gandum fix kurang lampiran

31
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN KOMODITAS GANDUM VARIETAS NIAS Oleh Kelompok 5 : 1. Dian Rizki Amalia (135040207113006) 2. Cindy (135040218113006) 3. Nikmatul Khoiriyah (135040218113020) 4. Siti Fadhillah (135040218114006) Fakultas Pertanian

Upload: nikmah-nicko

Post on 23-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gandum

TRANSCRIPT

Page 1: Gandum Fix Kurang Lampiran

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

KOMODITAS GANDUM VARIETAS NIAS

Oleh

Kelompok 5 :

1. Dian Rizki Amalia (135040207113006)2. Cindy (135040218113006)3. Nikmatul Khoiriyah (135040218113020)4. Siti Fadhillah (135040218114006)

Fakultas PertanianUniversitas Brawijaya Kampus IV

Kediri

2014

Page 2: Gandum Fix Kurang Lampiran

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gandum termasuk tanaman serealia yang mengandung karbohidrat lebih

dari 70 % dan merupakan bahan pangan berbasis tepung (Nurmala, 1980).

Produksi gandum di Indonesia tergolong masih rendah, sedangkan kebutuhan

akan gandum ini terus meningkat karena gandum dibutuhkan untuk pembuatan

mie, roti, dll. Di Indonesia tanaman gandum hanya terbatas ditanam di dataran

tinggi dan pegunungan pada areal yang tidak begitu luas. Bercocok tanam

tanaman gandum masih dilakukan dengan cara yang sederhana seperti untuk padi

gogo. Di daerah iklim sedang, gandum ditanam pada musim dingin (winter) dan

musim semi (spring). Gandum yang ditanam di Indonesia adalah dari jenis

gandum musim semi yang diintroduksi dari Jepang. Filipina dan Meksiko.

Pengembangan tanaman gandum ditujukan untuk memantapkan daerah-

daerah yang sudah biasa menanam gandum, sedang daerah bukaan baru lebih

difokuskan kepada sosialisasi dan demplot-demplot agar petani yang ingin

mengembangkan tanaman gandum dapat belajar tentang budidaya gandum yang

benar. Agar tercapainya keberhasilan pengembangan gandum, maka waktu tanam

yang tepat, kualitas benih dan pemilihan lokasi seperti ketinggian tempat, suhu

atau temperature, iklim yang mendukung, topografi, maupun ketersediaan air dan

tanah merupakan faktor penting untuk mengembangkan pertumbuhan tanaman

gandum.

Salah satu teknologi produksi dalam budidaya gandum adalah dengan

pengaturan jarak tanam dan pemilihan varietas. Jarak tanam yang berbeda juga

akan menghasilkan produktivitas yang berbeda pula. Jarak tanam yang luas

umumnya akan meningkatkan hasil produksi karena tanaman akan memperoleh

cahaya matahari yang lebih optimal sehingga hasilnya juga akan optimal.

Sedangkan dengan pemilihan varietas yang berbeda juga akan menghasilkan hasil

produksi yang berbeda pula karena masing-masing varietas mempunyai

produktivitas yang tidak mungkin sama.

Page 3: Gandum Fix Kurang Lampiran

Tujuan

Mahasiswa dapat menerapkan prinsip teknologi produksi gandum

menggunakan perlakuan jarak tanam dan varietas tanaman serta mahasiswa dapat

memahami penggunaan agen hayati Trichoderma sp.

Page 4: Gandum Fix Kurang Lampiran

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman di laksanakan di Laboratorium

terpadu Universitas Brawijaya Kampus IV, Kecamatan Kasembon, Kabupaten

Malang. Praktikum dilaksanakan setiap satu minggu sekali setiap hari

Senin/Selasa. Praktikum di mulai pada tanggal 23 September 2014 sampai tanggal

22 Desember 2014. Sedangkan untuk waktunya dilaksanakan pukul 12.30 setelah

selesai kuliah/pagi hari sebelum kuliah TPT.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Teknolgi Produksi Tanaman adalah

cangkul, alat ukur seperti meteran, tugal, timba, cetok, sabit, timbangan, gembor,

dan sprayer.

