putusan perdata khusus
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
1/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
No. 704 K/Pdt.Sus/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata khusus (Kepailitan) dalam tingkat kasasi telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara:
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR, berkedudukan di Wisma
Mulia Lantai Mezzanine-19, Jl. Gatot Subroto No. 42, Jakarta
Selatan 12950, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Dr. Ricardo
Simanjuntak, SH.,LL.M. ANZIIF. dan kawan-kawan, para Advokat
pada Law Firm RICARDO SIMANJUNTAK & PARTNERS,
berkedudukan di Gedung Wirausaha Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna SaidKav. C-5 Kuningan, Jakarta Selatan, berdasarkan surat kuasa
khusus tanggal 15 September 2012;
Pemohon Kasasi dahulu Termohon Pailit;
terhadap:
PT. PRIMA JAYA INFORMATIKA, berkedudukan di Graha
MIK, Lantai 8, Taman Perkantoran Kuningan, Jl Setiabudi Selatan
Kav. 16-17, Jakarta Selatan 12920, dalam hal ini memberi kuasa
kepada: KANTA CAHYA, SH. Advokat pada Kantor ADVOKAT
& KONSULTAN HUKUM KANTA CAHYA, SH. &
ASSOCIATES, berkantor di Graha MIK, Lantai 8, Taman
Perkantoran Kuningan, Jl Setiabudi Selatan Kav. 16-17, Jakarta
Selatan, 12920, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27
September 2012;
Termohon Kasasi dahulu Pemohon Pailit;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Pailit telah mengajukan permohonan pailit
terhadap sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Termohon Pailit di muka
persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya
atas dalil-dalil:
Hal. 1dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
2/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1 Bahwa Pemohon Pailit adalah Perseroan Terbatas yang didirikan menurut
hukum yang berlaku di Indonesia, berdasarkan Akta Pendirian No. 11, tanggal
04 April 2011, yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, berdasarkan Pernyataan Keputusan Diluar
Rapat Umum Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar PT. PRIMA JAYA
INFORMATIKA berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan yang
dibuat oleh dan dihadapan H.YUNARDI.SH., Notaris di Jakarta (Bukti PP-1),
dan telah disetujui berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia R.I. Nomor: AHU-22187.AH.01.02 Tahun 2011 tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tanggal 03 Mei 2011, (bukti PP-2);
2 Bahwa Permohonan Pailit adalah Perusahaan yang bergerak di bidang
Teknologi Informasi, di antaranya sebagai distributor dan penjualan voucher
telepon selular dan kartu perdana telepon selular, yang berkedudukan di JakartaUtara dan berkantor di Graha MIK, Lantai 8, Taman Perkantoran Kuningan,
Jalan Setiabudi Selatan Kav.16-17, Jakarta Selatan-12920;
3 Bahwa Pemohon Pailit di dalam melakukan kegiatan usahanya telah melakukan
suatu perikatan hukum dengan Termohon Pailit, sebagaimana ternyata dari
Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan Produk Telkomsel antara PT.
Telekomunikasi Selular dan PT.Prima Jaya Informatika Nomor PKS
Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011, Nomor: PKS Prima Jaya
Informatika: 031/PKS/PJI-TD/VI/2011, tanggal 01 Juni 2011, (bukti PP-3),
dimana telah disepakati PT. Prima Jaya Informatika telah ditunjuk untuk
mendistribusikan Kartu Prima Voucher Isi Ulang;
4 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5.1 Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan
Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular dan PT. Prima Jaya
Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011, Nomor:
PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI-TD/2011, tanggal 01 Juni 2011,
telah disepakati Perjanjian Kerjasama ini berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal perjanjian ini ditandatangani;
5 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7.2 Perjanjian Kerjasama tentang
Penjualan Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular dan PT. Prima
Jaya Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011,
Nomor: PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 01
Juni 2011, PT. Telkomsel berkewajiban untuk menyediakan Voucher Isi Ulang
bertema khusus olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya 120.000.000 (seratus
2
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
3/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dua puluh juta) yang terdiri dari Voucher Isi Ulang Rp 25.000,00 (dua puluh
lima ribu Rupiah) dan voucher isi ulang Rp 50.000,00 (lima puluh ribu
Rupiah) setiap tahun untuk dijual oleh PT. Prima Jaya Informatika;
6 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7.3 Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan
Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular dan PT. Prima Jaya
Informatika Nomor PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI-TD/VI/2011
tanggal 01 Juni 2011, PT. Telkomsel berkewajiban untuk menyediakan perdana
Kartu Prabayar bertema khusus olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya
10.000.000,-(sepuluh juta) setiap tahun untuk dijual oleh PT. Prima Jaya
Informatika;
7 Bahwa adapun mekanisme pengajuan dan pengambilan alokasi produk telah
ditetapkan sejak awal oleh Termohon Pailit, dan selanjutnya kewajiban masing-
masing pihak sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian dimaksud telahberjalan lancar tanpa ada masalah;
8 Bahwa kemudian diawal tahun kedua berjalannya dimaksud, Pemohon Pailit
kembali telah menyampaikan Puchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/
00000027, tanggal 20 Juni 2012, (Bukti PP-4), berjumlah Rp2.595.000.000,-
(dua milyar lima ratus sembilan puluh lima juta rupiah), yang ditujukan kepada
Termohon Pailit, dengan perincian sebagai berikut:
Kartu Perdana Prima sebanyak 200.000 dengan harga @ Rp.1.000,- jumlah
200.000.000,-; Voucher nominasi 25.000,- sebanyak 80.000,-dengan harga @ Rp.24.000,-
jumlah Rp.1.920.000.000,-;
Voucher nominasi 50.000,-sebanyak 10.000,- dengan harga @
Rp.47.500,00 jumlah Rp.475.000.000,000;
Berikutnya pada tanggal 21 Juni 2012, Pemohon Pailit telah pula menyampaikan
Purchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000028, tertanggal 21 Juni 2012, (bukti
PP-5), berjumlah Rp. 3.025.000.000,00 (tiga milyar dua puluh lima juta Rupiah),
dengan perincian sebagai berikut:
Kartu Perdana Prima sebanyak 200.000,- dengan harga @ Rp.24.000,-
jumlah Rp.2.160.000.000,-;
Voucher nominasi 50.000,- sebanyak 10.000,- dengan harga @ Rp.47.500,-
jumlah Rp.665.000.0000,00;
Hal. 3dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
4/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9 Bahwa berdasarkan Surat PT. Telkomsel tanggal 27 Maret 2012 No.0032/ MK.
