kata pengantar...kata pengantar bismillahirrahmanirrahim segala puji dan syukur penulis panjatkan...

92
i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, kepada para sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya. Rasa syukur t iada henti kepada Allah swt yang telah memberikan karunia-Nya, dan rasa syukur kepada orang tua yang senantiasa selalu mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat. Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh penulis sebelum melaksanakan penelitian pada program pendidikan sarjana Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Akuntansi. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, yaitu kepada Bapak Dr. Asep Kurniawan, M.Pd., dan Ibu Leni Yulianti, S.Pd., MM. Selaku dosen pembimbing, Bapak Dr. H. Nugraha, SE, M.Si., Akt, CA selaku dosen wali, Ibu Dr. Hj. Meta Arief, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi serta kepada orang tua, sahabat, dan juga teman-teman seperjuangan. Penulisan proposal penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman yang benar dalam melaksanakan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat. Kritik dan saran untuk perbaikan proposal penelitian ini sangat penulis harapkan.

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala

rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat beserta salam semoga

tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, kepada para sahabatnya, tabi’in

dan tabi’atnya. Rasa syukur tiada henti kepada Allah swt yang telah memberikan

karunia-Nya, dan rasa syukur kepada orang tua yang senantiasa selalu mendoakan

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Kompetensi

Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Bandung Barat”. Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat

yang harus ditempuh penulis sebelum melaksanakan penelitian pada program

pendidikan sarjana Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Pendidikan Akuntansi.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, yaitu kepada

Bapak Dr. Asep Kurniawan, M.Pd., dan Ibu Leni Yulianti, S.Pd., MM. Selaku

dosen pembimbing, Bapak Dr. H. Nugraha, SE, M.Si., Akt, CA selaku dosen wali,

Ibu Dr. Hj. Meta Arief, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

serta kepada orang tua, sahabat, dan juga teman-teman seperjuangan.

Penulisan proposal penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman yang

benar dalam melaksanakan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap

Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat”. Kritik dan saran untuk

perbaikan proposal penelitian ini sangat penulis harapkan.

Page 2: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ........................................................................ 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................... 9

D. Maksud dan Tujuan Penelitian ......................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 11

A. Agency Theory .............................................................................................. 11

B. Signaling Theory ............................................................................................ 12

C. Laporan Keuangan ......................................................................................... 14

1. Definisi Laporan Keuangan .................................................................... 14

2. Tujuan Laporan Keuangan ...................................................................... 15

3. Kegunaan Laporan Keuangan ................................................................. 16

4. Komponen Laporan Keuangan ............................................................... 18

5. Karakteristik Laporan Keuangan ............................................................ 21

6. Kebutuhan Informasi Pemakai Laporan Keuangan Daerah .................... 25

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan .......... 27

8. Indikator Kualitas Laporan Keuangan .................................................... 28

D. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah .............................................................. 30

1. Definisi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ......................................... 30

2. Tujuan Akuntansi Pemerintahan ............................................................. 31

3. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah ............................................... 32

Page 3: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

iii

4. Basis Akuntansi Pemerintah Daerah ....................................................... 33

5. Sistem Pencatatan Akuntansi Keuangan Daerah .................................... 35

6. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah ............................................. 36

7. Indikator Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ...................... 39

E. Kompetensi Sumber Daya Manusia ............................................................... 40

1. Definisi Kompentensi Sumber Daya Manusia ........................................ 40

2. Karakteristik Kompetensi Sumber Daya Manusia .................................. 41

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sumber Daya Manusia

................................................................................................................. 43

4. Indikator Kompetensi Sumber Daya Manusia ........................................ 45

F. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas

Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ......................................... 46

G. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Informasi

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .......................................................... 47

H. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................. 47

I. Kerangka Pemikira ........................................................................................ 51

J. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 55

A. Desain Penelitian ........................................................................................... 55

B. Operasionalisasi Variabel .............................................................................. 56

1. Variabel Bebas (Independent Varable) ................................................... 56

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ................................................... 57

C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 59

1. Populasi .................................................................................................. 59

2. Sampel .................................................................................................... 59

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 61

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ........................................................... 64

1. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 64

2. Analisis Data ........................................................................................... 67

3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 73

Page 4: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

iv

4. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81

Page 5: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

v

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Rekap Opini Hasil Pemeriksaan LKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun

2013 – 2017 ............................................................................................................. 5

Table 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 47

Table 3.1 Operasionalisasi Variabel ...................................................................... 58

Table 3.2 Format Kuesioner .................................................................................. 63

Table 3.3 Skor Rating Scale .................................................................................. 63

Table 3.4 Format Rekapitulasi Jawaban Responden ............................................. 68

Table 3.5 Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator ................................................ 69

Table 3.6 Kriteria Penjabaran Variabel ................................................................. 69

Page 6: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Opini LKPD dari tahun 2013 – 2017 Berdasarkan Tingkat Pemerintah

Daerah ..................................................................................................................... 4

Gambar 2.1 Hubungan antara Variabel ................................................................. 53

Page 7: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Model pembangunan di Indonesia telah mengalami pergantian sejak era

reformasi tahun 1998 dari model pembangunan yang sentralistik menjadi

desentralistik. Desentralisasi merupakan representasi dari adanya pelimpahan

wewenang dari hierarki yang lebih tinggi kepada hierarki yang lebih rendah dalam

hal pengambilan keputusan dan dengan berbagai penentuan bagaimana suatu

kegiatan akan dijalankan Sule & Saefullah (2010 : 84). Dengan adanya

desentralisasi, pemerintah daerah diberikan hak dan kewenangan yang luas untuk

melaksanakan dan mempertanggungjawabkan tidak hanya dalam aspek politik,

tetapi juga ekonomi dan kultural Kartiwa & Nugraha (2012 : 11). Maka dari itu

pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengurus urusan rumah tangganya

termasuk untuk mengurus pengelolaan keuangan daerahnya sendiri. Pemerintah

daerah memiliki kewenangan dalam pengelolaan keuangan daerahnya sendiri

sehingga menimbulkan tuntutan dari berbagai pihak yang memakai informasi

keuangan agar pemerintah daerah dapat menyelenggarakan pertanggungjawaban

sebagai bentuk akuntabilitas.

Dengan adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan

akuntabilitas publik maka manajemen sektor publik dituntut untuk dapat

menyediakan informasi akuntansi kepada publik yaitu berupa laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun harus sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan keuangan tersebut dihasilkan

dari berbagai unit Satuan Kerja Perangkat Daerah yang akan dijadikan dasar dalam

pembuatan laporan keuangan pemerintah provinsi/kabupaten/kota disusun untuk

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh

transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode Erlina,

Rambe, & Rasdianto (2015 : 23).

Page 8: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

2

Upaya konkret dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di

lingkungan organisasi sektor publik salah satunya dengan melakukan pertanggung

jawaban atas pengelolaan keuangan pemerintah berupa laporan keuangan. Laporan

pertanggung jawaban yang dimaksud menurut undang-undang No. 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara sekurang-kurangnya meliputi Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, serta

disusun berdasarkan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) Bastian (2005 : 133).

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada dasarnya merupakan komponen

penting dalam upaya untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

Besarnya tuntuntan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah memberikan suatu

keharusan bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan informasi kepada

masyarakat salah satunya adalah informasi akuntansi. Informasi akuntansi

meruapakan instrumen untuk melaksanakan akuntabilitas pemerintah daerah secara

efektif, karena melalui laporan keuangan pemerintah daerah, masyarakat dapat

melacak dari mana sumber pendapatan daerah Soleh & Suripto (2011 : 155-156).

Selain laporan keuangan pokok seperti yang telah disebutkan di atas, entitas

pelaporan diharuskan pula menyusun Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan

Perubahan Ekuitas, yang nantinya laporan keuangan yang diterbitkan akan

diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pemeriksaan oleh BPK bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

laporan keuangan yang disusun harus sesuai dengan standar akuntansi

pemerintahan Tanjung (2009). Seperti yang tertuang dalam peraturan Nomor 1

Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang

dikeluarkan BPK untuk pedoman pemeriksaan BPK sendiri. Berdasarkan SPKN

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas laporan keuangan harus mengungkapkan

bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian kesesuaian laporan keuangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan baik yang berpengaruh langsung maupun

material dan memberikan opini.

Terdapat empat kriteria pemberian opini, yaitu: pertama, kesesuaian dengan

standar akuntansi pemerintahan. Kedua, kecukupan pengungkapan (adequate

disclosures). Ketiga, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 9: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

3

Dan keempat, efektivitas sistem pengendalian intern (SPI). Sedangkan jenis opini

yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yaitu sebagai berikut: (1) Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP), (2) Wajar Dengan Pengecualian (WDP), (3) Tidak Wajar

(TW), (4) Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan

Pendapat (TMP) atau Tidak Wajar (TW). Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

merupakan tingkat opini yang paling baik di antara keempat opini yang dikeluarkan

oleh BPK. Oleh karena itu berbagai pihak mengandalkan informasi keuangan yang

disajikan dan dipublikasikan oleh pemerintah daerah dengan kegunaan yang

berbeda-beda. Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan harus berkualitas.

Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah penting karena dapat

mencerminkan tertib pengelolaan, termasuk tertib administrasi dan taat asas. Sesuai

ketentuan PP Nomor 71 tahun 2010 bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan

yang memenuhi prasyarat normatif yaitu dapat dipahami (understandability),

relevan (relevance), andal (reliability), dan dapat dibandingkan (comparability).

Keempat indikator tersebut merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar

laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki.

Dengan terpenuhinya keempat indikator kualitas laporan keuangan tersebut, maka

hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah oleh BPK akan

memunculkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Apabila perolehan opini

dari BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah bukan WTP yaitu Wajar

Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat

(TMP), hal tersebut dapat diartikan bahwa laporan keuangan yang disajikan belum

sepenuhnya memenuhi prasyarat normatif.

Fenomena yang terjadi saat ini masih terdapat laporan keuangan yang disusun

tidak berkualitas. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) yang tidak memperoleh opini BPK Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP). Badan Pemeriksaan Keuangan mengungkapkan dalam

Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHPS) Semester 1 2018 bahwa hasil pemeriksaan

mengungkapkan 7.913 temuan yang memuat 12.780 permasalahan yang terdiri atas

6.222 permasalahan kelemahan sistem pengendalian intern (SPI) dan 6.558

Page 10: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

4

permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk dapat memperoleh gambaran mengenai kabupaten, kota, dan provinsi secara

keseluruhan mengenai tren opini LKPD, berikut ini disajikan gambaran tren opini

LKPD yang terdiri dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan pemerintah

kota di Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun 2017 berdasarkan tingkat

pemerintahan terdiri atas 34 laporan keuangan pemerintah provinsi, 415 laporan

keuangan pemerintah kabupaten dan 93 laporan keuangan pemerintah kota, adalah

sebagai berikut:

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2018 (www.bpk.go.id)

Grafik 1.1 Opini LKPD dari tahun 2013 – 2017

Berdasarkan Tingkat Pemerintah Daerah

Dari grafik 1.1 di atas dapat dilihat perkembangan opini LKPD berdasarkan

tingkat Pemerintah dari LKPD tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 masih

terdapat pemerintah provinsi, kabupaten, kota yang memperoleh opini WDP, TMP,

dan TW dari BPK. Pada pemerintah provinsi, capaian opini WTP mengalami

kenaikan dari 91% pada tahun 2016 menjadi 97% pada tahun 2017. Begitu pula

untuk pemerintah kabupaten, capaian opini WTP mengalami kenaikan dari 66%

pada tahun 2016 menjadi 72% pada tahun 2017, dan pada pemerintah kota dari 77%

pada tahun 2016 menjadi 85% pada tahun 2017. Kemudian perolehan opini WDP

yang diberikan BPK terhadap pemerintah kabupaten/kota cenderung memiliki

26%41%

54%66% 72%

61%50%

38%29% 24%

10% 8% 7% 5% 4%3% 1% 1%

2013 2014 2015 2016 2017

Kabupaten

WTP WDP TMP TW

49%

76% 85% 91% 97%

45%

21%15% 9% 3%6% 3%

2013 2014 2015 2016 2017

Provinsi

WTP WDP TMP TW

38%60% 65%

77% 86%

59%40% 33%

22% 14%3% 2% 1%

2013 2014 2015 2016 2017

Kota

WTP WDP TMP TW

Page 11: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

5

penurunan, tetapi pada kenyataannya LKPD yang ada di pemerintah provinsi,

kabupaten, dan kota belum seluruhnya memperoleh opini WTP dari BPK.

Kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat beberapa masih memperoleh opini

WDP (Wajar Dengan Pengeculian) dari BPK, di antaranya adalah Kabupaten

Bandung Barat, Kabupaten Subang, dan Kota Bandung. Kabupaten Bandung

memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian sejak tahun 2016 setelah tahun

sebelumnya yaitu tahun 2015 memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian.

Begitupun dengan Kabupaten Pangandaran, Kota Bogor, Kota Cirebon, dan Kota

Tasikmalaya yang memiliki peningkatan opini BPK dari Wajar Dengan

Pengecualian menjadi Wajar Tanpa Pengecualian dari tahun 2016. Kabupaten

Bandung Barat sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung sampai tahun

2017 belum memperoleh opini WTP dari BPK. Berikut disajikan data mengenai

perolehan opini dari BPK atas pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah

kabupaten Bandung Barat dari tahun 2013 sampai tahun 2017.

Tabel 1.1

Rekap Opini Hasil Pemeriksaan LKPD Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2013 – 2017

No Tahun Opini BPK

1 2013 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

2 2014 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

3 2015 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

4 2016 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

5 2017 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2018 (data diolah)

Berdasarkan data laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS I)

Tahun 2018 untuk opini audit Badan Pemeriksaan Keuangan atas laporan keuangan

pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 – 2017 dalam tabel 1.1,

bahwa opini yang diperoleh pada Tahun 2012 hingga Tahun 2017 Kabupaten

Bandung Barat adalah Wajar Dengan Pengecualian dan belum mendapat opini

Wajar Tanpa Pengecualian. Opini yang diberikan oleh BPK selama 5 tahun terakhir

Page 12: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

6

masih Wajar Dengan Pengecualian. Hal tersebut menunjukkan bahwa informasi

yang dihasilkan belum berkualitas dan karena informasi yang belum berkualitas

maka penyelenggaraan pemerintah dianggap belum berjalan dengan baik.