Bahan yang digunakan pada praktikum Teknolgi Produksi Tanaman

adalah benih gandum, pupuk NPK, pupuk kandang, dan agen hayati seperti

Trichoderma sp.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pada komoditas gandum meliputi persiapan lahan,

perlakuan setiap kelompok, perawatan yang meliputi penyiraman, pemupukan,

penyemprotan agen hayati, pengendalian hama, gulma dan patogen.

Pada persiapan lahan langkah yang dilakukan yaitu dengan membagi rata

luasan lahan yang ada untuk beberapa kelompok dengan menggunakan meteran.

Setelah dibagi kemudian untuk komoditas gandum lahan tersebut kemudian

dibagi menjadi dua bedeng yang sama besar. Lalu tanah dicangkul sampai

gembur. Batu-batu yang ada disekitar dan didalam bedeng dapat di buang. Selain

batu, ada plastik dan kayu yang harus dibuang. Diusahakan lahan benar-benar

bersih dan tanahnya gembur. Sebelum digunakan lahan terlebih dahulu diberi

pupuk kandang.

Page 5: Gandum Fix Kurang Lampiran

Kemudian masing-masing petak tersebut dilubangi dengan menggunakan

tugal. Sebelum dilubangi, ukur jarak tanam dengan menggunakan tali raffia

dengan ukuran jarak tanam 20x10 cm dan tandai. Jarak tanam yang digunakan

yaitu 20x10 cm dan 30x10 cm. Lalu letakan meteran dan tali raffia di tanah

kemudian dapat langsung dilubangi. Pada setiap lubang diberi sebanyak 3-5 benih

gandum, tutup lubang dengan tanah, jangan terlalu padat dan jangan terlalu

gembur.

Minggu berikutnya gandum diberi pupuk N,P,K untuk pada minggu

selanjutnya disemprotkan agen hayati Trichoderma sp. Masing-masing lahan

disiram dengan sistem kocor. Penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu pagi

hari.

Kemudian untuk pengendalian hama, gulma dan patogen dapat dilakuakan

setiap seminggu sekali secara rutin. Pemberantasan hama dilakukan dengan

menggunakan yellow trap yang diberi oli. Pada lahan gandum kami terdapat

banyak sekali gulma. Pemberantasan gulma dilakukan dengan cara mencabut

dengan menggukan tangan atau alat bantu lainnya seperti sabit dan cetok.

Sedangkan untuk pemberantasan patogen dengan cara mencabut tanaman yang

terserang kemudian di bakar. Pada lahan gandum yang kami tanam tidak terdapat

penyakit. Ini terlihat dari kondisi gandum yang tidak menunjukkan gejala

terserang penyakit seperti layu, busuk, atau mati.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan pada praktikum yang kami lakukan untuk komoditas gandum

yaitu meliputi variabel pengamatan tentang tinggi tanaman, jumlah daun, dan

jumlah tanaman pada jarak tanam 20x10 cm dan 30x10 cm.

Adapun cara pengamatan yang kami lakukan untuk tinggi tanaman yaitu

kami menghitung tinggi tanaman gandum mulai dari pertama kali tumbuh sampai

dengan dewasa. Pengukuran dilakukan dengan cara menggunakan alat ukur

seperti penggaris, dimana penggaris di posisikan disebelah tanaman gandum

tepatnya diatas tanah, kemudian di ukur sampai pucuk daun tertinggi. Tetapi

apabila gandum sudah muncul bunganya yang nanti bunga tersebut akan menjadi

Page 6: Gandum Fix Kurang Lampiran

biji, maka pengukuran yang dilakukan yaitu dari atas tanah sampai pucuk yang

paling tinggi. diketahui pucuk yang paling tinggi saat tanaman sudah berbunga

adalah rambut bunga. Bunga gandum mempunyai rambut-rambut banyak.

Pengukuran di lakukan sampai rambut yang paling panjang.

Sedangkan untuk pengamatan jumlah daun tanaman gandum dilakukan

dengan cara menghitung helaian daun dari tanaman yang telah ditentukan sebagai

sampel. Daun yang dihitung adalah daun yang terdapat pada tanaman yang

dijadikan sampel. Semua daun harus dihitung, baik daun yang berada di batang

paling bawah atau pun daun yang mulai tumbuh harus di hitung.

