jurnal dita violita 2010.04.0.0025

12
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Dita Violita ABSTRAK: Semakin berkembangnya teknologi di masyarakat berdampak pada perubahan pola gaya hidup yang menjadi serba mudah sehingga kurang aktivitas fisik dan kebiasaan menkonsumsi makanan cepat saji memungkinkan timbulnya berbagai penyakit termasuk penyakit kardiovaskuler. Salah satu faktor penyebabnya adalah hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida >150 mg/dL dalam darah. Diduga bahwa ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) dapat menurunkan kadar trigliserida darah. Ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) adalah ekstrak yang diperoleh melalui proses ekstraksi rimpang jahe dengan menggunakan etanol 96%. Salah satu kandungan yang terdapat dalam jahe (Zingiber officinale) adalah gingerol. Gingerol memiliki efek antioksidan, menghambat absorbsi kolesterol dan trigliserida, serta meningkatkan hidrolisis atau penguraian trigliserida melalui peningkatan enzim lipoprotein lipase sehingga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) dengan dosis 500 mg/ kgBB/ hari terhadap penurunan kadar trigliserida serum Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan metode posttest only control group design dan menggunakan tikus sebanyak 21 ekor yang diberi diet tinggi lemak dan PTU selama 14 hari. Kemudian tikus dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (larutan Na-CMC 0,5%), kelompok kontrol positif (simvastatin dan larutan Na-CMC 0,5%) dan kelompok perlakuan (ekstrak jahe dan larutan Na-CMC 0,5%) yang diberikan selama 14 hari. Pemeriksaan kadar trigliserida serum dilakukan pada hari ke-15 setelah perlakuan. Penelitian dilakukan pengujian statistika dengan menggunakan analisis Anova One Way. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang jahe dengan dosis 500 mg/ kgBB/ hari selama 14 hari tidak dapat menurunkan kadar trigliserida serum tikus secara bermakna (p>0,05). Kata kunci: hipertrigliseridemia, Zingiber officinale, gingerol. 1

Upload: ditaviolita

Post on 26-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pengaruh ekstrak jahe

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

Dita Violita

ABSTRAK: Semakin berkembangnya teknologi di masyarakat berdampak pada perubahan pola gaya hidup yang menjadi serba mudah sehingga kurang aktivitas fisik dan kebiasaan menkonsumsi makanan cepat saji memungkinkan timbulnya berbagai penyakit termasuk penyakit kardiovaskuler. Salah satu faktor penyebabnya adalah hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida >150 mg/dL dalam darah. Diduga bahwa ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) dapat menurunkan kadar trigliserida darah. Ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) adalah ekstrak yang diperoleh melalui proses ekstraksi rimpang jahe dengan menggunakan etanol 96%. Salah satu kandungan yang terdapat dalam jahe (Zingiber officinale) adalah gingerol. Gingerol memiliki efek antioksidan, menghambat absorbsi kolesterol dan trigliserida, serta meningkatkan hidrolisis atau penguraian trigliserida melalui peningkatan enzim lipoprotein lipase sehingga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) dengan dosis 500 mg/ kgBB/ hari terhadap penurunan kadar trigliserida serum Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan metode posttest only control group design dan menggunakan tikus sebanyak 21 ekor yang diberi diet tinggi lemak dan PTU selama 14 hari. Kemudian tikus dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (larutan Na-CMC 0,5%), kelompok kontrol positif (simvastatin dan larutan Na-CMC 0,5%) dan kelompok perlakuan (ekstrak jahe dan larutan Na-CMC 0,5%) yang diberikan selama 14 hari. Pemeriksaan kadar trigliserida serum dilakukan pada hari ke-15 setelah perlakuan. Penelitian dilakukan pengujian statistika dengan menggunakan analisis Anova One Way. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang jahe dengan dosis 500 mg/ kgBB/ hari selama 14 hari tidak dapat menurunkan kadar trigliserida serum tikus secara bermakna (p>0,05).Kata kunci: hipertrigliseridemia, Zingiber officinale, gingerol.Korespondensi: Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah, Jl. Gadung No 1 Surabaya 60244

