putusan perdata khusus

Upload: citra

Post on 02-Mar-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    1/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    P U T U S A N

    No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

    M A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara perdata khusus (Kepailitan) dalam tingkat kasasi telah memutuskan

    sebagai berikut dalam perkara:

    PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR, berkedudukan di Wisma

    Mulia Lantai Mezzanine-19, Jl. Gatot Subroto No. 42, Jakarta

    Selatan 12950, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Dr. Ricardo

    Simanjuntak, SH.,LL.M. ANZIIF. dan kawan-kawan, para Advokat

    pada Law Firm RICARDO SIMANJUNTAK & PARTNERS,

    berkedudukan di Gedung Wirausaha Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna SaidKav. C-5 Kuningan, Jakarta Selatan, berdasarkan surat kuasa

    khusus tanggal 15 September 2012;

    Pemohon Kasasi dahulu Termohon Pailit;

    terhadap:

    PT. PRIMA JAYA INFORMATIKA, berkedudukan di Graha

    MIK, Lantai 8, Taman Perkantoran Kuningan, Jl Setiabudi Selatan

    Kav. 16-17, Jakarta Selatan 12920, dalam hal ini memberi kuasa

    kepada: KANTA CAHYA, SH. Advokat pada Kantor ADVOKAT

    & KONSULTAN HUKUM KANTA CAHYA, SH. &

    ASSOCIATES, berkantor di Graha MIK, Lantai 8, Taman

    Perkantoran Kuningan, Jl Setiabudi Selatan Kav. 16-17, Jakarta

    Selatan, 12920, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27

    September 2012;

    Termohon Kasasi dahulu Pemohon Pailit;

    Mahkamah Agung tersebut;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

    Termohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Pailit telah mengajukan permohonan pailit

    terhadap sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Termohon Pailit di muka

    persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya

    atas dalil-dalil:

    Hal. 1dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    2/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1 Bahwa Pemohon Pailit adalah Perseroan Terbatas yang didirikan menurut

    hukum yang berlaku di Indonesia, berdasarkan Akta Pendirian No. 11, tanggal

    04 April 2011, yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun

    2007 tentang Perseroan Terbatas, berdasarkan Pernyataan Keputusan Diluar

    Rapat Umum Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar PT. PRIMA JAYA

    INFORMATIKA berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan yang

    dibuat oleh dan dihadapan H.YUNARDI.SH., Notaris di Jakarta (Bukti PP-1),

    dan telah disetujui berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi

    Manusia R.I. Nomor: AHU-22187.AH.01.02 Tahun 2011 tentang Persetujuan

    Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tanggal 03 Mei 2011, (bukti PP-2);

    2 Bahwa Permohonan Pailit adalah Perusahaan yang bergerak di bidang

    Teknologi Informasi, di antaranya sebagai distributor dan penjualan voucher

    telepon selular dan kartu perdana telepon selular, yang berkedudukan di JakartaUtara dan berkantor di Graha MIK, Lantai 8, Taman Perkantoran Kuningan,

    Jalan Setiabudi Selatan Kav.16-17, Jakarta Selatan-12920;

    3 Bahwa Pemohon Pailit di dalam melakukan kegiatan usahanya telah melakukan

    suatu perikatan hukum dengan Termohon Pailit, sebagaimana ternyata dari

    Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan Produk Telkomsel antara PT.

    Telekomunikasi Selular dan PT.Prima Jaya Informatika Nomor PKS

    Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011, Nomor: PKS Prima Jaya

    Informatika: 031/PKS/PJI-TD/VI/2011, tanggal 01 Juni 2011, (bukti PP-3),

    dimana telah disepakati PT. Prima Jaya Informatika telah ditunjuk untuk

    mendistribusikan Kartu Prima Voucher Isi Ulang;

    4 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5.1 Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan

    Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular dan PT. Prima Jaya

    Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011, Nomor:

    PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI-TD/2011, tanggal 01 Juni 2011,

    telah disepakati Perjanjian Kerjasama ini berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung

    sejak tanggal perjanjian ini ditandatangani;

    5 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7.2 Perjanjian Kerjasama tentang

    Penjualan Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular dan PT. Prima

    Jaya Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011,

    Nomor: PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 01

    Juni 2011, PT. Telkomsel berkewajiban untuk menyediakan Voucher Isi Ulang

    bertema khusus olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya 120.000.000 (seratus

    2

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    3/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dua puluh juta) yang terdiri dari Voucher Isi Ulang Rp 25.000,00 (dua puluh

    lima ribu Rupiah) dan voucher isi ulang Rp 50.000,00 (lima puluh ribu

    Rupiah) setiap tahun untuk dijual oleh PT. Prima Jaya Informatika;

    6 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7.3 Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan

    Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular dan PT. Prima Jaya

    Informatika Nomor PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI-TD/VI/2011

    tanggal 01 Juni 2011, PT. Telkomsel berkewajiban untuk menyediakan perdana

    Kartu Prabayar bertema khusus olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya

    10.000.000,-(sepuluh juta) setiap tahun untuk dijual oleh PT. Prima Jaya

    Informatika;

    7 Bahwa adapun mekanisme pengajuan dan pengambilan alokasi produk telah

    ditetapkan sejak awal oleh Termohon Pailit, dan selanjutnya kewajiban masing-

    masing pihak sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian dimaksud telahberjalan lancar tanpa ada masalah;

    8 Bahwa kemudian diawal tahun kedua berjalannya dimaksud, Pemohon Pailit

    kembali telah menyampaikan Puchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/

    00000027, tanggal 20 Juni 2012, (Bukti PP-4), berjumlah Rp2.595.000.000,-

    (dua milyar lima ratus sembilan puluh lima juta rupiah), yang ditujukan kepada

    Termohon Pailit, dengan perincian sebagai berikut:

    Kartu Perdana Prima sebanyak 200.000 dengan harga @ Rp.1.000,- jumlah

    200.000.000,-; Voucher nominasi 25.000,- sebanyak 80.000,-dengan harga @ Rp.24.000,-

    jumlah Rp.1.920.000.000,-;

    Voucher nominasi 50.000,-sebanyak 10.000,- dengan harga @

    Rp.47.500,00 jumlah Rp.475.000.000,000;

    Berikutnya pada tanggal 21 Juni 2012, Pemohon Pailit telah pula menyampaikan

    Purchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000028, tertanggal 21 Juni 2012, (bukti

    PP-5), berjumlah Rp. 3.025.000.000,00 (tiga milyar dua puluh lima juta Rupiah),

    dengan perincian sebagai berikut:

    Kartu Perdana Prima sebanyak 200.000,- dengan harga @ Rp.24.000,-

    jumlah Rp.2.160.000.000,-;

    Voucher nominasi 50.000,- sebanyak 10.000,- dengan harga @ Rp.47.500,-

    jumlah Rp.665.000.0000,00;

    Hal. 3dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    4/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    9 Bahwa berdasarkan Surat PT. Telkomsel tanggal 27 Maret 2012 No.0032/ MK.

    01/SL.06/III/2012, Perihal: Mekanisme Pengajuan dan Pengambilan Alokasi,

    (Bukti PP-6), kembali telah ditentukan sebagai berikut:

    Bahwa PT. Prima Jaya Informatika mengajukan Purchase Order (PO)

    dilakukan selambat-lambatnya pada hari Rabu maksimal pukul 10.00 Wib;

    Puchase order yang dikirim selanjutnya akan dilakukan proses approval,

    PT. Prima Jaya Informatika dapat melakukan pembayaran setelah mendapat

    informasi bahwa PO yang diajukan sudah approval;

    Pembayaran atas PO tersebut dilakukan pada hari Senin paling lambat

    pukul 12.00 Wib dan;

    Pengambilan barang dilakukan maksimal 2 (dua) hari setelah pembayaran

    PO;

    Dan selama ini mekanisme tersebut diatas lah yang sejak awal telah dilaksanakan

    oleh Pemohon Pialit di dalam pengambilan Alokasi Kartu Perdana dan Voucher

    Kartu Prima dari Termohon Pailit;

    10 Bahwa atas pengiriman Purchase Order-Purchase Order tersebut Termohon

    Pailit telah menerbitkan sebagai berikut:

    a. Untuk Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000027, tanggal 20 Juni

    2012, (bukti PP-7), Termohon Pailit telah menerbitkan penolakan melalui

    Electronic Mail (E-Mail) tertanggal 20 Juni 2012 yang pada pokoknya

    menyatakan sampai saat ini kami belum menerima perintah selanjutnya

    mengenai pendistribusian produk PRIMA, maka bersama ini kami belum bisa

    memenuhi permintaan alokasi tersebut;

    b. Untuk Purchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000028, tanggal 21 Juni

    2012, Termohon Pailit telah menerbitkan penolakan melalui Electronic Mail

    (E-Mail) tertanggal 21 Juni 2012, (bukti PP-8), yang pada pokoknya

    menyatakan menghentikan sementara alokasi produk Prima;

    11. Bahwa dengan demikian, atas Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000027,

    tanggal 20 Juni 2012 akhirnya menimbulkan utang sebesar Rp. 2.595.000.000,00(dua milyar lima ratus sembilan puluh lima juta Rupiah) yang telah jatuh tempo

    pada tanggal 25 Juni 2012 berikut untuk Purchase Order No. PO/PJI-AK/

    VI/2012/00000028, tanggal 21 Juni 2012 sebesar Rp 3.025.000.000,- (tiga milyar

    dua puluh lima juta rupiah) jatuh tempo pada tanggal 25 Juni 2010, sehingga total