01/SL.06/III/2012, Perihal: Mekanisme Pengajuan dan Pengambilan Alokasi,
(Bukti PP-6), kembali telah ditentukan sebagai berikut:
Bahwa PT. Prima Jaya Informatika mengajukan Purchase Order (PO)
dilakukan selambat-lambatnya pada hari Rabu maksimal pukul 10.00 Wib;
Puchase order yang dikirim selanjutnya akan dilakukan proses approval,
PT. Prima Jaya Informatika dapat melakukan pembayaran setelah mendapat
informasi bahwa PO yang diajukan sudah approval;
Pembayaran atas PO tersebut dilakukan pada hari Senin paling lambat
pukul 12.00 Wib dan;
Pengambilan barang dilakukan maksimal 2 (dua) hari setelah pembayaran
PO;
Dan selama ini mekanisme tersebut diatas lah yang sejak awal telah dilaksanakan
oleh Pemohon Pialit di dalam pengambilan Alokasi Kartu Perdana dan Voucher
Kartu Prima dari Termohon Pailit;
10 Bahwa atas pengiriman Purchase Order-Purchase Order tersebut Termohon
Pailit telah menerbitkan sebagai berikut:
a. Untuk Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000027, tanggal 20 Juni
2012, (bukti PP-7), Termohon Pailit telah menerbitkan penolakan melalui
Electronic Mail (E-Mail) tertanggal 20 Juni 2012 yang pada pokoknya
menyatakan sampai saat ini kami belum menerima perintah selanjutnya
mengenai pendistribusian produk PRIMA, maka bersama ini kami belum bisa
memenuhi permintaan alokasi tersebut;
b. Untuk Purchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000028, tanggal 21 Juni
2012, Termohon Pailit telah menerbitkan penolakan melalui Electronic Mail
(E-Mail) tertanggal 21 Juni 2012, (bukti PP-8), yang pada pokoknya
menyatakan menghentikan sementara alokasi produk Prima;
11. Bahwa dengan demikian, atas Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000027,
tanggal 20 Juni 2012 akhirnya menimbulkan utang sebesar Rp. 2.595.000.000,00(dua milyar lima ratus sembilan puluh lima juta Rupiah) yang telah jatuh tempo
pada tanggal 25 Juni 2012 berikut untuk Purchase Order No. PO/PJI-AK/
VI/2012/00000028, tanggal 21 Juni 2012 sebesar Rp 3.025.000.000,- (tiga milyar
dua puluh lima juta rupiah) jatuh tempo pada tanggal 25 Juni 2010, sehingga total
4
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
5/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tagihan Rp 5.260.000.000,00 (lima milyar dua ratus enam puluh
juta Rupiah);
12. Bahwa Pemohon Pailit telah berusaha untuk melakukan penagihan atas utang-utang
tersebut di atas kepada Termohon Pailit, dengan menyampai-kan peringatan
pertama dan terakhir (somasi) kepada Pemohon Pailit, pada tanggal 28 Juni 2012
Nomor: 022/P/KC/VI/2012, (bukti PP-9), untuk melaksanakan Perjanjian
Kerjasama tentang Penjualan Produk Telkomsel antara PT. Telekomunikasi Selular
dan PT. Prima Jaya Informatika Nomor PKS Telkomsel : PKS.591/LG.05/SL-01/
VI/2011, Nomor : PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal
01 Juni 2011, tetapi sampai dengan permohonan Pailit ini didaftarkan pada
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Termohon Pailit tidak pernah membayar utang-
utang tersebut sehingga telah terbukti secara sederhana bahwa Termohon Pailit
sebagai Debitor mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepadaPemohon Pailit sebagai Kreditor sehingga dengan demikian syarat dimaksud telah
terpenuhi;
13. Bahwa Termohon Pailit juga mempunyai utang kepada Kreditor lain yaitu: kepada
PT. EXTENT MEDIA INDONESIA, atas pelaksanaan kerja sama layanan Mobile
Data Content, untuk periode bulan Agustus 2011 dan bulan September 2011,
sebagaimana bukti-bukti:
Invoice No. INV-TSEL.012/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012, (Bukti KL-1)
sebesar Rp. 21.031.561.274,- (Dua puluh satu milyar tiga puluh satu jutalima ratus enam puluh satu ribu dua ratus tujuh puluh empat rupiah), yang
telah jatuh tempo pada tanggal 08 Juni 2012, dan;
Invoice No. INV-TSEL.013/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012,
Rp19.294.652.520,00 (sembilan belas milyar dua ratus sembilan puluh
empat juta enam ratus lima puluh dua ribu lima ratus dua puluh Rupiah),
yang telah jatuh tempo pada tanggal 08 Juni 2012 (bukti KL-2);
Dengan Total Kedua Tagihan tersebut sebesar Rp 40.326.213.794,- (empat puluh
milyar tiga ratus dua puluh enam juta dua ratus tiga belas ribu tujuh ratus sembilan
puluh empat rupiah);
Bahwa walaupun telah diberikan Somasi tanggal 24 November 2011, (bukti KL-3),
surat tanggal 9 April 2012, (bukti KL-4), surat tanggal 26 Mei 2012, (bukti KL-5),
surat tanggal 01 Juni 2012, (bukti KL-6), dan Somasi Terakhir tertanggal 4 Juli
2012, Nomor : 031.1/LQQ/Extent/VII/2012, (bukti KL-7), Termohon Pailit tidak
melakukan pembayarannya hingga saat ini. Hal tersebut membuktikan adanya
Hal. 5dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
6/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Kreditor Lain yaitu PT.
EXTENT MEDIA INDONESIA sehingga syarat dimaksud telah terpenuhi dan
oleh karenanya TERBUKTI SECARA SEDERHANA DEBITOR
MEMPUNYAI DUA KREDITOR DAN TIDAK MEMBAYAR BUKAN
HANYA 1 MELAINKAN 2 UTANG YANG TELAH JATUH TEMPO DAN
DAPAT DITAGIH;
14. Bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pemohon
Pailit mengusulkan pula agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat berkenan untuk
mengangkat dan menunjuk Hakim Niaga pada lingkungannya sebagai Hakim
Pengawas dan mengangkat Sdr. FERI S.SAMAD.SH.,MH., No. SBPKP :
AHU.AH.04.03-27, yang berkantor di Royal Palace C.10,Jalan Prof.Supomo No.
178 A, Jakarta Selatan, sebagai Kurator dalam proses Kepailitan Termohon Pailit
nantinya;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon Pailit mohon kepada
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memberikan putusan sebagai
berikut:
1 Mengabulkan permohonan Pernyataan Pailit Pemohon Pailit: PT.PRIMA
JAYA INFORMATIKA, untuk seluruhnya;
2 Menyatakan Termohon Pailit: PT.TELEKOMUNIKASI SELULAR, Pailit
dengan segala akibat hukumnya;
3 Mengangkat dan menunjuk Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat sebagai Hakim Pengawas dalam proses Kepailitan Termohon Pailit
tersebut;
4 Mengangkat dan menunjuk Sdr.FERI S.SAMAD.SH.,MH., No. SBPKP:
AHU.AH.04.03-27, yang berkantor di Royal Palace C.10, Jalan Prof. Supomo
No.178 A, Jakarta Selatan, sebagai Kurator dalam proses Kepailitan
Termohon Pailit tersebut;
5 Menetapkan bahwa Imbalan Jasa (Fee) Kurator akan ditetapkan kemudian
setelah Kurator selesai melaksanakan tugasnya;
6 Menghukum kepada Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan pailit tersebut, Termohon Pailit
telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
6
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
7/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1 Bahwa Termohon Pailit membantah dan menolak seluruh dalil yang
dikemukakan Pemohon pailit dalam Permohonan Pernyataan Pailitnya, kecuali
yang tegas-tegas diakui Termohon Pailit;
PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT
TIDAK BERWENANG MEMERIKSA DAN MENGADILI PERKARA A QUO;
2 Bahwa yang menjadi persoalan dalam Permohonan Pernyataan Pailit Pemohon
Pailit adalah tindakan Termohon Pailit yang menolak memberikan approval
(persetujuan) terhadap dua Purchase Order (PO) yang diajukan oleh Pemohon
Pailit dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Tentang Penjualan Produk
Telkomsel Nomor PKS Telkomsel : PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011 Nomor
PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 1 Juni 2011
antara Pemohon Pailit dan Termohon Pailit (selanjutnya disebut Perjanjian
Kerjasama) dimana Pemohon Pailit menuntut agar approval atas kedua PO
tersebut segera diterbitkan;
3 Bahwa dalam Pasal 24 Perjanjian Kerjasama, telah diatur secara jelas apabila
terjadi perselisihan maka harus diselesaikan dengan musyawarah dan apabila
dalam jangka waktu 1 bulan para pihak tidak dapat menyelesaikan perselisihan
tersebut maka para pihak bersepakat untuk membawa perselisihan tersebut ke
pengadilan Negeri Jakarta Selatan;
4 Bahwa oleh karena itu sesuai dengan Pasal 116 HIR/RBg, gugatan Pemohon
Pailit tidak dapat diajukan ke Pegadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat karena masalah ini masalah Perjanjian (perdata) yang harus diajukan ke
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagaimana telah disepakati dalam
Perjanjian Kerjasama;
5 Bahwa oleh karena Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, maka Termohon
Pailit mohon agar Majelis Hakim yang Terhormat berkenan menolak
Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit, atau setidak-
tidaknya menyatakan Permohonan Pernyataan Pailit tidak dapat diterima (nietontvankelijke verklaard);
PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT KABUR (EXCEPTIO OBSCURUM
LIBELUM);
6 Bahwa dalam Permohonan Pernyataan Pailit halaman 4, Pemohon Pailit
menyatakan Bahwa Pemohon Pailit telah berusaha untuk melakukan
Hal. 7dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
8/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
penagihan atas utang-utang tersebut di atas kepada Termohon Pailit, dengan
menyampaikan peringatan pertama dan terakhir (Somasi) kepada Termohon
Pailit, pada tanggal 28 Juni 2012, Nomor : 022/P/KC/VI/2012, (bukti PP-9),
untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama Tentang Penjualan Produk
Telkomsel Nomor PKS Telkomsel : PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011 Nomor
PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 1 Juni 2011,
