,63% dari target indikator kinerja yang tercantum
pada Perjanjian Kinerja (PK).Masih terdapat satu kabupaten yang sama
sekali tidak mengirimkan data informasi harga yaitu Kabupaten Depok. Hal
ini disebabkan kurang kompeten petugas PIP yang bersangkutan,
diharapkan tahun depan dapat dilakukan pergantian petugas.
Informasi pasar merupakan kebutuhan dalam penguasaan pasar dalam
negeri dan luar negeri. Dengan tersedianya informasi harga akan tercipta
pasar yang transparan dan minat terhadap produk dalam negeri untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mengisi peluang pasar pasar
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan31 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
luar negeri akan meningkat. Informasi harga disampaikan secara rutin setiap
hari melalui website :https://aplikasi.pertanian.go.id/ smshargakab/ untuk
harga tingkat produsen, dan https://aplikasi.pertanian.go.id/smshargaprov/
untuk harga tingkat konsumen. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga
kestabilan harga sehingga memberikan keuntungan bagi petani/produsen
dan menjamin kepastian harga bagi konsumen.
Fasilitasi Pelayanan Informasi Pasar dialokasikan pada 34 provinsi dalam
bentuk pertemuan koordinasi dan honor bagi petugas PIP, akan tetapi
anggaran terkait kegiatan PIP tidak dapat diserap secara maksimal karena
adanya penghematan yaitu di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan
Riau, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Papua Barat.
3.3.2. Analisa Capaian Kinerja Tahun 2016
3.3.2.1. Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Tanaman Pangan
Upaya penurunan susut hasil tanaman pangan dalam rangka
mengamankan tercapainya produksi tanaman pangan tahun 2016
khususnya komoditas padi, jagung dan kedelai ditargetkan mampu
menurunkan susut hasil tanaman pangan pada saat proses panen dan
pascapanen sebesar 0,181% untuk komoditas padi, 0,48% untuk
komoditas jagung, dan 0,65% untuk komoditas kedelai (Renstra Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (konsep), 2016).
Analisa capaian terhadap penurunan susut hasil tanaman pangan sebagai
berikut:
A. Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Padi
Upaya untuk mencapai target penurunan susut hasil padi tahun 2016 yang
tercantum pada Renstradiantaranya
kebutuhandukungananggaransebesarRp.462.550.000.000,-,dukungan anggaran
APBN untuk fasilitasi sarana pascapanen padi tahun 2016 yaitu sebesar
Rp.1.413.650.996.000,- atau 306% dari kebutuhan anggaran.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan32 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Kegiatan pendukung tercapainya sasaran produksi tahun 2016 melalui
penurunan susut hasil produksi padi yaitu penyaluran bantuan sarana
pascapanen padi yang semula sejumlah 8.936 unit menjadi 12.968 unit,
berdasarkan DIPA Revisi 4 mengalami perubahan alokasi menjadi 12.899 unit.
Realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen padi s/d bulan Desember
2016 dengan target 12.893 unit telah terealisasi 12.746 unit (98,86%). Tidak
tercapainya target sesuai PK disebabkan adanya penghematan 18 unit Combine
Harvester Besar, 110 unit Power Thresher, 20 unit Pengering Padi dan 2 unit
Destoner.
Tabel 20. Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2016 Dibandingkan Target PK Tahun 2016
Alokasi Sarana
2016 (PK)
Realisasi
Sarana 2016
% thd
PK
Unit Unit
1 Power Thresher 3,208 3,098 96.57
2 Combine Harvester Kecil 6,283 6,286 100.05
3 Combine Harvester Sedang 2,884 2,884 100.00
4 Combine Harvester Besar 446 428 95.96
5 Vertical Dryer Padi 30 ton 2 2 100.00
6 Vertical Dryer Padi 3,5-6 ton 3 3 100.00
7 PPK/Penggilingan 23 23 100.00
8 Pengering Padi*) 20 - -
9 Polisher 22 22 100.00
10 Destoner*) 2 - -
Jumlah Sarana 12,893 12,746 98.86
No. Jenis Sarana
Bantuan yang telah tersalur ini turut memiliki kontribusi dalam penurunan susut
hasil tanaman pangan dan diperhitungkan dalam perhitungan capaian target
susut hasil tanamanan pangan sebagaimana yang tercantum pada Renstra
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 –
2019. Berdasarkan hasil monev di lapangan diketahui bahwa beberapa sarana
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan33 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
pascapanen padi sampai ke titik bagi setelah musim panen lewat dan alsin
belum digunakan karena belum adanya pelatihan dari penyedia barang.
Kontribusi penurunan susut hasil padi pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel
21.
Tabel 21. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2016
Target % Capaian 2016
2016 Terhadap Target
Produksi Padi (Ton GKG) 76,230,000 79,140,000 103.82
Penurunan Susut Hasil (%) 0.181 0.146 80.66
Pengamanan Produksi (Ton GKG) 137,976 115,544 83.74
Uraian Realisasi *)
*) Aram II BPS
Berdasarkan data kontribusi pada Tabel 21, diketahui bahwa bantuan sarana
pascapanen padi Tahun 2016 diprediksi menurunkan susut hasil padi sebesar
0,146% atau mencapai 80,66% dari target susut 0,181%. Penurunan susut hasil
sebesar 0,146% diperkirakan dapat mengamankan produksi padi pada tahun
2016 sebesar 115.544 ton atau senilai Rp.612,38 Milyar (asumsi harga gabah
kering giling di tingkat penggilingan Rp. 5.300/kg).
B. Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Jagung
Upaya untuk mencapai target penurunan susut hasil jagung tahun 2016 yang
tercantum pada Renstra diantaranya kebutuhan dukungan anggaran sebesar
Rp.299.203.300.000,-, namun dukungan anggaran APBN untuk fasilitasi sarana
pascapanen jagung tahun 2016 yaitu sebesar Rp.249.962.265.000,- atau 83,5%
dari kebutuhan anggaran.
Kegiatan pendukung tercapainya sasaran produksi tahun 2016 melalui
penurunan susut hasil produksi jagung yaitu penyaluran bantuan sarana
pascapanen jagung yang semula sejumlah 6.426 unit menjadi 6.435 unit,
berdasarkan DIPA Revisi 4 mengalami perubahan alokasi menjadi 6.800 unit.
Realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen jagung s/d bulan Desember
2016 dengan target 6.800 unit telah terealisasi 6.468 unit (95,12%). Tidak
tercapainya target PK disebabkan adanya penghematan Corn Sheller (APBN-P)
sebanyak 250 unit dan Sarana Pascapanen Jagung Pusat sebanyak 82 unit.
Tabel 22. Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2016 Dibandingkan Target PK Tahun 2016
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan34 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Alokasi Sarana
2016 (PK)
Realisasi
Sarana 2016
% thd
PK
Unit Unit
1 Corn Combine Harvester 177 177 100.00
2 Corn Sheller 6,526 6,276 96.17
3Vertical Dryer Jagung 3,5 - 6
Ton 15 15 100.00
4 Sarana Pascapanen Jagung *) 82 - -
Jumlah Sarana 6,800 6,468 95.12
No. Jenis Sarana
Keterangan : Asumsi Sarana Pascapanen Padi yang telah dimanfaatkan 60% dari Sarana yang telah disalurkan
*) Penghematan
Bantuan yang telah tersalur ini turut memiliki kontribusi dalam penurunan susut
hasil tanaman pangan dan diperhitungkan dalam perhitungan capaian target
susut hasil tanaman pangan sebagaimana yang tercantum pada Renstra
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 –
2019. Berdasarkan hasil monev di lapangan diketahui bahwa beberapa sarana
pascapanen jagung sampai ke titik bagi setelah musim panen lewat dan alsin
belum digunakan karena belum adanya pelatihan dari penyedia barang.
Kontribusi bantuan sarana pascapanen jagung tahun 2016 terdapat pada Tabel
23.
Tabel 23.Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2016
Target % Capaian 2016
2016 Terhadap Target
Produksi Jagung (Ton PK) 21,329,418 23,160,000 108.58
Penurunan Susut Hasil (%) 0.480 0.517 107.67
Pengamanan Produksi (Ton PK) 102,381 119,691 116.91
Uraian Realisasi *)
Keterangan : Asumsi Sarana Pascapanen Jagung yang telah dimanfaatkan 60% dari Sarana
yang telah disalurkan
*) Aram II BPS
Berdasarkan data kontribusi pada Tabel 23, diketahui bahwa bantuan sarana
pascapanen jagung tahun 2016 diprediksi menurunkan susut hasil jagung
sebesar 0,517% atau mencapai 107,67%. Penurunan susut hasil sebesar
0,517% diperkirakan dapat mengamankan produksi jagung pada tahun 2016
sebesar 119.691 ton atau senilai Rp.323,16 Milyar (asumsi harga jagung pipil
kering di tingkat petani Rp. 2.700/kg).
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan35 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
C. Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Kedelai
Upaya untuk mencapai target penurunan susut hasil kedelai tahun 2016 yang
tercantum pada Renstra diantaranya kebutuhan dukungan anggaran sebesar
Rp.53.550.000.000,- namun dukungan anggaran APBN untuk fasilitasi sarana
pascapanen kedelai tahun 2016 yaitu sebesar Rp.155.435.858.000,- atau
290,26% dari kebutuhan anggaran.
Kegiatan pendukung tercapainya sasaran produksi kedelai tahun 2016 melalui
penurunan susut hasil produksi kedelai yaitu penyaluran bantuan sarana
pascapanen kedelai sebanyak 6.500 unit. Realisasi penyaluran bantuan sarana
pascapanen kedelai s/d bulan Desember 2016 dengan target 6.500 unit telah
terealisasi 6.500 unit (100,00%).
Tabel 24. Rincian Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai Tahun 2016
Dibandingkan Target PK Tahun 2016
Alokasi Sarana
2016 (PK)
Realisasi Sarana
2016
% thd
PK
Unit Unit
1 Power Thresher Multiguna 6,500 6,500 100.0
Jumlah Sarana 6,500 6,500 100.0
No. Jenis Sarana
Bantuan yang telah tersalur ini turut memiliki kontribsusi dalam penurunan susut
hasil tanaman pangan dan diperhitungkan dalam perhitungan capaian target
susut hasil tanaman pangan sebagaimana yang tercantum pada Renstra
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 –
2019. Berdasarkan hasil monev di lapangan diketahui bahwa beberapa sarana
pascapanen jagung sampai ke titik bagi setelah musim panen lewat dan alsin
belum digunakan karena belum adanya pelatihan dari penyedia barang.
Kontribusi bantuan sarana pascapanen kedelai tahun 2016 terdapat pada Tabel
25.
Tabel 25.Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai Tahun 2016
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan36 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Alokasi
(Unit) (Unit) %
Luar Jawa
Sarana Pascapanen Padi
1 CHK 4,098 4,101 100.07
2 CHS 2,302 2,302 100.00
3 CHB 403 385 95.53
4 PT 1,707 1,632 95.61
5 RMU 23 23 100.00
Sarana Angkut
Sarana Roda 3 582 600 103.09
RealisasiWilayah
Target % Capaian 2016
2016 Terhadap Target
Produksi Kedelai (Ton BK) 2,111,000 885,580 41.95
Penurunan Susut Hasil (%) 0.650 0.998 153.54
Pengamanan Produksi (Ton BK) 13,824 8,838 63.93
Uraian Realisasi *)
*) Aram II BPS
Berdasarkan data kontribusi bantuan sarana pascapanen kedelai pada Tabel
25, diketahui bahwa bantuan sarana pascapanen kedelai tahun 2016 diprediksi
menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,998% atau mencapai 153,54% dari
target susut hasil kedelai 0,65%. Penurunan susut hasil kedelai sebesar 0,65%
diperkirakan dapat mengamankan produksi kedelai pada tahun 2016 sebesar
8.838 ton atau senilai Rp.68,05 Milyar (asumsi harga kedelai di tingkat petani
Rp. 7.700/kg).
Tabel 26. Capaian Kinerja Dalam Mendukung Produksi Padi di Luar Jawa
Realisasi Combine Harvester Kecil melebihi target 3 unit yang
disebabkan adanya optimalisasi anggaran di Provinsi Bengkulu. Tidak
tercapainya target Combine Harvester Besar dan Power Thresher
disebabkan adanya penghematan anggaran.
3.3.2.2. Sasaran Strategis 2: Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan37 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Tabel 27. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Subdit Pengolahan
No Sasaran Indikator Kinerja Target
1 Terlaksananya Peningkatan Pengolahan Tanaman Pangan
Jumlah Petunjuk Teknis Teknologi Pengolahan Hasil TP
1
Jumlah Bahan informasi pengolahan tanaman pangan (dokumen)
5
Jumlah laporan peningkatan pengolahan tanaman pangan (laporan)
3
Jumlah laporan pelaksanaan UPSUS PJK Sumsel da Kalsel (laporan)
2
Penyaluran fasilitasi UPH sebanyak 78 unit turut memiliki kontribusi dalam
peningkatan produksi. Kontribusi bantuan fasilitasi UPH jagung dan
kedelai tahun 2016 terdapat pada Tabel 28.
Tabel 28.Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen UPH APBN Tahun
2016
Berdasarkan data kontribusi fasilitasi bantuan sarana UPH kedele dan
jagung pada Tabel. 28 diketahui bahwa fasilitasi UPH kedele dapat
meningkatkan produksi pembuatan tahu dan tempe sebesar 68% per hari
dibanding sebelumnya, sedangkan UPH jagung dapat meningkatkan
produksi pangan olahan sebesar 33,33 % dibanding sebelumnya.
3.3.2.3. Sasaran Strategis 3: Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman
Pangan
Upaya peningkatan mutu hasil produksi tanaman pangan pada tahun 2016
jumlah sertifikasi ditargetkan 75 sertifikat (Renstra Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (konsep, 2016). Upaya untuk
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan38 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
mencapai target peningkatan mutu hasil produksi tanaman pangan pada
tahun 2016 yang tercantum pada Renstra diantaranya kebutuhan
dukungan dana anggaran sebesar Rp. 1.446.000.000,- , dukungan
anggaran APBN untuk fasilitasi sertifikasi organik sebesar Rp.
2.250.000.000,- atau 155.60% dari kebutuhan anggaran. Karena terjadi
pemotongan anggaran target berubah menjadi 33 sertifikat. Realisasi
sampai dengan 31 Desember 2016 yaitu 32 sertifikat yang terdiri dari
Sumatera Utara 5 sertifikat, Sumatera Barat 3 sertifikat, Sumatera Selatan
3 sertifikat, Jawa Barat 7 sertifikat, DIY 2 sertifikat, Jawa Timur 3 sertifikat,
Bali 3 sertifikat, NTT 3 sertifikat, Sulawesi Tengah 1 sertifikasi, Sulawesi
Selatan 2 sertifikasi dan Banten 1 sertifikasi. Sedangkan yang dalam
proses pengajuan sertifikasi yaitu Kalimantan Barat 1 sertifikasi.
Berdasarkan data realisasi sertifikasi organik sampai dengan 31
Desember 2016 sebanyak 32 sertifikasi, jika dibandingkan dengan target
renstra sebanyak 75 sertifikasi maka persentasenya sebesar 42,67%.
Target yang ditentukan pada renstra terjadi penurunan dikarenakan
kurang siapnya daerah/kelompok tani untuk sertifikasi organik dan adanya
pemotongan anggaran. Jika dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja maka
tercapai realisasi sebanyak 32 sertifikasi atau 57,14% dari target 56
sertifikasi.
3.3.2.4. Sasaran Strategis 4: Peningkatan Penguasaan Pasar Domestik Dan
Luar Negeri
Upaya peningkatan penguasaan pasar domestik dan luar negeri dalam
rangka pengembangan pemasaran melalui tersedianya informasi harga
pada 3 komoditas utama yaitu padi, jagung, kedelai (Renstra Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (konsep), 2016).
Pemantauan informasi harga komoditas tanaman pangan dilakukan setiap
hari pada komoditas padi, jagung dan kedelai dan diinput ke sistem untuk
memantau harga komoditas utama sehingga dapat diketahui harga
komoditas yang berada dibawah HPP. Selain ketiga komoditas utama
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan39 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
tersebut jika dilakukan pemantauan informasi harga secara berkala pada
empat komoditas lainnya yaitu ubi kayu, kacang tanah, kacang hijaudan
ubi jalar.