Laporan keuangan memiliki arti penting bagi masyarakat, karena informasi

yang diperoleh dari laporan keuangan dapat menentukan partisipasi masyarakat

terhadap pembangunan daerah. Rakyat menghendaki bahwa dana publik yang

mereka bayarkan, baik melalui pajak, retribusi atau pungutan lainnya semestinya

dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan publik. Apabila opini yang

dikeluarkan BPK atas pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah tidak

dapat memenuhi tingkat kepuasan masyarakat maka dampak yang akan terjadi

adalah penurunan tingkat kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintah daerah

dalam mengelola keuangan publik (Soleh & Suripto, 2011 : 169). Hal tersebut akan

menurunkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan pemerintah daerah

karena muncul ketidakpercayaan. Menurunnya partisipasi masyarakat terhadap

pembangunan pemerintah daerah dapat berakibat pada rendahnya penerimaan

pajak, retribusi atau pungutan lain sebagai akibat dari ketidakpercayaan masyarakat

terhadap pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Apabila hal tersebut tetap

dibiarkan akan berdampak buruk pada APBD, sehingga pembangunan daerah tidak

akan optimal.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi bahwa

kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Bandung Barat belum dapat

dikatakan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan opini dari BPK atas

pemeriksaan laporan keuangan pemerintah kabupaten Bandung Barat yaitu wajar

dengan pengecualian. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas

laporan keungan. Menurut Hasanah & Fauzi (2017 : 28-187) menyebutkan bahwa

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kondisi sumber daya

Page 13: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

7

manusia, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Sistem Pengendalian Internal

(SPI).

Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sangat dipengaruhi oleh

seberapa andal sistem akuntansi yang diterapkan. Dengan adanya sistem akuntansi

semua aktivitas transaksi keuangan akan terdata serta memudahkan dalam

pelaporan keuangan. Oleh karena itu, sistem akuntansi diperlukan untuk menjamin

konsistensi dalam pelaporan keuangan dan juga dapat dijadikan pedoman dalam

menyajikan laporan keuangan. Sebaliknya, tanpa sistem akuntansi maka informasi

laporan keuangan daerah sulit untuk disajikan dan dapat menghambat proses

pemeriksaan, karena pengimplementasian sistem akuntansi pemerintah daerah

memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, mendukung operasi

rutin harian, meningkatkan kualitas laporan keuangan, meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas finansial, dan melindungi aset

pemerintah daerah.

Standar akuntansi keuangan daerah dirancang untuk membantu

mempermudah melakukan pelaporan keuangan yang diharapkan oleh pemerintah.

Sistem yang dirancang memiliki peran penting dalam meminimalisir kesalahan/eror

yang dilakukan oleh pengguna. Dampak dari perancangan sistem termasuk di

dalamnya terdapat perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi tentu

memerlukan kesiapan sumber daya manusia pada pemerintah daerah yang

bersangkutan Tanjung (2009 : 6).

Menurut penelitian Setyowati, Isthika, & Pratiwi (2016 : 183) bahwa

sumber daya manusia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan dan

efektivitas implementasi sistem akuntansi keuangan daerah di lingkungan

pemerintah. Menurutnya kompetensi sumber daya manusia yang memadai dapat

membantu meningkatkan kandungan nilai informasi dalam pelaporan keuangan

daerah. Kemudian Makmur (2009 : 193) menyebutkan bahwa kekuatan dan

kelemahan sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan

kegiatan pemerintahan dari sebuah negara. Modal dasar yang paling utama dalam

suatu organisasi adalah sumber daya manusia, dapat dipastikan roda organisasi

Page 14: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

8

tidak akan bisa bergerak tanpa adanya sumber daya manusia Yusuf (2014 : 25).

Oleh karena itu, sumber daya manusia memiliki peran penting dalam suatu

organisasi untuk membantu penataan, perencanaan, maupun perbaikan dalam

berbagai aspek agar dapat membantu mencapai tujuan organisasi yang dikehendaki.

Maka, menurut penelitian yang dilakukan oleh Purwanti & Natser (2016 : 86)

kompetensi sumber daya manusia, pemahaman dalam pengolahan data,

background pendidikan, dan training diperlukan untuk menjalankan segala dalam

proses pemasukan data sebagai implementasi proses akuntansi. Dengan demikian,

sistem akuntansi keuangan daerah akan dapat digunakan dengan baik apabila

didukung oleh kapasitas sumber daya manusia yang kompeten agar dapat

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adhitama (2017) bahwa sistem

akuntansi keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yuliani, Nadirsyah, & Bakar (2010) bahwa

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan.

Namun dalam penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ihsanti (2014)

menunjukkan hasil bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh

signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan sedangkan penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas

laporan keuangan daerah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ponamon (2014)

menunjukkan hasil bahwa pengawasan internal, pemahaman sistem akuntansi

keuangan, pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah, sedangkan kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh

terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Dari perbedaan hasil penelitian maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

(SAKD) dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Informasi

Page 15: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

9

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten Bandung Barat).”

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan

di atas, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada kabupaten

Bandung Barat.

2. Bagaimana kompetensi sumber daya manusia pada satuan kerja perangkat

daerah kabupaten Bandung Barat.

3. Bagaimana kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten

Bandung Barat.

4. Bagaimana pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap

kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bandung

Barat.

5. Bagaimana pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas

informasi laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada

kabupaten Bandung Barat.

2. Untuk mengetahui kompetensi sumber daya manusia pada kabupaten Bandung

Barat.

3. Untuk mengetahui kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah

Kabupaten Bandung Barat.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah dalam meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan

pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat.

Page 16: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

10

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi sumber daya manusia

dalam meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah

Kabupaten Bandung Barat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua

pihak baik yang membacanya maupun yang secara langsung terkait di dalamnya.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis yaitu bukti nyata atas studi yang telah diselesaikan serta

ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan tinggi. Diharapkan dapat

menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi, masukan,

dan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan kompetensi

sumber daya manusia dan kemampuan menerapkan sistem akuntansi keuangan

daerah.

Page 17: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

11

Page 18: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Stewardship Theory

Teori Stewardship didefinisikan sebagai situasi di mana manajer tidak

mementingkan kepentingan pribadi tetapi lebih mementingkan kepentingan

prinsipal Davis, Schoorman & Donaldson (1997 : 21). Dalam teori

Stewardship, manajer akan berperilaku menyesuaikan dengan keinginan

prinsipal (masyarakat/pemilik) agar kepentingan organisasi dapat dicapai.

Ketika kepentingan Steward (pelayan/agent) dan pemilik tidak sama, dengan

pertimbangan yang rasional Steward tidak akan menentang prinsipal

melainkan Steward akan berusaha bekerja sama Raharjo (2007 : 39).

Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara

kesuksesan organanisasi dengan kepuasan pemilik akan melindungi dan

memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga

fungsi utilitas akan optimal Raharjo (2007 : 40). Dalam teori stewardship

dijelaskan bahwa pelayanan yang dilakukan steward erat kaitannya dengan

kepuasan prinsipal yang harus mendapat pelayanan. Pelayanan publik dapat

diwujudkan dengan memposisikan semua elemen dapat menjadi

steward/pelayan dan pemerintah yang menjalankan roda organisasi tidak

berada dalam posisi untuk dilayani melainkan melayani.

Pelayanan merupakan dasar dalam teori Stewardship yang artinya

bahwa perilaku harus dapat dibentuk agar selalu dapat bekerja sama dalam

suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan kolektif atau bersama

daripada kepentingan pribadi dan bersedia untuk melayani Davis et al 1997

(dalam Jefri, 2018 : 15).

Teori Stewardship dapat berfungsi sebagai mekanisme dalam

melakukan pemantauan, audit, dan pelaporan yang baik sebagai bentuk

pertanggungjawaban agar dapat membantu organisasi dalam mencapai

tujuannya Cribb 2006 (dalam Jefri, 2018 : 18).

Page 19: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

12

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam

pelaporan keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai agen memiliki

kewenangan untuk melakukan pertanggung jawaban pengelolaan keuangan daerah

kepada masyarakat (prinsipal) atau pihak lainnya yang memiliki kepentingan dalam

pengambilan keputusan, pemerintah harus menyajikan informasi laporan keuangan

yang bermanfaat bagi penggunanya agar masyarakat atau pinsipal dapat menilai

akuntabilitas pemerintah dan dapat mengambil keputusan baik menyangkut

keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Masyarakat atau pihak lain pengguna

informasi keuangan atau disebut dengan prinsipal akan sepenuhnya mendukung

pemerintah (agen) dalam segala aktivitasnya apabila pemerintah (agen) amanah

dalam mejalankan tugasnya untuk melakukan pertanggung jawaban terhadap segala

sesuatu yang diamanahkan kepada pemerintah. Pemerintah sebagai penggerak roda

organisasi memiliki suatu keharusan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat dengan tidak mementingkan kepentingan pribadi melainkan

mengutamakan kepentingan bersama demi tercapainya tujuan organisasi.

B. Laporan Keuangan

1. Definisi Laporan Keuangan

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan bahwa pengertian laporan keuangan adalah laporan

terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Menurut Bastian (2010 : 9) laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses

akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Laporan keuangan menurut Hery (2012 : 3-4):

“hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan pemerintah

digunakan sebagai akuntabilitas publik, yaitu berupa pemberian

informasi dan pengungkapan atas aktivitas dan kinerja finansial

pemerintah kepada pihak yang memiliki kepentingan.”

Page 20: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

13

Definisi laporan keuangan sektor publik seperti yang diungkapkan

oleh Hasanah & Fauzi (2017 : 47) yaitu representasi posisi keuangan dari

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan adalah produk akhir yang dihasilkan oleh suatu entitas berupa

penyajian informasi keuangan yang dapat berguna bagi pihak-pihak yang

yang memerlukan informasi keuangan untuk kepentingan pengambilan

keputusan. Laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja pemerintah

selama periode tertentu. Penilaian oleh pihak-pihak yang menggunakan

laporan keuangan tersebut dapat memberi dampak positif atau negatif

kepada organisasi yang menerbitkannya. Maka dari itu, laporan keuangan

harus disajikan mengikuti standar yang berlaku umum, menggunakan

bahasa dan istilah yang dapat dimengerti oleh pihak yang membacanya.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan bahwa tujuan pelaporan keuangan pemerintah seharusnya

menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,

maupun politik dengan: (a) menyediakan informasi tentang sumber,

alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan; (b) Menyediakan

informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk

membiayai seluruh pengeluaran; (c) Menyediakan informasi mengenai

jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas

pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; (d) Menyediakan informasi

mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan

mencukupi kebutuhan kasnya; (e) Menyediakan informasi mengenai

posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-

sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,

termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; (f) Menyediakan

Page 21: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

14

informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah

mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang

dilakukan selama periode pelaporan.

Menurut Bastian (2010 : 297) menyebutkan bahwa tujuan umum

pelaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja, dan arus kas suatu entitas yang berguna bagi sejumlah

besar pemakai (wide range users) untuk membuat dan mengevaluasi

keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai suatu entitas dalam

aktivitasnya guna mencapai tujuan. Sedangkan tujuan khusus pelaporan

keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi yang relevan dalam

pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas

sumber daya yang dipercayakan dengan cara:

a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan

penggunaan sumber daya keuangan.

b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi

kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi

kewajiban serta komitmennya.

d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan

perubahan yang terjadi.

e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam

mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan

pencapaian tujuan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyusunan laporan keuangan

pemerintah memiliki tujuan umum serta tujuan khusus. Tujuan umum

penyusunan laporan keuangan pemerintah adalah untuk memberikan

informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukan informasi

tersebut agar dapat mengevaluasi atas pengelolaan keuangan pemerintah.

Sedangkan tujuan khusus penyusunan laporan keuangan pemerintah

adalah untuk secara khusus menyediakan informasi mengenai pengelolaan

Page 22: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

15

sumber daya, pendanaan aktivitas, memenuhi kewajiban dan

komitmennya, serta memberikan informasi secara utuh mengenai kondisi

keuangan pemerintah daerah.

3. Kegunaan Laporan Keuangan

Besarnya tuntutan masyarakat kepada pemerintah daerah, haruslah

dijadikan tantangan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan informasi

yang lengkap, utuh dan aktual agar dapat memetakan dan merencanakan

arah pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah sebagai

pertanggungjawaban kepada masyarakat (Soleh & Suripto, 2011 : 156).

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah menurut Soleh & Suripto (2011 :

166 – 167) pada dasarnya memiliki banyak kegunaan. Kegunaan yang

dimaksud adalah:

a. Laporan keuangan dapat dipergunakan untuk memberikan jaminan

kepada penggunanya dan otoritas penguasa bahwa pengelolaan

sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan

peraturan yang berlaku.

b. Laporan keuangan dapat dipergunakan sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada publik. Dalam hubungan ini dapat

dipergunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi

manajemen, memberikan dasar untuk mengamati kecenderungan

antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan dan

membandingkan dengan kinerja pemerintah daerah lain, atau unit

kerja pada pemerintah daerah lain yang melaksanakan fungsi yang

sama. Laporan keuangan berguna untuk memberikan dasar

perencanaan kebijakan dan aktivitas pada masa yang akan datang,

serta memberikan informasi pendukung tentang otorisasi penggunaan

dana.

c. Laporan keuangan berguna untuk membantu pengguna/pembacanya

dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat

Page 23: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

16

meneruskan menyediakan barang dan jasa/pelayanan pada masa yang

akan datang.

d. Laporan keuangan berguna untuk memberikan kesempatan kepada

organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah

dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, pegawai, dan masyarakat.

Ini berarti bahwa laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi

dengan publik dan para pemangku kepentingan.

e. Laporan keuangan berguna dalam memberikan informasi secara

mendalam kepada pihak yang ingin mengetahui dan bermaksud

bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah yang bersangkutan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan pemerintah

daerah berguna sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah daearah

atas pengelolaan keuangan yang dipercayakan masyarakat kepada

pemerintah daerah, sebagai dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas,

sebagai sarana untuk menyediakan informasi kepada pemakai/pembaca

dalam menilai apakah pemerintah ke depannya dapat menyediakan barang

dan jasa/pelayanan kepada masyarakat, sebagai sarana pemerintah daerah

dalam menunjukkan prestasi yang telah dicapai kepada para pemangku

kepentingan, serta memberikan informasi secara mendalam kepada pihak-

pihak yang ingin bekerjasama.

4. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan bahwa komponen laporan keuangan pokok pemerintah

terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran

dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Page 24: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

17

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

c. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur

yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.

Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan

jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

2) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah.

3) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

d. Laporan Operasional (LO)

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang

menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam

satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam

Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan

pos-pos luar biasa. Masing masing unsur dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Page 25: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

18

1) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih.

2) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih.

3) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran

uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas

pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

4) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa

yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan

merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin

terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas

bersangkutan.

e. Laporan Arus Kas (LAK)

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan

aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo

akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur

yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan

pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke

Bendahara Umum Negara/Daerah.

2) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari

Bendahara Umum Negara/Daerah.

3) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

f. Laporan Perubahan Ekuitas

g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Page 26: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

19

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian

dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,

Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga

mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan

oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan

dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi

Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk

menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas

Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal

sebagai berikut:

1) Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan

Entitas 30 Akuntansi.

2) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan

ekonomi makro.

3) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun

pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

pencapaian target.

4) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan

atas transaksi transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

5) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang

disajikan pada lembar muka laporan keuangan.

6) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam

lembar muka laporan keuangan.

7) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian

yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan.

Sedangkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

terdiri dari:

Page 27: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

20

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

b. Neraca

c. Catatan atas Laporan Keuangan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan pemerintah

daerah terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih (SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO),

Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan atas Laporan

Keuangan (CaLK). Sedangkan Laporan Keuangan SKPD terdiri dari

Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah

ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi

sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini

merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan

pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu sebagai

berikut:

a. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relavan apabila informasi yang

termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna

dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau

masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau

mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian,

informasi laporan keuangan yang relavan dapat dihubungkan dengan

maksud penggunaannya. Informasi yang relavan, yaitu:

1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value).

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Page 28: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

21

Informasi dapat membatu pengguna untuk memprediksi masa

yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa

kini.

3) Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan

berguna dalam pengambilan keputusan.

4) Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap

mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan

kendala yang ada. Informasi yang melatar belakangi setiap butir

informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan

diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan

informasi tersebut dapat dicegah.

b. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan materil, meyajikan setiap fakta secara

jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relavan, tetapi jika

hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi

yang andal memenuhi karakteristik, yaitu:

1) Penyajian jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

2) Dapat diverifikasi (verifiability)

Informasi disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang

berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak

berbeda jauh.

3) Netralitas

Page 29: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

22

c. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna

jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode

sebelumnya atau laporan keuangan entitas laporan lain pada

umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan

eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila entitas

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari

tahun ke tahun.perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila

entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan yag sama.

Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang

lebih baik daripada kebijakan akuntansi sekarang diterapkan,

perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

d. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami

oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang

disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,

pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas

kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya

kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Sama halnya seperti yang diungkapkan Tanjung (2009 : 11-12)

terdapat empat karakteristik laporan keuangan yang merupakan prasyarat

normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat

memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu sebagai berikut:

a. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang

termuat di dalamnya dapat memengaruhi keputusan pengguna dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lau atau masa kini,

dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi

hasil evaluasi. Informasi yang relevan yaitu:

1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Page 30: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

23

3) Tapat waktu

4) lengkap

b. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan materil, meyajikan setiap fakta secara

jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relavan, tetapi jika

hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi

yang andal memenuhi karakteristik, yaitu:

1) Penyajian jujur

2) Dapat diverifikasi (verifiability)

3) Netralitas

c. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna

jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode

sebelumnya atau laporan keuangan entitas laporan lain pada

umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan

eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila entitas

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari

tahun ke tahun.perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila

entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan yag sama.

Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang

lebih baik daripada kebijakan akuntansi sekarang diterapkan,

perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

d. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami

oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang

disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,

pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas

kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya

kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Page 31: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

24

Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan pemerintah

daerah berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 harus memiliki karakteristik

yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Relevan

berarti laporan keuangan harus dapat memberi pengaruh kepada para

pengambil keputusan agar dapat mengevaluasi masa lalu, masa sekarang,

maupun membuat prediksi untuk masa yang akan datang. Andal berarti

laporan keuangan harus menyajikan informasi yang jujur serta dapat

menggambarkan keadaan sebenarnya sehingga informasi itu dapat

diverifikasi kebenarannya, juga terhindar dari kesalahan yang materil.

Dapat dibandingkan artinya bahwa laporan keuangan harus dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Sedangkan

laporan keuangan harus dapat dipahami artinya bahwa laporan keuangan

harus dapat dipahami oleh pengguna dan istilah yang digunakan harus

dapat dimengerti.

6. Kebutuhan Informasi Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah

Menurut Hasanah dan Fauzi (2017 : 46) kebutuhan informasi

pemakai laporan keuangan pemerintah dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas

biaya, harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan.

b. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui

keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin

mengetahui apakah pemerintah melakukan ketaatan fiskal dan

ketaatan pada peraturan perundang-undangan atas pengeluaran-

pengeluaran yang dilakukan.

c. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung

tingkat risiko, likuiditas, dan solvabilitas.

d. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan

untuk melakukan fungsi pengawasan., mencegah terjadinya laporan

Page 32: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

25

yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan

keuangan negara.

e. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen

sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan

pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan

kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi yang

sejenis.

f. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen

kompensasi.

Sedangkan menurut Tanjung (2009 : 8) mengungkapkan bahwa

kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah tidak terbatas

pada:

a. Masyarakat

b. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa

c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan

pinjaman

d. Pemerintah

Laporan keuangan pemerintah yang dirancang tidak terbatas hanya

untuk pihak-pihak seperti yang disebutkan di atas, tetapi laporan keuangan

yang disajikan dapat ditujukan untuk umum guna memenuhi kebutuhan

informasi bagi semua pihak. Contohnya kebutuhan informasi pembayar

pajak harus diperhatikan karena pendapatan yang bersumber dari pajak

merupakan sumber utama pendapatan pemerintah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi keuangan

dapat berguna bagi masyarakat pengguna layanan publik, masyarakat

pembayar pajak, kreditor dan investor, parlemen dan kelompok politik,

manajer publik, dan para pegawai untuk mengukur seberapa baik

pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

Page 33: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

26

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Hasanah dan Fauzi (2017: 26-187 ) menjelaskan bahwa

kualitas laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kondisi sumber daya manusia,

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), dan Sistem Pengendalian

Internal.

a. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

SAP dibutuhkan untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul

dalam pelaporan keuangan akuntansi, dan audit di pemerintahan, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Indonesia. SAP

diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan

departemen-departemennya maupun di pemda dan dinas-dinasnya.

Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas

pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah yang berarti dapat

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas informasi keuangan

pemerintah.

b. Kondisi sumber daya manusia

Menurut Yusuf (2014 : 37) mengungkapkan bahwa “sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan efektivitas

dan produktivitas organisasional.”

c. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem akuntansi diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam

pelaporan keuangan dan dapat dijadikan pedoman dalam menyajikan

informasi yang diperlukan untuk kepentingan.

d. Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal adalah proses yang integral dari

tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen beserta

jajarannya sebagai jaminan agar tujuan organisasi dapat tercapai

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

Page 34: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

27

Jadi, dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

informasi laporan keuangan adalah Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),

kondisi sumber daya manusia, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan

Sistem Pengendalian Internal. Penerapan SAP diyakini akan mampu

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah baik pusat

maupun daerah. Kondisi sumber daya manusia yang kompeten akan dapat

akan memberi dampak baik terhadap peningkatan kualitas laporan

keuangan karena sumber daya manusianya memiliki pengetahuan terkait

pekerjaannya, serta memiliki keterampilan, kemampuan, dan sikap yang

baik. Selain itu terdapat sistem pengendalian internal yang baik pula akan

mendukung seluruh serangkaian aktivitas yang dijalankan suatu organisasi

agar tujuan organisasi dapat tercapai.

8. Indikator Kualitas Laporan Keuangan

Indikator kualitas laporan keuangan menurut Hasanah & Fauzi

(2017 : 37-40) adalah sebagai berikut:

a. Relevan

1) Memiliki umpan balik (feedback value)

2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

3) Tepat waktu

4) lengkap

b. Andal

1) Penyajian jujur

2) Dapat diverifikasi (verifiability)

3) Netralitas

c. Dapat dibandingkan

1) Informasi keuangan dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan periode sebelumnya.

2) Informasi keuangan dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

Page 35: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

28

d. Dapat dipahami

1) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami

pengguna.

2) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dinyatakan

dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas

pemahaman para pengguna.

Berdasarkan pemaparan indikator di atas, dapat disimpulkan

bahwa indikator informasi laporan keuangan yang berkualitas dapat diukur

dengan apabila laporan keuangan memiliki karakteristik yang pertama

relevan. Relevan berarti memiliki umpan balik, memiliki manfaat

prediktif, penyampaian laporan keuangan tepat waktu dan penyajiannya

lengkap. Kedua, laporan keuangan harus memiliki karakteristik Andal.

Andal berarti penyajianya jujur, dapat diverifikasi kebenarannya, serta

bersifat netral. Ketiga, laporan keuangan harus memiliki karakteristik

dapat dibandingkan. Dapat dibandingkan berarti laporan keuangan yang

disusun harus dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya, dan dapat

dibandingkan dengan entitas pelaporan lain pada umumnya. Keempat,

laporan keuangan harus memiliki karakteristik dapat dipahami. Dapat

dipahami berarti laporan keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh

penggunanya serta menggunakan bahasa dan istilah yang disesuaikan

dengan batas pemahaman penggunanya.

C. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

1. Definisi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Menurut Riani & Belkaoui (2011 : 50) akuntansi diartikan sebagai

suatu “seni” atau suatu “aktivitas jasa” yang meliputi beragam teknik yang

dianggap berguna untuk bidang-bidang tertentu. Menurut Sasongko, et al

(2015 : 2) pengertian akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi

menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan kepada manajer

perusahaan, pemilik perusahaan, investor, pemerintah, dan pihak-pihak

Page 36: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

29

lain yang terkait dengan perusahaan (stakeholder). Sedangkan pengertian

sistem akuntansi menurut Mulyadi (2016 : 3) yaitu organisasi formulir,

catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan.

Akuntansi Pemerintah Daerah menurut Hasanah & Fauzi (2017 :

195) merupakan sistem akuntansi baik secara manual maupun

terkomputerisasi, yang mencatat transaksi keuangan daerah sebagai

akuntabilitas pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah dan

anggaran lain yang terkait dengan keuangan daerah..

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) No.

29 Tahun 2002 Pasal 70 ayat 1, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

adalah Sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan,

penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta polaporan

anggarannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akuntansi keuangan

daerah adalah suatu sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan,

penggolongan, pengikhtisaran, dan peringkasan transaksi yang melibatkan

penggunaan keuangan daerah digunakan untuk pertanggungjawaban

dalam pengelolaan sumber daya daerah itu sendiri.

2. Tujuan Akuntansi Pemerintahan

Menurut Hasanah dan Fauzi (2017 : 2-3) menyebutkan bahwa

tujuan akuntansi pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas

Fungsi akuntabilitas lebih luas dari sekedar ketaatan kepada peraturan

perundangan yang berlaku, tetapi tetap memperhatikan penggunaan

sumber daya secara bijaksana, efisien, dan ekonomis.

Page 37: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

30

Tujuan utama akuntabilitas ditekankan kepada pengelola atau

manajemen dapat menyampaikan akuntabilitas keuangan dengan

menyampaikan laporan keuangan.

b. Manajerial

Akuntansi pemerintah memungkinkan pemerintah untuk

melaksanakan fungsi manajerial dengan melakukan perencanaan

berupa penyusunan APBN dan strategi pembangunan lain.

c. Pengawasan

Akuntansi pemerintah dibuat untuk memungkinkan diadakannya

pengawasan pengurusan keuangan Negara dengan lebih mudah oleh

aparat pemeriksa seperti BPK-RI.

Sedangkan menurut Hasanah & Fauzi (2017 : 181) sistem

akuntansi pemerintah daerah memiliki tujuan untuk:

a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas

b. Mendukung operasi rutin harian

c. Meningkatkan kualitas laporan keuangan

d. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

e. Meningkatkan akuntabilitas finansial

f. Melindungi aset pemerintah daerah

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan sistem akuntansi keuangan

daerah adalah sebagai akuntabilitas yang berfungsi untuk kepentingan

pertanggungjawaban kepada masyarakat berupa laporan keuangan. Selain

itu tujuan akuntansi daerah adalah untuk kepentingan manajerial yaitu

untuk kepentingan perencanaan penyusunan APBD, dan juga tujuan

pengawasan yang berguna untuk kepentingan pemeriksaan oleh BPK.

Page 38: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

31

3. Bidang Akuntansi

Menurut Rasdianto (2013 : 2) mengemukakan bahwa akuntansi

terdiri dari 2 bidang utama yang secara umum dibedakan atas akuntansi

sektor privat dan akuntansi sektor publik, yaitu sebagai berikut:

a. Akuntansi Komersial Perusahaan

Dalam akuntansi komersil, data akuntansi digunakan untuk

memberikan informasi keuangan kepada manajemen, pemilik modal,

penanaman modal, kreditor, dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan penetapan pajak. Akuntansi komersial perusahaan

adalah akuntansi yang digunakan untuk mencatat peristiwa ekonomi

pada entitas bisnis (perusahaan) yang mencari keuntungan atau laba.

b. Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik adalah yang digunakan untuk mencatat

peristiwa ekonomi pada organisasi non profit atau nirlaba. Laporan

yang disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan sektor

publik atau lebih dikenal dengan standar akuntansi pemerintahan.

Akuntansi sektor publik dibagi atas:

1) Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi digunakan untuk memberi informasi mengenai

transaksi ekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak

eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat. Akuntansi

pemerintahan dibedakan atas akuntansi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Akuntansi pemerintah daerah terdiri dari

akuntansi pemerintah provinsi dan akuntansi pemerintah

kabupaten/kota. Pemerintah perlu mengatur standar akuntansi

pemerintahan daerah agar dapat digunakan secara seragam

diseluruh pemerintah daerah.

2) Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi khusus diterapkan

pada lembaga dalam artian makro yang melayani perekonomian

nasional. Akuntansi sosial adalah akuntansi yang digunakan

Page 39: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

32

untuk mencatat peristiwa ekonomi pada organisasi non profit atau

nirlaba. Akuntansi ini banyak dipakai oleh organisasi sektor

publik, seperti partai politi, masjid, puskesmas, rumah sakit,

sekolah atau universitas, dan lembaga swadaya masyarakat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi memiki dua bidang

utama dapat dibedakan atas akuntansi sektor privat dan akuntansi sektor

publik. Akuntansi sektor privat berfokus pada perolehan laba yang dapat

dicapai perusahaan agar tujuan dari perusahaan itu tercapai. Sedangkan

akuntansi sektor publik tidak berorientasi pada laba melainkan fokus untuk

memberikan pertanggungjawaban berupa informasi keuangan kepada

publik atas pengelolaan keuangan publik yang dipercayakan kepada

pemerintah.

4. Basis Akuntansi Pemerintah Daerah

Adapun basis akuntansi keuangan daerah mengacu pada basis

akuntansi pemerintahan. Menurut Rasdianto (2013 : 10) terdapat tiga basis

yaitu sebagai berikut:

a. Akuntansi berbasis kas

Akuntansi berbasis kas adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat

traksaksi keuangan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Fokus

pengukurannya pada saldo kas yang diterima dan kas yang dikeluarkan.