Kemudian untuk pengamatan jumlah rumpun pada setiap jarak tanam

dilakuakan dengan cara menghitung tanaman yang tumbuh pada setiap lubang dan

pada setiap petak. Pengamatan rutin dilakukan setiap minggu, untuk dicatat

hasilnya dan diolah sebagai data dari laporan mata kuliah Teknologi Produksi

Tanaman.

Page 7: Gandum Fix Kurang Lampiran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembibitan

Pada komoditas gandum tidak menggukan pembibitan melainkan

menggunakan benih. Benih yang digunakan adalah benih varietas Nias.

Jumlah benih yang dibutuhkan per lubang tanam sebanyak 3-4 benih.

Penanaman

Penanaman pada komoditas gandum dilakukan dengan proses

persiapan lahan dan proses penanaman. Untuk proses persiapan lahan yang

harus di lakuakan yaitu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti

meteran yang digunakan untuk mengukur luas lahan, cangkul yang

digunakan untuk menggemburkan tanah, tugal yang digunakan untuk

melubangi lahan.

Sedangkan untuk proses penanaman yang harus di lakukan adalah

menyiapkan benih gandum yang digunakan untuk penanaman tanaman

gandum pada praktikum Teknologi Produksi Tanaman. Benih yang sudah

disiapkan di letakkan didalam lahan yang sudah dilubangi dengan

menggunakan tugal. Kemudian tanah di tutup dengan tanah. Proses

penutupan diusahakan tanah jangan terlalu padat dan jangan terlalu

gembur,apabila terlalu padat maka benih akan sulit untuk perkecambahan.

Sebaliknya apabila tanah terlalu gembur maka benih gandum akan

kekurangan unsur hara dan benih akan terkena sinar matahari langsung

sehingga berakibat benih menjadi rusak.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman gandum yang kami lakukan yaitu dengan

cara penyiraman, pemupukan, pemberian agen hayati, pengendalian gulma

dan hama.

Page 8: Gandum Fix Kurang Lampiran

Pada proses penyiraman dapat dilakukan dengan cara menyiram

lahan gandum yang diairi dengan menggunakan selang atau dengan

menggunakan gembor. Beri air secukupnya pada lahan.

Sedangkan pada proses pemupukan dilakukan dengan

menggunakan pupuk NPK dengan dosis pupuk urea sebanyak 0,25 kg,

SP36 sebesar 0,25 kg, dan KCL sebesar 0,125 kg.

Pemberian agen hayati dengan menggunakan Trichoderma sp

sebanyak 0,75 liter per Ha. Pemberian agen hayati sebanyak satu kali pada

sekali pertanaman. Pemberian Trichoderma sp bertujuan untuk menjaga

tanaman dari gangguan jamur atau penyakit yang ditularkan melalui tanah.

Kemudian pembersihan gulma dan hama dilakukan setiap satu

minggu sekali. Pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan cetok,

sabit, dan mekanis dengan cara di cabut. Pengendalian gulma dilakukan agar

tidak terjadi kompetisi unsur hara antara tanaman utama dan tanaman

pengganggu. Sedangkan pada perlakuan pemberantasan hama dengan

menggunakan yellow trap yang diberi oli. Hal ini dilakukan agar tanaman

gandum tidak terserang hama. Penggunaan yellow trap dengan dilapisi oli

dimaksudkan agar hama dapat terperangkap di oli sehingga tidak menyerang

tanaman gandum.

Pengamatan

Pengamatan yang di lakukan pada komoditas gandum meliputi

tinggi tanaman, jumlah daun atau helai daun, dan jumlah rumpun pada

masing-masing petak dengan perlakuan jarak tanam yang berbeda yaitu

20x10 cm dan 30x10 cm. Berikut adalah data hasil praktikum yang kami

dapatkan yaitu :

Page 9: Gandum Fix Kurang Lampiran

Tabel 1 Tinggi tanaman gandum varietas Selayar dan Nias jarak tanam

20x10 cm

Jenis Gandum 3mst 4mst 5mst 6mst 7mst 8mst 9mst

SELAYAR (20X10)

Tanaman 1 15 16 23 38,5 40 45 45,5

Tanaman 2 14 15 18 43,5 44 50 50

Tanaman 3 12,5 12,5 20 38 47 47 47,5

Tanaman 4 11 14 24 37 44 44 50

Tanaman 5 9,5 10 15 29,5 44 48 48

Rata-rata 12,5 13,5 20 37,3 43,8 46,8 48,2

NIAS (20X10)