Untuk mengetahui tingkat keakuratan data yang disampaikan telah
dilakukan pemantauan pada kegiatan yang mendukung pengembangan
informasi pasar yang terdapat pada Tabel 29.
Tabel 29.DataEfektivitas Terkait Pengembangan Informasi Pasar 2016
Berdasarkan efektivitas penyampaian data terkait pengembangan informasi
pasar menunjukkan bahwa Petugas Informasi Pasar cukup aktif
menyampaikan data harga harian tanaman pangan yang ditunjukkan dengan
nilai keaktifan mencapai 68,84%. Sedangkan untuk penyampaian data
pendukung lainnya seperti Analisis Usaha Tani, Pemantaun Stok, Supply
Demand dan Biaya Pemasaran masih kurang efektif karena prosentasenya
kurang dari 10%. Kurang maksimalnya pelaksanaan kegiatan tersebut
disebabkan oleh penghematan anggaran, terbatasnya petugas SDM yang
kompeten untuk melakukan penginputan dan analisis data.
Tabel30. Perjanjian Kinerja Subdirektorat Pemasaran dan Investasi
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA JUMLAH
Terlaksananya pengembangan pemasaran dan investasi
Jumlah rancangan kebijakan pemasaran tanaman pangan (rancangan)
1
Jumlah Petunjuk Teknis pengembangan pemasaran dan investasi (dokumen)
1
Jumlah poktan/gapoktan yang mendapatkan fasilitasi akselerasi ekspor komoditas tanaman pangan (poktan/gapoktan)
10
Jumlah Petunjuk Teknis Pelayanan Informasi Pasar dan Stok (Dokumen)
1
Jumlah petugas PIP Tanaman Pangan yang 271
No Data Optimalisasi Keaktifan (%)
Aktif Tidak Aktif
1 Harga Tanaman Pangan 190 86 68.84
2 Analisa Usahatani 21 255 7.61
3 Pemantauan Stok 28 248 10.14
4 Supply Demand 1 275 0.36
5 Biaya Pemasaran 1 275 0.36
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan40 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
menghadiri kegiatan Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar (orang)
Jumlah laporan kegiatan pemasaran dan promosi (laporan)
6
Jumlah laporan penyusunan LAKIP Direktorat PPHTP (laporan)
1
Dalam rangka mencapai sasaran kinerja Subdit Pemasaran dan Investasi
yaitu “Peningkatan Penguasaan Pasar Domestik dan Luar Negeri”,
makatelah
dilaksanakan beberapa kegiatan seperti PK yang tercantum pada Tabel
30antara lain :
1. Melaksanakan Sosialisasi dan bimbingan pengembangan pemasaran
hasil dan investasi tanaman pangan dengan pelaksanaan kegiatan
Akselerasi Ekspor Komoditas Tanaman Pangan. Pertemuan ini melibatkan
10 orang poktan/gapoktan yang difasilitasi oleh Dit. PPHTP, poktan binaan
dinas pertanian, eksportir, konsultan dan importir. Kegiatan ini menjadi
ajang untuk membuka peluang pemasaran dan memotivasi petani dalam
menciptakan produk tanaman pangan yang berdaya saing. Petani
melakukan penjajakan dengan eksportir/importir untuk memasok bahan
baku sesuai kebutuhan yang akan dikomunikasikan lebih lanjut. Selain itu
dialokasikan dana dekonsentrasi di 34 provinsi untuk memfasilitasi
pertemuan promosi dan investasi dalam rangka mempertemukan
petani/poktan/gapoktan dengan pelaku usaha/calon pembeli/calon
investor sehingga meningkatkan jaringan pemasaran produknya. Akan
tetapi kegiatan ini tidak terlaksana secara efektif karena dari 34 provinsi
hanya 10 provinsi (29,41%) yang melaksanakan kegiatan pertemuan
promosi dan investasi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Bengkulu, Banten, NTB, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan
Papua; sedangkan anggaran di propinsi lainnya terkena penghematan.
2. Melaksanakan Promosi Investasi wilayah Jawa melalui kegiatan Pameran
The 12th APKASI International Trade Investment Summit (AITIS) 2016 :
Indonesia Investment Week 2016. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
memfasilitasi 4 pelaku usaha yang telah siap untuk ekspor yaitu :
Kelompok Wanita Tani Putri 21, CV. 1001, UD. Dhunuk Snack dan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan41 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Masyarakat Pelestari Padi Pandawangi Cianjur (MP3C). Kegiatan ini
bertujuan untuk memperkenalkan produk unggulan petani/pelaku usaha
sehingga dapat melakukan penetrasi pasar dan bersaing dengan produk
sejenis baik dari dalam maupun luar negeri, mengembangkan jaringan
pemasaran, serta menarik investor. Hasil kegiatan berupa pembelian
langsung, permintaan produk, rencana kerjasama antara CV. 1001
dengan pengusaha dari Negara Qatar, permintaan pelatihan pengolahan
mocaf dari aparat Pembina Provinsi Lampung.
3. Menyusun rancangan kebijakan pemasaran tanaman pangan berupa Draft
Peraturan Menteri Pertanian tentang Rekomendasi Ekspor Impor Beras
dan Draft Peraturan Menteri Pertanian tentang Rekomendasi Impor
Jagung. Kebijakan tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan
bagi petani dan kepastian dalam pemberian layanan rekomendasi
sehingga lebih efektif dan efisien.
Selain itu dialokasikan dana dekonsentrasi pada 34 provinsi dengan total
anggaran Rp. 11.604.520.000,00 dan mencapai realisasi sejumlah Rp.
7.217.962.382,00 atau 62,20%. Tidak tercapianya target realisasi secara
maksimal dikarenakan adanya penghematan. Dukungan kegiatan dalam
pelaksanaan dana dekosentrasi berupa :
1. Melaksanaan pertemuan promosi dan investasi tanaman pangan yang
bertujuan untuk mempertemukan petani/poktan/gapoktan dengan pelaku
usaha, eksportir/importir dan pengusaha retail. Dari hasil pertemuan telah
terjadi beberapa penawaran kerjasama antara poktan dan pengusaha
retail daerah seperti swalayan dan toserba untuk memasok produk
dengan persyaratan harus memiliki ijin usaha, serta rencana kerjasama
untuk memasok eksportir beras organik di Provinsi Sumatera Barat.
2. Melaksanaan pertemuan koordinasi Pelayanan Informasi Pasar dan
PemantauanStock yang bertujuan memberikan pendampingan secara
langsung bagi petugas kabupaten dalam hal pelaksanaan pengambilan
data dan informasi di lapangan. Pelaksanaan Pemantauan Stock pada
rentan waktu tertentu setiap bulan pada rumah tangga petani dan
penggilingan untuk memberikan gambaran secara umum kondisi stock
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan42 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
pangan suatu daerah terutama stock beras. Data tersebut dapat dijadikan
acuan dalam penentuan kebijakan terutama dalam penentuan impor beras
dalam rangka menjaga stock pangan nasional. Kendala dalam kegiatan ini
adalah musim panen yang terjadi tidak setiap saat sehingga pemantauan
stock hanya dapat dilakukan pada bulan – bulan tertentu setelah panen.
3. Melaksanakan Analisis Usaha Tani dan Analisis Biaya Pemasaran untuk
mengetahui tingkat efisensi petani dalam mengembangkan usaha
budidaya pertanian terutama komoditas tanaman pangan serta upaya
pemasaran produknya. Sehingga dapat menentukan langkah kebijakan
yang diambil untuk menekan biaya usaha tani berupa fasilitasi bantuan
sarana pasca panen dan fasilitasi pengembangan jaringan pemasaran.
Dari hasil analisis usaha tani menunjukkan bahwa petani belum
mendapatkan keuntungan maksimal dari hasil budidaya bertani.
Diharapkan dengan adanya kebijakan penentuan Harga Penetapan
Pemerintah (HPP) dapat meningkatkan harga jual hasil panen petani.
3.3.3. Capaian Kinerja Lainnya
Kegiatan Pendukung Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan
Selain pencapaian kinerja yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa
kegiatan pendukung untuk mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing
dan peningkatan mutu hasil tanaman pangan serta perluasan jaringan
pemasaran melalui bahan informasi, pembinaan, sosialisasi dan gerakan
panen yang difokuskan pada perubahan sikap dan perilaku petani pada saat
proses panen dan pasca panen serta memotivasi petani agar lebih inovatif
dalam mengolah produknya dan memasarkan hasilnya.
Kegiatan pendampingan dilakukan dalam bentuk penyebaran bahan informasi,
pembinaan, sosialisasi dan gerakan panen padi, jagung, ubi kayu, pengukuran
susut hasil pasca panen padi, jagung dan kedelai. Selain itu pembuatan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan43 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
katalog pelaku usaha sebagai sarana untuk menginformasikan keunggulan
produk – produk yang siap ekspor bagi calon buyer dan investor.
Disamping kegiatan pendampingan, diperlukan penyediaan data dukung
sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan terutama penentuan kelompok
tani penerima bantuan dan fasilitasi melalui dana APBN tahun mendatang
dalam rangka optimalisasi pemanfaatan bantuan. Upaya yang telah dilakukan
adalah pemutakhiran data base sarana pascapanen baik di tingkat pusat
maupun daerah melalui dana dekonsentrasi sejak tahun 2012 – 2016, serta
pemetaan Rice Milling Unite (RMU) berdasarkan data BPS melalui
pengambilan datasampling penggilingan di dua Provinsi yaitu Banten dan
Yogyakarta. Data hasil sampling tersebut belum dapat dijadikan acuan untuk
penentuan alokasi bantuan, akan tetapi dapat memberikan gambaran tentang
kondisi penggilingan di beberapa daerah sentra padi.
3.4. Akuntabilitas Keuangan
Kinerja serapan anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan tahun 2016 secara keseluruhan dapat dikategorikan
berhasil, dengan total realisasi serapan mencapai Rp. 1.733.075.747.328,-
atau 99,57% dari Pagu Anggaran Rp. 1.936.150.288.000,- dengan nilai self
blocking untuk penghematan Rp. 195.515.848.137,- sehingga total anggaran
menjadi Rp. 1.740.634.439.863,-. Rincian berdasarkan Satker
Pengelolaadalah sebagai berikut :
1) Serapan anggaran Satker Pusat sebesar Rp. 47.636.950.469,- (45,13%
dari pagu Rp. 105.557.532.000,-)
2) Dinas Provinsi (Dekon) sebesar Rp. 20.735.106.111,- (59,32% dari pagu
Rp. 34.953.620.000,-)
3) Dinas Provinsi (Tugas Pembantuan) sebesar Rp. 1.664.703.690.748,-
(92,71% dari Rp. 1.795.639.136.000,-)
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan44 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan analisis serta evaluasi akuntabilitas
kinerja keuangan, bahwa output kegiatan telah terlaksana dengan kategori
berhasil dan capaian sasaran belum sesuai rencana. Pada Perjanjian Kinerja
yang telah ditandatangani antara Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan (PPHTP) dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
tercantum alokasi anggaran Direktorat PPHTP Tahun 2016
Rp.1.936.046.759.000,-. Alokasi anggaran ini jauh lebih tinggi dibandingkan
alokasi anggaran pada tahun 2015 yaitu Rp.78.498.554.000,- atau mengalami
kenaikan 2.366%.
Tabel 31. Realisasi Serapan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan Menurut Satuan Kerja Tahun
No Satuan Kerja Pagu (Rp) Realisasi 31 Desember 2016
(Rp) %
I. DIPA TANAMAN PANGAN
1 Pusat
- Ditjen TP Pusat 105.557.532.000 47.636.950.469 45,13
2 Dekonsentrasi
- Dinas Prop 34.953.620.000 20.735.106.111 59,32
3 Tugas Pembantuan
- Dinas Prop 1.795.639.136.000 1.664.703.690.748 92,71
Tabel 32. Realisasi anggaran yang dibayarkan tahun 2017
NO PROVINSI UNIT PENGOLAHAN HASIL (UPH)
SARANA PASCAPANEN FASILITASI SERTIFIKASI
ORGANIK (Rp)
UNIT ANGGARAN (Rp) UNIT ANGGARAN (Rp)
1 Pusat 253 27.275.205.000
2 Riau 215 19.552.200.000
3 Bengkulu 4 592.872.300 15 395.310.000
4 Kalsel 340 21.266.205.000
5 Kaltim 147 18.611.221.516
6 NTT 6 615.350.120 50 5.114.000.000
7 Yogyakarta 54.710.000
8 Sulteng 23.187.000
Total 10 1.208.222.420 1.020 92.214.141.516 77.897.000
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan45 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Pada tahun 2016 terdapat kebijakan penghematan anggaran bantuan Pusat dan TP
sehingga pembayaran sejumlah 1.030 unit bantuan yang telah tersalurkan pada
poktan/gapoktan ditundapembayarannyasampai tahun 2017 dengantotal anggaran
senilaiRp. 93.500.260.936,00.Anggaran tersebut telah dialokasikan pada DIPA
tahun 2017 dan dibayarkan setelah dilakukan audit oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
3.5. HAMBATAN DAN KENDALA
Beberapa hambatan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016, meliputi aspek
administrasi, teknis, SDM, kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain:
1) Aspek Administrasi
a. SK CPCL belum siap atau seringkali berubah pada saat barang akan
dikirimkan ke titik bagi.
b. Penentuan dan penetapan calon penerima/calon lokasi (CP/CL)
Gapoktan/kelompok tani penerima/pengelola bantuan peralatan masih
kurang cermat. Sehingga Gapoktan/kelompok terpilih kurang memenuhi
persyaratan atau belum siap menjalankan usaha pengolahan yang
disebabkan kurangnya kemampuan manajerial dan jiwa kewirausahaan
(enterpreneurship) dalam pengelolaan usaha pengolahan.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan46 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
c. Setelah DIPA Revisi 4 turun, terkait informasi adanya penghematan
anggaran maka sebagian besar daerah menunda proses pengadaan
bantuan sarana pascapanen APBN-P. Provinsi yang telah terlanjur
melaksanakan kegiatan APBN-P 2016 yaitu Provinsi Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan dan Bengkulu.
d. Sebagian sarana Pascapanen masih import sehingga butuh waktu dalam
penyediaannya (corn combine harvester & combine harvester kecil).
e. Produsen sarana pascapanen sebagian produsen kecil/menengah,
sehingga pembelian melalui pesanan/perlu dirakit dulu.
f. Proses lelang bangunan menunggu proses hibah/hak guna pakai lahan
dari pemilik lahan ke poktan/gapoktan (Dinamis).
g. Tidak semua perusahan memproses uang muka/DP (+ 30%) karena
proses pencairan lebih lama dalam penyiapan dokumen. Produsen lebih
memilih percepatan distribusi barang secara langsung.
h. Proses pencairan uang muka dari BASTB menjadi SP2D memerlukan
waktu cukup lama (> 3 minggu), karena administrasi secara on line dari
satker daerah ke KPPN ternyata tidak mudah.
i. Penyelesaian doksistu dan dokumen penunjang lainnya masih sulit
diselesaikan poktan.
j. Penyelesaian doksistu untuk pengajuan registrasi PSAT terhambat.
