bab i pendahuluan - :: sakip kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip setdit...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
1
BAB I PENDAHULUAN
Berdasarkan TAP MPR Nomor XI Tahun 1998
dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas dari KKN, sehingga
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
memiliki kewajiban untuk membuat laporan
pertanggungjawaban dalam pengalokasian
dana pembangunan melalui APBN dalam
Laporan Kinerja Tahun 2014.
Metode penyusunan Laporan Kinerja telah
diatur dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.53 Tahun 2014,
tanggal 20 November 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Struktur organisasi dan kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
telah diatur dalam Permentan
No.56/Permentan/OT.140/9/2011 tanggal
28 September 2011 tentang rincian tugas
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
2
pekerjaan Eselon I dan II lingkup Direktorat
Jenderal Hortikultura.
Berdasarkan Permentan tersebut tugas
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
yaitu memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada seluruh unit organisasi
di lingkungan Direktorat Jenderal
Hortikultura. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 377,
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan
program, anggaran, dan kerja sama di
bidang hortikultura,
2. Pengelolaan urusan keuangan dan
perlengkapan,
3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi,
tata laksana, pengelolaan urusan
kepegawaian, dan penyusunan
rancangan peraturan perundang-
undangan, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat dan informasi publik,
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang hortikultura,
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
3
5. Pelaksanaan urusan tata usaha
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Dalam upaya mendukung tugas dan fungsi
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
dijabarkan menjadi unit-unit kerja Eselon III
untuk menjalankan tugas operasional.
Susunan organisasi dan tata laksana unit
kerja Eselon III tersebut terdiri dari:
1. Bagian Perencanaan mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan
program, anggaran dan kerjasama di
bidang hortikultura,
2. Bagian keuangan dan perlengkapan
mempunyai tugas melaksanakan urusan
keuangan dan perlengkapan,
3. Bagian umum mempunyai tugas
melaksanakan evaluasi dan
penyempurnaan organisasi,
ketatalaksanaan, penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, urusan
kepegawaian, hubungan masyarakat dan
informasi publik, serta tata usaha dan
rumah tangga,
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
4
4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan
mempunyai tugas melaksanakan evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di
bidang hortikultura.
Struktur organisasi Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura dapat dilihat pada
Lampiran 1, sedangkan komposisi pegawai
berdasarkan golongan dan latar belakang
pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Sebagai institusi pelayanan maka sebagian
besar kegiatan yang dilaksanakan
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
bertujuan untuk mendukung pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal
Hortikultura, dan memfasilitasi seluruh
stakeholders dalam mengakses seluruh
pelayanan yang disediakan oleh Direktorat
Jenderal Hortikultura.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
5
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN
KINERJA
Laporan Kinerja tersusun atas beberapa
komponen yang merupakan satu kesatuan.
Komponen-komponen tersebut antara lain;
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja.
Komponen perencanaan kinerja meliputi;
a) Rencana Strategis (Renstra), b) Indikator
Kinerja Utama (IKU), c) Rencana Kinerja
Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK)
atau juga sering disebut sebagai perjanjian
kinerja.
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
telah disusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
Tahun 2014 yang digunakan sebagai
sasaran dalam pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan tupoksi dapat dilihat pada Lampiran
3.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
6
2.1 Perencanaan Kinerja
2.1.1 Rencana Strategis
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Jenderal Hortikultura dan
berpedoman pada PP RI No.5 Tahun
2010 tentang RPJMN 2010-2014 serta
Rencana Strategis Kementerian
Pertanian 2010-2014, maka telah
disusun Rencana Strategis Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura tahun
2010-2014, yang mencakup:
a. Visi dan Misi
Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura dalam melaksanakan
tugas dan fungsi telah berupaya
dalam mewujudkan pemerintahan
yang baik (good governance) dan
pemerintah yang bersih (clean
government) dengan menetapkan
norma-norma pokok dalam
kepemerintahan yang baik. Disamping
itu Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura dalam melakukan
pembinaan dan memberikan
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
7
pelayanan teknis serta administratif
kepada semua unsur di lingkungan
Direktorat Jenderal Hortikultura telah
menerapkan standar baku dalam
memberikan pelayanan yang
mengacu pada tugas pokok dan
fungsi.
Kepedulian kepada masyarakat petani
sebagai pelaku pembangunan
hortikultura merupakan prioritas
utama dalam melakukan
pembangunan pertanian khususnya
hortikultura. Di samping itu, aparatur
pembina selaku fasilitator, regulator
dan dinamisator pembangunan dalam
melaksanakan tugasnya harus
dilandasi dengan ketulusan hati dan
semangat pengabdian yang tinggi.
Oleh karena itu aparatur pembina
hortikultura dalam melaksanakan
pembangunan dilandasi oleh ruh atau
nilai, berupa jiwa yang bersih, pikiran
yang peduli dan hati yang tulus.
Bersih berarti bebas dari KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
8
amanah, transparan dan akuntabel.
Peduli berarti memberikan perhatian,
fasilitasi, pelayanan, perlindungan,
pembelaan, pemberdayaan dan
keberpihakan terhadap kepentingan
masyarakat/ petani hortikultura di
atas kepentingan pribadi dan
golongan (demokratis) dan aspiratif.
Tulus berarti ikhlas, penuh
pengabdian, jujur dan memiliki
integritas.