tetapi sampai dengan permohonan pailit ini didaftarkan pada Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat, Termohon Pailit tidak pernah membayar utang-utang tersebut
sehingga terbukti secara sederhana bahwa Termohon Pailit sebagai Debitor
mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon
Pailit sebagai Kreditor sehingga dengan demikian syarat dimaksud telah
terpenuhi;
7 Bahwa ketidakjelasan Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan PemohonPailit terlihat dengan dijadikannya tuntutan dalam Somasi Pemohon Pailit
tanggal 28 Juni 2012 kepada Termohon Pailit sebagai dasar pengajuan
Permohonan Pailit dimana tuntutan dalam somasi Pemohon Pailit tersebut
adalah meminta Pemohon Pailit untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama
Tentang Penjualan Produk Telkomsel Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/
SL-01/VI/2011 Nomor PKS Prima Jaya Informatika : 031/PKS/PJI-TD/VI/2011
tanggal 1 Juni 2011, sedangkan dalam Permohonan Pernyataan Pailit
didalilkan seolah-olah ada utang atau kewajiban yang dapat dinyatakandengan uang dan telah jatuh waktu;
8 Bahwa Permohonan Pernyataan Pailit yang demikian adalah kabur karena
sesungguhnya Pemohon Pailit mengakui bahwa yang menjadi pokok sengketa
adalah pelaksanaan Perjanjian Kerjasama dan sama sekali tidak terkait dengan
adanya utang maupun kewajiban yang dapat dinyatakan dengan uang. Bahwa
apa yang disebut oleh Pemohon Pailit sebagai utang di dalam Permohonan
Pailit sesungguhnya adalah Purchase Order (PO) atau Perintah Pembelian atau
surat Pemesanan Barang yang diterbitkan oleh Pemohon Pailit kepadaTermohon Pailit yang sama sekali bukan merupakan bukti adanya utang
ataupun kewajiban Termohon Pailit kepada Pemohon Pailit;
9 Bahwa dalam Perjanjian Kerjasama tidak pernah disebutkan bahwa Purchase
Order (PO) adalah bukti pembayaran ataupun bukti tagihan kepada Pemohon
Pailit. Terlebih lagi dalam Perjanjian Kerjasama telah diatur secara jelas
8
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
9/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
kewajiban dari Pemohon Pailit untuk terlebih dahulu menyetorkan dananya ke
rekening Termohon Pailit apabila ingin mendapatkan barang yang disediakan
oleh Termohon Pailit;
10 Bahwa dengan tidak adanya utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka
6 UU. No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (UU 37/2004) yang menjadi pokok persoalan dalam
Permohonan Pernyataan Pailit ini maka Permohonan Pernyataan Pailit yang
diajukan oleh Pemohon Pailit menjadi KABUR DAN TIDAK JELAS;
11 Berhubung Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan Pemohon Pailit sangat
kabur dan tidak jelas, mohon agar Majelis yang Terhormat berkenan menolak
Permohonan Pernyataan Pailit Pemohon Pailit, atau setidak-tidaknya
menyatakan Permohonan Pernyataan Pailit Pemohon Pailit tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke verklaard);
PEMOHON PAILIT TIDAK MEMILIKI ALASAN HAK UNTUK
MENGAJUKAN PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT KARENA TIDAK
ADA UTANG YANG JATUH TEMPO (EXEPTIO ONRECHTMATIGE OF
ONGEGROND);
12 Bahwa Pasal 2 UU No. 37/2004 menentukan bahwa syarat Debitor dinyatakan
Paillit adalah adanya dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih;
13 Bahwa sebagaimana dijelaskan di atas, Purchase Order (PO) Pemohon Pailit
yang ditolak oleh Pemohon Pailit bukan merupakan utang yang jatuh waktu dan
dapat ditagih oleh Pemohon Pailit dengan demikian Permohonan Pernyataan
Pailit yang diajukan Pemohon Pailit tidak ada dasar hukumnya sehingga jelas
Pemohon Pailit tidak memiliki alas hak untuk mengajukan Permohonan
Pernyataan Pailit;
14 Bahwa mengingat Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan Pemohon Pailit
tanpa alas hukum (ongegrond), maka Termohon Pailit mohon agar Majelis
Hakim yang Terhormat berkenan menolak Permohonan Pernyataan Pailit yang
diajukan Pemohon Pailit, atau setidak-tidaknya menyatakan Permohonan
Pernyataan Pailit yang diajukan Pemohon Pailit tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard);
Bahwa terhadap permohonan tersebut Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan, yaitu putusan Nomor: 48/
Hal. 9dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
10/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PAILIT/2012/PN.NIAGA.JKT.PST. tanggal 14 September 2012 yang amarnya sebagai
berikut:
DALAM EKSEPSI:
- Menolak eksepsi Termohon Pailit untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA:
1 Mengabulkan Permohonan Penyataan Pailit dari Pemohon Pailit terhadap
Termohon Pailit untuk seluruhnya;
2 Menyatakan TERMOHON PAILIT, yaitu PT. TELEKOMUNIKASI
SELULAR, Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang usaha jasa
telekomunikasi, terakhir diketahui beralamat di Jakarta, beralamat di
Wisma Mulia Lantai Mezzanine-19, Jalan Gatot Subroto No. 42, Jakarta
Selatan-12950 Pailit dengan segala akibat hukumnya;
3 Menunjuk SUTOTO ADIPUTRO, SH.MH., Hakim Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas;
4 Menunjuk dan mengangkat:
a Saudara FERI S.SAMAD.SH.,MH., Kurator & Pengurus Terdaftar sebagaimana
Surat bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No. AHU. AH.04.03-27, yang
berkantor di Royal Palace C.10,Jalan Prof.Supomo No. 178 A, Jakarta
Selatan;
b Saudara EDINO GIRSANG.SH., Kurator & Pengurus Terdaftar sebagaimana
Surat bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No. SBPKP:AHU.AH.04.03-21, yang berkantor di Kantor Kurator dan Pengurus, di
MENARA THAMRIN, Jalan MH. THAMRIN KAV. 3 JAKARTA PUSAT;
c Saudara MOKHAMAD SADIKIN, SH., Kurator & Pengurus Terdaftar
sebagaimana Surat bukti Pendaftaran Kuratis dan Pengurus No.SBPKP :
AHU.AH.04.03-28, yang berkantor di Kantor Kurator dan Pengurus, Jalan
Setiabudi Timur I No. 20, Jakarta Selatan;
Sebagai Kurator Termohon Pailit.
5. Membebankan kepada Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp.416.000,00 (empat ratus enam belas ribu Rupiah);
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tersebut telah dijatuhkan dengan hadirnya Termohon Pailit pada
tanggal 14 September 2012 kemudian terhadapnya oleh Termohon Pailit dengan
perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 September
2012 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 21 September 2012
10
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
11/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sebagaimana ternyata dari Akte permohonan kasasi No. 52Kas/Pailit/2012/
PN.Niaga.Jkt.Pst. jo No. 48/Pailit/ 2012/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana disertai
dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 21 September
2012;
Bahwa setelah itu oleh Pemohon Pailit/Termohon Kasasi yang pada tanggal
21 September 2012 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Pailit/
Pemohon Kasasi diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 1 Oktober 2012;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu
dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itupermohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Termohon Pailit dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:
I MAJELlS HAKIM PENGADILAN NIAGA PERKARA No. 48/PAILlT/2012/
PN.Niaga.Jkt.Pst TIDAK MEMAHAMI ATAU SANGAT KELlRU DALAM
MEMAHAMI HUKUM PERIKATAN/PERJANJIAN INDONESIA:
1. Penolakan terhadap Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000027,
tanggal 20 Juni 2012 dan Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000028,
tanggal 21 Juni 2012 adalah didasarkan oleh Kegagalan Termohon Kasasi
dalam memenuhi Perjanjian Kerjasama Tentang Penjualan Produk Telkomsel
No. PKS 591/LG.05/SL-01/VI/2011
dan PKS Prima Jaya Informatika No. 031/PKS/PJI-TD/VI/2011tanggal 1 Juni
2011.
1.a. Bahwa dalam pertimbangan hukum pada bagian paragraph pertama
halaman 61 putusannya, Majelis Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat menyatakan sebagai berikut:
"Tidak/belum adanya Aproval dari Termohon Pailit atas persetujuan
"Purchase Order" yang diajukan oleh Pemohon tidak berakibat,
Termohon Pailit tidak berkewajiban menyerahkan barang yang
diperjanjikan dengan Pemohon pun begitu pula alasan Termohon yang
meminta evaluasi perjanjian terhadap Pemohon Pailit; karena bersiiat
sepihak, maka harus ditolak ";
Hal. 11dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
12/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1.b. Bahwa, telah sangat jelas dan tidak dipungkiri lagi bahwa pemberian hak
atau penunjukan Termohon Kasasi sebagai mitra retail untuk menjual
produk dari Pemohon Kasasi adalah berdasarkan Perjanjian Kerjasama
Tentang Penjualan Produk Telkomsel yang disepakati antara PT.
Telekomunikasi Selular (in casu Pemohon Kasasi) dan PT. Prima Jaya
Informatika (in casu; Termohon Kasasi) No. PKS Telkomsel: PKS.591/
LG.05/SL-01/VI/ 2011 atau No. PKS Prima Jaya Informatika No. 031/
PKS/PJI-TD/V1/2011 tanggal 1 Juni 2011 (selanjutnya disebut "Perjanjian
Kerjasama");
1.c. Bahwa sebagai suatu perjanjian/perikatan yang sah maka berdasarkan
Pasal 1338 KUH.Perdata Jo. Pasal 1340 KUH.Perdata perjanjian tersebut
berlaku sebagai undang-undang yang mengikat Pemohon Kasasi dan
Termohon Kasasi,seperti yang diatur sebagai berikut:
Pasal 1338 KUH.Perdata:
"Semua perjanjian yang dibuat. secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya."