2) Aspek Teknis
a) Sosialisasi kepada kelompok penerima bantuan belum optimal dirasakan
masih kurang, sehingga kelompok penerima bantuan belum memahami
bantuan sarana pascapanen karena minimnya dana sosialisasi dan
kurangnya koordinasi Kabupaten dengan provinsi disebabkan jarak yang
terlalu jauh.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan47 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
b) Calon penerima bantuan belum memenuhi syarat sesuai ketentuan pada
pedoman teknis dan adanya intervensi dari banyak pihak yang
menyebabkan CPCL sering berubah-ubah.
c) Tim teknis memerlukan waktu melakukan survey ke produsen yang memiliki
spesifikasi sesuai dengan Pedoman Teknis dan memiliki test report.
d) Masih terbatasnya ketersediaan bengkel alsin dan suku cadang di lokasi
penerima bantuan sehingga petani kesulitan saat alsin mengalami
kerusakan.
e) Kapasitas bantuan belum disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di
lokasi bantuan dan kemampuan poktan/gapoktan.
f) Belum semua daerah mengirimkan BASTB ke pusat sehingga belum dapat
didokumentasikan secara lengkap untuk pertanggungjawaban
g) Dokumen hibah tidak segera diselesaikan
h) Pemberian bantuan belum disertai bimbingan teknis dari petugas lapang
i) Petugas pengelola data tingkat Kabupaten belum tertib mengirim data ke
provinsi sehingga petugas mengalami kesulitan dan keterlambatan dalam
merekap data.
j) Sosialisasi tentang pertanian organik masih belum diketahui secara
detail/meluas terutama mengenai pentingnya sertifikasi mutu untuk jaminan
keamanan pangan.
k) Jaringan internet lemah di beberapa daerah sehingga menghambat proses
input data harga harian.
l) Data harga harian komoditas tanaman pangan dari beberapa kabupaten
masih kosong, kurang lebih 4%.
m) Musim panen tidak setiap bulan, sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran
stock komoditas tanaman pangan.
n) Lokasi sampel yang dipilih kurang mewakili informasi harga di Kabupaten.
o) Petani/Produsen belum memiliki produk yang bermutu sesuai dengan
permintaan calon pembeli atau konsumen.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan48 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
3) Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan
a) Terbatasnya SDM dan pengetahuan SDM yang menangani seleksi CPCL.
b) Gapoktan/Poktan penerima bantuan sarana pascapanen belum memahami
dalam penyusunan RUKK, sehingga diperlukan pendampingan dari petugas
Kabupaten
c) Masih ada Kabupaten/Kota yang terlambat dalam melakukan CPCL
disebabkan tidak adanya dana pendampingan dari APBD
d) Sering terjadi mutasi/alih tugas pegawai yang menangani program
pascapanen di daerah yang berpengaruh pada kinerja satker.
e) Dinas Provinsi kurang aktif memantau pelaksanaan kegiatan pengadaan
sarana di ULP dan pencairan anggaran di bendahara
f) Kurangnya koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dengan
pelaksana kegiatan karena dana kegiatan berada pada satker bidang
Tanaman Pangan, sedangkan pelaksanaan kegiatan pascapanen ditangani
pada bidang Binus/P2HP.
g) Masih minimnya dukungan APBD, baik dari Pemerintah Daerah Provinsi
maupun Kabupaten terhadap upaya penanganan pascapanen tanaman
pangan, sehingga masih tergantung dari dukungan dan bantuan dari
Pemerintah Pusat.
h) Lemahnya manajemen administrasi poktan/gapoktan, sehingga pengelolaan
sarana tersebut melalui sistem penyewaan sarana pascapanen belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan.
i) Ketersediaan tenaga teknisi dan operator yang cukup profesional dalam
mengoperasikan sarana pascapanen belum mencukupi.
j) Minimnya pengetahuan petugas bengkel dalam memperbaiki sarana
pascapanen yang rusak.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan49 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
k) Poktan penerima bantuan belum memahami cara penggunaan sarana yang
diterimanya sehingga menyebabkan losses saat proses penanganan
pascapanen.
l) Terbatasnya petugas dinas propinsi dan kabupaten/kota yang menguasai
pengetahuan tentang pengolahan hasil pertanian dan terbatasnya
sumberdaya manusia pengelola unit usaha dalam Gapoktan/kelompok yang
menguasai teknologi dan pemasaran produk olahan.
m) Kemampuan pelaku usaha pengolah masih belum optimal dalam
penguasaan teknologi pengolahan, mutu produk dan aspek higienis dan
sanitari.
n) Perubahan struktur organisasi daerah mempengaruhi beban kerja petugas
PIP.
o) Keterbatasan jumlah SDM di Dinas Pertanian Kabupaten yang kompeten
dalam pemanfaatan aplikasi input data harga harian.
3.6. UPAYA DAN TINDAK LANJUT
1. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi (melalui surat, telepon,
SMS/ WA, Email, Kunjungan lapang ke Provinsi/Kabupaten) dalam rangka
percepatan pelaksanaan kegiatan dan segera menindaklanjuti kendala
pelaksanaan kegiatan di lapangan.
2. Dinas perlu melakukan pendataan kebutuhan dan ketersediaan alsin serta
mempunyai basisdata informasi jenis sarana pascapanen yang sesuai
dengan kondisi di wilayahnya masing-masing.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan50 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
3. Dinas Pertanian Provinsi berkoordinasi dengan Kabupaten/kota dan
menyarankan agar Pedoman Teknis lebih dipahami oleh petugas yang
identifikasi CPCL.
4. Dinas Pertanian Provinsi harus segera mempersiapkan kelengkapan
administrasi dan teknis kegiatan pengadaan sarana pascapanen, serta
harus aktif berkoordinasi dengan pihak ULP, untuk memastikan
terselenggara tepat waktu.
5. Kepala Dinas Pertanian Provinsi harus memastikan, mengawal dan
menjembatani koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dan
pelaksana kegiatan.
6. Pengajuan kelengkapan lelang ke ULP diharapkan dilakukan di awal
tahun anggaran, sehingga jika terjadi gagal lelang atau permasalahan
dalam pelelangan, sehingga masih tersedia waktu yang cukup untuk
proses lelang ulang.
7. Aparat Dinas Pertanian Provinsi pelaksana kegiatan bantuan sarana
pascapanen harus memahami dengan baik semua petunjuk yang terdapat
dalam buku pedoman teknis penanganan pascapanen tanaman pangan
Tahun 2015.
8. Alat/sarana pascapanen yang akan dibeli harus memiliki SNI atau minimal
test report yang dikeluarkan oleh lembaga uji yang tersebar di 15 provinsi.
9. Perlu dukungan APBD Prov/Kab/Kota dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan pusat dan menunjang upaya perbaikan dan peningkatan
penanganan pascapanen tanaman pangan.
10. Melakukan teguran secara tertulis kepada pelaksana di daerah yang tidak
memenuhi Pedoman Teknis Pascapanen.
11. Pelatihan pengoperasian perawatan dan perbaikan sarana perlu difasilitasi
oleh produsen/pabrikan tempat pembelian sarana tersebut dan dilakukan
saat droping sarana, saat panen dan pascapanen atau mengirimkan
teknisi dan operator ke produsen/pabrikan untuk mengikuti pelatihan dan
adanya jaminan purna jual untuk pembelian alsin tersebut.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan51 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
12. Mengintensifkan koordinasi baik melalui telpon, sms dan e-mail ke tingkat
kabupaten/provinsi dalam percepatan pengiriman laporan.
a) Telah dilakukan pengawalan baik melalui surat maupun langsung ke
lapangan:
1) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Seluruh
Indonesia Nomor 135/PI/010/C6.02/02/2016 tgl 29 Februari 2016
Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;
2) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang
Membidangi Tanaman Pangan Nomor 219/RC.110/C6.01/04/2016
tgl 4 April 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;
3) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang
Membidangi Tanaman Pangan Nomor 338/RC.120/C6.01/05/2016
tgl 9 Mei 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;
4) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang
Membidangi Tanaman Pangan Nomor 420/RC.110/C6.02/06/2016
tgl 7 Juni 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan.
b) Monitoring bantuan di wilayah binaan setiap minggu dan dilaporkan ke
Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Setditjen TP
c) Kunjungan langsung ke lapangan dan mendorong penyelesaian
CPCL
d) Pada saat Rakor Percepatan Pelaksanaan Kegiatan di Jakarta telah
disampaikan ke daerah untuk segera melakukan percepatan.
e) Mengawal ke LKPP untuk penayangan semua jenis sarana (Surat ke
Direktur Pengembangan Sistem Katalog LKPP Nomor
208/PL.010/C6.01/03/2016 tgl 20 Maret 2016 Tentang Percepatan
Pengadaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016)
13. Penetapan calon penerima/calon lokasi harus atau tempat proses
pengolahan dilakukan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.
14. Dinas Provinsi diminta untuk mengirimkan/membawa BASTB saat rakor
di Pusat
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan52 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
15. Bendahara agar lebih berhati-hati dalam mengurus dokumen
pembayaran
16. Dinas dan Pusat memproses BAST Hibah kurang dari 6 bulan setelah
barang diterima
17. Petugas baik dari dinas provinsi dan kabupaten harus menguasai
pengetahuan tentang pengolahan hasil pertanian dengan diberikannya
pelatihan tentang cara pengolahan hasil yang baik.
18. Poktan/Gapoktan perlu mendapat pelatihan tentang cara pengolahan hasil
tanaman pangan yang baik (GMP).
19. Melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
SDM baik dalam penerapan teknologi pengolahan maupun manajemen
usaha, sosialisasi dan bimbingan kepada pengelola unit pengolahan hasil
pertanian tentang standar mutu produk olahan yang dibutuhkan pasar,
dan peningkatan aksesbilitas SDM pengolahan
20. Membantu ketersediaan pasar untuk poktan/gapoktan
21. Melakukan pendampingan dalam penyusunan doksistu agar pengajuan ke
LSO tidak terlambat.
22. Melakukan sosialisasi tentang pertanian organik kepada pelaku usaha
organik dan masyarakat luas.
23. Dinas perlu melakukan pendataan terkait poktan/gapoktan yang sudah
menerapkan sistem pertanian organik agar segera bisa disertifikasi.
24. Perlu dukungan APBD Prov/Kab/Kota dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan pusat dan menunjang upaya perbaikan dan peningkatan mutu
hasil produksi tanaman pangan
25. Petugas Kabupaten/Kota melaporkan harga data harian melalui sms ke
petugas PIP pusat untuk diinput secara langsung.
26. Melakukan komunikasi secara intensif kepada petugas Pembina Provinsi
dan petugas PIP bersangkutan terkait informasi harga komoditas tanaman
pangan.
27. Pengukuran stock dilakukan di rumah tangga petani dan penggilingan
dengan mengupdate data dari bulan sebelumnya.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan53 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
28. Melakukan pendampingan terutama memberikan informasi terkait produk
yang diperlukan calon pembeli dan konsumen dan peluang investasi dari
perusahaan swasta atau kemitraan dengan BUMN.
29. Memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha dan calon pembeli.
30. Menerbitkan SK bagi petugas PIP.
31. Menambah jumlah SDM di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
32. Melakukan evaluasi, koordinasi dan peningkatan Pembina kepada
petugas atau melakukan penggantian petugas jika dipandang perlu
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan tahun 2016, sebagian besar kegiatan berhasil
dilaksanakan sesuai penetapan kinerja dan indikator kinerja. Terlaksananya seluruh
kegiatan di Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan sangat
mendukung pelaksanaan kegiatan teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan54 | LAKIN
LAPORAN KINERJA 2016
Pangan. Kegiatan yang belum mencapai target akan dijadikan bahan evaluasi untuk
perbaikan kebijakan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
ke depan.
Pencapaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
tahun 2016 terkendala oleh lambatnya serapan anggaran, kurang tersusunnya
rencana pelaksanaan kegiatan Pusat, belum tersosialisasikanya secara jelas
beberapa kegiatan ke petani terutama proses dan manfaatnya, ketidakpastian self
blocking baik di Pusat maupun di daerah, lambatnya proses pengerjaan bangunan
dryer, prasyarat yang kurang mendukung, permasalahan yang berada di luar
kewenangan. Hal ini menyebabkan capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan secara keseluruhan menjadi tidak optimal.
4.2. Saran
Dalam rangka memantapkan penerapan sistem akuntabilitas kinerja Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan pada masa mendatang, perlu
adanya koordinasi dan integrasi mengenai program dan kegiatan antara pusat dan
daerah serta instansi lintas sektoral, adanya perhitungan nilai tambah produk hasil
pengolahan, pembentukan dan pengembangan promosi terhadap produk hasil
olahan, pembuatan dokumentasi dan evaluasi terhadap hasil kinerja tahun
sebelumnya dengan menggunakan format baku, peningkatan terhadap
pengembangan dan pemanfaatan sentra pengolahan, sehingga kegiatan dapat
terlaksana dengan baik sesuai yang diharapkan.
Analisis efisiensi dan efektivitas terhadap pemanfaatan anggaran masih sulit diukur
karena belum adanya tolak ukur yang sesuai untuk menilai efektif dan efisiensi
sebuah kegiatan. Untuk itu ke depan perlu dilakukan perumusan efektivitas dan
efisiensi kegiatan yang mengacu pada perjanjian kinerja.
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN
SUBDIT PASCAPANEN
SEKSI PENERAPAN TEKNOLOGI
PASCAPANEN
SEKSI SARANA PASCAPANEN
SUBDIT PENGOLAHAN
SEKSI PENERAPAN TEKNOLOGI
PENGOLAHAN
SEKSI SARANA PENGOLAHAN
SUBDIT STANDARDISASI
DAN MUTU
SEKSI STANDARDISASI
SEKSI MUTU
SUBDIT PEMASARAN DAN
INVESTASI
SEKSI PEMASARAN DAN PROMOSI
SEKSI INVESTASI
SUBBAG
TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan Tahun 2016
Lampiran 2. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2016
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran : 2016
NO PROGRAM SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman PanganUntuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
1. Terwujudnya peningkatan produksi dan daya saing tanaman pangan
1. Tercapainya produktivitas kedelai (Ku/Ha)
15,76
2. Tercapainya produktivitas ubi kayu (Ku/Ha)
240,00
3. Tercapainya produktivitas padi (Ku/Ha)
52,35
4. Tercapainya produktivitas jagung (Ku/Ha)
52,63
5. Terlaksananya penggunaan benih unggul bersertifikat untuk padi (%)
50,00
6. Terlaksananya penggunaan benih unggul bersertifikat untuk jagung (%)
50,00
7. Terlaksananya penggunaan benih unggul bersertifikat untuk kedelai (%)
35,00
8. Terlaksananya luas areal tanaman pangan aman dari gangguan OPT dan terkena DPI padi (%)
93,00
9. Terlaksananya luas areal tanaman pangan aman dari gangguan OPT dan terkena DPI jagung (%)
98,00
10. Terlaksananya luas areal tanaman pangan aman dari gangguan OPT dan terkena DPI kedelai (%)
97,00
Lampiran4. PengukuranKinerjaTahun 2016
Unit OrganisasiEselon I : DirektoratPengolahandanPemasaranHasilTanaman
Pangan, DirektoratJenderalTanamanPangan
TahunAnggaran : 2016
SasaranStrategis IndikatorKinerja Target (Unit)
Realisasi (Unit)
% Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Menurunnyasusuthasil (losses) produksitanamanpangan
Jumlahpenyaluransaranapascapanentanamanpangan
26.912 unit
26.451 unit
98,29 Pusat 105.557.532.000 47.636.950.469 45,13
Meningkatnyanilaitambahprodukolahantanamanpangan
Jumlahpenyaluranpengolahanhasiltanamanpangan
90 unit 78 unit 86,66 Dekonsentrasi 34.953.620.000 20.598.831.861 58.93
Meningkatnyamutuhasilproduksitanamanpangan
Jumlahpengembanganstandardisasidanmutu
56 sertifikat
32sertifikat
57,14 TugasPembantuan
1.795.639.136.000 1.664.158.849.748 92,68
Meningkatnyapenguasaanpasardomestikdanluarnegeri
Jumlahinformasihargatanamanpangan
271 informas
iharga
270informasiharga
99,63
Keterangan : Realisasikeuangan s/d 31Desember 2016 (Update 9 Januari 2017)
Lampiran 5.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BANTUAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016MELALUI MEKANISME PENGADAAN LANGSUNG / E-PURCHASING
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KETPUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAK
a. Keterlambatan kesiapananggaran untukmendukung pelaksanaankegiatan
b. Adanya revisi POK/DIPAdalam menunjangpengadaan barangmelalui pelelanganumum di Provinsi
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
1. Penyiapan dokumenkegiatan dan anggaran 1 bulan Pelaksanaan kegiatan
tidak tepat waktu
2.Penyiapan data dukungpenyusunan kegiatanbansos pascapanen
b. Adanya revisi POK/DIPAdalam menunjangpengadaan barangmelalui pelelanganumum di Provinsi
a. Keterlambatanpenyiapan kriteria teknis 1 bulan
Pelaksanaan kegiatantidak tepat waktu
1. Penyiapan dokumenkegiatan dan anggaran 1 bulan Pelaksanaan kegiatan
tidak tepat waktu
2.Penyiapan data dukungpenyusunan kegiatanbansos pascapanen
a. Keterlambatanpenyiapan kriteria teknis 1 bulan
Pelaksanaan kegiatantidak tepat waktu
b. Tidak tepatnya alokasibantuan sarana kekabupaten/kotapenerima
Bantuan saranapascapanen tidak tepatsasaran
3.