Dengan memperhatikan prioritas
pembangunan hortikultura dan
dinamika lingkungan strategis maka
visi Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura adalah ; “Menjadi
fasilitator yang handal menunjang
pengembangan usaha produksi
hortikultura yang berdaya saing,
berkelanjutan dan mensejahterakan
masyarakat pertanian”.
Untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan tersebut Direktorat
Jenderal Hortikultura mengemban
misi yang harus dilaksanakan ;
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
9
a. Meningkatkan profesionalisme
aparatur Direktorat Jenderal
Hortkultura,
b. Merumuskan kebijakan dan
perencanaan program
pengembangan hortikultura yang
operasional dan efisien,
c. Meningkatkan dan melaksanakan
sistem monitoring dan evaluasi
program pengembangan
hortikultura yang obyektif dan
akuntabel,
d. Meningkatkan sarana dan
prasarana Direktorat Jenderal
Hortikultura mendukung
pengembangan hortikultura,
e. Mengembangkan data dan
informasi hortikultura.
f. Meningkatkan sistem dan
penyebaran informasi
pembangunan hortikultura,
g. Merumuskan peraturan
perundang-undangan bidang
pengembangan hortikultura dan
pengembangan kelembagaan.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
10
b. Tujuan dan Sasaran Strategis
Sesuai dengan visi dan misi,
Sekretariat Ditjen Hortikultura
mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatnya kemampuan dan
keterampilan SDM aparatur,
b. Meningkatnya perencanaan
pengembangan hortikultura,
c. Meningkatnya evaluasi dan
pelaporan pengembangan
hortikultura,
d. Meningkatnya penyediaan dan
kualitas data serta informasi
hortikultura,
e. Meningkatnya ketersediaan
fasilitas/ sarana mendukung
pengembangan agribisnis
hortikultura,
f. Meningkatnya pemasyarakatan
informasi hasil pembangunan
agribisnis hortikultura,
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
11
g. Meningkatnya peraturan
perundang-undangan di bidang
hortikultura dan kelembagaan.
Sasaran yang ingin dicapai oleh
Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura adalah sebagai berikut :
a. Terdidik dan terlatihnya SDM
aparatur Ditjen Hortikultura,
b. Tersedianya rumusan kebijakan
dan program pengembangan
agribisnis hortikultura yang
operasional dan efisien,
c. Tersedianya laporan dan evaluasi
program pengembangan agribisnis
hortikultura yang meningkat
kualitasnya (obyektif dan
akuntabel),
d. Tersedianya data dan informasi
hortikultura yang meningkat
kualitasnya (lengkap, akurat dan
up to date),
e. Tercukupinya fasilitas dan sarana
pendukung pengembangan
agribisnis hortikultura,
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
12
f. Tersosialisasinya hasil-hasil
pembangunan agribisnis
hortikultura,
g. Tersusunnya rancangan peraturan
perundang-undangan di bidang
hortikultura.
c. Arah Kebijakan, Strategi, Program
dan Kegiatan
Keberhasilan pencapaian visi, misi,
tujuan dan sasaran dipengaruhi oleh
peningkatan indikator; kualitas SDM
aparatur melalui Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat), pelayanan/fasilitasi
pengembangan hortikultura,
monitoring dan evaluasi, produk
hukum di bidang hortikultura,
sosialisasi hasil pembangunan
hortikultura, Sistem Informasi
Manajemen dan data hortikultura, dan
peningkatan sistem pengarsipan dan
administrasi.
Strategi yang dirumuskan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
13
Setditjen Hortikultura adalah sebagai
berikut ;
1. Peningkatan Kualitas SDM dan
Optimalisasi Sarana Kerja
Untuk dapat membina sumber
daya manusia petani / pelaku
usaha, pembina di Dinas
Pertanian dalam memanfaatkan
ketersediaan teknologi, maka
harus didukung oleh peningkatan
kompetensi SDM Ditjen
Hortikultura, bersamaan dengan
pembinaan mental dan moral agar
memiliki kejujuran, kepedulian
dan ketulusan hati, integritas
yang tinggi, untuk dapat menjadi
pembina dan pelaku usaha
hortikultura yang berhasil.
Oleh karena itu, peningkatan
kualitas SDM petugas di bidang
hortikultura menjadi hal yang
sangat penting untuk ditangani.
Melalui kegiatan magang,
pelatihan, kursus, studi banding
dan lain-lain yang dilakukan di
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
14
dalam dan di luar negeri
diharapkan mampu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
sebagaimana yang diharapkan
sehingga mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik.
Kualitas SDM yang baik harus
didukung dengan ketersediaan
sarana kerja yang memadai. Oleh
karena itu, fasilitasi sarana kerja
dalam menunjang pengembangan
hortikultura akan mendapat
perhatian serius sejalan dengan
pemanfaatan sumberdaya
manusia yang tersedia.
2. Pemasyarakatan Hasil
Pembangunan Hortikultura
Pemasyarakatan hasil
pembangunan hortikultura
dilakukan melalui peningkatan
frekuensi promosi, kampanye,
sosialisasi atau pemasyarakatan
baik di dalam maupun di luar
negeri, melalui media cetak
maupun elektronik untuk
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
15
menginformasikan dan
menanamkan rasa kecintaan dan
kebanggaan terhadap produk
hortikultura nasional.