Tanaman 1 0 0 3 13 21 30 35

Tanaman 2 0 0 4 15 23 30 29

Tanaman 3 0 0 5 10 27 33 35

Tanaman 4 0 0 7 11 28 38 41

Tanaman 5 0 0 10 16 29 40 44

Rata-rata 0 0 5,8 13 25,6 34,2 36,8

Page 10: Gandum Fix Kurang Lampiran

Tabel 2 Tinggi tanaman gandum varietas Selayar dan Nias jarak tanam 30x10 cm

Jenis Gandum3

mst4mst 5mst 6mst 7mst 8mst 9mst

SELAYAR (30X10)

Tanaman 1 9,5 11 26 28,5 42 42 46

Tanaman 2 9,5 9,5 29 28,5 44 47 47,5

Tanaman 3 10 10 25 31 44 51 51

Tanaman 4 12 12 26 38,5 45 45 45

Tanaman 5 8,5 8,5 19 21 35 46 46

Rata-rata 9,9 10,2 25 29,5 42 46,2 47,1

NIAS (30x10)

Tanaman 1 0 0 15 25 37 55 60

Tanaman 2 0 0 11 21 28 35 45

Tanaman 3 0 0 13 27 38 42 50

Tanaman 4 0 0 10 20,5 30 40,5 52

Tanaman 5 0 0 9 20 29 37 47,5

Rata-rata 0 0 11,6 22,7 32,4 41,9 50,9

Page 11: Gandum Fix Kurang Lampiran

Tabel 3 Jumlah daun tanaman gandum varietas Selayar dan Nias jarak

tanam 20x10 cm

Jenis Gandum 3mst 4mst 5mst 6mst 7mst 8mst 9mst

SELAYAR (20X10)

Tanaman 1 2 3 3 3 3 3 4

Tanaman 2 2 3 3 3 3 3 3

Tanaman 3 2 2 2 3 3 3 3

Tanaman 4 3 3 3 3 4 4 4

Tanaman 5 2 2 3 3 4 4 4

Rata-rata 2,2 2,6 2,8 3 3,4 3,4 3,6

NIAS (20X10)

Tanaman 1 0 0 1 2 2 2 2

Tanaman 2 0 0 2 3 3 3 3

Tanaman 3 0 0 1 2 3 3 3

Tanaman 4 0 0 1 2 2 2 2

Tanaman 5 0 0 2 2 3 3 3

Rata-rata 0 0 1,4 2,2 2,6 2,6 2,6

Page 12: Gandum Fix Kurang Lampiran

Tabel 4 Jumlah daun tanaman gandum varietas Selayar dan Nias jarak

tanam 30x10 cm

Jenis Gandum 3 mst 4mst 5mst 6mst

7mst 8mst 9mst

SELAYAR (30X10)

Tanaman 1 2 2 2 3 3 3 3

Tanaman 2 2 2 2 2 2 3 3

Tanaman 3 2 3 3 3 3 3 4

Tanaman 4 2 3 3 3 3 3 4

Tanaman 5 2 2 2 2 3 3 3

Rata-rata 2 2,4 2,4 2,6 2,8 3 3,4

NIAS (30x10)

Tanaman 1 0 0 1 1 2 2 2

Tanaman 2 0 0 2 2 3 3 3

Tanaman 3 0 0 2 3 3 3 3

Tanaman 4 0 0 2 2 2 2 2

Tanaman 5 0 0 1 2 3 3 3

Rata-rata 0 0 1,6 2 2,6 2,6 2,6

Page 13: Gandum Fix Kurang Lampiran

Tabel 5 Panjang malai tanaman gandum varietas Selayar jarak tanam

20x10 cm dan 30x10 cm

Varietas gandun

7mst 8mst 9mst

SELAYAR (20x10)

Tanaman 1 8 8 8

Tanaman 2 9 9 9

Tanaman 3 8 8 9

Tanaman 4 8 8 8

Tanaman 5 8 6 6

Rata-rata 8,2 7,8 8

SELAYAR (30x10)