Penyiapan dataketersediaan dankebutuhan saranapascapanen
Tidak tepatnyaidentifikasi kebutuhansarana pascapanen didaerah
1 bulan
Bantuan saranapascapanen tidaksesuai dengan spesifiklokasi
2.Penyiapan data dukungpenyusunan kegiatanbansos pascapanen
3.
Penyiapan dataketersediaan dankebutuhan saranapascapanen
Tidak tepatnyaidentifikasi kebutuhansarana pascapanen didaerah
1 bulan
Bantuan saranapascapanen tidaksesuai dengan spesifiklokasi
4.Penempatan anggaranbantuan saranapascapanen
Penempatan anggaranbelanja tidak sesuaidengan jenis belanjanya
Saat penyusunanRKAKL
Pelaksanaan kegiatankurang optimal
5.Penyusunan pedomanteknis dan pedomanPelaksanaan
Tidak terselesaikannyaPedoman BidangPascapanen tepat waktu
1 bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
5.Penyusunan pedomanteknis dan pedomanPelaksanaan
Tidak terselesaikannyaPedoman BidangPascapanen tepat waktu
1 bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal
PUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAK
6
Penyebarluasan bukupedoman bidangpascapanen keprovinsi/kabupatenpenerima bansos
Keterlambatan distribusipedoman bidangpascapanen ke daerah
2 minggu
Keterlambatanpelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen tanamanpangan di daerah
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
6
Penyebarluasan bukupedoman bidangpascapanen keprovinsi/kabupatenpenerima bansos
Keterlambatan distribusipedoman bidangpascapanen ke daerah
2 minggu
Keterlambatanpelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen tanamanpangan di daerah
7Sosialisasi kegiatanpenanganan pascapanenpusat
Tidak adanyapemahaman yang samaantara pusat dan daerah
1 bulan
Kurang tepatnyasasaran kegiatanpenangananpascapanen
7Sosialisasi kegiatanpenanganan pascapanenpusat
Tidak adanyapemahaman yang samaantara pusat dan daerah
1 bulan
Kurang tepatnyasasaran kegiatanpenangananpascapanen
8Penyusunan pedomanpelaksanaan, Juklak danJuknis.
Tidak disusun ataulambatnya penyusunanJuklak dan Juknis
1 Bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal.
8Penyusunan pedomanpelaksanaan, Juklak danJuknis.
Tidak disusun ataulambatnya penyusunanJuklak dan Juknis
1 Bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal.
9 Usulan CPCLTerlambat masuk usulandari Kabupaten/Kota keProvinsi
1 bulan
Mundurnya waktupelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen
9 Usulan CPCLTerlambat masuk usulandari Kabupaten/Kota keProvinsi
1 bulan
Mundurnya waktupelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen
10 Identifikasi dan VerifikasiCPCL
Kurang telitinya petugasprovinsi dalammengidentifikasi CPCLterhadap saranapascapanen yangdibutuhkannya
1 bulan Bantuan yang diberikanmenjadi tidak berguna
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KETPUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAK
11PenentuanGapoktan/Poktan penerimabantuan
Petugas provinsi kurangmemperhatikanketentuan dalampemilihan penerimabantuan
1 minggu
Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaksesuai dengan tujuandan sasaran
a. CPCL tidak memenuhiketentuan dalamPedoman Teknis
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
12 Penetapan sertaPengesahan CPCL 3 hari
Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaktepat waktu
11PenentuanGapoktan/Poktan penerimabantuan
Petugas provinsi kurangmemperhatikanketentuan dalampemilihan penerimabantuan
1 minggu
Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaksesuai dengan tujuandan sasaran
a. CPCL tidak memenuhiketentuan dalamPedoman Teknis
b. Kesalahan dalam SKpenetapan CPCL olehPPK serta pengesahanoleh SK Kadis
12 Penetapan sertaPengesahan CPCL 3 hari
Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaktepat waktu
b. Kesalahan dalam SKpenetapan CPCL olehPPK serta pengesahanoleh SK Kadis
13 Pengajuan RUK
RUK tidak sesuaidengan Pedoman Teknisdan kebutuhanpoktan/gapoktan
1 minggu Pengajuan RUKkembali (Revisi RUK)
14 Penyusunan KAK KAK tidak sesuai denganPedoman Teknis 1 minggu Kegiatan tidak berjalan
secara optimal
12 Penetapan sertaPengesahan CPCL 3 hari
Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaktepat waktu
14 Penyusunan KAK KAK tidak sesuai denganPedoman Teknis 1 minggu Kegiatan tidak berjalan
secara optimal
15
Pengadaan Langsung(<200 juta) melalui E-catalog (PerpresNo.70/2012)
Sarana pascapanenyang dibeli tidak sesuaidengan ketentuan dalamPedoman Teknis
1 bulanTujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
16 Kontrak dengan pihak ke 3(penyedia barang)
Penyedia barang tidakmemenuhi ketentuanpada kontrak
Berdasarkankesepakatan PPKdan ULP/Pejabat
Pengadaan
Bantuan tidak terkirimtepat jenis, waktu danjumlah
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
16 Kontrak dengan pihak ke 3(penyedia barang)
Penyedia barang tidakmemenuhi ketentuanpada kontrak
Berdasarkankesepakatan PPKdan ULP/Pejabat
Pengadaan
Bantuan tidak terkirimtepat jenis, waktu danjumlah
PUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAKa. Pengadaan sarana
pascapanen tidak sesuaidengan ketentuan dalamPedoman Teknis
a. Tujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
17
Pengawasan,pengendalian danpengadaansertapenyaluran bantuan saranapascapanen
Saat pengadaandan penyaluranbantuan sarana
a. Pengadaan saranapascapanen tidak sesuaidengan ketentuan dalamPedoman Teknis
a. Tujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
b. Tidak dibuatnya BASTBdari KPA kePoktan/Gapoktan atautidak tertib dalam serah
b. Bansos tercatat sebagaiaset negara
c. Tidak terpenuhinyakesepakatan kontrakoleh penyedia barang
c. Tujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
17
Pengawasan,pengendalian danpengadaansertapenyaluran bantuan saranapascapanen
Saat pengadaandan penyaluranbantuan sarana
c. Tidak terpenuhinyakesepakatan kontrakoleh penyedia barang
c. Tujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
18 Pengawalan bansossarana pascapanen
Pengawalan hanyadapat dilakukan disebagian lokasi bantuan
Sebelum danSetelah pengadaan
dan penyaluranbantuan sarana
Pelaksanaan kegiatankurang optimal dantidak tepat sasaran
17
Pengawasan,pengendalian danpengadaansertapenyaluran bantuan saranapascapanen
Saat pengadaandan penyaluranbantuan sarana
18 Pengawalan bansossarana pascapanen
Pengawalan hanyadapat dilakukan disebagian lokasi bantuan
Sebelum danSetelah pengadaan
dan penyaluranbantuan sarana
Pelaksanaan kegiatankurang optimal dantidak tepat sasaran
19
Pelaksanaan hibah saranapascapanen danpengolahan hasil tanamanpangan
Tidak dibuatnya BASTBdari KPA ke Poktan/Gapoktan atau tidaktertib dalam serah terimabarang
Setelah pengadaandan penyaluranbantuan sarana
Sarana pascapanen danpengolahan hasiltanaman panganmenjadi aset Pusat
20Pelaporan pemanfaatanbansos saranapascapanen
Kapasitas alat tidaksesuai dengan luasanlahan yang dimilikipoktan/gapoktan
Setelah petanimelakukan panen
sampai denganpascapanen
Bantuan tidak dapatdimanfaatkan secaraoptimal
20Pelaporan pemanfaatanbansos saranapascapanen
Kapasitas alat tidaksesuai dengan luasanlahan yang dimilikipoktan/gapoktan
Setelah petanimelakukan panen
sampai denganpascapanen
Bantuan tidak dapatdimanfaatkan secaraoptimal
21Evaluasi pelaksanaanbansos saranapascapanen
Pelaksanaan bansoskurangmempertimbangkankebutuhan/potensidaerah
Setelah selesaipelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatankurang optimal
22Pendokumentasian laporankegiatan penangananpascapanen
1 tahun anggaran
21Evaluasi pelaksanaanbansos saranapascapanen
Pelaksanaan bansoskurangmempertimbangkankebutuhan/potensidaerah
Setelah selesaipelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatankurang optimal
a. Dokumen kuranglengkap
a. Pertanggungjawabanpelaksanaan kegiatantidak optimal
b. Tidak rapinyapendokumentasianlaporan kegiatan
b. Kesulitan saatpemeriksaan olehinstansi yg berwenang(Itjen/BPK/KPK)
22Pendokumentasian laporankegiatan penangananpascapanen
1 tahun anggaranb. Tidak rapinyapendokumentasianlaporan kegiatan
b. Kesulitan saatpemeriksaan olehinstansi yg berwenang(Itjen/BPK/KPK)
22Pendokumentasian laporankegiatan penangananpascapanen
1 tahun anggaran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEGIATAN PENGAWALAN BANTUAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN
TAHUN 2016
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KETPUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAK
1. Pendampinganpenyaluran bansos
Pendampingan hanya dapatdilakukan di sebagian lokasibantuan dan tidakdilakukan secara intensif
Saat penyaluranbarang
Pelaksanaan kegiatankurang optimal dan tidaktepat sasaran
2.
Penyiapan dokumenpertanggungjawabankegiatan penyaluranbansos
Kurang lengkapnyadokumenpertanggungjawaban
Setelah penyaluranselesai
Dinas Provinsi dianggaptidak merealisasikankegiatan
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
2.
Penyiapan dokumenpertanggungjawabankegiatan penyaluranbansos
Kurang lengkapnyadokumenpertanggungjawaban
Setelah penyaluranselesai
Dinas Provinsi dianggaptidak merealisasikankegiatan
3.Informasi realisasi danperkembanganpelaksanaan kegiatan
Terlambat sampainyainformasi danperkembangan realisasikegiatan dari daerah kePusat
Mulai penetapanCPCL sampai
barang diterimapoktan/gapoktan
Keterlambatan Pusatuntuk menindaklanjutipermasalahan dankendala realisasi bansos
4.
Informasi tata carapelaksanaan hibahsarana pascapanen danpengolahan hasiltanaman pangan
Tidak dibuatnya BASTB dariKPA ke Poktan/ Gapoktanatau tidak tertib dalamserah terima barang
Setelah pengadaandan penyaluranbantuan sarana
Sarana pascapanen danpengolahan hasil tanamanpangan menjadi asetPusat
MUTU BAKU KETNO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA
4.
Informasi tata carapelaksanaan hibahsarana pascapanen danpengolahan hasiltanaman pangan
Tidak dibuatnya BASTB dariKPA ke Poktan/ Gapoktanatau tidak tertib dalamserah terima barang
Setelah pengadaandan penyaluranbantuan sarana
Sarana pascapanen danpengolahan hasil tanamanpangan menjadi asetPusat
PUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAKa. Data dan informasi daerah
yang dibutuhkanminim/kurang lengkap
a. Pelaksanaan kegiatanpembinaan, bimtek,sosialisasi dan monevpenanganan pascapanenTP kurang tepat sasaran
MUTU BAKU KET
5. Pembinaan/bimbinganteknis/monev 1 Tahun Anggaran
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA
a. Data dan informasi daerahyang dibutuhkanminim/kurang lengkap
a. Pelaksanaan kegiatanpembinaan, bimtek,sosialisasi dan monevpenanganan pascapanenTP kurang tepat sasaran
b. Tidak semua daerah dapatdibina/dikunjungi
b. Sasaran pencapaianpenurunan susut hasilpanen kurang termonitor
c. Keterlambatan pelaksanaanpenanganan pascapanenTP di daerah
c. Pelaksanaan kegiatantidak tepat waktu
5. Pembinaan/bimbinganteknis/monev 1 Tahun Anggaran
c. Keterlambatan pelaksanaanpenanganan pascapanenTP di daerah
c. Pelaksanaan kegiatantidak tepat waktu
6. Penyusunan laporanpelaksanaan kegiatan
Laporan hanya membahasrealisasi tanpa disertaianalisa lapang,permasalahan dan upayayang telah dan akandilakukan
Setelah selesaikegiatan
Tidak dapat dilakukanevaluasi kegiatan secaramenyeluruh untukperbaikan pelaksanaankegiatan
5. Pembinaan/bimbinganteknis/monev 1 Tahun Anggaran
6. Penyusunan laporanpelaksanaan kegiatan
Laporan hanya membahasrealisasi tanpa disertaianalisa lapang,permasalahan dan upayayang telah dan akandilakukan
Setelah selesaikegiatan
Tidak dapat dilakukanevaluasi kegiatan secaramenyeluruh untukperbaikan pelaksanaankegiatan
Kasubdit Kasi FU Direktur Deksripsi Risiko Waktu Dampak
1
Menugaskan Kasi untukmenyiapkan usulan daerahdan jadwal pelaksanaanpengawalan penerapanjaminan mutu dan sistempertanian organik
Tidak lengkapnya datausulan daerah 30 menit
Lamanya penentuanwilayah yang akandilakukan pengawalan
SOPDisposisi
2
Menyiapkan usulandaerah/lokasi, petugas danjadwal pelaksanaanpengawalan sesuai POK
Penetapandaerah/lokasi danjadwal belum tepatsasaran
2 jamPelaksanaan kegiatanpengawalan kurangoptimal
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PENGAWALAN PENERAPAN JAMINAN MUTU DAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK
No Uraian KegiatanPelaksana Mutu Baku
Ket
2
Menyiapkan usulandaerah/lokasi, petugas danjadwal pelaksanaanpengawalan sesuai POK
Penetapandaerah/lokasi danjadwal belum tepatsasaran
2 jamPelaksanaan kegiatanpengawalan kurangoptimal
3
Mengoreksi lokasi, petugasdan jadwal, jika setujukasubdit melaporkan keDirektur untuk memperolehpersetujuan, jika tidak setuju,usulan dikembalikan ke kasiuntuk diperbaiki
Belum dikoreksinyalokasi dan jadwal yangdiusulkan
1 jamTerlambatnya prosespengajuan perjalananpengawalan
4
Mengoreksi lokasi, petugasdan jadwal monev, jikasetuju dikembalikan untukdiproses perjalanannya, jikatidak setuju, usulandikembalikan ke kasubdituntuk diperbaiki
Belum dikoreksinyalokasi dan jadwal yangdiusulkan
1 jamTerlambatnya prosespengajuan perjalananpengawalan
5Menyiapkan administrasi dankelengkapan perjalananpengawalan
Belum disiapkannyavoucher oleh staf 1 jam Terlambatnya proses
pengajuan perjalanan SOP voucher5Menyiapkan administrasi dankelengkapan perjalananpengawalan
Belum disiapkannyavoucher oleh staf 1 jam Terlambatnya proses
pengajuan perjalanan SOP voucher
6Melakukan koordinasidengan daerah yang akandikunjungi via telepon/sms
Belum dilakukannyakoordinasi denganpetugas daerah
1 jamBelum disiapkannyadata dukung yangdibutuhkan
7Menyiapkan bahanpengawalan untuk dibawasaat pengawalan
Tidak terbawanyabahan pengawalan 1 jam
Kurang optimalnyapengawalan yangdilakukan
8Melaksanakan pengawalanjaminan mutu dan sistempertanian organik
Data dan informasidaerah yangdibutuhkanminim/kurang lengkap
Pelaksanaan kegiatanpengawalan jaminanmutu dan sistempertanian organikkurang tepat sasaran
4 hari
Pengawalandilakukan kepetugas dankelompok taniyang akan disertifikasi
8Melaksanakan pengawalanjaminan mutu dan sistempertanian organik
Data dan informasidaerah yangdibutuhkanminim/kurang lengkap
Pelaksanaan kegiatanpengawalan jaminanmutu dan sistempertanian organikkurang tepat sasaran
Tidak semua daerahdapat dimonitor
Sasaran/lokasi yangakan disertifikasikurang termonitor
9
Mendokumentasikan hasilpengawalan, berupa laporanperjalanan, data daninformasi
Tidak rapinyapendokumentasianhasil pengawalan
30 menit
Kesulitan saat akanmembuat laporanakhir dan saatmembutuhkan datadaerah tersebut
SOPpenyusunanlaporan danSOPpendokumentasian
4 hari
Pengawalandilakukan kepetugas dankelompok taniyang akan disertifikasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)RAPAT KOORDINASI UPSUS PADI, JAGUNG, KEDELE TAHUN 2016
TAHUN 2016
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KETPUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAK
1.