3. Sinkronisasi dan Koordinasi
Perencanaan
Sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan merupakan wadah
yang tepat untuk menyatukan
aspirasi daerah yang beragam
sejalan dengan program
pembangunan nasional. Upaya
sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan dilakukan melalui
penyusunan rencana kerja,
pertemuan nasional, pertemuan
regional yang bersifat internal dan
lintas sub sektor-sektor,
konsultasi, dan advokasi
perencana program.
4. Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Pengembangan
Hortikultura
Pengelolaan sumberdaya yang
bijaksana, efektif dan efisien
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
16
dilakukan melalui pengendalian
teknis dan administrasi
pelaksanaan program, sosialisasi,
monitoring dan evaluasi, serta
pelaporan yang mengacu kepada
prinsip-prinsip akuntabilitas.
5. Pengembangan Data Statistik
Hortikultura
Pengembangan data dan informasi
dilakukan melalui penyempurnaan
metode pengumpulan data dan
informasi hortikultura,
pengembangan sistem informasi
manajemen, pelatihan petugas,
sinkronisasi data statistik
hortikultura serta penyediaan
sarana prasarana yang memadai
bagi pengumpulan, pengolahan
dan pengujian data.
6. Pemantapan Peraturan
Perundangan
Peraturan perundangan
dimaksudkan untuk mendukung
pengembangan agribisnis
hortikultura dengan melakukan
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
17
perlindungan terhadap petani
produsen, pengusaha dan
eksportir dalam menciptakan /
menghasilkan produk hortikultura
yang berdaya saing.
2.1.2 Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura telah
ditetapkan dengan peraturan Menteri
Pertanian Nomor 49/Permentan
/OT.140/8/2013 (Lampiran 4).
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura disajikan dalam tabel
berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
18
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura
No Sasaran Indikator
Kinerja Utama Sumber Data
1. Meningkatnya
kapasitas
manajemen
administrasi,
sumberdaya
manusia sarana
dan prasarana
anggaran, serta
piranti lunak
organisasi
pengembangan
produksi
hortikultura
1. Pelayanan
Manajemen
Laporan dari pegawai
melalui bagian tata
usaha
2. Pelaporan
Kinerja
Laporan dari
Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura,
Dinas Teknis yang
membidangi
hortikultura di tingkat
propinsi dan kab/kota
3. Dokumen
Manajemen
Laporan dari Ditjen
Hortikultura, Dinas
teknis yang
Membidangi
Hortikultura di tingkat
propinsi, Kab/Kota dan
instansi terkait
lainnya.
4. Lembaga
Pengembang
an
Hortikultura
(PMD dan
LM3)
Laporan dari
Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura.
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian, 2012
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
19
2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura pada tahun 2014 telah
disusun, dan sasaran strategis yang
akan dicapai pada tahun 2014 yang
ditetapkan pada Indikator Kinerja
Utama (IKU) dan disesuaikan dengan
sasaran strategis pada Rencana
Strategis 2010-2014. Dalam RKT
telah ditetapkan target-target yang
akan dijadikan ukuran tingkat
keberhasilan/ kegagalan
pencapaiannya. Adapun target
Rencana Kinerja Tahunan 2014 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
20
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setditjen Hortikultura
Tahun 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura
1 Pelayanan Manajemen Bulan 12
2 Pengelolaan laporan Laporan 348
3 Pengelolaan dokumen Dokumen 489
4 Pemberdayaan LM3 Lembaga 300
5 Pemberdayaan Konsorsium Hortikultura
Kelompok PMD
240
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Adapun dokumen Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Tahun 2014 dapat
dilihat pada Lampiran 5.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
21
2.2 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja merupakan dokumen
kesepakatan antara Sekretaris
Direktorat Jenderal Hortikultura dengan
Direktur Jenderal Hortikultura.
Dokumen Perjanjian Kinerja lebih
dikenal dengan Penetapan Kinerja (PK)
yang secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3. Penetapan Kinerja Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014
Adapun dokumen Penetapan Kinerja
Sekretariat Direktorat Jenderal
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya kapasitas
manajemen administrasi,
sumberdaya manusia, sarana
dan prasarana anggaran serta
piranti lunak organisasi
pengembangan produksi
hortikultura
1. Pelayanan Manajemen (bulan) 12
2. Laporan kinerja (laporan) 348
3. Dokumen Manajemen (dokumen) 489
4. Lembaga Mandiri dan Mengakar di
Masyarakat (LM3) (Kelompok)
300
5. Pemberdayaan Membangun Desa
(PMD/Kelompok Tani pada Area
Periurban (Kelompok)
240
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
22
Hortikultura Tahun 2014 dapat dilihat
pada Lampiran 6.
Pada Bulan Agustus 2014 dilakukan
penghematan anggaran dari semula
Rp. 176.730.839.000,- seperti yang
tercantum pada penetapan kinerja,
menjadi sebesar Rp. 162.658.280.000,-
dengan target indikator kinerja seperti
yang tercantum dalam penetapan
kinerja yang direvisi pada tabel berikut.
Tabel 4. Penetapan Kinerja yang
Direvisi
Adapun dokumen Penetapan Kinerja
yang telah direvisi tercantum pada
Lampiran 7.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya kapasitas
manajemen administrasi,
sumberdaya manusia, sarana
dan prasarana anggaran serta
piranti lunak organisasi
pengembangan produksi
hortikultura
1. Pelayanan Manajemen (bulan) 12
2. Laporan kinerja (laporan) 348
3. Dokumen Manajemen (dokumen) 471
4. Lembaga Mandiri dan Mengakar di
Masyarakat (LM3) (Kelompok)
300
5. Pemberdayaan Membangun Desa
(PMD/Kelompok Tani pada Area
Periurban (Kelompok)
0
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Pengukuran Kinerja
Untuk melihat realisasi pencapaian kinerja
yang telah difasilitasi melalui APBN maka
harus dilakukan pengukuran target yang
telah ditetapkan sesuai penetapan kinerja
dibandingkan dengan pencapaian realisasi
targetnya.