Keterbatasan sistem akuntansi ini adaah keterbatasan informasi yang

dihasilkan karena terbatas pada pertanggungjawaban kas saja, tetapi

tidak memperlihatkan pertanggungjawaban manajemen atas aktiva dan

kewajiban.

b. Akuntansi berbasis akrual

Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang mengakui dan

mencatat transaksi atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada

saat perolehan. Fokus sistem akuntansi ini pada pengukuran sumber

Page 40: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

33

daya ekonomis dan perubahan sumber daya pada suatu entitas. Dalam

akuntansi akrual informasi yang dihasilkan jauh lebih lengkap dan

menyediakan informasi yang lebih rinci mengenai aktiva dan

kewajiban. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, telah mewajibkan

laporan keuangan pemerintah menggunakan basis akrual, sedangkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan masih menggunakan basis

akuntansi kas menuju akrual.

c. Akuntansi berbasis kas menuju akrual

Basis akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan

pemerintah, yaitu basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja,

transfer, dan pembiayaan sedangkan basis akrual digunakan untuk

pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Berdasarkan penjelasan

diatas dapat dikatakan bahwa penyusunan laporan keuangan pada

pemerintah daerah wajib menggunakan basis akrual sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam akuntansi keuangan

pemerintah daerah memiliki tiga basis yaitu akuntansi berbasis kas,

akuntansi berbasis akrual, dan akuntansi berbasis kas menuju akrual.

Akuntansi berbasis kas akan mengakui dan mencatat suatu transaksi pada

saat kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual mengakui

dan mencatat transaksi berdasarkan waktu perolehan atau pada saat

transaksi itu terjadi. Sedangkan akuntansi berbasis kas menuju akrual

adalah basis akuntansi yang digunakan pemerintah daerah untuk

kepentingan pelaporan keuangan.

Page 41: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

34

5. Sistem Pencatatan Akuntansi Keuangan Daerah

Menurut Erlina, Rambe, & Rasdianto (2015 : 4) terdapat beberapa

sistem pencatatan yang dapat digunakan di pemerintah daerah yaitu sistem

pencatatan single entry, double entry, dan triple entry.

a. Single Entry

Dalam sistem single entry, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan

dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat

bertambahnya kas akan dicatat di sisi penerimaan, sedangkan

transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat di sisi

pengeluaran di dalam Buku Kas Umum (BKU). Sistem pencatatan

single entry memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan mudah

dipahami. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat

menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah karena kurang

memudahkan penyusunan laporan).

b. Double Entry

Sistem pencatatan double entry sering disebut sistem tata buku

berpasangan. Menurut sistem ini, suatu transaksi ekonomi akan

dicatat dua kali, dalam artian, bahwa setiap transaksi minimal akan

memengaruhi dua perkiraan, satu di sisi debit dan di sisi kredit.

c. Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem pencatatan

yang menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada

buku anggaran. Pencatatan pada buku anggaran ini merupakan

pencatatan tentang anggaran yang telah digunakan sesuai dengan

pencatatan pada double entry. Dengan adanya pencatatan triple entry

ini, maka dapat dilihat sisa anggaran untuk masing-masing komponen

yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Pencatatan dengan sistem triple entry ini dilaksanakan saat pencatatan

double entry dilaksanakan, maka subbagian Pembukuan (Bagian

Keuangan) Pemerintah Daerah juga mencatat transaksi tersebut pada

buku anggaran.

Page 42: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

35

Jadi, kesimpulannya bahwa sistem akuntansi keuangan daerah

memiliki beberapa sistem pencatatan yaitu sistem pencatatan single entry,

double entry, dan triple entry. Sistem akuntansi single entry adalah sistem

pencatatan dilakukan hanya satu kali. sistem pencatatan double entry

adalah sistem pencatatan yang mencatat transaksi keuangan sebanyak dua

kali atau sistem pencatatan ini disebut sistem pencatatan berpasangan.

Sedangkan sistem pencatatan dengan triple entry adalah sistem pencatatan

yang menggunakan double entry dan ditambah dengan pencatatan yang

dilakukan pada pembukuan keuangan daerah oleh bagian keuangan untuk

melihat sisa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

6. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Tanjung (2009 : 18 – 22),

bahwa pejabat-pejabat yang terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah

serta wewenang dan tanggungjawabnya dijelaskan sebagai berikut:

a. Kepala Daerah

Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah

daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

b. Sekretaris Daerah

Sekretaris Daerah sebagai koordinator pengelolaan keuangan daerah

bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah.

c. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah menerima pelimpahan

kekuasaan pengelola keuangan daerah yang ditetapkan dengan

keputusan kepala daerah selaku PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah).

d. Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD)

Page 43: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

36

Kuasa BUD berdasarkan penunjukkan PPKD mempunyai tugas-tugas

sebagai berikut:

1) Menyiapkan anggaran kas

2) Menyiapkan Surat Penyediaan Dana (SPD)

3) Menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

4) Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah

5) Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Anggaran

Pengeluaran dan Belanja Daerah (APBD) oleh bank dan/atau

lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk

6) Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam

pelaksanaan APBD

7) Menyimpan uang daerah

8) Melaksanakan penempatan uang daerah dan

mengelola/menatausahakan investasi

9) Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat

pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah

10) Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah

11) Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah

12) Melakukan penagihan piutang daerah

Dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sebagai Kuasa

BUD, Kuasa BUD bertanggung jawab kepada PPKD.

e. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kepala SKPD dalam melaksanakan tugas dapat melimpahkan

sebagian wewenangnya kepada kepala unit kerja pada SKPD sebagai

kuasa pengguna anggaran/pengguna barang dengan ketetapan dari

kepala daerah. Kuasa pengguna anggaran/pengguna barang

bertanggung jawab kepada kepala SKPD. Kepala SKPD/kepala unit

kerja dalam melaksanakan program dan kegiatan dapat menunjuk

pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis

Kegiatan (PPTK).

Page 44: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

37

f. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

Dalam melaksanakan tugasnya PPTK bertanggungjawab kepada

pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

g. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Kepala SKPD dapat menetapkan Pejabat Penatausahaan Keuangan

SKPD yang mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Meneliti kelengkapan SPP-LS (Surat Perintah Membayar

Langsung)

2) Meneliti kelengkapan SPP-UP (Surat Perintah Membayar Uang

Persediaan), SPP-GU (Surat Perintah Membayar Ganti Uang

Persediaan), SPP-TU (Surat Perintah Membayar Tambahan

Uang Persediaan) yang diajukan oleh bendahara pengeluaran

3) Menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM), dan

4) Menyiapkan laporan keuangan SKPD

h. Bendahara Penerimaan

Bendahara penerimaan melaksanakan tugas kebendaharaan dalam

rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada SKPD.

i. Bendahara Pengeluaran

Bendahara pengeluaran melaksanakan tugas kebendaharaan tugas

kebendaharaan dalam rangka melaksanakan anggaran pada SKPD.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pejabat-pejabat yang terlibat dalam

pengelolaan keuangan daerah adalah kepala daerah, sekretaris daerah,

kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah, kuasa bendahara umum,

kepala satuan kerja perangkat daerah, pejabat pelaksana teknis kegiatan,

pejabat penatausahaan keuangan SKPD, bendahara penerimaan, dan

bendahara pengeluaran. Para pejabat yang terlibat dalam pengelolaan

keuangan daerah harus melaksanakan tugas dan wewenang yang telah

diamanahkan kepada masing-masing pejabat agar pelaksanaan pegelolaan

keuangan daerah dapat berjalan dengan tertib.

Page 45: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

38

7. Indikator Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa sistem

akuntansi keuangan daerah meliputi serangkaian prosedur sebagai berikut:

a. Proses Pengumpulan Data

b. Pencatatan dan Pengikhtisaran

c. Pelaporan Keuangan

Penjabaran indikator pertama yaitu proses pengumpulan data pada

sistem akuntansi keuangan daerah harus disusun dengan berpedoman pada

peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

mengenai kebijakan akuntansi, seperti kebijakan penetapan dasar

pengakuan, pengukuran, dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas,

pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan.

Penjabaran dari indikator kedua yaitu melakukan pencatatan dan

pengikhtisaran. Yang dimaksud dengan pencatatan dan pengikhtisaran

adalah mencatat semua transaksi dan/atau kejadian keuangan yang

berkaitan dengan penyelenggaraan daerah dicatat pada buku jurnal

berdasarkan bukti transaksi yang sah. Pencatatan dilakukan secara

kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi dan/atau kejadian keuangan.

Transaksi atau kejadian keuangan yang telah dicatat dalam buku jurnal

selanjutnya secara periodik diposting ke dalam buku besar sesuai dengan

rekening berkenaan. Selain itu pencatatan dalam sistem akuntansi

keuangan daerah sekurang-kurangnya meliputi prosedur akuntansi

penerimaan kas, pengeluaran kas, akuntansi aset tetap/barang milik

daerah, dan akuntansi selain kas.

Penjabaran dari indikator ketiga yaitu Pemerintah Daerah sebagai

entitas pelaporan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah secara

periodik setiap tahunnya yang meliputi laporan realisasi anggaran SKPD,

neraca SKPD dan catatan atas lapora keuangan SKPD.

Page 46: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

39

Berdasarkan indikator di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah dapat diukur dengan mengetahui proses

pengumpulan data yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), melakukan pencatatan

berdasarkan standar pencatatan yang berlaku umum seperti melakukan

pencatatan transaksi keuangan ke dalam buku jurnal kemudian di posting

ke dalam buku besar, serta melakukan pelaporan keuangan secara

periodik.

D. Kompetensi Sumber Daya Manusia

1. Definisi Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut Mc Celland (dalam Sedarmayanti, 2012 : 229)

menyebutkan bahwa kompetensi adalah karakteristik mendasar yang

dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau dapat

memprediksi kinerja yang sangat baik. Sriwidodo & Haryanto (2010)

menyebutkan kompetensi adalah hal yang dibutuhkan seseorang ketika

berada dalam sebuah organisasi. Kompetensi memiliki peran yang amat

penting, karena menyangkut kemampuan dasar seseorang dalam

melakukan suatu pekerjaan. Menurut Spencer & Spencer (dalam Sutrisno,

2013 : 203) mengungkapkan pengertian kompetensi yaitu:

Kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan

berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya.

Berdasarkan definisi tersebut mengandung makna kompetensi

adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada

seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai

keadaan dan tugas pekerjaan.

Menurut Sastradipoera (2007 : 18) sumber daya manusia diartikan

sebagai suatu totalitas yang berhubungan dengan orang-orang dan masalah

orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi tertentu. Sedangkan

menurut Spencer dan Spencer (1993) (dalam Wibowo, 2017 : 152)

mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik individual yang berkait

dengan kriteria efektif dan/atau kinerja superior dalam suatu pekerjaan

Page 47: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

40

atau situasi. Dalam literatur lain seperti yang dikemukakan oleh Yusuf

(2014 : 25) sumber daya manusia didefinisikan sebagai individu yang

merancang dan memproduksi keluaran dalam rangka pencapaian strategi

dan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Jadi, kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan

mendasar yang harus dimiliki oleh setiap sumber daya manusia yang

berpengaruh langsung terhadap pekerjaannya agar dapat menjalankan

pekerjaan dengan baik dan dapat membantu suatu organisasi mencapai

tujuannya. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang kompeten dapat

meningkatkan produktivitas dalam suatu organisasi.

2. Karakteristik Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut Wibowo (2017 : 152-153) bahwa keunggulan sumber

daya manusia juga dapat dicapai dengan peningkatan kompetensi.

Kompetensi dapat mempengaruhi kemajuan organisasi dalam upaya

menciptakan keunggulan bersaing. Adapun 5 (lima) karakteristik

kompetensi yang diungkapkan Wibowo (2017 : 152) yaitu:

a. Pengetahuan yang merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran

b. Keterampilan yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan

c. Konsep diri dan nilai-nilai yang merujuk pada sikap dan citra diri

seseorang misalnya percaya diri dia akan berhasil dalam suatu situasi;

d. Karakteristik pribadi yang merujuk karakteristik fisik dan konsistensi

tanggapan terhadap situasi atau informasi

e. Motif yang merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau

dorongan dorongan lain yang memicu tindakan

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik kompetensi sumber daya

manusia dapat berupa pengetahuan, keterampilan, konsep diri dan nilai-

nilai yang merujuk pada sikap dan citra diri, karakteristik pribadi yang

merujuk pada karakteristik fisik, dan konsistensi tanggapan terhadap

Page 48: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

41

situasi serta motif. Pengetahuan berarti berorientasi pada seberapa

tingginya pengetahuan yang dimiliki manusia melalui fase pembelajaran

yang telah dilewati. Keterampilan merupakan perwujudan nyata dari

kemampuan yang dimiliki. Konsep diri dan nilai diri merupakan dasar

utama yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam menghadapi berbagai

situasi. Karakteristik merujuk pada karakteristik fisik yang ada pada diri

sendiri dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi

merupakan pondasi yang dapat menguatkan terhadap situasi yang terjadi.

Serta motif dapat memicu terhadap pengampilan keputusan untuk

bertindak.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Sumber Daya

Manusia

Menurut Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah 2009 (dalam Yusuf,

2014 : 283-284) faktor produktivitas sumber daya manusia memiliki peran

besar dalam menentukan sukses suatu usaha. Faktor-faktor yang

memengaruhi produktivitas antara lain:

a. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan dapat diperoleh oleh seseorang dari hasil pendidikan

yang ditempuh baik diperoleh dari pendidikan formal maupun non-

formal yang memberikan kontribusi pada seseorang dalam pemecahan

masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan

pekerjaan, sehingga seorang karyawan diharapkan mampu melakukan

pekerjaan secara produktif.

b. Keterampilan (skills)

Keterampilan merupakan kemampuan seseorang yang diukur

berdasarkan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu

yang bersifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan

seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang

bersifat teknis, seperti keterampilan mengoperasikan komputer.

Page 49: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

42

c. Kemampuan (abilities)

Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh

seorang karyawan. Jika seseorang memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang tinggi, diharapkan ia akan memiliki kemampuan

yang tinggi pula.

d. Sikap (attitude) dan perilaku (behaviors)

Sangat erat hubungan antar kebiasaan atau sikap dan perilaku. Sikap

merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Perilaku manusia

ditentukan oleh sikap-sikap yang telah tertanam dalam diri karyawan

sehingga dapat mendukung kerja yang efektif.

Menurut Hutapea dan Thoha (2008 : 8) menyebutkan bahwa

terdapat tiga komponen utama yang membentuk kompetensi sumber daya

manusia, yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge)

Yaitu informasi yang dimiliki seorang pegawai untuk melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang digelutinya

(tertentu). Pengetahuan pegawai akan menentukan keberhasilan

pelaksanaan tugas kepada pegawai yang memiliki pengetahuan cukup

dan akan menginkatkan efisiensi perusahaan.

b. Keterampilan (skill)

Merupakan suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab

yang diberikan perusahaan kepada seorang pegawai dengan baik dan

maksimal, misalnya keterampilan bekerja sama dengan memahami

dan memotivasi orang lain, baik secara individu atau kelompok.