Menugaskan Kasubditsebagaipenanggungjawabkegiatan untukmelaksanakan rapatkoordinasi UPSUS
Terlambatnya disposisi kekasubdit 30 menit Terlambatnya
pelaksanaan
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
1.
Menugaskan Kasubditsebagaipenanggungjawabkegiatan untukmelaksanakan rapatkoordinasi UPSUS
Terlambatnya disposisi kekasubdit 30 menit Terlambatnya
pelaksanaan
2
Penyiapan dokumenkegiatan dan anggaranrapat koordinasi Upsuspadi, jagung, kedele
Adanya revisi POK/DIPAdalam menunjang kegiatanrapat koordinasi Upsuspadi, jagung, kedele
1 bulan Pelaksanaan kegiatantidak tepat waktu
3
Penyiapan data dukungpenyusunan bahan rapatkoordinasi Upsus padi,jagung, kedele
Keterlambatan penyiapandata dukung 1 bulan Informasi bahan rapat
koordinasi tidak optimal3
Penyiapan data dukungpenyusunan bahan rapatkoordinasi Upsus padi,jagung, kedele
Keterlambatan penyiapandata dukung 1 bulan Informasi bahan rapat
koordinasi tidak optimal
4
Penyusunan panduanpelaksanaan rapatkoordinasi Upsus padi,jagung, kedele
Tidak tepatnya identifikasikebutuhan rapat koordinasiUpsus padi, jagung, kedele
1 minggu Pelaksanaan kegiatankurang optimal
5Pengiriman suratundangan kedaerah dannarasumber
Keterlambatan suratditerima daerah
1 minggu Pelaksanaan kegiatanterlambat5
Pengiriman suratundangan kedaerah dannarasumber
Keterlambatan suratditerima daerah
1 minggu Pelaksanaan kegiatanterlambat
6
Pelaksanaan kegiatanrapat koordinasi Upsuspadi, jagung, kedelekurang optimal
Tidak seluruh undangandapat menghadiri rapatkoordinasi UPSUS
3 hari
Tidak semuaperkembangan UPSUSkabupaten dapatdilaporkan
6
Pelaksanaan kegiatanrapat koordinasi Upsuspadi, jagung, kedelekurang optimal
Tidak seluruh undangandapat menghadiri rapatkoordinasi UPSUS
3 hari
Tidak semuaperkembangan UPSUSkabupaten dapatdilaporkan
7Mendokumentasikankegiatan rapat koordinasiUPSUS
Kurang rapinyapendokumentasian hasilrapat koordinasi UPSUS
30 menit Kesulitan saat akanmembuat laporan akhir
SOPpenyusunanlaporan danSOPpendokumentasian
7Mendokumentasikankegiatan rapat koordinasiUPSUS
Kurang rapinyapendokumentasian hasilrapat koordinasi UPSUS
30 menit Kesulitan saat akanmembuat laporan akhir
SOPpenyusunanlaporan danSOPpendokumentasian
Kasubdit Kasi FU Direktur Deksripsi Risiko Waktu Dampak
1
Menugaskan Kasi untukmenyiapkan usulan daerahdan jadwal pelaksanaanpertemuan PelayananInformasi Pasar
Tidak lengkapnya datadaerah yangmemerlukan pertemuan
30 menitLamanya penentuanwilayah yang akandilakukan pertemuan
SOPDisposisi
2
Menyusun usulandaerah/lokasi, petugas danjadwal pelaksanaanpertemuan
Penetapandaerah/lokasi danjadwal belum tepatsasaran
1 jam Pelaksanaanpertemuan tidak optimal
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PENGEMBANGAN PELAYANAN INFORMASI PASAR
No Uraian Kegiatan Pelaksana Mutu Baku Ket
2
Menyusun usulandaerah/lokasi, petugas danjadwal pelaksanaanpertemuan
Penetapandaerah/lokasi danjadwal belum tepatsasaran
1 jam Pelaksanaanpertemuan tidak optimal
3
Mengoreksi lokasi,petugas dan jadwal, jikasetuju kasubditmelaporkan ke Direkturuntuk memperolehpersetujuan, jika tidaksetuju, usulandikembalikan ke kasi untukdiperbaiki
Belum dikoreksinyalokasi dan jadwal yangdiusulkan
1 hari Terlambatnya prosespengajuan perjalanan
4
Mengoreksi lokasi,petugas dan jadwalpertemuan, jika setujudikembalikan untukdiproses perjalanannya,jika tidak setuju, usulandikembalikan ke kasubdituntuk diperbaiki
Belum dikoreksinyalokasi dan jadwal yangdiusulkan
1 jam Terlambatnya prosespengajuan perjalanan
5Menyiapkan administrasidan kelengkapanperjalanan pertemuan
Belum disiapkannyavoucher oleh staf 1 jam Terlambatnya proses
pengajuan perjalanan SOP voucher
Tidak
Tidak
Ya
Ya
5Menyiapkan administrasidan kelengkapanperjalanan pertemuan
Belum disiapkannyavoucher oleh staf 1 jam Terlambatnya proses
pengajuan perjalanan SOP voucher
6Melakukan koordinasidengan daerah tempatpertemuan via telepon/sms
Belum dilakukannyakoordinasi denganpetugas daerah
1 jamBelum disiapkannyadata dukung yangdibutuhkan
7Menyiapkan bahanpertemuan untuk dibawasaat pertemuan
Tidak terbawanyabahan pendukungpertemuan
1 jamKurang optimalnyapertemuan yangdilakukan
PetunjukTeknis, DataHarga Pajale
8 Melaksanakan pertemuanpelayanan informasi pasar
Data dan informasiharga dari daerah yangdibutuhkanminim/kurang lengkap
3 hariPelaksanaan kegiatanpertemuan kurang tepatsasaran
PetugasInformasiPasarTanamanPanganSeluruhIndonesia
8 Melaksanakan pertemuanpelayanan informasi pasar
Data dan informasiharga dari daerah yangdibutuhkanminim/kurang lengkap
3 hariPelaksanaan kegiatanpertemuan kurang tepatsasaran
PetugasInformasiPasarTanamanPanganSeluruhIndonesia
9
Mendokumentasikan hasilpertemuan, beruparumusan kegiatan, datadan informasi
Tidak rapinyapendokumentasian hasilsosialisasi
30 menit
Kesulitan saat akanmembuat laporan akhirdan saat membutuhkandata daerah tersebut
SOPpenyusunanlaporan danSOPpendokumentasian
Lampiran 5.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BANTUAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016MELALUI MEKANISME PENGADAAN LANGSUNG / E-PURCHASING
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KETPUSAT PROVINSI KAB/KOTA DESKRIPSI RISIKO WAKTU DAMPAK
a. Keterlambatan kesiapananggaran untukmendukung pelaksanaankegiatan
b. Adanya revisi POK/DIPAdalam menunjangpengadaan barangmelalui pelelanganumum di Provinsi
NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET
1. Penyiapan dokumenkegiatan dan anggaran 1 bulan Pelaksanaan kegiatan
tidak tepat waktu
2.Penyiapan data dukungpenyusunan kegiatanbansos pascapanen
b. Adanya revisi POK/DIPAdalam menunjangpengadaan barangmelalui pelelanganumum di Provinsi
a. Keterlambatanpenyiapan kriteria teknis 1 bulan
Pelaksanaan kegiatantidak tepat waktu
1. Penyiapan dokumenkegiatan dan anggaran 1 bulan Pelaksanaan kegiatan
tidak tepat waktu
2.Penyiapan data dukungpenyusunan kegiatanbansos pascapanen
a. Keterlambatanpenyiapan kriteria teknis 1 bulan
Pelaksanaan kegiatantidak tepat waktu
b. Tidak tepatnya alokasibantuan sarana kekabupaten/kotapenerima
Bantuan saranapascapanen tidak tepatsasaran
3.
Penyiapan dataketersediaan dankebutuhan saranapascapanen
Tidak tepatnyaidentifikasi kebutuhansarana pascapanen didaerah
1 bulan
Bantuan saranapascapanen tidaksesuai dengan spesifiklokasi
2.Penyiapan data dukungpenyusunan kegiatanbansos pascapanen
3.
Penyiapan dataketersediaan dankebutuhan saranapascapanen
Tidak tepatnyaidentifikasi kebutuhansarana pascapanen didaerah
1 bulan
Bantuan saranapascapanen tidaksesuai dengan spesifiklokasi
4.Penempatan anggaranbantuan saranapascapanen
Penempatan anggaranbelanja tidak sesuaidengan jenis belanjanya
Saat penyusunanRKAKL
Pelaksanaan kegiatankurang optimal
5.Penyusunan pedomanteknis dan pedomanPelaksanaan
Tidak terselesaikannyaPedoman BidangPascapanen tepat waktu
1 bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal
5.Penyusunan pedomanteknis dan pedomanPelaksanaan
Tidak terselesaikannyaPedoman BidangPascapanen tepat waktu
1 bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal
6
Penyebarluasan bukupedoman bidangpascapanen keprovinsi/kabupatenpenerima bansos
Keterlambatan distribusipedoman bidangpascapanen ke daerah
2 minggu
Keterlambatanpelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen tanamanpangan di daerah
6
Penyebarluasan bukupedoman bidangpascapanen keprovinsi/kabupatenpenerima bansos
Keterlambatan distribusipedoman bidangpascapanen ke daerah
2 minggu
Keterlambatanpelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen tanamanpangan di daerah
7Sosialisasi kegiatanpenanganan pascapanenpusat
Tidak adanyapemahaman yang samaantara pusat dan daerah
1 bulan
Kurang tepatnyasasaran kegiatanpenangananpascapanen
7Sosialisasi kegiatanpenanganan pascapanenpusat
Tidak adanyapemahaman yang samaantara pusat dan daerah
1 bulan
Kurang tepatnyasasaran kegiatanpenangananpascapanen
8Penyusunan pedomanpelaksanaan, Juklak danJuknis.
Tidak disusun ataulambatnya penyusunanJuklak dan Juknis
1 Bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal.
8Penyusunan pedomanpelaksanaan, Juklak danJuknis.
Tidak disusun ataulambatnya penyusunanJuklak dan Juknis
1 Bulan
Pelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen kurangoptimal.
9 Usulan CPCLTerlambat masuk usulandari Kabupaten/Kota keProvinsi
1 bulan
Mundurnya waktupelaksanaan kegiatanpenangananpascapanen
10 Identifikasi dan VerifikasiCPCL
Kurang telitinya petugasprovinsi dalammengidentifikasi CPCLterhadap saranapascapanen yangdibutuhkannya
1 bulan Bantuan yang diberikanmenjadi tidak berguna10 Identifikasi dan Verifikasi
CPCL
Kurang telitinya petugasprovinsi dalammengidentifikasi CPCLterhadap saranapascapanen yangdibutuhkannya
1 bulan Bantuan yang diberikanmenjadi tidak berguna
11PenentuanGapoktan/Poktan penerimabantuan
Petugas provinsi kurangmemperhatikanketentuan dalampemilihan penerimabantuan
1 minggu
Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaksesuai dengan tujuandan sasaran
3 hari Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaktepat waktu
11PenentuanGapoktan/Poktan penerimabantuan
Petugas provinsi kurangmemperhatikanketentuan dalampemilihan penerimabantuan
1 minggu
Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaksesuai dengan tujuandan sasaran
12 Penetapan sertaPengesahan CPCL
a. CPCL tidak memenuhiketentuan dalamPedoman Teknis
3 hari Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaktepat waktu12 Penetapan serta
Pengesahan CPCL
a. CPCL tidak memenuhiketentuan dalamPedoman Teknis
b. Kesalahan dalam SKpenetapan CPCL olehPPK serta pengesahanoleh SK Kadis
13 Pengajuan RUK
RUK tidak sesuaidengan Pedoman Teknisdan kebutuhanpoktan/gapoktan
1 minggu Pengajuan RUKkembali (Revisi RUK)
3 hari Pelaksanaanpenyaluran bansos tidaktepat waktu
13 Pengajuan RUK
RUK tidak sesuaidengan Pedoman Teknisdan kebutuhanpoktan/gapoktan
1 minggu Pengajuan RUKkembali (Revisi RUK)
14 Penyusunan KAK KAK tidak sesuai denganPedoman Teknis 1 minggu Kegiatan tidak berjalan
secara optimal
15
Pengadaan Langsung(<200 juta) melalui E-catalog (PerpresNo.70/2012)
Sarana pascapanenyang dibeli tidak sesuaidengan ketentuan dalamPedoman Teknis
1 bulanTujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
15
Pengadaan Langsung(<200 juta) melalui E-catalog (PerpresNo.70/2012)
Sarana pascapanenyang dibeli tidak sesuaidengan ketentuan dalamPedoman Teknis
1 bulanTujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
16 Kontrak dengan pihak ke 3(penyedia barang)
Penyedia barang tidakmemenuhi ketentuanpada kontrak
Berdasarkankesepakatan PPKdan ULP/Pejabat
Pengadaan
Bantuan tidak terkirimtepat jenis, waktu danjumlah
17
Pengawasan,pengendalian danpengadaansertapenyaluran bantuan saranapascapanen
Saat pengadaandan penyaluranbantuan sarana
16 Kontrak dengan pihak ke 3(penyedia barang)
Penyedia barang tidakmemenuhi ketentuanpada kontrak
Berdasarkankesepakatan PPKdan ULP/Pejabat
Pengadaan
Bantuan tidak terkirimtepat jenis, waktu danjumlah
a. Pengadaan saranapascapanen tidak sesuaidengan ketentuan dalamPedoman Teknis
a. Tujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
b. Tidak dibuatnya BASTBdari KPA kePoktan/Gapoktan atautidak tertib dalam serah
b. Bansos tercatat sebagaiaset negara17
Pengawasan,pengendalian danpengadaansertapenyaluran bantuan saranapascapanen
Saat pengadaandan penyaluranbantuan sarana
b. Tidak dibuatnya BASTBdari KPA kePoktan/Gapoktan atautidak tertib dalam serah
b. Bansos tercatat sebagaiaset negara
c. Tidak terpenuhinyakesepakatan kontrakoleh penyedia barang
c. Tujuan dari penangananpascapanen tidaktercapai
18 Pengawalan bansossarana pascapanen
Pengawalan hanyadapat dilakukan disebagian lokasi bantuan
Sebelum danSetelah pengadaan
dan penyaluranbantuan sarana