3.1.1 Capaian Kinerja Tahun 2014
Secara rinci realisasi pencapaian target
penetapan kinerja tahun 2014 sesuai
dengan Penetapan Kinerja yang telah
direvisi dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
24
Tabel 5. Pengukuran Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Kegiatan PMD 2014 dilaksanakan sampai
penetapan CP/CL, sedangkan bantuan
sarana produksi untuk pemberdayaan
kelompok tani akan dilaksanakan tahun
2015 dikarenakan adanya pemotongan/
penghematan anggaran.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Meningkatnya
kapasitas
manajemen
administrasi,
sumberdaya
manusia, sarana dan
prasarana anggaran
serta piranti lunak
organisasi
pengembangan
produksi hortikultura
1. Pelayanan Manajemen
(bulan)
12 12 100
2. Laporan kinerja (laporan) 348 620 178,16
3. Dokumen Manajemen
(dokumen)
471 438 92,99
4. Lembaga Mandiri dan
Mengakar di Masyarakat
(LM3) (Kelompok)
300 303 101
5. Penggerak Membangun
Desa (PMD/Kelompok Tani
pada Area Periurban
(Kelompok)
- 0 0
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
25
3.1.2. Capaian Kinerja Tahun 2010–2014
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir
dari pelaksanaan Renstra Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura periode
2010-2014. Untuk melihat
perkembangan pelaksanaan Renstra
Tahun 2010 -2014 yang dituangkan
dalam Penetapan Kinerja setiap tahun,
telah dilakukan Pengukuran Kinerja
yang telah tertuang pada Laporan
Kinerja Setditjen setiap tahunnya.
Secara rinci realisasi capaian kinerja
dari target Penetapan Kinerja Tahun
2010 – 2014 dapat dilihat pada Tabel
6.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
26
Tabel 6. Pengukuran Kinerja Pembangunan
Hortikultura Tahun 2010-2014
Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura
Target
(T)
Realisasi
(R)% T R % T R % T R % T R %
1
Pelayanan
Manajemen
(Bulan)
12 12 108,5 12 12 100 12 12 100 12 12 100 12 12 100
2
Laporan
Kinerja
(Laporan)
176 191 100 553 781 141,2 7 9 128,6 263 414 157,4 348 620 178,2
3
Dokumen
Manajemen
(dokumen)
7 7 100 6 8 133,3 22 23 104,5 244 299 122,5 471 438 92,9
4
Penggerak
Membangun
Desa (PMD)
60 60 100 140 140 100 220 220 100 240 300 125 0 0 0
5
Lembaga
Mandiri dan
Mengakar di
Masyarakat
(LM3)
(Lembaga)
400 434 108,5 150 200 133,3 80 79 98,75 300 299 99,7 300 303 101
2014
NoIndikator
Kinerja
2010 2011 2012 2013
Berdasarkan tabel tersebut, dapat
dilihat secara umum capaian realisasi
Penetapan Kinerja Tahun 2010 – 2014
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
27
sesuai dengan target yang telah
ditetapkan bahkan beberapa indikator
dapat melebihi target. Dengan
demikian, kinerja Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura sudah
cukup baik.
Namun demikian, pada indikator
kinerja Pelaporan Kinerja dan
Dokumen Manajemen, masih terdapat
perbedaan satuan indikator. Pada
indikator Laporan Kinerja, pada Tahun
2012 satuan indikator kinerja
merupakan jenis laporan yang berupa
jenis laporan yang dihasilkan oleh
Setditjen Hortikultura. Sedangkan
pada Tahun 2010, Tahun 2011, Tahun
2013 dan Tahun 2014 satuan
indikator merupakan jumlah laporan
yang merupakan banyaknya laporan
yang dihasilkan oleh Setditjen
Hortikultura.
Demikian juga yang terdapat pada
indikator kinerja Dokumen
Manajemen, pada Tahun 2010 –
Tahun 2012,satuan indikator yang
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
28
ditetapkan merupakan jenis dokumen.
Sedangkan pada Tahun 2013 – Tahun
2014 satuan indikator yang
ditetapkan merupakan jumlah
dokumen.
Pada penyusunan Renstra Tahun 2015
-2019 akan dilakukan perbaikan
dengan menetapkan satuan indikator
kinerja Laporan Kinerja dan Dokumen
Manajemen dalam satuan jenis
laporan dan jenis dokumen.
3.2 Analisis Pencapaian Kinerja
Pada Penetapan Kinerja Tahun 2014, dana
yang dialokasikan untuk mencapai sasaran
strategis yang telah ditetapkan semula
sebesar Rp. 176.730.839.000,- dan
terdapat penghematan anggaran sebesar
Rp. 14.072.559.000,- sehingga alokasi
anggaran Sekretaris Direktorat Jenderal
Hortikultura menjadi Rp.
162.658.280.000,- seperti yang tercantum
pada Penetapan Kinerja yang telah direvisi.