Tanaman 1 7 7 7

Tanaman 2 7 6 6

Tanaman 3 6 7 7

Tanaman 4 5 5 7

Tanaman 5 6 6 6

Rata-rata 6,2 6,2 6,6

Page 14: Gandum Fix Kurang Lampiran

Tabel 6 Jumlah rumpun tanaman gandum per-bedeng varietas Nias jarak

tanam 20x10 cm dan 30x10 cm

Pengamatan

ke-

JarakTanam

20 x 10 cm

(cm)

30 x 10

(cm)

3 MST 0 0

4 MST 0 0

5 MST 15 24

6 MST 17 30

7 MST 25 39

8 MST 28 45

9 MST 30 51

Rata-rata 12,78 21

Page 15: Gandum Fix Kurang Lampiran

Pembahasan

Praktikum mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman yang kami lakukan

di Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang menggunakan komoditas gandum

Varietas Nias. Lahan gandum meliputi dua perlakuan yaitu jarak tanam 20x10 cm

dan 30x10 cm. Hal yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah

tanaman yang tumbuh pada setiap petak.

Gandum varietas Nias yang ditanam pada jarak tanam 20x10 cm maupun

30x10 cm baru dapat diamati mulai umur 5 MST dikarenakan pada penanaman

pertama tidak terjadi pertumbuhan benih gandum yang kami tanam. Hal ini

diakibatkan pengaruh lingkungan, yaitu keadaan lahan yang terlampau kering.

Lahan di laboratorium terpadu ini belum pernah dicoba untuk ditanami gandum

sebelumnya. Unsur hara di lahan ini juga sangat minim, banyak gulma yang

terdapat pada lahan gandum yang kita gunakan untuk praktikum kali ini. Pada

setiap minggunya kelompok kami membersihkan gulma yang ada di sekitar

pertanaman, namun gulma yang sudah dibersihkan selalu muncul lagi. Menurut

pengamatan kelompok kami hal ini dapat terjadi karena pembersihan gulma yang

tidak semuanya dibersihkan hingga ke akar, sehingga gulma dapat tumbuh

kembali. Pemberian pupuk yang seharusnya ditujukan untuk mendukung

pertumbuhan gandum agar optimal pada akhirnya juga mengenai akar gulma yang

belum terangkat tadi, hal ini juga memacu pertumbuhan gulma yang tidak

diharapkan dan sangat mengganggu.

Gandum merupakan tanaman serealia yang relatif toleran terhadap

kekeringan. Pada fase pertumbuhan vegetatif sampai fase primordia (± 60 HST)

tanaman gandum memerlukan cukup air. Pada fase pertumbuhan selanjutnya,

kelembaban yang tinggi tanpa suplai air masih memungkin bagi tanaman gandum

untuk tumbuh optimal dengan bantuan bulu-bulu malai yang mampu

mengabsorpsi uap air di udara. Kebutuhan air untuk pertumbuhan gandum relatif

lebih rendah dibanding tanaman serealia lainnya, berkisar 330 – 392 mm.

Gandum merupakan komoditas yang banyak dikembangkan di daerah

subtropis, dimana siklus hidupnya membutuhkan suhu udara antara 4-13˚C

Page 16: Gandum Fix Kurang Lampiran

dengan suhu optimum rata-rata 20˚C untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik.

Oleh karena itu, di Indonesia sebagai lingkungan tropis, gandum lebih sesuai

dibudidayakan di dataran tinggi (>800 m dpl) dengan temperatur sekitar 22 –

24˚C. Kondisi iklim yang demikian hanya dapat ditemukan di beberapa wilayah di

Indonesia dan bila gandum dibudidayakan di daerah tersebut, maka akan bersaing

dengan komoditas yang sering ditanam di dataran tinggi seperti sayuran dan

tanaman hortikultura lainnya yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi

(Fisher 1980).

Pada penanaman hari pertama hingga umur 4 MST tidak ada

perkembangan tinggi tanaman yang dapat diamati. Setelah umur 5 MST hingga

umur 9 MST, ketinggian gandum menunjukkan pertumbuhan yang terus

bertambah. Rata – rata tinggi tanaman dari kelima sampel tanaman gandum

dengan jarak tanam 20 x 10 cm , pada 5 MST mempunyai rata-rata 5,8 cm; pada 6

MST mempunyai rata-rata 13 cm; pada 7 MST mempunyai rata-rata 25,6 cm;

pada 8 MST mempunyai rata-rata 34,2 cm; dan pada 9 MST mempunyai rata-rata

tinggi tanaman 36,8 cm. Sedangkan untuk tanaman gandum dengan jarak tanam

30 x 10 cm, pada 5 MST mempunyai rata-rata tinggi tanaman 11,6 cm; pada 6

MST mempunyai rata-rata 22,7 cm; pada 7 MST mempunyai rata-rata 32,4 cm;

pada 8 MST mempunyai rata-rata 41,9 cm; dan pada 9 MST mempunyai rata-rata

tinggi tanaman 50,9 cm.

