kampung kuta perdata

10
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN MASALAH BAB II PEMBAHASAN A. RIWAYAT SINGKAT KAMPUNG KUTA B. WUJUD DAN UNSUR-UNSUR KAMPUNG KUTA BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Upload: andriadistia

Post on 29-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kebudayaan

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAHB. RUMUSAN MASALAHC. TUJUAN MASALAH

BAB II PEMBAHASANA. RIWAYAT SINGKAT KAMPUNG KUTAB. WUJUD DAN UNSUR-UNSUR KAMPUNG KUTA

BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahBudaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan hidup yang berbeda di setiap daerah. Budaya terus berkembang dari generasi ke generasi mengingat kebutuhan manusia yang semakin banyak dan terus berkembang pula dalam berbagai aspek kehidupan. Kebudayaan yang terus berkembang akhirnya mempengaruhi perubahan kebudayaan di setiap daerah. Perubahan kebudayaan yang terlihat sangat jelas ada di daerah perkotaan. Bahkan di berbagai daerahpun masyarakat sudah hidup dengan gaya modern sehingga cukup sulit menemukan kelompok masyarakat yang masih memelihara budaya leluhurnya. Kebanyakan nilai-nilai budaya leluhur telah ditinggalkan karena dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.Namun dibeberapa daerah ternyata masih ditemukan kelompok masyarakat yang memegang teguh budaya leluhurnya. Bahkan budaya itu masih terpelihara sampai sekarang. Salah satu contohnya adalah dusun adat yang terletak di Desa Karangpaningal Kabupaten Ciamis. Dusun adat tersebut bernama Kampung Kuta.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penulisan makalah ini, diantaranya :1. Bagaimana wujud dan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat di Kampung Kuta?2. Bagaimana sistem sosial dan proses sosial dalam kelompok-kelompok masyarakat yang terdapat di Kampung Kuta?3. Apakah terdapat stratifikasi sosial di Kampung Kuta?4. Bagaimana proses akulturasi budaya di Kampung Kuta?

C. TujuanPenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :1. Untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan.2. Untuk mengetahui wujud dan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat di Kampung Kuta.3. Untuk mengetahui sistem sosial dan proses sosial dalam kelompok-kelompok masyarakat yang terdapat di Kampung Kuta.4. Untuk mengetahui apakah terdapat stratifikasi sosial di Kampung Kuta.5. Untuk mengetahui proses akulturasi budaya di Kampung Kuta.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Riwayat Singkat Kampung Kuta

Kampung Kuta merupakan salah satu dusun adat yang masih bertahan sampai sekarang. Kampung kuta terletak di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Daerah ini disebut kampung kuta karena terletak dalam lembah yang dikelilingi tebing-tebing curam setinggi 30-60m,seakan-akan dipagari oleh tembok-tembok besar menjulang. Tebing-tebing tersebut membentuk lingkaran sehingga tampak seperti sebuah mahkota dengan kampung kuta yang berada di tengah-tangahnya.Kampung kuta berbatasan langsung dengan jawa tengah. Adapun batas-batas kampung kuta yaitu:Sebelah Barat: Kampung MargamulyaSebelah Timur: Sungai Cijolang / Jawa TengahSebelah Utara: Kampung CibodasSebelah Selatan: Sungai Cijolang / Jawa Tengah