    4

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    5/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    tagihan Rp 5.260.000.000,00 (lima milyar dua ratus enam puluh

    juta Rupiah);

    12. Bahwa Pemohon Pailit telah berusaha untuk melakukan penagihan atas utang-utang

    tersebut di atas kepada Termohon Pailit, dengan menyampai-kan peringatan

    pertama dan terakhir (somasi) kepada Pemohon Pailit, pada tanggal 28 Juni 2012

    Nomor: 022/P/KC/VI/2012, (bukti PP-9), untuk melaksanakan Perjanjian

    Kerjasama tentang Penjualan Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular

    dan PT. Prima Jaya Informatika Nomor PKS Telkomsel : PKS.591/LG.05/SL-01/

    VI/2011, Nomor : PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal

    01 Juni 2011, tetapi sampai dengan permohonan Pailit ini didaftarkan pada

    Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Termohon Pailit tidak pernah membayar utang-

    utang tersebut sehingga telah terbukti secara sederhana bahwa Termohon Pailit

    sebagai Debitor mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepadaPemohon Pailit sebagai Kreditor sehingga dengan demikian syarat dimaksud telah

    terpenuhi;

    13. Bahwa Termohon Pailit juga mempunyai utang kepada Kreditor lain yaitu: kepada

    PT. EXTENT MEDIA INDONESIA, atas pelaksanaan kerja sama layanan Mobile

    Data Content, untuk periode bulan Agustus 2011 dan bulan September 2011,

    sebagaimana bukti-bukti:

    Invoice No. INV-TSEL.012/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012, (Bukti KL-1)

    sebesar Rp. 21.031.561.274,- (Dua puluh satu milyar tiga puluh satu jutalima ratus enam puluh satu ribu dua ratus tujuh puluh empat rupiah), yang

    telah jatuh tempo pada tanggal 08 Juni 2012, dan;

    Invoice No. INV-TSEL.013/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012,

    Rp19.294.652.520,00 (sembilan belas milyar dua ratus sembilan puluh

    empat juta enam ratus lima puluh dua ribu lima ratus dua puluh Rupiah),

    yang telah jatuh tempo pada tanggal 08 Juni 2012 (bukti KL-2);

    Dengan Total Kedua Tagihan tersebut sebesar Rp 40.326.213.794,- (empat puluh

    milyar tiga ratus dua puluh enam juta dua ratus tiga belas ribu tujuh ratus sembilan

    puluh empat rupiah);

    Bahwa walaupun telah diberikan Somasi tanggal 24 November 2011, (bukti KL-3),

    surat tanggal 9 April 2012, (bukti KL-4), surat tanggal 26 Mei 2012, (bukti KL-5),

    surat tanggal 01 Juni 2012, (bukti KL-6), dan Somasi Terakhir tertanggal 4 Juli

    2012, Nomor : 031.1/LQQ/Extent/VII/2012, (bukti KL-7), Termohon Pailit tidak

    melakukan pembayarannya hingga saat ini. Hal tersebut membuktikan adanya

    Hal. 5dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    6/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Kreditor Lain yaitu PT.

    EXTENT MEDIA INDONESIA sehingga syarat dimaksud telah terpenuhi dan

    oleh karenanya TERBUKTI SECARA SEDERHANA DEBITOR

    MEMPUNYAI DUA KREDITOR DAN TIDAK MEMBAYAR BUKAN

    HANYA 1 MELAINKAN 2 UTANG YANG TELAH JATUH TEMPO DAN

    DAPAT DITAGIH;

    14. Bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun

    2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pemohon

    Pailit mengusulkan pula agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat berkenan untuk

    mengangkat dan menunjuk Hakim Niaga pada lingkungannya sebagai Hakim

    Pengawas dan mengangkat Sdr. FERI S.SAMAD.SH.,MH., No. SBPKP :

    AHU.AH.04.03-27, yang berkantor di Royal Palace C.10,Jalan Prof.Supomo No.

    178 A, Jakarta Selatan, sebagai Kurator dalam proses Kepailitan Termohon Pailit

    nantinya;

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon Pailit mohon kepada

    Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memberikan putusan sebagai

    berikut:

    1 Mengabulkan permohonan Pernyataan Pailit Pemohon Pailit: PT.PRIMA

    JAYA INFORMATIKA, untuk seluruhnya;

    2 Menyatakan Termohon Pailit: PT.TELEKOMUNIKASI SELULAR, Pailit

    dengan segala akibat hukumnya;

    3 Mengangkat dan menunjuk Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta

    Pusat sebagai Hakim Pengawas dalam proses Kepailitan Termohon Pailit

    tersebut;

    4 Mengangkat dan menunjuk Sdr.FERI S.SAMAD.SH.,MH., No. SBPKP:

    AHU.AH.04.03-27, yang berkantor di Royal Palace C.10, Jalan Prof. Supomo

    No.178 A, Jakarta Selatan, sebagai Kurator dalam proses Kepailitan

    Termohon Pailit tersebut;

    5 Menetapkan bahwa Imbalan Jasa (Fee) Kurator akan ditetapkan kemudian

    setelah Kurator selesai melaksanakan tugasnya;

    6 Menghukum kepada Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara;

    Menimbang, bahwa terhadap permohonan pailit tersebut, Termohon Pailit

    telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

    6

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    7/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1 Bahwa Termohon Pailit membantah dan menolak seluruh dalil yang

    dikemukakan Pemohon pailit dalam Permohonan Pernyataan Pailitnya, kecuali

    yang tegas-tegas diakui Termohon Pailit;

    PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

    TIDAK BERWENANG MEMERIKSA DAN MENGADILI PERKARA A QUO;

    2 Bahwa yang menjadi persoalan dalam Permohonan Pernyataan Pailit Pemohon

    Pailit adalah tindakan Termohon Pailit yang menolak memberikan approval

    (persetujuan) terhadap dua Purchase Order (PO) yang diajukan oleh Pemohon

    Pailit dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Tentang Penjualan Produk

    Telkomsel Nomor PKS Telkomsel : PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011 Nomor

    PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 1 Juni 2011

    antara Pemohon Pailit dan Termohon Pailit (selanjutnya disebut Perjanjian

    Kerjasama) dimana Pemohon Pailit menuntut agar approval atas kedua PO

    tersebut segera diterbitkan;

    3 Bahwa dalam Pasal 24 Perjanjian Kerjasama, telah diatur secara jelas apabila

    terjadi perselisihan maka harus diselesaikan dengan musyawarah dan apabila

    dalam jangka waktu 1 bulan para pihak tidak dapat menyelesaikan perselisihan

    tersebut maka para pihak bersepakat untuk membawa perselisihan tersebut ke

    pengadilan Negeri Jakarta Selatan;

    4 Bahwa oleh karena itu sesuai dengan Pasal 116 HIR/RBg, gugatan Pemohon

    Pailit tidak dapat diajukan ke Pegadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

    Pusat karena masalah ini masalah Perjanjian (perdata) yang harus diajukan ke

    Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagaimana telah disepakati dalam

    Perjanjian Kerjasama;

    5 Bahwa oleh karena Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

    tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, maka Termohon

    Pailit mohon agar Majelis Hakim yang Terhormat berkenan menolak

    Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit, atau setidak-

    tidaknya menyatakan Permohonan Pernyataan Pailit tidak dapat diterima (nietontvankelijke verklaard);

    PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT KABUR (EXCEPTIO OBSCURUM

    LIBELUM);

    6 Bahwa dalam Permohonan Pernyataan Pailit halaman 4, Pemohon Pailit

    menyatakan Bahwa Pemohon Pailit telah berusaha untuk melakukan

    Hal. 7dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    8/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    penagihan atas utang-utang tersebut di atas kepada Termohon Pailit, dengan

    menyampaikan peringatan pertama dan terakhir (Somasi) kepada Termohon

    Pailit, pada tanggal 28 Juni 2012, Nomor : 022/P/KC/VI/2012, (bukti PP-9),

    untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama Tentang Penjualan Produk

    Telkomsel Nomor PKS Telkomsel : PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011 Nomor

    PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 1 Juni 2011,

    tetapi sampai dengan permohonan pailit ini didaftarkan pada Pengadilan Niaga

    Jakarta Pusat, Termohon Pailit tidak pernah membayar utang-utang tersebut

    sehingga terbukti secara sederhana bahwa Termohon Pailit sebagai Debitor

    mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon

    Pailit sebagai Kreditor sehingga dengan demikian syarat dimaksud telah

    terpenuhi;

    7 Bahwa ketidakjelasan Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan PemohonPailit terlihat dengan dijadikannya tuntutan dalam Somasi Pemohon Pailit

    tanggal 28 Juni 2012 kepada Termohon Pailit sebagai dasar pengajuan

    Permohonan Pailit dimana tuntutan dalam somasi Pemohon Pailit tersebut

    adalah meminta Pemohon Pailit untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama

    Tentang Penjualan Produk Telkomsel Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/

    SL-01/VI/2011 Nomor PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011

    tanggal 1 Juni 2011, sedangkan dalam Permohonan Pernyataan Pailit

    didalilkan seolah-olah ada utang atau kewajiban yang dapat dinyatakandengan uang dan telah jatuh waktu;