Pada pengamatan jumlah daun gandum didapatkan hasil seperti pada tabel

yang telah dibuat. Untuk rata-rata jumlah daun dari kelima sampel tanaman

gandum dengan jarak tanam 20 x 10 cm, pada 3 MST dan 4 MST belum

menunjukkan pertumbuhan tanaman gandum sehingga rata-rata jumlah daun

adalah 0 ; pada 5 MST mempunyai rata-rata jumlah daun 1,4 ; pada 6 MST

mempunyai rata-rata jumlah daun 2,2 ; pada 7 MST, 8 MST dan 9 MST sama-

sama mempunyai rata-rata jumlah daun 2,6. Sedangkan rata-rata jumlah daun

tanaman gandum dengan jarak 30 x 10 cm, pada 3 MST dan 4 MST belum

menunjukkan pertumbuhan tanaman gandum sehingga rata-rata jumlah daun

adalah 0 ; pada 5 MST mempunyai rata-rata jumlah daun 1,6 ; pada 6 MST

mempunyai rata-rata jumlah daun 2 ; pada 7 MST, 8 MST dan 9 MST sama-sama

mempunyai rata-rata jumlah daun 2,6.

Page 17: Gandum Fix Kurang Lampiran

Variabel pengamatan yang terakhir yaitu pengamatan pada jumlah rumpun

per-bedeng, dimana pada praktikum kali ini kami menggunakan 2 bedeng dengan

jarak tanam yang berbeda yaitu 20 x 10 cm dan 30 x 10 cm. Pada bedeng pertama

dengan jarak tanam 20 x 10 cm, pada 3 MST dan 4 MST belum menunjukkan

pertumbuhan tanaman gandum sehingga jumlah rumpun adalah 0, dan pada 5

MST terdapat 15 rumpun gandum. Jumlah ini bertambah terus hingga pada

minggu pengamatan terakhir yaitu 9 MST yang mencapai 30 rumpun gandum.

Sedangkan pada bedeng dengan jarak tanam 30 x 10 cm, pada 3 MST dan 4 MST

juga belum menunjukkan pertumbuhan tanaman gandum sehingga jumlah rumpun

adalah 0, dan pada 5 MST terdapat 24 rumpun gandum yang juga terus bertambah

hingga minggu ke 9, dimana jumlah rumpun pada 9 MST mencapai 51. Dengan

hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil yang lebih optimal lebih terlihat pada

gandum dengan perlakuan jarak tanam 30 x 10 cm. Hal ini disebabkan karena

semakin lebar jarak antar tanaman, semakin berkurang pula kompetisi yang terjadi

antara satu tanaman dengan tanaman lain sehingga tanaman mampu mendapatkan

unsur hara dan cahaya yang optimal untuk pertumbuhan. Menurut Sitompul dan

Guritno (1995), jarak tanam merupakan salah satu cara untuk ciptakan faktor-

faktor lingkungan dan hara dapat tersedia secara merata bagi setiap individu

tanaman.

Pada lahan gandum kelompok 5 A yang menggunakan varietas selayar

juga dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman,variabel pengamatan yang bisa

dijadikan perbandingan dengan kelompok kami yaitu jumlah daun dan tinggi

tanaman. Pada kelompok 5 A pengamatan sudah dapat dilakukan sejak gandum

berusia 3 MST dikarenakan tidak terjadi permasalahan pada lahan gandum dengan

varietas Selayar tersebut.