ABSTRACT: The continued development of technology in society have an impact on changes in lifestyle patterns that are easy to become less physical activity and fast food consuming habits allows a variety of diseases including cardiovascular disease. One contributing factor is hypertriglyceridemia. Hypertriglyceridemia is a condition characterized by elevated triglyceride levels > 150 mg/dL in the blood. It was alleged that extracts of ginger rhizome (Zingiber officinale) can lower blood triglyceride levels. Extracts of ginger (Zingiber officinale) is an extract obtained by extraction of ginger rhizome using 96% ethanol. One of the content contained in ginger (Zingiber officinale) is gingerol. Gingerol have antioxidant effects, inhibits the absorption of cholesterol and triglycerides, and to increase hydrolysis or decomposition of triglycerides through increased lipoprotein lipase enzyme that can lower triglyceride levels in the blood. The purpose of this study was to investigate the effect of ginger rhizome (Zingiber officinale) extract at a dose of 500 mg /kg/ day to decrease serum triglyceride levels in Wistar male rats (Rattus norvegicus) are given with high-fat diet. This study used a posttest only control group design and using rats as much as 21 are given a high-fat diet and PTU for 14 days. Then the rats were divided into three groups, namely the negative control group (solution of 0,5% Na-CMC), the positive control group (simvastatin and a solution of 0.5% Na-CMC) and the treatment group (extracts of ginger and a solution of 0,5% Na-CMC) given for 14 days. Examination of serum triglyceride levels on day 15 after treatment. The results of testing conducted statistical tests using One Way Anova analysis. From the results of this study showed that administration of ginger rhizome extract at a dose of 500 mg/ kg/ day for 14 days can not decrease serum triglyceride levels significantly (p>0,05).

Keywords: hypertriglyceridemia, Zingiber officinale, gingerol. Correspondence: Dapartment of Clinical Pathology, Faculty of Medicine Hang Tuah University, Jl. Gadung No 1 Surabaya 60244

6

PENDAHULUAN

Angka kejadian penyakit kardiovaskuler di dunia terus meningkat setiap tahunnya dan menjadikan penyakit jantung koroner (PJK) sebagai penyebab utama peningkatan ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2002 mencatat lebih dari 11,7 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia, dan pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 11 juta orang (Kurniati, 2008). Oklusi aterosklerotik merupakan penyebab tersering dari penyakit jantung koroner (PJK). Aterosklerosis sendiri adalah penebalan dan pengerasan dinding arteri yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol (Uneputty, YamLean dan Kojong, 2013). Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner (PJK) antara lain: kebiasaan merokok, kurang olahraga, kegemukan, penyakit diabetes yang tidak terkontrol, hipertensi dan dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid, dapat berupa peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Contoh dari keadaan dislipidemia adalah hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida >150 mg/dL (Haryanto, 2012). Penelitian terhadap ratusan penderita hipertrigliseridemia selama 10 tahun menunjukkan bahwa peningkatan trigliserida sebanyak 1 mmol/L akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler termasuk PJK hingga 32% pada pria dan 76% pada wanita (Baiduri, 2011). Menurunkan kadar trigliserida yang tinggi adalah salah satu langkah perawatan kesehatan guna mencegah penyakit jantung (Uneputty, YamLean dan Kojong, 2013). Terapinya terutama dari pola makan, dengan pembatasan lemak total, menghindari alkohol dan estrogen eksogen, penurunan berat badan, olahraga maupun menggunakan obat-obatan penurun kadar trigliserida (Katzung, 2010). Namun harga obat-obatan untuk menurunkan kadar trigliserida yang mahal, menyebabkan tidak semua orang dapat menjangkaunya. Salah satu alternatif dalam menangani masalah ini adalah dengan menggunakan obat-obat tradisional. Penggunaan obat dengan bahan alami untuk mengatasi masalah kesehatan baik untuk pencegahan maupun penyembuhan suatu penyakit cenderungmeningkat di negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain lebih murah, diyakini bahwa obat-obat alamiah tidak memiliki efek samping, berbeda dengan obat-obat kimiawi (Hariana, 2006). Pengetahuan tentang tanaman obat ini merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengalaman yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi terdahulu kepada generasi berikutnya sampai saat ini (Panjaitan, Saragih dan Purba, 2012).Salah satu tumbuhan berkhasiat obat yang mudah didapat dan cukup terjangkau oleh semua kalangan masyarakat adalah jahe. Selain fungsinya sebagai bumbu masak karena memiliki rasa pahit dan pedas yang khas, maupun penggunaannya dalam industri farmasi dan kosmetik, jahe juga dipakai dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner (PJK). Rimpang jahe sudah digunakan sebagai obat secara turun temurun karena mengandung volatile (minyak atsiri) dan non volatile (oleoresin). Hal ini membuat rimpang jahe memiliki fungsi yang beragam yaitu sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi, mencegah depresi, impotensi dan memperbaiki profil lemak (Hapsoh dan Elisa, 2010). Ekstrak jahe juga mempunyai sifat antioksidan, karena dapat menangkap anion superoksida dan radikal hidroksil. Gingerol, yang merupakan salah satu komponen dari oleoresin rimpang jahe diduga berperan sebagai antioksidan dan dapat memperbaiki profil lemak termasuk kadar trigliserida sehingga protektif terhadap aterosklerosis. Peneliti ingin meneliti tingkat efektifitas zat ini dalam menurunkan kadar trigliserida serum pada hewan coba yaitu Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvergicus) sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi kalangan medis dan masyarakat untuk menindaklanjuti alternatif penggunaan jahe dalam menurunkan kadar trigliserida.