Adapun capaian strategis Sekretariat
Direktorat Jenderal Tahun 2014 dijabarkan
sebagai berikut :
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
29
3.2.1 Pelayanan Manajemen
Pelayanan manajemen merupakan
komponen penting yang mendukung
pelaksanaan kegiatan utama yang telah
diemban oleh petugas-petugas di bagian
umum. Berbagai output kerja meliputi;
pembayaran gaji pegawai, pembayaran
honor, penyediaan ruang-ruang kerja yang
representatif, jamuan delegasi/tamu,
keasrian dan kebersihan lingkungan sarana
dan prasarana, keamanan, fasilitasi listrik
dan penerangan, peringatan hari besar
keagamaan/ kerohanian, keperluan sehari-
hari perkantoran, sarana olahraga dan
ruang-ruang pertemuan yang nyaman.
Berdasarkan penghitungan capaian kinerja
pada aspek pelayanan manajemen ini
mencapai 100% artinya sepanjang 12 bulan
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
telah memberikan pelayanan yang terbaik
sepanjang tahun 2014. Hasil ini tentunya
merupakan capaian ketersediaan fasilitas
pada tahun sebelumnya.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
30
3.2.2 Pengelolaan Laporan
Pengelolaan laporan dilaksanakan oleh
Bagian Evaluasi dan Pelaporan serta Bagian
Keuangan dan Perlengkapan. Output
pengelolaan laporan pada tahun 2014 telah
tercapai sesuai target. Berdasarkan hasil
pengukuran kinerja dari 348 laporan yang
direncanakan dikelola pada tahun 2014
telah direalisasikan sebanyak 620 laporan.
Dengan demikian, telah mencapai realisasi
sebesar 178,16 %.
Beberapa jenis laporan yang dihasilkan
secara rutin sebagai berikut :
a. Pusat
1. Laporan Kinerja Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2014
2. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2014
3. Laporan Tahunan Satker Tahun 2014
4. Laporan Pengendalian Program
Pembangunan Hortikultura Tahun
2014
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
31
5. Laporan Evaluasi Kinerja Program
Pembangunan Hortikultura Tahun
2013
6. Laporan Evaluasi Kinerja Program
Pembangunan Hortikultura Tahun
2010 – 2014
7. Laporan Lembaga Mandiri yang
Mengakar di Masyarakat (LM3)
Hortikultura Tahun 2014
8. Laporan Sistem Pengendalian Intern
Hortikultura Tahun 2014
9. Laporan Bulanan Kegiatan
Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura
10. Laporan Triwulan
11. Laporan Rapat Pimpinan (RAPIM)
12. Laporan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)
13. Laporan Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) 249 Tahun 2011
14. Laporan Rekap Provinsi Statistik
Pertanian Hortikultura (RPSPH)
15. Laporan Hasil Audit
16. Laporan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI)
17. Laporan Kerugian Negara
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
32
18. Laporan Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK)
19. Laporan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
20. Laporan Rekening Kementerian
Lembaga
21. Laporan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
22. Laporan Hibah
23. Laporan Pekan Flori Flora Nasional
(PF2N) dan Hari Pangan Sedunia
(HPS)
b. Daerah
1. Laporan Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) 249
2. Laporan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI)
3. Laporan Rekap Provinsi Statistik
Pertanian Hortikultura (RPSPH)
Pada Tahun 2014 terdapat 199 satker
daerah yang wajib membuat laporan,
sehingga laporan yang dibuat sebanyak
3x199=597 laporan.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
33
Gambar 1. Workshop SIMONEV Ditjen Hortikultura Tahun 2014 di Pontianak, Kalimantan Barat
Laporan tersebut disusun sesuai dengan
periode waktu yang telah ditetapkan yaitu
ada mingguan, bulanan, triwulan,
tahunan dan insidentil. Kewajiban
membuat dan mengirimkan laporan
merupakan tanggung jawab pusat dan
daerah.
Gambar 2. Sinkronisasi Angka Tetap Tahun 2013 di Medan, Sumatera Utara
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
34
Dalam pembuatan laporan dibutuhkan
penyediaan bahan dan berbagai
sumber-sumber informasi terkini
seputar hasil pelaksanaan kegiatan
dan perkembangan pembangunan
hortikultura.