    8 Bahwa Permohonan Pernyataan Pailit yang demikian adalah kabur karena

    sesungguhnya Pemohon Pailit mengakui bahwa yang menjadi pokok sengketa

    adalah pelaksanaan Perjanjian Kerjasama dan sama sekali tidak terkait dengan

    adanya utang maupun kewajiban yang dapat dinyatakan dengan uang. Bahwa

    apa yang disebut oleh Pemohon Pailit sebagai utang di dalam Permohonan

    Pailit sesungguhnya adalah Purchase Order (PO) atau Perintah Pembelian atau

    surat Pemesanan Barang yang diterbitkan oleh Pemohon Pailit kepadaTermohon Pailit yang sama sekali bukan merupakan bukti adanya utang

    ataupun kewajiban Termohon Pailit kepada Pemohon Pailit;

    9 Bahwa dalam Perjanjian Kerjasama tidak pernah disebutkan bahwa Purchase

    Order (PO) adalah bukti pembayaran ataupun bukti tagihan kepada Pemohon

    Pailit. Terlebih lagi dalam Perjanjian Kerjasama telah diatur secara jelas

    8

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    9/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    kewajiban dari Pemohon Pailit untuk terlebih dahulu menyetorkan dananya ke

    rekening Termohon Pailit apabila ingin mendapatkan barang yang disediakan

    oleh Termohon Pailit;

    10 Bahwa dengan tidak adanya utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka

    6 UU. No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang (UU 37/2004) yang menjadi pokok persoalan dalam

    Permohonan Pernyataan Pailit ini maka Permohonan Pernyataan Pailit yang

    diajukan oleh Pemohon Pailit menjadi KABUR DAN TIDAK JELAS;

    11 Berhubung Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan Pemohon Pailit sangat

    kabur dan tidak jelas, mohon agar Majelis yang Terhormat berkenan menolak

    Permohonan Pernyataan Pailit Pemohon Pailit, atau setidak-tidaknya

    menyatakan Permohonan Pernyataan Pailit Pemohon Pailit tidak dapat

    diterima (niet ontvankelijke verklaard);

    PEMOHON PAILIT TIDAK MEMILIKI ALASAN HAK UNTUK

    MENGAJUKAN PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT KARENA TIDAK

    ADA UTANG YANG JATUH TEMPO (EXEPTIO ONRECHTMATIGE OF

    ONGEGROND);

    12 Bahwa Pasal 2 UU No. 37/2004 menentukan bahwa syarat Debitor dinyatakan

    Paillit adalah adanya dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas

    sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih;

    13 Bahwa sebagaimana dijelaskan di atas, Purchase Order (PO) Pemohon Pailit

    yang ditolak oleh Pemohon Pailit bukan merupakan utang yang jatuh waktu dan

    dapat ditagih oleh Pemohon Pailit dengan demikian Permohonan Pernyataan

    Pailit yang diajukan Pemohon Pailit tidak ada dasar hukumnya sehingga jelas

    Pemohon Pailit tidak memiliki alas hak untuk mengajukan Permohonan

    Pernyataan Pailit;

    14 Bahwa mengingat Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan Pemohon Pailit

    tanpa alas hukum (ongegrond), maka Termohon Pailit mohon agar Majelis

    Hakim yang Terhormat berkenan menolak Permohonan Pernyataan Pailit yang

    diajukan Pemohon Pailit, atau setidak-tidaknya menyatakan Permohonan

    Pernyataan Pailit yang diajukan Pemohon Pailit tidak dapat diterima (niet

    ontvankelijke verklaard);

    Bahwa terhadap permohonan tersebut Pengadilan Niaga pada Pengadilan

    Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan, yaitu putusan Nomor: 48/

    Hal. 9dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    10/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    PAILIT/2012/PN.NIAGA.JKT.PST. tanggal 14 September 2012 yang amarnya sebagai

    berikut:

    DALAM EKSEPSI:

    - Menolak eksepsi Termohon Pailit untuk seluruhnya;

    DALAM POKOK PERKARA:

    1 Mengabulkan Permohonan Penyataan Pailit dari Pemohon Pailit terhadap

    Termohon Pailit untuk seluruhnya;

    2 Menyatakan TERMOHON PAILIT, yaitu PT. TELEKOMUNIKASI

    SELULAR, Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang usaha jasa

    telekomunikasi, terakhir diketahui beralamat di Jakarta, beralamat di

    Wisma Mulia Lantai Mezzanine-19, Jalan Gatot Subroto No. 42, Jakarta

    Selatan-12950 Pailit dengan segala akibat hukumnya;

    3 Menunjuk SUTOTO ADIPUTRO, SH.MH., Hakim Pengadilan Niaga

    pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas;

    4 Menunjuk dan mengangkat:

    a Saudara FERI S.SAMAD.SH.,MH., Kurator & Pengurus Terdaftar sebagaimana

    Surat bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No. AHU. AH.04.03-27, yang

    berkantor di Royal Palace C.10,Jalan Prof.Supomo No. 178 A, Jakarta

    Selatan;

    b Saudara EDINO GIRSANG.SH., Kurator & Pengurus Terdaftar sebagaimana

    Surat bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No. SBPKP:AHU.AH.04.03-21, yang berkantor di Kantor Kurator dan Pengurus, di

    MENARA THAMRIN, Jalan MH. THAMRIN KAV. 3 JAKARTA PUSAT;

    c Saudara MOKHAMAD SADIKIN, SH., Kurator & Pengurus Terdaftar

    sebagaimana Surat bukti Pendaftaran Kuratis dan Pengurus No.SBPKP :

    AHU.AH.04.03-28, yang berkantor di Kantor Kurator dan Pengurus, Jalan

    Setiabudi Timur I No. 20, Jakarta Selatan;

    Sebagai Kurator Termohon Pailit.

    5. Membebankan kepada Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara sebesar

    Rp.416.000,00 (empat ratus enam belas ribu Rupiah);

    Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

    Jakarta Pusat tersebut telah dijatuhkan dengan hadirnya Termohon Pailit pada

    tanggal 14 September 2012 kemudian terhadapnya oleh Termohon Pailit dengan

    perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 September

    2012 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 21 September 2012

    10

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    11/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    sebagaimana ternyata dari Akte permohonan kasasi No. 52Kas/Pailit/2012/

    PN.Niaga.Jkt.Pst. jo No. 48/Pailit/ 2012/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang dibuat oleh Panitera

    Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana disertai

    dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan

    Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 21 September

    2012;

    Bahwa setelah itu oleh Pemohon Pailit/Termohon Kasasi yang pada tanggal

    21 September 2012 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Pailit/

    Pemohon Kasasi diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

    Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 1 Oktober 2012;

    Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah

    diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu

    dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itupermohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

    Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

    Termohon Pailit dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:

    I MAJELlS HAKIM PENGADILAN NIAGA PERKARA No. 48/PAILlT/2012/

    PN.Niaga.Jkt.Pst TIDAK MEMAHAMI ATAU SANGAT KELlRU DALAM

    MEMAHAMI HUKUM PERIKATAN/PERJANJIAN INDONESIA:

    1. Penolakan terhadap Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000027,

    tanggal 20 Juni 2012 dan Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000028,

    tanggal 21 Juni 2012 adalah didasarkan oleh Kegagalan Termohon Kasasi

    dalam memenuhi Perjanjian Kerjasama Tentang Penjualan Produk Telkomsel

    No. PKS 591/LG.05/SL-01/VI/2011

    dan PKS Prima Jaya Informatika No. 031/PKS/PJI-TD/VI/2011tanggal 1 Juni

    2011.

    1.a. Bahwa dalam pertimbangan hukum pada bagian paragraph pertama

    halaman 61 putusannya, Majelis Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri

    Jakarta Pusat menyatakan sebagai berikut:

    "Tidak/belum adanya Aproval dari Termohon Pailit atas persetujuan

    "Purchase Order" yang diajukan oleh Pemohon tidak berakibat,

    Termohon Pailit tidak berkewajiban menyerahkan barang yang

    diperjanjikan dengan Pemohon pun begitu pula alasan Termohon yang

    meminta evaluasi perjanjian terhadap Pemohon Pailit; karena bersiiat

    sepihak, maka harus ditolak ";

    Hal. 11dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    12/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1.b. Bahwa, telah sangat jelas dan tidak dipungkiri lagi bahwa pemberian hak

    atau penunjukan Termohon Kasasi sebagai mitra retail untuk menjual

    produk dari Pemohon Kasasi adalah berdasarkan Perjanjian Kerjasama

    Tentang Penjualan Produk Telkomsel yang disepakati antara PT.

    Telekomunikasi Selular (in casu Pemohon Kasasi) dan PT. Prima Jaya

    Informatika (in casu; Termohon Kasasi) No. PKS Telkomsel: PKS.591/

    LG.05/SL-01/VI/ 2011 atau No. PKS Prima Jaya Informatika No. 031/

    PKS/PJI-TD/V1/2011 tanggal 1 Juni 2011 (selanjutnya disebut "Perjanjian

    Kerjasama");

    1.c. Bahwa sebagai suatu perjanjian/perikatan yang sah maka berdasarkan

    Pasal 1338 KUH.Perdata Jo. Pasal 1340 KUH.Perdata perjanjian tersebut

    berlaku sebagai undang-undang yang mengikat Pemohon Kasasi dan

    Termohon Kasasi,seperti yang diatur sebagai berikut:

    Pasal 1338 KUH.Perdata:

    "Semua perjanjian yang dibuat. secara sah berlaku sebagai undang-

    undang bagi mereka yang membuatnya."