Pelaksanaan kegiatankurang optimal dantidak tepat sasaran
17
Pengawasan,pengendalian danpengadaansertapenyaluran bantuan saranapascapanen
Saat pengadaandan penyaluranbantuan sarana
18 Pengawalan bansossarana pascapanen
Pengawalan hanyadapat dilakukan disebagian lokasi bantuan
Sebelum danSetelah pengadaan
dan penyaluranbantuan sarana
Pelaksanaan kegiatankurang optimal dantidak tepat sasaran
19
Pelaksanaan hibah saranapascapanen danpengolahan hasil tanamanpangan
Tidak dibuatnya BASTBdari KPA ke Poktan/Gapoktan atau tidaktertib dalam serah terimabarang
Setelah pengadaandan penyaluranbantuan sarana
Sarana pascapanen danpengolahan hasiltanaman panganmenjadi aset Pusat
19
Pelaksanaan hibah saranapascapanen danpengolahan hasil tanamanpangan
Tidak dibuatnya BASTBdari KPA ke Poktan/Gapoktan atau tidaktertib dalam serah terimabarang
Setelah pengadaandan penyaluranbantuan sarana
Sarana pascapanen danpengolahan hasiltanaman panganmenjadi aset Pusat
20Pelaporan pemanfaatanbansos saranapascapanen
Kapasitas alat tidaksesuai dengan luasanlahan yang dimilikipoktan/gapoktan
Setelah petanimelakukan panen
sampai denganpascapanen
Bantuan tidak dapatdimanfaatkan secaraoptimal
21Evaluasi pelaksanaanbansos saranapascapanen
Pelaksanaan bansoskurangmempertimbangkankebutuhan/potensidaerah
Setelah selesaipelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatankurang optimal
22Pendokumentasian laporankegiatan penangananpascapanen
1 tahun anggaran
21Evaluasi pelaksanaanbansos saranapascapanen
Pelaksanaan bansoskurangmempertimbangkankebutuhan/potensidaerah
Setelah selesaipelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatankurang optimal
a. Dokumen kuranglengkap
a. Pertanggungjawabanpelaksanaan kegiatantidak optimal
22Pendokumentasian laporankegiatan penangananpascapanen
1 tahun anggaran
a. Dokumen kuranglengkap
a. Pertanggungjawabanpelaksanaan kegiatantidak optimal
b. Tidak rapinyapendokumentasianlaporan kegiatan
b. Kesulitan saatpemeriksaan olehinstansi yg berwenang(Itjen/BPK/KPK)
22Pendokumentasian laporankegiatan penangananpascapanen
1 tahun anggaran
BANTUAN SARANA PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL TAHUN 2016
FASILITASI RMU +BANGUNAN POLISHER DESTONER SARANA PENGERING PADI COMBINE
HARVESTER SEDANG COMBINE HARVESTER
BESAR
VERTIKAL DRYERPADI + BANGUNAN
KAP 30 TON/PROSES
VERTIKAL DRYER PADI +BANGUNAN KAP 3,5-6
TON/PROSES POWER THRESHER
NO. PROVINSI
SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN
SARANA PASCAPANEN PADI SARANA PASCAPANEN PADI SARANA PASCAPANEN PADI
COMBINE HARVESTERKECIL
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
TOTAL 6.286 6.286 2.884 2.884 428 428 2 2 3 3 3.093 3.093 23 23 22 22 - - - -
DITJEN TP 355 355 - - 43 43 - - - - 166 166 - - - - - - - -
FASILITASI RMU +BANGUNAN POLISHER DESTONER SARANA PENGERING PADI COMBINE
HARVESTER SEDANG COMBINE HARVESTER
BESAR
VERTIKAL DRYERPADI + BANGUNAN
KAP 30 TON/PROSES
VERTIKAL DRYER PADI +BANGUNAN KAP 3,5-6
TON/PROSES POWER THRESHER
NO. PROVINSI
COMBINE HARVESTERKECIL
DITJEN TP 355 355 - - 43 43 - - - - 166 166 - - - - - - - -
1 Combine Harvester Kecil 355 355
2 Combine Harvester Besar 43 43
3 Power Thresher 166 166
4 Sarana Pascapanen 4 Sarana Pascapanen
DINAS LINGKUP TANAMANPANGAN
5.931 5.931 2.884 2.884 385 385 2 2 3 3 2.927 2.927 23 23 22 22 - - - -
1 ACEH 301 301 141 141 15 15 49 49 -
2 SUMUT 260 260 306 306 41 41 124 124
3 SUMBAR 7 7 60 60 3 SUMBAR 7 7 60 60 4 RIAU 110 110 70 70 53 53
5 JAMBI 178 178 9 9 2 2 43 43
6 SUMSEL 472 472 141 141 59 59 163 163 -
7 BENGKULU 53 53 118 118 7 BENGKULU 53 53 118 118
8 LAMPUNG 474 474 216 216 50 50 109 109
9 DKI JAKARTA
10 JABAR 413 413 26 26 3 3 374 374
11 JATENG 594 594 155 155 325 325
12 DI YOGYAKARTA 35 35 56 56 12 DI YOGYAKARTA 35 35 56 56
13 JATIM 675 675 381 381 428 428
14 KALBAR 124 124 36 36 100 100
15 KALTENG 170 170 10 10 54 54
16 KALSEL 340 340 95 95 11 11 95 95
17 KALTIM 137 137 43 43 50 50 17 KALTIM 137 137 43 43 50 50
18 SULUT 237 237 90 90 3 3 25 25 3 3
19 SULTENG 34 34 169 169 44 44 32 32
20 SULSEL 55 55 400 400 81 81 2 2 137 137
21 SULTRA 143 143 20 20 30 30 21 SULTRA 143 143 20 20 30 30
22 BALI 57 57 1 1 102 102
23 NTB 178 178 137 137 10 10 20 20
24 NTT 85 85 30 30 6 6 21 21 5 5
25 MALUKU 190 190 30 30 4 4 49 49
26 PAPUA 70 70 57 57 12 12 45 45 26 PAPUA 70 70 57 57 12 12 45 45
27 MALUT 198 198 50 50 5 5 28 28 15 15
28 BANTEN 113 113 20 20 117 117 22 22
29 BABEL 25 25 46 46
30 GORONTALO 72 72 41 41 9 9 30 GORONTALO 72 72 41 41 9 9
31 KEPRI
32 PAPUA BARAT 99 99 13 13 44 44
33 SULBAR 175 175 75 75 12 12 30 30
34 KALTARA 34 KALTARA
.
BANTUAN SARANA PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL TAHUN 2016BANTUAN SARANA PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL TAHUN 2016
NO. PROVINSI
CORN SHELLER VERTIKAL DRYER
JAGUNG + BANGUNANKAP 3,5-6 TON/PROSES
POWER THRESHERMULTIGUNA UPH JAGUNG UPH KEDELAI CORN COMBINE
HARVESTER
SARANA PASCAPANEN JAGUNG SARANA PASCAPANENKEDELAI
SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN
UPH (Unit Pengolahan Hasil)
SARANA PENGANGKUTHASIL PERTANIAN
TOTAL
DITJEN TP
NO. PROVINSI
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
177 177 6.266 6.266 15 15 6.500 6.500 819 737 50 50 29 29
- - - - - - - - 82 - - - - -
CORN SHELLER VERTIKAL DRYER
JAGUNG + BANGUNANKAP 3,5-6 TON/PROSES
POWER THRESHERMULTIGUNA UPH JAGUNG UPH KEDELAI CORN COMBINE
HARVESTER
SARANA PENGANGKUTHASIL PERTANIAN
DITJEN TP
1 Combine Harvester Kecil
2 Combine Harvester Besar
3 Power Thresher
4 Sarana Pascapanen
- - - - - - - - 82 - - - - -
82 - 4 Sarana Pascapanen
DINAS LINGKUP TANAMANPANGAN
1 ACEH
2 SUMUT
3 SUMBAR
82 -
177 177 6.266 6.266 15 15 6.500 6.500 737 737 50 50 29 29
8 8 240 240 270 270 59 59 3 3
9 9 412 412 294 294 33 33
71 71 42 42 3 SUMBAR
4 RIAU
5 JAMBI
6 SUMSEL
7 BENGKULU
71 71 42 42 66 66 72 72 17 17
4 4 54 54 122 122 17 17 1 1 1 1
7 7 235 235 409 409 35 35 2 2
53 53 98 98 17 17 2 2 2 2 7 BENGKULU
8 LAMPUNG
9 DKI JAKARTA
10 JABAR
11 JATENG
12 DI YOGYAKARTA
53 53 98 98 17 17 2 2 2 2
14 14 470 470 71 71 57 57 2 2
6 6 344 344 1 1 362 362 40 40 1 1 1 1
9 9 358 358 166 166 38 38 6 6 2 2
9 9 7 7 12 DI YOGYAKARTA
13 JATIM
14 KALBAR
15 KALTENG
16 KALSEL
17 KALTIM
9 9 7 7
17 17 636 636 1.293 1293 40 40 2 2
52 52 37 37 30 30 1 1
22 22 30 30 21 21
10 10 230 230 491 491 28 28
29 29 58 58 19 19 17 KALTIM
18 SULUT
19 SULTENG
20 SULSEL
21 SULTRA
29 29 58 58 19 19
14 14 480 480 264 264 30 30 2 2 3 3
7 7 163 163 146 146 21 21 1 1 2 2
17 17 686 686 859 859 36 36 6 6 1 1
120 120 192 192 17 17 6 6 5 5 21 SULTRA
22 BALI
23 NTB
24 NTT
25 MALUKU
26 PAPUA
120 120 192 192 17 17 6 6 5 5
34 34 9 9 3 3 3 3 1 1
14 14 420 420 750 750 25 25 1 1
12 12 408 408 14 14 100 100 24 24 7 7
15 15 35 35 8 8 1 1 2 2
7 7 37 37 13 13 3 3 26 PAPUA
27 MALUT
28 BANTEN
29 BABEL
30 GORONTALO
7 7 37 37 13 13 3 3
20 20 40 40
24 24 123 123 12 12 1 1
5 5
14 14 388 388 53 53 14 14 4 4 2 2 30 GORONTALO
31 KEPRI
32 PAPUA BARAT
33 SULBAR
34 KALTARA
14 14 388 388 53 53 14 14 4 4 2 2
4 4 30 30 13 13
15 15 204 204 51 51 16 16 1 1 1 1
12 12 38 38 34 KALTARA 12 12 38 38
REVISI 2
No. Operasionalalat
PenyelamatanHasil dari
PenggunaanSarana
TotalPenyelamatan
Sarana
PenyelamatanGabah
PenyelamatanBeras
SasaranProduksi
PenyelamatanGabah/Unit
TotalPenyelamatanGabah GKG
KontribusiSusut Nilai Penyelamatan
Jenis Unit ha/hari ton/hari hari/tahun % ha/thn ton GKP/thn ton GKG/thn/unit ton % ton % Rp.
1 Power Thresher 2.864 8 60 2,0% 7,68 6,38 76.230.000 0,00000837 18.283 0,0240 96.898.183.987
PREDIKSI KONTRIBUSI BANSOS SARANA PASCAPANEN PADI TERHADAP PENYELAMATAN SUSUT HASIL PADI TAHUN 2016
Sarana Kapasitas Sarana
1 Power Thresher 2.864 8 60 2,0% 7,68 6,38 76.230.000 0,00000837 18.283 0,0240 96.898.183.9872 Combine Harvester Kecil 5.742 1 90 3,5% 2,52 12,60 10,47 76.230.000 0,00001374 60.137 0,0789 318.724.271.712
3 Combine Harvester Sedang 2.793 2 90 4,5% 6,48 32,40 26,93 76.230.000 0,00003533 75.218 0,0987 398.655.123.5524 Combine Harvester Besar 385 3 90 5,5% 11,88 59,40 49,37 76.230.000 0,00006477 19.009 0,0249 100.746.177.840
4,5% 76.230.000 - - -5 Vertical Dryer Padi 30 ton - 30 90 1,2% 25,92 21,54 76.230.000 0,00002826 - - -
- 81,00 76.230.000 0,00010626 - - -
6 Vertical Dryer Padi 3,5-6ton 3 3,5 90 1,2% 3,02 2,51 76.230.000 0,00000330 8 0,0000 39.965.426
3 9,45 76.230.000 0,00001240 28 0,0000 150.255.0007 PPK/Penggilingan 10 8 120 2,0% 15,36 12,77 76.230.000 0,00001675 128 0,0002 676.663.296
Total 97.556 0,2267 915.890.640.813
Jenis Unit Ha/unit/hari Ha/unit/MT jam/ton hari/ton ( MT/ton) hari/jam (hari/Tahun) ( Ton )A B C D=G/5.039 E= D*J F H=(C*G*J) I J K L M=(H*L)/K*100 N=(H*L)1 Corn Sheller 6266 4,76 285,77 3 24 9.023.040 8 60 21.329.418 0,020 0,846 180.4612 Flat Bed Dryer 0 0,99 59,54 5 - 60 21.329.418 0,012 - -3 Vertical Dryer 7 1,19 71,44 6 2.520 60 21.329.418 0,012 0,0001 30,24
PenyelamatanProduksi (ton)
PREDIKSI KONTRIBUSI BANSOS SARANA PASCAPANEN JAGUNG TERHADAP PENYELAMATAN SUSUT HASIL JAGUNG TAHUN 2016
No Sarana Coverage Area Kapasitas Operasional alat SasaranProduksi
Penyelamatan Hasilberdasarkan
Penggunaan Sarana
Kontribusi Susut(%)
3 Vertical Dryer 7 1,19 71,44 6 2.520 60 21.329.418 0,012 0,0001 30,244 Corn Combine 177 1,00 60,00 5,039 53.514 5 60 21.329.418 0,055 0,0138 2.943,28
0,8600 183.434
Provitas 5,039Susut nasional berdasarkan IPB 2005 sebesar 5,2 %Coverage area : Kapasitas kerja/unit
Kontribusi susut Total
Jenis Unit Ha/unit/hari Ha/unit/MT jam/ton hari/ton ( MT/ton) hari/jam (hari/Tahun) ( Ton ) ( % ) (ton)A B C D=G/1.5 E= D*J F G=F*I*0.8 H=(C*G*J) I J K L M=(H*L)/K*100 N=(H*L)1 Power Tresher 6.500 1,92 57,6 0,45 2,88 561.600 8 30 2.111.000 0,05 1,330 28.080
Kontribusi Susut 1,330 28.080
PREDIKSI KONTRIBUSI BANSOS SARANA PASCAPANEN KEDELAI TERHADAP PENYELAMATAN SUSUT HASIL KEDELAI TAHUN 2016
NoJenis Sarana Coverage Area Kapasitas Operasional Alat/MT
SasaranProduksi
Penyelamatan Hasildari Penggunaan
Sarana
TotalPenyelamatan
Hasil
PenyelamatanProduksi
Kontribusi Susut 1,330 28.080
Keterangan :Power Tresher kapasitas 450 kg / jamprovitas : 1.5
Lampiran 14
Pagu Keterangan
Awal
Unit Rp
1 Aceh 1.050.000.000 450.000.000 7 3 448.530.000 3 448.530.000
2 Sumut 900.000.000 0 6 0 0 0 0
3 Jambi 300.000.000 300.000.000 2 2 290.536.175 2 290.536.175
4 Sumsel 300.000.000 300.000.000 2 2 233.200.000 2 233.200.000
5 Bengkulu 600.000.000 600.000.000 4 4 592.872.300 4 0 Luncuran 20176 Lampung 300.000.000 300.000.000 2 2 299.050.000 2 299.050.000
7 Jabar 450.000.000 300.000.000 3 2 298.752.500 2 298.752.500
8 Jateng 1.200.000.000 1.200.000.000 8 8 1.184.018.000 8 1.184.018.000
9 Jatim 300.000.000 300.000.000 2 2 238.590.000 2 238.590.000
Realisasi Kegiatan UPH Tahun 2016
No Prov/Kab Pagu Akhir
UPHSblm
Penghematan
UPH StlhPenghem
atanKontrak Realisasi Sp2d
9 Jatim 300.000.000 300.000.000 2 2 238.590.000 2 238.590.000
10 Kalbar 150.000.000 150.000.000 1 1 149.900.000 1 149.900.000
11 Sulut 750.000.000 750.000.000 5 5 744.000.000 5 744.000.000
12 Sulteng 450.000.000 450.000.000 3 3 445.129.000 3 445.129.000
13 Sulsel 1.050.000.000 900.000.000 7 6 781.510.000 6 781.510.000
14 Sultra 1.650.000.000 1.650.000.000 11 11 1.536.770.000 11 1.536.970.000
15 Bali 600.000.000 600.000.000 4 4 498.200.000 4 498.200.000
16 NTB 150.000.000 150.000.000 1 1 137.060.000 1 137.060.000
17 NTT 1.050.000.000 1.050.000.000 7 7 1.028.716.250 7 293.650.410 Luncuran 2017 (6 unit)18 Maluku 450.000.000 450.000.000 3 3 404.830.000 3 404.830.000
19 Papua 450.000.000 450.000.000 3 3 449.157.000 3 449.157.000
20 Banten 150.000.000 150.000.000 1 1 146.156.000 1 146.156.000
21 Gorontalo 900.000.000 900.000.000 6 6 890.550.000 6 890.550.000
22 Sulbar 300.000.000 300.000.000 2 2 295.180.659 2 295.180.659Total 13.500.000.000 11.700.000.000 90 78 11.092.707.884 78 9.764.969.744% realisasi 72,33 83,46 100 88,03