Keterampilan dalam berkomunikasi, memotivasi, dan mendelegasi

diperlukan dalam bekerja.

c. Sikap (attitude)

Merupakan pola tingkah seorang pegawai di dalam peran

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan peraturan

perusahaan. Apabila pegawai bersangkutan memiliki sifat yang

Page 50: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

43

mendukung pencapaian organisasi, maka secara otomatis tugas yang

diberikan kepadanya akan dilaksanakan sebaik mungkin.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang

produktif atau yang memiliki kompetensi dalam bekerja adalah sumber

daya manusia yang memiliki pengetahuan tentang bidang pekerjaannya,

keterampilan untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan,

kemampuan terbentuk karena adanya pengatahuan dan keterampilan, dan

sikap yang tertanam dalam diri manusia akan mendukung kerja yang baik.

4. Indikator Kompetensi Sumber Daya Manusia

Indikator kompetensi manusia menurut Sulistiyani & Rosidah

2009 (dalam Yusuf, 2014 : 283-284) adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge)

b. Keterampilan (skills) dan Kemampuan (abilities)

c. Sikap (attitude) atau perilaku (behaviors)

Sumber daya manusia yang kompeten berarti sumber daya manusia

yang memiliki pengetahuan, keterampilan (skills) dan kemampuan

(abilities), serta memiliki sikap (attitude) atau perilaku (behaviors) yang

baik.

Penjabaran dari indikator pertama yaitu pengetahuan. Pengetahuan

dapat berorientasi pada intelegensi, daya pikir, dan penguasaan ilmu.

Sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang

pekerjaannya sebagai pengelola keuangan adalah mengetahui persamaan

dasar akuntansi, mengetahui dan memahami pengertian akuntansi,

mengetahui tugas-tugas pokok yang harus dilakukan berkaitan dengan

pekerjaan sebagai bagian dari pengelola keuangan.

Penjabaran dari indikator kedua yaitu keterampilan (skills) dan

kemampuan (abilities). Keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities)

Page 51: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

44

adalah kemampuan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang bersifat

teknik. Sumber daya manusia yang bekerja di pemerintah daerah yang

melakukan pengelolaan keuangan mampu membuat jurnal untuk setiap

transaksi, mampu memposting ke dalam buku besar, mampu menyusun

dan menyajikan Neraca, mampu menyusun dan menyajikan Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), mampu menyusun dan menyajikan Laporan

Arus Kas, dan sebagainya.

Penjabaran dari indikator ketiga yaitu sikap (attitude) atau perilaku

(behaviors). Sikap (attitude) atau perilaku (behaviors) terbentuk melalui

kebiasaan yang terpolakan. Menjaga sikap dan perilaku di tempat kerja

perlu untuk dilakukan oleh pegawai yang ada di lingkup pemerintah

daerah sebagai wujud kepatuhan terhadap aturan yang berlaku sesuai

kebijakan dan menjaga agar tidak menimbulkan pelanggaran terhadap

aturan.

Berdasarkan indikator di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi sumber daya manusia dapat diukur berdasarkan: pertama,

pengetahuan. Pengetahuan berorientasi pada kemampuan daya pikir

seseorang serta penguasaan ilmu. Kedua, keterampilan dan kemampuan.

Keterampilan dan kemampuan erat kaitannya dengan kemampuan

manusia dalam menyelesaikan pekerjaan. Ketiga, adalah sikap yang

dimiliki oleh sumber daya manusia tersebut. Sikap berkaitan dengan

kebiasaan yang terpolakan yang dilakukan ketika bekerja.

E. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Dengan adanya pembaharuan dalam sistem pertanggung jawaban

keuangan daerah, sistem akuntansi keuangan hadir untuk mendukung

kebutuhan pemerintah daerah dalam menghasilkan laporan keuangan yang

didasarkan pada standar akuntansi pemerintah. Sistem akuntansi pemerintah

daerah menurut Hasanah & Fauzi (2017 : 179) adalah proses pencatatan,

Page 52: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

45

pengklasifikasian, dan peringkasan transaksi keuangan daerah serta

pelaporannya dalam rangka pertanggung jawaban anggaran pendapatan dan

belanja daerah. Apabila penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada

pemerintah daerah dilakukan sesuai aturan yang berlaku maka akan menunjang

pemerintah daerah dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas

Ihsanti (2014 : 8).

F. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Yusuf (2014 : 25-26) menyebutkan bahwa keunggulan

sekaligus kelemahan suatu organisasi bertumpu pada kualitas dan kuantitas

pada sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi. Sumber daya

manusia yang berkualitas akan menjadi keunggulan organisasi sedangkan

sumber daya manusia yang dimiliki buruk akan menjadi kelemahan bagi suatu

organisasi. Manusia sebagai penggerak dari serangkaian aktivitas perlu

memiliki kompetensi yang baik agar dapat menunjang keberhasilan organisasi.

Menurut Havesi 2005 (dalam Ihsanti, 2014 : 7) kompetensi merupakan suatu

karakteristik seseorang yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan

kemampuan. Sehingga dengan adanya sumber daya manusia yang kompeten

sangat memungkinkan bagi suatu organisasi untuk dapat menghasilkan laporan

keuangan yang berkualitas.

G. Hasil Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis mencantumkan penelitian-

penelitian sebelumnya yang meneliti tentang penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan kualitas laporan

keuangan.

Page 53: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

46

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Dyah Purwanti

dan Ghulbudin

Isham Natser

(2016)

Influence of the Quality

of Accrual Financial

Report Information with

the Roles of Accounting

Information System as An

Intervening Factor

Vol. 8, No. 2, pp. 84-97

The capacity of human

resources, application of

SAP and data input contol

significantly influence the

quality of financial report

information, while the

organizational commitment

and internal control system

do not have any significant

effects toward the practice

of accounting information

system.

2 Yusar Sagara

(2015)

The Effect of

Implementation

Accounting Information

System and Competence

of Human Resources on

the Quality of Financial

Reporting.

Vol. 6, No. 10, 2015.

The implementation

accounting information

system and competencies of

human resouce have

significant effects on the

quality of financial

reporting simultaneously.

The implementation

accounting information

system has significant

effects on the quality of

financial reporting and

competencies of human

resource not has significant

effect on the quality of

financial reporting.

3 Iskandar

Muda, et al.

(2017)

The Influence of Human

Resources Competency

and the Use of

Information Technology

on the Quality of Local

Goverment Financial

Report with Regional

Accounting System as an

Intervening

Partially, the human

resources competency and

the use of information

technology has positive and

significant influence on the

regional financial

accounting system (SAKD)

in Labuhanbatu regency.

Page 54: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

47

No Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

Vol. 95, No. 20 The regional financial

accounting system (SAKD)

mediates the influence of

human resources

competency does not have

positive and significant

influence on the quality of

local goverment financial

report of Labuhanbatu

regency.

The regional financial

accounting system (SAKD)

mediates the use of

information technology does

not have positive and

significant influence on the

quality of local goverment

financial report of

Labuhanbatu regency.

4 Lilis

Setyowati,

Wikan

Isthikan,

Ririh Dian

Pratiwi

(2016)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kota

Semarang

Vol. 20, No. 2, Hal. 179-

191

Peran teknologi informasi

tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap

peningkatan kualitas laporan

keuangan pemerintah

daerah. Sedangkan

kompetensi sumber daya

manusia dan peran internal

audit mempunyai pengaruh

positif dan signifikan

terhadap peningkatan

kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah.

5 I Putu

Upabayu

Rama

Mahaputra dan

I Wayan Putra

(2014)

Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Kualitas Informasi

Pelaporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Kapasitas sumber daya

manusia, sistem informasi

keuangan daerah, sistem

pengendalian intern dan

implementasi standar

akuntansi pemerintah

berpengaruh positif dan

signifikan pada kualitas

informasi pelaporan

Page 55: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

48

No Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

keuangan di Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten Gianyar.

6 Emilda Ihsanti

(2014)

Pengaruh Kompetensi

Sumber Daya Manusia

dan Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan

Daerah terhadap Kualitas

Laporan Keuangan

Daerah”.

(Studi Empiris Pada

SKPD Kab. Lima Puluh

Kota)

Kompetensi sumber daya

manusia berpengaruh

signifikan positif terhadap

kualitas laporan keuangan.

Sedangkan penerapan

SKAD tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap

kualitas laporan keuangan.

7 Surya

Adhitama

(2017)

Pengaruh Penerapan

Standar Akuntansi

Pemerintah, Sistem

Akuntansi Keuangan

Daerah, dan Kompetensi

Sumber Daya Manusia

Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah”.

(Studi Kasus Pada

Kabupaten Ogan Ilir)

Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah,

Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah, dan Kompetensi

Sumber Daya Manusia

berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah.

8 Nurhayati

Soleha,

(2014)

Pengaruh Penerapan

Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah dan

Aktivitas Pengendalian

Terhadap Akuntabilitas

Keuangan (studi Pada

SKPD Kabupaten/Kota

Provinsi Banten)”

Jurnal Etikonomi Vol. 13

No.1

Sistem akuntansi keuangan

daerah dan aktivitas

pengendalian berpengaruh

positif terhadap

akuntabilitas laporan

keuangan.

9 Kadek Desiana

Wati, Nyoman

Trisna

Herawati, Ni

Kadek

Sinarwati

(2014)

Pengaruh Kompetensi

Sumber Daya Manusia,

Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah,

dan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah

Terhadap Kualitas

kompetensi sumber daya

manusia, penerapan standar

akuntansi pemerintah, dan

sistem akuntansi keuangan

daerah berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

Page 56: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

49

No Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

Laporan Keuangan

Daerah

kualitas laporan keuangan

daerah.

10 Annisa

Rachma

(2017)

Pengaruh Penerapan

Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah

(SAKD) Terhadap

Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah

Daerah ” (studi pada

Pemerintah Daerah

Wilayah III Cirebon)

Sistem akuntansi keuangan

daerah (sakd) berpengaruh

positif terhadap kualitas

laporan keuangan

pemerintah daerah.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

terletak pada objek penelitian, teknik sampling, waktu, dan tempat penelitian.

Penelitian ini mengambil variabel yang pernah diteliti pada penelitian

terdahulu yaitu penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan kompetensi

sumber daya manusia. Pengambilan variabel penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah didasarkan pada penelitian terdahulu bahwa variabel

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah merupakan variabel yang paling

sering diteliti. Sedangkan variabel kompetensi sumber daya manusia dijadikan

variabel penelitian karena berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan

perbedaan hasil penelitian yang didapat, sebagian mengatakan bahwa

kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan dan peneliti lainnya mengatakan tidak berpengaruh.

H. Kerangka Pemikiran

Dalam era globalisasi tuntutan terhadap kemudahan akses suatu

informasi semakin meningkat. Pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi

sektor publik memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyat, upaya untuk

mensejahterakan rakyat salah satunya adalah transparansi dalam pengelolaan

keuangan. Transparansi pengelolaan keuangan menjadi tanggung jawab

Page 57: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

50

pemerintah sebagai bentuk tanggung jawab kepada rakyat. Rakyat akan

percaya dan mendukung pemerintah daerah apabila pengelolaan keuangan

yang dilakukan pemerintah baik dan sudah menunjukkan kemajuan dalam

pembangunan sarana dan prasarana daerah. Hal tersebut menjadi tantangan

besar bagi pemerintah agar dapat memberikan laporan pertanggung jawaban

yang memenuhi harapan tinggi masyarakat. Bentuk tanggung jawab yang

dimaksud adalah laporan keuangan pemerintah daerah.

Laporan keuangan dihasilkan setelah melalui serangkaian proses

pencatatan akuntansi yang menyajikan informasi keuangan. Informasi

keuangan yang terdapat dalam laporan tersebut dipergunakan untuk

mengkomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas

pengelolaan keuangan yang terjadi selama periode tertentu dengan tujuan agar

pihak-pihak yang memliki kepentingan dalam suatu entitas dalam mengambil

suatu keputusan berdasarkan laporan keuangan yang disajikan. Jadi, laporan

keuangan memiliki tujuan untuk menyajikan informasi keuangan agar

transparansi pengelolaan dapat ditunjukkan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk masyarakat.

Penilaian terhadap laporan keuangan dilakukan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) yang nantinya BPK menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam

suatu laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan setiap akhir periode tertentu.

Hasil pemeriksaan pada laporan keuangan mengacu pada standar yang telah

ditetapkan dapat berupa opini yang bermacam-macam. Terdapat 4 (empat)

kriteria pemberian opini yang dikeluarkan BPK yaitu wajar tanpa

pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak wajar, dan tidak memberikan

pendapat. Wajar tanpa pengecualian merupakan tingkatan opini yang paling

baik, dan tentu saja pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pemerolehan

informasi keuangan akan sangat mengharapkan opini wajar tanpa

pengecualian.

Dari sudut pandang publik yaitu masyarakat maupun investor sebagai

pemakai informasi keuangan akan sangat mengharapkan informasi yang

didapat memberikan kepuasan. Dengan begitu, masyarakat maupun pihak-

Page 58: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

51

pihak lain akan puas dengan kinerja pemerintah daerah dan sepenuhnya

mendukung pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pembangunan

daerahnya.

Dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan, pemerintah daerah

memerlukan suatu sistem yang dapat digunakan dalam menunjang segala

aktivitas yang berkaitan dengan pencatatan transaksi keuangan. Sistem

akuntansi keuangan daerah dapat dipergunakan untuk memudahkan pekerjaan

para pengelola keuangan daerah.

Dengan adanya sistem akuntansi keuangan daerah yang mengacu pada

standar akuntansi pemerintah ini diharapkan pemerintah daerah akan semakin

optimal dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan harapan

masyarakat maupun pihak lain yang memiliki kepentingan.

Sistem akuntansi keuangan daerah dapat membantu pemerintah daerah

dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Apabila penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah ini digunakan sesuai dengan ketentuan yang

berpedoman pada standar akuntansi pemerintah maka akan dapat

meningkatkan kualitas laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa

penerapan sistem akuntansi keuangan akan berpengaruh terhadap peningkatan

kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Selain itu perlu

diimbangi dengan kompetensi sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan serta pengetahuan dalam melakukan tugasnya agar dapat

mendukung keberhasilan entitas untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Kompetensi sumber daya manusia merupakan hal mendasar yang perlu

dipersiapkan oleh pemerintah daerah agar dapat menunjang keberhasilan

entitas, karena kompetensi sumber daya manusia memegang peran penting

dalam suatu organisasi. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang

memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sikap yang baik atau

dengan kata lain sumber daya manusianya kompeten maka akan menunjang

pemerintah daerah dalam menghasilkan suatu laporan keuangan yang

berkualitas karena sumber daya manusia berperan penting dalam proses

penyajian laporan keuangan mulai dari proses pencatatan sampai dengan

Page 59: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

52

pelaporan. Berdasarkan hal tersebut sumber daya manusia dapat dikatakan

memiliki pengaruh terhadap keberhasilan entitas untuk dapat menghasilkan

laporan keuangan yang berkualitas.

Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai pengaruh penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia

terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Maka dapat disajikan skema

kerangka pemikiran pada gambar 2.1 yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1

Hubungan antara Variabel

Keterangan:

: Garis Pengaruh

I. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2015 : 121) menyebutkan Hipotesis penelitian

adalah prediksi atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan paparan kerangka pemikiran dan hasil penelitian terdahulu yang

sudah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (sakd) berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2. Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah.

Penerapan Sistem Akuntansi

Keungan Daerah (SAKD)

Kompetensi Sumber Daya

Manusia

Kualitas Informasi

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Page 60: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

53

Page 61: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian dibutuhkan dalam suatu penelitian untuk

merencanakan proses penelitian yang akan dilakukan. Menurut Abdillah &

Jogiyanto (2015 : 47) menyebutkan bahwa “desain penelitian adalah kerangka

berpikir utama dalam merencanakan proses penelitian.” Maka dapat

disimpulkan bahwa desain penelitian adalah gambaran secara keseluruhan

mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan berdasarkan kerangka

berpikir peneliti. Menurut Abdillah & Jogiyanto (2015 : 47) menyebutkan

“desain penelitian juga mencakup penjelasan tentang jenis penelitian, jenis

data, metode pengumpulan data, prosedur dan teknik penyampelan.” Penelitian

ini menggunakan desain penelitian kausal atau sebab akibat. Penelitian

kausalitas menurut Asra, Irawan, & Purwoto (2015 : 15) digunakan bila tujuan

penelitian adalah untuk menetapkan hubungan kausalitas antar variabel yang

diamati.” Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui variabel

manakah yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Variabel yang

mempengaruhi adalah penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan

kompetensi sumber daya manusia. Sedangkan variabel yang dipengaruhi

adalah kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Metode penelitian seperti yang diungkapkan Asra, Irawan, & Purwoto

(2015 : 60) diartikan sebagai “cara atau prosedur yang ditempuh peneliti dalam

mencapai tujuan penelitian, yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian

(research questions) atau hipotesis penelitian (research hypothesis). Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Maka,

untuk menjelaskan gambaran pada subjek yang akan diteliti penelitian

deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk memberi gambaran penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan

Page 62: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

5

53

kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Seperti yang

dijelaskan Abdillah & Jogiyanto (2015 : 11) penelitian deskriptif yaitu

Page 63: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

54

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Seperti yang dijelaskan Abdillah

& Jogiyanto (2015 : 11) penelitian deskriptif yaitu pengumpulan data untuk

menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan terkait subjek penelitian.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015 : 236) “bila menggunakan metode

kuantitatif, teknik pengumpulan data dapat menggunakan test, kuesioner,

observasi, dan wawancara tertutup. Maka dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data adalah menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2015 :

12) metode kuantitatif diartikan sebagai “metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.” Sedangkan pengertian kuesioner menurut Abdillah & Jogiyanto

(2015 : 52) adalah “metode pengumpulan data primer menggunakan sejumlah

item pertanyaan atau pernyataan dengan format tertentu.”

B. Operasionalisasi Variabel

Menurut Arikunto (2014 : 161) menyebutkan bahwa “variabel adalah

objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2015 : 80) “variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja untuk dipelajari.” Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yang dijadikan objek penelitian yaitu sebegai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2015 : 81) “variabel bebas adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).” Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas adalah:

X1 : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Menurut Hasanah &

Fauzi (2017 : 179) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses

Page 64: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

55

pencatatan, pengklasifikasian dan peringkasan transaksi keuangan

daerah serta pelaporannya dalam rangka pertanggung jawaban

anggaran pendapatan dan belanja daerah.

X2 : Kompetensi sumber daya manusia merupakan kemampuan mendasar

yang harus dimiliki oleh setiap sumber daya manusia yang

berpengaruh langsung terhadap pekerjaannya agar dapat menjalankan

pekerjaan dengan baik dan lebih jauhnya dapat membantu suatu

organisasi mencapai tujuannya.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2015 : 81) “variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas atau karena ada tindakan.” Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah:

Y : Kualitas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang memenuhi

prasyarat normatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat

dipahami dengan tolok ukur yang dipakai adalah hasil pemeriksaan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasil pemeriksaan terhadap

laporan keuangan yang diterbitkan adalah berupa opini BPK. Laporan

keuangan dikatakan berkualitas apabila memperoleh opini BPK Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP).

Untuk mempermudah pengukuran dari kedua variabel dalam di

atas, maka perlu dilakukan operasionalisasi variabel. Dalam

pengoperasian variabel ditentukan terlebih dahulu jenis skala data. Jenis

skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval.

Menurut Susetyo (2010 : 15) skala interval “adalah skala data yang

mempunyai ciri membedakan, menunjukkan peringkat dan berjarak

sama.” Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan operasionalisasi

variabel.

Page 65: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

56

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Penerapan Sistem

Akuntansi

Keuangan Daerah

(SAKD)

(Berdasarkan

Permendagri No. 13

Tahun 2006)

Proses Pengumpulan Data

(Kesesuaian dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan)

Interval

Pencatatan dan pengikhtisaran Interval

Pelaporan Keuangan Interval

Kompetensi

Sumber Daya

Manusia

Ambar Teguh

Sulistiyani &

Rosidah 2009

(dalam Yusuf, 2014

: 283-284)

Pengetahuan (knowledge)

yaitu:

Pengetahuan berorientasi pada intelegensi,

daya pikir, dan penguasaan ilmu

Interval

Keterampilan (skills) dan Kemampuan

(abilities)

yaitu:

Penyelesaian pekerjaan bersifat teknis

Interval

Sikap (attitude) atau perilaku (behaviors)

yaitu:

Kebiasaan yang terpolakan

Interval

Kualitas Laporan

Keuangan

(Berdasarkan PP

No. 71 Tahun 2010)

Relevan

Yaitu:

Memiliki umpan balik (feedback value)

Memiliki manfaat prediktif (predictive

value)

Tepat Waktu

Lengkap

Interval

Andal

Yaitu:

Penyajian Jujur

Dapat diverifikasi (verifiability)

Netralitas

Interval

Dapat Dibandingkan

Yaitu:

Laporan keuangan dapat dibandingkan

dengan periode sebelumnya

Laporan keuangan dapat dibandingkan

dengan entitas pelaporan lain pada

umumnya.

Interval

Dapat Dipahami

Yaitu:

Interval

Page 66: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

57

Variabel Indikator Skala

Informasi yang termuat dalam laporan

keuangan dapat dipahami oleh pengguna

Informasi yang termuat dalam laporan

keuangan dinyatakan dalam bentuk serta

istilah yang disesuaikan dengan batas

pemahaman penggunanya

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015 : 167) “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.” Menurut Arikunto (2014 : 173)

“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan menurut

Asra, Irawan, & Purwoto (2015 : 70) “populasi adalah kumpulan dari

seluruh unsur atau elemen atau unit pengamatan (observation unit) yang

akan diteliti.”

Dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan unsur yang

menjadi objek dalam suatu penelitian. Berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Bandung Barat Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat bahwa

perangkat daerah yang dibentuk adalah 43 organisasi perangkat daerah

terdiri dari Dinas, Badan, Inspektorat, Sekretariat, dan Kecamatan. Maka

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perangkat daerah yang ada di

kabupaten Bandung Barat berjumlah 27 organisasi perangkat daerah tidak

termasuk kecamatan karena kecamatan memiliki lingkup terkecil dalam

pemerintahan yang dalam pengelolaannyapun tidak seluas organisasi

perangkat daerah lainnya yang ada di kabupaten Bandung Barat.

Page 67: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

58

Tabel 3.2

Daftar Populasi

No Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat

1 Sekretaris Daerah

2 Sekretaris DPRD

3 Inspektorat Daerah

4 Dinas Pendidikan

5 Dinas Kesehatan

6 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

7 Dinas Perumahan dan Pemukiman

8 Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran

9 Dinas Sosial

10 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

11 Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

12 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

13 Dinas Lingkungan Hidup

14 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

15 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

16 Dinas Perhubungan

17 Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik

18 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

19 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah

20 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

21 Dinas Kepemudaan dan Olahraga

22 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

23 Dinas Perikanan dan Peternakan

24 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

25 Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan

Daerah

Page 68: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

59

No Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat

26 Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

27 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

2. Sampel

Menurut Arikunto (2014 : 174) “sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti.” Menurut Sugiyono (2015 : 168) “sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedangkan menurut Asra, Irawan, & Purwoto (2015 : 70) “sampel adalah

sebagian dari unsur atau elemen atau unit pengamatan dari populasi yang

sedang dipelajari.” Jadi, dapat disimpulkan sampel adalah sebagian

anggota populasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah menentukan

jumlah sampel adalah teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan

sampel menurut Riduwan (2004 : 9) adalah “suatu cara mengambil sampel

yang refresentatif dari populasi.” Terdapat dua macam teknik pengambilan

sampel dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu probability sampling

dan nonprobability sampling.

Menurut Riduwan (2004 : 10) probability sampling adalah “teknik

sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berikut ini yang termasuk

ke dalam probability sampling di antaranya adalah simple random

sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate

stratified random sampling dan area sampling. Sedangkan pengertian

nonprobability sampling menurut Riduwan (2004 : 13) adalah “teknik

sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap

anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel.”

Adapun yang termasuk ke dalam nonprobability sampling yaitu

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive

sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. Penelitian ini

menggunakan teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh yang

Page 69: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

60

mana termasuk ke dalam nonprobability sampling. Sampling jenuh adalah

teknik pengambilan sampel dengan menggunakan seluruh populasi

sebagai sampel. Sampling jenuh digunakan apabila populasi penelitian

kurang dari 30. Maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah 27 organisasi perangkat daerah yang terdiri dari Dinas, Badan,

Inspektorat, dan Sekretariat.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah bagian pengelola keuangan

daerah kabupaten Bandung Barat yang termasuk ke dalam organisasi

perangkat daerah. Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah kepala

subbagian keuangan dan bendahara dari setiap organisasi perangkat daerah

yang ada di kabupaten Bandung Barat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data perlu ditentukan dalam suatu penelitian agar

pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah dan jelas. Menurut

Sugiyono (2015 : 236) menyebutkan “teknik pengumpulan data, merupakan

cara-cara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data agar diperoleh data

yang valid, reliable dan obyektif.” Riduwan (2004 : 20) menyebutkan definisi

data yaitu “bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi

atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.”

Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh adalah langsung dari

lapangan atau diperoleh langsung dari subjek yang akan diteliti. Maka, sumber

data termasuk sumber data primer. Menurut Sugiyono (2015 : 49)

menyebutkan pengertian data primer “adalah data yang belum pernah diolah

oleh pihak tertentu untuk kepentingan tertentu.”

Adapun teknik pengupulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2015 : 52) menyebutkan

“kuesioner adalah metode pengumpulan data primer menggunakan sejumlah

item pertanyaan atau pernyataan dengan format tertentu.” Jenis pernyataan

yang tercantum dalam kuesioner yang akan peneliti berikan kepada responden

Page 70: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

61

adalah jenis pertanyaan tertutup. Menurut Asra, Irawan, & Purwoto (2015 :

123) menyebutkan “jenis pertanyaan tertutup memberikan semua

kemungkinan jawaban atau pilihan jawaban, sehingga jawaban responden

hanya terbatas pada pilihan jawaban yang ada.” Sedangkan pengertian angket

tertutup menurut Riduwan (2004 : 39) adalah “angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.”

Pembuatan dan penyusunan instrumen penelitian adalah dengan

menggunakan rating scale. Pengertian rating scale menurut Riduwan (2004 :

33) adalah “data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif.” Menurut Sekaran & Bougie (2016 : 213)

penyusunan instrumen penelitian dengan rating scale yang biasa digunakan

dalam penelitian bisnis memiliki jenis yang bermacam-macam di antaranya: 1)

dichotomous scale, 2) category scale, 3) semantic differential scale, 4)

numerical scale, 5) itemized rating scale, 6) likert scale, 7) fixed or constant

sum rating scale, 8) stapel scale, 9) graphic rating scale, dan 10) consensus

scale.

Format jawaban untuk responden yang telah disiapkan oleh peneliti

adalah format jawaban rating scale dengan jenis numerical scale. Penggunaan

jawaban responden dalam bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas

untuk pengukuran sikap, tetapi untuk mengukur kinerja alat, persepsi

responden terhadap fenomena lainnya Sugiyono (2015 : 206).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang

diadaptasi dari Annisa Rachma (2017), dan Putriasri Pujanira (2017). Pada saat

pengisian kuesioner, responden dapat memberikan alternatif jawaban dengan

memberikan tanda checklist (√). Berikut ini adalah format kuesioner:

Page 71: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

62

Tabel 3.2

Format Kuesioner

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

................................................................ 1 2 3 4 5

Keterangan:

Angka 1 adalah positif terendah

Angka 2 adalah positif rendah

Angka 3 adalah positif sedang

Angka 4 adalah positif tinggi

Angka 5 adalah positif tertinggi

Tabel 3.3

Skor Rating Scale

Interval Jawaban Skor

Sangat Setuju /Sangat Sesuai/Sangat Sesuai Jadwal/Sangat

Mengetahui/Sangat Lengkap

5

Setuju/Sesuai/Sesuai Jadwal/Mengetahui/Lengkap 4

Netral 3

Tidak Setuju/Tidak Sesuai/Tidak Sesuai Jadwal/Tidak

Mengetahui/Tidak Lengkap

2

Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sesuai/Sangat Tidak Sesuai

Jadwal/Sangat Tidak Mengetahui/Sangat Tidak Lengkap

1

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan setelah data terkumpul

adalah analisis data. Menurut Asra, Irawan, & Purwoto (2015 : 183)

menyebutkan pengertian analisis data sebagai berikut.

Page 72: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

63

Analisis data adalah suatu proses mengolah, mengevaluasi, dan

mentransformasi data mentah ke statistik dan ke informasi statistik,

serta memahami dan mengkaji serta menginterpretasikan informasi

statistik tersebut, kemudian mengambil kesimpulan-kesimpulan yang

berguna untuk pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Dalam penelitian ini digunakan uji instrumen penelitian, analisis data, dan

pengujian hipotesis.

1. Uji Instrumen Penelitian

Hal utama dalam meningkatkan efektivitas proses pengumpulan

data adalah dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen

penelitian Sugiyono (2015 : 210).

a. Uji Validitas Instrumen

Dalam suatu penelitian perlu menguji instrumen penelitian

karena apabila instrumennya valid maka hasil penelitiannya akan

valid. Menurut Arikunto (2014 : 211) “validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi.”