Untuk tinggi tanaman gandum dengan jarak tanam 20 x10 cm pada 3 MST

memiliki rata-rata tinggi 12,5 cm dari 5 sampel yag telah diambil, pada usia 4

MST rata-rata tinggi tanaman naik menjadi 13,5 cm. Rata-rata tinggi tanaman

gandum varietas selayar pada jarak tanam ini terus meningkat hingga mencapai

angka 48,2 cm pada usia 9 MST. Sedangkan pada perlakuan dengan jarak tanam

30 x 10 cm rata-rata tinggi tanaman pada usia 3 MST sepanjang 9,9 cm. Angka ini

Page 18: Gandum Fix Kurang Lampiran

juga terus meningkat hingga minggu terakhir pengamatan yaitu 9 MST, dimana

didapatkan hasil rata-rata tinggi tanaman yang mencapai 47,1 cm.

Variabel pengamatan kedua yang bisa dibandingkan dengan kelompok

kami yaitu jumlah daun tanaman gandum varietas Selayar. Pada lahan yang diberi

perlakuan jarak tanam 20 x 10 cm rata-rata jumlah daun di minggu ke-3 setelah

tanam tercatat sebanyak 2,2 helai. Pada minggu ke-4 setelah tanam hingga minggu

terakhir pengamatan, jumlah helai daun terus bertambah hingga mencapai rata-

rata 3,6 helai daun pada usia 9 MST. Sedangkan untuk bedeng dengan perlakuan

jarak tanam 30 x 10 cm didapatkan rata-rata helai daun sebesar 2 helai pada

minggu ke-3 setelah tanam. Sama halnya seperti bedeng pertama dengan

perlakuan jarak tanam yang berbeda, pada bedeng ini juga mengalami

peningkatan terus menerus pada rata-rata helai daun, hingga mencapai angka 3,4

pada usia 9 MST.

Dari pembahasan perbandingan diatas dapat kita lihat bahwa varietas

gandum Selayar dapat tumbuh lebih optimal dibandingkan dengan gandum

varietas Nias. Varietas Selayar dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan yang

kering dibandingkan dengan Nias yang kurang tahan dengan keadaan tanah yang

terlalu kering.

Menurut literatur cekaman panas pada fase akhir pertumbuhan (terminal

heat stress atau post-anthesis heat stress) sering menjadi faktor pembatas pada

produksi gandum di beberapa negara (Yang et al, 2002). Pada suhu tinggi laju

perkembangan tanaman meningkat sehingga mengurangi potensi akumulasi

biomasa. Secara umum, pengaruh suhu tinggi terhadap perkembangan bulir pada

serealia meliputi laju perkembangan bulir yang lebih cepat, penurunan berat bulir,

biji keriput, berkurangnya laju akumulasi pati serta perubahan komposisi lipid dan

polipeptida (Stone 2001).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai produksi tiga varietas gandum pada

berbagai ketinggian tempat disarankan memperhatikan suhu dan waktu tanam

yang tepat untuk mendapatkan produksi yang maksimal (Syam’un, 2013).

Pada pemeliharan tanaman gandum ini, kami menggunakan Trichoderma

sp sebagai agen hayati. Pemberian Trichoderma sp bertujuan untuk menjaga

tanaman dari gangguan jamur atau penyakit yang ditularkan melalui tanah, selain

Page 19: Gandum Fix Kurang Lampiran

itu pemberian Trichoderma sp juga dapat memperbaiki sifat tanah dengan

berperan sebagai pengurai bahan organik.

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme, termasuk jamur

didalamnya. Jamur berperan dalam perubahan susunan tanah. Jamur tidak

berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon

dari bahan organik (Soepardi, 1983). Trichoderma sp. merupakan salah satu jenis

jamur yang menguntungkan bagi pertanian, selain berperan sebagai agen hayati,

Trichoderma sp. juga berperan sebagai pengurai bahan organik. Hal ini didukung

oleh Widyastuti et al (1999) yang menyebutkan bahwa Trichoderma sp. memiliki

kemampuan untuk mempercepat penguraian seresah tanaman yang sulit terurai.

Kriteria panen pada tanaman gandum yaitu apabila 80% dari rumpun telah

bermalai, jerami, batang dan daun mengering dan menguning. Jika 20% dari

bagian malai telah matang penuh, dimana butir gandum telah cukup keras apabila

dipijit tangan, maka gandum sudah waktunya panen. Saat panen sangat ditentukan

oleh tingkat pematangan dan cuaca. Gandum yang terlalu matang cenderung

untuk rebah dan rontok. Curah hujan, kelembaban dan suhu udara terlalu dingin

atau panas sering menghambat dan menurunkan hasil panen. Panen gandum yang

ditangguhkan melebihi dari satu minggu akan menurunkan bobot butir gandum.