Kampung kuta terletak di ujung Kabupaten Ciamis dan cukup terpencil. Dari kabupaten Ciamis jaraknya sekitar 34 km menuju arah utara. Dapat dicapai dengan mengunakan mobil angkutan umum sampai di Kecamatan Rancah. Dari Kecamatan Rancah bisa mengunakan ojek. Jika kondisi hujan sebaiknya tidak menggunakan mobil, karena kondisi jalan aspal yang berkelok-kelok dan tanjakan yang cukup curam ketika hujan akan sangat licin. Selain itu sebagian jalan juga rusak dan berlubang cukup dalam. Jarak tempuh dari kampung kuta ke desa, kecamatan dan kabupaten cukup jauh yaitu sekitar:Kampung kuta ke desa karang paningal 1 kmKampung kuta ke Kantor camat tambaksari 4kmKampung kuta ke Ibu kota kabupaten ciamis 45 kmLuas wilayah kampung kuta adalah sekitar 185,195 ha yang terdiri dari:Ancepan 2,184Danau 0,135Hutan keramat 32,886Pemukiman 9,733Sawah 44,395Kebun 89,831Sungai 5,851Masyarakat kampung kuta dengan kearifan tradisionalnya telah berhasil mempertahankan kelestarin lingkungan dan budaya adat kampung kuta. Keberhasilan tersebut telah menghantarkan masyarakat kampung kuta memperoleh penghargaan kalpataru tingkat nasional tahun 2002. (Kategori Penyelamat Lingkungan).Penduduk yang ada dikampung kuta berjumlah 311 orang yang terdiri dari 152 laki-laki dan 155 perempuan. Jumlah KK di Kampung Kuta sebanyak 127, dengan 98 KK Laki-laki dan 19 KK Perempuan. Warga di kampung kuta meyakini bahwa Pada masa Prabu Sliwangi (Raja Galuh) pernah bermukim di kampung Kuta dan merencanakan akan mendirikan keraton sebagai pusat Kerajaan galuh. Bukti dari persiapan tersebut sampai sekarang masih ada yaitu :1. Semen merah dari tanah (yang bernama gunung semen).2. Kapur (terampar seluas 0,25 ha).3. Batu Soko (sebanyak 3 buah terletak di gunung gede). Namun rencana pembangunan tersebut gagal. Adapun barangbarang yang telah di buatnya tersimpan di Gunung barang. Di kampung kuta terdapat orang yang bertugas untuk memelihara kampung Kuta yang diberinama Kuncen (kunci). Adapun daftar nama sejak kuncen pertama sampai dengan Kuncen ke lima adalah sebagai berikut :1. Kuncen Pertama : Aki Bumi2. Kuncen Kedua : Aki Danu3. Kuncen Ketiga : Aki Maena4. Kuncen Keempat : Aki Surabangsa5. Kuncen Kelima : Aki RapisanKelima kuncen tersebut di makamkan di makam Bumimargamulya. Adapun yang menjadi Kuncen selanjutnya sampai sekarang harus keturunan Aki Rasipan.

B. Wujud dan unsur-unsur kebudayaan Kampung KutaMenurut Edward Burnett Tylor, Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.Setiap kebudayaan memiliki wujud dan unsur tersendiri. Adapun wujud kebudayaan Menurut J.J. Hoenigman dibedakan menjadi tiga yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.1. Gagasan (Wujud Ideal)Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Warga kampung kuta sangat memegang adat leluhur yang sudah berumur ratusan tahun. Segala sesuatu yang dilakukan oleh leluhurya masih dipelihara dan dilaksanakan sampai sekarang. Warga di Kampung Kuta memiliki kata pamali. Yang mana kata-kata terabut merupakan pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh warga di kampung kuta. Jika pamali dilanggar maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti bencana.Di kampung kuta terdapat hutan keramat. Setiap warga yang ada disana memiliki aturan khusus untuk mengunjungi hutan tersebut. Hutan keramat hanya bisa dimasuki pada hari senin dan jumat, itu pun harus diadakan ritual terlebih dahulu oleh kuncen yang ada di kampung kuta. Setiap warga yang ingin memasuki hutan keramat harus didampingi oleh kuncen. Ketika memasuki hutan keramat warga dilarang mengenakan alas kaki, meludah, dan menebang pohon sembarangan. Karena peraturan tersebut akhirnya warga disana dapat menjaga kelestarian hutan lindung, areal pohon aren, sumber-sumber mata air, dan budaya bersih yang ada disana. Ketika berkunjung ke kampung kuta, kita tidak akan melihat adanya sumur air disana. Karena warga di kampung kuta dilarang untuk membuat sumur. Hal itu dikarenakan kondisi tanah yang di kampung kuta yang tidak memungkinkan dibuatnya sumur air disana. Walaupun demikian warga di kampung kuta tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Daerah sumber resapan air tejaga dengan baik. Air dari pegunungan dialirkan kesetiap rumah warga menggunakan selang. Bukan hanya air yang ada di daerah sumber air aja yang jernih. Sumber air yang digunakan untuk mengairi sawahpun sangat jernih seperti air di pegunungan.Aturan-aturan yang ada dikampung kuta berbeda dengan aturan yang ada di daerah lain. Misalnya dalam membangun rumah. Rumah tidak boleh berada dalam satu kawasan. Tapi harus tersebar. Ketika membangun rumah harus memiliki pasangan dan saling berhadapan sehingga jumlah rumah dalam satu kawasan selalu genap.