3.2.3 Pengelolaan Dokumen
Dokumen-dokumen yang dihasilkan
oleh Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura selama tahun 2014 yaitu;
Pusat:
1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2014
2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2014 3. Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L)
Tahun 2014
4. Penetapan Kinerja (PK) Ditjen
Hortikultura Tahun 2014
5. Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2014
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
35
6. Penetapan Kinerja (PK) Ditjen
Hortikultura Revisi Tahun 2014
7. Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Tahun 2014
8. Petunjuk Operasional Kegiatan
(POK) Tahun 2014
9. Pedoman Umum Pengembangan
Hortikultura Tahun 2014
10.Pedoman Teknis Dukungan
Manajemen Pengembangan
Hortikultura Tahun 2014
11.Daftar Urut Kepangkatan (DUK)
Tahun 2014
12.Daftar Nominatif Pegawai Tahun
2014
13.Kenaikan Gaji Berkala Tahun 2014
14.Rekapitulasi Absensi Tahun 2014
15.Daftar Perpustakaan Digital
16.Data Perubahan Pemangku
Jabatan
17.Laporan Induk Penerapan Nilai
Budaya Kerja
18.Inventarisasi Dokumen Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai
19.Dokumen Impasing
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
36
20.Dokumen Standar Operasional
Prosedur
21.Pedoman Umum Lembaga Mandiri
yang Mengakar di Masyarakat
(LM3)
22.Pedoman Umum Penggerak
Membangun Desa (PMD)
23.SK Dirjen Tim LM3
24.SK Dirjen Tim PMD
25.SK Dirjen Tim Agribisnis
26.SK Dirjen Tim Monitoring dan
Evaluasi
27.SK Dirjen Tim Horti Park
28.SK Dirjen Tim PF2N
29.SK Dirjen Tim HPS
30.SK Dirjen Peraturan Bidang
Hortikultura
31.Permentan No 40/ Permentan/
OT.210/3/2014 tentang peran
serta masyarakat dalam
penyelenggaraan hortikuktura
32.Permentan No 70/ Permentan/
PD.200/6/2014 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Budidaya
Hortikultura
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
37
33.Permentan No 109/ Permentan/
OT.140/9/2014 tentang Kualifikasi
Keahlian dan Kemampuan tertentu
SDM di Bidang Hortikultura dan
Luar Negeri
34.Dokumentasi Aset
35.Dokumentasi Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP)
36.Dokumentasi Bendahara Gaji
37.Dokumentasi Pengadaan Barang
dan Jasa
38.Pedoman Pengelolaan Barang dan
Jasa
39.Daftar Inventarisasi
40.Daftar Penghapusan Aset
Keuangan.
Daerah:
1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggara
(DIPA)
2. Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga
(RKAKL)
Pada Tahun 2014 terdapat 199 satker
yang wajib menyusun dokumen
sehingga jumlah dokumen yang
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
38
disusun sebanyak 2x199=398
dokumen.
Dokumen tersebut seluruhnya telah
direalisasikan dan merupakan bagian
dari proses perencanaan dan menjadi
acuan dan landasan kerja untuk
pelaksanaan kegiatan pada tahun
berikutnya.
Pada tahun 2014 Tim Satuan
Pelaksana SPI Sekretariat Ditjen
Hortikultura telah bekerja dengan
baik sehingga Sekretariat Direktorat
Jenderal Hortikultura mendapat
penghargaan berupa sertifikat
Wilayah Bebas dari Korupsi.
Gambar 3. Sinkronisasi 2014 dan Koordinasi
Rancangan Pengembangan Hortikultura
2015 Wilayah Barat di Yogyakarta
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
39
Gambar 4. Apresiasi Pengelola Satker Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura di Medan, Sumatera Utara
Gambar 5. Pelaksanaan PF2N Tahun 2014 di Makasar
Dari 471 dokumen yang ditargetkan
hingga akhir tahun 2014 terealisasi
sebanyak 438 dokumen atau sebesar
92,99%. Pencapaian ini menunjukkan
kinerja yang cukup baik khususnya
bagi para petugas di lingkup Setditjen
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
40
Hortikultura sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
3.2.4 Pemberdayaan LM3
Lembaga Mandiri yang Mengakar di
Masyarakat (LM3) adalah lembaga
yang tumbuh di tengah masyarakat
dan telah berperan dalam pembinaan
dan pengembangan sosial ekonomi
masyarakat. Pada awalnya bantuan
LM3 hanya diberikan kepada pondok
pesantren, namun dalam
perkembangannya mencakup juga
lembaga-lembaga keagamaan lainnya
seperti seminari, paroki, gereja,
pasraman, vihara, subak dan lain-
lain. Lembaga tersebut sebagian
besar berada di daerah pedesaan
yang mempunyai basis utama
perekonomian dalam bidang usaha
pertanian. Pada prinsipnya tujuan dari
pelaksanaan LM3 adalah memberikan
penguatan modal bagi lembaga-
lembaga keagamaan tersebut.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
41
Gambar 6. Workshop LM3 Tahap I Direktorat
Jenderal Hortikultura Tahun 2014 di
Bandung, Jawa Barat
Pada Tahun 2014 kegiatan
pemberdayaan LM3 ditargetkan
sebanyak 300 Lembaga sedangkan
realisasinya melebihi target yaitu
mencapai 303 lembaga atau sebesar
101 %. Hal ini disebabkan karena
dalam pengalokasian dana bantuan
LM3 bervariasi antara Rp. 75 Juta –
Rp. 100 Juta. Hal ini disesuaikan
dengan data profil LM3 dan potensi
sumberdaya alam khususnya potensi
lahan yang dimiliki oleh LM3 tersebut.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
42
Lokasi LM3 tersebar di 22 propinsi,
121 kabupaten/kota.
Gambar 7. Workshop LM3 Tahap II Direktorat
Jenderal Hortikultura Tahun 2014 di
Bogor, Jawa Barat
Kegiatan ini sangat mendukung
terwujudnya program Direktorat
Jenderal Hortikultura dalam
pencapaian peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu produk
hortikultura berkelanjutan. Beberapa
hal yang terus ditekankan oleh
instansi pengawas fungsional terkait
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
43
dengan pelaksanaan LM3 ini adalah
transparansi dan objektifitas yang
harus mendapat rekomendasi dari
petugas di daerah sehingga tidak
ditemui lagi adanya lembaga-lembaga
yang tidak kompeten tetapi masuk
dalam proses seleksi. Di samping itu
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dari
masing-masing LM3 diharapkan dapat
menjadi kerangka acuan dalam
pelaksanaan kegiatan budidaya
hortikultura di lapangan.