Lampiran 15
No Provinsi No Kab/Kota No Provinsi No Kab/Kota1 Aceh 1 Aceh Barat 16 Jawa Timur 1 Bangkalan
2 Aceh Besar 2 Banyuwangi3 AcehTengah 3 Bojonegoro4 Aceh Timur 4 Bondowoso5 Aceh Utara 5 Jombang6 Bireun 6 Kediri7 Aceh Pidie 7 Lamongan8 Nagan Raya 8 Lumajang9 Pidie Jaya 9 Madiun
10 Magetan2 Sumut 1 Asahan 11 Malang
2 Deli Serdang 12 Nganjuk3 Tanah Karo 13 Ngawi4 Labuhan Batu 14 Pamekasan5 Langkat 15 PASURUAN
Rekapitulasi Kabupaten/Kota Penerima Dana Dekon Pelayanan Informasi Pasar
5 Langkat 15 PASURUAN6 Mandailing Natal 16 Ponorogo7 Simalungun 17 Probolinggo8 Tapanuli Selatan 18 Sampang9 Tapanuli Tengah 19 Sumenep10 Serdang Bedagai 20 Trenggalek11 Pematang Siantar 21 Tuban
22 Tulungagung3 Sumbar 1 Lima Puluh Kota 23 Batu
2 Agam 24 Jember3 Padang Pariaman 25 Kota Blitar4 Pasaman5 Sijunjung 17 Bali 1 Badung6 Solok 2 Buleleng7 Tanah Datar 3 Gianyar8 Solok Selatan 4 Klungkung9 Pasaman Barat 5 Tabanan10 Kota Bukit Tinggi 6 Kota Denpasar11 Kota Padang Panjang12 Kota Padang 18 NTB 1 Bima13 Kota Payakumbuh 2 Dompu
3 Lombok Barat4 Riau 1 Indragiri Hilir 4 Lombok Tengah
2 Indragiri Hulu 5 Lombok Timur3 Pelalawan 6 Sumbawa3 Pelalawan 6 Sumbawa4 Siak 7 Sumbawa Barat5 Kota Dumai 8 Lombok Utara6 Kota Pekanbaru7 Bengkalis 19 NTT 1 Belu8 Rokan Hilir 2 Ende9 Rokan Hulu 3 Kupang
4 Manggarai5 Kep Riau 1 Kota Batam 5 Sumba Timur
6 TTS6 Jambi 1 Batanghari 7 Kota Kupang
2 Bungo3 Kerinci 20 Kalbar 1 Bengkayang4 Merangin 2 Kapuas Hulu5 Muaro Jambi 3 Ketapang6 Sarolangun 4 Pontianak7 Tanjung Jabung Barat 5 Sambas8 Tanjung Jabung Timur 6 Sanggau9 Tebo 7 Melawi10 Kota Jambi 8 Kubu Raya11 Kota Sungai Penuh 9 Kayong Utara
10 Kota Singkawang7 Bengkulu 1 Bengkulu Selatan
2 Rejang Lebong 21 Kalteng 1 Barito Selatan3 Kaur 2 Kapuas4 Seluma 3 Kotawaringin Barat4 Seluma 3 Kotawaringin Barat5 Mukomuko 4 Kotawaringin Timur6 Lebong 5 Pulang pisau7 Kepahiyang8 Bengkulu Tengah 22 Kaltim 1 Berau9 Bengkulu 2 Paser
3 Kutai Kartanegara8 Sumsel 1 Lahat
2 Musi Banyuasin 23 Kalsel 1 Banjar3 Musi Rawas 2 Barito Kuala4 Muara Enim 3 HST5 OKI 4 HSU6 OKU 5 Kota baru7 Banyuasin 6 Tabalong8 OKU Timur 7 Tanah Laut9 OKU Selatan 8 Tapin10 Empat Lawang11 Kota Palembang 24 Kaltara 1 Bulungan12 Kota Prabumulih 2 Nunukan13 Kota Pagar Alam
25 Sulawesi Utara 1 Bolmong9 Lampung 1 Lampung Selatan 2 Minahasa
2 Lampung Tengah 3 Minahasa Selatan3 Lampung Timur 4 Tomohon4 Tanggamus 5 Bitung4 Tanggamus 5 Bitung5 Tulang Bawang 6 Kota Mobagu6 Waykanan7 Pringsewu 26 Gorontalo 1 Boalemo8 Kota Metro 2 Gorontalo
3 Pohuwato10 Kep Babel 1 Bangka 4 Gorontalo Utara
2 Belitung3 Bangka Selatan 27 Sulteng 1 Banggai4 Bangka Barat 2 Tolitoli5 Bangka Tengah 3 Donggala
4 Morowali11 DKI 1 Jakarta 5 Poso
6 Parigi Moutong12 Banten 1 Lebak 7 Tojo unauna
2 Pandeglang 8 Sigi3 Serang4 Cilegon 28 Sulawesi Barat 1 Mamuju5 Kota Serang 2 Majene
3 Mamuju Utara13 Jawa Barat 1 Bandung 4 Polewali Mandar
2 Bekasi3 Ciamis 29 Sulsel 1 bantaeng4 Cianjur 2 Barru5 Cirebon 3 Bone5 Cirebon 3 Bone6 Garut 4 Bulukumba7 Indramayu 5 Enrekang8 Karawang 6 Gowa9 Kuningan 7 Jeneponto10 Majalengka 8 Luwu11 Purwakarta 9 MAROS12 Subang 10 Pangkep13 Sukabumi 11 Pinrang14 Sumedang 12 Sidrap15 Tasikmalaya 13 Sinjai16 Bandung Barat 14 Soppeng17 Kota Tasikmalaya 15 Takalar18 Kota Bandung 16 Tanah Toraja19 Kota Depok 17 Wajo20 Kota Bogor 18 Kota Palopo
19 Kota Makasar14 Jawa Tengah 1 Banjarnegara
2 Banyumas 30 Sultra 1 Konawe3 Boyolali 2 Muna4 Brebes 3 Konawe Selatan5 Cilacap 4 Bombana6 Demak 5 Kolaka Utara7 Grobogan8 Jepara 31 Maluku Utara 1 Halmahera Timur8 Jepara 31 Maluku Utara 1 Halmahera Timur9 Karanganyar10 Kebumen 32 Maluku 1 Maluku Barat Daya11 Kendal12 Klaten 33 Papua Barat 1 Sorong13 Magelang 2 Monokwari14 Pati 3 Sorong Selatan15 Pemalang16 Purbalingga 34 Papua 1 Merauke17 Purworejo18 Rembang19 Semarang Total 271 org20 Sragen21 Sukoharjo22 Temanggung23 Wonogiri24 Wonosobo25 Kota Tegal26 Kota Semarang27 Kota Surakarta
15 DIY 1 Bantul2 Gunung Kidul3 Kulon Progo4 Sleman4 Sleman
Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NTTempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P
1 2 3 4 5 6 7
I. Golongan IV/b1,1 Ir. Tri Agustin Satriani, MM Pembina Tk. I 1. IPB Jur. Ilmu Tanah Tahun 1982 Direktur Pengolahan dan T
19590827 198303 2 010 IV/b 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. Wijaya Putra Pemasaran Hasil T. P. PJakarta, 27 - 8 - 1959 1 - 4 - 2001 Jurusan SDM Tahun 2001
2,2 Ir. Bambang Kuncoro, M.M Pembina Tk. I STIE IPWIJA Kasubdit Pengolahan T196207201989031001 IV/b Jur. Manajemen Pemasaran LPurworejo, 20-07-1962 1 - 4 - 2011 S2 Tahun : 2002
3.3. Ir. Suhartini, M.Si Pembina Tk. I 1. Sarjana Pertanian IPB. Sosek Thn. 83 Kasubdit Pascapanen T196001191986032001 IV/b 2. S2. STIA YAPPANN Th.08 Jur PSurabaya, 19 - 01 - 1960 1 - 10 - 2013 Administrasi Publik
III. Golongan IV/a4,1 Ir. Dhanny Permadi, MM Pembina 1. Sarjana Pertanian UNSIL Jurusan Kasi Penerapan Teknologi T
196202191991031001 IV/a Budidaya Pertanian Tahun 1988 Pengolahan pada Subdit LJakarta, 19 - 02 - 1962 1 - 4 - 2007 2. S2 STIE IPWIJA Jur Manajemen Pengolahan
DAFTAR NOMINATIF PEGAWAIDIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN
TAHUN 2016
No. Ket.
Jakarta, 19 - 02 - 1962 1 - 4 - 2007 2. S2 STIE IPWIJA Jur Manajemen Pengolahan Tahun 2001
5,2 Erlina, S.P, M.Si Pembina 1. Fak. Pertanian UNAND Jur. Ilmu Tanah Petugas Teknologi T19691006 199803 2 006 IV/a Tahun 1993 Pascapanen PSipirok, 6 - 10 - 1969 1 - 4 - 2015 2. S2 Univ Andalas Jur. Pembangunan
Wilayah Pedesaan Tahun 2014
6,3 Ir. Mochamad Amir, M.E. Pembina Universitas Indonesia Kasi Pemasaran dan T196403151992031001 IV/a Jur. Industri S2 : 2007 Promosi pada Subdit LCirebon, 15-03-1969 1 - 4 - 2008
7,4 Ir. Resfolidia Pembina Institut Pertanian Bogor Kasubdit Pemasaran dan T196012121986032001 IV/a Jur. Agronomi S1 Tahun 1983 Investasi PBukit Tinggi, 12-12-1960 1 - 10 - 2015
8,5 Ir. RR. Retno Pujiastuti, M.M. Pembina STIE IPWIJA Jakarta Analis Informasi Pasar T196406281992032001 IV/a Jur. Manajemen SDM S2 Tahun 2015 Hasil Pertanian PYogyakarta, 28-06-1964 1 - 10 - 2015
IV. Golongan III/d
9,1 Batara Siagian, SP, MAB Penata Tk. I S1 Fak. Pertanian IPB Tahun 1999 Kepala Subdit Standardisasi T197504212002121001 III/d Jur. Sosek Pertanian dan Mutu LBalige, 21-04-1975 1 - 4 - 2015 S2 STIA LAN Jur. Adm. Bisnis Thn 2012
10.2 Ir. Budi Lestari Penata Tk. I Fak. Pertanian IPB Tahun 1990 Kasi Standardisasi pada T196710211992032001 III/d Jur. Pengolahan Hasil Pertanian Subdit Standardisasi & Mutu P
10.2 Ir. Budi Lestari Penata Tk. I Fak. Pertanian IPB Tahun 1990 Kasi Standardisasi pada T196710211992032001 III/d Jur. Pengolahan Hasil Pertanian Subdit Standardisasi & Mutu PJakarta, 21 - 10 - 1967 1 - 4 - 2004
11.3 Ir. Dwi Elisya Apriana Penata Tk. I Fak. Pertanian USU Tahun 1986 Kasi Penerapan Teknologi T196104241989102001 III/d Pascapanen pada Subdit PMedan, 24 - 04 - 1961 1 - 10 - 2004 Pascapanen\
12.4 Djatmiko, S.Sos Penata Tk. I STIA Menarasiswa Jur. Administrasi Kasubbag Tata Usaha NT19610115198103 1001 III/d Negara Tahun 2001 LJakarta, 15 - 1 - 1961 1 - 4 - 2009
13.5 Indah Sulistio Rini, S.TP Penata Tk. I Institut Pertanian Bogor Kasi Mutu pada Subdit T197007021999032001 III/d Jur. Teknologi Pertanian S1 Tahun 1993 Standardisasi dan Mutu PPemalang, 02-07-1970 1 - 4 - 2011
14.6 Suparni, SP Penata Tk. I 1. SMA IPS Tahun 1980 Pengadministrasi dan T19610803 198303 2 002 III/d 2. Sarjana Pertanian SATYAGAMA Penyaji data PSurakarta, 3 - 8 - 1961 1 - 4 - 2011 Jur. Sosek Tahun 2004
15.7 Ricky Nelson, SH Penata Tk. I Fak. Hukum, UNKRIS Tahun 1990 Koordinator Administrasi RT NT19630514 199903 1 001 III/d Dan perlengkapan LJakarta, 14 Mei 1963 1 - 4 - 2011
Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NTTempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P
No. Ket.Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P
1 2 3 4 5 6 7
16,8 Simon, M.M Penata Tk. I Institut Pertanian Bogor APHP Muda T1967040472003121001 III/d Jur. Manajemen S2 Tahun 2003 LKaro, 07-04-1967 1 - 4 - 2012
17,9 Lilis Suryani, SP. M.Si Penata Tk. I 1. Fak. Pertanian (UNAS) Jur Agronomi Kasi Sarana Pengolahan T197102232001122001 III/d Tahun 1996 pada Subdit Pengolahan PCidaun, 23 - 02 - 1971 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) STIA YAPPANN
Jurusan Administrasi Publik Thn. 2004
18.10 Nur Indriastuti, SE Penata Tk. I Fak. Ekonomi Universitas Tunas Pengadministrasi Keuangan NT197510102001122001 III/d Pembangunan Solo Tahun 1999 PKlaten, 10 - 10 - 1975 1 - 4 - 2014
19,11 Robinson Sinambela, S.T. Penata Tk. I Institut Teknologi Medan Analis Investasi T197207282002121001 III/d Jur. Mesin S1 Tahun 1999 LMedan, 28-07-1972 1 - 4 - 2015
20.12 Tiurmauli Silalahi, SP, MM Penata Tk. I 1. Fak Pertanian Universitas Borobudur Kasi Investasi pada subdit T19740227.200212.2.001 III/d Jurusan Sosek Tahun 1996 Pemasaran dan Investasi PPematangsiantar, 27 - 2 - 1974 1 - 4 - 2015 2. Pasca Sarjana (S2) Mercubuana
Jurusan SDM Tahun 2009
21,13 Pandu Tri Kurniawan, SP Penata Tk. I Fakultas Pertanian UNB Jur. Agronomi Penyusun Laporan T196803092000031000 III/d Tahun 2003 L
No. Ket.
196803092000031000 III/d Tahun 2003 LSerang, 09 - 03 - 1968 1 - 10 - 2016
V. Golongan III/c22,1 Vera Ramashinta, S.P. Penata Universitas Padjajaran PMHP Muda T
197908222005012001 III/c Jur. Hama Tumbuhan / Tanaman PDumai, 22-08-1979 1 - 10 - 2013 S1 Tahun 2001
23,2 Fatriwati, SP Penata Fakultas Pertanian UNAND Tahun 1998 Petugas Teknologi T197309242006042000 III/c Pascapanen PPadang, 24 - 09 - 1973 1 - 4 - 2014
24,3 Nurihyatun Sardjono, SP, MP Penata 1. Fak. Pertanian IPB Jur. Budidaya Kasi Sarana Pascapanen T198112132006042001 III/c Pertanian Tahun 2005 pada Subdit pascapanen PBogor, 13 - 12 - 1981 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. Brawijaya
Jurusan Teknologi Industri Pertanian Tahun 2012
25,4 Ruth T.M.B.V. Kaluti, S.TP,M.P Penata 1. Fak. Pertanian Univ. UNSRAT Manado Petugas Teknologi T197205022010012002 III/c Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian Pascapanen PSangele, 02 - 05 - 1972 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. UGM Yogya
Jurusan Ilmu & Teknologi PanganVI. Golongan III/b
26,1 Raden. Wahyono Penata Muda Tk. I SMA Jur. Sosial Th. 1981 Penata Usaha BMN NT19591019.199203.1.001 III/b LJakarta, 19 - 10 - 1959 1 - 4 - 2012Jakarta, 19 - 10 - 1959 1 - 4 - 2012
27,2 Ir. Nur Sulistiati Penata Muda Tk. I Fak. Pertanian Univ. UPN Veteran Petugas Teknologi T196507102008122001 III/b Tahun 2006 Pascapanen PJakarta, 10-07-1965 1 - 4 - 2013
28.3 Hamdani Syarif, S.TP., M.M. Penata Muda Tk. I STIE IPWIJA Analis Pengolahan Hasil T197805042009121002 III/b Jur. Manajemen Pemasaran Pertanian LBandung, 04-05-1978 1 - 4 - 2014 S2 Tahun 2015
29.4 Aris Puji Sunarso, S.TP, M.Eng Penata Muda Tk. I 1. Fak. Pertanian IPB Jurusan Industri Penyusun rencana kegiatan T19780202 200901 1 008 III/b Pertanian 'Tahun 2001 dan anggaran LPati, 2 - 2 - 1978 1 - 4 - 2013 2. S2 Univ. Gajamadah Jur. Perencanaan
30.5 Deasy Fitriati, STP, M.Si Penata Muda Tk. I 1. Fak. Pertanian UGM Jur. Mekanisasi Penyusun rencana kegiatan T19800807 200901 2 009 III/b Pertanian Tahun 2003 dan anggaran PPontianak, 7 - 8 - 1980 1 - 4 - 2013 2. S2 IPB tahun 2015 Jur. Tek. Pertanian
31.6 Restu Widianti Penata Muda Tk. I SMA Tahun 1990 Agendaris NT19710228.199303.2.001 III/b PJakarta, 28 - 2 - 1971 1 - 4 - 2013
Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NTTempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P
1 2 3 4 5 6 7
32.7 Tias Atika Rachmawati, S.E. Penata Muda Tk. I IPB Fak. Ekonomi Manajemen Penyusun Rencana NT
No. Ket.