    Pasal 1340 KUH.Perdata:

    "Suatu Perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya."

    1.d. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7.3 disepakati bahwa Pemohon

    Kasasi terikat untuk menyediakan perdana kartu Prabayar bertema khusus

    olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya 10.000.000 (sepuluh juta) kartu

    setiap tahun untuk dijual oleh Termohon Kasasi, yang memberikan

    pengertian bahwa Termohon Kasasi mempunyai kewajiban untuk menjual

    sedikit-dikitnya 10.000.000 (sepuluh juta) perdana kartu Prabayar bertema

    khusus olah raga tersebut dalam setiap tahunnya, dalam masa dua tahun

    perjanjian tersebut;

    1.e. Bahwa ternyata sejak Perjanjian Kerjasama tersebut disepakati, dari

    tanggal 1 Juni 2011 hingga 1 tahun berikutnya, bulan Juni 2012,

    Termohon Kasasi tidak memenuhi kewajibannya untuk mencapai target

    penjualan 10.000.000 (sepuluh juta) perdana kartu prabayar tersebut

    dimana hingga 31 Mei 2012 Termohon Kasasi hanya mampu menjual

    sejumlah 524.000 (lima ratus

    duapuluh empat ribu) perdana kartu prabayar atau hanya 8% (delapan

    persen) dari target sales plan sampai dengan akhir Mei 2012 sebesar

    12

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    13/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    6.732.415 (enam juta tujuh ratus tigapuluh dua ribu empat ratus Lima

    belas) perdana kartu prabayar, sales plan mana telah disepakati oleh

    Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi di dalam Perjanjian Kerjasama.

    1.f. Bahwa fakta tersebut secara tegas telah disampaikan oleh Saksi Fakta

    dibawah sumpah yang diajukan oleh Pemohon Kasasi, Herdin Hasibuan

    dalam persidangan pemeriksaan permohonan pailit, yang dikutip dalam

    halaman 33 dari putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga No. 48/

    PAILlT/2012/PN.Niaga. Jkt.Pst, sebagai berikut:

    "bahwa yang saksi ketahui dalam kerjasama tersebut PT. Prima Jaya

    informatika (in casu; Termohon Kasasi) dengan PT. Telkomsel sampai

    saat ini belum selesai. Kalau sampai jangka waktu 1tahun penjualan 10

    juta kartu, akan tetapi sampai dengan saat ini baru 524ribu yang terjual,

    bahkan itupun belum terjual semua."1.g. Bahwa tidak tercapainya target penjualan kartu voucher isi ulang juga

    disampaikan oleh Saksi Fakta dibawah sumpah yang diajukan oleh

    Termohon Kasasi, Rudi Hartono Kurniawan dari Yayasan Olaragawan

    Indonesia yang dalam kesaksiannya yang dikutip dalam halaman 21 dari

    putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga No. 48/PAILlT/2012/

    PN.Niaga.Jkt.Pst, antara lain menyatakan sebagai berikut:

    Bahwa kontrak MOU antara tekhnis PT. Prima Jaya Indonesia dengan

    PT. Telkomsel Indonesia adalah jual beli bahwa Yayasan Olah raga

    Indonesia menunjuk PT. Prima Jaya lnformatika untuk

    mendistribusikan dengan target dalam 1 tahun harus ada 20 juta

    untuk penjualan vouceryang 25 ribu;

    Bahwa sepengetahuan saksi target belum tercapai;

    Bahwa kontrak itu sudah 1 tahun berjalan dari tanggal 1Juni 2011,

    karena targetnya sedikit-sedikit;

    Selanjutnya dalam halaman kutipan kesaksian Saksi fakta yang sama juga

    menegaskan adanya kewajiban dari Termohon Kasasi untuk harus

    menjual sejumlah 120.000.000 (seratus dua puluh juta) voucer isi ulang

    dalam masa 1 tahun, sebagai berikut:

    Bahwa Yayasan Olahragawan Indonesia membeli berupa voucer isi

    ulang sebesar 120 juta karena ada jatah dan dalam 1 tahun harus terjual

    ";

    Hal. 13dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    14/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1.h. Bahwa, sangat disayangkan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada

    Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sama sekali tidak mempertimbangkan

    poin-poin penting dari kesaksian yang menyatakan bahwa Termohon

    Kasasi telah gagal dalam memenuhi kewajibannya untuk melakukan

    penjualan kartu perdana dan kartu isi ulang sesuai yang dijelaskan tersebut

    di atas. Sebaliknya dalam halaman 58 dari pertimbangan hukumnya

    Majelis Hakim Pengadilan Niaga hanya mengutip poin-poin yang

    cenderung hanya mendukung dalil dari Termohon Kasasi/Pemohon Pailit .

    Bagaimana mungkin hakim yang seharusnya mempertimbangkan semua

    fakta dan bukti

    secara seimbang dan adil ternyata hanya mengutip hal-hal yang

    menguntungkan dalil Termohon Kasasi/Pemohon Pailit?

    1.i. Bahwa adalah kewajiban dari seorang hakim untuk melaksana-kan asasaudi et alteram partem dengan memberikan kesempatan yang sama bagi

    kedua pihak yang berperkara untuk mengajukan pembelaan atas hak dan

    kepentingan hukumnya masing-masing. Oleh karena itu Hakim haruslah

    menegakkan asas Imparsialitas.

    Professor M. Yahya Harahap dalam bukunya "Hukum Acara Perdata,

    Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan

    Pengadilan" terbitan Sinar Grafika, tahun 2005 halaman 73, menjelaskan

    pengertian asas

    imparsialitas sebagai berikut:

    "Asas imparsialitas (impartiality) mengandung pengertian yang luas,

    meliputi pengertian:

    tidak memihak (impartial)

    bersikap jujur atau adil (fair and just)

    tidak bersikap diskriminatif, tetapi menempatkan dan mendudukkan

    para pihak yang berperkara dalam keadaan setara di depan hukum

    (equal before the law).

    Memperhatikan pengertian asas impersialitas dimaksud,pengadilan atau

    Hakim tidak boleh bersikap memihak, menyebelah kepada salah satu

    pihak. Hakim tidak dibenarkan menjadikan proses pemeriksaan

    persidangan hanya menguntungkan kepentingan salah satu pihak.

    Jalannya proses pemeriksaan persidangan harus benar-benar

    mencerminkan fair trial (peradilan yang jujur dan adil";

    14

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    15/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa berdasarkan putusan Majelis Kasasi No. 852 K/ Pdt.Sus/2010

    dalam kasus permohonan pailit yang diajukan oleh PT. Pertamina Dana

    Ventura terhadap PT. Eurocapital Peregrine Securities menyatakan antara

    lain yang dikutip sebagai berikut:

    "bahwa sikap tindak Judex Facti yang menolak dan atau tidak memberi

    kesempatan yang sama kepada Pemohon Kasasi untuk mengajukan

    bantahan atas dalil-dalil jawaban Termohon Kasasi yang diserahkan

    melampaui batas waktu sidang untuk acara jawaban, merupakan

    pelanggaran atas asas yang berlaku dalam hukum acara perdata, incasu

    asas Audi et Alteram Partem;

    Bahwa menurut hukum dan telah menjadi Yurisprudensi tetap Mahkamah

    Agung Republik Indonesia, in casu berdasarkan putusan Mahkamah

    Agung No. 667 K/Sip/1973 tanggal 28 Agustus 1974juncto putusanMahkamah Agung No. 454 K/Pad/1991 tanggal 29Januari 1993juncto

    putusan Mahkamah Agung no. 516 K/Sip/1995 tanggal 27 Juni 1997,

    bahwa putusan pengadilan yang melanggar asas audi et alteram partem

    yang dianut dalam hukum acara pengadilan (perdata) adalah batal dan

    tidak memiliki kekuatan hukum".