Pasal 1340 KUH.Perdata:
"Suatu Perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya."
1.d. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7.3 disepakati bahwa Pemohon
Kasasi terikat untuk menyediakan perdana kartu Prabayar bertema khusus
olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya 10.000.000 (sepuluh juta) kartu
setiap tahun untuk dijual oleh Termohon Kasasi, yang memberikan
pengertian bahwa Termohon Kasasi mempunyai kewajiban untuk menjual
sedikit-dikitnya 10.000.000 (sepuluh juta) perdana kartu Prabayar bertema
khusus olah raga tersebut dalam setiap tahunnya, dalam masa dua tahun
perjanjian tersebut;
1.e. Bahwa ternyata sejak Perjanjian Kerjasama tersebut disepakati, dari
tanggal 1 Juni 2011 hingga 1 tahun berikutnya, bulan Juni 2012,
Termohon Kasasi tidak memenuhi kewajibannya untuk mencapai target
penjualan 10.000.000 (sepuluh juta) perdana kartu prabayar tersebut
dimana hingga 31 Mei 2012 Termohon Kasasi hanya mampu menjual
sejumlah 524.000 (lima ratus
duapuluh empat ribu) perdana kartu prabayar atau hanya 8% (delapan
persen) dari target sales plan sampai dengan akhir Mei 2012 sebesar
12
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
13/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6.732.415 (enam juta tujuh ratus tigapuluh dua ribu empat ratus Lima
belas) perdana kartu prabayar, sales plan mana telah disepakati oleh
Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi di dalam Perjanjian Kerjasama.
1.f. Bahwa fakta tersebut secara tegas telah disampaikan oleh Saksi Fakta
dibawah sumpah yang diajukan oleh Pemohon Kasasi, Herdin Hasibuan
dalam persidangan pemeriksaan permohonan pailit, yang dikutip dalam
halaman 33 dari putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga No. 48/
PAILlT/2012/PN.Niaga. Jkt.Pst, sebagai berikut:
"bahwa yang saksi ketahui dalam kerjasama tersebut PT. Prima Jaya
informatika (in casu; Termohon Kasasi) dengan PT. Telkomsel sampai
saat ini belum selesai. Kalau sampai jangka waktu 1tahun penjualan 10
juta kartu, akan tetapi sampai dengan saat ini baru 524ribu yang terjual,
bahkan itupun belum terjual semua."1.g. Bahwa tidak tercapainya target penjualan kartu voucher isi ulang juga
disampaikan oleh Saksi Fakta dibawah sumpah yang diajukan oleh
Termohon Kasasi, Rudi Hartono Kurniawan dari Yayasan Olaragawan
Indonesia yang dalam kesaksiannya yang dikutip dalam halaman 21 dari
putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga No. 48/PAILlT/2012/
PN.Niaga.Jkt.Pst, antara lain menyatakan sebagai berikut:
Bahwa kontrak MOU antara tekhnis PT. Prima Jaya Indonesia dengan
PT. Telkomsel Indonesia adalah jual beli bahwa Yayasan Olah raga
Indonesia menunjuk PT. Prima Jaya lnformatika untuk
mendistribusikan dengan target dalam 1 tahun harus ada 20 juta
untuk penjualan vouceryang 25 ribu;
Bahwa sepengetahuan saksi target belum tercapai;
Bahwa kontrak itu sudah 1 tahun berjalan dari tanggal 1Juni 2011,
karena targetnya sedikit-sedikit;
Selanjutnya dalam halaman kutipan kesaksian Saksi fakta yang sama juga
menegaskan adanya kewajiban dari Termohon Kasasi untuk harus
menjual sejumlah 120.000.000 (seratus dua puluh juta) voucer isi ulang
dalam masa 1 tahun, sebagai berikut:
Bahwa Yayasan Olahragawan Indonesia membeli berupa voucer isi
ulang sebesar 120 juta karena ada jatah dan dalam 1 tahun harus terjual
";
Hal. 13dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
14/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1.h. Bahwa, sangat disayangkan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sama sekali tidak mempertimbangkan
poin-poin penting dari kesaksian yang menyatakan bahwa Termohon
Kasasi telah gagal dalam memenuhi kewajibannya untuk melakukan
penjualan kartu perdana dan kartu isi ulang sesuai yang dijelaskan tersebut
di atas. Sebaliknya dalam halaman 58 dari pertimbangan hukumnya
Majelis Hakim Pengadilan Niaga hanya mengutip poin-poin yang
cenderung hanya mendukung dalil dari Termohon Kasasi/Pemohon Pailit .
Bagaimana mungkin hakim yang seharusnya mempertimbangkan semua
fakta dan bukti
secara seimbang dan adil ternyata hanya mengutip hal-hal yang
menguntungkan dalil Termohon Kasasi/Pemohon Pailit?
1.i. Bahwa adalah kewajiban dari seorang hakim untuk melaksana-kan asasaudi et alteram partem dengan memberikan kesempatan yang sama bagi
kedua pihak yang berperkara untuk mengajukan pembelaan atas hak dan
kepentingan hukumnya masing-masing. Oleh karena itu Hakim haruslah
menegakkan asas Imparsialitas.
Professor M. Yahya Harahap dalam bukunya "Hukum Acara Perdata,
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan" terbitan Sinar Grafika, tahun 2005 halaman 73, menjelaskan
pengertian asas
imparsialitas sebagai berikut:
"Asas imparsialitas (impartiality) mengandung pengertian yang luas,
meliputi pengertian:
tidak memihak (impartial)
bersikap jujur atau adil (fair and just)
tidak bersikap diskriminatif, tetapi menempatkan dan mendudukkan
para pihak yang berperkara dalam keadaan setara di depan hukum
(equal before the law).
Memperhatikan pengertian asas impersialitas dimaksud,pengadilan atau
Hakim tidak boleh bersikap memihak, menyebelah kepada salah satu
pihak. Hakim tidak dibenarkan menjadikan proses pemeriksaan
persidangan hanya menguntungkan kepentingan salah satu pihak.
Jalannya proses pemeriksaan persidangan harus benar-benar
mencerminkan fair trial (peradilan yang jujur dan adil";
14
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
15/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa berdasarkan putusan Majelis Kasasi No. 852 K/ Pdt.Sus/2010
dalam kasus permohonan pailit yang diajukan oleh PT. Pertamina Dana
Ventura terhadap PT. Eurocapital Peregrine Securities menyatakan antara
lain yang dikutip sebagai berikut:
"bahwa sikap tindak Judex Facti yang menolak dan atau tidak memberi
kesempatan yang sama kepada Pemohon Kasasi untuk mengajukan
bantahan atas dalil-dalil jawaban Termohon Kasasi yang diserahkan
melampaui batas waktu sidang untuk acara jawaban, merupakan
pelanggaran atas asas yang berlaku dalam hukum acara perdata, incasu
asas Audi et Alteram Partem;
Bahwa menurut hukum dan telah menjadi Yurisprudensi tetap Mahkamah
Agung Republik Indonesia, in casu berdasarkan putusan Mahkamah
Agung No. 667 K/Sip/1973 tanggal 28 Agustus 1974juncto putusanMahkamah Agung No. 454 K/Pad/1991 tanggal 29Januari 1993juncto
putusan Mahkamah Agung no. 516 K/Sip/1995 tanggal 27 Juni 1997,
bahwa putusan pengadilan yang melanggar asas audi et alteram partem
yang dianut dalam hukum acara pengadilan (perdata) adalah batal dan
tidak memiliki kekuatan hukum".
1.j. Bahwa berdasarkan Pasal 6.4 dari Perjanjian Kerjasama secara jelas diatur
tentang hak dari Pemohon Kasasi untuk membatasi, mengurangi atau
memberhentikan pasokan dalam hal terjadinya wanprestasi oleh pihak
Termohon Kasasi, sebagai berikut:
"Dalam hal MITRA melakukan pelanggaran atau penyimpangan dari
yang telah disepakati terkait dengan Perjanjian Kerjasama ini,
TELKOMSEL dapat membatasi, mengurangi, atau memberhenti-kan
pasokan salah satu atau keseluruhan jenis Produk Telkomsel yang dijual
atau dipasarkan oleh Mitra";
1.k. Bahwa, dari fakta-fakta tersebut di atas, sangat terlihat ketidakpahaman
dan ketidakmandirian dari Majelis Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat dalam membuat pertimbangan tersebut di atas, KARENA
SANGAT TIDAK BERALASAN APABILA MAJELlS HAKIM NIAGA
MENYATAKAN BAHWA ALASAN PEMOHON KASASI YANG
MEMINTA EVALUASI PERJANJIAN TERHADAP TERMOHON
KASASI ADALAH BERSIFAT SEPIHAK, PADAHAL jelas-jelas sesuai
dengan Pasal 6.4 dari Perjanjian Kerjasama dan juga kesaksian
Hal. 15dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
16/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dari dua saksi fakta dibahwa sumpah, Termohon Kasasi telah gagal dalam
memenuhi kewajibannya untuk menjual produk Telkomsel dalam bentuk
voucer isi ulang sebanyak 120.000.000 dalam setahun dan juga perdana
kartu prabayar sebanyak 10.000.000 dalam setahun, sehingga menjadi
sangat terbukti bahwa tindakan untuk meminta evaluasi tersebut
merupakan hak dari Pemohon Kasasi yang timbul dari pelaksanaan
Perjanjian Kerjasama sebagai konsekuensi tindakan wanprestasi yang
dilakukan oleh Termohon Kasasi. Sehingga oleh karena itu, pertimbangan
Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam putusan No. 48/
PAILlT/20121PN.Niaga.Jkt.Pst. haruslah ditolak.