2. Aktivitas (Tindakan)Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.Mayoritas warga kampung kuta memiliki mata pencaharian bertani dan beternak. Sehingga aktivitas warga disana kebanyakan menggarap sawah, kebun, beternak dan ada sebagian warga yang berdagang.Disiang hari kebanyakan dari warga kampung kuta tidak berada dirumah. Mereka pergi ke ladang untuk bertani. Anak-anak pergi sekolah dan baru pulang siang hari. Di malam hari baru kita bisa menjumpai warga yang ada di kampung kuta secara keseluruhan. Biasanya warga berkumpul di malam hari walaupun hanya sekedar untuk bercengkrama. Hal itu dapat meningkatkan rasa kebersamaan yang ada di antara warga kampung kuta. Selain itu di kampung kuta masih terdapat budaya gotong royong. Budaya gotong royong akan terlihat ketika ada warga yang sedang membangun rumah, hajatan atau ketika upacara adat. Khusus setiap hari senin dan jumat sebagaian warga di kampung kuta mengadakan ritual untuk mengunjungi hutan keramat.3. Organisasi SosialOrganisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.Di kampung kuta terdapan dua organisasi sosial, yang pertama adalah organisasi pemerintahan resmi dengan struktur kepengurusan mulai dari kepala desa sampai RT dan RW. Yang membedakan organisasi sosial di kampung kuta dengan daerah lainnya adalah adanya Struktur Kepengurusan Adat dengan susunan mulai dari Penanggung Jawab, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Kuncen, Tokoh Masyarakat, Dan Masyarakat.Meski ada kepemimpinan resmi tetapi perananya dianggap tidak penting, karena semua keputusan berada ditangan sesepuh kampung kuta. Setiap kebijakan yang datang dari pemerintah pusat harus melalui sesepuh terlebih dahulu, setelah itu baru sesepuh yang memutuskan akan diterima atau tidak kebijakan tersebut.4. Sistem ReligiAda kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latinreligare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Semua masyarakat di kampung kuta memeluk agama islam. Kepercayaan leluhur dan agama islam berjalan beriringan. Keduanya sama-sama memerintahkan pada kebaikan dan melarang pada kejahatan. Walaupun semua masyarakat beragama islam, tapi mereka masih mempertahankan kepercayaaan leluhur seperti membakar menyan, memberikan sesajen, upacara-upacara adat, memasang tolak bala di pintu, dan kepercayaan leluhur lainnya.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKampung kuta merupakan salah satu kampung adat yang menjaga dengan baik adat leluhurnya. Warga kampung kuta sangat memegang adat leluhur yang sudah berumur ratusan tahun. Segala sesuatu yang dilakukan oleh leluhurya masih dipelihara dan dilaksanakan sampai sekarang. Warga di Kampung Kuta memiliki kata pamali. Yang mana kata-kata terabut merupakan pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh warga di kampung kuta. Jika pamali dilanggar maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti bencana.Di kampung kuta terdapat hutan keramat. Setiap warga yang ada disana memiliki aturan khusus untuk mengunjungi hutan tersebut. Karena peraturan-peraturan yang dijaga dengan baik itulah akhirnya warga disana dapat menjaga kelestarian hutan lindung, areal pohon aren, sumber-sumber mata air, dan budaya bersih yang ada disana.Masyarakat kampung kuta dengan kearifan tradisionalnya telah berhasil mempertahankan kelestarin lingkungan dan budaya adat kampung kuta. Keberhasilan tersebut telah menghantarkan masyarakat kampung kuta memperoleh penghargaan kalpataru tingkat nassional tahun 2002. (Kategori Penyelamat Lingkungan).

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. Kampung kuta. http://elneza-gathrunnada.blogspot.com. Diakses 19 Maret 2014