32.7 Tias Atika Rachmawati, S.E. Penata Muda Tk. I IPB Fak. Ekonomi Manajemen Penyusun Rencana NT198803262009122002 III/b Tahun 2009 Kegiatan dan Anggaran PJakarta, 26 - 03 - 1988 1 - 4 - 2014
33.8 Diyah Puji Astuti, SP Penata Muda Tk. I UNSOED Jur. Agrobisnis Tahun 2004 Penyusun Laporan T19800309 200912 2 002 III/b PBanjarnegara, 9 - 3 - 1980 1 - 4 - 2014
34.9. Ririkumaladewi, SP Penata Muda Tk. I UNHAS Jur. Agronomi Tahun 2005 Penyusun Laporan T19811008 200912 2 004 III/b PRappang, 8 - 10 - 1981 1 - 4 - 2014
35.10. Bubun Muhammad Hasbulloh, S.TP Penata Muda Tk. I IPB Jur. Teknik Pertanian Tahun 2009 Penyusun Rencana T19850922 200912 1 002 III/b Kegiatan dan Anggaran LKuningan, 22 - 9 - 1985 1 - 4 - 2014
36.11 Dede Risanda, SP Penata Muda Tk. I Fakultas Pertanian IPB Jurusan HPT Petugas Teknologi T19840713 200912 1 002 III/b Tahun 2008 Pascapanen LTebingtinggi, 13 - 07 - 1984 1 - 4 - 2014
37,12 Anita Retnawati, SP, M.Si Penata Muda TK. I 1. SMA Jurusan IPA Tahun 1997 Penyusun Laporan T19790328.200701.2.002 III/b 2. Univ. Satyagama Jurusan Agrobisnis PJakarta, 28 - 03 - 1979 1 - 10 - 2014 Tahun 1999
38,13 Bambang Setiyono, A.Md. Penata Muda TK. I STMIK YAPPANN Analis Pengolahan T196810102002121001 III/b Jur. Informatika/Komputer LJakarta, 10 - 10 - 1968 1 - 04 - 2015 D3 Tahun 1993Jakarta, 10 - 10 - 1968 1 - 04 - 2015 D3 Tahun 1993
39,14 Mumu Toha Muslim, S.P.,M.M. Penata Muda TK. I STIE IPWI APHP Pertama T197701012011011005 III/b Jur. Magister Management LRancah, 01 - 01 - 1977 1 - 04 - 2015 S2 Tahun 2015
40,15 Vivi Jayanti M, S.P. Penata Muda TK. I UGM Jur. Agronomi S1 Tahun 2005 Fasilitator Promosi T198202142011012012 III/b PKlaten, 14 - 02 - 1982 1 - 04 - 2015
41,16 Sri Rosmayanti, SE Penata Muda TK. I S-1 Agribisnis IPB Tahun 2010 Pengadministrasi dan T19861018 201101 2 015 III/b Penyaji Data PJakarta, 18 - 10 - 1986 1 - 04 - 2015
42,17 Maya Puspita Sari, SE Penata Muda TK. I S-1 Agribisnis IPB Tahun 2010 Pengadministrasi dan T19880509 201101 2 018 III/b Penyaji Data PJakarta, 9 - 05 - 1988 1 - 04 - 2015
43,18 Andika Wirawan, S.Kom Penata Muda TK. I UIN Syarifhidayatullah Pranata Komputer Pertama T198611202011011011 III/b Jur. Informatika / komputer Tahun 2010 LJakarta, 20-1-1986 1 - 10 - 2015
44.19. Kirtana Aska Brata, SP Penata Muda TK. I Fak. Pertanian UPN Veteran Petugas Teknologi T19830623 201101 1 007 III/b Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Pascapanen LYogyakarta, 23 - 06 - 1983 1 - 04 - 2015 Tahun 2008
45.20. Ermi Herawati, S.Sos Penata Muda TK. I 1. SMA IPS Tahun 1985 Verifikator Keuangan NT19760517.200212.2.002 III/b 2. Sarjana Ilmu Administrasi Negara Subbag TU PBrebes, 17 - 5 - 1976 1 - 10 - 2015 STIA YAPPANN, jurusanBrebes, 17 - 5 - 1976 1 - 10 - 2015 STIA YAPPANN, jurusan
46.21 Angga Wijaya, SP Penata Muda TK. I 1. SMA IPS Th. 1999 Pengadministrasi NT19810511.200003.1.002 III/b 2. Sarjana Pertanian Univ.Satyagama Kepegawaian LJakarta, 11 - 5 - 1981 1 - 10 - 2015 Jurusan Agrobisnis Tahun 2011 Subbag TU
47.22 Miftakhul Jannah, SP Penata Muda TK. I 1. SMA IPA Tahun1997 Penyusun Laporan T19780711.200312.2.001 III/b 2. Sarjana Pertanian Universitas PBoyolali, 11 - 07 - 1978 1 - 10 - 2015 Respati Indonesia,
Jurusan Agroteknologi Tahun 2010
48,23 F.X. Surwiyanto,SE Penata Muda Tk. I 1. SMA IPA Tahun 1990 Petugas SIMAK BMN NT19710121 200812 1 001 III/b 2. S-1 Univ. Tama Jagakarsa LSemarang, 21 - 01 - 1971 1 - 04 - 2016 Jurusan Manajemen Tahun 2005
VI. Golongan III/b49.1 Isandi, S.Kom Penata Muda S-1 Sistem Informasi Univ. Gunadarma Pranata Komputer Pertama T
19831015 201101 1 008 III/a Tahun 2010 LAir Putih (Palembang), 15-10-1983 1 - 1 - 2011
Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NTTempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P
1 2 3 4 5 6 7
50,2 Torry Haryono, S.E. Penata Muda STIE IPWIJA Analis Pemasaran Hasil T198106282005011000 III/a S1 Tahun 2015 Pertanian LJakarta, 28 - 06 - 1981 1 - 04 - 2013
No. Ket.
Jakarta, 28 - 06 - 1981 1 - 04 - 2013
51,3 Evie Rahayu Tugiyanto Penata Muda SMEA Jurusan Tata Buku Pengadmnistrasi NT19641030.199703.2.001 III/a Tahun 1984 Kepegawaian PMagetan, 30 - 10 - 1964 1 - 04 - 2013 Subbag TU
52,4 Yuliadi Penata Muda SMA Jurusan IPS Tahun 1989 Agendaris NT19640701.199703.1.001 III/a Subbag TU LJakarta, 1 - 7 - 1964 1 - 04 - 2013
53,5 Ridwan Husin, SE Penata Muda 1. SMA Jur. IPS Tahun 1988 Pengadministrasi Keuangan NT19680810.200604.1.017 III/a 2. Sarjana Ekonomi Univ. Pamulang Subbag TU LPalembang, 10 - 8 -1968 1 - 10 - 2013 Jurusan Manajemen Tahun 2012
54,6 Agung Prabowo, S.P. Penata Muda 1. SMEA Tata Buku Tahun 19981 Penyusun Laporan T19780826.200212.1.002 III/a 2. Sarjana Pertanian Univ. Satyagama LJakarta, 26 - 8 - 1978 1 - 10 - 2013 Jurusan Agrobisnis Tahun 2012
55,7 Rodearni Purba, S.P Penata Muda 1. SMA Biologi Tahun 1995 Agendaris NT19760110 200312 2 002 III/a 2. (D3 Akubank Swadaya Jurusan PMarubun Lokkung, 10 - 01 - 1976 1 - 4 - 2014 Pertanian Tahun 1998
3. S1 Sarjana Pertanian Univ.Satyagama56.8 Lina, S.P. Penata Muda 1. SMEA Tata Buku Tahun 2002 Petugas Teknologi T
19841030.200312.2.005 III/a 2. Sarjana Pertanian Univ. Satyagama Pascapanen PJakarta, 30 - 10 - 1984 1 - 10 - 2014 Jurusan Agrobisnis Tahun 2012
57.9. Ahmad Naseh Penata Muda SMEA Jur. Tata Buku Tahun 1981 Pengadministrasi NT19600909.199903.1.001 III/a Keuangan Subbag TU L
57.9. Ahmad Naseh Penata Muda SMEA Jur. Tata Buku Tahun 1981 Pengadministrasi NT19600909.199903.1.001 III/a Keuangan Subbag TU LJakarta, 9 - 9 - 1960 1 - 4 - 2015
58.10 Sayuti Penata Muda MAN Tahun 1986 Caraka Subbag TU NT19630411.199903.1.001 III/a LJakarta, 11 - 4 - 1963 1 - 4 - 2015
59,11 Rohim Penata Muda STM Tahun 1991 Pembuat Daftar Gaji NT19720403 199903 1 001 III/a Subbag TU LJakarta, 3 - 04 - 1972 1 - 4 - 2015
60,12 Ade Kosasih Penata Muda SMEA Perdagangan Tahun 1992 Pengadministrasi dan NT19721007.200003.1.001 III/a Penyaji Data LJakarta, 7 - 10 - 1972 1 - 4 - 2016
VIII. Golongan II/d61,1 Opik Ahmad Ropik, A.Md Pengatur Tk I (D3) IPB Jur, Budidaya Pertanian Agendaris T
19791017 200912 1 001 II/d Tahun 2001 LTasikmalaya, 17 Oktober 1979 1 - 4- 2014
62,2 Riskiria Putri, A.Md Pengatur Tk I D-III Manajemen Informasi UGM Sekretaris Pimpinan NT19861003 200912 2 008 II/d Tahun 2008 PMuaradua Ogan Komering Ulu, 1 - 4- 20143 - 10 - 1986
63,3 Lukman Pengatur Tk I SMA IPS Tahun 1993 Penata Usaha Dokumen NT19721221 200212 1 001 II/d Subbag TU L19721221 200212 1 001 II/d Subbag TU LTanjung Karang, 21 - 12 - 1972 1 - 4- 2015
IX. Golongan II/c64,1 Dwi Rizkyyanto Utomo, A.Md Pengatur D-III Budidaya Pertanian IPB Calon Pengelola T
198208032015031001 II/c Tahun 2004 Teknologi Pascapanen LBogor, 3 - 08 - 1982 1 - 3- 2015
65,2 Reny Kartika Asmara, A.Md Pengatur D-III Agroindustri UGM Tahun 2013 Sekretaris Pimpinan T199205252015032001 II/c Subbag TU PKaranganyar, 25 - 05 - 1992 1 - 3- 2015
66,3 Catur Parah Gumantri Putri, A.Md Pengatur D-III Budidaya Pertanian UNAND Calon Pengelola T198808252015032005 II/c Tahun 2009 Teknologi Pascapanen PBengkalis, 25 - 08 - 1988 1 - 3- 2015
Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NTTempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P
1 2 3 4 5 6 7
67,4 Indah Pratiwi, A.Md Pengatur D-III Agronomi Pertanian IPB Calon Pengelola T199211242015032001 II/c Tahun 2013 Teknologi Pascapanen PPematang Siantar, 24 - 11 - 1992 1 - 3- 2015
X. Golongan II/b68,1 Rudy Pengatur Muda Tk. I SMA IPS Tahun 1999 Agendaris Subbag TU NT
No. Ket.
68,1 Rudy Pengatur Muda Tk. I SMA IPS Tahun 1999 Agendaris Subbag TU NT19800721 200910 1 002 II/b LJakarta, 21 - 07 - 1980 1 - 10 - 2013
69,2 Iip Miftahudin Pengatur Muda Tk. I SMK Teknik Mesin Tahun 2002 SATPAM NT19821231.200910.1.004 II/b Subbag TU LSubang, 31 Desember 1982 1 - 10 - 2013
70,3 Aman Pengatur Muda Tk. I SMA IPS Tahun 2004 Pengadministrasi NT19820406 200812 1 002 II/b Keuangan Subbag TU LDepok, 6 - 4 - 1982 1 - 04 - 2016
XI. Golongan II/a71,1 Mahmud Pengatur Muda SD Tahun 1967 SATPAM NT
19600420.198403.1.002 II/a Subbag TU LJakarta, 20 - 4 - 1960 1 - 4 - 2001
72,3 Warsan Pengatur Muda SMA Tahun 2005 Pengemudi NT197107221998031001 II/a Subbag TU LTambak Negara, 22-07-1971 1 - 10 - 2013
Oktober 2016 yang diperbantukan Dit. Pascapanen T.P. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Djatmiko, S.Sos19610115.198103 .1.00119610115.198103 .1.001
NO NAMA / NIP GOLONGAN JABATAN
1 Ir. Tri Agustin Satriani, MM IV/b19590827 198303 2 010
2 Ir. Bambang Kuncoro, M.M IV/b Kasubdit Pengolahan196207201989031001
3 Ir. Suhartini, M.Si IV/b Kasubdit Pascapanen19600119.198603.2.001
4 Ir. Resfolidia IV/a Kasubdit Pemasaran dan Investasi196012121986032001
5 Batara Siagian, SP, MAB III/d Kepala Subdit Standardisasi dan Mutu197504212002121001
6 Djatmiko, S.Sos III/d Kasubbag Tata Usaha19610115198103 1001
7 Ir. Dhanny Permadi, MM IV/a Kasi Penerapan Teknologi Pengolahan padaSubdit Pengolahan
NAMA NAMA PEJABAT ESELON II, III & IVDIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN
Direktur Pengolahan dan Pemasaran HasilTanaman Pangan
7 Ir. Dhanny Permadi, MM IV/a196202191991031001
8 Ir. Mochamad Amir, M.E. IV/a Kasi Pemasaran dan Promosi pada Subdit196403151992031001 Pemasaran dan Investasi
9 Ir. Budi Lestari III/d196710211992032001
10 Ir. Dwi Elisya Apriana III/d19610424.198910.2.001
11 Indah Sulistio Rini, S.TP III/d197007021999032001
12 Lilis Suryani, SP. M.Si III/d197102232001122001
13 Tiurmauli Silalahi, SP, MM III/d19740227.200212.2.001
14 Nurihyatun Sardjono, SP, MP III/c198112132006042001
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil TP
Ir. Tri Agustin Satriani, MM
Kasi Sarana Pascapanen pada Subditpascapanen
Kasi Penerapan Teknologi Pengolahan padaSubdit Pengolahan
Kasi Standardisasi pada Subdit Standardisasi& MutuKasi Penerapan Teknologi Pascapanen padaSubdit PascapanenKasi Mutu pada Subdit Standardisasi danMutuKasi Sarana Pengolahan pada SubditPengolahanKasi Investasi pada Subdit Pemasaran danInvestasi
Ir. Tri Agustin Satriani, MMNIP. 19590827 198303 2 010