2. Selain dari Kegagalan Dalam Menjual Produk Telkomsel, Termohon Kasasi
Juga Gagal Dalam Memenuhi Kewajibannya Untuk Membangun Suatu
Komunitas Yang Berbasis Penggemar Olah Raga (Komunitas Prima) YangMenjadi Target dari Penjualan Kartu Produk Telkomsel.
2.a. Bahwa berdasarkan Pasal 8.4 dan Pasal 8.7 Perjanjian Kerjasama
disepakati bahwa Termohon Kasasi wajib untuk membangun Komunitas
Prima yang berbasis penggemar olah raga dengan jumlah anggota
sebanyak 10.000.000 dalam 1 tahun, yang dikutip sebagai berikut:
Pasal 8.4:
"Mitra wajib untuk memastikan bahwa seluruh outlet rekanan menjual
produk TELKOMSEL untuk Komunitas PRIMA secara langkap";
Pasal8.7:
"Mitra berkewajiban untuk mendapatkan anggota PRIMA sebanyak 10
juta anggota selama satu tahun";
Akan tetapi sampai pada bulan Juni 2012, Termohon Kasasi gagal dalam
mewujudkan komunitas yang diperjanjikan tersebut.
2.b. Bahwa kewajiban Termohon Kasasi untuk membuat komunitas yang
berbasis pengemar olah raga yang berisikan 10.000.000 (10 juta) anggota
secara jelas juga telah dinyatakan oleh saksi fakta di bawah sumpah,
Herdin Hasibuan, yang dikutip dalam halaman 33 dari putusan Majelis
Hakim Pengadilan Niaga,
sebagai berikut:
"Bahwa PT. Prima Jaya lrformatika akan membuat suatu komunitas yang
berbasis penggemar olah raga dan dengan penjualan kartu ini maka
dilakukan komunitas pencinta olah raga itu terbentuk dalam hal ini
16
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
17/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
komunitas PT. Prima Jaya tapi sampai saat ini sangat minimsekali dari
jumlah kartu yang terjual apalagi sampai 10 juta dalam setahun;
"Bahwa sampai saat ini sudah terkumpul secara perdana karena
terbentuk komunitas dari kartu perdana yang kita jual sebanyak 524ribu
tapi yang aktif hanya separuhnya sebanyak 225 buah karena komunitas
itu dia harus menggunakan kartu prima perdana hanya voucernya ini
sangat minimsekali minimal 10ribu itupun tidak sampai";
2.c. Bahwa kegagalan dari Termohon Kasasi untuk membentuk Komunitas
Prima yang telah dijanjikan dalam Perjanjian Kerjasama merupakan
TINDAKAN INGKAR JANJI ATAU WANPRESTASI KARENA
TELAH MELANGGAR KESEPAKATAN PASAL 8.7 DARI
PERJANJIAN KERJASAMA SEHINGGA SECARA KONTRAK-TUALBERDASARKAN PASAL 1234 KUH.PERDATA MEMBERI-KAN
HAK KEPADA PEMOHON KASASI UNTUK MENJALANKAN HAK
HUKUMNYA BERDASARKAN PASAL 6.4 PERJANJIAN
KERJASAMA. OLEH KARENA ITU jelas-jelas tindakan Pemohon
Kasasi yang tidak menyetujui kedua Purchase Order tertanggal 20 Juni
2012 dan tanggal 21 Juni 2012 yang diajukan oleh
Termohon Kasasi merupakan tindakan yang sangat beralasan berdasarkan
Pasal 6.4 Perjanjian Kerjasama, sehingga tidak dapat dinyatakan sebagai
suatu tindakan sepihak. Sehingga oleh karena itu, pertimbangan hukum
dari Majelis Hakim Pengadilan Niaga yang menyatakan bahwa tindakan
untuk tidak menyetujui kedua Purchase Order tersebut sebagai suatu
tindakan sepihak adalah sangat tidak berdasar hukum oleh karenanya
haruslah secara tegas ditolak.
2.d. Bahwa selanjutnya telah sangat jelas disepakati berdasarkan Pasal 2.2 dan
Pasal 3.2 Perjanjian Kerjasama bahwa Termohon Kasasi hanya
diperbolehkan mendistribusikan Produk Telkomsel untuk dijual di Outlet
Toko rekanan Termohon Kasasi. Sehingga bila dihubungkan dengan Pasal
8.7 dan Pasal 8.4 Perjanjian Kerjasama, jelas Termohon Kasasi hanya
dapat melakukan penjualan produk Telkomsel kepada Komunitas Prima
yang berjumlah 10 juta anggota yang dijanjikannya, dimana kesepakatan
tersebut ternyata gagal diwujudkan oleh Termohon Kasasi.
Hal. 17dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
18/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2.e. Bahwa ternyata Termohon Kasasi melanggar kesepakatan Pasal 2.2 dan
Pasal 3.2 Perjanjian Kerjasama dengan melakukan penjualan produk
Telkomsel tersebut ke pasar-pasar umum yang selama ini juga menjadi
pasar penjualan produk Telkomsel secara umum, dimana fakta-fakta
tersebut telah secara jelas diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam
jawabannya terhadap dalil Permohonan Pailit yang diajukan oleh
Termohon Kasasi.
ANEHNYA, FAKTA-FAKTA TERSEBUT DI ATAS, SAMA SEKALI
TIDAK DIGUBRIS OLEH MAJELlS HAKIM PENGADILAN NIAGA
pada PENGADILAN JAKARTA PUSAT, PADAHAL JELAS-JELAS
FAKTA TERSEBUT TELAH MELANGGAR PASAL 8.4, PASAL
8.7, PASAL 2.2 DAN PASAL 3.2 PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA PEMOHON KASASI DAN TERMOHON KASASI. Tidakdipertimbangkannya sama sekali fakta-fakta pelanggaran Termohon
Kasasi tersebut sangat menimbulkan keraguan tentang kemandirian dan
pemahaman dari Majelis Hakim Pengadilan Niaga
Jakarta dalam memeriksa dan memutuskan perkara a quo, sehingga
mohon kiranya Majelis Hakim Kasasi Pengadilan Niaga pada Mahkamah
Agung RI secara tegas membatalkan putusan No. 48/PAILlT /2012/
PN.Niaga.Jkt.Pst.
3. Termohon Kasasi Tidak Melakukan Pembayaran Terhadap PO NO.PO/PKI-
AK/V/2012/00000026tanggal 9 Mei 2012 sebesar Rp4.800.000.000,00(empat
milyar delapan ratus juta Rupiah) Padahal Pesanan Termohon Kasasi tersebut
telah disetujui (approved) oleh Pemohon Kasasi.
3.a. Bahwa Selain dari alasan-alasan kegagalan Termohon Kasasi dalam
memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerjasama seperti yang
dijelaskan pada angka 1.a.- 1.k. dan angka 2.a- 2.e. tersebut di atas,
Termohon Kasasi telah pula gagaI dalam melakukan pembayaran terhadap
Purchase Order (pemesanan) yang diajukannya pada tanggal 9 Mei 2012
dengan Purchase
Order No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 yang jumlahnya sebesar
Rp4.800.000.000,- (empat milyar delapan ratus juta rupiah) dalam bentuk
pesanan Voucer Rp25.000 sebanyak 200.000 buah kartu voucer.
3.b Bahwa terhadap Purchase Order tersebut Pemohon Kasasi telah
memberikan persetujuan (approval) yang telah disampaikan kepada
18
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
19/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Termohon Kasasi, akan tetapi ternyata Termohon Kasasi tidak melakukan
pembayaran pada hari Seninnya seperti yang disepakati Mekanisme
Pengajuan dan Pengambilan Alokasi berdasarkan Surat No. 032/MK.01/
SL.06/111/2012 tanggal 27 Maret 2012, dimana tindakan ingkar janji atau
kegagalan Termohon Kasasi untuk melakukan pembayaran tersebut telah
menimbulkan kerugian pada Pemohon Kasasi karena objek pesanan dalam
bentuk voucer Rp 25.000,00 sebanyak 200.000 kartu voucer yang total
nilainya sebesar Rp 4.800.000.000,00 (empat milyar delapan ratus juta
Rupiah) yang tidak dibayar, telah diproduksi oleh Pemohon Kasasi dan
hingga saat ini masih berada di gudang Pemohon Kasasi.