    1.j. Bahwa berdasarkan Pasal 6.4 dari Perjanjian Kerjasama secara jelas diatur

    tentang hak dari Pemohon Kasasi untuk membatasi, mengurangi atau

    memberhentikan pasokan dalam hal terjadinya wanprestasi oleh pihak

    Termohon Kasasi, sebagai berikut:

    "Dalam hal MITRA melakukan pelanggaran atau penyimpangan dari

    yang telah disepakati terkait dengan Perjanjian Kerjasama ini,

    TELKOMSEL dapat membatasi, mengurangi, atau memberhenti-kan

    pasokan salah satu atau keseluruhan jenis Produk Telkomsel yang dijual

    atau dipasarkan oleh Mitra";

    1.k. Bahwa, dari fakta-fakta tersebut di atas, sangat terlihat ketidakpahaman

    dan ketidakmandirian dari Majelis Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri

    Jakarta Pusat dalam membuat pertimbangan tersebut di atas, KARENA

    SANGAT TIDAK BERALASAN APABILA MAJELlS HAKIM NIAGA

    MENYATAKAN BAHWA ALASAN PEMOHON KASASI YANG

    MEMINTA EVALUASI PERJANJIAN TERHADAP TERMOHON

    KASASI ADALAH BERSIFAT SEPIHAK, PADAHAL jelas-jelas sesuai

    dengan Pasal 6.4 dari Perjanjian Kerjasama dan juga kesaksian

    Hal. 15dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    16/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dari dua saksi fakta dibahwa sumpah, Termohon Kasasi telah gagal dalam

    memenuhi kewajibannya untuk menjual produk Telkomsel dalam bentuk

    voucer isi ulang sebanyak 120.000.000 dalam setahun dan juga perdana

    kartu prabayar sebanyak 10.000.000 dalam setahun, sehingga menjadi

    sangat terbukti bahwa tindakan untuk meminta evaluasi tersebut

    merupakan hak dari Pemohon Kasasi yang timbul dari pelaksanaan

    Perjanjian Kerjasama sebagai konsekuensi tindakan wanprestasi yang

    dilakukan oleh Termohon Kasasi. Sehingga oleh karena itu, pertimbangan

    Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam putusan No. 48/

    PAILlT/20121PN.Niaga.Jkt.Pst. haruslah ditolak.

    2. Selain dari Kegagalan Dalam Menjual Produk Telkomsel, Termohon Kasasi

    Juga Gagal Dalam Memenuhi Kewajibannya Untuk Membangun Suatu

    Komunitas Yang Berbasis Penggemar Olah Raga (Komunitas Prima) YangMenjadi Target dari Penjualan Kartu Produk Telkomsel.

    2.a. Bahwa berdasarkan Pasal 8.4 dan Pasal 8.7 Perjanjian Kerjasama

    disepakati bahwa Termohon Kasasi wajib untuk membangun Komunitas

    Prima yang berbasis penggemar olah raga dengan jumlah anggota

    sebanyak 10.000.000 dalam 1 tahun, yang dikutip sebagai berikut:

    Pasal 8.4:

    "Mitra wajib untuk memastikan bahwa seluruh outlet rekanan menjual

    produk TELKOMSEL untuk Komunitas PRIMA secara langkap";

    Pasal8.7:

    "Mitra berkewajiban untuk mendapatkan anggota PRIMA sebanyak 10

    juta anggota selama satu tahun";

    Akan tetapi sampai pada bulan Juni 2012, Termohon Kasasi gagal dalam

    mewujudkan komunitas yang diperjanjikan tersebut.

    2.b. Bahwa kewajiban Termohon Kasasi untuk membuat komunitas yang

    berbasis pengemar olah raga yang berisikan 10.000.000 (10 juta) anggota

    secara jelas juga telah dinyatakan oleh saksi fakta di bawah sumpah,

    Herdin Hasibuan, yang dikutip dalam halaman 33 dari putusan Majelis

    Hakim Pengadilan Niaga,

    sebagai berikut:

    "Bahwa PT. Prima Jaya lrformatika akan membuat suatu komunitas yang

    berbasis penggemar olah raga dan dengan penjualan kartu ini maka

    dilakukan komunitas pencinta olah raga itu terbentuk dalam hal ini

    16

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    17/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    komunitas PT. Prima Jaya tapi sampai saat ini sangat minimsekali dari

    jumlah kartu yang terjual apalagi sampai 10 juta dalam setahun;

    "Bahwa sampai saat ini sudah terkumpul secara perdana karena

    terbentuk komunitas dari kartu perdana yang kita jual sebanyak 524ribu

    tapi yang aktif hanya separuhnya sebanyak 225 buah karena komunitas

    itu dia harus menggunakan kartu prima perdana hanya voucernya ini

    sangat minimsekali minimal 10ribu itupun tidak sampai";

    2.c. Bahwa kegagalan dari Termohon Kasasi untuk membentuk Komunitas

    Prima yang telah dijanjikan dalam Perjanjian Kerjasama merupakan

    TINDAKAN INGKAR JANJI ATAU WANPRESTASI KARENA

    TELAH MELANGGAR KESEPAKATAN PASAL 8.7 DARI

    PERJANJIAN KERJASAMA SEHINGGA SECARA KONTRAK-TUALBERDASARKAN PASAL 1234 KUH.PERDATA MEMBERI-KAN

    HAK KEPADA PEMOHON KASASI UNTUK MENJALANKAN HAK

    HUKUMNYA BERDASARKAN PASAL 6.4 PERJANJIAN

    KERJASAMA. OLEH KARENA ITU jelas-jelas tindakan Pemohon

    Kasasi yang tidak menyetujui kedua Purchase Order tertanggal 20 Juni

    2012 dan tanggal 21 Juni 2012 yang diajukan oleh

    Termohon Kasasi merupakan tindakan yang sangat beralasan berdasarkan

    Pasal 6.4 Perjanjian Kerjasama, sehingga tidak dapat dinyatakan sebagai

    suatu tindakan sepihak. Sehingga oleh karena itu, pertimbangan hukum

    dari Majelis Hakim Pengadilan Niaga yang menyatakan bahwa tindakan

    untuk tidak menyetujui kedua Purchase Order tersebut sebagai suatu

    tindakan sepihak adalah sangat tidak berdasar hukum oleh karenanya

    haruslah secara tegas ditolak.

    2.d. Bahwa selanjutnya telah sangat jelas disepakati berdasarkan Pasal 2.2 dan

    Pasal 3.2 Perjanjian Kerjasama bahwa Termohon Kasasi hanya

    diperbolehkan mendistribusikan Produk Telkomsel untuk dijual di Outlet

    Toko rekanan Termohon Kasasi. Sehingga bila dihubungkan dengan Pasal

    8.7 dan Pasal 8.4 Perjanjian Kerjasama, jelas Termohon Kasasi hanya

    dapat melakukan penjualan produk Telkomsel kepada Komunitas Prima

    yang berjumlah 10 juta anggota yang dijanjikannya, dimana kesepakatan

    tersebut ternyata gagal diwujudkan oleh Termohon Kasasi.

    Hal. 17dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    18/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    2.e. Bahwa ternyata Termohon Kasasi melanggar kesepakatan Pasal 2.2 dan

    Pasal 3.2 Perjanjian Kerjasama dengan melakukan penjualan produk

    Telkomsel tersebut ke pasar-pasar umum yang selama ini juga menjadi

    pasar penjualan produk Telkomsel secara umum, dimana fakta-fakta

    tersebut telah secara jelas diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam

    jawabannya terhadap dalil Permohonan Pailit yang diajukan oleh

    Termohon Kasasi.

    ANEHNYA, FAKTA-FAKTA TERSEBUT DI ATAS, SAMA SEKALI

    TIDAK DIGUBRIS OLEH MAJELlS HAKIM PENGADILAN NIAGA

    pada PENGADILAN JAKARTA PUSAT, PADAHAL JELAS-JELAS

    FAKTA TERSEBUT TELAH MELANGGAR PASAL 8.4, PASAL

    8.7, PASAL 2.2 DAN PASAL 3.2 PERJANJIAN KERJASAMA

    ANTARA PEMOHON KASASI DAN TERMOHON KASASI. Tidakdipertimbangkannya sama sekali fakta-fakta pelanggaran Termohon

    Kasasi tersebut sangat menimbulkan keraguan tentang kemandirian dan

    pemahaman dari Majelis Hakim Pengadilan Niaga

    Jakarta dalam memeriksa dan memutuskan perkara a quo, sehingga

    mohon kiranya Majelis Hakim Kasasi Pengadilan Niaga pada Mahkamah

    Agung RI secara tegas membatalkan putusan No. 48/PAILlT /2012/

    PN.Niaga.Jkt.Pst.

    3. Termohon Kasasi Tidak Melakukan Pembayaran Terhadap PO NO.PO/PKI-

    AK/V/2012/00000026tanggal 9 Mei 2012 sebesar Rp4.800.000.000,00(empat

    milyar delapan ratus juta Rupiah) Padahal Pesanan Termohon Kasasi tersebut

    telah disetujui (approved) oleh Pemohon Kasasi.

    3.a. Bahwa Selain dari alasan-alasan kegagalan Termohon Kasasi dalam

    memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerjasama seperti yang

    dijelaskan pada angka 1.a.- 1.k. dan angka 2.a- 2.e. tersebut di atas,

    Termohon Kasasi telah pula gagaI dalam melakukan pembayaran terhadap

    Purchase Order (pemesanan) yang diajukannya pada tanggal 9 Mei 2012

    dengan Purchase

    Order No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 yang jumlahnya sebesar

    Rp4.800.000.000,- (empat milyar delapan ratus juta rupiah) dalam bentuk

    pesanan Voucer Rp25.000 sebanyak 200.000 buah kartu voucer.

    3.b Bahwa terhadap Purchase Order tersebut Pemohon Kasasi telah

    memberikan persetujuan (approval) yang telah disampaikan kepada

    18

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    19/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Termohon Kasasi, akan tetapi ternyata Termohon Kasasi tidak melakukan

    pembayaran pada hari Seninnya seperti yang disepakati Mekanisme

    Pengajuan dan Pengambilan Alokasi berdasarkan Surat No. 032/MK.01/

    SL.06/111/2012 tanggal 27 Maret 2012, dimana tindakan ingkar janji atau

    kegagalan Termohon Kasasi untuk melakukan pembayaran tersebut telah

    menimbulkan kerugian pada Pemohon Kasasi karena objek pesanan dalam

    bentuk voucer Rp 25.000,00 sebanyak 200.000 kartu voucer yang total

    nilainya sebesar Rp 4.800.000.000,00 (empat milyar delapan ratus juta

    Rupiah) yang tidak dibayar, telah diproduksi oleh Pemohon Kasasi dan

    hingga saat ini masih berada di gudang Pemohon Kasasi.