METODE PENELITIANPopulasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan SampelPenelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis penelitian Posttest Only Control Group Design. Populasi hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar dewasa. Sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan Rattus norvegicus berumur 2-3 bulan, sehat, dengan berat badan antara 130-150 gram. Pada awal adaptasi tikus diberi diet standar serta penyesuaian terhadap lingkungan selama 8 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian diet tinggi lemak dan PTU untuk meningkatkan kadar trigliserida serum. Kemudian tikus dibagi menjadi 3 kelompok secara random dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Randomized Completely Design (RCD), dimana masing-masing kelompok memiliki sampel berjumlah 7 ekor tikus Rattus norvegicus sehingga total sampel yang digunakan adalah 21 ekor. 3 kelompok tersebut adalah: 1) kelompok negatif (K1), tikus hanya diberikan makan standar dan larutan Na-CMC 0,5% yang diberikan setiap hari selama 14 hari perlakuan; 2) kelompok positif (K2), tikus diberikan makan standar dan pemberian larutan simvastatin dan larutan Na-CMC 0,5% per sonde (intragastric) dengan dosis 1 mL/100 gram BB tikus yang diberikan setiap hari selama 14 hari perlakuan; 3) kelompok perlakuan (K3), tikus diberikan makan standar dengan pemberian ekstrak jahe 500 mg/kgBB tikus yang disuspensikan dengan Na-CMC 0,5% per sonde (intragastric) sebanyak 1 mL/100 gram BB tikus yang diberikan setiap hari selama 14 hari perlakuan.Pembuatan Larutan PropiltiourasilPembuatan larutan PTU dengan cara melarutkan 1,5 tablet PTU @100 mg pada larutan aquades 1500 mL.Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang JaheSimplisa kering rimpang jahe digiling, kemudian diayak dengan pengayak 4/18 yang akan menghasilkan serbuk rimpang jahe. Ditimbang serbuk rimpang jahe sebanyak 300 g, kemudian direndam dengan etanol 96 % sampai batas 1- 2 cm di atas permukaan serbuk. Setelah itu didiamkan selama 24 jam lalu ditampung dengan cara disaring. Penyarian dilakukan sampai diperoleh filtrat yang hampir bening (jernih), setelah itu perkolat yang didapat diuapkan di alat votari evaporator pada tekanan rendah, suhu tidak lebih dari 50 C sehingga didapat ekstrak kental, lalu dihitung rendemennya.Pembuatan Suspensi Ekstrak Rimpang Jahe 500 mg ekstrak rimpang jahe disuspensikan dengan larutan Na-CMC 0,5% dan diberikan dengan volum 1 mL/100 grBB tikus.Pembuatan Larutan SimvastatinDalam menentukan dosis simvastatin yang akan diberikan pada hewan, digunakan perhitungan yang telah dikonversikan pada dosis yang biasa digunakan oleh manusia. Dosis maksimal simvastatin pada manusia adalah 40 mg/hari (1 tablet = 10 mg), dosis rata-rata yang digunakan adalah 5-10 mg. Dosis yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 mg. Konversi dosis dari manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus 200 gram adalah 0,018. Diperoleh dosis untuk tikus yaitu 0,9 mg/kg berat badan tikus dan dilarutkan dalam suspensi Na-CMC 0,5%. Di sondekan secara intragastric dengan volum 1 mL / 100gramBB tikus.Pembuatan Larutan Na-CMCPembuatan larutan Na-CMC dengan cara melarutkan 0,5 gram Na-CMC dalam 100 mL aquades.Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah berasal dari jantung tikus. Sebelumnya, dilakukan anastesi terlebih dahulu menggunakan larutan ketamin hidroklorida dengan dosis 0,75 mL untuk setiap tikus. Kemudian darah tikus diambil sebanyak 1,5 mL dengan menggunakan spuit 3 cc dan jarum 22 gauge untuk pemeriksaan kadar trigliserida serum. Pemeriksaan kadar trigliserida serum menggunakan Enzimatik Kolorimetrik Test Versi 2 Cobas Integra 400.Cara Analisis Data Data akan diolah menggunakan komputer dengan perangkat lunak SPSS. Sebelum data dianalisis dengan metode parametrik atau non parametrik, dilakukan analisa deskriptif terlebih dahulu untuk mengetahui rerata, kemudian dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk (alfa=5%) dan uji variasi homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka data akan dianalisa dengan uji statistika parametrik yaitu Anova One Way karena terdapat 3 kelompok penelitian (kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok perlakuan). Jika data tidak berdistribusi normal maka data akan dianalisa dengan uji Kruskal Wallice.HASIL PENELITIANBerdasarkan rumus perhitungan besar sampel, jumlah tikus untuk setiap kelompok adalah 6 ekor tikus. Tetapi untuk mengantisipasi hilangnya unit eksperimen, maka dilakukan koreksi sehingga jumlah tikus pada masing-masing kelompok adalah 7 ekor tikus Rattus norvegicus.Selama penelitian berlangsung, terdapat 3 ekor tikus Rattus norvegicus yang mati yaitu 1 ekor tikus setiap kelompoknya. Jadi total sampel yang dianalisis adalah 18 ekor tikus Rattus Norvegicus dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Setelah keadaan tinggi lemak selama 14 hari, tikus diberi perlakuan yaitu dengan pemberian ekstrak jahe selama 14 hari. Pada hari ke-15 dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar trigliserida serum tikus pada ketiga kelompok (kelompok kontrol negatif, positif dan perlakuan). Kemudian data hasil pemeriksaan akan dianalisis.