3.c. Bahwa tindakan ingkar janji (wanprestasi) yang dilakukan oleh Termohon
Kasasi yang tidak melakukan pembayaran terhadap pesanan voucer Rp
25.000,00 yang seluruhnya bernilai Rp4.800.000.000,00 (empat milyardelapan ratus juta Rupiah) atas Purchase Order No. PO/PJI-AK/
V/2012/00000026 tanggal 9 Mei
2012 tersebut telah pula disampaikan oleh saksi fakta di bawah sumpah,
Herdin Hasibuan di depan persidangan yang juga secara jelas dikutip
dalam halaman 33 dari putusan Majelis Hakim Niaga, sebagai berikut:
Bahwa sepengetahuan saksi, PT. Prima Jaya pernah mengirimkan
Purchase Order kemudian Telkomsel menyiapkannya tapi tidak
melakukan pembayaran pada akhir bulan Mei dan Telkomsel sudah
dalam proses untuk pengadaan persiapannya ke sistemnya dengan
segalanya namun akhirnya PT. Prima Jaya Informatika tidak jadi
mengambil atau membayar Purchase Order tersebut.
Bahwa kewajiban yang tidak dilaksanakan oleh PT. Prima Jaya
lnformatika kepada PT. Telkomsel karena saksi pernah mengingatkan
berkali-kali melalui telepon ... ".
3.d. Bahwa tindakan ingkar janji yang dilakukan oleh Termohon Kasasi yang
tidak membayar harga pesanan yang telah diajukannya berdasarkan
Purchase Order No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 tanggal 9 Mei 2012,
JELAS-JELAS TELAH MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI
TERMOHON KASASI, YANG WALAUPUN
PEMOHON KASASI BELUM MENGAMBIL LANGKAH HUKUM
TERHADAP TERMOHON AGAR MELAKUKAN PEMBAYARAN
ATAS PESANAN YANG TELAH DILAKUKAN TERSEBUT, AKAN
Hal. 19dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
20/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
TETAPI TINDAKAN INGKAR JANJI YANG DILAKUKAN
TERMOHON KASASI MENJADI DASAR PENTING BAGI
PEMOHON KASASI UNTUK MELAKUKAN PENOLAKAN
TERHADAP DUA PURCHASE ORDER YANG DIAJUKAN OLEH
TERMOHON KASASI SEBULAN BERIKUTNYA, YAITU
PURCHASE ORDER TANGGAL 20 JUNI 2012 DAN TANGGAL 21
JUNI 2012, DITAMBAH DENGAN TINDAKAN-TINDAKAN
WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH TERMOHON KASASI
SEBELUMNYA SEPERTI YANG DIURAIKAN TERSEBUT DI
ATAS.
II. MAJELlS HAKIM NIAGA PERKARA No. 48/PAILlT/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst
TIDAK MEMAHAMI ATAU SANGAT KELlRU DALAM MEMPERTIMBANG-
KAN PENGERTIAN DARI HUTANG YANG TELAH JATUH TEMPO DANDAPAT DITAGIH.
1. Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Niaga Yang Menyatakan Bahwa Tanggal
25 Juni 2012 Merupakan Dasar Dari Jatuh Tempo dan Dapat Ditagihnya Utang,
merupakan Pertimbangan yang Sangat Tidak Berdasar Sehingga Oleh
Karenanya Harus Secara Tegas Ditolak.
1.a. Bahwa dalam pertimbangan hukum pada halaman 62 putusannya, Majelis
Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan antara
lain sebagai berikut:
"menimbang, bahwa berdasarkan Bukti PP-9 = Bukti T-7a walaupun
bukti surat tersebut tidak ada aslinya, tetapi karena diakui
keberadaannya oleh kedua belah pihak, maka Majelis mempertimbangkan
sebagai berikut bahwa Pemohon telah mengirim Surat Peringatan
Pertama dan Terakhir (Somasi) kepada Termohon Pailit , pada tanggal
28Juni 2012 No. 022/P/KC/VI/ 2012, maka atas Purchase Order No. PO/
PJI-AK/VI/12012/ 00000027, tanggal 20 Juni 2012 akhirnya
menimbulkan utang sebesar Rp2.595.000.000,- (dua miliar lima ratus
sembilan puluh lima juta rupiah) yang telah jatuh tempo pada tanggal 25
Juni 2012 berikut untuk Purchase Order No. PO/PJI-AK/
VI/2012/00000028 tanggal 21 Juni 2012 sebesar Rp 3.025.000.000,00
(tiga miliar dua puluh lima juta Rupiah)jatuh tempo pada tanggal 25Juni
2012".
20
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
21/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Jelas-jelas pertimbangan hukum tersebut di atas sangat tidak berdasar
apalagi bila dihubungkan dengan ketentuan yang dinyatakan oleh
Pemohon Kasasi berdasarkan surat No. 032/MK. 01/SL.06/III/2012
tanggal 27 Maret 2012. Majelis Hakim Niaga cenderung berpihak, karena
hanya mengakomodir maksud dari Termohon Kasasi.
1.b. Bahwajelas dalam ketentuan angka 2 dari surat No. 032/MK.01/
SL.06/III/2012 tanggal 27 Maret 2012 tersebut dinyatakan bahwa
setiap Purchase Order (pemesanan) yang diajukan secara mingguan
tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan (approval) dari
Pemohon Kasasi. Dimana setelah mendapat persetujuan barulah kemudian
Termohon Kasasi dapat melakukan pembayaran pada hari senin, paling
lambat pukul 12.00 WIB.
1.c. Bahwa seperti yang telah diuraikan di atas, ternyata Purchase Order No.
PO/PJI-AK/VI/2012/00000027 tanggal 20 Juni 2012 dan Purchase Order
No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000028 tanggal 21 Juni 2012 tersebut tidak
disetujui (tidak di approved) oleh Pemohon Kasasi berdasarkan atas
ALASAN PELANGGARAN TERMOHON KASASI TERHADAP
PASAL 8.4, PASAL 8.7 dan PASAL
3.2 DARI PERJANJIAN KERJASAMA, DAN JUGA TINDAKAN
INGKAR JANJI YANG DILAKUKAN TERMOHON KASASI YANG
TIDAK MELAKUKAN PEMBAYARAN TERHADAP PURCHASE
ORDER No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 tanggal 9 Mei 2012 sebesar
Rp.4.800.000.000,- PADAHAL PESANAN TERSEBUT TELAH
DISETUJUI SEHINGGA MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI
PEMOHON KASASI, alasan gagalnya Termohon Kasasi memenuhi
kewajibannya BERDASARKAN Perjanjian Kerjasama. Bahwa dengan
tidak disetujuinya pesanan tersebut, maka
kewajiban Termohon Kasasi untuk melakukan Pembayaran atas Purchase
order tersebut tidak jatuh tempo kepada Pemohon Kasasi pada hari
Seninnya, atau pada tanggaI 25 Juni 2012.
1.d. Bahwa TERMOHON SENDIRI, BELUM MELAKUKAN
PENYETORAN ATAUPUN PEMBAYARAN pada jumlah sebesar
Rp2.595.000.000,00 (dua miliar lima ratus sembilan puluh lima juta
Rupiah) untuk Purchase Order NO.PO/PJI-AK/VI/2012/00000027tanggal
20 Juni 2012, dan juga tidak melakukan pembayaran sebesar
Hal. 21dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
22/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Rp.3.025.000.000,00 (tiga miliar dua puluh lima juta
Rupiah) terhadap Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000027
tanggal 21 Juni 2012, SEHINGGA BAGAIMANA MUNGKIN
TERMOHON KASASI MENYATAKAN MEMILlKI PIUTANG
SEBESAR Rp.5.620.000.000,00 (Rp 2.595.000.000,00 +
Rp3.025.000.000,00) KEPADA PEMOHON KASASI, PADAHAL
TERMOHON KASASI SENDIRI BELUM MELAKUKAN
PEMBAYARAN APAPUN KEPADA PEMOHON KASASI
SEHUBUNGAN DENGAN KEDUA PURCHASE ORDER TERSEBUT
DI ATAS?
1.e. Bahwa sangat disayangkan ketidaktepatan pemahaman Majelis hakim
terhadap pengertian Pasal 1458 KUH.Perdata yang digunakannya sebagai
dasar pertimbangan untuk memenuhi persyaratan dari "jatuh tempo dandapat ditagih" dalam putusannya tersebut.
1.f. Bahwa Pasal 1458 KUH.Perdata mengatur sebagai berikut:
"Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pibak, seketika
setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan
tersebut dan harganya, meskipun benda tersebut belum diserahkan,
maupun harganya belum dibayar."