    3.c. Bahwa tindakan ingkar janji (wanprestasi) yang dilakukan oleh Termohon

    Kasasi yang tidak melakukan pembayaran terhadap pesanan voucer Rp

    25.000,00 yang seluruhnya bernilai Rp4.800.000.000,00 (empat milyardelapan ratus juta Rupiah) atas Purchase Order No. PO/PJI-AK/

    V/2012/00000026 tanggal 9 Mei

    2012 tersebut telah pula disampaikan oleh saksi fakta di bawah sumpah,

    Herdin Hasibuan di depan persidangan yang juga secara jelas dikutip

    dalam halaman 33 dari putusan Majelis Hakim Niaga, sebagai berikut:

    Bahwa sepengetahuan saksi, PT. Prima Jaya pernah mengirimkan

    Purchase Order kemudian Telkomsel menyiapkannya tapi tidak

    melakukan pembayaran pada akhir bulan Mei dan Telkomsel sudah

    dalam proses untuk pengadaan persiapannya ke sistemnya dengan

    segalanya namun akhirnya PT. Prima Jaya Informatika tidak jadi

    mengambil atau membayar Purchase Order tersebut.

    Bahwa kewajiban yang tidak dilaksanakan oleh PT. Prima Jaya

    lnformatika kepada PT. Telkomsel karena saksi pernah mengingatkan

    berkali-kali melalui telepon ... ".

    3.d. Bahwa tindakan ingkar janji yang dilakukan oleh Termohon Kasasi yang

    tidak membayar harga pesanan yang telah diajukannya berdasarkan

    Purchase Order No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 tanggal 9 Mei 2012,

    JELAS-JELAS TELAH MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI

    TERMOHON KASASI, YANG WALAUPUN

    PEMOHON KASASI BELUM MENGAMBIL LANGKAH HUKUM

    TERHADAP TERMOHON AGAR MELAKUKAN PEMBAYARAN

    ATAS PESANAN YANG TELAH DILAKUKAN TERSEBUT, AKAN

    Hal. 19dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    20/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    TETAPI TINDAKAN INGKAR JANJI YANG DILAKUKAN

    TERMOHON KASASI MENJADI DASAR PENTING BAGI

    PEMOHON KASASI UNTUK MELAKUKAN PENOLAKAN

    TERHADAP DUA PURCHASE ORDER YANG DIAJUKAN OLEH

    TERMOHON KASASI SEBULAN BERIKUTNYA, YAITU

    PURCHASE ORDER TANGGAL 20 JUNI 2012 DAN TANGGAL 21

    JUNI 2012, DITAMBAH DENGAN TINDAKAN-TINDAKAN

    WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH TERMOHON KASASI

    SEBELUMNYA SEPERTI YANG DIURAIKAN TERSEBUT DI

    ATAS.

    II. MAJELlS HAKIM NIAGA PERKARA No. 48/PAILlT/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst

    TIDAK MEMAHAMI ATAU SANGAT KELlRU DALAM MEMPERTIMBANG-

    KAN PENGERTIAN DARI HUTANG YANG TELAH JATUH TEMPO DANDAPAT DITAGIH.

    1. Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Niaga Yang Menyatakan Bahwa Tanggal

    25 Juni 2012 Merupakan Dasar Dari Jatuh Tempo dan Dapat Ditagihnya Utang,

    merupakan Pertimbangan yang Sangat Tidak Berdasar Sehingga Oleh

    Karenanya Harus Secara Tegas Ditolak.

    1.a. Bahwa dalam pertimbangan hukum pada halaman 62 putusannya, Majelis

    Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan antara

    lain sebagai berikut:

    "menimbang, bahwa berdasarkan Bukti PP-9 = Bukti T-7a walaupun

    bukti surat tersebut tidak ada aslinya, tetapi karena diakui

    keberadaannya oleh kedua belah pihak, maka Majelis mempertimbangkan

    sebagai berikut bahwa Pemohon telah mengirim Surat Peringatan

    Pertama dan Terakhir (Somasi) kepada Termohon Pailit , pada tanggal

    28Juni 2012 No. 022/P/KC/VI/ 2012, maka atas Purchase Order No. PO/

    PJI-AK/VI/12012/ 00000027, tanggal 20 Juni 2012 akhirnya

    menimbulkan utang sebesar Rp2.595.000.000,- (dua miliar lima ratus

    sembilan puluh lima juta rupiah) yang telah jatuh tempo pada tanggal 25

    Juni 2012 berikut untuk Purchase Order No. PO/PJI-AK/

    VI/2012/00000028 tanggal 21 Juni 2012 sebesar Rp 3.025.000.000,00

    (tiga miliar dua puluh lima juta Rupiah)jatuh tempo pada tanggal 25Juni

    2012".

    20

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    21/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Jelas-jelas pertimbangan hukum tersebut di atas sangat tidak berdasar

    apalagi bila dihubungkan dengan ketentuan yang dinyatakan oleh

    Pemohon Kasasi berdasarkan surat No. 032/MK. 01/SL.06/III/2012

    tanggal 27 Maret 2012. Majelis Hakim Niaga cenderung berpihak, karena

    hanya mengakomodir maksud dari Termohon Kasasi.

    1.b. Bahwajelas dalam ketentuan angka 2 dari surat No. 032/MK.01/

    SL.06/III/2012 tanggal 27 Maret 2012 tersebut dinyatakan bahwa

    setiap Purchase Order (pemesanan) yang diajukan secara mingguan

    tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan (approval) dari

    Pemohon Kasasi. Dimana setelah mendapat persetujuan barulah kemudian

    Termohon Kasasi dapat melakukan pembayaran pada hari senin, paling

    lambat pukul 12.00 WIB.

    1.c. Bahwa seperti yang telah diuraikan di atas, ternyata Purchase Order No.

    PO/PJI-AK/VI/2012/00000027 tanggal 20 Juni 2012 dan Purchase Order

    No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000028 tanggal 21 Juni 2012 tersebut tidak

    disetujui (tidak di approved) oleh Pemohon Kasasi berdasarkan atas

    ALASAN PELANGGARAN TERMOHON KASASI TERHADAP

    PASAL 8.4, PASAL 8.7 dan PASAL

    3.2 DARI PERJANJIAN KERJASAMA, DAN JUGA TINDAKAN

    INGKAR JANJI YANG DILAKUKAN TERMOHON KASASI YANG

    TIDAK MELAKUKAN PEMBAYARAN TERHADAP PURCHASE

    ORDER No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 tanggal 9 Mei 2012 sebesar

    Rp.4.800.000.000,- PADAHAL PESANAN TERSEBUT TELAH

    DISETUJUI SEHINGGA MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI

    PEMOHON KASASI, alasan gagalnya Termohon Kasasi memenuhi

    kewajibannya BERDASARKAN Perjanjian Kerjasama. Bahwa dengan

    tidak disetujuinya pesanan tersebut, maka

    kewajiban Termohon Kasasi untuk melakukan Pembayaran atas Purchase

    order tersebut tidak jatuh tempo kepada Pemohon Kasasi pada hari

    Seninnya, atau pada tanggaI 25 Juni 2012.

    1.d. Bahwa TERMOHON SENDIRI, BELUM MELAKUKAN

    PENYETORAN ATAUPUN PEMBAYARAN pada jumlah sebesar

    Rp2.595.000.000,00 (dua miliar lima ratus sembilan puluh lima juta

    Rupiah) untuk Purchase Order NO.PO/PJI-AK/VI/2012/00000027tanggal

    20 Juni 2012, dan juga tidak melakukan pembayaran sebesar

    Hal. 21dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    22/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Rp.3.025.000.000,00 (tiga miliar dua puluh lima juta

    Rupiah) terhadap Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000027

    tanggal 21 Juni 2012, SEHINGGA BAGAIMANA MUNGKIN

    TERMOHON KASASI MENYATAKAN MEMILlKI PIUTANG

    SEBESAR Rp.5.620.000.000,00 (Rp 2.595.000.000,00 +

    Rp3.025.000.000,00) KEPADA PEMOHON KASASI, PADAHAL

    TERMOHON KASASI SENDIRI BELUM MELAKUKAN

    PEMBAYARAN APAPUN KEPADA PEMOHON KASASI

    SEHUBUNGAN DENGAN KEDUA PURCHASE ORDER TERSEBUT

    DI ATAS?

    1.e. Bahwa sangat disayangkan ketidaktepatan pemahaman Majelis hakim

    terhadap pengertian Pasal 1458 KUH.Perdata yang digunakannya sebagai

    dasar pertimbangan untuk memenuhi persyaratan dari "jatuh tempo dandapat ditagih" dalam putusannya tersebut.

    1.f. Bahwa Pasal 1458 KUH.Perdata mengatur sebagai berikut:

    "Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pibak, seketika

    setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan

    tersebut dan harganya, meskipun benda tersebut belum diserahkan,

    maupun harganya belum dibayar."