3.2.5 Pemberdayaan Membangun Desa
(PMD/Kelompok Tani pada Area
Periurban)
Permasalahan mendasar yang
dihadapi petani adalah kurangnya
akses terhadap sumber permodalan
dan lemahnya kelembagaan petani.
Atas dasar kondisi tersebut dan dalam
rangka pemberdayaan kelembagaan
petani hortikultura, Direktorat
Jenderal Hortikultura mengalokasikan
dana APBN untuk Kegiatan Penggerak
Membangun Desa (PMD). Tujuan dari
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
44
Kegiatan PMD adalah meningkatkan
peran tenaga penggerak (champion)
di kawasan hortikultura dalam
mendukung pengembangan agribisnis
hortikultura dan memberdayakan
kelembagaan petani menjadi Badan
Usaha Milik Petani.
Pemberdayaan konsorsium
hortikultura akan dilaksanakan
melalui PMD yang semula
direncanakan 240 kelompok dan
setiap PMD membina 4 (empat)
kelompok.
Bantuan untuk pengembangan usaha
hortikultura kepada PMD difokuskan
pada pengembangan komoditas yang
memiliki kontribusi terhadap inflasi,
komoditas substitusi impor dan
komoditas ekspor (cabai, semangka
dan krisan). Paket bantuan cabe
(benih cabai, mulsa hitam perak,
pupuk organik padat/kandang), paket
bantuan semangka (benih semangka,
mulsa hitam perak, pupuk organik
padat/kandang), paket bantuan
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
45
krisan (benih stek, insect nect, plastik
UV dan pupuk organik). Namun
demikian, terjadi perubahan pola
penyaluran bantuan untuk
pengembangan usaha hortikultura
kepada PMD dari semula Belanja
Bantuan Sosial menjadi Belanja
Barang Fisik lainnya yang diserahkan
kepada Masyarakat/Pemda sesuai
dengan peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-
42/PB/2012 tentang Penambahan dan
Perubahan Akun Non Anggaran dan
Akun Neraca pada Bagan Akun
Standar (BAS).
Proses pengadaan barang fisik lainnya
yang akan diserahkan kepada
masyarakat/pemda untuk Bantuan
Pengembangan Usaha Hortikultura
kepada PMD Hortikultura
direncanakan dilaksanakan melalui
mekanisme pengadaan barang yang
akan diselenggarakan oleh Kelompok
Kerja (Pokja) Unit Layanan
Pengadaan (ULP) Direktorat Jenderal
Hortikultura.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
46
Penyaluran sarana produksi kepada
kelompok tani binaan PMD akan
diserahkan secara langsung kepada
kelompok tani binaan PMD yang
disaksikan oleh PMD dan atau oleh
petugas Dinas Pertanian tingkat
Kabupaten/ Kota.
Saat ini kegiatan tersebut telah
dilakukan proses CPCL, sedangkan
pengadaan sarana bantuan fisik untuk
kelompok tidak dilaksanakan akibat
penghematan anggaran dan
direncanakan akan dilaksanakan pada
tahun 2015.
3.3 Analisis Pencapaian Keuangan
Analisis pencapaian keuangan dilakukan
untuk melihat sejauh mana pencapaian
sasaran strategis yang telah tergambar di
Penetapan Kinerja dapat dicapai dengan
ketersediaan anggaran.
Pagu awal sesuai penetapan kinerja (PK)
sebesar Rp. 176.730.839.000,- dan
selanjutnya menjadi Rp. 162.658.280.000
karena adanya penghematan anggaran
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
47
sebesar Rp. 14.072.559.000,-. Adapun
realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal
Hortikultura per output tertanggal 20 Januari
2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Realisasi Kegiatan Dukungan
Manajemen Teknis Lainnya
pada Direktorat Jenderal
Hortikultura per Output
Kegiatan
Kegiatan Output Satuan Target Output
Realisasi Output
% Pagu
(Rp.000)
Realisasi-DIPA
(Rp.000) %
1774 Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
1774.009 Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura Kepada LM3
Lembaga 300 301 100,33 34.026.750 33.520.385 98,51
1774.010 Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura Kepada PMD
Klp PMD 0 0 0 950.256 906.684 95,41
1774.021 Penataan dan Pengelolaan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hortikultura
Laporan 348 620 178,16 22.987.072 21.037.295 91,52
1774.023 Penataan dan Pengelolaan
Dokumen 471 438 92,99 31.089.539 25.849.923 83,15
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
48
Kegiatan Output Satuan Target Output
Realisasi Output
% Pagu
(Rp.000)
Realisasi-DIPA
(Rp.000) %
Perencanaan, Keuangan dan Perlengkapan, Kepegawaian Kegiatan Pengembangan Hortikultura
1774.994 Layanan Perkantoran
Bulan Layanan
12 12 100 66.908.499 55.485.984 82,93
1774.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Unit 74 74 100 839.669 651.733 77,62
1774.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Unit 462 457 98,92 2.189.495 1.608.588 73,47
1774.998 Gedung/Bangunan
M2 1.359
1.359 100 3.667.000 2.948.779 80,41
TOTAL 162.658.280 142.009.371 87,31
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, diakses di
http://monev.anggaran.depkeu.go.id/2013
/eselon/bi tanggal 20 Januari 2015.
*) Tidak dilaksanakan
Sampai dengan tanggal 20 Januari 2015,
realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura baik
pusat maupun daerah sebesar Rp.