Tabel 1 Hasil pemeriksaan kadar trigliserida serum sampel darah tikusKelompokNoKadar Trigliserida (mg/dL)

Kontrol positif (+)194

2154

355

4101

5117

6130

Kontrol negatif (-)1118

2116

388

4111

575

6169

Perlakuan1134

262

359

4138

5162

6115

Dilakukan analisis deskriptif terhadap data masing-masing kelompok dengan hasil sebagai berikut:Tabel 2 Hasil analisis deskriptifNilaiKelompok

Positif (+)Negatif (-)Perlakuan

Mean109113112

Median109114125

Std. Deviation343242

Minimum557559

Maximum154169162

Hasil analisis deskriptif menunjukan perbandingan rata-rata (mean) untuk setiap kelompok, dimana hasil rata-rata kadar trigliserida serum tikus yang diberi simvastatin (mean kelompok kontrol positif = 109) dan yang diberi ekstrak rimpang jahe (mean kelompok perlakuan = 112) lebih rendah daripada hasil rerata kadar trigliserida serum tikus yang hanya diberi diet pakan standar (mean kelompok kontrol negatif = 113). Selanjutnya data hasil penelitian diolah dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis Anova One Way.Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Karena sampel < 50, maka uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk. Diperoleh nilai signifikansi p = 0,650 maka p>0.05 sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

Gambar 1 Grafik normalitas Q-Q plotUntuk melihat data homogen atau tidak, maka dilakukan uji variasi homogenitas (Levene Statistic). Diperoleh nilai signifikansi p = 0,566 maka p > 0,05 sehingga variasi data homogen.Karena data berdistribusi normal dan kelompok sampel > 2 sampel, maka pengukuran uji hipotesis yang digunakan adalah Anova One Way. Analisis ini berfungsi untuk melihat ada atau tidak adanya perbedaan kadar trigliserida serum tikus pada ketiga kelompok. Diperoleh nilai signifikansi p = 0,978 maka p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan rerata trigliserida serum tikus pada ketiga kelompok.

PEMBAHASANPada awal penelitian ini dilakukan adaptasi dengan pakan (pellet) standar selama 8 hari, kemudian pada hari ke-9 diberi pakan tinggi lemak dan pemberian PTU 0,01% selama 14 hari, yang bertujuan untuk meningkatkan kadar trigliserida serum pada tikus. Peranan PTU utamanya adalah untuk mencegah sintesis hormon dengan menghambat reaksi yang dikatalisis-peroksidase tiroid sehingga menghambat organifikasi iodin. Propiltiourasil akan menimbulkan keadaan hipotiroid yang dihubungkan dengan peningkatan level trigliserida akibat penurunan metabolisme lipid dan penurunan aktivitas enzim lipase hepar (Celik I, Turkoglu V dan Esref Y, 1999).Setelah keadaan tinggi lemak, pemberian pakan tinggi lemak dan PTU 0,01% dihentikan, kemudian dilakukan pengambilan secara random (acak) dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (larutan Na-CMC 0,5%), kontrol positif (simvastatin dan Na-CMC 0,5%) dan perlakuan (ekstrak jahe dan Na-CMC 0,5%). Na-CMC adalah zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis. CMC mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat reversible. Na-CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas. Partikel-partikel akan terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Adapun 