Menurut Sugiyono (2015 : 212) “instrumen yang valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur dan bisa menampilkan apa yang harus

ditampilkan”. Sedangkan menurut Asra, Irawan, & Purwanto (2015 :

146) “suatu butir instrumen penelitian dapat dikatakan valid bilamana

instrumen tersebut dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat

atau dengan kata lain ada kecocokan diantara apa yang diukur dengan

tujuan pengukuran.”

Untuk menguji validitas instrumen penelitian, rumus korelasi

yang dapat digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product

Moment yang dinyatakan sebagai berikut:

Page 73: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

64

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖) . (∑ 𝑌𝑖)

√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖)2] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖

2 − (∑ 𝑌𝑖)2]

(Asra, Irawan, & Purwoto, 2015 : 147)

Keterangan:

rxy : Koefisien validitas yang dicari

X1 : Skor butir pada nomor butir ke-i

Y1 : Skor total responden ke-i

∑x : Jumlah skor dalam distribusi X

∑y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑x2 : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi X

∑y2 : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y

n : Banyaknya responden

Pengujian validitas butir dilakukan dengan cara

membandingkan nilai korelasi skor butir ke-i (nilai rxy) dibandingkan

dengan r tabel. Jika nilai koefisien korelasi (nilai rxy) yang diperoleh

≥ daripada koefisien r yang ada di tabel maka instrumen yang diuji

tersebut dapat dikatakan valid begitupun sebaliknya.

b. Uji Reliabilitas

Selain uji validitas, uji reliabilitas juga diperlukan dalam suatu

penelitian. Menurut Abdillah & Jogiyanto (2015 : 74) “reliabilitas

menunjukkan tingkat konsistensi dan stabilitas alat ukur atau

instrumen penelitian dalam mengukur suatu konsep atau konstruk. Ini

berarti bahwa jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan dari

waktu ke waktu akan sama atau konsisten. Menurut Sugiyono (2015 :

212) “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Menghitung varian skor tiap-tiap item

Page 74: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

65

𝑆𝑖 = ∑ 𝑋2 −

(∑𝑋)2

𝑁𝑁

Riduwan (2010 : 126)

Keterangan:

Si : Varians skor tiap-tiap item

∑X2 : Jumlah kuadrat item X

(∑X)2 : Jumlah item X dikuadratkan

N : Jumlah responden

2) Kemudian menjumlahkan varians semua item

∑𝑆𝑖 = 𝑆1𝑆2𝑆3 … 𝑆𝑛

Riduwan (2010 : 126)

Keterangan:

∑Si : Jumlah varians semua item

SiS2S3 ... Sn : Varians item ke-1,2,3 ... n

3) Menghitung varians total

𝑆𝑡 = ∑𝑋𝑡

2 − (∑𝑋𝑡)2

𝑁

𝑁

Riduwan (2010 : 126)

Keterangan:

St : Varians total

(∑Xt)2 : Jumlah X total dikuadratkan

N : Jumlah responden

4) Masukkan nilai alpha

𝑟11 = (𝑘

𝑘 − 1) (1 +

∑𝑆𝑖

𝑆𝑡)

Riduwan (2010 : 125)

Keterangan:

r11 : Nilai reliabilitas

∑Si : Jumlah varians skor tiap-tiap item

St : Varians total

Page 75: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

66

k : Jumlah item

Hasil r11 dibandingkan dengan nilai rtabel dengan signifikansi

10%. Bila rhitung > rtabel berarti item tersebut reliabel serta layak untuk

digunakan dalam angket penelitian. Sebaliknya jika item tersebut

tidak reliabel, berarti item tersebut tidak dapat digunakan dalam

angket penelitian.

2. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015 : 280) “analisis data

kuantitatif merupakan proses input data, mengkategorikan data,

menghitung untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis

penelitian, yang selanjutnya disajikan dengan berbagai teknik

penyajian data sehingga mudah dipahami oleh orang lain”. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik deskriptif. Definisi statistik deskriptif seperti yang

diungkapkan oleh Sugiyono (2015 : 288), yaitu:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini, statistik deskriptif digunakan untuk

memberikan gambaran mengenai penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan kualitas

informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Berikut ini disajikan

tabel yang akan digunakan peneliti dalam memperoleh gambaran

ketiga variabel di atas berdasarkan indikator dari setiap variabel yaitu

sebagai berikut:

Page 76: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

67

Tabel 3.4

Format Rekapitulasi Jawaban Responden

No.

Resp

Jawaban responden untuk item ke-.... Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ....

1

2

3

4

5

6

dst...

Jumlah skor hasil pengumpulan data

b. Penentuan kriteria penilaian untuk setiap variabel terlebih dahulu

memperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Menentukan skor tertinggi dan terendah berdasarkan jawaban

responden untuk setiap item pertanyaan

2) Menentukan rentang kelas dengan rumus:

Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah

3) Terdapat 3 kelas interval yaitu baik, sedang, buruk

4) Panjang interval kelas ditentukan dengan rumus:

Panjang kelas interval (i) = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑅)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾)

Susetyo (2010 : 20)

c. Membuat distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran umum

maupun dimensi untuk setiap variabel yaitu sebagai berikut:

Page 77: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

68

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator

Kriteria Interval Frekuensi Persentase

(%)

Baik

Sedang

Buruk

Jumlah

d. Membuat kriteria penjabaran dari distribusi frekuensi untuk

memperoleh gambaran setiap variabel maupun gambaran untuk

keseluruhan

Tabel 3.6

Kriteria Penjabaran Variabel

Variabel Indikator Kriteria

Baik Sedang Buruk

Kualitas

Informasi

Laporan

Keuangan

Relevan Laporan keuangan

yang disusun

memiliki umpan

balik, memiliki

manfaat prediktif,

penyampaian

laporan keuangan

tepat waktu dan

penyajiannya

lengkap

Laporan keuangan

yang disusun

kurang memiliki

umpan balik,

kurang memiliki

manfaat prediktif,

penyampaian

laporan keuangan

kurang tepat

waktu dan

penyajiannya

kurang lengkap

Laporan keuangan

yang disusun tidak

memiliki umpan

balik, tidak

memiliki manfaat

prediktif,

penyampaian

laporan keuangan

tidak tepat waktu

dan penyajiannya

tidak lengkap

Andal Laporan keuangan

yang disusun

penyajianya jujur,

dapat diverifikasi

kebenarannya,

serta bersifat

netral

Laporan keuangan

yang disusun

penyajianya

kurang jujur,

kurang dapat

diverifikasi

kebenarannya,

serta kurang

bersifat netral

Laporan keuangan

yang disusun

penyajianya tidak

jujur, tidak dapat

diverifikasi

kebenarannya, serta

tidak bersifat netral

Page 78: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

69

Variabel Indikator Kriteria

Baik Sedang Buruk

Dapat

Dibandingkan

Laporan keuangan

yang disusun

dapat

dibandingkan

dengan periode

sebelumnya, dan

dapat

dibandingkan

dengan entitas

pelaporan lain

pada umumnya

Laporan keuangan

yang disusun

kurang dapat

dibandingkan

dengan periode

sebelumnya, dan

kurang dapat

dibandingkan

dengan entitas

pelaporan lain

pada umumnya

Laporan keuangan

yang disusun tidak

dapat dibandingkan

dengan periode

sebelumnya, dan

tidak dapat

dibandingkan

dengan entitas

pelaporan lain pada

umumnya

Dapat

Dipahami

laporan keuangan

yang disajikan

dapat dipahami

oleh penggunanya

serta

menggunakan

bahasa dan istilah

yang disesuaikan

dengan batas

pemahaman

penggunanya

laporan keuangan

yang disajikan

kurang dapat

dipahami oleh

penggunanya

serta kurang

menggunakan

bahasa dan istilah

yang disesuaikan

dengan batas

pemahaman

penggunanya

laporan keuangan

yang disajikan tidak

dapat dipahami

oleh penggunanya

serta tidak

menggunakan

bahasa dan istilah

yang disesuaikan

dengan batas

pemahaman

penggunanya

Penerapan

Sistem

Akuntansi

Keuangan

Daerah

(SAKD)

Proses

Pengumpulan

Data

Proses

pengumpulan data

pada sistem

akuntansi

keuangan daerah

disusun dengan

berpedoman pada

peraturan

pemerintah

tentang Standar

Akuntansi

Pemerintahan

(SAP) mengenai

kebijakan

akuntansi.

Proses

pengumpulan data

pada sistem

akuntansi

keuangan daerah

kurang disusun

dengan

berpedoman pada

peraturan

pemerintah

tentang Standar

Akuntansi

Pemerintahan

(SAP) mengenai

kebijakan

akuntansi.

Proses

pengumpulan data

pada sistem

akuntansi keuangan

daerah tidak

disusun dengan

berpedoman pada

peraturan

pemerintah tentang

Standar Akuntansi

Pemerintahan

(SAP) mengenai

kebijakan

akuntansi.

Pencatatan dan

Pengikhtisaran

Mencatat semua

transaksi dan/atau

kejadian

keuangan pada

Kadang-kadang

mencatat semua

transaksi dan/atau

kejadian

Tidak mencatat

semua transaksi

dan/atau kejadian

keuangan pada

Page 79: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

70

Variabel Indikator Kriteria

Baik Sedang Buruk

buku jurnal,

dicatat secara

kronologis sesuai

dengan terjadinya

transaksi,

melakukan

posting ke dalam

buku besar.

Pencatatan dalam

sistem akuntansi

keuangan daerah

sekurang-

kurangnya

meliputi prosedur

akuntansi

penerimaan kas,

pengeluaran kas,

akuntansi aset

tetap/barang milik

daerah, dan

akuntansi selain

kas.

keuangan pada

buku jurnal,

kadang-kadang

dicatat secara

kronologis sesuai

dengan terjadinya

transaksi, kadang-

kadang

melakukan

posting ke dalam

buku besar.

Pencatatan dalam

sistem akuntansi

keuangan kurang

lengkap dalam

prosedur

akuntansi

penerimaan kas,

pengeluaran kas,

akuntansi aset

tetap/barang milik

daerah, dan

akuntansi selain

kas.

buku jurnal, tidak

dicatat secara

kronologis sesuai

dengan terjadinya

transaksi, tidak

melakukan posting

ke dalam buku

besar. Pencatatan

dalam sistem

akuntansi keuangan

daerah tidak

memiliki prosedur

akuntansi

penerimaan kas,

pengeluaran kas,

akuntansi aset

tetap/barang milik

daerah, dan

akuntansi selain

kas.

Pelaporan

Keuangan

Laporan keuangan

pemerintah daerah

disusun secara

periodik setiap

tahunnya yang

meliputi laporan

realisasi anggaran

SKPD, neraca

SKPD dan catatan

atas lapora

keuangan SKPD.

laporan keuangan

pemerintah daerah

kadang-kadang

disusun secara

periodik setiap

tahunnya yang

meliputi laporan

realisasi anggaran

SKPD, neraca

SKPD dan catatan

atas lapora

keuangan SKPD.

laporan keuangan

pemerintah daerah

tidak disusun secara

periodik setiap

tahunnya yang

meliputi laporan

realisasi anggaran

SKPD, neraca

SKPD dan catatan

atas lapora

keuangan SKPD.

Kompetensi

Sumber

Daya

Manusia

Pengetahuan Mengetahui

persamaan dasar

akuntansi,

mengetahui dan

memahami

pengertian

akuntansi,

Kurang

mengetahui

persamaan dasar

akuntansi, kurang

mengetahui dan

memahami

pengertian

Tidak mengetahui

persamaan dasar

akuntansi, tidak

mengetahui dan

memahami

pengertian

akuntansi, tidak

Page 80: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

71

Variabel Indikator Kriteria

Baik Sedang Buruk

mengetahui tugas-

tugas pokok yang

harus dilakukan

berkaitan dengan

pekerjaan sebagai

bagian dari

pengelola

keuangan.

akuntansi, kurang

mengetahui tugas-

tugas pokok yang

harus dilakukan

berkaitan dengan

pekerjaan sebagai

bagian dari

pengelola

keuangan.

mengetahui tugas-

tugas pokok yang

harus dilakukan

berkaitan dengan

pekerjaan sebagai

bagian dari

pengelola

keuangan.

Kemampuan

dan

Keterampilan

Mampu membuat

jurnal untuk setiap

transaksi, mampu

memposting ke

dalam buku besar,

mampu menyusun

dan menyajikan

Neraca, mampu

menyusun dan

menyajikan

Laporan Realisasi

Anggaran (LRA),

mampu menyusun

dan menyajikan

Laporan Arus

Kas, dan

sebagainya.

Kurang mampu

membuat jurnal

untuk setiap

transaksi, kurang

mampu

memposting ke

dalam buku besar,

kurang mampu

menyusun dan

menyajikan

Neraca, kurang

mampu menyusun

dan menyajikan

Laporan Realisasi

Anggaran (LRA),

kurang mampu

menyusun dan

menyajikan

Laporan Arus

Kas, dan

sebagainya.

Tidak mampu

membuat jurnal

untuk setiap

transaksi, tidak

mampu

memposting ke

dalam buku besar,

tidak mampu

menyusun dan

menyajikan Neraca,

tidak mampu

menyusun dan

menyajikan

Laporan Realisasi

Anggaran (LRA),

tidak mampu

menyusun dan

menyajikan

Laporan Arus Kas,

dan sebagainya.

Sikap Menjaga sikap

dan perilaku di

tempat kerja serta

patuh terhadap

aturan yang

berlaku sesuai

kebijakan dan

menjaga agar

tidak

menimbulkan

pelanggaran

terhadap aturan.

Kurang menjaga

sikap dan perilaku

di tempat kerja

sehingga kurang

patuh terhadap

aturan yang

berlaku sesuai

kebijakan dan

kurang menjaga

agar tidak

menimbulkan

pelanggaran

terhadap aturan.

Tidak menjaga

sikap dan perilaku

di tempat kerja

tidak patuh

terhadap aturan

yang berlaku sesuai

kebijakan dan

menimbulkan

pelanggaran

terhadap aturan.

Page 81: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

72

3. Uji Asumsi Klasik

Menurut Abdillah & Jogiyanto (2015 : 98) menyebutkan bahwa

“uji asumsi bertujuan menguji data sampel terpilih telah memenuhi kriteria

statistika.” Beberapa tahapan uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Menurut Sukestiyarno (2014 : 168) “uji normalitas

dimaksudkan apakah sebaran data observasi berasal dari asumsi

populasi berdistribusi normal.” Sedangkan menurut Susetyo (2010 :

271) menyatakan “pengujian normalitas data digunakan untuk

mengetahui bentuk distribusi data (sampel) yang digunakan dalam

penelitian. Data yang digunakan harus berbentuk distribusi normal.”