142.009.371,- (87,31%), dan masih
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
49
memungkinkan untuk terjadi kenaikan
realisasi anggaran karena batas terakhir
penyelesaian realisasi anggaran dalam
http://monev.anggaran.depkeu.go.id tanggal
8 Februari 2015. Namun karena keterbatasan
waktu dan administrasi penyelesaian Laporan
Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura menggunakan data realisasi
keuangan per tanggal 20 Januari 2015.
Serapan kinerja kegiatan dukungan
manajemen dan teknis lainnya mendukung
pelaksanaan program peningkatan produksi
dan produktivitas serta mutu produk
hortikultura berkelanjutan secara umum
sudah cukup baik namun perlu ada
identifikasi terhadap titik-titik kritis yang
menyebabkan terjadinya hambatan
penyerapan anggaran yang sebagian besar
dikarenakan:
a. Adanya proses revisi DIPA, karena
terdapat banyak kegiatan yang
mengalami penghematan anggaran,
sehingga memperlambat realisasi
pelaksanaan kegiatan;
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
50
b. Adanya revisi POK/ROK sehingga
pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan
jadwal palang yang telah ditetapkan pada
awal penyusunan;
c. Beberapa kegiatan yang bersifat
pengadaan sehingga membutuhkan
proses tender dan lelang yang panjang
melalui ULP (Unit Layanan Pengadaan)
Ditjen Hortikultura (e-Procurement);
d. Adanya pergantian pejabat pembuat
komitmen (PPK) pada propinsi dan
kabupaten/kota sehingga berimplikasi
pada proses penyerapan anggaran.
e. Beberapa kegiatan dukungan manajemen
teknis lainnya pada Direktorat Jenderal
Hortikultura berupa pemantauan,
pembinaan serta monitoring ke daerah
tidak terserap secara optimal.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
51
3.4 Permasalahan
Beberapa permasalahan dan hambatan yang
ditemui dalam pelaksanaan kegiatan
Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya
pada Direktorat Jenderal Hortikultura antara
lain :
a. SDM yang menangani kegiatan Dukungan
Manajemen Teknis Lainnya pada
Direktorat Jenderal Hortikultura
khususnya Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan masih terbatas,
b. Banyaknya jenis laporan yang harus
dibuat oleh petugas evaluasi dan
pelaporan di daerah sementara petugas
pelaporan jumlahnya masih terbatas,
c. Reward and Punishment belum
diterapkan secara optimal,
d. Inventarisasi dan penilaian aset belum
terlaksana secara baik dan sistematis,
e. Sosialisasi peraturan perundang-
undangan hortikultura perlu diintensifkan,
f. SDM petugas perencanaan, evaluasi,
kehumasan dan umum dari aspek kualitas
masih perlu terus ditingkatkan,
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
52
g. Ketersediaan fasilitasi penunjang kegiatan
di kas bendahara kesatkeran dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan sering
terlambat,
h. Reformasi birokrasi belum berjalan
optimal, utamanya tingkat kedisiplinan
pegawai,
i. Koordinasi pada lingkup manajemen
masih lemah; yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.
3.5 Tindaklanjut
Beberapa upaya tindaklanjut yang telah dan
akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Hortikultura untuk perbaikan antara lain
sebagai berikut.
a. Meningkatkan pelatihan-pelatihan
kedinasan, baik untuk petugas
perencana, evaluasi pelaporan,
pengelolaan keuangan, kehumasan
maupun petugas yang menangani
kedinasan secara umum,
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
53
b. Petugas kesatkeran dan jajarannya
berupaya mengantisipasi dinamisasi dan
kebutuhan penanggungjawab kegiatan
dalam merealisasikan kegiatan sesuai
POK/ROK,
c. Perlu adanya penerapan reward and
punishment dalam mendukung dan
menegakkan reformasi birokrasi yang
diyakini dapat meningkatkan kinerja
petugas dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya,
d. Menciptakan iklim kerja yang kondusif
dalam mengedukasi prinsip-prinsip
koordinasi, kerjasama dan keterpaduan
dalam bertugas,
e. Melakukan inventarisasi aset di lingkup
kerja Direktorat Jenderal Hortikultura,
f. Perbaikan Kinerja dan SPI (Sistem
Pengendalian Intern).
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
54
BAB IV PENUTUP
Akselerasi program yang dilaksanakan pada
Direktorat Jenderal Hortikultura, dengan
melaksanakan satu program yaitu program
peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu produk tanaman hortikultura
berkelanjutan, memberi pengaruh positif
terhadap cara dan strategi Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura dalam
mempertajam visi dan misinya menjadi
institusi pelayanan yang handal dalam
mendukung setiap pelaksanaan kegiatan
pembangunan hortikultura.
Hasil dan prestasi yang diraih oleh
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
telah cukup banyak, salah satunya adalah
keberhasilan dalam penerapan Sistem
Pengendalian Intern (SPI) lingkup
Kementerian Pertanian yang telah
diapresiasi oleh Inspektorat Jenderal. Hal ini
merupakan upaya serius dan komitmen
tinggi dari jajaran pimpinan di lingkup
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Hortikultura TA. 2014
55
dalam mewujudkan prinsip Akuntabilitas
Kinerja.
Diharapkan Laporan Kinerja Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura ini juga
menjadi salah satu cerminan dari ketaatan
dan transparansi dalam
mempertanggungjawabkan seluruh
pengelolaan keuangan negara di tahun
2014.