4 sifat fungsional Na-CMC yaitu untuk pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi (Setyawan, 2007).Kontrol negatif dilakukan dengan pemberian pakan standar (biasa) dan pemberian larutan Na-CMC (Natrium Carboxymethyl Cellulose) 0,5% secara intragastric yang diberi pada pagi hari untuk mencegah perut tikus menjadi kembung selama 14 hari.Pada kelompok positif diberikan obat simvastatin yang merupakan golongan HMG-KoA reduktase inhibitor yang dapat memicu peningkatan jumlah reseptor LDL-berafinitas tinggi sehingga meningkatkan laju metabolik fraksional LDL dan ekstraksi prekursor LDL (sisa VLDL) oleh hati dan darah yang dapat menurunkan LDL serta disebutkan pula bahwa terjadi penurunan sedang kadar trigliserida plasma (Katzung, 2010).Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak rimpang jahe dengan dosis 500 mg/kgBB tikus dan Na-CMC 0,5% diberikan secara intragastric selama 14 hari. Jahe secara umum mengandung minyak atsiri, oleoresin dan pati (Lestari, 2006). Minyak atsiri merupakan pemberi aroma yang khas pada jahe, komponen minyak atsiri yaitu zingiberen (C12H24), zingiberol (C15H26O), seskuiterpen (>50%), monoterpen dan monoterpen teroksidasi (Kusumaningati, 2009). Komponen oleoresin yaitu gingerol, gingerdiols, gingerdiones, dihidrogingerdiones, resin, shagaol, paradols, dan zingerone (Ahmad, 2008). Menurut penelitian sebelumnya ekstrak etanol jahe yang dihasilkan secara signifikan menurunkan kolesterol total serum, kolesterol LDL dan trigliserida serta peningkatan kadar kolesterol HDL pada tikus, ekstrak juga menunjukkan sifat antioksidan. Penurunan kadar trigliserida serum diakibatkan karena peningkatan aktivitas enzim lipoprotein lipase yang menyebabkan terjadinya hidrolisis trigliserida. Selain itu juga memiliki peran dalam penurunan absorbsi diet trigliserida dan kolesterol di dalam intestinal dan meningkatkan ekskresi selanjutnya (Saeid, Mohamed and AL-Baddy, 2010). Gingerol yang terkandung di dalam jahe merupakan komponen yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida (Putri, 2011).Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian ekstrak jahe tidak dapat menurunkan kadar trigliserida serum tikus secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena berbagai faktor. Contohnya bila dilihat dari segi jahe yaitu waktu pemberian ekstrak rimpang jahe yang kurang lama atau dosis ekstrak yang perlu ditambah. Dari segi hewan coba misalnya karena faktor genetik tikus yang mempengaruhi kadar trigliserida tikus dan gangguan absorbsi ekstrak oleh tikus. Dari segi manusia, seperti cara pemberian ekstrak secara intragastric yang kurang tepat, cara pengambilan darah tikus yang salah dan adanya kesalahan dalam melakukan prosedur pengukuran kadar trigliserida serum tikus.KESIMPULANPemberian ekstrak rimpang jahe (Zingiber Officinale) secara intragastric selama 14 hari dengan dosis 500 mg/kgBB tikus pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak selama 14 hari terbukti tidak ada perbedaan kadar trigliserida serum antara ketiga kelompok baik kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan.