    Tentunya Pasal tersebut lahir dari pengertian jual beli yang diatur dalam

    Pasal 1457 KUH.Perdata yang menyatakan sebagai berikut:

    "Jual Beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu

    mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan

    pihak yang lain untuk membayar harga yang telan dijanjikan";

    l.g. Bahwa sangat jelas dari Pasal 1457 KUH.Perdata, bila dihubungkan

    dengan gagalnya Termohon Kasasi dalam memenuhi kewajibannya

    berdasarkan Perjanjian Kerjasama, DAN SECARA KHUSUS TIDAK

    DIBAYARNYA PURCHASE ORDER No. PO/PJI-AKN/2012/00000026

    tanggal 9 Mei 2012 sebagai dasar dari penolakan Pemohon Kasasi

    terhadap kedua Purchase Order yang diajukan oleh Termohon Kasasi

    tersebut, maka dengan ditolaknya Purchase Order dari Termohon Kasasi

    tersebut, membuktikan bahwa Pemohon Kasasi tidak mengikatkan diri

    untuk menyerahkan kartu-kartu pesanan dari kedua Purchase Order dari

    Termohon Kasasi tersebut, SEHINGGA DENGAN BEGITU PULA

    KEWAJIBAN DARI TERMOHON KASASI UNTUK MELAKUKAN

    22

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    23/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    PEMBAYARAN TERHADAP HARGA BARANG YANG DIPESAN

    TERSEBUT JUGA TIDAK MENJADI JATUH TEMPO DAN DAPAT

    DITAGIH.

    1.h. Bahwa fakta tersebut di atas sangat berbeda dengan contoh kasus PT.

    Modern Land dalam putusan No. 07/Pailit/1998/PN.Niaga/ Jkt.Pst yang

    diajukan oleh Ahli Yan Apul, SH. yang dicantumkan dalam halaman 24

    dari putusan No. 48/PAILlT/2012/PN.Niaga. Jkt.Pst, dimana dalam kasus

    tersebut kedua Pemohon Pailit, Drs. Husein Sani telah membayar/

    mengangsur cicilan dari unit apartemen yang dibelinya tersebut sebesar

    Rp 30.300.547,00 dan juga Subekti telah membayar/mengangsur sebesar

    Rp63.807.934,00 dan dasar dari diajukannya permohonan pailit adalah

    karena Modern Land berdasarkan surat tertanggal 24 Juli 1998 telah

    memberitahukan kepada Para Pemohon bahwa Pemohon Tidak dapatmelanjutkan pembangunan satuan rumah susun tersebut.

    Bila perkara Modernland tersebut dihubungkan dengan perkara a quo,

    maka jelas sangat berbeda dengan alasan-alasan sebagai berikut:

    1. Bahwa dasar dari tindakan tidak menyetujui Purchase Order yang

    diajukan oleh Termohon Kasasi adalah atas kegagalan Termohon

    Kasasi dalam memenuhi Prestasinya sesuai dengan yang telah

    disepakati dalam Perjanjian Kerjasama.

    2. Bahwa ketentuan tentang diperlukannya tindakan persetujuan

    (approval) oleh Pemohon Kasasi secara tegas telah dinyatakan dalam

    Surat No. 032/MK.01/SL.06/III/2012 tanggal 27 Maret 2012 yang

    juga menjadi dasar acuan dari Termohon Kasasi.

    3. Bahwa terhadap kedua Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/

    2012/00000027 dan No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000028 tersebut

    Termohon Kasasi belum melakukan pembayaran apapun kepada

    Pemohon Kasasi.

    Sehingga sangat jelas bahwa tindakan dari Pemohon Kasasi yang tidak

    memberikan persetujuan terhadap Kedua Purchase Order yang diajukan

    oleh Termohon Kasasi bukanlah tindakan yang bersifat sepihak, akan

    tetapi tindakan sebagai konsekuensi pelanggaran Perjanjian Kerjasama

    yang berlaku sebagai undang-undang yang mengikat Pemohon Kasasi dan

    Termohon Kasasi, yaitu:

    Hal. 23dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    24/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1) GAGALNYA TERMOHON KASASI UNTUK MELAKUKAN

    PENJUALAN SEBESAR 10 JUTA KARTU PERDANA DAN 120

    JUTA VOUCER ISI ULANG DALAM SETAHUN ATAU HINGGA

    JUNI 2012.

    2) GAGALNYA TERMOHON KASASI MEMBANGUN

    KOMUNITAS PRIMA DENGAN JUMLAH ANGGOTA 10 JUTA

    DALAM SETAHUN PERJANJIAN ATAU HINGGA JUNI 2012.

    3) GAGALNYA TERMOHON KASASI MENJUAL PRODUK

    TELKOMSEL TERSEBUT HANYA DI KOMUNITAS PRIMA,

    KARENA TERNYATA MENJUAL DI LUAR KOMUNITAS

    PRIMA.

    4) GAGALNYA TERMOHON KASASI MEMBAYAR PURCHASE

    ORDER No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 tangal 9 Mei 2012 YANGMENGAKIBATKAN KERUGIAN BAGI PEMOHON KASASI.

    1.i. Bahwa sangat disayangkan Majelis Hakim Niaga tidak secara benar dan

    jujur dalam memahami dan mengutip poin-poin penjelasan dari Ahli, Dr.

    Johanes Johansyah,SH.MH, yang dalam halaman 60 pertimbangan

    hukumnya dinyatakan sebagai berikut:

    "Dan dengan dikuatkan keterangan Ahli pihak pemohon yaitu: Dr.

    Johanes Djohansyah, SH.MH., yang berpendapat sesuai dengan

    perjanjian Termohon Pailit telah sepakat untuk menyerahkan barang

    berupa voucer kartu perdana dan voucer kepada Pemohon Pailit, dimana

    harga dan jenis barangnya telah disepakati".

    1.j. Bahwa TIDAK BENAR Dr. Johanes Djohansyah, SH.MH menyatakan

    seperti yang dikutip oleh Majelis Hakim Niaga tersebut . Ahli Dr. Johanes

    Djohansyah, SH.MH. tidak pernah menyatakan Pemohon Kasasi telah

    sepakat untuk menyerahkan barang berupa voucer kartu perdana dan

    voucer kepada Pemohon Pailit, dimana harga dan jenis barangnya telah

    disepakati. Sebaliknya dalam bagian dari pemberian keahliannya yang

    dikutip dalam halaman 30, antara lain Ahli

    tersebut menyatakan sebagai berikut:

    "Bahwa perjanjian kerjasama selama 2 tahun jangka waktunya dimana

    para pihak sepakat untuk mendistribusikan produk dari salah satu pihak

    dalam perjanjian ini diatur secara tegas bahwa pendistribusian itu tidak

    langsung, tetapi bertahap sesuai dengan permintaan sesuai dengan

    24

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    25/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    evaluasi atau penilaian dari pihak lain diatur juga ketentuan bahwa jika

    salah satu menyatakan pembeli melanggar selama dalam melaksanakan

    perjanjian atau ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian karena

    pihak penjual mempunyai kewenangan untuk membatasi, mengurangi

    atau bahkan memberhentikan, ketika si pembeli mengajukan pesanan

    tetapi kemudian penjual menghentikan pasokan itu dengan alasan

    penghentian sementara atau tindakan dari penjualan itu yang tidak

    memberhentikan sementara permintaan dari pembeli menurut ahli

    dia melakukan kewenangan dan memberikan perjanjian atau

    tidak";

    Ahli Dr. Johanes Djohansyah, SH.MH justru dalam pendapatnya

    memberikan dasar hukum bagi Pemohon Kasasi, untuk melakukan

    penolakan kedua Purchase Order yang diajukan Termohon Kasasi dalamhal pembeli melakukan pelanggaran, seperti yang dijelaskan tersebut di

    atas. Sehingga sangat patut

    dipertanyakan kemandirian dan kejujuran dari Majelis Hakim Niaga

    dalam Putusan No. 48/Pailit/2012/PN.Niaga.JKT.PST dalam memeriksa

    dan memutuskan perkara a quo.

    1.k. Bahwa sangat tidak beralasan dan tendensius pertimbangan hukum dari

    Majelis Hakim Niaga yang menyatakan bahwa dasar dari jatuh temponya

    utang dari Termohon Kasasi kepada Pemohon Kasasi, adalah akibat dari

    Surat Peringatan Pertama dan Terakhir (somasi) No. 22/P/KC/VI/2012

    tanggal 28 Juni2012 yang diajukan oleh Kuasa Hukum Termohon Kasasi

    kepada Pemohon Kasasi. Bahwa, dapat saja peringatan tersebut diajukan

    oleh Termohon Kasasi, akan tetapi secara tegas, tidak menjadi dasar

    hukum untuk secara otomatis menyatakan Termohon Kasasi bersalah

    ataupun melakukan tindakan sepihak, karena dasar dari penolakan

    Pemohon Kasasi terhadap kedua Purchase Order tersebut adalah karena

    Termohon Kasasi telah gagal dalam melaksanakan (wanprestasi) terhadap

    Perjanjian Kerjasama seperti yang telah diuraikan di atas.