Tentunya Pasal tersebut lahir dari pengertian jual beli yang diatur dalam
Pasal 1457 KUH.Perdata yang menyatakan sebagai berikut:
"Jual Beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan
pihak yang lain untuk membayar harga yang telan dijanjikan";
l.g. Bahwa sangat jelas dari Pasal 1457 KUH.Perdata, bila dihubungkan
dengan gagalnya Termohon Kasasi dalam memenuhi kewajibannya
berdasarkan Perjanjian Kerjasama, DAN SECARA KHUSUS TIDAK
DIBAYARNYA PURCHASE ORDER No. PO/PJI-AKN/2012/00000026
tanggal 9 Mei 2012 sebagai dasar dari penolakan Pemohon Kasasi
terhadap kedua Purchase Order yang diajukan oleh Termohon Kasasi
tersebut, maka dengan ditolaknya Purchase Order dari Termohon Kasasi
tersebut, membuktikan bahwa Pemohon Kasasi tidak mengikatkan diri
untuk menyerahkan kartu-kartu pesanan dari kedua Purchase Order dari
Termohon Kasasi tersebut, SEHINGGA DENGAN BEGITU PULA
KEWAJIBAN DARI TERMOHON KASASI UNTUK MELAKUKAN
22
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
23/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PEMBAYARAN TERHADAP HARGA BARANG YANG DIPESAN
TERSEBUT JUGA TIDAK MENJADI JATUH TEMPO DAN DAPAT
DITAGIH.
1.h. Bahwa fakta tersebut di atas sangat berbeda dengan contoh kasus PT.
Modern Land dalam putusan No. 07/Pailit/1998/PN.Niaga/ Jkt.Pst yang
diajukan oleh Ahli Yan Apul, SH. yang dicantumkan dalam halaman 24
dari putusan No. 48/PAILlT/2012/PN.Niaga. Jkt.Pst, dimana dalam kasus
tersebut kedua Pemohon Pailit, Drs. Husein Sani telah membayar/
mengangsur cicilan dari unit apartemen yang dibelinya tersebut sebesar
Rp 30.300.547,00 dan juga Subekti telah membayar/mengangsur sebesar
Rp63.807.934,00 dan dasar dari diajukannya permohonan pailit adalah
karena Modern Land berdasarkan surat tertanggal 24 Juli 1998 telah
memberitahukan kepada Para Pemohon bahwa Pemohon Tidak dapatmelanjutkan pembangunan satuan rumah susun tersebut.
Bila perkara Modernland tersebut dihubungkan dengan perkara a quo,
maka jelas sangat berbeda dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Bahwa dasar dari tindakan tidak menyetujui Purchase Order yang
diajukan oleh Termohon Kasasi adalah atas kegagalan Termohon
Kasasi dalam memenuhi Prestasinya sesuai dengan yang telah
disepakati dalam Perjanjian Kerjasama.
2. Bahwa ketentuan tentang diperlukannya tindakan persetujuan
(approval) oleh Pemohon Kasasi secara tegas telah dinyatakan dalam
Surat No. 032/MK.01/SL.06/III/2012 tanggal 27 Maret 2012 yang
juga menjadi dasar acuan dari Termohon Kasasi.
3. Bahwa terhadap kedua Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/
2012/00000027 dan No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000028 tersebut
Termohon Kasasi belum melakukan pembayaran apapun kepada
Pemohon Kasasi.
Sehingga sangat jelas bahwa tindakan dari Pemohon Kasasi yang tidak
memberikan persetujuan terhadap Kedua Purchase Order yang diajukan
oleh Termohon Kasasi bukanlah tindakan yang bersifat sepihak, akan
tetapi tindakan sebagai konsekuensi pelanggaran Perjanjian Kerjasama
yang berlaku sebagai undang-undang yang mengikat Pemohon Kasasi dan
Termohon Kasasi, yaitu:
Hal. 23dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
24/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1) GAGALNYA TERMOHON KASASI UNTUK MELAKUKAN
PENJUALAN SEBESAR 10 JUTA KARTU PERDANA DAN 120
JUTA VOUCER ISI ULANG DALAM SETAHUN ATAU HINGGA
JUNI 2012.
2) GAGALNYA TERMOHON KASASI MEMBANGUN
KOMUNITAS PRIMA DENGAN JUMLAH ANGGOTA 10 JUTA
DALAM SETAHUN PERJANJIAN ATAU HINGGA JUNI 2012.
3) GAGALNYA TERMOHON KASASI MENJUAL PRODUK
TELKOMSEL TERSEBUT HANYA DI KOMUNITAS PRIMA,
KARENA TERNYATA MENJUAL DI LUAR KOMUNITAS
PRIMA.
4) GAGALNYA TERMOHON KASASI MEMBAYAR PURCHASE
ORDER No. PO/PJI-AK/V/2012/00000026 tangal 9 Mei 2012 YANGMENGAKIBATKAN KERUGIAN BAGI PEMOHON KASASI.
1.i. Bahwa sangat disayangkan Majelis Hakim Niaga tidak secara benar dan
jujur dalam memahami dan mengutip poin-poin penjelasan dari Ahli, Dr.
Johanes Johansyah,SH.MH, yang dalam halaman 60 pertimbangan
hukumnya dinyatakan sebagai berikut:
"Dan dengan dikuatkan keterangan Ahli pihak pemohon yaitu: Dr.
Johanes Djohansyah, SH.MH., yang berpendapat sesuai dengan
perjanjian Termohon Pailit telah sepakat untuk menyerahkan barang
berupa voucer kartu perdana dan voucer kepada Pemohon Pailit, dimana
harga dan jenis barangnya telah disepakati".
1.j. Bahwa TIDAK BENAR Dr. Johanes Djohansyah, SH.MH menyatakan
seperti yang dikutip oleh Majelis Hakim Niaga tersebut . Ahli Dr. Johanes
Djohansyah, SH.MH. tidak pernah menyatakan Pemohon Kasasi telah
sepakat untuk menyerahkan barang berupa voucer kartu perdana dan
voucer kepada Pemohon Pailit, dimana harga dan jenis barangnya telah
disepakati. Sebaliknya dalam bagian dari pemberian keahliannya yang
dikutip dalam halaman 30, antara lain Ahli
tersebut menyatakan sebagai berikut:
"Bahwa perjanjian kerjasama selama 2 tahun jangka waktunya dimana
para pihak sepakat untuk mendistribusikan produk dari salah satu pihak
dalam perjanjian ini diatur secara tegas bahwa pendistribusian itu tidak
langsung, tetapi bertahap sesuai dengan permintaan sesuai dengan
24
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
25/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
evaluasi atau penilaian dari pihak lain diatur juga ketentuan bahwa jika
salah satu menyatakan pembeli melanggar selama dalam melaksanakan
perjanjian atau ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian karena
pihak penjual mempunyai kewenangan untuk membatasi, mengurangi
atau bahkan memberhentikan, ketika si pembeli mengajukan pesanan
tetapi kemudian penjual menghentikan pasokan itu dengan alasan
penghentian sementara atau tindakan dari penjualan itu yang tidak
memberhentikan sementara permintaan dari pembeli menurut ahli
dia melakukan kewenangan dan memberikan perjanjian atau
tidak";
Ahli Dr. Johanes Djohansyah, SH.MH justru dalam pendapatnya
memberikan dasar hukum bagi Pemohon Kasasi, untuk melakukan
penolakan kedua Purchase Order yang diajukan Termohon Kasasi dalamhal pembeli melakukan pelanggaran, seperti yang dijelaskan tersebut di
atas. Sehingga sangat patut
dipertanyakan kemandirian dan kejujuran dari Majelis Hakim Niaga
dalam Putusan No. 48/Pailit/2012/PN.Niaga.JKT.PST dalam memeriksa
dan memutuskan perkara a quo.
1.k. Bahwa sangat tidak beralasan dan tendensius pertimbangan hukum dari
Majelis Hakim Niaga yang menyatakan bahwa dasar dari jatuh temponya
utang dari Termohon Kasasi kepada Pemohon Kasasi, adalah akibat dari
Surat Peringatan Pertama dan Terakhir (somasi) No. 22/P/KC/VI/2012
tanggal 28 Juni2012 yang diajukan oleh Kuasa Hukum Termohon Kasasi
kepada Pemohon Kasasi. Bahwa, dapat saja peringatan tersebut diajukan
oleh Termohon Kasasi, akan tetapi secara tegas, tidak menjadi dasar
hukum untuk secara otomatis menyatakan Termohon Kasasi bersalah
ataupun melakukan tindakan sepihak, karena dasar dari penolakan
Pemohon Kasasi terhadap kedua Purchase Order tersebut adalah karena
Termohon Kasasi telah gagal dalam melaksanakan (wanprestasi) terhadap
Perjanjian Kerjasama seperti yang telah diuraikan di atas.