Untuk menguji tingkat kekeringan malai, dilapangan dilakukan dengan jari

tangan. Apabila butir-butir gandum lepas ketika digosok dengan tangan dan poros

malainya mudah patah, maka kadar air gandum cukup untuk dipanen. Komponen

produksi gandum sama dengan padi yaitu jumlah malai per satuan luas tanah,

jumlah butir isi permalai dan bobot rata-rata butir gandum. Malai gandum yang

baru dipanen, perlu dikeringkan dahulu, dijemur dibawah panas matahari sampai

malah mudah dirontokkan (dijemur 1-2 hari berturut-turut) (Nurmala, 1978).

Page 20: Gandum Fix Kurang Lampiran

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa penanaman gandum dengan

varietas Nias pada lahan yang berada di Laboratorium Terpadu Universitas

Brawijaya tidak menglami pertumbuhan yang optimal. Hal ini dapat disebabkan

oleh berbagai hal salah satunya adalah keadaan tanah yang terlalu kering.

Dengan menggunakan perlakuan jarak tanam dimana pada bedeng 1

digunakan jarak tanam 20x10 cm dan pada bedeng 2 digunakan jarak tanam

30x10 cm, dapat disimpulkan bahwa bedeng yang mengalami pertumbuhan paling

bayak terdapat pada bedeng 2 yakni sebanyak 51 rumpun, dibandingkan dengan

bedeng 1 yang hanya 30 rumpun hingga usia 9 MST.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dalam budidaya gandum dalam

lahan yang sama namun berbeda varietas memiliki perbedaan nyata. Pada tabel

tinggi tanaman di dapatkan hasil bahwa varietas selayar rata-rata lebih tinggi

daripada varietas nias. Hal ini menunjukkan bahwa varietas selayar dapat

beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan

Saran

Sebaiknya untuk perhitungan jumlah malai ikut dimasukan ke dalam data

pengamatan, supaya bisa terlihat jelas peningkatan dari tanaman gandum itu

sendiri.

Page 21: Gandum Fix Kurang Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Fischer RA. 1980. Wheat. Paper Presented at The Symposium on Potential

Productivity of Field Crops Under Different Environments. IRRI.

Hamdani M., Sriwidodo, Ismail, dan Marsum M, Dahlan. 2002. Evaluasi galur

gan-dum Introduksi dan CIMMYT. Pro-siding Kongres IV dan Simposium

Nasional PERIPI. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Nurmala, Tati. 1978. Pengujian Sembilan Varietas Gandum (Triticum spp) pada

Musim Kemarau di Tanah Andosol Lembang. Kerjasama Fakultas

Pertanian Universitas Padjajaran dengan Lembaga Pusat Penelitian

Pertanian (LP3) Bogor.

Nurmala, T. 1980. Budidaya Tanaman Gandum. Bandung : PT. Karya Nusantara

Jakarta.

Saunders, D.A. 1988. Characterization of tro-pical wheat environments; iden-

titication of production constraints and progress achieved in south and

south east asia in klatt (ed). Wheat Production Constraints in Tropical

Environments (CMMYT) Mexico DF. Pp, 12026.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-ilmu Tanah.

Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

Stone P. 2001. The effects of heat stress on cereal yield and quality. In: Basra AS.

(ed.), Crop Responses and Adaptation to Temperature Stress. Binghamton

NY: Food Products Press. hlm 243–291

Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta

Syam’un, Elkawakib. 2013. Produksi Berbagai Varietas Gandum pada Berbagai

Ketinggian Tempat. Universitas Hasanudin. Makasar

Page 22: Gandum Fix Kurang Lampiran

Widyastuti, S.M., Sumardi, Supriyanto. 1999. Pemanfaatan Biofungisida

Trichoderma sp. untuk Mempercepat Penguraian Seresah Acacia

mangium. Mediagam I (1) Hal 13-20

Yang J, Sears RG, BS Gill, and GM Paulsen. 2002. Quantitative and molecular

characterization of heat tolerance in hexaploid wheat, Euphitica 126: 275-

282.