DAFTAR PUSTAKAAhmad, M 2008, Pengaruh Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale Rubrum) dan Mahkota Dewa (Paleria macrocarpa (Scheff) Boerl) terhadap Penghambatan Proliferasi Sel Leukimia THP-1 secara In Vitro, Skripsi, FATETA IPB, Bogor.Baiduri, Intan 2011, Pengaruh Pemberian Yogurth Kedelai Hitam (Black Soygurth) terhadap Kadar Trigliserida Serum pada Tikus Hipertrigliseridemia, Artikel Penelitian, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.Celik, I, Turkoglu, V, Yegin, E 1999, Effects of Propylthiouracil-Induced Hypothyroidsm on Plasma Lipid Table in Rabbits, Department of Biology, Faculty of Science and Art, Universityof Yuzuncu, Van Turkey.Hapsoh, YH, Elisa, J 2010, Budidaya dan Teknologi Pasca Panen Jahe, USU Press, Medan.Hariana, A 2006, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penebar Swadaya, Jakarta.Haryanto, J 2012, Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Kadar Trigliserida Tikus Wistar Jantan, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Katzung, BG 2010, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi X, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Kurniati, Nia 2008, Analisis Tingkat Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Karyawan PT ITP Citeurep-Bogor tahun 2007, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta.Kusumangingati, RW 2009. Analisis Kandungan Fenol Total Jahe (Zingiber officinale Roscoe) secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.Lestari, WEW 2006, Pengaruh Nisbah Rimpang dengan Pelarut dan Lama Ekstrasi terhadap Mutu Oleoresin Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum), Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.Panjaitan, EN, Saragih, A, Purba, D 2012, Formulasi Gel Dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe). Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, Vol. 1, no.1, pp. 9-20Putri, SI 2011, Pengaruh Penambahan Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale Rosce) terhadap Aktivitas Antioksidan, Total Fenol dan Karakteristik Sensoris pada Telur Asin, Skripsi, Jurusan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Saeid, JM, Mohamed, AB, AL-Baddy, MA 2010, Effect of Aqueous Extract of Ginger (Zingiber officinale) on Blood Biochemistry Parameters of Broiler, International Journal of Poultry Science, vol. 9, no.10, pp. 944-947.Setyawan, Ari 2007, Na-CMC, Artikel, Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.Uneputty, JP, YamLean, PV, Kojong, NS 2013, Potensi Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus), Jurnal Ilmiah Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi: Manado.