Jadi, uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak.

Data yang berdistribusi normal akan menciptakan hubungan

linier antara variabel independen dengan variabel dependen,

normalitas data juga merupakan prasyarat mutlak yang tidak boleh

dilanggar agar hasil yang diperoleh benar Sarwono & Salim (2017 :

97). Adapun kaidah keputusannya yaitu:

1) Jika nilai signifikansi > 0,1 maka data berdistribusi normal

2) Jika nilai signifikansi < 0,1 maka data tidak berdistribusi normal

b. Uji Linieritas

Persyaratan mutlak lainnya yang harus dipenuhi selain uji

normalitas data adalah uji linieritas. Dalam regresi linier persyaratan

mutlak yang harus dipenuhi menurut Sarwono & Salim (2017 : 98)

ialah “data harus berupa data metrik dengan skala setidak-tidaknya

interval. Skala interval merupakan angak sebenarnya di mana kita

boleh melakukan proses aritmatik berupa tambah, kurang, kali, dan

bagi serta merata-ratakan.” Adapun dasar keputusannya yaitu:

Page 82: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

73

1) Jika nilai sig deviation from linierity > 0,1 maka terdapat

hubungan yang linier antara variabel independen dan variabel

dependen.

2) Jika nilai sig deviation from linierity < 0,1 maka tidak terdapat

hubungan yang linier antara variabel independen dan variabel

dependen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat diartikan sebagai penyebaran nilai

varian yang tidak sama untuk setiap variabel bebas. Seperti yang

dikemukakan oleh Sarwono & Salim (2017 : 99) makna

heteroskedastisitas “ialah terjadinya perbedaan varian-varian dalam

variabel yang kita teliti”. Untuk mengetahui apakah terjadi

heteroskedastisitas dalam suatu pengujian dapat dilihat dari nilai

signifikansinya. Jika nilai signifikansinya (sig) < 0,05, maka dalam

model tersebut terjadi heteroskedastisitas. Adapun dasar pengambilan

keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi > 0,1 maka tidak terjadi heteroskedastisitas

2) Jika nilai signifikansi < 0,1 maka terjadi heteroskedastisitas

4. Pengujian Hipotesis

Menurut Abdillah & Jogiyanto (2015 : 92) “pengujian hipotesis

adalah proses pengambilan keputusan di mana peneliti mengevaluasi hasil

penelitian terhadap apa yang ingin dicapai sebelumnya.” Dalam penelitian

ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis Statistik

1) H0 = 0, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah tidak

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah

H1 > 0, Penerapan sistem akuntansi keuagan daerah berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

Page 83: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

74

2) H0 = 0, Kompetensi Sumber Daya Manusia tidak berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

H1 > 0, Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

b. Statistik Uji

Analisis hubungan dua variabel atau lebih dalam suatu

penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan melakukan

pengkajian terlebih dahulu. Berikut ini dijelaskan statistik uji yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Regresi Linier Multiple

Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui

besarnya pengaruh yang ada di antara penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap

kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Menurut

Susetyo (2010 : 125) “analisis regresi merupakan sarana yang

dipergunakan untuk mempelajari hubungan fungsional antara

variabel-variabel yang dinyatakan dalam bentuk persamaan

matematik dan garis.” Sedangkan menurut Riduwan (2004 : 283)

uji regresi ganda “adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh

dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat”.

Hubungan fungsional yang terjadi antara dua variabel,

umumnya memiliki variabel bebas dan variabel dependent. Suatu

variabel bebas dapat dinyatakan dengan x dan variabel prediktor

(dependent) dapat dinyatakan dengan y. Analisis regresi ganda

atau parsial yang menggunakan tiga atau lebih variabel memiliki

satu variabel terikat dan dua atau lebih variabel bebas. Uji regresi

ganda merupakan pengembangan dari uji regresi sederhana yang

memiliki kegunaan untuk meramalkan nilai variabel terikat jika

variabel bebas yang dimiliki adalah minimal dua atau lebih

Page 84: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

75

Riduwan (2004 : 283). Persamaan regresi ganda/multiple dapat

dirumuskan dengan:

𝛾 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2

Riduwan (2004 : 284)

Keterangan:

Y : Variabel dependen kualitas laporan keuangan

X1 : Variabel independen ke-1 penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah

X2 : Variabel independen ke-2 kompetensi sumber daya

manusia

a : Harga Y jika X = 0

b : Koefisien regresi linier berganda

Mencari nilai a, b1, dan b2 dengan rumus:

𝑏1 = (∑𝑥2

2)(∑𝑥1𝑦)−(∑𝑥1𝑥1)(∑𝑥2𝑦)

(∑𝑥12)( ∑𝑥2

2)−(∑𝑥1𝑥2)2

𝑏2 = (∑𝑥2

1)(∑𝑥2𝑦)−(∑𝑥1𝑥2)(∑𝑥1𝑦)

(∑𝑥12)( ∑𝑥2

2)−(∑𝑥1𝑥2)2

𝑎 = ∑𝑌

𝑛− 𝑏1 (

∑𝑋1

𝑛) − 𝑏2 (

∑𝑋2

𝑛)

Analisis regresi multiple dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui peramalan pada variabel dependen jika

variabel independennya mengalami kenaikan atau penurunan.

Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebesar 0,05 atau 5%. Untuk signifikansi dapat menggunakan uji

F (F test).

Page 85: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

76

2) Menguji keberartian regresi (Uji F)

Menurut Darmawan (2016 : 180) “f-test menguji apakah

populasi tempat sampel diambil memiliki korelasi multiple (R)

nol atau apakah terdapat sebuah relasi yang signifikan antara

variabel-variabel independen dengan variabel dependen.”

Langkah-Langkah Uji F:

a) Merumuskan hipotesis

H0 : β1 = β2 = 0 tidak terdapat pengaruh signifikan

secara simultan (bersama-sama) dari

penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah dan kompetensi sumber daya

manusia terhadap kualitas laporan

keuangan.

H1 : β1 = β2 > 0 terdapat pengaruh signifikan positif

secara simultan (bersama-sama) dari

penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah dan kompetensi sumber daya

manusia terhadap kualitas laporan

keuangan.

b) Menentukan tingkat signifikansi sebesar α : 5%

Taraf signifikansi 0,05 atau 5% artinya kemungkinan besar

hasil penarikan kesimpulan memiliki profitabilitas 95% atau

toleransi kesalahan 5%. Dk = n – (k+1)

c) Menghitung uji f

Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai

Fhitung:

𝐹ℎ = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔/𝑘

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Sudjana (2005 : 355)

Page 86: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

77

Keterangan:

JKreg : Jumlah Kuadrat Regresi

JKres : Jumlah Kuadrat Residu

n : Jumlah Data

k : Jumlah Variabel Independen

Sebelum menggunakan rumus untuk menentukan Fhitung,

terlebih dahulu mencari jumlah kuadrat-kuadrat regresi

(JKreg) dapat dihitung dengan:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 = 𝑎1∑𝑥1 𝑖𝑦1 + 𝑎2∑𝑥2 𝑖𝑦1 + ⋯ + 𝑎𝑘 ∑𝑥𝑖 𝑖𝑦𝑖

Sudjana (2005 : 354)

Mencari jumlah kuadrat-kuadrat residu (JKres) digunakan

rumus:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑(𝑌𝑖 − �̌�𝑖)2

Sudjana (2005 : 355)

d) Kaidah keputusan

Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel, jika taraf signifikansi

0,1 atau 10% dengan ketentuan:

Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka H0 ditolak, H1 diterima

Jika nilai Fhitung ≤ nilai Ftabel, maka H0 diterima, H1 ditolak

3) Uji Keberartian Koefisien Regresi (Uji t)

T-test digunakan untuk menguji tingkat signifikansi tinggi-

rendahnya koefisien.

Langkah-langkah uji t:

a) Merumuskan hipotesis

Hipotesis pertama:

Page 87: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

78

H0 : β1 = 0 tidak terdapat pengaruh antara penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah terhadap

kualitas laporan keuangan

H1 : β1 > 0 terdapat pengaruh positif antara penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah terhadap

kualitas laporan keuangan

Hipotesis kedua:

H0 : β2 = 0 tidak terdapat pengaruh antara kompetensi

sumber daya manusia terhadap kualitas

laporan keuangan

H1 : β2 > 0 terdapat pengaruh positif antara kompetensi

sumber daya manusia terhadap kualitas

laporan keuangan

b) Menentukan taraf signifikansi sebesar 5%

Taraf signifikansi 0,05 atau 5% artinya kemungkinan besar

hasil penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95% atau

toleransi kesalahan 5%.

c) Menghitung (uji t)

Untuk menguji hipotesis dilakukan uji t dengan rumus:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑏𝑖

𝑆𝑏𝑖

Keterangan:

bi : koefisien regresi variabel bebas ke-i (1,2)

Sbi : kesalahan baku/standard error (se) koefisien

regresi berganda bi (i=1,2)

Menghitung standard error dengan rumus:

Page 88: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

79

𝑆𝑒 (𝑆𝑦𝑥) = √∑𝑌2 − (𝑎∑𝑌) − (𝑏1∑𝑋1𝑌) − (𝑏2∑𝑋2𝑌)

𝑁 − 3

d) Kriteria pengambilan keputusan

Jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Page 89: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

80

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

Abdillah, W., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS), Alternatif

Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis . Bengkulu:

Andi.

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Asra, A., Irawan, P. B., & Purwoto, A. (2015). Metode Penelitian Survei. Jakarta:

In Media.

Bastian, I. (2005). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.

Bastian, I. (2010). Akuntansi Sektor Publik (3rd ed.). Jakarta: Erlangga.

Darmawan, D. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Fahmi, I. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Fahmi, I. (2015). Manajemen Kinerja (Teori dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Fransiska, N., Sarwono, A. E., & Astuti, D. S. (2016). Sistem Pengendalian Intern

dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Syariah

Paper Accounting FEB UMS, 323-331.

Hasanah, N., & Fauzi, A. (2017). Akuntansi Pemerintahan. Bogor: Penerbit In

Media.

Hery. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutapea, P., & Thoha, N. (2008). Kompetensi Plus: Teori, Desain Kasus dan

Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Ihsanti, E. (2014). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3,

305-360.

Mahaputra, I. R., & Putra, I. W. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 231-233.

Page 90: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

81

Makmur. (2009). Teori Manajemen Stratejik Dalam Pemerintahan dan

Pembangunan. Makassar: Refika Aditama.

Muda, I., Wardani, D. Y., Erlina, Maksum, A., Lubis, A. F., Bukit, R., & Abubakar,

E. (2017). The Influence of Human Resources Competency and the Use of

Information Technology on the Quality of Local Goverment Financial

Report with Regional Accounting System as an Intervening. Journal of

Theoretical and Applied Information Technology, 20.

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. (t.thn.). Dipetik April 16, 2019, dari

http://www.bandungbaratkab.go.id/

Ponamon, I. F. (t.thn.). Pengaruh Pengawasan Internal, Pemahaman Sistem

Akuntansi Keuangan, dan Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap

Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada SKPD

Pemerintah Kota Manado.

Pujanira, P. (2017). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintah, dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi

DIY. Skripsi.

Purwanti, D., & Natser, G. I. (2016). Influence of the Quality of Accrual Financial

Information with the Roles of Accounting Information System as an

Intervening Factor. Jurnal Dinamika Akuntansi, 84-97.

Rachma, A. (2017). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

(SAKD) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ” (Studi

pada Pemerintah Daerah Wilayah III Cirebon). Skripsi.

Rambe, E., Sakti, O., & Rasdianto. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis

Akrual Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri No. 64 Tahun

2015. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Rasdianto, E. (2013). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Medan:

Brama Ardian.

Riahi, A., & Belkaoui. (2011). Accounting Theory (Teori Akuntansi). Jakarta:

Salemba Empat.

Riduwan. (2004). Statistika untuk Lembaga & Instansi Pemerintah/Swasta.

Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rosalin, F. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keandalan dan Timeliness

Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum (Studi pada BLU di Kota

Semarang). Skripsi.

Page 91: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

82

Sagara, Y. (2015). The Effect of Implementation Accounting Information System

of and Competence of Human Resources on the Quality of Financial

Reporting. Journal of Finance and Accounting, 10.

Santoso. (2001). Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Alex Media

Komputindo.

Sarwono, J., & Salim, H. N. (2017). Prosedur-Prosedur Populer Statistik untuk

Analisis Data Riset Skripsi. Bandung: Gava Media.

Sasongko, C., Setyaningrum, A., Febriana, A., Hanum, A. N., Pratiwi, A. N., &

Zuryati, V. (2015). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.

Sastradipoera, K. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan

Fungsi Operatif. Bandung: Kappa-Sigma Bandung.

Sedarmayanti. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika

Aditama Eresco.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business. Chichester,

West Sussex, United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.

Setyowati, L., Isthika, W., & Pratiwi, R. D. (2016). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota

Semarang. Kinerja.

Soleh, C., & Suripto. (2011). Menilai Kinerja Pemerintahan Daerah. Bandung:

Fokusmedia.

Soleha, N. (2014). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan

Aktivitas Pengendalian terhadap Akuntabilitas Keuangan: Studi pada

SKPD Kabupaten/Kota Propinsi Banten. Jurnal Etikonomi, 21-34.

Sriwidodo, U., & Haryanto, A. B. (2010). Pengaruh Kompetensi, Motivasi,

Komunikasi dan Kesejahteraan terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, 4.

Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Tindakan Komprehensif. Yogyakarta:

Alfabeta.

Sukestiyarno. (2014). Statistika Dasar. Semarang: Andi.

Sule, E. T., & Saefullah, K. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika

Aditama.

Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana .

Taj, S. A. (2016). Application of Signaling Theory in Management research:

Addressing Major Gaps in Theory. European Management Journal, 1-11.

Page 92: KATA PENGANTAR...KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat

83

Tanjung, A. H. (2009). Akuntansi Pemerintah Daerah: Konsep & Aplikasi Sesuai

Standar Akuntansi Pemerintahan. Bandung: Alfabeta.

Wati, K. D., Herawati, N. T., & Sinarwati, N. K. (2014). Pengaruh Kompetensi

SDM, Penerapan SAP, dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Daerah. e-Journal S1 Ak Universitas

Pendidikan Ganesha .

Wibowo. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia (Revisi ed.). Surabaya:

RA.De.Rozarie.

Yuliani, S., Nadirsyah, & Bakar, U. (2010). Pengaruh Pemahaman Akuntansi,

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran

Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi Pada Pemerintah Kota Banda Aceh).

Yusuf, B. (2014). Manajmen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan

Syariah. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Publikasi

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2018). Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester I Tahun 2018. Jakarta : Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman

Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta

Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017

Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.