1.l. Bahwa kedudukan dan fungsi hakim berdasarkan UU. Kekuasaan
Kehakiman No. 48 Tahun 2009 adalah memeriksa dan memutuskan dalam
hal terjadinya sengketa, sehingga sangat bertentangan dengan sikap
Majelis Hakim Niaga dalam kasus ini yang cenderung hanya mendukung
Hal. 25dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
26/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dan menguatkan maksud
dari Termohon Kasasi semata, dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Sama sekali tidak memeriksa dan
mempertimbangkan fakta-fakta dari kegagalan Termohon Kasasi
dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerjasama
yang diajukan dalam jawaban Pemohon Kasasi/ Termohon Pailit yang
dicantumkan dalam halaman 12 angka 11 dari Putusan No. 48/
PAlLIT/2012/PN.Niaga.Jkt. Pst. PADAHAL fakta-fakta kegagalan
(wanprestasi) yang dilakukan oleh Termohon Kasasi tersebutlah yang
menjadi dasar dari Pemohon Kasasi untuk menolak Purchase Order
bulan Juni 2012 yang diajukan oleh Termohon Kasasi.
2. Majelis Hakim Pengadilan Niaga hanya mengutip poin-poin dari
kesaksian kedua Saksi Fakta di bawah sumpah, Rudi HartonoKurniawan dan Herdin Hasibuan, yang menguntungkan bagi
Termohon Kasasi, padahal jelas-jelas kedua Saksi tersebut pada
intinya juga menyatakan bahwa Termohon Kasasi terikat untuk harus
melakukan penjualan sebesar 120.000.000 voucer isi ulang dalam
setiap tahunnya dan juga 10.000.000 perdana kartu setiap tahunnya,
dimana Termohon Kasasi jelas-jelas dinyatakan oleh kedua saksi fakta
di bawah sumpah tersebut telah gagaI dalam memenuhinya, dan
Termohon Kasasi sendiri tidak menyatakan pengingkaran terhadap
fakta tersebut.
3. Majelis Hakim Pengadilan Niaga juga hanya mengambil poin-poin
dari pemberian pendapat Ahli untuk hal yang menguntungkan
Termohon Kasasi.
4. Majelis Hakim Pengadilan Niaga memutarbalikkan Pendapat Dr.
Johanes Djohansyah, SH.MH dan juga tidak mengutip maksud dari
pendapat Ahli Yan Apul SH, secara tepat.
Sehingga berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sangat layak kiranya
dipertanyakan pengetahuan dan kemandirian dari Majelis Hakim Niaga
dalam memeriksa memutuskan perkara a quo, sehingga atas pertimbangan
hakim yang tidak berdasar dan tidak adil tersebut di atas, mohon kiranya
Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung yang terhormat untuk secara
tegas
membatalkan putusan Hakim tersebut.
26
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
27/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2. Dengan menerima jumlah tagihan yang diajukan oleh Termohon
Kasasi/Pemohon Pailit Sebesar Rp.5.260.000.000,00 (lima milyar dua ratus
enam puluh juta Rupiah) sebagai tagihan yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih membuktikan ketidakpahaman ataupun kesalahan Majelis Hakim dalam
memahami wanprestasi dan akibat dari wanprestasi.
2.a. Bahwa secara tegas dan jelas, Pemohon Kasasi telah membukti-kan
bahwa dasar dari penolakan terhadap kedua Purchase Order No. PO/PJI-
AK/VI/2012/00000027 dan Purchase Order No. PO/PJI-AK/
VI/2012/00000028 adalah hak yang dimilikinya berdasarkan Pasal 6.4
dari Perjanjian Kerjasama, atas fakta
gagalnya Termohon Kasasi memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus
dipenuhinya berdasarkan Perjanjian Kerjasama tersebut. SEHINGGA
SECARA HUKUM SAMA SEKALI TIDAK ADA ALASAN BAGIMAJELlS HAKIM PENGADILAN NIAGA UNTUK MENYATAKAN
PEMOHON KASASI TELAH WANPRESTASI.
2.b. Bahwa pengertian wanprestasi diatur dalam Pasal 1234 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan
sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, dan
pelanggaran terhadap perikatan tersebut akan mengakibatkan pihak yang
wanprestasi berkewajiban memberi ganti biaya, rugi dan bunga seperti
yang diatur dalam
Pasal1236 dan Pasal 1239 KUH.Perdata.
2.c. Profesor Subekti,SH dalam bukunya berjudul "Hukum Perjanjian" terbitan
PT. Intermasa 2005 berpendapat bahwa ganti rugi sebagai akibat dari
wanprestasi, hanya meliputi kerugian yang dapat diduga dan yang
merupakan akibat langsung dari wanprestasi.
2.d. Bahwa berdasarkan pasal 1246 KUH.Perdata pada intinya mengatur
bahwa biaya, rugi dan bunga yang oleh si berpiutang boleh dituntut akan
penggantiannya, terdirilah pada umumnya atas rugi yang dideritanya dan
untung yang sedianya harus dapat dinikmatinya.
Jelas berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas membuktikan bahwa
Pemohon Kasasi TIDAK MELAKUKAN tindakan Wanprestasi terhadap
Termohon Kasasi. Akan tetapi, andaipun misalnya Pemohon Kasasi
dinyatakan wanprestasi (Quod Non) sebagai akibat penolakan kedua
Purchase Order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000027 dan Purchase Order
Hal. 27dari 42hal.Put.No. 704 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
28/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000028,
maka seperti pendapat dari Prof. Subekti tidak mengakibatkan Termohon
Kasasi secara otomatis dapat mengklaim bahwa harga barang yang telah
disetujui, yaitu sebesar Rp5.260.000.000,00 (lima miliar dua ratus enam
puluh juta Rupiah) menjadi jumlah nilai piutangnya seperti yang diajukan
oleh Termohon Kasasi sebagai dasar Pengajuan Permohonan Pernyataan
Pailit yang diajukannya, padahal JELAS-JELAS TERMOHON KASASI
BELUM MELAKUKAN PEMBAYARAN Rp 5.260.000.000,00
KEPADA PEMOHON KASASI KARENA PEMOHON KASASI
FAKTANYA TIDAK MENYETUJUI KEDUA PURCHASE ORDER
TERSEBUT AKIBAT DARI WANPRESTASI YANG DILAKUKAN
OLEH TERMOHON KASASI SEBELUMNYA.
2.e. Jadi bagaimana mungkin Majelis Hakim Pengadilan Niaga Putusan No.48/PAILlT/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst dengan begitu saja menyatakan bahwa
jumlah Rp5.260.000.000,- tersebut merupakan tagihan dari Termohon
Kasasi yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih?? Jelas-jelas Majelis
Hakim Pengadilan Niaga Putusan No. 48/PAILlT/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst
telah melanggar Pasal 1236 KUH.Perdata, Pasal 1239 KUH.Perdata dan
Pasal 1243 KUH. Perdata. Sehingga berdasarkan keadilan dan kepastian
hukum, maka sangat berdasar kiranya pertimbangan Majelis Hakim
Pengadilan Niaga yang menyatakan bahwa Rp5.260.000.000,00
merupakan jumlah piutang Pemohon Kasasi yang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih, secara tegas ditolak dan dibatalkan.
3. Sangat Meresahkan Keadilan atas Tindakan Kesewenang-wenangan Majelis
Hakim Pengadilan Niaga putusan No. 48/PAILlT/2012/ PN.Niaga.Jkt.Pst. Yang
Cenderung Tidak Mandiri Dalam Memeriksa dan Memutuskan Perkara a guo.
3.a. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 62, Majelis Hakim
Pengadilan Niaga menyatakan sebagai berikut:
"Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti PP-6, diketahui bahwa berkaitan
mekanisme pengajuan dan pengambilan alokasi, diantara Pemohon Pailit
dan Termohon Pailit, berlaku hal-hal sebagai berikut:
Bahwa Termohon mengajukan Purchase Order (PO) dilakukan
selambat-lambatnya pada hari Rabu maksimal pukul 10.00 Wib;
Purchase Order yang dikirim selanjutnya akan dilakuan proses
approval, PT. Prima Jaya informatika dapat melakukan pembayaran
28
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
-
7/26/2019 Putusan Perdata Khusus
29/42
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
setelah mendapat informasi bahwa PO yang diajukan sudah di-
approval;
Pembayaran atas PO tersebut dilakukan pada hari Senin paling
lambat pukul 12.00 WIB dan,
Pengambilan barang dilakukan maksimal 2 (dua) hari setelah
pembayaran PO";
3.b. Lalu tanpa memeriksa alasan-alasan apapun, Majelis Hakim Pengadilan
Niaga dengan begitu saja menyatakan bahwa tanggal 25 Juni 2012
sebagai dasar dari jatuh temponya kewajiban dari Pemohon Kasasi
terhadap Termohon Kasasi yang jumlahnya sebesar Rp5.260.000.000,-
PADAHAL jelas-jelas seperti
kutipan yang menjadi dasar pertimbangan tersebut di atas, bahwa
pengajuan kedua Purchas