    1.l. Bahwa kedudukan dan fungsi hakim berdasarkan UU. Kekuasaan

    Kehakiman No. 48 Tahun 2009 adalah memeriksa dan memutuskan dalam

    hal terjadinya sengketa, sehingga sangat bertentangan dengan sikap

    Majelis Hakim Niaga dalam kasus ini yang cenderung hanya mendukung

    Hal. 25dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    26/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dan menguatkan maksud

    dari Termohon Kasasi semata, dengan alasan-alasan sebagai berikut:

    1. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Sama sekali tidak memeriksa dan

    mempertimbangkan fakta-fakta dari kegagalan Termohon Kasasi

    dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerjasama

    yang diajukan dalam jawaban Pemohon Kasasi/ Termohon Pailit yang

    dicantumkan dalam halaman 12 angka 11 dari Putusan No. 48/

    PAlLIT/2012/PN.Niaga.Jkt. Pst. PADAHAL fakta-fakta kegagalan

    (wanprestasi) yang dilakukan oleh Termohon Kasasi tersebutlah yang

    menjadi dasar dari Pemohon Kasasi untuk menolak Purchase Order

    bulan Juni 2012 yang diajukan oleh Termohon Kasasi.

    2. Majelis Hakim Pengadilan Niaga hanya mengutip poin-poin dari

    kesaksian kedua Saksi Fakta di bawah sumpah, Rudi HartonoKurniawan dan Herdin Hasibuan, yang menguntungkan bagi

    Termohon Kasasi, padahal jelas-jelas kedua Saksi tersebut pada

    intinya juga menyatakan bahwa Termohon Kasasi terikat untuk harus

    melakukan penjualan sebesar 120.000.000 voucer isi ulang dalam

    setiap tahunnya dan juga 10.000.000 perdana kartu setiap tahunnya,

    dimana Termohon Kasasi jelas-jelas dinyatakan oleh kedua saksi fakta

    di bawah sumpah tersebut telah gagaI dalam memenuhinya, dan

    Termohon Kasasi sendiri tidak menyatakan pengingkaran terhadap

    fakta tersebut.

    3. Majelis Hakim Pengadilan Niaga juga hanya mengambil poin-poin

    dari pemberian pendapat Ahli untuk hal yang menguntungkan

    Termohon Kasasi.

    4. Majelis Hakim Pengadilan Niaga memutarbalikkan Pendapat Dr.

    Johanes Djohansyah, SH.MH dan juga tidak mengutip maksud dari

    pendapat Ahli Yan Apul SH, secara tepat.

    Sehingga berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sangat layak kiranya

    dipertanyakan pengetahuan dan kemandirian dari Majelis Hakim Niaga

    dalam memeriksa memutuskan perkara a quo, sehingga atas pertimbangan

    hakim yang tidak berdasar dan tidak adil tersebut di atas, mohon kiranya

    Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung yang terhormat untuk secara

    tegas

    membatalkan putusan Hakim tersebut.

    26

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    27/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    2. Dengan menerima jumlah tagihan yang diajukan oleh Termohon

    Kasasi/Pemohon Pailit Sebesar Rp.5.260.000.000,00 (lima milyar dua ratus

    enam puluh juta Rupiah) sebagai tagihan yang telah jatuh tempo dan dapat

    ditagih membuktikan ketidakpahaman ataupun kesalahan Majelis Hakim dalam

    memahami wanprestasi dan akibat dari wanprestasi.

    2.a. Bahwa secara tegas dan jelas, Pemohon Kasasi telah membukti-kan

    bahwa dasar dari penolakan terhadap kedua Purchase Order No. PO/PJI-

    AK/VI/2012/00000027 dan Purchase Order No. PO/PJI-AK/

    VI/2012/00000028 adalah hak yang dimilikinya berdasarkan Pasal 6.4

    dari Perjanjian Kerjasama, atas fakta

    gagalnya Termohon Kasasi memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus

    dipenuhinya berdasarkan Perjanjian Kerjasama tersebut. SEHINGGA

    SECARA HUKUM SAMA SEKALI TIDAK ADA ALASAN BAGIMAJELlS HAKIM PENGADILAN NIAGA UNTUK MENYATAKAN

    PEMOHON KASASI TELAH WANPRESTASI.

    2.b. Bahwa pengertian wanprestasi diatur dalam Pasal 1234 KUH Perdata

    yang menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan

    sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, dan

    pelanggaran terhadap perikatan tersebut akan mengakibatkan pihak yang

    wanprestasi berkewajiban memberi ganti biaya, rugi dan bunga seperti

    yang diatur dalam

    Pasal1236 dan Pasal 1239 KUH.Perdata.

    2.c. Profesor Subekti,SH dalam bukunya berjudul "Hukum Perjanjian" terbitan

    PT. Intermasa 2005 berpendapat bahwa ganti rugi sebagai akibat dari

    wanprestasi, hanya meliputi kerugian yang dapat diduga dan yang

    merupakan akibat langsung dari wanprestasi.

    2.d. Bahwa berdasarkan pasal 1246 KUH.Perdata pada intinya mengatur

    bahwa biaya, rugi dan bunga yang oleh si berpiutang boleh dituntut akan

    penggantiannya, terdirilah pada umumnya atas rugi yang dideritanya dan

    untung yang sedianya harus dapat dinikmatinya.

    Jelas berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas membuktikan bahwa

    Pemohon Kasasi TIDAK MELAKUKAN tindakan Wanprestasi terhadap

    Termohon Kasasi. Akan tetapi, andaipun misalnya Pemohon Kasasi

    dinyatakan wanprestasi (Quod Non) sebagai akibat penolakan kedua

    Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000027 dan Purchase Order

    Hal. 27dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    28/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000028,

    maka seperti pendapat dari Prof. Subekti tidak mengakibatkan Termohon

    Kasasi secara otomatis dapat mengklaim bahwa harga barang yang telah

    disetujui, yaitu sebesar Rp5.260.000.000,00 (lima miliar dua ratus enam

    puluh juta Rupiah) menjadi jumlah nilai piutangnya seperti yang diajukan

    oleh Termohon Kasasi sebagai dasar Pengajuan Permohonan Pernyataan

    Pailit yang diajukannya, padahal JELAS-JELAS TERMOHON KASASI

    BELUM MELAKUKAN PEMBAYARAN Rp 5.260.000.000,00

    KEPADA PEMOHON KASASI KARENA PEMOHON KASASI

    FAKTANYA TIDAK MENYETUJUI KEDUA PURCHASE ORDER

    TERSEBUT AKIBAT DARI WANPRESTASI YANG DILAKUKAN

    OLEH TERMOHON KASASI SEBELUMNYA.

    2.e. Jadi bagaimana mungkin Majelis Hakim Pengadilan Niaga Putusan No.48/PAILlT/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst dengan begitu saja menyatakan bahwa

    jumlah Rp5.260.000.000,- tersebut merupakan tagihan dari Termohon

    Kasasi yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih?? Jelas-jelas Majelis

    Hakim Pengadilan Niaga Putusan No. 48/PAILlT/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst

    telah melanggar Pasal 1236 KUH.Perdata, Pasal 1239 KUH.Perdata dan

    Pasal 1243 KUH. Perdata. Sehingga berdasarkan keadilan dan kepastian

    hukum, maka sangat berdasar kiranya pertimbangan Majelis Hakim

    Pengadilan Niaga yang menyatakan bahwa Rp5.260.000.000,00

    merupakan jumlah piutang Pemohon Kasasi yang telah jatuh tempo dan

    dapat ditagih, secara tegas ditolak dan dibatalkan.

    3. Sangat Meresahkan Keadilan atas Tindakan Kesewenang-wenangan Majelis

    Hakim Pengadilan Niaga putusan No. 48/PAILlT/2012/ PN.Niaga.Jkt.Pst. Yang

    Cenderung Tidak Mandiri Dalam Memeriksa dan Memutuskan Perkara a guo.

    3.a. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 62, Majelis Hakim

    Pengadilan Niaga menyatakan sebagai berikut:

    "Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti PP-6, diketahui bahwa berkaitan

    mekanisme pengajuan dan pengambilan alokasi, diantara Pemohon Pailit

    dan Termohon Pailit, berlaku hal-hal sebagai berikut:

    Bahwa Termohon mengajukan Purchase Order (PO) dilakukan

    selambat-lambatnya pada hari Rabu maksimal pukul 10.00 Wib;

    Purchase Order yang dikirim selanjutnya akan dilakuan proses

    approval, PT. Prima Jaya informatika dapat melakukan pembayaran

    28

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

  • 7/26/2019 Putusan Perdata Khusus

    29/42

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    setelah mendapat informasi bahwa PO yang diajukan sudah di-

    approval;

    Pembayaran atas PO tersebut dilakukan pada hari Senin paling

    lambat pukul 12.00 WIB dan,

    Pengambilan barang dilakukan maksimal 2 (dua) hari setelah

    pembayaran PO";

    3.b. Lalu tanpa memeriksa alasan-alasan apapun, Majelis Hakim Pengadilan

    Niaga dengan begitu saja menyatakan bahwa tanggal 25 Juni 2012

    sebagai dasar dari jatuh temponya kewajiban dari Pemohon Kasasi

    terhadap Termohon Kasasi yang jumlahnya sebesar Rp5.260.000.000,-

    PADAHAL jelas-jelas seperti

    kutipan yang menjadi dasar pertimbangan tersebut di atas, bahwa

    pengajuan kedua Purchas